4
BELAJAR DARI GAGASAN “PINGGIRAN” Oleh: Tim Kurator Biennale Jogja Equator #5 (Arham Rahman, Akiq AW, dan Penwadee Nophaket Manont)
Tim kurator (ki-ka): Penwadee Nophaket Manont, Akiq AW, dan Arham Rahman Dokumentasi oleh: Fajar Riyanto
Isu pinggiran, di dalam perhelatan seni rupa arus utama semacam Biennale, sama sekali bukanlah hal baru. Ia sering digunakan sebagai bingkai gagasan (kuratorial), atau biasa juga sebagai usaha untuk “taking position”–seperti global south art, misalnya, yang dikonsolidasikan lewat Havana Biennale dan diarahkan untuk mengevaluasi gagasan tentang Seni Global. Meskipun begitu, isu pinggiran tidak selalu berhasil diartikulasikan dan rawan terjebak pada berbagai persoalan: entah direpresentasikan secara eksotik, dibicarakan dengan romantik, atau kalau tidak, kosmopolitanisasi atas isu pinggiran saja. Lalu, jika isu pinggiran diketengahkan dalam perhelatan Biennale Jogja, bagaimana jebakan-jebakan tersebut diatasi? Apa