Profosal yeyep bimtek 2017

Page 1

STRATEGI MENINGKATKAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA PENELITI DALAM MENDUKUNG PENELITIAN DI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN Yeyep Pirdaus Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan RI Jalan Jati No. 1, Pondok Labu Jakarta 12450, Telp/Faks. (021) 7502083 E-mail: boyefart@gmail.com

Abstrak Pengembangan manusia dalam organisasi memberikan kualitas dan kemampuan kerja yang akan berdampak pada peningkatan kinerja organisasi. Minimnya kompetensi SDM Peneliti yang di hadapi Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan (Balitbang Kemhan) saat ini terkait belum optimalnya hasil-hasil penelitian yang dilakukan. Faktor yang mempengaruhi minimnya kompetensi yang dimiliki oleh SDM peneliti antara lain minimnya dukungan pendidikan formal, minimnya sarana dan prasarana, perekrutan pegawai, minimnya motivasi SDM peneliti. Metodologi yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan analisis SWOT serta menggabungkan kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa permasalahan ini berada pada posisi kuadran I (1,19-0,75). Strategi yang harus diambil Balitbang Kemhan adalah yang bersifat mendukung pertumbuhan agresif atau melakukan ekspansi dengan merevisi ulang pembinaan SDM Peneliti Balitbang Kemhan, rekruitmen personil yang sesuai dengan kebutuhan penelitian, mengintensifkan Kerma Instansi Litbang, dan memperbanyak media Publikasi untuk Peneliti. Kata kunci: Kompetensi, SDM Peneliti, Penelitian, SWOT

PENDAHULUAN Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) berbasis kompetensi dilakukan agar dapat memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi dengan standar kinerja yang telah ditetapkan. Kompetensi yang dimiliki oleh pegawai secara individual harus mampu mendukung pelaksanaan strategi organisasi dan mampu mendukung sistem kerja suatu organisasi, Setyowati (2003). Peneliti sebagai komunitas pencipta dan pengguna pengetahuan ilmiah mempunyai peran penting dalam penciptaan ilmu melalui penelitian atau pengkajian ilmiah. Untuk itu peneliti dituntut memiliki pengetahuan, alat, dan fasilitas lainnya yang memadai agar dapat mencapai hasil yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Dorongan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan juga menjadi dasar bagi peneliti bidang pertanian untuk melakukan kegiatan penelitian, pengkajian, percobaan, dan penemuan baru secara individual maupun berkelompok dan bekerja sama, Rufaidah (2010).

Organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan (Balitbang Kemhan) Sesuai Keputusan Menteri Pertahanan Nomor : Kep/19/M/ XII/2000 dan Kep/20/M/XII/2000, tanggal 29 Desember 2000, merupakan badan pelaksana dari Kementerian Pertahanan yang mempunyai fungsi di bidang penelitian dan pengembangan, sedangkan tugas pokok dari Balitbang Kemhan adalah menyelenggarakan penelitian dan pengembangan (litbang) terhadap strategi dan sistem pertahanan, sumber daya manusia, kemampuan dan pendayagunaan industri nasional serta penguasaan dan penerapan Iptek untuk kepentingan pertahanan Negara. Tuntutan akan hasil dari penelitian yang dilaksanakan oleh Balitbang Kemhan idealnya mampu memberikan kontribusi yang berguna bagi kepentingan Kementerian Pertahanan


dalam upaya memberikan saran atau masukan kepada pimpinan melalui hasil-hasil litbang yang yang dihasilkan karena dikaitkan dengan keberadaan Balitbang Kemhan yang mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai lembaga penelitian yang selalu dihadirkan dalam setiap kebijakan yang akan di ambil oleh Kementerian Pertahanan. Kondisi yang dihadapi Balitbang Kemhan saat ini belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan, indikasi belum optimalnya hasil penelitian selama ini terutama kualitas (output) yang dihasilkan. Permasalahan penelitian di Balitbang Kemhan bukan hanya pada segi jumlah SDM, dari rasio perimbangan personil, Balitbang Kemhan mempunyai jumlah peneliti yang belum mencapai jumlah ideal, secara kuantitas hanya 16 orang peneliti yang terakreditasi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Sesuai rencana kebutuhan (renbut) Balitbang Kemhan tahun 2017, target untuk peneliti yang terakreditasi sebanyak 40 orang yang disesuaikan dengan kebutuhan tiap-tiap Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) di Balitbang Kemhan. Kompetensi peneliti masih rendah, selain itu minimnya pengalaman para peneliti dalam menghasilkan produk-produk penelitian yang berkualitas menjadi salah satu indikator kurang optimal kualitas penelitian yang di hasilkan Balitbang Kemhan. Menurut Spencer dan Spencer dalam Palan (2007) kompetensi adalah sebagai karakteristik dasar yang dimiliki oleh seorang individu yang berhubungan secara kausal dalam memenuhi kriteria yang diperlukan dalam menduduki suatu jabatan. Kompetensi terdiri dari 5 tipe karakteristik, yaitu motif (kemauan konsisten sekaligus menjadi sebab dari tindakan), faktor bawaan (karakter dan respon yang konsisten), konsep diri (gambaran diri), pengetahuan (informasi dalam bidang tertentu) dan keterampilan (kemampuan untuk melaksanakan tugas). Pernyataan di atas mengandung makna bahwa kompetensi adalah karakteristik seseorang yang berkaitan dengan kinerja efektif dan atau unggul dalam situasi pekerjaan tertentu. Kompetensi dikatakan sebagai karakteristik dasar (underlying characteristic) karena karakteristik individu merupakan bagian yang mendalam dan

melekat pada kepribadian seseorang yang dapat dipergunakan untuk memprediksi berbagai situasi pekerjaan tertentu. Pola rekrutmen yang selama ini dilaksanakan oleh Kementerian Pertahanan belum sepenuhnya mampu mengakomodir kebutuhan personil bagi tiap-tiap satuan kerja (Satker) di lingkungan Kemhan. Hal ini yang menjadi salah satu kendala bagi Balitbang Kemhan untuk mampu menciptakan iklim yang kondusif di bidang penelitian. Menurut Sulistyani dan Rosidah, (2003), perencanaan sumber daya manusia merupakan inti dari sebuah manajemen sumber daya manusia karena akan dijadikan dokumen standar untuk merekrut serta melakukan penataan komposisi sumber daya dalam organisasi. Tanpa rencana yang jelas tentang kebutuhan SDM suatu organisasi akan mengalami kesulitan dan terutama dalam menentukan arah apabila suatu ketika membutuhkan tambahan pegawai. Indikator lainnya adalah kurangnya motivasi dan minat peneliti dalam menulis karya ilmiah serta mengikuti kegiatan pelatihan dan pendidikan (diklat) yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga kelitbangan, sehingga para peneliti tersebut mengalami kesulitan dalam mencapai angka kredit yang disyaratkan untuk mencapai jenjang jabatan peneliti selanjutnya. Rendahnya produktivitas SDM peneliti di Balitbang Kemhan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Rufaidah (2010), salah satu faktor penyebab rendahnya produktivitas peniliti adalah kurangnya sensitivitas peneliti; peneliti harus dibekali dengan rasa keingintahuan yang sangat besar sehingga sekecil apapun perubahan yang terjadi dapat ditentukan akar masalahnya dan dipecahkan melalui kegiatan penelitian. Dengan berbagai permasalahan tersebut di atas, Balitbang Kemhan harus berupaya mengoptimalkan seluruh kekuatan yang ada, berupa hasil penelitian yang mampu memberikan manfaat baik itu bagi Kementerian Pertahanan maupun terhadap masyarakat, khususnya dalam bidang penelitian pertahanan yang didasari perspektif ancaman militer maupun non-militer.


Sampai saat ini belum ada evaluasi dan penelitian serta publikasi lainnya terkait bagaimana strategi untuk meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia Peneliti di Balitbang Kemhan dalam upaya mendukung penelitian METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2016, di Balitbang Kemhan melalui analisis dokumen dan survei. Analisis dokumen dilakukan dengan cara pemeriksaan dan pencatatan secara sistematis terhadap unit analisis dan variabel-variabel penelitian yang digunakan. Variabel-variabel tersebut adalah data peneliti dan kegiatan penelitian yang berasal dari proposal penelitian pada pangkalan data yang berada di Badan Koordinasi Kelitbangan (Bakorlitbang) Sekretariat Balitbang Kemhan periode 20122016. Survei dilakukan dengan menggunakan kuesioner pada responden yang telah ditentukan. Kedua jenis data yang diperoleh (hasil) ditabulasi untuk memudahkan pengukuran. Teknik yang digunakan adalah dengan menggunakan populasi di Balitbang Kemhan yang diambil sampling secara acak, kemudian dalam pendalaman materi yang akan di kumpulkan adalah melalui wawancara dengan memilih sample tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, dengan menggunakan analisis SWOT untuk menganalisa permasalahan di dalam penelitian ini untuk membandingkan antara faktor eksternal (peluang, ancaman) dan faktor internal (kekuatan, kelemahan). Berdasarkan instrumen diatas maka data yang dianalisis terbagi dalam dua bagian yaitu data yang bersifat data kuantitatif dan kualitatif. Kedua data tersebut selanjutnya diklasifikasikan, disusun dan diolah untuk dimasukkan kedalam laporan penelitian agar dapat mendatkan formulasi yang tepat dalam menjawab perumusan masalah pada penelitian ini, sehingga terbentuk suatu konsep strategi yang dapat digunakan. Dalam tahapan analisis ini data-data yang didapat dari hasil wawancara diklasifikasikan dan dianalisis mengunakan metode deskriptif dengan cara menarasikan hasil pointers-

pointers jawaban yang didapat dari informan dan dimasukkan kedalam laporan penelitian, sedangkan data-data yang berasal dari kuisioner dilakukan pembobotan terhadap faktor-faktor yang menjadi pilihan responden dari mulai yang sangat penting sampai yang tidak penting, kemudian dianalisis menggunakan teknik Analisi SWOT, melalui perhitungan bobot dan rating, selanjutnya dijumlahkan dengan mencari selisih antar faktor. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data responden. Obyek penelitian ini adalah para peneliti di Balitbang Kemhan dengan jumlah 20 orang yang merupakan para personil yang melaksanakan kegiatan penelitian, responden ini masingmasing menduduki jabatan struktural yang merangkap peneliti serta peneliti yang menjabat sebagai fungsional peneliti berikut table responden yang menjadi objek penelitian: Tabel 2. Jumlah Responden Penelitian Berdasarkan Jabatan No 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Jabatan Peneliti Madya Peneliti Muda Esselon IV Penyusun Pengolah Peneliti Pertama Jumlah

Eselon 1 2 5 4 4 4 20

Persentase 5% 10% 25% 20% 20% 20% 100%

Sedangankan responden yang di ambil mempunyai rata-rata usia dibawah 55 tahun yang di uraikan dalam table berikut ini: Tabel 3. Jumlah Responden Lokasi Penelitian

Berdasarkan Usia No 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Usia 26 - 30 Th 31 - 35 Th 36 - 40 Th 41 - 45 Th 46 - 50 Th 51 - 55 Th Jumlah

Jumlah 2 2 5 5 5 1 20

Persentase 10% 10% 25% 25% 25% 5% 100%


Sedangankan responden yang di ambil mempunyai masa dinas yang di uraikan dalam table berikut ini: Tabel 4. Jumlah Responden Lokasi Penelitian Berdasarkan Masa Dinas

No 1. 2. 3. 4. 5.

Masa Dinas 6 - 10 Th 11 - 15 Th 16 - 20 Th 21 - 25 Th 26 - 30 Th Jumlah

Jumlah 6 3 4 3 4 20

Persentase 30% 15% 20% 15% 20% 100%

Sedangankan responden yang mempunyai latar belakang pendidikan umum dengan uraian dalam table berikut ini: Tabel 5. Jumlah Responden berdasarkan Pendidikan

No 1. 2. 3. 4. 5.

Pendidikan SLTA Diploma S1 S2 S3 Jumlah

Jumlah 3 1 12 3 1 20

Persentase 15% 5% 60% 15% 5% 100%

Analisis Deskriptif Faktor Penyebab Rendahnya Kompetensi Peneliti di Lingkungan Kemhan.

Berdasarkan hasil wawancara kepada beberapa informan/responden, khususnya di Balitbang Kemhan ditemukan realitas bahwa rata-rata kompetensi peneliti di lingkungan Kemhan dan TNI masih rendah. Terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui kompetensi para peneliti antara lain: Kualitas penelitian (perorangan maupun tim), penguasaan metode riset yang kurang memadai, kemampuan merancang riset yang masih lemah, masih sedikitnya jumlah proposal penelitian dari Kemhan yang lulus seleksi dalam program riset yang diselenggarakan oleh Kementerian Negara Riset dan Teknologi dan sejumlah indikator lainnya. Beberapa faktor penyebab rendahnya kompetensi para peneliti di lingkungan Balitbang Kemhan adalah :

a. Minimnya dukungan pendidikan formal.

Dukungan pendidikan formal di Balitbang Kemhan merupakan faktor yang cukup berpengaruh dalam upaya menunjang kualitas peneliti, akan tetapi pendidikan formal yang dibutuhkan karena rata-rata peneliti di Balitbang Kemhan masih berpendidikan S1 untuk itu diperlukan jenjang S2 dan S3 dengan konsentrasi yang dibutuhkan dalam penelitian, pada saat ini konsentrasi yang disediakan di Kementerian Pertahanan masih bersifat umum yaitu konsentrasi Ketahanan Nasional maupun Manajemen Pertahanan, berikut seluruh jumlah pegawai Balitbang kemhan berdasarkan latar belakang pendidikan: Tabel 6. Pegawai Balitbang berdasarkan Pendidikan N O 1. 2.

PEGAWAI TNI ASN TOTAL

JUMLA H 78 orang 180 orang 258

SMA /SMP 92

D 3 2 6 8

S 1 32 64 96

S 2 22 36 58

S 3 4 4

b. Perekrutan pegawai. Kebutuhan Balitbang Kemhan akan SDM peneliti merupakan hal yang tidak bisa di kesampingkan karena berkaitan dengan produk akhir yang diinginkan dalam mencapai penelitian yang baik akan tetapi perekrutan pegawai yang tempatkan di Balitbang Kemhan (Domain Biro Kepegawaian) belum sesuai yang dibutuhkan atau diharapkan. c. Minimnya sarana dan prasarana. Minimnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh para peneliti di Balitbang kemhan menjadi faktor yang juga berpengaruh terhadap kreatifitas para sdm peneliti yang berujung kepada hasil penelitian yang belum optimal, idealnya Balitbang Kemhan mempunyai beberapa laboratorium untuk menunjang penelitian baik itu laboratorium yang bersifat penelitian materil maupun non materil. d. Minimnya motivasi SDM peneliti. Rendahnya motivasi SDM peneliti dalam menunjukkan kinerjanya sebagi seorang peneliti mempunyai andil akan berkurangnya kualitas SDM peneliti, dimana kesulitan dalam mencapai angka


kredit yang diharuskan dalam melanjutkan karier sebagai peneliti kejenjang lebih tinggi mempunyai syarat akan kredit poin yang harus dicapai. Dari segi reward dari pimpinan, selama ini belum pernah diberikan reward oleh pimpinan namun dalam hal ini pimpinan sangat mendukung para peneliti untuk melaksanakan penelitian. e. Sistem penelitian. Sistem penelitian yang ada hingga saat ini memang belum mengakomodir kebutuhan peneliti akan kredit poin yang di butuhkan, dimana banyak pejabat struktural yang masih merangkap sebagai peneliti hingga jumlah personil yang mengawaki sebuah penelitian cukup besar (25 orang personil dalam penelitian lembaga riset lain hanya 5 orang) system penelitian tersebut mengakibatkan prosentasi akan bobot kredit point yang didapat cukup kecil dalam mengumpulkan angka kredit yang dibutuhkan. Berdasarkan masukan informasi dari sejumlah informan bahwa kondisi para peneliti di lingkungan Balitbang Kemhan masih sangat jauh dari yang diharapkan. Hal ini ironis apabila dikaitkan dengan luasnya ruang lingkup riset pertahanan itu sendiri yang multi dan lintas disiplin. Dari sisi kualitas hasil riset (kajian maupun riset pembuatan model atau prototipe peralatan militer dan pendukungnya) belum mampu menjawab dan mengupas habis akar persoalan dari riset tersebut dan sulit untuk diaplikasikan dan diimplementasikan di lapangan. Hal ini disebabkan analisis ataupun keluaran dari riset tersebut hanya sebatas garis-garis besarnya saja, kurang mampu menjawab detail-detail persoalan yang ada. Mencermati trend dan tuntutan serta kompleksitas permasalahan di bidang pertahanan saat ini, sesungguhnya kontribusi litbang akan semakin penting dan strategis. Hal ini juga dapat dicermati dari UndangUndang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan menegaskan bahwa peran litbang semakin penting dalam siklus pembinaan personil dalam mendukung Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) dalam upaya Kemandirian Alutsista dalam negeri.

Keberadaan lembaga Litbang pertahanan, baik dari sisi kontribusinya terhadap pemajuan iptek maupun kontribusinya terhadap pemenuhan realita kebutuhan atau penyediaan solusi bagi persoalan pembangunan masih belum memuaskan. Amanah konstitusi untuk memajukan peradaban dan menyejahterakan umat manusia belum sepenuh ditunaikan. Tentunya upaya untuk menunaikan amanah konstitusi ini akan lebih mudah dilakukan jika pengembangan iptek mendapat dukungan pembiayaan yang lebih pantas; infrastruktur penunjang yang baik, terutama infrastruktur informasi dan telekomunikasi; SDM iptek dalam jumlah yang memadai, kapasitas iptek yang tinggi, dengan motivasi yang tinggi pula; serta dukungan sistem manajemen teknologi yang profesional. Dari uraian singkat di atas tampak sangat jelas bahwa tantangan untuk pengembangan riset pertahanan semakin besar. Namun akan sulit mencapai sebuah riset pertahanan yang unggul apabila SDM penelitinya kurang dibina dan dikembangkan kemampuan dan kompetensinya. Disamping itu juga harus diakomodir dalam suatu kebijakan yang terintegrasi dengan satu kesatuan pandang dan paradigma bahwa Indonesia tidak akan pernah kuat pertahanannya jika tidak didukung oleh litbang pertahanan yang kuat pula. Langkah maju yang mulai ditempuh Balitbang Kemhan beberapa tahun terakhir ini dalam rangka peningkatan kualitas penelitinya yaitu secara rutin setiap tahun mengirim personilnya mengikuti Diklat Akreditasi Tenaga Peneliti di Pusat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan LIPI. Merujuk pada aturan LIPI bahwa seorang peneliti diakui legalitasnya sebagai peneliti secara nasional adalah jika lulus diklat akreditasi tersebut. Dari hasil wawancara yang dilakukan tim di Balitbang Kemhan terdapat beberapa poin penting bagi standardisasi kompetensi dan pengakuan para peneliti di lingkungan Balitbang Kemhan anatara lain : Pertama, keunikan institusi Balitbang Kemhan yang diawaki oleh personil sipil dan militer tidak dilihat sebagai sebuah persoalan, justru keunggulan; Kedua, ruang lingkup riset pertahanan yang luas merupakan sebuah peluang sekaligus tantangan yang harus


dijawab; Ketiga, segera dirumuskan sebuah regulasi untuk mewujudkan standardisasi kompetensi peneliti di lingkungan Balitbang Kemhan dengan mengedepankan pada pendekatan kinerja berbasis kompetensi sesuai dengan esensi reformasi birokrasi yang sudah ditetapkan. Memang persoalan pelik yang dihadapi selama ini adalah pengaturan pola pembinaan karier dan kepangkatan para peneliti di lingkungan Balitbang Kemhan, karena aturan saat ini masih mengacu pada dua pola pengaturan karier yang berbeda antara personil militer dan sipil. Tetapi bukanlah sebuah hal yang mustahil untuk merumuskan pola karier para personil yang memilih lebih jalur kariernya sebagai peneliti. Kata kuncinya adalah menyatukan persepsi dan paradigma bahwa tantangan tugas masa depan yang lebih kompetitif lebih mengedepankan pada kompetensi unggul. Pengaturan pola karier kedua personil di lingkungan Balitbang Kemhan tetaplah sebuah pola yang kemungkinan dirumuskan bersama yang win win solution sangatlah terbuka. Analisis Strategi Peningkatan Kompetensi SDM Peneliti Di Balitbang Kemhan menggunakan analisis SWOT. Setelah melakukan pengumpulan data melalui instrumen wawancara, maka peneliti mencoba untuk menganalisa Strategi Peningkatan Kompetensi SDM Peneliti Dalam Mendukung Penelitian Di Balitbang Kemhan dengan menggunakan analisa SWOT. Tujuan dari analisa ini adalah untuk menentukan posisi dan strategi Balitbang Kemhan dalam upaya peningkatan mutu dari kompetensi SDM peneliti. 1. Data Faktor Internal. Analisis Lingkungan Internal (Internal Faktor Analisis Strategi-IFAS) merupakan sejumlah data berkaitan dengan kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) yang berasal dari dalam ke luar, terkait dengan IFAS, berdasarkan urgensinya adalah sebagai berikut Tabel 7. Faktor Strategis Internal Faktor-Faktor Strategis Internal

Kekuatan (Strengths) 1. Peneliti Yang Terakreditasi 2. Dukungan Pimpinan 3. Tunjangan Peneliti 4. Peraturan Tentang Jabatan Peneliti 5. Budaya Organisasi Sub Total Kekuatan Kelemahan (Weaknesses) 1. Minimnya Dukungan Pendidikan Formal 2. Minimnya Sarana Dan Prasarana 3. Perekrutan Pegawai 4. Minimnya Motivasi SDM Peneliti 5. Sistem Penelitian Sub Total Kelemahan TOTAL

Bobot 0.20 0.15 0.10 0.10 0.10 0,65 Bobot 0.10 0.10 0.06 0.05 0.04 0,35 1

Rating 4 3 3 2 2 Rating 2 2 3 2 2

Analisis faktor Internal dalam upaya peningkatan Kompetensi dalam rangka mendukung penelitian di Balitbang Kemhan dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: a. Kekuatan. - Peneliti terakreditasi sebagai salah satu faktor kekuatan yang dimiliki oleh Balitbang kemhan dan telah mendapatkan sertifikasi dari LIPI dalam mendukung penelitian yang dilaksanakan oleh Balitbang Kemhan. - Dukungan pimpinan dalam melaksanakan seluruh kegiatan penelitian sebagai upaya pembelajaran dari para peneliti tingkat pertama dan Muda untuk menimba pengalaman dalam penelitian. - Tunjangan Peneliti: Tunjangan dari pimpinan yang disediakan untuk para peneliti menjadi kekuatan berupa pendapatan diluar gaji dan tunjangan kinerja yang disesuaikan dengan grade dari peneliti. - Peraturan tentang jabatan peneliti yang mengatur kebijakan atau aturan segala ketentuan mengenai kewajiban dan yang didapatkan peneliti. - Budaya Organisasi yang ada di Balitbang Kemhan selama ini merupakan kekuatan yang dapat di optimalkan dengan motto keterbukaan, kebersamaan dan professionalisme. b. Kelemahan. - Minimnya dukungan Pendidikan Formal. Program yang disediakan oleh kementerian Pertahan tentang beasiswa S2 dan S3 pilihan konsentrasinya belum mengakomodir kebutuhan akan kegiatan


-

-

-

-

penelitian yang ada di Balitbang Kemhan. Minimnya Sarana Dan Prasarana: Minimnya sarana dan prasarana dalam mendukungkegiatan penelitian berupa laboratorium, kelengkapan referensi serta alkaptor atau alsintor. Perekrutan Pegawai: Perekrutan pegawai yang ada selama ini merupakan penempatan yang dilakukan oleh Biro Kepegawaian dan selama ini belum mengakomodir kebutuhan akan peneliti sesuai dengan kepakaran yang dibutuhkan. Minimnya Motivasi SDM Peneliti: minimnya motivasi peneliti di Balitbang Kemhan dengan capaian kinerja yang mengharuskan peneliti medapatkan kredit point yang di wajibkan sesuai peraturan. Sistem Penelitian: Sistem penelitian selama ini kurang mengakomodir kebutuhan peneliti dalam pencapaian kredit point dimana personil yang mengikuti kegitan penelitian tidak berimbang dengan pendapatan nilai kredit point karena banyak jumlahnya.

2. Data Faktor Eksternal. Analisis Lingkungan Eksternal (Eksternal Faktor Analisis Strategi- EFAS) merupakan sejumlah data berkaitan dengan peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang berasal dari luar kedalam, terkait dengan EFAS, berdasarkan urgensinya adalah sebagai berikut: Tabel 7. Faktor Strategis Eksternal Faktor-Faktor Strategis Eksternal Peluang (Opportunities) 1. Industri Pertahanan 2. Program Pembiayaan Litbang 3. Jenjang Karier 4. Kerjasama Instansi Litbang 5. Publikasi Sub Total Peluang Ancaman (Threats) 1. Eksistensi Balitbang di Kemhan 2. Minat Pegawai Menjadi Peneliti Berkurang 3. 4.

Penilaian Kinerja Organisasi Menurun Adanya Lembaga Litbang Lain Yang Lebih Kompetitif 5. Pendanaan Litbang Menurun Sub Total Peluang TOTAL

Bobot 0.15 0.15 0.10 0.10 0.05 0.55 Bobot 0.10

Rating 4 4 3 3 3

0.10

3

0.10

2

0.10

2

0.05 0.45 1

2

Rating 4

Analisis faktor eksternal dalam upaya peningkatan Kompetensi dalam rangka mendukung penelitian di Balitbang Kemhan dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: a. Peluang. - Industri Pertahanan sebagai salah satu faktor peluang yang dimiliki oleh Balitbang kemhan sebagai mitra dalam menjembatani hasil penelitian khususnya penelitian yang bersifat material. - Program Pembiayaan Litbang diluar anggaran Kementerian Pertahanan mempunyai peluang yang cukup menjanjikan dalam meperkaya kreatifitas peneliti hingga mempunyai daya saing hasil litbangnya. - Jenjang Karier: Kesempatan dalam mencapai jenjang tertinggi yaitu Ahli Peneliti Utama (APU) sangat terbuka lebar dengan mengikuti aturan yang berlaku sesuai yang telah di tentukan oleh LIPI. - Kerjasama Instansi Litbang. Peluang kerjasama antar Lembaga kalitbangan terbuka lebar dengan dibentuknya forum komunikasi kelitbangan yang dapat meningkatkan kompetensi peneliti. - Publikasi. Peluang untuk Publikasi hasil penelitian para peneliti di Balitbang Kemhan sangat mendukung melalui media cetak berupa buletin juga jurnal tingkat nasional yang berada di LIPI serta website yang dimiliki oleh Balitbang Kemhan sehingga dapat memperoleh angka kredit yang dibutuhkan peneliti. b. Ancaman - Eksistensi Balitbang di Kemhan. Ancaman eksistensi Balitbang Kemhan dengan menurunnya kualitas hasil penelitian serta belum optimalnya kompetensi yang dimiliki oleh SDM peneliti menjadi permasalahan tersendiri yangakan dihadapi. - Minat Pegawai Menjadi Peneliti Berkurang. Image menjadi peneliti itu suatu hal yang sangat susah untuk di tempuh menyebabkan personil peneliti


yang belum menjadi peneliti yang terakreditasi menjadi berkurang danmenjadi ancaman di Balitbang Kemhan. - Penilaian Kinerja Organisasi Menurun. Dengan belum optimalnya hasil penelitian yang ada di balitbang kemhan penilaian yang dilakukan oleh satuan diluar balitbang akan menurun kinerja yang di tunjukkan. - Adanya Lembaga Litbang Lain Yang Lebih Kompetitif. Persaingan lembaga litbang dalam menciptakan output dan outcome yang berkualitas membuat balitbang kemhan akan berkurang daya saingnya dengan yang lain. - Pendanaan Litbang Menurun. Dengan pencapaian kinerja yang belum optimal sumber pendanaan yang di evaluasi setiap tahun akan menyebabkan pengurangan anggaran litbang yang selama ini didapat. Berdasarkan hasil analisis dari faktor internal dan eksternal maka langkah selanjutnya yaitu menggabungkan dan menghitung skor untuk menentukan posisi kuadran yang tepat dalam menentukan strategi, berikut table gabungan antara dua faktor yang menjadi satu : Tabel 7. Gabungan Faktor Strategi Eksternal dan Internal Faktor-Faktor Strategis Internal Kekuatan (Strengths) 1. Peneliti Yang Terakreditasi 2. Dukungan Pimpinan 3. Tunjangan Peneliti 4. Peraturan Tentang Jabatan Peneliti 5. Budaya Organisasi Sub Total Kekuatan Kelemahan (Weaknesses) 1. Minimnya Dukungan Pendidikan Formal 2. Minimnya Sarana Dan Prasarana 3. Perekrutan Pegawai 4. Minimnya Motivasi SDM Peneliti 5. Sistem Penelitian Sub Total Kelemahan TOTAL SELISIH Faktor-Faktor Strategis Eksternal Peluang (Opportunities) 1. Industri Pertahanan 2. Program Pembiayaan Litbang 3. Jenjang Karier 4. Kerjasama Instansi Litbang 5. Publikasi Sub Total Peluang Eksternal Ancaman (Threats) 1. Eksistensi Balitbang di Kemhan 2. Minat Pegawai Menjadi Peneliti Berkurang 3. Penilaian Kinerja Organisasi Menurun 4. Adanya Lembaga Litbang Lain Yang Lebih Kompetitif 5. Pendanaan Litbang Menurun Sub Total Ancaman Eksternal

Bobot 0.20 0.15 0.10 0.10 0.10 0.65 Bobot

Rat 4 3 3 2 2 A Rat

Skor 0.80 0.45 0.30 0.20 0.20 1.95 Skor

0.10

2

0.20

0.10 0.06 0.05 0.04 0.35

2 3 2 2 B S-W

0.20 0.18 0.10 0.08 0.76

Bobot 0.15 0.15 0.10 0.10 0.05 0.55 Bobot 0.10

Rat 4 4 3 3 3 C Rat 4

Skor 0.60 0.60 0.30 0.30 0.15 1.95 Skor 0.40

0.10

3

0.30

0.10

2

0.20

0.10

2

0.20

0.05 0.45

2 D

0.10 1.20

TOTAL SELISIH

O-T

0.75

Berdasarkan perhitungan analisas faktor internal dan faktor eksternal yang selanjutnya diberi nilai bobot dan nilai rating tertinggi, selanjutnya di cari selisih dari kedua total jumlah faktor tersebut maka dibuatlah diagram analisa SWOT dalam upaya penentuan kuadran mana yang dihasilkan, dari Hasil perhitungan analisis SWOT tersebut terletak pada kwadran I yang ditentukan dengan mengambil nilai faktor internal dengan selisih 1,19 sedangkan nilai faktor eksternal dengan selisih 0,75) dari hasil selisih tersebut di tuangkan kedalam diagram SWOT yang tergambar dalam diagram sebagai berikut : O (Opportuni ty)

Kuadra n III

W (Weaknesse s)

0,7 5

Kuadr an I 1 , 1 9

Kuadran IV

S (Strengt hs)

Kuadr an II

T (Threath s)

Gambar 1. Diagram SWOT Untuk Menentukan Strategi

1.95

0.76 1,19 Hasil

Setelah mendapatkan posisi diagram dalam posisi kuadran yang telah ditentukan yang didapat dari hasil analisis menggunakan SWOT, maka peneliti berupaya menyusun strategi-srategi yang harus dilakukan untuk menghadapi setiap faktor-faktor tersebut baik itu faktor internal maupun faktor eksternal yang di jabarkan melalui matriks SWOT dengan uraian sebagai berikut : Kekuatan (Strength ) 1. 2. 3. 4.

1.95 IFAS

Peneliti Yang Terakreditasi Dukungan Pimpinan Tunjangan Peneliti Peraturan Tentang Jabatan Peneliti 5. Budaya Organisasi

EFAS Peluang (Opportunity)

1.20

Strategi SO

Kelemahan (Weakness) 1. Minimnya Dukungan Pendidikan Formal 2. Minimnya Sarana Dan Prasarana 3. Perekrutan Pegawai 4. Minimnya Motivasi SDM Peneliti 5. Sistem Penelitian Strategi WO


1. Industri Pertahanan 2. Program Pembiayaan Litbang 3. Jenjang Karier 4. Kerjasama Instansi Litbang 5. Publikasi

Ancaman (Treats) 1. Eksistensi Balitbang di Kemhan 2. Minat Pegawai Menjadi Peneliti Berkurang 3. Penilaian Kinerja Organisasi Menurun 4. Adanya Lembaga Litbang Lain Yang Lebih Kompetitif 5. Pendanaan Litbang Menurun

1. Merevisi ulang pembinaan SDM peneliti Balitbang Kemhan 2. Rekruitmen personil yang sesuai dengan kebutuhan penelitian 3. Mengintensifkan Kerma Instansi Litbang 4. Memperbanyak media Publikasi untuk Peneliti 5. Mengedepankan Budaya organisasi dalam mencapai tujuan

1. Menyediakan beasiswa S2 dan S3 bagi peneliti sesuai kepakaran 2. Menyediakan Laboratorium serta perpustakaan digital 3. Mensosialisasikan tentang kemudahan menjadi peneliti 4. Merubah sistem penelitian 5. Melibatkan industry pertahanan dalam program penelitian kedepan

Strategi ST

Strategi WT

1. Mengoptimalkan hasil litbang kearah yang lebih tepat guna 2. Memberikan insentif husus bagi pegawai yang menjadi Peneliti 3. Bekerjasama dengan perguruan tinggi dalam penelitian secara penuh 4. Menambah keikutsertaan dalam riset yang didanai instansi lain 5. Bekerjasama dengan Kementerian yang lebih mapan penelitiannya

1. Menyusun kepakaran peneliti sesuai kebutuhan Balitbang 2. Merevisi Prosmek Litbang dalam hal personil yang mengikuti litbang 3. Mengadakan pertemuan berkala setiap minggu membahas metode dan design riset 4. Mengajukan tambahan anggaran litbang secara proporsional 5. Penempatan pegawai sesuai latar belakang pendidikan

Keterangan: a. Strategi SO (yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang). - Merevisi ulang pembinaan SDM peneliti Balitbang Kemhan - Rekruitmen personil yang sesuai dengan kebutuhan penelitian - Mengintensifkan Kerma Instansi Litbang - Memperbanyak media Publikasi untuk Peneliti - Mengedepankan Budaya organisasi dalam mencapai tujuan b. Strategi ST (yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman). - Mengoptimalkan hasil litbang kearah yang lebih tepat guna - Memberikan insentif husus bagi pegawai yang menjadi Peneliti - Bekerjasama dengan perguruan tinggi dalam penelitian secara penuh - Menambah keikutsertaan dalam riset yang didanai instansi lain - Bekerjasama dengan Kementerian yang lebih mapan penelitiannya c. Strategi WO (yang meminimkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang). - Menyediakan beasiswa S2 dan S3 bagi peneliti sesuai kepakaran - Menyediakan Laboratorium serta perpustakaan digital - Mensosialisasikan tentang kemudahan menjadi peneliti - Merubah sistem penelitian - Melibatkan industry pertahanan dalam program penelitian kedepan

d. Strategi WT (yang meminimkan kelemahan untuk mengatasi ancaman). - Menyusun kepakaran peneliti sesuai kebutuhan Balitbang - Merevisi Prosmek Litbang dalam hal personil yang mengikuti litbang - Mengadakan pertemuan berkala setiap minggu membahas metode dan design riset - Mengajukan tambahan anggaran litbang secara proporsional - Penempatan pegawai sesuai latar belakang pendidikan Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa kompetensi peneliti di lingkungan Balitbang Kemhan merupakan sebuah keharusan, jika dihadapkan dengan semakin kompleksnya tuntutan dan tantangan tugas di masa mendatang, dimana kerja setiap instansi secara berkala terus dievaluasi dengan sejumlah indikator yang kompleks dan mengedepankan kinerja berbasis kompetensi. Melalui analisis SWOT upaya peningkatan Kompetensi peneliti Balitbang Kemhan saat ini berada di kuadran I. Balitbang Kemhan memiliki keunggulan baik dalam kekuatan internal maupun peluang eksternal, sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada, strategi atau kebijakan yang harus diambil organisasi adalah yang bersifat mendukung pertumbuhan agresif (Growth Oriented Strategy) atau melakukan ekspansi. Strategi tersebut dalam upaya meminimalisir kelemahan yang ada di dalam Balitbang Kemhan tersebut dengan mengerahkan segenap unsur peluang menjadi kekuatan langkah-langkah yang harus diambil yaitu: - Merevisi Pola pembinaan SDM peneliti Balitbang Kemhan dalam upaya peningkatan kompetensi dengan memperbanyak jam terbang peneliti ikut dalam kegiatan penelitian diluar maupun di Balitbang - Rekruitmen personil yang sesuai dengan kebutuhan penelitian berkoordinasi dengan Biro Kepegawaian untuk lebih diberikan keleluasaan dalam pemenuhan kebutuhan pegawai baru sesuai dengan kebutuhan Balitbang kemhan


- Mengintensifkan

Kerjasama Instansi Litbang dalam upaya peningkatan Kompetensi SDM Peneliti - Memperbanyak media Publikasi untuk Peneliti sebagai sarana pembelajaran serta media untuk mendapatkan kemudahan dalam mencapai angka kredit yang di butuhkan pada saat akan menaiki jenjang karier yang lebih tinggi - Mengedepankan Budaya organisasi dalam mencapai tujuan organisasi Perekrutan SDM peneliti sesuai dengan kepakarannya mempunyai point penting dalam perjalanan kiprah Balitbang di Kementerian Pertahanan dimana sesuai permenhan nomor 58 tahun 2014 yang ada saat ini belum sepenuhnya mengakomodir kebutuhan Balitbang akan SDM Peneliti sesuai rumpun yang di butuhkan di puslitbang-puslitbang saat ini agar dapat mendukung hasil penelitian yang lebih optimal. Berdasarkan pilihan Strategi kelemahan ancaman yang meminimkan kelemahan untuk mengatasi ancaman (Strategi WT) dibutuhkan pemenuhan kebutuhan akan personil yang sesuai dengan kebutuhan, hal ini harus di penuhi dalam jangka waktu ke depan, sampai saat pengumpulan data berlangsung Balitbang Kemhan sedang menyusun kepakaran yang dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan akan SDM Peneliti yang mempunyai kompetensi yang diharapakan. Berdasarkan Perka LIPI Nomor 01 Tahun 2016 tentang Pedoman Pemilihan Kepakaran Peneliti, rumpun kepakaran yang ada di dalam peraturan tersebut memang belum mengakomodir rumpun jabatan peneliti di bidang pertahanan, dari 45 macam rumpun kepakaran peneliti dikelompokkan dalam rumpun sesuai bidang akademik yang dikuasai baik itu sosial maupun eksak. Balitbang Kemhan sesuai dengan Permenhan Nomor 58 tahun 2014 tentang Organisasi dan tata laksana Kementerian Pertahanan, idealnya mempunyai rumpun kepakaran 72 yang disesuaikan dengan kegiatan penelitian yang ada di setiap sub bidang dengan jumlah masing-masing 3 orang peneliti yang mempunyai kepakaran sesuai sub bidang tersebut, sehingga dapat mengakomodir

kebutuhan akan SDM mendukung Penelitian.

peneliti

dalam

KESIMPULAN a. Balitbang yang mempunyai tugas pokok Bidang penelitian diharuskan bertindak proaktif dalam membina kompetensi peneliti agar kredibilitas Balitbang Kemhan tetap terjaga melalui kualitas produk yang dihasilkan dengan mengoptimalkan Faktor internal dan faktor eksternal yang telah diuraikan diatas dalam upaya peningkatan Kompetensi SDM peneliti dalam rangka mendukung penelitian. c. Hasil analisis SWOT terletak pada kwadran I (1,19-0,75) Balitbang Kemhan memiliki keunggulan baik dalam kekuatan internal maupun peluang eksternal, sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada, strategi yang harus diambil organisasi adalah yang bersifat mendukung pertumbuhan agresif (Growth Oriented Strategy) atau melakukan ekspansi dengan strategi mengoptimalkan Merevisi ulang pembinaan SDM peneliti Balitbang Kemhan, Rekruitmen personil yang sesuai dengan kebutuhan penelitian, Mengintensifkan Kerma Instansi Litbang, Memperbanyak media Publikasi untuk Peneliti. SARAN/REKOMENDASI. a. Bagi pimpinan Balitbang Kemhan agar mempertimbangkan hasil penelitian ini sebagai bahan evaluasi bagi pengembangan riset serta pembinaan SDM peneliti dalam rangka mendukung penelitian di Balitbang Kemhan. b. Bagi Kementerian Pertahanan untuk segera merevisi sejumlah peraturan dan kebijakan yang kontraproduktif bagi pengembangan dunia riset dan perbaikan kualitas (kompetensi, motivasi kerja, kesejahteraan dan karier) SDM peneliti. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada pihak-pihak terkait yang telah kesempatan untuk mengikuti Diklat Teknis Penulisan


Ilmiah, ucapan terima kasih peneliti sampaikan, kepada: 1. Dr. Achmad Dinoto selaku Pembimbing Penulisan Ilmiah. 2. Prof. Dwi Eny Joko Setyono, Kapusbindiklat Peneliti LIPI, 3. Bapak Sutrisno Heru Sukoco, S.Si, Kasubbid Diklat Teknis DAFTAR ACUAN Setyowati, Endah. 2003. Pengembangan SDM Berbasis Kompetensi: 1-10 Rufaidah, Vivit Wardah. 2010. Produktivitas Publikasi Peneliti Badan Litbang Pertanian. 19(20): 1-8 Keputusan Menteri Pertahanan Nomor : Kep/19/M/ XII/2000 dan Kep/20/M/XII/2000, tanggal 29 Desember 2000 Palan, R. 2007. Competency Management. Teknik Mengimplementasikan Manajemen SDM berbasis Kompetensi untuk Meningkatkan Daya Saing Organisasi. Penerjemah: Octa Melia Jalal. Penerbit PPM. Jakarta. Sulistiyani, Ambar Teguh dan Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep, Teori dan Perkembangan dalam Konteks Organisasi Publik Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.

46


3


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.