Executive Summary Studio Rencana Wilayah Kabupaten Rembang

Page 1

Executive Summary Studio Rencana Wilayah

Kabupaten Rembang

2020


Tim Penyusun Azizah Kharisma Bunga Pertiwi Ditta Octitania Fany Alvira H AgyArif Awaluddin Alfian Yoga S Alvin Nabiela A

45911 45913 45916 45917 46377 46378 46379

Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 2


Daftar Isi

04

Bab 1: Pendahuluan

09

Latar Belakang Rumusan Masalah Landasan Hukum Ruang Lingkup Metode Perencanaan

12

Bab 3: Rencana Pembangunan Wilayah Visi Pembangunan Misi Pembangunan Strategi Pembangunan

25

Bab 2: Konsep Pengembangan Latar Belakang Konsep Konsep Pengembangan Wilayah Konsep Penataan Ruang

15

Bab 4: Rencana Tata Ruang Wilayah Tujuan Kebijakan dan Strategi Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang Rencana Kawasan Strategis

Bab 5: Program Prioritas Pengembangan Kawasan Agropolitan Pengembangan Kawasan Perikanan Budidaya Air Payau Pengembangan Kawasan Industri Berbasis Mina-Industri Pengembangan Sarana Pendidikan Pengembangan Sistem Air Minum Percepatan Pengembangan Pariwisata Pengembangan Transportasi Darat

3


Bab 1 Pendahuluan 4


Latar Belakang Proses perencanaan menjadi suatu keharusan apabila ingin mencapai suatu kondisi ideal yang diinginkan. Dalam proses pembangunan, perencanaan mengharuskan pengambilan keputusan dari berbagai macam alternatif yang ditentukan. Alternatif-alternative tersebut dipilih berdasarkan kriteria yang sesuai dengan tujuan perencanaan. Fokus bahasan dalam laporan ini adalah Kabupaten Rembang. Kabupaten Rembang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang dilalui Jalur Pantura dan menjadi gerbang masuk Provinsi Jawa Tengah dari arah timur. Kabupaten Rembang merupakan kabupaten yang sedang berkembang menuju industrialisasi. Hal tersebut dapat dilihat pada PDRB Kabupaten Rembang di mana sektor primer sebagai sektor tertinggi penyumbang PDRB menunjukkan tren menurun. Sementara, sektor industri pengolahan menunjukkan tren yang semakin meningkat. Hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa masih terdapat permasalahan rendahnya kualitas sumber daya manusia dan disparitas pembangunan antar wilayah. Oleh Karena itu, dibutuhkan perencanaan dalam mewujudkan ruang Kabupaten Rembang sebagai wilayah pesisir berketahanan melalui diversifikasi ekonomi dan keterpaduan antar sektor, peningkatan kualitas sumber daya manusia, pemerataan pembangunan, serta optimalisasi hasil dan cadangan sumber daya alam.

Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam laporan studio rencana wilayah Kabupaten Rembang adalah sebagai berikut:

Tujuan Penyusunan Tujuan penyusunan laporan studio rencana wilayah Kabupaten Rembang adalah sebagai berikut:

• Seperti apa rencana pembangunan Kabupaten Rembang tahun 2019 – 2039?

• Menyusun rencana pembangunan dan rencana penataan ruang Kabupaten Rembang tahun 2019 – 2039

• Seperti apa rencana penataan ruang Kabupaten Rembang tahun 2019 – 2039?

• Menyusun rencana program prioritas pembangunan Kabupaten Rembang tahun 2019 – 2039

Seperti apa rencana program prioritas pembangunan Kabupaten Rembang tahun 2019 – 2039?

• Memberikan masukan perencanaan pembangunan kepada Pemerintah Kabupaten Rembang

5


Landasan Hukum

Ruang Lingkup Substansial

• Undang – Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang • Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota • Peraturan Pemerintah no 8 tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang • Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah no 6 tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 – 2029 • Peraturan Daerah Kabupaten Rembang no 1 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Rembang tahun 2005 – 2025 • Peraturan Daerah Kabupaten Rembang no 14 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Rembang tahun 2011 – 2031

Ruang Lingkup Seluruh wilayah administratif Kabupaten Rembang dengan batas wilayah antara lain: • Utara: Teluk Rembang (Laut Jawa) Kabupaten

Ruang Lingkup Temporal Waktu yang diperlukan dalam penyusunan laporan studio rencana wilayah adalah selama Februari hingga Mei 2019. Sementara, jangka waktu perencanaan dalam laporan ini adalah 20 tahun (2019-2039).

Metode Perencanaan Studi Pustaka Studi Pustaka dilakukan dengan mengakses website, jurnal, artikel, berita terkait, serta analisis studio wilayah Kabupaten Rembang. Pohon Masalah (Problem Tree) Analisis pohon masalah merupakan suatu metode pemecahan masalah dengan mencari akar dari suatu masalah secara berhierarkis. Perumusan Konsep Perencanaan

Ruang Lingkup Spasial

• Selatan: Tengah

Lingkup substansial dalam laporan studio rencana wilayah Kabupaten Rembang mencakup konsep pengembangan wilayah, konsep penataan ruang, rencana pengembangan wilayah, serta rencana penataan ruang wilayah.

Blora,

Jawa

• Barat: Kabupaten Pati, Jawa Tengah • Timur: Kabupaten Tuban, Jawa Timur

Perumusan konsep perencanaan didasarkan pada potensi, masalah, serta kondisi eksisting Kabupaten Rembang. Alternatif konsep kemudian diseleksi menggunakan metode analytic hierarchy process (AHP). Perumusan Rencana Pembangunan

Perumusan rencana pembangunan dilakukan dengan pertimbangan konsep perencanaan terpilih serta isu-isu strategis. 6


Berdasarkan metode-metode tersebut, kemudian dihasilkan beberapa output perencanaan wilayah:

Rencana Struktur Ruang Wilayah

Metode yang digunakan antara lain sentralitas marshall serta analisis konektivitas. Alternatif konsep rencana ruang dipilih menggunakan metode hierarchy process (AHP).

analisis evaluasi struktur analytic

Rencana Pola Ruang Wilayah

Metode yang digunakan antara lain menyeleksi guna lahan dengan peruntukkan lindung, kemudian rencana pola ruang guna lahan lainnya didasarkan pada land suitability masing – masing lahan, analisis highest and best use sumber daya alam, serta rencana pengembangan dan penataan ruang wilayah.

Rencana Kawasan Strategis

Metode yang digunakan antara lain menghimpun kawasan strategis yang menjadi mandate dari nasional, provinsi, maupun dokumen perencanaan pada periode sebelumnya. Arahan penataan ruang pada kawasan strategis didasarkan pada nilai strategis kawasan yang bersangkutan.

Pemilihan Program Prioritas dan Analisis Kelayakan Program

Program prioritas dipilih menggunakan metode skoring. Sementara, analisis kelayakan program dinilai menggunakan metode analisis biaya manfaat (cost beneďŹ t analysis).

7


Bab 2 Konsep Pengembangan Wilayah dan Penataan Ruang 8


Latar Belakang Konsep Kabupaten Rembang merupakan wilayah yang berbatasan dengan laut dengan pemanfaatan sector primer yang terhitung cukup tinggi, khususnya pada sector pertanian dan perikanan. Dalam hal ini, diperlukan peningkatan sector sekunder seperti industry pengolahan untuk dalam menghasilkan nilai jual yang tinggi dan mengoptimalkan hasil sector primer. Berdasarkan topografi dan letak geografisnya, Kabupaten Rembang memiliki sebaran daerah rawan bencana yang cukup tinggi. Dalam hal ini, diperlukan manajemen dan solusi dalam menanggulangi permasalahan bencana dan menjaga pemakaian lahan dengan tetao mengoptimalkan penggunaan lahan sesuai dengan keberadaan sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Rembang untuk menjaga keberlanjutan lingkungan.

Konsep Pengembangan Wilayah Dalam perumusan konsep pengembangan wilayah, terdapat tiga alternative konsep yaitu Sustainable Agropolitan, Sustainable MinaIndustry, dan One Village One Product. Pemilihan konsep menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP), yaitu metode pengambilan keputusan dari beberapa alternative berdasarkan berbagai kriteria. Kriteria dari tujuan perencanaan Kabupaten Rembang terdiri dari :

a. Peningkatan Kualitas SDM b. Pengembangan Infrastruktur c. Pengembangan SDA Berkelanjutan d. Ketangguhan terhadap Bencana Dengan perhitungan tiga tahapan, yaitu pairwise comparison, perhitungan eigen vector, dan option performance matrix, diperoleh hasil Sustainable Mina-Industry sebagai konsep pengembangan wilayah terpilih. Sustainable Mina-Industry Sustainable Mina-Industry disusun dari kata ‘Sustainable’, ‘Minapolitan’, dan ‘Industry’. Makna ‘Sustainable’ memiliki arti berkelanjutan dengan makna yaitu mempertimbangkan keseimbangan dan keharmonisan antara perkembangan wilayah dengan perkembangan lingkungan. Mina diambil dari kata ‘Minapolitan’ yang memiliki arti kota perikanan dengan makna yaitu wilayah yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha perikanan serta mampu melayani dan mendorong kegiatan pembangunan perikanan di wilayah sekitarnya. Kata ‘Industry’ memiliki makna bahwa wilayah yang mendorong perekonomian dengan mengandalkan kegiatan produksi dan industri. Dapat disimpulkan bahwa Sustainable MinaIndustry adalah konsep yang bertujuan untuk mengembangkan perekonomian dengan fokus mendorong kegiatan pembangunan perikanan serta mengandalkan kegiatan perindustrian dengan tetap mengembangkan kualitas lingkungan wilayah. Pengembangan ekonomi diupayakan dengan optimalisasi pemanfaatan sumber daya local perikanan dan kelautan melalui peningkatan kualitas pekerja, investasi di bidang sarana prasarana serta sumberdaya alam. 9


Konsep Penataan Ruang Dalam perumusan konsep penataan ruang, terdapat pengkajian beberapa teori, yaitu monosentris, polisentris, clustering, dan growth pole. Kajian teori ini menghasilkan 3 alternatif konsep yaitu clustering, growth pole, dan monopolisentris(penggabungan antara teori monosentris dan polisentris). Pemilihan konsep menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP), yaitu salah satu metode pengambilan keputusan sari beberapa alternative berdasarkan berbagai kriteria. Kriteria dari tujuan perencanaan Kabupaten Rembang terdiri dari : a. Peningkatan Kualitas dan kuantitas sarana prasarana

Mono-polisentris Konsep mono-polisentris menekankan pendekatan strategi perencanaan dengan penyebaran pusat-pusat kegiatan di wilayah dengan satu lokasi yang menjadi pusat utama (core of the core). Pusat utama dari wilayah akan terintegrasi dengan pusatpusat yang lainnya dan merupakan inti dari kegiatan perdagangan dan jasa. Konsep ini akan mendorong pergerakan masyarakat dan penyebaran guna lahan dalam wilayah. Hal ini berdampak pada kebutuhan infrastruktur jalan yang semakin meningkat. Tujuan dari konsep ini adalah pemerataan pembangunan wilayah, perkembangan moda transportasi, penyebaran pemanfaatan lahan dan mendorong potensi tiap wilayah untuk mengembangkan komoditasnya masing-masing.

b. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia c. Pengembangan Sumber Daya Alam Berkelanjutan d. Peningkatan kualitas lingkungan e. Peningkatan Investasi f. Peningkatan wisata

kualitas

kawasan

g. Pengembangan kegiatan industri h. Ketahanan terhadap bencana Terdapat tiga tahapan dalam AHP, yaitu pairwise comparison, perhitungan eigen vector dan option performance matrix. Hasil akhir perhitungan AHP menunjukkan bahwa konsep Mono-polisentris dipilih untuk dikembangkan dalam penataan ruang di Kabupaten Rembang.

10


Bab 3 Rencana Pembangunan Wilayah 11


Visi

Misi

Perumusan visi misi pengembangan wilayah didasarkan pada tujuan Kabupaten Rembang pada tahun 2019-2039. Tujuan dari pembangunan Kabupaten Rembang adalah:

Dalam mewujudkan visi pembangunan, maka misi-misi yang dilaksanakan adalah:

Pembangunan Wilayah

“Mewujudkan Kabupaten Rembang yang sejahtera dan berkeadilan pada tahun 2039 melalui pengembangan infrastruktur, peningkatan kualitas SDM, dan pengelolaan SDA berkelanjutan” Berdasarkan tujuan tersebut, dirumuskan visi pembangunan jangka panjang Kabupaten Rembang tahun 2019-2039 adalah sebagai berikut: “Rembang sebagai daerah mina industri dalam lingkungan masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan”. Minaindustri, merupakan konsep pengembangan wilayah yang mendorong kegiatan pembangunan perikanan dan mengandalkan kegiatan perindustrian dengan tetap memperhatikan kualitas lingkungan wilayah. Sejahtera, mengandung arti sejahtera lahir dan batin, yakni seluruh masyarakat Kabupaten Rembang yang mampu memenuhi kebutuhan dasar yang memadai. Berkeadilan, mengandung arti terwujudnya kesejahteraan yang merata bagi seluruh masyarakat Kabupaten Rembang.

Pembangunan Wilayah

a. Mewujudkan Pengelolaan SDA yang Berkelanjutan Pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan ditujukan agar sumber daya alam yang ada dapat dimanfaatkan hingga masa yang akan datang. Hal tersebut dilakukan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang melimpah seperti perikanan dan pertambangan secara bijak. b. Mewujudkan Difersifikasi Kegiatan Ekonomi Diversifikasi kegiaan ekonomi ditujukan untuk menciptakan kekuatan ekonomi yang berasal tidak hanya melalui satu sektor saja, melainkan dari berbagai sektor ekonomi yang ada di Rembang. c. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas Arah pembangunan sumber daya manusia dilakukan secara komprehensif meliputi aspek positif dari karakter, kepribadian, sikap mental, profesionalisme, dan perilaku beriman. d. Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur yang Merata Pemerataan fasilitas sarana prasarana di bagian utara dan selatan Kabupaten Rembang dengan standar minimal kebutuhan fasilitas masyarakat. Hal tersebut diharapkan dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi serta perkembangan SDM yang lebih baik. 12


Strategi

Pembangunan Wilayah

Sementara dalam mewujudkan misi tersebut, dan strategi yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Mengembangkan perikanan budidaya dan perikanan laut b. Meningkatkan produktivitas pertanian tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan c. Menciptakan lingkungan pertambangan yang berwawasan lingkungan d. Mengembangkan sektor industry pengolahan hasil pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan e. Membangun sarana dan prasarana penunjang f. Memfasilitasi sarana perdanganan yang layak, aman, dan berbasis teknologi g. Meningkatkan ketersediaan lapangan pekerjaan yang memadai h. Meningkatkan kualitas SDM bidang pertanian dan perikanan

di

i.

Meningkatkan pemberdayaan bagi pekerja pada sektor primer dan sekunder

j.

Pembekalan ssoft-skill serta karakter yang baik dan tangguh dalam pemberdayaan masyarakat


Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah 14


Tujuan

Penataan Ruang

“Mewujudkan ruang Kabupaten Rembang sebagai wilayah pesisir berketahanan yang berbasis pada sektor perikanan, industri pengolahan, pertanian, dan pariwisata kreatif dalam pemerataan pembangunan.�

Wilayah Pesisir Berketahanan Kabupaten Rembang merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa sehingga memiliki karakter pesisir yang kuat.

Perikanan Perikanan meliputi perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Sebagai wilayah pesisir, Kabupaten Rembang memiliki potensi ekonomi perikanan yang cukup besar.

Industri Pengolahan Sektor industri pengolahan menjadi salah satu sektor penggerak perekonomian Rembang yang terus meningkat.

Pertanian Dilatarbelakangi oleh Pembangunan jaringan pemasaran dan pengembangan kawasan sentra komoditas unggulan belum optimal.

Pariwisata Kreatif Pengembangan pariwisata kreatif yang saling terintegrasi dapat meningkatkan daya tarik wisata serta membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat setempat.

Pemerataan Pembangunan Pemerataan pembangunan dimaksudkan untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah utara dan selatan.

15


Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Mewujudkan ruang Kabupaten Rembang sebagai wilayah pesisir berketahanan yang berbasis pada sektor perikanan, industri pengolahan, pertanian, dan pariwisata kreatif dalam pemerataan pembangunan Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan rawan bencana

Mengendalikan pembangunan fisik pada Kawasan bencana

Meningkatkan infrastruktur pada Kawasan rawan vencana Mengembangkan Kawasan budidaya yang dapat mempertahankan Kawasan rawan bencana Mengembangkan penggunaan teknologi mitigasi bencana

Mengadakan dan meningkatkan jalur evakuasi bencana

Pengembangan Kawasan budidaya berbasis SDA berkelanjutan

Menekan pengurangan lahan yang memiliki potensi SDA

Menjaga daya dukung dan daya tamping lingkungan terhadap Kawasan dengan potensi SDA Mengimplementasi pemanfaatan teknologi dalam pengembangan SDA dengan menjaga lingkungan

Melestarikan dan menjaga ekosistem mangrove dalam pemanfaatan SDA Meningkatkan dan mengembangkan produksi dan produktivitas pertanian

Meningkatkan dan mengembangkan produksi dan produktivitas perikanan tambak

Mengolah tambang dengan menjaga lingkungan

Kebijakan Strategi

Meratakan pembangunan sarpras di wilayah utara dan selatan Memaksimalkan fungsi sarpras yang sudah tersedia

Mengembangkan sarpras air baku dan air minum

Mengimplementasi peraturan terkait pemanfaatan SDA

Meningkatkan dan mengembangkan produksi dan produktivitas peternakan

Tujuan

Pengembangan sarana prasarana secara berhierarki dan menyeluruh

Mengembangkan sarpras drainase

Pengembangan sarpras pendukung industri dan wisata

Pengembangan ekonomi kreatif

Mengembangkan Kawasan industry Mengembangkan klister industri dan wisara kuliner perikanan Mengoptimalkan potensi wisata berbasis wisata kreatif Meningkatkan peran UMKM dalam pengembangan wisata Kerja sama dengan Pemkab Jepara dalam pengembangan wisara sejarah Kerja sama dengan lebaga keuangan dalam pengembangan wisata Memberdayakan SDM dengan didukung creativepreneur local Mendirikan wahana inkubasi sebagai sarana riser Mengembangkan dan rehabilitasi sarpras pendorong ekonomi dan wisara

Melestarikan Kawasan hutan lindung dan Kawasan

perlindungan setempat

16


Rencana Struktur Ruang Alternatif Rencana Struktur Ruang 1. Mono-polisentris Gambaran Umum Konsep ini merupakan gabungan konsep monosentris dan polisentris, dimana ini menekankan pendekatan strategi perencanaan dengan penyebaran pusat-pusat kegiatan di wilayah dengan satu lokasi yang menjadi pusat utama (core of the core). Pusat utama dari wilayah akan terintegrasi dengan pusat-pusat yang lainnya dan merupakan inti dari kegiatan perdagangan dan jasa. Terdapat core of the core yang menjadi titik pusat aktivitas ekonomi di Rembang dan menjadi pusat pergerakan dari titik-titik yang ada di Rembang. Rasionalitas •

Konsep ini dapat mengembangkan dan mendukung penyamaratakan perkembangan keseluruhan wilayah yang ada di Kabupaten Rembang.

2. Clustering/Klasteriasi Gambaran Umum Konsep Clustering bekerja dengan mengelompokkan masingmasing komoditas yang ada menjadi satu dan tidak mencampurkan antar komoditas satu dan lainnya. Sistem kluster akan memungkinkan proses produksi yang terintegritas dan terfokus pada pengembangan satu produk unggulan setiap klusternya. Dengan konsep ini diharapkan tiap kluster dapat memajukan ekonomi daerah dan meningkatkan kemandirian daerah dengan cara menghasilkan satu komoditasnya Rasionalitas

• Konsep Clustering di Rembang menekankan pada pendekatan klasterisasi kawasan yang dibagi menjadi tiga klaster yaitu klaster: perikanan tangkap, perikanan budidaya, dan agroindustri. Tiap klaster berjalan saling terintegrasi sebagai sebuah sistem

Konsep ini dapat mendorong potensi tiap wilayah karena adanya penyebaran berbagai pusat.

• Latar belakang penerapan alternatif konsep Clustering yaitu karena tiap daerah di Rembang khususnya bagian selatan dan utara memiliki kondisi geografis dan potensi yang sangat berbeda

• Terdapat core of the core yang menjadi titik pusat aktivitas ekonomi di Rembang dan menjadi pusat pergerakan dari titik-titik yang ada di Rembang.

• Tujuan klasterisasi adalah untuk pengendalian lahan dan properti agar dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah

17


3. Growth Pole Gambaran Umum Konsep Growth Pole merupakan strategi pertumbuhan pembangunan yang menekankan pada suatu lokasi yang akan dijadikan pusat pertumbuhan. Pusat pertumbuhan ini nantinya akan mendorong tumbuhnya kegiatan baru disekitar pusat pertumbuhan yang mendukung kegiatan utama dari pusat pertumbuhan tersebut sehingga dapat memberikan dampak pada pembangunan wilayah secara keseluruhan. Secara fungsional, konsep ini dapat diartikan sebagai pemusatan dari suatu kelompok ekonomi (industri, bisnis, dan wisata). Dengan demikian konsep ini dinilai sangat efektif dalam meningkatkan perekonomian wilayah Konsep growth pole merupakan gabaungan dari dua konsep, yaitu: • Konsentris. Konsentris merupakan teori yang berpendapat bahwa pertumbuhan suatu wilayah berasal dari pusat kegiatan yang kemudian akan meluas ke wilayah yang jauh dari pusat kegiatan tersebut. Pada konsep Growth Pole, prinsip konsentris ini sangat ditekankan dapat dilihat pada penekanan pembangunan wilayah didasari pada pusat pertumbuhan yang akan memicu tumbuhnya kegiatan pendukung yang muncul pada sekitar pusat pertumbuhan tersebut.

• Desentralisasi. Dengan tumbuhnya pusat pertumbuhan, maka akan memicu timbulnya pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat. Dengan demikian desentralisasi akan diterapkan untuk memberi peluang untuk memanfaatkan potensi daerah secara optimal dan, mendorong peningkatan kualitas produk yang lebih kompetitif. Rasionalitas

Konsep Growth Pole dinilai efektif dalam meningkatkan pertumbuhan baik ekonomi, industri, perusahaan sesuai dengan konsep pengembangan wilayah Kabupaten Rembang

• Konsep ini mendukung dari kegiatan industri yang ada di Kabupaten Rembang • Menciptakan ruang yang efektif dan efisien karena dalam suatu area akan muncul unsur pendukung dari pusat pertumbuhan tersebut

18


Pemilihan Alternatif Struktur Ruang Pemilihan alternatif konsep struktur ruang dilakukan dengan metode AHP. Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu metode pengambilan keputusan dari beberapa alternatif berdasarkan berbagai kriteria. Metode tersebut cocok digunakan untuk memilih alternatif konsep perencanaan, karena pemilihan alternatif konsep membutuhkan banyak kriteria (multikriteria) untuk dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Kriteria dari tujuan perencanaan Kabupaten Rembang terdiri dari: 1. Peningkatan Kualitas dan kuantitas sarana prasarana

Metode AHP terdiri dari tiga tahapan, yaitu pairwase comparison, penghintungan eigen vector, dan option performance matrix. Berikut merupakan proses AHP untuk menentukan konsep pengembangan Kabupaten Rembang: 1. Pairwase Comparison Pairwase comparison merupakan tahap dimana alternatif-alternatif konsep tersebut saling dibandingkan kesesuaiannya dengan masing-masing kriteria, seperti: Sarpras, Wisata, Investasi, Industri, Lingkungan, dan lain lain. 2. Eigen Vector

4. Peningkatan kualitas lingkungan

Penghitungan eigen vector dilakukan untuk melihat tingkat kepentingan dari suatu pilihan. Sementara itu, penghitungan eigen vector pada kriteria-kriteria juga dibutuhkan untuk menentukan kriteria mana yang merupakan prioritas.

5. Peningkatan Investasi

3. Option Performance Matrix

2.

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

3. Pengembangan Sumber Daya Alam Berkelanjutan

6. Peningkatan wisata

kualitas

kawasan

7. Pengembangan kegiatan industri 8. Ketahanan terhadap bencana

Option Performance Matrix merupakan tabel yang menunjukkan hasil kali antara eigen vector alternatif dengan eigen vector kriteria.

Sementara itu, alternatif konsep yang akan dikembangkan di Kabupaten Rembang antara lain: • Mono-polisentris (M) • Clustering (C) • Growth pole (G)

19


Tabel Option Performance Matrix Kriteria Konsep

Total

1

2

3

4

5

6

7

8

M

25,97

0,75

0,75

4,42

4,42

25,97

0,75

25,97

89

C

4,42

4,42

4,42

9,18

1,56

4,42

4,42

4,42

37,3

G

12,5

2,12

2,12

1,56

9,18

12,5

2,12

12,5

54,6

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa alternatif konsep penataan ruang Monopolisentris (M) memperoleh total nilai terbesar. Dengan demikian, konsep tersebut menjadi konsep yang dipilih untuk dikembangkan dalam penataan ruang di Kabupaten Rembang. Peta Rencana Struktur Ruang

Sumber: analisis penulis

20


Rencana Pola Ruang Terdapat tiga alternatif rencana pola ruang Kabupaten Rembang, yaitu pola ruang compact, pola ruang berdasarkan Neraca Sumber Daya Alam (NSDA), dan pola ruang berdasarkan pemerataan. Ketiga alternatif tersebut kemudian dipilih menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Kriteria yang digunakan dalam pemilihan alternatif melalui metode AHP antara lain adalah: • Peningkatan kualitas dan kauntitas sarana prasasrana • Pengembangan SDA berkelanjutan

Jika dibandingkan dengan pola ruang eksisting, Terdapat perbedaan luasan guna lahan pada kawasan peruntukkan perikanan budidaya dan kawasan peruntukkan industri. Selain itu, juga terdapat alih fungsi kawasan perkebunan menjadi kawasan hutan produksi di Kecamatan Sluke, Kecamatan Lasem, Kecamatan Pancur, dan Kecamatan Kragan serta alih fungsi kawasan hutan produksi tetap menjadi kawasan hortikultura di Kecamatan Bulu, Kecamatan Gunem, dan Kecamatan Sale.

• Peningkatan kualitas lingkungan • Peningkatan investasi • Peningkatan kualitas Kawasan wisata

• Pengembangan kegiatan industri • Kethanana terhadap bencana Berdasarkan hasil AHP, alternatif pola ruang yang terpilih adalah pola ruang berdasarkan NSDA. Alternatif ini mengedepankan penggunaan lahan yang disesuaikan dengan lahan cadangan sumber daya alam yang ada di Kabupaten Rembang. Penggunaan lahan tersebut harus sesuai dengan kriteria kesesuaian lahan masingmasing sumber daya alam. Apabila terdapat kesesuaian lahan yang saling overlap, maka dipilih sumber daya alam yang dapat memiliki nilai ekonomi lebih tinggi.

21


Peta Eksisting Pola Ruang

Sumber: analisis penulis

Peta Rencana Pola Ruang

Sumber: analisis penulis

22


Rencana Kawasan Strategis Sudut Kepentingan Daya Dukung Lingkungan • Kawasan Mangrove Pasarbangi Kawasan Mangrove Pasarbanggi adalah kawasan pelestarian mangrove yang berlokasi di Desa Pasarbanggi Kecamatan Rembang yang berfungsi untuk menahan abrasi, tempat berkembang biak ikan dan menjadi pariwisata. Mangrove merupakan ekosistem yang beruppa hamparan lahan pantai yang berisi sumberdaya alam hayati dengan kekhasan atau ciri khas hidup di wilayah pantai. Fungsi dari adanya pelestarian mangrove adalah untuk perlindungan ekosistem di wilayah pesisir dan laut serta menjamin keanekaragaan hayati dan produktifitas di wilayah pesisir laut. • Kawasan Lindung Gunung Lasem Kawasan Lindung Gunung Lasem terletak di Kecamatan Lasem dan Kecamatan Pancur. Kawasan tersebut merupakan gunung dengan tutupan lahan berupa hutan. KLGL dikembangkan dengan konsep ekowisata. Konsep ini mengedepankan pariwisata alam tanpa mengubah bentang alam yang ada di Gunung Lasem. Sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan pariwisata berada di luar kawasan tersebut, dalam rangka menjaga keseimbangan air, dimana KLGL merupakan kawasan resapan air bagi Kabupaten Rembang. Sarana dan prasarana penunjang dapat dikelola oleh masyarakat sekitar, sehingga masyarakat menjadi lebih berdaya. Keterlibatan masyarakat juga dapat meningkatkan kesadaran masyarkat akan pentingnya perlindungan hutan.

Sudur Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi • Kawasan Budidaya Perikanan Payau Kaliori Budidaya Perikanan Payau merupakan salah satu sub sektor dari sektor unggulan yang ada di Kabupaten Rembang. Sektor perikanan memiliki potensi yang besar sehingga dinilai efektif dalam peningkatan perekonomian Kabupaten Rembang. Tujuan dari kawasan ini mendorong perekonomian dengan pengoptimalan Sumber daya alam yang ada di Kecamatan Kaliori. Kawasan ini mendukung kegiatan ekonomi serta lingkungan hidup.

23


Sudut Kepentingan Pendayagunaan SDA dan/atau Teknologi • Kawasan Pertambangan Gas Bumi Pengembangan sumber daya alam potensi pertambangan gas bumi menggunakan konsep sustainable and innovative mining, dimana di area pantai utara Kabupaten Rembang memiliki potensi gas bumi yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber energi tambahan. Hal tersebut selaras dengan rencana Pemerintah Kabupaten Rembang yaitu pemanfaatan potensi gas bumi sebagai salah satu pendukung energi listrik. Konsep sustainable merujuk pada pemanfaatan sumber daya secara efisien dan optimal dengan memperhatikan kelestarian lingkungan di sekitarnya. Sementara innovative merujuk pada pemanfaatan teknologi modern yang digunakan baik dalam proses penambangan, pengolahan, maupun pemanfaatan. • Kawasan Pertambangan Batu Bara Kawasan pertambangan batu bara di Kabupaten Rembang akan dikembangkan dengan konsep “Sustainable Mining”. Konsep berkelanjutan dikaji dari tiga sudut pandang, yaitu sudut pandang ekonomi, ekologi (lingkungan), dan sosial budaya. Pada sudut pandang ekonomi, diharapkan kegiatan tersebut dapat menyerap tenaga kerja lokal dan dapat mencukupi kebutuhan bahan bakar PLTU di masa depan. Dari sudut pandang ekologi, diharapkan dapat mempertahankan kualitas lingkungan dengan memperhatikan hutan lindung yang berhimpitan dengan kawasan tambang. Pada sudut pandang sosial budaya, kegiatan pertambangan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk sekitar, melalui kegiatan CSR perusahaan tambang.

Sudut Kepentingan Sosial Budaya • Kawasan Pusat Pelestarian dan Wisata Budaya Lasem Pengembangan Kawasan Pelestarian Budaya dan Wisata Lasem menggunakan konsep Community Based Development, dimana kawasan Lasem memiliki keunikan yang tercipta karena interaksi sosial masyarakat yang ada sejak zaman dahulu. Orang-orang dari luar Lasem khususnya Tionghoa menempati Lasem dan membentuk kebudayaan yang berpengaruh pada tatanan sosial masyarakat Lasem pada saat ini. Hal tersebut membuat meninggalkan jejak sejarah dan budaya yang menjadi ciri khas dan daya tarik budaya yang harus dilestarikan. Maka dari itu, usur masyarakat sangat berperan penting dalam mendukung kawasan pelestarian dan wisata budaya di Lasem sehingga cocok dengan pengembangan konsep Community Based Development.

24


Bab 5 Program Prioritas 25


Program Pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Rembang Azizah Kharisma S

Pemilihan program pengembangan kawasan agropolitan selaras dengan tujuan yang telah disusun sebelumnya, yaitu Mewujudkan ruang Kabupaten Rembang sebagai wilayah pesisir berketahanan yang berbasis perikanan, industri pengolahan, pertanian, dan pariwisata kreatif dalam pemerataan pembangunan. Dimana terdapat unsur pertanian yang tertera pada tujuan pengembangan wilayah Kabupaten rembang yang melandasi pemilihan program pengembangan agropolitan. Kabupaten Rembang memiliki luas lahan pertanian sebesar 45% (Kabupaten Rembang Dalam Angka 2019). Hal ini menjadi potensi bagi Kabupaten Rembang untuk pengembangan kawasan pertanian di Rembang untuk dikembangkan menjadi kawasan agropolitan. Pengembangan kawasan agropolitan juga berkaitan dengan masalah yang ada di Rembang yaitu kesenjangan wilayah di daerah utara dan selatan, dimana daerah selatan merupakan daerah pertanian.

Dengan adanya pengembangan kawasan agropolitan dapat memberi dampak positif pada pengembangan wilayah Kabupaten Rembang yaitu: a. Mengurangi kesenjangan daerah selatan, dimana masyarakat daerah selatan Rembang masih bertumpu pada sektor pertanian b. Mengoptimalkan potensi lokal hasil pertanian tiap daerah di Rembang c. Meningkatkan daya saing daerah dan meningkatkan pendapatan daerah Kegiatan utama dari program ini yaitu: peningkatkan produktivitas komoditas pertanian di Kabupaten Rembang bagian selatan dan pembangunan lokasi pusat agrobisnis dengan konsep bioindustri di Kecamatan Bulu dan Pamotan. Konsep dari program pengembangan kawasan agropolitan Kabupaten Rembang adalah dengan pengembangan Local Economic Development (LED). Pusat Agropolitan Kabupaten Rembang berada di Kecamatan Bulu dan Kecamatan Pamotan dengan daerah penyangga seluruh kecamatan bagian selatan.

Sesuai dengan misi “Mewujudkan Pengelolaan SDA yang Berkelanjutanâ€? yang salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas pertanian tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan. Dimana misi tersebut memiliki sasaran yang selaras dengan pengembangan agropolitan, antara lain: meningkatnya jangkauan jaringan irigasi ke lahan pertanian dan meningkatnya hasil produksi pertanian melalui intensiďŹ kasi pertanian. 26


Program Pengembangan Kawasan Perikanan Budidaya Air Payau Kabupaten Rembang Bunga Pertiwi

Kabupaten Rembang merupakan salah satu kabupaten yang berbatasan langsung Laut Jawa. Terdapat enam kecamatan yang berbatasan langsung dengan pantai utara, yaitu Kecamatan Kaliori, Rembang, Lasem, Sluke, Kragan, dan Sarang. pesisir seluas 35,5% dari total luas Kabupaten Remabang. Letaknya ini lah yang kemudian mendorong sektor perikanan menjadi sektor unggulan di Kabupaten Rembang. Hal tersebut terbukti melalui peringkat kontribusi perikanan Kabupaten Rembang di Provinsi Jawa Tengah. Pada tahun 2018, perikanan tangkap Kabupaten Rembang menemapti urutan kedua di Provinsi Jawa Tengah, sedangkan perikanan budidaya air payau menemapti urutan ke tujuh.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, terdapat dua tema kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu terkait peningkatan hasil produksi perikanan budidaya air payau dan terkait pengembangan UMKM pengolahan hasil perikanan budidaya air payau. Kegiatan terkait peningkatan hasil produksi perikanan budidaya air payau difokuskan di Kecamatan Sarang, sedangkan kegiatan yang terkait pengembangan UMKM difokuskan di Kecamatan Kragan.

Kabupaten Rembang memiliki lahan yang cukup luas yang sesuai untuk kegiatan tambak. Saat ini, lahan yang digunakan sebagai tambak adalah seluas 2.396,3 hektare. Berdasarkan analisis kesesuaian lahan, lahan yang sesuai untuk tambak seluas 6.240,3 hektare. Dengan demikian, masih terdapat 3.844 hektare lahan cadangan tambak. Sebagian besar lahan tersebut berada di Kecamatan Sarang dan Kragan. Tujuan dari program ini adalah: (1) Meningkatnya hasil produksi perikanan budidaya air payau; (2) Meningkatnya nilai produksi perikanan budidaya air payau, dan

(3) Terciptanya kerja sama antara sektor perikanan dan industri. 27


Program Pengembangan Kawasan Industri Berbasis MinaIndustri Kabupaten Rembang Ditta Octitania

Pemilihan dari program ini didasarkan pada tujuan pengembangan wilayah Kabupaten Rembang yang disebutkan pada visi, yaitu “Kabupaten Rembang yang sejahtera dan berkeadilan berbasis mina-industri berkelanjutan.” Program dari pengembangan kawasan industry ini berkaitan dengan misi Kabupaten Rembang dalam mewujudkan pengelolaan sumber daya alam (perikanan), mewujudkan diversifikasi kegiatan ekonomi dan mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Selain itu, kegiatan industri menciptakan lapangan kerja yang dapat menurunkan angka pengangguran sehingga berpengaruh positif pada ekonomi masyarakat secara langsung. Kegiatan industry ini memberdayakan potensi Kabupaten Rembang, yaitu lokasi wilayah strategis penghubung jalan nasional Pulau Jawa, nilai sumber daya perikanan yang besar dan merupakan wilayah daerah pesisir.

Kawasan Industri direncanakan memiliki 1 centre building dengan berbagai komponen bangunan lainnya. Pembangunan RTH menjadi komponen utama dalam mendukung lingkungan yang sustainable. Berdasarkan perhitungan Cost Benefit Ratio dengan asumsi discount rate 11%, diperoleh prediksi keuntungan atau NPV sebesar Rp422.263.874.153 dengan nilai BCR sebesar 1,1515. Dengan nilai BCR>1, disimpulkan bahwa program ini feasible dan memberikan keuntungan ekonomi.

Metode yang digunakan dalam merencanakan program pembangunan kawasan industry ini adalah studi literatur, perancangan kerangka kerja logis dan Cost Benefit Analysis (CBA). Konsep pembangunan adalah industry dengan mengedepankan nilai keberlanjutan lingkungan dan pemanfaatan teknologi dalam mengolah perikanan. Pembangunan industry berlokasi di Desa Pasarbanggi yang merupakan kawasan peruntukan industry dalam RTRW Kabupaten Rembang dan memiliki akses yang baik menuju pusat Kabupaten Rembang. 28


Program Pengembangan Sarana Pendidikan Kabupaten Rembang Fany Alvira H

Program Pengembangan Sarana Pendidikan dilatarbelakangi oleh rendahnya angka IPM Kabupaten Rembang, rendahnya angka rata – rata lama sekolah, serta masih terdapat wilayah Kabupaten Rembang yang belum terjangkau oleh fasilitas pendidikan. Oleh karena itu, program tersebut bertujuan untuk meningkatkan angka rata – rata lama sekolah serta meningkatkan pemerataan fasilitas pendidikan di Kabupaten Rembang. Menurut Dreher, et al. (dalam Efarabi, 2018) terdapat beberapa faktor permintaan dan penawaran yang sangat berpengaruh terhadap Angka Partisipasi Sekolah (APS), salah satunya adalah jumlah sekolah. Mayoritas fasilitas pendidikan di Kabupaten Rembang berada pada ibukota kecamatan. Hal tersebut menyebabkan layanan pendidikan belum menjangkau seluruh masyarakat Kabupaten Rembang.

Penambahan ruang kelas memperhatikan ketentuan rasio minimum luas lantai bangunan terhadap peserta didik yaitu 10,6 m2/peserta didik (bangunan satu lantai), 5,6 m2/peserta didik (bangunan dua lantai), dan 4,1 m2/peserta didik (bangunan tiga lantai). Desain interior dari ruang kelas yang akan dibangun mengusung konsep edufun yang terinspirasi dari Sekolah Masa Depan Cerah di Surabaya, yaitu: 1) Penataan fasilitas ruang dan perabot di ruang kelas dibuat open space untuk mengakomodasi kegiatan diskusi siswa 2) Penambahan signage dan infograďŹ s pada dinding kelas

3) Penggunaan kombinasi warna tenang dan netral pada sebagian besar dinding ruang kelas 4) Penggunaan warna midtone pada dinding papan tulis

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah, diketahui bahwa pembangunan SMP/MTs baru dapat dilakukan apabila jumlah rombongan belajar dalam SMP yang sudah ada telah melebihi 24 rombel. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa rata – rata jumlah rombel eksisting maupun proyeksi tahun 2038 pada setiap sekolah di Kabupaten Rembang belum mencapai 24 rombel. Oleh karena itu, dilakukan penambahan ruang kelas dalam rangka pengembangan sarana pendidikan.

29


Program Pengembangan Sistem Air Minum Kabupaten Rembang Agy Arif Awaluddin

Program ini didasarkan oleh masalah terhadap persediaan air baku di wilayah Kabupaten Rembang. Beberapa daerah di Wilayahnya sering mengalami kekeringan yang tentu akan menghambat kegiatan masyarakat baik itu kegiatan sehari-hari, ekonomi, bahkan sampai pada tingkat industri. Penyediaan air baku sebagai kebutuhan air minum, ekonomi dan perindustrian merupakan hak dasar dan hak sosial ekonomi masyarakat yang harus dipenuhi pemerintah, baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Kebutuhan akan air bersih sebagian penduduk Kabupaten Rembang masih bergantung pada keberadaan PDAM. Menurut data yang dilansir oleh Pemerintah Kabupaten Rembang dalam “Rembang dalam Angka 2019�, dari 14 kecamatan yang ada, hanya dua kecamatan yang tidak tersentuh oleh PDAM Kabupaten Rembang, yaitu kecamatan Gunem dan Keccamatan Sluke Dalam perencanaan Program Pengembangan Sistem Prasarana Air Minum di Kabupaten Rembang, program-program utama yang dilaksanakan antara lain meingkatkan distribusi Air Minum secara merata di Kabupaten Rembang, meningkatkan kualitas prasanara Air minum, serta membangun sistem prasarana tambahan agar kebutuhan air minum di Kabupaten Rembang Tercukupi. Program Pertama pertama yaitu peningkatan distribusi Air Minum akan dilaksanakan di segmen-segmen yang kuantitas atau kualitas air minumnya belum mencukupi atau daerah-daerah rawan terjadinya kekeringan, terutama di kecamatan Gunem dan Sluke.

Selanjutnya adalah program untuk meningkatkan kualitas prasarana Arir Minum Kabupaten Rembang. Setelah distribusi air merata dan menjangkau seluruh kawasan di Kabupaten Rembang serta mengatasi permasalahan kekeringan, maka langkah selanjutnya adalah peningkatan kualitas prasarana Air Minum baik dari segi Pelayanan, Produk Hasil, ataupun managemennya. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan tingkat kepuasan pelayanan yang harus diterima masyarakat sebagai bentuk kerja pemerintah secara nyata. Program terakhir adalah Membangun sistem prasarana tambahan agar memudahk an pendistribusian dan mengakomodasi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Rembang secara menyeluruh. Program ini dilaksanakan untuk memperluas jaringan Air Bersih di Kabupaten Rembang yang diharapkan dapat meingkatkan ekonomi masyarakat melalui sektor industri yang terfasilitasi oleh adanya pelayanan dari Sistem Prasarana Air Minum ini. Sehingga manfaat dari prasarana Air Minum juga membantu meningkatkan perekonomian masyarkaat dan mengangkat perekonomian Kabupaten Rembang.

30


Program Percepatan Pengembangan Pariwisata Kabupaten Rembang Alfian Yoga S

Berdasarkan tujuan perencanaan wilayah, pariwisata menjadi salah satu aspek guna mewujudkan tujuan penataan ruang. Peran pariwisata guna mewujudkan tujuan tersebut berupa peran ekonomi dari pendapatan yang dihas ilkan sementara peran sosial dapat menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Selain itu, pengembangan melalui program pariwisata juga mampu memeratakan pembangunan dikarenakan lokasi tempat-tempat wisata yang tersebar hampir di seluruh kecamatan. Pengembangan pariwisata disini juga harus didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai seperti akses jalan maupun sarana perdagangan di sekitar tempat wisata. Pemilihan program percepatan pengembangan pariwisata dilatar belakangi oleh banyaknya potensi objek wisata di Rembang yang potensial untuk dikembangkan. Berdasarkan jumlah, destinasi wisata di Kabupaten Rembang berjumlah 41 objek wisata yang terdiri dari wisata alam, buatan, dan budaya. Selain potensi dari jumlah destinasi wisata, juga terdapat potensi dari peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Rembang. Alasasan pemilihan program juga ditujukan untuk meningkatkan kontribusi pariwisata terhadap perekonomian. Permasalahan saat ini adalah kontribusi pariwisata terhadap perekonomian Rembang masih minim. Dalam pengembangannya, konsep yang digunakan adalah dengan pendekatan CBT (Community Based Tourism) atau Pariwisata Berbasis Masyarakat (PBM).

Konsep CBT ini merupakan merupakan suatu pendekatan pengembangan pariwisata dengan melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan pengembangan pariwisata. Pelibatan masyarakat secara aktif ini mampu meningkatkan perekonomian bagi masyarakat secara langsung. Program percepatan pengembangan pariwisata di Kabupaten Rembang ini bertujuan: 1) Mewujudkan pariwisata di Kabupaten Rembang yang memiliki daya saing dan daya Tarik 2) Mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dan berkontribusi besar terhadap pendapatan daerah. 3) Mampu meningkatkan kualitas masyarakat dan menyediakan lapangan pekerjaan dengan adanya pelibatan secara langsung dalam pengembangan objek-objek wisata yang ada di Rembang. Sebagai salah satu aspek penting dalam membantu mewujudkan pemerataan pembangunan di setiap kecamatan di Rembang.

31


Program Pengembangan Transportasi Darat Kabupaten Rembang Alvin Nabiela A

Program pengembangangan transportasi darat menjadi salah satu program prioritas berdasarkan arahan pemanfaatan ruang Kabupaten Rembang sebagai perwujudan sistem prasarana. Pemilihan program sebagai program prioritas didasarkan pada beberapa alasan berikut:

Adapun tujuan dari program pengembangan sistem transportasi darat Kabupaten Rembang: (a) Meningkatkan aksesbilitas dan mobilitas disetiap daerah Kabupaten Rembang, (b) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah, (c) Menciptakan pemerataan dan peningkatan infrastruktur jalan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, terdapat 3 program utama yang akan dilakukan yaitu: (a) Pembangunan terminal A, (b) Pembangunan Jalan Lingkar, (c) Pengadaan Trans Rembang

Pertama, sesuai dengan Misi IV RPJMD Kabupaten Rembang 2016-2021 “Melanjutkan pembangunan infrastruktur yang merata dan berkualitas serta berdimensi kewilayahan�. Dalam mencapai misi tersebut disebutkan bahwa pemerataan dan kualitas pembangunan jalan dan jembatan menjadi salah satu indikator keberhasilan. Sehingga diusung program pengembangan transportasi darat menjadi sebuah media untuk mencapai misi tersebut. Kedua, terdapat permalasahan kewilayahan berupa disparitas antara wilayah utara dan selatan yang landasi oleh ketersediaan sarana dan prasarana transportasi. Pada saat ini Kabupaten Rembang hanya memiliki terminal tipe C dan sistem transportasi publik dalam wilayah belum bekerja secara optimal. Selain itu belum sepenuhnya kondisi jalan pada Kabupaten Rembang tergolong baik.

32



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.