XII SOS 2 - KELOMPOK 3
Sosok di balik Sekolah Rimba “Dalam mengajar, ada hal yang lebih penting daripada kepintaran...”
quality education for remote tribes in Indonesia
Querestia 1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 13 14
1
Daftar Isi Susunan Redaksi & Kata Pengantar Pendidikan Indonesia Masih Belum Merata Kasus Suku Anak Dalam Crosswords Profil Butet Manurung Peran Butet Manurung bagi Pendidikan Indonesia Nilai Butet Manurung Nilai SERVIAM Butet Manurung Cara Gereja Berperan di Dunia : ASG Berkaca Melalui Pengalaman Daftar Pustaka
rista/27 Ca
Kai/23
Ara/1
Elle/17
A
Laras/16 nda ma /3
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Dikarenakan atas berkat dan rahmat-Nya sehingga E-magazine dalam rangka ujian praktek kelas XII SMA Santa Ursula Jakarta dapat kami selesaikan dengan baik dan lancar. E-magazine yang berjudul “Querestia” merupakan akronim dari Quality Education for Remote Tribes in Indonesia. Majalah ini berisi mengenai pemaparan kondisi pendidikan di negara kita Indonesia. Ketidakmerataan pendidikan menjadi salah satu masalah yang kerap kali ditemukan, bergerak bersama seorang tokoh wanita menyadarkan ketidakmerataan yang ada menjadi isi dari E-Magazine ini. Dilengkapi pula dengan kasus-kasus nyata, inspirasi dari gereja, serta nilai-nilai yang didapatkan. Kami harap karya yang yang kami buat dapat memberikan inspirasi serta kesadaran akan kondisi pendidikan di Indonesia. Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada guru-guru yang telah mendampingi kami selama berproses. Kami menyadari bahwa tentu Emagazine yang kami buat masih jauh dari sempurna dan butuh banyak saran agar menjadi lebih baik. Kami berharap E-magazine yang kami buat dapat memberikan pengetahuan dan menyadarkan teman-teman yang membaca akan masalah yang dihadapi oleh Indonesia. Akhir kata, kami ucapkan selamat membaca dan semoga bermanfaat. Jakarta, Januari 2023
2
IN D
PE
A N K I D I D A? I S E N N O
Pendidikan sebagai kunci utama kemajuan suatu bangsa berperan penting untuk setiap pribadi. Sebagaimana dimaksud dalam UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, pendidikan merupakan usaha sadar serta terencana untuk mewujudkan suasana serta proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya dengan memiliki kecerdasan, pengendalian diri, keterampilan sosial, kepribadian, akhlak mulia, kekuatan spiritual keagamaan, serta karakter. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha untuk mengembangan potensi diri dalam berbagai aspek. Hak pendidikan layaknya diberikan oleh seluruh masyarakat suatu negara. Hal ini juga telah tercantum dalam UUD 1945 Pasal 31 yang menjelaskan bahwa seluruh warga negara berhak mendapat pendidikan dan pemerintah wajib mengusahakan hal tersebut, baik dengan membiayai maupun menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang inklusif dan dapat mencakup seluruh rakyat Indonesia. Melalui pendidikan setiap pribadi diajak untuk lebih mengembangkan dirinya untuk mendapatkan manfaat dari hal tersebut, hal ini tercantum pula dalam UD 1945 pasal 28C ayat (1) dikatakan bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. Untuk semakin mencerdaskan bangsa kita Indonesia, terdapat pula upaya kebijakan Program Wajib Belajar 12 Tahun yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Pendidikan menjadi kebutuhan hidup bagi setiap manusia. Namun, ketidakmerataan pendidikan masih menjadi suatu masalah yang dihadapi di Indonesia, terutama mereka yang terdapat di daerah pelosok. Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan suku-suku tersebut tidak mengenyam pendidikan, faktor geografis yang membuat mereka sulit untuk menjangkau pendidikan dari pemerintah, ataupun faktor budaya dimana mereka menolak masuknya budaya asing. Merujuk dari UUD 1945 Pasal 31 setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan. Pendidikan yang belum dapat diakses oleh seluruh masyarakat merupakan sebuah bentuk ketidakadilan yang menjadi sebuah bentuk pengingkaran kewajiban oleh pemerintah. Hal ini juga melanggar hak masyarakat atas pendidikan, seperti yang tertulis dalam UUD 1945 pasal 28c ayat (1).
3
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki banyak kelebihan juga kekurangan yang dimiliki, dalam hal pendidikan. Kasus nyata mengenai hal tersebut yang dapat kita temukan adalah belum tereksposnya pendidikan bagi Suku Anak Dalam yang terdapat di daerah Jambi. Hal ini tentunya sangatlah memprihatinkan dan perlu disadari secepatnya.Pemerintah sebagai pemangku kepentingan memiliki kekuatan untuk melakukan berbagai upaya untuk memberdayakan komunitas adat terpencil, seperti Suku Anak Dalam. Oleh karena itu, perlu segera dilakukan usaha-usaha nyata untuk meningkatkan kualitas hidup suku tersebut. Berperan sebagai pilar utama suatu bangsa pendidikan pendidikan berperan membawa kehidupan masyarakat menjadi lebih terbuka. Ketidakmerataan pendidikan yang terjadi di Indonesia belum sesuai dengan Pancasila yang menjadi dasar dari negara kita. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagai sila ke-5 tampaknya belum dapat tercapai apabila melihat kasus Suku Anak Dalam, sebagai salah satu suku terpencil Indonesia. Belum terjamah dengan pendidikan, hal ini menjadi pelanggaran akan sila ke-5, padahal akses akan pendidikan menjadi hak seluruh rakyat lapisan masyarakat Indonesia. Keadilan dalam bidang pendidikan perlu ditegakkan, Suku Anak Dalam seharusnya mendapatkan pendidikan yang sama dengan yang lain, walau tentunya banyak tantangan dalam bidang geografis serta budaya. Namun, untuk mencapai keadilan dalam bidang pendidikan, seluruh elemen masyarakat khususnya pemerintah perlu mengupayakan pemberdayaan dan peningkatan akses pendidikan bagi Suku Anak Dalam.
APA ITU SOKOLA RIMBA? Berasal dari Bahasa Kubu, Sokola memiliki arti Sekolah. Sokola didirikan pada tahun 2003 oleh lima praktisi pendidikan serta fasilitator masyarakat. Sokola menjadi organisasi nirlaba pertama di Indonesia yang bergerak dalam bidang pendidikan bagi masyarakat adat dan kelompok marjinal di Indonesia. Tujuan didirikannya Sokola adalah untuk membantu masyarakat adat menghadapi perubahan, tetapi tetap dengan mempertahankan budaya dan adat yang mereka miliki.Gerakan Sokola Rimba / sekolah hutan ini dimulai pada tahun 1999 dan awalnya ditujukan untuk memberikan program literasi bagi Orang Rimba, yaitu sebuah suku nomaden yang terletak di kawasan Hutan Bukit Duabelas, Provinsi Jambi. Dengan adanya kurikulum yang komprehensif, Sokola bertujuan untuk membantu Orang Rimba menghadapi perubahan serta ancaman di masa depan.
4
S s u u k s u a K A K D A LkAsM hs N . A A
Suku Anak Dalam atau kerap kali disebut Orang Rimba tinggal di daerah Rimba kawasan Jambi dan Sumatera Selatan, dimana mereka adalah bukti nyata bahwa belum seluruh masyarakat Indonesia mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Menjadi salah satu suku terpencil mengakibatkan mereka memiliki pendidikan yang relatif lebih rendah dan bahkan dapat dibilang tertinggal jauh dengan suku lainnya di Indonesia. Awalnya para Suku Anak Dalam enggan untuk menerima budaya dari luar seperti pendidikan, namun bila ditelusuri masyarakat Suku Anak Dalam ini kerap kali ditipu oleh para tengkulak. Tengkulak menurut KBBI adalah pedagang perantara yang membeli hasil bumi dan sebagainya dari petani atau pemilik pertama,harga beli para -umumnya lebih rendah daripada harga pasar. Penipuan yang mereka alami merupakan dampak dari pendidikan yang kurang menjamah bagian terpencil dari Indonesia. Banyak dari mereka sendiri belum memiliki kemampuan membaca, menulis, serta menghitung, yang mengakibatkan para Tengkulak dapat dengan mudah menipu para masyarakat rimba. Kasus penipuan yang seringkali mereka alami adalah kertas kontrak penjualan tanah, ketika mereka tidak dapat membaca dan diminta untuk cap jempol. Sehingga keesokan harinya tanah mereka didatangi buldozer dan mengambil semua pohon. Tidak banyak yang bisa dilakukan ketika itu terjadi, karena mereka sudah terlanjur cap jempol kertas. Banyak masyarakat adat lain yang akhirnya mengisolasi diri agar terhindar dari masalah serupa, tapi pada akhirnya masalah ini tetap tidak dapat dihindari dan mereka cukup kebingungan dalam mencari solusi.
5
MENDATAR 2. suku kubu dikenal juga sebagai suku orang ... 4. ‘sekolah’ dalam bahasa kubu 6. judul e-magazine IL kelompok 3 XII SOS2 7. agama, seni budaya, bahasa Indonesia, PPKn 9. suatu upaya untuk memajukan pertumbuhan kemampuan budi pekerti dan pengetahuan suatu individu 10. marga dari tokoh perintis sokola rimba
MENURUN 1. almamater dari tokoh perintis sokolo rimba 3. salah satu nilai yang dimiliki butet 5. provinsi letak suku kubu 8. nama tokoh perintis sokola rimba
6
Saur Marlina Manurung atau yang lebih dikenal dengan Butet Manurung, lahir di Jakarta, 21 Februari 1972, adalah salah satu tokoh nasional Indonesia yang berjuang di bidang pendidikan. Sejak dulu, beliau menaruh perhatian besar terutama bagi pendidikan masyarakat pedalaman dan suku-suku yang terpencil di Indonesia. Setelah mengemban pendidikan di Universitas Padjadjaran dengan jurusan Antropologi dan Sastra Indonesia, ia pun mendirikan Sokola Rimba bagi Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi pada tahun 2003 lalu. Pengalaman Butet Manurung dalam merintis program pendidikan di komunitas adat Suku Anak Dalam dituliskannya dalam buku yang berjudul Sokola Rimba (2007). Kisah beliau yang sangat menginspirasi pun akhirnya diangkat menjadi sebuah film berjudul Sokola Rimba (2013). Kiprah beliau sudah diakui secara nasional dan bahkan internasional, beberapa penghargaan yang telah beliau dapatkan adalah sebagai berikut: “Nobel Asia” Ramon Magsaysay Award 2014, Penghargaan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015, Ernst and Young Indonesia, Social Entrepreneur of the Year 2012, Young Global Leader 2009, Ashoka Fellow 2006, Time Magazine’s Hero of Asia 2004, Unesco’s Man and Biosphere Award 2001, dan sebagainya. Bahkan, beliau menjadi salah satu wanita yang dipilih Produsen Boneka Barbie untuk mewakili 12 perempuan entrepreneur dan berpengaruh di dunia melalui tampilan boneka Barbie One of A Kind dalam perayaan International Women Days 2022 pada 8 Maret yang lalu.
10. Manurung
5. Jambi
6. QUERESTIA 7. ASBIP 8. Butet 9. Pendidikan
1. Padjajaran 2. Rimba 3. Keberanian 4. Sokola
7
CROSS WORDS KEYAN SWERS
Perjuangan Ibu Butet dimulai di sebuah komunitas suku bangsa minoritas di hutan Bukit Duabelas, Jambi, Sumatera, yaitu Suku Anak Dalam. Suku yang biasa dikenal pula sebagai Suku Kubu atau Orang Rimba ini, merupakan salah satu suku pedalaman yang sangat ketat dalam menjaga kelestarian budaya asli dan menolak masuknya budaya luar, termasuk sekolah. Akan tetapi, Butet Manurung percaya bahwa pendidikan untuk suku-suku pedalaman, meski bukan pendidikan formal, bisa memberikan dampak besar dan menolong mereka saat berinteraksi dengan masyarakat luar.
Usaha Butet Manurung dan rekan-rekannya tidaklah mudah. Penolakan dan pengusiran kerap diterima oleh Butet Manurung karena dianggap sebagai orang luar dan dapat membawa malapetaka di bagi masyarakat setempat. Namun Butet Manurung tidak patah semangat. Ia terus menerus berusaha untuk mencuri hati orang Rimba dengan pendekatan budaya setempat. Ia berusaha keras dalam mempelajari bahasa setempat sebagai kunci utama dalam berkomunikasi. Tidak hanya itu, Butet pun menggunakan sandang dan hidup layaknya kebiasaan mereka. Memakai sarung berkemban, ikut berburu dan memakan apa saja yang mereka makan. Mulai dari kancil, landak, ular, hingga kelelawar. Akhirnya, kegigihan Butet terbayarkan. Suatu saat, tiga orang anak kecil menghampirinya untuk belajar angka dan huruf. Mulai dari saat itu, masyarakat Suku Rimba menerima Butet Manurung dan mendapatkan pendidikan layaknya masyarakat Indonesia pada umumnya. Butet, bersama empat rekannya memulai sebuah program literasi yang disesuaikan dengan adat istiadat, tradisi, dan gaya hidup masyarakat adat yang ketat. SOKOLA RIMBA diresmikan pada 2003 dan merupakan konsep pendidikan bagi masyarakat adat atau suku terpencil di Indonesia.
Melalui gerakannya, Butet Manurung membuktikan bahwa sebagai seorang pemuda bangsa, beliau masih memiliki semangat juang untuk memajukan sesama manusia. Ibu Butet telah memberikan upaya nyata dalam perubahan dan perkembangan kualitas pendidikan di Indonesia. Usahanya merintis organisasi nirlaba pertama di Indonesia yang bergerak dalam bidang pendidikan bagi suku terpencil tentunya akan mempelopori gerakan-gerakan selanjutnya. Buktinya, adalah dengan mulai dibukanya sekolah-sekolah baru untuk suku terasing di daerah lain Indonesia. Dampaknya terutama akan terasa sangat nyata bagi para penduduk pedalaman yang terbantu dari hadirnya pendidikan yang akan membuka mata mereka dan mengembangkan kualitas pendidikan di daerah terpencil.
8
N
BUTET I A IL MANURUNG
Keberanian merupakan suatu sikap dimana seseorang mampu anian memperjuangkan r e sesuatu yang berada di luar jangkauannya. Berdasarkan b e sumber dari Kompasiana, Butet mengundurkan dari tempat kerjanya pada tahun K
2003 demi mendirikan Sokola Rimba bersama lima rekannya. Lembaga ini berfokus pada pendidikan suku terasing dengan slogannya "Pendidikan untuk masyarakat adat." Sokola Rimba pertama berlokasi di pedalaman hutan tropis Jambi yang memberi pendidikan untuk suku Anak Dalam. Kisah Ibu Butet ini menunjukan sikap keberanian yang begitu besar. Hal itu dapat dilihat dari fakta bahwa Butet rela meninggalkan tempat kerjanya demi memberikan kesempatan belajar bagi anak-anak Suku Dalam karena mereka berhak mendapatkan keadilan. Keputusan ini sangat mempertaruhkan karirnya, jika Butet gagal merealisasikan sekolah itu, maka keputusan meninggalkan pekerjaannya akan menjadi sia-sia Hal ini akan mengakibatkan Butet kehilangan dimana dia akan kehilangan pekerjaannya. Maka dari itu, Butet Manurung memiliki nilai keberanian dalam dirinya.
Pantang harus bertindak. Salah satu bentuk dari nilai moral merupakan pantang Menye rah menyerah. Menurut Kemdikbud, Butet dan para rekannya terus berjuang dengan Nilai moral merupakan nilai standar yang mengatur bagaimana masyarakat
gigih agar dapat membuka sarana edukasi bagi Suku Anak Dalam. Usaha mereka tentu
-nya tidak berjalan dengan mudah karena mereka mengalami berbagai penolakan dan pengusiran berkali-kali. Mereka tidak diterima karena dianggap sebagai orang luar dan kedatangan mereka dipercaya dapat membawa malapetaka. Akan tetapi, karena dedikasi dan sikap pantang menyerahnya, ia dan rekannya terus berusaha. Hal itu ia lakukan hingga akhirnya Suku Anak Dalam mau menerima kedatangannya dan bahkan berminat untuk belajar. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa Butet Manurung memiliki nilai moral berupa sikap pantang menyerah. Tidak hanya sikap pantang menyerah, Butet Manurung juga memiliki nilai argai h g n e a moral lain berupa sikap menghargai kebudayaan lokal. Menurut Medco M Buday Foundation, Ibu Butet menyampaikan bahwa salah satu keunikan pendidikan suku pedalaman adalah kentalnya faktor budaya. Misalnya adalah adanya perabotan asing seperti meja dan kursi. Para murid tidak nyaman dalam melakukan pembelajaran dengan perabot tersebut karena belum pernah melihatnya. Sehingga, para pengajar harus menyesuaikan diri dengan budaya masyarakat setempat. Apa yang dianggap baik oleh kita, belum tentu baik bagi mereka, sehingga kita pun harus menyesuaikan diri. Hal ini menunjukkan bahwa Sokola dibuat atas pertimbangan panjang dan menyesuaikan dengan budaya yang suku anak dalam miliki. Sehingga, dapat benar-benar menyesuaikan kebutuhan dan budaya suku tersebut. Oleh karena itu, nilai moral berupa menghargai kebudayaan lain merupakan salah satu nilai yang tertanam kuat dalam diri Butet Manurung.
9
Totalitas
NILAI SERV IA
organisasi tersebut mencerdaskan salah satu
dan suku
paling terpencil di Indonesia. Hal ini tentunya tidak akan bisa beliau raih apabila segala usahanya tidak dilakukan secara totalitas. Mengerahkan seluruh tenaga untuk menggerakan hati dan menyadarkan masyarakat Indonesia bahwa masih ada sukusuku yang belum mendapatkan pendidikan secara layak.
ng Semaayaant an Pel Bersedia untuk melayani dan memberikan hidupnya untuk bergerak membantu memberikan pendidikan kepada suku-suku terpencil contohnya Suku Anak Dalam. Walaupun dihadapkan dengan begitu banyak tantangan, berkat semangat pelayanan dan juga rasa cinta untuk mencerdaskan bangsa, Ibu Butet bersedia untuk menerjang segala kesulitan yang ada. Pelayanan yang Ia lakukan sangatlah mulia dan menggerakan hati banyak orang.
Ibu Butet tentunya juga memiliki semangat keberanian dan ketangguhan dalam dirinya. Hal ini
M
Karena Butet Manurung sendiri berhasil mendirikan Sokola Rimba dan akhirnya sukses menjalankan
Keberanian
dapat dilihat dari tindakan dan gebrakan barunya untuk mendirikan sebuah organisasi, bahkan sekolah, di pedalaman Pulau Sumatera. Padahal, terdapat banyak tantangan yang dihadapi Ibu Butet, seperti kerasnya kehidupan liar di daerah pedalaman atau penolakan dari para penduduk lokal.
Cinta & Belas Kasih Tanpa cinta dan belas kasih, Ibu Butet tidak mungkin akan tergerak hatinya untuk bersusah payah pergi ke pelosok Jambi hanya untuk mendirikan sebuah sekolah. Hal tersebut tentunya tidak mudah dan membutuhkan begitu banyak pengorbanan terutama waktu, uang, tenaga, dan pikiran. Akan tetapi, karena kecintaannya yang begitu besar terhadap pendidikan serta keinginannya untuk memberikan pendidikan merata bagi para penduduk
yang
yang tertinggal, akhirnya beliau pun mendirikan Sokola Rimba.
10
r a t a L g ASG
n a k la e B
ASG dicetuskanleh Paus Leo XIII pada tahun 1891. Dokumen yang pertama memiliki judul Rerum Novarum. ASG sendiri merupakan ajaran Gereja mengenai hak dan kewajiban berbagai anggota
masyarakat dalam hubungan Gereja dengan kebaikan bersama, dalam lingkup nasional maupun internasional. Secara teologis, ASG merupakan bentuk pelayanan pastoral Gereja kepada dunia. Ajaran Berbeda dengan dogma yang merupakan ajaran gereja yang ketat, Ajaran Sosial Gereja bersifat luas dan terbuka bukan hanya bagi umat gereja melainkan bagi dunia luar.
ASG & SDG
ASG juga dapat berkaitan dengan permasalahan sosial yang sedang dibahas yaitu mengenai kesenjangan pendidikan, terutama bagi suku-suku pedalaman. Dalam salah satu
m u i d u pes a G et S
Tujuan SDG yang berbunyi Quality Education atau Pendidikan Berkualitas, dicanangkan narasi bahwa pendidikan menjadi aspek penting untuk membangun dan memajukan sebuah negara. Sehingga menjadi salah satu target pembangunan berkelanjutan yang digalakkan untuk seluruh dunia.
Tugas perutusan gereja dalam dunia modern yang hendaknya mewartakan kerajaan Allah secara konkrit. Menaruh keprihatinan secara luas mengenai hubungan gereja dengan dunia modern. Gereja memperbaharui diri agar dapat sesuai dengan kehidupan modern zaman sekarang. GS Art. 32, berisi tentang sabda yang menjelma dan solidaritas manusia, sesuai dengan perilaku Butet Manurung yang memulai sarana belajar bagi Suku Anak Dalam yang tidak bisa baca tulis. Ia menjaga kesolidaritasan terhadap manusia lainnya. Di dunia yang modern ini kita seharusnya semakin sadar akan kesenjangan yang ada dan turut membantu mewartakan Kerajaan Allah. Butet Manurung melakukan salah satu misi perutusan Allah yang sesuai dengan misi dari dokumen ASG ini. Dengan merintis program literasi di salah satu suku pedalaman, maka Ibu Butet
11
berupaya untuk mengurangi kesenjangan sekaligus mencerdaskan masyarakat terpencil.
e s i g m o t c O dveniena s A
mengajak negara berkembang untuk memperhatikan apakah proses pembangunan negara mereka sudah sesuai dengan tatanan sosial
Dibuat menandai usia Rerum Novarum ke-80 tahun. Paus Paulus VI mengajak untuk menumpas kemiskinan yang ada. Urbanisasi dianggap sebagai suatu kemiskinan baru. Masalah diskriminasi dan menyuarakan mengenai keadilan sosial. Dalam OA Art. 5 kesadaran yang diperbaharui akan injil akan membantu memahami masalah yang gawat &menyakinkan bahwa solidaritas sangat dibutuhkan. Salah satu yang perlu kita perhatikan kembali adalah bidang budaya terutama tentang pendidikan. Membuat Sokola Rimba, Butet membuka mata untuk lebih memperhatikan keadaan pendidikan di Indonesia. Ikut serta membangun negara dengan berbagai cara dan perannya masing-masing.Pendidikan yang berkualitas akan menjadi fondasi kuat untuk membangun sebuah negara yang maju. Kualitas pendidikan juga ditunjukkan dari seberapa meratanya pendidikan di suatu negara. Hal inilah yang dilakukan oleh Butet Manurung dalam kisahnya merintis pendidikan di pedalaman Bukit Duabelas, Jambi. Pengembangan integral manusia dalam kasih dan kebenaran
Carita Ver s in
Dibuat oleh Paus Benediktus XVI pada tahun 2009 karena adanya krisis ekonomi dan
sosial pada saat itu yang melanda dunia. Dokumen ini memiliki isi yang membahas bagaimana krisis keuangan tidak hanya menyangkut kondisi ekonomi tetapi menyangkut
itat e
moral manusia dan sosial juga. CV Art. 6 dinyatakan bahwa keadilan merupakan jalan utama kasih. Butet merasa suku anak dalam belum mendapatkan keadilan yang baik, oleh sebab itu ia pun mewartakan kasih kepada mereka agar dapat memperoleh pendidikan. Gerakan Ibu Butet menjadi salah satu pelopor dalam upaya mengembangkan hal tersebut. Dengan melakukan hal ini, maka pendidikan yang semakin merata pun akan membantu umat manusia untuk semakin bertumbuh dalam kasih dan kebenaran.
Tinda Konkkan r
Melanjutkan apa yang telah kita lakukan selama ujian praktek. Menyadari dan mencari tahu lebih lanjut masalah pendidikan di Indonesia, mata hati kita akan menjadi lebih terbuka terhadap kondisi pendidikan yang ada. Cara lain yang bisa kita lakukan yaitu dengan menyebarkan awareness dan lebih peka mengenai masalah yang ada melalui media sosial, dengan produk ujian praktek yang kami buat, yaitu E-magazine.
et
Berkaca dari beberapa dokumen ASG serta perjalanan Ibu Butet, kita juga dapat turut memperjuangkan keadilan pendi dikan suku terpencil. Dengan ikut membantu dalam bentuk sumbangan berupa dana kepada Suku Anak Dalam melalui website kitabisa.com. Menyumbang buku bacaan dan alat tulis juga dapat dilakukan. Meskipun bukan bentuk dari pendidikan formal, kemampuan membaca, menulis, dan berhitung dipelajari, sehingga peralatan belajar tetap diperlukan. Tidak hanya Suku Anak Dalam, beberapa suku pedalaman lain yang dapat kita bantu misalnya Sekolah di Tolikara, Papua Barat, suku Asmat di Papua, dan suku Kajang di Sulawesi Selatan.
12
Berkaca MELALUI PENGALAMAN
Ibu Butet Manurung merupakan seorang tokoh nasional Indonesia yang begitu menginspirasi. Kiprahnya dalam pengembangan pendidikan Indonesia tentunya tidak perlu dipertanyakan lagi. Berkat semangat juangnya dan inovasinya, akhirnya berdirilah Sokola Institute yang sekarang ini aktif memberikan pendidikan bagi suku-suku pedalaman di seluruh Indonesia. Terdapat tiga nilai utama yang dapat kita teladani dari tokoh Butet Manurung, yaitu: Keberanian, Pantang Menyerah, dan Menghargai Budaya. Keberanian Butet Manurung untuk meninggalkan tempat kerjanya yang lama tentunya patut diacungi jempol. Ia berani untuk mendobrak kehidupan lamanya dan ia pun memperjuangkan hal yang ia inginkan untuk bangsanya, walaupun keputusan ini sangat mempertaruhkan karirnya. Hal ini dapat kita teladani di dunia nyata, seperti berani bertanya atau menyuarakan pendapat ketika ada seminar di sekolah, tidak perlu selalu mengikuti arus yang ada. Selain itu, sikap pantang menyerah yang dimiliki Butet juga perlu kita contoh. Hal ini mengingat Ibu Butet yang terus mengalami penolakan berkali-kali, tetapi terus berjuang dan mencoba upaya-upaya terbaiknya. Hal ini dapat kita teladani dalam hidup kita sebagai siswa di sekolah, dengan terus pantang menyerah mencoba memberikan upaya terbaik kita dalam melakukan berbagai tugas dan proyek yang diberikan. Meskipun dihadapkan dengan berbagai tantangan, tetapi kita terus mencoba untuk menuntaskan tugas tersebut. Terakhir, adalah sikap menghargai budaya. Hal ini tentunya sangat penting, bukan hanya sebagai siswa tetapi juga sebagai bagian dari Bangsa Indonesia yang kaya akan keberagaman. Tentunya ada beratus-ratus, bahkan beribu jenis budaya yang ada dalam bangsa kita. Hal ini membutuhkan semangat toleransi dan menghargai budaya dalam diri kita masing-masing, agar kita dapat mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa. Kita pun bisa memulai dari hal-hal kecil, seperti tidak memilih-milih teman yang memiliki perbedaan budaya, saling membantu, dan menerapkan sopan santun kepada semua orang. Dari nilai-nilai tersebut, kami sebagai remaja sekaligus siswi SMA Santa Ursula telah mendalami maknanya. Tanpa disadari maupun disadari kami telah menjalani nilai-nilai tersebut yang mencerminkan kepribadian unggul kami. Sebagai siswa SMA kami memerlukan sikap pantang menyerah, terutama dalam bersekolah yang dimana selama ini sudah kami terapkan agar kami dapat menggapai mimpi kami. Sama halnya dengan keberanian, tanpa adanya keberanian dalam kami tentunya kami tidak dapat bisa berada di tahap ini sekarang sebagai remaja. Sebagai generasi penerus bangsa kami pun sudah sejak dini melestarikan budaya dan akan terus melakukannya sebagai bentuk pertahanan budaya Indonesia agar tidak hilang seiring berjalannya waktu, terutama sekarang sudah memasuki era digital dimana budaya asing sangat amat mudah untuk masuk ke dalam budaya Indonesia.
13
t a f a D r
PUSTAKA
“Kisah Butet Manurung, Penggagas Sokola Rimba Yang Meraih Dua Gelar Sarjana Di Unpad - Universitas Padjadjaran.” Universitas Padjadjaran, 8 Mar. 2021, www.unpad.ac.id/2021/03/kisah-butet-manurung-penggagas-sokola-rimbayang-meraih-dua-gelar-sarjana-di-unpad. “Octogesima Adveniens - Ulang Tahun Kedelapan Puluh.” Scribd, www.scribd.com/document/399471619/Ajaran-Sosial-Gereja-Katolik-AsgOctogesima-Adveniens-Ulang-Tahun-Kedelapan-Puluh. DOKPEN KWI. “CARITAS IN VERITATE.” SERI DOKUMEN GEREJAWI NO. 89, 2014, www.dokpenkwi.org/wp-content/uploads/2017/08/Seri-Dokumen-Gerejawi-No89-CARITAS-IN-VERITATE-1.pdf. DOKPEN KWI. “GAUDIUM ET SPES.” SERI DOKUMEN GEREJAWI NO. 19, 2021, www.dokpenkwi.org/wp-content/uploads/2021/08/Seri-Dokumen-Gerejawi-No19-GAUDIUM-ET-SPES.pdf. Harususilo, Yohanes Enggar. “Bagaimana Kondisi Pendidikan Indonesia Saat Ini? Halaman All Kompas.com.” KOMPAS.com, 16 Oct. 2023, www.kompas.com/tren/read/2023/10/16/170000265/bagaimana-kondisipendidikan-indonesia-saat-ini-?page=all. Intan, Putu. “Kisah Sedih Suku Anak Dalam, Kerap Kena Tipu Gara-gara Nggak Sekolah.” detikTravel, 11 Mar. 2023, travel.detik.com/travel-news/d-6613110/kisahsedih-suku-anak-dalam-kerap-kena-tipu-gara-gara-nggak-sekolah. Kotan, Daniel Boli, and Leo Sugiyono. Pendidikan Agama Katolik Dan Budi Pekerti . Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017. Lintangbanun. “Butet Manurung, Sebuah Kisah Kartini Muda Indonesia.” Ditjen Kebudayaan, 20 Apr. 2017, kebudayaan.kemdikbud.go.id/butet-manurungsebuah-kisah-kartini-muda-indonesia. Masyarakat Pedalaman Butuh Pendidikan – Medco Foundation. www.medcofoundation.org/semua-kelompok-masyarakat-butuh-pendidikan. Nita, Dian. “Profil Butet Manurung, Peraih Nobel Asia Yang Wakili Indonesia Jadi Barbie Di Hari Perempuan Sedunia.” KOMPAS.tv, 8 Mar. 2022, www.kompas.tv/nasional/268252/profil-butet-manurung-peraih-nobel-asiayang-wakili-indonesia-jadi-barbie-di-hari-perempuan-sedunia?page=all. Pratiwi, Adinda. “Kesenjangan Sarana Dan Prasarana Sekolah Di Kota Dan Di Papua Halaman 1 - Kompasiana.com.” KOMPASIANA, 4 Jan. 2022, www.kompasiana.com/adinda09/61d47ab7166717029c541343/kesenjangansarana-dan-prasarana-sekolah-di-kota-dan-di-papua. SOKOLA INSTITUTE. www.sokola.org.
14
BUTET MANURUNG Sejak kecil, Butet Manurung memang gemar membaca dan sejak itu memiliki mimpi untuk menjadi ‘Indiana Jones’ yang selalu siap untuk berpetualang. Seiring berkembangnya waktu, mulai tumbuh pula keprihatinan terhadap suku-suku terasing dalam dirinya. Dari situ, Ibu Butet pun tergerak untuk memberikan sebuah solusi atas masalah keterbatasan pendidikan bagi para suku tertinggal, hal ini sekaligus mewujudkan impian masa kecilnya dahulu. Akhirnya, ia pun merintis program literasinya dengan nama Sokola Rimba. Setelah sukses dengan Sokola Rimba, Butet membuka sejumlah sekolah untuk suku-suku terasing di Indonesia, seperti di Pulau Besar, Sikka, NTT, suku Asmat di Papua, dan suku Kajang di Sulawesi Selatan. Hingga saat ini, Sokola Rimba yang kemudian berubah nama menjadi Sokola Institute sudah merintis hingga 17 program di seluruh Indonesia dan memberikan manfaat kepada lebih dari 15.000 masyarakat adat terpencil, baik anak-anak maupun orang dewasa, untuk bisa mengenyam pendidikan.