Pulang
Editor’s note HALOO untuk kalian yang sedang membaca zine vol. 1 ini, saya ucapkan selamat datang!! Project kecil-kecilan yang semoga bisa serius dan berlanjut di masa mendatang ini adalah project dihital pertama saya bersama tim pembuat Zine serta para pemberi content yang berbaik hati memberi tulisan dan artwork mereka secara suka rela (huhuhu terharu.) Saya ingin berterimakasih kepada diri saya sendiri yang sudah mau melakukan hal yang produktif, Nabyl yang membantu mengedit kata-kata serta selalu menjadi tim penyemangat, Bagas sang layout-er terbaik yang LDR, Priyanka ‘Aya’ yang menjadi teman brainstorming dan pemberi gagasan tema ‘Pulang’ dari mini zine nya tentang ‘Rumah’ serta pembuat desail sampulzine ini dan apalah zine ini kalau tidak ada yang memberi content? Terimakasih untuk semua para pemberi content!! Terimakasih banyak! Di vol. 1 ini, tema zine nya tentang, ‘Pulang’. Simple nya sih ini bentuk ke-emotional-an saya karena nge kos di kecamatan yang lumayan tidak begitu jauh dari Bekasi yaitu, Jatinangor. Dan setiap saya pergi ke kota itu, setiap saya kuliah dari hari Senin – Jumat akan ada hari dimana saya akan pulang. Pulang ke rumah, bertemu mama dan bantal guling di kamar serta Pak Satpam penjaga komplek dan tetangga-tetangga di sebelah rumah. Tapi dalam zine ini saya membebaskan para pemberi content untuk menentukan apa arti ‘pulang’ bagi mereka. Bisa rumah, bisa benda kesayangan, bisa seseorang, atau apapun yang menurut mereka itu adalah tempat mereka untuk pulang. Pun bagi saya pulang bisa disebut dalam bentuk kata benda, kata sifat, ataupun kata kerja. Tidak ada bentuk kata yang bisa meng hak paten kan pulang itu sendiri. Begitu pun kita, kita bisa pulang ke sana, kepada, atau kemana pun. Toh kemana pun kita pergi, kita akan selalu pulang kan? Salwa Nadira, November 2017
Badstarsh
Playlist
1 DI ATAS PERAHU - BIN IDRIS 4:36 2. JALAN BEBAS HAMBATAN - BIN IDRIS 3:40 3. SURFIN’ JAVA - THE MENTAWAIS 3:25 4. DRIVING TO HAWAII - SUMMER SALT 3:08 5. LAGU KESEPIAN - EFEK RUMAH KACA 4:28 6. DEPARTURE - BEDCHAMBER 2:58 7. HOME AT LAST - HOMESHAKE 3:13 8. LARI 100 - THE SASTRO 4:27 9. HOMESICK - KINGS OF CONVENIENCE 3:14 10. TONIGHT I’LL BE STAYING HERE WITH YOU - BOB DYLAN 3:22II
YUmdRumhumming “DI MANA PULANG� kuingin pulang malam ini tapi tak tau kemana. aku ingin pulang kerumah pintu rumah menolak Ku aku ingin pulang ke rumah tuhan dosaku memberatkan langkahku. aku ingin pulang kerumah mu aku ingat kamu tak tau aku diluar. aku ingin pulang ke masa lalu aku ingat mesin waktu cuma ada di film. aku ingin pulang ke layar TV aku takut tidak laku. aku ingin pulang ke laut aku ingat aku tidak bawa pelampung. malam semakin larut dan dingin, kaki Ku makin bingung memutuskan kemana langkahnya, ya sudah aku jadikan sajalah jalan gelap ini pulangku.
Nabyl Rahardjo Bagai binatang yang kehilangan induknya, mencari-cari asi hingga asa tak lagi mampu menyusui
Bagai pepohonan yang ditebang sembarangan hingga rasa haus yang terus menghantui
Aku siap pulang: kembali ke harapan di mana matahari dan bulan tidak pernah bersinggung pandang
Beranda rumah ibuku tersusun dari temaram lampu pijar, susunan piring cinderamata, serta ribuan kilo jarak antara Ia dan anak-anaknya.
Bertahun sudah sejak terakhir kali aku pulang dan sempat menghitung banyak piring koleksi Ibu di dinding beranda. Pasca lima tahun, mungkin kini piring asal Persia yang ditunggunya sudah tertengger di sana, di samping piring Belgia.
Pernah di suatu sore, Mira, si sulung, marah karena pacarnya dibawa lari orang. Di bawah sadar, Ia pecahkan piring asal Tiongkok yang baru datang. Mira yang sedang marah membuat Ibu mendadak murka. Beranda kami lalu jadi tontonan tentangga.
Ah. Mira tak lebih dekat dari aku pada rumah yang membesarkan kami. Lipatan jarak dan waktu yang kami ciptakan melukiskan suram di beranda Ibu, dan torehan rindu pada ingatannya. Tenang, Bu. Bertahun aku terdampar di negeri orang, saat purnama nanti aku pulang. Menempuh setapak menuju berandamu. Tolong tunggu bungsumu di rumah.
Widya r. salsabila
Lalu bagaimana semut-semut itu Merayap kembali Ada seribu kelokan di balik tembok Sebelum jejak asamnya hilang memudar Seorang teman menunggunya di sarang
Berharap akan angin yang bertiup Tau darimana dia berasal Dia hanya akan berkelana,menyeruak Sunyi melebur di atmosfer
Ribuan lembar dan satu galon tinta Hanya sia-sia karena aku Tidak mampu membaca peta Radarku hanya menangkap suara Gemerincing logam Dan putaran knop pintu
NABILAH BASUKI
Menurut gue "pulang" itu saat lo kemana mana bakal balik ke tempat itu lagi. rumah buat lo. Nyaman banget intinya.
WULAN SOHORA
Dan di saat saat kesusahan lo itu lo pasti gasabar buat "pulang" karna "pulang" bisa jadi tempat atau orang.
SILAS Pulang adalah situasi dimana kamu kembali ke suatu lingkungan yang dimana kamu tidak harus menutupi dirimu untuk merasa nyaman dan percaya diri
For the two of us. Home isn't a place. It is a person and we're finally home
Dhiya Widya
Zhafira Aqyla
Nabiha Azzahra Kau yang ditunggu Kau yang membuat semangat Kau yang membuat kami siswa dan siswi sangat bergembira Kau lah yang paling ditunggu Oh, pulang sekolah
Anarthria
The one who resided in, where cherry blossoms would rain upon him, disappeared without a trace nor a single goodbye. The other girl, now at the place in the brink of the war is never to be heard again, too. It really was traumatizing, watching people someone once loved dearly suddenly lose interest, only because of distance right before my eyes, two times in the span of one year And i didn't dare to be hopeful when it was his time to go abroad. But i'm happier than ever, now that he's back here with me, although our days are counted and each second only brings me closer to his next departure. Whatever made our fates intertwine, please never let him unravel. I just want to let him know that i'll always be here waiting, and that he's more than welcome to come home to my arms. As he once said, goodbye isn't an option, it's see you later.
merantau, sebagai pribadi baru yang memiliki tanggung jawab baru, ialah aku yang kini menjadi seorang mahasiswa buatku, rumah bukan sekedar tempat untuk melepas rindu rumah adalah tempat di mana aku merasa nyaman tempat di mana aku menjad selayaknya jati diriku sepi, menjadi seorang anak rantau bukanlah hal mudah bukan juga menjadi suatu hal yang sulit dilakukan namun aku dan diriku percaya bahwa aku pasti bisa biarkanlah aku, menjadi aku yang mandiri, menjadi aku yang bertanggung jawab, menjadi aku yang siap untuk merakit masa depan sekarang, biarkanlah aku merindukan rumah merakit impian walau rindu terus memanggilku untuk pulang.
Badstarsh
Narendra Bagas Rumah Aku yakin manusia selalu mencari rumah. Tidak selalu secara harfiah. Rumah bisa berarti keluarga. Rumah bisa berarti pasangan.Rumah bisa berarti teman. Hal-hal inilah yang membuat manusia lebih 'hidup'. Ketika manusia jauh dari semua itu, mereka tentu harus berteman dengan rasa kesendirian. Itu cukup berat. Selain itu, mereka akan dipertemukan dengan musuh baru: waktu dan jarak. Musuh itu akan terkalahkan dengan harapan. Harapan untuk pulang. Harapan untuk bertemu keluarga, pasangan, ataupun teman.Harapan mungkin salah satu hal terbaik yang dimiliki oleh manusia. It moves them. Oh ya, manusia juga senang, ketika waktunya pulang, ada yang menyambut. Ketika pergi, ada yang menunggu. Ini bukan harapan, lebih dari itu. Ini adalah harmoni dari semesta. We, surely as human beings, do want these things. I asked someone who lives far away from home, "What do you like the most about being far away from your home?" "That feeling when you finally go home." .
Pergi untuk Pulang Aku ingin pergi dulu sejenak Palang cafĂŠ menyambut kedatangan kisanak Rumah
Ke(n)tang
Aku ingin pergi dulu sejenak Bangku reyot dengan meja dirias nasi baru dinanak Rumah Aku ingin pergi dulu sejenak Menemui setengah jiwa yang mungkin kan hilang kelak Rumah Aku ingin pergi sejenak Menggerus ban dan tinggalkan jejak
Aku ingin pulang Gedung dengan pilar putih berkerak
Aku dimana? Teruntuk beberapa manusia, rumah adalah muka, suara, dan suasana.
Pulang "Yeayyy akhirnya Bang Ardo pulang," seru Kanaan senang begitu melihat abangnya memasuki rumah. Ardo seorang fotografer. Seringkali dia Dalam setahun Ardo ada di rumah tidak "Bang Ardo lama kan di rumahnya?" oleh-oleh kakaknya. "Hm nggak tau nih,"
pergi kemana-mana untuk memotret. lebih dari sebulan. tanya Kanaan sambil membongkar
jawabnya santai.
Kerisirek
"Bang Ardo nggak lupa
jalan pulang kan?"
Ardo tertawa keras
mendengar pertanyaan Kanaan.
"Alay dah lo Nan," Ardo kayak lo yang
sahut Keenan. "Emang Bang suka skip."
Kanaan hanya "Ya nggak lah Nan. Abang lagi dari mana mau ke Kanaan terlihat berpikir. mencerna apa yang
cemberut mendengar ucapan Keenan. inget rumah kok. Pulang bukan mana tapi perjalanannya." Keenan diam-diam pun ikut diucapkan abangnya.
"Abang selalu seneng tiap dalam perjalanan kemana pun. Itu yang abang sebut pulang. Karena dalam perjalanan itu abang ngerti makna dari segala hal yang udah abang lewatin dan apa yang bakal terjadi ke depan, termasuk waktu perjalanan ke rumah. Abang seneng bakal ngeliat adek-adek abang yang doyan banget berantem." Kanaan pun mengangguk pelan tanda mengerti. "Berarti abang selalu pulang ya? Kan abang selalu dalam perjalanan." Ardo tersenyum mendengar ucapan Kanaan. "Terus kalo Keenan nggak pernah pulang berarti. Soalnya dia di rumah doang kerjaannya," tambah Kanaan. Lalu sebuah bantal melayang mengenai kepala Kanaan.
Ujung Jalan Tak Berujung Deru napas berpacu dengan peluh
Wajah itu bercerita tentang sebuah kisah
Tatkala kaki membawa ragaku bergerak
Ia pun sejatinya adalah kisah itu sendiri
Menyeruak di tengah kumparan waktu
Sebuah kisah tentang diriku
Menyelinap di sela rimbunnya kenangan
Diriku pun sejatinya adalah kisah itu sendiri
Tak kuasa ku menahan gegasnya langkah
Yang sedang menapak mengikuti kehendak langkah
Jalan ini tampak tak berujung
Menuju ujung jalan tak berujung
Dari awal yang tak berpangkal
Pada sebuah tempat yang kukenal
Daun, embun, rumput, dan api memagarinya
Ketika aku belum mengenal apapun Pun belum mengenal siapa pun
Seolah menjaga sebuah harta berharga Berbentuk ribuan kepingan hidup
Langkah kaki makin membawaku mendekat
Yang terserak di setiap sudut
Dan samar mataku menghilang
Langkah kaki tak kunjung henti
Aku berhenti pada sebuah tempat
Menyeretku di jalan yang terasa asing
Tempat yang aku kenal
Tunggu‌
Tempatku berasal
Ia tak sepenuhnya asing bagiku
Di genggaman sang khalik
Perlahan sebentuk wajah muncul dalam samar Wajah yang kukenal Dari kepingan masa lalu
AS
Puisi ini dibuat pada tanggal 18 Juli 2017 dan direkonstruksi pada tanggal 23 Juli 2017 dikarenakan satu dan dua hal. Dibuat diantara kesibukan dan kerinduan ini.
Pulang Ada kala dimana kita sangat ingin pergi. Ada kala dimana kita membenci. Pergi sejauh apapun untuk menghilangkan jenuh. Kami tinggalkan rumah, pergi untuk mencari sebuah arti. Ayah, Bunda, Adik. Kakak pergi untuk mencercah, mencercah masa depan. Pergi untuk mencari. Mencari sinar untuk masa depan yang masih dalam gelap. Seratus kilometer dari rumah, Terasa seperti seribu jauhnya. Ada hal-hal yang orang lain tidak akan mengerti, sebelum mereka mengalaminya. Seperti rasanya saat pikiran gelap secara tiba - tiba menggelar kerinduan. Dan menahan segera semua pikiran sejenak untuk berandai-andai tentang rumah. Sampai jumpa. Aku titipkan rindu ini. Ayah, Bunda, Adik. Sampai Jumpa. Aku rindu, aku akan pulang. Teruntuk rumah, ruang rinduku.
Daviga T.Wirasendjaja
Vol 1