Kriteria UMKM
Untuk membedakan sebuah usaha apakah itu termasuk usaha mikro, usaha kecil, atau usaha menengah, oleh pemerintah diberikan batasan berdasarkan undang undang sesuai dengan kriteria jenis usaha masing masing yang didasarkan atas peredaran usaha dan atau jumlah aktiva yang dimiliki sebagai berikut :
Kriteria Usaha Mikro: Usaha Mikro memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 – lima puluh juta rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 – tiga ratus juta rupiah.
Kriteria Usaha kecil: Usaha Kecil memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 – lima puluh juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 – lima ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 – tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 – dua setengah milyar rupiah.
Kriteria Usaha MENENGAH: Usaha Menengah memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah)’
Di Indonesia, terdapat standar pelaporan keuangan khusus UKM atau UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang bisa dijadikan contoh. Peraturan atau standar tersebut dinamakan SAK EMKM (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah). SAK EMKM merupakan standar yang dibuat dan disahkan langsung oleh Dewan IAI (Ikatan Akuntan Indonesia).
SAK EMKM dibuat karena banyak pelaku usaha EMKM atau UMKM yang belum mengetahui cara membuat Laporan Keuangan secara lengkap, mendetail dan komprehensif. Sedangkan Laporan Keuangan merupakan instrumen yang penting bagi kegiatan bisnis dalam melaporkan segala transaksi dari seluruh aktivitas bisnis UMKM.
Pada dasarnya, Laporan Keuangan menurut SAK EMKM dibuat berdasarkan asumsi dasar akrual dan kelangsungan usaha seperti entitas bisnis umumnya. Syarat penyajian Laporan Keuangan UMKM harus bersifat relevan, lengkap, bisa dipahami, dan komparatif.
Sesuai dengan peraturan SAK EMKM, minimal UMKM harus membuat tiga jenis laporan keuangan, antara lain: Laporan posisi keuangan; Laporan laba rugi; dan Catatan atas laporan keuangan (CALK). Laporan Posisi Keuangan adalah Laporan Keuangan yang meringkas total aset bisnis (aset lancar, tidak lancar dan tidak Pada sisi Liabilitas terdapat akun kewajiban (utang usaha dan utang bank), dan ekuitas (modal saham dan laba ditahan).
Sederhananya, Laporan Posisi Keuangan memberikan gambaran menyeluruh terkait informasi keuangan usaha. Informasi tersebut termasuk mengenai sumber daya ekonomi yang dimiliki usaha, hutan, dan sumber pembiayaan (modal) untuk mendapatkan sumber daya ekonomi tersebut.
LAPORAN POSISI Keuangan
Laporan Posisi Keuangan pada UMKM sama dengan entitas bisnis pada umumnya dibuat dan diterbitkan di tiap akhir periode akuntansi.
Fungsi utama dari penggunaan Laporan Posisi Keuangan adalah untuk mengidentifikasi tren ekonomi berjalan dan membuat keputusan keuangan yang lebih tepat. Data dan informasi dari Laporan Keuangan juga sering dipakai oleh kreditur dan investor untuk menentukan kelayakan investasi dan pemberian kredit terhadap bisnis
LAPORAN laba rugi Laporan Laba Rugi UMKM merinci akun pendapatan, beban keuangan, dan beban pajak. Laporan ini merangkum total pendapatan dan pengeluaran yang dikeluarkan oleh bisnis. Dengan Laporan Laba Rugi, Anda bisa melihat apakah bisnis mencetak laba atau rugi dalam periode tertentu. Periode Laporan Laba Rugi biasanya ditentukan per bulan, kuartalan, atau tahunan.
Laporan Laba Rugi dibutuhkan oleh pemangku kepentingan internal (tim manajemen dan dewan direksi) dan pemangku kepentingan eksternal (investor dan kreditur). Mereka menggunakan Laporan Laba Rugi untuk mengevaluasi profitabilitas bisnis dan membantu menilai tingkat risiko keuangan bisnis.
Catatan Atas Atas Catatan Laporan Laporan Keuangan Keuangan (calk) (calk)
Sebuah pernyataan bahwa laporan keuangan telah di susun sesuai dengan ED SAK EMKM. -
Ikhtisar kebijakan akuntansi.
Informasi tambahan dan rincian akun tertentu yang menjelaskan transaksi penting dan material sehingga bermanfaat bagi pengguna untuk memahami laporan keuangan. Informasi tambahan dari setiap akun di Laporan Keuangan dirujuk-silang ke CALK sehingga mempermudah dan memperjelas pengguna dalam memahami Laporan Keuangan UMKM.
Bukti transaksi
Laporan keuangan
siklus akuntansi
buku besar
jurnal
SAKEMKM EMKM SAK SAK EMKM Standar Akuntansi keuangan atau SAK adalah pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) dan Dewan Standar Syariah Ikatan Akuntan Indonesia (DSAS IAI) serta peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya dilansir dari iaiglobal.or.id. Di Indonesia terdapat 4 (empat) tipe SAK yang berlaku saat ini, antara lain:
1. SAK (Standar Akuntansi Keuangan), 2.
SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntansi Publik),
3.
PSAK Syariah (Pernyataan Standar Keuangan Syariah)
Akuntansi
4. SAP (Standar Akuntansi Pemerintah)
Dewan Standar Akuntansi – IAI mengeluarkan Standar Akuntansi Entitas Mikro Kecil dan Menengah. SAK EMKM dirancang sebagai standar akuntansi yang sederhana yang dapat digunakan untuk entitas mikro kecil dan menengah, sehinga UMK dapat menyusun laporan keuangan untuk tujuan akuntabilitas dan pengambilan keputusan. Laporan keungan tersebut dapat juga digunakan oleh entitas untuk memperoleh pendanaan dari pihak lain serta lampiran pelaporan pajak.
SAK EMKM akan digunakan oleh ETAP yang memenuhi definisi UMKM sesuai dengan regulasi. Pengertian UMKM – UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah. UMKM diatur berdasarkan Undang Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Berikut ini adalah ilustrasi dari isi Undang Undang Nomor 20 tahun 2008.
Membuat Laporan Keuangan Sederhana & Analisis dan Mencatat Transaksi ke Jurnal
Bila kita mengacu pada siklus akuntansi, proses �Membuat Laporan Keuangan Sederhana – Analisis dan Mencatat Transaksi ke Jurnal� termasuk dalam tahapan siklus #1 dan #2. Tahap #1, Menganalisis transaksi-transaki keuangan. Tahap #2: Mencatat hasil analisi tersebut ke dalam jurnal umum maupun jurnal khusus.
Misal: 1. Pada tanggal 2 Januari 2020, Ibu Diah membuka rekening di bank atas nama Diah Hijab dengan setoran awal Rp 30.000.000, maka dampak akuntansi dari transaksi ini adalah meningkatkan jumlah aset dan modal sebesar Rp 30.000.000, sehingga jurnalnya: (Dr) Kas Rp 30.000.000 (Cr) Modal disetor Rp 30.000.000
2. Pada 3 Januari 2020 Ibu Diah membayar sewa kantor untuk 1 tahun sebesar Rp. 12.000.000. Transaksi ini akan meningkatkan jumlah piutang sewa dan menurunkan akun kas sebesar Rp. 12.000.000. untuk pencatatan jurnal seperti berikut : (Dr) Piutang Sewa Rp 12.000.000 (Cr) Kas Rp. 12.000.000
Membuat Laporan Keuangan Sederhana & Analisis dan Mencatat Transaksi ke Jurnal
3. Pada 4 Januari Ibu Diah membeli peralatan kantor seperti komputer dan 2 meja kerja sebesar Rp 5.000.000 Transaksi ini meningkatkan satu akun aset yaitu peralatan kantor dan menurunkan akun aset lainnya yaitu kas sebesar Rp 5.000.000. Transaksi ini dicatat di jurnal sebagai kenaikan Rp 5.000.000 di sisi DEBIT pada akun Peralatan Kantor, dan penurunan Rp 5.000.000 di sisi KREDIT pada akun kas. (Dr) Peralatan Kantor Rp 5.000.000 (Cr) Kas Rp 5.000.000 4. Pada tanggal 07 Januari 2020: Ibu Diah membeli bahan habis pakai, yaitu kertas, bolpoin, dan alat tulis kantor sebesar Rp 50.000 dibayar tunai. Pengaruh transaksi ini akan meningkatkan akun bahan habis pakai dan menurunkan akun kas sebesar Rp 50.000. Transaksi ini dicatat di jurnal sebagai berikut (Dr) Bahan Habis Pakai Rp 50.000 (Cr) Kas Rp 50.000 5. Pada tanggal 15 Januari 2020: Ibu Diah membayar beban transportasi untuk mengantar pesanan sebesar Rp. 25.000 Transaksi ini dicatat di jurnal sebagai kenaikan di debit pada akun Beban Transportasi, sedangkan di akun Kas dicatata sebagai penurunan. (Dr) Beban Transportasi Rp 25.000 (Cr) Kas Rp 25.000 6. Pada tanggal 25 Januari 2020: Menerima pendapatan atas penjualan hijab secara tunai atas 50 kodi hijab sebesar Rp 5.000.000. Dicatat sebagai berikut: (Dr) Kas Rp 5.000.000 (Cr) Penjualan Rp. 5.000.000 7. Pada tanggal 26 Januari 2020: Membayar tunai beban kerumahtanggaan sebesar Rp 15.000 Transaksi ini akan berpengaruh terhadap kenaikan beban, yaitu akun beban kerumahtanggaan. Sebaliknya akan menurunkan nilai aset, dalam hal ini akun Kas senilai Rp 15.000 (Dr) Beban Kerumahtanggaan Rp 15.000 (Cr) Kas Rp 15.000
8. Pada tanggal 27 Januari 2020: Membayar tunai beban konsumsi sebesar Rp. 25.000. Akun Beban konsumsi akan meningkat, karena pembayaran dilakukan secara tunai, maka akun Kas mengalami penurunan. Untuk pencatatan jurnal adalah sebagai berikut : (Dr) Beban Konsumsi Rp. 25.000 (Cr) Kas Rp 25.000 9. Pada tanggal 28 Januari 2020: Membayar gaji 1 orang karyawan Rp 100.000. Transaksi ini akan meningkatkan beban gaji dan menurunkan Kas, sehingga jurnalnya dicatat: (Dr) Beban Gaji Rp 100.000 (Cr) Kas Rp 100.000 10. Pada tanggal 30 Januari 2020: Menarik kas “Diah Hijab� untuk keperluan pribadi Rp. 150.000. Transaksi ini menambah jumlah dalam akun Prive dan dicatat di sebelah Debit, serta mengurangi jumlah dalam akun Kas, sehingga jurnal untuk transaksi ini adalah sebagai berikut : (Dr) Prive Rp 150.000 (Cr) Kas Rp. 150.000 11. Pada tanggal 31 Januari 2020: Bahan habis pakai yang tersisa sebesar Rp. 10.000. Transaksi ini meningkatkan jumlah dalam akun beban dan mengurangi jumlah dalam akun aset. Dalam hal ini akun Bahan Habis Pakai. Ayat jurnal untuk transaksi ini ditunjukkan berikut ini : (Dr) Beban Bahan Habis Pakai Rp 40.000 (Cr) Bahan Habis Pakai Rp 40.000
Membuat Laporan Keuangan Sederhana & Analisis dan Mencatat Transaksi ke Jurnal
Contoh Pembuatan Laporan Keuangan UmKM - Buku Besar Sebuah usaha perseorangan bernama Diah Hijab menjual produk hijab dan gamis memiliki saldo kas awal sebesar Rp5.500.000. Pada bulan Januari perusahaan tersebut berhasil menjual produk hijabsebanyak 30 pcs Diah Hijab dan gamis 50 pcs dengan total penjualan tunai sebesar Rp4.000.000. Dan pada bulan itu Diah Hijab harus membayar pengeluaran untuk membayar listrik, telepon, dan transportasi sebesar Rp2.000.000. Dengan transaksi tersebut, berikut ini pembukuan yang harus dicatat.
buku Besar kas tanggal
1 Jan 2017 2 Jan 2017
keterangan
Saldo Kas Awal Penjualan Tunai
debit
kredit
saldo
– –
Rp5.500.000 Rp9.500.000
kredit
saldo
–
Rp4.000.000
Rp5.500.000 Rp4.000.000
buku Besar penjualan tanggal
2 Jan 2017
keterangan
Penjualan Tunai
debit
Rp4.000.000
buku Besar persediaan tanggal
2 Jan 2017
keterangan
Hijab Gamis
Sedangkan cara mengisi pembukuan kas dan buku biaya untuk menulis laporan biaya yang dikeluarkan adalah sebagai berikut:
satuan
Buah Buah
dibeli
dijual
30 50
buku Besar kas tanggal
keterangan
1 Jan 2017 Saldo Kas Awal 2 Jan 2017 Penjualan Tunai 3 Jan 2017 Biaya listrik Telepon dan internet Transportasi
debit
kredit
Rp5.500.000 Rp4.000.000
saldo
Rp5.500.000 Rp9.500.000 Rp900.000 Rp600.000 Rp 500.000 Rp 7.500.000
buku Besar biaya tanggal
keterangan
3 Jan 2017 Biaya listrik Telepon dan internet Transportasi
biaya
Rp 900.000 Rp 600.000 Rp 500.000
total biaya
Rp 2.000.000
Selanjutnya untuk menghitung pendapatan caranya sangat mudah yaitu dengan menentukan Harga Pokok Penjualan.
apa apa itu itu harga harga pokok pokok penjualan penjualan (HPP)?? (HPP)??
HPP adalah seluruh biaya langsung yang dikeluarkan untuk memperoleh barang atau jasa yang dijual.
hpp dihitung dengan rumus:
HPP = Saldo persedian awal + pembelian barang – persedian
Setelah itu, mitra dapat menghitung laba kotor dan laba bersih yang didapat dari usaha dengan rumus:
Laba Laba Kotor Kotor == penjualan harga pokok penjualan (hpp)
xx
Laba Kotor
xx
xx
laba laba bersih bersih laba kotor
xx
biaya
xx
laba bersih
xx
Membuat Laporan Keuangan Sederhana & menyusun neraca saldo
Setelah melakukan posting debit dan kredit ke Buku Besar, untuk menyakinkan bahwa apa yang sudah kita kerjakan sudah benar.
Caranya adalah dengan memeriksa jumlah total sisi debit dan sisi kredit di buku besar. Berikut adalah contoh neraca saldo yang balance:
diah hijab neraca saldo KETERANGAN Kas Peralatan kantor Bahan habis pakai Pendapatan Piutang sewa Beban bahan habis pakai Beban transport Beban kerumahtanggaan Beban konsumsi Beban gaji Prive Modal
DEBIT 10.050.000 7.000.000 100.000 12.000.000 200.000 750.000 150.000 250.000 9.000.000 1.500.000 41.000.000
KREDIT
11.000.000
30.000.000 41.000.000
jumlah sisi debit dan kredit sama
kata pengantar Salam sejahtera, Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena anugerah-Nya telah memberikan kesempatan bagi saya, selaku mahasiswa Universitas Soegijapranata Semarang untuk melakukan kegiatan Pengabdian Masyarakat yang Adaptif Menghadapi Pandemi Covid19 (PANDEMIKA) di tengah masa pandemi yang sedang terjadi. Sebagaimana yang kita ketahui bersama, saat ini negara kita sedang menghadapi pandemi Covid19, pandemi ini tidak hanya memberikan dampak di sektor kesehatan, namun juga memberikan dampak yang signifikan bagi sektor perekonomian di negara kita. Dampak pandemi ini juga dirasakan setiap lapisan masyarakat, terutama masyarakat yang tergabung dalam kelompok Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan telah menjadi sebuah hal yang tidak terhindarkan. Untuk itu, sebagai mahasiswa, sudah menjadi tugas saya untuk ikut memberikan kontribusi pada masa pandemi ini.
Oleh: Celine Princessa
Kontribusi yang dapat saya lakukan dalam rangka membantu di masa pandemi ini, salah satunya adalah dengan membantu mitra usaha UMKM di bidang keuangan. Hal yang saya lakukan adalah dengan memberikan informasi yang relevan untuk membantu pencatatan keuangan mitra usaha. Dengan demikian, diharapkan mitra usaha akan mendapatkan kemudahan dan pengetahuan baru yang akan mempermudah pengelolaan keuangannya. Informasi yang dibutuhkan terkait pencatatan atau pembuatan laporan keuangan UMKM dituangkan dalam modul ini sebagai salah satu output tambahan dari kegiatan PANDEMIKA, dan besar harapan saya bahwa modul ini dapat bermanfaat memberikan pengetahuan bagi pembacanya, terutama mitra usaha dampingan.