1 minute read
Konsep Desa Wisata
Di Desa Tajungsari
Advertisement
Pariwisata merupakan salah satu sektor penggerak perekonomian yang perlu diberi perhatian lebih agar dapat berkembang dengan baik. Sejalan dengan dinamika, gerak perkembangan pariwisata merambah dalam berbagai terminologi seperti, sustainable tourism development, rural tourism, ecotourism, merupakan pendekatan pengembangan kepariwisataan yang berupaya untuk menjamin agar wisata dapat dilaksanakan di daerah tujuan wisata bukan perkotaan. Salah satu pendekatan pengembangan wisata alternatif adalah desa wisata untuk pembangunan pedesaan yang berkelanjutan dalam bidang pariwisata.
Pariwisata pedesaan menurut Hadiwijoyo (2012), merupakan pariwisata yang dapat dilihat sebagai suatu pemukiman dengan fasilitas lingkungan yang sesuai dengan tuntutan wisatawan dalam menikmati, mengenal, dan menghayati kekhasan desa dengan segala daya tariknya serta tuntutan kegiatan hidup bermasyarakat. Sumberdaya alam, aspek sosial budaya dan aksesibilitas yang baik merupakan modal awal yang mendukung pengembangan kawasan tersebut sebagai kawasan desa wisata (Zakaria & Suprihardjo, 2014). Pengembangan desa wisata dapat membawa dampak positif bagi masyarakat yaitu membuka peluang lapangan pekerjaan baru, menggerakkan roda ekonomi, meningkatkan kelestarian alam dan budaya desa (A’inun, Krisnani, dan Darwis, 2015).
Pengembangan desa wisata membutuhkan interaksi antar aktor yang berperan dalam menggerakkan sistem. Secara umum, terdapat tiga pilar utama dalam pengembangan pariwisata yaitu masyarakat, swasta, dan pemerintah (Rani, 2014).
Partisipasi menjadi elemen penting dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan pada era demokrasi (Gaventa, 2005) dan pada arena itu diperlukan metode yang efektif untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat yang tinggi. Melalui metode PRA, masyarakat desa bukan lagi sebagai objek yang menerima program dari atas (top-down), melainkan menjadi subjek pembangunan yang merancang program pembangunan dari bawah (bottom-up) dengan terus aktif dalam proses perencanaan, penentuan skala prioritas program, penganggaran, pelaksanaan, dan pemanfaatan hasil pembangunan yang dikendalikan di tingkat desa. Partisipasi warga yang tinggi dalam proses pembangunan skala desa menjadikan program dapat dilaksanakan berbasis pada keswadayaan dan dapat lebih berhasil guna kesejahteraan mereka.
Kuat
Membangun integrasi yang kuat dalam membentuk desa wisata membutuhkan kolaborasi aktif antara masyarakat, pemerintah, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya. Dengan pendekatan yang berkelanjutan dan berfokus pada kelestarian lingkungan dan budaya, desa wisata dapat menjadi destinasi yang menarik bagi wisatawan sambil memberikan manfaat yang positif bagi masyarakat lokal.
Peran pokdarwis dalam desa wisata sangat beragam dan integral untuk kesuksesan dan keberlanjutan pengembangan desa wisata. Kerjasama yang baik antara pokdarwis, masyarakat setempat, pemerintah, dan mitra lainnya akan membantu menciptakan pengalaman wisata yang unik, memberdayakan masyarakat lokal, dan melestarikan warisan budaya serta lingkungan.
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) memiliki peran yang signifikan dalam pengembangan dan pengelolaan desa wisata. BUMDes adalah lembaga yang didirikan oleh pemerintah desa untuk mengelola dan mengembangkan berbagai usaha ekonomi di tingkat desa. Maka dari itu BUMDes dapat menjadi motor penggerak utama dalam pengembangan dan pengelolaan desa wisata. Melalui manajemen yang baik dan komitmen terhadap keberlanjutan, BUMDes dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal dan mendukung pertumbuhan ekonomi.