1 minute read

KASIH ALLAH UNTUK DIBAGIKAN

Siapa frater-frater ini? Apa yang memotivasi mereka? Apa cita-cita dan impian mereka? Dengan cara apa mereka membentuk ‘belas kasih’ dan ‘persaudaraan’ - dua konsep utama dalam karisma Frater CMM? Frater Januario Sani Ouehi dari Timor Leste membicarakan keinginannya untuk membagi kasih Allah dengan sesama.

Setelah pengikraran kaul pertama di Pematang Siantar, saya kembali ke Timor Leste. Saya menjadi bendahara komunitas Gleno dan juga bekerja di sekolah Gleno, mengelola pembentukan komputer. Selain dari tugas utama ini, saya juga melakukan tugas pastoral di paroki setempat, seperti membagi Komuni Kudus kepada orang sakit di rumah mereka dan menjadi fasilitator studi Kitab Suci untuk umat paroki.

Advertisement

Awalnya, saya merasa kurang yakin, belum memiliki banyak pengalaman dalam pelayanan. Bahkan, apakah orang-orang mau mendengarkan apa yang dikatakan oleh frater muda ini? Akan tetapi nabi

Yeremia memberi inspirasi dan menguatkan saya.

Yeremia juga berpikir bahwa masih terlalu muda, akan tetapi Allah berkata kepadanya: “Janganlah katakan: Aku masih muda, tetapi kepada siapa pun engkau

Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apa pun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah engkau sampaikan” (Yeremia 1:7).

Melayani dengan kasih

Saya coba melayani dengan kasih kepada setiap orang yang saya jumpai, terlepas dari etnis, ras atau status finansial mereka. Kasih itu bebas dan tanpa batas. Ada sebuah lirik lagu yang menginspirasi saya, ditulis oleh

Rudy Loho dan dinyanyikan oleh seorang penyanyi

Indonesia Fanitta Posumah:

Tak ada lagi alasan bagiku untuk menolak panggilanMu, untuk menjadi saksi-Mu. Aku tak bisa membalas cinta-Mu padaku; pengorbanan-Mu membuatku jatuh cinta. Engkau adalah satu-satunya yang saya cintai, saya cinta, saya hargai. Pengorbanan-Mu melampaui hidupku. Engkau adalah satu-satunya yang saya kagumi, saya puji, saya percaya. Utuslah aku jadi saksi-Mu.

Lirik dari lagu ini mengingatkan panggilan saya. Semua bentuk pelayanan bagi saya memberi makna untuk memenuhi panggilan ini. Pengalaman ini juga menambah kasih saya akan Yesus. Untuk mengenal Yesus lebih dalam membutuhkan waktu, waktu untuk membaca sabda-Nya dan memeditasikannya. Saya mencari-Nya dalam keheningan hati dan dari keheningan ini saya menemukan lebih tentang diri saya dan mendengar apa yang Tuhan kehendaki dari saya. Saya tahu bahwa Tuhan tidak memanggil saya karena kehebatanku. Tuhan memanggil saya dalam keterbatasan yang saya miliki dan karena Ia mencintai saya. Dengan keyakinan penuh akan kasih-Nya saya bisa bertumbuh sebagai pribadi yang mencintai diriku sendiri. Saya berharap bahwa panggilan saya sebagai Frater CMM, saya bisa membagi kasihNya dengan sesama.

This article is from: