3 minute read
Publisher’s Letter
No Time To Die
Anda mungkin pernah mendengar kata-kata bijak ini: “The world is filled with nice people. If you can’t find one, be one!”. Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan memang sudah membuat seluruh dunia lumpuh, dan kita semua mengalami kesulitan yang belum pernah terjadi sebelumnya, hingga merasa putus asa dan dihantui dengan berita duka dari kerabat dan sahabat. Sehingga kita memang perlu afirmasi positif dari waktu ke waktu, bahwa sesungguhnya dalam kesulitan apa pun, masih banyak orang baik di dunia ini, dan jika kita tidak menemukannya, mungkin kita bisa menjadi orang baik tersebut, yang berbuat baik bagi sesama.
Dalam industri jam tangan mewah pun, yang bagi sebagian orang dianggap sebagai industri yang angkuh dan tak tersentuh, banyak terdapat individu yang sangat peduli terhadap sesama. Salah satunya adalah Luc Pettavino, mantan direktur pelaksana Monaco Yacht Show, yang mendirikan badan amal untuk mendanai penelitian distrofi otot Duchenne, karena mendiang putranya menderita penyakit tersebut. Lelang amal jam tangan amal dua tahunan yang dinamakan “Only Watch” itu mengajak para pembuat jam tangan mewah untuk menyumbangkan satu karya khusus mereka untuk dilelang, dengan 99% dari hasilnya diberikan untuk mendanai penelitian Duchenne Muscular Dystrophy, kelainan genetik yang terutama mempengaruhi anak laki-laki. Dimulai dengan hanya segelintir merek, kini pelelangan amal tersebut telah menjadi salah satu acara terbesar di industri jam tangan. Kami dedikasikan halaman-halaman 20, 22, 25-33, dan halaman 140-141 untuk berita tentang lelang amal ini, semoga Anda tertarik untuk turut berpartisipasi dalam lelang yang akan berlangsung di bulan November nanti, jangan sungkan hubungi kami, atau langsung kirim surel ke: onlywatch2021@christies.com.
Edisi ini juga mengulas tentang hubungan erat antara jam tangan mewah dan otomotif, karena sejak awal diciptakannya jam kereta (carriage clock) yang dirancang untuk bepergian di awal abad ke-19 di Prancis hingga terciptanya jam saku, mobil dan jam tangan selalu memiliki ikatan erat yang dapat dimengerti, terutama oleh kaum pria. Ketertarikan akan mesin canggih memang telah menyatukan penggemar jam tangan bermesin indah dan mobil mewah, dan telah ada beberapa kolaborasi hebat dari kedua industri tersebut yang kami ulas dalam beberapa tulisan menarik di edisi ini. Mulai dari merek jam mewah yang sangat eksklusif, BOVET 1822 dan kemitraan eksklusifnya dengan Rolls-Royce (halaman 34-41), produsen jam tangan Swiss Breitling dan produsen mobil Inggris Bentley (halaman 62-65), merek jam mewah asal Swiss, Chopard dan kolaborasinya dengan ajang balapan mobil klasik Mille Miglia (halaman 86-89), hingga ulasan dari kolumnis kita, Dr Bernard Cheong (halaman 60-61), dan pembalap senior Indonesia, Renaldi Hutasoit yang menganggap jika balap mobil dan jam tangan adalah dua dunia yang tidak dapat dipisahkan (halaman 7679). Di edisi ini juga kami mengajak seorang kolektor jam yang dikenal di Instagram untuk kritik pedasnya, Simonzzo, untuk berbagi sudut pandangnya untuk dua micro brand asal Swiss (halaman 82-85).
Penggemar perhiasan juga kami manjakan dengan beragam ulasan tentang perhiasan tingkat tinggi dari Maison mewah seperti Bvlgari, Chopard hingga Louis Vuitton, lengkap dengan kisah menarik dibaliknya, simak mulai dari halaman 122. Dan seperti judul film ‘No Time to Die’ (simak produk eksklusif edisi terbatas untuk para kolektor dan penggemar film legendaris ini di halaman 42-47), kita tidak boleh berputus asa, meski entah berapa banyak waktu lagi yang kita miliki, mari kita berpacu dengan waktu untuk kemanusiaan, berbuat amal baik semampu kita. Selalu semangat dan semoga ajang-ajang pameran jam dan perhiasan kembali digelar dengan pertemuan secara fi sik dalam skala global, karena kita semua pasti rindu dengan pertemuan off-air, bukan hanya virtual. But for now, stay safe, healthy and happy reading!
Publisher & Chief Editor