5 minute read

Duo Neo Classic

Langkah Audemars Piguet bermain dengan sudut pandang dan investasi mekanisme selfwinding dalam ukuran mini

Audemars Piguet adalah salah satu manufaktur jam tangan tertua di dunia yang hingga saat ini masih dipegang oleh penerus dari penemunya, keluarga Audemars dan Piguet. Di Vallée de Joux, wilayah Pegunungan Swiss Jura, perusahaan yang terus berkembang sejak 1875 ini tak henti-hentinya mengembangkan kemampuan dan teknik baru, memperluas kemampuan teknik cipta mereka dan bersiteguh untuk menciptakan tren yang menembus batas. Terus menginspirasi, Audemars Piguet telah dikenali lewat koleksi Royal Oak Offshore yang sporty, ada pula Royal Oak Concept untuk jajaran Haute Horlogerie, dan kreasi terbaru yang layak untuk dilirik yakni datang dari lini Code 11.59 serta Royal Oak Selfwinding 34.

Code 11.59 Chronographs dan Selfwinding

Jiwa kreativitas yang menginspirasi dan keahlian teknis Audemars Piguet melahirkan lima pilihan jam tangan baru dari Code 11.59 dalam

Kombinasi permainan geometri yang kompleks bersanding dengan efek cahaya lewat sudut pandang, merupakan salah satu ciri khas aestetika desain Audemars Piguet

komplikasi Chronograph dan lima pilihan jam tangan baru dalam komplikasi Selfwinding dengan model penampil tanggal, jam, menit dan detik. Seluruhnya membawa bagian pelat dial berefek pernis sunburst yang unik, dan paling pertama mudah untuk dikenali saat melihat jam tangan dalam pilihan warna merah burgundy, biru, ungu dan abu-abu. Efek tersebut sengaja diciptakan oleh Audemars Piguet, untuk memberikan efek detail tampilan kontemporer yang berubahubah ketika terkena cahaya, dari berbagai sudut pandang berbeda. Sentuhan pilihan warnanya begitu intens, sengaja diciptakan untuk menarik perhatian. Misalnya saja dari model dengan nuansa warna merah burgundy, dikontraskan dengan paduan warna case berbahan emas putih 18 karat, berindikator dan jarum jam berwarna emas putih senada. Ada pilihan warna ungu tua dan biru yang secara atraktif ditemani oleh warna case berbahan emas merah muda 18 karat. Sebagai sentuhan akhir, setiap model dilengkapi oleh tali berbahan kulit buaya, yang menjadi karakter penyempurnaan warna pelat dial jam, berkat warnanya yang senada.

Selain warna mencolok, Audemars Piguet tetap menghadirkan pilihan warna yang tak lekang oleh waktu dan dapat digunakan dalam berbagai kesempatan. Sehingga, terciptalah pilihan model dengan dua-nada warna yang dihiasi oleh warna pelat dial berefek pernis sunburst dalam warna abu-abu terang atau gelap, yang menampilkan impresi tampilan mendalam. Dua-nada warna dapat ditemui pada bagian case, warna emas merah muda 18 karat hadir pada lapisan tengah yang berbentuk segi delapan, warna senada juga ditemukan pada bagian indikatornya, yang memperkaya tampilan warna emas putih pada bagian case dan penghubung talinya. Menjadikan konstruksi arsitektur multifasetnya begitu menonjol.

Keindahan desain pada model Code 11.59 Selfwinding Chronograph dan Selfwinding dengan tanggal, jam, menit dan detik terlihat dari penggunaan bahan emas pada case jamnya, dan transisi kemulusan efek sapuan satin serta sudut simetrisnya, yang membawa nilai sejarah teknik cipta dari manufaktur, yang diteruskan dari generasi ke generasi. Kombinasi permainan geometri yang kompleks bersanding dengan efek cahaya merupakan salah satu ciri khas aestetika desain Audemars Piguet. Berkat mekanisme Selfwinding, jam tangan ini mampu menyimpan daya hingga 70 jam, kedap air hingga 30 meter, membuat kedua tipe ini sangat cocok bagi mereka yang memiliki gaya hidup aktif. Di balik fasetnya yang memesona, tersimpan Calibre 4401, terintegrasi oleh komplikasi Chronograph dengan komponen column wheel dan fungsi flyback yang mengizinkan proses atur ulang Chronograph tanpa harus menghentikan atau mengatur ulangnya

Jika sebelumnya, jam tangan Royal Oak dalam ukuran mini 33 mm menggunakan mekanisme quartz, kini hanya dengan perbedaan ukuran diameter 1 mm, Audemars Piguet mampu membenamkan mekanisme Selfwinding ke dalam Royal Oak 34 mm. Dalam peluncurannya, seri 34 memiliki empat pilihan varian; versi steel dengan pelat dial berwarna silver, dua-nada warna emas merah muda dengan steel dan pelat dial silver, kemudian steel dengan pelat dial biru yang bertaburkan berlian pada bagian bezel, dan versi emas merah muda dengan pelat dial silver dan sentuhan berlian yang sama pada bagian bezel. Seluruhnya mengandalkan mesin AP Caliber 5800, yang memiliki gerak otomatis 4Hz, dengan jarum detik tengah, celah kalender di angka tiga, seperti ciri khas Royal Oak pada umumnya. Melihat empat pilihan varian warna yang digunakan Audemars Piguet ke dalam tipe 34 mm sepertinya pilihan yang tepat. Karena menepis keinginan pasar yang tinggi akan opsi paduan warna pelat dial biru dengan steel. Karena, jika paduan populer tersebut menyentuh pasar, bukankah akan membuat varian tersebut menjadi terlalu “available” dan menghilangkan sisi misterius tentang perjuangan sulit untuk mendapatkannya. Untuk pergelangan tangan yang lebih kecil, Audemars Piguet tidak secara eksplisit menyebutkan bahwa ini merupakan jam tangan untuk wanita, sehingga para pria dengan pergelangan tangan yang lebih kecil juga dapat mengenakan tipe 34 mm. Tetap pelat dial berwarna biru, namun dengan berlian, mengapa tidak?

Di balik fasetnya yang memesona, tersimpan Calibre 4401, terintegrasi oleh komplikasi Chronograph dengan komponen column wheel dan fungsi flyback

terlebih dahulu. Mekanisme Chronograph dapat dikagumi lewat kaca safir di bagian belakang case, detail tiap mekanika mikro dengan desain terdepannya, mempertunjukkan fungsi dan komponen dibalik kemampuan ketepatan tunjuk waktu yang tiada duanya. Berkat desainnya yang kontemporer dan mampu menyesuaikan bentuk pergelangan tangan, jam tangan Code 11.59 cocok bagi kaum pria maupun wanita, dalam segala kesempatan.

Royal Oak Selfwinding 34

Royal Oak adalah tipe yang menjadikan Audemars Piguet dikenal luas. Lewat case segi delapan, penggunaan bahan steel, dan pelat dial “Grande Tapisserie”, hanya dengan sekilas, jam tangan Royal Oak dapat dengan mudah dikenali. Saking populernya, jam tangan ini pun datang dalam berbagai ukuran, mulai dari diameter terkecil 33 mm, 37 mm, 39 mm atau yang sering disebut sebagai “Jumbo” dan yang terbesar 41 mm. Belum lama ini, Audemars Piguet memperkenalkan seri Royal Oak dalam diameter 34 mm, bukan untuk menggantikan seri dengan diameter 33 mm, melainkan untuk melengkapi jajaran pilihan Royal Oak, mengisi permintaan untuk mereka yang memiliki pergelangan tangan lebih kecil.

Lewat case segi delapan, penggunaan bahan steel, dan pelat dial “Grande Tapisserie”, hanya dengan sekilas, jam tangan Royal Oak dapat dengan mudah dikenali

This article is from: