Gebora

Ical si anak Melayu, Matra’i si anak Madura, Beben si anak Sunda, Dara si putri Dayak dan Nurli si putri Tionghoa hidup di Desa Pagar Bukit, Kalimantan. Meski berbeda-beda suku dan agama, mereka menemukan kesamaan yang mempersatukan mereka: kecintaan akan sepakbola. Pertama kali terbit pada Januari 2003, Gebora (Geng Bola Gembira) adalah respon langsung Search for Common Ground Indonesia terhadap konflik sosial antara komunitas Madura dan Dayak di Kalimantan.