Pirata Syandana 150

Page 1


Untuk sahabat kami, Amirulliza Ardhana Mahendrata


Kepustakaan Nasional, Katalog dalam Terbitan Pirata Syandana 150 Kontributor Peserta Tugas Akhir 150 DAFT Undip Februari - Juni 2020 Pemimpin Redaksi Satrio Adjie Nugroho Tim Desain & Layout Andrew Rachmatedy Dita Hanifa Swandi Fernaldo Simanungkalit Rainy Nadia Nimas Pangestuti Ayi Rachdini Safira Suci Ramadanti Tim Kurasi dan Editor Reggy Junior Muslih Medina Krisna Imlati Laura Oktarina Sinabang Ditta Alvira Wahyuni Isti Astetika Sara Maria Christmastyani Pratiwi Desain Sampul Andrew Rachmatedy Penasehat Dr. Ir. Agung Budi Sardjono, M.T Dr. Eng. Bangun IRH, S.T, M.T Cetakan pertama Juli 2020 21 X 29.7 cm viii + 350 halaman ISSN 2648-4273

ISBN 2548-4273 Hak cipta dilindungi Undang-undang All rights reserved Diterbitkan oleh

ii


iii


iv


v


vi


vii


1


2


CITY HOTEL BINTANG 4 DI KOTA SEMARANG

3


Semarang merupakan salah satu kota berkembang dan menjadi pusat kegiatan ekonomi, perdagangan jasa, industri, dan pariwisata yang ada di Jawa Tengah. Dengan Lokasinya yang strategis, Kota Semarang juga dijadikan pusat kota bisnis di Jawa Tengah. Semarang juga memiliki banyak tempat wisata sejarah dan budaya. Dengan demikian, Kota Semarang juga menjadi kota pariwisata.

Oleh karena itu, Kota Semarang memerlukan suatu akomodasi yang dapat menampung para pengunjung dan memberikan fasilitas tempat pertemuan untuk para pembisnis, salah satunya yaitu City Hotel.

4


Konsep dan Penjelasan Lokasi tapak terpilih berada di Jalan Pemuda yang berada disebelah Lawang Sewu dengan bentuk yang memanjang ke arah barat laut. Tapak tersebut juga berorientasi langsung ke arah jalan raya. Hal ini bisa saja menguntungkan bentuk bangunan karena sisi terpanjang tidak langsung menghadap ke arah datangnya sinar matahari. Pemikiran dari bentuk awal bangunan adalah bentuk kotak memanjang dengan lubang ditengahnya. Lubang pada tengah bangunan adalah rencana area taman tengah. Kemudian memendekkan bagian depan untuk dijadikan gedung pertemuan dan bagian belakang untuk dijadikan bangunan servis. Sehingga, akibat dari memendekkan bentuk tersebut terbentuklah dua tower yang digunakan untuk hunian hotel. Tidak lupa untuk menyesuaikan bentuk dengan lahan dan menambahkan konektor untuk menghubungkan antar bangunan. Membuat kanopi pada bagian gedung pertemuan sehingga dapat digunakan untuk drop off pengunjung. Pada akhirnya menambahkan jalur masuk dan keluar untuk tamu dan jalur untuk servis.

5

Passive Design Pemberian kisi kisi pada jendela dan mengarahkan jendela kearah utara dan selatan bertujuan untuk mengurangi masuknya sinar dan panas matahari kedalam bangunan. Selain itu juga berfungsi sebagai pembayang pada bangunan. Pada kisi dan dinding pembayang, selain untuk estetika juga dapat fungsikan untuk memantulkan cahaya kedalam bangunan. Sehingga, meskipun dalam kondisi kurang cahaya lampu, ruangan hunian hotel dapat memaksimalkan masuknya cahaya alami tanpa perlu memasukkan panas dari sinar matahari.


6


RUMAH SUSUN DI YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN KAMPUNG VERTIKAL Oleh: Agnes Astrid Renata Dosen Pembimbing: Masyiana Arifah Alfia Riza, S.T., M.Arch. Dosen Penguji: Prof. Ir. Eddy Darmawan, M. Eng

7


KETERBATASAN LAHAN Ÿ Sungai Winongo : waterfront area

Kota Yogyakarta

Ÿ Sungai Gajah Wong : integrated eco tourism Ÿ Sungai Code : riverside pedestrian Ÿ non-bantaran sungai : mix use

SASARAN PROGRAM Pada tahun 2019 terdapat tiga kelurahan yang menjadi sasaran penataan kawasan kumuh, antara lain Muja Muju, Giwangan, dan Prenggan. 60 rumah warga Kelurahan Muja Muju terkena dampak pelebaran jalan.

Daerah Istimewa Yogyakarta *lokasi permasalahan

Melihat dari objektif perancangan; yaitu untuk mengakodomasi tempat tinggal masyarakat. Lokasi : Jl. Sidomulyo, RT 18 RW 5, Kel. Bener, Kecamatan Tegalrejo, Yogyakarta. KDB

: 60%

KLB

: 4,0

GSB

: 1/2 lebar jalan

Jml lantai maks : 7 RELOKASI WARGA Warga yang tempat tinggalnya terkena imbas

Luas Lahan : 3850m²

tipe 36 yang telah dipersiapkan oleh Pemkot.

permukiman

bantaran sungai

program revitalisasi dan sepakat untuk direlokasi akan dipindahkan ke rumah susun

Tapak Terpilih kampung

*ilustrasi penulis

TOPOGRAFI

Sungai Winongo

8


site

KDB+GSB

program

dispersed

expression

concept detail familiar material Bentuk dan material menyerupai arsitektur kampung untuk memberikan rasa familiar. bata ekspos Dinding aci halus

dispersed pattern memberikan view dan pengalaman ruang tiap bangunan yang berbeda.

kayu

paving block

vertically mix-used Zonasi secara vertikal yang memungkinkan

circulation Akses utama site melalui Jalan Sidomulyo.

anggaran yang eksibel dan mengupayakan

Sedangkan Jalan Bener sebagai akses keluar

penghematan lahan.

sekaligus emergency.

kampung vertikal people oriented

unit tipe 48m2

communal area

unit tipe 36m2

green rooftop

unit tipe 24m2

parkir kendaraan

‘Kampung Vertical’ interpretation + responses.

gardening area

mengutamakan kenyamanan

memberikan ruang berkebun

dan keamanan pejalan kaki.

sekaligus bercengkerama bagi penghuni.

communal space

9

fun+sport area

memelihara kegiatan yang

meningkatkan kenyamanan dan

melibatkan komunitas seperti

kesejahteraan penghuni dengan

di perkampungan.

penyediaan area olahraga.


10

8

2 9

15 11

16

1

17 3

4 14

13

7

12

18

u

Site Plan. skala 1:200

legenda

1 main access (entrance/exit) 2 area parkir roda 4 3 pos satpam 4 parkir roda 2 (tamu/pengelola) 5 TPS

6 loading dock 7 kantor pengelola 8 hunian blok a 9 rooftop garden a-1 10 rooftop garden a-2

11 hunian blok b 12 rooftop garden c-1 13 hunian blok c 14 rooftop garden c-2 15 taman rusun

6 5

16 lap. badminton 17 rumah genset 18 side access (exit)

Type 24

Fasilitas : - Kmr Tidur (Studio) - Kmr Mandi - Dapur - Area Menjemur

Fasilitas :

Type 36

- Ruang Tamu - Kamar Tidur (2) - Kamar Mandi - Dapur - Area Menjemur Fasilitas :

Type 48

- Ruang Tamu - Kamar Tidur (2) - Kamar Mandi - Dapur - Area Menjemur (balkon) 10


CITY HOTEL BINTANG EMPAT DI BANJARNEGARA Aliza Puspa Adhi Dosen Pembimbing : Masyiana Arifah A.R, ST., M.Arch. Dosen Penguji: Prof. Ir. Edy darmawan, M. Eng

11


Banjarnegara merupakan salah satu kota kabupaten di Jawa Tengah. Luas wilayahnya sekitar 3.10% dari luas seluruh wilayah Provinsi Jawa Tengah. Sektor unggulan yang menjadi sumber pendapatan ekonomi Banjarnegara adalah sektor industri dan pariwisata. Jumlah pengunjung setiap tahunnyapun meningkat. Maka dibutuhkan failitas untuk menginap yang bersifat sementara dengan dilengkapi fasilitas standar hotel berbintang.Kabupaten banjarnegara memiliki produk unggulan yaitu salah satunya kerajinan batik. Dan dalam bangunan ini juga menerapkan konsep kearifan lokal pada perancangan bangunannya.

Mice/ Minimnya Wisatawan Jumlah Hotel

Kebutuhan Fasilitas Pendukung

Investor

12


lokasi Lokasi tapak berada di Jalan Raya Ajibarang Secang, Kelurahan Semampir K e c a m a t a n Banjarnegara. Gambar peta sebagian di jawa Tengah

Gambar peta Banjarnegara

Merupakan tanah milik perorangan. Luas Tanah : 15.000 m2 Orientasi Tapak : Menghadap Utara KDB : 25%-50% KLB : Hotel maksimal 3-7 lantai (4 m) GSB Depan : 7,5 meter dari as jalan Topografi : Keadaan kontur rata

concept Konsep City Hotel menggunakan Arsitektur Kontemporer, yang bersifat dinamis dan tidak terikat oleh suatu era. Namun dalam bangunan ini juga menonjolkan unsur tradisonalnya dengan menempelkan ornamen batik corak kawung dan etnic yang turut menyelaraskan konsep City Hotel. Dan merupakan salah satu produk unggulan yang berada di Banjarnegara. Sehingga secara tidak langsung para pengunjung City Hotel dapat berwisata budaya dengan berkunjung melalui City Hotel ini.

13

massing process

Site

Penyesuaian Kapasitas

Border & Setback

Modifikasi Sesuai Fungsi

Optimalisasi Lahan


eksterior dan interior

14


RUSUNAWA UNDIP Oleh : Anis Khoiriyatul Arifah Dosen Pembimbing : Ir. Dr. Budi Sudarwanto M. Si Dosen Penguji: Ir. Dr. Agung Dwiyanto MT Sukawi ST. MT

15


Universitas Diponegoro adalah salah satu Universitas negeri terbesar di Indonesia. Banyaknya mahasiwa Universitas Diponegoro menyebabkan kebutuhan akan hunian menjadi meningkat, sehingga diperlukan bangunan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Selain itu kebutuhan akan tempat tinggal sewa yang tidak sebanding dengan ketersediaan lahan yang tersedia menjadikan konsep rumah susun menjadi salah satu alternatif yang bisa dilakukan. Konsep green building merupakan salah satu upaya penghematan energi yang dapat diterapkan karena bangunan ini akan dirancang, dibangun, dan dioperasikan secara hemat energi sehingga dapat meminimalkan biaya operasi dan dampak negatif lingkungan

16


DATA TAPAK

ANALISIS TAPAK Angin

Accessibility

2

Jalur Utama

4

1

Entrance

Kebisingan

Out

Arah Angin

Matahari & Tapak

3

Ketentuan Tapak : Tata Guna Lahan : Permukiman, Perguruan Tinggi, Perdagangan dan Jasa, Perkantoran, dan Konservasi

Tinggi

Sedang

KDB+GSB

Lahan+Sirkulasi

Luas Tapak : ± 6800 m2 KDB : 40%

KLB : 1,25 GSB : 17 m KDH Minimun : Tidak tercantum, sehingga menurut PERDA KDH min = 30%

Batas- batas Tapak 1. Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2. Perumahan Permata Hijau 3. Fakultas Psikologi Undip 4. Jl. Lkr. Utara Undip

17

KONSEP Konsep yang diangkat adalah Green building merupakan salah satu upaya penghematan energi yang dapat diterapkan pada suatu bangunan, karena bangunan ini akan dirancang, dibangun, dan dioperasikan secara hemat energi sehingga dapat meminimalkan biaya operasional dan dampak negatif lingkungan, sehingga biaya yang dikeluarkan akan lebih terjangkau.


BUILDING MASS

Pemanfaatan lahan berdasarkan GSB & KDB serta optimalisasi lahan terbuka

Massa bangunan berdasarkan orientasi dan kesesuaian terhadap tapak

Massa bangunan dipecah

Denah LT. 1

Massa bangunan ditarik dan diturunkan untuk membuat bangunan lebih sinergis

berdasarkan kaidah rumah susun secara vertikal dan horisontal

Denah LT. 2

Expression bangunan, diberikan material dan lanskap pada bangunan

3

4

Denah LT. 3

8 5 7

6 2

1

Keterangan:

Siteplan

1. Main Entrance

5. Parkir Motor

2. Drop Off

6. Lobby and Lounge

3. Publik Area Sport

7. Ruang Komunal

4. Parkir Mobil

8. Jalur Service

Denah LT. 4-6

Penerapan Green Energy Saving

Water Saving

21,18%

45,08%

Materials Saving

48,87%

18


HOTEL BINTANG

4 DI BERGAS KAB. SEMARANG

DENGAN PENDEKATAN GREEN BUILDING

Oleh : Anita Septiana Putri Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Budi Sudarwanto, Msi Dosen Penguji : Dr. Ir. Agung Dwiyanto, M.T Sukawi,S.T, M.T

19

Latar belakang dirancangnya desain hotel bintang 4 di Bergas Kabupaten Semarang ini karena didukung dëngan Berkembangnya pusat industri di Bergas Kabupaten Semarang sehingga bertambah pula jumlah investor yang datang ke Kabupaten Semarang serta belum adanya akomodasi seperti hotel di Kawasan Pusat Industri di Bergas. Berdasarkan data statistika pariwisata Kabupaten Semarang tahun 2018, jumlah peminat hotel bintang 4 meninggkat sangat tinggi, tetapi jumlah hotel bintang 4 hanya ada 1. sehingga permasalahan permasalahan tersebut menjadi landasan utama perancangn hotel bintang 4 ini


20


konsep massa bangunan yang digunakan yaitu arsitektur industrial. aritektur industrial merupakan konsep yang menerapkan estetika dan kepraktisan penggunan barang (usubiilty) di suatu tempat. konsep ini sangat cocok diterapkan di kawasan ini karena kawasan ini merupakan kawasan industri sehingga selaras dengn konsep arsitektur industrial. Konsep yang digunakan dalam perancangan hotel bintang 4 di Bergas Kabupaten Semarang ini yaitu arsitektur industiral. Hal ini diterapkan pada bagian ekstrior bangunan dan bagian interior bangunan. Karakteristik penerapan konsep arsitektur industrial pada ekterior bangunan yaitu dapat dilihat dari penggunaan material material facad yang tidak di finishing seperti acian tembok tanpa di cat untuk mengekpose karakteristik material, pengunaan material kaca, dan penggunaan warna warna monokrom pada ekterior bangunan. Untuk bagian interior sendiri, penerapan konsep arsitektur industrial dapat dilihat dari pengunaan material materialnya seperti tidak adanya penggunaan plafon pada interior sehingga mengekspose karakter struktur dari plat lantai. Selain itu karena tidak adanya plafon, maka pipa pipa dari mecanical eletrical seperti pipa listrik, pipa air bersih, terekspose pada bagian langit langit interior bangunan sehingga memunculkan kesan industrial. Selain itu juga untuk dinding dan kolom tidak di finishing dengan cat sehingga muncul kesan monokrom di dalam ruangan. Penggunan pencahayaanpun banyak menggunakan lampu lampu gantung sebagai penunjang estetika, lampu gantung yang dipilihpun menggunakan lampu gantung yang hemat energi. 21


TAMPAK DEPAN

TAMPAK KANAN

Dalam penerapan penghematan energi pada bangunan hotel bintang 4 di Bergas Kabupaten Semarang ada 3 aspek penilaian yang digunakan dalam bantuan tools EDGE Building yaitu penilaian penghematan energi, penghematan air, dan penghematan material. Dari perancangan hotel bintang 4 di Bergas Kabupaten Semarang diperoleh Dari perhitungan menggunakan sistem EGDE Building didaptn penghematan sebesar

TAMPAK BELAKANG

TAMPAK KIRI

Penghematan Energi · Penggunaan lampu hemat energi (LED) · Untuk sistem penghawaaan menggunakan AC VRV · Untuk air panas menggunakan teknologi heat pump water · Penggunaan kaca low E Penghematan Air · Pemanfaatan greywater yang diolah kembali · Penggunaan rain water harvesting Penghematan Material · Kusen jendela menggunakan UPVC · Material dinding menggunakan autoclaved aerated concrete blocks · Untuk oor slabs menggunakan in situ reinforced concrete slab

SAVING MATERIAL

SAVING ENERGY

SAVING WATER

ARSITEKTUR INDUSTRIAL

22


SOLO 4* HOTEL BERBASIS GREEN BUILDING Oleh:

Ayu Radinna Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Budi Sudarwanto, M.Si. Dosen Penguji: Dr. Ir. Agung Dwiyanto, MT. Sukawi, ST, MT.

23

Solo 4* Hotel dirancang untuk memenuhi kebutuhan kamar hotel di Kota Surakarta den g a n b a n t u a n p r og r a m ED G E u n tu k mengukur performa energy saving pada bangunan guna meminimalisir dampak negatif pada lingkungan. Dengan menerapkan konsep Green Building, dan konsep desain vertical forest bangunan hotel yang dihasilkan akan memenuhi aspek fungsional dengan meminimalisir dampak buruk dan memberikan dampak positif pada lingkungan baik di dalam ruang maupun di lingkungan luar bangunan.


24


Lokasi site Jl. Ahmad Yani, Kerten, Laweyan, Surakarta Luas Site ± 7.335,25 m2 Jumlah masa 2 masa bangunan Jumlah lantai 13 lantai

zonasi

dasar masa bangunan hasil dari analisis tapak Ÿ pertimbangan arah matahari, view, dan sirkulasi

hunian

junior & president suite room family room deluxe room superior room sports ruang serbaguna restaurant & coffee shop lobby & meeting room

masa dipatah dan diputar ke arah axis horizontal yang sejajar dengan sisi jalan bagian selatan tapak Ÿ pertimbangan view to site penambahan masa yang sejajar dengan entrance pada jalan utama Ÿ pertimbangan zona penerima

U

superior room +28 m2 100 unit

deluxe room +32 m2 44 unit

U

U

masa dipotong searah axis horizontal dan vertikal. Ÿ pertimbangan fungsi ruang komunal/taman masa dinaikkan Ÿ pertimbangan aspek fungsi dan kebutuhan ruang yang telah direncanakan

family room +38 m2 17 unit

junior suite room +48 m2 4 unit

masa bangunan president suite room +48 m2 3 unit

25


VERTICAL FOREST HOTEL

pertimbangan: Ÿ selaras dengan konsep green building Ÿ upaya untuk menambah hutan kota secara

vertikal Ÿ membantu memperbaiki kualitas udara Kota Surakarta

4.2m

4.2m

Ÿ Orientasi

bangunan utama: Selatan Ÿ Ketebalan bangunan utama: 18.50 m

kantong tanaman rangka baja panel kayu

GREEN BUILDING Ÿ Fitur bangunan:

Solar Photovoltaic

Rain Water Harvesting Black Water Management Grey Water Management Ÿ Fitur-fitur tambahan: AC VRV, energy saving lighting and sensors untuk kamar, kamar mandi, dan koridor, water saving instrument (low flow faucets, low flow showerheads, low flow urinals, double flush closet, water efficient landscaping.), material saving insrument perhitungan performa pada aplikasi EDGE: 82,89 % 52.14 % 41.67% Energy Saving Water Saving Materials Saving

26


27


28


29


30


31


32


33


34


HOTEL DAN CONVENTION DI BOGOR

Oleh : Dewo Yulian Dibyoraharjo S. Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Djoko Indrosaptono, M.T. Dosen Penguji, Dr. Ars. Wijayanti, M. Eng.

35


Bogor, Pariwisata dan Alamnya Bogor merupakan sebuah kota di provinsi Jawa Barat yang terletak ditengah Kabupaten Bogor. Kota Bogor juga terletak tidak jauh dari pusat ibukota Jakarta. Letaknya yang strategis dekat dengan ibukota dan udaranya yang sejuk merupakan potensi yang menyebabkan banyaknya pertumbuhan dan pembangunan salah satunya dalam sektor pariwisata. Pariwisata sendiri merupakan sektor unggulan yang terus mengalami peningkatan. Meningkatnya jumlah wisatawan di Kota Bogor menyebabkan naiknya tingkat permintaan akan kebutuhan kamar hotel. Selain akan wisatawan konvensional, lokasi Kota Bogor yang dekat dengan Jakarta menyebabkan banyak juga wisatawan dari kalangan pebisnis dan penyelenggara acara konvensi. Disamping tumbuhnya tingkat pariwisata dan perhotelan. Konsep kota taman yang tadinya selaras dengan alam perlahan mulai pudar. Maka dari itu dibutuhkan hotel yang mengakomodir kegiatan konvensi, ramah lingkungan dan memperhatikan aspek kontekstual daerahnya. 36


Arah Matahari

GSB

Aksesbilitas

Respon Zona Sifat

Axis

Divide

Function

Response

Exploration

Landscaping

U

U

1

3

5

U

U

2

4

6

Site Data Tapak berada di kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor. Tapak berukuran kurang lebih 11.000m2. KDB yang berlaku 60% dan GSB 12 meter dari rumija. Arah utara tapak terdapat tanah kosong, Timur Jl. Raya Padjajaran, Barat perkampungan dan Selatan terdapat Jl. Gununggede 1. Paparan matahari langsung datang dari arah Jl. Raya Padjajaran dan mengarah ke facade belakang yaitu arah Barat. Untuk aksesbilitas primer terdapat di arah timur yaitu. Jl. Raya Padjajaran sedangkan akses sekunder di sebelah selatan yaitu Jl.Gununggede sebagai jalan lingkungan. Massing Konsep Massa dipull up sesuai dengan axis guna memaksimalkan fungsi tapak. Lalu membagi massa menjadi dua sesuai dengan perbedaan zona sifat ruang yaitu publik dan privat. Lalu membaginya menjadi tiga area fungsi yaitu konvensi, hotel dan fasilitas. Selanjutnya ketinggian massa harmonis dengan bangunan sekitarnya dan mempull up area penerimaan untuk memperkuat kesan penerimaan, pada bagian massa hotel juga menghindari arah masif di timur dan barat dimana paparan sinar matahari langsung berada. Selanjutnya explorasi detail dan terakhir menambahkan lansakep vegetasi dan kolam sebagai desain adaptif dan penyejuk alami. Konsep Zoning Memisahkan area hotel di sebelah utara dan area konvensi disebelah barat berdasarkan perbedaan sifat kebutuhan ruang.

Area Entrance Area BOH Area Fasilitas Area Konvensi Area Hotel

37


Lobby

Facade Kiri Konsep-Konsep Adaptif

Ballroom Hotel

Adaptif desain dengan menggunakan kolam pada area entrance sebagai lansekap khas Sunda sekaligus penyejuk alami. Menggunakan banyak dekorasi dan vegetasi bambu khas Jawa Barat. Lalu menyediakan ramp untuk pengguna difable. Bangunan Ramah Lingkungan

Penyediaan berbagai macam fasilitas seperti restoran, kids club, lounge, spa, pusat kebugaran dan kolam renang serta berbagai fasilitas konvensi seperti ballroom, small conference room dan meeting room. Lalu ditambah dengan parkir yang mampu menampung sebanyak 250 kendaraan, tangga darurat dalam radius 21 meter dan akses mobil pemadam hingga ke belakang bangunan.

Menerapkan prinsip-prinsip bangunan ramah lingkungan seperti penanaman vegetasi yang banyak, orientasi massa yang menghindari area masif di timur dan barat, pemberian second skin, pemanfaatan RTH hingga 50%, atap hijau dan pengelolaan bukaan.

Tampak Depan Tampak Belakang

Tampak Kanan Tampak Kiri

38


39


40


41


42


FORNITE HOTEL AND CONVENTION Oleh: Fernando Wijaya Dosen Pembimbing: Ir. Satrio Nugroho, M.Si. Dosen Penguji: Satriya Wahyu Firmandhani, S.T., M.T.

43

Tingginya jumlah pendatang yang berkunjung ke Surabaya setiap tahunnya menyebabkan kebutuhan akan hotel maupun venue MICE di Kota Surabaya semakin banyak. Kegiatan bisnis dan perkantoran yang berpusat di kawasan CBD Surabaya Pusat dan Surabaya Barat membuat ka wasan ini menjadi yang paling sering dikunjungi oleh para pendatang tersebut. Jumlah pilihan hotel bintang tiga dan venue MICE yang tersedia di CBD Surabaya Barat masih lebih sedikit dibandingkan CBD Surabaya Pusat. Karena itu perlu dibangun sebuah hotel bintang tiga yang sekaligus juga dapat menyediakan tempat untuk menggelar acara konvensi di kawasan CBD Surabaya Barat.


44


Lokasi

: Jl. : Raya Kupang Indah No. 37, Surabaya

Luas tapak : 4.778 m2 Luas area bangunan : 15.776 m2 Jumlah lantai : 14 lantai Konsep green-tech design menjadi konsep utama pada desain bangunan Fornite Hotel and Convention ini. Setiap desain yang dieksekusi baik itu pemilihan material bangunan, sistem utilitas serta massa dan detail bangunan sedapat mungkin mampu menekan konsumsi energi, air dan karbon. Kecanggihan teknologi yang ada saat ini menjadi salah satu aspek yang cukup berperan penting untuk menekan konsumsi tersebut. Beberapa teknologi yang disematkan pada bangunan ini diantaranya adalah penggunaan sensor pada secondary façade bangunan annex (bersifat kinetik) sehingga mampu men gatur banyaknya cahaya matahari yang masuk ke dalam bangunan, eskalator yang bergerak sangat pelan jika sedang tidak digunakan, lampu LED di dalam lift (elevator) akan redup saat sedang tidak digunakan, dan penggunaan lighting control pada koridor hotel dan kamar hotel.

45

Vertical green facade sebagai passive cooling energy untuk menurunkan suhu di dalam bangunan. Perforated metal bersifat parametrik untuk menangkal sinar UV.

Sensor pada bilah aluminium hitam memungkinkan pergerakan bilah dengan sistem pivot untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam bangunan.


MAIN LOBBY

POOL BAR

MAIN LOBBY

GUESTROOM

Fornite Hotel and Convention terdiri dari dua massa bangunan utama yakni massa tower yang didalamnya terdapat unit-unit kamar dan massa annex yang didalamnya terdapat ballroom serta berbagai fasilitas publik. Tipologi lantai tipikal yang diterapkan pada massa tower adalah single loaded corridor dengan penghawaan alami di beberapa tingkatan lantainya untuk menghemat penggunaan AC. Untuk menciptakan kesan estetika yang menarik, desain secondary facade setiap massa dibuat berbeda, namun tetap selaras agar tidak menimbulkan kesan monoton. Selain estetika, secondary skin ini juga bermanfaat untuk mengatur banyaknya cahaya matahari yang masuk ke dalam bangunan. Hotel dengan 241 kamar ini dilengkapi dengan beberapa fasilitas penunjang seperti ballroom, meeting room, game center/technozone, mini gym, swimming pool, pool bar, dan beberapa

Bangunan ini terdiri dari 14 lantai dan 1 lantai semi basement. Lantai semi basement sebagai lantai service, utilitas, dan parkir. Lantai 1 sebagai lantai lobby utama, restoran komersial, dan parkir. Lantai 2 sebagai lantai ballroom, prefunction, dan game center. Lantai 3 sebagai lantai lobby hotel, restoran, swimming pool, mini gym, dan meeting room. Lantai 4 hingga 14 sebagai lantai guestroom. Dengan perhitungan aplikasi edge, penghematan yang berhasil dicapai oleh bangunan ini sebesar 57,16% untuk penggunaan energi, 49,34% untuk penggunaan air dan 42,52% untuk material. Beberapa hal yang diterapkan untuk mencapai penghematan energi adalah penggunaan kaca low-e coated glass, solar photo voltaic dan lampu LED. Untuk penghematan air adalah pengelolaan dan pengolahan air hujan dan air kotor agar dapat dikonsumsi kembali serta penggunaan low-flow water fixture. Untuk

restoran. Jumlah dan tipe kamar yang tersedia adalah 175 kamar standar, 22 kamar superior, 28 kamar deluxe, 8 kamar family, dan 8 kamar junior suite.

material, sebagian besar material bangunan yang digunakan adalah bata ringan tipe CLC (Cellular Light Weight Concrete) karena emisi karbonnya lebih rendah dibanding bata merah. 46


PERANCANGAN ECO RESORT DI PULAU PANJANG JEPARA Oleh : Firmanda Christian Kurnianto Dosen Pembimbing : Dr.Ir. Suzanna Ratih Sari, M.M., M.A. Dosen Penguji: Ir. Hermin Werdiningsih, M.T.

47


LATAR BELAKANG Sektor pariwisata dapat dikatakan mengambil peran penting dalam pembangunan perekonomian nasional. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Pulau Panjang merupakan kawasan alam yang masih terjaga keasriannya, maka konsep perancangan ini mengusung konsep ekowisata yang berfokus pada menjaga pe-

(RPJMD) Kabupaten Jepara tahun 2017 – 2022, kabupaten Jepara memiliki suatu misi salah satunya yaitu memperkuat potensi sumber daya yang berkualitas. Misi ini

lestarian alamnya.

didukung oleh pemerintah daerah dengan meningkatkan sarana prasarana pariwisata di daerah wisata. Pulau Panjang menurut perda RTRW Jepara nomor 2 tahun 2011 pasal 30 merupakan kawasan perkembangbiakan satwa dan pariwisata alam. Selain itu, Pulau Panjang belum memiliki fasilitas pariwisata yang memadai terutama dalam fasilitas akomodasi.

48


DATA TAPAK

Site yang dipilih terletak di Pulau Panjang Jepara, dengan luas site +65.000 m2 .

Ketentuan yang mengatur pembangunan kawasan bangunan pada tapak antara lain : • KDB : 30-40% • KLB : 4 lantai • Garis sempadan pantai : 100 m dari tepi pantai Dan juga, lahan memiliki batas-batas sebagai berikut : • Utara : Laut • Selatan : Laut & Hutan •Timur : Laut • Barat : Hutan

KONSEP

SIMETRI SIRKULASI Diambil dari bentuk tubuh rajungan untuk menentukan konsep sirkulasi kawasan. Dengan sendirinya akan terbentuk juga penataan kawasan yang berkonsep dari bentuk tubuh rajungan

49

TIPE BANGUNAN

Tipe bangunan mengambil dari konsep kontekstual tapak dan lokalitas tapak yang berada di pantai berlokasi di Jawa Tengah EKOWISATA


SITE PLAN & PERSPEKTIF ECO RESORT 12 9

10 20

8

11

4

3

16

13 14

21

17

15

18

2

5 6

Keterangan : 1. Main Entrance 2. Lobby 3. Function Room 4. Kolam Renang 5. Spa & Massage 6. Fitness Centre

1

19

7

7. Cafe 8. Suite Cottage 9. Standart Cottage 10.Deluxe Cottage 11. Family Cottage 12.Mess Pengelola

13. Kantor Pengelola 14. Meeting Room 15. Outbond Area 16. Green House 17. Pengolahan Sampah

18. Mini Theater 19. Penangkaran Ikan 20.Restaurant 21. Klinik

50


APARTEMEN DI JAKARTA SELATAN DENGAN DESAIN BERBASIS GREEN BUILDING Oleh : Hendrawan Adi Surya Dosen Pembimbing : Ir. Satrio Nugroho, M. Si Dosen Penguji : Satriya Wahyu Firmandhani, S.T., M.T.

51


Saat ini, wilayah Jakarta Selatan merupakan kawasan yang menjadi target pembangunan paling utama di DKI Jakarta sebagai tempat untuk bermukim. Hal ini karena didukung oleh lingkungan yang masih asri dan menguntungkan sebagai investasi. Sehingga dibutuhkan hunian apartemen yang sesuai dengan permintaan masyarakat kelas atas, para wisman, dan para pelaku bisnis yang mempunyai kesibukan dan pekerjaan di setiap harinya dengan memperhatikan koneksi antara tempat tinggal dengan tempat kerja maupun tempat-tempat umum lainnya serta bangunan sehat yang menerapkan desain berbasis green building dan pendekatan desain edible landscape supaya bangunan menjadi ramah lingkungan. 52


Luas Tapak : ± 26.000 m Luas Area Bangunan : ± 113.784 m2 Jumlah Lantai : 15 lantai Batas-batas wilayah : •Utara: Jl. Kuningan Mulia •Barat: Jl. Pangeran Moh. Fajar Toqiyidin Mh •Selatan: Apartemen Verde •Timur: J. H. Cokong 2

Lokasi : Jl. Kuningan Mulia, Kel. Karet, Kec. Setia Budi, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12980

Apartemen yang akan dirancang yaitu apartemen high-rise dengan unit hunian yang terdiri dari tipe 1-4 ruang tidur untuk pebisnis kelas menengah atas yang mampu memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi penghuninya. Kemudahan dan kenyamanan diperoleh dari fasilitas yang lengkap, serta menciptakan kondisi lingkungan yang baik untuk kesehatan, serta penerapan bangunan yang sehat dengan pendekatan desain edible landscape dan penerapan desain berbasis green building

53

Desain Apartemen dengan pendekatan edible landscape muncul sebagai respon mengenai isu seputar urban farming untuk diterapkan pada sebuah bangunan vertikal dimana diharapkan dapat membawa pengaruh positif baik dari segi psikologi hingga ke arah pola hidup yang kondusif di lingkungan perkotaan. Dari isu yang muncul tersebut, pendekatan desain yang digunakan adalah secara entrinsik (alam) dengan pendekatan desain berwawasan lingkungan (desain ekologis).


Apartemen dengan jumlah lantai sebanyak 15 lantai ini mempunyai 3 tower yaitu Tower A, Tower B, dan Tower C yang mana Tower A itu sendiri merupakan area hunian VIP yang terdiri dari unit 3 bedroom dan 4 bedroom. Sedangkan pada Tower B dan C terdiri dari unit 1 bedroom, 2 bedroom, dan 3 bedroom. Apartemen ini memiliki area parkir basement 2 lantai dengan 2 akses pintu masuk dan 2 akses pintu keluar. Selain itu apartemen ini juga memiliki area parkir untuk tamu yang berada di area outdoor, tepatnya di lantai dasar. Fasilitas bersama yang terdapat di apartemen ini diantaranya ada gym center, area kolam renang indoor, playground, area komunal pada roof garden yang bisa diakses melalui lantai 4. Apartemen ini juga dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas penunjang seperti foodcourt dan retail-retail pada lantai 1, Department Store, Supermarket, dan Bookstore pada lantai 2, aneka macam resto dan cafe, spa, klinik, dan ATM Center pada lantai 3, serta outdoor resto pada lantai 4 yang bisa mengakses langsung menuju ke roof garden.

Penerapan desain edible landscape pada bangunan ini ditunjukkan dengan pengaturan gubahan massa bangunan sedemikian rupa sehingga bagian atap pada tiap massa dimanfaatkan sebagai roof garden yang dapat diakses oleh penghuni apartemen maupun orang lain sebagai area komunal. Tiap penghuni apartemen juga bisa mengakses roof garden pada tower apartemen melalui hunian masing-masing sehingga tiap hunian mempunyai roof garden pribadi. Penerapan desain green building sendiri ditunjukkan dengan minimnya bukaan di area Barat dan Timur bangunan serta pemberian external shading untuk menghalangi paparan sinar matahari langsung ke dalam bangunan. Kemudian Penggunaan second skin bermaterial papan kayu, dan menggunakan tanaman rambat sebagai passive cooling energy. Kemudian mengatur luasan bukaan (jendela) pada hunian untuk meminimalisasi sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan, namun cahaya matahari tetap bisa diperoleh.

54


55


56


57


58


ASRAMA MAHASISWA UNDIP KAMPUS TEMBALANG KOTA SEMARANG Oleh: Imaduddin Abdurrahim Muhammad Dosen Pembimbing : !r. Indriastjario, M. Eng Dosen Penguji :

59


Universitas Diponegoro memiliki fasilitas hunian untuk mahasiswa berbentuk Rusunawa, yang hanya diperuntukkan mahasiswa S1 tahun pertama. Hal tersebut sangat jauh dari ideal, sehingga kebutuhan akan penyediaan hunian dalam bentuk Asrama Mahasiswa baik untuk Program Sarjana maupun Pasca Sarjana sangat mendesak. Asrama Mahasiswa idealnya mampu menunjang secara maksimal kegiatan belajar, beristirahat dan sosialisasi mahasiswa. Perlu juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang yang dibutuhkan mahasiswa agar mahasiswa dapat tinggal dengan nyaman. Belum lagi, di Universitas Diponegoro belum terdapat asrama untuk Mahasiswa Program Pasca Sarjana. Asrama Mahasiswa seharusnya mewadahi seluruh mahasiswa, tidak terkecuali Mahasiswa Pasca Sarjana.

60


Tampak Depan Gedung Asrama Sarjana

1. Arah matahari terbit Matahari terbit dari Timur tapak dan terbenam

Tampak Belakang Gedung Asrama Sarjana

di Barat tapak, sehingga bisa mempengaruhi perletakan bukaan yang ada. 2. Arah angin Angin tapak berhembus dari arah utara ke selatan, hal ini pun bisa menjadi pertimbangan perletakan bukaan. Pada siang hari akan terasa lebih sejuk karena angina berhembus dari arah hutan kecil di depan tapak yang memiliki pepohonan. 3. Iklim Tapak beriklim Tropis dengan curah hujan yang tinggi dan suhu panas pada musim kemarau.

Tampak Kanan Gedung Asrama Sarjana

Tampak Kiri Gedung Asrama Sarjana

Menurut arah matahari, khususnya di daerah tropis yang panas sepanjang tahun bukaan hanya dibuat di bagian utara dan selatan bangunan.

61


Zona Privat Zona Privat

Zona Zona Sirkulasi Privat

Disusun secara terpusat zona privat (zona ruang asrama) mengelilingi zona sirkulasi vertikal, yakni zona lift dan tangga.

Zona publik (Fasilitas umum) Zona Transisi Zona Privat Denah Asrama Sarjana yang terpusat

Ruang Kamar disusun linear dengan dua koridor, untuk Asrama Sarjana maupun Pascasarjana. Di ujung lorong terdapat Tangga darurat.

62


BOUTIQUE HOTEL DI KOTA SEMARANG Oleh: Iriani Sekar Dewi Dosen Pembimbing: Ir. Hermin Werdiningsih, M.T Dosen Penguji: Ir. Suzanna Ratih Sari, M.M, M.A

63


Semarang merupakan Ibu Kota Jawa Tengah yang juga merupakan salah satu kota metropolitan terbesar ke-5 di Indonesia. Selain itu, Kota Semarang juga memiliki potensi wisata yang sangat besar. Dalam perkembangannya, Semarang menjadi kota dagang penting, kota wisata, dan kota budaya. Banyak bangunan bersejarah, produk kesenian, makanan khas, serta hiburan mudah dijumpai di kota ini.

Untuk mengantisipasi kedatangan wisatawan domestik maupun mancanegara yang datang ke kota Semarang dalam melakukan kegiatan bisnis maupun kegiatan pariwisata, maka diperlukan fasilitas pendukung seperti akomodasi untuk tempat penginapan. Salah satunya adalah hotel yang menyediakan fasilitas lengkap untuk kegiatan rekreasi seperti Boutique Hotel.

Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, pada tahun 2019 tercatat hampir 8 juta wisatawan mengunjungi Kota Semarang baik wisatawan nusantara maupun mancanegara. Angka tersebut 2,3 juta lebih tinggi dari target Pemerintah Kota Semarang yang hanya 5,7 juta wisa tawan. Serta Menurut Badan Pusat Statistik Kota Semarang, persentase tingkat hunian hotel berbintang di Kota Semarang terhitung tinggi, yaitu 51,40% pada Desember 2019. 64


BOUTIQUE HOTEL Perancangan Boutique Hotel ini berlokasi di Jl. Sisingamangaraja, Kecamatan Candisari, Kota Semarang, Jawa Tengah. dengan luas lahan ±23.000m². Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang tahun 2011-2031, lokasi yang digunakan sebagai Boutique Hotel yaitu

SITEPLAN

65

INTERIOR

1. Masuk/Keluar

7. Kamar Hotel

2. Parkir Bus 3. Gedung utama 4. Kamar Hotel 5. Kamar Hotel 6. Kamar Hotel

8. Ruang Servis 9. Kolam Renang 10. Parkir Mobil 11. Parkir Motor

POTONGAN

pada wilayah perdagangan dan jasa. Tapak juga berada di daerah padat aktivitas, dekat dengan pusat keramaian, dan terletak didaerah dengan akses yang mudah dicapai karena berada di jalan raya Sisingamangaraja.


DENAH

EKSTERIOR

Denah menyesuaikan bentuk dari gubahan massa yang mengikuti bentuk tapak. Gedung utama terdiri dari lobby, area perkantoran, restoran, dan fasilitas tambahan lainnya. Kamar hotel diletakkan diarea belakang dimana area tersebut merupakan area privat. Sedangkan area servis diletakan diarea paling belakang. 66


RESORT BINTANG TIGA DI KAWASAN WISATA AGRO KEBUN JOLLONG Oleh : Isna Nur Aisyiyah Dosen Pembimbing : Sukawi ,ST, MT Dosen Penguji : Ir. Budi Sudarwanto, M.Si Ir. Agung Dwiyanto, MSA

67


Pengembangan agrowisata Jollong yang terus dilakukan oleh Pemkab Pati dan PTPN IX yang juga mendapat dukungan dari Pemprov Jawa Tengah dalam meningkatkan infrastruktur membawa dampak meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung. Untuk saat ini ditargetkan adanya jalur penghubung antara Jollong I, Jollong II dan waduk gunung rowo. Selain itu juga bermunculan objek wisata baru di dekat Wisata Agro Kebun Jollong yang menonjolkan wisata alamnya. Berdasarkan luas area dan lokasi Wisata Agro Kebun Jollong maka kawasan wisata ini diwacanakan penambahan akomodasi berupa penginapan resort.

68


PESONA JOLLONG RESORT

FRONT BUILDING (PENERIMAAN)

YELLOWISH HOTEL

COTTAGE

Lokasi Resort berada di Desa Sitiluhur, Kec. Gembong, Kab. Pati. Berada di kawasan PT. Perkebunan Nusantara IXKebuun Jollong dengan Ketinggian lokasi 630-634 mdpl. Luas Site : ± 8.800 m² Menampilkan keindahan Wisata Agro Kebun Jollong, Gembong, Pati. Pesona Jollong Resort memiliki konsep : CALMNESS Pesona Jollong Resort diharapkan memberikan ketenangan bagi pengunjung resort yang ingin menghilangan kepenatan. Dengan mendatangi resort yang dekat dengan unsur alam akan memberikan efek rileks dan nyaman yang dihadirkan dari warna alam dan suasana suasana yang tenang. COMFORT Pengunjung resort akan disediakan fasilitas baik untuk yanng menginap maupun tidak menginap dengan mengutamakan kenyamanan. CLOSE TO NATURE Resort ini dibuat menyatu dengan alam yang akan membuat pengunjung merasakan suasana tenang di daerah pegunungan.

RESTO & COFFEESHOP

SPA & GYM CENTER 69

POOL


Kawasan Wisata Agro Kebun Jollong merupakan peninggalan kolonial Belanda dan kawasan ini masih mempertahankan bangunan-bangunan asli peninggalan kolonial Belanda. Oleh sebab itu untuk menyelaraskan dengan kawasan agrowisata, resort ini juga mengadopsi bentuk-bentuk arsitektur kolonial Belanda. Karakter visual Arsitektur colonial modern (1915-1940) menurut Handinoto (2006), antara lain : menggunakan atap datar dari bahan beton,, pemakaian gevel horizontal, sudah mulai memakai bahan kaca dalam jumlah besar, penggunaan warna putih yang dominan. Warna kuning hanya diterapkan di eksterior hotel yang digunakan sebagai eyecatchingdan focal point kawasan resort.

Interior menerapkan gaya eklektik yang identik dengan seni karena banyak menerapkan dekorasi dan aksesoris dengan bentuk, warna dan motif yang unik membuat tipe desain ini memiliki nilai artistik tersendiri. Furnitur antik dan desain beraliran dekonstruksi atau asimetris.

70


71


72


73


74


HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA KLEDUNG TEMANGGUNG Oleh : Nadia Indah Kurniawati Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Agung Budi Sardjono, M.T. Dosen Penguji : Prof. Dr. Ir. Erni Setyowati, M.T.

75


Kabupaten Temanggung merupakan kabupaten yang berada tepat di garis tengah peta Provinsi Jawa Tengah, yang secara geoekonomis dilalui tiga pusat ekonomi. Dari segi pariwisata, Temanggung berada di antara dua Kabupaten yang kuat kepariwisataannya di Jawa Tengah yakni Kabupaten Wonosobo dengan objek wisata Dieng dan Kabupaten Magelang dengan objek wisata Candi Borobudur. Temanggung sendiri memiliki berbagai destinasi wisata yang terus berkembang setiap tahunnya. Perkembangan berbagai destinasi wisata ini belum diimbangi dengan meningkatnya fasilitas bagi para wisatawan. Sehingga, perancangan hotel di Temanggung dirasa sangat dibutuhkan untuk memfasilitasi kebutuhan menginap wisatawan. Oleh karena itu, disusun perancangan Hotel Resort di Kawasan Wisata Kledung Temanggung. 76


Hotel Resort di Kawasan Wisata Kledung Te4 5

manggung mengangkat konsep kearifan lokal dan karakter pedesaan khas Temanggung. Ilustrasi disamping menunjukkan

2

1

3

gambaran tipologi pedesaan khas Temanggung. Karakter ini diadopsi pada penataan Hotel Resort sebagai berikut : 1) Jalan utama, 2) Gapura masuk desa diadopsi menjadi gate masuk kawasan hotel, 3) Area sawah

5

dan kebun digambarkan dengan taman, 4) Bangunan milik desa (kantor desa, balai

3 4

desa, dll)diadopsi menjadi area publik (lobby, ruang pertemuan, dll), 5) Area

2

1

permukiman dan fasilitas umum diadopsi pada penataan kamar hotel dan fasilitas penunjang.

Adopsi desain bangunan pesedaan khas Te-

kebutuhan energi yang lebih kecil. Material

manggung berpengaruh pada respon bangu-

yang dominan digunakan adalah material yang

nan terhadap cuaca, angin, dan arah lintasan

mudah didapatkan di sekitar, yaitu batu bata

matahari. Peletakkan bangunan mengikuti

ekspose yang digunakan pada dinding, batu

analisis angin dan matahari sehingga sirkulasi

kali yang digunakan pada jalur pejalan kaki

udara dan cahaya matahari yang masuk ke

dan jogging track, serta material kayu pada

dalambangunan lebih optimal dengan

struktur, kusen, dan aksen bangunan.

77


Terdapat empat jenis kamar yang tersedia

Failitas penunjang yang terdapat pada hotel

pada Hotel Resort di Kawasan Wisata Kle-

ini yaitu restoran, ballroom, meeting room,

dung Temanggung antara lain kamar tipe

fitness center, spa, kolam renang, jogging

standard, kamar tipe family, kamar tipe exe-

track, area bermain anak, open theater,

cutive, dan kamar tipe president suite. Ma-

gardu pandang, dan gazebo yang tersebar

sing-masing interior kamar dilengkapi de-

di beberapa titik area penunjang. Masing-

ngan furniture berbahan dasar kayu yang

masing area penunjang dan kamar tamu

kental dengan ciri khas Temanggung. Selain

memiliki view ke arah Gunung Sumbing

keempat jenis kamar yang telah disebutkan,

ataupun Sindoro. Terdapat pula fasilitas

terdapat pula bangunan cottage yang dide-

sepeda yang dapat digunakan pengunjung

sain menyerupai bangunan rumah joglo

untuk mengakses tempat-tempat wisata

sederhana khas pedesaan Temanggung

di kawasan wisata Kledung Temanggung

dengan tipologi bangunan dan material yang

yang jaraknya tidak terlalu jauh dari

dibuat semirip mungkin dengan bangunan

area hotel.

aslinya.

78


HOTEL RESORT DI BATURRADEN

Oleh : Rozi Kiranasani Dosen Pembimbing : Sukawi, S.T., M.T. Dosen Penguji : Dr. Ir. Budi Sudarwanto, M.Si. Dr. Ir. Agung Dwiyanto, M.T.

79


Hotel Resort di Baturraden merupakan hotel resort yang berlokasi di Kawasan Wisata Baturraden, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Lokasinya yang berada di kaki Gunung Slamet menjadikan Baturraden sebagai kawasan yang memiliki potensi alam pegunungan yang tinggi sehingga kaya akan obyek wisata terutama wisata alam. Dengan adanya potensi alam dan potensi pariwisata yang tinggi dan terus berkembang maka harus diikuti dengan perkembangan akomodasi sebagai aspek penunjangnya. Maka dari itu Hotel Resort merupakan pilihan yang tepat untuk didirikan di Baturraden. Dalam merancang Hotel Resort di Baturraden tentunya memperhatikan prinsip-prinsip perancangan yang sesuai dengan standar perancangan hotel resort, aspek kontekstual tapak, unsur lokalitas di daerah bersangkutan, serta keterkaitan dengan obyek wisata di sekitarnya. 80


MASSING

ZONING 1 Axis

Semi Publik / Penerimaan, Rekreasi, Pertemuan

2 Massing 5'

Privat / Hunian

12' VIEW

3 Push & Pull

4 Result

Parkir Servis / Pengelola VIEW

U B

T S

Dalam menyusun massa bangunan didasari oleh zoning pada tapak berdasarkan analisa matahari, aksesibilitas, arah angin, dan view. Berdasarkan analisa tersebut, view berada di sebelah Barat tapak, dan akses menuju tapak berada di sebelah Timur. Maka dari itu bangunan hunian dan area rekreasi difokuskan pada sisi Barat tapak supaya mendapatkan view terbaik sebagai daya jual bagi hotel resort. Sedangkan bangunan penerimaan dan servis dibuat bersinggungan langsung dengan akses masuk untuk mempermudah sirkulasi (Timur). Tentunya bangunan servis diletakkan pada area yang tertutup dan tidak memiliki potensi atau daya jual. Selain itu dalam penyusunan massa bangunan juga memperhatikan kontur tapak, aksis, dan ketinggian bangunan berdasarkan kebutuhan ruang.

Bangunan Hotel Resort ini terbagi menjadi beberapa bangunan sesuai dengan zoning dan peruntukannya masing-masing. Diantaranya yaitu Bangunan A (Penerimaan), Bangunan B (Servis), Bangunan C (Hotel), Bangunan Cottage Executive, dan Bangunan Cottage Suite & Family. Bangunan A terdiri dari Front Office, Lobby, Lounge, Retail, R.Tunggu Family Tour, Food Corner, ATM, Lavatory, Musholla, dan R. Pertemuan. Bangunan B terdiri dari area servis berupa Loading Dock, Pergudangan, Dapur, Housekeeping, R. Karyawan, dan Kantor Pengelola. Bangunan C merupakan bangunan hotel yang terdiri dari Standart Room, Deluxe Room, Family Room, Restoran, dan Coffee Shop. Sedangkan executive, suite, dan family suite dibuat dalam bentuk cottage dengan variasi yang berbeda

Bangunan A (Penerimaan)

Bangunan B (Servis)

Cottage Executive 81

Cottage Suite & Family

Bangunan C (Hotel)


PINTU MASUK

COTTAGE

KONSEP PERFORMA

LOKALITAS

ALAM

KOLAM RENANG & HOTEL

SELASE ALRASAR PATHWAYS

Terdapat 3 penerapan konsep yang digunakan pada bangunan Hotel Resort, diantaranya yaitu: Ÿ Penerapan EDGE :Diterapkan pada bangunan hotel yang merupakan bangunan dengan ketinggian 5 lantai, sehingga didapatkan Saving Energy 33,17%, Saving Water 53,10%, dan Saving Materials 25,42% Ÿ Penerapan Lokalitas : Diterapkan pada cottage yang menggunakan atap kampung srotongan serta bangunan lainnya yang menggunakan atap kampung atau pelana Ÿ Penerapan Konsep Alam : Diterapkan pada bangunan dengan desain terbuka yang mengoptimalkan bukaan sehingga suasana alam menjadi terasa di dalam bangunan.

82


UPGRIS INTERACTION HOME LIVING

RUMAH SUSUN SEWA MAHASISWA UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

Oleh: Salma Apriliana Dosen Pembimbing: Septana Bagus Pribadi, ST, MT Dosen Penguji: Edward Endrianto Pandelaki, ST, MT, PhD

83


Infrastruktur dalam dunia pendidikan sangat penting dibutuhkan untuk menunjang pendidikan itu sendiri. Dalam hal ini infrastruktur yang dikembangkan beberapa universitas adalah pengembangan rumah susun bagi mahasiswa. Tujuan dari program Rusunawa ( Rumah Susun Sederhana Sewa ) adalah memberi kemudahan dan keringanan tempat tinggal bersewa dengan harga terjangkau untuk mahasiswa, dengan adanya Rusunawa di lingkungan kampus akan menumbuhkan semangat kebersamaan sehingga suasana belajar lebih intensif antar sesama mahasiswa. UPGRIS Interaction Home Living yang tercipta pada kawasan Kampus 4 Universitas PGRI Semarang ini menjadi sebuah titik berangkat perubahan dari bentuk hunian rumah susun sewa mahasiswa menengah kebawah dimana penghuni didorong dan dilatih untuk hidup dengan teratur sesuai gaya hidup perkotaan. Ruang yang dibentuk dari penataan UPGRIS Interaction Home Living membangun interaksi mahasiswa didalamnya untuk bersosialisasi dengan sesamanya dengan budaya masyarakat lokal.

SITE DATA SEMARANG, JAWA TENGAH

SITE SITE

JALAN GAJAH RAYA, KECAMATAN GAYAMSARI, SEMARANG KDB 60% KLB 2,4 GSB 23 meter Luas Lahan 21.005 m2 84


Universitas PGRI Semarang merupakan salah satu perguruan tinggi yang didominasi oleh mahasiswa pendatang dari luar Kota Semarang. Banyaknya jumlah mahasiswa yang berasal dari luar Kota Semarang serta kebutuhan akan tempat tinggal untuk mahasiswa yang terus meningkat menciptakan tumbuhnya pemukiman padat penduduk yang kumuh di sekitar kampus. UPGRIS Interaction Home Living yang tercipta pada kawasan Kampus 4 Universitas PGRI Semarang ini menjadi sebuah titik berangkat perubahan dari bentuk hunian rumah susun sewa mahasiswa menengah kebawah dimana penghuni didorong dan dilatih untuk hidup dengan teratur sesuai gaya hidup perkotaan. Situasi kawasan yang ada akan secara tidak langsung membentuk pola kegiatan mahasiswa didalamnya sesuai sebagaimana kawasan tersebut dibentuk.

MAIN CONCEPT INTERAKSI

ELEMEN HIJAU

LINGKUNGAN SEHAT

Mer an ca n g s ua t u ba n gun an ya n g da p a t menyeimbangkan hubungan antara manusia, lingkungan dan alam. Dengan bentuk bangunan yang modern dan iconic dapat menjadi simbol dan kebanggaan bagi Universitas dan mahasiswa yang akan kuliah dan tinggal di UPGRIS Interaction Home Living.

85 ASRAMA PUTRA

ASRAMA PUTRI


RUANG SERBAGUNA

INTERACTION GARDEN

KANTIN ASRAMA

COMMUNAL CENTER

UPGRIS Interaction Home Living ini memiliki ruang - ruang komunal untuk kegiatan sosial. Mengacu kepada budaya lokal Indonesia yang kaya akan nilai sosial di dalamnya. Ruang komunal utama terdapat tepat di pusat kawasan diharapkan agar segala kegiatan mengacu kepada ruang komunal besar ini. Selain mendorong mahasiswa yang tinggal untuk berinteraksi sosial, ruang komunal dengan desain taman ini juga berperan besar dalam menanggapi urban stress. Dengan taman dan ruang komunal yang saling berinteraksi menghasilkan suatu stress healer bagi mahasiswa karena kejenuhan dan kebosanan kehidupan kampus.

Kawasan ini mendatangkan konsep dengan nilai - nilai sosial seperti di kampung. Memiliki ruang - ruang sosial dengan eksibilitas yang tinggi. Pada bangunan hunian rumah susun diberikan ruang komunal untuk berkumpul selayaknya berada dan tinggal di kampung untuk meningkatkan kualitas interaksi sosial. Keamanan juga dapat terjaga karena ada pengawasan otomatis dari interaksi komunitas yang ada. Sehingga dapat terwujud sebuah komunitas tinggal yang baik dan bertanggung jawab. Rancangan ini juga memiliki manfaat yang besar terutama untuk sosialisasi dengan sesama mahasiswa sehingga memiliki kualitas intelektual, sosial, emosional, dan spiritual yang memadai.

86


HOTEL RESORT BINTANG EMPAT TEPI DANAU LIDO Oleh: Sarah Safira Indahputri Dosen Pembimbing: Bharoto S.T., M.T Dosen Penguji: Abdul Malik MArs

87


HOTEL RESORT BINTANG 4 TEPI DANAU LIDO merupakan suatu hotel resort yang solusi dalam perencanaan dan perancangannya berbasis pada alam. Analisis permasalahan, solusi yang berujung pada konsep yang mengacu pada prinsip Environmental Justice menghasilkan konsep “low-impact resort” dimana meminimalisir dampak dari suatu pembangunan bangunan terhadap lahan tertentu demi menjaga kelestarian lingkungan sekitar. Selain itu, menjembatani kebutuhan komersil hotel resort dan pelestarian lingkungan yang dapat menjadi nilai lebih untuk menarik para wisatawan.

88


AXONOMETRI-1

MOUND

HEARTH

Orientasi

Water Recycling

FRAMEWORK

Daylighting Passive Solar Control Control

H O T E L R E S O R T BINTANG 4 DANAU LIDO

Cross-Venti- Stack Effect lation ENCLOSING MEMBRANE

Low-Emission Rainwater Material Hasvesting

Dalam penerapan konsep, dimulai dari 4 aspek dasar dari arsitektur, yaitu Hearth, Mound, Framework, dan Enclosing Membrane. Keempat aspek tersebut menjadi dasar dalam pengelompokkan beberapa prinsip yang saling berkesinambungan.

AXONOMETRI-2

Pemilihan penggunaan kayu, atap yang dapat menangkap angin pada ketinggian tertentu, selubung penutup yang dapat berubah sesuai dengan angin juga sekaligus sebagai penyaring sinar cahaya yang masuk ke dalam bangunan merupakan hasil pemikiran yang mengacu pada “low-impact resort” khususnya pada hotel resort di Danau Lido ini, menyesuaikan dengan kondisi alamnya.

DENAH

89


TAMPAK UTARA

TAMPAK SELATAN

INTERIOR VILLA

TAMPAK BARAT

TAMPAK TIMUR Permainan tinggi rendah kontur juga sebagai upaya dalam memperjelas hierarki bangu-

FASILITAS PUBLIK Interior lounge dan kamar disesuaikan dengan standar aturan untuk hotel resort bintang 4 dari Kementerian Pariwisata untuk tetap memenuhi kenyamanan dari para pelaku kegiatan. Kesan modern tetap diterapkan pada interior untuk

nan, khususnya area lobby dan FOH. Untuk area huni sendiri memilki area yang luas dan menyatu dengan area - area konservasi untuk memaksimalkan pengalaman “alam” dalam hotel resor Danau Lido. PERSPEKTIF LOBBY

memberi pengalaman leisure dan luxury. Begitu juga pada fasilitas publik seperti kolam renang “infinity pools” sebagai upaya dalam menyatukan fasilitas publik dengan alam.

INTERIOR LOBBY LOUNGE

Begitu juga dengan “viewing deck” untuk memudahkan pengunjung dalam menikmati pemandangan sekitar, tetapi tetap dalam batas aman dari area - area konservasi lingkungan.

90


APARTEMEN BERSUBSIDI DI JAKARTA BARAT Oleh: Suci Ramadanti Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Erni Setyowati, M. T. Dosen Penguji: Dr. Ir. Agung Budi Sardjono, M. T.

Kebutuhan tempat tinggal di Jakarta kian waktu semakin meningkat. Terbatasnya ketersediaan lahan mengakibatkan harga tanah di Jakarta mahal begitu pula harga hunian. Menanggapi permasalahan ini pemerintah mengeluarkan solusi seperti yang tertera pada Visi dan Misi Pembangunan DKI Jakarta tahun 2030 untuk mengembangkan perumahan yang mendukung produktivitas kota dengan strategi pengembangan

vertikal

yang

berkelanjutan.

Apartemen Bersubsidi yang terletak di Jakarta Barat ini merupakan masterplan pengembangan Rusunawa Daan Mogot yang diinisiasi Pemprov DKI Jakarta.

91


92


Bangunan terdiri dari 2 tower dengan orientasi utara-selatan untuk meningkatkan konservasi energi.

Massa konektor yang berfungsi memudahkan sirkulasi antar tower, khususnya pada lantai dasar.

Bangunan ditekuk ke arah utara dan selatan (membuka) untuk mempermudah akses p e n g u n j u n g .

7 lantai massa bangunan tower dihilangkan untuk mempermudah view pengunjung ke pintu masuk atau l o b b y .

Massa konektor dikurangi dan terdapat void pada tower untuk memperkecil tekanan akibat angin

Area tapak termasuk dalam masterplan pengembangan Rusunawa Daan mogot yang

Konsep perancangan bangunan ini adalah Bangunan Hijau atau Green Building berbasis

diinisiasi oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta seluas 176.098 m2 . Program ini merupakan

EDGE (Excellent in Design for Greater Efficiencies) yang diinisiasi IFC (International Finance

pengembangan dari 8 blok rumah susun yang sebelumnya sudah ada. Tapak berada di Jalan Daan Mogot KM 14,5 Pesakih, RT.3/RW.14, Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11750.

Coorporation). Konsep ini menitikberatkan hubungan antara desain bangunan dengan konsumsi energi, air dan material sehingga dengan standar tertentu bangunan ini dapat dinyatakan bangunan hijau. Konsep bangunan hijau ini mengacu juga pada 6 aspek yang bersumber dari Greenship, yaitu: 1. Tepat Guna Lahan 2. Efisiensi dan Konservasi Energi 3. Konservasi Air 4. Kesehatan dan Kenyamanan Ruang dalam 5. Sumber dan Siklus Material, serta 6. Manajemen Lingkungan Bangunan

Perancangan ini didasari data studi banding beberapa bangunan sejenis (apartemen bersubsidi) yang terletak di Jakarta dan sekitarnya. Data berupa tipe unit hunian, rasio jumlah hunian dan fasilitas yang disediakan merupakan salah satu acuan programming tugas ini.

Hunian(Private)

93

R.Pengelola(Private)

FasilitasUmum(Umum)

Servis


Berdasarkan studi banding dengan rasio jumlah bangunan sejenis, terdapat 960 unit

Massa bangunan khususnya balkon digunakan debagai elemen pembayangan dengan nilai

apartemen dengan 3 jenis unit huni yaitu studio, 2BR dan 3BR. Apartemen ini dilengkapi

aasf sebesar 0.29. Penggunaan elemen hemat energi dan air juga digunakan pada bangunan

berbagai fasilitas berdasarkan SNI terkait rumah susun, diluar standar tersebut tersedia juga fasilitas kolam renang dan area komunal khusus penghuni pada lantai 7 di masing-masing tower.

ini (lampu, keran dan kloset). Penerapan konsep green building pada bangunan ini dapat terlihat pada aspek pemilihan ori-

Nilai Window to wall ratio (WWR) dimaksimalkan pada orientasi utara dan selatan dengan total nilai sebesar 22.67%.

entasi, selubung bangunan, pengolahan air serta pemilihan elemen hemat energi dan air (lampu, keran dan kloset). Berdasarkan perhitungan EDGE bangunan ini telah memenuhi standar bangunan hijau pada aspek energy ef ficiency sebesar 25.64% dan water conservation sebesar 32.89%.

94


Template 1, buat yang killer picnya horizontal

KILLER PICT

PERANCANGAN HOTEL DAN FOOD PLAZA DI KOTA SEMARANG Oleh: Swandi Fernaldo Simanungkalit Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Suzanna Ratih Sari, MM, MA. Dosen Penguji: Ir. Hermin Werdiningsih, MT

95


Saat ini kota Semarang merupakan salah satu kota dengan perkembangan pariwisata yang melesat tinggi. Dengan pertambahan ini, pemerintah Semarang sedang bekerja dalam pengembangan aspek pariwisata Semarang di bidang yang baru seperti wisata kuliner. Pertambahan jumlah wisatawan di Kota Semarang menggugah penulis untuk memberikan gagasan desain bangunan akomodasi penginapan atau hotel di Kota Semarang. Penulis juga menambahkan fasilitas bangunan Food Plaza sebagai wadah wisata kuliner di Kota Semarang. Kedua fungsi bangunan ini saling berkaitan di dalam dunia Pariwisata dan bangunan akan berpadu dalam konsep arsitekturnya.

96


lokasi

transformasi massa Tapak berlokasi di Kota Semarang. Pemilihan tapak melalui pertimbangan fungsi bangunan.

Lokasi : Jl. Yos Sudarso, Kelurahan Panggung Lor, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah KDB : 80% KLB : 4,2 GSB : 32 m Jml lantai maks :7 Luas Lahan : 35.000m²

concept. Architectural concept / konsep arsitektur yang diterapakan dalam perancangan ini adalah konsep Modern Architecture / arsitektur modern. Konsep ini diterapkan pada integrasi bentuk bangunan, fasad bangunan, pengolahan kawasan.

MODERN

cut

11

22

bentuk massa yang kaku seperti konsep dasar dari modern architecture

bentuk dimodifikasi dengan pendekatan gelombang air laut

greenery facade water

33 diberi fasad dan penataan kawasan dengan pendekatan bentuk kaku dan organis

44 bentuk akhir

sirkulasi

pejalan kaki

architecture bentuk bangunan

cut

facade

facade

dengan konsep arsitektur modern fasad memiliki wajah yang sedikit kaku dengan kaca-kaca. untuk integrasi dengan lingkungan fasad bergerak bergelombang sesuai dengan gelombang air

desain kawasan

TAMAN kawasan WATER plaza

kendaraan - basement

sebagai respon terhadap tapak, Pengolahan kawasan didesain dengan konsep yang lebih organik dan dengan pendekatan waterfront. Pendekatan ini diwujudkan dalam water plaza dan mempengaruhi desain taman kawasan.

kendaraan - parkir luar 97


siteplan.

Hotel Hotel dan dan Food Food Plaza Plaza

legends. legends. 1

Area Drop off

2

Main site entrance

3

Main site exit

4

Side site entrance

5

Side site exit

6

drop off transportasi umum

7

food plaza basement ramp

8

Food plaza side entrance

9

Food plaza

10

19

11 10

16

12

13

14

11 8

15

1

18

17

3

Hotel basement ramp

4

5

6

pool

13

Garden

14

Functional garden

15

Car and Bus Parking Lot

16 Water

9

7

Hotel

12 Swimming

Square

17

Outdoor garden and pedestrian way

18

valle parking lot

19

service parking lot

2

U 0

15 5

30

perspektif eksterior dan interior

98


COMPACT APARTMENT Oleh: Winni Puspita Dosen Pembimbing: Septana Bagus Pribadi, S.T, M.T Dosen Penguji: Edward E Pandelaki,PhD

Jumlah penduduk perkotaan yang selalu mengalami peningkatan karena pertumbuhan penduduk yang alami maupun penduduk yang berasal dari migrasi ini berhubungan langsung dengan berbagai masalah yang komplek yang terjadi diperkotaan. Banyaknya penduduk tentu menyebabkan banyaknya lahan yang digunakan untuk tempat tinggal dan juga untuk membuka usaha.Pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat di Tangerang,menjadikannya salah satu destinasi strategis warga negara asing dalammencari pekerjaan. Selain karena beragamnya sektor industri yang berkembang, alasan Tangerang banyak dikunjungi oleh tenaga kerja asing yaitu karna mudahnya mengakses transportasi internasional di kota tersebut.

99


100


Co m p a c t a p a r t m e n t m e r u p a k a n sebuah rancangan hunian vertikal denan konsep ‘compact’ yang menitik beratkan kelengkapan fasilitas dalam suatu kawasan dan optimalisasi lahan. Desain setiap unit yang tersedia diperuntukan untuk Ekpatriat yang bekerja di Tangerang.Mobilitas tinggi dan kebutuhan ruang hunian yang tingggi menjadi dasar desain ini. Unit yang tersedia yaitu Unit Studio, Unit 2 Kamar Tidur dan Unit 3 Kamar tidur. Luas dari setiap unitnya lebih ‘compact’ dibandingan luas unit apartment sejenis lainnya. Fasilitas yang tersedia yaitu, fasilitas kesehatan, olahraga, relaksasi dan kebutuhan sehari hari.Dengan memenfatkan sisa ruang yang tidak efektif untuk hunian sebagai ruang terbuka hjau dan ruang ruang berkumpul publik.

101


Desain balkon dengan railling menerus mengurangi intensitas cahaya matahari yang memasuki unit apartemen dan menghasilkan efek bayangan untuk menambah estetika balkon apartemen. Penataan lanskap kawasan Compact Apartment menggunakan sistim sirkulasi linear namun dengan sentuhan sirkular untuk memberikan kesan dinamis dan juga memberikan kemudah visibilitas pada jalur jalur membelok.

Selain itu, balkon tersebut juga memberikan tekstur pada fasad bangunan, sehingga terjadi perubahan tampak ketika mengitari sisi fasad Compact Apartment.

Tersedia masing masing 2 jalur entrance dan 2 jalur exit, hal ini untuk meningkat kemudahan keterjangkaun tempar dari berbagai penjuru jalan yang ada.

102


CITY HOTEL DI SEMARANG Oleh : Zainab Wafa Indina Dosen Pembimbing : M. Sahid Indraswara, S.T, M.T Dosen Penguji : Prof. Ir. Totok Rusmanto M.Eng

Ibu kota Jawa Tengah yakni Semarang kini kian dilirik dunia perhotelan. Para investor hotel mulai melirik Semarang selain juga kota-kota besar lainnya seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Yogyakarta. Marketing & Business Development Parador Hotel & Resort, Lindawaty mengatakan potensi pasar hotel Semarang terus tumbuh pesat di tahun-tahun belakangan ini. Menurutnya hal tersebut seiring dengan pembangunan infrastruktur yang mengundang investasi.

103


104


KONSEP RUANG LUAR Mengusung tema Neo-Vernakular, bentuk massa bangunan dibuat seperti bentuk salah

Secara sederhana ide dasar perancangan City Hotel ini adalah Menciptakan sebuah bangu-

satu bagian pada Keris Warangka dengan konsep "The Golden Age of Traditional Arms.

nan hotel dengan massa bangunan menyerupai salah satu senjata tradisional

Berbentuk seperti cekung yang kedua sisinya runcing dan lebih tinggi.

dengan desain dan penataan interior yang lebih modern. Memotong sebagian sehingga berbentuk 'L'pada salah satu massanya.

Bentuk awal massa bangunan, terdiri dari 3 massa jajar genjang dengan luas yang berbeda.

Dibentuk sedemikian rupa agar terlihat lebih atraktif

Bentuk yang tidak rapih karena adanya core yang menonjol dibuat sedemikian rupa agar terlihat bersih.

105

Pada bangunan tinggi biasanya membutuhkan 'core' untuk transportasi vertikal.


KONSEP RUANG DALAM

Pelapis Dinding Pelapis dinding baik bagian

Material Dinding

luar (eksterior) ataupun bagian dalam (Interior) akan menggu-

Penggunaan dinding bata yang dilapisi beton dan bukaan dengan material kaca merupakan pilihan material yang sesuai dengan lingkungan sekitar dan keter- sediaan material tersebut. Lantai Pada lantai bangunan, pilihan material bisa beragam. seperti : penggunaan keramik, marmer, granit, teraso, parket ataupun vinyl.

nakan cat. Cat memiliki banyak variasi warna dan harga. Mudah didapat pula. Untuk pilihan warna dapat disesuaikan sesuai keinginan dan kebutuhan. Selain cat, pelapis dinding lainnya yang akan digunakan adalah wallpaper. Wallpaper digunakan disisiisi dinding tertentu yang dikira sesuai dan perlu. selain praktis, wallpaper juga lebih banyak pilihan warna dan corak ketimbang cat yang biasa digunakan.

106


CITY HOTEL BINTANG 4 DI KOTA MAGELANG Oleh: Zharval Hasna Dosen Pembimbing : Sukawi, S.T., M.T Dosen Penguji : Dr. Ir. Agung Dwiyanto, M.T Dr. Ir. Budi Sudarwanto, M.Si

107


Kota Magelang merupakan salah satu kota di Jawa Tengah dengan julukan kota seribu bunga yang memiliki banyak keanekaragaman pariwasata. Pengembangan pariwisata menjadi salah satu penghela pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional, karenanya industri pariwisata perlu dikembangkan secara optimal. Dari banyaknya industri pariwisata, penyediaan akomodasi seperti hotel merupakan satu dari diantaranya yang menjadi tujuan sebagai tempat beristirahat para wisatawan. Dalam perancangan city hotel bintang 4 dengan pendekatan green building dapat menekankan peningkatan efisiensi penggunaan air, energi dan material bangunan juga dapat mengurangi dampak bangunan baru terhadap kesehatan manusia dan lingkungan sekitar.

108


MASSING Bentuk massa berawal dari persegi panjang yang mengikuti bentuk site. Pengurangan beberapa bagian massa bangunan untuk mengurangi kekauan. Penyesuaian massa bangunan terhadap zonasi ruang.

DETAIL Penerapan pendekatan green building terletak pada orientasi bukaan di sisi selatan dan utara bangunan. Dengan penambahan material perforated metal berukuran 3,88m x 1,2m dan juga tiang2 berdiameter 6cm berbahan besi stainless steel. Ukuran

Motif

3,88m

ZONING 1,2m Publik Servis Semi Publik Privat

Penambahan tanaman Lee Kwan Yew (Vernonia Elliptica) di pot yang terdapat pada balkon lantai 2 sebagai natural screen dan juga menambah estetika di bagian bangunan depan.

KAJIAN PERENCANAAN Tapak berada di Jl Ahmad Yani, Kota Magelang yang termasuk dalam jalan arteri sekunder dan masuk kedalam BWK I, dengan ketentuan sebagai berikut : Luas Lahan : 4.800 m2 KDB : 80% KLB : 10 lantai KDH : minimal 10% GSB : 6m dari as jalan

109

KALKULASI EDGE ENERGY SAVING 29,42% WATER SAVING 38,72% MATERIAL SAVING 48,20%


EXTERIOR

INTERIOR

LOBBY

STANDART ROOM

RETAIL

DELUXE ROOM

RETAIL

SUITE ROOM

110


111


112


113


114


Pusat Rehabilitasi dan Pendidikan Down Syndrome terletak di Jalan Taman Marina Semarang. Pemilihan lokasi didasari pada akses yang mudah dicapai dari berbagai moda transportasi. Terdiri dari dua massa utama yang memiliki fungsi yang berbeda, massa untuk pelayanan rehabilitasi medik/terapi dan massa untuk pendidikan formal.

115

Masing-masing massa terdiri dari empat lantai. Dan dua massa pendukung di belakang massa utama berupa asrama laki-laki dan asrama perempuan yang diperuntukkan bagi pengguna maupun pengantar dari luar kota yang membutuhkan tempat untuk menginap.


Konsep multisensori adalah suatu pendekatan arsitektur yang melibatkan visual

Penerapan dari konsep multisensori dalam bangunan ini ditekankan kepada landscape

(penglihatan), auditory (pendengaran), smell (penciuman), kinesthetic (gerakan), dan tactile

dan interior dari ruangan dengan aktivitas pengguna yang tinggi. Pada landscape dapat

(perabaan), yang dirangsang dan difungsikan untuk mewakili penggua ke dalam bangunan dalam memeroleh kesan-kesan pada pengguna. Dengan diterapkannya pendekatan multisensori ini, diharapkan pengguna bangunan khususnya anak-anak penderita Down Syndrome dapat terlatih kemampuan sensorik dan motoriknya sehingga mempercepat proses perkembangan dan pemulihan mereka lewat lingkungan di sekitar mereka.

dijumpai pada taman terapeutik yang mengkombinasikan elemen air, vegetasi yang bervariasi, serta tanah yang dapat menstimulasi sensorik dan motorik penderita Down Syndrome secara holistik. Sedangkan dalam interior, pendekatan multisensori diterapkan kepada elemen pembentuk ruang yang interatif berdasarkan warna maupun bentuknya. Seperti pada ruang-ruang kelas dan ruang-ruang terapi.

116


117


Kota Semarang saat ini sudah memiliki banyak klinik gigi dan dokter gigi yang berkualitas, namun RSGM di Kota Semarang belum memiliki pelayanan lengkap sebagai pusat pelayanan kesehatan gigi. Melihat betapa pentingnya kesehatan gigi dan mulut maka sangat diperlukan sebuah Rumah Sakit khusus gigi dan mulut . Adanya RSGM di Kota Semarang akan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dan perawatan gigi dan mulut serta memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi pasien untuk kemudian berobat kembali secara rutin tanpa mengalami trauma terhadap perawatan kesehatan gigi.

Selain itu kegiatan-kegiatan promotif dan preventif mengenai kesehatan gigi, seperti Bulan Kesehatan Gigi Nasional, Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Dunia, dan lain sebagainya, akan lebih mudah mencapai dan dicapai oleh masyarakat. Selain itu terdapatnya RSGM di Kota Semarang akan membantu upaya peningkatan kemampuan tenaga kesehatan di Kota Semarang dan sekitarnya.

118


Konsep yang digunakan pada Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kelas B di Kota Semarang ialah konsep Healing Environment dengan penekanan desain prinsip Healing Environment yang berarti setiap obyek yang direncanakan pada bangunan RSGM memiliki karakter sebagai lingkungan penyembuh yang memberikan pengalaman positif pada pasien agar tidak menyebabkan trauma supaya pasien mau melakukan kunjungan rutin untuk memeriksakan giginya di masa depan.

119

Seperti menurut Jain Malkin dalam Medical and Dental Space Planning pemilihan pada warna hijau dan biru yang memberikan ketenangan dan pemilihan material rustic yang memberikan suasana layaknya di rumah. Serta menunjukan adanya cahaya yang berasal dari terang langit efektif dalam mengurangi tingkat depresi yang dirasakan oleh pasien yang dirawat di rumah sakit. Dan menunjukan bahwa pemandangan alam mampu membantu pemulihan stress. Secara fisiologis, hal tersebut akan berpengaruh antara lain pada tekanan darah dan denyut jantung.


Penerapan pada desain didasari konsep Healing Environment seperti tata letak ruang tunggu poli gigi yang diletakan berdekatan dengan ruang terbuka hijau untuk menunjukan pemandangan alam agar mampu membantu pemulihan pasien. Lalu pemilihan pada material interior bernuansa kayu dengan perpaduan warna dinding putih akan memberikan suasana layaknya rumah

Serta menunjukan adanya cahaya yang berasal dari terang langit mengurangi tingkat depresi yang dirasakan pasien. Lalu, adanya roof garden berfungsi sebagai tempat untuk pasien rawat inap yang mampu membantu pemulihan yang berpengaruh pada tekanan darah dan denyut jantung.

120


Setiap hari diperkirakan terdapat 40 - 50 orang tewas diakibatkan oleh penyalahgunaan NAPZA pada tahun 2015, sedangkan pada tahun 2019 terdapat peningkatan peredaran narkoba dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya dan Ibu Kota Jakarta merupakan kota dengan pengguna NAPZA terbanyak dibanding dengan kota-kota lainnya. Hal ini, diakibatkan tingginya tingkat gangguan kejiwaan di kota-kota besar, menyebabkan tingginya pula kebutuhan akan NAPZA. Sedangkan, pada UU No. 25 tahun 2009 tentang Penyalahgunaan NAPZA bahwa setiap pengguna berhak mendapatkan pelayanan rehabilitasi.

121


122


Pengolahan sirkulasi antar ruang pada bangunan rumah sakit, dibagi menjadi 3 yakni tenaga medis, tenaga non-medis, dan pengunjung. Untuk RSKO ditambah dengan alur sirkulasi khusus untuk pusat rehabilitasi. Zona pelayanan medik dibuat memutari void sebagai bentuk pendekatan konsep healing environment. Membentuk suasana yang dekat dengan alam di dalam ruang.

123


124


125


126


127


128


129


130


REDESAIN PASAR BATIK SETONO PEKALONGAN Oleh : A’isyah Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Budi Sudarwanto, Msi Dosen Penguji : Dr. Ir. Budi Sudarwanto, Msi Dr. Ir. Agung Dwiyanto, MT.

131


Kota Pekalongan merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang mendapat julukan sebagai Kota Batik. Salah satu yang berkembang pesat di Pekalongan adalah pariwisata kreatif berbasis industri batik. Pasar Batik Setono Pekalongan merupakan salah satu pusat perbelanjaan batik di Pekalongan. Pasar ini didirikan untuk menampung pengusaha kecil dan menengah yang ingin memasarkan produk batiknya. Pasar Batik Setono menjadi salah satu tujuan wisata belanja di Kota Pekalongan. Redesain Pasar Batik Setono dapat meningkatkan daya tarik pasar batik ini.

132


133


134


REDESAIN MIXED-USED BUILDING

PLAZA SARINAH Oleh: Andrya Rahmi Zulhidza Dosen Pembimbing: Dr.Ir. Djoko Indrosaptono, M.T. DosenPenguji: Dr.Ars. Wijayanti, M.Eng

135


136


Lokasi yang terpilih untuk perencanaan mixed-use building pusat perbelanjaan dan kantor di Kota Jakarta terdapat pada lokasi eksisting Plaza Sarinah, yaitu di Jl. MH Thamrin No. 1 RW 4, Gondangdia, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat Luas tapak adalah 10,040 m2 dengan KDB 60%, KDH 40%,KLB 2,4 dengan KB 4, dan KTB 55%. Dengan batas area perancangan: Utara: Skyline Building Barat: Gedung Badan Pengawas Pemilu RI Timur: Kantor Agraria dan Tata Ruang Selatan: Gedung Institut Prancis Indonesia

1. Persegi sebagai bentuk masa paling efektif dari pemanfaatan lahan. 2. Pengurangan massa menjadi Letter L sebagai orientasi ruang penerimaan bangunan 3.Pembagian massa bangunan berdasarkan fungsinya.

137


Konsep bangunan “Plaza Sarinah” merupakan pusat perbelanjaan yang ramah masyarakat dengan elemen – elemen tradisional Indonesia sebagai identitas pusat perbelanjaan produk local. Adanya desain ulang pada Plaza Sarinah memberikan kesan baru yang modern tanpa menghilangkan identitas aslin ya. Sebagai bangunan multi fungsi, pembagian massa bangunan didasari oleh fungsi bangunan yang berbeda namun tetap terinteraksi. Bangunan merupakan bangunan publik yang harus dapat diakses oleh masyarakat dengan segala kemampuan baik difable maupun non difable. Sehingga bangunan menerapkan konsep universal design. Low Physical Effort : Pengguna bangunan tidak memerlukan tenaga yang banyak saat berada di dalam bangunan. Equitable Use : Bangunan dapat digunakan oleh semua pengguna dengan kemampuan beragam.

138


BEKASI EXHIBITION AND CREATIVE CENTER Oleh:

Arvin Farez Dosen Pembimbing :

Dr. Ir, Suzanna Ratih Sari, MM, MA. Dosen Penguji:

Ir. Hermin Werdiningsih, MT

139


Background Story

Issue and Solution Bekasi merupakan kota besar dan berada di dekat dengan Jakarta sehingga membuat Bekasi menjadi kota yang dilirik oleh investor.

Bekasi merupakan kota besar yang berbatasan dengan DKI Jakarta, sehingga membuat para investor tertarik menginvestasikan uang mereka ke Kota Bekasi. Selain itu, Bekasi juga gencar menaikan pariwisata dan perlu wadah untuk penggiat kreatif dan anak muda. Maka dari itu, Bekasi membutuhkan wadah kreatif yang terintegrasi dengan kegiatan bisnis para investor.

Kurangnya wisata MICE di dalam kota Bekasi, maka harus ditambahkan wisata MICE.

Belum adanya wadah kreatif bagi warga kota Bekasi sehingga dibutuhkan wadah untuk kegiatan kreatif anak muda di industri 4.0 ini. 140


User and Function Approach

Pelaku utama Creative Hub adalah anak muda sedangkan untuk Exhibition Centre adalah para penikmat pameran

Context Approach

Tapak yang dipilih harus berada di pusat kota untuk kemudahan akses serta bangunan harus menarik di setiap sisinya

Conclusion

Site Data & Analysis Tapak berada pada Jalan Arteri primer Jalan Jendral Ahmad Yani, Kelurahan Marga Jaya, Kec. Bekasi Selatan dengan luas +5,4 Hektar. KDB : 50% KLB : 20 Luas : + 5.4 Hektare

Respon 1. Memiringkan bangunan agar tidak langsung terpapar sinar matahari 2. Meletakan prefunction pada area yang terkena matahari

Comfort Creative Contextual Eye Catching

Leisure Activity Respon

Business Activity Comfort

Modern

1. Bentuk gubahan massa dibuat miring agar udara merata. 2. Area rekreasi diletakkan di utara dan selatan ditambah perairan

Landmark Profesional

Conclusion

Tapak berdekatan dengan penginapan, serta, bangunan juga memaksimalkan matahari.

Context Approach

Respon 1. Pada daerah utara dan barat tapak dibutuhkan vibrating room berupa ruang servis atau prefunction room 1

1 2

2

3

3

4

4

Respon Pelaku utama untuk Convention Centre adalah pelaku formal

User and Function Approach 141

1. Meletakan sisi miring bangunan pada tapak agar terlihat sudut kemiringannya dari semua sisi.


SITUASI BEKASI EXHIBITION AND CREATIVE CENTER

11 7 8 1

9 2 3 4 5 6 10 6

1

Main Entrance

4

Halte Bus

7

Exhibition Hall 1

10 Entrance Loading

2

Drop Off

5

Outdoor Parking

8

Exhibition Hall 2

11

3

Open Plaza

6

Side Entrance

9

Creative Convention

Loading Dock

PERSPEKTIF BEKASI EXHIBITION AND CREATIVE CENTER

142


143


144


Diponegoro Convention dan Rental Office merupakan mixed use building yangmengakomodasi dua fungsi utama yakni Convention Hall dan Rental Office serta fungsi penunjang berupa Food Center. Perancangan Mixed Use Building ini merupakan bentuk penciptaan efisiensi waktu perjalanan dari kedua fungsi utama yang sedikit banyak memiliki kesamaan kegiatan seperti pengadaan pertemuan. Penerapan pada desain berdasarkan konsep dari mixed use building yang digunakan terlihat pada penciptaan integrasi antara fungsi fungsi. Area resto and coffe serta multifunction space hadir sebagai ruang transisi antara kedua fungsi utama. Pemilihan tapak berdasar pada masterplan pengembangan Universitas Diponegoro Imam Bardjo, Pleburan, Semarang bagian zona bisnis/komersial.

145

Tapak berada dikawasan strategis yakni dipusat kota Semarang yang dibatasi oleh pusat pendidikan, perdagangan dan jasa, serta pemukiman dengan luasan +30.000m2. Dalam perancangannya, DiponegoroConvention dan Rental Office ini juga menerapkan konsep green building dengan mempertimbangkan aspek-aspek tertentu sebagai bentuk penciptaan optimalisasi energi.


146


RENTAL OFFICE SEMARANG DENGAN PENDEKATAN GREEN BUILDING Oleh : Elvira Andrianti Dosen Pembimbing : Dr.Ir. Agung Budi Sardjono, M.T Dosen Penguji : Prof. Dr. Ir. Erni Setyowati, M.T

Perancangan Rental Office Semarang dengan pendekatan desain Green Building merupakan sebuah perancangan yang dilatarbelakangi oleh meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kreatif di kota Semarang, yang menyebabkan semakin banyaknya para pelaku ekonomi kreatif. Untuk itu diadakannya perancangan Rental Office Semarang yang merupakan bangunan perkantoran dengan fungsi komersial yang dapat disewakan bagi para perusahaan rintisam (startup), eCommerce, dan perusahaan dari berbagai sektor ekonomi kreatif lainnya yang ingin menyewa space sebagai mereka beraktivitas dan bekerja sesuai dengan kebutuhannya. Perancangan ini menggunakan pendekatan desain Green Building, dimana desain ini sangat mengutamakan efisiensi dari Energy, Penggunaan Air, dan dari segi material hingga diatas 20 % yang dapat dihitung melalui platform EDGE (Excellence In Design for Greater Efficiencies).

147


148


ZONING

Tapak berlokasi di Kawasan Simpang Lima Semarang yang merupakan pusat perkantoran, perdagangan dan jasa, - Jl. Ahmad Yani No.169, Kec. Semarang Selatan, Kota Semarang Jawa Tengah, 50242. Ketentuan tapak : KDB : %60 KLB : 5.0 GSB : 29 m Ket.Max : 12 lantai

Pembagian Zona pada bangunan dibagi berdasarkan sifat ruangnya. Terdapat Ruang Publik yang berisikan ruang-ruang penunjang komersil. Zona semi privat untuk ruangan pengelola, meeting room dan ruang workshop. Dan zona privat untuk ruang unit sewa pada lantai tipikal.

DETAILS

Luas Lahan : 3.250 m2 Infiltran 1300 : %40 m2 Building Coverage : 1.950 m2 Orientasi : Utara

KONSEP

Rental Office

Hemat energi dan perawatan

Green Building

Lokasi Strategis

Fasilitas Lengkap

BUILDING MASSING Membuat massa memanjang ke arah timur barat untuk meminimalkan perolehan panas matahari dan memaksimalkan pencahayaan alami dari bukaan. Menambahkan luasan massa bagian depan sebagai focal point entrance bangunan.

Aplikasi penonjolan pada massa bangunan bagian depan untuk penerapan vegetasi pada fasad.

149

Kaca bangunan menggunakan kaca Low-E coated glass blue, yang dapat menahan dan melindungi dari panas matahari namun tetap memasukkan cahaya optimal kedalam bangunan. lalu, bangunan juga menggunakan shading device berupa kisi- kisi yang terbuat dari aerofoil fins aluminium dengan tujuan dapat menghalangi panas matahari berlebih ke dalam gedung. Desain pada ruang kerja (unit sewa) bangunan menerapkan desain kontemporer dimana seuah ruang kerja tidak lagi harus dengan tata ruang formal namun tetap dapat berfungsi dengan baik.


Tampak Utara

Tampak Selatan

Tampak Timur

Tampak Barat

Sistem air bersih pada bangunan menggunakan air PDAM , sedangkan untuk air cadangan menggunakan sistem RWH (rain water harvesting) dan grey water yang ditreatment untuk flushing toilet dan penyiraman tanaman. Dan untuk black water (air kotor) menggunakan sistem IPAL atau Instalasi Pengolahan Air Limbah,yang digunakan sekalius untuk irigasi sebelum di salurkan ke pembuangan kota.

DESAIN GREEN BUILDING

SAVING WATER : 55,84 % Main orientation massa bangunan menghadap ke utara namun sedikit miring ke timur laut agar mendapatkan sinar matahari optimal pada sisi bukaan bangunan.

Sedangkan untuk material bangunan pada umumnya menggunakan material yang berasal dari alam dan dapat didaur ulang serta berasal dari daerah terdekat. Sehingga dapat meningkatkan embodied energy dari material.

Penerapan shading device pada bangunan menggunakan aerofoil fins aluminium,untuk melindungi dan mengurangi panas berlebih yang masuk kedalam bangunan.

Distribusi pembagian area bukaan pada bangunan lebih dominan pada bagian utara dan selatan,daripada bagian timur dan barat. Selain itu juga adanya penggunaan lampu energy saving light bulbs pada interior dan eksterior bangunan. Penggunaan occupancy sensor beserta lighting controls pada toilet, dan tangga darurat dan penggunaan jenis AC VRF yang dapat memperbesar saving energi. SAVING ENERGY : 51,89 %

Pada roof construction dan floor slab menggunakan In-situ Concrete with 25% GGBS, menggunakan untuk external walls ferrocement wall panel, interior walls menggunakan common brick-wall with plaster dan plasterboards, untuk flooring pada lobby menggunakan finished concrete floor dan ceramic tile pada ruang kerja. SAVING MATERIALS : 53,06 % 150


151


152


153


154


155


156


157


158


REKINDLING THE SPIRIT OF PLACE OF PASAR BULU Oleh : Faiz Dhia Adlian Dosen Pembimbing : Dr. Ars. Ir. Wijayanti, M.Eng. Dosen Penguji : Dr. Ir. Djoko Indrosaptono, M.T.

159


Pasar merupakan ruang rakyat yang mengandung makna dan nilai ekonomi, sosial, dan budaya. Ruang rakyat yang dikenang karena aroma, keramaian, dan keramahannya itulah yang menja- di ekspresi (spirit) dari sebuah pasar. Namun Pasar Bulu kini berdiri megah, menutupi ekspresi yang terkandung di dalam pasar, dan justru ditinggalkan secara perlahan. Desain ini menyajikan tipologi pasar ekspresif. Menyajikan wadah yang memperlihatkan citra pasar di dalamnya.

160


Pasar sebagai ruang rakyat pada hakikatnya terbentuk secara spontan. Hanya dengan ruang lapang diteduhi naunganpun pasar bisa hidup. Oleh karena itu penambahan-penambahan pada pasar yang justru menghilangkan citra pasar dihindari

Kebutuhan ruang dengan bentang lebar dipenuhi dengan penggunaan struktur membran. PVC-coated polyester fiber dengan perkuatan kabel pra-tegang dipilih sebagai bahan naungan karena memiliki nilai transparansi dan memiliki nilai kesederhanaan yang melekat dengan kehidupan masyarakat, sehingga citra dan ekspresi pasar mampu terlihat.

Pasar diakses dari dua arah, yaitu utara dan selatan. Akses selatan digunakan oleh warga setempat, sedangkan akses utara digunakan oleh pengunjung yang datang dari arah kota.

Penyesuaian bentuk dilakukan dengan maksud untuk menata hierarki tanpa merusak kesederhanaan pasar, juga sebagai bukaan angin untuk mereduksi panas

161


Eksterior Di depannya terdapat area lapang yang bisa diisi oleh penjual jajanan keliling dan sewaktu-waktu diisi bazaar. Sehingga sembari menikmati jajanan pasar, pengunjung bisa menikmati pemandangan bunga. Penataan ini dibuat agar ekspresi keramaian pasar terlihat dari jalan utama.

Interior

Pengunjung (dari kota) dihadapkan dengan warung makan (siang hari) atau cafe (malam hari) setelah memasuki entrance utama. Terdapat platform untuk melakukan mini-performance seperti penampilan band indie, perkusi, dan sejenisnya (guest star cafe). Lalu pengunjung dihadapkan dengan koridor florist untuk menikmati alur perjalanan menuju pasar.

Bagian dalam pasar menggunakan mirror ceiling untuk memberikan kesan boundless dan sebagai ilusi optik yang mampu mencerminkan keramaian (ekspresi) pasar di dalamnya.

Juga terdapat leisure zone pada tengah pasar sebagai sarana istirahat atau bersantai sambil menikmati keramaian pasar.

162


163


164


Dikarenakan revitalisasi

harus

masalah segera

tersebut

maka

dilakukan

GUBAHAN MASSA

agar

perekonomian warga Kaliwungu segera pulih. Desain pasar rakyat yang merespon lingkungan, masyarakat, serta alam perlu diperhatikan untuk revitalisasi pasar Kaliwungu agar menjadi pasar yang lebih baik dari sebelumnya. Tapak terletak dipusat kota Kaliwungu yaitu di Jl. Raya Timur Kaliwungu, Krajan Kulon, Kaliwungu, Kendal. Luas tapak adalah 16.000 m2 dengan KDB 60%, Ketinggian gedung 2 lantai, GSB 8 meter. Dengan batas area perancangan : Utara Timur Selatan Barat

: Jl. Kp. Sarimulyo : Polsek Kaliwungu : Jl. Raya Timur Kaliwungu : Pegadaian Kaliwungu

Pemberian void di tengah bangunan untuk memaksimalkan pencahayaan serta penghawaan alami agar masuk ke dalam bangunan. Adanya mezanin parkir bertujuan untuk memudahkan pengguna untuk berjual-beli di lantai dua.

KONSEP

Untuk konsep yang digunakan dalam perencanaan dan perancangan Revitalisasi Pasar Kaliwungu adalah konsep industrial dan tropis. Penggunaan material yang diekspos serta penggunaan finishing yang minim membuat pasar yang dihasilkan minim perawatan dan biaya pengerjaan. Dan konsep tropis diaplikasikan untuk dapat memberikan pengguna kenyamanan memaksimalkan pencahayaan penghawaan alami.

165

Tampak Depan

Tampak Belakang

Tampak Kanan

dengan dan Tampak Kiri


PERSPEKTIF

DETAIL

INTERIOR

166


167


168


169


170


171


172


173


174


Oleh: Nico Roberto Siregar Dosen Pembimbing : Ir. Satrio Nugroho, M.Si. Dosen Penguji: Satriya Wahyu Firmandhani, S.T., M.T.

175

Semarang merupakan Ibukota provinsi Jawa Tengah yang menjadi salah satu provinsi yang pertumbuhan ekonomi sangat pesat di Indonesia. Dari sektor ekonomi kecil bahkan ke bisnis dan asing investor ada di Semarang. Semarang juga telah menjadi kota tujuan para investor baik dari di dalam negeri dan juga luar negeri telah banyak dikembangkan di Semarang. Namun, demikian fasilitas dan kebutuhan ruang untuk mendukung ekonomi juga sedikit. Perancangan Kantor Sewa merupakan pilihan jenis bangunan yang tepat untuk mendukung sektor ekonomi di Semarang. Bangunan hemat energi dan ramah lingkungan didorong menjadi tren dunia, bangunan hemat energi dan ramah lingkungan ini mempunyai kontribusi menahanlaju pema nasan global dengan membenah iklim mikro.


176


Lokasi kantor sewa ini berada di Jalan MT. Haryono No.74, Kecamatan Semarang Timur yang berada di jalan kolektor sekunder dengan luas ± 7.283 m2. Batas-Batas Tapak: Utara Kantor Cabang Bank BRI Timur Kantor Citra Travel Selatan Rumah Warga Barat Sukuzi Bubakan

177

Konsep perancangan yang digunakan ialah Green Building. Konsep Green Building diterapkan dalam proses perancangan dengan mengikuti metode “EDGE” , dalam hal ini bentuk bangunan akan mengikuti aturan metode EDGE, baik itu pemilihan material bangunan, sistem utilitas serta massa dan detail bangunan sedapat mungkin mampu menekan konsumsi energi, air dan karbon. Berdasarkan program aplikasi EDGE excellence in design for greater efficiences) yang dikembangkan oleh IFC (International Finance Corporation), minimal persentase penghematan energi, air maupun karbon yang dihasilkan oleh bangunan masing-masing adalah 20%.


ENERGY 1. LOW E-COATED GLASS Jenis kaca yang digunakan adalah panasap dark blue ketebalan 8mm dan low-Eclear glass yang berisi 10% udara dan 90% gas argon. 2. VAC sistem VRV/VRF dari Daikin, & lampu T5HO. Sistem VAC dan sistem VRV/VRF dari Daikin dengan pertimbangan biasanya lebih hemat energi dan penggunaan Jenis lampu yang dipilih adalah lampu T5HO milik Philips. Lampu ini masuk ke dalam kategori improved case dalam tools EDGE. Sehingga memberikan penghematan energi total pada bangunan. WATER 1. PLUMBING Menggunakan Low-flow faucets dengan rata-rata kecepatan 5,39L/menit, water-efficient urinals kecepatan 3,3L/flush, dan dual-flush closets kecepatan 4,5L/flush. 2. PENGOLAHAN RAIN, GREY & BLACKWATER Air hujan akan ditampung pada Ground Water Tank (GWT) rain water harvesting dan kemudian air akan diolah oleh water treatment untuk disalurkan ke GWT air bersih dan GWT. MATERIAL Sebagian besar material yang adalah bata ringan tipe CLC.

digunakan

178


Oleh: Rachma Pangesti Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Agung Dwiyanto, M.T. Dosen Penguji: Dr. Ir. Budi Sudarwanto, M.Si. Sukawi, S.T., M.T.

179


180


Dengan jumlah unit usaha dibidang konstruksi yang semakin bertambah, persaingan pun akan semakin ketat. Padahal, Setiap unit usaha yang ada di Indonesia pun harus siap untuk mengikuti persaingan tersebut. Oleh dari itu, selain meningkatkan kualifikasi dan kinerjanya, setiap unit usaha harus memiliki sesuatu yang berbeda dibandingkan dengan unit usaha lainnya. Bangunan merupakan salah satu poin penting dalam sebuah unit usaha. Bangunan akan menjadi sebuah perwajahan bagi unit usaha tersebut. Tetapi, dengan membangun sebuah bangunan bagi sebuah industrii tidak selalu menjawab permasalahan yang ada, justru sebaliknya karena industry memerlukan energi yang cukup banyak, ditambah limbah yang dihasilkan pula. Merancang bangunan industry hemat energi diharapkan dapat menjadi jawaban dari permasalahan yang ada.

Konsep desain mengutamakan pada bangunan produksi (workshop) yang dirancang berdasarkan teori layout by process, dengan massa lain mengikuti sumbu terbentuk.

181

Zoning massa ditentukan berdasarkan hasil analisa pengelompokkan kegiatan.

Gubahan Massa Gubahan Massa terbentuk berdasarkan alur produksi pada workshop (yang merupakan bangunan inti dari perancangan)


Perspektif Interior & Eksterior

182


CONVENTION AND EXHIBITION CENTER UNDIP Oleh: Rashif Imaduddin Luqman Dosen Pembimbing : Dr. Ars. Ir. Wijayanti, M.Eng. Dosen Penguji: Dr. Ir. Djoko Indrosaptono, M.T.

183


Dibutuhkan convention and exhibition center dapat mengakomodasi berbagai macam kegiatan MICE berskala nasional hingga internasional. Dengan perhatian khusus pada salah satu kegiatan yang berjenis pertunjukan atau festival musik. Karena memiliki tingkat kompleksitas yang lebih tinggi dibanding kegiatan konvensi maupun eksibisi lainnya. Pada perancangan Convention and Exhibition Center Undip ini, selain menerapkan keutamaan pada sisi business (fleksibilitas ruang, pencapaian khusus, dan sebagainya), diterapkan pula sisi leisure dengan menggunakan “creating a sense of place” sebagai konsep utama. Hal ini dapat terlihat dari elemen eksterior maupun interior pada bangunannya. 184


KONSEP

DK ODZD Q

/DSD 3D QJDQ QFDV LOD

-O 3

-O ( DP

QJ

JD

UMR

DW

-O (

UOD

Business Warna putih. Karakteristik atau identitas Undip. Segitiga.

Bangunan publik.

MICE

CONTEXT Untuk Rakyat

MR

Bangunan mengelilingi area outdoor sebagai pembayangan

Memory

QJ

JD

D\DP

: XUXN

ARAH ANGIN MALAM

MEMANTULKAN ANGIN MALAM

Area landscape diletakkan pada bagian utara

/DSD 3D QJDQ QFDV LOD

ODZ DQ DK

-O (

UOD

QJ

JD

DP

%DU

2ND MAIN ENTRANCE

DW

ODZ

DQ

MR

ZONA KENDARAAN BERMOTOR

%DU

UOD

-O (

-O 3 DK

-O (

QJ

JD

UOD

-O ,P

QJ

DP

%DU

MR

-O +

JD

%DU

DW

D\DP

: XUXN

-O (

UOD

1ST MAIN ENTRANCE

CONVENTION HALL

QJ

JD

-O +

D\DP

: XUXN

Vibrating room diletakan mengelilingi convention hall

ZONA PEDESTRIAN

Mengelompokkan zona kendaraan bermotor dan zona pedestrian.

LANDMARK KOTA SEMARANG (SIMPANG LIMA)

/DSD SIMPANG LIMA QJ 3D

QFDV DQ LOD

/DSD 3D QJDQ QFDV LOD

UOD

QJ

PDP

JD

%DU

MR

LANDMARK UNDIP (PATUNG KUDA UNDIP)

%DU

DW

DK ODZ DQ

-O 3

DK

-O ( -O ,

-O 3

ODZ

DQ

TAMAN INDONESIA KAYA

-O (

UOD

-O ,

PDP

QJ

JD

%DU

MR

-O (

UOD

PELETAKAN AREA LANDSCAPE YANG DISESUAIKAN DENGAN PENGHAWAAN ALAMI

%DU

DW

QJ

JD

-O (

UOD

-O +

D\DP

: XUXN

QJ

JD

-O +

D\DP

: XUXN

BUKAAN YANG DAPAT MERESPON KEDUA VIEW

Terilihat eye catching dari dua akses jalan

View pada bangunan utama (convention hall) diarahkan ke kedua landmark yang ada.

2ND AXIS SIMPANG LIMA

2ND AXIS

!ST AXIS

PLAZA (MAIN ENTRANCE)

TAMAN INDONESIA KAYA & PATUNG DIPONEGORO

!ST AXIS GARIS TENGAH ANTARA DUA AXIS

/DS 3D DQJD QFD Q VLOD

BANGUNAN UTAMA (CONVENTION HALL ATAU TITIK TENGAH STAGE)

Pencapaian dari Simpang Lima

AREA EKSIBISI 1 DAN 2

Disesuaikan dengan respon terhadap arah angin

ZONING

ODZ

DQ

Pencapaian dari Taman Indonesia Kaya

-O 3

DK

-O (

UODQ

-O ,

PD

P % AKSES KENDARAAN

JJ

DUMR Melakukan pengelompokan dengan tujuan agar kegiatan konveni dan eksibisi tidak mengganggu sekitar tapak atau sebaliknya

D %

AREA KONVENSI YANG DIJADIKAN SEBAGAI HEARTH DARI KAWASAN

DUD

W

Peletakan yang didapat dari respon analisis aksesibilitas dan pendekatan hubungan antar ruang

-O (

UODQ

-O +

AREA PENUNJANG ATAU INCENTIVE SEBAGAI AREA MEMORI BAGI SEBUAH KAWASAN WISATA (REKREASI) Zona Kegiatan Utama Zona Kegiatan Pelayanan (Zona Semi Private) Zona Kegiatan Penunjang (Zona Private) Zona Kegiatan Pengelola (Zona Service)

Respon pelaku dan kegiatan industri pariwisata MICE

JJ

D

D\D

P : XUX

N

AREA EKSIBISI 3

AKSES PEJALAN KAKI Respon dari pengguna dan area disekitar tapak

AREA SERVICE DILETAKKAN PADA BASEMENT SEHINGGA DAPAT MENGAKSES KESELURUH RUANG. Peletakan merupakan respon dari hubungan antar ruang, yang mana memiliki hubungan tidak erat dengan kegiatan utama

1

ACTIVITY DIVIDING

Membagi wilayah berdasarkan aktivitas MICE LEISURE

2

ACCESS DIVIDING

Pengelompokan akses kendaraan bermotor dan akses pejalan kaki

3 BREEZY WIND CIRCULATION

Experience

Memaksimalkan penghawaan alami pada landscape.

Pre-Function Lobby

LEISURE

Convention Hall Exhibition Hall Meeting Room Area Rekreasi

Plaza Arena Amphitheater

INTRO

Lower Ground Pre-function

VERSE

185

UOD

/DSD 3D QJDQ QFDV LOD

BUILDING /PROJECT

USERS

BUSINESS

Drop Off/ Pedestrian Ways

-O ( -O +

AREA PEREDAM SUARA

Membangun suasana dengan Analogi terhadap musik

“Creating a Sense of Place” (Hashemnezhad - 2012)

Drop Off

DW

BANGUNAN PEMANTUL ANGIN

Ruang publik diletakkan pada bagian utara dan selatan

-O ,P

AREA LANDSCAPE DAN OUTDOOR

%DU

BUSINESS

Nonformal Activity

1. Cognitive (Form) 3. Behavioral 2. Emotional (Activity) (Meaning)

JD

TRANSFORMASI BENTUK

Multipurpose Building

Leisure

QJ

%DU

PRE-FUNCTION LOBBY

(Zona Publik)

Formal Activity CONTEXT

UOD

DP

Natural Light. Struktur bentang lebar.

Riset untuk rakyat. Visi Undip.

-O ( -O ,P

Audience visibility.

BUILDING /PROJECT

Warga Sekitar.

-O 3 DK ODZ DQ

: XUXN

Accessible Acoustic. Auditorium. Room flexibility.

USERS

JD

D\DP

Site yang dipilih terletak di Jalan Imam Barjo Undip Peleburan, Semarang, dengan luas site +80.000 m2 . Ketentuan lain yang mengatur pembangunan bangunan gedung pada tapak antara lain : KDB : 80% KLB : 4.0 (maksimal 10 lantai) GSB : 23 m

Wisatawan. Zonasi pengelompokan akses.

ARAH ANGIN SIANG

QJ

-O +

DATA TAPAK

Pencapaian khusus.

/DSD 3D QJDQ QFDV LOD

DROP OFF

%DU

%D

-O 3

MICE merupakan salah satu dari jenis pariwisata yang memiliki tujuan memberikan akomodasi untuk kegiatan yang biasanya telah direncanakan dengan matang serta melibatkan sekelompok orang dalam jumlah besar untuk berkunjung dengan tujuan dinas, usaha dagang, atau yang berhubungan dengan pekerjaan membahas keuangan/kepentingan Bersama. Menurut Kesrul (2004) MICE adalah suatu kegiatan pariwisata yang aktivitasnya merupakan gabungan atau perpaduan dari leisure (lama) dan business (cepat). Karena memiliki sifat dan jangka waktu yang berbeda, maka diberikan pengelompokan sirkulasi, pencapaian, dan konsep yang menyesuaikan karakteristik aktivitasnya.

UOD

-O ,P

CHORUS & REFRAIN

Exit

4 MAXIMIZING VISIBILITY

FORMAL ACTIVITY

Memaksimalkan visibilitas auditorium

Auditorium

5 ADDING MASS

Mengatur peredaman dan pemantulan suara. Merespon destinasi wisata sekitar.

Vibrating Room

Ruang Santai & Phi Moment

BRIDGE INFINITY CIRCULATION

6 DYNAMIC MASS

Exit

OUTTRO NONFORMAL ACTIVITY - Kesrul (2004)

Penambahan massa, sehingga memperoleh fleksibilitas ruang.

7 ADDING HIGHLIGHT

Memberi rongga pada atap, dengan tujuan memasukkan pencahayaan alami.

8 INFINITY CIRCULATION Konsep infinity circulation di bawah tanah (LG pre-function).


FLOOR PLAN

PENERAPAN DESAIN

Ekespresif

Smart Facade Entertainment

Dinamis FORM

Imajinatif

MEANING + ACTIVITY

Ornamen

Ramai

Sepi

SIRKULASI LEISURE 1. Intro

Adanya improvisasi (variasi).

3. Chorus & Reffrein

2. Verse

Ramai (Ruang semakin Sempit)

Sepi (ruang luas)

4. Bridge

Sequence mengikuti karakteristik fungsi bangunan di atasnya

5. Outro

Phi Moment

Bergantung pada keinginan pengunjung untuk kembali ke verse atau keluar. sehingga sirkulasi dibuat tidak terputus (loop).

1ST SEQUENCE EXHIBITION HALL

Infinity CIrculation

AREA REKREASI 2ND SEQUENCE

3RD SEQUENCE CONVENTION HALL

Sound Installation

Dengan mempertimbangkan beberapa prinsip Universal Design

Instalasi yang didesain untuk memenuhi konsep 1. Equitable Use ekperience yang dapat dirasakan oleh seluruh 2. Perceptible Information pengunjung. Instalasi ini diletakkan disepanjang 3. Tolerance for Error sirkulasi utama (leisure) 4. Simple and Intuitive Use

186


SHOPPING MALL DI KAWASAN SIMPANG LIMA SEMARANG oleh: Reggy Junior Muslih Dosen Pembimbing: Bharoto, ST, MT Dosen Penguji: Ir. Abdul Malik, MSA

187


SCAN ME FOR MORE!

(I'll even tell you the whole process if you up for it *wink)

*

** dari mal ciputra dan halte brt

dari simpang lima

pola sirkulasi radial yang muncul di tapak

dari jembatan penyebrangan

188


189


190


191


192


BEKASI CREATIVE HUB Oleh: Dita Hanifa Febriani Dosen Pembimbing: Ir. Hermin Werdiningsih, M.T Dosen Penguji: Ir. Suzanna Ratih Sari, M.M, M.A

193


Kota Bekasi merupakan salah satu yang pesat berkembang di Indonesia. Sebagai kota metropolitan terbesar ke-3 di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya, maka tidak asing apabila Bekasi menjadi salah satu kota yang terus berkembang dalam sektor ekonomi, jasa, perdagangan, pariwisata, ekonomi, dan ekonomi kreatif. Dalam Peraturan Presiden no. 142 tahun 2018, 16 subsektor ekonomi kreatif di Indonesia terdiri dari: aplikasi dan game developer; arsitektur; desain interior; desain komunikasi visual; desain produk; fashion; film, animasi, dan video; fotografi; kriya; kuliner; musik; pener bitan; periklanan; seni pertunjukan; seni rupa; televisi dan radio. Berdasarkan Sensus Ekonomi 2016 dalam Profil Usaha/Perusa-

haan 16 Subsektor Ekraf yang disusun oleh Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), Kota Bekasi berada di urutan ke-9 dalam sebaran potensi usaha/perusahaan subsektor ekonomi kreatif di seluruh kota di Indonesia dengan presentase sebesar 3,10%. Pemerintah Jawa Barat merencanakan pembangunan creative hub di 6 Kota/Kabupaten Jawa Barat, salah satunya Kota Bekasi. Setelah pembangunan creative hub di 6 Kota ini terwujud, maka diharapkan akan menjadi katalis bagi kota/kabupaten lain untuk mendirikan creative hub.

194


CREATIVE HUB SEBAGAI PUSAT KOLABORASI EKONOMI KREATIF Creative Hub yang akan dirancang adalah pusat kreatif yang dapat memberikan 1. Dukungan melalui layanan dan / atau fasilitas untuk gagasan, proyek, organisasi, dan bisnis yang menjadi tuan rumah, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek, termasuk acara, pelatihan keterampilan, pengembangan kapasitas, dan peluang global. 2. Fasilitas kolaborasi dan jaringan di antara komunitasnya. 3. Fasilitas penelitian dan pengembangan, lembaga, ekonomi kreatif dan non-kreatif. 4. Publikasi dan terlibat dengan khalayak yang lebih luas, mengembangkan strategi komunikasi aktif untuk memperjuangkan dan merayakan bakat yang muncul; menjelajahi batas-batas praktik kontemporer dan mengambil risiko terhadap inovasi. Sisi selatan dan sisi utara tapak lebih pendek daripada sisi barat dan timur. Optimalisasi dengan GSB

massa

bangunan

Menambahkan massa bangunan secara vertikal untuk memenuhi kebutuhan ruang Memaksimalkan massa bangunan di tapak Menambahkan efektif

sirkulasi

yang

Memiringkan massa bangunan agar ruang-ruang di dalamnya mendapat view danau 195

ZONASI

STRUKTUR Dak beton

Genteng sirap

Skylight + hollow

Kuda-kuda baja

Kuda-kuda baja ringan

Secondary skin metal mesh

Dinding kaca

Waffle Slab


SITEPLAN

1. Café 2. Plaza 3. Retail 4. Toilet Pria 5.Workshop Tipe B 6. Resepsionis 7. Workshop Tipe A 8. Studio Foto 9. Kolaborasi 10. Gudang 11. r. Panel 12. Toilet Wanita 13. Side Reception 14. Studio Jahit 15. Studio Musik 16. Ruang Kontrol Musik 17. R. Produksi Foto 18. Side Entrance 19. Radio 20. R. Rapat TU 21. R. TU 22. Retail Subsektor 23. Design Store 24. Retail Subsektor 25. R. Pameran Outdoor

POTONGAN

196


197


198


199


200


SEMARANG MILLENIALS CREATIVE HUB

201


Kota Semarang merupakan poros kegiatan perekonomian Provinsi Jawa Tengah. Menurut data Badan Pusat Statistik pada tahun 2019, jumlah UMKM di Kota Sema-

Dengan adanya perancangan Pusat Kreatif Milenial Semarang, diharapkan dapat menjadi sebuah solusi untuk mewadahi kegiatan Industri Kreatif Milenial di Kota Semarang

rang yang telah terdaftar mencapai 17.594

dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang

pelaku. (BPS, 2019.) Dan pada 2019, Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) menetapkan Kota Semarang sebagai Kota Kreatif dengan sub-sector Fashion. Melihat potensi yang ada, Kota Semarang dapat menjadi percon-

mampu mendukung potensi industri kreatif bagi masyarakat Kota Semarang. Dirancang dengan metode pendekatan Biophilic Archi-

tohan sentral Industri Kreatif bagi kota-kota

beda dengan mengkombinasikan ruang hijau pada design, sehingga menghasilkan pengalaman ruang yang berbeda. Selain itu

lain. Namun, belum adanya fasilitas terpusat yang dapat mewadahi kegiatan kreatif tersebut, menjadi sebuah penghambat untuk pengembangan Industri Kreatif di

tecture, Semarang Millenials Creative Hub menghadirkan pengalaman ruang yang ber-

konsep ini sekaligus menerapkan konsep Green and Sustainable Architecture.

Kota Semarang secara maksimal.

202


Konsep dari bangunan ini yaitu menggunakan metode pendekatan Biophilic Architec-

Menghadirkan ruang

ture, yaitu menghadirkan ruang hijau dalam design, dengan konsep Open-space untuk

untuk

meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisiologis maupun psikologis pengguna. Pengolahan interior dengan mengkombinasikan ruang hijau akan memunculkan pengalaman ruang yang berbeda. Adapun fasilitas utama Semarang Millenials Creative Hub yaitu UKM Marketplace, Makerspace, Co-Working Space, dan Auditorium yang diharapkan dapat meningkatkan kegiatan ekonomi kreatif Kota Semarang.

terbuka dalam design pengalaman

ruang yang menarik

Connector dengan

plaza foodcourt

lantai 3, yang berfungsi sebagai point of interest bangunan.

Taman yang berfungsi sebagai area beristirahat dari aktivitas di

Site terpilih terletak di Jl. Sriwijaya no.

28,

Tegalsari,

Semarang.

Dengan luas lahan 15.000 m2

Termasuk dalam BWK I

203

setiap lantainya.


1. ENTRANCE 2. PARKING AREA 3. DISCUSSION SPACE 4. GREEN RAMP 5. GARDEN & PLAZA 6. BALCONY GARDEN 7. PARKING AREA 8. EXIT

204


SEMARANG ARTS AND SPORTS CENTER Oleh: Muhammad Zidane M. Dosen Pembimbing : Septana Bagus Pribadi S.T., M.T. Dosen Penguji: Edward Endrianto Pandelaki S.T., M.T., Ph.D.

205


Kehidupan kota selalu dikaitkan dengan kehidupan dengan hubungan yang plural dan kompleks. Di sebuah lingkungan perkotaan, seseorang menghabiskan sebagian besar waktunya di ruang tertutup, di kendaraan, dikelilingi oleh bangunan tinggi, dan terus-menerus terburu-buru di bawah tekanan. Hal tersebut menuntut adanya wadah untuk menampung berbagai macam kegiatan yang muncul sebagai bentuk interaksi personal maupun inter-personal masyarakat perkotaan dengan sesamanya maupun kota yang ditinggalinya.

Dengan hiruk pikuk kehidupan perkotaan yang melelahkan, maka dibutuhkan suatu ruang yang dapat mendorong masyarakat untuk manjalin hubungan dengan masyarakat lainnya. Ruang terbuka penting untuk membangun dan memperkuat hubungan interpersonal dan berkontribusi pada sosialisasi dan menjalin interaksi. Hal ini yang menjadi dasar perancangan “Semarang Arts and Sports Center”

206


Arts and Sports Center merupakan gabungan dua tipologi banguan yaitu antara Sports Center dan Arts Center. Pada umumnya, dua tipologi tersebut akan memiliki tempat yang terpisah dari satu dengan lainnya. Sehingga dalam penggabungan dua tipologi ini diperlukan penyesuaian terhadap aspek-aspek yang berbeda dengan tetap mempertahankan esensinya sebagai ruang publik. Pada Semarang Arts and Sports Center akan ada 2 penekanan desain yaitu Inklusivitas dan recreational space. Kedua penekanan ini diambil berdasarkan masalah yang ditemukan pada ruang publik yaitu minimnya inklusivitas dan recreational space pada ruang publik tengah kota.

207

Aspek lain yang menjadi fokus utama adalah elemen taman yang menghadirkan nuansa rekreasi pada tapak berupa ruang terbuka publik dan plaza diantara kedua masa bangunan dimana interaksi akan terjalin baik antar pengguna. Selain itu, respon bangunan terhadap tapak juga menekankan sinergi antara manusia, bangunan, dan alam di sekitarnya. Hal ini ditujukan untuk lebih memunculkan interaksi yang organik dan menciptakan built environment yang lebih ramah baik untuk lingkungan maupun manusia yang menggunakannya.


Pada lantai dasar kedua bangunan terdapat penerapan konsep hubungan visual dimana pengguna dapat saling melihat aktivitas satu sama lain melalui fasad yang terbuka. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran pengguna akan aktivitas-aktivitas di sekitarnya yang nantinya diharapkan akan memupuk interaksi baru.

Selain itu, penggunaan elemen-elemen arsitektural yang memungkinan penggunanya bebas beraktivitas tanpa mengalami kesulitan dan lebih melibatkan penyandang disabilitas diharapkan dapat memunculkan built-environment yang lebih ramah dan menciptakan rasa aman bagi semua penggunanya.

Material-material yang digunakan pada Semarang Arts and Sports Center memberikan keseimbangan diantara fungsionalitas dan estetika, dimana secara fungsi akan memberikan bangunan yang efisien namun tetap mempertahankan estetika bahkan memberikan pengalaman ruang yang unik melalui interaksi material dan elemen alami tapak seperti sinar matahari dan vegetasi.

Elevations

208


209


210


SEMARANG SPORT CENTER Oleh: Amalia Sekar Bumi Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Edy Darmawan, M.Eng Dosen Penguji : Masyiana Arifah AR, ST. M.Arch

211


212


terkuat (tenggara). Bentuk atap merupakan implementasi bentuk-bentuk sederhana dari alam yaitu aliran angin dan air, menciptakan kesan dinamis dan fleksibel pada bangunan.

213


Site Plan

Penerapan Konsep Baik tata ruang luar maupun tata ruang dalam bangunan menerapkan pendekatan desain

A. Security & ATM B. Parkir Pengunjung C. Parkir Pengelola D. Main Entrance E. Stone Garden F. Water Fountain G. Jogging Track H. Stretching Area I . Outdoor Garden J. Meditation Fish Pond

biofilik. Melalui pengadaan unsur alam seperti tumbuhan, batu, air, pemaksimalan cahaya dan hawa alami. Pemilihan material dan tone warna juga diperhatikan seperti penggunaan warna (coklat, hijau, abu-abu, hitam, putih, dsb). Material yang digunakan juga tidak sembarangan, salah satunya material kayu jenis bengkirai dan lambersering juga menambah sentuhan alam pada detil-detil bangunan. Pada detil ataupun pada elemen-elemen bangunan seperti atap merupakan implementasi bentuk sederhana dari alam.

Denah Lantai 1 214


Template 1, buat yang killer picnya horizontal

KILLER PICT

STADION SEPAK BOLA JOYOKUSUMO DI KABUPATEN PATI Oleh: Biaggi Putra Mahendra Dosen Pembimbing : Ir. Sri Hartuti Wahyuningrum, M.T. Dosen Penguji: Ir. Indriastjario, M. Eng

215


Penyediaan sarana dan prasarana olahraga dalam upaya memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat, tidak mutlak harus melalui pendirian tempat olahraga baru, akan tetapi juga dapat dilakukan dengan merancang kembali stadion olahraga yang ada di Kabupaten Pati seperti Stadion Joyokusumo ini dengan melihat peta kondisi bangunan olahraga berserta fasilitasnya yang ada sekarang untuk dapat ditingkatkan fasilitas dan kapasitas stadion sesuai kelasnya. Serta adanya wacana akan dilakukannya pengembangan fasilitas dan kapasitas Stadion Joyokusumo Pati oleh Pemerintah Daerah dalam rangka peningkatan kesadaran dan kenyamanan masyarakat dalam berolahraga, serta menunjang prestasi atlit-atlitnya.

Konsep utama perancangan bangunan stadion ini adalah menerapkan beberapa kaidah “Modern Architecture”. Dimana semua aspek yang dirancang harus memiliki fungsi dan maksud yang jelas. Pemilihan konsep ini bertujuan untuk menghindari stigma pemborosan dalam merancang bangunan stadion sepak bola. Ekspos struktur pada perkuatan atap (bracing) bermaksud sekaligus sebagai fasad utama bangunan. Penggunaan raw material ; beton dan baja dengan tujuan tidak memerlukan banyak finishing. Pemisahan sirkulasi terutama pemain/official serta penonton VVIP/VIP terkait keamanan.

Ekspos Struktur

Raw Material

Sirkulasi Terpisah

216


Konsep utama fasad adalah ingin mengekspose struktur yang dihubungkan dengan implementasi identitas dan ciri khas dari lokasi stadion ini yang berada di Kabupaten Pati yang memiliki slogan nya yaitu “Pati Bumi Mina Tani” yang berarti Kabupaten Pati merupakan penghasil pertanian dan perikanan. Hal ini bertujuan agar Stadion Sepak Bola Joyokusumo ini memiliki identitas dan karakter yang khas serta melekat pada pengunjung dan masyarakat. Maka bentuk pengolahan fasad akan mengusung “METAFORA “ dari sifat dan fisiologi sisik kulit ikan. Material fasad secondary skin akan didominasi dengan material metal (alumunium) yang merupakan salah satu material konsep modern architecture. Konsep fasad akan diterapkan pada penggunaan bracing yang selain sebagai struktur perkuatan atap juga berfungsi sebagai media secondary skin.

Penutup Atap Atap PTFE dibuat lipatan-lipatan agar air hujan lebih cepat dialirkan.

Rangka Atap Elemen utama struktur penyangga atap, berupa rangkaian truss frame yang saling terhubung dan saling terikat..

Bracing & Fasad Secondary Skin Struktur perkuatan atap yang menyalurkan beban horizontal rangka atap agar dapat disalurkan secara vertikal ke pondasi. Selain itu juga sebagai media penempatan elemen secondary skin.

Tribun Penonton Tribun dibuat tiga tingkat untuk dapat mengakomodasi kapasitas penonton yang direncanakan sebanyak 30.000 penonton

Massa Utama Massa utama stadion yang fungsinya sebagai tribun dan ruang-ruang dibawahnya sebagai penempatan ruang-ruang teknis yang harus ada pada bangunan stadion.

217


Spesifikasi dan FItur : Spesifikasi

Fitur

Kapasitas Penonton

: 30.000 single seater

- Ruang Pemain & Official

Lapangan

: Standar FIFA (68mx105m)

- Ruang Pemanasan dan Gym

+ 8 trek atletik (rubber)

- Ruang Press Confrence

: Zoysia Matrella

- Ruang VVIP Suite

Rumput

- Ruang Ticketing - LED Beam Area Lapangan - Papan Skor & Live Video Tron - Bench Portable

218


SKATEBOARD PARK DI LAHAN BERKONTUR GOR JATIDIRI SEMARANG Oleh: Gideon Harvindyo Dosen Pembimbing : Bharoto, ST MT Dosen Penguji : Ir. Abdul Malik, MSA

219


Skateboarding merupakan salah satu jenis olahraga ekstrim yang saat ini mengalami pengembangan yang semakin maju. Baik dari industri dibaliknya maupun fasilitas sebagai penunjang keberlangsungan olahraga tersebut. Skateboard Park diciptakan untuk memenuhi fasilitas olahraga tersebut. Rancangan skateboard ini berada di tanah yang memiliki kontur. Hal mendasar dari perancangan ini adalah mengenai suatu skateboard park dapat tetap digunakan dengan baik serta memiliki respon terhadap kontur yang ada pada tapak perancangan ini.

220


Dalam olahraga skateboard, terdapat pembagian kelas - kelas menurut tingkat keterampilan. Pembagiannya adalah pemula untuk skateboarder yang baru saja menekuni olahraga skateboard, menengah untuk mereka yang sudah mulai bisa bermain skateboard dengan benar dan profesional untuk skateboarder yang sudah memiliki kemampuan diatas rata - rata. Namun jika dilihat dari sisi industri selain melihat kemampuan seorang skateboarder, untuk kelas menengah adalah skateboarder yang sudah memiliki sponsor namun belum memiliki barang yang diproduksi oleh brand sponsor khusus untuk dirinya dan atas nama dirinya. Sedangkan untuk yang profesional adalah mereka yang sudah mendapatkan hak pemberian barang dengan khusus untuk dirinya dan atas nama dirinya sendiri. Jika kembali pada kemampuan yang dimiliki tiap - tiap skateboarder itu berbeda - beda, maka hal tersebut akan berpengaruh pada rintangan yang ada pada suatu skateboard park. Skateboard park harus dapat mengakomodasi semua skateboarder untuk bermain dengan aman dan terus dapat mengembangkan kemampuannya.

Pembagian Zonasi dalam arena skateboard ini dibagi menjadi 4 bagian. Bagian pertama dengan rintangan berwarna hijau, tampak rintangan tidak sebanyak rintangan lain. Hal ini diperuntukan untuk pemula, dengan warna hijau yang memiliki karakter ringan. Menandakan rintangan di arena tersebut tidak sulit. Kemudian yang kedua merupakan rintangan berwarna kuning, rintangan untuk kelas menengah yang memiliki banyak rintangan. Warna kuning dimaksudkan memiliki karakter yang lebih kuat daripada warna hijau, sehingga membahasakan perlu adanya keterampilan dalam bermain di arena terse but.

221


Sirkulasi hanya dapat dilalui satu arah saja tidak bisa bolak - balik seperti arena yang memiliki permukaan datar. Oleh sebab itu perlu adanya rintangan yang dapat menghubungkan antara arena dengan permukaan menurun dengan yang arena lain.Pengolahan permukaan selain mengikuti bentuk dari kontur yang ada pada tapak, pengolahan juga dengan melakukan cut n fill pada beberapa bagian guna mendapatkan permukaan datar. Permukaan datar selain terdapat pada arena skateboard, segala fasilitas di luar arena juga memiliki permukaan datar dikarenakan untuk kemudahan aktivitas penggu nanya. Fasilitas tersebut terdiri dari ruang pengelola, ruang servis dan penunjang. Untuk fasilitas penunjang meliputi cafe dan bar, toko perlengkapan skateboard serta ruang medis.

Arena Skateboard Park

Arena Skateboard Park

Arena Skateboard Park

Tribun

Ruang Medis

Cafe dan Bar

222


223


224


REDESAIN KANTOR DISPORAPAR & TOURIST INFORMATION CENTER PROVINSI JAWA TENGAH Oleh: Hallemn Ilam Vogger Sabosya Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Eddy Prianto CES, DEA Dosen Penguji: Dr.Eng. Bangun Indrakusumo RH S.T., M.T.

Redesain Kantor Disporapar merupakan salah satu upaya menyatukan kedua dinas yang sebelumnya terpisah. Menciptakan lingkup yang dapat menyerasikan kedua dinas. Yang sudah menyatupun masih saja terpisah oleh jarak. Meskipun sekarang telah menjadi Disporapar, namun tidak sepenuhnya satu. Bidang Pengembangan Pariwisata masih pada bangunan lama yang kurang pantas Kantor

fasilitasnya

dibandingkan

Disporapar

yang

dengan baru.

Dengan Rencana Redesain ini diharapkan dapat menampung seluruh kegiatan dinas kantor pada suatu tapak dan dapat menciptakan keseraian pada kedua dinas.

225


226


KONSEP

DATA TAPAK

Menurut Erns Neufert (1989), bahwa didalam bangunan

Site terpilih terdapat pada Jalan Pemuda

perkantoran pekerjaan utamanya adalah dalam

No. 136, Kota Semarang. Terletak pada k a w a s a n

kegiatan penangan informasi dan kegiatan pembuatan maupun pengambilan keputusan berdasarkan informasi tersebut. Menurut kamus Cambridge Open-plan atau denah terbuka pada ruangan atau bangunan terdapat sedikit atau tidak sama dinding didalamnya, jadi tidak terbagi kedalam ruang-ruang yang kecil. Open-plan office berfungsi sangat baik untuk orang-orang yang butuh berkomunikasi dengan sesama setiap waktu. Untuk pegawai, llingkungan kantor open-plan memanfaatkan cahaya matahari, ventilasi alami, akses dan view dari luar dimanapun berada.

perkantoran dan pemerintahan.

KDB : 60% KLB : 3.6 (maks 7 lantai) GSB : 23 m

ANALISA MATAHARI Bukaan lebar pada sisi Timur yang akan digunakan sebagai ruang kantor dan second skin pada sisi Barat yang akan digunakan sebagai ruang servis dan utilitas. Lantai paling atas mendapatkan cahaya matahari sebagai ruang pertemuan publik. ruang outdoor

ANALISA VIEW Bukaan pada ruang kantor juga berguna sebagai view pada ruang kantor. Menambahkan vegetasi pada dan sekitar bangunan. Juga ruang outdoor sebagai pengganti ruang merokok.

Open-plan, bentuk penataan open-plan penataan

second skin

adalah bentuk geometri yang

roof garden

kaku, layout ruangan yang sangat luas, susunan ruang fleksibel menurut kebutuhan

ANALISA VEGETASI Menambahkan vegetasi pada dan sekitar

pemakai, dan berdasarkan pembagian sub definisi dan

bangunan agar menambahkan view juga berguna sebagai penunjuk. Roof garden pada

ruang kerja.

belakang outdoor.

227

bangunan

sebagai

view

ruang


DENAH SITEPLAN 6

10

8

7

5

3 11

12

8

2 4

4

TIC Audio Visual Lobby Ruang Kantor Keuangan Ruang Sekretaris Ruang Humas

1 2 3 4 5 6

9

ZONASI TIC Publik

1

Lift Tangga Darurat Toilet TIC Toilet Kantor Mushola Kantin

7 8 9 10 11 12

10

8

7

5

3

11

2

2 4

6

Kantor

Utilitas

Tampak simeteris sebagai simbol bangunan pemerintahan.

DENAH LANTAI TIPIKAL 11

Semi-publik Servis

4 1

9

9

12

1 2 3 4 5 6

Ruang Kantor Ruang Kepala Bagian Ruang Rapat Ruang Tamu Ruang Tunggu Ruang Outdoor

7 8 9 10 11 12

Lift Toilet Ruang Arsip Gudang Tangga Darurat Roof garden

DENAH LANTAI 6 9

7

3

1 2 3 4 5

6

8

9

5

4

1

Ruang Pertemuan Pers Panggung Ruang Olahraga Gym Ruang Audio

2

6 7 8 9

Lift Toilet Gudang Tangga Darurat

228


KANTOR PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU UTARA DENGAN PENDEKATAN BANGUNAN HIJAU Oleh: Salsabila Zuhra Citra Nurita Dosen Pembimbing: Sukawi, S.T., M.T. Dosen Penguji: Dr. Ir. Agung Dwiyanto, M.T. Dr. Ir. Budi Sudarwanto, M.Si.

229


Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), merupakan badan yang bertanggung j awab dalam audit, konsultasi, asistensi, evaluasi, dan pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme bagi pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional. Dalam melaksanakan tugasnya, BPKP memiliki 34 Kantor Perwakilan di seluruh Indonesia yang memiliki tanggung jawab sebagai pengawasan terhadap akuntabilitas Pemerintahan daerah. Saat ini, Maluku Utara sedang mengalami perpindahan Ibu Kota dari Kota Ternate menuju Sofifi, termasuk diantaranya pemindahan Pusat Pemerintahan. Alasan utama pemindahan Ibu Kota Maluku Utara adalah dari segi Ekonomi, Pertahanan dan Keamanan.

230


Dalam melaksanakan fungsinya, BPKP memiliki 5 Bidang diantaranya adalah Bidang Instansi Pemerintah Pusat (IPP), Akuntabilitas Pemerintah Daerah (APD), Akuntan Negara (AN), Investigasi, serta Bidang Program dan Pelaporan serta Pembinaan APIP (P3A). 5 bidang tersebut terdiri dari Jabatan Fungsional Auditor dan Koordinator Pengawas. Selain kegiatan perkantoran, BPKP melaksanakan pertemuan tertentu yaitu workshop, sharing session, asistensi, evaluasi, ujian serta pembinaan. Konsep visual arsitektural kantor BPK ini menggunakan pendekatan Banguan Hijau, dimana ia memiliki konsep hemat energi.

Dalam penerapan konsep Bangunan Hijau, tiap tiap bukaan bangunan diberikan peneduh supaya cahaya matahari yang masuk tidak membawa panas berlebih ke dalam bangunan. Selain itu, sebagai optimalisasi pencahayaan bangunan, kantor ini menggunakan sistem Skylight dengan atrium pada pusat bangunan, menggunakan kaca Low-E untuk mereduksi panas yang masuk melalui bukaan.

Dalam pembentukan gubahan massa, kantor Perwakilan BPKP ini merupakan eksplorasi dari bentuk Rumah Adat Hibuolamo khas Maluku Utara, dengan penambahan elemen Batik Alam Pantai sebagai sentuhan akhir fasad,

231


“Sistem perkerasan berpori yang tersedia secara komersial dievaluasi setelah 6 tahun

Hampir semua air hujan menyusup melalui trotoar berpori, dengan hampir tidak ada

penggunaan parkir harian untuk ketahanan struktural, kemampuan untuk menyerap air

limpasan permukaan.” -Prof. Derreck Booth, University of California

hujan, dan dampak pada kualitas air resapan. Keempat sistem perkerasan berpori yang diteliti tidak menunjukkan tanda-tanda utama keausan.

Santa Barbara & University of Washington Studi ini menguji efektivitas jangka panjang dari perkerasan berpori sebagai alternatif dari perkerasan aspal tradisional.

232


233


234


SEKOLAH DASAR INKLUSI DI KAWASAN MEIKARTA BEKASI Oleh: Aisyah Ardine Dosen Pembimbing: Dr. Ars. Ir. Wijayanti, M. Eng Dosen Penguji: Dr. Ir. Djoko Indrosaptono, MT

235

Kasus perundungan yang masih marak di indonesia menunjukkan terjadinya ketidaktepatan pembelajaran kognitif, afektif, dan psikomotorik serta masih menjamurnya sikap diskriminasi dalam lingkungan sekolah. Hal ini seharusnya dapat berkurang dengan kehadiran sekolah inklusi yang dapat membentuk karakter siswa toleran, khususnya pada sekolah dasar. Nyatanya, kebutuhan ABK pun tidak terpenuhi dengan baik pada sekolah inklusi di Indonesia. Maka, dibutuhkan sekolah dasar inklusi yang mampu memenuhi kegiatan pembelajaran seluruh individu dengan memperhatikan pengembangan kemampuan anak secara merata.


236


flexibility security comfort

user

wellexpres- intimate organized sive

learn ing

friendly inclusive naturebound context

recog- responsive nizable

universal design

teori citra kota

smart building

SEKOLAH SEBAGAI LINGKUNGAN PENUNTUN PERKEMBANGAN DAN AKTIVITAS ANAK Perancangan sekolah dasar inklusi didasarkan dengan mempertimbangkan tiga hal, diantaranya anak-anak sebagai pengguna, terutama Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), sistem pembelajaran, dan kontekstual. Pendekatan konsep yang dilakukan diharapkan dapat mewujudkan lingkungan sekolah yang dapat membantu anak untuk mengasah kemampuannya secara kognitif, afektif, dan psikomotorik serta dalam beraktivitas secara mandiri untuk mempersiapkan kehidupan di masa mendatang.

PENDEKATAN TEORI CITRA KOTA DAN KARAKTERISTIK ANAK DALAM SIRKULASI BANGUNAN Teori Citra Kota diterapkan untuk membantu anak, terutama ABK dalam mengenal lingkungan sekolah melalui bantuan elemen

pa

la

m ar k nd

n

bangunan yan disesuaikan dengan prinsip dalam teori citra kota. od

es

ay thw

penerapan sirkulasi radial landmark & node 237


KONSEP PEMBELAJARAN

ruang ajar meeting point

display wall

Pembelajaran dalam kelas diatur berkelompok guna mengembangkan kemampuan afektif melalui peningkatan

acp cladding dan kaca space frame bukaan jendela roof garden skylight ramp

skylight atap dak beton sheer metal mesh skylight roof garden connecting bridge lantai 2 lantai 1 struktur rangka

238


239


240


241


242


243


244


245


246


Oleh: Dessy Oktavia Dosen Pembimbing: Dr. Eng. Bangun IR Harsritanto ST, MT. Dosen Penguji: Dr. Ir. Eddy Prianto, CES, DEA.

247


Pendidikan adalah hak bagi semua orang untuk menaikkan derajatnya, tidak terkecuali termasuk Warga Negara Indonesia yang difabel. Namun, salah satu kendala utama bagi kelompok difabel adalah tidak terbukanya akses bagi mereka untuk bisa bekerja ataupun menuntut ilmu. Survey ICF Kemensos di 14 provinsi menunjukkan hampir 60% dari anak difabel usia sekolah tidak mengecap bangku sekolah. Salah satu provinsi di Indonesia yang masih rendah akses pendidikannya bagi anak berkebutuhan khusus, adalah Jawa Tengah. Menurut data Persentase Penyandang Disabilitas Provinsi dari Data Susenas tahun 2012, Jawa Tengah menempati urutan keenam di Indonesia untu kategori warga difabel terbanyak, dengan angka 3.9%. Berdasarkan data dari Rincian Populasi Anak Penyandang Disabilitas Tahun 2018 yang diterbitkan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah,

Kabupaten Jepara memiliki jumlah anak difabel yang cukup banyak, yakni sekitar 1051 anak, namun menurut Data Sekolah Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Jepara hanya memiliki satu SLB saja, yaitu SLB Negeri Jepara. Selain itu, masih banyak warga negara difabel yang belum menikmati pendidikan tinggi. Kepala Tim Riset LPEM FEB Universitas Indonesia, Alin Halimatussadiah menjelaskan, estimasi jumlah penyandang disabilitas di Indonesia sebesar 12,5 persen. Yang masuk kategori sedang sebanyak 10,29 persen, dan kategori berat sebanyak 1,87 persen. Dari angka 12 persen penyandang disabilitas, tingkat pendidikan dari 45,74 persen di antaranya tidak pernah atau tidak lulus SD (Susilawati, 2016). Sehingga, perlu dibangun SLB dengan jenjang SMP, dan SMA, untuk memenuhi kebutuhan dari kabupaten tersebut. 248


Lokasi: Jl. Cangkring, Kec. Jepara Luas Lahan: 44.000 m2 KDB: 30—40% Batas Utara: Jl. Cangkring dan RSI Sultan Hadlirin Batas Timur: Jl. Jepara-Bangsri dan SMPN 04 Jepara Batas Selatan dan Barat: sawah dan perumahan

Kawasan SLB ini terdiri dari SLB tipe A (tunanetra), B (tunarungu), C (tunagrahita ringan), C1 (tunagrahita sedang), dan D (tunadaksa). Untuk kelas peminatan yang disediakan pada sekolah ini, ditentukan berdasarkan potensi yang terdapat di Kabupaten Jepara itu sendiri, seperti pariwisata berupa pantai, industri mebel, kerajinan ukir, kerajinan gerabah, konveksi pakaian, industri kuliner, peternakan, perikanan, tenun, patung, dan kerajinan anyaman. Fasilitas yang disediakan di sekolah ini juga terbilang lengkap, dan mampu memenuhi kebutuhan anak-anak sesuai ketunaannya masing-masing, yaitu berupa: Perpustakaan Umum, Perpustakaan Braille, Ruang Komputer, Ruang OM, Ruang Bina Wicara, Ruang BPBI, Ruang Bina Diri, Ruang Bina Gerak, Studio Kerajinan Kayu, Studio Seni Ukir, Studio Seni Kayu, Dapur, Ruang Pameran, Studio Kerajinan Tangan, Studio Lukis, Studio Jahit, Ruang Musik, Ruang Catur, Kolam Renang Indoor, Playground, Lapangan Indoor, Ruang Gym, Bengkel dan Cuci Motor, Salon, Aula, dan masih banyak lagi.

249


Peletakkan massa dibuat memusat dan terbagi pada keempat penjuru mata angin, agar memperoleh asupan matahari pagi yang merata Untuk memperoleh pencahayaan alami yang optimal, banyak massa yang menggunakan jendela lebar, namun agar suasana tidak terlalu panas, sebagian jendela diberi penutup. Untuk konsep bentuk massa, digunakan bentuk yang sesuai dengan kondisi iklim Indonesia yang tropis. Terlebih, cuaca di Kabupaten Jepara cenderung panas, karena terletak di dekat pantai, sehingga dari segi bentuk dan material pun disesuaikan dengan keadaan. Untuk atap, digunakan atap dari dak beton, namun, untuk Gedung Sekolah, baik itu SLB A, B, C, C1 dan D, semua daknya dilapisi oleh genteng, untuk meredam panas dan menurunkan suhu di dalam ruangan. Sedangkan untuk Gedung Pengelola, atapnya diberi Green Roof berupa rerumputan, yang juga berfungsi untuk meredam panas. Kelebihan dari sekolah ini, adalah fasilitasnya yang terbilang lengkap, mulai dari ruang terapi untuk tiap ketunaan, sampai ruang studio yang lengkap. Selain itu, anak-anak di sekolah ini juga bisa praktik bekerja sesuai peminatannya masing-masing. 250


251


252


253


254


255


256


257


258


KILLER PICT

Special Need Rehabilitation

TEMPAT REHABILITASI AUTISME HIPOSENSITIF dengan pendekatan “Sensory Design”

Oleh: Mira Annisa Rezeki Dosen Pembimbing : Dr. Eng. Bangun IR Harsritanto ST, MT Dosen Penguji: Dr. Ir. Eddy Prianto, CES, DEA

259


Di Jawa Tengah menurut data statistika sekolah luar biasa tercatat bahwa jumlah penyandang autismenya adalah sebesar 53 orang. Berdasarkan data pokok DIDAKSMEN KEMENDIKBUD, total sekolah luar biasa yang dimiliki oleh Jawa Tengah pada tahun 2020 adalah 190 sekolah yang memfasilitasi penyandang ketunaan di 35 wilayah. Di Kota Semarang yang merupakan ibukota dari Jawa Tengah juga memiliki sekolah luar biasa yaitu berjumlah 18 sekolah . Dari total 18 sekolah pada tahun 2020 tersebut, terdapat delapan sekolah yang menangani terapi maupun pendidikan untuk autisme.

Latar Belakang

Faktual di lapangan, sekolah maupun rehabilitasi autisme yang ada sampai saat ini menggabungkan autisme yang memiliki karakteristik yang berbeda yaitu gangguan persepsi sensorik hipersensitif dan hiposensitif. Oleh sebab itu, dibutuhkan fasilitas rehabilitasi autisme yang dapat menyesuaikan kebutuhan autisme yang berkarakteristik hyposensitive sensory. Tempat Rehabilitasi Autisme Hiposensitif adalah sebuah tempat rehabilitasi bagi autisme yang didukung dengan desain yang disesuaikan pada kebutuhan autisme berkarakteristik Hyposensitive Sensory.

260


Site memiliki orientasi utama ke arah barat. -Penentuan “axis utama menyesuaikan “edar matahari” -Penggunaan massa banyak untuk mengurangi sinar matahari langsung.

Site berbatasan langsung dengan jalan raya Dan persimpangan jalan juga pemukiman berkepadatan rendah.

Analisa Site 261

Pemberian pagar pembatas atau vegetasi pemecah angin pada lantai yang rendah, penggunaan prinsip massa banyak untuk meminimalisir angin dan penggunaan fasad yang lebih tertutup untuk lantai bangunan yang lebih tinggi.

Zona penerimaan diletakkan di area paling aksesibel sedangkan sirkulasi dalam tapak, exit dapat diletakkan pada sisi tapak yang berbeda maupun pada sisi tapak yang sama


Networking satu sama lain dalam satu area, Pemaksimalan area terbuka dan kemudahan akses antar gedung satu ke gedung lainnya yang kemudian perletakannya menyesuaikan dengan alur pelayanan untuk kemudahan pengunjung. Area Pengelola di lantai 2 Area asessmen, wicara dan perilaku Area Konsultasi dan diagnostik

Terapi Integrasi Sensorik

Area Terapi Area asrama

Terapi Bermain

Servis asrama Pendidikan Transisi Servis Pendidikan Transisi

Terapi Snoozellen

Pendidikan Transisi

Tatanan gubahan massa dan bentuk gubahan massa tiap kegiatan menyesuaikan dengan kebutuhan akan pencahayaan alami maupun sirkulasi yang dapat mempermudah akses autisme maupun non autisme Pendekatan Sensory Design

262


PENGEMBANGAN DAN PENATAAN PONDOK PESANTREN PUTRI DARUNNAJAH 9, PAMULANG Oleh: Nimas Pangestuti Dosen Pembimbing: M. Sahid Indraswara, ST. MT. Dosen Penguji: Prof. Ir. Totok Rusmanto, M.Eng

263


Pondok Pesantren Darunnajah 9 Al-Hasanah merupakan pondok pesantren putri yang didirikan pada tahun 2009 dengan konsep pondok pesantren modern. Pondok Pesantren ini memiliki lahan seluas

kan oleh para santri akibat adanya perubahan lingkungan dari luar pondok dan di dalam pondok pesantren. Hal ini membuat santri harus melakukan penyesuaian diri. Beberapa faktor pendukung lainnya dikare-

±1,3 ha. Untuk saat ini, jumlah santri yang

nakan fasilitas yang tidak memadai, lingkun-

terdapat di Pondok Pesantren 9 Al-Hasanah hanya sekitar ±350 santriwati. Untuk beber-

gan yang tidak mendukung, dan juga faktor lainnya yang mempengaruhi psikologis sese-

apa tahun mendatang, Pondok Pesantren ini berencana untuk menerima lebih banyak santriwati sekitar ±600 – 700 santriwati. Hal

orang.

ini secara tidak langsung menuntut pesantren untuk melakukan pengembangan terhadap pembangunan dan juga melengkapi fasilitas yang ada. Di samping itu, terdapat penelitian oleh seorang mahasiswa kedokteran, stress dirasa-

264


Rumput Aspal Air Atap Genteng Atap Spandek Zincalume Paving Block

Bentuk masjid berupa bundar agar menonjol dan berbeda dari bangunan sekitarnya karena sebagai penegah kedua cluster yang ada.

Tanaman dan pepohonan di dalam surga digambarkan memberikan manfaat kepada penghuni-penghuninya.

A C B A

D

Dikatakan di Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 25, bahwasannya visualisasi surga itu terdapat sungai-sungai air yang mengalir di bawah kamar-kamar, terdapat pepohonan dan buah-buahan.

Dalam Al-Quran, Surah Al-Baqarah: 25 disebutkan: …‫…اًقْزِر ٍةَرَمَث ْنِم اَهْنِم اوُقِزُر اَمَّلُك‬

F E

J

G

H

I

… Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu… Kayu merupakan bahan yang ekologis dan fleksibel dalam banyak hal dan kesan “sejarah” dalam penggunaannya. Dalam konteks perancangan Pondok Pesantren, filosofi kayu dapat diangkat dari umurnya yang panjang melambangkan seperti ilmu peningglaan yang sudah ada dari zaman dahulu yang terus diamalkan hingga saat ini.

265


1. Interior Kamar 2. Interior Kelas 3. Interior Ruang Penerimaan Tamu 4. Balkon 5. Masjid 6. Taman Asrama

266


267


Animasi dan desain grafis adalah dua bidang yang berperan besar dalam kemajuan industri digital kreatif dikarenakan fungsinya sebagai media

dengan fasilitas laboratorium/studio yang lebih lengkap dan sesuai dengan kebutuhan kegiatan pembelajaran ini diharapkan dapat memaksimalkan hasil

hiburan dan media penyampaian informasi yang menyenangkan, inovatif, informatif, dan persuasif. Dengan kemajuan yang pesat dan kepeminatan yang tinggi, banyak kaum muda Indonesia memutuskan untuk

yang ingin dicapai oleh peserta didik.

mendalami kedua bidang ini melalui jenjang pendindikan tinggi agar mampu bersaing di dalam negeri maupun luar

Tidak hanya memiliki fasilitas yang lengkap dan berkualitas, akademi ini juga menerapkan prinsip Green Architecture yang ramah lingkungan, hemat energi, dan juga nyaman bagi penggunanya.

negeri. Berbeda dengan perguruan tinggi yang tidak terfokus pada bidang multimedia dan desain, keberadaan Akademi dan Desain Grafis Fatmawati

268


Dalam usaha meningkatkan kualitas SDM yang dihasilkan, maka perancangan akademi ini mengutamakan pada pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai dari segi kualitas maupuan kuantitas. Dengan mengkaji dari kurikulum yang ada, fasilitas penunjang kegiatan belajar-mengajar yaitu terdiri atas:

pada

akademi

Laboratorium komputer Studio gambar Studio fotografi Studio greenscreen Studio audio/dubbing Laboratorium audio editing Ruang screening Studio Tugas Akhir Ruang printing

269

ini,


Bangunan akademi ini juga menerapkan prinsip green architecture sebagai upaya meminimalisir konsumsi energi yang dikeluarkan. Penerapan green architecture dalam bangunan ini terlihat pada: Orientasi bangunan yang memanjang ke arah barat-timur dan memaksimalkan bukaan pada sisi utara dan selatan; Ketebalan bangunan seramping mungkin; Memaksimalkan penggunaan pencahayaan alami dengan memberikan banyak bukaan dan penambahan sun shading berlapis yang diperhitungkan agar panas matahari tidak turut masuk; Pembagian saklar lampu berdasarkan area yang terkena pencahayaan alami dan tidak; Penggunaan sensor cahaya/gerak pada lorong untuk penghematan energi; penghawaan alami pada ruang publik, seperti lobby dan kantin dengan mengganti dinding masif menjadi kolom-kolom berjarak kecil;

Site Plan

Lobby

Kantin

Pemanfaatan area atap menjadi roof garden sekaligus sebagai comunity space; Penggunaan material yang ramah lingkungan dan mendukung penghematan energi, seperti lantai bambu, UPV roof berwarna putih, dan kaca tempered.

Skema lampu dan saklar

270


271


272


KONVENSI DAN EKSIBISI SEMARANG

Ditta Alfira Wahyuni Dr. Ir. Atiek Suprapti, MT. Dr. Ir. R. Siti Rukayah, MT.

273

Kota Semarang sebagai Ibukota Provinsi Jawa Tengah memiliki visi untuk mengembangkan kota Semarang menuju kota MICE. Namun untuk saat ini Kota Semarang belum memiliki bangunan pusat kegiatan MICE yang dapat mengakomodasi seluruh kegiatan MICE dalam satu tempat, hal ini dapat dilihat dari ketersediaan infrastruktur MICE di kota Semarang. Karenanya dibutuhkan fasilitas MICE yang memadai di Semarang dengan merencanakan perancangan bangunan konveksi dan eksibisi beserta adanya keunggulan konsep yaitu pendekatan konsep Eco-tech.


274


Penggunaan

integrated

photovoltaic wall yang responsif

terhadap

cahaya dan pemanfaatan energi panas matahari, serta mendesain fasad dengan

mengekspos

struktur Desain fasad

antarmuka memiliki

kesan

terbuka

mengunakan

material

kaca

pencahayaan terutama panas

area

Lokasi : Kawasan PRPP Semarang Jl. Puri Anjasmoro, Tawangsari, Kec. Semarang Bar., Kota Semarang, Jawa Tengah. Luas Tapak: ± 70.000 m2

untuk alami yang

mataharinya

rendah.

Konsep yang digunakan dalam perancangan Gedung Konvensi dan Eksibisi Kota Semarang ini menggunakan konsep Eco-tech. Prinsip eco-tech merupakan suatu gabungan dari dua prinsip dalam merancangan bentuk arsitektur, yaitu sustainable (pembangunan berkelanjutan ) dan high technology. Terdapat 3 aspek eco-tech yang menjadi fokus utama dalam perancangan ini, yaitu Structural Expression & Energy Matters, Sculpting with Light, dan Making Connections.

275

Hasil konversi dengan menonjolkan bentuk yang atraktif dan ikonik sesuai dengan konsep, namun tetap memaksimalkan fungsi ruangserta penyesuaian dengan prinsip struktur space frame, kemudian finalisasi fasad dengan menyesuaikan responnya terhadap analisa tapak dengan penentuan bukaan


Block Plan

1st Floor Plan

2nd FLoor Plan

3rd Floor Plan

POTONGAN A-A

POTONGAN B-B

TAMPAK DEPAN

TAMPAK SAMPING KANAN

TAMPAK SAMPING KIRI

EXPLODAMETRI STRUKTUR

TAMPAK BELAKANG

276


SEMARANG CONVENTION HALL Oleh : Isti Astetika Sara Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Agung Dwiyanto, MT. Dosen Penguji : Dr. Ir. Budi Sudarwanto, M.Si Sukawi, ST. MT.

277


Semarang sebagai ibu kota Jawa Tengah saat ini sedang mempersiapkan diri menjadi salah satu kota tujuan MICE di Indonesia. Hal itu tercantum di RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021. Data tahun 2016 menunjukkan tingkat wisatawan MICE di Kota Semarang sudang cukup tinggi yaitu 7.354 wisatawan MICE dengan total pemasukan lebih dari 16 Milyar Rupiah. Namun, hal tersebut belum didukung fasilitas MICE yang memadahi. Semarang Convention Hall dirancang untuk memenuhi kebutuhan sarana convention yang akan menjadi pusat kegiatan MICE di Kota Semarang dengan memanfaatkan potensi tapak kawasan PRPP Jawa Tengah. Dengan konsep perencanaan yang kekinian sesuai kemajuan teknologi dan juga hemat energy akan membantu pengemban gan wisata MICE di Kota Semarang secara umum dan kawasan PRPP Jawa Tengah pada khususnya.

278


TAPAK Tapak menggunakan tapak PRPP Jawa Tengah dengan pertimbangan lokasi tapak yang

Perancangan Semarang Convention Hall menekankan arsitektur hijau yang hemat energi dan

sangat strategis untuk dikembangkan menjadi pusat kegiatan MICE di Kota Semarang. Lokasi : Jl. Puri Anjasmara, Tawangsari Luas : 7,8 Ha atau 78.000 m2 KDB : 60% KLB : 1,2

arsitektur tropis untuk pendekatan aspek visualnya. Pendekatan desain bangunan yang diinspirasikan keadaan alam dan menggunakan logika yang berkelanjutan, memfokuskan pada optimasi ruang dan penggunaan lingkungan.

1

2

Perencanaan Semarang Convention Hall menggunakan 45 % lahan yang ada pada sisi depan tapak yang bersinggungan langsung dengan Jl. Puri Anjasmoro sebagai jalur utama menuju tapak untuk memudahkan aksesibilitas. Sisa lahan yang tersedia disarankan untuk

GUBAHAN MASSA

perencanaan pembangunan hotel dan exhi-

dimana fungsi yang lebih dominan ditunjukkan dengan tajuk atap yang lebih tinggi.

bition untuk menunjang kegiatan MICE..

ZONING MIKRO

279

Gubahan massa terbentuk sebagai upaya penerapan arsitektur tropis dengan bentuk baru yang lebih dinamis. Bentuk segitiga menjadi menonjol untuk menunjukkan hirarki penataan ruang

ZONING MAKRO


Menurut Lawson (1981) acara konvensi mempunyai beberapa tipe yaitu: Seminar, Workshop, Simposum, Panel, Forum, Ceramah, Institusi, dan lainnya. Layout ruang pertemuan bermacam macam mulai dari layout theatre, classroom, boquet, dan lainnya disesuaikan dengan tema dan kebutuhan acara. AUDITORIUM Ruangan dengan tribun permanen untuk acara yang membutuhkan layout theatre berundak. MULTIFUNCTIONAL HALL Ruangan multifungsi yang dapat disekat dengan acoustic partition wall sehingga ruangan dapat disekat menjadi beberapa dan dapat digunakan bersamaan dengan layout yang disesuaikan.

GREEN ARCHITECTURE ENERGY 24.35%

WATER 41.89%

MATERIAL 38.78%

RAIN WATER HARVESTING SISTEM Air hujan ditangkap dan ditampung kemudian diolah untuk digunakan kembali sehingga penghematan air dapat tercapai. PENGGUNAAN KACA LOW-E Kaca LOW-E adalah kaca dengan lapisan penyaring sinar matahari. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan isolasi panas dari luar sehingga dapat mengurangi konsumsi listrik dari sistem pendingin udara. PENGGUNAAN LAMPU LED Pemilihan jenis lampu menjadi hal penting dalam upaya penghematan energy.

SEMCONH DENAH

Semarang Convention Hall (SEMCONH) adalah bangunan yang diperuntukkan untuk menampung dan memfasilitasi kegiatan konfrensi guna mengoptimalkan penyelenggaraan kegiatan MICE di Kota Semarang dengan memanfaatkan potensi tapak PRPP Jawa Tengah. Dalam perancangannya diterapkan pola rancangan yang beradaptasi terhadap iklim, dan teknologi kekinian seperti penggunaan Rain Water Harvesting System dan penggunaan kaca Low-E sehingga bangunan tetap hemat energy walaupun memiliki bentang yang relative lebar. Selain itu, optimalisasi akustik juga diterapkan untuk mendukung fungsi utama bangunan sebagai bangunan konvensi.

OPTIMALISASI AKUSTIK

280


HANDARU CONVENTION EXHIBITION GEDUNG KONVENSI DAN EKSIBISI DI KOTA SEMARANG DENGAN KONSEP BANGUNAN HIJAU Oleh : Laura Oktarina Sinabang Dosen Pembimbing Satriya Wahyu Firmandhani, ST.MT. Dosen Penguji : Ir. Satrio Nugroho, M.Si.

281


K

ota Semarang belum memiliki tempat yang

dapat mewadahi event besar berskala nasional

dan internasional dengan daya tampung dan fasilitas yang memadai. Kurangnya tempat pagelaran, menyebabkan menurunnya jumlah event yang diselenggarakan di Kota Semarang. Kekurangan ini menyebabkan beberapa kegiatan yang seharusnya di gelar di Semarang. Bangunan konvensi dan eksibisi ini dirancang dengan pengaplikasian konsep bangunan hijau. Konsep ini dipilih mengingat meningkatkan kebutuhan akan bangunan ramah lingkungan dalam upaya pelestarian lingkungan. Desain diselaraskan dengan EDGE sebagai aplikasi pendukung desain menge nai perhitungan penghematan energi, air dan material.

282


LOUNGE

R

CENTRA L JAVA CONV ENTION HALL A AV AL L LJ NH RA NT TIO CE VEN N CO

U TA

M

IU

OR

DIT

AU

T AN

S

RE

PRE-FUN

CTION

HALL

LOBBY

A AV 2A F J LL OF HA N RT PO ITIO HIB EX

A AV 2B F J LL OF HA N RT PO ITIO HIB EX

LOBBY

A AV 1B F J LL VA A OF N HA JA L 1 RT FF HAL PO IBITIO O N H RT EX PO IBITIO H EX

TERRAC

E

DENAH LANTAI 1

DENAH LANTAI 2

IUM OR OR LO DIT E F AU ANIN ZZ

ME

DENAH LANTAI MEZZANINE DENAH LANTAI SEMI-BASEMENT

Hall konvensi pada lantai 2 berkaitan dengan fungsi ruang konvensi yang formal. Auditorium menerus dari lantai 2 hingga lantai 1, dapat diakses dari lantai 2. Hall eksibisi terletak di lantai 1, bentuk atap organik, tinggi atap dari 12m sampai 20m sesuai dengan bentuk bangunan. Tinggi hall eksibisi yang cukup tinggi untuk memaksimalkan penghawaan pada ruangan.

283


PERSPEKTIF BARAT DAYA

SPACE FRAME SYSTEM LOAD DISTRIBUTION

SPACE FRAME SYSTEM

HANDARU CONVENTION EXHIBITION SPACE FRAME SYSTEM

GRP PANEL

PANEL BRACKET

KONSTRUKSI PANEL -BEBERAPA LAYER PADA STRUKTUR ATAP BANGUNAN -PENERAPAN METODE KONSTRUKSI RINGAN -MENGGUNAKAN BETON DAN FIBER GLASS

PANEL FRAME SPACE FRAME BALL JOINT

LOW-E DOUBLE COATED GLASS

STRUKTUR INTI KONSTRUKSI BAJA SPACE FRAME GLASS FIBER REINFORCED PANEL -GLASS FIBER REINFORCED POLYESTER -GLASS FIBER REINFORCED CONCRETE

MULLION PADA STRUKTUR BAJA

Inner court untuk memaksimalkan cahaya yang masuk kedalam bangunan dan menghemat penggunaan energi pencahayaan pada area lobby. Inner court menerus sampai area semi-basement,perforated slab untuk sirkulasi udara menerus sampai ke area parkiran. Penggunaan kaca area semi-basement tidak menjadi banjir. Kaca ramah lingkungan dengan penataan bentuk yang menarik menjadi focal point di dalam bangunan, dan memberikan siluet bayangan ketika terkena cahaya matahari.

STRUKTUR BAJA

Material fabrikasi yang ramah lingkungan serta penerapan struktur penutup atap yaitu Space Frame yang ringan dan memiliki ketahanan yang tinggi. Area taman pada innercourt menjadi daerah resapan air menggunakan Rainwater Harvesting dan penghawaan pada area semi-basement. PONDASI TIANG PANCANG

MEETING ROOM TYPE B

Area outdoor exhibition yang merupakan daerah terbuka menjadi area Water Harvesting menggunakan biopori.

PORT OF JAVA EXHIBITION HALL

CENTRAL JAVA CONVENTION HALL

LOBBY AND INFORMATION CENTER

LOBBY AND PRE-FUNCTION HALL

MEETING ROOM TYPE A

284


PUSAT KOMUNITAS SENI & KEBUDAYAAN SEMARANG Oleh: Muhammad Zaki Dhiya Ulhaq Dosen Pembimbing : Dr. Ir. R. Siti Rukayah, MT Dosen Penguji: Dr. Ir. Atiek Suprapti, MT

285


Atmosfer berkesenian di Kota Semarang tidak semenarik Yogyakarta dan Solo, namun karena banyaknya peminat seni kontemporer, Kota Semarang perlu merintis agar jiwa berkesenian tidak mati dengan memfasilitasi pengajaran seni bagi siapa saja. Bagi negara berkembang seperti negara Indonesia yang sedang mengalami masa transisi dari masyarakat tradisional agraris ke industrial modernis, transisi ini menimbulkan pergeseran nilai-nilai budaya bangsa khususnya kebudayaan pada Kota Semarang.

286


KONSEP pengembangan Pusat Komunitas Seni dan Kebudayaan Semarang dengan pendekatan Arsitektur Kontemporer berdasarkan indikasi-indikasi mengenai Arsitektur Kontemporer menurut Gunawan, E.(2013). Perancangan Interior pada Galeri Lukisan. Indikasi yang pertama yaitu kontras dengan lingkungan sekitar, kontras yang dimaksud disini merupakan perbedaan pada bentuk bangunannya, bangunan sekitar merupakan perumahan yang berhimpitan, namun tetap berusaha memberikan kontribusi terhadap lingkungan sekitarnya. Indikasi yang kedua memperhatikan ruang terbuka dan eksplorasi pada area lansekap, dengan adanya ruang terbuka pada area lansekap dan bangunan, tersedianya berbagai macam interaksi yang menunjang aktifitas warga tanpa melihat adanya perbedaan hirarki baik tingkat sosial, pendidikan dan ekonomi. Melalui pengembangan Pusat Komunitas Seni dan Kebudayaan diharapkan karya para seniman dapat dikenalkan dan diapresiasi secara baik oleh masyarakat dengan fasilitas-fasilitas yang ada, serta seagai sarana pendokumentasian atas kekayaan intelektual para seniman

287


Penerapan pada disain didasari pada 3 (tiga) konsep utama pada perancangan ini dengan pendekatan Arsitektur Kontemporer Community : Menjadikan ruang terbuka yang bebas diakses oleh siapa saja. Dimana setiap individu maupun kelompok dapat melakukan berbagai aktivitas berkumpul dan berinteraksi Flexibility : Menciptakan fasilitas yang mampu mewadahi kegiatan yang berbeda degan fleksibel

Urbanity : Menciptakan kualitas spasial berupa koridor jalan dengan menjadikan pedestrian sebagai prioritas dan memberikan suasana inviting pada site ruang peralihan (space in between) ruang antara eksibisi dan ruang kepustakaan dibuat agar pengunjung mendapatkan pemahaman situasi normal sebelum memasuki area selanjutnya

288


289


Oleh : Rainy Nadia Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Erni Setyowati, M.T Dosen Penguji : Dr. Ir. Agung Budi Sardjono, M.T

Taman Hiburan Rakyat (lebih dikenal THR) merupakan kawasan di Surabaya yang digunakan untuk pagelaran seni khususnya kesenian Surabaya. Bermula dari sebuah taman hiburan yang diadakan setahun sekali yang dimulai pertama kali pada tahun 1905 yang kemudian dibuat bangunan permanennya karena kesuksesan acara tersebut dan terus berdiri hingga sekarang. Namun, saat ini THR mulai terlupakan oleh masyarakat. Orang lebih mengenal THR sebagai tempat reparasi gadget dikarenakan letaknya yang berada di belakang Hi=tech Mall. Terlupakannya kawasan dan sepinya pengunjung ini membuat orang - orang yang tidak bertanggung jawab menggunakan fasilitas listrik ataupun air yang telah disubsidi pemerintah untuk keberlangsungan aktivitas THR digunakan menjadi kepentingan pribadi dan kawasan THR menjadi tempat tinggal illegal bagi masyarakat. Untuk itu, pemerintah berencana merevitalisasi kawasan THR untuk kembali digunakan sesuai fungsinya yang merupakan pusat kesenian Kota Surabaya.

290


291


292


PUSAT BUDAYA JAWA TENGAH DI KOTA SEMARANG Oleh : Sarah Hanifia Dosen Pembimbing : Ir. Hermin Werdiningsih, M.T. Dosen Penguji : Dr. Ir. Suzanna Ratih Sari, M.M., M.A.

293


Perkembangan zaman yang begitu pesat memang tak bisa dipungkiri. Salah satu dampak negatif yang dapat dirasakan saat ini adalah ketertarikan masyarakat terhadap budaya lokal sendiri cenderung menurun. Animo masyarakat untuk mengetahui dan mempelajari kebudayaan lokal yang menurun inilah yang nantinya pasti akan membawa dampak yang buruk bagi keberlangsungan budaya lokal mereka sendiri. Di Kota Semarang sendiri terdapat sekitar 415 sanggar kesenian yang tersebar. Sanggar-sanggar kesenian tersebut perlu diperhatikan dan diberi wadah khusus agar dapat menampilkan karya mereka secara rutin dan terjadwal.

Maka dari itu Kota Semarang merupakan salah satu lokasi yang tepat untuk mendirikan Pusat Budaya Jawa Tengah sebagai pusat kebudayaan kesenian serta kerajinan masyarakat, sehingga diharapkan Pusat Budaya ini mampu mewadahi aktifitas para seniman dan masyarakat dalam mengapresiasi kreatifitas seni dan budaya lokal yang selama ini kurang terfasilitasi oleh pemerintah setempat.

294


Pengaplikasian konsep lokalitas dapat dilakukan sebagai berikut.

Pengertian

Pusat kebudayaan sebagai suatu wadah kegiatan seni dan budaya merupakan suatu tempat yang berfungsi untuk menampung berbagai aktivitas yang berkaitan dengan kesenian dan kebudayaan yang merupakan hasil penciptaan dan pemikiran pada suatu daerah ataupun suatu bangsa.

Tipologi

TEATER

MUSEUM

GALERI

1. Lokasi tapak berada di kawasan PRPP dan Puri Maerokoco yang merupakan tempat wisata bertemakan kesenian Jawa Tengah. 2.Membuat bentuk fasad dan gubahan masa yang senada dengan bangunan-bangunan eksisting di PRPP dan Puri Maerokoco. 3.Menggunakan atap joglo dan material kayu, serta menggunakan dinding bata ekspos pada sebagai identitas lokal Jawa Tengah. kondisi eksisting kolam

PERPUSTAKAAN

orientasi tapak terhadap akses utama menghadap ke arah selatan. Terdapat kolam yang tidak berfungsi.

WORKSHOP entrance

WISMA

entrance berada di jalan utama Puri Maerokoco, menggunakan 1 jalur namun OUT dibagi menjadi 2 pintu, 1 pintu IN masuk dan 1 pintu keluar.

SOUVENIR SHOP

Konsep

gubahan masa

Lokalitas (locality) sebagai konsep

umum berkaitan dengan tempat atau wilayah tertentu yang terbatas atau dibatasi oleh wilayah lain. Lokalitas mengasumsikan adanya sejumlah garis pembatas yang bersifat permanen, tegas, dan mutlak yang mengelilingi satu wilayah atau ruang tertentu. 295

zonasi

menggunakan konsep massa banyak untuk memaksimalkan luas lahan yang ada. pegiat kesenian pengelola pengunjung

Zonasi dibagi menyesuaikan dengan pelaku dan kegiatannya.


8

9

12

15

13

16

20 14

4

5

10

19

18

21

14

11 3

7

17

23 24

6

22

Data Tapak

Legenda 1. Jalur masuk 2. Parkir Bus 3. Drop Off 4. Teater Pertunjukkan 5. Parkir Mobil 6. Parkir Motor 7. Museum, Galeri, Souvenir Shop, dan Perpustakaan 8. Kantor pengelola dan Ruang Kelas 9. Mushola 10. Toilet umum 11. Amphiteater 12. Floating Food Court 13. Taman makan

14. Sanggar Tari 15. Sanggar Teater 16. R. Penyimpanan Properti dan alat musik 17. Workshop Lukis 18. Workshop Batik 19. Workshop Patung 20. Sanggar Musik 21. Wisma Seniman dan Pengelola 22. Area Parkir Wisma 23. Parkir mobil siswa didik 24. Parkir motor siswa didik 25. Jalur Keluar

Perancangan Pusat Budaya Jawa Tengah di Kota Semarang ini memaksimalkan konteks kebutuhan kebudayaan dengan memfasilitasi pengunjung serta pegiat kesenian yang mengacu pada tipologi umum pusat budaya, sehingga seluruh kegiatan kebudayaan dapat ditampung dan difasilitasi dengan baik di Pusat Budaya.

2

1

25

• Lokasi • Luas Tapak • KDB • KLB

: Jl. Puri Maerokoco, Semarang : ±36.000m2 : 60% : 1,8

Terdapat Teater pertunjukkan indoor yang memfasilitasi kegiatan kesenian seperti pertunjukkan tari, teater, dan musik, dengan penjadwalan pertunjukkan rutin. Kapasitas Auditorium sebanyak 250 penonton. Terdapat pula galeri, museum, souvenir shop dan perpustakaan umum untuk pengunjung, serta ruang kelas untuk kegiatan pembelajaran teori kebudayaan dan kantor pengelola. Selain itu, terdapat oating food court sebagai pemanfaatan kolam yang terbengkalai pada tapak. Dan dilengkapi dengan amphiteater untuk pertunjukkan outdoor dan tempat latihan gabungan untuk penampil pertunjukkan yang terbuka untuk umum. Museum, Galeri

Kantor Pengelola

Teater Pertunjukkan Floating Food Court Amphiteater

296


297


298


299


300


UNDIP HOTEL AND CONVENTION CENTER Oleh: Sheilla Pradhita Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Erni Setyowati, M.T Dosen Penguji: Dr. Ir. Agung Budi Sardjono, M.T

301


Universitas Diponegoro merupakan salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Semarang. Kegiatan yang sering dilakukan (selain kegiatan perkuliahan) berupa kegiatan seperti kuliah umum, kongres, seminar, dan forum ilmiah di tingkat nasional maupun internasional. Namun sangat disayangkan karena beberapa kali kegiatan-kegiatan tersebut harus dilaksanakan di luar kampus Undip dikarenakan fasilitas yang sudah ada belum bisa mengakomodasi semua kebutuhan dalam penyelenggaraan acara tersebut.

Kampus Undip Tembalang memiliki sebuah gedung serba guna yang sudah lama tidak pernah digunakan lagi. Kegiatan-kegiatan seperti seminar, kuliah umum, Dies Natalis Undip, penerimaan mahasiswa baru, hingga acara wisuda diselenggarakan di gedung Auditorium Prof. Soedarto. Namun, untuk beberapa acara seperti wisuda, penggunaan gedung ini dirasa sudah tidak efektif lagi karena kapasitas gedung tidak bertambah sedangkan jumlah mahasiswa baru bertambah. Hal ini juga berpengaruh terhadap jumlah wisudawan yang menjadi lebih banyak, menyebabkan penyelenggaraan acara wisuda harus dilakukan dalam beberapa hari karena terbatasnya kapasitas gedung.

302


HOTEL DAN CONVENTION CENTER YANG TERINTEGRASI Undip Hotel and Convention Center, sebagai salah satu fasilitas yang ada di Undip Tembalang yang mampu mengakomodasi kebutuhan acara konferensi, konvensi, dan sebagainya, dengan kapasitas besar -/+ 4500 pengunjung. Dengan hotel yang terintegrasi dengan bangunan convention hall, Undip Hotel and Conven tion Center memudahkan pengunjungnya mendapatkan pilihan fasilitas penginapan yang sangat dekat, sehingga tidak perlu menggunakan kendaraan untuk berpindah dari hotel ke convention hall dan sebaliknya, sehingga lebih efektif, efisien, dan hemat energi.

ZONING

Penerapan konsep green building pada Undip Hotel and Convention Center menjadi sebuah pertimbangan besar dalam proses perencanaannya. Arah matahari berpengaruh dalam menentukan orientasi bangunan (ke arah selatan), yang kemudian berpengaruh terhadap energi yang dibutuhkan agar seminimal mun gkin untuk membuat bangunan menjadi nyaman digunakan. Transformasi bentuk massa bangunan dilakukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan ruangnya. Konservasi energi yang dihasilkan bangunan hotel sebesar 46.58% konservasi air sebesar 52.46% dan material sebesar 62.35. Untuk bangunan convention hall menghemat energi sebesar 31.90% air sebesar 32.72% dan material sebesar 74.49%.

303


DENAH LT DASAR

DENAH LT 1

DENAH LT 2

DENAH TIPIKAL LT 3 - 7

DENAH TIPIKAL LT 8 - 9

TAMPAK

INTERIOR

304


305


306


307


308


309


310


STASIUN KERETA CEPAT DAN HOTEL BISNIS DI KAWASAN BERORIENTASI TRANSIT HALIM Oleh: Andrew Rachmatedy Dosen Pembimbing : Dr.Ars. Ir. Wijayanti, M.Eng Dosen Penguji : Dr. Ir. Djoko Indrosaptono, M.T

311


Rencana pemerintah dalam menggerakan ekonomi dengan membangun infrastruktur perhubungan yang maju berupa kereta cepat yang terbentang dari Jakarta - Bandung (melewati 4 titik kota) salah satunya berada di Halim. Penyediaan fasilitas stasiun untuk pembangunan sistem jaringan negara berorientasi transit yang bertujuan untuk membangun sentra bisnis baru ibukota yang memadai dan pintar dengan penyediaan fasilitas-fasilitas salah satunya hotel bisnis sebagai fasilitas inovatif di kawasan stasiun ini Nantinya bangunan ini diharapkan dapat Menangani ketersediaan lahan, kemacetan lalu lintas, fasilitas bisnis sebagai penggerak ekonomi dan kemudahan akses stasiun sebagai fasilitas publik serta sebagai ikon baru ibukota 312


BU

N CO

TEXT

ILDING SHA

F

G

PE &

RM

BUI LD

IN

313

D

FUNCTION

BU

Konsep dari bangunan ini berkembang untuk mengembangkan kehidupan urban dalam berpergian (commuting) yang lebih efektif, pintar, cepat, aman dan lancar. Penerapan konsep dapat dilihat dari bagaimana kawasan merespon bangunan dan kawasan. Kawasan stasiun memiliki bentangan kolam dan danau serta penghijauan untuk merespon lingkungan yang tropis. selain itu, Stasiun sebagai bangunan utama adalah bangunan yang luas untuk pergerakan manusia secara lancar (free-flow) yang mengusahakan sirkulasi manusia agar pencapaian fasilitas dapat terjangkau secara efektif. Keberadaan jalur atas dan plaza adalah penghubung fasilitas.

IL

ING

O

STASIUN SEBAGAI PUSAT ORIENTASI

Bangunan utama stasiun terhubung langsung dengan halte bus, stasiun lrt, dan hotel bisnis dengan Waktu tempuh pada tiap fasilitas ini tidak lebih dari 5 menit. Hal ini menciptakan bangunan yang mudah dan efektif dalam pemakaiannya dan pencapaiannya. Bangunan hotel yang berada diantara kedua stasiun juga merupakan strategi dalam memberikan pengunjung hotel opsi berpergian dengan mudah dan dekat


Kawasan stasiun dapat diakses dari berbagai sisi yang dihubungkan dengan plaza dan taman. Sisi utara stasiun terhubung dengan stasiun LRT. Sedangkan sisi barat, timur, dan selatan bangunan dihubungkan dengan plaza langsung kebagian luar kawasan. Hal ini merupakan perwujudan bangunan stasiun sebagai pusat orientasi kawasan. Selanjutnya stasiun difasilitasi oleh rangkaian jalur yang dipenuhi dengan penghijauan dan kolam untuk mereduksi kesibukan suasana stasiun

HOTEL BISNIS: FASILITAS INOVATIF STASIUN Hotel Bisnis merupakan fasilitas inovatif stasiun dimana menjadi hotel yang strategis bagi pelaku bisnis yang membutuhkan rangkaian perjalanan luar kota maupun dalam kota. Tampilan bangunan hotel tidak dominan melainkan reflektif dimana bertujuan untuk merefleksikan kegagahan bangunan utama stasiun sebagai pusat orientasi

314


TERMINAL BUS MANGGARAI JAKARTA SELATAN SEBAGAI TERMINAL YANG RAMAH BAGI WANITA Oleh: Maria Chrismastyani Pratiwi Dosen Pembimbing : Bharoto, S.T., M.T. Dosen Penguji: Ir. Abdul Malik, MSA

315


Terminal Bus Manggarai sendiri merupakan salah satu terminal di DKI Jakarta dimana terminal ini merupakan simpul pertemuan antara pengguna Bus Kota, TransJakarta, dan Commuter Line yang ada di Stasiun Manggarai. Namun, sayangnya ada ketidaksesuaian standar luasan Terminal Manggarai dengan Standar Terminal tipe B yang adalah 3,5 ha. Bahkan, luas dari bangunan Terminal ini hanya memiliki luas bangunan eksisting+ 1.000 m2. Perencanaan ruang publik yang khususnya, ‘bangunan fasilitas transportasi’ perlu melihat kepentingan akan keselamatan dan keamanan dari seluruh pengguna

yang ada di dalamnya, termasuk wanita. Dalam konteks ini, ruang publik harus bisa merespon kebutuhan fisik dan psikologis wanita dan juga bagaimana meminimalisir jumlah tindakan kriminal terhadap perempuan, khususnya, ketika berhadapan dengan permasalahan keamanan dari kekerasan fisik maupun seksual. Maka dari itu, dalam Tugas Akhir ini, direncanakan Terminal Bus Manggarai yang dapat berfungsi dengan baik sebagai Terminal Tipe B di lahan yang terbatas. Selain itu, perencanaan ini juga diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang terfokus pada keamanan dan kenyamanan pekerja perempuan. 316


Sirkulasi Bus

Peron

Beberapa spot ruang

Hearth

tunggu dapat

Ruang Tunggu

menjadi 1 dengan Hall & Peron (lt 1)

Area Lainnya

-Menjadikannya 1 zona

Hall & Sirkulasi

-Meminimalisir ruang yang digunakan -Menghilangkan lahan parkir

Tapak Landasan Eksplorasi Berdasarkan Analisa Teori & Preseden

Minimnya sekat pada area publik untuk kesan borderless

Penggunaan material Memiliki bukaan besar dan lebar

Enclosure

yang cenderung transparan untuk selubung

Visibilitas tinggi terhadap sekitar bangunan maupun area lain dari bangunan

JPO

arta

sJak

e Tran

Halt

area

n2

pero

area

Tahapan Eksplorasi

317

Area Pengelola

1

Area Penumpang & pintu masuk

Sirkulasi Jalan

Terminal Bus Manggarai adalah terminal bus tipe B yang dimiliki oleh Pemprov DKI Jakarta. Luas dari tapak adalah 2,217.38 m2 dengan luas bangunan eksisting 1,061 m2. Lokasinya diapit oleh 2 jalan yakni Jalan Dr. Saharjo dan Jalan Sultan Agung. Bangunan penting yang ada di dekatnya adalah Pasaraya Manggarai dan Stasiun Manggarai. Terminal ini mengakomodir Bus TransJakarta, AKDP, dan Angkutan Kota. Akses untuk mencapai terminal sendiri harus menggunakan JPO (1 JPO menuju St. Manggarai, 1 menuju Pasaraya, dan 1 yang berhubungan dengan trotoar Dr. Sahardjo). Pendekatan dengan paradigma arsitektur berdasarkan feminisme dilakukan dalam perancangan ini. Studi preseden yang digunakan adalah Terminal Bus Tilburg, Terminal Bus Hakata, Women’s Library LSE, dan Seoul Urban Womb.

peron

Memiliki bukaan besar dan lebar

Minimnya sekat

Penggunaan material

pada area publik

yang cenderung transparan

untuk kesan borderless

untuk selubung

Visibilitas tinggi terhadap sekitar bangunan maupun area lain dari bangunan


Cahaya tetap masuk dengan baik ke dalam halte

Visibilitas ke dalam terminal dari halte TJ

Cahaya masuk melalui void dan selubung transparan

tidak ada sekat dan visibilitas mencapai luar bangunan

borderless

borderless

Denah

Potongan

Skala 0 0

5

10

15

20

318


Contoh Template 1

TERMINAL BANDARA SUKABUMI 0leh: Muhammad Rai Wananda Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Totok Rusmanto, M.Eng Dosen Penguji: M. Sahid Indraswara, ST. MT.

319


Letak geografis Kabupaten Sukabumi yang strategis menyebabkan beragamnya potensi obyek dan daya tarik wisata yang dimiliki Kabupaten Sukabumi, mulai dari wisata alam Gurilaps (gunung, rimba, laut, pantai dan sungai), wisata budaya, dan wisata minat khusus. Sebagai salah satu Kabupaten tujuan wisata di Jawa Barat, obyek dan daya tarik wisata ini sangat potensial untuk menunjang perekonomian daerah. Maka dari itu Pemerintah RI melalui Kementerian Perhubungan merencanakan pembangunan bandara di Sukabumi agar menjadikan Sukabumi sebagai pusat pariwisata Jawa Barat dan memudahkan kelancaran mobilitas pengunjung yang akan datang ke Sukabumi. Sehingga meningkatnya pendapatan ekonomi pada sektor pariwisata

320


Konsep Perancangan Sebagai bentuk lokalitas daerah, adapun perancangan Teriminal Penumpang Bandar Udara di Sukabumi ini mengusung konsep Arsitektur Leuit Kampung Kasepuhan Sinar Resmi. Kampung Kasepuhan Sinar Resmi, merupakan salah satu kampung adat di wilayah Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi. Leuit merupakan bangunan tradisional khas kasepuhan yang berfungsi sebagai lumbung padi. Salah satu Leuit yang sakral dan menjadi identitas Kampung Kasepuhan Sinar Resmi adalah Leuit Si Jimat. Konsep tata ruang Terminal Bandara menggunakan Konsep Linier yang mana area keberangkatan berada di bagian timur dan area kedatangan di area barat. Konsep Leuit sebagai bangunan dengan ruang tanpa sekat di aplikasikan pada ruang tunggu keberangkatan dan anjungan pengunjung yang berada di lantai dua. Bangunan ini juga di keliling oleh elemenelemen lanskap seperti kolam, taman terasering dan court yard.

321


Bangunan ini juga mengusung konsep selaras alam. Bukaan kaca pada bagian utaraselatan diharapkan dapat menjadi sumber pencahayaan dan kisi-kisi kayu pada fasad bangunan diharapkan menjadi celah masuknya udara alami kedalam bangunan. . Pada area outdoor bangunan di keliling oleh elemen-elemen lanskap bernuansa alam khas Sukabumi seperti kolam merepresentasikan sungai, taman terasering

merepresentasikan sungai, taman terasering khas Sukabumi seperti kolam merepresentasikan sungai, taman terasering menggambarkan persawahan dan pepohonan sebagai hutan. Tidak hanya exterior bangunan, Konsep alam juga diaplikasikan pada interior bangunan dalam bentuk penggunaan material alami seperti batu, kayu ataupun bambu

322


323


324


325


326


327


328


Template 1, buat yang killer picnya horizontal

KILLER PICT

MUSEUM BUS INDONESIA Oleh: Fachrul Deanca Dosen Pembimbing : Ir. Sri Hartuti Wahyuningrum, M.T Dosen Penguji: Ir. Indriastjario, M. Eng

329


Bus merupakan salah satu moda transportasi umum yang banyak digunakan di kota kota di Indonesia, bahkan sejak era kolonial Belanda, bus sudah menjadi andalan masyarakat dan pemerintahan dikarenakan efektifitas dan fleksibilitas bus sebagai moda transportasi. Hal ini tentu meninggalkan jejak sejarah bagi Indonesia. Perkembangan bus dari masa lalu, hingga masa kini akan mencerminkan perkembangan bangsa Indonesia baik dari segi sosial, hingga teknologi otomotif. Hal ini yang menjadi awal mula tercetusnya ide perancangan Museum Bus Indonesia. Dimana masyarakat dapat mempelajari sejarah bus - bus yang ada di Indonesia, serta merasakan pengalaman menaiki bus di Museum Bus Indonesia. 330


Design Concept Konsep desain Museum Bus Indonesia secara umum menggunakan dua konsep yaitu konsep arsitektur kontemporer dan konsep educational exhibition. Konsep arsitektur kontemporer dapat terlihat pada bentuk dan fasad bangunan yang menggunakan beberapa karakteristik arsitektur kontemporer seperti penggunaan fasad transparant, bentuk massa yang ekspresif dan dinamis dengan menggambil garis dan bentuk dasar dari bus, harmonisasi ruang dalam yang menyatu dengan ruang luar menggunakan skybridge, serta konsep ruang yang terkesan terbuka dengan menata ruang tanpa sekat. Konsep educational exhibition, yang merupakan konsep dimana suatu ekshibisi dapat mengedukasi pengunjung dapat terlihat dari konsep keseluruhan museum bus indonesia. Dimana pengunjung ketika melakukan kunjungan akan melalui alur eksibisi yang dimulai dari lobby yang berbentuk seperti terminal, dilanjutkan dengan tour menuju area pameran dengan bus, lalu melakukan pengamatan sejarah bus pada area ekshibisi bus tua, mengetahui bagian bus melalui ekshibisi bagian bus, dan diakhiri dengan tour pabrik Karoseri Laksana.

331


Pada konsep struktur, bangunan ini menggunakan struktur konvensional dengan kolom dan balok beton bertulang yang memiliki bentang terjauh sejauh 10 meter. Penggunaan struktur beton dan bentang sejauh 10 meter ditujukan untuk menopang beban yang besar dari koleksi bus, serta untuk memberi sirkulasi dan manuver yang cukup untuk bus didalamnya. Struktur beton pada bangunan ditutup oleh dinding kaca dan grc board. Dinding kaca berguna untuk memberi kesan lapang pada ruang dalam bangunan yang sudah cukup penuh dengan koleksi bus yang berukuran besar. serta grc board berfungsi untuk menutup beberapa area yang tertutup serta untuk memberi aksen pada bangunan.

Kemudian dalam usaha beradaptasi dengan kondisi tapak yang memiliki kontur menurun pada bagian belakang, diberikan ruang semi basement yang berada di area kontur rendah. Hal ini membuat banguan museum bus indonesia terlihat hanya memiliki satu lantai pada sisi bagian depan, namun sesungguhnya bangunan ini memiliki dua lantai jika dilihat dari sisi belakang. Ruang pada semi basement dimanfaatkan sebagai ruang semi outdoor yang berpusat di plaza bagian tengah bangunan, serta dimanfaatkan sebagai area kantor pengelola, pameran semi outdoor, souvenir shop, dan kafe.

HALL

LOBBY

POTONGANem ipsum

Untuk penutup atap, digunakan penutup atap jenis bitumen untuk mengakomodir kemiringan atap yang landai. Atap bitumen ini ditopang oleh rangka atap baja wf yang pada akhirnya disalurkan pada balok beton.

EKSHIBISI

332 KAFE

SOUVENIR SHOP


WISATA EDUKASI SEMARANG SEA AQUARIUM Oleh : Kirana Dian Faizah Dosen Pembimbing : Ir. Dhanoe Iswanto, MT Dosen Penguji : Prof. Dr. Ir. Edi Purwanto, MT

Pariwisata merupakan kegiatan yang terus berkembang hingga saat ini, sebagian faktor pemicu karena semakin meningkatnya rasa ingin individu untuk memiliki waktu luang dengan suasana yang berkualitas. Pada zaman modern saat ini tempat - tempat wisata sudah mengembangkan bisnis plan-nya dengan membuat tempat wisata yang mendidik, atau biasa disebut wisata edukasi. Aquarium berasal dari bahasa latin “aqua”, yang berarti air, dan “rium” yang artinya tempat atau bangunan. Sea Aquarium digunakan untuk sebuah sarana yang mengandung nilai rekreasi, informasi, dan edukasi. Serta mengkonservasi biota laut kedalam tangki aquarium atau wadah yang diperlihatkan secara alami kepada pengunjung.

333


334


DENAH SITUASI LANTAI 1

DENAH LANTAI 2

Bangunan ini terdiri dari dua lantai. Lantai dasar untuk area publik berupa display aquarium, serta beberapa fasilitas penunjang pengunjung lainnya. Dan lantai dua berupa dek aquarium yang berfungsi untuk memantau konservasi biota laut dan kantor pengelola.

Menggunakan konfigurasi ‘Linear’. Merupakan jalur lurus yang dapat menjadi elemen pengatur utama bagi serangkaian ruang. Ditambah dengan bentuk ruang ‘Tertutup’. Membentuk koridor private untuk menciptakan fokus edukasi yang disajikan.

POTONGAN A-A

POTONGAN B-B 335


KONSEP Menerapkan konsep metafora dengan bentuk

LANSKAP Pada area sekitar fasade banyak ditanami

ikan paus sebagai icon utama bangunan ini.

tanaman khas tepi pantai. Hal ini dimaksudkan untuk mencerminkan wisata eduakasi Sea Aquarium termasuk bagian dari kawasan Marina. Atau bisa menjadi icon baru pada kawasan tersebut.

Metafora adalah suatu gaya yang berkembang pada zaman postmodern. Arsitektur Metafora, pada umumnya memiliki karakter layaknya gaya bahasa metafora yaitu perbandingan dan perumpamaan. Karakter tersebut diterjemahkan dalam visual. Bentuk fasade ini mencerminkan apa yang akan disajikan dalam pariwisata ini.

Turtle Touch Pool Museum Coral

INTERIOR Pemilihan warna pada interior harus memiliki kedinamisan yang terhubung dengan sarana edukasi yang sedang ditampilkan atau berhubungan erat dengan display aquarium,

Lobby Display Aquarium

336


WISATA KULINER RIVERFRONT AREA SEMARANG Oleh: Mutiara Christantia Ruth.T Dosen Pembimbing : Dr. Ir. R. Siti Rukayah, MT Dosen Penguji: Dr. Ir. Atiek Suprapti, MT

337


BACKGROUND

Kali Semarang memiliki potensi meluas m e n g e n a i p e r d a g a n g a n d a n j u g a perekonomian warga yang kala itu dibantu dengan pendistribusian melalui transportasi kapal yang melintas sehingga barang mudah tersalurkan menuju rumah­rumah (gudang) penyimpanan barang. Kondisi terkini hanya menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Bangsa Indonesia kala itu, menjadi tidak terpandang penting dan sudah memudar eksistensinya seiring perkembangan teknologi modern yang serba ada. Potensi Kali Semarang harus digali kembali guna mencegah hilangnya budaya masyarakat sekitar yaitu Budaya Tionghoa, Transportasi & Niaga dan Pariwisata. Potensi yang digali guna memajukan 3 aspek dalam perancangan kali ini yaitu: Budaya, Perekonomian (Berdagang), dan Potensi Kali Semarang melalui konsep Perancangan Riverfront yaitu Pengolahan objek dengan menggunakan potensi kajian Kawasan Tepi Air diimbangi dengan area wisata kuliner guna m engembalikan citra Budaya Heritage Tionghoa dan citra Kali Semarang.

CONCEPT

Bangunan tradisional Cina yaitu serupa dengan salah satu prinsip tipikal bangunan yang diterapkan masyarakat Tionghoa yaitu Axial Planning. Bentuk simetris orthogonal pada bagian denah dan potongan bangunan. Prinsip ini berasal dari kosmologi Tionghoa. P e n e r a p a n A x i a l P l a n n i n g d i i m p l e m e n t a s i k a n d e n g a n m a s s a bangunan menggunakan prinsip Tiongoha yaitu Jin & Lu : Sumbu Membujur (JIN) merupakan sumbu utama dan Sumbu m e l i n t a n g ( L u ) m e r u p a k a n S u m b u sekunder Tradisional Cina

Implementasi Jin & Lu

338


CIRCULATION ORGANIZE .

FORM FINDING .

Organisasi Sirkulasi : LINEAR & RADIAL Organisasi Tata Ruang : RADIAL

FORMING­1 Optimalisasi sesuai Kosmologis Cina “Geometris Ketat” FORMING­2 Aktualisasi massa, “Divided” sesuai kebutuhan

FORMING­3 Aktualisasi massa, Dengan Zoning.

BUILDING SIDES .

ZONING .

Vertical Zoning

Horizontal Zoning

SPACE ORGANIZE .

“4 Single Massa & 1 Triple Massa” Konfirgurasi Simetrikal berbentuk geometri sisi­4/persegi dengan modulasi yang berbeda 339

BUILDING SIDES .


STRUCTURE .

KARAKTERISTIK : • Atap pelana • Atap massa tunggal • Model gabled (Ekspos Kemiringan) • Material Kayu

EXTERIOR .

Rangka ATAP “Ngang Shan”

TOU­KUNG

INTERIOR .

Bracket­sets; Konstruksi Penopang Atap; Struktur Balok dan Kolom pada atap sebagai penahan beban alam & atap Rangka badan bangunan .

Distribusi beban struktur .

Melibatkan kontribusi KOLOM, BALOK, DINDING, PONDASI 340


341


342


343


344


PENGEMBANGAN PPAP AGRO CENTER SOROPADAN MENJADI

SOROPADAN AGRO EDUTAINMENT CENTER DI TEMANGGUNG Oleh: Tutut Liya Rifky Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Agung Dwiyanto M.T. Dosen Penguji: Dr. Ir. Budi Sudarwanto M.Si. Sukawi S.T., M.T.

345


Pusat Pelayanan Agribisnis Petani (PPAP) Agro Center Soropadan merupakan sebuah area pertanian yang biasa digunakan sebagai tempat sosialisasi, promosi, edukasi dan pameran produk-produk pertanian. Dibangun tahun 1969 dan mulai difungsikan sebagai agrowisata serta pusat penelitian dan pengembangan tanaman pangan pada 2003. Sebagai Agro Center, PPAP juga mewadahi kegiatan pameran serta promosi produk pertanian melalui Soropadan Agro Expo dan Gelar Promosi Agribisnis. Berdasar tinjauan pada 2020, terjadi penurunan fungsi pada Kawasan Soropadan ini, sehingga perlu adanya pengembangan untuk menghidupkan kembali kawasan ini.

346


Masterplan Kawasan dirancang dengan mempertimbangkan area agrowisata pada eksisting, sehingga tercipta layout satu kawasan yang memiliki kesinambungan dari segi bentuk dan juga alur sirkulasi. Bangunan utama sebagai bagian dari pengembangan difungsikan sebagai gate masuk sekaligus pintu keluar pada kawasan agrowisata Soropadan. Pengaturan layout area agrowisata didasarkan pada pembagian lahan dinas-dinas terkait. Bangunan Utama Pengembangan Area Green House Dinas Pertanian Area DInas Perkebunan Area Dinas Perikanan Area Dinas Lingkungan Hidup Area Dinas Peternakan Area Dinas Kehutanan

347

Massa Bangunan dan Zoning Mikro Massa Bangunan didapatkan dari perpanjangan garis imajiner sisi tapak, dengan mempertimbangkan nilai koefisien dasar bangunan, building depth serta fungsi area plaza sebagai tempat penyelenggaraan pameran pertanian. Bangunan utama terdiri dari 3 lantai dengan pembagian zonasi yang mempertimbangkan pola sirkulasi, view from site, serta faktor area bisnis.


View view dari jalan utama langsung mengarah ke Plaza yang mana merupakan pusat kegiatan pameran pertanian dan gelar promosi agribisnis yang diharapkan mampu menjadi magnet bagi pengunjung agar kawasan Soropadan kembali hidup.

Konsep tampilan interior maupun eksterior dengan mengekspos material asli, seperti kayu, concreate, maupun penambahan vegetasi di dalam dan di luar bangunan untuk memperkuat identitas bangunan pertanian.

348


349


350


ISSN : 2549-4273 ISBN : 2548-4273


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.