THE
GRID:
HUNIAN BERKELANJUTAN MILENIAL INDONESIA
LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AR-4099 STUDIO TUGAS AKHIR Darien Ilham Hananditya (15217054) Pembimbing : Ir. Achmad Deni Tardiyana, MUDD PROGRAM STUDI SARJANA ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2021
HUNIAN BERKELANJUTAN MILENIAL INDONESIA
DARIEN ILHAM HANANDITYA 15217054
Menyetujui, _________________
Pembimbing
Ir. Achmad Deni Tardiyana, MUDD.
“We should not forecast what will happen, but try to make provisions for the unforeseen”
- John N. Habraken, 1961 -
KONTEN
I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
I.2
Tujuan Proyek
I.3
Deskripsi Umum Proyek
II
ANALISIS DAN STUDI PRESEDEN
II.1
Kajian pengguna
II.2
Analisis Tapak dan Lokasi
II.3
Analisis Preseden
III
PEMROGRAMAN
III.1
Visi dan Tujuan Pemrograman
III.2
Isu Perancangan
III.3
Skema Zonasi dan Hubungan Ruang
III.4
Program Ruang
IV
KONSEP DAN STRATEGI PERANCANGAN
IV.1
Konsep Dasar Rancangan
IV.2
Open Building : Supports and Infill
IV.3
Strategi Gubahan Spasial & Massa
IV.4
Strategi Selubung Bangunan
IV.5
Respons Terhadap Konteks Tapak
IV.6
Integrasi Struktur dan Sistem Bangunan
V
GAMBAR PRA RANCANGAN
V.1
Gambar Proyeksi Orthogonal
V.2
Perspektif Eksterior dan Interior
I
PENDAHULUAN
1
I.1
Latar Belakang
I.2
Tujuan Proyek
I.3
Deskripsi Umum Proyek
LATAR BELAKANG
TUJUAN PROYEK
Sebagai kebutuhan dasar manusia, hunian memiliki dampak yang besar terhadap manusia dan lingkungannya. Maka dari itu, desain hunian dapat menjadi kunci untuk mencapai masa depan yang lebih berkelanjutan. Selama beberapa dekade terakhir, tipologi hunian massal tidak mengalami perubahan. Pembangunan hunian merupakan industri yang relatif konservatif.
Mewujudkan model hunian baru berdasarkan potensi generasi milenial sebagai demografi dominan pasar hunian. Model hunian baru dirancang untuk mewujudkan masa depan yang lebih berkelanjutan, ramah lingkungan, dan dapat mendorong dan menginspirasi gerakan arsitektur yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan
Dengan mayoritas generasi milenial yang mulai memasuki usia produktif, pasar properti hunian didominasi generasi ini. Tidak seperti generasi sebelumnya, generasi ini tumbuh besar dengan perkembangan pesat teknologi. Millenial memiliki karakteristik yang berpotensi untuk mewujudkan masa depan yang lebih berkelanjutan, termasuk pada hunian.
DESKRIPSI UMUM PROYEK
SITE
Mungkinkah karakteristik generasi yang progresif ini membantu membentuk model hunian baru yang lebih ramah lingkungan, berkelanjutan, dan sesuai dengan karaktersitik dirinya?
Proyek ini berlokasi di Jl. Rancanumpang, Rancanumpang, Kec. Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat 40295. Masa Depan Berkelanjutan
Karakteristik Milenial
Proyek ini merupakan bangunan hunian vertikal ketinggian menengah dengan sistem co-living
2
II
ANALISIS DAN STUDI PRESEDEN
3
II.1
Kajian pengguna
II.2
Analisis Tapak dan Lokasi
II.3
Analisis Preseden
KAJIAN PENGGUNA
KARAKTERISTIK KUNCI
Menurut Pew Research Centre, generasi milenial didefinisikan sebagai seseorang yang lahir di antara tahun 1981 hingga 1996. Rentang waktu kelahiran ini secara umum diterima oleh berbagai institusi sebagai rentang waktu kelahiran generasi milenial. Menurut definisi ini, generasi milenial di tahun 2021 berumur 25 hingga 40 tahun.
MENGENAL MILENIAL
gemar membentuk komunitas dan rela berbagi
menjunjung tinggi keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan dibanding upah.
cenderung menyukai hal-hal yang unik dan baru.
Menurut Indonesia Milllennial Reports 2019, generasi milenial Indonesia berbeda dengan generasi sebelumnya. Perkembangan teknologi yang pesat terutama dalam sektor digital berdampak besar terhadap generasi ini dan generasi kedepannya. Hampir semua kegiatan milenial berbasis atau didukung oleh teknologi digital. Dari pekerjaan hingga aktivitas yang dilakukan di waktu senggang. Karena generasi ini tumbuh di masa cepatnya perkembangan teknologi, generasi ini terpaksa harus lebih adaptif dan terbuka terhadap perubahan.
Generasi milenial juga merupakan generasi yang aktif. Menurut Indonesia Millennial Report 2019, 31% dari generasi milenial mengaku olahraga merupakan aktivitas favorit mereka. 23% dari generasi milenial mengaku kuliner merupakan aktivitas favorit mereka, diikuti oleh memasak dengan angka 14,7%. Mudahnya konsumsi media juga berpengaruh terhadap aktivitas favorit milenial, 11,9% dari generasi ini mengaku menonton film sebagai aktivitas favoritnya dan 5,7% gemar bermain musik. Generasi milenial memiliki antusias yang tinggi untuk melakukan hal-hal yang dapat dibagikan baik langsung atau melalui sosial media.
minat yang tinggi untuk menjadi wirausaha.
Kreatif dalam berprofesi.
keinginan tinggi dalam berperan mengurangi dampak pemanasan global.
4
ANALISIS TAPAK Alur matahari memiliki deviasi ketinggian solar yang relatif kecil. Hal ini disebabkan karena lokasi koordinat tapak 6,96° LU. Artinya, tapak terletak dekat dengan garis khatulistiwa dan termasuk kedalam iklim tropis.
PROFIL Luas Tapak: 8,159m²
KDB (40%): 3,264m² KLB (2.40): 19,582m²
daerah Kota Bandung memiliki suhu rata-rata 21,63°C, curah hujan 2.031,5 mm per tahun. Kawasan Gedebage memiliki karakteristik topografi yang cukup datar.
KDH (30%): 3,718m²
5
Aksesibilitas
Delineasi
Sungai
Fungsi
Terdapat dua jalan pada dua sisi tapak, Jl. Rancanumpang yang merupakan jalan dua arah dan Jl. Usman Bin Affan yang merupakan jalan satu arah
Tapak berbentuk trapesium dengan GSB 5-meter pada sisi yang berbatasan denganjalan. Trotoar jalan belum dibangun.
Tapak bersebrangan dengan Sungai Cikeruh di sebrang Jl. Rancanumpang.
Bangunan di sekitar tapak merupakan perumahan tapak dan fasilitas penunjangnya seperti masjid dan sekolah.
LOKASI Proyek ini terletak di Kelurahan Rancanumpang, Kecamatan Gedebage, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Masjid Al-Jabar
Kawasan ini dipilih karena dinilai memiliki prospek strategis mengingat akan dibangunnya Stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).
Stadion GBLA Lokasi Tapak
Stasiun KCJB Tegalluar
Merujuk kepada dokumen RTRW Kota Bandung, kawasan Gedebage ditetapkan sebagai pusat pelayanan kota kedua. Artinya, kegiatan Kota Bandung dapat diratakan ke wilayah ini. Kawasan Gedebage juga sedang direncanakan menjadi pusat fungsi pemerintahan Ibu Kota Provinsi Jawa Barat.
Meski Sebagian besar lahan di Kawasan ini masih merupakan sawah dan rumah tapak, pembangunan sudah mulai berjalan seperti dibangunnya Stadion Gelora Bandung Lautan Api dan juga Mesjid Terapung Al- Jabar.
6
ANALISIS PRESEDEN:
SUPERLOFTS Setiap unit hunian dibuat dengan ketinggian 5-6 meter. Artinya, ekspansi hunian menjadi dua lantai dapat dilakukan. Dalam kasus ini, lantai 2 dibangun menggunakan mezanin kayu. Kayu dipilih karena keringanannya, sehingga ekspansi tidak terlalu membebani struktur.
Hunian ini ditargetkan untuk generasi muda kreatif dan independen, dimana gaya hidupnya memiliki kebutuhan ruang yang spesifik. Dengan memungkinkannya konfigurasi unit hunian, pengguna dapat menggabungkan studio musik, kantor, atau dapur komersial dengan rumahnya. Bangunan ini memiliki kemungkinan konfigurasi hunian yang luas.
Lokasi Tahun Klien Arsitek Kontraktor
: : : : :
Amsterdam, Belanda 2016 Cooperative Housing Community (CHC) Marc Koehler Architects ERA Countour B.V.
Superlofts adalah bangunan co-living yang mengimplementasikan konsep open building Habraken. Teknologi modular digunakan berdasarkan konsep open building. Oleh karena itu, hunian masing-masing hunian dapat dikonfigurasi sesuai keinginan pengguna. Bangunan ini didirikan ditengah krisis keuangan bagi mereka yang ingin memiliki hunian. Untuk meringankan keuangan, pendanaan bangunan dilakukan oleh calon penghuni dibawah pimpinan tim arsitek.
7
ANALISIS PRESEDEN:
NIU COLIVING
Lokasi
: Ciudad De Mexico, Mexico
Tahun
: 2020
Arsitek
: CRAFT Arquetectos
NIU Co-living merupakan bangunan apartemen 4 lantai dengan total 54-unit hunian merupakan salah satu preseden apartemen co-living. Apartemen ini didesain untuk menciptakan rasa kepemilikan antara penghuninya. Terdapat ruang-ruang yang dapat digunakan bersama oleh pengguna.Dengan ruang-ruang bersama ini juga dapat tercipta komunitas yang terdiri oleh orang-orang yang beragam. Meski pengguna beragam, mereka tetap memiliki kesamaan dalam pola hidup sehari-hari.
Proyek ini didirikan sebagai bentuk intervensi atas bangunan residensial yang dibangun pada tahun 1960. Salah satu tujuan proyek ini juga untuk mengenang bangunan lama yang sudah dibangun sejak lama. Perancangan bangunan ini merupakan bentuk adaptive reuse dengan mempertahankan banyak karakteristik dari bangunan asli. Transformasi dilakukan sedemikian rupa untuk menciptakan komunitas yang baru.
RASIO RUANG KOMUNAL DAN UNIT
Unit
Komunal
23%
77%
Bangunan ini memiliki luasan total fasilitas ruang komunal seluas 830m² dan total luasan area unit hunian sebesar 2,750m². Artinya, fasilitas komunal memakan 23,2% dari total area hunian dan 76.8% digunakan untuk unit hunian 8
III
PEMROGRAMAN
9
III.1
Visi dan Tujuan Pemrograman
III.2
Isu Perancangan
III.3
Skema Zonasi dan Hubungan Ruang
III.4
Program Ruang
VISI PROYEK
ISU PERANCANGAN 1. Karakteristik Penghuni
“Mewujudkan model hunian baru yang berkelanjutan melalui interpretasi karakteristik milenial dan gen-z dalam bentuk arsitektur yang dapat medorong gerakan arsitektur yang lebih berkelanjutan.”
1.
Memantik terbentuknya komunitas
2.
Berbagi beberapa fungsi penghuni
3.
Minat dan Kekhawatiran
4.
Citra Bangunan
5.
Keterjangkauan
2. Keberlanjutan
TUJUAN PERANCANGAN 1. Merancang program ruang model hunian berbasis karakteristik, minat, dan sentimen generasi milenial, 2. Merancang bangunan ramah lingkungan dengan konsumsi energi dan emisi karbon rendah, dan 3. Merancang bangunan dengan citra bangunan “Hijau”.
1.
Material ramah lingkungan
2.
Efisiensi Konstruksi
3.
Konsumsi energi operasional
4.
Sumber pangan
3. Penghijauan dan unsur Alam 1.
Lingkungan Restoratif
2.
Citra Bangunan “hijau”
10
Unit 1BR
SKEMA ZONASI DAN HUBUNGAN RUANG Daycare
Retail
Lantai dasar dibuat publik agar bangunan memiliki dampak positif terhadap kawasan. Terdapat Restauran, Co-working space, café, dan berbagai fasilitas yang digemari generasi muda. Akses pada laantai dasar dibuat permeabel dengan mengedepankan akses pejalan kaki. Kendaraan roda dua dapat juga mengakses lantai dasar untuk mendukung aktivitas e-commerce.
Rooftop
Lantai Dasar Maker Space
Yoga Studio
11
Unit 3BR
Lantai 1-9
Unit 3BR+
Klinik Gym
Akses ke area hunian dibatasi hanya melalui core untuk memastikan keamanan. Pada area privat, ruang disusun sedemikian rupa untuk memantik terciptanya komunitas dan rasa kepmilikan dengan memberikan
Unit Studio
Area Komunal
Koperasi
Urban Farms
RSG
Privat/Milik Penghuni Publik
DIAGRAM KEDEKATAN RUANG
PROGRAM RUANG
RASIO RUANG KOMUNAL DAN UNIT Greenhouse
Luas Tapak: 8,159m²
Komunal
Unit
Fungsi
11%
13%
KDB (40%): 3,264m²
Hunian
76%
KLB (2.40): 19,582m²
SRP: 120
Luas Lantai Dasar: 3,008m²
Kapasitas Parkir Mobil 92
Luas Lantai Total: 3,264m²
Kapasitas Parkir Motor 78
Ruang Retail A Retail B Barber Shop Retail C Laundry Kantor Pengelola Coffee/Coworking Publik/Semi Restaurant Publik Gym Maker's Space Klinik/Apotek Studio Yoga Koperasi RSG Daycare Total
Luas
Jumlah 36 48 48 64 64 64 120 120 128 128 128 128 160 160 96
1 3 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Ruang Komunal Komunal Komunal Komunal
Ruang Ruang Penunjang Ruang Ruang Total
Total 36 144 48 320 64 64 120 120 128 128 128 128 160 160 96 1844
Rooftop
Fungsi Utilitas
Luas A B C D
Luas
Ruang Sampah + Storage Genset Pompa Basemen Total
Luas
Ruang
Jumlah 115 79 15 14
Total 2760 3792 1080 1344 8976
Jumlah
Total
48 60 72 84
Ruang Greenhouse A Greenhouse B Greenhouse C Total
Fungsi Core
Luas 24 48 72 96
Fungsi
Fungsi
Fungsi
Ruang Studio 1BR 3BR 3BR+ Total
2 2 9 8
Jumlah 36 60 84
Luas
Core A Core B Core C Total
Total Total + Sirkulasi 30%
4 16 2
Total 144 960 168 1272
3 1 3
Total 108 20 72 200
9 8 7
Total 432 384 336 1152
Jumlah 36 20 24
Jumlah 48 48 48
96 120 648 672 1536
14,980 19,474
12
IV
KONSEP DAN STRATEGI RANCANGAN
13
IV.1
Konsep Dasar Rancangan
IV.2
Open Building : Supports and Infill
IV.3
Strategi Gubahan Spasial & Massa
IV.4
Strategi Selubung Bangunan
IV.5
Respons Terhadap Konteks Tapak
IV.6
Integrasi Struktur dan Sistem Bangunan
KONSEP DASAR RANCANGAN Konsep pada rancangan ini adalah untuk menggabungkan potensi karakteristik milenial untuk mencapai desain hunian yang berkelanjutan dan dinamis, juga sebagai propaganda arsitektur berkelanjutan melalui aspek visual.
Desain Biofilik Lingkungan restoratif
Vegetasi sebagai shading
Rumah kaca
Ruang-ruang dinamis
Open Building
Urban Farms
Hidroponik Jejak karbon negatif
Citra bangunan “Hijau”
Carbon Sink (SWB)
Hemat Energi
Prefabrikasi
Pencahayaan dan ventilasi alami
CoLiving Berbagi fungsi bersama
14
OPEN BUILDING DESIGN: SUPPORTS AND INFILL Open Building Design yang dikemukakan oleh N.J. Habraken di tahun 1972. Dalam konsep ini, Habraken mengemukakan tingkatan-tingkatan dalam perancangan hunian. Secara garis besar, terdapat tiga tingkatan pengambilan keputusan dalam pengembangan hunian, yaitu tingkat jaringan (Tissue), pendukung (Support), dan Infill. Dalam tatanan bangunan ini, terdapat dua pemeran yaitu professional dan pengguna.
Jaringan Supports
Jaringan Supports dengan Infill
Jaringan pendukung (support) merupakan sistem bangunan yang memastikan bangunan dapat berfungsi. Elemen seperti sistem struktur dan utilitas bangunan berada dalam tingkatan ini.Selanjutnya, tingkatan infill terdiri atas elemen-elemen yang bersifat lebih personal untuk pengguna, seperti hunian dan fasilitas yang diinginkan dapat diimplementasikan sesuai kebutuhan.
Physical Systems
Professional
Urban Street
Territorial Units
Town Tissue Neighborhood
Support Dwelling
User
Infill Room Furniture Pendekatan Support dan Infill
Habraken mengusulkan pembagian pemeran berdasarkan tingkatan pada bangunan. Pendekatan dua arah antara professional dan pengguna memberikan fleksibilitas terhadap pengguna untuk mengadaptasikan bangunan sesuai kebutuhannya.
15
Prefabrikasi dalam konstruksi.
Model perancangan ini berarti denah hunian vertikal bisa tidak selalu seragam. Untuk memastikan efisiensi dalam konstruksi, Perlu adanya industrialisasi dalam konstruksi yaitu dalam wujud teknologi prefabrikasi. Maka dari itu, ruang-ruang yang tercipta dapat menjadi lebih dinamis meski bangunan tetap mengikuti grid modul dari support.
UNIT MODULAR HUNIAN & FASILITAS Unit Hunian dan fasilitas penunjang didesain berdasarkan modul (terkecil 4x6).
1 Modul – Studio Untuk 1 orang dan hanya mengakomodasi fasilitas tinggal minimal (tanpa dapur).
4 Modul – 4 bedroom Serupa dengan unit 3 modul, namun dengan luasan unit yang lebih besar untuk mengakomodasi kebutuhan pengguna bagi keluarga yang lebih tua.
3 Modul – 3 bedroom Untuk keluarga muda yang baru memulai keluarganya, terdapat satu master bedroom dan 2bedroom dengan fasilitas dapur dan ruang keluarga
2/3 Modul – Komunal Substraksi 2 hingga 3 modul untuk digunakan untuk ruang- ruang bersama untuk berbagai macam fungsi yang dapat ditentukan penghuni. Fungsi wajib ruang komunal tiap lantai adalah dapur bersama.
2 Modul – 1BR Unit untuk pasangan muda dengan 1 master bedroom dan living room, dining room, dan dapur sederhana. 16
AREA KOMUNAL SEBAGAI SHARED KITCHEN + LIVING
17
AREA KOMUNAL SEBAGAI FASILITAS LEISURE
18
SUSUNAN UNIT & FASILITAS Open Building Design berarti denah hunian dapat menjadi lebih fleksibel. Artinya, fungsifungsi komunal dapat disesuaikan untuk kebutuhan di masa depan. Ruang komunal ini juga bertujuan untuk memantik terbantuknya komunitas yang erat antar penghuni.
Ruang Komunal Unit 3BR
Unit 3BR+
Unit Hunian 1BR Unit Studio Ruang Komunal
DENAH AKSONOMETRI TOWER HUNIAN
19
SKENARIO ALOKASI UNIT HUNIAN DAN FASILITAS PENUNJANG Sebagai penyelesaian tugas akhir, diperlukan scenario denah-denah rancangan hunian yang fleksibel ini.
20
STRATEGI GUBAHAN SPASIAL & MASSA
21
1
2
3
Modul terkecil disusun sedemikian rupa untuk memaksimalkan view unit ke luar dann menciptakan ruang di dalam.
Penyusunan modul untuk menciptakan permeabilitas yang sesuai batas Koefisien Dasar Bangunan.
Penyusunan susunan massa setinggi enam lantai, sesuai dengan Koefisien Lantai Bangunan.
4
5
6
Distribusi ulang porsi massa sebagai respons arah view dan bentuk massa yang lebih ramah menghadap sungai.
Substraksi massa massif untuk menciptakan ruang komunal dan sebagai jalan udara cross
Pemanfaatan area atap untuk agrikultur dan penggunaan planter sebagai shading ruang-ruang nonmassif.
ventilation.
MASSA BANGUNAN
(MATA BURUNG)
22
STRATEGI SELUBUNG BANGUNAN
23
PENCAHAYAAN ALAMI
VENTILASI SILANG
Gubahan massa dibentuk sedemikian rupa untuk memastikan paparan sinar matahari (baik yang langsung maupun tidak langsung) cukup untuk semua area bangunan. mengingat intesitas matahari yang kuat di area iklim tropis, konsumsi energi untuk pencahayaaan dapat dikurangi terutama di siang hari.
Area komunal yang bersifat non-massif berarti udara dapat bergerak dengan bebas melewati bangunan. Susunan sirkulasi single loaded juga berarti area koridor tidak tertutup dan dapat dilewati oleh udara. Bangunan tidak menggunakan Air Conditioning mengingat potensi iklim di kawasan tapak. Iklim di kawasan ini memungkinkan pencapaian kenyamanan termal tanpa banyak intervensi aktif.
ATAP KE PIRING Area atap dimanfaatkan untuk agrikultur dalam bentuk rumah kaca dengan sistem tanam hidroponik. Fasilitas ini juga menjadi upaya untuk memantik terbentuknya komunitas penghuni bangunan Berikut beberapa contoh tanaman yang dapat ditanam:
Stroberi
Paprika
Tomat
Ilustrasi skematik sistem tanam hidroponik
Mentimun
Daun Basil
Seledri
DESAIN BIOFILIK Desain memadukan unsur alam melalui dua cara, yaitu dengan material utama bangunan SWB (Strand Woven Bamboo) dan dengan memempatkan area hijau kecil. Material dan desain interior dirancang untuk memberikan kesan bambu. Planter box dan vegetasi tidak hanya digunakan untuk memberikan efek restoratif terhadap penghuni, tetapi juga sebagai shading dan mencegah cipratan air hujan.
24
RESPONS TERHADAP KONTEKS TAPAK
ISOMETRI BANGUNAN
1. Aksesibilitas dan Permeabilitas Akses kendaraan roda empat dibatasi pada perimeter terluar bangunan dan langsung ke arah basemen. Akses pejalan kaki menjadi dominan mengingat tapak berada dalam radius 1 KM dari stasiun Tegalluar, yang merupakan proyek TOD terbesar di Indonesia per 2021. Akses pejalan kaki bersama dengan kendaraan roda dua untuk memudahkan pengunaan jasa-jasa e-commerce. Lantai dasar bangunan juga dibuka untuk aktivitas ekonomi
2. Massa dan Sungai Bentuk gubahan bangunan menurun ke arah sungai agar memiliki bahasa yang lebih bersahabat terhadap sungai. Substaksi massa juga memberikan view baik ke arah Masjid Al-Jabar.
view
25
Aksesibilitas
View
Sungai
Fungsi
Akses kendaraan roda empat hanya pada perimeter tapak, mengedepankan permeabilitas pejalan kaki
Arah View menghadap Mesjid Terapung Al-Jabar.
Tapak bersebrangan dengan Sungai Cikeruh di sebrang Jl. Rancanumpang.
Bangunan di sekitar tapak merupakan perumahan tapak dan fasilitas penunjangnya seperti masjid dan sekolah.
KONSTRUKSI STRAND WOVEN BAMBOO RESPONS TERHADAP KONTEKS TAPAK
konstruksi material ini membutuhkan solusi yang berbeda dari bangunan konvensional yang menggunakan bata dan beton. Meski kuat, SWB merupakan material dengan massa jenis yang relatif rendah, sehingga getaran dan suara menjadi tantangan. Maka dari itu, pada dinding dan plat lantai perlu dilapisi dengan insulasi sebagai peredam akustik dan getaran.
ISOMETRI STRUKUR
SISTEM STRUKTUR Sistem struktur merupakan hibrida atas material SWB (Strand Woven Bamboo), baja, dan beton bertulang. Area basemen dan bagian core dibangun menggunakan beton bertulang. Material utama struktur menggunakan SWB (Strand Woven Bamboo) dengan baja sebagai pelat sambungan Pitzl. Penggunaan beton di area area penting bertujuan untuk meningkatkan performa struktur terutama melawan gaya lateral seperti gempa. Kelembaban juga menjadi tantangan dari material ini. maka dari itu, Untuk mencegah terjadinya pelapukan, unsur kolom dan balok dilapisi dengan komposit plastik dengan finish serupa dengan SWB itu sendiri
26
SKEMA UTILITAS (1 Tower)
Air Bersih Terdapat dua shaft plumbing di sudut berlawanan bangunan dengan pompa air terlatak di basemen bersama ground water tank dan Roof water tank pada sisi tertinggi bangunan
27
Air Kotor Air kotor turun pada shaft unit kemudian ke septic tank dan roil kota.
Elektrikal
Sampah
Genset terletak di basemen tower tertinggi kemuan listrik dialurkan melalui shaft pada core
Terdapat shaft sampah pada core yang terhubung pada ruang sampah untuk pick-up.
V
GAMBAR PRA RANCANGAN
V.1
Gambar Proyeksi Orthogonal
V.2
Perspektif Eksterior dan Interior
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
Perspektif Eksterior
Perspektif Ruang Komunal
49
Perspektif Ruang Komunal
Perspektif Ruang Komunal
Perspektif Sirkulasi dan Ruang Dalam Massa
Perspektif Unit Studio
Perspektif Exterior Lantai Dasar
Perspektif Unit 3BR+
50