Buletin Rumah Quran edisi Juli 2013

Page 1

     

Panggilan Barzakh : Sudah siapkah kita ? Kenali dirimu ! Masuknya Syiah di Indonesia Ayatullah M. Taqi Behjat Fumani Ziarah Imam Ali as. Hirz Nadi Ali dan lain-lain

Halaman 1

E D I S I J U LI 2 0 1 3


Prakata MAKHLUK SUCI ITUPUN MAWAS DIRI Saat sabda Allah menggelegar dan memecah kesunyian dan dengung dzikir para malaikat untuk memilih Adam sebagai khalifah muka bumi....hampir serempak malaikat bertanya tentang kebijakan Sang Khaliq itu : "Apakah Engkau akan mengangkat manusia sebagai khalifah yang gemar me rusak dan menumpahkan darah..?" Namun mereka segera tersadar atas lompatan pertanyaan yang 'cukup berani' itu. Kesadaran itu menyelipkan sebuah sikap mawas diri. Untuk sedikit cari tahu mereka bertanya : "Padahal kami selama ini bertasbih, bertahmid serta menyucikan-Mu...?". Nampaknya malaikat khawatir jangan-jangan keputusan Allah untuk meng'khalifah'kan Adam itu disebabkan kelalaian mereka dalam pengabdian.... Dengan kasih-Nya, Allah menjelaskan kepada para malaikat betapa manusia memiliki beragam kelebihan dibanding para malaikat. Bahkan Allah menguji masing-masing dari kedua kelompok makhluk-Nya itu sehingga sempurnalah hujjah-Nya. Jika makhluk suci sekaliber malaikat masih mawas diri sesaat setelah lintasan pikiran liarnya mempertanyakan keputusan-Nya...bagaimana dengan manusia ? Makhluk yang katanya 'mahallul khata

wan nisyaan' alias gudang salah dan alpa..? Wallahu aâ€&#x;lam bish-shawab

Halaman 2

E D I S I J U LI 2 0 1 3


Tafsir Al Quran

Panggilan Alam Barzakh Sudah siapkah kita ? (Rakhmat Hidayat)

“Katakanlah: "Hai orang-orang yang menganut agama Yahudi, jika kamu mendakwakan bahwa Sesungguhnya kamu sajalah kekasih Allah bukan manusia-manusia yang lain, Maka harapkanlah kematianmu, jika kamu adalah orang-orang yang benar". Mereka tiada akan mengharapkan kematian itu selama-lamanya disebabkan kejahatan yang telah mereka perbuat dengan tangan mereka sendiri. dan Allah Maha mengetahui akan orang-orang yang zalim.” (Q.S. Al Jum’ah : 6-7) Pada suatu hari Rasul saw. bersabda : “Sesungguhnya kubur senantiasa memanggil kalian dengan lima panggilan, “Wahai anak-anak Adam : 1. Engkau kini boleh berjalan diatas punggungku tapi ketahuilah bahwa engkau akan berakhir dalam perutku 2. Engkau kini boleh bersenang-senang diatas perutku tapi ketahuilah bahwa engkau akan bersedih dalam perutku 3. Engkau boleh tertawa-tawa diatas punggungku tapi ketahuilah bahwa engkau akan menangis dalam perutku 4. Engkau boleh berbuat dosa diatas punggungku tapi ketahuilah bahwa engkau akan disiksa dalam perutku Engkau boleh makan makanan haram diatas punggungku tapi ketahuilah bahwa engkau yang akan dimakan oleh ulat-ulat dalam perutku “

E D I S I J U LI 2 0 1 3

Ketika nabi Yusuf as. dimasukkan kedalam penjara, didalamnya ia bertemu dengan dua orang yang juga berada di tempat itu karena dituduh berbuat kesalahan, salah satunya tukang membuat makanan untuk raja dan yang lainnya pembuat minuman. Salah satu dari keduanya disyaki telah meracuni anggota kerajaan, belum jelas siapakah yang meletakkan racun sama ada si pembuat makanan atau pembuat minuman. Keduanya bermimpi pada malam yang sama. Melalui takwil yang dilakukan atas mimpi keduanya, nabi Yusuf as. mengatakan bahwa pembuat makanan akan dihukum mati dan pembuat minuman akan dibebaskan. Esok harinya, keduanya sama-sama dikeluarkan dari penjara itu tapi dengan perasaan yang sangat jauh berbeda, si pembuat minuman keluar dengan perasaan yang bergembira karena ia keluar menuju kebebasannya sedangkan pembuat makanan keluar dengan rasa takut yang amat dalam kerana ia keluar hanya untok dihukum mati. Jika kita mau mengambil iktibar maka contoh diatas juga memberikan pelajaran kepada kita bahwa kitapun akan mengalami salah satu dari dua perasaan itu ketika kita hendak menemui Allah. Mungkin dengan tersenyum bahagia dan mungkin dengan menangis. Ada yang memanggil-manggil Allah tapi Allah tidak menoleh kepadanya, ada yang panggilannya didengar Allah dan ada pula yang ianya yang dipanggil oleh Allah. Bagaimanakah usaha kita agar kita menjadi orang yang tersenyum menghadapi kematian itu?, bagaimanakah caranya agar kita bertemu dengan Allah dengan penuh sukacita?. Dalam pembahasan ini kita bersama akan mencari jalan agar kita menghadapi kematian dengan kebahagiaan dan kita siap untuk menemui Allah bilamana Allah menghendaki. Al-Quran sebenarnya telah banyak menyebutkan banyak ayat tentang itu demikian juga hadits Rasul saw. dan para Imam Ahlul Bait as. yang secara umum menerangkan bahwa cara satu-satunya untuk menciptakan kebahagian menghadapi kematian adalah menghias Halaman 3


Tafsir Al Quran kematian itu sebagai sesuatu yang indah dengan meningkatkan kecintaan kita kepada Allah. Kecintaan ini bukan sekedar ucapan lisan semata, tapi merupakan sesuatu yang harus diwujudkan dalam bentuk perbuatan dan keyakinan. Imam Shadiq as. berkata : “Engkau melakukan maksiat kepada Allah tapi engkau menampakkan diri sebagai orang yang mencinta-Nya. Bagiku ini adalah sikap yang aneh karena jika cinta kamu ikhlas maka engkau akan mentaati perintah-Nya, karena orang yang mencintai akan senantiasa taat kepada kekasihnya”. Terkadang kita masih takut mati sementara kita mengaku sebagai kekasih-kekasih Allah, sudah murnikah cinta kita kepada Allah ataukah kita menghias maksiat kita dengan baju kecintaan ilahi ?. Bagaimanakah tanda-tanda orang yang mencintai Allah? Kita ingin mengetahuinya agar kita mampu menciptakan cinta itu dalam diri kita. Dari apa yang kita dapatkan dari Al Quran, hadits dan riwayat kita menemukan beberapa tanda orang yang mencintai Allah :

1. Kerinduan untuk bertemu dengan-Nya, Setiap pecinta pastilah selalu menginginkan pertemuan dengan kekasihnya. Bahkan perpisahan dengan orang yang ia kasihi merupakan sesuatu yang menyiksa. Sehari rasa seminggu, seminggu rasa setahun dan seterusnya. Kecintaan ini ada mukadimahnya yang juga harus dicintai dan itu sangatlah logic. Jika anda mencintai sholat maka anda pasti mencintai wudhu sebagai mukadimahnya, bagaimana mungkin anda mencinta sholat akan tetapi tidak mencinta wudhu. Anda cinta masjid akan tetapi anda tidak menyukai perjalanan menuju masjid itu. Yang seperti itu bukanlah cinta sejati. Demikian juga dengan cinta Allah, jika anda mengaku mencintai Allah maka anda harus merindukan pertemuan dengan-Nya dan tidak ada cara lain bertemu dengannya kecuali mati maka andapun harus merindukan kematian. Bagaimana pula kita merindukan kematian?, yaitu dengan menghias kematian kita dan menjadikan pertemuan dengan Allah itu sebagai satu perjalanan yang indah. Dengan membawa bekal Halaman 4

yang disukai Allah maka pertemuan kita dengan Allah akan menyenangkan karena kita tahu bahwa Allah akan suka dengan apa yang kita bawa dalam bentuk amal sholih, ibadah dan sebagainya. “Carilah bekal maka sesungguhnya bekal yang paling baik adalah taqwa”, demikian kata Allah. Jika kekasih kita suka bunga berikanlah ia bunga. Allah berfirman kepada orangorang Yahudi dalam Al Quran : “Wahi Yahudi dan Nasrani, jika kalian mengaku bahwa hanya kalian sajalah kekasih Allah maka jadikanlah kematian sebagai harapan jika dakwaan kalian memang benar. Mereka tidak akan pernah mengharapkan mati itu karena perbuatan yang telah mereka lakukan”. Bagi kekasih-kekasih Allah, kehidupan dunia merupakan penjara yang memisahkan ia dengan kekasihnya.

2. Mencintai segala sesuatu yang berhubungan dengan-Nya. Pada suatu hari si Majnun menciumi dinding sebuah rumah. Orang-orang merasa heran dan menanyakan mengapa ia melakukan hal itu. Majnun menjawab dengan syairnya :

Aku melalui rumah Laila Aku segera menciumi dinding rumahnya itu Bukan kecintaan kepada dinding yang memenuhi hatiku Tapi cintaku kepada orang yang disebalik dinding Dalam kaidah logika disebutkan : hubusy syai-i yastalzim hubba lawaazimihi yang artinya mencintai sesuatu berarti mencintai segala yang berhubungan dengannya. Karena itu, jika kita mencintai Allah maka kita harus mencintai masjid-masjid Allah, hamba-hamba Allah, ibadahibadah kepada Allah dan semua tanda-tanda kekuasaan Allah termasuk mencintai dan mengharapkan pertemuan itu sendiri. Kita mengaku mencintai Allah tapi kita tidak mencintai tempat-tempat yang dicintai Allah, kita menganiaya hamba-hamba Allah, baik manusia, hewan atau tumbuh-tumbuhan dan kita juga senantiasa benci kepada kenampakankenampakan ibadah kepada Allah dan menganggapnya sebagai beban yang menyakitkan. E D I S I J U LI 2 0 1 3


Tafsir Al Quran 3. Bersedia berkorban untuk yang dicintai, Seseorang yang dipenuhi rasa cinta kepada kekasihnya akan merasa ringan dalam berkorban demi orang yang ia kasihi. Gunung kan ia daki dan lautpun akan ia seberangi demi kekasihnya. Gaji satu bulan dengan ringan ia habiskan untuk membelanjakan untuk kekasihnya. Ia rela menderita demi kekasihnya itu. Ia merasakan kebahagian dalam penderitaan yang timbul karena pengorbanab itu. Demikian halnya dengan kecintaan kepada Allah. Jika cinta kita tulus maka kita akan dengan sukarela dan senang hati mengorbankan segala yang kita cinta.

4. Melihat segala sesuatu yang datang dari kekasihnya adalah keindahan, Pada suatu hari seorang laki-laki berjalan dengan seorang kekasihnya. Kekasihnya ini pincang salah satu kakinya. Orang-orang yang mereka temui senantiasa memperhatikan kekurangan kekasihnya itu. Melihat hal ini si laki-laki berkata :

“Ketahuilah wahai orang-orang, bukan kaki kekasihku yang pincang tapi buminya yang miring (tidak rata)”. Kecintaan laki-laki ini menjadikannya melihat sesuatu yang ada pada kekasihnya -bahkan cacatnyasebagai sesuatu yang indah. Kecintaan kepada Allah pun demikian pula adanya. Jika cinta kita kepada Allah tulus, maka kita akan melihat segala sesuatu yang diberikan Allah adalah indah. Kata Fatimah Az Zahra as : “Aku tidak melihat daripada -Nya kecuali keindahan”. Cinta yang semacam ini tidak akan lapuk oleh hujan ataupun lekang oleh panas. Cinta semacam ini akan tetap kekal baik dalam keadaan senang ataupun susah. Kematian baginya adalah satu keindahan yang tiada tara karena pertemuan inilah yang ia tunggu. Ali bin Abi Thalib sendiri setelah dipukul dengan pedang oleh musuh Allah itu, ia berkata : “Wahai Tuhan pemilik ka‟bah, aku telah menang”.

5. Menuruti kata-kata kekasihnya, Apabila seorang laki-laki mencintai kekasihnya maka setiap permintaan merupakan kehormatan E D I S I J U LI 2 0 1 3

baginya. Ia merasa kebingungan ketika kekasihnya tidak meminta sesuatu. Ia akan senantiasa merasa kurang melayani kekasihnya. Cinta Allah pun sama adanya. Jika kita mencintai Allah maka kita akan senantiasa menuruti apa yang diperintahkan apalagi jika hal itu untuk kepentingan kita. Kita seringkali mengaku mencintai Allah, tapi perintahnya kita tinggalkan, larangannya kita lakukan.

6. Berusaha memahami isyarat kekasihnya, Jika kita mencintai seseorang maka kita akan berusaha mencari tahu makna isyarat-isyarat yang diberikan oleh kekasinya. Jika kekasihnya berkeringat maka tanpa disuruhpun ia akan menyediakan tisu atau sapu tangan. Allah pun sudah banyak memberikan isyarat tentang kematian, Kita melihat orang-orang di sekitar kita – bahkan keluarga kita- menghadap Allah akan tetapi kita tidak pernah menangkap isyarat itu sebagai peringatan bahwa kita akan sama seperti mereka. Peristiwa-peristiwa itu tidak memberikan motivasi untuk menjadikan kematian kita lebih baik dari pendahulupendahulu kita. Kita takut kepada kematian karena kecintaan kita masih belum maksimal lagi. Kita masih mencintai Allah dengan lisan kita belum dengan perbuatan apalagi dengan hati kita sementara kecintaan kita kepada dunia senantiasa dibina dan dikembangkan. Kenikmatan dunia menjadikan kita takut meninggalkannya. Tanpa kita sadari, kita telah sering diberikan peringatan tentang apa yang disebut dengan kematian, hanya saja kita tidak menyadari dan tidak mau mengambil pelajaran. Karena kita senantiasa bergelimang dengan mahligai duniawi sehingga seringkali panggilanpanggilan itu selalu kita abaikan. Pada suatu hari, Abu Dzar didatangi oleh beberapa orang sahabat dan terjadilah dialog dibawah ini : Sahabat : “Wahai Abu Dzar, mengapa kami takut mati ?”

Halaman 5


Tafsir Al Quran Abu Dzar : “Karena kalian membangun dunia dengan merusak bangunan akhirat karena itu kalian takut berpindah dari tempat yang sudah terbina menuju sesuatu yang rusak” Sahabat : “Apa yang harus kami lakukan ?” Abu Dzar : “(membacakan ayat Al Quran)…

Syair Cinta Farazdaq

adapun orang-orang muhsin maka balasannya adalah Na‟im sedangkan musi (ahli kejahatan) balasan mereka adalah Jahim” Sahabat : “Bagaimana engkau melihat kedatangan kami di akhirat nanti ?” Abu Dzar : “Orang yang jahat akan datang dengan ketakutan seperti budak yang melarikan diri dari tuannya dan tertangkap. Sedangkan orang yang baik akan datang seperti perantau yang hilang kemudian pulang ke rumah keluarganya (penuh kerinduan)” Marilah kita tentukan jalan kita menuju kepada Allah. Ingatlah bahwa perjalanan ini merupakan perjalanan yang tidak mungkin kita tunda jika telah sampai waktu keberangkatannya. Kumpulkanlah bekal taqwa yang sebanyakbanyaknya karena perjalanan ini tidak didahului dengan pemberitahuan tentang jam atau pun waktu keberangkatan. Perjalanan ini menuju kepada tujuan yang kita belum pernah menjumpainya. Yang harus kita lakukan bukanlah memikirkan bila ajal akan menjemput kita tapi yang perlu kita pikirkan adalah mulai saat ini marilah kita menghindari maksiat dan bertekad melaksanakan setiap perintah-Nya sehingga saat hari perpisahan dengan dunia tiba, dengan gembira kita sambut penuh kerinduan dan husnul khatimah.. Wallahu a‟lam.

Halaman 6

Telah tersebar keraguan dan pertikaian, masing-masing mengaku sebagai jalan lurus…..…. Maka aku berpegang kepada „laa ilaha illallah‟ dan pada cintaku bagi Muhammad dan Ali…. Jika anjing saja jadi mulia karena mencintai Ashabul Kahfi bagaimana mungkin aku celaka karena mencintai keluarga Nabi…?

E D I S I J U LI 2 0 1 3


Syarah Hadits

Kenali Dirimu….! (Ust. Rakhmat Hidayat)

Barangsiapa yang mampu mengenal dirinya maka ia akan mengenal Tuhannya Hadits diatas menjelaskan bahwa pengenalan kita terhadap Allah tergantung sejauh mana kita mengenal diri kita. Tapi bagaimanakah cara mengenal diri sebagai syarat pengenalan terhadap Tuhan ? Kebanyakan manusia hidup dalam berbagai macam perubahan pola sesuai dengan pengaruh faktor external yang menjadikannya tidak stabil dari waktu ke waktu. Satu saat manusia menangis saat kehilangan sesuatu dan pada saat yang lain ia tertawa karena menemukan sesuatu. Ia menyombongkan diri di saat sehatnya dan merintih bahkan meraung saat penyakit menderanya. Perubahan pola hidup ini menjadikannya rapuh dan rentan mengalami keausan ruhani. Grafik ruhani yang fluktuasinya sangat extrem menjadikannya senantiasa berada dalam ancaman ketergelinciran di lembah kehancuran. Untuk mengatasi masalah ini, Imam Ali Bin Abi Thalib pernah memberikan solusi dalam bentuk terapi ruhani, dimana beliau berkata : “Ingatlah, dalam setiap kelezatan ada saat kehilanganya, dalam setiap nikmat selalu ada perpindahannya dan setiap bencana selalu ada ketersingkapannya”

Halaman 7

Dalam sabda Imam Ali, kita dianjurkan agar saat merasakan nikmat, jangan sampai terbuai kenikmatan itu hingga lupa bahwa kenikmatan (duniawi) tiada yang kekal. Kehilangan sesuatu tidak menjadikan kita putus asa dan terendam duka berlarut-larut. Selain itu, dalam hadits tersebut Imam juga mengajarkan agar kita tidak menyombongkan diri saat kenikmatan sedang „berpihak‟ kepada kita. Karena roda selalu berputar, hari ini kita diatas dan esok kita berada dibawah. Selain itu beliau juga mengajak kita untuk memahami bahwa sebesar apapun musibah menimpa kita, tidak selayaknya kita terpuruk dalam duka nestapa berkepanjangan. Karena tidak ada musibah yang selamanya terjadi dan setiap badai pasti berlalu. Hadits diatas mengajarkan kepada kita bagaimana seharusnya kita mengenal diri kita termasuk hubungan kita dengan kehidupan yang kita jalani. Jika kita mengenal hidup ini dengan baik dan benar maka kita akan semakin mengenal siapa diri kita dengan baik dan benar pula. Dengan demikian kita akan hidup dalam kasih sayang-Nya yang selalu kita rasakan dalam suka maupun duka. Karenanya, dalam hadits yang lain Imam Ali bersabda:

Allah akan melimpahkan rahmat-Nya bagi siapa yang mengenal dirinya : darimana, dimana dan akan kemana”

 E D I S I J U LI 2 0 1 3


Kisah Hikmah Kisah “Penuh” Hikmah: Pohon Apel Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daundaunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula, pohon apel sangat mencintai anak kecil itu. Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. “Ayo ke sini bermain-main lagi denganku,” pinta pohon apel itu. “Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi.” jawab anak lelaki itu. “Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya.” Pohon apel itu menyahut, “Duh, maaf aku pun tak punya uang ……. tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu.” Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih. Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. “Ayo bermainmain denganku lagi.” kata pohon apel. “Aku tak punya waktu,” jawab anak lelaki itu. “Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?” “Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu.” kata pohon apel. Kemudian, anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah E D I S I J U LI 2 0 1 3

kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih. Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya. “Ayo bermain-main lagi denganku.” kata pohon apel. “Aku sedih,” kata anak lelaki itu. “Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar ?” “Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah.” Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu. Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. “Maaf, anakku,” kata pohon apel itu. “Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu.” “Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu.” jawab anak lelaki itu. “Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat.” kata pohon apel. “Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu.” Jawab anak lelaki itu. “Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini.” kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata. “Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang.” Kata anak lelaki. “Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu.” “Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang.” Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya. Halaman 8


Kisah Hikmah Ini adalah cerita tentang manusia. Pohon apel itu adalah orang tua kita. Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. MASUKNYA SYIAH DI INDONESIA (Ust. Jalaludin Rakhmat) REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konflik antara warga Syiah dan Sunni dipercaya sudah terjadi sejak ribuan tahun lalu. Bahkan, salah konflik terhadap dua ideologi keagamaan ini bukan lagi dikategorikan sebagai konflik konflik lokal dan nasional, tetapi sudah ranah konflik internasional. Lantas, sebenarnya bagaimana gambaran kehidupan Syiah di Indonesia? Ketua Dewan Syura Ikatan Jemaah Ahlulbait Indonesia (IJABI), Jalaluddin Rakhmat menceritakan sedikit tentang masuknya Syiah ke Indonesia. Jalal mengatakan Syiah masuk ke Indonesia melalui tiga gelombang. Ada yang menyebut kehadiran Syiah pertama kali yakni saat awal penyebaran islam di Indonesia. Kala itu, Saidatul Siraj menemukan kuburan yang mencerminkan Syiah. Diantaranya berkaitan dengan tradisi ziarah dan tahlilan yang merupakan tradisi Syiah. "Bahkan ada yang menduga, sejak zaman Dinasti Abbasiyah sudah ada yang datang ke Indonesia untuk mendakwahkan Syiah," ucapnya saat ditemui di rumahnya, di Kawasan Kemang Raya, Jakarta,Rabu (29/8) malam. Pria yang baru saja meluncurkan buku "Live After Death the Ultimated Journey" ini bahkan mengatakan islam pertama yang masuk ke Aceh adalah paham Syiah. Di gelombaang pertama, Syiah dipelihara oleh golongan habaib tetapi khusus keluarga tertentu, seperti keluarga Al-Muqdor. "Makanya sangat mengherankan jika habaib ikut menyerang Syiah. Itu artinya mereka melawan agama nenek moyangnya," ucap Jalal. Namun pada zaman Syekh Araniri kekuasaan dipegang kaum E D I S I J U LI 2 0 1 3

Sunni. Saat itu, Syiah bersembunyi hingga datang gelombang berikutnya setelah revolusi Iran. Revolusi Iran membuat Syiah mendadak punya negara. Dengan biaya negara, Syiah pun disebarkan ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Yang membuat tertarik masyarakat bukanlah paham Syiah, tetapi lebih bertitik pada pemahamannya. "Pemikirinnya revolusioner," katanya. Di gelombang dua ini, menjelang akhir orde baru, Syiah banyak dianut golongan intelek. Ini juga yang menjadi cikal bakal terbentuknya IJABI. Bibit Konflik Berlanjut ke gelombang tiga dimana ada sejumlah habaib yang datang dengan membawa fikih Syiah. Saat itulah mulai terjadi benih konflik. "Dulu saat masih dalam tahap pemikiran, tidak ada konflik. Begitu berkaitan dengan masalah fikih mulai terjadi perbedaan paham," ujarnya. Populasi Syiah di Indonesia, kata Jalal, terbanyak di Bandung, Jawa Barat. Kemudian disusul di Makassar dan Jakarta. Jalal memperkirakan ada 500 ribu hingga lima juta jumlah warga Syiah di Indonesia. Di Sampang, Madura, sendiri jumlah warga Syiah tergolong kecil. Hal inilah yang disinyalir kerap menyebabkan penyerangan warga Syiah di Sampang. "Mungkin ada sekitar 700 orang. Biasanya orang hanya berani menyerang yang lemah," ucapnya. Umumnya tidak mudah mengetahui apakah seseorang menganut ajaran Syiah atau tidak. Pasalnya mereka melakukan taqiyah atau upaya menyembunyikan identitas demi menjaga persatuan). Banyak diantara mereka yang menjadi ustadz di masjid-masjid. "Yang tahu mana Syiah ya hanya orang-orang Syiah sendiri," kata Jalal. Ia berujar, warga Syiah tidak memiliki masjid di Indonesia sehingga membuat khatib Syiah berkhutbah di masjid Sunni. Bukan karena tidak memiliki cukup uang, namun tidak lain disebabkan karena khawatir akan ancaman pecahnya persatuan.

Halaman 9


Posting Pilihan TELAH DITEMUKAN INJIL KUNO YANG MENGISAHKAN KEDATANGAN NABI AKHIR ZAMAN (MUHAMMAD) Diposkan oleh Islam itu Cinta By Daily Mail Reporter Sebuah kitab Injil (Bible) telah menghebohkan para rohaniawan yang berada di Vatikan barubaru ini. Kitab Injil itu di dalamnya mengisahkan bahwa Yesus telah meramalkan kedatangan Nabi akhir Zaman yang bernama Muhammad ke dunia ini. Paus Benediktus (Pope Benedict) XVI disebutkan ingin sekali melihat kitab yang sudah berusia 1,500 tahun itu. Banyak orang menyebutkan bahwa kitab itu adalah kitab Injil Barnabas yang telah disembunyikan oleh pemerintah Turki selama kurun waktu 12 tahun terakhir ini. Kitab yang berat bobotnya ini (diperkirakan bernilai £14 juta) ditulis dalam tinta emas dengan menggunakan bahasa Aramaik—bahasa yang diperkirakan dipakai oleh Yesus ketika ia masih bersama umatnya. Isinya disebut-sebut mengandung ajaran-ajarannya dan sebuah ramalan tentang kedatangan Nabi akhir zaman.

Injil rahasia: Kitab Injil yang berbobot cukup berat, berusia sekitar 1,500 tahun dan disebut-sebut berisikan ajaran-ajaran Yesus dan sebuah ramalan tentang kedatangan Nabi akhir zaman.

Kitab Kuno: Kitab ini ditulis dalam lembaranlembaran dari kulit binatang; diketemukan oleh E D I S I J U LI 2 0 1 3

polisi Turki ketika sedang mengadakan operasi anti penyelundupan di tahun 2000 Kitab itu diketemukan oleh polisi Turki ketika mereka sedang mengadakan operasi anti penyelundupan pada tahun 2000. Kitab itu kemudian dijaga secara ketat hingga tahun 2010. Kemudian kitab itu diserahkan ke Musium Ethnography di kota Ankara, Turki. Kitab itu direncanakan akan ditunjukkan kepada umum setelah kerusakan yang terjadi pada kitab itu diperbaiki. Selembar fotokopi dari satu halaman kitab itu saja (yang isinya ditulis tangan) diperkirakan harganya sangat mahal yaitu sekitar 1.5 juta poundsterling Menteri kebudayaan dan pariwisata Turki yaitu Ertugrul Gunay mengatakan bahwa kitab itu kemungkinan besar kitab yang otentik; kitab yang memuat Injil yang asli yang sudah lama ditentang oleh gereja karena isinya sama atau hampir sama dengan ajaran Islam dan menggambarkan Yesus yang mirip seperti yang digambarkan dalam Islam.

Ertugrul Gunay, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Turki Ertugrul Gunay juga mengatakan bahwa Vatikan telah meminta secara resmi agar mereka diperkenankan untuk melihat kitab itu—kitab yang diyakini kaum Muslimin sebagai kitab yang orsinil dan pantas untuk disandingkan dengan kitab-kitab Injil lainnya seperti kitab Markus, Matius, Lukas dan Yahya. Sama seperti keyakinan dalam Islam, kitab Injil tua itu menggambarkan Yesus sebagai manusia biasa dan bukan sebagai Tuhan.

Halaman 10


Posting Pilihan

Vatikan sangat serius: Paus Benediktus XVI dilaporkan ingin sekali melihat kitab Injil tua yang baru-baru ini diketemukan

Bersejarah: Kitab yang berat karena ditulis dalam helaian kulit binatang ini ditaksir senilai 14 juta Poundsterling. Ditulis dalam tinta emas dalam bahasa Aramaik—bahasa yang dipakai oleh Yesus Kitab Injil tua itu sama sekali tidak menyinggung tentang trinitas kalau tidak bisa dikatakan menentangnya dan di sana disebutkan juga tentang kedatangan Nabi Muhammad. Di dalam salah satu versi Injil yang ada, Yesus dikabarkan telah memberitahu seorang pendeta akan kedatangan Muhammad, sang Nabi akhir zaman. Pendeta itu bertanya: “Bagaimana kita memanggil Messiah itu?” Kemudian dijawab: “Muhammad. Itulah nama yang diberkati.” SIAPAKAH BARNABAS ITU? Barnabas itu lahir di Cyprus dan terlahir dengan nama Joseph. Barnabas adalah penganut Kristen awal yang kemudian disebut-sebut sebagai seorang rasul (rasul dalam istilah Kristen; bukan dalam istilah Islam). Kisah tentang Barnabas bisa kita lihat dalam Kisah “Rasul-rasul" (Acts of the Apostles); Halaman 11

dan Paulus juga menyebutkan tentang Barnabas ini dalam salah satu suratnya kepada Yesus. Baik tanggal, tempat maupun sebab-sebab kematiannya tidak dijelaskan secara terperinci dalam sejarah. Akan tetapi tradisi Kristen menyebutkan bahwa Barnabas mati sebagai seorang martir di Salamis, Cyprus. Barnabas seringkali disebut-sebut sebagai bapak pendiri gereja Cypriot yang hari besarnya selalu diperingati setiap tanggal 11 Juni. Dalam kesempatan lain Yesus disebutkan menolak disebut-sebut sebagai Mesiah dan malah menyebutkan bahwa sang Mesiah itu datang dari atau keturunan dari Ismail—atau dengan kata lain sang Mesiah itu adalah keturunan Arab. Meskipun banyak sekali yang berminat untuk melihat kitab yang baru ditemukan itu, tetapi banyak juga yang menyangsikan keaslian dari kitab itu (walaupun kesangsiannya hanya didasarkan atas keyakinan dan bukan dari hasil pengamatan atau penelitian). Sebagian dari mereka merasa bahwa kitab itu palsu dan ditulis pada abad ke-16. Salinan dari kitab Injil tua ini memang berasal dari masa itu dan ditulis dalam bahasa Spanyol dan Itali (aslinya dalam bahasa Aramaik—bahasa tua yang dipakai oleh Yesus selama masih bersama para muridnya). Seorang pastor Protestan bernama İhsan Özbek mengatakan bahwa kitab Injil tua itu tidak mungkin otentik. Ia berkata seperti itu dengan alasan bahwa St. Barnabas itu hidup pada abad pertama dan ia adalah salah seorang Rasul (murid) Yesus dan itu bertentangan dengan kenyataan bahwa kitab itu diperkirakan ditulis pada abad ke-5 atau abad ke-6. İhsan Özbek berkata kepada harian Today Zaman sebagai berikut: “Kitab yang berada di Ankara kemungkinan besar ditulis oleh salah seorang pengikut dari St. Barnabas.” “Karena ada selisih sekitar 500 tahun masa hidup St. Barnabas dan penulisan Injil. Kaum Muslim mungkin akan merasa kecewa karena dalam kitab itu sama sekali tidak memuat apa-apa yang mereka ingin lihat…………..” “Isinya mungkin sama sekali tidak ada hubungannya dengan isi dari Injil Barnabas.” Sementara itu seorang profesor ahli teologi yang E D I S I J U LI 2 0 1 3


Posting Pilihan bernama Ömer Faruk Harman mengatakan dengan lebih santun dan diplomatis bahwa pemindaian ilmiah terhadap kitab Injil tua itu adalah satusatunya cara untuk memastikan kapan kitab Injil tua itu ditulis untuk pertama kalinya. Bisa dilihat versi Inggris-nya di: http:// www.dailymail.co.uk/news/article-2105714/Secret14million-Bible-Jesus-predicts-coming-ProphetMuhammad-unearthed-Turkey.html# ixzz1nrS3ojfM

Wasiat kyai Maja tentang Ahlulbait kepada Bangsa Jawa

Terjemahan: Wahai kalian satria mataram, negara jawa tersimpan dalam pemahaman kalian. Pada kalian tersimpan Watak prilaku, kebijaksanaan sayyidina ali dan sayyidina hasan. Tersimpan keberanian al husain, perhatikanlah pada waktu suro belanda akan kalian hilangkan dr tanah jawa, krn terdorong kekuatan para satria muhammad yaitu ali,hasan dan husain. Berperanglah teriring takbir dan shalawat, jika kalian syahid maka akan tercatat spt syahid nya para sahabat al husain di nainawa. Engkau yang bijaksana dalam peperangan, pantas mendapat julukan Ali Basya SYIAH TIDAK SESAT (Alm. Buya HAMKA)

Wasiat Jihad Kyai Maja Muhammad Al Jawad: Den sira para satria nagari mentaram, nagari jawi heng dodotira sumimpen, watak wantune sayyidina ngali, sumimpen kawacaksane sayyidina ngali, sumimpen kawacaksane sayyidina kasan, sumimpen kakendale sayyidina kusen, den seksana hing wanci suro landa bakal den sira sirnaake saka tanah jawa, krana sinurung pangribawaning para satrianing muhammad yaitu ngali, kasan, kusen. Sira padha lumaksananna yudha kairing takbir lan shalawat, yen sira gugur hing bantala, cinandra, guguring sakabate sayyidina kusen hing Nainawa,sira kang wicaksana hing yudha,pinates tampa sesilih ali basya (babad prang dipanegara,karya pujangga yasadipura II, surakarta).

E D I S I J U LI 2 0 1 3

Alm, Buya Hamka (Mantan Ketua Umum MUI Pusat), mengutip pernyataan Imam Syafi‟i.“ Jika saya dituduh Syiah karena mencintai keluarga Muhammad Saw, maka saksikanlah wahai Jin dan Manusia, bahwa saya ini orang Syiah. Jika dituduhkan kepada saya bahwa saya Syiah karena membela Imam Ali, saya bersaksi bahwa saya Syiah”(majalah.tempointeraktif.com) Pandangan Buya Hamka Buya Hamka dalam tulisannya yang berjudul “Majelis Ulama Indonesia Bicaralah! ” di sebuah Harian Kompas (11/9/1980), mengulas persoalan politik Iran dan bagaimana terjadinya Revolusi. Menurut Ustadz Fahmi, Buya Hamka menyatakan bahwa “Setelah saya mendapat kesempatan berkunjung ke Iran sendiri, bahwa apa yang dinamakan saudara-saudara kita di Iran sebagai revolusi Islam merupakan Revolusi Islam dalam anggapan Syiah, sedangHalaman 12


Posting Pilihan kan kita sendiri di Indonesia adalah Golongan Sunni. Buya Hamka juga menyikapi perubahan politik Iran, dengan menyatakan : “Sebagaimana preambule Undang Undang Dasar Republik Indonesia, Saya menghormati Revolusi Iran yang telah berlangsug dinegeri tersebut, melawan feodalisme Kerajaan yang sangata tidak adil, ini sesuai UUD RI teutama paragraf 2″. “Karena Revolusi didasari mazhab Syiah, maka kita tidak berhak mencampuri urusan negara orang lain. Demikianpun sebaliknya, negara lain tidak boleh mencampuri urusan negara kita. Dan Saya pun, tetap seorang sunni yang tidak perlu berpegang kepada pendapat orang syiah dan ajaran-ajaran Ayatullah” Saya juga mengajukan data bila Almarhum Buya Hamka atau nama aslinya Haji Abdul Malik Karim Abdullah, salah seorang ulama terbesar dan terbaik yang pernah dimiliki oleh bangsa Indonesia pun dalam menulis bukunya yang berjudul asli “Sedjarah Ummat Islam” khususnya jilid 2 (terbitan Tokobuku Islamyah Medan 1952) justru banyak bercorakkan pemikiran syiah ketika membahas perihal kejadian-kejadian pasca wafatnya Rasulullah SAW sampai masa-masa pembantaian Husain cucu Nabi dipadang Karbala.

SYEIKH AHMAD DEEDAT TENTANG SYIAH Syekh Ahmad Deedat, kristolog masyhur yang juga seorang ulama sunni mengatakan: "Saya katakan kenapa Anda tidak bisa menerima ikhwan Syiah sebagai mazhab kelima? Hal yang mengherankan adalah mereka mengatakan kepada Anda ingin bersatu. Mereka tidak mengatakan tentang menjadi Syiah. Mereka berteriak “Tidak ada Halaman 13

suni atau Syiah, hanya ada satu, Islam.” Tapi kita mengatakan kepada mereka “Tidak, Anda berbeda. Anda Syiah”. Sikap seperti ini adalah penyakit dari setan yang ingin memecah belah. Bisakah Anda membayangkan, kita suni adalah 90% dari muslim dunia dan 10%-nya adalah Syiah yang ingin menjadi saudara seiman, tapi yang 90% ketakutan. Saya tidak mengerti mengapa Anda yang 90% menjadi ketakutan. Mereka (Syiah) yang seharusnya ketakutan."

NAMA-NAMA FATHIMAH AS. Fathimah: Yang melindungi, yakni, dengan ijin Allah, melindungi pengikut beliau dari api neraka. As-Shiddiqah: Yang kebenarannya sempurna, yakni membenarkan ayat-ayat Tuhannya, kenabian ayahnya, keutamaan dan keimaman suaminya dan anak-anaknya. Al-Mubarakah: Yang diberkati, dalam hal keilmuan, keutamaan dan berbagai kesempurnaan. Ath-Thahirah: Yang disucikan Allah SWT, yakni sebagaimana firman-Nya dlm Surah Al Ahzab QS 33:33: “Sesungguhnya Allah hanya

ingin menghilangkan kotoran dari kalian hai Ahlulbait dan mensucikan kalian sesucisucinya”. Az-Zakiyah: Yang suci dirinya melalui akhlaq yang mulia. As-Radhiyah: Yang rela pada ketentuan Allah SWT, yang merupakan derajat keimanan yang tertinggi. Al-Mardhiyyah: Yang diridhai melalui ketaatannya pada Allah SWT. Al-Muhaddatsah: Yang berbicara pada malaikat. Sebagaimana Jibril berbicara pada Maryam, dengan ijin Allah malaikat turun dari langit dan memanggilnya “Wahai Fathimah, sung-

guh Allah telah memilihmu dan menyucikanmu serta memilihmu di atas seluruh wanita di sekalian alam”. Az-Zahra: Yang bercahaya, yakni, dengan ijin Allah, cahaya Fathimah yang gemerlap menyinari para malaikat di langit seperti cahaya bintang menyinari bumi. E D I S I J U LI 2 0 1 3


Biografi Ulama

Ayatullah Al-Uzhma Syeikh Muhammad Taqi Bahjat Fumani

Khurasani, penulis kitab Kifayatul Ushul. Setelah selesai mengikuti pelajaran yang diberikan oleh Syekh Agha Dhiya’ Iraqi dan Syeikh Mirza Na`ini, beliau belajar pada Ayatul lah Syeikh Muhammad Gharawi Isfahani yang terkenal dengan nama Syeikh Kompani. Selain dari ulama-ulama tersebut, beliau juga banyak belajar dari Ayatullah AlUzhma Sayid Abul Hasan Isfahani dan Syeikh Muhammad Kazhim Syirazi. Selain ilmu fiqih dan ushul, beliau juga belajar kitab Isyarat karya Ibnu Sina dan Al-Asfar karya Mulla Shadra pada Sayid Husain

Ayatullah Bahjat lahir di kota Fuman di pen-

Badkubei.

ghujung tahun 1334 H. Ayahanda beliau, Kar-

Sekembalinya ke Iran, beliau berguru pada

bala’i Mahmud Bahjat adalah orang yang san-

Ayatullah

gat dipercaya oleh masyarakat di sekitarnya.

menghadiri pelajaran fiqih dan ushul Ayatu-

Pendidikan beliau dimulai di Madrasah Diniyah

lah Al-Uzhma Burujerdi.

tradisional di kota Fuman dan dilanjutkan den-

Kini, telah lebih dari lima puluh tahun be-

gan pendidikan hauzah. Setelah menyelesai-

liau mengajar pada jenjang Bahtsul Kharij

kan pendidikan tata bahasa Arab di kota kela-

tinggi ilmu fiqih dan ushul. Beliau yang

hirannya, pada tahun 1348 H., beliau pergi ke

dikenal zahid dan arif ini lebih memilih un-

kota Qom . Tidak lama kemudian, beliau men-

tuk

inggalkan kota suci ini dan pergi ke kota Kar-

menghindari ketenaran yang dapat meru-

bala dan berguru pada Ayatullah Al-Uzhma

sak keikhlasan seseorang.

Abul Qasim Khu`i r.a. Pada tahun 1352 H., be-

Ayatullah Al-Uzhma Muhammad Taqi Bah-

liau melanjutkan pendidikannya di kota Najaf

jat termasuk salah seorang marja’ taqlid

Asyraf . Di kota ini, beliau berguru pada salah

zaman ini.

seorang

murid

E D I S I J U LI 2 0 1 3

langsung

dari

Al-Uzhma

mengajar

di

Kuhkamarei

rumah

sendiri

dan

demi

Akhund Halaman 14


DOA DAN MUNAJAT

ZIARAH IMAM ALI BIN ABI THALIB AS.

E D I S I J U LI 2 0 1 3

Halaman


DOA DAN MUNAJAT

E D I S I J U LI 2 0 1 3

Halaman 16


DOA DAN MUNAJAT

...

...

Hisrz Nadi Ali

.

... ...

... Halaman 17

E D I S I J U LI 2 0 1 3


Kegiatan Rumah Quran Wonosobo

MAJLIS RENUNGAN RAMADHAN

BUKA BERSAMA RUMAH DAN TAMAN QURAN WONOSOBO

BUKA BERSAMA ANTAR MAJLIS TAKLIM BINAAN RUMAH QURAN

E D I S I J U LI 2 0 1 3

Halaman 18


Al Khitam

Segenap kepengurusan

:

Rumah Quran Wonosobo &

Taman Quran Al Hidayah Wonosobo Mengucapkan :

Selamat menunaikan ibadah Ramadhan Taqabbalallahu a’maalakum

Halaman 19

E D I S I J U LI 2 0 1 3


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.