Edisi 3
6 1 t i b r e T an Halam
Opini
hal.4
Liputan Khusus Hal. 07 Unifa Style
Hal.3
al.8 H k o Sos
TrendHal.14 Online Shop
Akreditasi dan Gedung Unifa, Kapan? Wisuda VI Universitas Fajar Mahasiswa Entrepeneur -
Furniture Kerupuk Singkong Ma’minasa/Inaya Tiket Pesawat Tenten Cinta
“Siap Melayani Sampai Tuntas”
Pemesanan Hubungi : 085255844582/085299963089
02 tajuk
S
Tajuk
Akreditasi dan Gedung Unifa, Kapan?
elain akreditasi Program Studi (Prodi), akreditasi Perguruan Tinggi (PT) juga merupakan hal yang sangat diperlukan. Hal ini untuk menjamin mutu sebuah PT, dan sekaligus merupakan sebuah alat ukur standar suatu perguruan tinggi yang melakukan proses pendidikan. Akreditasi juga berperan untuk memudahkan alumni sebuah universitas, untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai. Namun, hingga saat ini masih banyak Perguruan Tinggi Swasta (PTS) maupun Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang belum terakreditasi. Salah satunya yakni, Universitas Fajar (Unifa) Makassar yang berada di bawah naungan Kopertis wilayah IX. Menyadari pentingnya akreditasi PT, Ketua Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), Prof Mansyur Ramly, 6 Nopember lalu mengatakan, pihaknya dan civitas akademika Unifa telah membicarakan syarat akreditasi kampus, dimana hal itu secepatnya akan direalisasikan. Untuk melakukan akreditasi memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun perlu diketahui bahwa Suatu PT tidak bisa mengeluarkan ijazah apabilah PT belum terakreditasi. Melihat keadaan Unifa saat ini, sepertinya sulit untuk terakreditasi. Sebab, selain kualifikasi dosen pengajar, alumni, karya ilmiah dosen dan mahasiswa, salah satu syarat atau kriteria akreditasi PT yakni relevansi penyelenggaraan program pendidikan dengan pembangunan. Ini merupakan point ketiga dari lima kriteria akreditasi BAN-PT, dan itu belum semuanya dipenuhi oleh Unifa. Faktor sulitnya Unifa untuk mendapatkan akreditasi secepatnya dikarenakan sarana prasarana belum memenuhi syarat, yang kedua alumni Unifa sebagai syarat akreditasi PT juga masih sedikit. Bertambahnya jumlah mahasiswa setiap tahunnya menandakan bahwa profit Unifa sedang meningkat namun, hal ini bisa saja menurun apabila Unifa belum terakreditasi. Tahun 2013 jumlah pendaftar Unifa mencapai 1000 orang dan yang diterima hanya 679 orang, dikarenakan ruangan yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa, maka pembangunan gedung baru Unifa seharusnya dapat direalisasikan. Agar sarana prasarana Unifa memenuhi salah satu syarat akreditasi bukan hanya merenovasi gedung atau memanfaatkan gedung yang ada, karena hal ini sudah menjadi pemandangan biasa setiap tahunnya. Sebut saja gedung mesin percetakan eks Harian Fajar, kini disulap menjadi ruang kuliah. Bahkan, baru-baru ini, gudang kertas yang juga merupakan warisan dari percetakan Harian Fajar Makassar, kembali dialih fungsikan menjadi gedung D. Biro Komunikasi dan Promosi Unifa, Sabtu 2 November lalu, Drs Ibnu Qayyim Na'iem, M.Si, kepada Tabloid Kertas mengungkapkan, pembangunan kampus hingga saat ini belum dikerjakan, karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, terutama biaya yang dibutuhkan cukup besar ditaksir hingga Rp70 miliar. Sementara itu, Direktur PT Fajar Utama Konstruksi selaku pihak yang akan mengerjakan hal tersebut, Nur Khairat Nur ST MT, yang ditemui, Rabu 29 Mei lalu mengungkapkan, bahwa pembongkaran dan pemagaran akan dilaksanakan pada Senin 3 Juni 2013, dan pembangunannya diperkirakan akan selesai pada tahun 2014 mendatang. Namun jika melihat kondisi yang terjadi dilapangan, hal itu baru sebatas wacana saja. Mimpi mahasiswa Unifa untuk memiliki gedung berlantai sembilan sesuai yang tertera dalam brosur kampus pada saat promosi, sepertinya hanya akan menjadi isapan jempol semata. Padahal, sejak tahun 2012 lalu, pembangunan itu telah dipublikasikan atau dipromosikan, namun dipenghujung tahun 2013 ini, tanda-tanda pembangunan masih belum terlihat. Untuk diketahui, hingga saat ini, 12 Prodi yang ada di Unifa, hanya dua yang memperoleh akreditasi B, masing-masing adalah Ilmu Komunikasi dan Binawisata. Selain dari itu, 10 diantaranya masih terakrekditasi C. Pertanyaannya kemudian, apakah mahasiswa Unifa akan segera mendapatkan akreditasi dan menikmati gedung berlantai sembilan seperti yang tertera dalam brosur yang tersebar di hampir semua kabupataen di Sulsel ini? entahlah... (tim)
November 2013
Salam Redaksi Salam Kreativitas…! Salam Pers Mahasiswa…! Salam Pergerakan…!
P
ekikan kreativitas yang menjadi sapaan pejuang insan pers mahasiswa Universitas Fajar Makassar, sengaja kami suarakan pada awal jumpa kita. Dengan mengucapkan puji syukur kertas di edisi ke-3 ini kembali hadir untuk berbagi informasi kepada civitas akademika. Oleh karena kami sebagai insan pers mahasiswa menyadari betul pentingnya sebuah informasi apalagi di zaman modern ini era globalisasi. Informasi bukan lagi sesuatu hal yang tabu akan tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi setiap orang, sehingga dengan diterbitkannya tabloid edisi ke-3 ini, kami dari redaksi Kertas mengangkat tema “AKREDITASI KAMPUS” yang berkaitan dengan masalah sarana dan prasarana yang disediakan oleh pihak kampus yang tidak memadai, sehingga menimbulkan suasana
belajar yang tidak kondusif dikalangan mahasiswa. Dan dalam menyampaikan informasi ini, kami tidak bermaksud untuk menyudutkan pihak manapun. Adapun dengan terbitnya tabloid ini tidak lepas dari kontribusi dari seluruh pengurus Ukm Pers Universitas Fajar yang tidak henti-hentinya menyumbangkan ide-ide kreatif, sehingga Kertas tetap selalu ada dalam membagikan informasinya.
Kami dari redaksi Kertas berharap dengan diterbitkannya tabloid ini akan membawa manfaat bagi para pembacanya dan dapat menginspirasi teman-teman Mahasiswa lainnya dalam berkarya.
Susunan Redaksi Ketua Umum UKM Pers Unifa Irwan Sakkir Sekretaris Asmawati A Pemimpin Redakasi Datu Primadona Husain Redaktur Pelaksana Reski Abdul Hamid Redaktur Dian Kartika Reporter
Ratnasari Muhammad Hidayatulah Ahyar Andi Farid Alfaridzih Irfan Jayadi Asrar Husari Fahril Muhammad Rio Triputra Fotografer Yuspratman Yunus Muh. Agus Fachri Jonatan Biu Layouter Rahmat Mulia
Pembina : - HM. Alwi Hamu - H Syamsu Nur - Mulyadi Hamid - Prof Sadly Abdul Djabar - A. Amang Pawennari - Mohamad Hatta Alwi - Sukariansyah S. Latief - Nur Alim Djalil - Muspa
Cover Tabloid Edisi ke 3
Dewan Redaksi Kertas : - Uslimin - Ruslan Ramli - Basri - Yusmanizar
- Yulhaidir Ibrahim - Abdul Djalil - Abdul Gafar - Silahuddin Genda
November 2013
Menambah Percaya Diri
03
Aksesoris dengan
A
ksesoris yang dulunya hanya sebagai penambah warna dalam gaya berpakaian seseorang, sekarang seakan menjadi barang wajib yang dikenakan saat bepergian. Aksesoris juga semakin bermacam-macam, mulai dari gelang, kalung, jam tangan dan masih banyak lagi. Selain berfungsi sebagai penambah warna pada busana, akseso-
ris bagi sebagian orang juga dijadikan sebagai benda koleksi, karena bentuk yang unik, warna yang menarik, bahkan karena harganya yang mahal. Universitas Fajar Makassar (Unifa) yang bisa dikatakan sebagai kampus yang cukup modis, aksesoris juga berperan cukup penting sebagai
M
ahasiswi yang akrab disapa Ifha ini lain lagi dalam hal pemilihan aksesoris dengan sahabatnya Ezky, Ifha lebih memilih gelang sebagai aksesoris yang digunakan untuk ke kampus. Selain lebih simple dari pada aksesoris lain, gelang juga bisa menambah percaya dirinya dibanding saat menggunakan aksesoris lain. “pakai gelang kekampus itu bisa naikin pede, gelang buat saya juga lebih simple dibanding aksesorisaksesoris lain�
Biodata Nama : Musdalifah Alamat : Jl. Biring romang Lr.7 Prodi : Komunikasi Hoby : Nyanyi
penunjang gaya bepakaian mahasiswa Unifa. Ifha dan Ezky adalah dua orang mahasiswi Unifa yang dalam kesehirannya ke kampus tidak bisa terlepas dari aksesoris, meski mereka menyukai aksesoris yang berbeda namun mereka tetap sama dalam memanfaatkan aksesoris sebagai pelengkap gaya mereka kekampus.
Biodata Nama : Hezky Yulianingsih Alamat : BTN Minasaupa Kom. Anggrek Prodi : Komunikasi Hoby : Dengar musik
M
ahasiswi cantik yang katanya suka dengar lagu galau ini mengaku, memakai aksesoris khususnya jam tangan yang selain lebih menarik bisa menambah percaya diri juga saat dikenakan ke kampus. “saya memilih menggunakan jam tangan sebagai aksesoris ke kampus karena menurut saya, jam tangan lebih keren dari gelang. Percaya diri saya juga lebih tinggi saat menggunakan jam tangan ke kampus�
04
November 2013
Mahasiswa dalam Idealisme Pergerakan
Pasca Reformasi, apa yang terjadi pada pergerakan mahasiswa Indonesia? Mahasiswa kembali ke kampusnya masing-masing, dan pergerakan mahasiswa boleh dikatakan agak melemah dengan segala permasalahan yang ada. Kini, kita sudah tidak lagi menyaksikan elemen mahasiswa melakukan suatu gerakan yang satu, mahasiswa kini disibukkan oleh tuntutan akademis semata. Belum lagi persoalan pergerakan mahasiswa yang kadang sudah tidak bisa dikatakan murni lagi. Jika berbicara soal mahasiswa, tentu tidak lepas dari perjalanan politik negara Indonesia dengan berbagai gerakan di dalamnya. Seperti kita ketahui, dalam sejarah bangsa Indonesia, mahasiswa seringkali turut andil dalam proses pergantian kepemimpinan nasional, seperti yang terjadi pada tahun 1998 yakni pergantian sebuah pemimpin dari era orde baru, ke era reformasi. Namun, terkikisnya pergerakan mahasiswa kini banyak disebabkan oleh melemahnya kritisme pemikiran terhadap keadaan sekelilingnya. Bahkan budaya membaca, menulis dan berdiskusi kini jarang ditemukan. Kita tentu sadar, dengan membaca, baik itu dari media cetak maupun media online, akan membuat pengetahuan kita bertambah. Mahasiswa bisa dikatakan aktivis, ketika dirinya mampu membaca fenomena yang terjadi disekitarnya, yang bisa jadi orang lain belum pernah terpikirkan sebelumnya. Kritisme seorang mahasiswa akan berjalan jika mahasiswa tersebut mampu membaca bahwa telah terjadi suatu ketidaksesuaian pada kebijakan yang dikeluarkan oleh lembaga universitas maupun fenomena umum. Setelah dirasa mampu untuk membaca keadaan, seorang mahasiswa pergerakan mestinya mampu menuangkan pemikirannya ke dalam bentuk tulisan yang dapat dibaca oleh orang lain di sekelilingnya, sebagai upaya menyadarkan khalayak terkait dengan keadaan yang terjadi. Setelah muncul proses penyadaran ke publik terhadap suatu permasalahan, maka sebuah forum diskusi adalah ajang berikutnya, untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap keadaan yang terjadi.
Jika hal tersebut sudah dilakukan oleh mahasiswa, maka gerakan mahasiswa takkan pernah pudar dan terus memiliki arti yang penting dalam dinamika kampus. Aktivis merupakan sekelompok kecil saja dari jumlah keseluruhan mahasiswa kini, dimana mayoritas mahasiswa kini bersikap lebih apatis dan cenderung hedonis. Namun harus pula kita yakini bahwa seringkali “Perubahan tidak memerlukan orang banyak, namun perubahan dilakukan oleh orang yang sedikit namun mampu mempengaruhi orang banyak�. Namun dalam sebuah organisasi pergerakan harus diberi pemahaman dasar menanamkan tanggung jawab dasar atau Basic Training penting untuk dimiliki setiap organisasi pergerakan mahasiswa, diantaranya adalah kaderisasi, sebuah organisasi pergerakan mahasiswa akan berakhir jika organisasi tersebut gagal untuk mendidik para penerusnya, hal tersebut untuk menjaga agar gerakan mahasiswa terus berdinamika dalam kehidupan masyarakat. Sebuah kaderisasi yang baik adalah kaderisasi ideologis, dimana proses kaderisasi memberikan pemahaman dasar terhadap para kadernya agar terus memperjuangkan apa yang menjadi perjuangan organisasinya. Jika hal itu mampu diwujudkan maka niscaya, gerakan mahasiswa takkan pernah kehabisan kadernya. Organisasi pergerakan mahasiswa perlu dipahami betul, sebab pada hakikatnya organisasi pergerakan mahasiswa merupakan representasi dari seluruh mahasiswa yang ada, sehingga organisasi pergerakan mahasiswa harus pula memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh para mahasiswa, di mana organisasi menjadi jembatan dengan pihak rektorat dalam segi pengambilan kebijakan. Organisasi pergerakan mahasiswa harus mampu menjalankan Social Control terhadap segala kebijakan yang dikeluarkan rektorat, dalam artian kebijakan yang dianggap merugikan mahasiswa sepatutnya dapat dikritik dan ditentang, begitu pula sebaliknya apabila dianggap mengakomodir mahasiswa maka sepatutnya untuk didukung. Selain itu organisasi pergerakan mahasiswa harus mampu untuk turut menjaga dinamika gerakan mahasiswa di kampusnya agar tetap kokoh ber-
satu dalam satu harmoni. Hal tersebut di atas dapat diwujudkan oleh aktivis mahasiswa, lalu bagaimana caranya agar mahasiswa apatis dan hedonis mau bergabung dalam poros gerakan? Mahasiswa apatis dan hedonis cenderung tidak menyukai hal-hal yang terikat serta berbau tekanan, namun ada cara yang dapat dilakukan agar mahasiswa apatis mau untuk membuka pikirannya tentang suatu permasalahan, yakni dengan mengadakan suatu kegiatan yang bersifat kesenangan serta hobisme, dimana seluruh elemen mahasiswa bergabung dalam kegiatan tersebut termasuk mahasiswa apatis, baik itu dengan menjadi pelaksana ataupun hanya menjadi peserta. Hal tersebut dilakukan untuk membuat para mahasiswa apatis mau membaur dengan kawan-kawannya yang aktivis, dan mendengar informasi-informasi terkait dengan isu yang diangkat oleh gerakan mahasiswa. Jika semua hal tersebut mampu dijalankan dengan baik maka yakinilah bahwa gerakan mahasiswa Indonesia akan bangkit dan berjaya kembali. Inilah saatnya bagi kita semua untuk membenahi organisasi pergerakan mahasiswa agar kembali bertaji, sebab ke mana arah bangsa ini akan berjalan ditentukan oleh para generasinya saat ini. Gerakan mahasiswa harus memiliki landasan pemikiran yang ideologis/mendasar dalam menyikapi segala permasalahan yang menghadang.
Penulis : Andi Farid Alfaridzih (PIYU)
Kisah Sedih Mahasiswa
Hari-hari belakangan ini citra kampus di Makassar dengan aktivitas mahasiswa telah menimbulkan perasaan yang kurang ‘nyaman’. Tawuran, bakar ban, tutup jalan telah menjadi sebuah tradisi yang selalu diperagakan mahasiswa. Ketika terjadi tawuran, mesti ‘diramaikan’ dengan saling menyerang dan merusak. Kerugian yang ditimbulkan tidak saja secara materil jumlahnya besar, namun juga telah menelan korban jiwa. Perilaku mahasiswa telah jauh menyimpang dari norma-norma yang mesti dijalankan oleh kelompok ini. Pemerintah memberi perhatian yang tinggi terhadap generasi pembelajar sesuai undang-undang sistem pendidikan nasional. Dikatakan bahwa “Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab�. Apabila kita merujuk aturan di atas, betapa luar biasa insan yang dapat dihasilkan dari sebuah proses pembelajaran. Sebagai insan pembelajar yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa seharusnya timbul rasa takut ketika akan melakukan sebuah tindakan yang dapat merusak orang lain. Tetapi faktanya, kelompok mahasiswa ini begitu beraninya saling merusak. Mereka tidak pernah berpikir bahwa tindakan mereka adalah sebuah pelanggaran. Akhlak mulia yang diharapkan muncul dari kampus, lagi-lagi tidak ditunjukkan oleh perilaku mahasiswa. Rasa malu kelihatannya mulai hilang dari akal kesadaran mahasiswa. Tindakan mereka yang mengganggu dan merusak orang lain dianggap hal yang lumrah. Begitu pula rasa bersalah tidak lagi dipersoalkan dalam sebuah aksi yang dilakukan. Etika yang diajarkan di kampus tidak mampu mengubah para pembelajar menjadi manusia rasional dan cerdas. Sikap empati yang seharusnya tumbuh dengan baik dalam keseharian mahasiswa tidak muncul dengan baik. Tindakan yang mereka lakukan seolah-olah semua berisi kebaikan untuk semua orang. Seakan-akan mereka benarbenar memainkan peranan sebagai agen perubahan. Perubahan apa? Benarkah mereka mampu melakukan perubahan ke arah yang jauh lebih baik? Atau mungkin justru perubahan ke arah yang jauh lebih buruk? Sinisme terhadap perilaku mahasiswa telah tertanam
dengan baik dalam kesadaran orang ‘di luar sana’. Perilaku segelintir dan sekelompok mahasiswa telah ‘mencoreng’ nama baik seluruh mahasiswa yang ada di daerah ini. Efek lain dari perilaku buruk mahasiswa berdampak terhadap alumni yang dihasilkan oleh kampus tersebut. Boleh saja kecerdasan secara intelektual berada di atas rata-rata. Namun kecerdasan secara emosional berada dalam taraf yang sangat rendah. Akibatnya berkas lamaran tetap diterima tanpa disentuh lalu ‘dilacikan’ dengan rapi di bagian yang paling terbawah dari arsip yang tertolak. Kalau terjadi hal seperti ini siapa yang mesti disalahkan? Lalu ke mana kita harus mengadu? Alangkah sedih hati para orang tua yang telah mengorbankan materi demi anaknya. Sebaliknya sang anak tidak pernah merasa bersalah dan sedih atas nasib mereka. Sia-sia umur yang dipergunakan selama ini karena harus berakhir dengan kegagalan. Seharusnya pihak kampus memiliki keberanian untuk menindak mahasiswa yang terlibat berbagai peristiwa yang merusak citra kampus. Ketegasan adalah bagian pembinaan mahasiswa agar mau mematuhi segala aturan yang telah ditetapkan bagi masing-masing kampus. Tampaknya pendidikan karakter telah gagal membentuk perilaku mahasiswa yang baik sebagaimana diamanatkan undang-undang sistem pendidikan nasional kita.
Penulis : Abdul Gafar ==========
November 2013
ULTIMATUM
05
10 NOVEMBER 1945
10 November merupakan salah satu diantara berbagai hari bersejarah yang teramat penting dalam perjalanan bangsa Indonesia. Berbagai wilayah di kota Surabaya saat itu dihujani bom, ditembaki secara membabibuta dengan meriam dari laut dan darat. Ribuan penduduk menjadi korban, banyak yang meninggal dan lebih banyak lagi yang lukaluka. Tetapi, perlawanan pejuangpejuang juga berkobar di seluruh kota dengan bantuan yang aktif dari penduduk. Dikibarkannya bendera Belanda, Merah-Putih-Biru, di Hotel Yamato, telah melahirkan Insiden Tunjungan, yang menyulut berkobarnya bentrokan-bentrokan bersenjata antara pasukan Inggris dengan badan-badan perjuangan yang dibentuk oleh rakyat Indonesia. Bentrokanbentrokan itu memuncak dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur, pada 30 Oktober. Ia kemudian digantikan
oleh Mayor Jenderal Mansergh, yang selanjutnya mengeluarkan ultimatum yang merupakan penghinaan bagi para pejuang
dan rakyat umumnya. Dalam ultimatum itu disebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan. Batas ultimatum adalah jam 6.00 pagi, 10 November 1945. Ultimatum tersebut ditolak oleh Indonesia. Sebab, Republik Indonesia waktu itu sudah berdiri (walaupun baru saja diproklamasikan), dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sebagai alat negara juga telah dibentuk. Selain itu, banyak sekali organisasi perjuangan yang telah dibentuk masyarakat, termasuk dikalangan pemuda, mahasiswa dan pelajar. Badanbadan perjuangan itu telah muncul sebagai manifestasi tekad bersama untuk membela republik yang masih muda, untuk melucuti pasukan Jepang, dan untuk menentang masuknya kembali kolonialisme Belanda (yang memboncengi kehadiran tentara Inggris di Indonesia). Pada 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan besarbesaran dan dahsyat sekali, dengan mengerahkan sekitar 30000 serdadu, 50 pesawat terbang, dan
sejumlah besar kapal perang. Dengan serangan itu, pihak Inggris menduga bahwa perlawanan rakyat Indonesia di Surabaya bisa ditaklukkan dalam tempo 3 hari saja, namun, ternyata para tokoh masyarakat yang terdiri dari kalangan ulama' serta kiyai-kiyai pondok Jawa seperti KH. Hasyim Asy'ari, KH. Wahab Hasbullah serta kiyai-kiyai pesantren lainnya mengerahkan santri-santri mereka dan masyarakat umum (pada waktu itu masyarakat tidak begitu patuh kepada pemerintahan tetapi mereka lebih patuh dan taat kepada para kiyai) juga ada pelopor muda seperti Bung Tomo dan lainnya. sehingga perlawanan itu bisa bertahan lama, berlangsung dari hari ke hari, dan dari minggu ke minggu. Perlawanan rakyat yang pada awalnya dilakukan secara spontan dan tidak terkoordinasi, makin hari makin teratur. Pertempuran besar-besaran ini memakan waktu sampai sebulan, sebelum seluruh kota jatuh di tangan pihak Inggris. Peristiwa berdarah di Surabaya ketika itu juga telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat yang menjadi korban ketika itulah yang kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan. Kebesaran arti pertempuran Surabaya, yang kemudian dikukuhkan sebagai Hari Pahlawan terletak pada peran dan pengaruhnya, bagi jalannya revolusi waktu itu. Pertempuran Surabaya telah dapat memobilisasi rakyat banyak untuk ikut serta, baik secara aktif maupun pasif, dalam perjuangan melawan musuh bersama waktu itu, yaitu tentara Inggris yang melindungi atau menyelundupkan NICA ke wilayah Indonesia. Pengaruhnya
“ Bangsa Besar adalah Bangsa yang bisa
menghargai
Jasa Pahlawannya. �
bagaikan nyala api besar yang membakar semangat perlawanan sehingga muncul juga pertempuran di banyak tempat di Indonesia (di antaranya, di Jakarta pada tanggal 18 November, di Semarang tanggal 18 November, di Riau tanggal 18 November, di Ambarawa tanggal 21 November, di pulau Bangka 21 November, di Brastagi tanggal 25 November, di Bandung tanggal 6 Desember, di Medan 6 Desember, dan di Bogor tanggal 6 Desember). Ciri utama berbagai perjuangan yang meletus di banyak kota dan daerah di Indonesia adalah bahwa peristiwa-peristiwa itu mendapat dukungan besar moral dan material dari rakyat, yang berarti juga telah menggugah rasa kebersamaan patriotik dalam perjuangan dan dalam skala yang luas. Dalam kaitan ini, patut dikenang bersama betapa banyaknya dapur-dapur umum yang telah diselenggarakan oleh rakyat di mana-mana bagi mereka yang berjuang, tanpa imbalan apa pun juga. Serta, betapa banyaknya rombongan pemuda-pemuda yang berbondong-bondong menuju daerah pertempuran. Artinya, perjuangan melawan tentara Inggris (dan NICA) telah menggugah semangat patriotisme yang lintas-suku, lintas-agama, lintas-keturunan ras, dan lintasaliran politik. Dengan semangat itu jugalah, rakyat Indonesia kemudian meneruskan perjuangan melawan Belanda antara tahun 1945 sampai 1949, sesudah tentara Sekutu (Inggris) meninggalkan Indonesia. Sumber referensi: http://www. kumpulansejarah.com/2012/10/ ultimatum-10-november-1945-haripahlawan.html, http://paranti.wordpress.com/2008/11/10/heroday/, dan http://gudangsejarah.blogspot. com/2009/01/sejarah-hari-pahlawan. html#1Huo7wyJ3tUys37X.99
06
Wawancara Khusus
November 2013
Unifa Mengedepankan Kualitas, bukan Kuantitas
Apa Strategi promosi kampus tahun ini?
Jadi yang kita lakukan untuk promosi Unifa ini, tentunya membutuhkan strategi yang matang sebelum turun ke lapangan. Tapi berbicara strategi, strategi yang kita lakukan di sini adalah jam sekolah, yang artinya kita melakukan promosi itu dengan mendatangani calon yang punya potensi untuk melanjutkan pendidikan di Unifa karena Unifa itu merupakan salah satu Perguruan Tinggi yang punya sekmen tertentu. Jadi yang kami lakukan dari promosi ini banyak sekali, seperti mendatangi sekolah-sekolah yang di daerah kurang lebih dari 100 sekolah dengan jumlah murid yang mengikuti kegiatan promosi ini kurang lebih 3000 orang. Setahu saya perguruan tinggi sulawesi selatan khususnya.
Kenapa hanya 1000 seribu mahasiswa?
karena yang kami inginkan itu mutu bukan jumlah, bukan kuantitas tapi 1 kualitas. Jadi, kalau pihak kampus hanya menerima sedikit mahasiswa baru itu artinya kita punya kesempatan untuk memberikan yang lebih baik dari segi kualitas dan pastinya akan lebih maksimal dibanding banyak tapi tidak berkualitas. Selain itu kami juga menyadari bahwa sebagai universitas yang masih muda. Memerlukan tenaga pendidik dosen yang banyak untuk melayani kalau kita menerima mahasiswa supaya kualitasnya juga terjamin. itu sebabnya pihak kampus ditahun 2013 hanya akan menerima sedikit mahasiswa baru.
Apa Visi Misi Unifa tahun ini ?
Kalau visi misi ditahun ini lebih Berapa target Mahasiswa Baru Tahun ini? disempurnakan dari visi misi sebelumnya. Nah dari kegiatan promosi yang dilakukan itu, di Terutama menuju good university governance. target tidak terlalu banyak. Dari pihak kampus makanya pihak kampus akan mengelola hanya menerima 1000 orang mahasiswa. Universitas Fajar menuju good university governance, artinya Universitas Fajar ini diarahkan untuk menjadi sebuah universitas yang mengutamakan kualitas karena kami menyadari bahwa supaya nantinya alumni unifa bisa terserap di dunia kerja alumni kami di dunia kerja.Kalau visi unifa tahun ini yaitu menjadikan Universitas Fajar menjadi terkemuka di Indonesia. Yang menghasilkan lulusan yang unggul , inovatif, mandiri, bermartabat dan berbudaya. Dan, kalau misinya sendiri ada tiga, yaitu : 1)Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu untuk menghasilkan lulusan yang bermoral , berahlak mulia, berintegritas tinggi, kreatif, adaptif, berbudaya dan inovatif
Biodata Nama : Drs. Ibnu Qayyim Naiem. M. Si lahir : Sidrap, 10 Oktober 1963 jabatan : kepala Biro Komunikasi dan Promosi Universitas Fajar Pendidikan : SMA Negeri 1 Rappang Strata 1 Jurusan Sastra di Universitas Hasanuddin Strata 2 Jurusan Komunikasi di Universitas Hasanuddin
2) Mengembangkan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan pengembangan keilmuan dan pemberdayaan masyarakat. 3)Mengelolah dan mengembangkan Universitas Fajar dengan prinsip tata kelola universitas yang baik (Good University Governance).
Untuk tahun ini, Prodi apa yang di unggulkan Unifa? Kalau Prodi (Program Studi) unggulan pada tahun ini berdasarkan kesepakatan antara pihak yayasan dan akademik program studi komunikasi dipilih sebagai program unggulan.
Dari sekian banyak Prodi di Unifa, kenapa komunikasi menjadi Prodi unggulan?
Karena pada dasarnya Universirtas Fajar dilatarbelakangi oleh sala satu media terbesar di indonesia timur. Makanya kenapa komunikasi dipilih menjadi prodi unggulan Universitas Fajar. Dan berdasarkan survey yang dilakukan oleh Universitas Hasanuddin. Bahwa media massa yang ada di wilayah Makassar didominasi oleh alumni-alumni Komunikasi Unifa. Jadi itulah sebabnya Prodi Komunikasi menjadi Program Studi unggulan di Unifa.
menuju good governance university artinya universitas fajar ini di arahkan untuk menjadi sebuah universitas yang mengutamakan kualitas karena menyadari bahwa untuk terserapnya alumni di dunia kerja harus dengan kualitas.
Liputan Khusus
November 2013
Akreditasi kampus ?
Kampus Universitas Fajar Makassar (Unifa) saat ini telah mengalami beberapa perubahan dan kemajuan seiring berdirinya Sekolah tinggi ilmu Komunikasi ( STIKOM Fajar) pada tahun 1996. STIKOM Fajar adalah nama kampus biru sebelum mengalami perubahan menjadi Unifa, yang didirikan tepat pada tanggal 8 Agustus 2008. Dan berawal dari itu, Unifa secara perlahan mampu bersaing dengan kampus lain yang berada di wilayah Sulawesi selatan. Dan tidak hanya sampai disitu, seiring dengan berjalannya waktu, animo pelajar untuk berkecimpung di kampus biru setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan apalagi dengan banyaknya jumlah program studi. Ditahun 2013 ini, Unifa menerapkan program baru yaitu D3 Hubungan Masyarakat, sehingga hal ini menjadi angin segar bagi dunia pendidikan. Namun yang sangat disayangkan, adalah ketika program studi yang semakin banyak tapi tidak dibarengi dengan fasilitas dan daya tampung kampus yang memadai. Kemudian di tahun ini juga, jumlah mahasiswa baru yang diterima sebanyak 679 orang, jumlah ini jauh lebih banyak dibandingkan penerimaan mahasisswa tahun lalu, sehingga terjadi kelebihan kapasitas. Walaupun dari pihak birokrasi kampus sendiri berinisiatif untuk menghindari terjadinya kekurangan kelas dengan melakukan renovasi gedung yang dulunya dijadikan gudang kemudian dialih fungsikan untuk dijadikan tempat perkuliahan, tapi lagi-lagi langkah tersebut tidak memberikan solusi yang efektif karena gedung tersebut tidak memberikan kenyamanan. Contohnya saja disaat kita mengikuti proses perkuliahan di dalam kelas suara ribut dari kelas lain masih terdengar dan secara langsung menimbulkan suasana belajar yang tidak kondusif. Jika sudah seperti itu tampak jelas bahwa kampus kita tidak lagi mengutamakan kualitas dalam pendidikannya tapi lebih pada kuantitas. Apa salahnya jika ingin menjadikan kampus biru menjadi lebih baik? Dan ada baiknya lebih mempertimbangkan apa yang menjadi kebutuhan dan hak mahasiwa. Seperti masih banyak fasilitas (sarana dan prasarana) yang ada di Unifa diabaikan oleh pihak kampus. AC (Air Conditioner) yang rusak sehingga banyak mahasiswa yang mengeluhkan kondisi tersebut, Lab komputer yang tidak memadai dengan jumlah unit komputer yang disediakan tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa yang rata-rata perkelas berjumlah 30 orang, perpustakaan dengan buku-buku yang minim dan tidak mengikuti perkembangan zaman, ruangan kelas dengan atap yang bocor
sehingga mengakibatkan kelas terendam air. Masih ada beberapa dosen yang belum memenuhi standarisasi sebagai tenaga pengajar. Yang mana, salah satu syarat untuk menjadi dosen pengajar yaitu harus lulusan minimal S2 dan juga kurangnya dosen pengajar tetap, kurangnya fasilitas Laboraturium Teknik, yang kemudian menyebabkan mahasiwa harus menumpang praktik di kampus lain dengan fasilitas yang lebih lengkap, adanya pengalihan aula menjadi lahan parkir sehingga membatasi ruang gerak mahasiswa untuk berkreativitas dan yang paling miris, tempat ibadah yang ukurannya sangat tidak maksimal. Hal hal kecil inilah yang kadang-kadang terlupakan tapi justru dampaknya sangat besar. Oleh karenanya, untuk memenuhi segala tuntutan itu, pihak birokrasi kampus memiliki kewajiban dalam menyelesaikan masalah pelik tersebut. Termasuk dengan tidak mengabaikan satu hal yang dianggap urgen yaitu “AKREDITASI KAMPUS� yang sampai saat ini masih dalam proses. Pengertian akreditasi adalah cerminan kinerja sebuah pergeruan tinggi yang menggambarkan mutu, efesiensi, serta relevansi suatu program studi yang diselenggarakan. Dimana aturan mengenai hal tersebut dicantumkan dalam Pasal 52 Bab XI Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 1989 disebutkan bahwa pemerintah melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat dalam rangka pembinaan perkembangan satuan pendidikan yang bersangkutan. Adapun yang menjadi penilaian akreditasi yaitu penilaian terhadap prasarana dan sarana, staf pengajar, maupun pengelolaan program pendidikannya. Namun, jika melihat permasalahan yang terjadi di Unifa, Kampus yang belum terakreditasi ditambah lagi dengan beberapa program studi yang terakreditasi C. Dimana diantara 11 Program Studi yang ada Akuntansi S1, Binawisata, Akuntansi D3, Hubungan Internasional, Ilmu Komunikasi, Manajemen, Sastra Inggris, Teknik Arsitek,Teknik Elektro, teknik kimia dan teknik Sipil, hanya program Studi Komunikasi dan Binawisata yang terakreditasi B beberapa Prodi lainnya Akreditasi C. Kemudian timbul sebuah pertanyaan, mengapa hal tersebut dipermasalahkan padahal yang penting jurusannya terakreditasi? Akreditasi merupakan salah satu syarat untuk memenuhi kualifikasi melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi atau memasuki pendidikan spesialisasi, atau untuk dapat menjalankan praktek profesinya. Dan tidak bisa dipungkiri pula sebuah pengakuan sangatlah penting
apalagi dalam dunia pendidikan yang notabene menjadi sebuah parameter seseorang walau pun kenyataannya kualitas seorang mahasiswa, pintar tidaknya tidak dilihat dari latar belakang dimana dia bersekolah ataupun kuliah. Dengan demikian birokrasi kampus lagi-lagi tidak bisa lepas tangan begitu saja karena hal ini tidak melibatkan satu pihak tapi semua civitas akademika Universitas fajar (Pihak Birokrasi Kampus). “Berbicara masalah akreditasi ada 2 hal yang perlu kita ketahui, yakni akreditasi Program Studi dan Akreditasi Institusi atau Perguruan Tinggi. Dan dari 3000-an PTS di Indonesia baru sekitar dua ratusan yang terakreditasi untuk wilayah kopertis IX. Untuk wilayah kopertis IX belum sampai 10 PT yang terakreditasi termasuk Unifa sendiri sebagai Perguruan Tinggi Swasta belum tarkreditasi, namun saat ini kami sedang mengajukan ke BAN-PT untuk proses akredeitasi hingga Agustus 2014 Unifa akan terakreditasi karena jika kampus tidak terakreditasi maka suatu PT tidak diperbolehkan mengeluarkan ijazah, untuk penilaian akreditasi sendiri selain sarana dan prasarana, mengenai laboratorium, perpustakaan, dan ruang kelas, Tenaga pengajar juga berperan dalam menunjang akreditasi, dan satu tahun kedepan Unifa akan mempunyai 5 guru besar. Melihat keadaan Unifa saat sekarang ini, memang sulit untuk terakreditasi, namun ada 3 hal yang dinilai juga dalam akreditasi yakni dilihat
07
dari masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang, melihat perencanaan Unifa mengenai pembangunan kampus yang akan dibangun pada tahun 2014 mendatang, maka Insya Allah Unifa akan terakreditasi karena dengan adanya pembangunan ini maka sarana dan prasarana akan lebih memenuhi syarat akreditasi, dan jumlah mahasiswa yang akan diterima juga akan lebih banyak, sebab mahasiswa juga merupakan salah satu kriteria akreditasi, dalam setiap tahunnya peminat Unifa meningkat signifikan, dengan ini kami akan mengololah program ini dengan baik, karena akreditasi sangat penting�.kata Prof. Sadly Abdul Djabbar MPA. Apakah pernah terbayangkan dibenak kita? alumni unifa tidak bisa mendapatkan apa yang menjadi haknya. Mendapatkan pekerjaan yang diinginkan karena kampus tempat dimana dia belajar belum mendapatkan pengakuan yang sah. Bisa dibayangkan berapa banyak alumni dari Universitas Fajar hanya mendapat gelar sarjana tapi sebatas itu. Dan pertanyaan selanjutnya, apakah pendidikan yang ditawarkan Kampus biru, seperti ini? yang secara tidak langsung hanya mengandalkan buaian serta iming-iming yang mengatas namakan pendidikan? Dan tanpa disadari kita pun terperangkap oleh buaian tersebut. Penulis : Orin Reporter: Asma
08
November 2013
2 1
3
4
6
5
7
Keterangan Gambar :
1. Foto bersama peserta Kobar 13 (Komunikasi Bin Akrab 2013), Himpunan mahasiswa Komunikasi yang diadakan di Ta’deang, Kab. Maros. 2. Foto bersama peserta Bina Akrab, Himpunan mahasisawa Binawisata yang di adakan di Kars Belae, Kab. Pangkep. 3. Foto bersama peserta Bina Akrab, Himpunan mahasiswa D3 Akutansi yang di adakan di Tabo-Tabo, Kab. Pangkep. 4. Saling membantu saat games outbond dikegiatan pengkaderan Himpunan mahasiswa Manajemen. 5. Makan bersama peserta BOSTEK 13 pada saat pengkaderan Himpunan mahasiswa Teknik 6. Foto bersama peserta Bina Akrab Himpunan mahasiswa Hubungan Internasional 7. Foto bersama peserta Bina Akrab, Himpunan mahasiswa Manajemen yang di adakan di Ta’deang, Kab. Maros
09
November 2013
1
2
4
3 Keterangan Gambar :
5
1. Foto bersama peserta Bostek 13, Himpunan Mahasiswa Teknik yang diadakan di Leang-leang Kab. Maros 2. Foto bersama peserta dan panitia, Himpunan Mahasiswa Akutansi yang diadakan di Balai Bibit Ikan Tawar, Kab. Maros 3. Futsal Competition yang diadakan Himpunan Mahasiswa Komunikasi 4. Performance BRHD Percussion di malam puncak Milad Himpunan Mahasiswa Komunikasi 5. Penyerahan potongan pertama nasi tumpeng kepada Ketua Prodi Komunikasi di malam puncak Milad Himpunan Mahasiswa Komunikasi
10
November 2013
Suara untuk kampus kami Apa yang Harus Dibenahi Unifa?
Achmad Suheli salah satu mahasiswa Manajemen angkatan 2009 ini menjabat sebagai Ketua Himpunan mahasiswa Manajemen Universitas Fajar (Unifa) periode 2012-2013 yang akrab disapa Bombom Menurut saya, Unifa perlu melakukan evaluasi pengajar yang tidak sesuai di bidangnya masing-masing dan melihat dari pengajar yang ada di Unifa, khususnya jurusan manajemen itu sendiri masih kurang. Jika dilihat dari cara mengajar dosen, masih perlu pertimbangan antara teori yang diberikan dengan praktek dari teori itu sendiri. Nama : Ikhsan Hidayat jurusan : Hubungan Internasional
Nama : Achmad suheli Jurusan: Manajemen
Musliadi angkatan 2011 Teknik Mesin Perlunya transparansi dana tiap lembaga dalam Unifa, karena sampai saat ini dana yang ada tidak sesuai apa yang telah diprogramkan tiap lembaga dan juga pembangunan fasilitas Universitas. Sampai saat ini belum ada perubahan yang diberikan terhadap Unifa dan yang sangat perlu adanya sistem. Harapan saya untuk memperbaiki sistem dan orangorangnya, akademik harus lebih memperhatikan lagi soal sistem birokrasi kampus dan lebih melakukan rotasi terhadap orang yang menjabat di birokrat kampus.
Ada banyak yang sebenarnya harus dibenahi, utamanya sarana dan prasarana. Jika dilihat, sarana dan prasarana masih kurang. Kampus kita juga belum hijau, agar betah di kampus. Untuk saat ini bisa saya katakan kalau AC untuk ruangan sudah cukuplah, sudah di atas standar. Untuk biroksasi kampus, itu yang agak susah. Perlunya peningkatan almamater itu penting. Itu yang menurut saya penting untuk dibenahi.
Yang perlu dibenahi itu Gedung, terutama toiletnya. Dosen yang melakukan pertukaran waktu kuliah yang tidak tentu. Adanya jadwal perkuliahan pada hari Minggu, seharusnya itu tidak ada karena itu merupakan jam istirahat. Memberikan kejelasan soal jadwal perkuliahan terhadap mahasiswa baru. Melakukan sosialisasi ke mahasiswa jika ada kebijakan dan informasi dari pihak kampus agar kami bisa tahu. Kurangnya fasilitas yang ada di ruangan seperti di Gedung C dengan pendingin ruangan yang sudah tak layak lagi difungsikan.
Yang perlu dibenahi menurut saya itu banyak, terutama masalah infrastruktur kampus yang bisa kita lihat sampai sekarang tidak ada perkembangan. Kemudian masalah lembaga-lembaga yang ada di kampus belum terlalu terkoordinasi baik dengan BEM, sampai saat ini belum ada kejelasan dalam sistem koordinasi antar lembaga yang baik di Universitas Fajar Makasssar.
Kertas Unifa
KERTAS Unifa MAKASSAR,KERTAS—Aula Universitas Fajar (Unifa) dijadikan tempat parkir. adanya peralihan fungsi ini menimbulkan kontra bagi mahasiswa terhadap civitas akademika, banyak mahasiswa yang mempertanyakan hal ini, dikarenakan pembagunan kampus 9 lantai yang belum direalisasikan . Rabu, (06/11/13).
Komentar DOSEN MANAJEMEN UNIFA
Ashar Syahrir jurusan teknik elektro
Wahyu Love itu merupakan langkah awal adik! Setiap gedung bertingkat memperuntukkan lantai dasar sebagai tempat parkir, tetap positif dan optimis lantai-lantai berikutnya Insya Allah akan dibangun sesegera mungkin!
11 Regenerasi Kepemimpinan BEM Activity
November 2013
K
Universitas Fajar
eberlanjutan kepengurusan dalam sebuah lembaga merupakan hal yang penting, karena untuk mempertahankan dan memperlihatkan eksistensi sebuah lembaga perlu adanya regenerasi. Begitupun yang dilakukan oleh mahasiswa yang tergabung dalam lembaga Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Fajar. Untuk melanjutkan tongkat estafet kepengurusan sebelumnya, digelar pesta demokrasi pemilihan Presiden dan Wakil Presiden BEM. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) adalah lembaga yang dibawahi oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM). Peran BEM sendiri yaitu menjadi penengah ketika terjadi permasalahan pada Himpunan setiap jurusan dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) atau pun yang berada di bawah garis koordinirnya dan tentunya sebagai wadah mahasiswa dalam menyampaikan aspirasinya. Saat ditemui di sekretariat pers Unifa, Andi Farid Alfaridzih mengungkapkan “pihak KPUM mulai membuka pendaftaran dan penyeleksian Calon Presiden dan Wakil Presiden BEM pada (4-7 Nopember) dan setelah melalui proses tersebut hanya dua pasang kandidat yang memenuhi persyaratan yaitu Muhammad Faisal Abdurahman dari jurusan Akuntansi D3 berpasangan dengan Aditia Pratama dari jurusan Manajemen sedangkan rivalnya Muhammad Arif Datuamas jurusan Komunikasi dengan wakilnya Iksan Hidayat dari jurusan Hubungan Internasional” Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pemilihan Presiden dan Wakil Presiden BEM tahun ini yang mengusung tema ”Kembali ke Titik Nol” lebih menarik karena banyak mahasiswa yang berpartisipasi dalam proses Pemilu Raya ini, debat kandidat juga berlangsung dengan alot, para kandidat pun menyampaikan visi misi mereka. Dan, pada tanggal 18 Nopember 2013, secara resmi pasangan nomor urut 1, Muhammad Faisal AR dengan pasangannya Aditya Pratama. Menjadi Presiden dan Wakil Presiden BEM terpilih dengan masa jabatan periode 2013-2014. Terpisah, Presiden BEM terpilih Muhammad Faisal saat dimintai keterangannya terkait kemenangannya dipemilihan presiden (19/11) BEM Unifa. “ Dengan terpilihnya saya sebagai presiden BEM yang baru, hal pertama yang akan saya lakukan yaitu penguatan BEM itu sendiri, dan saya akan memperbaiki tatanan kelembagaan khususnya BEM. Karena kita mau ada penguatan terhadap BEM itu sendiri supaya kita punya kharismatik dan daya pikat untuk memandu dan menata himpunan-himpunan maupun UKM yang ada di Universitas Fajar” Saat kru Kertas menanyakan butuh waktu berapa lama untuk merealisasikan semua program kerja yang dijanjikan, Faisal sebagai presiden BEM terpilih mengatakan dengan masa jabatan satu periode sangat tidak cukup untuk memperbaiki tatanan lembaga. Namun sebagai aktivis kampus
harus punya kiat-kiat tertentu untuk memajukan organisasi yang profesional. Dan saat disinggung mengenai siapa-siapa yang akan menduduki jabatan kepengurusan BEM nantinya, Faisal pun menegaskan kedepannya tidak akan ada tebang pilih dalam kepengurusannya, tidak akan ada pendukung nomor 1 atau pendukung nomor 2, yang artinya pembagian jabatan akan dilakukan secara merata pada setiap Himpunan, tapi tetap harus melihat kapasitas dan kapabilitas orangorang yang akan mengisi kepengurusan BEM kedepannya. Dia juga menambahkan jika melihat dari sisi gerbong politik secara rasional dan realistis pastinya ada pertimbangan terhadap orang-orang yang memilihnya. Bahkan rivalnya di pemilihan BEM Joe dan Dayat nantinya akan ditarik menjadi jajaran kepengurusan BEM selanjutnya. Dan terlepas dari itu semua, pastinya yang kita harapkan dengan adanya momen ini bisa memberikan sebuah proses pendewasaan berlembaga, dan tentunya kepada Presiden dan Wakil Presiden BEM yang terpilih, kedepannya mampu menjalankan roda kepemimpinannya dengan lebih baik dalam kinerjanya dan tidak hanya sebatas mengumbar janji pada saat orasi namun minim realisasi. (Orin)
12 12
Activity
November 2013
Wisuda VI Universitas Fajar di Grand Clarion Hotel Makassar
MAKASSAR,KERTASmengimplementasikan ilmu yang Universitas Fajar Makassar telah diperolehnya selama kuliah mengadakan rapat senat luar di Unifa, terus bermimpi karena biasa wisuda VI Unifa dan Ahli mimpi adalah awal kesuksesan Madya, di Sandeq Room Grand dan kejarlah mimpi itu hingga Clarion Hotel Makassar beberapa menjadi kenyataan”. Ungkap Alwi bulan yang lalu. Rabu, 25 Hamu ketua Pembina Yayasan September menjadi satu momen Perguruan Tinggi Fajar Ujung yang berharga bagi 132 orang Pandang. mahasiswa Unifa yang dilantik Saat ini Unifa akan berusaha menjadi sarjana alumni Unifa, untuk menjadi bagian dari 10% terdiri dari 11 Program Studi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) (Prodi). (29/09) terbaik di Indonesia. Sebagai Mahasiswa yang kampus entrepreneurship yang diwisuda terdiri dari 45 orang telah digagas Unifa sejak 5 Ilmu Komunikasi, 23 orang tahun yang lalu, Prof. Sadly AD Akuntansi S1, 20 orang MPA menegaskan bahwa Unifa Sepuluh Besar wisudawan-wisudawati terbaik Universitas Fajar Makassar bersama Alwi Manajemen, 4 orang Hubungan merupakan salah satu kampus yang Hamu, Prof dan H. Syamsu Nur. di Grand Clarion hotel. International (S1), 3 orang Sastra akan melahirkan jiwa-jiwa wirausaha Dalam rapat senat luar biasa, Alwi Inggris, 1 orang Teknik Sipil, 7 orang bukan hanya sekadar menjadi seorang Hamu sebagai pembina sekaligus raja Media Teknik Elektro, 6 orang Teknik Arsitektur, 2 pekerja atau pegawai tetapi menjadi seorang orang Teknik Kimia, 6 orang Binawisata (D3), Indonesia turut hadir dalam acara tersebut. pemilik perusahaan. (Asma) “semoga alumni Unifa secepatnya bisa 15 orang Akuntansi (D3).
679 MAHASISWA BARU PADA TAHUN 2013
MAKASSAR, KERTAS—Penyambutan Mahasiswa Baru (PMB) Universitas Fajar (Unifa), berlangsung di gedung Graha Pena Fajar lantai 2 selama 3 hari berturut-turut, yakni tanggal 26-28 September 2013. Ditahun ini, Unifa menerima maba (mahasiswa baru) sebanyak 679 orang. Yang menarik, PMB Unifa berbeda dengan penyambutan kampus lain. Universitas yang dikenal sebagai Kampus Biru ini tak lagi menerapkan sikap primitif, tetapi lebih kepada pendidikan karakter yang berkualitas. Kegiatan ini di hadiri Irwani Pane dan Alwi Hamu
sebagai pemateri dalam kegiatan ini. “Saya tidak berpikir bahwa PMB akan seperti ini, bahwa PMB itu justru membentuk mentalitas saya, karena yang ada dalam pikiran saya, PMB itu hanyalah perkenalan, sama teman-teman yang lain. Tapi PMB ternyata juga membentuk karakter seseorang”. Kata Amelia Febriana, salah seorang mahasiswi baru Unifa. Ditemui di lantai empat ruang redaksi Graha Pena, Tahang, S.T.,M.T, Ketua Program Studi Teknik Arsitek ini mengutarakan harapannya untuk Universitas Fajar. “Mudah-mudahan mahasiswa Unifa bisa bertambah banyak lagi dan selalu membangun kebersamaan”, ujarnya saat diwawancarai setelah melakukan pengenalan program studi kepada para mahasiswa baru Fakultas Teknik Universitas Fajar Makassar.
Perkenalan Himpunan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial kepada Mahasiswa Baru Universitas Fajar 2013. (27/09/13)
November 2013
Jejak Semalam
Sepi, tak ada suara petikan gitar seperti malammalam sebelumnya. Kamar-kamar kost juga gelap, hanya lampu disepanjang lorong yang tetap menyala. Seorang perempuan bermata bulat tampak tengkurap dengan kepala mendongak menatapi pintu kamar bernomor 07 yang terkunci. Kaos oblong ungu yang dipakainya menghitam oleh bercakbercak darah, ia terengah, tapi masih bisa bangkit. Rupanya hampir seluruh tubuhnya menghitam oleh cairan kental berbau amis itu. “Nia….” Ujar perempuan itu, tapi tak ada jawaban. Hening, hanya hembusan angin malam yang melintas di samping telinga perempuan bertubuh kurus itu. “Nia….” Kali ini ia menggedor pintu. “Aku Hera!” Tubuhnya kemudian melemas, nafasnya berlomba dengan keringat di wajah pucatnya yang tirus. Mata perempuan itu liar menatapi lorong yang redup, mencoba menangkap sosok-sosok gelap yang mungkin datang menghampirinya. Namun sia-sia. **** Hera terus menggedor pintu kamar Nia yang masih terkunci. “Aku tahu kamu di dalam!” teriak Hera, tangan kanannya sudah pegal memukuli pintu kayu didepannya. Kemudian terdengar isak tangis. “Nia….” Suara Hera yang mulai parau terdengar bergetar. “Aku takut….” Bisik suara dibalik pintu, Nia. “BUKA PINTUNYA!” Hera mulai memaki. “Jangan….” Suara Nia terdengar memohon dan tetap berbisik. Hera menyerah, ia menoleh ke kiri dan ke kanan, menyusur lorong panjang kostan tempatnya menetap selama hampir enam bulan terakhir. Sepi, hanya aroma amis yang tercium. Dipandanginya kembali pintu didepannya sebentar, kemudian menyeret
tubuhnya meninggalkan tempat itu. **** “BRAKKK!” Sebuah meja kayu menghantam kaca jendela kamar Nia, sontak perempuan itu menjerit keras. Lalu sesosok tubuh mungil merosot diantara sisasisa pecahan kaca yang menempel pada kusen kayu. “Hera?!” Pekik Nia. Ia sama sekali tidak menduga perempuan itu akan merusak jendela kamarnya.
“Ini aku!” Geram Hera. “Jangan!” Nia melompat, mencoba menghindari Hera yang mendekatinya, namun perempuan itu lebih dulu sudah memegang tangannya. Nia meronta, mencoba melepaskan diri dari cengkeraman Hera. “DIAM!” Kali ini Hera menjambak rambut Nia, lalu dengan kasar membenturkan kepala perempuan itu ketembok hingga hampir tak sadarkan diri. “Kamu mau apa dariku?” Suara Nia melemah, matanya berkunang-kunang sementara darah mengalir dari kedua ,lubang hidungnya. Hera hanya membisu, namun matanya tajam memperhatikan setiap inci tubuh Nia yang kini terageletak dilantai. “Hera?” Nia mulai tersengal-sengal, sulit untuk berbicara karena darah yang mengalir dari hidungnya tak kunjung berhenti. Hera tetap membisu, ia malah berjongkok didepan Nia, memperhatikan wajahnya yang memucat karena hampir kehabisan darah, juga bibirnya yang bergetar menahan takut. Perempuan itu tak dapat menahan isaknya, terlebih ketika jari-jari kurus Hera menyentuh kulit wajahnya. Dingin. “Kalian semua sama saja….” Ujar Hera, dan seketika itu pula bulir-bulir air matanya berjatuhan. “Sama?” Nia memegangi dadanya yang mulai nyeri. Pikiran Nia mulai menjalar, menyususr jejak-jejak silam untuk menerka-nerka penyebab Hera membunuh satu persatu penghuni kostan yang hanya memiliki limabelas kamar dalam waktu yang sangat singkat. Semalam. “Kamu gila….” Suara Nia bergetar. “Tidak….” Bisik Hera, raut wajahnya kembali beku. “Iya…. Kamu gila….” Nia menangis, tapi tidak berani bersuara, karena ia tidak menemukan alasan lain sebagai penyebab mengapa Hera membunuh semua penghuni di tempat itu.
13
“Aku tidak gila!” bantah Hera, kali ini dengan suara yang lebih keras. “KAMU MEMANG GILA!” Raung Nia. Hera kalap. Tangan kurusnya mulai mencekik leher Nia. “Lepas!” Nia yang kesakitan mencoba meronta, namun percuma. Hera sudah tak sabar mengakhiri permainannya. Jeritan Nia begitu singkat hingga tak sempat lagi ia melihat iblis di wajah Hera ketika perempuan itu kembali membenturkan kepalanya ketembok dan memecahkan tengkoraknya. **** Ngeri membungkam pagi di Pondok Nur, sebuah kost-kostan yang memiliki limabelas kamar. Lebih dari limabelas tubuh ditemukan tak bernyawa dan bersimbah darah, termasuk pemilik pondok itu sendiri. Dua jam setelah polisi datang ketempat itu, sebuah pengumuman berisi peringatan dikeluarkan, karena seorang pasien rumah sakit jiwa yang kabur sekitar enam bulan lalu sedang berkeliaran dengan leluasa. Hera Florencia, perempuan dengan gangguan jiwa yang parah akibat perlakuan buruk orang tua dan orang-orang disekitarnya sejak kecil, kini adalah seorang psikopat yang haus darah.
BUMIKU
Tak kurasakan lagi sejuknya udara ini Tak kurasakan lagi indahnya pantai itu Gunung-gunung yang gagah Kini telah berubah Sulit rasanya kutemukan embun Di kota ini Orang-orang itu kejam!!! Membuat bumiku menangis Membuat bumiku terancam mati …. Di lorong-lorong langit ini Aku bersuara,berpadu dalam tekat Bersama orang-orang yang sadar hati Tegakkan konservasi Untuk buatmu hidup kembali (Hesti Wiyatiningsih)
14 14
November 2013
n e Tr
Online Shop d O
nline Shop (Belanja online) sudah tidak asing lagi terdengar di telinga masyarakat, apa lagi bagi remaja, khususnya dikalangan mahasiswa, yang hampir tidak pernah jauh dari Smartphonenya seperti Blackberry, Android dan Iphone yang sering digunakan sebagai media pehubung koneksi internet. Salah satu kelebihan Online Shop adalah barang-barang yang dipromosikan melalui media online. Selalu update sesuai perkembangan model sehingga membuat orang yang melihatnya dan yang sering menggunakan jasa online shop selalu terlihat update. Hal inilah yang membuat orang-orang lebih tertarik menggunakan Jasa online Shop. Selain itu, bukan hanya kaum hawa yang sering berbelanja lewat Online shop, kaum pria pun banyak yang tidak mau ketinggalan. (Anna)
Devitha Vetriana Public Relation Unifa “lebih Terjangkau” Online Shop itu lebih banyak pilihannya, barang-barang yang dijual lebih bagus dan tentunya lebih murah, tapi biasanya kemahalan di ongkir. Fachrul Zamir Ibrahim Teknik Elektro “Kurang tertarik dengan Onine Shop“ Kalau saya, sih, kurang suka dengan belanja online karena biasanya tertipu dengan barang yang diperlihatkan malah berbeda dengan aslinya. Lebih mudah terjadi penipuan.
“Komentar Pengguna Jasa Online Shop”
Andre Christianto Manajemen “Pernah tertipu dengan jasa Online“ saya kurang menyukai belanja online shop karena pernah tertipu sehingga saya kurang percaya lagi dengan jasa online shop. Juliana Sartika Djafar Akuntansi S1 “Tidak tepat waktu” kalau saya kurang suka menggunakan jasa online shop, karena barang yang dilihat digambar kadang tidak sesuai. Apa lagi waktu pengiriman barangnya sering terlambat, tidak sesuai dengan jadwal yang dijanjikan.
15
Sosok
November 2013
Pengabdian Tanpa Henti
F
igur yang dikenal dengan pribadinya yang humoris, mampu berbaur dengan mahasiswanya. Beliau adalah Drs. M. Yahya NS. bisa dibilang sebagai salah satu dosen perintis di zaman STIKOM. Sehingga tidak heran jika dosen ini dianggap memiliki dedikasi yang tinggi. Beliau lahir di Manipi Kabupaten Sinjai barat. Dia mengawali pendidikan perguruan tingginya di Universitas Muhammadiyah (UNISMUH) Makassar Fakultas Pendidikan dan Ilmu Keguruan UIN Alauddin Agama Islam. Dengan berlatar pendidikan keguruan ini, beliau direkrut sebagai dosen di STIKOM yang harus mengajar mengenai jurnalistik. Padahal beliau dasarnya bukan orang komunikasi dan tidak pernah bersekolah mengenai ilmu komunikasi. Tetapi karena melihat pengabdiannya dalam dunia pers yang sangat luar biasa hal inilah yang kemudian menjadi dasar perekrutannya. Pria yang berusia 76 tahun ini, adalah salah seorang wartawan perintis terbentuknya PT. Media Fajar milik Alwi Hamu. Beliau dikenal sebagai “Guru di Kantor, Guru di Kampus” yang mempunyai motto love to press. Artinya, beliau mengajarkan bagaimana agar kita dapat jatuh cinta terhadap pers yang merupakan lembaga yang harus ada dalam sebuah negara, setelah Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif. Dan tidak hanya itu, beliau juga aktif menjadi wartawan selama 42 tahun dan bisa dibilang bukan waktu yang singkat. Semangat dan perjuangan dalam memberikan informasi kepada masyarakat telah menjadi suatu kebanggaannya tersendiri. Selain aktif dalam dunia Pers, Pemuda penulis cerpen dan puisi era 50-an ini juga berprofesi sebagai guru pada waktu itu, mengingat latar belakangnya memang mengarah kepada dunia pendidikan. Sejak duduk di bangku SMP, bakat jurnalistiknya sudah terlihat. Itu dibuktikan dengan sebuah prestasi, dimana tulisan miliknya berhasil dikirim ke Jakarta dan dimuat dalam sebuah media yang bernama Tabloid Abadi. Dan Menginjak tahun 2008, dimana STIKOM bersama dua sekolah lainnya, Akuntansi dan Pariwisata, dibaurkan menjadi sebuah universitas dan seiring dengan pembauran tersebut telah dilakukan pergantian beberapa dosen yang sekaligus menjadi akhir karir beliau sebagai dosen di kampus ini. Walaupun demikian jasa dan dedikasinya tidak lantas terlupakan begitu saja. Di STIKOM, beliau telah memberikan segudang ilmu kepada mahasiswanya, termasuk Buyung Maksum, S. Ksi; Abdul Jalil S. Ksi, M.I.Kom; Muh. Bisyri S. Ksi; Yulhaidir Ibrahim S. Ksi. Yang dimana nama-nama tersebut adalah dosen-Dosen pengajar kita di Universitas
Fajar sekarang. Menulis dan bahasa Indonesia banyak ilmu yang Dan disaat pengabdiannya tidak dalam dunia pers dan Sipil, kini beliau dengan menjadi ketua
mengedit berita, bahasa pers, dan menjadi bagian diantara sekian dipersembahkannya. usianya telah beranjak senja berhenti. Setelah mengabdi bekerja sebagai Pegawai Negeri menghabiskan hari-harinya RT dan pengurus masjid.
Guru di Kantor, Guru di Kampus
Data Diri…
:
Nama Lengkap : Drs. M. Yahya NS
o t e v o L Press
Tempat, tanggal lahir : Manipi, Sinjai Barat, 31 Desember 1937 Alamat : Jl. Kumala 2 Selatan No. 11 Riwayat Pendidikan : SD Manipi, SMP 2 Makassar, SGA Negeri 2 Makassar ( SMA 16 Makassar sekarang) Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas Pendidikan dan Ilmu KeguruanUIN Alauddin Pendidikan Agama Islam.
Semakin Tua, Semakin Berprestasi
Salah satu organisasi yang telah berusia tua di kampus ini adalah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sanggar Seni Karampuang (SSK). Tahun 1989 adalah menjadi awal terbentuknya organisasi ini, tetapi pada saat itu masih bernama Sanggar Seni. Selanjutnya, setelah STIKOM berdiri, namanya berubah menjadi Sanggar Seni STIKOM. Saat STIKOM dan dua sekolah lainnya, dalam hal ini Akuntansi dan Pariwisata dilebur menjadi sebuah Universitas, yaitu Universitas Fajar, organisasi ini kembali berganti nama menjadi sanggar Seni STIKOM Fajar. Setelah itu, oraganisasi ini menjadi bagian dari Unit Kegiatan Mahasiswa, selanjutnya diberi nama Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sanggar Seni Karampuang (SSK) Universitas Fajar yang dipergunakan sampai detik ini.
Sudah banyak prestasi terbaik yang telah ditorehkan oleh UKM yang satu ini, diantaranya adalah pemeran wanita terbaik pada ajang Festival Teater Mahasiswa Indonesia (FTMI) ke-VII, pemeran pria terbaik di Palopo, dan masih banyak lagi prestasi-prestasi lain yang tersimpan di dalam UKM ini. Pada tahun 2011, SSK mengadakan Tingkat Kekaryaan Mahasiswa Makassar (TKMM) yang berlokasi di kampus Unifa sendiri dan berkolaborasi dengan dengan organisasi seni tetangga, yaitu Nitro Art Club (NAC). Dengan kata lain, kedua organisasi ini dipercaya sebagai “Tuan Rumah”. Kegiatan ini berjalan selama seminggu dengan beberapa penampilan yang disuguhkan kepada para peserta, terkhusus Tari Pattu’du yang berasal dari daerah Mandar. Kalau untuk masa kepengurusan Winda sendiri, ketua umum SSK saat ini, mereka telah mengadakan kegiatan yang bernama HITAM PUTIH di tahun 2012 kemarin. Setelah itu, Tari Kreatif Tiga Etnis yang diadakan di kampus Unifa. Dan dipercaya pada salah satu event akbar, yakni The Big Project Of Teknik Unifa untuk tampil pada pembukaan acara.
Berbeda dengan UKM lain, ada 1 kata unik yang terdapat di UKM ini “Karampuang”. Yah, kata itu diambil dari nama kelurahan tempat Unifa berada, Kelurahan Karampuang. Walaupun memiliki nama kelurahan, tetapi organisasi ini tetap diproritaskan hanya untuk anak-anak Universitas saja yang mau bergelut di dunia kesenian. Ternyata, prestasi untuk dunia teater di dalam UKM ini lebih dikenal di luar daripada di lingkup internal kampus sendiri. Oleh karena itu, sampai sekarang visi yang dibawa oleh kepengurusan sekarang adalah bagaimana agar SSK juga harus lebih dikenal oleh kalangan mahasiswa Unifa. Selain itu, yang dimana selama ini hanya sua divisi yang paling aktif, yaitu Teater dan Seni. Jadi, mereka yang sekarang berjumlah 25 orang juga mempunyai visi untuk mengaktifkan semua divisi, yaitu tari, musik, teater, dan sastra.
s I e t s a T r u "O Our Service" Jl. Chrysant B8 Maros, LIngkup PTB (Wisata Kuliner) Kabupaten Maros yang dekat dengan Kantor Bupati Kabupaten Maros
Menu :
"Toast Green Sauce"
"Banana Roll"
"Ocean Soursop"
"Orange Passion Fruit" Kopi dan segala jenis Mie
Fasilitas TV LCD, Free Wifi, Soft Music, dan Menu-menu yang beraneka ragam menjadikan D'Giams Sebagai tempat Nongkrong Komunitas yang nyaman.
@Dgiams_B8
Bagi teman-teman yang ingin berbagi tulisan seperti cerpen, puisi, dan cerita lucu. Bisa dikirimkan ke: Kertasunifa@yahoo.co.id DENGAN FORMAT: Ukuran font : 12 Jenis font: Times New roman, Spasi : 1
Kertasunifa@yahoo.co.id
@Unifakertas
Kertas Unifa