BAB. I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah yang efektif dilaksanakan sejak tahun 2001, meningkatkan
kesempatan
bagi
Pemerintah
Daerah untuk memberikan alternatif penyelesaian yang
bersifat
inovatif
dalam
menghadapi
tantangan-tantangan yang dihadapinya. Pemerintah Daerah dituntut untuk
memberikan
perhatian
yang
lebih
besar
terhadap
kualitas
penyelenggaraan pelayanan publik dasar serta bagaimana meningkatkan kemandirian daerah dalam melaksanakan pembangunan. Berangkat dari fakta sementara, saat ini konsep desentralisasi dan Otonomi Daerah diartikulasikan oleh daerah untuk hanya terfokus pada usaha menata dan
mempercepat
pembangunan
Penerjemahan
seperti
ini
meningkatkan
pelayanan
di
ternyata kepada
wilayahnya belum
cukup
masyarakat,
masing-masing. efisien
karena
tidak
dalam dapat
dipungkiri bahwa maju mundurnya satu daerah juga bergantung pada daerah-daerah lain, khususnya daerah yang berdekatan. Untuk
mengoptimalkan
potensinya,
kerjasama
antar
daerah
merupakan salah satu alternatif inovasi/konsep yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi, efektivitas, sinergis dan saling menguntungkan terutama dalam bidang-bidang yang menyangkut kepentingan lintas wilayah. Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah, melalui berbagai payung regulasi (peraturan pemerintah) mendorong kerjasama antar daerah. Kerjasama diharapkan menjadi salah satu wadah yang dapat mengubah potensi konflik kepentingan antar daerah menjadi sebuah potensi pembangunan yang saling menguntungkan. Kerjasama Antar Daerah (KAD) hanya dapat terbentuk dan berjalan apabila didasarkan pada adanya kesadaran saling membutuhkan untuk LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
1
mencapai satu tujuan. Oleh karena itu, inisiasi Kerjasama Antar Daerah (KAD) baru dapat berjalan dengan efektif apabila telah ditemukan kesamaan isu, kesamaan kebutuhan atau kesamaan permasalahan. Kesamaan inilah yang dijadikan dasar dalam mempertemukan daerahdaerah yang akan dijadikan mitra.
Gambar 1: Dokumentasi Pertemuan Kerjasama Antar Daerah
Kerjasama Antar Daerah bisa meningkat atau lebih efektif dalam berjalanannya
apabila
ada
external
support
(misalnya
dalam
hal
pendanaan) dan demand public atau permintaan dan dukungan dari masyarakat. Meskipun dua hal tersebut penting, akan tetapi hal utama yang harus mendasari kerjasama tersebut adalah adanya komitmen dari masing-masing Pemerintahan Daerah yang terkait. Komitmen yang dimaksud adalah komitmen untuk bekerjasama dalam penanganan isuisu yang telah disepakati dan lebih mendahulukan kepentingan bersama dibanding kepentingan masing-masing daerah. Komitmen tersebut perlu dimiliki oleh para pejabat, baik pada level teknis, manajerial, maupun pimpinan,
sehingga
pemangkasan
langkah-langkah
birokrasi
dalam
yang
kerjasama
diperlukan
dapat
termasuk
dilakukan
untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi gerak. Mengingat sulitnya mengkoordinasikan Pemerintah Daerah dalam semua aspek kepemerintahan, akan lebih efektif apabila isu/bidang yang ditangani dalam kerjasama itu terfokus pada satu isu/bidang saja atau beberapa bidang prioritas. Perluasan lingkup kerjasama dapat dilakukan
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
2
kemudian, tergantung pada kondisi/komitmen dari Pemerintah Daerah dan tanggapan dari masyarakat. Selain itu, yang juga perlu dipikirkan adalah masalah feasibilitas kerjasama, baik secara ekonomi maupun politis. Secara politis karena walau bagaimanapun, keputusan akhir mengenai komitmen untuk bekerjasama adalah sebuah keputusan politis yang harus diambil pada level pimpinan, sehingga diperlukan argumentasi-argumentasi untuk bekerja sama yang cukup menarik secara politis bagi level pimpinan itu. Tentu saja, karena secara politis kerjasama ini harus menarik bagi semua daerah yang terlibat, maka juga harus menguntungkan bagi semua daerah. Prinsip ”saling menguntungkan” inilah yang menjadi salah satu filosofi dasar kerjasama. Secara teoritis, kerjasama dapat dipahami sebagai berikut:
Tabel 1 : Prinsip Kerjasama Antar Daerah
Saat ini Pemerintah Daerah Kabupaten Siak telah melakukan Kerjasama Antar Daerah melalui Forum Kerjasama Antar Daerah SIAP BEDELAU ( Siak – Pelalawan – Bengkalis – Dumai – Kepulauan Meranti ) dan Forum Kerjasama Antar Daerah Pekan Sikawan ( Pekanbaru – Siak – Kampar – Pelalawan). Adapun lingkup kegiatan dari kedua forum kerjasama tersebut meliputi: pembangunan infrastruktur, pelayanan kesehatan, pengembangan destinasi pariwisata, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, penyelesaian tata batas pemerintahan, dan kerjasama BUMD
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
3
1.2
MAKSUD DAN TUJUAN
a. Maksud Maksud penyusunan laporan pelaksanaan Forum Kerjasama Antar
Daerah Pemerintah Daerah Kabupaten Siak ini adalah untuk
mengidentifikasi,
melakukan
evaluasi,
dan
menginformasikan
pelaksanaan kerjasama antar daerah yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Siak dalam Forum Kerjasama Antar Daerah SIAP BEDELAU dan PEKANSIKAWAN. b. Tujuan Tujuan penyusunan laporan pelaksanaan Forum Kerjasama Antar Daerah Kabupaten Siak ini adalah sebagai upaya untuk melakukan percepatan progress pelaksanaan lingkup kegiatan yang tertuang dalam perjanjian kerjasama yang telah disepakati, yang telah disesuaikan dengan isu strategis kerjasama antar daerah dan kebijakan kerjasama antar daerah Pemerintah Kabupaten Siak. Selain itu penyusunan laporan ini sebagai bahan rujukan bahwa dalam pelaksanaannya, sebelum suatu daerah melakukan kerjasama antar daerah sebaiknya perlu memperhatikan role (peran), risk (resiko) dan revenue (hasil). Ketiganya merupakan dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan Kerjasama Antar Daerah, dan berdasarkan analisa tersebut daerah daerah yang akan melakukan kerjasama antar daerah seharusnya memprioritaskan isu permasalahan yang
akan dijadikan lingkup
kegiatan Kerjasama Antar Daerah, karena semakin banyak lingkup kegiatan yang dimunculkan dalam pelaksanaan Kerjasama Antar Daerah, maka resiko kegagalan dalam pelaksanaannya akan semakin besar. 1.3
LANDASAN HUKUM
Dasar hukum pelaksanaan kerjasama antar daerah antara lain : 1. Undang – undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, Bab XVII tentang Kerjasama Daerah dan Perselisihan; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah;
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
4
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 69 Tahun 2007 tentang Kerjasama Pembangunan Perkotaan; 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 03 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah Daerah Dengan Pihak Luar Negeri; 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2009 tentang Pedoman Peningkatan Kapasitas Pelaksanaan Kerjasama Daerah; 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Kerjasama Daerah; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Kerjasama Antar Daerah; 8. Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016, Uraian ke V tentang Hal – hal Khusus Lainnya, poin ke delapan ( 8 ) menjelaskan tentang tata cara penganggaran kerjasama antar daerah. 9. Nota Kesepakatan tanggal 03 November 2011 di Bengkalis, tentang Forum Kerjasama Pengembangan Kawasan Regional Bengkalis, Dumai, Siak, Pelalawan dan Kepulauan Meranti. 10. Kesepakatan Bersama Para Bupati/Walikota tanggal 25 Januari 2012 di Siak Sri Indrapura tentang Pengembangan Kawasan Regional Bengkalis, Dumai, Siak, Pelalawan, Kepulauan Meranti. 11. Kesepakatan Bersama Pemerintah Kabupaten Siak - Kabupaten Pelalawan – Kabupaten Bengkalis – Kota Dumai – Kabupaten Kepulauan Meranti tanggal 26 Juni 2013 di Selat Panjang, tentang Pembangunan Infrastruktur Jalan, Jembatan, Penyelenggaraan Penebrangan Roll On Roll Of ( Ro-Ro), Listrik, Rumah Sakit Rujukan, Kelautan dan Perikanan. 12. Kesepakatan Pemerintah
Bersama Kabupaten
Pemerintah Siak
Kota
tanggal
24
Pekanbaru Oktober
dengan 2013
di
Pekanbaru, tentang Kerjasama Pembangunan Daerah. 13. Kesepakatan
Bersama
antara
Pemerintah
Kota
Pekanbaru,
Pemerintah Kabupaten Siak, Pemerintah Kabupaten Kampar dan Pemerintah Kabupaten Pelalawan tanggal 16 Desember 2014
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
5
tentang Kerjasama Pembangunan Daerah Pekanbaru, Siak, Kampar dan Pelalawan. 14. Surat
Keputusan
Bupati
Siak
Nomor
162.2/HK/KPTS/2015,
tentang Tim Koordinasi Kerjasama Daerah Kabupaten Siak dan Sekretariat Tim. 1.4 SISTEMATIKA PENULISAN •
Bab I
Pendahuluan
•
Bab II
Isu Strategis dan Kebijakan Kerjasama Antar Daerah Kabupaten Siak
•
Bab III
Forum Kerjasama SIAP BEDELAU
•
Bab IV
Forum Kerjasama PEKANSIKAWAN
•
Bab V
Permasalahan
Yang
Dihadapi
Dalam
Pelaksanaan
Forum Kerjasama Antar Daerah •
Bab VI
Rencana Kerjasama Antara Pemerintah Kabupaten Siak dengan Luar Negeri dan Kerjasama
Antara
Pemerintah Kabupaten Siak dengan Lembaga •
Bab VII
Kesimpulan dan Saran
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
6
BAB. II ISU STRATEGIS DAN KEBIJAKAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK Kerjasama antar pemerintah daerah merpakan suatu isu yang perlu
diperhatikan
Pemerintah
saat
ini,
untuk
mensukseskan
pelaksanaan kerjasama antar daerah ini diperlukan identifikasi terhadap isu – isu strategis, bentuk kebijakan kerjasama serta pronsip – prinsip yang menunjang keberhasilan pelaksanaan kerjasama tersebut. 2.1
ISU
STRATEGIS
KERJASAMA
ANTAR
DAERAH
PEMERINTAH
KABUPATEN SIAK Dalam perkembangannya selama ini, sebagian daerah yang memiliki kesamaan kebutuhan telah memiliki kesadaran untuk melakukan kerjasama dengan daerah lain disekitarnya, adapun isu strategis yang menjadi prioritas dalam pelaksanaan kerjasama antar daerah seperti peningkatan pelayanan publik, kawasan perbatasan, tata ruang, penanggulangan bencana dan penanganan potensi konflik, kemisikinan dan pengurangan disparitas wilayah, peningkatan peran provinsi, serta pemekaran daerah. 2.1.1
Peningkatan Pelayanan Publik. Kerjasama antar daerah diharapkan menjadi salah
satu
metode
meningkatkan
kualitas
inovatif dan
dalam cakupan
pelayanan publik. Efektivitas dan efisiensi dalam penyediaan sarana dan prasarana pelayanan
publik
seperti
pendidikan,
kesehatan, air bersih, dan sebagainya juga menjadi issue yang penting, terutama untuk daerah-daerah tertinggal. Peningkatan pelayanan publik ini juga termasuk pembangunan infrastrukutur. Infrastruktur ini bisa mencakup jaringan jalan, pembangkit listrik, dan sebagainya.
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
7
2.1.2
Kawasan Perbatasan Kerjasama dalam hal keamanan di kawasan perbatasan juga menjadi salah satu isu strategis. Selain
dalam
hal
keamanan,
kerjasama
di
kawasan-kawasan perbatasan juga difokuskan pada pengembangan wilayah, karena daerahdaerah di kawasan perbatasan ini sebagian besar adalah daerah tertinggal. 2.1.3
Tata Ruang Keterkaitan
tata
ruang
diperlukan
dalam
antar
hal-hal
daerah
yang
dapat
mempengaruhi lebih dari satu daerah, seperti Daerah
Aliran
lindung,
dan
Sungai
(DAS),
sebagainya.
kawasan
Dan
dalam
pelaksanaannya jika terdapat kegiatan yang tertuang dalam kerjasama antar
daerah
yang
merubah
tata
ruang
wilayahnya
sebaiknya
berkoordinasi dengan instansi yang terkait dengan rencana tata ruang wilayah. 2.1.4
Penanggulangan Bencana dan Penanganan Potensi Konflik Usaha tindakan bencana
pasca yang
Pemerintah Pemerintah bencana
mitigasi
bencana,
rutin
dan seperti
dihadapi
Provinsi
oleh
riau
dan
Kabupaten/Kota
yaitu
asap.
merupakan
bencana
Bencana
asap
ini
dampak dari kebakaran hutan dan lahan yang ada di
Provinsi Riau. Dampak dari bencana asap tersebut adalah terganggunya kehidupan masyarakat baik pada sector kesehatan, pendidikan, maupun sector perekonomian.
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
8
2.1.5
Kemiskinan dan Pengurangan Disparitas Wilayah. Keterbatasan kemampuan, kapasitas dan sumber daya yang berbeda-beda antar daerah menimbulkan adanya disparitas wilayah
dan
kemiskinan
(kesenjangan
sosial). Melalui kerjasama antar daerah, diharapkan terjadi peningkatan kapasitas daerah dalam penggunaan sumber daya secara lebih optimal dan pengembangan ekonomi lokal, dalam rangka menekan angka kemiskinan dan mengurangi disparitas wilayah. 2.1.6 Peningkatan peran Provinsi UU 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, mengisyaratkan perlunya peningkatan peran provinsi, termasuk dalam memfasilitasi penyelesaian antar
permasalahan-permasalahan
daerah.
peningkatan
Untuk
kemampuan
itu
diperlukan
provinsi
menyelenggarakan/mendorong
dalam
kerjasama
antar daerah (local government cooperation). Peranan
ini
terutama
dalam
kapasitas
provinsi sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat dan sebagai fasilitator dan katalisator Kerjasama Antar Daerah (KAD). 2.1.7 Pemekaran Daerah Kerjasama Antar Daerah (KAD) dapat menjadi salah satu alternatif lain untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pelayanan publik selain
kebijakan
pemekaran
daerah.
Hal
ini
mengingat kebijakan pemekaran memerlukan lebih banyak sumber daya dibanding Kerjasama Antar Daerah (KAD), dan perkembangan daerah otonom baru tidak selalu memberikan hasil seperti yang diinginkan. LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
9
Dalam perkembangannya selama ini, sebagian daerah telah memiliki kesadaran sendiri untuk bekerjasama dengan daerah lain dalam berbagai bidang, terkait dengan isu-isu strategis tadi. Meskipun begitu, karena pada awalnya tidak ada kewajiban bagi daerah untuk menginformasikan atau melaporkan pembentukan Kerjasama Antar Daerah (KAD) baik ke Pemerintah maupun Pemerintah Provinsi, maka belum dilakukan pendataan mengenai apa saja bentukan- bentukan kerjasama yang telah terselenggara di seluruh Indonesia. Berbagai bentukan kerjasama ini banyak yang telah berkembang sebelum adanya peraturan perundangan yang khusus memayungi Kerjasama Antar Daerah (KAD) dari pemerintah. Akan tetapi, dalam perkembangannya dirasakan bahwa payung peraturan itu memang diperlukan, meskipun pelaksanaan teknis kerjasama itu sendiri akan sangat
tergantung
dari
karakteristik
daerah-daerah
yang
terkait.
Peraturan perundangan tersebut misalnya diperlukan sebagai pedoman penyelenggaraan
untuk
kerjasama
sebagai
dan
daerah-daerah pedoman
yang
akan
penyelesaian
membentuk
apabila
terjadi
perselisihan dalam pelaksanaan kerjasama tersebut. Berdasarkan
kebutuhan
tersebut,
Pemerintah
kemudian
merumuskan beberapa kebijakan sebagai pedoman penyelenggaraan Kerjasama Antar Daerah (KAD). Setelah era desentralisasi dan otonomi daerah, kebijakan yang mengatur tentang Kerjasama Antar Daerah (KAD) adalah Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 120/1730/SJ tanggal 13 Juli 2005. Setelah itu, dimulai penyusunan PP mengenai Kerjasama Antar Daerah (KAD) yang kemudian disahkan pada tahun 2007, yaitu PP No. 50 Tahun 2007 tentang Tatacara Pelaksanaan Kerjasama Antar Daerah. Dan dalam penganggaran kerjasama antar daerah dapat berpedoman pada Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016, Uraian ke V tentang Hal – hal Khusus Lainnya, poin ke delapan ( 8 ) menjelaskan tentang tata cara penganggaran kerjasama antar daerah.
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
10
2.2
KEBIJAKAN KERJASAMA ANTAR DAERAH PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIAK Pemerintah Kabupaten Siak telah melakukan Kerjasama Antar Daerah melalui Forum Kerjasama Antar Daerah SIAP BEDELAU ( Siak – Pelalawan – Bengkalis – Dumai – Kepulauan Meranti )
dan Forum
Kerjasama Antar Daerah Pekan Sikawan ( Pekanbaru – Siak – Kampar – Pelalawan ). Sebagai tindak lanjut dari dikemukakan Koordinasi
diatas,
Kerjasama
Pemerintah Daerah
isu – isu strategis yang telah
Kabupaten
Kabupaten
Siak
Siak
melalui
dan
Tim
Sekretariat
Pengolahan Data Kerjasama Daerah Kabupaten Siak telah merumuskan kebijakan sementara terkait pelaksanaan kerjasama antar daerah. Kebijakan tersebut diprioritaskan pada pembangunan infrastruktur, pelayanan kesehatan, pengembangan destinasi pariwisata, peningkatan sarana
dan
prasarana
pendidikan,
penyelesaian
tata
batas
pemerintahan, dan kerjasama BUMD. 2.2.1 Pembangunan Infrastruktur Secara
umum
pembangunan
infrastruktur
di
Kabupaten Siak terbagi kedalam beberapa bidang yaitu pekerjaan umum,
perumahan,
penataan
ruang, perhubungan, energi dan kelistrikan serta jaringan telekomunikasi. Adapun
yang
infrastruktur
menjadi di
prioritas
Kabupaten
pembangunan Siak
meliputi
peningkatan jalan dari base menjadi jalan beton/hotmix, pengembangan transportasi di wilayah perbatasan, pembangunan KITB, penyediaan air baku dan air bersih, peningkatan rasio elektrifikasi, peningkatan sarana transportasi umum dan pengendalian konversi lahan produktif karena tingginya tingkat alih fungsi lahan.
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
11
2.2.2 Pelayanan Kesehatan Komitmen
internasional
dalam
upaya
percepatan menurunkan kematian ibu menjadi indikator utama dalam MDGs. Hal lain yang menjadi
target
pelayanan
kesehatan
di
Kabupaten Siak adalah ketersediaan tenaga kesehatan yang masih sangat terbatas, belum optimalnya
Pengembangan
Sistem
Jaminan
Sosial Nasional ( SJSN ), kesanggupan pelayanan kesehatan dasar dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, serta tingkat pemanfaatan ( utilasi ) dan fungsionalisasi pelayanan rujukan/RSUD ( spesialistik ) belum memenhui target yang ideal. 2.2.3 Pengembangan Destinasi Pariwisata Kabupaten yang
Siak
memiliki
merupakan nilai
kabupaten
historis
dan
kebudayaan melayu yang tinggi, dimana di kabupaten
ini
merupakan
pusat
kebudayaan melayu di Provinsi Riau pada masa sebelum kemerdekaaan. Di Kabupaten Siak terdapat peninggalan – peninggalan kerajaan berupa situs makam, bangunan kerajaan beserta isinya, balai kerapatan tinggi, kesemuanya
merupakan
sarana
penunjang
yang
diharapkan
bisa
menjadikan Kabupaten Siak sebagai destinasi pariwisata di Provinsi Riau dan pusat perkembangan wisata dan budaya di Pulau Sumatera. Selain itu dalam upaya mendukung pengembangan pariwisata, Pemerintah Daerah Kabupaten Siak telah memasukkan pelaksanaan balap sepeda Tour de Siak kedalam agenda rutin tahunan, dimana dalam pelaksanaannya diikuti oleh beberapa Negara didunia.
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
12
2.2.4 Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan Dalam rangka meningkatkan jumlah penduduk
yang
menamatkan
jenjang
pendidikan yang lebih tinggi Pemerintah Kabupaten Siak telah menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Dan
permasalahan
yang
umum
terjadi
dalam peningkatan pendidikan adalah belum terimplementasinya
dengan
baik
good
governance
dan
prinsip
desentralisasi dalam tata kelola pendidikan, masih terdapat disparitas dalam berbagai aspek pendidikan. Dan di Kabupaten Siak sendiri banyak terdapat sekolah – sekolah yang berbatasan langsung dengan wilayah administrasi daerah lain, sehingga berdampak terhadap persaingan mutu pendidikan yang berada di wilayah – wilayah perbatasan tersebut. Oleh karena itu diharapkan melalui kerjasama antar daerah bisa mengurangi disparitas dan persaingan yang dapat menghambat system pendidikan yang telah ada. 2.3.4 Penyelesaian Tata Batas Pemerintahan Hingga
saat
Indonesia
ini
masih
diberbagai
wilayah
dihadapkan
dengan
permasalahan batas daerah/wilayah yang seharusnya tidak menjadi polemik ketika suatu daerah ditetapkan secara otonom berdasarkan
aturan
dan
ketentuan
perundangan yang berlaku. Hal ini disebabkan belum adanya pemahaman yang sama mengenai batas daerah/wilayah sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 76 Tahun 2006 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah. Saat ini Pemerintah Daerah Kabupaten Siak tengah berupaya untuk menyelesaikan batas wilayah administrasinya dengan Kabupaten yang bersinggungan langsung.
Dan hal ini menjadi
prioritas utama yang dimasukkan dalam lingkup Kerjasama Antar Daerah, sehingga bisa memperkecil kemungkinan terjadinya konflik antar daerah. LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
13
2.4.4 Kerjasama BUMD BUMD merupakan usaha yang dimiliki oleh pemerintah daerah, dimana tujuan utamanya adalah sebagai salah satu sumber penerimaan daerah ( PAD ). Namun
pada
BUMD
selama
kenyataannya ini
belum
bahwa mampu
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap PAD, kondisi ini menjadi beban bagi APBD. Melalui kerjasama antar daerah,
Pemerintah Daerah
Kabupaten Siak
berupaya
untuk
meningkatkan kinerja pada BUMD tersebut. Salah satunya dengan dilakukannya perjanjian kerjasama antara BUMD Pemerintah Daerah Kabupaten Siak PD. Sarana Pembangunan Siak dengan BUMD Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkalis PT. Bumi Laksmana Jaya. Sebagai contoh lingkup pekerjaan yang dijadikan objek kerjasama antar daerah adalah penigkatan produksi padi dan pengolahan padi menjadi beras di kedua daerah tersebut.
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
14
BAB III FORUM KERJASAMA SIAP BEDELAU ( SIAK – PELALAWAN – BENGKALIS – DUMAI KEPULAUAN MERANTI ) 3.1
KRONOLOGIS
PEMBENTUKAN
KERJASAMA
ANTAR
DAERAH
SIAP
BEDELAU Kronologis Pertemuan Forum Kerjasama Pengembangan Kawasan Regional
“ SIAP BEDELAU “ ( Siak – Pelalawan – Bengkalis – Dumai -
Kepulauan – Meranti ) dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pertemuan Pertama diadakan di Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Bengkalis pada tanggal 3 Nopember 2011, dengan peserta antara lain Pemerintah Kabupaten
Bengkalis, Pemerintah Kabupaten
Siak,
Pemerintah Kabupaten Pelalawan, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti, Pemerintah Kota Dumai, dan Pemerintah Propinsi Riau. Agenda Pertemuan tersebut adalah Pembahasan
awal
rencana
kerjasama kawasan regional Bengkalis, Dumai, Siak, Pelalawan, dan Kepulauan Meranti. Hasil dari Pertemuan tersebut adalah : •
Nota Kesepakatan antara 5 Kepala Daerah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Provinsi Riau;
•
Rencana Rapat II : paling lambat 3 bulan kedepan di Kabupaten Kepulauan Meranti;
•
Karena sesuatu hal, maka Pertemuan yang ke II disepakati untuk diselenggarakan di Siak Sri Indrapura, Kabupaten Siak pada tanggal 21 Januari 2012.
2.
Pertemuan berikutnya membahas Kerjasama Pengembangan Kawasan Regional - I pada tanggal 12 Januari 2012 diadakan di Kota Siak Sri Indrapura, Kabupaten Siak
dengan peserta antara lain Kepala
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
15
Bappeda Kabupaten Bengkalis, Kepala Bappeda Kabupaten Siak, Kepala Bappeda Kabupaten Pelalawan, Kepala Bappeda Kabupaten Kepulauan Meranti, dan Kepala Bappeda Kota Dumai. Hasil dari Pertemuan tersebut adalah : a)
Usulan Nama Forum Kerjasama;
b)
Penetapan
Mekanisme
Penunjukan
Ketua
dan
Periodisasi
Seketariat; c)
Kesepakatan Rencana Pengembangan Rute Infrastruktur Jalan, Jembatan dan Ro-ro Penyeberangan;
d)
Pembentukan Tim Bersama Penyelesaian Tata Batas dan Aset di Kawasan Perbatasan;
e)
Kerjasama Pertanian;
f)
Kerjasama Kelistrikan;
g)
Kerjasama Pariwisata;
h) Kerjasama Antar BUMD; i)
3.
Kerjasama Pelayanan Kesehatan (JAMKESMAS)
Pertemuan Kedua diadakan di Kota Siak Sri Indrapura, Kabupaten Pelalawan pada tanggal 21 Januari 2012, dan menandatangani Nota Kesepakatan Bersama. Ringkasan
Nota Kesepakatan tersebut antara
lain : “Dalam
rangka
mewujudkan
suatu
wadah
bagi
terciptanya
komunikasi dan koordinasi serta sinkronisasi program pembangunan di Kawasan Regional Bengkalis, Dumai, Siak, Pelalawan, dan Kabupaten Kepulauan Meranti, serta mengembangkan kerjasama yang saling menguntungkan dengan prinsip – prinsip kesetaraan dan kepentingan bersama” , dengan ini bersepakat : a)
Membentuk Forum Kerjasama Pengembangan Kawasan Regional Bengkalis, Dumai, Siak, Pelalawan, dan Kabupaten Kepulauan Meranti, dan mengembangkan program kerjasama dan program bersama.
b)
Menginventarisasi shopping list masalah, potensi, dan peluang kerjasama pembangunan di lima wilayah regional ini.
c)
Membangun dan meningkatkan kerjasama BUMD masing – masing sesuai dengan potensi dan peluang yang tersedia.
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
16
d)
Menginventarisasi ruas jalan yang akan diusulkan menjadi ruas jalan strategis nasional dengan dikoordinasikan oleh Pemerintah Provinsi Riau.
e)
Mengembangkan program kerjasama dan program bersama yang meliputi : i.
Pembangunan jalan, jembatan, energi listrik, air bersih, pelabuhan dan bandar udara;
ii.
Pembangunan objek dan promosi pariwisata bersama;
iii. Mengembangkan potensi perekonomian masyarakat, antara lain,
klaster
perkebunan,
sagu, dan
komoditi
komoditi
pertanian,
strategis
perikanan,
lainnya
untuk
pengembangan industri seperti pabrik gula, operasional RPC, dan industri lainnya; iv. Menuntaskan dan menyelesaikan permasalahan tapal batas untuk kepentingan bersama; v.
Menyelesaikan
permasalahan
lingkungan
hidup,
cagar
biosfer, limbah operasional perusahaan migas dan industry pengolahan hasil perkebunan serta permasalahan aliran sungai dan pantai; vi. Melaksanakan program kerjasama dan program bersama lainnya yang
dirasa perlu dengan pertimbangan dan
kesepakatan bersama. Disamping memutuskan hasil kesepakatan bersama, Forum ini juga menginventarisasi
isu
strategis
berkaitan
dengan
kepentingan
kerjasama antar daerah, yang antara lain : ď ś
Isu Strategis Pembangunan Infrastruktur, yaitu Pembangunan Jalan dan RoRo dengan beberapa alternative, alternatif pertama Pembangunan Jalan dan RoRo di mulai dari Daerah Dakal, Desa Ketam Putih Kabupaten Bengkalis, menuju Dakal Pulau Padang, dilanjutkan
jalan
darat
menuju
Desa
Lukit,
selanjutkan
dihubungkan dengan Roro menuju Desa Mengkapan, Kabupaten Siak ke Jalan menuju Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan. Alternatif lain Pembangunan RoRo dari Desa Meranti Bunting Pulau Padang Menuju Mengkikit Pulau Tebing Tinggi kemudian LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
17
dihubungkan Jalan Darat dan dilanjutkan RoRo dari Desa Mengkikit menuju Pulau Sumatera Desa Tanjung Pal Kabupaten Siak dan dilanjutkan ke Kabupaten Pelalawan. Alternatif
Kedua
Jalan
yang
menghubungkan
Pulau
Bengkalis dan daratan Pulau Sumatera dimulai dari Roro Desa Sungai Alam menuju Desa Sungai Selari Kecamatan Bukit Batu dan dilanjutkan Jalan Darat menuju Sungai Pakning menuju Teluk Mesjid dan simpang pusako melewati Jalan strategis nasional (MP3EI) Buton menuju Pekanbaru sepanjang 115,63 KM. Alternatif Ketiga di mulai dari Desa Ketam Putih Kabupaten Bengkalis, menuju Dakal Pulau Padang, dilanjutkan jalan darat menuju Desa Lukit, selanjutnya dihubungkan dengan Roro menuju Desa Mengkapan, Kabupaten Siak ke Jalan menuju Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan. Selain isu strategis diatas,
isu
strategis
infrastruktur
yang
lain
adalah
pembangunan/peningkatan jalan dan jembatan, energi listrik, air bersih, pelabuhan, pelabuhan udara, dan penyeberangan(peta rencana infratruktur terlampir). ď ś Isu Strategis Bidang Pariwisata Usulan Pembangunan Objek Dan promosi Pariwisata Kabupaten Siak yaitu : 1.
Pembuatan Pusat Informasi Pariwisata Terpadu (PIPT);
2.
Pembuatan majalah pariwisata terpadu;
3.
Pelaksanaan kegiatan Expo pariwisata secara bergiliran;
4.
Pelaksanaan promosi terpadu dalam mengikuti even Promosi;
5.
Pembuatan website promosi wisata terpadu;
6.
Pemasaran pariwisata terpadu secara rutin;
7.
Kajian penyusunan paket wisata terpadu;
8.
Kerjasama promosi seni budaya ke berbagai daerah.
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
18
Isu Strategis Bidang Peningkatan Ekonomi Masyarakat dan Pengurangan disparitas wilayah - Tujuan : meningkatkan kapasitas daerah dalam penggunaan sumber daya secara lebih optimal dan pengembangan ekonomi lokal. -
Rencana Kerjasama :
Kerjasama agribisnis pertanian (padi, nenas, dan kelapa, sagu);
Pembangunan KITB sebagai pendukung Kawasan Industri Dumai.
Isu Strategis Bidang Tata Ruang – Lingkungan Hidup Tujuan : Penanganan DAS, penanganan kawasan lindung, dan penanganan kawasan resapan air (catchment area). Rencana Kerjasama : a. Penanganan
tata
batas
Kabupaten
Siak
-
Kabupaten
Bengkalis, dan Kabupaten Pelalawan – Kabupaten kepulauan Meranti - Kabupaten Pelalawan; b. Pelestarian kawasan resapan air untuk persawahan di kecamatan bunga raya dan cagar bisofer Giam Siak Kecil – Bukit Batu (GSK-BB). Isu Strategis Bidang Peningkatan Pelayanan Publik Tujuan : Meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan publik dengan lingkup kegiatan: penyediaan sarana/prasarana pendidikan, kesehatan, air bersih, kelistrikan. Rencana Kerjasama : a. Pelayanan bidang kesehatan di wilayah berbatasan (Siak – Bengkalis); b. Pelayanan kesehatan di RSUD Kabupaten Siak; c. Pelayanan Pendidikan. Isu Strategis Bidang Peningkatan Jaringan Listrik Usulan Kerjasama di bidang Kelistrikan antara lain :
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
19
1. Pemanfaatan potensi gas di Mengkikit yang diperoleh PT. PLN (Persero) dari PT.Kondur Petroleum sebesar 1 Million Meter Standart Cubic Feet Day (MMSCFD) dan lapangan melibur sebesar 0,3 MMSCFD yang dimanfaatkan untuk kebutuhan energy listrik antara Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Siak; 2. Pemanfaatan potensi gas di Langgam yang diperoleh PT. PLN (persero) dari PT.Kalila sebesar 30 Million Meter Standart Cubic Feet Day (MMSCFD) yang dimanfaatkan untuk kebutuhan energi listrik antara Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Siak; 3. Kerjasama
Pemerintah
Kabupaten
Siak
dan
Pemerintah
Kabupaten Pelalawan dalam hal pemanfaatan sumber daya kelistrikan. Isu Strategis terkait “ MP3EI ” Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang MP3EI adalah mengenai
pentingnya
percepatan
terkait
upaya-upaya
dan
perluasan
pembangunan ekonomi nasional dan daerah serta meningkatkan koordinasi antar
daerah
pembangunan
dalam
hal
ekonomi
di
percepatan Provinsi
Riau.
dan
perluasan
Selain
potensi
geografis yang dimiliki pemerintah pusat melalui MP3EI telah menetapkan rencana
investasi sebesar Rp.14,013 Triliun
sampai dengan tahun 2017 untuk koridor ekonomi sumatera yang dilalui kelima kabupaten/kota ini. Hal ini perlu ditindak lanjuti dalam formulasi guna mendukung program MP3EI tersebut.
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
20
ď ś MDGs Dalam Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Program Pembangunan yang berkeadilan, maka tujuan MDGs adalah : a. Memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrim; b. Mewujudkan pendidikan dasar untuk semua; c. Mendorong
kesetaraan
gender
dan
pemberdayaan
perempuan; d. Menurunkan angka kematian anak; e. Meningkatkan angka kesehatan ibu; f. Memerangi HIV dan AIDS, Malaria, serta penyakit lainnya; g. Memastikan kelestarian lingkungan; h. Promote global partnership for development.
4.
Pertemuan Ketiga diadakan di Kota Siak Sri Indrapura, Kabupaten Siak pada hari Rabu, tanggal 25 Januari 2012, dengan agenda antara lain : a. Usulan Nama Forum Kerjasama; b. Penetapan
mekanisme
penunjukan
ketua
dan
periodisasi
sekretariat; c. Kesepakatan rencana pembangunan rute infrastruktur jalan, jembatan, dan RoRo penyeberangan; d. Pembentukan tim bersama penyelesaian tapal batas dan aset di kawasan perbatasan; e. Kerjasama pariwisata; f. Kerjasama pertanian; g. Kerjasama kelistrikan; h. Kerjasama antar BUMD; i.
Kerjasama Pelayanan Kesehatan (Jamkesmas).
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
21
V.
Pertemuan Keempat diadakan di
Kota Selat Panjang, Kabupaten
Kepulauan Meranti pada hari Rabu 26 Juni 2013, dan dalam pertemuan ini menandatangani Nota Kesepakatan Bersama. Nota Kesepakatan
Bersama
ini
berisikan
tentang
pembangunan
infrastruktur jalan, jembatan, penyelenggaraan penyeberangan roll on roll off ( ro – ro ), listrik, rumah rakit rujukan, kelautan dan perikanan, kesemuanya bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan meningkatkan daya saing daerah pada kelima kabupaten/kota tersebut. Selain itu dalam Nota Kesepakatan Bersama tersebut juga memuat sharing informasi yang terdiri dari sinkronisasi
dan
koordinasi
keterkaitan
secara
geografis,
program/kegiatan kemudian
yang
melakukan
memiliki
komunikasi
intensif antar dinas dalam rangka pengembangan potensi kelautan dan perikanan. 3.2
TUJUAN PEMBENTUKAN KERJASAMA DAERAH SIAP BEDELAU Kerjasama
merupakan
pemusatan,
dan
sinkronisasi pemanfaatan sumberdaya pihak-pihak yang bekerjasama agar intensitas program kegiatan pembangunan, berjalan lebih lebih cepat. Melalui kerjasama yang baik, perwujudan sasaran dan tujuan pembangunan akan lebih mudah tercapai. Melalui kerjasama, akan mendorong dialog dan komunikasi serta pertukaran informasi, yang dapat mengakselerasi terbukanya kemungkinan-kemungkinan yang lebih positif. Kemungkinan-kemungkinan yang timbul tersebut, berupa peningkatan perhatian yang mendorong share dan rasa kebersamaan, simpati dan rasa penghormatan yang belum pernah timbul sebelumnya, dan dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan rumit yang lain.
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
22
Gambar 2 : Elemen pokok strategi pengembangan ekonomi
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa peran kerjasama antar daerah (KAD) dalam peningkatan daya saing wilayah adalah dalam hal meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan sumberdaya, termasuk dalam hal tataran kebijakan yang terkait investasi, pemasaran maupun promosi daerah. Pada gilirannya hal hal inilah yang diharapkan mampu meningkatkan keunggulan komparatif dan kompetitif wilayah untuk bersaing ditingkat nasional maupun global. Terkait hal tersebut diatas Pemerintah Kabupaten Siak bersama dengan daerah lain disekitarnya telah membentuk suatu forum kerjasama antar daerah regional SIAP BEDELAU yang mempunyai tujuan: “MENYATUKAN PERSEPSI SATU VISI DAN MISI DALAM MELAKUKAN PEMBANGUNAN KAWASAN REGIONAL YANG STRATEGIS DI PROVINSI RIAU� 1.
Menjalin kerjasama dan koordinasi pembangunan antar kawasan ;
2. Meningkatkan konektivitas pembangunan infrastruktur pendukung antar kawasan ; 3. Menigkatkan akselerasi pembangunan di 5 kab/kota guna mendukung pelaksanaan MP3EI ; 4. Meningkatkan aksebilitas antar kawasan guna memperlancar arus barang dan jasa serta transaksi ekonomi ; 5. Menghubungkan pusat pertumbuhan ekonomi utama berdasarkan prinsip keterpaduan. LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
23
3.3
PROFIL ANGGOTA FORUM KERJASAMA SIAP BEDELAU
3.3.1
Kabupaten Siak Pembentukan
Kabupaten
Siak
dikukuhkan
dengan berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 oleh Menteri Dalam Negeri (ad interim) Faisal Tanjung pada tanggal 12 Oktober 1999 dimana Siak Sri Indrapura sebagai ibukota Kabupaten Siak. Kabupaten Siak terdiri dari terdiri
dari 14
Kecamatan dan 131 Desa/Kelurahan. Data akhir Agustus 2014 jumlah
penduduk Kabupaten Siak
tercatat sebesar 501.030 Jiwa. Kabupaten Siak mempunyai luas wilayah sebesar 8.556,09 Km, Wilayah Kabupaten Dengan Batas wilayah : Sebelah Utara :Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Kepulauan Meranti; Sebelah Selatan:Kabupaten Kampar, Kabupaten Pelalawan, dan Kota Pekanbaru; Sebelah Barat :Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Kampar, dan Kota Pekanbaru; Sebelah Timur :Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Kepulauan Meranti, dan Kabupaten Pelalawan. Visi pembangunan Kabupaten Siak sebagai rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan pembangunan 5 (lima) tahun pertama 2011-2016 dan merupakan bagian dari visi RPJPD Kabupaten Siak Tahun 2005-2025 dirumuskan sebagai berikut : “ Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Siak yang Sehat, Cerdas, dan Sejahtera dalam lingkungan masyarakat yang agamis
dan
berbudaya
Melayu
serta
Kabupaten
Siak
sebagai kabupaten dengan Pelayanan Terbaik di Provinsi Riau Tahun 2016 “.
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
24
Misi pembangunan sebagai penjabaran dari upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Siak dirumuskan sebagai berikut : 1. Meningkatkan kualitas SDM, beriman dan bertaqwa serta berbudi pekerti yang luhur melalui pembangunan sektor pendidikan, kesehatan, kebudayaan, dan keagamaan; 2. Mengembangkan
perekonomian
daerah
dan
masyarakat
melalui pembangunan dan pengembangan sektor pariwisata, pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan serta sektor –
sektor
produktif
lainnya
dan
dengan
memanfaatkan
kekayaan sumber daya alam yang terbarukan; 3. Menanggulangi kemiskinan melalui pemberdayaan ekonomi kerakyatan,
pemberdayaan
perekonomian
perdesaan,
pembangunan sektor ketenagakerjaan, serta pemerataan dan pengendalian kependudukan; 4. Membangun, meningkatkan dan memeratakan pembangunan infrastruktur daerah melalui peningkatan prasarana jalan, jembatan, pelabuhan, energi listrik, pengelolaan sumber daya air, pengelolaan lingkungan, penataan ruang dan perumahan; 5. Mengimplementasikan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih (clean government and good governance), menerapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang pelayanan dan perizinan dan mengoptimalkan impelementasi otonomi kepada desa. Kabupaten Siak memiliki potensi
yang
cukup besar
terutama pada sektor pariwisata, perkebunan dan pertambangan. Selain itu kabupaten siak juga memiliki potensi berupa sektor pertanian, perikanan, industri dan migas.
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
25
3.3.2
Kabupaten Pelalawan Pembentukan Kabupaten Pelalawan dikukuhkan dengan berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 oleh Menteri Dalam
Negeri (ad
interim) Faisal Tanjung pada tanggal 12 Oktober 1999 dimana Pangkalan Kerinci sebagai ibukota Kabupaten Pelalawan. Kabupaten Pelalawan terdiri dari terdiri dari 12 Kecamatan dan 129 Desa/Kelurahan. Data akhir Pertengahan 2011 jumlah
penduduk Kabupaten
Pelalawan tercatat sebesar 321.947 Jiwa. Kabupaten Pelalawan mempunyai luas wilayah sebesar 13.924,94 Km, Kabupaten Pelalawan berbatasan dengan : Sebelah Utara
: Kabupaten
Bengkalis,
Kabupaten
Kepulauan Meranti Sebelah Selatan : Kabupaten Kampar, Kabupaten Siak, dan Kota Pekanbaru Sebelah Barat
: Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Rokan Hulu,
Kabupaten
Kampar,
dan
Kota
Pekanbaru Sebelah Timur
: Kabupaten
Bengkalis,
Kabupaten
Kepulauan Meranti, dan Kabupaten Siak. Visi pembangunan Kabupaten Pelalawan sebagai rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan pembangunan 5 (lima) tahun pertama 2011-2016 dan merupakan bagian dari visi RPJPD Kabupaten Pelalawan Tahun 2005-2025 dirumuskan sebagai berikut : “ Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Pelalawan Maju Dan Sejahtera, Melalui Pemberdayaan
Ekonomi Kerakyatan
Yang Didukung oleh Pertanian Yang Unggul Dan Industri Yang Tangguh Dalam Masyarakat Yang Beradat, Beriman, Bertakwa, Dan Berbudaya Melayu Tahun 2030 “.
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
26
Rumusan Visi tersebut diatas mengandung makna sebagai berikut : 1. Kabupaten Pelalawan yang maju dan sejahtera; 2. Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan; 3. Pertanian yang unggul; 4. Industri yang tangguh; 5. Masyarakat beriman dan bertakwa serta berbudaya melayu. Visi Bupati Pelalawan Periode 2011 – 2016 adalah : “Pembaharuan
Menuju
Kemandirian
Pemerintah
Dan
Masyarakat Kabupaten Pelalawan.” Sedangkan Misi Kabupaten Pelalawan : 1. Meningkatkan
kualitas
kehidupan
dengan
terpenuhinya
kebutuhan dasar, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan, bermartabat dan berbudaya; 2. Menciptakan lapangan kerja yang meningkatkan pendapatan masyarakat
melalui
pembangunan
usaha
ekonomi
kerakyatan; 3. Meningkatkan hasil dan mutu pertanian melalui pemanfaatan teknologi berbasis agrobisnis serta pengelolaan hutan – hutan yang lestari; 4. Menciptakan
dan
membina
industry
yang
mampu
menghasilkan produk yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan; 5. Peningkatan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sehari – hari melalui pendidikan agama dan memfungsikan lembaga – lembaga keagamaan sebagai wadah pembinaan umat;
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
27
3.3.3
Kabupaten Bengkalis Pembentukan Kabupaten Bengkalis dikukuhkan dengan berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956. Kabupaten Bengkalis terdiri dari terdiri
dari 8 Kecamatan.
Kabupaten Bengkalis
adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau yang wilayahnya mencakup daratan bagian timur pulau Sumatera dan wilayah kepulauan, dengan luas adalah 11.481,77 km². Ibukota kabupaten ini berada di Bengkalis tepatnya berada di Pulau Bengkalis yang terpisah dari Pulau Sumatera. Pulau Bengkalis sendiri berada tepat di muara sungai Siak, sehingga dikatakan bahwa pulau Bengkalis adalah delta sungai Siak. Kota terbesar di Kabupaten ini adalah Kota Duri di kecamatan Mandau. Data tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten Bengkalis tercatat sebesar 745.679 Jiwa. Kabupaten Bengkalis mempunyai luas wilayah 11.481,77 km2 Penghasilan terbesar Kabupaten Bengkalis adalah minyak bumi yang menjadi sumber terbesar APBD-nya bersama dengan gas. Selain itu potensi unggulan yang dimiliki adalah sektor pariwisata, perikanan, pertanian, perkebunan, dan perindustrian. Kabupaten
Bengkalis
mempunyai
letak
yang
sangat
strategis, karena dilalui oleh jalur perkapalan internasional menuju ke Selat Malaka. Bengkalis juga termasuk dalam salah satu program Indonesia Malaysia Singapore Growth Triangle (IMSGT) dan Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle (IMT-GT).
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
28
3.3.4
Kota Dumai Dumai merupakan sebuah dusun kecil dipesisir timur Provinsi Riau. Dumai merupakan hasil pemekaran dari kabupaten Bengkalis. Diresmikan sebagai Kota pada tanggal 20 April 1999 dengan Undang-undang No. 16 Tahun 1999 dimana status Dumai
sebelumnya
adalah
Kota
Administratif.
Pada
awal
pembentukan wilayah administrasi pemerintahan, Kota Dumai memiliki 3 wilayah kecamatan, 13 kelurahan dan 9 desa dengan jumlah penduduk hanya 250.376 jiwa dengan tingkat kepadatan 83,85 jiwa/km2. Secara geografis, Kota Dumai terletak di 101°. 23”.37’ – 101°.8”.23’ Bujur Timur dan 1°.23”.37’ - 1°.24”.23’ Lintang Utara dengan batas wilayah sebelah Utara, Dumai berbatasan dengan Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Sebelah Timur, Dumai berbatasan dengan Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Sebelah Selatan, Dumai berbatasan dengan Kecamatan Mandau dan Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, dan Sebelah Barat,
Dumai
berbatasan
dengan
Kecamatan
Bangko
dan
Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir. Wilayah Kota Dumai beriklim tropis dengan curah hujan antara 100-300 cm dan suhu udara 24-33C dengan kondisi tanah rawa bergambut. Kota Dumai memiliki luas wilayah 1.623,38 Km2 dan merupakan
kota
terluas
nomor
dua
di
Indonesia
setelah
Manokwari. Saat ini Dumai dicanangkan sebagai kota yang masuk dalam zona Pasar Bebas Internasional. Potensi daerah yang dimiliki oleh Kota Dumai meliputi sektor pertanian, kelautan, pariwisata, perdagangan, pelabuahan dan industri.
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
29
3.3.5
Kabupaten Kepulauan Meranti Pembentukan
Kabupaten
Kepulauan
Meranti
merupakan pemekaran dari Kabupaten Bengkalis dibentuk pada tanggal 19 Desember 2008. Dasar hukum berdirinya Kabupaten Kepulauan Meranti adalah Undang – undang Nomor 12 Tahun 2009, tanggal 06 januari 2009. Secara geografis Kabupaten Kepulauan Meranti berada pada koordinat antara sekitar 0° 42' 30" - 1° 28' 0" LU, dan 102° 12' 0" - 103° 10' 0" BT, dan terletak pada bagian pesisir timur pulau Sumatera, dengan pesisir pantai yang berbatasan dengan sejumlah negara tetangga dan masuk dalam daerah Segitiga Pertumbuhan Ekonomi (Growth Triagle) Indonesia - Malaysia Singapore (IMS-GT) dan secara tidak langsung sudah menjadi daerah Hinterland Kawasan Free Trade Zone (FTZ) Batam - Tj. Balai Karimun. Dalam rangka memanfaatkan peluang dan keuntungan posisi geografis dan mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah perbatasan dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura, maka wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti sangat potensial berfungsi sebagai Gerbang Lintas Batas Negara/Pintu Gerbang Internasional yang menghubungan dengan Riau daratan dengan negara tetangga melalui jalur laut, hal ini untuk melengkapi kota Dumai yang terlebih dahulu ditetapkan dan berfungsi sebagai kota Pusat Kegiatan Strategis Negara yaitu yang berfungsi sebagai beranda depan negara, pintu gerbang internasional, niaga dan industri. Luas
Kabupaten
Kepulauan
Meranti :
3707,84
km²,
sedangkan luas kota Selatpanjang adalah 849,50 km². Kabupaten Meranti
memiliki
potensi
unggulan
berupa
perkebunan,
perikanan, perdagangan, pariwisata dan migas.
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
30
3.4
PROGRESS
PELAKSANAAN
KERJASAMA
ANTAR
DAERAH
SIAP
BEDELAU Dalam rangka mewujudkan suatu wadah bagi terciptanya komunikasi dan koordinasi serta sinkronisasi program pembangunan di Kawasan Regional Kabupaten Siak, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Bengkalis, Kabupaten
Dumai
mengembangkan
dan
Kabupaten
kerjasama
yang
Kepulauan
saling
Meranti
serta
menguntungkan,
dalam
perkembangannya Kerjasama Antar Daerah SIAP BEDELAU terlihat mengalami kesulitan dalam berkoordinasi antara pelaku kerjasama Matrik realisasi pelaksanaan Kerjasama Antar Daerah SIAP BEDELAU dapat dilihat pada tabel dibawah ini. No 1
Uraian Tanggal
Keterangan
03/11/2011,
Pada pertemuan ini masing – masing
pertemuan Kepala Daerah
kepala daerah menyepakati beberapa
Pemda
hal, antara lain:
Kab.
Bengkalis,
Pemda Kab. Siak, Pemda Membentuk Kab. Dumai
Pelalawan, dan
Kepulauan
Pemko
Pemda Meranti
Kab. di
lakukan di Kota Bengkalis.
forum
pengembangan
kerjasama
kawasan
regional
yang terdiri dari Kab. Siak, Kab. Pelalawan,
Kab.,
Bengkalis,
Kota
Dumai dan Kab. Kepulauan Meranti Menginventarisasi
shopping
list
permasalahan, potensi dan peluang kerjasama pembangunan Membangun
dan
meningkatkan
kerjasama BUMD Menginventarisasi ruas jalan yang akan diusulkan menjadi ruas jalan strategis nasional Mengembangkan
program
kerjasama dan program bersama 2
Tanggal 25 Januari 2012 Pada pertemuan ini kepala daerah yang dilakukan
pertemuan
Siak Sri Indrapura.
di tergabung regional
dalam
forum
menyepakati
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
kerjasama menamakan 31
forum kerjasama regional ini menjadi Forum
Kerjasama
Antar
Daerah
Regional SIAP BEDELAU. Dan pada kesempatan ini juga pelaku kerjasama bersepakat
untuk
mengadakan
kerjasama pada bidang: Infrastruktur jalan, jembatan dan penyebrangan Pertanian Perikanan Industry dan perdagangan Kelistrikan Pariwisata Kesehatan Pendidikan Kehutanan dan tata batas 3
Tanggal 25 Januari 2012, penandatanganan Kesepakatan
Pertemuan
Nota Pemerintah antara
ini
di
Kabupaten
Siak,
oleh pada
pertemuan ini kedua pelaku kerjasama
Pemkab. Siak dan Pemkab. menandatangani Kepulauan Meranti.
fasilitasi
nota
kesepakatan
pada program pembinaan dan bidang ketenagalistrikan. kesepakatan
Tujuan
ini
dari
adalah
nota guna
meningkatkan rasio elektrifikasi pada masing
–
masing
wilayah
kedua
kabupaten, dimana pada wilayah ini akan dibangun system
interkoneksi
melalui kabel laut. 4
Tanggal 25 Januari 2012,
Pada pertemuan ini Pemda Kab. Siak
berita
yang
acara penyelesaian
tata batas daerah.
diwakili
oleh
Asisten
Pemerintahan dan Kesra sedangkan Pemda Kab. Pelalawan diwakili oleh Asisten
Pemerintahan
menyepakati
tentang tata batas antara Kab. Siak
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
32
dengan Kab. Pelalawan di Kecamatan Kerinci Kanan ( Kab. Siak ) dengan Kecamatan Pangkalan Kerinci. Pada pertemuan daerah
ini
kedua
pemerintah
akan
melakukan
sepakat
peninjauan lapangan di perbatasan. 5
Tanggal 25 Januari 2012, Kesepakatan
Pertemuan
ini
dilakukan
oleh
PD.
Bersama Sarana Pembangunan Siak dengan PT.
tentang
Kerjasama Bumi
Pengembangan
Usaha
Agribisnis.
Laksmana
Jaya,
dimana
menandatangani
kerjasama
pengembangan
usaha
Lingkup
kerjasama
melakukan
Studi
Pengembangan
tentang
agribisnis.
sepakat
untuk
Kelayakan
Bisnis
Usaha
Pertanian,
khususnya gabah dan beras. 6
Tanggal 01 Februari 2014,
Pertemuan
pertemuan lanjutan antara
Sarana Pembangunan Siak, PD. Bumi
Perusahaan
Daerah
ini
dilakukan
oleh
PD.
yang Laksmana Jaya dan PT. Pengembangan
ada di Kab. Siak dan Kab.
Investasi Riau. Pada pertemuan ini
Bengkalis.
ketiga
perusahaan
untuk
membuat
daerah studi
sepakat kelayakan
tentang: Pasokan Gabah Guna Mendukung Operasional RPC Tata Niaga Beras. Selain itu hasil pertemuan itu juga menyepakati: PD. SPS dan PT. BLJ sepakat akan membentuk konsorsium yang akan membeli gabah pada petani Akan menyediakan lahan seluas 200 ha yang akan dijadikan lahan inti untuk mensupply kebutuhan gabah di RPC.
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
33
Mengoptimalkan pembinaan petani melalui
program
kemitraan
bina
lingkungan. 7
Tanggal 22 Februari 2012,
Pada
pertemuan
perjanjian
kerjasama sepakat
antara
Kesehatan
Kab.
Dinas Siak
dan
ini
untuk
kedua
daerah
bekerjasama
pada
lingkup kesehatan, dimana Pemkab.
RSUD Siak menunjuk RSUD Selasih untuk
Selasih
memberikan pelayanan kesehatan bagi peserta jamkesda meliputi Rawat Jalan Tingkat Lanjutan. Rawat Inap Tingkat Lanjutan, Pelayanan Gawat Darurat. Progress pada
pelaksanaan
tahap
tentang
telah
sampai
penandatanganan
Pelayanan
Kesehatan
MoA Bagi
Peserta Program Jaminan Kesehatan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2012. 8
Tanggal 23 Februari 2012,
Bertempat
penyelesaian
dilakukan rapat penyelesaian cakupan
tata
batas
di Kab.
Pelalawan telah
antara Kab. Siak dengan wilayah administrasi antara Kabupaten Kab. Pelalawan.
Pelalawan
dengan
Kabupaten
Siak,
dimana persetujuannya terlampir. 9
Tanggal 23 Februari 2012,
Bertempat di Kab. Pelalawan kedua
Berita Acara Kesepakatan
daerah bersepakat untuk:
antara
Menyerahkan asset SD Negeri 008
Dinas
Pendidikan
Pemda Kab. Siak dengan
Bukit Agung
Dinas
Kab. Siak ke Kab. Pelalawan
Pendidikan
Pemda
Kab. Pelalawan.
Kec. Kerinci Kanan
Menyerahkan asset SD 10 Delima Jaya Kec. Pelalawan Kab. Pelalawan ke Kab. Siak
10
Tanggal
29
Mei
2012,
Kesepakatan
Bersama
ini
di
Kesepakatan
Bersama tandatangani oleh lima kepala dinas
tentang
Program pariwisata
Pengembangan Pariwisata
Destinasi
Forum
yang
Kerjasama
menjadi Regional
anggota SIAP
BEDELAU. Tujuan dari kesepakatan
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
34
bersama
ini
adalah
untuk
mengembangkan Destinasi Pariwisata berupa
paket
Terpadu
Perjalanan
pada
5
(
Wisata lima
)
Kabupaten/kota yang menjadi anggota SIAP BEDELAU. 11
Pada Tahun 2013 Bappeda
Pemerintah
Provinsi
Bappeda
Riau
melakukan
telah
Penyusunan
Provinsi Provinsi
melakukan
Riau
melalui
Riau
Studi
telah
Kelayakan
Studi
Kelayakan
Pembangunan Jembatan Buton Kab.
Pembangunan
Jembatan
Siak – Lukit Kab. Kep. Meranti, hal
Buton Kab. Siak – Lukit termasuk ke dalam lingkup kerjasama Kab. Kep. Meranti
siap bedelau yaitu pada pembangunan Jembatan Sungai Air Mabuk ( Kab. Kep.
Meranti
)
–
Pembangunan
Jembatan Futong ( Kab. Siak ). 12
Tanggal
03
April
2014,
Bertempat
di Kabupaten Pelalawan,
Berita Acara Kesepakatan Pemda Kab. Siak dan Pemda Kab. Tata
Batas
Daerah Pelalawan menyepakati tata batas yang
Administrasi Pemerintahan
terletak
di
Ds.
Mekar
Jaya
Kec.
Pangkalan Kerinci ( Kab. Pelalawan) dan Ds. Bukit Agung Kec. Kerinci Kanan ( Kab. Siak ). Dan Ds. Delik Kec. Pelalawan ( Kab. Pelalawan ) dan Ds. Kerinci Kanan Kec. Kerinci Kanan ( Kab. Siak ). Progress pelaksanaan pada saat ini sampai pada tahap persetujuan provinsi. 13
Surat Dinas Bina Marga Berdasarkan surat tersebut Pemerintah dan
Pengairan
Nomor Daerah Kabupaten Siak mengajukan
600/BMP/II/2014/105,
perubahan status ruas jalan Dumai –
Usulan Rencana Perubahan
Sei Pakning – Teluk Mesjid – Simpang
Status
Ruas
Kabupaten Siak.
Jalan
di Buton – Simpang Buatan – Simpang Lago menjadi jalan nasional. Rencana perubahan status ruas jalan tersebut
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
35
telah diajukan ke Gubernur Provinsi Riau. 14
Tanggal berita
24
Maret
acara
2014,
Bertempat
di
Kabupaten
Bengkalis
kesepakatan
telah dilakukan pengukuran tata batas
batas wilayah administrasi
administrasi antara Pemda Kab. Siak
Kab.
dengan Pemda Kab. Bengkalis, yaitu
Siak
dengan
Kab.
Bengkalis.
pada Ds. Tasik Betung – Suak Pelabi Ds. Lubuk Umbut – Jembatan Sungai Sam
–
sam
dengan
Kabupaten
Bengkalis. 15
Tanggal 11 Desember 2014, Forum
Group
(FGD)
Provinsi
Riau
melalui
Disscusion Bappeda Provinsi Riau memfasilitasi
Pengembangan
Potensi
Pemerintah
Kerjasama
Antar
Daerah di Provinsi Riau
pertemuan kerjasama antar daerah, dimana para peserta terdiri dari 12 kabupaten/kota
se
Pertemuan
membahas
ini
pengembangan
Provinsi
potensi
Riau. tentang
kerjasama
antar daerah di Provinsi Riau, pada pertemuan ini juga bertujuan untuk membangkitkan semangat kerjasama antar daerah di Provinsi Riau. 16
Tanggal 05 Agustus 2015,
Pemrintah
Pemerintah Kabupaten Siak
mengadakan
mengadakan rapat dengan
yang dipertegas dengan adanya Nota
Kepolisian Daerah Provinsi
Kesepahaman
Riau
Pemrintah
Kabupaten
Kepolisian
Daerah
terkait
ketertiban
umum
memberikan kepada
peningkatan perlindungan
masyarakat
menambah aparat Kabupaten sekitarnya.
dan
Siak
Siak
kesepakatan
menyongsong
telah
kerjasama
Bersama Siak Riau
Masyarakat
antara dengan terkait Ekonomi
serta Asean ( MEA ), peningkatan ketertiban
perkuatan
keamanan
Kabupaten
umum dan memberikan perlindungan
di kepada masyarakat serta menambah dan
perkuatan
aparat
keamanan
di
Kabupaten Siak dan sekitarnya, dan meningkatkan masyarakat
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
pelayanan apabila
terjadi
kepada tindak 36
pidana dan keselakaan di perairan. Dari
Nota
Kesepahaman
tersebut
Pemerintah Kabupaten Siak berencana membangun gedung kantor Direktorat Polisi Air dan Udara, Kepolisian Daerah Riau. Dalam masterplan yang telah dibuat oleh Pemrintah Kabupaten Siak, rancana bangunan terdiri dari Rumah Dinas Brigadir, Rumah Direktur dan Wakil Direktur, Barak Bujang, Rumah Dinas
Perwira
Menengah,
Rumah
Dinas Pejabat Utama, Rumah Dinas Perwira Pertama, Mesjid, GOR, Aula Serba Guna, Parkir, Garasi Truk dan bus, Lapangan Tembak, Kantor Utama, Dermaga, Gudang
Bengkel SAR.
dan
Dok
Mengingat
serta
besarnya
anggaran yang akan dikeluarkan guna pembangunan
komplek
Ditpolairud
tersebut, Pemrintah Kabupaten Siak berencana untuk bekerjasama dengan Pemerintah yang
Daerah
tergabung
Kerjasama
Antar
Kabupaten/Kota dalam
Forum
Daerah
SIAP
BEDELAU. Hal ini perlu dilakukan koordinasi
lebih
lanjut
perlunya
menciptakan
mengingat ketertiban
umum dan memberikan perlindungan kepada masyarakat di perairan Provinsi Riau.
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
37
BAB IV FORUM KERJASAMA PEKANSIKAWAN ( PEKANBARU – SIAK – KAMPAR - PELALAWAN )
4.1 KRONOLOGIS PEMBENTUKAN KERJASAMA ANTAR DAERAH PEKAN SIKAWAN Konsep pembangunan yang diberi nama PEKANSIKAWAN adalah sebuah konsep cemerlang dalam penataan kawasan pembangunan, sebab pola pembangunan lebih mengedepankan sisi kebersamaan dengan daerah di sekitarnya, sehingga dampak dari kemajuan tersebut tidak hanya dinikmati oleh
sebagian
warga
saja
namun
turut
dirasakan
oleh
daerah
lain
disekitarnya. Kronologis terbentuknya Kerjasama Antar Daerah PEKANSIKAWAN ( Pekanbaru – Siak – Kampar – Pelalawan ) dapat dijelaskan sebagai berikut: I. Pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2013 di Pekanbaru, dengan peserta Pemerintah Kota Pekanbaru, Pemerintah Kabupaten Siak, Pemerintah Kabupaten Kampar dan Pemerintah Kabupaten Pelalawan. Pada pertemuan tersebut disepakati perjanjian kerjasama secara bilateral antara Pemerinah Kota Pekanbaru dengan Pemerintah Kabupaten Siak, Pemerintah Kota Pekanbaru dengan Pemerintah Kabupaten Kampar dan Pemerintah Kota Pekanbaru dengan Pemerintah Kabupaten Pelalawan. Hasil
pertemuan
kerjasama
antara
tersebut
menyepakati
Pemerintah
Kota
rumusan
Pekanbaru
rencana dengan
program
Pemerintah
Kabupaten Siak sebagai berikut:
Tata Batas Administrasi Wilayah
Pembangunan Infrastruktur
Pendidikan
Kesehatan
Pariwisata
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
38
II.
Kehutanan
Perhubungan/transportasi
Lingkungan Hidup
Pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 25 Maret 2014 di Pekanbaru, pertemuan ini merupakan tindaklanjut dari pertemuan pertama dimana pada pertemuan ini Pemerintah Kota Pekanbaru diwakili oleh Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru dan Pemerintah Kabupaten Siak diwakili oleh Dinas Perhubungan dan Infokom Kabupaten Siak menandatangani MoU Perpanjangan Rute Bus Transmetro Pekanbaru. Dimana nantinya rute bus Transmetro Pekanbaru akan melewati wilayah Kabupaten Siak yaitu di Kecamatan Minas. Sedangkan untuk Kabupaten Kampar bus transmetro akan melewati daerah rimbo panjang dan untuk Kabupaten Pelalawan bus Transmetro akan melewati Kecamatan Sikijang.
III.
Pertemuan ketiga dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2014 di Pekanbaru, pada pertemuan ini Kerjasama Antar Daerah PEKANSIKAWAN dihadiri oleh perwakilan dari Pemerintah Kota Pekanbaru, Pemerintah Daerah Kabupaten Siak, Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar dan Pemerintah Daerah Kabupaten Pelalawan. Hasil pertemuan ini merumuskan hal – hal sebagai berikut: a.
Perlu berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Riau untuk segera membentuk Sekretariat Bersama PEKANSIKAWAN, dimana sekreariat bersama
ini nantinya
bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan
Kerjasama Antar Daerah Perkotaan PEKANSIKAWAN. b.
Perlu segera melakukan pertemuan yang dilakukan oleh pelaku kerjasama antar daerah PEKANSIKAWAN untuk merumuskan kembali lingkup kerjasama yang akan dilakukan
c.
Setiap daerah yang menjadi pelaku Kerjasama Antara Daerah perlu membentuk
tim
yang
bertujuan
sebagai
penanggung
jawab
pelaksanaan realisasi dan pelaporan kegiatan yang telah dirumuskan dalam lingkup kegiatan PEKANSIKAWAN d.
Setiap
daerah
perlu
memasukkan
kerjasama
antar
daerah
pekansikawan ini ke dalam dokumen perencanaan daerahnya masing – masing, meliputi RPJMD, Renstra dan RKPD LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
39
e.
Lingkup kegiatan yang menyangkut pada perubahan tata ruang daerah pelaku kerjasama, perlu segera berkoodinasi dengan instansi terkait perubahan tata ruang daerahnya masing – masing.
IV.
Nota Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Kota Pekanbaru ( nomor: 100/KERJ/XII/22/2014 ), Pemerintah Kabupaten Siak ( 13/HK/MoU/2014 ), Pemerintah Kabupaten Kampar ( 500/BUP-KPR/16 ) dan Pemerintah kabupaten
Pelalawan
(
PLLW/180/HK/2014/28
)
tentang
Kerjasama
Pembangunan Daerah Pekanbaru, Siak, Kampar dan Pelalawan. Nota Kesepakatan bersama ini ditandatangani pada tanggal 16 Desember 2014, dimana penandatangan nota kesepakatan ini difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi Riau. Pada nota kesepakatan ini bentuk kerjasama antar daerah PEKANSIKAWAN telah dibuat dalam konsep kerjasama regional. Kesepakatan Bersama ini dimaksudkan dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektifitas pelayanan public, percepatan pengembangan daerah perbatasan, serta pengelolaan potensi daerah. Adapun objek yang telah disepakati dalam Kesepakatan Bersama ini antara lain adalah: Bidang Sosial Budaya; Bidang Sosial Ekonomi; Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup; Bidang Sarana dan Prasarana. 4.2
TUJUAN PEMBENTUKAN KERJASAMA ANTAR DAERAH PEKANSIKAWAN Perkembangan suatu daerah sangat dengan
daerah
berdekatan.
lain,
khususnya
Kerjasama
daerah
–
bergantung
daerah
yang
daerah
yang
berdekatan merupakan suatu kebutuhan seperti kehidupan bermasyarakat, bahwa diantara sesama manusia pasti saling membutuhkan antara satu dengan lainnya. Demikian juga dengan kerjasama daerah yang akhirnya akan menjadi
suatu
kebutuhan
dengan
pertimbangan
antara
lain
semakin
majemuknya masalah kebutuhan dasar masyarakat, semakin terbatasnya potensi sumberdaya alam, pengelolaan sumberdaya alam yang tidak ramah lingkungan, keterbatasan kemampuan dana daerah, serta keinginan menggali potensi unggulan daerah. LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
40
Terkait hal tersebut diatas Pemerintah Kabupaten Siak bersama dengan daerah lain disekitarnya telah membentuk suatu forum kerjasama antar daerah perkotaan “ PEKAN SIKAWAN ” yang mempunyai tujuan: “PENINGKATAN
EFISIENSI
DAN
EFEKTIFITAS
PELAYANAN
PUBLIK,
PERCEPATAN PENGEMBANGAN DAERAH PERBATASAN, PENGELOLAAN POTENSI
DAERAH
DENGAN
SALING
MENGUNTUNGKAN
DEMI
KEPENTINGAN MASYARAKAT” Kemudian tujuan tersebut diprioritaskan pada rencana program kerjasama, antara lain: 1. Tata batas administrasi wilayah; 2. Pembangunan infrastruktur; 3. Pendidikan; 4. Kesehatan; 5. Pariwisata; 6. Perhubungan/ transportasi 7. Lingkungan hidup. 4.3
PROFILE ANGGOTA KERJASAMA ANTAR DAERAH PEKAN SIKAWAN Pada profile anggota kerjasama antar daerah pekan sikawan ini,
hanya mengulas profile Pemerintah Kota Pekanbaru dan Pemerintah Kabupaten Kampar saja, karena profile Pemerintah Kabupaten Siak dan Pemerintah Kabupaten Pelalawan telah diterangkan pada Kerjasama Antar Daerah SIAP BEDELAU. 4.3.1
Pemerintah Kota Pekanbaru Kota Pekanbaru merupakan ibukota dan kota terbesar di Provinsi Riau, kota ini merupakan pusat perdagangan dan jasa di Provinsi Riau. Dan di Kota
Pekanbaru
penduduk,
migrasi
ini dan
tingkat
pertumbuhan
urbanisasi
sangatlah
tinggi. Pada abad ke 18 wilayah Senapelan di tepi Sungai Siak menjadi pasar ( pekan ) bagi para pedagang, seiring berjalannya LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
41
waktu daerah ini berkembang menjadi tempat pemukiman yang ramai. Pada tanggal 23 Juni 1784, berdasarkan musyawarah Dewan Menteri dari Kesultanan Siak
yang terdiri dari datuk
empat suku ( Pesisir, Limapuluh, Tanah Datar, dan Kampar ) kawasan
yang
ramai
ini
dinamai
dengan
Pekanbaru
dan
kemudian diperingati sebagai hari jadi kota ini. Secara geografis Kota Pekanbaru memiliki posisi strategis yang berada di jalur Lintas Timur Sumatera, terhubung dengan beberapa kota seperti Medan, Padang, dan Jambi. Dan Kota Pekanbaru
terletak
pada
koordinat
0028’53,5”
LU
dan
1010287,23”BT . Sejak tahun 2010 Kota Pekanbaru telah menjadi kota ketiga berpenduduk terbanyak di Pulau Sumatera, setelah Medan dan Palembang, dengan jumlah penduduk berdasarkan data tahun 2013 sebesar 950,571 jiwa. Pemicu laju pertumbuhan penduduk
ini
adalah
laju
pertumbuhan
ekonomi
di
Kota
Pekanbaru sangatlah tinggi jika dibandingkan dengan kota – kota lain di Indonesia. Potensi yang ada pada Kota Pekanbaru adalah pada bidang industri di Kota Pekanbaru terus mengalami peningkatan dengan rata – rata pertumbuhan pertahun sebesar 3,82%, dengan kelompok industri terbesar pada sektor logam, mesin, elektronika, kemudian disusul oleh industri pertanian dan kehutanan. Potensi lainnya adalah dengan adanya perusahaan minyak, pabrik pulp dan
kertas,
serta
perkebunan
kelapa
sawit
dan
pabrik
pengolahannya sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kota Pekanbaru.
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
42
4.3.2
Pemerintah Kabupaten Kampar Kabupaten Kampar merupakan salah satu Kabupaten
di
Provinsi
Riau,
ibukotanya adalah Bangkinang.
dengan Kabupaten
Kampar memiliki luas 27.908,32 km2 atau 12,26% dari luas Provinsi Riau dan jumlah penduduk ± 688.204 jiwa. Secara geografis Kabupaten Kampar terletak pada posisi 1000’40” LU dan 100028’30” – 101014’30” BT, dan pada sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hulu dan Kabupaten Bengkalis,
sebelah
Selatan
berbatasan
dengan
Kabupaten
Kuantan Singingi, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten 50 Kota Provinsi Sumatera Barat dan sebelah Timur berbatasan dengan
Kota
Pekanbaru,
Kabupaten
Siak,
dan
Kabupaen
Pelalawan. Potensi perekonomian terutama pada bidang pertanian dan perikanan darat. Sebagian besar penduduknya bekerja pada sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Untuk kawasan perkebunan,
kelapa sawit merupakan perkebunan terbesar di
Provinsi Riau. Pada Kabupaten Kampar juga terdapat fasilitas dan infrastruktur
jaringan
listrik
PLTA
Koto
Panjang
yang
memproduksi energi dengan kapasitas tersambung 114,240 KWH, dimana fasilitas ini merupakan sumber utama pembangkit listrik di Provinsi Riau. Pada bidang perikanan budidaya, melalui PT. Benecom dengan jumlah investasi Rp. 30 Miliar, Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar berusaha untuk menjadi sentra perikanan budidaya dengan produksi 220 ton/hari. Pada potensi pariwisata Kabupaten Kampar memiliki situs purbakala yang diperkirakan telah ada pada masa Kerajaan Sriwijaya, yaitu candi Muara Takus. Kawasan ini selain menjadi kawasan cagar budaya juga menjadi tujuan wisata religi bagi umat Budha.
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
43
4.4
PROGRES
PELAKSANAAN
KERJASAMA
ANTAR
DAERAH
PEKAN
SIKAWAN Konsep pembangunan yang diberi nama PEKANSIKAWAN adalah sebuah konsep cemerlang dalam penataan kawasan pembangunan, sebab pola pembangunan lebih mengedepankan sisi kebersamaan dengan daerah di sekitarnya, sehingga dampak dari kemajuan tersebut tidak hanya dinikmati oleh sebagian warga saja namun turut dirasakan oleh daerah lain disekitarnya. Dalam perkembangannya Kerjasama Antar Daerah PEKANSIKAWAN telah melakukan beberapa kali pertemuan, matrik realisasi pelaksanaan Kerjasama Antar Daerah Pekansikawan dapat dilihat pada table dibawah ini. No 1
Uraian Tanggal
Keterangan
24/10/2013, Pada
pertemuan
ini
merumuskan
pertemuan Kepala Daerah MoU/ Nota Kesepakatan yang dibuat Pemko Pekanbaru, Pemda dengan konsep bilateral antara Pemko Kab.
Siak,
Pemda
Kab. Pekanbaru dengan Pemda Kab. Siak,
Kampar dan Pemda Kab.
Pemko Pekanbaru dengan Pemda Kab.
Pelalawan
Kampar dan Pemko Pekanbaru dengan Pemda
Kab.
Pelalawan.
Pada
kesepakatan ini, Pemko Pekanbaru dan Pemda
Kab.
Siak
merumuskan
beberapa rencana program kerjasama, antara lain: tata batas administrasi wilayah, pembangunan infrastruktur, pendidikan,
kesehatan,
pariwisata,
kehutanan, perhubungan/transportasi dan lingkungan hidup. 2
Tanggal
25
Maret
2014 Pada
pertemuan
dilakukan pertemuan yang perhubungan ditandai
ini pada
kepala
SKPD
keempat
dengan kabupaten/kota menandatangani MoA
ditandatanganinya bidang perhubungan
MoA tentang
perpanjangan
rute
bus
Transmetro Pekanbaru. Dimana dalam MoA ini bus Transmetro Pekanbaru
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
44
akan
melewati
kabupaten/kota
wilayah pelaku
keempat kerjasama,
yaitu wilayah Kab. Siak ( Minas ), Kab. Kampar ( Rimbo Panjang ), dan Kab. Pelalawan
(
Sikijang
Mati
).
Pada
pertemuan ini dengan di fasilitasi oleh Dirjen Bina Bangda Kemendagri juga merumuskan beberapa hal ( rumusan terlampir ). 3
Tanggal 21 – 23 Mei 2014, Pertemuan ini di fasilitasi oleh Dirjen Lokakarya
Peningkatan Bina Bangda Kemendagri, dimana para
Kerjasama Perkotaan Antar pelaku kerjasama antar daerah yang Daerah di Hotel Peninsula terkait dengan kerjasama perkotaan di Jakarta
Indonesia Bagian Barat diberi materi tentang pentingnya daerah,
potensi
kerjasama antar kerjasama
antar
daerah, dan mekanisme pelaksanaan kerjasama antar daerah. 4
Tanggal 21 Oktober 2014, Pertemuan ini difasilitasi oleh Pemko Diseminasi Kawasan
Kerjasama Pekanbaru melalui Bagian Kerjasama Metropolitan Sekko Pekanbaru, pada pertemuan ini
PEKANSIKAWAN
para pelaku kerjasama antar daerah dirasa perlu membentuk Sekretariat Bersama
PEKANSIKAWAN
merumuskan
beberapa
diharapkan
bisa
hal
dan yang
meningkatkan
pelaksanaan Kerjasama Antar Daerah PEKANSIKAWAN ( rumusan terlampir ). 5
Tanggal 04 November 2014, Pertemuan ini difasilitasi oleh Kamar Coffee Morning dan Focus Dagang dan Industri Provinsi Riau, Group Discussion ( FGD ),
pada pertemuan ini Pemerintah Daerah
Kerjasama PEKANSIKAWAN
Kabupaten
Siak
diminta
untuk
memaparkan kebijakan dan strategi, permasalahan kaitan
yang
dihadapi
pengembangan
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
dan
kerjasama 45
PEKANSIKAWAN
dengan tata ruang
Kabupaten Siak. 6
Tanggal 18 November 2014, Pertemuan ini difasilitasi oleh Kamar Focus
Group
Kerjasama
Discussion Dagang dan Industri Provinsi Riau,
Antar
PEKANSIKAWAN
Daerah pada pertemuan ini membahas tentang perubahan
Konsep
MoU
Kerjasama
PEKANSIKAWAN dari bilateral menjadi multilateral, dan merumuskan tentang perlunya
kajian tentang
Kerjasama
Masterplan
Antar
Daerah
Pekansikawan. 7
Tanggal 19 November 2014, Pertemuan ini difasilitasi oleh Biro Rapat Fasilitasi Kerjasama Pemerintahan Umum Provinsi Riau, Daerah PEKANSIKAWAN di pada pertemuan ini menyusun draft Provinsi Riau.
MoU
PEKANSIKAWAN
multilateral,
secara
penandatanganan
MoU
dijadwalkan pada tanggal 26 November 2014. 8
Tanggal 26 November 2014, Pertemuan ini difasilitasi oleh Kadin Seminar
Lokakarya Provinsi
Pengembangan Kotabaru
dengan
PEKANSIKAWAN
Riau,
Kawasan dilakukan
pada
pertemuan
penandatanganan
ini MoU
Konsep Kerjasama antara Pemerintah Provinsi Riau
dengan
Kadin
Provinsi
Riau.
Dalam pertemuan ini juga memahas beberapa hal yang bisa dijadikan isu dalam
kerjasama
PEKANSIKAWAN,
antara lain: Rencana
pemindahan
internasional SSQ
bandara
ke Kec. Koto
Gasib Kabupaten Siak Supply listrik sebesar 25 MW oleh PLN Peningkatan daerah
produksi
anggota
padi
pada
kerjasama
antar
daerah PEKANSIKAWAN LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
46
 Percepatan
pembangunan
infrastruktur
Kawasan
Industry
Tanjung Buton Dalam pertemuan ini Bupati Siak juga mendapatkan
penghargaan
Best
Bussines Climate dari Kadin Provinsi Riau. 9
Tanggal 16 Desember 2014,
Pada
penandatangan
diadakan
Kesepakatan antara
16
Desember
pertemuan
Bersama menendatangani
Pemerintah
Pekanbaru,
tanggal
Kota Bersama
Nota
antara
Pemerintah Pekanbaru,
2014 untuk
Kesepakatan
Pemerintah
Pemerintah
Kota
Kabupaten
Kabupaten
Siak, Siak, Pemerintah Kabupaten Kampar
Pemerintah
Kabupaten dan Pemerintah Kabupaten Pelalawan.
Kampar
Pemerintah Nota Kesepakatan Bersama tersebut
dan
Kabupaten
Pelelawan tentang
Kerjasama
Pembangunan
tentang
Kerjasama Daerah untuk wilayah Kota Pekanbaru,
Pembangunan
Daerah
( Kabupaten Siak, Kabupaten Kampar
Pekanbaru, Siak, Kampar dan dan Pelalawan )
Kabupaten
Pelalawan.
Nota
kesepakatan bersama ini merupakan perubahan konsep dari kesepakatan bersama sebelumnya, yang mana jika konsep kerjasama yang sebelumnya merupakan kerjasama secara bilateral antara
Kota
Kabupaten
Pekanbaru Siak,
dengan
Kampar
dan
Pelalawan kemudian dirubah menjadi kerjasama Konsep
yang tersebut
besifat
regional.
perlu
direvisi
dikarenakan daerah – daerah lain yang tergabung
dalam
Forum
Kerjasama
PEKANSIKAWAN juga perlu melakukan kerjasama Forum
dengan
Kerjasama
sesama
anggota
PEKANSIKAWAN.
Adapun objek Kesepakatan Bersama ini LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
47
meliputi:
Bidang Sosial Budaya
Bidang Sosial Ekonomi
Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
10
Tanggal
03
Maret
Rapat
Bidag Sarana dan Prasarana
2015, Pada tanggal 03 Maret 2015 diadakan
Koordinasi Rapat
Koordinasi
Pelaksanaaan
Pelaksanaan Pembangunan Pembangunan di Provinsi Riau yang di Provinsi Riau, yang di difasilitasi fasilitasi
oleh
Provinsi
Riau/
Provinsi Riau
oleh
Pemerintah
Provinsi
Pemerintah Riau/ Bappeda Provinsi Riau. Dalam Bappeda rapat ini membahas tentang:
Gambaran Umum Provinsi Riau ( capaian pembangunan dan kinerja daerah )
Isu
–
isu
penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah
(
hasil
rakernas APPSI Ambon ), Pilkada serentak,
tata
kelola
dan
pemerintahan kab/kota.
Harmonisasi RPJMN dan RPJMD Provinsi Riau
Arah Kebijakan Provinsi Riau
Kerjasama
Pembangunan
PEKANSIKAWAN, dan
SIAP
pengembangan
(
BEDELAU transportasi
pelabuhan) Pada
pertemuan
ini
Pemerintah
Provinsi Riau melalui Bappeda Provinsi Riau
dan
Dan
Dinas
Cipta
Karya
Provinsi Riau akan membuat Masterlan tentang
Pembangunan
Kawasan
PEKANSIKAWAN. Selain itu Pemerintah Provinsi
Riau
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
akan
mengadakan
48
pertemuan daerah
secara yang
intensif
dengan
menjadi
anggota
Kerjasama Antar Daerah Siap Bedelau untuk membahsan tentang kemajuan kerjasama Siap Bedelau. 11
Tanggal
13
Maret
Rapat
2015, Pada tanggal 13 Maret 2015 diadakan
Koordinasi Rapat
PEKANSIKAWAN
Koordinasi
diadakan
oleh
PEKANSIKAWAN,
Pemerintah
Provinsi
Riau, dimana dalam rapat tersebut menegaskan bahwa Forum Kerjasama Antar Daerah PEKANSIKAWAN perlu dimasukkan
ke
perencanaan
daerah
masing
–
dalam
masing
dokumen
yaitu
RPJMD
daerah.
Dalam
pertemuan ini membahas tentang hal – hal yang perlu dilakukan dalam rangka mendukung
kerjasama
PEKANSIKAWAN, subjek,
ruang
kewajiban daerah/para kerjasama,
meliputi lingkup,
hak
pelaku pihak,
objek, dan
kerjasama jangka
waktu
pengakhiran,
dan
penyelesaian perselisihan. Selain itu dalam
pertemuan
kali
membahas
tentang
transportasi
untuk
transportasi
di
ini
juga
bantuan menunjang
kawasan
regional
PEKANSIKAWAN yang bersumber dari Kementerian
Perhubungan,
yaitu
bantuan bus sebanyak 60 unit, dan dalam pertemuan ini juga membahas tentang
perlunya
membentuk
Sekretariat Bersama PEKANSIKAWAN. 12
Tanggal Rapat
30
Juli
Kerjasama
2015, Pada tanggal 30 Juli 2015, diadakan Antar Rapat
Kerjasama
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
Antar
Daerah 49
Daerah dalam
PEKANSIKAWAN PEKANSIKAWAN, rangka
peresiapan persiapan
Menteri BAPPENAS/PPN.
dalam
rangka
kunjungan
Menteri
BAPPENAS/PPN, rapat ini di fasilitasi oleh
Pemerintah
Provinsi
Riau/
Bappeda Provinsi Riau, dimana rapat ini
diikuti
oleh
Pekanbaru,
Pemerintah
Pemerintah
Kota
Kabupaten
Siak, Pemerintah Kabupaten Kampar dan Pemerintah Kabupaten Pelalawan. Dalam rapat ini mensinergikan antara tujuan
penyelenggaraan
kerjasama
antar daerah PEKANSIKAWAN dengan pembangunan tertuang
kewilayahan
dalam
Peraturan
yang Presiden
Nomor 12 Tahun 2015. Dimana dalam pengembangan
kerjasama
PEKANSIKAWAN
masing
–
masing
daerah menyesuaikan dengan potensi yang dimilikinya masing
– masing,
yaitu: Kota Pekanbaru berencana menjadi pusat
perdagangan
dan
jasa,
pendidikan, dan kesehatan. Kabupaten
Siak
berencana
mengembangkan Kawasan Industri Tanjung Buton, Potensi Pariwisata dan Budaya. Kabupaten
Kampar
akan
mengembangkan agroindustry atau pertanian dan wisata.
Kabupaten
Pelalawan
berencana
akan mengembangkan Technopark, Kawasan
Permukiman
Perbelanjaan,
serta
dan
objek
Pusat wisata
alam bono. LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
50
Selain itu terdapat juga keselarasan antara
Program
Nasional
di
berkaitan
Jangka
Provinsi
Menengah Riau
dengan
yang
Kerjasama
PEKANSIKAWAN, yaitu: Pembangunan
Jalur
Pekanbaru
Buatan
–
Kereta –
Api
Tanjung
Buton Pengembangan
sisten
transit
dan
semi BRT Kota Pekanbaru Pengembangan
Bandara
Sultan
Syarif Kasim II Pengembangan
pelabuhan
Pekanbaru Pengembangan Pelabuhan Tanjung Buton Pembangunan jalan Sikijang Mati – Perawang – Sp. Buatan Km. 11 – Siak Sri Indrapura – Mengkapan ( outer ring road ) Pembangunan jalan Simpang Kulim – Pelabuhan Dumai Pembangunan Jalan Tol Pekanbaru – Kandis – Dumai Pembangunan Bypass
–
jalan
Pekanbaru
Kampar,
Siak
dan
Pelalawan.
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
–
51
BAB V PERMASALAHAN DALAM PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH 5.1 PERMASALAHAN KERJASAMA ANTAR DAERAH SIAP BEDELAU Pemerintah kerjasama
Daerah
antar
masih
daerah
belum
sebagai
cukup
salah
mempertimbangkan
satu
inovasi
dalam
penyelenggaraan pembangunan. Salah satu penyebabnya adalah adanya persaingan dan ego daerah dimana semangat otonomi masih dipandang sempit dan kedaerahan. Setiap daerah memacu perkembangan daerahnya sendiri tanpa menimbang kemampuan dan kebutuhan wilayah lain. Kondisi ini menghambat prakarsa daerah untuk bekerjasama dengan daerah lain. Selain itu, belum ada mekanisme insentif untuk daerahdaerah
yang
bekerja
penyelenggaraan
sama
pelayanan
dalam
peningkatan
publik.
Dalam
efektivitas/efisiensi
pelaksanaannya
setiap
kerjasama antar daerah pastilah menimbulkan permasalahan, karena kebanyakan
setiap
daerah
dalam
melakukan
kerjasama
belum
mempertimbangkan role ( peran ), risk ( resiko ) dan revenue ( dampak ) yang dihasilkan dalam pelaksanaan kerjasama antar daerah. Adapun permasalahan yang paling
menonjol dalam pelaksanaan
kerjasama antar daerah SIAP BEDELAU adalah sebagai berikut:
1. Minimnya
informasi
perencanaan,
tentang
pembiayaan,
kerjasama
aspek
hukum,
baik
menyangkut
pembinaan
dan
pengawasan serta yang paling utama adalah kebijakan Pemerintah Daerah dalam perannya mendukung pengembangan kerjasama antar daerah;
2. Sulit melakukan komunikasi dengan baik apa yang menjadi permasalahan
dengan
daerah
yang
menjadi
mitra
kerjasama.
Sehingga yang terjadi adalah bisa saja satu daerah pelaku kerjasama telah
membuat
perencanaan,
penyiapan pembiayaan,
membuat
regulasi, melakukan pembinaan dan pengawasan, dan telah membuat sebuah komitmen tentang pentingnya kerjasama, tetapi daerah mitra belum mempersiapkannya dan begitu pula sebaliknya. Sehingga tidak
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
52
adanya sinkronisasi
baik di tataran kebijakan, program maupun
kegiatan;
3. Sekretariat Bersama yang ada pada Forum Kerjasama SIAP BEDELAU dilakukan secara bergiliran,
sehingga
jika daerah yang
diberi
tanggung jawab menjadi Sekretariat tidak menjalankan fungsinya, maka pelaku kerjasama yang lain akan mengalami kesulitan dalam berkoordinasi;
4. Perlu membentuk Sekretariat Bersama yang bersifat permanen yang bertugas sebagai Pembina dan Pengawas sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 maupun Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Kerjasama Antar Daerah;
5. Pemerintah Kabupaten sebagai pelaku kerjasama antar daerah belum semuanya melaporkan tentang pelaksanaan kerjasama antar daerah yang dilakukannya kepada Pemerintah Provinsi Riau;
6. Adanya ego pada setiap daerah pelaku kerjasama antar daerah, dimana
masing
–
masing
daerah
masih
menonjolkan
potensi
pengembangan daerahnya masing – masing, tanpa memperhatikan unsur 3R ( role: peran, risk: resiko, dan revenue: hasil yang akan diperoleh );
7. Belum adanya kajian yang mengkaji tentang pengembangan potensi kerjasama antar daerah, sehingga sebelum merumuskan objek yang akan dikerjasamakan, setiap daerah akan mengerti tentang peran, resiko dan dampak dari pelaksanaan kerjasama antar daerah tersebut;
8. Belum adanya ketegasan tentang siapa yang menjadi leader terhadap pelaksanaan kerjasama antar daerah di daerah, karena dalam pelaksaaannya kerjasama antar daerah di Kabupaten Siak dilakukan oleh dua instansi, yaitu Bappeda Kabupaten Siak dan Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Siak;
9. Lemahnya koordinasi antar level Pemerintah, ( antar Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota ). Koordinasi akan lebih sulit dilakukan bila semangat egosentris dihinggapi oleh Pemerintah Daerah dengan dalih otonomi daerah. LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
53
5.2
PERMASALAHAN KERJASAMA ANTAR DAERAH PEKANSIKAWAN Pemerintah Daerah masih belum cukup mempertimbangkan KAD sebagai salah satu inovasi dalam penyelenggaraan pembangunan. Salah satu penyebabnya adalah adanya persaingan dan ego daerah dimana semangat otonomi masih dipandang sempit dan kedaerahan. Setiap daerah memacu perkembangan daerahnya sendiri tanpa menimbang kemampuan dan kebutuhan wilayah lain. Kondisi ini menghambat prakarsa daerah untuk bekerjasama dengan daerah lain. Adapun permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan Kerjasama Antar Daerah PEKANSIKAWAN adalah sebagai berikut: 1. Pada Kerjasama Antar Daerah PEKANSIKAWAN ini belum dibentuk sekretariat bersama yang berfungsi sebagai pembina dan pengawas pelaksanaan kerjasama antar daerah; 2. Tujuan utama dari Kerjasama Antar Daerah PEKANSIKAWAN adalah pengembangan kawasan metropolitan Kota Pekanbaru, dan daerah – daerah sekitarnya yang berbatasan dengan wilayah administrasi Kota Pekanbaru akan berperan sebagai hinterland. Untuk itu perlu dilakukan perubahan terhadap tata ruang daerah yang saling bersinggungan dengan Kota Pekanbaru agar pengembangan dapat terlaksana secara maksimal; 3. Belum adanya kajian yang mengkaji tentang pengembangan potensi kerjasama antar daerah, sehingga sebelum merumuskan objek yang akan dikerjasamakan, setiap daerah akan mengerti tentang peran, resiko dan dampak dari pelaksanaan kerjasama antar daerah tersebut; 4. Lemahnya koordinasi antar level Pemerintah, ( antar Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota ). Koordinasi akan lebih sulit dilakukan bila semangat egosentris dihinggapi oleh Pemerintah Daerah dengan dalih otonomi daerah; 5. Objek
yang
akan
dikerjasamakan
masih
belum
jelas,
sehingga
pelaksanaan Kerjasama Antar Daerah PEKANSIKAWAN menjadi stagnan; 6. Masih lemahnya pengetahuan Pemerintah Daerah yang tergabung dalam forum
kerjasama
antar
daerah
tentang
pentingnya
pelaksanaan
kerjasama antar daerah yang dilandasi oleh rasa kebutuhan yang sama bukan berdasarkan suatu kepentingan daerah; LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
54
7. Pemerintah Daerah yang terikat oleh perjanjian kerjasama antar daerah pekansikawan kurang menjaga komitmen yang telah disepakati dari masing-masing daerah. 5.3
PERAN PEMERINTAH PROVINSI DALAM PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Antar dapat di lihat bahwa peran Pemerintah Provinsi dalam pelaksanaan kerjasama antar daerah yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sangatlah besar. Adapun peran Pemerintah Provinsi adalah sebagai berikut:
Pemerintah Provinsi melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap pelaksanaan kerjasama antar daerah yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten,
dimulai
dari
penjajakan,
negosiasi,
penandatanganan, pelaksanaan sampai dengan pengakhiran kerjasma.
Melakukan pengawasan yang bersifat teknis dan umum terhadap pelaksanaan kerjasama antar daerah.
Apabila dalam pelaksanaan kerjasama antar daerah yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota terdapat perselisihan, maka pihak Pemerintah Provinsi wajib menyelesaikan perselisihan tersebut secara musyawarah ataupun melalui surat keputusan Gubernur yang bersifat final dan mengikat.
Pemerintah Provinsi bisa berperan sebagai Sekretariat Bersama yang ditunjuk berdasarkan kesepakatan oleh sesame pelaku kerjasama antar daerah.
Pemerintah Provinsi dapat memfasilitasi proses pelaksanaan kerjasama antar daerah.
Pemerintah Provinsi Riau pada tanggal 26 November 2014, bersama dengan Kamar Dagang dan Industri Provinsi Riau menandatangai Perjanjian
Kerjasama
yang
bertujuan
untuk
memfasilitasi
Perkembangan Kerjasama Antar Daerah PEKANSIKAWAN.
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
55
5.4
DUKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIAK TERHADAP KERJASAMA ANTAR DAERAH Sampai saat ini Pemerintah Kabupaten Siak telah melakukan 2 (dua) forum kerjasama antar daerah yaitu Kerjasama Antar Daerah Regional SIAP BEDELAU dan Kerjasma Perkotaan PEKANSIKAWAN. Dari kedua forum kerjasama tersebut disadari bahwa implementasi dari Kesepakatan Bersama yang telah dilakukan belum bisa ditindaklanjuti secara optimal oleh SKPD dengan perjanjian kerjasama operasional/MoA sebagaimana yang menjadi harapan kita. Berbagai kendala yang dihadapi mulai dari minimnya informasi tentang kerjasama baik menyangkut perencanaan, pembiayaan, aspek hukum, pembinaan dan pengawasan serta yang paling utama adalah kebijakan Pemerintah Daerah dalam perannya mendukung pengembangan kerjasama antar daerah. Pemerintah Daerah Kabupaten Siak secara terus menerus mencoba melakukan langkah – langkah kongkrit agar terwujudnya kerjasama antar daerah yang optimal dari segi kualitas maupun kuantitas. Dari segi kualitas selalu mendorong agar kerjasama yang dilakukan menyentuh aspek – aspek yang subsetntive, sehingga kerjasama yang dilakukan dapat fokus pada pemecahan masalah – masalah yang fundamental yang tujuan akhirnya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Adapun bentuk dukungan Pemerintah Kabupaten Siak terhadap pelaksanaan kerjasama antar daerah adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah Kabupaten Siak memfasilitasi Pertemuan Kerjasama Antar Daerah Pengembangan Kawasan Regional SIAP BEDELAU pada tanggal 12 Januari 2012 dengan peserta antara lain Kepala Bappeda Kabupaten Bengkalis, Kepala Bappeda Kabupaten Siak, Kepala Bappeda Kabupaten Pelalawan, Kepala Bappeda Kabupaten Kepulauan Meranti, dan Kepala Bappeda Kota Dumai;
2. Pada tanggal 15 April 2014, Pemerintah Kabupaten Siak melalui Bappeda Kabupaten Siak selaku Sekretariat TKKSD Kabupaten Siak melakukan kunjungan ke Kabupaten Kepulauan Meranti dalam hal tindaklanjut pelaksanaan Kerjasama Antar Daerah SIAP BEDELAU. Dimana Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti ditunjuk sebagai Sekretariat Bersama secara bergiliran, sebagai Sekretariat LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
56
Bersama Pemerintah Kabupaten Meranti diharuskan membuat Laporan Progress Pelaksanaan Kerjasama Antar Daerah SIAP BEDELAU tahun 2013;
3. Pada tanggal 17 Juni 2014, Pemerintah Kabupaten Siak melalui Bappeda Kabupaten Siak selaku Sekretariat TKKSD Kabupaten Siak melakukan kunjungan ke Kabupaten Pelalawan dalam hal tindaklanjut kesiapan Pemerintah Daerah Kabupaten Pelalawan sebagai pelaksana Kerjasama
Antar
Daerah
SIAP
BEDELAU.
Dimana
berdasarkan
kesepakatan hasil pertemuan SIAP BEDELAU di Kabupaten Kepulauan Meranti menunjuk Pemerintah Daerah Kabupaten Pelalawan sebagai Sekretariat Bersama selanjutnya yaitu periode tahun 2014;
4. Pada tanggal 19 Agustus 2014, Pemerintah Kabupaten Siak melalui surat Nomor 050/Bappeda-Lit/14/378, tentang Penyampaian Laporan Pelaksanaan Kerjasama Antar Daerah Kabupaten Siak, menyampaikan dokumen progress pelaksanaan Kerjasama Antar Daerah SIAP BEDELAU kepada Pemerintah Provinsi Riau melalui Bappeda Provinsi Riau;
5. Pada tanggal 25 Maret 2014, Pemerintah Daerah Kabupaten Siak melalui Dinas Perhubungan dan Infokom melakukan penandatanganan MoA tentang transportasi pada Kerjasama Antar Daerah PEKANSIKAWAN;
6. Pada tanggal 04 November 2014, Coffee Morning dan Focus Group Discussion ( FGD ), Kerjasama PEKANSIKAWAN. Pada acara tersebut Pemerintah Daerah Kabupaten Siak memaparkan Kebijakan dan Strategi Pemerintah Kabupaten Siak dalam Pelaksanaan Kerjasama Antar Daerah;
7. Pada tanggal 11 Desember 2014, Pemerintah Daerah Kabupaten Siak bersama – sama dengan Pemerintah Provinsi Riau menyelenggarakan Forum Group Disscusion Pengembangan Potensi Kerjasama Antar Daerah di Provinsi Riau, dimana Pemerintah Daerah Kabupaten Siak menghadirkan narasumber dari Universitas Gadjah Mada yaitu Prof. Dr. Yemerias T. Keban, SU., MURP sebagai ahli kerjasama antar daerah;
8. Kebijakan Kerjasama Antar Daerah di Kabupaten Siak telah terencana dalam RPJMD di tahun 2011 - 2016 dan telah telah terdistribusi dalam RENJA dan RENSTRA serta telah menjadi program di salah satu SKPD yakni
di
Bappeda
Kabupaten
Siak,
yaitu
Program
Kerjasama
Pembangunan. Dengan demikian dari aspek legalitas formal kebijakan LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
57
Kerja oleh
Sama
Antar
Daerah
(KAD)
telah
dipayungi
regulasi perencanaan yang ada. Sehingga implikasi dari sebuah
kebijakan semisal adanya konsekuensi perlu dukungan penganggaran, sumber daya baik modal maupun sumber daya alam, dan dukungan sarana prasarana dapat terpenuhi dengan baik;
9. Pada
bulan
Februari
2015
Pemerintah
Kabupaten
Siak
telah
memberikan dan melaporkan data tentang kerjasama antar daerah kepada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Riau terkait
surat
dari
BPKP Provinsi Riau Nomor S-
241/PW04/3/2015 tentang Permintaan Data Kerjasama Daerah;
10. Pada tanggal 30 Juli 2015 Pemerintah Kabupaten Siak bersama dengan Pemerintah Daerah yang tergabung dalam Forum Kerjasama Antar Daerah PEKANSIKAWAN telah melakukan rapat kerjasama antar daerah dimana rapat tersebut di fasilitasi oleh Pemerintah Provinsi Riau/ Bappeda Provinsi Riau. Dalam rapat tersebut masing Pemerintah
Daerah
memaparkan
potensi
–
potensi
– masing yang
akan
dikembangkan dalam Forum Kerjasama PEKANSIKAWAN.
11. Pemerintah Kabupaten Siak berencana untuk mengajak Pemerintah Kabupaten Pelalawan, Pemerintah Kota Pekanbaru dan Pemerintah Kabupaten
Kampar
untuk
bersama
–
sama
bekerjasama
dalam
penyelenggaraan sport tourism Tour de Siak, dimana event tersebut telah menjadi event wisata nasional di Provinsi Riau, selain Bakar Tongkang di Kabupaten Rokan Hilir dan Wisata Bono di Kabupaten Pelalawan. 5.5
KETERKAITAN KERJASAMA ANTAR DAERAH SIAP BEDELAU DENGAN PEKANSIKAWAN Dalam konsep kerjasama antar daerah yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Siak dengan daerah – daerah lain di Provinsi Riau, sebenarnya secara tidak langsung ada keterkaitan antara kerjasama antar DAERAH SIAP BEDELAU dengan PEKANSIKAWAN, keterkaitan tersebut terlihat pada kegiatan merangkai pulau. Keterkaitan kedua forum kerjasama antar daerah tersebut antara lain adalah:
1. Rencana pengembangan infrastruktur di Kabupaten Bengkalis meliputi: rencana pengembangan pelabuhan roro Sei Pakning – roro Sungai Alam, LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
58
pembangunan infrastruktur jalan dari roro Sungai Alam - Pelabuhan Ketam Putih
2. Rencana pengembangan infrastruktur di Kabupaten Kepulauan Meranti meliputi: penghubung antara Pulau Bengkalis dengan Pulau Padang (dari
pelabuhan Ketam
Putih dihubungkan dengan
pembangunan
Pelabuhan
Desa
pembangunan
infrastruktur
Dakal,
jalan
kemudian
menuju
roro
dengan
dilanjutkan
Pelabuhan
Lukit,
pembangunan jembatan penghubung Meranti Bunting – kampong Balak. Kemudian pembangunan Pelabuhan Desa Mengkikit – Pelabuhan Futong ( Kabupaten Pelalawan ) atau pembangunan roro mengkikit menuju Kawasan KITB ( Kabupaten Siak ).
3. Rencana pengembangan infrastruktur di Kabupaten Pelalawan meliputi: rencana pembangunan jembatan penghubung dari roro Mengkikit menuju pelabuhan Futong kemudian pembangunan jalan menuju Kota Pekanbaru
4. Rencana pengembangan infrastruktur di Kabupaten Siak meliputi: penghubung roro dari Pelabuhan Lukit menuju Kawasan Industri Tanjung Buton ( pembangunan pelabuhan roro di Mengkapan ), dari Mengkapan
dibangun
Jalan
Strategis
Nasional
(MP3EI)
menuju
Pekanbaru, kemudian dari Desa Teluk Mesjid membangun infrastruktur jalan menuju Sungai Selari, kemudian diteruskan ke Pelabuhan Dumai ( MP3EI).
5. Rencana
pengembangan
infrastruktur
di
Kota
Dumai
meliputi:
pengembangan jalan TOL Pekanbaru – Dumai ) melewati Kec. Kandis ( Kabupaten Siak), pembangunan infrsrtruktur jalan dari pelabuhan Dumai menuju Sungai Selari.
6. Dengan adanya rencana pengembangan highway jalan Pekanbaru – KITB, diharapkan dapat mensupport aktifitas di KITB. Dan dengan terbukanya
jalur
infrasrtuktur
pada
kegiatan
merangkai
pulau
diharapkan dapat membuka daerah kepulauan di Provinsi Riau, sehingga dapat meningkatkan perekonomiannya.
7. Sedangkan bagi Kota Pekanbaru dengan berkembangnya daerah – daerah di sekitarnya, diharapkan daerah – daerah sekitarnya akan berfungsi sebagai pendukung bagi Kota Pekanbaru menuju kota metropolis. LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
59
8. Penjelasan tersebut diatas dapat dilihat pada peta di bawah ini. 25
Roro Sungai Alam MP3EI : Jalan DumaiPelintung (25km)
Roro Ketam Putih
Roro Dakal
Sungai Selari
Jembatan Meranti buntingKampung balak
MP3EI : Jalan TOL PkuKandis-Dumai (135 km)
Roro Lukit
MP3EI : Jalan Sp. Pusako – Teluk Mesjid (15,63km) Roro Mengkikit MP3EI : Jalan Strategis Nasional Pekanbaru – Buton (115,63km)
Roro Mengkapan Roro Tanjung Pal
MP3EI : Jalan Sp. LagoSp.Buatan (25km) Desa Sp. Perak, Kec. Kerinci Kanan
LEGENDA
Jalan RAPP
Jl. MP3Ei Jl. Provinsi Jl. Perusahaan Jl. Rencana Roro
Gambar III. Rencana Kegiatan Merangkai Pulau
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
60
BAB VI RENCANA KERJASAMA ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN SIAK DENGAN LUAR NEGERI DAN KERJASAMA ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN SIAK DENGAN LEMBAGA
6.1 RENCANA KERJASAMA DENGAN NEGERI TERENGGANU Kerjasama antara Pemerintah dengan luar negeri di atur dalam Undang – Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri dan Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional, kedua undang –
undang
tersebut
memberikan
landasan
hukum
yang
kuat
bagi
penyelenggaraan hubungan luar negeri, pelaksanaan politik luar negeri dan pembuatan perjanjian internasional. Dalam kaitannya antara hubungan dan kerjasama luar negeri yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah pada saat ini telah mengalami perkembangan baru yang dirasa penting dalam proses penyempurnaan system otonomi daerah yang berkelanjutan yang diharapkan dapat membawa perubahan dalam ruang lingkup dan kewenangan daerah dalam menjalin hubungan kerjasama dengan luar negeri.
Gambar IV. Dokumentasi Kunjungan Delegasi Kerajaan Negeri Terengganu ke Kabupaten Siak
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
61
Kronologis rencana kerjasama luar negeri yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Siak
dengan
Kerajaan
Negeri
Terengganu
dimulai
dengan
kunjungan delegasi Kerajaan Negeri Terengganu Malaysia ke Kabupaten Siak dalam rangka rencana Kerjasama kota Kembar ( sister city ) antara Kabupaten Siak Provinsi Riau dengan Daerah Dungun ( Negeri Terenganu ) kerjasama sama ini diantaranya meliputi sektor ekonomi, sector budaya dan sector industry. Kunjungan ini dilakukan pada tanggal 13 Februari 2014, latar belakang rencana kerjasama kota kembar ( sister city ) ini adalah adanya saling keterkaitan antara sejarah Kerajaan Siak dengan Daerah Dungun, dimana raja Kerajaan Siak yang ke enam yaitu Sultan Yahya Abdul Jalil Muzaffar Syah (1782 -1784), beliau wafat dan dimakamkan di Daerah Dungun Negeri Terengganu sehingga diberi gelar Marhum Mangkat di Dungun. Kemudian Pemerintah Kabupaten Siak melakukan kunjungan balasan ke Kerajaan Negeri Terengganu pada tanggal 23 September 2014, Disamping mempererat tali silaturahmi kunjungan ini dilakukan untuk mempertegas rencana kerjasama kota kembar/sister city dalam sector sejarah budaya, kepariwisataan dan perekonomian. Selain itu dalam kunjungan tersebut Pemerintah Kabupaten Siak juga menyempatkan ke TATi University College, dimana pihak university berencana untuk melakukan kegiatan pertukaran mengenai informasi pendidikan. Dan dalam kunjungan tersebut Pemerintah telah membuat sebuah draf nota kesepakatan yaitu PERNYATAAN KEINGINAN MEMBANGUN MEMORANDUM SALING PENGERTIAN UNTUK KERJASAMA KOTA BERSAUDARA ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN SIAK PROVINSI RIAU REPUBLIK INDONESIA DENGAN KOTA DUNGUN NEGERI TERENGGANU KERAJAAN MALAYSIA TENTANG KEMITRAAN DAN KERJASAMA KOTA, adapun bidang – bidang yang dijadikan objek kerjasama yaitu: Ekonomi dan Perdagangan; Pariwisata; Kebudayaan; Pendidikan; dan Bidang lain yang akan disetujui kemudian. Sebagai bentuk keseriusan Pemerintah Kabupaten Siak terhadap rencana kerjasama
luar
negeri
dengan
Kerajaan
Negeri
Terengganu
tersebut,
Pemerintah Kabupaten Siak telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Riau untuk memasukkan rencana kerjasama tersebut ke dalam Forum LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
62
Kerjasama Indonesia – Malaysia – Thailand Growth Triangle ( IMT – GT ). IMT – GT merupakan forum kerjsama luar negeri yang didirikan pada tanggal 20 Juli 1993 yang terdiri dari negara Indonesia, Malaysia dan Thailand, IMT – GT sendiri bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah perbatasan IMT – GT dan anggota IMT – GT sendiri tertera pada table di bawah ini. No
Indonesia
Malaysia
Thailand
1
Aceh
Perak
Yala
2
Sumatera Utara
Penang
Pa Ani
3
Sumatera Barat
Kedah
Songkhla
4
Riau
Perlis
Satun
5
Jambi
Selangor
Pha Alung
6
Sumatera Selatan
Kelantan
Nakhonsri Thammarat
7
Bengkulu
Melaka
Krabi
8
Kep. Bangka Belitung
Trengganu
Phuket
9
Bengkulu
Negeri Sembilan
Phang-ga
10
Kepulauan Riau
Sura Hani
11
Lampung
Chumporn
12
Trang
Tabel. Anggota IMT – GT
6.2 RENCANA KERJASAMA DENGAN LEMBAGA Dalam berbagai literatur, dapat diketahui bahwa unsur dari sebuah negara adalah adanya wilayah, rakyat,
pemerintahan yang berdaulat serta adanya
pengakuan dari daerah lain. Pemerintahan yang berdaulat dalam hal ini termasuk kewenangan pemerintahan dalam menjalankan semua kegiatan pemerintahan atau dalam penyelenggaraan pemerintahan. Dalam Undang – undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menerangkan tentang
kewenangan
antara
kewenangan
Pemerintahan
Pusat
dan
Pemerintahan Daerah, dimana kewenangan Pemerintahan Pusat meliputi politik luar negeri, pertahanan dan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, serta agama. Dalam menyelenggarakan kewenangan tersebut Pemerintah Pusat dapat melimpahkan kewenangan tersebut kepada instansi vertikal yang ada di daerah.
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
63
Namun
demikian,
sekalipun
Pemerintah
Daerah
tidak
memiliki
kewenangan dalam hal mengatur masalah pertahanan dan keamanan disebuah daerah, kepala daerah memiliki kewajiban untuk memajukan kesejahteraan umum di daerahnya. Untuk menciptakan kesejahetraan umum tersebut tentu dibutuhkan rasa aman di tengah – tengah kehidupan bermasyarakat. Sebagai alat negara, Kepolisian Daerah memiliki peranan yang sangat besar dalam menciptakan rasa aman dan tertib, untuk itu sangatlah diperlukan
hubungan
yang
saling
bersinergi
dengan
unsur
–
unsur
Pemerintahan di Daerah, hal ini sesuai dengan Undang – undang Nomor 02 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, pada pasal 42 ayat 2 yang menyatakan bahwa Hubungan dan kerjasama di dalam negeri dilakukan terutama dengan unsur – unsur pemerintahan daerah, penegak hukum
badan,
lembaga,
instansi
lain
serta
masyarakat
dengan
mengembangkan asas partisipasi dan subsidiritas. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Pemerintah Kabupaten Siak telah berupaya untuk bekerjasama dengan Kepolisian Daerah Provinsi Riau untuk menciptakan rasa aman dalam kehidupan bermasyarakat.
Kemudian pada
tanggal 29 Januari 2015 diterbitkan Nota Kesepahaman Bersama antara Pemerintah
Kabupaten
Siak
dengan
Kepolisian
Daerah
Riau
tentang
Pembangunan Kantor Direktorat Kepolisian Perairan Kepolisian Daerah Riau di Kabupaten Siak. Adapun isi dari Nota Kesepahaman Bersama tersebut adalah:
Bahwa dalam rangka menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean ( MEA )
Bahwa adanya keterbatasan anggaran Kepolisian Daerah Riau ( APBN ) untuk membangun Kantor Direktorat Kepolisian Perairan di Kabupaten Siak.
Bahwa
untuk
meningkatkan
ketertiban
umum
dan
memberikan
perlindungan kepada masyarakat serta menambah perkuatan aparat keamanan di Kabupaten Siak.
Bahwa
guna
meningkatkan
keamanan
dan
keselamatan
pelayanan
khusunya di perairan Kabupaten Siak.
Bahwa guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat apabila terjadi tindak pidana dan kecelakaan di perairan. Sebagai
Pemerintah
tindaklanjut
Kabupaten
Siak
dari telah
Nota
Kesepahaman
menganggarkan
Bersama
Penyusunan
tersebut
Masterplan
Makodirpolair Polda Riau pada Tahun Anggaran 2015, dan pada tanggal 05 LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
64
Agustus 2015 Pemerintah Kabupaten Siak mengadakan rapat lanjutan dengan Polda
Riau
terkait
pelaksanaan
pembangunan
makodirpolair
tersebut.
Direncanakan pembangunan makodirpolair tersebut akan ditempatkan di Desa Sungai Rawa Kecamatan Sei Apit, dan untuk memenuhi segala fasilitas yang dibutuhkan dalam operasional makodirpolair tersebut diharapkan Pemerintah Daerah yang tergabung dalam Forum Kerjasama Antar Daerah SIAP BEDELAU ( Siak – Pelalawan – Bengkalis – Dumai – Kepulauan Meranti ) bisa saling bekerjasama untuk mewujudkan makodirpolair tersebut guna menciptakan keamanan dan ketertiban di perairan kelima daerah tersebut.
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
65
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1
KESIMPULAN Kerjasama Antar Daerah (KAD) hanya dapat terbentuk dan berjalan apabila
didasarkan
pada
adanya
kesadaran
bahwa
daerah-daerah
tersebut saling membutuhkan untuk mencapai satu tujuan. Oleh karena itu, inisiasi Kerjasama Antar Daerah (KAD) baru dapat berjalan dengan efektif apabila telah ditemukan kesamaan isu, kesamaan kebutuhan atau kesamaan permasalahan. Kesamaan inilah yang dijadikan dasar dalam mempertemukan daerah-daerah yang akan dijadikan mitra. Berdasarkan hasil penulisan laporan tentang Pelaksanaan Kerjasama Antar Daerah Kabupaten Siak Tahun 2015 di ambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan PP 50
tahun 2007 tentang tata cara pelaksanaan
kerjasama daerah manfaat yang ingin dicapai dari KAD antara lain adalah : Menyerasikan pembangunan; Mensinergikan potensi antar daerah; Meningkatkan pertukaran pengetahuan, konologi, dan kapasitas fiskal; Meningkatkan Kesejahteraan masyarakat; Meningkatkan pendapatan asli daerah.
2. Objek yang bisa dikerjasamakan meliputi semua urusan yang menjadi daerah otonom, asset daerah dan potensi daerah serta penyediaan pelayanan umum. Pelaksanaan kerjasama harus berpegang pada prinsip sinergi, efisiensi dan efektivitas, saling menguntungkan, kesepakatan
bersama,
transparansi,
keadilan
itikad dan
baik,
kepastian
persamaan hukum.
kedudukan,
Sehingga
objek
kerjasama merupakan faktor utama yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan
kerjasama
untuk
selanjutnya
menentukan
pilihan
bentuk kerjasama yang akan dilaksanakan
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
66
3. Dalam RPJMD Pemerintah Daerah Kabupaten Siak Kerjasama Antar Daerah menjadi urusan wajib pada SKPD Bappeda Kabupaten Siak yang di aplikasikan pada Program Kerjasama Pembangunan.
4. Dalam aplikasinya konsep perjanjian kerjasama antar daerah bisa dilakukan secara bilateral ( dilakukan oleh dua daerah ) dan multilateral ( dilakukan lebih dari dua daerah ). Jika kerjasama antar daerah dilakukan lebih dari 2 ( dua ) daerah, maka sebaiknya diberlakukan konsep perjanjian kerjasama secara multilateral, agar setiap
daerah
yang
tergabung
dalam
forum
kerjasama
bisa
bekerjasama satu sama lain.
5. Pemerintah daerah dalam menetapkan dan menggali potensi dan sumberdaya yang dimiliki daerah terlihat belum dilandasi dasar yang matang dan tepat. Selama ini pemilihan atau pengalian sektor belum dilihat sebagai suatu upaya yang sangat memiliki pengaruh sangat besar dalam mencapai nilai keberhasilan dan nilai manfaat dalam pada setiap pelaksanaan kerja sama daerah. penggalian potensi tersebut menjadi batu pijakan awal dalam menetapakan potensi dan sumberdaya daerah menjadi objek dari kerja sama tesebut.
6. Saat ini sudah cukup banyak pemerintah daerah yang sudah melakukan kerja sama, baik itu kerja sama antar daerah, kerja sama dengan pihak ketiga, dan kerja sama internasional. Ketiga
model
kerja sama tersebut sangat berkaitan erat dengan peningkatan pelayanan publik dan juga pengedaan infrastruktur daerah baik bersifat fisik dan non fisik. Bentuk pengaturan perjanjian kerja sama yang dilakukan oleh pemerintah daerah yaitu: 1)
coorperative
construction; 2) Contract services; dan 3) Pengaturan lainnya. Ketiga jenis pengaturan tersebut dimanfaatkan oleh pemerintah daerah untuk dapat memperlancar jalannya kerja sama yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Selain itu seluruh bidang urusan pemerintah daerah dijadikan objek kerja sama daerah, dengan demikian kerja sama tersebut juga mendukung dan sangat erat betul dengan peningkatan knowledge Sumber daya manusia aparatur pemerintah daerah dalam mendukung penyelenggaraan tugas dan perannya setiap unit kerja.
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
67
7.2
SARAN Berdasarkan laporan pelaksanaan kerjasama antar daerah yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Siak, dapat diberikan beberapa saran yang bertujuan agar pelaksanaan kerjasama antar daerah dapat berjalan secara maksimal. Adapun saran tersebut antara lain adalah sebagai berikut: Dalam pelaksanaannya setiap daerah yang melakukan kerjasama antar daerah
sebaiknya
melaporkan
progress
pelaksanaannya
kepada
Pemerintah Provinsi, karena Pemerintah Provinsi diberi kewenangan sebagai Pembina dan pengawas terselenggaranya kerjasama antar daerah sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah; Untuk memaksimalkan pelaksanaan kerjasama antar daerah sebaiknya dalam setiap forum kerjasama antar daerah diharuskan membentuk Sekretariat Bersama yang bertujuan untuk memantau, mengevaluasi dan melakukan pembinaan progress pelaksanaan kerjasama antar daerah; Perlu adanya identifikasi sektor kerjasama melalui skenario kerjasama antar daerah guna memberikan gambaran tentang visi bersama yang dilakukan melalui proses partisipatif yang sistematis diantara para aktor dan steakholder; Sistem transportasi dapat merupakan sarana yang utama(vital) untuk menguatkan keterpaduan dengan wilayah lain. Perlu dikembangkan jaringan jalan dan sitem transportasi dengan membangun jaringan jalan yang menghubungkan antar kawasasn secara eksternal; Agar tujuan kerjasama antar daerah dapat berjalan secara maksimal perlu segera dilakukan kajian menyeluruh terhadap objek yang akan dikerjasamakan dan kajian terhadap potensi – potensi objek yang bisa dikerjasamakan. Dengan adanya kajian tersebut diharapkan daerah – daerah yang melakukan kerjasama akan memahami role: peran, risk: resiko, dan revenue: dampak/hasil dari pelaksanaan kerjasama antar daerah tersebut; Koordinasi antar pemerintah terkait kerjasama antar daerah mulai dari tingkat pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
68
yang selama ini lemah menjadi tantangan bagi semua pihak. Upaya – upaya
koordinasi
yang
intensif
untuk
menyamakan
persepsi,
sinkronisasi program dan kegiatan merupakan hal mutlak yang harus dilakukan; Perlu ada upaya dari semua pihak untuk mendorong tumbuhnya pemahaman akan urgensi pelaksanaan kerjasama antar daerah yang ditindaklanjuti
dengan
adanya
sikap
dan
komitmen
dengan
menempatkan urusan kerjasama antar daerah sebagai salah satu prioritas kebijakan pemerintah di daerah yang diwujudkan dalam bentuk produk – produk hukum daerah.
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
69
Elok jati karena dipahat Molek nian dijadikan pintu Elok negeri karena sepakat Pemimpin bekerja bahu membahu Pelatuk terbang bersama kenari Lalu hinggap didahan delima Untuk bersama membangun negeri Perlu kita bekerjasama Kebaya labuh kain pelekat Dipakai dara saat menari Bersama membentuk kata mufakat Demi bersama membangun negeri
LAPORAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2015
70