UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR ARCHITECTURE DESIGN PROJECT PROJECT 2 ART GALLERY DAVID TEE 00000047642
CONTENTS 01 02 03 04 05 06 07 08
INTRODUCTION AND OBJECTIVES 1 LITERATURE STUDIES 2 BACKGROUND AND PROBLEM IDENTIFICATION 3 SITE SCORING 4 SITE INVENTORY 5 SITE ANALYSIS 6 PRECEDENT STUDIES 7 ROOM PROGRAMME AND DIMENSION 8
09 10 11 12 13
MASSING AND RESPONSE ROOM ORGANIZATION CONCEPT CIRCULATION BUILDING SYSTEM
14 15 16 17 18 19
SPATIAL QUALITY SUN PATHING AND WIND DIRECTION RESPONSE FACADE DESIGN CONCEPT ARCHITECTURAL DRAWINGS AND DETAILS SITTING AREA PROTOTYPE
01 | INTRODUCTION AND OBJECTIVES TRAPEZOID | Merupakan sebuah art gallery yang berfungsi sebagai media pameran inovasi dari hasil tekstil batik. menjadi media perubahan pandangan kain batik yang awalnya sebagai sesuatu yang tradisional akhirnya berakulturasi dengan perkembangan zaman menghasilkan benda-benda sampai instalasi bermaterial utama kain batik.
Tujuan dari perancangan art gallery ini adalah menghasilkan fasilitas atau media baru seniman-seniman baru yang gemar berinovasi dengan material kain bati, sebagai pusat pengembangan komunitas batik di daerah jakarta selatan, media kontemplasi dan refreshing warga sekitar, dan juga media belajar proses membatik yang tentunya jarang ditemukan di kota besar seperti jakarta.
02 | LITERATURE STUDIES besar sehingga diperlukan suatu panggung atau pembuatan ketinggian lantai sebagai batas dari display yang ada. Contoh: patung, produk instalasi seni, dll. A) Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, (2003) : Galeri adalah selasar atau tem- c) On wall or panels, benda yang akan dipamerkan biasanya merupakan karya seni 2 dimensi dan dipat; dapat pula diartikan sebagai tempat yang memamerkan karya seni tiga dimensional karya seo- tempatkan di dinding ruangan maupun partisi yang dibentuk untuk membatasi ruang. Contoh: karya seni rang atau sekelompok seniman atau juga diartikan sebagai tempat untuk memamerkan benda atau lukis, karya fotografi, dll karya seni. TYPES OF LIGHTING B) Menurut Encyclopedia of American Architecture (1975), Galeri diterjemahkan sebagai suatu wadah untuk menggelar karya seni rupa. Galeri juga dapat diartikan sebagai tempat menampung kegiatan komunikasi visual di dalam suatu ruangan antara kolektor atau seniman dengan masyarakat luas melalui kegiatan pameran. Sebuah ruang yang digunakan untuk menyajikan hasil karya seni, sebuah area memajang aktifitas publik, area publik yang kadangkala digunakan untuk keperluan khusus (Dictionary of Architecture and Construction, 2005). DEFINITION
C) Menurut Djulianto Susilo seorang arkeolog, Galeri berbeda dengan museum. Galeri adalah tempat untuk menjual benda / karya seni, sedangkan Museum tidak boleh melakukan transaksi karena museum hanya merupakan tempat atau wadah untuk memamerkan koleksi benda-benda yang memiliki nilai sejarah dan langka (Koran Tempo, 2013). FUNCTION • • • • •
Sebagai tempat promosi barang-barang seni. Sebagai tempat mengembangkan pasar bagi para seniman. Sebagai tempat melestarikan dan memperkenalkan karya seni dan budaya dari seluruh Indonesia. Sebagai tempat pembinaan usaha dan organisasi usaha antara seniman dan pengelola. Sebagai jembatan dalam rangka eksistensi pengembangan kewirausahaan.
• • •
Pencahayaan yang cukup Penghawaan yang baik dan kondisi ruang yang stabil Tampilan display dibuat semenarik mungkin dan dapat dilihat dengan mudah
Alami: Jendela dan bukaan lain | Buatan: Lampu Sistem pencahayaan: Merata | Terarah | Setempat CIRCULATION
A) Sequential Circulation Sirkulasi yang terbentuk berdasarkan ruang yang telah dilalui dan benda seni yang dipamerkan satu persatu menurut ruang pamer yang berbentuk ulir maupun memutar sampai akhirnya kembali menuju pusat entrance area galeri. B) Random Circulation Sirkulasi yang memberikan kebebasan bagi para pengunjungnya untuk dapat memilih jalur jalannya sendiri dan tidak terikat pada suatu keadaan dan bentuk ruang tertentu tanpa adanya batasan ruang atau dinding pemisah ruang. PRINSIP PERANCANGAN C) Ring Circulation Sirkulasi yang memiliki dua alternatif, penggunaannya lebih aman karena memiliki Menurut Neufert (1996), Ruang pamer pada galeri sebagai tempat untuk memamerkan atau mendis- dua rute yang berbeda untuk menuju keluar suatu ruangan. play karya seni harus memenuhi beberapa hal yaitu: Terlindung dari kerusakan, pencurian, kelembaban, D) Linear Bercabang Sirkulasi pengunjung jelas dan tidak terganggu, pembagian koleksi teratur dan jelas sehingga pengunjung bebas melihat koleksi yang dipamerkan. kekeringan, cahaya matahari langsung dan debu. Persyaratan umum tersebut antara lain :
Terdapat tiga macam penataan atau display benda koleksi menurut Patricia Tutt dan David Adler (The Architectural Press, 1979), yaitu a) In show case, benda koleksi mempunyai dimensi kecil maka diperlukan suatu tempat display berupa kotak tembus pandang yang biasanya terbuat dari kaca. Selain untuk melindungi, kotak tersebut terkadang berfungsi untuk memperjelas atau memperkuat tema benda koleksi yang ada. b) Free standing on the floor or plinth or supports, benda yang akan dipamerkan memiliki dimensi yang
03 | BACKGROUND AND PROBLEM IDENTIFICATION BAD NEWS
GOOD NEWS
NOW WHAT? Penjualan batik yang turun mungkin tidak akan menghilangkan budaya batik sebagai budaya yang sangat terkenal di dunia bagi Indonesia. Namun, penurunan pemakai batik ini menandakan batik tidak lestari dan penggunanya sudah beralih ke produk lainnya. Dengan demikian pada berita ke-2, dengan adanya berita tersebut menjadi inspirasi perancang untuk merancang sebuah art gallery yang tidak out of date, tetapi lebih modern dengan menggabungkan unsur tradisional dan modern pada fasad bangunan. Selain itu, inovator-inovator seperti PKM-K UISI akhirnya mendapatkan tempat atau media yang tepat untuk memamerkan hasil karya inovasi dari bahan kain batiknya tersebut. Dengan demikian, batik tidak hanya merupakan bahan tradisional saja, tetapi sudah bisa berkembang mengikuti perkembangan zaman dan globalisasi. Inovasi-inovasi baru ini dapat melestarikan batik dengan cara yang berbeda, dan aart gallery ini dapat menjadi media untuk perkembangan tersebut.
04 | SITE SCORING HAL-HAL YANG PERLU DISCORING
SITE SCORING:
SITE CHOSEN: Site terpilih adalah site C dengan poin tertinggi yaitu 42 poin
05 | SITE INVENTORY
05 | SITE INVENTORY
05 | SITE INVENTORY
06 | SITE ANALYSIS
06 | SITE ANALYSIS
06 | SITE ANALYSIS ANALISIS POTENSI DAN MASALAH MIKRO DAN MAKRO Dalam merancangan suatu bangunan, kesalahan terbesar sebagai seorang arsitek maupun engineer adalah bagaimana kita hanya memperlakukan bangunan sebagai suatu individu, tidak dikaitkan dengan konteks sekitar (Doxiadēs, 1968). Untuk menangani masalah ini kita sebagai pelajar arsitektur maupun arsitek harus mengaitkan dan menganalisis elemen-elemen di konteks bangunan dari skala mikro sampai makro. Tujuannya adalah supaya tidak terjadi kesalahan jangka panjang contohnya seperti yang terjadi pada dispersed city. Bangunan di kota ini kurang memerhatikan hubungan elemen networks (tranportasi yang jauh) dengan bangunan itu sendiri. Akhirnya muncul masalah baru bagi penggunannya yang harus berlama-lama di kendaraan. Berikut merupakan analisa elemen ekistics sekitar site mulai dari skala mikro sampai makro: Analisis secara mikro: 1. Nature + Man Hal yang didapat dari data nature adalah terkait dengan peletakkan vegetasi di dalam site. Dalam site C sendiri, vegetasinya cukup menarik karena seperti terbagi menjadi 3 bagian, ada di bagian tengah, pinggir, dan di pojok barat laut site. Sedangkan dari data man, yang didapat adalah bagaimana persebaran emotional needs. Data ini sebenarnya saya translasikan dari tingkatan kepadatan penduduk di sekitar site karena ada korelasi dari tingkat kepadatan terkait dengan kebutuhan emotional release. Tingkatan kepadatan penduduk = Tingkatan emotional needs. Dalam art gallery yang saya rancang, saya berencana untuk membuat suatu area kontemplasi yang bisa dimanfaatkan oleh penduduk sekitar untuk media emotional release. Didukung oleh kumpulan vegetasi yang posisinya menarik, area vegetasi tersebut bisa dimanfaatkan sebagai media kontemplasi. Menurut (Ulrich, 1984), pasien dalam rumah sakit yang mendapatkan view tembok memiliki masa rawat yang lebih panjang dibandingkan dengan pasien dengan view vegetasi. Bahkan, pasien yang hanya melihat gambar pohon saja memiliki tingkat kesembuhan yang lebih cepat. Untuk itu, dengan memanfaatkan kumpulan vegetasi dalam site sebagai media kontemplasi merupakan cara yang tepat dalam mendukung emotional needs berupa emotional release penduduk di sekitar yang cukup padat.
api dan di bagian selatan Pantai Selatan. Jika dilihat dari data networks terkait dengan sirkulasi pada jalan sekitar site, ternyata posisi utara site sebagai entrance ke art gallery sangat cocok. Hal ini dikarenakan sirkulasi di jalan bagian utara site cenderung sepi, sirkulasi yang padat hanya terjadi pada satu titik yaitu di pertigaan arah timur laut site. Dengan meletakkan posisi entrance site pada bagian utara, sirkulasi tambahan ke site pada area tersebut tidak akan menjadi penambah kemacetan karena posisi entrance yang jauh dari pertigaan. Hal yang menjadi permasalahan adalah bagaimana karena jalan yang relative sepi akan mengurangi tingkat pengunjung site karena sirkulasi di daerah sekitar site yang cukup minim. Untuk mengatasi masalah ini, salah satu cara adalah dengan bermain ketinggian atau memberikan kontras dengan bangunan-bangunan sekitar. Dengan demikian, bentuk maupun tinggi yang kontras tersebut bisa menarik penglihatan pengendara dari radius yang lebih jauh. 3. Networks + Nature Dari data nature mengenai posisi vegetasi dalam site dan mengetahui zonasi vegetasinya, secara tidak langsung saya sudah mengetahui bagaimana saya akan memposisikan massa bangunan. Peletakkan massa bangunan memberi informasi juga mengenai pemosisian drainase dari bangunan. Mengetahui kedua hal tersebut (posisi drainase dari bangunan dan dari luar bangunan) dapat dikaitkan dengan data networks terkait drainase di sekitar site. Satu kelebihan dari penempatan site dekat dengan sungai yang cenderung negative dari segi bau dan view adalah kemudahan penyaluran drainase dari sungai. Karena dimensi sungai yang cukup besar dan dapat menampung air dalam jumlah lebih banyak, drainase primer dari site akan disalurkan ke sungai. Untuk drainase-drainase sekunder akan disalurkan ke selokan di bagian utara dan timur site yang cenderung lebih kecil. 4. Nature + Society
Seperti pada bagian sebelumnya, saat melakukan kunjungan site, view dan bau dari sungai sifatnya negative. Hal ini dikarenakan ada bau dari sungai walaupun radius baunya hanya sekitar 5-10 Hal negative dari posisi vegetasi tersebut adalah ada kedekatan antara area kontemplasi dengan sungai. Sungai memiliki view dan bau yang kurang menarik dan dapat mengganggu proses kontemplasi meter. Dari segi view, sungai memiliki warna cokelat-abu-abu yang kurang menarik jika dimanfaatkan pengunjung. Masalah ini nantinya akan diatasi pada bagian 4 (nature + society). 2. Society + Net- site sebagai view. works Ditambah lagi berdasarkan data dari society, tingkat ekonomi masyarakat tepat di sebelah kanan cenderung menegah ke bawah. Saat ke site, saya melihat rumah-rumah warga berada di pinggir sungai 2. Society + Networks dari kondisinya kurang baik (seperti pemukiman kumuh). Berbeda dengan arah barat site yang cendMengusung konsep tradisional Jawa (Batik Jawa sebagai awal perkembangan tekstil batik), sangat erung diisi oleh masyarakat menengah ke atas dengan rumah-rumah yang relative besar dan terurus. diperlukan implementasi budaya kosmologi masyarakat Jawa yang menggunakan poros utara-selatan Jika disimpulkan, bagian kanan site dari segi olfaksi (bau) dan vision sifatnya sangat negative. dalam menempatkan massa dan entrance bangunan. Masyarakat Jawa menggunakan poros utara-selaOleh karena itu, di pinggir site sebelah timur diberikan buffer untuk meredam bau dan juga membatasi tan dalam menentukan posisi pintu dalam rumahnya, hal ini berkaitan dengan kepercayaan masyarakat Jawa untuk menghadap dan membelakangi gunung dan pantai, contohnya seperti di utara Gunung Mer- penglihatan ke arah sungai dan pemukiman kumuh.
06 | SITE ANALYSIS Sudah diketahui bahwa peran komunitas sangat dibutuhkan dalam menjaga sustainabilitas art gallery ini. Lalu, apa upaya yang saya lakukan dalam mendukung interaksi komunitas di art gallery ini? Data dari networks terkait dengan sirkulasi jalan secara tidak langsung memberikan data men- Usaha saya adalah dengan berkolaborasi dengan Komunitas Wastra Indonesia (Wastra Indonesia, Kogenai polusi suara dan udara pada radius jalan. Polusi udara dari jalan sebelah utara dan timur site radi- munitas Pecinta Batik dan Karyanya (genpi.co)) dalam kegiatan workshop batik di dalam art gallery. usnya tidak terlalu jauh yaitu sekitar 5 meter, tetapi untuk bagian sirkulasi padat yaitu di pertigaan bisa Karena ada komunitas di dalam art gallery tentunya diperlukan media interaksi yang akan saya implementasikan dengan memberikan public space kecil secara merata dalam massa bangunan. Dengan mencapai 30 meter. demikian, interaksi komunitas tersebut tidak hanya diwadahi, tetapi juga dapat berkembang. Area kontemplasi dalam site sangat membutuhkan area yang minim distraksi dalam segi suara Jika disimpulkan, dengan berkolaborasi dengan komunitas ini dan mewadahi interaksi komunimaupun bau. Untuk itu, diambil pola radius polusi suara dari jalan (bagian titik-titik) kemudian ditarik garis lurus pada bagian sudutnya. Dengan mengambil garis lurus tersebut, dapat diketahui bagian mana tas tersebut, dapat menjadikan art gallery lebih sustainable, selain itu juga mendukung perkembangan dalam site yang paling minim suara. Bagian area yang minim suara tersebut bisa dimanfaatkan un- wilayah yang lebih bahagia karena banyak public spaces merata yang dapat mewadahi interaksi petuk memposisikan area kontemplasi, ditambah lagi dengan area tersebut berdekatan dengan vegetasi ngunjung dengan komunitas. Pada akhrinya art gallery bisa menjadi pusat komunitas batik yang lebih besar dan pastinya akan lebih sustainable. dapat semakin mendukung proses kontemplasi pengunjung sesuai dengan alasan di bagian 1. Kesimpulan: Analisis secara makro: Elemen mikro dan makro dalam site analysis sifatnya tidak dapat dipisahkan, sesuai dengan perSetelah mengetahui strength dan weaknesses dari site secara mikro, juga dilakukan analisis dalam nyataan dioxades yang menyatakan bagaimana kesalahan terjadi jika kedua elemen tersebut di treat jarak lebih besar yang berkaitan dengan kondisi kota atau wilayah dengan radius 500m- 1km. Dilakukan secara individu. Hal ini sangat berkaitan dengan buku happy city yang menyatakan bahwa harus adanuntuk mencegah permasalahan hubungan antara site dengan posisi bangunan-bangunan lain dalam ya interaksi dalam menjadikan kota yang bahagia. Kaitannya adalah bagaimana elemen mikro (site itu sendiri) dari ekistics bisa mewadahi elemen makro (komunitas di sekitar site) untuk mewujudkan happy site. city. Jika dilihat dari site C ini dan tema art gallery tekstil batik, kedua elemen tersebut dapat dikaitkan 1. Man + Shell dengan bagaimana elemen mikro site yang menyediakan public spaces dikaitkan dengan komunitas “The life of a community is incomplete without them, just as the life of the individual is weaker batik sekitar dan masyarakat yang dapat menggunakan art gallery tersebut sebagai wadah untuk berinand sicker without face-to-face encounters with other people” (Montgomery, 2013). Interaksi antarma- teraksi. Dengan begitu, akan sangat banyak hal positif yang bisa didapat, contohnya: nusia sangat dibutuhkan dalam menjadikan suatu kota lebih bahagia. Permasalahannya adalah apapkah 1. Bangunan art gallery akan sangat sustainable karena ada komunitas di dalamnya yang terus berkemada tempat yang mewadahi kegiatan interaksi tersebut? Berdasarkan data dari bagian man, walaupun bang. kepadatan penduduk cukup tinggi, tetapi kurang banyak area-area atau tempat yang dapat mewadahi 2. Komunitas dalam segi ekonomi dapat terpenuhi karena berkolaborasi dengan art gallery dalam melakukan workshop batik dan penjualan souvenir. suatu komunitas untuk berinteraksi. 3. Komunitas semakin berkembang karema dengan adanya public spaces yang mewadahi interaksi koMasalah ini mentrigger saya untuk menjadikan art gallery ini tidak hanya sebagai media edukasi, munitas dengan pengunjung baru akan memungkinkan komunitas menambah anggota baru) kontemplasi, dan hiburan, tetapi juga media bagi warga sekitar dan juga komunitas yang berkorela- 4. Kota bahagia dapat terwujud karena art gallery memiliki banyak public spaces yang bisa mendukung si dengan tema art gallery ini berinteraksi dan berkembang. Itulah mengapa saya memasukkan poin interaksi warga di sekitar site. kedekatan site dengan komunitas batik dalam melakukan site scoring saya. Hal ini dikarenakan selain 5. Batik akan semakin digemari masyarakat karena secara tidak langsung komunitas yang berkemmenjadi media interaksi mereka, tetapi dalam segi sustainable juga sangat mendukung ketahan lamaan bang akan menambah pengguna batik, semakin besar komunitas akan semakin banyak juga orang yang bangunan, karena komunitaslah yang akan menjadikan art gallery ini terus berjalan, Tanpa adanya ko- menggemari batik dan inovasinya (snowball effect). munitas yang berkegiatan di dalamnya makan art gallery akan cepat sepi. 5. Networks + Sensory
07 | PRECEDENT STUDIES Wuli Epoch Culture Center Atelier Alter Architects
07 | PRECEDENT STUDIES
08 | ROOM PROGRAMME AND DIMENSION
LANTAI 1
LANTAI 2
UNDERGROUND
08 | ROOM PROGRAMME AND DIMENSION
09 | MASSING AND RESPONSE
09 | MASSING AND RESPONSE
10 | ROOM ORGANIZATION
10 | ROOM ORGANIZATION
10 | ROOM ORGANIZATION
10 | ROOM ORGANIZATION LANTAI 1
LANTAI 2
10 | ROOM ORGANIZATION ROOFTOP
BASEMENT
11 | CONCEPT
Konsep kualitas ruang menerjemahkan budaya tradisional Jawa mlaku mbungkuk dalam bentuk ketinggian ruang. Ketinggian ruang yang agak direndahkan bertujuan untuk merepresentasikan pergerakan menunduk pada orang yang derajatnya lebih tinggi. Upaya ini dilakukan dengan merendahkan plafon pada bagian awal perjalanan sejarah (seperti saat memasuki pintu rumah) dan kontemplasi sebagai bentuk penghotmatan kepada sejarawan batik.
12 | CIRCULATION
SIRKULASI UTAMA PENGUNJUNG
12 | CIRCULATION
SIRKULASI UTAMA SEKUNDER
12 | CIRCULATION
SIRKULASI BARANG
SIRKULASI 1 PEMBELI KE KURATOR
12 | CIRCULATION
SIRKULASI 2 PEMBELI KE KURATOR
SIRKULASI SUSTAINABILITAS BANGUNAN
12 | CIRCULATION
SIRKULASI MOBIL DAN MOTOR
SIRKULASI DISABILITAS
13 | BUILDING SYSTEM
14 | SPATIAL QUALITY
14 | SPATIAL QUALITY
14 | SPATIAL QUALITY
15 | SUN PATHING AND WIND DIRECTION RESPONSE
SUN PATHING Menggunakan data sun pathing untuk mengetahui zona matahari yang mengenai fasad bangunan. Untuk bagian yang termasuk ke dalam bagian area pancaran sinar matahari langsung diberikan beberapa respons yang memungkinkan, yaitu: A) Pembuatan fasad ganda yang menghasilkan lorong B) Membuat bukaan yang minim
BU
KA
A
N
M
IN
IM
FA SA
D
G
A
N
D A
16 | FACADE DESIGN CONCEPT KESEIMBANGAN ELEMEN
KONSEP KESEIMBANGAN Art gallery menjadi media sebagai perkembangan inovasi batik. Inovasi selalu dikaitkan dengan sesuatu yang baru, yang futuristik, dan merupakan hasil dari globalisasi. Maka dari itu, konsep fasad yang seimbang ini semacam analogi bahwa art gallery ini tidak akan menjadi bumerang pada batik tradisional yang sudah ada, tetapi menyatukan kedua unsur tersebut ssehingga berkembang dan lestari bersama-sama.
PENEMPATAN PADA FASAD
17 | ARCHITECTURAL DRAWINGS AND DETAILS BLOCK PLAN
SITE PLAN
17 | ARCHITECTURAL DRAWINGS AND DETAILS
17 | ARCHITECTURAL DRAWINGS AND DE TAILS
17 | ARCHITECTURAL DRAWINGS AND DETAILS
17 | ARCHITECTURAL DRAWINGS AND DETAILS
18 | SITTING AREA
18 | SITTING AREA
18 | SITTING AREA