Buletin deplu #3

Page 1

DEPLU CONOOT PRESENTS

BULETIN DEPLU #3

HMTL ITB 2016/2017



IMTLI


ello nature mengundnag berbagai ikatan mahasiswa Indonesia dari berbagi jurusan seperti geografi, biologi, kehutanan, dan juga teknik lingkungan, IMTLI, untuk menghadiri rangkaian seminar dengan tema yang beragam. Perwakilan IMTLI dari ITB yaitu Verdina Bella Haqi (15314021), Destiana Isyarani (15314068), Daniya Bisara (15314097), Dini Widyani Agnia (15314098), dan Dianisti Saraswati (15315079).

Festival Hello Nature 2016 berlangsung selama dua hari pada tanggal 26-27 November 2016 di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta Selatan. Acara yang berlangsung di akhir pekan ini digelar untuk meningkatkan kesadaran warga kota akan pentingnya pelestarian keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup. Selain itu, acara ini diselenggarakan dengan komitmen untuk mengelola secara mandiri sampah yang dihasilkan selama pelaksanaannya mandiri sesuai UndangUndang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Hello nature memiliki beberapa jenis aktivitas yaitu Natural Kids Area, Natural youth seminar & education, Good Food Festival, Exhibition Arena, Music Show Area, dan Less Waste for nature. Pada sub acara Natural Youth Seminar & Education adalah area dengan sesi seminar yang disiapkan khusus untuk kelompok SMA & Universitas dengan ragam aktifitas seperti Biodiversity Photography Training (SMA),

Perwakilan dari ITB tiba di Bumi perkemahan ragunan pukul 09.00 pagi lalu mengikuti seremoni pembukaan acara yang diikuti oleh seminar sesi pertama dengan pembicara Pak Uso yang merupakan Kepala Subdirektorat Pengelolaan Sampah dengan tema “Pengolahan dan Pengelolaan Sampah�. Sampah tidak semata-mata langsung dibuang, harus ada upaya untuk mengelolanya terlebih dahulu. Sampah yang kita buang harus seminimal mungkin, ada usaha untuk mengurangi jumlah sampah. Sampah juga harus dikendalikan. Upaya mengurangi sampah ini butuh komitmen dan kesadaran dari diri sendiri.


Seminar kedua diisi oleh pembicara Pak Yuyun Indradi (Juru Kampanye Hutan – Greenpeace) dengan tema “Kebakaran Hutan”. Hutan Indonesia merupakan nomor 3 terluas di dunia, hutan nomor 2 dengan keanekaragaman hayati terbanyak di dunia (nomor 1-nya adalah Brazil). Luas hutan Indonesia yaitu 130 juta Ha, yang tersisa sekarang tinggal 90 juta Ha. 40 juta Ha hutan (sama dengan luas negara Jerman) hilang. Jika hutan hilang maka rumah flora dan fauna juga hilang. Jika hutan hilang maka perubahan iklim akan segera terjadi, karena hutan yang menyerap karbondioksida di atmosfer bumi. Indonesia merupakan negara tercepat kehilangan hutan dalam kurun waktu 2001-2005 yaitu 1.8 juta Ha/ tahun. Pada kurun waktu itu juga terjadi illegal logging besar-besaran. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebakaran dan upaya yang dapat dilakukan dapat membuka situs hutantanpaapi.org dan petakepohutan.com untuk informasi lebih lanjut tentang perhutanan di Indonesia. Setelah seminar kedua, dilanjutkan dengan istirahat, sholat, dan makan. Pada acara hello nature ini peserta diharuskan membawa tempat makan dan tempat minum sendiri untuk mengurangi sampah yang ditimbulkan dari acara ini. Waktu istirahat diisi Music Show Area disiapkan dalam setting panggung khusus dengan bentuk diskusi musik bertema “The Elements Of Life” oleh band Navicula.

Seminar sesi ke-3 dimulai setelah ishoma dengan tema One Map Policy dengan pembicara Bapak Habib Subagya. One map policy adalah kebijakan dimana diadakannya peta yang menyediakan segala data dari suatu kota. Data berupa info dasar geospasial. Pemetaan menggunakan citra satelit sangat tinggi. Satu peta ini memiliki referensi, standar, basis dan geoportal yang sama (infrastruktur). Tujuannya yaitu membuat dan menyusun pola ruang se-Indonesia. Latar belakang diadakannya one map policy ini dikarenakan adanya tumpang tindih perpetaan di berbagai bidang dan adanya batas wilayah yang indikatif (belum sah) dikarenakan penggunaan peta yang berbeda-beda. Oleh karena itu harus diseragamkan dengan dibuat suatu standar ini. Seminar sesi ke-4 disampaikan oleh Bapak Nirwasa dengan tema Reklamasi dan AMDAL. Tujuan negara-negara sekarang termasuk Indonesia adalah Sustainable development. Tipikal kota-kota di Indonesia yaitu 75% kota rentan bencana dan pembangunannya tidak berkelanjutan. Saat musim hujan, saluran-saluran air langsung membuang air ke laut (sungai-sungai dibeton, pembuatan kanal-kanal, dsb). Akibatnya tidak ada atau sedikit air yang menyerap ke tanah, sehingga saat musim kemarau terjadi kekeringan karena tidak ada air (bendungan dan situ kering). Adanya pulau hasil reklamasi dapat menghambat aliran air ke laut, sehingga air akan membalik dan membanjiri daratan. Padahal aliran sungai ini biasanya membawa endapan lumpur. Apabila ada pulau reklamasi, bisa saja aliran ini terhambat dan pulau akan menyatu dengan endapan lumpur. Hal ini disebabkan karena AMDAL dan KLHS tidak diterapkan. Maka dari itu penerapan dari sustainable development ini harus dikaji lagi dalam pelaksanaan reklamasi.


Kongres IMTLI 2016:Â Universitas Brawijaya, Malang Setiap tahunnya, mahasiswa S1 Teknik Lingkungan dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia berkumpul sebanyak setidaknya dua kali, yakni pada Rapat Kerja Nasional IMTLI di awal tahun dan pada Kongres IMTLI di penghujung tahun. Di awal tahun 2016, tepatnya di bulan Maret, Pengurus Besar IMTLI kepungurusan 2015/2016 yang dinahkodai oleh Februriyana Pirade dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) selaku Ketua PB IMTLI telah melaksanakan RAKERNAS IMTLI 2016 di Universitas Airlangga, Surabaya. Lalu, di akhir tahun 2016, untuk mengakhiri kepengurusan PB IMTLI 2015/2016 sekaligus dilakukan regenerasi PB IMTLI untuk kepengurusan selanjutnya, dilaksanakanlah Kongres IMTLI 2016 di Universitas Brawijaya, Malang. Kongres IMTLI kali ini dilaksanakan selama 3 hari, yakni pada tanggal 9-11 Desember 2016. Walaupun diselenggarakan oleh Keluarga Mahasiswa Teknik Lingkungan (KMTL) UB, karena beberapa alasan teknis, kongres ini berlangsung tidak di Kota Malang, melainkan di Kota Batu yang terletak 1 jam dari kampus utama UB. Kongres berlangsung di dua tempat, yakni di Gedung Pancasila Pemerintaha Kota Batu dan pada hari pertama dan di Aula Bima Sakti Kota Batu,

yang sekaligus menjadi tempat penginapan bagi para peserta, pada hari kedua hingga selesai. Terdapat 29 himpunan mahasiswa S1 Teknik Lingkungan dari 6 regional IMTLI yang mengirimkan delegasi untuk kongres kali ini. Namun, karena jadwal agenda Kongres IMTLI 2016 berada di antara jadwal Ujian Akhir Semester (UAS) di ITB, Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) ITB hanya dapat mendelegasikan 1 orang saja, yaitu Muhammad Adil Setiyanto Suhodo (NIM 15314051). Sebenarnya, agenda Kongres IMTLI ini sudah dimulai pada tanggal 8 Desember 2016 dengan diadakannya Malam Keakraban IMTLI. Namun, karena delegasi HMTL ITB baru bisa berangkat setelah ujian saat Kamis sore, ia tidak berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Pada Jumat pagi, delegasi HMTL ITB tiba di Stasiun Malang dan langsung dijemput oleh panitia dari KMTL UB untuk segera meluncur ke lokasi sidang kongres di Gedung Pancasila. Delegasi HMTL ITB tiba tepat sebelum shalat Jumat, sehingga tidak dapat mengikuti agenda Kongres IMTLI di pagi hari, yakni workshop daur ulang dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang kebetulan salah satu narasumbernya adalah alumni dari Teknik


Lingkungan ITB. Agenda sidang Kongres IMTLI yang sesungguhnya baru saja akan dimulai setelah shalat Jumat dan makan siang. Pada sekitar pukul 13.00 WIB, sidang Kongres IMTLI akhirnya dibuka oleh presidium yang berasal dari Dewan Pengawas Pusat (DPP) IMTLI. Delegasi himpunan duduk sesuai dengan regionalnya masing-masing. Selama sidang berlangsung, delegasi ITB duduk bersama delegasi lainnya yang juga berasal dari regional 2 IMTLI yang mencakup Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta. Anggota IMTLI Regional 2 yang hadir selain ITB adalah dari STT Pelita Bangsa, Surya University, Universitas Pasundan, dan Universitas Bhayangkara, serta dua calon anggota, yaitu dari Institut Pertanian Bogor dan Universitas Bakrie. Agenda pertama sidang Kongres IMTLI adalah pembahasan tata tertib sidang kongres. Agenda ini berjalan dengan alot dan menghabiskan waktu lebih dari 3 jam, tanpa ada bahasan yang terlalu substansial. Terjadi beberapa adu pendapat dari beberapa pihak yang membuat lamanya pembahasan satu topik. Setelah usai, dipilihlah presidium baru. Seharusnya, setelah itu agenda dilanjutkan dengan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) dari PB IMTLI, tetapi Ketua PB IMTLI saat itu belum hadir karena baru saja selesai ujian. Oleh karena hal tersebut, sidang ditunda sekaligus ishoma hingga setelah shalah Isya.

Pada sekitar pukul 19.30 WIB, sidang kembali dilanjutkan dengan LPJ dari PB IMTLI kepengurusan 2015/2016. LPJ ini berlangsung dalam dua sesi, yaitu hari Jumat hingga pukul 22.00 WIB dan dilanjut hari Sabtu pagi pukul 07.00 WIB sampai selesai. LPJ yang disampaikan oleh PB IMTLI berjalan dengan baik dan tidak ada yang bermasalah, kecuali dari Departemen Dana dan Usaha yang masih terdapat masalah dalam penuntasan jaket dan baju IMTLI. Namun, secara keseluruhan, anggota sidang mengapresiasi kerja dari PB IMTLI periode kepengurusan 2015/2016 dan menerima LPJ-nya dengan sedikit syarat yang harus dituntaskan dengan batas waktu 1 bulan setelah kongres IMTLI 2016 selesai. Kemudian, sidang dilanjutkan dengan LPJ dari DPP IMTLI yang berlangsung tidak begitu lama. Seusai ishoma Ashara, pukul 16.00 WIB sidang dilanjutkan dengan pembahasan dan penetapan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) IMTLI. Di sesi ini, setiap peserta sidang dapat mencoba mengajukan penambahan, pengurangan, dan/atau perbaikan dari pasal-pasal yang ada pada AD/ART IMTLI. Banya sekali order yang diajukan oleh peserta sidang, membuat forum ini lagi-lagi berjalan dengan alot hingga sekitar pukul 22.00 WIB, dengan hampir tidak ada pasal yang diubah.


Delegasi Kongres IMTLI 2016 ikut serta dalam workshop pemanfaatan barang bekas yaitu pembuatan lampion dari map bekas. Kongres IMTLI 2016 berlangsung pada 08-11 Desember 2016 di Universitas Brawijaya. Foto: IMTLI 2016

Seharusnya forum sudah diakhir pukul 22.00 WIB, tapi masih banyak agenda sidang yang perlu dibahas. Maka dari itu, setelah melakukan beberapa kali moderasi dengan pihak panitia, akhirnya disepakati bahwa sidang dapat berakhir pukul 05.00 WIB, namun peserta harus siap mengikuti agenda selanjutnya pukul 08.00 WIB untuk aksi lingkungan. Maka dari itu, sepanjang malam sidang terus berlanjut walaupun tidak sekondusif awal. Agenda-agenda yang dibahas antara lain penetapan anggota resmi baru IMTLI, yaitu Universitas Bakrie dan Universitas Serambi Mekah, pembahasan Garis Besar Halauan Organisasi IMTLI dan rekomendasi untuk PB IMTLI selanjutnya yang berlangsung cepat, pemilihan Ketua PB dan DPP IMTLI, danjuga penetapan lokasi Kongres IMTLI 2017 dan RAKERNAS 2018. Dalam pemilihan Ketua PB IMTLI, terdapat 4 calon, yakni Muhammad Adil Setiyanto Suhodo dari ITB, Muhammad Firdaus Kamal daru UPN Veteran Jawa Timur, Iksan Amar dari ITN Malang, dan Irvandi Akbar dari UII. Lalu, untuk Ketua DPP IMTLI hanya ada 1 calon, yaitu Nanda Panji Fadhlullah dari UIN Sunan Ampel.

Akhirnya, yang terpilih sebagai Ketua PB dan DPP IMTLI adalah Irvandi dan Nanda. Lalu, untuk calon lokasi Kongres IMTLI 2017, terdapat 3 universitas yang mengajukan, yaitu Universitas Lambung Mangkuran (ULM), Universitas Udayana (UNUD), dan Universitas Pasundan (UNPAS), yang berakhir voting dan menetapkan tuan rumah Kongres IMTLI 2018 di ULM, Kalimantan Selatan. Namun, pembahasan untuk lokasi RAKERNAS IMTLI 2018 tidak sempat diselesaikan karena waktu sudah menunjukkan pukul 05.00 WIB, sehingga baru akan dibahas pada RAKERNAS IMTLI 2017 di Universitas Indonesia. Maka sekitar pada pukul 05.00 WIB tersebut, sidang kongres IMTLI 2016 ditutup. Selanjutnya peserta Kongres beristirahat, berkemas, dan bersiap-siap mengikuti aksi lingkungan di Arboretum Sungai Brantas. Sayangnya, delegasi ITB tidak dapat ikut karena jadwal keberangkatan kereta kembali ke Bandung tidak memungkinkannya untuk ikut aksi lingkungan. Maka dari itu, delegasi ITB bersama delegasi dari UNPAS dan UNY langsung meluncur kembali ke Stasiun Malang untuk mengakhiri perjalanan Kongres IMTLI 2016 ini.


MAKRAB IMTLI REGIONAL 2 Bentukan dari acara Makrab IMTLI Regional 2 ini pada umumnya sama seperti acara makrab lainnya. Bertujuan untuk mempererat tali silahturami antara universitas/himpunan yang ada di Regional 2, serta membahas (dalam bentuk sharing session) beberapa hal terkait dengan IMTLI. Pada hari Sabtu tanggal 26 November 2016 hingga hari Minggu tanggal 27 November 2016, Regional 2 mengadakan acara Makrab Regional 2 yang berlokasi di Saung Abah ‘Waroeng Sajodo’ Puncak Bintang, Bandung. Acara tersebut pun bersamaan dengan acara Aksi Peduli Lingkungan yang merupakan proker turunan dari IMTLI Pusat kepada Regional 2.

Aksi peduli lingkungan yang dilakukan dalam bentuk penanaman pohon di sekitar daerah Saung Abah Puncak Bintang. Peserta aksi peduli lingkungan dan makrab hanya diikuti oleh ITENAS, ITB, STT Pelita Bangsa, serta UNPAS. Kendala yang terjadi adalah kurangnya koordinasi dan persiapan yang matang sehingga minimnya partisipasi universitas-universitas yang ada di Regional 2. Rangkaian hari kegiatan di hari pertama yaitu melakukan aksi peduli lingkungan dan kumpul bersama (sharing session). Kami melakukan penanaman pohon ‌ sebanyak 50 bibit pohon di beberapa titik di lokasi yang telah ditentukan.


Bersama dengan perwakilan warga sebanyak 2 orang, dan diikuti juga oleh Ketua, kami melakukan penanaman pohon secara bersama. Hingga hari petang, acara di lanjutkan dengan acara Api Unggun di belakang Saung Abah. Setelah acara tersebut kami melanjutkan acara nonton bersama bersamaan dengan makan malam bersama. Pada pagi harinya, olahraga bersama dengan cara hiking mencari sunrise merupakan kegiatan pertama sekaligus kegiatan terakhir di acara Makrab IMTLI Regional 2. Menuju kawasan Puncak Bintang, kami berjalan menelusuri track yang telah tersedia.

Mengabadikan momen bersama Regional 2. Setelah acara olahraga bersama, semuanya bersiap untuk pulang ke daerah masingmasing. Walaupun acara Makrab cukup singkat dan kurang banyaknya partisipasi massa himpunan, namun ini adalah momen dimana setiap universitas yang ada di Regional 2 merupakan Keluarga Besar IMTLI Regional 2 yang akan tetap menjadi keluarga walaupun siklus pergantian kepengurusan setiap tahunnya akan tetap berlangsung.


SHARING IMTLI BERSAMA HMTL ITB

IMTLI merupakan perkumpulan para himpunan mahasiswa teknik lingkungan yang ada di seluruh Indonesia. Setiap universitas atau institusi yang memiliki Jurusan Teknik Lingkungan dapat dengan bebas bergabung menjadi Keluarga Besar IMTLI. HMTL ITB merupakan salah satu himpunan yang menjadi anggota IMTLI cukup lama, salah satu dosen dari Teknik Lingkungan ITB juga merupakan penggagas terbentuknya IMTLI. Siklus pergantian kepengurusan di HMTL ITB terus berlangsung setiap tahunnya sehingga perlu adanya Duta IMTLI yang mempertahankan status dan peran aktifnya HMTL ITB terhadap IMTLI Pusat maupun Regional, sehingga diadakanlah kegiatan Sharing IMTLI di HMTL ITB. Kegiatan sharing IMTLI yang dilakukan pada hari/tanggal ‌ di himpunan merupakan salah satu upaya untuk memperkenalkan IMTLI kepada massa himpunan yang baru mengenal IMTLI serta sebagai upaya untuk mencari minat massa HMTL ITB yang berniat untuk meneruskan dan menjaga IMTLI bersama HMTL ITB.

Pengenalan IMTLI Pusat atau Pengurus Besar IMTLI beserta detail terkait merupakan langkah pertama untuk mengenalkan IMTLI kepada masa HMTL ITB. Setelah dilakukan pengenalan melalui presentasi, maka di lakukan sharing session berdasarkan pengalaman dari para penggiat IMTLI Pusat maupun Regional. Sesi pertanyaan pun dibuka bagi massa HMTL yang ingin bertanya perihal IMTLI Pusat maupun Regional. Pengenalan IMTLI terhadap massa HMTL ITB merupakan hal utama yang harus dipertahankan, karena dengan adanya potensi IMTLI terhadap HMTL ITB ataupun sebaliknya akan membuat suatu langkah perubahan yang berdampak besar di ranah lingkungan. Saling mengenal dan berbagi pengalaman juga informasi akan didapatkan lebih luas apabila IMTLI dan HMTL ITB saling bekerja sama. HMTL ITB merupakan anggota IMTLI yang di perhitungkan keikutsertaanya terhadap IMTLI, karena bisa membawa perubahan dan perkembangan yang lebih baik bagi IMTLI sendiri, dan juga sebaliknya.


Rakernas IMTLI 2017: Universitas Indonesia Ikatan Mahasiswa Teknik Lingkungan Indonesia (IMTLI) adalah sebuah perkumpulan mahasiswa aktif yang berbasis pendidikan teknik lingkungan di berbagai universitas di Indonesia. Merupakan wadah bentuk penyelarasan tujuan untuk menaungi dan bergerak bersama, dan menjaga hubungan baik sesama anggota IMTLI. Terbagi menjadi dua yaitu IMTLI pusat dengan pergerakan secara nasional yang diketuai oleh Irvandi Akbar, mahasiswa Teknik Lingkungan UII Yogyakarta, serta IMTLI regional dengan pergerakan skala regional dimana HMTL ITB tergabung pada regional 2 IMTLI dengan ketua Agnesia Tri Mulyaningsih dari HMTL ITB. Pada tahun ini, IMTLI kembali mengadakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang merupakan agenda rutin dan utama selain Kongres. Perbedaan mendasar antara rakernas dan kongres yaitu rakernas difokuskan untuk memberikan forum dua arah terkait progam-progam kerja yang nantinya akan dibawa oleh Pengurus Besar (PB) IMTLI dimana sekarang yaitu kepengurusan PB IMTLI tahun 2017, sedangkan kongres bertujuan untuk memaparkan hasil kinerja PB IMTLI sebelumnya serta pemilihan ketua PB IMTLI yang baru. Sebenarnya sejak tahun kemarin, agenda kumpul skala nasional IMTLI bertambah karena munculnya inisiatif dari ketua PB IMTLI sebelumnya untuk mengadakan IEESS (Indonesia Enviromental Engineering Students Summit), namun sampai saat ini IEESS masih belum semenarik kongres maupun rakernas.


IRakernas tahun ini diadakan di Universitas Indonesia yang berlokasi di Depok, Jawa Barat. Tepatnya di Asrama Mahasiswa UI dan Faculty Club UI. Acara ini dilaksanakan selama 4 hari mulai dari tanggal 16 sampai 19 Maret 2017. Dihadiri oleh kurang lebih 34 universitas se-nusantara, dengan total peserta mencapai lebih dari 200 orang. Namun masih terdapat hal yang patut disayangkan yaitu masih terdapat universitas yang tidak mengirimkan wakilnya terutama dari regional 6 yang mungkin dikarenakan faktor jarak dan biaya yang cukup memberatkan. Rangkaian acara dari Rakernas diawali dengan kedatangan serta malam keakraban (Makrab). Rombongan dari ITB datang terlambat dikarenakan berbagai hal sehingga baru sampai di Asrama UI ketika acara perkenalan berlangsung. Setelah perkenalan masingmasing delegasi yang telah hadir, acara dilanjutkan dengan permainan bernama “Bingo� yang sejatinya adalah ajang perkenalan antar mahasiswa. Sekitar jam 9 malam acara selesai, dan peserta diperkenankan untuk kembali ke penginapan masing-masing untuk beristirahat. Selanjutnya pada hari kedua, kegiatan dimulai pada pukul 08.00. Pengaturan tempat duduk diatur sedemikian rupa oleh panitia sehingga mahasiswa duduk berdasarkan universitas serta regional. Namun dikarenakan kurangnya koordinasi, sehingga pada hari kedua pengaturan tempat duduk tidak berjalan sebagaimana mestinya. Kegiatan hari kedua dimulai dengan jadwal kuliah umum yang diisi oleh pihak kementrian PUPR dengan fokus masalah persampahan di Indonesia. Termasuk didalamnya dibahas proses pengelolaan sampah dari tahap paling awal yaitu pemilahan, hingga sampai ke TPA.

Selesai kuliah umum, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan peraturan forum rakernas IMTLI 2017 oleh moderator yaitu Irvandi Akbar yang juga selaku ketua PB IMTLI 2017. Jalannya pembacaan teknis peraturan forum relatif alot dikarenakan kekurang jelasnya informasi yang disampaikan oleh moderator terkait peraturan dan timeline keseluruhan, serta kekurangpahaman moderator selaku pemimpin forum rakernas ini. Sesi ini memakan waktu yang cukup banyak dikarenakan adu argumen dari peserta berputar-putar. Namun hal tersebut dapat teratasi dan forum langsung dilanjutkan dengan pemaparan dari Ketua PB. Setelah itu dilanjutkan dengan pemaparan oleh Wakil Eksternal yaitu Anggit. Pemaparan dari ketua PB dan Wakil Eksternal tidak terlalu ada hal yang perlu dipermasalahkan, kecuali pada pemaparan wakil eksternal dimana ketika sesi tanya jawab kembali membahas peraturan forum yang masih terasa janggal di berbagai poin. Setelah sholat jumat dan makan siang, agenda dilanjutkan dengan pemaparan dari semua departemen di eksternal seperti Hubungan Luar, Pengabdian Masyarakat, dan Komunikasi dan Informasi, serta tambahan pemaparan dari wakil internal yaitu Aufa. Pada sidang hari pertama cenderung berjalan lancar tanpa masalah yang berarti. Kemudian pada pukul 21.30 sidang berakhir dan peserta diperkenankan beristirahat. Kemudian pada hari Sabtu yaitu hari ketiga rakernas, seperti biasa dimulai pukul 08.00 dengan agenda kuliah umum dari Aqua dan Indocement. Kuliah umum kali ini terlihat lebih menarik dikarenakan banyaknya hadiah yang ditawarkan oleh pihak Aqua bagi mahasiswa yang aktif di forum.


ISetelah itu dilanjutkan dengan sesi tanya jawab wakil internal dan pemaparan dari Departemen di Internal yaitu Dalam Negeri, Dana dan Usaha, dan Pendidikan dan Keprofesian. Serta dilanjutkan dengan pemaparan dari sekretaris dan bendahara umum PB. Forum pada hari ketiga ini cenderung lebih hidup disbanding hari kedua dikarenakan banyaknya kritik maupun saran dari peserta ke PB. Terutama pada departemen Penpro dimana proker yang mereka bawa menjadi masalah awalnya dikarenakan tidak adanya regional yang bersedia untuk menyelenggakan IEESS walaupun akhirnya dari regional 2 kembali bersedia menjadi panitia penyelenggara, maupun Pelatihan ISO yang sebenarnya dapat dihandle oleh departemen Hubungan Luar selain itu juga tidak ada yang bersedia hingga dari regional 3 bersedia dengan beberapa ketentuan. Kemudian pada bagian pemaparan bendahara berlangsung cukup lama diantara lainnya, hal tersebut dikarenakan ketidakjelasan dari format serta RAB yang masih perlu diperbaiki. Terdapat banyak miss dikarenakan kesalahan prosedur dalam perhitungan.

Setelah lama berdiskusi dan diberikan penjelasan oleh peserta, akhirnya PB setuju untuk dibenahi dan forum pemaparan PB telah usai. Sidang pada hari ketiga ditutup dengan pengesahan dari Dewan Pengawas Pusat. Pukul 22.00 peserta telah diperkenankan kembali ke penginapan. Pada hari keempat yaitu Minggu, 19 Maret 2017, kegiatan terjadwal yaitu funrun dimulai pada pukul 06.30, tetapi acara baru dimulai ketika jam 7 lewat. Funrun adalah kegiatan dimana kita berjalan santai menyusuri Universitas Indonesia sembari memungut sampah-sampah yang berceceran. Setelah funrun, dilanjutkan dengan games ringan tentang edukasi terkait sampah dan pemilahan berdasarkan jenisnya. Setelah itu dilanjutkan dengan persiapan untuk field trip ke TMII. Rombongan Field Trip ke TMII berangkat dari kampus UI sekitar pukul 12 dan sampai sekitar pukul 1. Di TMII, rombongan berkumpul di rumah adat bali sebelum menyebar untuk berkeliling dengan didampingi LO masingmasing. Setelah berkeliling yaitu sekitar pukul 4, rombongan kembali ke UI untuk selanjutnya kembali ke daerah masing-masing.


ALUMNI


KONGRES LUAR BIASA IATL ITB Pada hari Sabtu, 29 Oktober 2016 bertempat di Auditorium CC Timur pada pukul 10.00 – 15.00 WIB, telah diadakan Kongres Luar Biasa Ikatan Alumni Teknik Lingkungan ITB. KLB ini dihadiri oleh sekitar 53 orang Alumni Teknik Lingkungan ITB. Kongres Luar Biasa ini mengusung agenda antara lain: 1. Laporan Pertanggung Jawaban IATL 2. Merevisi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IATL 3. Mengesahkan Logo IATL 4. Menangguhkan Pemilihan Umum Ketua IATL menjadi tahun 2017 berbarengan dengan Lustrum Teknik Lingkungan

Kongres Luar Biasa Ikatan Alumni Teknik Lingkungan ITB menghasilkan keputusan sebagai berikut : 1. Menerima Laporan Pertanggung Jawaban dari Ketua Umum IATL ITB 2. Merevisi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IATL ITB 3. Mengadopsi Program Studi Rekayasa Infrastruktur Lingkungan dan Pengelolaan Infrastruktur Air dan Sanitasi ke dalam Anggota Biasa IATL ITB 4. Menyepakati Logo IATL ITB dengan perubahan warna dan makna 5. Menyempurnakan Struktur IATL ITB dengan menambahkan Majelis Angkatan 6. Memperpanjang masa kepengurusan IATL ITB saat ini hingga satu tahun ke depan 7. Mempertimbangkan sistem e-vote untuk pelaksanaan Pemilihan Umum Ketua IATL ITB 8. Mengadakan Kongres IATL ITB pada bulan Oktober 2017


SHARING ALUMNI Pada tanggal 25 November 2016, berlokasi di 9008 dilangsungkan acara Sharing Alumni. Sharing alumni saat itu merupakan kali kedua Sharing Alumni yang menjadi salah satu program kerja Deplu HMTL sehingga diberi tajuk Sharing Alumni v2.0. Acara berlangsung mulai dari jam 19.00 hingga jam 22.00 dengan dua orang narasumber yang merupakan alumni dari HMTL sendiri. Pembukaan dilangsungkan pada jam 19.00, yang diawali oleh sambutan dari pembawa acara Sharing Alumni 2.0. Selanjutnya, langsung kepada inti acara yaitu sharing session dengan pembicara pertama yaitu Kak Gede Surya Marteda yang merupakan alumni Teknik Lingkungan angkatan 2009. Sekarang ini, Kak Gede merupakan Media Officer dari Bandung Clean Action. Bandung Clean Action ini merupakan suatu komunitas yang memiliki program-program dan inisiatif dari melalui strategic campaign dan social engineering untuk mendorong terlaksananya aksi-aksi bersama yang menyenangkan dengan upaya berkelanjutan mengurangi sampah dari sumbernya di Kota Bandung ini. Sharing session dari Kak Gede ini diawali dengan tanya jawab yang interaktif mengenai ‘Apa itu sampah?’. Kemudian beliau menjelaskan bahwa sampah yang dihasilkan perharinya itu rata-rata 1500 ton atau setara dengan 750 ekor gajah dewasa, sedangkan sampah yang terangkut setiap harinya hanya sekitar 1100 ton

maka tidak terbayang betapa banyaknya masalah yang bisa ditimbulkan dari sesuatu yang bernama ‘sampah’. Namun, banyak hal yang dapat kita lakukan untuk mengurangi masalah yang dihasilkan dari sampah tersebut apalagi sejatinya mahasiswa teknik lingkungan setidaknya lebih paham mengenai sampah dibandingkan masyarakat lain maka beliau tergabung dalam Bandung Clean Action. Bermula dari sekumpulan orang yang ingin melihat Kota Bandung menjadi lebih bersih, lalu kegiatan Clean Action sejatinya bermula di Bandung pada 2014. Namun, mereka bukanlah tukang sampah yang dikerahkan pemerintah. Mereka adalah Relawan Sampah yang tujuan utamanya adalah memberikan edukasi untuk masyarakat agar membuang sampah pada tempatnya. Salah satu program mereka adalah GPS atau Gerakan Pungut Sampah yang merupakan program besar dan tengah mereka jalankan serta harapannya dapat ”memprovokasi” masyarakat untuk turut tergerak menjaga lingkungan. Bandung Clean Action juga telah mencatatkan kesukseskan dalam penyelenggaraan Braga Culinary Night, Keukeun Curated Culinary, Pasar Seni ITB, Ngora Bandung, Specta Day, Carnival KAA, dan Cikapundung River Spot. Kegiatan pungut sampah yang digagas Bandung Clean Action ini sudah menginspirasi banyak pihak. Jadi, Bandung Clean Action ini adalah program, bukan komunitas atau LSM, namun


jiwanya adalah kerelawanan. Pesan yang diberikan Kak Gede yaitu bahwa sebenarnya mengurangi sampah bukanlah hal yang sulit, kita hanya perlu melakukan beberapa langkah mudah yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dimulai dari diri kita sendiri. Selanjutnya, sharing session dilanjutkan oleh pembicara kedua yaitu Mochamad Satya Oktamalandi, ST. MSM yang merupakan alumni Teknik Lingkungan angkatan 2000 dan saat ini merupakan Research Associate dari Indonesia Solid Waste Association (InSWA). Tema yang diusung Kak Okta dalam sharing session kali ini adalah ‘Pengelolaan Sampah Holistik dan Integratif’. Sebelumnya, beliau menjelaskan bahwa InSWA adalah asosiasi pengelolaan sampah internasional yang berfokus dalam mendorong manajemen pengelolaan sampah dan sumber daya yang profesional dan berkelanjutan. Kak Okta memaparkan mengenai fakta-fakta tentang Indonesia dan sampahnya sebagai awal materi yang akan beliau sampaikan, dimulai dari banyaknya penduduk di Indonesia, jumlah timbulan sampah nasional, komposisi dan karakteristik sampah, pengelolaan sampah di Indonesia, TPA di Indonesia, hingga akhirnya merujuk kepada penjelasan mengenai pengelolaan sampah holistik dan integratif.

Penjelasan mengenai pengelolaan sampah holistik dan integratif ini diawali dari lima aspek pengelolaan sampah diantaranya yaitu aspek hukum, kelembagaan, finansial, teknologi, dan sosial budaya. Masing-masing aspek memiliki masalah tersendiri seperti contoh dalam aspek hukum yaitu lemahnya penegakan hukum bagi pelanggar undang- Undang dan atau PERDA tentang Persampahan, aspek kelembagaan misalnya masih lemahnya koordinasi antar kementerian/lembaga terkait masalah persampahan, aspek sosial budaya yaitu belum optimalnya penerapan ilmu sosial, komunikasi dan psikologi tentang pengelolaan sampah. Oleh karena itu, dalam penanganan sampah di Indonesia haruslah secara holistik atau secara keseluruhan karena antara satu aspek dan aspek lainnya saling berkaitan. Dari masalah-masalah inilah harus timbul dalam benak kita pertanyaan ‘Apa yang dapat kita lakukan?’. Pada akhir acara Sharing Alumni v2.0 ini ditutup dengan pemberian piagam penghargaan kepada kedua narasumber yaitu Kak Gede dan Kak Okta serta dilanjutkan dengan foto bersama kedua alumni dan massa HMTL yang hadir. Sharing Alumni v2.0 ini diharapkan dapat bermanfaat dan tentunya dapat merekatkan massa HMTL dengan alumni.


INTRAKAMPUS


Forum Bincang Langsung Bersama Rektor Pada Sabtu, 28 Januari 2017 MWA-WM ITB mengadakan kegiatan diskusi langsung antara mahasiswa dan pihak rektorat. Acara yang diadakan di ALSI ITB ini mengangkat tema “ITB Multikampus dan Kebijakan Strategis ITB�. Acara ini dihadiri langsung oleh Bapak Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA selaku rektor ITB, kepala Lembaga Kemahasiswaan ITB Bapak Dr. Eng. Sandro Mihradi serta jajaran rektorat lainnya. Dalam diskusi ini banyak mengemuka pertanyaan mengenai kondisi ITB Cirebon dan Bekasi serta masalah kesetaraan fasilitas antara mahasiswa Ganesha dan Non-Ganesha. Secara umum pihak rektorat menjawab akan berusaha sekuat tenaga untuk mengatasi berbagai masalah yang ada dan berharap keterbatasan yang ada tidak menjadi penghambat mahasiswa untuk berkembang.


Pelantikan K3M dan PJS MWA-WM ITB Setelah melewati berbagai proses yang panjang, akhirnya pada 17 Fenruari 2017 telah resmi dilantik K3M dan PJS MWA WM ITB periode 2017/2018. Rangkaaian proses pemilu ini sendiri mulai dilaksanakan di bulan Oktober 2016. Sehingga total sekitar empat bulan waktu yang diperlukan untuk mencari penerus tongkat estafet kepemimpinan lembaga eksekutif KM ITB dan perwakilan mahasiswa dalam forum Majelis Wali Amanat. Berbagai masalah yang timbul dalam masa pemilihan yang menjadi penghambat proses antara lain persyaratan administrasi pendaftaran yang diprotes oleh bakal calon kandidiat, masa kampanye yang berjalan kurang baik sehingga membuat calon kehabisan poin disiplin, keadaan caon tunggal yang tidak diperbolehkan dalam mekanisme pemilu, serta adanya hearing ulang untuk kandidat PJS MWA WM. Akhirnya terpilih Ardhy Rasy Wardhana (TA’13) dan Fauzan Makarim (TM’13) sebagai K3M ITB dan PJS MWA WM ITB untuk periode 2017/2018. Semoga keduanya mampu menjalankan amanah yang diberikan dengan baik sekaligus membawa KM ITB serta mahasiswa secara umum menjadi lebih baik dari sebelumnya.Â


Ulang Tahun HMTL Tanggal 10 November merupakan hari jadi dari himpunan kita tercinta. Dalam rangka memperingati hari ualng tahun sekaligus berbagi kebahagiaan dengan himpunan lain di ITB, maka intrakampus HMTL ITB melakukan pembagian souvenir pada himpunanhimpunan yang bermarkas di kampus ITB Ganesha. Souvenir yang diberikan untuk tahun ini berupa tanaman lavender. Kegiatan pembagian souvenir ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh HMTL setiap tahun. Hanya saja untuk tahun-tahun sebelumnya dilaksanakan bersamaan dengan pawai ulang tahun oleh seluruh anggota HMTL ITB. Himpunan lain sangat senang dengan pembagian ini sekaligus memberikan ucapan selamat serta doa kepada HMTL ITB untuk semakin sukses di masa mendatang.



EKSTRAKAMPUS


DISKUSI DENGAN KLHK Pada kegiatan diskusi dengan KLHK, pihak-pihak yang hadir memberikan masukan, saran dan koreksi terkait rancangan peraturan tersebut. Acara berlangsung selama 1 hari dengan diskusi dimulai pada sekitar pukul 08.00 dan baru berakhir pada sore harinya. Secara umum, kajian berlangsung dengan lancar dan bersifat membangun. Berbagai pihak yang hadir turut mencurahkan pikirannya, berkontribusi dalam upaya menghasilkan rancangan peraturan yang diharapkan dapat membuat lingkungan Indonesia lebih baik. Permen tentang tata cara pengelolaan pengaduan lingkungan hidup dan kehutanan berisi tentang ketentuan terkait objek pengaduan, instansi yang bertanggungjawab dalam mengelola pengaduan, tata cara pengaduan, pengelolaan pengaduan dan tindak lanjut pengaduan. Sedangkan rancangan permen tentang tata cara pengawasan PPLH mengatur mengenai kewenangan melakukan pengawasan, pelaksanaan pengawasan, laporan hasil pengawasan, pejabat pengawas lingkungan hidup (PLH), pembinaan dan pendanaan pengawasan.


Zero to Zero Gak akan ada habisnya keseruan konsep Zero Waste

Pada 27 Oktober 2016, perwakilan Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan ITB datang ke Pendopo untuk memenuhi undangan dari Bandung Juara Bebas Sampah (BJBS) dalam acara Public Speaking dengan tema “Strategi pengelolaan sampah dan circular economy”. Public speaking ini akan dihadiri oleh Prof. Paul Conett, Froilan Grate dan Yuyun Ismawati. Ketiganya memiliki wawasan dan pengalaman yang akan sangat berharga untuk penguatan pemahaman dan strategi untuk meningkatkan kinerja pengelolaan sampah kota Bandung, khususnya dalam penerapan strategi Desentralisasi dan Zerowaste. Sebelumnya, Prof. Paul Conett dan Froilan Grate memberikan pengalaman dan wawasannya pada hari yang sama di Auditorium CC Timur bersama civitas akademika Teknik Lingkungan ITB. Acara di Pendopo ini dihadiri pula oleh berbagai kalangan, mulai dari Ikatan Alumni ITB Jawa Barat, Forum BJBS, Recycle Id, mahasiswa, seniman, dan berbagai komunitas lainnya. Semua berkumpul, duduk lesehan tanpa sekat sekalipun. Suasana sangat bersahabat dan terkesan erat.

Siapa sih Paul Connnet? Beliau merupakan seorang professor, former director di Work on Waste USA, Current Director di American Environmental Health Studies Project, Inc (AEHSP). Usia Paul Connet memang sudah tidak muda lagi, hampir lanjut usia. Namun, semangatnya justru mengalahkan “yang muda”.

Paul Connet memberikan 10 cara agar kita bisa menerapkan Zero Waste. Pertama, Souce Separation. Memilah sampah merupakan step yang paling esensial. Dari sini, pola pikir sampah sebagai sumber daya sudah harus mulai dikenalkan.


Kedua, Door to Door collection. Brazil sudah menerapkan Sistem Pengumpulan Sampah secara door-to-door.

Ketiga, Composting. Ini merupakan hal penting mengapa kita sangat memerlukan konsep door-to-door collection. Paul sangat menghimbau agar Bandung pun turut memberikan perhatian penuh terhadap upaya pengomposan. Keempat, Recycling. Tahap ini dilakukan untuk sampah anorganik dan bernilai ekonomis. Kelima, Reuse and Repair Centers (Community Centers). Di Los Angeles, tTahap kelima ini terbukti dapat meningkatkan ekonomi masyarakat (3 miliar dollar per tahun). Paul menekankan bahwa penggunaan kembali sampah (Reuse) akan meningkatkan circular economy masyarakat. Konsep ini akan membentuk sirkulalsi yang berkelanjutan, mulai dari produksi,

penggunaan, hingga daur ulang sampah yang akhirnya akan meningkatkan ekonomi masyarakat. Intinya, waste to resource. Tahap keenam hingga kesembilan, difokuskan untuk meminimalisasi terbentuknya residu. Economic Incentives ternyata diperluka. Konsep Save as you throw menjelaskan cara berpikir kita agar hemat saat kita membuang". Bukan berarti, “Ah aku udah bayar jd gpp deh nyampah juga!”. Ketujuh, Waste Reduction Initiatives. Di Ireland, pemerintah menerapkan pajak 15 cent untuk tas belanja plastik dan ternyata sampah plastic tereduksi hingga 92% per tahun. Optimisme negara-negara luar untuk menerapkan Zero Waste begitu tinggi. DI tahun 2020, San Francisco dipastikan akan 100% tidak ada sampah yang tidak tertangani (Zero Waste).


 Di Italy, 80% sampah sudah terpisahkan. Bagaimana dengan Indonesia? Tahap yang paling penting dari semua ini adalah tahap kedelapan, yakni bagaimana kita membangun fasilitas pemilahan sampah, bagiamana kita membangun pusat penelitian tentang Zero Waste. Paul berpesan untuk para pelaku industri, yaitu bagaimana agar mereka membuat perancangan ulang (Re Design) industri yang lebih baik di abad 21. Inilah tahap kesembilan, Better Industrial Design. Kesepuluh, sekaligus tahap paling akhir adalah penerapan Landfill. Sepuluh tahap di atas sangat baik untuk aspek ekonomi, kesehatan, pendidikan, bumi, dan tentu saja anak-anak. Pembicara kedua, Froilan dari Filipina. Beliau menerapkan Zero Waste dari skala kelurahan. Founder NGO mother earth fondation ini melakukan analisis kondisi persampahan di Filipina. Menurutnya, kondisi persampahan di Filipina mirip dengan Indonesia, kumuh.Â

Namun, berkat kesungguhannya yang ingin mengubah sistem pengelolaan persampahan, Froilan berhasil menerapkan sistem pengelolaa sampah berbasis kelurahan yang akhirnya dijadikan sistem persampahan di seluruh Filipina. Sistem yang terdesentralisasi tersebut terbukti lebih efektif. Intinya, percayakan segalanya kepada masyarakat. Masyarakat sendiri yang akan belajar dan berusaha melakukan yang terbaik. “Berbicara tentang Zero Waste memang tak kan pernah ada habisnya, selagi kita belum mampu menerapkannya dengan baik. Dan tentu saja tidak akan ada habisnya, karena Zero Waste merupakan cita-cita final dimana bumi kita tak lagi tersakiti akibat sampah yang tak mampu kita kelola dengan bijak. Zero to Zero, mulailah dari diri kita, sedikit sampah yang kita hasilkan, bakan tidak sama sekali, akan sedikit pula masalah yang akan kita hadapi nantinya.�


KUNJUNGAN TEKNIK LINGKUNGAN ITS Kamis, 9 Februari 2017 Prodi Teknik Lingkungan ITB menerima kunjungan dari “saudara jauh” yakni mahasiswa Teknik Lingkungan ITS, Surabaya. Sebanyak 96 mahasiswa TL ITS angkatan 2013 beserta 2 dosen pendamping tiba di ITB Ganesha pukul 09.00 WIB. HMTL bersama Prodi TL ITB telah menyiapkan penerimaan kunjungan di RSG Labtek 9C lantai 6.

Sesi materi mengenai Prodi TL ITB disampaikan oleh Bapak Haryo Satrio Tomo, ST. MT. Materi yang disampaikan berkaitan dengan kurikulum yang ada di TL ITB, kemudian langsung dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Sesi selanjutnya yakni pemaparan mengenai himpunan oleh Ketua HMTL ITB, sdra. Tatwa Dhika R.S. Akhir sesi resmi diakhiri dengan penyerahan kenang-kenangan dari kedua pihak.

Acara dimulai setelah semua rombongan dari TL ITS dan perwakilan dari Prodi TL ITB berkumpul di ruangan. Penerimaan diwakili oleh sdra. Gede Adi A. selaku Kepala Departemen Luar Negeri HMTL ITB kemudian sambutan dari pihak TL ITS yang disampaikan oleh dosen pendamping.

Belum usai, rincian acara kali ini masih dilanjutkan dengan berkeliling melihat lokasi kesekretariatan HMTL ITB dan gedung TL ITB. Terakhir, foto bersama rombongan TL ITS dan perwakilan HMTL ITB di Plaza Widya menutup kunjungan kali ini.


HMTL ITB: Bertemu Menteri PUPR pada HMTL Goes To dan LKO Bandung, Jumat—Sabtu, 24—25 Februari 2017 adalah momen terbaik bagi HMTL ITB. Pasalnya pada pelaksanaan program kerja (proker) terakhir berupa HMTL Goes To dan LKO ini kami mendapat kesempatan untuk bertemu dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI, Dr. Ir. Mochammad Basoeki Hadimoeljono, M.Sc di Kantor Pusat Kementerian PUPR. Kegiatan HMTL Goes To dan LKO diikuti oleh sekitar 80 anggota HMTL ITB. Ini merupakan dua proker departemen yaitu Departemen Luar Negeri dan Departemen Kaderisasi HMTL ITB yang dikolaborasikan menjadi satu rangkaian acara.

Kegiatan diakhiri pukul 16.00 WIB dengan foto bersama di halaman kantor. Namun, ada kejutan bagi kami. Saat kami sedang berfoto bersama, tiba-tiba dari arah luar datanglah Bapak Menteri. Awalnya kami panik karena kami kira akan dimarahi. Setelah Bapak Menteri menebar senyum, kami pun berebutan menyalami dan mengajak berfoto bersama dan dilanjutnkan dengan penyampaian beberapa patah nasihat yang intinya kalau menjadi orang pintar harus bisa bekerja bersama dengan orang lain, tidak boleh berbuat tercela, dan dimanapun berada harus punya akhlakul karimah.


Kegiatan dilanjutkan dengan meluncur ke waduk Jatiluhur di Kabupaten Purwakarta. Kami menginap di Vila Bukit Hijau. Di sini acara LKO dimulai. Saat malam tiba, kami mengadakan forum himpunan. Dalam forum ini kami terbagi menjadi beberapa kelompok dengan tema bahasan yang berbeda-beda seperti keprofesian, wadah berhimpun, dan kaderisasi. Acara dilanjutkan pagi hari dengan senam bersama, games tarik tambang, human tools, dan mock speech atau debat. Maksud dari kegiatan ini adalah untuk memupuk kerja sama dan sikap berpikir kritis serta menyampaikannya dengan baik. Selepas sarapan pagi, kami memulai forum angkatan guna membahas kesiapan dalam memegang HMTL ITB. Lalu mata acara terakhir LKO adalah penghitungan suara Pemilu Ketua Himpunan dan Senator HMTL ITB. Setelah kurang lebih

satu jam, diperoleh hasil M. Haykal maju sebagai Ketua Himpunan dengan prosentase suara 72,3% dan Muthiah Salsabila maju sebagai Senator dengan prosentase suara 93%. Rangkaian acara LKO dipungkasi dengan makan siang dan bebersih serta dilanjutkan pulang. Sebelum pulang, kami mampir terlebih dahulu di bendungan Jatiluhur waduk Ir. H. Juanda. Di sini kami mendapat banyak sekali wawasan terutama yang terkait dengan bidang TL, sejarah, dan perkembangan bendungan. Bendungan Jatiluhur ini merupakan bendungan terbesar se-Indonesia dan menyuplai listrik untuk wilayah Jawa-Bali. Hari sudah sore dan hujan semakin deras. Kami pulang menuju Bandung dengan membawa semangat, bekal ilmu, dan kesiapan baik untuk memegang himpunan maupun dalam berkehidupan di kampus. []


Perayaan Hari Peduli Sampah Nasional Bersama Bandung Clean Action dan HMTL ITB Pada Hari Minggu, 19 Februari 2017 beberapa perwakilan HMTL ITB bertandang ke Stasiun Andir, Bandung, Jawa Barat. Bersama dengan para relawan dari Bandung Clean Action kami melakukan kegiatan bebersih petak, yaitu aksi pungut sampah di sekitar Stasiun Andir dalam rangka memperingati HPSN (Hari Peduli Sampah Nasional).

Namun, tidak hanya aksi pungut sampah, kami juga melakukan edukasi ke masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. Selain itu, diakhir kegiatan ada aksi pilah sampah dan games seru dari kami. HPSN sendiri diperingati setiap tanggal 21 Februari. Ini merupakan partisipasi kedua dari HMTL ITB dalam kegiatan bebersih petak, yang sebelumnya pada HPSN 2016.

Matahari terik tidak menyurutkan niat kami. Aksi memungut sampah dari Stasiun Andir dengan berjalan kaki, hingga tak terasa kami sampai di Stasiun Cimindi yaitu tempat pengumpulan sampah terakhir. Di Stasiun Cimindi kami mengadakan games dan aksi pilah sampah dengan beberapa warga.


HMTL ITB GOES TO WWF BUMI PANDA Pada tanggal 12 November 2016, salah satu proker dari Deplu yaitu HMTL Goes To dilaksanakan. Tempat yang menjadi kunjungan untuk Goes To kali ini adalah Bumi Panda. Bumi Panda terletak di Jalan Geusan Ulun no 3 Bandung. Bumi Panda menjadi sarana untuk berinteraksi dengan Suporter WWF, anak-anak sekolah, dan masyarakat luas yang ingin mengenal lebih dekat dan mendukung kegiatankegiatan WWF.

yang disebut satwa payung. Hewan-hewan yang termasuk ke dalam satwa payung yaitu badak Jawa dan Sumatera, harimau Sumatera, orangutan Kalimantan dan Sumatera, gajah, penyu, hiu paus dan hiu lain.. Salah satu narasumber yaitu Kak Sani juga memaparkan tentang kampanye WWF yaitu #BeliYangBaik. Kak Sani menjelaskan mengenai pentingnya untuk membeli produkproduk yang sudah memiliki sertifikasi ramah lingkungan, dan ditunjukkan beberapa perusahaan yang sudah memiliki sertifikasi tersebut. Beli yang baik bisa dimulai dengan 3 langkah sederhana, yaitu mengenal: mencari tahu serta memahami tentang latar belakang produk sebelum mengkonsumsinya, meminta: penjual untuk menghadirkan produk yang ramah lingkungan dan berkelanjutan serta mengajak: lebih banyak orang untuk menerapkan gaya hidup hijau dalam kehidupan sehari-hari. Acara ini diawali dengan pembukaan dari Kemudian, peserta Goes To dibagi menjadi dua pengurus Bumi Panda dan dilanjutkan dengan kelompok besar. Kelompok pertama diajak pemaparan sejarah serta kegiatan WWF. berdiskusi tentang bagaimana caranya agar Pemaparan tersebut berisi sejarah WWF dari masyarakat aware akan penggunaan produk mulai terbentuk, alasan mengapa WWF yang ramah lingkungan. Metode diskusi terbentuk, hingga perubahan logo WWF dari tersebut dilakukan dengan diskusi kelompok masa ke masa. WWF Indonesia merupakan organisasi non profit yang sangat memfokuskan melalui brainstorming dan ide-ide yang sudah ada dituangkan ke dalam bentuk poster. pada konservasi hewan yang dilindungi atau


    Kelompok yang kedua diajak mengunjungi lab air dan nonton video tentang sungai yang terletak di daerah Rimbang Baling, Riau yang airnya mulai tercemar oleh limbah kelapa sawit dan pertambangan emas. Pada video ini juga dijelaskan mengenai perbedaan sebelum dan sesudah sungai tercemar, salah satunya adalah jumah tangkapan ikan. Selain itu dijelaskan juga mengenai betapa pentingnya air bersih bagi kehidupan manusia dan manusia harus dapat hidup berdampingan dengan alam. Di lab air, kami ditunjukkan hasil perbesaran mikroskop dari salah satu sampel air yang diambil dari air kolam. Dalam perbesaran mikroskop tersebut dapat terlihat berbagai spesies mikro air seperti ganggang, cacing, dan lain-lain.

Di penghujung acara, kami diajarkan cara membuat totebag yang berasal dari baju bekas oleh para volunteer dari Bumi Panda. Tutorial tersebut berisi mengenai bagaimana cara merubah baju bekas menjadi totebag hanya dengan bantuan gunting. Para peserta Goes To sudah membawa baju bekas masing-masing dan mulai berkreasi dengan menggunakan gunting. Setelah itu pada penutupan acara, kami memberi plakat sebagai tanda ucapan terima kasih dan foto bersama dengan volunteer dari Bumi Panda. Sangat banyak pelajaran berharga yang kami dapatkan dari Goes To kali ini.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.