Vol.2 n No.6 n OKTOBER 2017 - JANUARI 2018
Special Story
All About F1 Diecast
NEW RELEASE RIMS Toyota Sienta DIECAST COLLECTION Transporter Truck Diecast
THE FASTEST MODEL SCALE
HTM Rp. 40.000,-
STOM U C T S A DIEC PETITION COM
RACEITION T COMPE supported by:
1
T DIECATSO PHO EST CONT
Road to IDE 2017
P
ertama-tama kami meminta maaf sebesar-besarnya atas keterlambatan terbitnya Diecast Magazine edisi ke-2 yang disebabkan begitu banyak kesibukan di dalam tim kami. Salah satu yang cukup menyita kesibukan kami adalah persiapan menghadapi gelaran Indonesia Diecast Expo (IDE) 2017 yang akan dilangsungkan pada 28 – 29 Oktober 2017 nanti. Di ajang IDE 2017 nanti, kami telah mempersiapkan sebuah produk istimewa yang bisa dibilang menjadi salah satu milestone terbaru Majalah Diecast Indonesia (MDI). Ini merupakan salah satu usaha kami untuk terus memuaskan para kolektor diecast Tanah Air dengan informasi dan memorabilia dalam dunia diecast Indonesia. Untuk mengetahui seperti apa isi MDI Special Edition, simak salah satu artikel dalam Diecast Magazine kali ini. Meski begitu, jangan lewatkan sajian utama Diecast Magazine kali ini yang menyuguhkan tulisan mengenai diecast Formula 1. Olah raga otomotif paling terkenal di dunia ini memang menjadi salah satu fokus favorit bagi para kolektor diecast. Sejarah panjang balapan F1 yang telah berlangsung lebih dari enam dasawarsa menyuguhkan berbagai macam model Jet Darat cantik yang layak dikoleksi. Tak hanya itu, nilai sejarah model mobil F1 menjadikan nilai koleksinya semakin baik. Ambil contoh, mobil F1 McLaren MP4/4 produksi Kyosho, yang mengantarkan Aryton Senna sebagai juara dunia F1 tahun 1984, menjadi salah satu diecast F1 yang paling berharga untuk dikoleksi. Tak hanya itu, dunia F1 juga identik dengan teknologi terbaru di dunia otomotif, karenanya setiap penemuan baru yang diadaptasi F1 juga memiliki nilai tersendiri. Tak heran jika mobil balap Tyrell-Ford P34 dengan enam roda juga menjadi salah satu item paling favorit untuk dikoleksi. Selain soal F1, salah satu artikel eksklusif kami adalah tulisan tentang “The Story of King Returns�, mengenai proses pembuatan dan perjalanannya, lengkap dengan wawancara kami dengan sang desainer, Chris Stangler. Tak ketinggalan, kami juga mengulas diecast truk transporter di Indonesia yang bisa dibilang sebuah spesies baru di kalangan kolektor diecast. Terakhir, jangan lupa simak preview dari gelaran IDE 2017 yang akan menjadi ajang berkumpul tahunan para pecinta diecast di Indonesia. Sampai berjumpa di IDE 2017!
EDITOR EDITORIAL PUBLISHER PT Denis Komunika Internasional MANAGING DIRECTOR Feldani Effendy CHIEF EDITOR Feldani Effendy STAFF Handry Satriatama Wahyu Prabowo Widyo Putro Pury Aryani BUSINESS DEVELOPMENT MANAGER Budityas Bangun Basuki EDITORIAL/MARKETING OFFICE Jalan Kramat Batu Dalam No. 40 RT 006/005 Kel.Gandaria Selatan, Kec.Cilandak Jakarta Selatan - 12420 Telp. +62 21-2276 6207 Fax. +62 21-769 4839 E-mail diecastindonesiamagz@gmail.com Majalah Diecast Indonesia majalahdiecastindonesia
Dalam melaksanakan tugasnya, wartawan Diecast Indonesia dilengkapi kartu identitas dan namanya tercantum seperti di atas serta dilarang keras meminta imbalan apapun dari narasumber.
F1 Diecast: The Story of King 26 The 4 About Fastest Model Scale Returns Pencapaian yang diraih oleh para pembalap F1 menjadikan model diecast mobil balap F1 menjadi salah satu yang paling layak untuk dikoleksi.
Release: RIMS 18 Hot Toyota Sienta
Bulan Oktober ini, pabrikan RIMS meluncurkan secara resmi diecast Toyota Sienta skala 1:43 yang dijual eksklusif di Indonesia.
Perjalanan diecast dengan kisah dua pahlawan nasional Indonesia ini dimulai di Negeri Paman Sam. Seperti apa detail yang dimilikinya?
Collection: Transporter Truck 36 Diecast
Diecast bertema truk pengangkut kendaraan ini unik karena sebagian besar koleksi yang ada merupakan hasil dari modifikasi diecast truk biasa.
DIECAST MAGAZINE 3
THE FA
MODEL SC D
i dunia otomotif, khususnya motorsport, Formula 1 bisa dibilang sebagai produk kasta tertinggi. Tak heran karena sejak lebih dari enam dekade lalu mobil Jet Darat ini menjadi mobil dengan kemampuan paling hebat yang dipromosikan di seluruh dunia. Tepatnya sejak 1950, F1 selalu identik dengan kecepatan, teknologi dan tentunya gengsi bagi pabrikan mobil yang terlibat. Para pembalap juara dunia F1 sejak dulu seakan menjadi legenda, tak terkecuali mobil-mobilnya, yang menjadi kebanggaan pabrikan dan kemudian mengklaimnya sebagai mobil terbaik di dunia. Mobil-mobil juara F1 ini dikemudian hari pun menjadi legenda karena telah mencetak sejarah dalam perjalanan
4 DIECAST MAGAZINE
perkembangan teknologi otomotif. Mobil-mobil seperti Alfa Romeo 159 yang digunakan Juan Manuel Fangio saat menjadi juara dunia tahun 1951, Mercedes-Benz W196 (1954) hingga yang terkini Mercedes-Benz W05 Hybrid (2015) yang digunakan Lewis Hamilton dua tahun lalu telah menjadi sejarah bagi masing-masing pabrikan. Memorabilia yang jelas tak ternilai harganya dan tak dapat dimiliki semua orang.
F1 F1
All About Diecast
All About Diecast
ASTEST
CALE Meski begitu para pecinta F1 tak akan pernah menyerah untuk tetap dapat menikmati berbagai mobil F1 legendaris. Nyaris semua mobil-mobil F1 kini telah tersedia dalam wujud model berskala berbahan diecast. Pabrikan-pabrikan diecast berlomba-lomba membeli lisensi dari pabrikan mobil F1 untuk dapat memproduksi mobil-mobil F1 yang tak pernah usai dicintai penggemarnya. Berbagai skala diecast F1 dapat
Reputasi Formula 1 sebagai kasta tertinggi dunia otomotif menjadikan semua hal yang berhubungan dengan Jet Darat ini begitu berharga untuk dikoleksi, termasuk jajaran model diecast yang ada.
ditemui, mulai yang terkecil di kisaran 1:64 hingga 1:12 dengan detail yang menakjubkan. Di edisi kali ini, kami akan tampilkan beberapa diecast F1 yang mewakili tiap dekade dan memiliki nilai sejarah masing-masing, yang kami harapkan dapat menjadi salah satu panduan bagi Anda yang ingin mengoleksi miniatur Jet Darat ini. Handry Satriatama, Budityas Foto: Zulhafid Yusuf, Wahyu Prabowo
DIECAST MAGAZINE 5
PERIODE
1950 - 1970
2 B
Mercedes Benz W 196 (1954)
erpindah dari Alfa Romeo, pembalap legendaris Juan Michael Fangio juga meraup sukses di Tim Mercedes-Benz. Bersama pembalap legendaris lainnya, Stirling Moss, menggunakan Mercedes-Benz W196, Fangio sukses meraih gelar Juara Dunia F1 di tahun 1954 dan 1955. Versi diecast Mercedes-Benz W 196 kali ini berukuran 1:43 buatan IXO (dahulu Altaya). Selain IXO, miniatur mobil F1 buatan Mercedes-Benz untuk musim balap 1954-1955 ini juga dibuat oleh Minichamps dan Schuco. Untuk skala yang lebih besar, yakni 1:18, model yang paling terkenal adalah buatan CMC (Classic Model Cars). Hal ini tentu saja disebabkan karena detail yang ditampilkan CMC sangat mengagumkan.
6 DIECAST MAGAZINE
F1 F1
All About Diecast
All About Diecast
1 S
ALFA ROMEO 159 (1951)
ebagai salah satu pabrikan diecast yang terkenal dengan mobil-mobil klasik dengan tingkat kedetailan yang nyaris sempurna, Exoto juga menyelipkan Alfa Romeo 159 Alfretta sebagai mobil legendaris seri Formula 1. Mobil ini merupakan juara balap Formula 1 tahun 1951 di Swiss. Exoto membuat replika mobil ini dalam beberapa varian livery nomor lambung yang mewakili masing-masing pembalap dan urutan finish di berbagai sirkuit dari pertengahan hingga akhir musim balap tahun 1951. Seluruh varian berada di seri XS, yang
merupakan kasta tertinggi Exoto. Untuk menghormati tahun 1951 yang sangat identik dengan mobil ini, livery dengan nomor 22 dan 20 dibuat sebanyak 1951 buah. Melongok website resmi Exoto, livery dengan nomor lambung 22 sudah laris. Sementara livery lain dibuat tidak lebih dari 555 unit. Beberapa bahkan hanya dibuat sebanyak 51 buah. Diecast dengan livery bernomor 4 hanya dibuat 555 unit. Sang pemilik, mengaku menggelontorkan kurang lebih US$ 1.000 untuk menebus si Alfa Romeo sekitar dua tahun lalu.
DIECAST MAGAZINE 7
3 B
Ferrari 156 (1961)
agi kolektor F1 yang berkantong tebal dan menginginkan detail yang sempurna, miniatur Ferrari 156 Sharknose yang paling mendekati aslinya mungkin bisa diperoleh dengan memboyong produk buatan Exoto skala 1:18. Untuk itu, siapkan saja dana sekitar US$ 2,000. Meski begitu, bagi yang terlanjur kepincut oleh “Si hidung hiu� yang digunakan Phil Hill dsaat menjadi juara dunia tahun 1961, namun memiliki dana yang sangat-sangat terbatas, miniatur buatan IXO atau Mattel skala 1:43, bisa menjadi pilihan. Detail yang ditampilkan oleh kedua brand ini memang terbilang kurang memuaskan. Tapi harga yang ditawarkan relatif lebih masuk akal, yakni disekitar Rp. 500 ribuan.
8 DIECAST MAGAZINE
F1 F1
All About Diecast
All About Diecast
4 U
Lotus Ford 49 (1968)
ntuk urusan detail, model cars buatan Exoto rasanya belum dapat ditandingi oleh merk lain di kala 1:18. Untuk seri Exoto Collection yang harganya masih di bawah� seri XS, detail yang ditampilkan sudah sangat memukau. Ini setidaknya terlihat dari diecast Lotus Ford 49B. Mulai dari kemudi yang berfungsi, sasis berwarna chrome untuk mengesankan bahan almunium monokok, suspensi depan dan belakang yang aktif, kokpit yang detail, pola tapak asli pada ban, pemasangan kabel dan pipa saluran yang akurat, dan beberapa bagian yang disertai ukiran. Bahkan seluruh kabel disektar mesin pada replica mobil ini dibuat menyerupai aslinya. Exoto mengklaim bahwa replika ini dirakit dari 130 bagian terpisah. Ada kabar baik bagi kolektor yang memiliki diecast Lotus Ford 49B skala 1:18 buatan Exoto ini. Miniatur mobil dengan nomor 9 yang digunakan oleh Graham Hill pada Grand Prix Monaco 1968 ini sudah tidak lagi diproduksi oleh Exoto. Menurut Daffa, sang pemilik, ia membeli Lotus Ford 49 ini dengan harga tiga jutaan. Sekedar informasi, sekarang Exoto membandrol si Lotus bernomor 9 ini senilai US $ 995.00, itu pun belum termasuk ongkos kirim, itu pun sudah diberi label retired !
DIECAST MAGAZINE 9
PERIODE
1970 - 1990
1
Tyrrell Ford P 34 (1976)
Exoto skala 1:18 kembali mewakili jajaran diecast Formula 1 untuk mobil Tyrrell P 34. Mobil ini memiliki kolom tersendiri dalam sejarah Formula 1, tak lain karena TyrrellFord Project 34 sempat mengguncang jagat F1 dengan tampilan paling radikal karena menggunakan enam buah ban. Tim balap The March Engineering, Scuderria Ferrari dan Williams sempat melakukan eksperimen dengan ikut-ikutan membangun six wheeler F1, namun mobil-mobil tersebut menempatkan empat ban di bagian belakang sehingga berbeda dengan mobil dari Elf Tyrrell Team ini yang memilik empat ban di depan dan dua lainnya di belakang.
10 DIECAST MAGAZINE
Detail yang ditampilkan pada diecast buatan Exoto ini sudah tentu tidak perlu diragukan lagi. Memandangi diecast ini dari segala sudut menjadi rekreasi yang menyenangkan bagi mata. Terlalu banyak detail yang bisa dikagumi. Mulai dari mesin OHV Ford, dimana seluruh kabel dan pipa dapat dilihat, hingga ke bagian bawah tempat unit starter, pendingin fluida, pemasangan pipa dan label dengan sangat baik, hingga ke bagian tubuh yang menggunakan cat bukan decals. Kecuali mobil sungguhan, inilah Ford P34 terbaik yang pernah ada. Ini adalah keajaiban dalam detail diecast modern dan sepotong sejarah yang dapat digenggam.
F1 F1
All About Diecast
All About Diecast
2
Williams FW11 (1987)
Mobil balap Williams FW11 bermesin Honda ini mengantarkan Nelson Piquet untuk menjadi juara dunia F1 tahun 1987. Berpartner dengan Nigel Mansell, FW11 sukses meraih 18 kemenangan dari 32 kali pertarungannya di atas sirkuit. Mobil Williams Honda FW11B yang bertarung di GP Inggris hingga Jepang dibuat oleh Minichamps dalam skala 1:18 dengan detail yang cukup lumayan. Selain skala 1:18, Minichamps juga
membuat mobil ini dalam skala 1:43. Baik skala 1:18 maupun 1:43 miniatur mobil ini dilengkapi dengan sang figur pembalap Nigell Mansell yang berada pada kokpit pengemudi, lengkap dengan helm balapnya. Minichamps membuat beberapa livery untuk mobil FW 11 yang dikendarai Nigell. Skala 1:18 harga pasaran saat ini antara Rp. 3- 4 juta. Sementara untuk 1:43 berkisar antara Rp. 500 ribu – 1 juta.
DIECAST MAGAZINE 11
3 M
McLaren MP 4/4 (1988)
obil McLaren MP 4/4 adalah mobil legendaris yang dikemudikan Ayrton Senna saat menjadi juara dunia F1 di tahun 1988. Miniaturnya yang paling banyak ditemukan adalah buatan Minichamps dengan rentang skala 1:43 hingga 1:12. Selain diecast, Minichamps juga membuat miniatur mobil ini dengan bahan resin. Selain Minichamps, diecast MP 4/4 juga dibuat oleh beberapa pabrikan diecast seperti IXO (Altaya) , De
12 DIECAST MAGAZINE
Agostini dan Kyosho. Dengan harga saat ini yang sekitar Rp. 2 jutaan, detail yang ditampilkan pada MP 4/4 skala 1:18 buatan Minichamps cukup baik. Hal ini setidaknya nampak dari kemudi yang dapat berfungsi menggerakkan ban depan. Namun diecast McLaren MP 4/4 dengan detail maksimal nampaknya ada pada seri buatan Kyosho DeAgostini Assembled pada skala 1:12. Maklum, harganya berkali kali lipat dibandingkan Minichamps 1:18.
F1 F1
All About Diecast
All About Diecast
PERIODE
1990 - 2010
1
Ferrari F2004 (2004)
Untuk mobil F1 dari tim Scuderia Ferrari, diecast buatan Mattel skala 1:18 ini mungkin yang paling populer dan paling mudah ditemui. Tentu saja karena Mattel menjadi salah satu pemegang lisensi pembuatan miniatur dan diecast mobilmobil Ferrari sebelum diputus tahun 2015. Ferrari F2004 adalah salah satu mobil F1 paling dominan dalam sebuah musim balap dan sukses membawa Michael Schumacher merebut gelar juara dunia ke-7. Detail yang ditampilkan Mattel pada seri Hot Wheels Racing dan Hot Wheels Elite ini cukup memanjakan mata dan layak dijadikan koleksi. Selain ukuran 1:18, Mattel juga membuat seri Hot Wheels Racing Ferrari F 2004 pada skala 1:43. Miniatur mobil ini cukup banyak diburu kolektor diecast, terutama penggila F1. Siapkan saja dana Rp. 500 ribu – 1 juta untuk skala 1:43, dan dua jutaan untuk skala 1:18
DIECAST MAGAZINE 13
2 M
Renault R26 (2006)
obil F1 Renault R26 sukses mengantarkan Fernando Alonso merebut gelar juara dunia ke-2 kalinya secara berturutturut. Di ajang F1 sasis R26-03 yang digunakan oleh Alonso dikenal akan daya tahannya karena digunakan terus sepanjang musim 2006 tanpa diganti. Diecast mobil R26 dari tim Renault F1 banyak ditemukan dipasaran pada skala 1:43. Umumnya, diecast tersebut bermerk Minichamps. Namun, pada skala 1:18, miniatur mobil ini dibuat hanya oleh Mattel sebagai salah satu seri Hot Wheels Racing. Soal detail, bila diperhatikan dengan cermat, masih dapat ditemukan beberapa kekurangan, terutama di bagian-bagian kecil seperti dashboard, suspensi, dan kaca spion. Meski demikian, Diecast buatan Mattel ini dilengkapi dengan sang pembalap, lengkap dengan helmnya. Harga diecast buatan China saat ini berada di kisaran Rp. 1-2 juta.
14 DIECAST MAGAZINE
F1 F1
All About Diecast
All About Diecast
3 B
Brawn British GP 001 (2009)
rawn GP sukses mencetak sejarah dalam ajang balap F1 modern. Menjadi tim debutan di tahun 2009, mobil balap Brawn BGP 001 bermesin Mercedes-Benz yang digunakan Jenson Button dan Rubens Barichello sukses meraih posisi ke-1 dan 2 dalam debut balapnya. Tak hanya itu, di tahun 2009 ini pula Brawn GP sukses mengantarkan Jenson Button menjadi juara dunia sekaligus merebut gelar juara dunia konstruktor F1. Model diecast Brawn British GP 001 ini dibuat oleh Minichamps dengan skala 1:43 meskipun pabrikan yang sama juga memproduksi model berskala 1:18. Harga diecast berukuran 1:43 ini saat ini berada dikisaran Rp. 1 jutaan.
DIECAST MAGAZINE 15
PERIODE
2010 - 2017
1 R
Red Bull RB 9 (2013)
ed Bull RB9 menjadi mobil F1 tim Infiniti Red Bull Racing yang sukses mengantarkan Sebastian Vettel meraih gelar juara dunia ke-4 berturut-turut. Mobil ini juga menjadi mobil juara F1 terakhir yang mengusung mesin V8 di era balap F1 modern sebelum berganti menjadi mesin turbo. Diecast mobil tim Red Bull ini buatan Minichamps skala 1:18. Namun selain Minichamps, Burago juga membuat miniatur mobil ini. Detail miniatur ini setidaknya hanya terdapat pada bagian kokpit dan ban, plus sang pembalap. Namun demikian, secara tampilan, diecast ini cukup mengesankan.
16 DIECAST MAGAZINE
F1 F1
All About Diecast
All About Diecast
2 M
Manor MRT 05 (2016)
obil Tim Manor Racing MRT 05 ini memang tidak memiliki prestasi. Namun, mobil ini memiliki catatan tersendiri, terutama buat masyarakat Indonesia. Ini karena mobil ini pernah dikendarai oleh pembalap F1 satu-satunya asal Indonesia, Rio Haryanto. Model yang dirilis Spark adalah edisi GP Australia 2016 atau saat debut GP pertama Rio. Perlu diketahui bahwa banyak bentuk komponen mobil F1 dapat berubah di tiap ronde (bahkan di tiap sesi). Oleh karena itu, bila dibandingkan versi miniatur dengan versi asli di Sirkuit Albert Park, terdapat beberapa perbedaan. Mulai dari bagian depan, bentuk sayap depan MRT05 di ronde pertama memiliki satu elemen utama (main plane) ditambah empat bilah flap di atasnya di mana bilah keempat juga memiliki tambahan dua flap di sisi luar - semuanya ditiru Spark dengan cukup mendetail meski ada slot gap yang absen. Harga mobil ini cukup terjangkau, yakni sekitar Rp. 500 ribuan.
DIECAST MAGAZINE 17
Detail Istimewa Toyota Sienta RIMS kembali memproduksi model produk mobil keluarga yang beredar di Indonesia dengan Toyota Sienta.
B
eberapa tahun yang lalu, tak mudah untuk mencari model diecast untuk mobil-mobil yang diproduksi di dalam negeri, seperti misalnya Toyota Avanza, Toyota Kijang Innova atau Toyota Yaris, terutama di skala 1:43. Hingga akhirnya, RIMS, produsen diecast asal China memperkenalkan produk-produk tersebut di Indonesia. Awalnya, banyak beredar info jika pabrikan ini memproduksi diecastdiecast tersebut atas permintaan Toyota Indonesia, karena memang yang diproduksi adalah model-model
18 DIECAST MAGAZINE
mobil Toyota, apalagi beberapa model di antaranya juga dijual secara resmi (dealer box) di dealer-dealer Toyota di Indonesia. Meski begitu, ternyata di pasaran, pihak RIMS juga menjual diecast ini dengan mereknya sendiri, meskipun produknya serupa. Saat ini merek RIMS menjadi salah satu buruan para kolektor yang mengumpulkan diecast khususnya untuk mobil-mobil yang beredar di Indonesia dalam skala 1:43. Yang terbaru, dalam waktu dekat ini RIMS akan memperkenalkan model Toyota Sienta yang telah diluncurkan Toyota Indonesia setahun lalu. Diecast ini bisa jadi merupakan salah satu model diecast yang banyak ditunggu oleh para kolektor diecast atau bahkan para pemilik kendaraan berukuran aslinya. Dari informasi yang kami
HOT RELEASE | RIMS Toyota Sienta
Bagi Anda para pecinta atau kolektor diecast Toyota atau mobil-mobil yang beredar di Indonesia, atau bahkan pemilik Toyota Sienta, sepertinya produk ini harus dimasukan dalam daftar buruan Anda. Produk ini akan segera beredar dalam waktu dekat dan di bandrol dengan harga Rp 580 ribu. Di Jakarta, Anda dapat memperolehnya di Toko Automodels di Senayan City Mall.
Foto: Automodels
dapatkan, diecast Toyota Sienta ini akan dirilis dengan tiga varian warna, yaitu putih, orange dan coklat. Ketiga warna tersebut sesuai dengan warna yang tersedia untuk mobil aslinya yang beredar di Indonesia. Selain itu, sebagaimana produk-produk RIMS lainnya, secara detail produk ini juga bisa dibilang begitu identik dengan mobil aslinya. Lihat saja di bagian kaca depan yang dilengkapi dua buah wiper serta lampu depan yang terbuat dari mika plastik. Kaca spion samping juga tampak mirip dengan mobil aslinya ditambah lagi dengan detail gagang pintu. Sementara di bagian belakang
juga terdapat sebuah wiper dan juga bagian lampu belakang yang dilapisi dengan mika plastik sehingga terlihat mirip dengan mobil aslinya. Secara keseluruhan, diecast ini memiliki bodi yang terbuat dari metal, base dan bagian kaca-kaca yang terbuat dari plastik serta ban karet dengan model velg yang mirip dengan Toyota Sienta yang beredar di Indonesia. Packagingnya sama seperti pada diecast-diecast dengan skala 1:43 pada umumnya. Dengan base plate plastik berwarna hitam serta cover penutup akrilik bening yang memudahkan Anda untuk memajangnya.
DIECAST MAGAZINE 19
C
astline Inc, perusahaan pemilik brand M2 Machine ini pada akhir tahun 2016 mengejutkan dunia diecast dengan rencana merilis edisi M2 Machines Auto Japan. Sebelumnya M2 Machines lebih dominan memproduksi diecastdiecast dengan model muscle car ala Amerika. Alhasil, para pengemarnya pun berkomentar bahwa merek ini tampaknya mulai mengikuti pasar dengan memproduksi diecast bermodel Japan Domestic Market (JDM) seperti banyak yang diproduksi oleh merek diecast lainnya di skala 1:64. Memang tak bisa dipungkiri jika pasar diecast JDM saat ini tengah banyak diburu kolektor diecast dan diyakini bahwa nilainya akan terus melonjak. Di
Chasing
Indonesia, diecast M2 Machine memang belum masuk secara resmi, meski begitu, produk ini bisa didapatkan melalui beberapa importir umum diecast terkemuka di beberapa kota di Tanah Air. Produk M2 Machines Auto Japan ini terdiri dari sembilan model mobil dalam satu serinya. Terdiri dari enam diecast reguler yang terdiri dari tiga jenis mobil dengan masing-masing dua varian, serta dua buah Chase Car dan satu buah Super Chase Car yang menjadi produk ‘harta karun’ dari M2 Machines. Dua model pertama adalah 1969 Nissan Bluebird 1600 SSS dengan dua varian warna dasar yaitu merah dan kuning muda.
si American Muscle Tradisi memproduk Machines dengan Car diselingkuhi M2 o Japan yang ri meluncurkan seri Aut oduk-produk JDM da pr n ta re de n ka ar menaw Nissan Datsun.
t e k r a M The JDM 1971 Nissan Skyline GT-R
20 DIECAST MAGAZINE
M2 Machines “Auto Japan”
1969 Nissan Bluebird 1600 SSS
1970 Nissan Fairlady Z Z432
g.com la.wsim
1969 Nissan Bluebird 1600 SSS merah terlihat lebih ramai tamponya bila dibandingkan dengan yang berwarna kuning muda. Terdapat tampo angka 12 dibagian samping bodi serta beberapa tulisan lainnya di bagian depan untuk model berwarna merah, sedangkan model berwarna kuning muda terlihat polos dan hanya memiliki satu tampo tulisan pada bagian depan bodi. Velg keduanya juga berbeda. Selanjutnya adalah model 1970 Nissan Fairlady Z Z432 yang memiliki dua varian warna yaitu Hijau Tua dan Kuning. Secara keseluruhan dua item ini tidak terlalu berbeda hanya bagian ban saja yang membedakannya dimana untuk model berwarna Hijau Tua memiliki tampo pada bannya sedang model kuning tidak mendapatkannya. Model terakhir seri reguler adalah varian yang diprediksi akan menjadi model yang paling digemari dan diburu oleh para kolektor yaitu 1971 Nissan Skyline GT-R. Terdapat dua varian yang masing-masing berwarna Kuning Tua serta Abu-Abu. Varian Kuning Tua, seperti dua model sebelumnya yang juga berwarna kuning, tidak mendapatkan banyak corak atau tampo pada bagian bodinya. Sedangkan model berwarna abu-abu memiliki perpaduan warna biru muda dan putih pada bagian bodinya. Secara keseluruhan enam varian reguler di seri ini memiliki detail yang kurang lebih sama baiknya. Seluruhnya menggunakan ban karet berwarna hitam, kaca yang terbuat dari plastik bening serta bodi yang terbuat dari metal dan interior bagian dalam berwarna hitam yang terbuat dari plastik. Detail yang cukup menarik adalah adanya kaca spion model tanduk serta kap mesin depan yang seluruhnya dapat dibuka serta memperlihatkan bagian dalam mesin yang cukup
g.com la.wsim
ebu www.n
1969 Nissan Bluebird 1600 SSS
detail dan menjadikannya lebih menarik. Sedangkan model Chase Car pada seri ini diambil dari varian 1979 Nissan Fairlady Z Z432 dengan warna Hijau Tua sama seperti warna seri regulernya. Yang membedakan adalah tampo pada bagian bodi serta ban yang digunakan berwarna merah. Item ini hanya diproduksi sebanyak 750 pcs saja. Chase Car selanjutnya yang juga hanya diproduksi sebanyak 750pcs saja diseluruh dunia adalah 1969 Nissan Bluebird 1600 SSS. Dengan warna dasar kuning sama seperti seri regulernya, hanya saja pada bagian list kaca Chase Car 1969 Nissan Bkuebird 1600 SSS ini berwarna hitam dan ban berwarna merah. Varian terakhir dari seri ini adalah Super Chase Car 1971 Nissan Skyline GT-R dengan warna abu-abu, memiliki tampo tulisan Jepang di bagian samping bodinya serta ban berwarna merah. Interiornya juga berbeda karena pada versi Super Chase Car ini berwarna merah. Super Chase Car 1971 Nissan Skyline GT-R ini hanya buat sebanyak 250 pcs saja di seluruh dunia.WP
DIECAST MAGAZINE 21
Foto: http://nebula.wsimg.com
ebu
www.n
Matchbox 2018:
Layak Dinanti! Jajaran produk lansiran Matchbox 2018 menampilkan lebih banyak model berlisensi. Penggemar Honda kembali dimanjakan dengan kehadiran Civic Hatchback, ditambah beberapa model kini kembali menampilkan pintu yang bisa dibuka.
B
ulan Juli 2017 lalu, sebuah video yang ditayangkan oleh situs Lamley Group seakan membuka tabir akan kehadiran line up model-model diecast lansiran Matchbox di tahun 2018 mendatang. Direkam saat berlangsungnya Matchbox Gathering Convention di Albuquerque, Amerika Serikat, pihak Matchbox menunjukkan model-model terbaru yang akan diperkenalkan oleh mereka tahun depan, termasuk 46 model berlisensi baru yang menjadi sebuah kejutan menyenangkan bagi para kolektor diecast. Line up Matchbox tak bisa lepas dari jajaran seri Original. Di jajaran model 2018 Matchbox menampilkan antara lain Arctic Thunder, Rescue Tank, Off-Road Trailer, Tow King: Sliding Flatbed serta Military Troop Truck. Yang paling menarik, tahun
22 DIECAST MAGAZINE
COMING SOON | Matchbox 2018 New Models
Foto: Lamley Group
ING M CO ON SO
2018 Matchbox jelas-jelas menyebutkan bahwa mereka memperbanyak model-model berlisensi dari berbagai pabrikan mobil. Model-model tersebut antara lain hadir dari mobil-mobil klasik, seperti: Jeep Grand Wagoneer, Ford Fairlane Wagon 1964, Diamond T Pickup 1948, Jaguar XK140 Roadster, Plymouth 1933 dan MGB GT. Untuk penggemar bus dan truk hadir Scania Firetruck, GM Scenicruiser, MAN TGS Dump Truk, Volvo Fire Engine FL6H dan alat angkut NASA Space Chariot. Pickup gagah khas Matchbox juga diperkenalkan melalui Chevrolet Colorado Extreme Concept dan Ford F-350 Superduty Skyjacker. Penggemar otomotif di Indonesia juga dapat menemukan beberapa model yang skala 1:1 juga dijual di Tanah Air, antara lain: BMW i8, Mazda CX-5, Mercedes-Benz GLE Coupe dan salah satu model paling banyak dicari saat ini, Honda Civic Hatchback 2017. Selain itu, masih ada sebuah model sepeda motor yaitu Yamaha Bolt Scrambler. Salah satu hal lain yang menarik, beberapa model yang akan tampil ini kembali menyuguhkan kemampuan untuk dapat dibuka pintu atau kap mesinnya. Yang sudah dapat dipastikan adalah model BMW i8 yang dapat dibuka pintunya serta Chevrolet Corvette yang menyuguhkan kap mesin yang dapat dibuka. Berikut ini adalah lengkap daftar model beriisensi yang akan diperkenalkan Matchbox tahun depan:
2018 Basic Range New Models: n n n n n n n n n n n n n n n n n n n n n
Skyjacker Ford F350 Superduty 2017 Honda Civic Hatchback 1933 Plymouth Sedan 2016 Chevy Colorado Extreme 2016 Yamaha Bolt Scrambler 2015 Mercedes-Benz GLE Coupe Jeep Wagoneer 1948 Diamond T Pickup 2016 Cadillac Escalade Scania Firetruck 2015 Mazda CX-5 GMC Scenicruiser Bus 1964 Ford Fairlane Wagon Man TGS Dump Truck NASA Space Chariot 2018 Nissan Leaf 1954 XK140 Jaguar Roadster Modec Delivery Truck 2015 BMW i8 (basic & premium) 1967 MGB GT Volvo Fire Engine FL6H
2018 Non-Basic Range New Models: n n n n
1933 Ford Coupe (5-pack) Jeep Rubicon 4-door (Color Changers) 1947 Chevy Truck (GM 100th Anniversary Series) 2014 Mercedes-Benz G550 G-Wagon (Mercedes-Benz)
2018 Fall Basics Plus: n n n n n n n n n n n n n n n n n
VW Type 3 Fastback Mercedes-Benz 220SE Nissan Xterra Pontiac Grand Prix 2016 Chevy Camaro Hardtop Ford Crown Victoria Police/Taxi Jeep Willies Station Wagon Tesla Model X ’63 Chevy Camper BMW i8 VW 23-Window Microbus Nissan 300ZX Renault Trezer Concept Chevy Gasser 80’s Buick Convertible 2018 GMC Sierra ’71 Ford Torino Funny Car
2018 Premium Plus: n n n n
Range Rover 2004 Honda S2000 2014 Corvette Stingray Dodge Charger Funny Car
DIECAST MAGAZINE 23
s t a D r e h Anot
t n u H o t p Datsun Bluebird 510 Antusiasme kolektor Tanah Air terhada astikannya model akan semakin membuncah dengan dip eels Convention tersebut sebagai salah satu mobil Hot Wh Excluisve tahun ini.
T
G N I M CO ON SO
ahun lalu, kami membawa oleh-oleh lima model mobil Hot Wheels Convention Excluisve dari Los Angeles, Amerika Serikat. Dan tahun ini, kami mendapatkan kesempatan yang sama untuk kembali hadir di HW Convention 2018. Lalu, model apa saja yang akan menjadi mobil istimewa bagi para kolektor HW dari seluruh dunia yang datang ke sana? Dan hanya selisih beberapa hari setelah Matchbox mengumumkan model-model 2018-nya, di facebook penyelenggara HW Convention, LA, ditampilkan tiga model pertama yang dijanjikan bagi mereka yang akan hadir ke Los Angeles pada awal Oktober 2017 ini. Convention Exclusive, sesuai namanya, model-model yang ditawarkan ini memang eksklusif sekali. Tak cuma hanya karena tersedia di gelaran tersebut, namun juga karena jumlahnya terbatas. Tahun ini, sudah ada tiga model mobil yang dipastikan akan menjadi HW Convention Exclusive. Yang pertama (#1) adalah Volkswagen (VW) Drag Bus berwarna merah muda dengan ban redline yang diproduksi terbatas hanya 2.800 unit. Model
24 DIECAST MAGAZINE
Foto: Lamley Group
sun
COMING SOON | Hot Wheels LA Convention Car
kedua (#2) bisa jadi merupakan model yang paling banyak dicari di Indonesia, yaitu Datsun Bluebird 510. Berdasar warna putih dengan sentuhan warna orange pada bagian sisi dan dua garis menerus dari kap mesin, atap hingga ke bagasi, di kedua pintunya terdapat angka “31” yang menunjukkan “31st Collector Convention Annual”. Model 510 ini juga istimewa karena menjadi model kedua setelah 510 RLC (Red Line Club) yang kap mesinnya dapat dibuka. Dengan ban karet model belimbing dengan tampo “GoodYear Eagle”, model ini hanya diproduksi sebanyak 3.000 unit. Model ketiga (#3), seakan meneruskan model serupa tahun lalu adalah model truk Custom Convoy berwarna hitam. Dengan ban redline, model ini hanya diproduksi sebanyak 2.800 buah. Sebenarnya, masih ada
satu lagi model Convention Exclusive yaitu model keempat (#4) yang sesuai tradisi baru akan diperkenalkan jika Anda hadir di sana! Ya model ini akan tetap menjadi misteri hingga saatnya Anda datang di Convention Finale pada hari Sabtu sore tanggal 7 Oktober 2017. Dengan hanya tersedia 1.400 unit, mobil ini bahkan tidak akan dijual di luar dari acara ini, sehingga akan sangat berharga. Selain keempat seri Convention Exclusive tersebut, di ajang ini masih aka nada beberapa model terbatas yang layak untuk dikoleksi, antara lain Dinner Car dan RLC model. Seperti apa model-model lainnya? Nantikan edisi kami selanjutnya, karena kami akan hadir di sana!
DIECAST MAGAZINE 25
Limited “Indonesian
Diecast” Edition
Legenda kepahlawanan raja-raja Nusantara diabadikan dalam model diecast custom istimewa yang diproduksi terbatas oleh seniman diecast kenamaan asal Negeri Paman Sam.
B
agi seorang kolektor diecast sejati, mengoleksi line-up regular yang diproduksi oleh sebuah pabrikan diecast terkadang tidak pernah cukup. Bahkan varian yang dilabeli Special Edition atau Limited Edition sekalipun, bukan hal yang sulit bagi para kolektor kelas kakap. Hal inilah yang menjadikan banyak para “seniman” diecast di dunia menciptakan kembali karyakarya diecast spesial versi mereka. Salah satu seniman tersebut adalah Chris Stangler asal Amerika Serikat.
26 DIECAST MAGAZINE
Modifikator atau kerap disebut sebagai customizer di dunia diecast ini adalah salah seorang seniman yang sangat dikenal di kolektor diecast dunia, terutama para pecinta Hot Wheels. Karya-karyanya seperti Blood Batch, Breast Cancer Awareness dan Guitar
Hero, banyak dicari oleh para kolektor Hot Wheels dunia. Yang menarik, salah satu karya terbaru dari Chris Stangler sangatlah bernuansa Indonesia, yaitu The King Returns. Model diecast ini lahir setelah bertemunya salah seorang diecaster
FEATURE | THE KING RETURNS wajah harimau yang dalam beberapa mitos disebutkan bahwa di saat akhir hidupnya Sang Raja menjelma menjadi harimau. Di bagian atap juga terdapat angka tahun masa kehidupan Prabu Siliwangi: 1482 – 1521 Yang menarik, dan menjadi salah satu ciri khas karya Chris Stangler ini adalah tidak ditempatkannya model diecast tersebut dalam bubble yang menempel di kartu blister. Jadi mobil diecast, bubble, dan kartu blister semua dalam keadaan terpisah, hanya disatukan oleh plastik protector. Hal ini menjadikan sang pemilik dapat menimang diecast tersebut dalam kondisi loose tanpa harus kehilangan value yang dimilikinya.
“The King Returns diharap dapat mengingatkan masa-masa kejaya an Indonesia di tempo dulu” yang menunjukkan tahun kehidupan Sultan Hasanuddin. Di kedua sisi mobil yang didominasi warna perak ini juga digambar siluet kapal pinisi sebagai lambang kejayaan Sang Raja ini di lautan. Sementara untuk diecast bertema Prabu Siliwangi, Chris Stangler membalut kedua model diecast dengan warna coklat yang bercorak hitam ala loreng harimau. Sosok legendaris masyarakat Jawa Barat ini juga ditampilkan di bagian atap mobil dengan berpakaian khas raja tradisional, ditambah dengan gambar
Satu hal lagi yang istimewa dari The King Returns ini adalah setiap mobil yang diproduksi mendapatkan sertifikat penanda keaslian yang ditandatangani langsung oleh Chris Stangler. “Saya berharap dengan menampilkan project ini sedikit banyak bisa memberikan atau paling tidak mengingatkan masamasa kejayaan Indonesia tempo dulu dan memberikan semangat kembali kepada seluruh masyarakat Indonesia, minimal di kalangan komunitas diecast di Indonesia”, tutupnya. BB
Foto: Tim MDI
Indonesia dengan sang customizer, yang karyanya memang kerap menjadi bagian dari koleksinya. Di pertemuan tersebut, keduanya membahas mengenai dunia diecast dan betapa besarnya komunitas pecinta diecast di Indonesia. Hal ini menimbulkan ide untuk membuat sebuah project diecast custom limited edition dengan tema Nusantara yang kuat. “Indonesia terkenal ratusan tahun lalu dipimpin oleh banyak raja. Pada masamasa itu, bangsa ini cukup disegani oleh bangsa-bangsa tetangganya karena kebesaran dan kewibawaan para raja tersebut,” ujar sang diecaster. Dengan latar belakang itulah kemudian terlahir diecast The King Returns ini. The King Returns terdiri dari dua buah model diecast berbasis Hot Wheels yaitu VW Drag Bus dan Datsun 510 Bluebird Wagon yang merupakan dua model populer di Indonesia. Masing-masing mobil mendapatkan dua tema The King Returns yaitu Sultan Hasanuddin dan Prabu Siliwangi. Dari total 100 unit yang dibuat oleh Chris Stangler, masing-masing mobil dibuat 25 unit untuk setiap temanya. Dan untuk memperkuat nilai Limited Edition, setiap mobil diberi nomor individual dari 1 hingga 25. Untuk tema Sultan Hasanuddin, Chris Stangler menampilkan sosok Raja dari Indonesia Timur ini dengan pakaian tradisional daerah Sulawesi berwarna merah yang ditempatkan di bagian atap kedua mobil. Masih di bagian atap juga terdapat angka tahun 1631 – 1670
DIECAST MAGAZINE 27
Perjalanan
Menjemput
Sang Raja Dua diecast khas Nusantara hasil karya seniman Negeri Paman Sam ini kami jemput langsung di negara asalnya. Berikut kisah perjalanan kami menjumpai Sang Raja.
28 DIECAST MAGAZINE
A
khir bulan Februari 2017 lalu, Diecast Magazine mendapat kesempatan turut serta menjemput langsung The King Returns karya Chris Stangler ke negeri Paman Sam. Perjalanan sejauh 15.000 km yang memakan waktu sekitar 20 jam menuju New York City (NYC) terasa bersemangat karena rasa penasaran melihat langsung hasil karya Chris Stangler tersebut. Sebelumnya kami hanya melihat proses pembuatan proyek tersebut dari foto-foto yang dikirimkan Sayangnya kami tak dapat langsung menemui Chris Stangler untuk menjemput Sang Raja. Kami hanya menunggu paket yang Ia kirimkan ke NYC dari kediamannya di Minnesota. Maka hanya mengatur waktu melalui pesan singkat di FB agar setiba kami di NYC, paket dari Minnesota tersebut bisa tiba tepat waktu. Waktu pengiriman paket melalui jalan darat dari Minnesota ke NYC yang memakan waktu sekitar 4 hari membuat kami perlu menunggu selama beberapa hari di NYC. Tak ayal, hal ini membuat kami memanfaatkan waktu untuk berburu diecast di toko-toko mainan terkemuka di NYC seperti Toys’ R Us, Kmart dan Red Caboose. Saat hari datangnya paket tiba, kami langsung berangkat menuju alamat yang dimaksud untuk menjemput paket The King Returns. Kurang dari 1 jam kami sudah berada di daerah Bayside, tempat paket tersebut datang. Tampak kotak yang lumayan besar memuat total 100 diecast berikut dengan card, bubble, protector dan poster yang sudah ditandatangani oleh Chris. Setelah serah terima, kami membawa paket tersebut ke apartemen kami di daerah Flushing dengan menggunakan Uber.
Foto: Tim MDI
FEATURE | BEHIND THE SCENE
Deretan diecast “Sang Raja� hasil karya Chirs Stangler siap untuk dibawa ke Nusantara sebagai salah satu koleksi terbatas bagi kolektor Tanah Air
Tiba di apartemen, paket langsung kami bongkar untuk melihat kondisi isinya, terutama empat model diecast hasil custom Chris Stangler. Syukurlah, ke-50 unit VW Drag Bus bertema Prabu Siliwangi dan Sultan Hasanuddin serta 50 unit Datsun 510 Wagon yang juga bertema Prabu Siliwangi dan Sultan Hasanuddin dalam kondisi baik. Keseluruhan paket bisa dibilang dalam kondisi sempurna walaupun terdapat dua mobil Drag Bus Prabu Siliwangi bernomor #3 dan #13 yang mengalami sedikit masalah pada base-nya. “Bukan hal yang besar, kita ganti saja base-nya nanti di Jakarta,� ujar sang pemilik proyek The King Returns ini. Kesempatan kali ini juga kami pergunakan untuk mengabadikan The King Returns dengan latar belakang landmark NYC yang terkenal di Times Square. Sudutsudut dan latar belakang yang menarik dengan balutan lampu-lampu LED membuat tampilan keempat mobil tersebut menjadi mempesona. Pekerjaan rumah selanjutnya adalah bagaimana caranya membawa terbang ke-100 unit paket mobil-
mobilan tersebut kembali ke Jakarta. Hal yang memang perlu dipikirkan mengingat kami kita tidak ingin mendapatkan masalah dengan otoritas yang berwenang karena kami membawa benda logam dengan jumlah yang cukup banyak. Setelah mendapatkan informasi, kami memutuskan untuk memisahkan unit-unit diecast tersebut menjadi dua. Karena kami pergi berdua, maka masing-masing membawa 50 paket diecast, yang masih dibagi lagi menjadi 25 buah masuk ke bagasi pesawat dan 25 buah sisanya dijinjing alias hand carry. Alhamdulillah, saat kami kami harus meninggalkan Amerika Serikat, tidak ada gangguan berarti dalam proses check-in di bandara. Yang menarik, ternyata barang bawaan yang kami letakkan di bagasi tidak luput dari pemeriksaan petugas di Bandara John F Kennedy, di NYC. Tas kami sempat digeledah dan diperiksa isinya meskipun akhirnya tak ada satupun yang ditahan. Secarik surat diberikan oleh petugas bandara yang menyatakan bahwa bagasi kami sudah diperiksa demi menjaga keselamatan seluruh penumpang. FE
DIECAST MAGAZINE 29
More Than
Just an Art Di Indonesia, custom diecast karyanya banyak dilirik diecaster tanah air. Ciri khas karyanya yang detil membuat banyak pecinta diecast di Indonesia tergoda untuk meminang karya buatan pria penyuka Chevy Camaro ini.
30 DIECAST MAGAZINE
Customizer
C
hris Stangler, customizer asal Minnesota, Amerika Serikat ini adalah sosok di balik Hot Wheels Datsun 510 Wagon and VW Drag Bus versi The King Returns yang beberapa waktu lalu mendarat di Indonesia. Saat kami mewawancarainya, Chris menceritakan bagaimana akhirnya ia bisa ‘tercebur’ di dunia custom diecast profesional. Pria kelahiran hampir setengah abad silam mulai tertarik dengan dunia custom diecast pada saat ia menghadiri acara Hot Wheels Collectors di Minnesota beberapa tahun silam. Pada kesempatan tersebut, perhatiannya seolah ‘tersihir’ oleh beberapa customized diecast yang dipajang di salah satu booth peserta kala itu. “Saya melihat customized diecast berwarna-warni. Ada juga yang dibalut dengan warna metalik. Sangat mencuri perhatian saya,” beber Chris. Chris yang memang penggila Hot Wheels ini pun mulai menjajal keahliannya membuat diecast custom, walaupun ia tak mempunyai latar belakang pendidikan seni visual. “Pengalaman hidup adalah pendidikan terhebat yang bisa saya andalkan untuk produk diecast saya. Pengalaman dunia nyata dan kehidupan memungkinkan saya membuat desain yang benar-benar sesuai untuk klien saya,” kata Chris. Namun sayang, Chris tidak bisa menyelami lebih jauh kegiatan custom yang telah dimulainya saat itu, karena terbentur oleh pekerjaan yang menjadi kewajiban utamanya. Selang beberapa tahun kemudian, momen dimana anak-anaknya tumbuh remaja, Chris harus berhadapan dengan kenyataan pahit karena kepergian istrinya, setelah bergelut melawan kanker. “Saya perlu menemukan sesuatu untuk menyibukkan pikiran. Saya mencari tahu bagaimana cara meng-custom di acara diecast convention, membawa serta keluarga saya ke acara tersebut. Banyak orang luar biasa disana. Dari sini lah kemudian saya tahu bahwa custom diecast akan menjadi masa depan saya,” cerita Chris. Kini, Chris menjadikan kegiatan meng-custom diecast sebagai rutinitasnya. Ia mengatakan, bagian terbaik menjadi seorang customizer adalah ketika ia bisa menterjemahkan keinginan kliennya ke dalam sebuah customized diecast. “Saya senang bisa mengenal klien saya, mendengar permintaan khusus dan membantu mereka merancang bagian yang mereka bayangkan
Biasanya, Chris Stangler menampilkan diecast custom dengan tematema tertentu
dalam pikiran mereka,” cetusnya. Ketika ditanya ihwal dunia Foto : Dok custom diecast di Indonesia, Chris .Prib adi bilang, Indonesia memiliki tradisi, kepercayaan, nilai, dan adat istiadat yang kental dalam budaya masyarakatnya. Customized diecast di Indonesia, menurutnya, adalah ungkapan artistik karya seniman diecast Indonesia. “Custom diecast dapat menjadi sarana, cara atau bahkan tradisi baru dunia seni di Indonesia,” tutup Chris, yang menurut rencana akan bertandang ke Gelaran Indonesia Diecast Expo pada 2829 Oktober 2017 mendatang. WP
“Custom diecast dapat menjadi sarana, cara, atau tradisi baru di dunia seni Indonesia”
DIECAST MAGAZINE 31
DESTINATION Komik Tintin (1929 – 1983) sudah terjual lebih dari 200 juta kopi di seluruh dunia, menjadikannya salah satu komik paling legendaris sepanjang sejarah.Tak heran jika koleksi diecastnya pun menjadi incaran banyak kolektor di dunia. Harganya bahkan bisa meroket hngga ke bulan.
32 DIECAST MAGAZINE
MOON
Feature
D
alam dunia komik fiksi, tidak banyak karakter yang dapat menandingi daya tarik Tintin. Tidak seperti Batman, Superman, atau Wonder Woman yang memiliki kekuatan super, sosok fiksi yang digambarkan sebagai wartawan investigasi asal Belgia itu tidak terlalu dikenal di Amerika Serikat pada saat dirilis tahun 1929 silam. Wartawan mungil itu tidak memiliki kekuatan super, bahkan menjadi antitesis para pahlawan super. Tapi hal itu tidak menghalanginya menjadi tokoh yang dicintai anak-anak dan kaum dewasa di wilayah Eropa kala itu. Di Indonesia sendiri, pecinta Tintin begitu banyak, bahkan mereka memiliki komunitasnya sendiri. Di dunia diecast, juga banyak kolektor yang mengumpulkan diecast-diecast mobil yang hadir di komik Tintin. Salah satunya adalah Bimo. Ayah dari dua anak ini sudah menggandrungi sosok Tintin sejak tahun 80-an. Mulai dari action figure, komik dan pernak-pernik berbau Tintin tertata rapi di lemari yang ia buat khusus untuk menyimpan koleksinya. Bahkan, sejak mulai mengoleksi diecast Tintin di awal 2000-an, hingga kini Bimo sudah ‘mengamankan’ 40 buah diecast seri Tintin dari 70 model yang dirilis oleh Atlas Editions, manufaktur diecast asal Perancis. Perlu diketahui, Atlas Verlag adalah satu-satunya pabrikan yang memproduksi diecast seri Tintin. Dan, semua produksi diecast Tintin keluaran Atlas berada di bawah Moulinsart. Mengutip situs Tintin.com, Moulinsart adalah perusahaan yang didirikan untuk melindungi dan mempromosikan karya Hergé – sang kreator Tintin. Hasil yang diciptakan Hergé sangat penting. Undangundang hak cipta nasional dan internasional mengatur hak atas karya Hergé. Moulinsart memastikan bahwa undang-
“Atlas Verlag adalah satu-satunya pabrik an yang mempro duksi diecast seri Tintin di bawah lisensi Moulinsart” undang yang berkaitan dengan Hergé dan karyanya harus dihormati. Tidak mudah untuk bisa mendapatkan diecast Tintin di Indonesia, walaupun ada segelintir orang yang menawarkannya di situs jual-beli daring dengan banderol mulai dari Rp 300-400 ribu. Bimo bilang, mayoritas koleksi miliknya ia dapatkan di The Tintin Shop, outlet yang khusus menjual pernak-pernik Tintin di Singapura. “Kadang mereka (The Tintin Shop - red) hubungi saya kalau ada stok baru,” cetus Bimo. Harga yang Bimo tebus pun bervariasi, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. “Paling mahal saya pernah dapat seharga 130 dollar Singapura,” lanjut Bimo. Untuk menjaga eksklusifitas, Atlas menyelipkan sertifikat yang menandakan keaslian produk dalam setiap box diecast Tintin buatannya. Keseluruh diecast Tintin besutan Atlas berskala 1:43, dilengkapi dengan base berbahan plastik, dimana pada base tersebut terdapat judul dari setiap komik Tintin. Dari sekian banyak koleksi diecast dari ke-24 seri cerita Tintin, tentu yang paling mencolok adalah seri “Ekspedisi ke Bulan” (Destination Moon). Seri petualangan Tintin volume ke enam belas ini dirilis pertama kali pada tanggal 6 Maret 1950 merupakan volume yang paling digemari Bimo. Selain diecast dari mobil yang terdapat di volume itu, ia juga memiliki miniatur rocket bermotif catur merah putih yang fenomenal, si X FLR 6. Di versi komik, roket yang desainnya terinspirasi dari rocket V2 yang
DIECAST MAGAZINE 33
Diecast beserta figure tokoh yang mengilustrasikan adegan di hal. 43 komik seri Destination Moon.
dikembangkan Jerman pada masa perang dunia kedua awalnya berwarna oranye-putih. Namun setelah beberapa edisi cetak ulang, warnanya perlahan-lahan berubah menjadi merah flamboyan. Dari segi fisik, diecast Tintin buatan Atlas cukup detil. Atlas juga menambahkan figure tokoh yang terlibat dalam setiap cerita Tintin ke dalam diecast. Mimik dan raut wajah figure tersebut dibuat semirip mungkin dengan karakter di komiknya. Coba saja tengok salah satu diecast Jeep berwarna biru yang ada pada komik Tintin “Ekspedisi ke Bulan”, Atlas seolah ingin membawa tokoh-tokoh yang terlibat – seperti Tintin, Snowy, Kapten Haddock dan Profesor Calculus – ke dalam dunia nyata lewat sebuah miniatur. Namun demikian, pintu mobil jip Willys CJ2 A keluaran tahun 1946 berwarna biru ini
sayangnya tidak bisa dibuka dan keempat ban diecast tersebut terbuat dari bahan plastik. Meski begitu, Atlas benar-benar menaruh perhatian serius pada sisi pewarnaan. Pewarnaan doff yang sempurna sepertinya berhasil menjaga daya tahan diecast Tintin ini. Minimnya fungsionalitas diecast seri tintin ini sebenarnya bukan
“Minimnya pabrikan yang memproduksi diecast Tintin juga menjadi salah satu faktor yang mem pengaruhi tingginya harga diecast jenis ini”
34 DIECAST MAGAZINE
Diecast Transporter Feature
Miniatur Taxi Simca yang muncul pada episode Calculus Affair
unit, dan tidak sebanding dengan jumlah penggemar Tintin yang tersebar di seluruh dunia, minimnya pabrikan yang memproduksi diecast Tintin juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya harga diecast jenis ini. Di Indonesia sendiri komunitas penggemar Tintin (KTI) sudah berdiri sejak 14 tahun lalu. Kini, dengan jumlah anggota sekitar 3.000 orang, KTI telah bertambah besar dan aktif di berbagai media sosial, mulai dari Facebook, Twitter, dan Instagram. Bila awalnya kegiatan hanya sebatas diskusi tentang Tintin dan kisah-kisahnya di dunia maya, maka kini telah aktif pula dengan ikut serta pada berbagai pameran, hingga bersama sejumlah komunitas lainnya, mencoba menyelamatkan Menara Kemayoran yang sempat tampil di komik Tintin edisi “Penerbangan 714�. HS
Miniatur yang tampil pada episode the Crab with the Golden Claws. Kedua diecast ini dijual terpisah.
Foto: Wahyu Prabowo
tanpa alasan. Kebanyakan merchandise Tintin, atau sebagian jenis diecast, memang ada yang diperuntukkan sebagai collectible items. Di penghujung tahun 2011 lalu, Rumah lelang Artcurial di Paris melaporkan bahwa berbagai jenis memorabilia tokoh komik Tintin laku terjual dengan nilai total lebih dari 1,87 juta euro (Rp 22,4 miliar) dalam sebuah lelang di Paris, Perancis, Beberapa barang ternyata terjual beberapa kali lipat dari nilai estimasinya. Total penjualan 856 memorabilia Tintin itu bernilai 1.873.396 euro. Nilai tersebut sudah termasuk berbagai biaya lelang. Nilai ini jauh melampaui estimasi awal yang memperkirakan bahwa semua memorabilia hanya akan terjual dengan harga 1 juta euro, seperti lelang serupa pada tahun lalu. Bagi penggemar Tintin, mengoleksi pernak-pernik Tintin memang bukan sekedar memelihara kenangan masa kecil. Popularitas komik yang sangat tinggi membuat apapun yang berhubungan memiliki nilai bisnis. Berbagai memorabilia yang berhubungan dengan Tintin, dapat dikatakan sebagai sebuah investasi jangka panjang. Meskipun bukan termasuk memorabilia, collectible items tetap memiliki nilai ekonomi. Misalnya, harga diecast Tintin yang ditawarkan saat ini sudah naik berkali-lipat dengan harga saat pertama kali dijual untuk umum. Selain jumlah yang relatif sedikit untuk ukuran produksi masal sebuah diecast sekitar 5.000 – 10.000
DIECAST MAGAZINE 35
Collectible I
dari bahan s
Tak banyak scale model diecast bertema transporter atau kendaraan pengangkut kendaraan lain. Tak ayal, para pecinta transporter pun harus kreatif menciptakan model diecast transporter yang tak diduga, menjadi salah satu model yang banyak dikoleksi.
D
alam dunia scale model, seni mengoleksi tidak melulu berhenti pada berlikunya kegiatan berburu (hunting) jenis diecast tertentu. Pun, kepuasan yang diperoleh tidak selamanya mentok pada kelengkapan seri tertentu, jenis tertentu, atau merk tertentu yang menjadi wishlist. Di kalangan kolektor diecast, ada hal yang mendasar yang membedakan tingkat kepuasan masing-masing saat berhasil memiliki miniatur kendaraan tertentu yang diinginkan. Yaitu, kenyataan bahwa tidak semua kendaraan memiliki miniaturnya. Pada titik inilah, kreativitas, kerja keras, dan imajinasi melebur dalam sebuah ruang sempit untuk kemudian menjelma menjadi sebuah karya, yang bagi sebagian orang berhasil mengantarkan mereka pada level kepuasan tertinggi dalam seni mengoleksi. Scale model pada awalnya memang
36 DIECAST MAGAZINE
dibuat sebagai miniatur dari berbagai jenis kendaraan. Sepintas, semua scale model, terutama yang masuk dalam kategori diecast, merupakan miniatur kendaraan aslinya. Namun sudah bukan rahasia lagi, terutama di kalangan kolektor, bahwa kendaraan tertentu tidak selalu memilki versi kecilnya, alias diecastnya. Tak jarang kolektor kesulitan
Diecast Transporter
Items
seadanya mendapatkan jenis diecast tertentu. Inilah yang membidani lahirnya berbagai karya kustom diecast pengangkut mobil, atau yang lebih akrab dengan istilah transporter. “Persoalannya terletak bukan saja pada harga diecast transporter yang mahal. Tapi beberapa pabrikan diecast memang jarang ada yang membuat diecast jenis transporter,” ujar Reza, salah seorang kolektor diecast transporter, membuka percakapan. Sejumlah brand diecast yang beredar di pasaran, misalnya CMC, Norev, Altaya, Newray, Minichamps, dan sebagianya memang sempat mengeluarkan beberapa seri truk dan transporter pada rentang skala 1:87 hingga 1:18. Namun sebagian besar
produksi pabrikan tersebut sudah discontinue sehingga harganya saat ini susah dijangkau. Terlebih, tidak semua kolektor bersedia melepas koleksi pribadinya. Citroen Fountainbleu berwarna hijau tua lansiran Altaya, misalnya. Menurut pengakuan Yolan, salah seorang kolektor transporter, ia menebus diecast skala 1:43 senilai Rp. 2,1 juta pada tahun 2010. Saat ini harganya sudah jauh di atas itu. Yolan terkenal di kalangan komunitas transporter sebagai juragan diecast transporter pabrikan. “Terakhir dari Buenos Aries ada yang PM saya, dia berani sampai Rp. 5 juta,” jelasnya. Yolan juga memiliki truk Hino Wingsbox buatan Kyosho edisi Dealer Box skala 1:43 yang
DIECAST MAGAZINE 37
dibelinya seharga Rp 3,1 juta dua tahun lalu. Setelah dimodifikasi menjadi transporter, si Hino ditawar Rp 10 juta. Harga transporter yang melambung memang menjadi salah satu alasan mengapa kolektor diecast jenis ini sangat sedikit jumlahnya. Bahkan yang jauh diatas harga tersebut pun ada. Misalnya Mercedes-Benz Racing Car Transporter 1954/55 skala 1:18 buatan CMC yang dirilis belum lama ini. Meski tidak menyebut angka pasti, sang pemilik yang tidak bersedia ditulis namanya mengaku menggelontorkan uang lebih dari Rp 17 juta untuk menebus transporter berjuluk the Blue Wonder tersebut. (MDI No.4 Vol. 1, Oktober 2016).
“Pabrikan diecast masih sangat jarang yang membuat diecast jenis transporter� Kenyataan ini menjadi motivasi beberapa kolektor diecast untuk mulai mencoba membuat transporter. Beberapa diantaranya lantas membuat group di Facebook untuk saling berbagi informasi dalam merancang-bangun transporter. Reza dan Doni adalah dua diantaranya. Reza telah membuat beberapa diecast transporter dari bahan-bahan yang dipikirkannya sendiri. Transporter yang dibuatnya, dan beberapa rekan sesama pehobi transporter, tentu saja hanya berupa gandengannya (carrier). “Head (kepala truk) sudah banyak tersedia di pasaran, biasanya truk Volvo, Hino, Mercy, dll. Hanya gandengannya yang tidak
Foto
: Han
38 DIECAST MAGAZINE
dry S
atriata
ma
Diecast Transporter ada. Apalagi model-model lawas,” lanjut Reza yang sudah lima tahun memfokuskan minatnya pada diecast transporter. Hingga saat ini, Reza sudah membuat kurang lebih 30 unit transporter yang seluruhnya masih tersimpan rapi di lemari kaca. Dalam membuat transporter, Reza menggunakan bahan-bahan yang cukup mudah diperoleh di toko, seperti batang almunium, kawat, PVC, dan plastic ABS, dengan waktu pembuatan kurang lebih tiga hari. Lain Reza, lain pula Doni. Lelaki yang tinggal di Bogor ini memilih barangbarang bekas untuk membuat transporter, seperti talang air, spareparts ponsel, bahkan manik-manik perhiasan. Oleh karena itu, waktu yang ia butuhkan dalam membuat satu unit transporter tidak bisa ditentukan. “Selain bahan yang kadang susah diperoleh, bentuk yang spesifik juga mempengaruhi lamanya proses pembuatan” kata pria yang sudah membuat sekitar 15 unit transporter ini. Selain itu juga dibutuhkan riset dan pengamatan terhadap detail mobil aslinya dari berbagai sisi demi mendapatkan gambaran yang sejelas-jelasnya. Selain car carrier, Doni juga membuat beberapa truk angkut, seperti truk semen curah, truk pengangkut kayu gelondong, truk tangki BBM, dan lain sebagainya. Menilik transporter buatan Reza dan Doni, detil dan fungsionalitasnya tidak kalah dari pabrikan. Beberapa part mekanis, seperti railing, ramp, hidrolik, berfungsi sebagaimana aslinya. Dengan detail yang seperti itu, salah satu karya Doni sempat ingin dijual seharga Rp 6 juta. Sementara buatan Reza dari Rp 3 juta hingga Rp 5 juta.
Media penyebar racun kustom transporter Indonesian Transporter Diecast Community (ITDC) lahir pada bulan Juni 2015. Lahirnya komunitas berbasis grup di Facebook ini dibidani oleh Reyza dan Dony yang sering memposting transporter di Facebook. “Waktu saya pertama kali saya posting transporter buatan saya, orang-orang kebanyakan bingung. Kok transporter bisa dibuat?” ungkap Reyza. Reyza dan Donni awalnya sekedar coba-coba membuat diecast transporter, karena minimnya diecast jenis ini yang diproduksi pabrikan diecast. Menurut Reyza, Donny-lah yang sebenarnya mendirikan ITDC sementara dirinya hanya sekedar memanasmanasi. Saat ini, ITDC diasuh tiga orang admin,yakni Reyza, Donny, dan Subiantoro Lumi. Jumlah member komunitas yang sudah mencapai 900 orang ini ternyata tidak semuanya memiliki diecast transporter. “Dengan adanya komunitas ini kami justru ingin membagi informasi soal pembuatan diecast transporter, supaya mereka ikut membuat transporter” ujar Reyza yang sudah membuat sekitar 30 unit diecast transporter. Karena kesibukan dan domisili para member ITDC yang umum nya berada di luar Jakarta, komunitas ini belum pernah mengadakan kopi darat. Rencananya ITDC akan tampil Indonesia Diecast Expo 2017, di Balai Kartini, pada 29-30 Oktober 2017 mendatang.
Padahal, biaya yang dibutuhkan untuk membuat satu satu transporter hanya sekitar Rp 1-1,5 juta saja. Itu pun sudah termasuk biaya yang dikeluarkan membeli headnya. Meski demikian, mereka belum berniat menjual atau menerima pesanan membuat transporter. Selain karena masih memiliki kesibukan dan rutinitas, keduanya mengaku mengerjakan kustom transporter untuk hobi semata. “Kalau disuruh bikin lagi, hasilnya tidak akan sama. Karena moodnya sudah lain,” ungkap Reza yang diamini Doni. Transporter hasil kreasi Reza dan Doni setidaknya menegaskan sekali lagi bahwa bangsa ini sarat dengan manusia-manusia kreatif, sekaligus menujukkan betapa diecast merupakan format yang paling realistis, dari sebuah kreativitas yang positif.
DIECAST MAGAZINE 39
INDONESIA MATCHBOX DIECAST COMMUNITY
Never Too Young
! x o b h c t a M t c e l l to Co
Selama hampir 60 tahun, merek asli kelahiran Inggris ini menjadi salah satu nama bereputasi besar dalam industri diecast. Ya, Matchbox yang lahir pada 1953 silam tak pernah kehilangan pamornya hingga kini.
Foto: Wahyu Prabowo
oleh 5 hingga 10 diecaster pecinta Matchbox pada 2014, nama Indonesia Matchbox Diecast Community akhirnya sepakat dibentuk pada tahun 2015. “Kita pengen ngumpulin para kolektor Matchbox, sharing info ke koletor baru, supaya mereka tahu ada merek Matchbox yang menurut kami sangat bagus untuk dikoleksi,” tutur Dani saat ditemui pada ajang Indonesia Diecast Expo 2016 silam. Dani melanjutkan, komunitasnya juga ingin menepis stigma segelintir orang tentang Matchbox yang selama identik dengan kolektor yang sudah berumur. Melalui ID-MBX, belakangan mulai muncul diecaster muda yang mengoleksi Matchbox. “Itu juga yang akan kita lakukan, biar ada generasi penerus yang koleksi Matchbox,” pungkas Dani. Hingga kini, jumlah anggota di member page ID-MBX sudah mencapai 2.200-an diecaster, angka yang cukup lumayan untuk sebuah komunitas yang beru resmi terbentuk sekitar dua tahun silam.
D
i Indonesia sendiri, Matchbox lebih dikenal sebagai barang koleksi kolektor kawakan. Maklum, jarang ditemukan desain mobil fiksi dalam miniatur produksi Matchbox – tidak seperti saudara serumpunnya, Hot Wheels – yang belakangan memang menyasar pasar anak-anak dengan desain fiksinya. Eksistensi Matchbox di Indonesia juga bisa dilihat dari komunitasnya, Indonesia Matchbox Diecast Community (ID-MBX) contohnya. ID-MBX berawal segelintir diecaster yang membentuk grup percakapan pesan instan. Dani, salah satu anggota mengatakan, ID-MBX terbentuk dari proses yang cukup panjang. Digawangi
40 DIECAST MAGAZINE
Unity in
Pontianak Toys Community
Diversity “Kita boleh berasal dari kampung, tapi pola pikir jangan kampungan,” ujar Cornelis, Gubernur Kalimantan Barat. Kalimat itu seakan menggambarkan kelahiran Pontianak Toys Community (TikToC).
Q
uote yang disampaikan Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) di atas menjadi sangat berkesan bagi Pontianak Toys Community (TikToC) karena begitu menggambarkan perjalanan terbentuknya wadah interaksi sesama pehobi mainan di Pontianak. Didiri kan 6 orang berlatar belakang pehobi mainan, berbekal mimpi menjadi komunitas besar dan diperhitungkan khususnya di Kalimantan, maka TikToC resmi berdiri 25 Juni 2009. Sempat non aktif selama beberapa tahun karena kesibukan
Foto: Dok.Pribadi
anggota-anggotanya, para pendiri TikToC menyadari mengelola komunitas tak sekedar bermodal semangat nongkrong tanpa tujuan jelas. Untuk menjadi besar diperlukan pengelolaan yang terorganisir dan bukti nyata peran komunitas di masyarakat. Bercermin pengalaman terdahulu, menjelang akhir tahun 2016 TikToC pun berbenah diri diawali melakukan pendaftaran resmi anggota. Hingga kini tercatat anggota resmi sebanyak 40 orang (dan mungkin terus bertambah) dengan fokus koleksi mainan yang beragam. TikToC tidak mengeksklusifkan jenis mainan tertentu. Peho bi/kolektor diecast, gundam, urban toys, model kit, mini4wd maupun action figure dapat menjadi anggota TikToC. Ada pula member yang mengkoleksi diecast untuk fotografi dan ada yang fokus modifikasi diecast dan pembuatan diorama. Keragaman ini tidak menjadi penghalang, namun faktor utama memperkaya TikToC dengan semangat “Unity in Diversity”. Tak hanya itu, TikToC pun membuktikan eksistensinya di masyarakat dengan menggelar Hot Wheels Fun Race TikToC yang berlokasi di Car Free Day Jl A. Yani, Pontianak. Tak kurang dari 100 mobil yang ikut dalam kegiatan ini tiap pekannya. Kegiatan ini merupakan kegiatan ikonik yang menjadi ciri khas utama TikToC dan kami merasa penting untuk terus menggelar kegiatan ini karena tanpa melibatkan masyarakat umum maka TikToC tak akan dikenal lebih besar dari sekarang. Aksi nyata yang dilakukan TikToC meskipun dalam skala kota kecil saat ini mudah-mudahan dapat menjadi batu loncatan berkontribusi positif di dunia mainan Indonesia pada skala lebih besar.
DIECAST MAGAZINE 41
SEMAKIN SERU, DAN SEMAKIN MENDUNIA
Rangkaian kesuksesan pameran diecast terbesar di Tanah Air, Indonesia Diecast Expo (IDE), akan dibuktikan keberlanjutannya dalam penyelenggaraannya yang keempat pada 28 – 29 Oktober 2017 mendatang. Sederet kegiatan IDE 2017 didedikasikan sepenuhnya bagi perkembangan dunia diecast Indonesia beserta seluruh komponen pendukung yang terlibat di dalamnya.
K
embali didukung oleh PT Bank Central Indonesia (BCA) Tbk. sebagai sponsor utama, the 4th Indonesia Diecast Expo (IDE) 2017 berusaha menampilkan acara yang lebih dari sekedar ajang jual beli diecast. Pameran ini disiapkan sebagai sebuah acara diecast terlengkap dengan berbagai kegiatan yang menonjolkan aspek kreativitas khas komunitas, tanpa meninggalkan esensi utamanya yakni pendidikan, hiburan, dan kepedulian sosial. Pada ajang IDE 2017 kali ini, penyelenggara memilih
42 DIECAST MAGAZINE
tema Muscle Power, yang mengacu pada mobil-mobil bertenaga besar ala pabrikan Amerika (muscle cars). “Tema ini dipilih karena mobil jenis ini tengah booming dan punya banyak penggemar di Indonesia,� ungkap Vero Sahetapy selaku Ketua Panitia IDE 2017. Untuk pertama kalinya juga, pada IDE 2017 ini, penyelenggara menyiapkan sebuah acara baru yang menarik, yaitu Collectors Night. Kegiatan yang mengadaptasi acara diecast convention internasional ini menampilkan bintang tamu istimewa yang telah dikenal
Preview The 4th Indonesia Diecast Expo 2017
diecast, diecast custom competition, diorama display, lelang amal diecast dan berbagai acara khas diecaster lainnya juga telah disiapkan oleh penyelenggara demi memanjakan para pecinta diecast di Tanah Air. Meski IDE didaulat oleh para kolektor dan komunitas diecast Indonesia sebagai forum silaturahmi tahunan terbesar di negeri ini, acara ini bukan semata milik para diecaster. Masyarakat umum yang ingin mengetahui lebih banyak tentang dunia diecast juga dapat mengetahui dan menikmati gelaran IDE 2017. Bahkan sejak penyelenggaraan IDE pertama kali, juga telah diadakan aksi sosial dengan mengumpulkan donasi dari para seller, kolektor, komunitas, dan pihak penyelenggara untuk disumbangkan kepada pihak yang membutuhkan melalui berbagai lembaga sosial. Donasi tersebut biasanya dikumpulkan melalui lelang amal yang diselenggarakan bagi para pengunjung IDE. Jumlah yang terkumpul kemudian akan disalurkan seluruhnya kepada yayasan yang telah ditunjuk pihak penyelenggara. Dengan sederet nilai positif yang dimilikinya, tidak salah bila IDE 2017 menjadi gelaran yang layak dikunjungi oleh siapapun, terutama bagi mereka yang mengaku sebagai seorang diecaster. Handry
Foto: Dok. IDE
di kalangan para diecaster. Tahun ini penyelenggara akan menghadirkan Chris Stangler, seorang customizer Hot Wheels dari asal Amerika Serikat yang terkenal dengan berbagai produk-produk Limited Edition-nya. Selain hadir sebagai bintang tamu, Chris juga terlibat dalam penggarapan official event cars IDE 2017 yang tentunya sangat bernilai untuk dikoleksi Acara ini merupakan sebuah terobosan bagi penyelenggaraan IDE demi meningkatkan nilai dan kualitas gelaran diecast di Indonesia. “Kami ingin menjadikan IDE sebagai sebuah gelaran diecast terbesar yang diakui tak hanya di Tanah Air, namun juga di dunia internasional,” tegas Vero. Tahun lalu, IDE 2016 juga telah melangkah ke arah tersebut dengan kehadiran tamu istemewa yaitu customizer diecast asal Jepang, Hell’s Dept. “Bahkan ada seller yang berasal dari Malaysia, serta beberapa pengunjung yang berasal dari negara tetangga,” tambahnya. Tahun ini, lebih dari 80 pelapak yang akan menampilkan diecast-diecast dari berbagai merk dan skala. Tak hanya berjualan, IDE juga selalu menjadi ajang bagi para kolektor dan komunitas untuk memamerkan koleksi terbaik mereka. Selain itu, acara rutin seperti balapan
Pengunjung IDE yang membludak dari semua kalangan tidak hanya penggemar diecast saja
Balap diecast sebagai salah satu acara unggulan IDE
Foto: Dok. IDE
DIECAST MAGAZINE 43
We’re Back! Jangan lewatkan edisi khusus Majalah Diecast Indonesia yang akan terbit kembali di ajang Indonesia Diecast Expo 2017.
44 DIECAST MAGAZINE
Kehadiran MDI Special Edition dipersiapkan sebaik-baiknya demi kepuasan para pembaca setia MDI.
Foto: Tim MDI
P
assion, adalah satu kata yang menggambarkan betapa bergairahnya kami untuk kembali ke tengah pecinta diecast Tanah Air. Setelah versi cetak dari Majalah Diecast Indonesia (MDI) terbit bulan Oktober 2016 lalu, bertepatan dengan gelaran 3rd Indonesia Diecast Expo (IDE) 2016, maka di tahun 2017 ini MDI kembali hadir untuk menjadi referensi utama bagi pecinta diecast di Indonesia. Salah satu yang menarik, kali ini kami akan menerbitkan MDI edisi khusus yang kami sebut MDI Special Edition. Ya, ini merupakan edisi special kami, karena tak hanya dicetak terbatas dan eksklusif, namun juga konten di dalamnya kami susun khusus untuk memuaskan keingintahuan pecinta diecast Indonesia secara umum dan secara khusus bagi mereka pecinta Ferrari. Mengapa kami memilih Ferrari? Salah satu alasannya adalah karena di tahun 2017 ini, Ferrari tengah merayakan ulang tahunnya yang ke-70. Yang kedua, tak dapat dipungkiri jika Ferrari merupakan
salah satu merek ikonik di dunia otomotif, sehingga dalam dunia diecast-nya pun menjadi merek yang paling banyak dikoleksi oleh para pecinta diecast. Sejarah panjang merek berlogo Kuda Jingkrak ini memang sangat menarik dicermati. Model-model mobilnya didesain dengan karakteristik khusus, dan bahkan memiliki cerita tersendiri di baliknya. Salah satunya adalah Ferrari 250 Testa Rossa tahun 1957 yang kami pilih sebagai Cover Story di edisi ini. Harga mobil aslinya yang mencapai 35 Juta Euro atau Rp 400 Milyar lebih seakan menggambarkan betapa istimewanya mobil berdesain sangat unik ini, dengan bagian moncongnya yang seakan mengambil langsung dari desain mobil Formula 1 di masanya. Desain tersebut juga diterjemahkan dalam bentuk diecast dengan sangat baik oleh pabrikan CMC, dengan detail yang sangat hebat. Nama “Testa Rossa” yang berarti “kepala merah” merujuk pada desain valve cover mesin yang dicat berwarna merah, dan juga
Foto: Tim MDI
PREVIEW COMING | Majalah SOON Diecast | Hot Wheels Indonesia LA Convention Special Edition Car
tampil begitu detail pada model diecast berskala 1:18-nya. Jangan lewatkan pula cerita tentang 30 Tahun Kehadiran Ferrari F40, Hot Wheels Ferrari, Ferrari Formula 1 hingga cerita teman-teman dari Ferrari Diecast Owner Community Indonesia (FDOCI). Kami sajikan dengan kualitas terbaik yang akan kami suguhkan pada MDI Special Edition yang hadir di 4th IDE 2017 mendatang. Tunggu kami kembali di IDE 2017! Tim MDI
DIECAST MAGAZINE 45
Tak Sekadar Mobil Baru, Diecast pun Layak Diburu Bagi pecinta otomotif, pameran menjadi saat yang tepat untuk mengetahui perkembangan dunia otomotif. Tak terkecuali bagi kolektor diecast, saat yang tepat untuk berburu koleksi terkini dengan penawaran terbaik.
P
enyelenggaraan salah satu pameran otomotif terbesar di Tanah Air, Indonesia International Motor Show, telah sukses dilangsungkan pada 27 April hingga 7 Mei 2017 lalu. Kesuksesan penyelenggaraan tersebut setidaknya tergambar dari jumlah pengunjung yang mencapai 503.447 orang, penjualan kendaraan bermotor yang mencapai 11.604 unit, dan total transaksi hingga Rp 3,2 Triliun. Meski begitu, IIMS 2017 tidak hanya menyuguhkan kendaraan-kendaraan berskala penuh alias 1:1. Jadi, tak hanya menampilkan berbagai model mobil-mobil baru, di sini, Anda juga dapat berburu replika mobil dan sepeda motor berskala kecil yang memiliki tingkat presisi tidak kalah dari skala aslinya. Di IIMS 2017, setidaknya ada tiga Agen Pemegang Merek (APM) yang membawa koleksi model mobil-mobilan yang juga dipajang di pameran ini. Ketiganya adalah PT General
46 DIECAST MAGAZINE
Deretan diecast premium tersedia di booth peserta di Hall C
DIECAST @IIMS 2017
Motors Indonesia (GMI), PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBI), dan PT BMW Indonesia (BMW) yang menampilkan model berskala di booth-nya masing-masing. Di Hall A, GM Indonesia memang mengusung pick up double cabin teranyar, All-new Chevrolet Colorado sebagai model terbaru yang ditawarkan kepada pengunjung IIMS 2017. Bahkan pada hari pembukaan IIMS 2017 mereka pun memajang pick up Chevrolet Apache lansiran 1955 yang merupakan salah satu pick up legendaris Chevrolet. Yang menarik, jajaran model pick up lansiran Chevrolet yang lain ditunjukkan oleh jajaran diecast pick up Chevrolet lansiran Jada berskala 1:18 yang dipajang di lounge bagian belakang. Terdapat 12 buah diecast yang terdiri dari Chevy Apache dan Silverado dengan sentuhan custom yang dipajang di sana. Layaknya diecast keluaran Jada, mobil-mobilan ini mendapatkan sentuhan modifikasi, dengan tongkrongan ala Low Rider, velg berukuran besar, balutan chrome dan car bernuansa lidah api (flame). Sayangnya, pihak GM Indonesia memang hanya memajang diecast-diecast tersebut, dan bukan untuk dijual. Beralih ke Hall D1, dua pabrikan Jerman, Mercedes-Benz dan BMW sama-sama menawarkan koleksi diecast sebagai
salah satu pilihan bagi konsumennya. Di booth MercedesBenz misalnya, ada satu lemari khusus yang menampilkan diecast berbagai skala yang dapat dipinang pengunjung, mulai dari skala 1:87 hingga 1:18. Yang menarik, pihak MBI juga menyediakan beberapa diecast dengan harga khusus IIMS 2017 yang menggoda. Tampak beberapa diecast Dealer Box skala 1:18 yang dijual dengan harga hanya Rp 750 ribu, antara lain SUV Mercedes-Benz ML-Class, MPB B-Class dan hatchback A-Class. Sementara diecast Dealer Box skala 1:43 model tertentu juga ada yang dijual dengan harga Rp 400 ribu. Selain itu, masih ada juga diecast-diecast lain yang ditawarkan oleh pihak MBI, mulai dari model klasiknya, seperti Mercedes-Benz 280 SE Cabriolet (W111) 1:18 yag dibanderol Rp 1,65 juta hingga model sport, seperti
Foto: Tim MDI
Mercedes-Benz memberikan diskon untuk beberapa model diecast-nya
Booth Joe Diecast di Hall C menawarkan berbagai jenis diecast
Tak hanya diecast, juga ada peserta yang menawarkan rak-rak pajangan
Terkadang para peserta juga menjual koleksi pribadi mereka
DIECAST MAGAZINE 47
model diecast berbagai skala. Mulai dari Hot Wheels seharga Rp 20.000 hingga CMC berbanderol belasan juta rupiah. Salah satu nya adalah booth Diecast Magazine yang berlokasi di Hall C3 M10. Di booth ini terdapat diorama berskala 1:64 replika dari Cooters yang merupakan museum dari Film Holywood terkenal, Duke of Hazzard, lengkap dengan beberapa diecast mobil-mobil pameran film tersebut seperti Dodge Charger General Lee . Replika ini sengaja dibawa ke ajang IIMS 2017 sebagai daya tarik booth Diecast Magazine, selain itu, bagi Mercedes-AMG GT 1:18 pengunjung yang ingin berkelir abu-abu gelap mengabadikannya dengan dengan strip kuning kamera, dapat sekaligus berbanderol Rp 2,2 juta. mengikuti Kontes Foto Selain itu masih ada juga SUV Diecast. klasik Mercedes-Benz G-Class rkan a w a n e Kontes Foto Diecast Short (W463) berskala 1:18 m bahkan lengkap donesia e p In i a W g M a diadakan oleh Diecast yang dibanderol Rp 3,75 juta. B seb diorama Magazine dengan Beberapa diecast Mercedesdukungan Diecastindo yang Benz yang ada di kisaran skala menyediakan hadiah berupa diecast istimewa. Syarat 1:64 (3 inci) ditawarkan dengan utama untuk mengikutinya cukup dengan mengabadikan harga Rp 100 ribu. Sementara skala diecast apa saja di dalam lingkungan IIMS 2017 dan upload terkecil yaitu 1:87 ditawarkan dengan banderol harga Rp di akun Instagram. Para pemenang diumumkan satu minggu 250 ribu. setelah IIMS 2017 berlangsung (lihat boks). Suguhan berbeda ditampillkan oleh BMW Indonesia. Tak Sementara model-model sepeda motor juga banyak sekadar menampilkan model-model diecast-nya saja, di menampilkan model-model motor balap yang berliweran di booth BMW juga tersedia diorama yang menjadi tempat arena balap MotoGP. Model Yamaha tunggangan Valentino ideal bagi model-model diecast BMW untuk dipajang. Rossi, Ducati, Honda dan masih banyak jenis lainnya. Salah Tampak yang paling menonjol adalah diorama dari Paddock satu yang menarik adalah terdapat model klasik dari Vespa Sirkuit Nurburgring dalam skala 1:64. Pada diorama yaitu Vespa 150VL 1T 1955 dengan skala yang lumayan berukuran sekitar 50 x 50 cm tersebut dipajang dengan besar yaitu skala 1:6 berkelir coklat muda sesuai warna enam buah mobil BMW M4 DTM berskala 1:64, lengkap pada eranya. dengan figure para Pit Crew yang bertugas dan penonton yang berada di Paddock Club di atasnya. Diorama tersebut Foto: Tim MDI dijual oleh pihak BMW dengan harga Rp 4,5 juta. Selain diorama, ada juga beberapa diecast berskala mulai 1:64, 1:43, 1:32 dan 1:18 yang dipajang di booth tersebut, meski tak sebanyak dan variatif seperti milik Mercedes-Benz. Yang menarik, jika pengunjung tertarik untuk meminang diorama yang ada, mereka juga bisa datang ke dealer Astra BMW Head office di daerah Sunter, Jakarta Utara untuk memesannya. Harga yang ditawarkan bervariasi, mulai dari ukuran kecil (Small) berbanderol Rp 400 ribu hingga yang besar berharga Rp 4,5 juta. Pilihan Yang Lebih Variatif Masih di IIMS 2017, pindah ke Hall C, di sana dapat ditemukan banyak penjual diecast yang memajang berbagai
48 DIECAST MAGAZINE
APM terkadang menawarkan model diecast edisi khusus
DIECAST DIECAST @IIMS @IIMS 2017 2017
Rekor Baru IIMS 2017, Mulai Jumlah Pengunjung hingga Capaian Transaksi Gelaran IIMS 2017 digelar sejak tanggal 27 April hingga 7 Mei 2017 dengan kesuksesan mencetak rekor pengunjung hingga 503.447 orang. Jumlah pengunjung tersebut berkontribusi menghasilkan transaksi penjualan kendaraan bermotor hingga Rp 3,2 Triliun.
K
onsep The Essence of Motor Show yang menjadi tema utama Indonesia International Motor Show (IIMS) 2017 terbukti memberikan dampak positif terhadap industri otomotif nasional. Jumlah pengunjung IIMS 2017 pada hari Minggu (7/5) yang mencapai 53.842 orang, sukses memecahkan rekor pengunjung IIMS dengan total pengunjung 503.447 orang. Dari data jumlah pengunjung harian IIMS 2017, rekor pengunjung tertinggi diraih pada hari ke-4, Minggu (30/4) sebesar 63.975 orang dan pada Senin (1/5) sebanyak 60.815 orang. “Alhamdulillah, kami bersyukur atas terlampauinya target jumlah pengunjung IIMS 2017 ini. Kami percaya jika konsep The Essence of Motor Show dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia, sehingga pameran kali ini dapat dinikmati oleh semua kalangan masyarakat,” ujar Hendra Noor Saleh, Direktur PT Dyandra Promosindo. Besarnya jumlah pengunjung ini tentu saja turut memberikan kontribusi terhadap pencapaian penjualan kendaraan di IIMS 2017. Tercatat sebanyak 11.604 unit mobil dan sepeda motor laku terjual kali ini, dengan total transaksi sebesar Rp 3.233.133.858.015,- Angka ini juga melewati target transaksi yang ditetapkan oleh PT Dyandra Promosindo pada IIMS 2017 ini yang ditetapkan Rp 3,1 Triliun, sekaligus melewati angka transaksi IIMS 2016 yang mencapai Rp 3.064.835.860.000,Tahun ini, IIMS mendapatkan tema pendukung Carnival yang menyuguhkan kegembiraan bagi setiap pengunjung IIMS 2017. Berbagai macam kegiatan yang dilangsungkan di IIMS seperti atraksi offroad penuh adrenalin dari Indonesia Offroad Federation (IOF), kompetisi super seru mobil-mobil balap IIMS Gymkhana Competition dan Pertamax Motorsport IIMS Super Drift menjadi pusat perhatian pengunjung IIMS di akhir minggu. Berbagai kontes, mulai Indonesia Automodified (IAM), PAHAMI Audio Contest hingga Airbrush Helmet Competition juga memberikan warna berbeda bagi pameran otomotif di Tanah Air. “Semua kemeriahan yang ada di IIMS merupakan hasil kolaborasi semua elemen otomotif di Tanah Air yang memiliki tujuan sama mendorong kemajuan industri otomotif
Indonesia International Motor Show 2017 mencetak rekor pengunjung, serta transaksi penjualan kendaraan bermotor
Nasional,” papar Hendra. Tahun depan, konsep The Essence of Motor Show akan tetap dipertahankan, karena tema ini mampu membuktikan bahwa menggabungkan semua elemen otomotif dalam pameran berskala internasional ternyata berhasil. IIMS 2018 akan kembali diselenggarakan di JIExpo Kemayoran pada 19 – 29 April 2018.
DIECAST MAGAZINE 49
#majalahdiecastindonesia
INSTAGRAM GALLERY Dapatkan T-Shirt Eksklusif!
Mulai Diecast Magazine #5, kami telah memilih lima foto terbaik menurut redaksi yang dimuat di #majalahdiecastindonesia Instagram Gallery. Foto terpilih adalah mereka yang menyertakan hashtag #majalahdiecastindonesia dan telah follow akun Instagram @majalahdiecastindonesia. Tersedia 5 (lima) buah t-shirt Diecast Magazine eksklusif yang akan dikirimkan kepada pemilik akun IG dengan foto yang terpilih. Ayo kirim foto terbaik Anda! 50 DIECAST MAGAZINE
NANTIKAN KAMI DI
1