PERASAAN HATI Saat perasaan bimbang datang, dan kepastian tidak segera hadir, apa yang akan kulakukan? Bagiku hanya secarik kertas dan sebuah pulpen yang menenangkanku. Tapi mereka tidak selalu membuatku tenang, sering kali menjadikanku makin berjalan mundur. Menarikku ke belakang, menuju kisah-kisah lamaku. Sebenarnya, aku menolak ajakan itu. Entahlah, aku muak dengan masa-masa lamaku. Rasanya ingin membuang semua lembaran usang itu. Ya, dari dalam benakku. Karena menurutku, semua itu hanya menggangguku saja. Membuatku makin terpuruk.
Dan kini, siapa yang akan membantuku cari solusi. Masalah di dalam hati ini.. Aku bertanya-tanya, akankah aku mendapatkan sebuah kepastian? Ataukah hanya sebuah angan-angan dalam benakku, dan harapan yang palsu? Bantu aku, temukan jalan keluar! Tentu yang terbaik. Aku ingin yang paling baik, entah apapun keputusannya. Namun bagaimana caranya agar kepastian itu datang? Mengejarnya, menunggunya, ataukah justru menjauhinya? Hmm.. memang sulit, ya. Kira-kira, apa ya? Ya, atau tidak. Ah.. aku tidak tahu pasti, hanya dapat menunggunya. Tapi sampai kapan ini akan berakhir? Membuatku di ambang kebimbangan. Huhhh.. rasanya tak sanggup lagi menunggu sang kepastian datang. Menunggu adalah hal yang dapat mengajarkanku tentang kesabaran dan keikhlasan. Yup, itu benar. Walau terasa berat, tetap harus kujalani. Daripada aku terus memikirkannya, lebih baik ku simpan dulu masalah ini. Akan kembali ku selesaikan esok hari, untuk menjernihkan pikiranku. Sudahlah.. buang jauh-jauh dariku! Aku mulai muak! Nanti kupikirkan kembali...
Kembali pusing karenanya. Sebuah misteri –bagiku- yang belum terpecahkan. Hemm.. bila begini, rasanya aku sedang digantugin dia.. Tapi satu hal, aku ingin melupakan semuanya. Setidaknya, melepas satu beban pikiranku. Whoa! Tapi itu sulit, bro! Yeah, akan aku coba. ngga ada salahnya, kan? Menghilangkan segala pikiran tentangnya, jangan pernah menunggu kepastian darinya. Lalu bila kepastian telah datang, dan aku sudah terlanjur melupakannya?? Arrrrggh! Berat sih, sakit juga. Walaupun aku senang. Hmm.. Biarin aja tumbuh dengan sendirinya, dan akan indah pada waktunya.. Ingat! Jangan sampai dirinya membuatku tersiksa, dan aku harus fokus belajar! Oke?! Suka? Boleh saja! Tapi kalau cinta? Belum waktunya!
Mungkinkan selama ini dugaanku tentang perasaannya benar? Baguslah, membuat diriku lebih baik dengan mendengar hal itu. Mmm, bukanlah diriku yang percaya diri atau gede rasa. Harus kuakui, dia juga telah menunjukkan sebuah pertanda. Tapi, tak dapat jadikan alibi tuk pastikan perasaan yang sebenarnya. Haruskah aku bertanya kepadanya? Saking tak sanggup lagi ku menunggunya. Etss, jangan lakukan hal bodoh! Justru perlihatkanlah sikap ‘sholehah’ di depannya. Waduh, keshalihah-an kini dijadikan alat untuk mendekatinya, itu parah. Jadi, menurutku, aku hanya harus MENUNGGU (lagi).. Ya, menunggu, itu PASTI ADA, biarpun sebentar hingga tak berujung, itu adalah sesuatu yang membuatku SAKIT. Tetaplah harus kujalani secara alami, tidak tergesa-gesa dan gegabah. Hanya saja, aku takut hal yang tak seharusnya malah terjadi. Oke?! Berjanjilah tuk menunggu, memang membuatku sakit. Rasa sakit itu, dapat kuobati denganmu. Jadi, aku takkan merasa takut bila ada dirimu. Takkan pernah aku dapat merasakan keberadaanmu yang sebenar-benarnya. Aku hanya dapatkan bayang-bayang dirimu. Itu saja sulitnya minta ampun. Cukup buat diriku senang. Hamm.. apa yang akan kuperbuat? MENUNGGU dan TERUS MENUNGGU. Rasanya tak pernah ada kata selain itu. Membuatku merasa bosan sekali. Hoaammm.. semua ini membuat pikiranku lelah.. ku harus memanjakannya. See you again! Dengan masalah ini –lagi.