RK5211 CASE STUDY IN URBAN DESIGN \ DINI AGUMSARI - 25618005
Famous Muslim Street behind Drum Tower, Muslim District, Xi’an, Shaanxi, China
*Cover: https://loveandroad.com/things-to-do-xian-china/
Culture in Urban Design - Xi'an City, Shaanxi Province, China Studi Kasus: Huiminjie (Muslim Street), Drum Tower Muslim District Dini Agumsari 25618005 - diniagum@students.itb.ac.id RK5211 Studi Kasus dalam Rancang Kota | Dosen: Ir. Basauli Umar Lubis, MSA, Ph.D. Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, ITB
Pendahuluan Kota secara spasial terbentuk dari susunan tata ruang dan model pengembangannya. Konteks lain yang mempengaruhi adalah proses sejarah, latar belakang budaya, serta kondisi pemerintahan pada kota (Shen, 2007). Kota yang telah berkembang sejak lama memiliki pengaruh besar dalam aktivitas dan budayanya hingga saat ini. Dalam Shirvani (1985), diceritakan bahwa aktivitas adalah salah satu elemen yang mempengaruhi adanya sebuah kota. Kebudayaan yang timbul akibat dari peradaban masa lalu, menampilkan keunikan dalam ragam aktivitas warga nya. Xi'an sebagai salah satu kota multi-etnis di China yang telah berdiri sejak ribuan tahun lamanya,
memiliki nilai sejarah dan kebudayaan yang berpengaruh terhadap desain pada elemen rancang kotanya, seperti pada distrik dan karakteristik jalan. Pada penggalan koriodor jalan Huimnijie (Muslim Street) di Xi'an Drum Tower Muslim District contohnya, dimana telah menjadi pusat aktivitas wisatawan sekaligus berkontribusi terhadap pariwisata Kota Xi'an. Warga distrik ini mewarisi budaya pendahulu mereka yaitu berdagang. Oleh karena itu, budaya dan pengaruhnya terhadap elemen karakteristik jalan dan aktivitas di distrik ini menarik untuk dikaji, sehingga didapatkan contoh pengembangan rancang kota yang baik dengan melibatkan aspek budaya dan kebiasaan warga lokalnya.
CHINA
Jalur Sutra Maritim Jalur Sutra Darat Jalur Sutra pada Kota China SHAANXI
XI'AN
Posisi Chang An (Xi'an) sebagai awal mula jalur perdagangan kuno dunia Xi'an atau pada masanya disebut Chang'an merupakan ibukota China pada abad ke-7 hingga ke-13, dimana kota ini terletak pada barat daya China di Provinsi Shaanxi. Kota ini menjadi awal mula dari meluasnya jalur sutra (The Silk Road), yaitu sebuah jalur perdagangan internasional kuno yang menghubungkan antara barat dan timur. Dahulu, jalur ini hanya berupa jalan sempit dan hanya bisa dilewati oleh karavan (Haripa, 2007). Rute Jalur Sutra dimulai dari masa Dinasti Han (206 SM - 220 SM), diketahui bahwa jalur ini tidak aktif digunakan oleh China, namun pedagang yang berasal dari Persia, Arab dan Asia Tengah yang lebih
aktif menggunakan jalur ini. Pada masa itu, China membangun jalur ini karena besarnya permintaan sutra dari negeri Romawi. Hal ini membuat China menjadi pemain utama dalam jalur ini dan mendomonasi perdagangan sutra pada masa itu. Jalur ini juga mempermudah penyebaran ide, pemikiran, dan migrasi orang asia tengah ke timur tengah yang diyakini dulu sebagai bangsa terkaya (ibid). Seiring dengan perdagangan dan migrasi, jalur ini juga menjadi jembatan penyebaran agama Budha dan Islam di Kota Xi'an. Pedagang yang berasal dari timur tengah banyak bermukim untuk belajar dikota ini, yang selanjutnya disebut orang "Hui" atau sebutan untuk umat muslim di China. Kemudian, pada 22 Juni 2014, UNESCO menetapkan jalur kuno sepanjang 5.000 km ini sebagai world heritage sites (en.unesco.org)
Gambar 1. Posisi Chang'an (Xi'an) sebagai awal mula jalur perdagangan kuno dunia. Sumber: ChinaTours.com diakses 13/03/2019 Gambar 2. Posisi Kota Xi'an Sumber: Yikai Wang, et al (2007)
25618 005 Dini Agumsari - Culture in Urban Design: Huiminjie (Muslim Street), Xi'an
2
Gambar 3. Morfologi Kota Xi'an pada masa kuno (dinasti) dan modern Sumber: Shen, et al (2007)
Morfologi Sejak dinasti Zhou bermula di sepanjang Sungai Feng pada 1046M, pembangunan di Kota Xi'an dimulai. Transformasi Kota Xi'an dibagi menjadi dua tahap, yaitu zaman kuno dan modern (gambar 3). Pada latar belakang pembangunan di zaman dinasti, pengembangan banyak terjadi dibidang agrikultur dan politik. Struktur kota pada masa itu adalah central atau berpusat. Setelah Dinasti Tang, Xi'an tidak lagi menjadi ibukota Negara China, tetapi tetap menjadi kota yang memegang peranan penting dalam perekonomian di barat laut. Sebuah kota baru, juga terbentuk dari Dinasti Tang, dengan bentuk grid dan simetris. Dengan kerangka kota simetris yang berlanjut hingga saat ini. Sedangkan, morfologi Kota Xi'an pada masa modern berubah menjadi kota industri dan pos industri, dimana penyebaran kota nya tetap bermula dari kota zaman dinasti (kota berpusat) hingga ke kota satelit (Shen, 2007). Kota pada Masa Dinasti Tata ruang kota kuno sebelum modernisasi dibentuk atas dasar ibukota kekaisaran Sui-Tang pada 582M. Setelah Dinasti Tang (618-907 SM), ibukota
Gambar 4. Sejarah Perkembangan Kota Xi'an pada Masa Dinasti Sumber: Wang et al, (2019)
25618 005 Dini Agumsari - Culture in Urban Design: Huiminjie (Muslim Street), Xi'an
3
Pola ukuran grid
Grid dasar
m1: Gn. Lishan 1302m m2: Gn. Erlhansan 2256m m3: Gn. Zhongnan 2604m m4: Gn. Jingyunao 3015m m5: Gn. Shouyang 2720m m6: Gn. Taibei 3767m m7: Gn. Tang Chong Ling m8: Gn. Laolongshan m9: Zhao Ling
r1: Sungai Weihe r2: Sungai Bahe r3: Sungai Jinghe a1: Istana Kekaisaran a2: Area Tang Chang'an
Gambar 5. Morfologi Kota Xi'an pada masa kuno (dinasti) dan modern Sumber: Shen, et al (2007) Gambar 6. Posisi Kota Xi'an terhadap Alam (Feng-Shui) Sumber: Tembata et al, (2012)
Chang'an dihancurkan berulang kali, dan dibangun kembali setelah kerusakan yang parah. Pada Dinasti Ming, kota diperluas hingga 1435 ke arah timur, serta diperluas hingga 864 meter ke arah utara tiga tahun kemudian. Sejak itu, struktur dasar Xi'an City Wall didirikan (gambar 5). Pada Dinasti Qing (1636-1912), pemerintah memperbaiki dan memperkuat tembok pertahanan ini, serta merencanakan utilitas seperti parit disekelilingnya (Wang et al, 2019). Struktur Kota Kuno Kota Xi'an memiliki struktur yang telah lama berlanjut dari Dinasti Tang. Awal mula tatanan ruang atau struktur kota nya pada masa ini memiliki bentuk aksial simetris yang terdiri dari kota tembok luar, kota istana dan kota kekaisaran. Jalan-jalan ortagonal membagi daerah perkotaan menjadi 110 kotak, atau pada pembagian ini disebut dengan tata ruang 'kotak catur'. Setiap kotak pada kota ini memiliki fugsi formal termasuk perumahan, halaman, area komersial, lansekap istana dan sebagainya. Perencanaan kota yang berbentuk kotak dan rapi ini merupakan prototype yang dikembangkan menjadi model kotakota China kuno lainnya. Xi'an City
Wall mendefinisikan kawasan urban bersejarah, yang merupakan tempat Kota Kekasiaran Tang (gambar 5). Seluruh tata ruang kota bersejarah Xi'an menunujukkan pola terkota orthagonal yang indah, mengikuti pola pada masa Chang'an. Struktur kota ini sampai akhirnya berlanjut dan berpengaruh terhadap pola persebaran kota sekarang. (Bruno et al, 2007). Refleksi Feng-Shui terhadap Struktur Kota Feng-Shui adalah seni China kuno yang berupaya untuk menyalurkan energi bumi dan lingkungan demi kepentingan manusia. Dalam artinya secara harfiah Feng-Shui berarti angin dan air. Seni yang sudah ada ribuan tahun lamanya ini digunakan para pendahulu, untuk menyusun atau merancang sebuah tatanan kota, lansekap, serta ruang pada bangunan. Konsep dasar dalam Feng-Shui adalah bahwa alam semesta diatur oleh keberadaan kekuatan yang berlawanan, namun saling melengkapi yang disebut Yin dan Yang. Dalam kaitannya, Chang'an dikelilingi oleh bukit dan pegunungan yang membentang, serta sungai yang menjadi unsur pemilihan tapak sebuah
25618 005 Dini Agumsari - Culture in Urban Design: Huiminjie (Muslim Street), Xi'an
kota (Tembata et al, 2012), serta tata letak kota yang grid telah menjadi skema yang digunakan sepanjang sejarah untuk memfasilitasi pendudukan teritorial yang efisien. Pada Feng-Shui kota grid ini melembangakan prinsip-prinsip magis dan representasi dari tatanan langit di bumi. Model grid pada Kota Chang'an kemudian diadaptasi oleh kota-kota di Jepang seperti Nara dan Kyoto. Bentuk kota adalah persegi panjang dimana merupakan bentuk ideal dalam penggunaan kavling menurut feng-shui serta pola persegi ini sejajar dengan titik mata angin. Semua elemen kota diatur sesuai dengan prinsip Feng-Shui seperti pada pemisahan area fungsional, lokasi kota suci untuk para dewa, leluhur dan langit. Tatanan geometris yang kaku juga merupakan simbol dari hirarki kekaisaran. Skema ini simetris dengan letak istana yang ada di sebelah utara-selatan, dan diikuti oleh wilayah administrasi. Pasar terletak di kedua sisi kota yaitu barat dan timur. Kota ini diperkuat oleh tembok pertahanan yang dapat diakses oleh gerbang-gerbang pada keempat sisinya. Pada bagian selatan, terdapat kolam besar di tengah taman bunga, sebagai bagian dari unsur air pada feng-shui (Zeballos, 2013).
4
Gambar 7. Overlay Rencana Grid Kota pada Dinasti Tang dengan Perkembangan Kota Tahun 1960 Sumber: Xi'an Planning Beaureu dalam Bruno et al, (2007)
Gambar 8. Perencanaan Kota Xi'an dari masa dinasti hingga sekarang Sumber: Xi'an Planning Beaureu dalam Bruno et al, (2007)
1611 Perencanaan kota dimulai, dengan jalan utama dan gerbang pada keempat sisi.
1668 Bangunan utama (Wenchang Ge) terletak di pusat, sebagai penghubung aksis jalan utara dan selatan. Rencana jalan sekunder dan utilitas dikembangkan. Struktur Kota Modern Perencanaan Kota struktur Kota Xi'an pada Dinasti Tang sangat mempengaruhi dan dilanjutkan hingga sekarang. Pada Masterplan pertama tahun 1953-1972, perencanaan kota mengikuti grid dan aksis rencana kota pada Dinasti Tang. Tindakan preservasi untuk tidak mengubah struktur kota lama diterapkan pada masterplan ini. Rencana struktur kota lama Dinasti Tang, apabila dilihat dari perkembangan kota tahun 1960 (gambar 5), melampui perkembangan kota pada masa itu. Terlihat juga rencana kota pada tahun 1960, masih mengikuti struktur kota lamanya (Bruno et al, 2007). Urbanisasi dan pertambahan jumlah penduduk, mengakibatkan Kota Xi'an memerlukan perencananaan yang matang pada unit resedensial. Rencana mulai mengarah pada pembangunan hunian vertikal. Sehingga, pada mastreplan kedua tahun 1980-2000, perencanaan kota mulai menghilangkan rencana kota yang mengkonsiderasi struktur kota lamanya, dimana The Daming Palace dan Outer City tidak menjadi perencanaan utama. Namun, pada masterplan keempat tahun 20002020, perencanaan The Daming Palace sebagai bagian rencana kota lama, diadopsi kembali serta direalisasikan. Dimana saat itu, rencana juga diikuti dengan pembangunan lansekap lainnya disekitar kota lama (ibid).
25618 005 Dini Agumsari - Culture in Urban Design: Huiminjie (Muslim Street), Xi'an
1953-1972 Masterplan I Perencanaan mengikuti aksis kota Chang'an sebagai pusatnya, tanpa mengubah pola rencananya. Namun, perencanaan Tang Palace tidak ada.
1980-2000 Masterplan II Kota semakin padat, mengakibatkan perencanaan The Daming Palace, Tiantan, dan Outer City hilang.
1995-2000 Masterplan III Perencanaan kota pada masa Dinasti Tang mulai menghilang pada masterplan ketiga.
2000-2020 Masterplan IV Perencanaan kembali menkonsiderasi peta struktur kota masa Dinasti Tang. Dimana The Daming Palace National Heritage Park dibangun, lalu diikuti dengan perencanaan lansekap lainnya.
5
Recana Kota Xi'an 2020 Xi'an merupakan kota yang yang tumbuh dari budaya dan sejarah sejak ribuan tahun yang lalu. Fokus pada pengembangan warisan sejarah, telah dilakukan sejak tahun 1950. Saat itu pengembangan distrik di Xi'an City Wall dilakukan secara besar-besaran. Dimana terdapat banyak revitalisasi bangunan bersejarah menjadi kawasan komersial. Pariwisata menjadi sektor yang juga menolong perekonomian Xi'an, selain industri dan pendidikan (Liu, 2011). Pengembangan kota yang berpusat dari Xi'an City Wall, meluas hingga terbentuk kota-kota satelit baru, untuk mengakomodasi pertumbuhan jumlah penduduk. Perencanaan Kota Xi'an hingga tahun 2020 memfokuskan pada distrik baru yang berdekatan dengan Bandara Internasional Xianyang. Rencana pembangunan kota akan berfokus pada bagian barat laut kota ini. Pegembangan pada sektor teknologi, situs bersejarah dan kepariwisataan yang baru membuat ancaman bagi distrik bersejarah Xi'an City Wall. Pusat kota yang banyak dikunjungi wisatawan baik lokal maupun mancanegara ini,
SITUS
PENINGGALAN
INDUSTRI BERAT
PERDAGANGAN
INDUSTRI RINGAN
PENDIDIKAN BUDAYA
BUDAYA
EKOLOGI
INDUSTRI
TEKNOLOGI
PABRIK
PARIWISATA
PARIWISATA
INDUSTRI
PENDIDIKAN
PARIWISATA
KOMERSIL
BUDAYA
BERAT
KELAS ATAS
Gambar 9. Transformasi Bentuk Kota dan Fungsinya Sumber: Re-draw Liu, (2011)
dapat menjadi ancaman baru karena perencanaan distrik baru yang juga berfokus pada kepariwisataan. Distrik baru yang ada pada kota ini akan mengembangkan zona diantaranya zona bisnis, budaya dan atraksi pariwisata yang baru, serta pengembangan riset teknologi. Fokus pada pengembangan kota ini akan mengakomodasi pertambahan jumlah penduduk Xi'an dan penyediaan lapangan kerja baru.
Gambar 10. Xi'an Mega Planning 2020 Sumber: Liu, (2011)
Perkembangan Tahun 1980 Perkembangan Tahun 2000 Perkembangan Tahun 2020
25618 005 Dini Agumsari - Culture in Urban Design: Huiminjie (Muslim Street), Xi'an
Xi'an City Wall Perluasan Kota Satelit Tahun 2000 Perencaanaan Kota Baru Tahun 2020
6
Demografi Kota Xi'an memiliki luas 9,938 km2 dan terletak di Provinsi Shaanxi. Pada tahun 2018, kota ini ditempati oleh sekitar 12 juta orang, dan merupakan kota terpadat di bagian barat laut China. Sejak tahun 1990, Xi'an memiliki fokus pengembangan dibidang teknologi, budaya, industri, dan pendidikan. Dukungan Infrastruktur Kota Jaringan jalan di Kota Xi'an melanjutkan struktur jalan pada masa dinasti ribuan tahun lalu. Dimana jalan utama yang sudah ada pada masa dinasti berlanjut ke luar lokasi Xi'an City Wall, serta meneruskan aksis kota Chang'an ke utara dan selatan. Ringroad kota yang dibangun tahun 1990 mengelilingi kota Xi'an juga menghubungkan kota ini ke provinsi lain. Jaringan jalan tol kota, juga menjadi dukungan infrastruktur yang memberikan profit terhadap mobilitas Kota Xi'an sebagai kota metropolitan di China. Jaringan kereta bawah tanah yang mulai beroperasi sejak tahun 2011 juga
0
1 Xi'an City Wall Jalur Kereta Jalan Tol Jalan Primer
menjadi nilai tambah dalam mendukung Xi'an sebagai kawasan pariwisata. Perkembangan kereta bawah tanah ini juga melintasi jalur kawasan Xi'an City Wall. Rencana jalur kereta api ini juga terus bertambah untuk menjangkau seluruh kawasan di Xi'an, dimana pada saat ini jaringan jalan terus dibangun untuk mengakomodasi fungsi kota satelit baru yang semakin padat (Lu, 2011). Pencapaian ke Xi'an City Wall Seiring dengan peningkatan kualitas infrastruktur kota Xi'an, Xi'an City Wall atau distrik lama dapat dicapai dengan cepat. Kawasan ini dilewati oleh jalur kereta bawah tanah dan transportasi bus. Dimana transportasi dari bandara internasional Xianyang dapat dicapai dengan 45 menit berkendaraan. Untuk mencapai Distrik Hui yang merupakan lokasi amatan, dapat dicapai melalui kereta bawah tanah, dimana terdapat Stasiun dan Halte Bus Zhalou di dekat Bell Tower. Pengunjung dapat mencapai Distrik Hui dengan berjalan kaki sekitar 6 menit menuju Drum Tower.
2km Jalan Sekunder Eksisting Jalur Metro Rencana Jalur Metro Stasiun Kereta
25618 005 Dini Agumsari - Culture in Urban Design: Huiminjie (Muslim Street), Xi'an
Lokasi Amatan (Distrik Hui) Sistem Pengairan Gambar 11. Jaringan Jalan Kota Xi'an Sumber: Yikai Wang, et al (2007)
7
Kota Kuno di Tengah Peradaban Modern Xi'an terus berkembang menjadi kota besar setelah era baru tahun 1949. Isu pertumbuhan penduduk dan tidak tersedianya perumahan murah bagi mereka merupakan tantangan yang harus dihadapi pada masa itu. Pembangunan di sekitar kota lama menjadi semakin pesat, dengan intensitas yang tinggi pada massa bangunannya. Akomodasi untuk tempat tinggal murah juga mulai disediakan oleh pemerintah, mengakibatkan kemunculan gedunggedung dengan intensitas tinggi disekitar kota lama tersebut. Namun, tidak hanya pembangunan besar yang terjadi di luar tembok kota lama, bagian dalam Xi'an City Wall juga mengalami perkembangan. Hunian vertikal dan area komersial seperti pusat perbelanjaan mulai bermunculan. Intensitas ketinggian bangunan juga semakin bertambah, namun tetap mempertahankan langgam atau karakteristik budaya lokalnya. Suasana kota Xi'an masih sangat kental dengan bangunan tradisionalnya, namun beberapa spot seperti di atas Xi'an City Wall maka terlihat segredasi antara bangunan peninggalan dan bangunan modern diantara kedua
sisinya. Sejak awal tahun 1990, Xi'an City Wall ditetapkan sebagai UNESCO Heritage Site. Dimana mulai saat itu, pembangunan Kota Xi'an mulai berkembang ke sektor pariwisata. Xi'an City Wall dibangun menggunakan grey stone sebagai sistem pertahanan dinasti masa itu. Dengan tinggi 12 meter dan lebar 15-18 meter pada bagian bawah serta 12-14 meter pada bagian atasnya. Xian City Wall menjadi kota benteng terbesar di dunia (en.unesco.org) Xi'an City Wall: Transformasi dari Tembok Pertahanan menjadi Ruang Publik Sejak tahun 1980, bagian luar Xi'an City Wall bertransformasi menjadi ruang terbuka hijau bersamaan dengan adanya proyek preservasi pada tembok ini, dengan proses selama 30 tahun. Proyek ini bermula pada tahun 1983, dimana saat itu Xi'an City Wall rusak parah akibat pelapukan alami pada temboknya, kerusakan karena perang, serta parit yang menjadi sumber polusi utama di Kota Xi'an, yang secara langsung memengaruhi kesehatan warganya. Oleh karena itu, revitalisasi parit, pembangunan jalan raya dan open space dilakukan saat itu. Proyek Xi'an City
25618 005 Dini Agumsari - Culture in Urban Design: Huiminjie (Muslim Street), Xi'an
Wall singkatnya memberikan harapan baru bagi kota, dimana 607.800 meter mengitari Xi'an City Wall dan terwujud di tahun 1999. Jalan lingkar yang melintasi parit (gambar 8), dikelilingi oleh pepohonan dan dihiasi dengan paviliun dan kios-kios yang mengitari. Selain itu, Xi'an City Wall menjadi pusat budaya yang menampilkan fitur sejarah dan budaya bagi warga Xi'an (Wang et al, 2019). Xi'an City Wall yang terdiri atas benteng degan jalan besar diatasnya, adalah lokasi strategis untuk melihat sudut pandang terbaik kota lama. Sebagai fitur lansekap tembok ini memberikan pengalaman menarik dan berbeda. Dimana pengunjung dapat melakukan aktivitas seperti berolahraga, bersepeda bahkan menari di atasnya. Jarak atau sudut pandang dalam tembok kota juga diatur untuk mendapatkan sequence atau pemandangan terbaik dari kota ini. Pengaturan Ketinggian Bangunan Dengan tujuan untuk menghormati bangunan peninggalan yang lebih Gambar 7. Xi'an City Wall bertransformasi menjadi ruang publik Sumber: xian-travel.com diakses 27/03/2019
8
Gambar 8. Potongan Xi'an City Wall pada area Ruang Publik Sumber: Wang et al, (2019)
dahulu berdiri, serta pertimbangan akan pentingnya sudut pandang dari atas tembok kota, maka pengaturan tinggi bangunan memiliki peran penting. Menurut peraturan jarak pandang dibagi menjadi dua yaitu jarak pandang prioritas dan jarak pandang sekunder. Pada jarak pandang prioritas, bangunan tidak boleh melebihi 12 tinggi tembok yaitu 12 meter. Sedangkan, pada pengaturan jarak pandang sekunder, bangunan tidak dapat melebih 25 meter dari area kontrol (gambar 8). Selain itu, ketinggian, volume, dan bentuk bangunan pada keempat gerbang utama diatur dengan sangat ketat (ibid). Budaya dan Integrasi Aktivitas Keunikan pada Xian City Wall juga terletak pada keberlanjutan budayanya. Dimana terdapat tiga aspek yang ditekankan yaitu: menyaksikan sejarah, mewariskan budaya, dan mengumpulkan ceritanya. Sebagai simbol dari budaya Kota Xi'an, Xi'an City Wall membawa inovasi dan sejarah bagi perkembangan budaya warganya. Menurut Kevin Lynch (dalam Wang et al, 2019) lansekap bangunaan bersejarah melibatkan implikasi emosional terhadap penghuni kotanya. Sehingga, inti dari pengembangan ruang
publik pada kawasan ini akan berkaitan dengan budaya masyarakat yang menghuni.Integrasi aktivitas sosial dan tempat bersejarah membuat warganya lebih menghargai sejarah dan dapat mewarisi pembelajaran dari tempat ini (ibid). Perkembangan ekonomi, politik, dan budaya membuat lebih beragamnya aktivitas yang tersedia, seperti aktivitas olahraga yang sering dilakukan warga yaitu maraton, bersepeda, dan night
running. Pada aktivitas budaya, lebih mengarah pada kegiatan yang informal seperti, kegiatan menari, bernyanyi bersama dan teater, hal ini bersumber pada kebiasaan warga lokal atau budaya Xi'an yang menjadikan seni dan olahraga sebagai bagian hidup mereka. Sehingga penyediaan ruang publik yang merupakan bagian dari elemen rancang kota ini, berimbang dengan kebutuhan kota dan warga lokalnya.
a
b
c
d
Gambar 9. (a) City Wall plaza digunakan warga lokal untuk kegiatan berolahraga di pagi hari, (b) Kegiatan paduan suara dilakukan di ruang terbuka, (c) Even maraton di atas Xi'an City Wall, (d) Kebiasaan warga lokal untuk menari di City Wall Plaza pada malam hari Sumber: (a) (b) travelchinaguide.com (c) chinaplus.cri.cn (d) ustoa.com, diakses 27/03/2019
25618 005 Dini Agumsari - Culture in Urban Design: Huiminjie (Muslim Street), Xi'an
9
Bell Tower sebagai Central Point dan Pembagi Distrik Pemindahan Bell Tower pada awal Dinasti Ming menyebabkan perubahan posisi jalan. Dahulu bangunan ini digunakan sebagai bangunan pemantau, oleh karenanya memiliki ketinggian besar dibandingkan dengan bangunan lain. Bell Tower memiliki kedudukan yang penting dalam pembagian struktur jalan, yaitu sebagai titik tengah sekaligus awal permulaan dari empat jalan utama, dan membagai kota menjadi empat distrik yaitu distrik residensial, komersial, edukasi dan militer. Distrik utara memiliki luas yang lebih besar dibandingkan dengan distrik selatan, dikarenakan pada distrik selatan lebih memfokuskan pada area edukasi yang lebih membutuhkan ketenangan.
tujuh jalan utama dan 94 jalur sekunder dalam kota ini. Namun saat ini, hanya terdapat beberapa jalan yang diketahui masih memiliki nama yang sama yaitu, An Ban Jie, Xi Hua Men, dan lainnya. Pelebaran jalan dan perubahan fungsi menjadi komersial area berkembang seiring dengan arus globalisasi di China. Namun, masih dapat ditemukan karakteristik bangunan tradisional khas China (Bruno et al, 2007).
Koridor Jalan Komersial di Distrik Hui dan Han Distrik komersial dan residensial terletak di timur kota dimana hanya terdapat satu jalur keluar masuk para pedagang yaitu gerbang timur. Di distrik ini terdapat warga minoritas di China yang beragama Islam atau biasa disebut orang Hui. Berkembangnya distrik ini sangat erat kaitannya dengan nenek moyang mereka yang merupakan pedagang dari persia dan kawasan timur benua asia. Pada masa itu distrik bagian timur merupakan pusat perdagangan dari kota, dimana pada distrik militer tidak terdapat area perdagangan (ibid).
Nan Cheng City (Distrik Militer di Selatan) Untuk memperkuat pertahanan militer pada masa dinasti dibangunlah distrik di selatan pada tahun 1683. Dimana distrik ini bersebelahan dengan area edukasi atau tempat berguru di masa dahulu. Sekarang, distrik ini dikembangkan sebagai area komersial dan perkantoran elit di Kota Xi'an. Sedangkan, area edukasi yang sejak dahulu ada dikembangkan menjadi museum dan terdapat Universitas Xi'an, yang merupakan universitas terbesar dan tertua di kota ini (ibid).
Man Cheng City (Distrik Militer di Utara) Kota ini dibangun pada masa Dinasti Ming, yang dahulu merupakan markas tentara Xi'an di utara kota. Menurut peta perencanaan, pada tahun 1893, terdapat
Gambar 10. (a) Xi'an Great Mosque di Distrik Hui, (b) Area komersial Da fu Alley pada Distrik Han, (c) Rumah tradisional China di Distrik Mang Chen, (d) Stele Forest Museum pada Distrik Edukasi, (e) Bell Tower sebagai pembagi distrik di Xi'an City Wall Sumber: (base map) google.com/maps (a,c) theeyeinislam.com, (b)en.sxtour.com (d)holidaychinatown.com, (e)en.wikipedia.org
c
b. Distrik Han
c. Mang Cheng
a. Distrik Hui e.Bell Tower
b. Distrik Han
a
d. Area Edukasi & Budaya
b
25618 005 Dini Agumsari - Culture in Urban Design: Huiminjie (Muslim Street), Xi'an
d
e. Nan Cheng
e
10
Keyplan
0
100
200m
Masjid Notable Place Toilet Umum Sekolah, Rumah Sakit
Pada Dinasti Qing bisnis di Xi'an memiliki masa yang (berlanjut ke halaman 8) paling maju diantara masa dinasti lainnya dalam hal bisnis. Dimana terdapat sepuluh pasar yang berada di sekitar gerbang utara dan gerbang selatan. Pada masa ini, pemerintah mulai mengumpulkan pajak untuk para pedagang yang datang dari luar. Kemakmuran pada bisnis di Kota Xi'an membuat provinsi lain membangun guildhalls atau semacam tempat tinggal pedagang. Dimana guildhalls ini menjadi tempat pertukaran informasi, penyimpanan barang dan akomodasi untuk para pedagang yang datang dari luar kota. Sehinga, bukalah hal baru jika nama jalan terkenal di Xi'an seperti Bei Yuan Men sudah dikenal sejak dahulu serta memiliki sejarah panjang, sebagai permulaan dari awal kemakmuran bisnis di kota ini dan berlanjut hingga sekarang (ibid). Distrik Hui (Huiminfang) Distrik Hui terletak di bagian timur gerbang Xi'an City Wall. Distrik ini dihuni oleh minoritas orang muslim di China atau disebut orang Hui. Menempati lahan distrik seluas kurang lebih 15 hektar dan dihuni oleh sekitar 50,000
muslim keturunan persia dan timur tengah. Seperti pad distrik yang lainnya di Xi'an City Wall, distrik ini terdiri dari permukiman. Namun, tidak seperti distrik yang lainnya distrik ini memiliki sepuluh masjid, beberapa monumen bersejarah, dan ratusan toko kecil, stall makanan dan sebagainya (Gillette, 2000). Distrik yang sudah ada sejak masa Dinasti Tang ini, memiliki speliasisasi warganya di bidang bisnis dan perdagangan. Hiingga masa sekarang, distrik ini tetap mempertahankan budaya dari pendahulu mereka, yaitu berdagang. Sebagai salah satu destinasi wisata yang paling terkenal di Kota Xi'an distrik ini menyuguhkan banyak hal menarik yang berkaitan dengan budaya setempat. Dimana pada disrik ini terdapat drum tower yang merupakan bangunan berisi drum peninggalan zaman dinasti Tang, masjid terbesar di Xi'an (Qingzhen Dasi) dan pasar yang merupakan tujuan utama para turis datang. Peninggalan bangunan bersejarah tersebut, membuat aktivitas di distrik ini menjadi lebih hidup dan beragam.
untuk beribadah seiap hari. Pada penyebarannya masjid pada distrik ini berjumlah sepuluh dari 18 masjid yang ada di Kota Xi'an. Beberapa masjid diantaranya telah ada pada masa dinasti. Dalam kaitannya masjid merupakan tempat komunitas berkumpul dan biasanya berada satu paket dengan area komersial atau berdagang. Masjid biasanya memiliki arstektur bangunan yang mengadopsi gaya bangunan timur tengah dengan kubah dan minaret pada perencanaanya. The Great Xi'an Mosque atau Qing Xiu atau dalam terjemahannya 'pure and training', berbeda dengan masjid yang ada di tempat lain, dimana masjid ini dibangun dengan gaya arsitektur bangunan tradisional China sesuai penempatan fengshui. Masjid yang paling terkenal di Kota Xi'an ini berdiri pada tahun 742 masehi pada masa Dinasti Tang. Masjid ini telah menjadi bangunan yang dilindungi sejak tahun 1956. Perletakkan bangunan masjid ini sangat mirip dengan orientasi bangunan China. Dimana memiliki sisi simetris pada
Persebaran Masjid di Distrik Hui Masjid di Xi'an merefleksikan sejarah orang Hui dan kebutuhan orang Islam
Gambar 11. Peta Fasilitas pada Distrik Hui Sumber: Gillette, (2000) dengan perubahan Penulis (2019)
25618 005 Dini Agumsari - Culture in Urban Design: Huiminjie (Muslim Street), Xi'an
11
a
a
b
b
c
0
100
d
200m
Masjid bersejarah Persebaran Masjid c d
bangunan, halaman luas ditentukan dengan aksis barat-timur seperti pada penempatan orientasi taman di China dan digunakan sebagai area penunjang dan pavilun seperti pada istana-istana yang ada di China. Masjid ini juga mengikuti grid perencanaan kota Chang An atau feng-shui kota ini dan mengarahkan kiblat ke Mekah. Pagoda yang memiliki tinggi dua lantai dalam faktanya juga tidak melebihi Xi'an Drum Tower, Xi'an Bell Tower, gerbang Xi'an, atau Great Pagoda yang terletak di selatan. Otoriotas sipil pada masa itu menginginkan minaret atau menara untuk tidak menonjol, dengan alasan kenyamanan visual dan kebaikan arah menurut feng shui (Luo, 1991 dalam Butler, 2013). Masjid ini tidak hanya merefleksikan dirinya dengan karakteristik khas bangunan tradisional China, tetapi juga menggabungkan karakteristik nya denga elemen kaligrafi, desain bentukan alam, dan ornamen geometri. Pada luar bangunan masjid juga terdapat koridor jalan yang menjual makanan halal. Untuk mencapai masjid ini, pengunjung harus melewati kampung muslim (Butler, 2013). Penambahan fasilitas dan pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi, membuat
pemandangan sekitar halaman masjid berubah (Bruno et al, 2007). Ketinggian bangunan yang menyalahi aturan pembangunan sekitar masjid, membuat gerbang masjid tidak menonjol diantara bangunan lain (gambar 13). Masjid sebagai Penanda Dikutip dari (Gillette, 2000), "Local Muslims often identified themselves as belonging to one of the quarter’s ten mosques when explained where they
lived", oleh karenanya terdapat banyak masjid yang tersebar di distrik Hui (gambar 12) dalam radius pencapaian yang tidak jauh atau berdekatan, dimana Selain Masjid Qing Xiu atau The Great Mosque yang terkenal, tersebar sembilan masjid lainnya di Distrik Hui dengan langgam arsitektur bangunan tradisional China. Sehingga, selain sarana ibadah secara tidak langsung masjid juga membentuk karakter urban pada distrik ini sebagai penanda lokasi.
1949 - pertengahan 1980
pertengahan 1980 - selanjutnya
Gambar 12. (a,b,c,d,e) Persebaran Masjid di Distrik Hui Sumber: Gillette, (2000) disesuaikan dengan streetview map.qq.com & (d,e) theeyeonislam.com, (a,b,c) halalchinatours.wordpress.com diakses 27/03/2019 Gambar 13. Perubahan Ketinggian Bangunan sekitar Masjid Sumber: Bruno et al, (2016)
25618 005 Dini Agumsari - Culture in Urban Design: Huiminjie (Muslim Street), Xi'an
12
a
e
b d
c 0
100
200m
b
a
Xi'an Great Mosque Persebaran Masjid Koridor Komersial e
Hubungan Masjid dan Pasar Sejak dahulu masjid bukan hanya sebagai tempat beribadah umat Islam, namun fungsi masjid menampung hal seperti belajar mengajar, pengembangan budaya dan berdiskusi. Di Xi'an, pedagang yang datang dari timur tengah berdiskusi sambil mengembangkan ilmu mereka di masjid. Hal ini membuat masjid sebagai tempatnya berkumpul orang-orang, menjadi kesempatan untuk adanya kegiatan tawar-menawar barang atau menjualnya lebih besar. Pada koridor menuju masjid-masjid di Distrik Hui banyak ditemukan bangunan dengan fungsi komersial seperti pasar atau pedagang yang berjualan menggunakan kereta nya (Bruno et al, 2007). Hal ini seperti menjadi pola, dimana masjid berada maka erat kaitannya dengan pasar (gambar 14). Munculnya Koridor Komersial Tahun 1980 setelah pembangunan yang terus menerus, pariwisata di Kota Xi'an semakin meninngkat. Salah satunya adalah Xi'an Great Mosque yang sudah lama menjadi bangunan yang dilindungi oleh pemerintah Xi'an. Masjid ini banyak disinggahi oleh wisawatan yang datang ke Xi'an untuk beribadah atau
c d
hanya sekedar mengagumi keindahan akulturasi arsitektur China dan Persia. Fakta bahwa Huajue Alley menjadi koridor yang menjual banyak souvenir awalnya hanya terletak di bagian selatan jalan. Seiring berkembangnya daerah ini menjadi tujua wisata, maka jalan-jalan dipenuhi oleh pedagang yang menjual kerajinan hingga ke Jalan Xiyanshi (Bruno et al, 2007). Huajue Alley memiliki jalan yang tidak lebar menuju masjid. Pedestrian hui house
street vendor
2m
yang awalnya tidak ada, dibangun dan dibuat elevasinya untuk tempat berjualan. Jalan yang sempit membuat wisatawan berhenti untuk melihat barang yang dijajakan. Bangunan yang ada merupakan rumah yang berubah menjadi fungsi komersial (gambar 15). Dengan tambahan atap yang terbentang hingga menuju The Great Mosque, untuk ketahanan terhadap cuaca dikarenakan jalan yang sempit, dan rentan terhadap adanya genangan. street walkway vendor
2m
hui house
1m
Gambar 14. (a,b,c,d,e) Peta Hubungan Masjid dan Koridor Komersial Sumber: Gillette, (2000) dengan perubahan Penulis (2019) & (a,b) theeyeonislam.com (c,d,e) streetview map.qq.com diakses 27/03/2019 Gambar 15. Potongan Aktivitas di Koridor menuju Masjid Xi'an Great Mosque (Huajue Alley) Sumber: Ilustrasi Penulis, (2019) disesuaikan dengan streetview map.qq.com diakses 27/03/2019
25618 005 Dini Agumsari - Culture in Urban Design: Huiminjie (Muslim Street), Xi'an
13
Huiminije (Muslim Market) dan Local Specialities Bertepatan satu garis lurus dengan Drum Tower terdapat jalan yang sangat terkenal di Distrik Hui, yaitu Beiyuanmen. Jalan ini menjadi salah satu destinasi yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan di Xi'an. Selain itu, terdapat dua jalan yang juga menjadi ikon distrik ini yaitu Huajue Alley dan Xiyangshi. Dimana kedua jalan tersebut terkoneksi satu sama lain (gambar 15). Ketiga jalan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dimana Jalan Beiyuanmen terkenal dengan bisnis kecil berupa restoran dan kios penjual makanan. Sedangkan pada Huajue Alley yang berdekatan dengan masjid, lebih terkenal dengan penjualan souvenir, buku bacaan agama, galeri seni, dan barang antik. Serta Xiyangshi yang terkenal dengan jalan yang dipenuhi oleh penjual kerajinan khas Xi'an dan toko perlengkapan sehari-hari. Warga lokal Hui menjual produk lokal saja atau tanpa label terkenal di kios mereka. Hui menyebut usaha mereka xiao shengyi atau 'petty business'. Dimana pada setiap jalan mereka terdapat kios kecil, pasar, convenience store dan juga masih terdapat penjual keliling yang menjual
dagangan mereka dengan gerobak atau sepeda. Kebanyakan warga Hui membuka kios dirumahnya sendiri dan berlanjut hingga menjadi bisnis keluarga yang turun-temurun. Warga lokal Hui membutuhkan ruang untuk usaha mereka, dikarenakan distrik ini dulunya di desain sebagai permukiman. Keluarga pada distrik ini yang memutuskan untuk berbisnis biasanya mendedikasikan satu ruang di lantai dasar rumah mereka. Pada kasus
lain, warga lokal Hui yang tidak berada pada di area komersial, memilih untuk menyewa di daerah koridor komersial. Selain itu, pedestrian juga dimanfaatkan sebagai area untuk berdagang juga tempat duduk untuk pembeli. Dahulu mobil dapat masuk ke area pasar ini dan membuat kemacetan panjang pada distrik ini. Namun, pemerintah mengendalikannya dengan membuat aturan bahwa jalan hanya boleh dilewati oleh para pejalan kaki (Gillette, 2000).
Gambar 16. Suasana Beiyuanmen Muslim Market Sumber: tour-beijing.com 23/03/2019 Gambar 17. Posisi Huiminjie terhadap Distrik Hui Sumber: Gillette, (2000) & tour-beijing.com, theeyeonislam.com diakses 23/03/2019
25618 005 Dini Agumsari - Culture in Urban Design: Huiminjie (Muslim Street), Xi'an
14
Beiyuanmen Market: Revitalisasi Koridor Jalan Rencana relokasi permukiman padat pada Distrik Hui tidak terjadi pada koridor jalan Beiyuanmen. Pada 1995, koridor jalan ini di revitalisasi untuk menarik jumlah wisatawan yang datang ke distrik ini. Elevasi jalan dan material yang diganti dengan paved blue stone, membuat kesan koridor jalan yang mengadaptasi masa lalu Kota Xi'an. Penyediaan infrastruktur ini berhasil menampung lebih banyak wisatawan yang datang ke Huiminjie pada pagi hingga malam hari. Dimana pada perencanaan ini tidak hanya warga yang memiliki bangunan di koridor jalan saja yang dapat berdagang. Namun, pedagang kaki lima juga terakomodasi dengan disediakannya pedestrian. Gambar 18. Block Plan Beiyuanmen Sumber: Bruno et al, (2007)
Beiyuanmen Market: Light Up Commercial Corridor Pada perencanaan perbaikan kualitas jalan Beiyuanmen, pembangunan hanya berupa penggantian material dan penambahan elevasi. Lebar jalan utama untuk pengunjung juga tidak signifikan diganti. Dari segi desain, elevasi pedestrian yang ditinggikan bermanfaat untuk pedagang dapat melihat atau memanggil pengunjung untuk datang ke kios mereka. Sedangkan pedagang juga membuat tempat menjadi lebih sempit dengan menyiapkan makanan mereka didepan kios. Sehingga, pengunjung dapat berjalan lambat untuk menentukan pada kios mana mereka akan berhenti. Pada pagi hari jalan Beiyuanmen tidak terlalu ramai dengan penjual makanan yang memenuhi pedestrian. Sedangkan pada malam hari, jalan ini semakin hidup dengan banyaknya pedagang yang memadati pedestrian, serta pengunjung yang berjalan lambat untuk menentukan pilihan makanan mereka (gambar 19). Gambar 19. Potongan Aktivitas Beiyuanmen Market pada Pagi dan Malam Hari Sumber: Ilustrasi Penulis, (2019) disesuaikan dengan streetview map.qq.com diakses 27/03/2019
25618 005 Dini Agumsari - Culture in Urban Design: Huiminjie (Muslim Street), Xi'an
0
10 20m
hui house
hui house
street vendor
walkway
2m
4m
street vendor
walkway
2m
4m
street vendor
hui house
2m
street vendor
hui house
2m
15
Beiyuanmen Market: Perubahan Intensitas dan Fasad Bangunan Pada tahun 1980 aktivitas komersial pada Distrik Hui meningkat, dimana banyak terjadi perubahan fungsi bangunan residensial menjadi komersial. Pengenalan bangunan dengan intensitas tinggi mulai direncanakan pemerintah untuk memperbaiki kualitas hidup perkotaan. Rumah tapak berubah menjadi 3 hingga 4 lantai di kawasan distrik ini. Pada jalan Beiyuanmen peraturan mengenai ketinggian bangunan tetap mempertimbangkan Drum Tower, dimana pada jalan ini hanya boleh dibatasi membangun hingga 2 lantai. Warga lokal mulai merenovasi rumah mereka dengan menjadikan lantai dasar mereka sebagai kios atau area komersial dan lantai atas sebagai hunian. Fasad bangunan juga ditekankan untuk memiliki karakteristik bangunan tradisional China (gambar 21). Pada fasad juga ditemukan akulturasi antara arsitektur China dan Persia.
Sebelum 1911 1911 - 1948 1949 - 1990 1991 - 2000 proses
Gambar 20. Umur Bangunan pada Distrik Hui Sumber: Bruno et al, (2007)
Kesimpulan Sejarah dan budaya yang dibawa dari masa lampau mempengaruhi kehidupan masyarakatnya dimasa yang akan datang. Dalam hal ini, warga lokal Hui membawa perdagangan sebagai bagian dari kehidupan mereka. Hingga sekarang keterikatan hubungan masjid dengan area perdagangan sangat erat, dimana budaya berkumpul di masjid sejak dulu telah ada. Sehingga, adanya penyediaan tempat atau infrastruktur yang tepat dengan budaya warga lokal akan membawa perencanaan kota yang lebih baik, dengan aktivitas yang akan terus hidup dan berkelanjutan.
Gambar 21. Fasad pada Beiyuanmen Market Sumber: Bruno et al, (2007)
25618 005 Dini Agumsari - Culture in Urban Design: Huiminjie (Muslim Street), Xi'an
16
Lampiran:
Suasana Koridor Beiyuanmen pada Siang dan Malam Hari
Sumber: streetview dari map.qq.com diakses 27/03/2019
a
b
c
d
h
g
f
e
a h
h
g
f
e
a
b
c
d
25618 005 Dini Agumsari - Culture in Urban Design: Huiminjie (Muslim Street), Xi'an
17
Lampiran: Pengembangan Koridor Defu Alley pada Distrik Han Pengembangan koridor komersial juga terdapat pada distrik Han yang bersebrangan langsung dengan Drum Tower Muslim District. Berbeda dengan Huiminjie yang menjual makanan khas Xi'an, koridor tersebut lebih berpusat pada penjualan makanan dan minuman untuk kelas menengah ke atas. Sepanjang koridor jalan banyak ditemui cafe, restoran dan bar. Hal ini menjadi sangat kontras dibandingkan dengan suasana yang ada Huiminjie. Koridor ini juga menggunakan material batu, dengan street furniture yang khas suasana Eropa. Fasad bangunan pada bangunan-bangunan disekelilingnya juga tida mengadopsi gaya tradisional arsitektur China, namun lebih mengedepankan pada arsitektur Kolonial Eropa. Koridor jalan ini juga menjadi salah satu tujuan turis yang datang ke Xi'an untuk merasakan atmosfer yang berbeda dari kota ini.
a. Distrik Hui
b. Distrik Han
Gambar 22. Suasana Defu Alley Sumber: ctshorizons.com & tripadvisor.com diakses 25/04/2019 Gambar 23. Posisi Defu Alley Sumber: (base map) google.com/maps diakses 25/04/2019
25618 005 Dini Agumsari - Culture in Urban Design: Huiminjie (Muslim Street), Xi'an
18
Lampiran:
Suasana Koridor De Fu Alley
Sumber: streetview dari map.qq.com diakses 12/04/2019
a
b
c
d
h
g
f
e
a p
i
j
k
l
p
o
n
m
25618 005 Dini Agumsari - Culture in Urban Design: Huiminjie (Muslim Street), Xi'an
19
Daftar Pustaka Literatur: Bruno, et al. Xi'an - An Ancient City in Modern World; Cahiers de l’Ipraus, 2007. Gillette, Maris. Between Mecca and Beijing: Modernization and Consumption among Urban Chinese Muslims; Stanford: Stanford University, 2000. Jones, et al. Dynamics of Cultural Counterpoint in Asian Studies, The. SUNY series in Asian Studies Development. SUNY Press, 2014 Lynch, K. The Image of the City; The MIT Press: Cambridge, MA, USA, 1960. Shirvani, Hamid. Urban Design Process; Van Nostrand Reinhold, 1985 Jurnal, Thesis, Disertasi: Binqing, Zhai. Urban Regeneration of China’s Historical District in a Transitional Economy. Department of Urban Planning and Design, University of Hong Kong. 2013. Jie, et al. A Long-Term Tourism Scheme Within A Networked Urban Regeneration Strategy For Historic Quarters. Department of Architecture, School of Design and Environment National University of Singapore, Singapore. 2014. Li, Yinqing. Study of Xi'an Islamic Architecture Decorative Patterns. Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 85: Xi’an International University. 2007 Schneider, et al. Expansion and growth in Chinese cities, 1978–2010. Environ Res. Lett. 9 (2014) 024008. Center for Sustainability and the Global Environment, Nelson Institute for Environmental Studies, and Department of Geography, University of Wisconsin Madison, USA. 2014. Shen, et al. Historic Site as The Core Exploration the Characteristic of Urban Space in Contemporary Xi'an by Taking the Study of Historical Context as Clue. UIA Seoul World Architects Congress. 2007.
Tembata, et al. Relationships Between Feng-Shui And Landscapes of Changan And Heijo-Kyo. 2nd International Conference, Mukogawa Women’s Univ., Nishinomiya, Japan. 2012. Wang, et al. Sustainability of Historical Heritage: The Conservation of the Xi'an City Wall. MDPI. College of Architecture, Xi’an University of Architecture and Technology. 2019. Wang, et al. Urban Entrepreneurial Strategies in Historic District Regeneration: Four Cases from China. Department of Architecture, School of Design and Environment, National University of Singapore. 2011. Wang, Ya Ping. Planning and Conservation in Historic Cities: The Case of Xi'an. School of Planning and Housing, Edinburgh College of Art. 2000. Xu, et al. Design history of China’s gated cities and neighbourhoods: Prototype and evolution. School of City and Regional Planning, Cardiff University, Glamorgan Building, King Edward. UK. URBAN DESIGN International Vol. 14, 2, 99–117. 2009. Yi, Zhang. Xi’an Muslim Quarter: Opportunities and Challenges for Public Participation in Historic Conservation. A dissertation Degree of Master of Science in Conservation at the University of Hong Kong. 2008. Yikai, et al. Evolution and Translation of Urban Village in Xi'an Study on Renew of Xia Village in the Small Wild Goose Pagoda Area,Xi'an,Shaanxi. Thesis. Politecnico Milano. 2007. Yu, Zhaoxiong. Investigation of Historical Area in Xi'an. Thesis University of Massachusetts Amherst. 2014. Zhai, et al. Urban regeneration and social capital in China: A case study of the Drum Tower Muslim District in Xi’an. Cities 35 (2013) 14–25. 2013.
25618 005 Dini Agumsari - Culture in Urban Design: Huiminjie (Muslim Street), Xi'an
20