DiveMag Indonesia Issue No.2

Page 1

MOTHER EARTH ISSUE

FREE VOL 1. NO. 002 APRIL 2010





Riyanni Djangkaru Editor In Chief EBRAM HARIMURTI EH, biasa orang mengenal pria ramah yang sarat aktivitas ini. Selain menjadi seorang ayah dari seorang putri yang kabarnya segera menjadi instruktur NAUI, instruktur NAUI dan salah satu owner dari Liquid Dive Center ini masih juga meluangkan waktunya untuk kegiatan lainnya sebagai Ketua Komisi Disiplin Tembak Reaksi Indonesia Pengda Perbakin DKI.

Devin K. Elden, Mabjam, Tjatjing, Adit Staff Editor Seniboy Creative Director Muljadi Pinneng Sulungbudi In house Underwater Photographer Adita Nanda Reporter Timmie Febrin Didie Putri Marketing & Promo

MICHAEL SJUKRIE Salah satu pemilik ODYDIVE ini sudah menyelam dari tahun 1981, dan akhirnya menjadi seorang instruktur PADI pada tahun 2005. Mulai menjadi fotografer bawah laut profesional sejak 2003. Telah menjalin kerjasama dengan banyak sekali media internasional ternama dan meraih penghargaan-penghargaan di bidang fotografi, dan kali ini beliau berbaik hati memamerkan sebagian karyanya di halaman dive photo Divemag bulan April. Check him out at www.michaelsjukrie.com

Wezaboy Graphic Designer HeHaasik Producer Headquarter : Jl. Cipete 8, no 94 A, Jakarta 12140 Printed by Spectrum Print

MARGARETH MEUTIA Newbie di dunia perselaman ini sehari-hari sibuk berurusan dengan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bisnis perikanan. Tujuannya tidak lain mendukung keberlanjutan bisnis perusahan-perusahaan tersebut melalui praktik perikanan berkelanjutan. Kiprahnya di dunia kelautan memang belum lama tapi Maggie, begitu ia sering dipanggil, sangat menikmati dunia barunya ini. Salah satu keinginannya adalah untuk mengunjungi tanah Papua dan merasakan diving di Raja Ampat.

Contact us : divemag.indonesia@gmail.com

Model : Syifa Kumala Wardrobe : Selada Lokasi : Pulau Ayer Photo : Tja

JAKARTA :Fundive Sea World Indonesia Ancol, Cartenz Outdoor Shop Kuningan, WWF Indonesia Kuningan, Planet Diving Hotel Sahid, Sea Pearl Grogol, Lautan Mas, Global Dive STC Senayan, Ody Dive Menteng, Sambara Cipete, LIFO FE UI/ BANDUNG : Ody Dive Bandung, Maranatha Diving Club, Sambara/ JOGJAKARTA :Cartenz Outdoor Shop Jogja/ SOLO :Cartenz Outdoor Shop/ MALANG: Cartenz Outdoor Shop/ BALI: Hatten Wine Simpang Siur/ MAKASSAR : Hotel Clarion Makassar/ MANADO : La Rascasse Dive Resort and Restaurant

You are free to be our contributors. There are articles that very open for your experiences, thoughts and photos. You can send your Questions, Dive- Blog, Dive- Hard, Dive-Photo, Dive-Events, Dive-Notes, Dive-Candid, and Dive-Review. Copyright of our Contributors belong to them, all materials will be chosen by Editorial team. Contact us, Subject : Contributors, to divemag.indonesia@gmail.com


dive letter

Mau pingsan rasanya kami dalam tiga hari bersejarah itu! Tiga hari pertama dalam hidup Divemag Indonesia dimulai saat DEEP Indonesia 2010 yang berlangsung di Hall B JCC Senayan, 12-14 Maret 2010. Dengan begitu banyak kekurangan khas edisi perdana (ngeles deh gw..hahhaha), begitu pendek waktu yang tersisa dan begitu cepat waktu bergulir, kami semua harus berani menghadapi satu titik kenyataan bahwa, anak pertama kami akan segera lahir. Terserah deh lahirnya harus lewat Caesar tanpa bius yang menyiksa ataupun melalui jalan mulus yang kelak berliku, kami harus siap menghadapi apapun yang terjadi. Dan disanalah kami dengan tshirt seragam, stand A 101 dengan dominasi warna oranye dan biru ala sunset, senyum mengembang , hati pasrah and HELL YEAH, WE ARE SO READY TO HAVE FUN!! Bagaimana tidak? Bak seorang ibu baru, ajang pameran yang sekaligus ajang kumpul teman ini adalah momen yang paling pas untuk Divemag mendapatkan feedback langsung tanpa tending aling-aling dari pembacanya. Belum lagi antusiasme para teman-teman baru Divemag untuk menjadi contributor menambah semangat kami untuk menjadi lebih baik lagi . Dukungan para teman-teman penyelam yang lebih senior dan dari media- media cetak yang sudah terlebih dulu ada semakin memacu agar Divemag bisa lebih baik, lebih seru, lebih fun tapi tetap GRATIS (;p). Terima kasih atas kerja keras seluruh tim Divemag Indonesia, Marine Buddies WWF, Happen Magazine, klien-klien dan calon klien (amiin) kami, Donovan Whitford si bule Alor yang rela jadi salah satu kecengan Divemag, The Chandrawinata, komunitas-komunitas yang sudah mau menerima undangan berkunjung ke stand kami, Gerde Interior untuk desain stand kami yang ciamik, the last but not least Tuhan YME ; Bertepatan dengan bulan dimana R.A Kartini lahir dan Hari Bumi diperingati, This is the 2nd edition of Divemag Indonesia, MotherEarth Issue. Enjoy,

Editor in chief

Q: Apa benar mengkonsumsi seafood sekarang dilarang karena alasan merusak lingkungan? A: Kecuali bagi mereka yang memiliki alergi terhadap seafood, tidak ada larangan apapun bagi setiap orang untuk mengkonsumsi seafood. Namun, saat mengkonsumsi seafood konsumen diharapkan untuk membuat pilihan yang bijaksana. Beberapa spesies laut yang sering 'mampir' di piring kita masih ditangkap dengan cara-cara yang tidak ramah lingkungan atau melalui praktik budidaya yang belum bertanggung jawab secara lingkungan dan sosial. Selain itu, akibat permintaan yang terus meningkat, aktivitas penangkapan terhadap beberapa spesies dilakukan secara masif dan terus menerus tanpa memperhatikan kemampuan spesies tersebut untuk memperbaharui diri. Q: Spesies apa saja yang masuk dalam kategori-kategori tersebut di atas? A: Spesies ikan karang, seperti kerapu dan kakap banyak ditangkap dengan menggunakan bom atau potas. Kedua cara tangkap ini dianggap berbahaya karena daya ledak bom atau kandungan kimia yang terdapat dalam potas mampu menghancurkan dan atau mematikan pertumbuhan karang yang merupakan habitat ikan karang. Selain itu, kerapu memiliki tingkat reproduksi yang lambat. Jika penangkapan terhadap kerapu dilakukan terus menerus tanpa menjaga populasinya di alam, bisa jadi tidak ada kerapu lagi di masa depan untuk dikonsumsi. Udang hasil budidaya masih banyak diperoleh dari tambak-tambak yang membabat hutan bakau. Padahal bakau sangat berguna sebagai tempat berkembang biak udang sekaligus menjadi 'pagar' penahan ombak yang berfungsi mencegah terjadinya abrasi. Selain itu, beberapa pertambakan udang yang ada di Indonesia umumnya masih menggunakan bahan-bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan. Untuk mengatasinya, pemerintah bekerja sama dengan pengusaha, LSM dan akademisi menyusun seperangkat standar yang dapat memperbaiki praktik budidaya udang menjadi lebih bertanggung jawab.

Beberapa spesies tuna saat ini berada di ambang batas penangkapan berlebih (overfish), yang berarti telah terjadi penangkapan besar-besaran terhadap spesies tersebut yang tidak sebanding dengan kemampuannya bereproduksi. Selain memperbaiki pengelolaan terhadap perikanan tuna, penurunan jumlah konsumsi tuna juga dapat membantu membaharui populasinya di alam. Q: Bagaimana caranya megetahui bahwa seafood yang kita makan ditangkap atau melalui budidaya yang ramah dan bertanggung jawab terhadap lingkungan? A: Jadilah konsumen yang aktif. Tanyakan kepada pelayan, koki atau manajer restoran atau supermarket yang Anda datangi mengenai informasi seputar seafood yang akan dibeli. Darimana spesies tersebut diperoleh dan alat tangkap atau budidaya seperti apa yang digunakan untuk mendapatkannya. Gunakan Seafood Guide sebagai panduan konsumsi seafood Anda. Daftar merah, kuning dan hijau yang tertera di dalamnya dapat membantu Anda membuat pilihan yang baik mengenai jenisjenis seafood yang 'aman' untuk dikonsumsi. Jangan sungkan pula untuk menyebarkannya kepada teman-teman dan kerabat Anda. Partisipasi setiap orang menentukan masa depan laut dan kemampuannya untuk mendukung kehidupan manusia.


50-50 , TELUK BUYAT, SULAWESI UTARA VISIBILITY : 10 -15 M CURRENT : 0-1 KNOT TEMPERATURE : AVERAGE 3032 CELCIUS DEPTH : MAX 11 METER DIVER : ALL LEVEL

DIVE MASTER A Divemaster is a diving qualification used throughout most of the world in scuba diving for a diver who has overall responsibility for a group of divers. As well as being a generic term, Divemaster also refers to the lowest professional rating of most training agencies, such as PADI, SSI, SDI and NAUI. The role and certification is loosely the equivalent of the BSAC Dive Leader, although differences in [1] emphasis exist. The certification is normally a pre-requisite for becoming an instructor in recreational diving. Adalah tingkatan dalam kegiatan selam yang digunakan di seluruh dunia ( PADI, SSI, SDI dan NAUI) untuk seorang diver yang memilki tanggung jawab atas suatu kelompok penyelam. Dive master merupakan tingkatan professional sebelum menjadi seorang Instruktir selam.

DIVEMAG | 12


Banyak alesan kenapa cowo yang lahir di Hannover ini jadi our profile of this month, salah satu alesannya karena dia care tentang our mother earth dan off course karena dia idola para wanitaaaa…ouw..ouuw.. Lets check out what his opinions about you! girls!!

Kalo lo sendiri ngeliat seorang marcel chandrawinata sebagai biota laut, biota laut apaan? Gue sendiri? hiu! Hahaha..hhmm apa yaa…hmmmm….aduuh ga kepikiran..(setelah beberapa saat berpikir dengan keras :p ) hiu aja deh haha Me and “Dolphins”

Serunya diving sama cewe?

Apa sih yang ada dipikiran lo begitu ngeliat diver cewe

Hmm… sama kaya jalan ama cewe di mall, selalu exciting, contohnya kaya kita udah punya cewe, tapi kita masih ngelirik ngelirik yang lain hahhaha. Nah diving sama cewe tuh kaya gitu, Cuma kita ngeliriknya coral, ikan.

Sexy and unique, karena kan diving ini cukup berbahaya yah, harus tau triknya, ga boleh panik. Ga semua orang bisa seperti itu, Jadi diver cewe tu sexy n unique. Biota laut yang bisa diidentikkan dengan cewe? Kudanil kali ya hahaha..ngga lah.. hmm kalo cewe sendiri…boxfish kali ya.soalnya kalo berenang itu pelan dan anggun, nah kalo diver cewe gue liatnya kaya lumba lumba

Yang pasti kalau jalan ama cewe, topik divingnya itu banyak, contohnya “ eh lo liat yang ikan tadi gini gini ngga?” ..jadi serunya itu punya perbincangan setelah diving. Makanya salah satu cara PDKT jitu adalah dengan diving hahaha.


Yang paling males kalo diving sa ma cewe? Passss udah mau diving d ia baru bilang kalo dia lagi “dapet” , duh pali ng males..soalnya gue paling ga bisa liat darah. Dan secara kesehatan juga memang kalo lagi “dapet” kan ga boleh diving. Udah itu aja..selebihnya sih ga ada masalah di ving ama cewe Kalo ama cewe-cewe diver yang rese “ aah males item, aah berat ..dst dst” Hmm sebenernya di diving itu juga k esempatan kita untuk belajar menyesu aikan diri dengan banyak orang. kalau rese ya kita kita belajar harus bersikap ba gaimana, kalo fun kita juga sesuai-in sama orangny a..hmm..tapi rata rata cewe diver yan g gue temui, fun fun aja.. soalnya cewe yang mau diving orangnya rata rata f un-fun, dikit yang rese. Kesalahan yang sering dilakukan oleh diver cewe? Hmm gue biasanya kalo ketemu diver cewe pasti tingkatan lis ence nya lebih tinggi dari gue, jadi ja rang tuh gue menilai menilai kesalahan merek a, dan karena kalo gue liat cewe pake wet suit kesannya langsung sexy n unique..jad i kesalahan kesalahan khas cewe jara ng gue masukin otak haha..udah mau diving aja udah unik.. Apa yang harus diperhatikan dive r cewe sebelum diving? Hmm menu rut gue, harus pake cream pelindung surya ..banyak diver diver cewe yang tidak terlalu mementingkan itu. Udah selese diving mukanya merah merah deh hahaha. Hmm..berarti gimana kalo lo nge liat cewe item karena diving? Ga masalah sih..malahan gue ga ngerti kenapa cewe2 harus berkulit putih, soalnya menurut gue yang penting didalemnya, bahaya kan kalau kulit putih tapi hati item hahaha Perkembangan diver cewe di Ind onesia menurut lo? Hmm Kemaren gue abis diving di bunaken dan di pemuteran ba li, itu tuh banyakan cewenya, ada div er dari spanyol dan negara negara lain... Hmm tapi kalau diver cewe dari indonesia s endiri masih jarang sih, banyaknya masih b ule.

Me and dive…. Pertama kepikiran untuk mendalami diving gimana ? Pertama gue engga mau diving, soalnya gue liat nadine kalo abis diving harus cuci alat lah, cuci cuci wetsuit…Pokonya ribet keliatannya… Cuma setelah dipikir-pikir, semua terbayar dengan apa yang bakal kita temui di dalam laut. Apalagi gue selalu menemukan sesuatu yang baru di setiap penyelaman, meskipun sites penyelamannya sama. Log book nya udah berapa? Waduh log book gue dimana ya, ilang kayanya hahaha…tapi diving sih banyak sih (jangan ditiru yaa :p ) Tempat paling keren menurut lo? Hmm bunaken sih tetep kata gue, Cuma gue masih ngincer raja ampat dan halmahera. Raja ampat lumayan mahal ya, jadi kalo mau pergi kesana, selain siap finansial gue juga harus pastiin badan gue fit abis. Ada ritual sebelum diving? Doa dan double check..pokonya itu paling penting Masalah yang sering dihadapin ketika diving Hmm apa yah..ga ada sih kayanya…paling kalau lagi pilek, sayang kan udah sampai lokasi trus pilek..jadi maksa maksain hahaha….yaaa jadi susah equalizing Cara mengatasinya? Jangan turun cepet cepet aja, tapi gue jarang juga sih bermasalah dengan pilek juga.


dive chat DIVEchat

Biota laut yang paling excited kalo ketemu Udang pembersih, jadi kalau kita deketin dan buka mulut, dia bakal bersihin mulut kita, gue udah nyobain‌lucu banget..paling seneng deh kalo pas diving ketemu itu haha Menurut lo apa yang paling harus dicamkan di dunia diving? mm buat gue yang paling penting adalah tidak panik, karena di laut tuh yang bisa kita andelin ya diri kita sendiri, contohnya pas tabung gue ada trouble, gue ga boleh panik dan bisa ngatasin sendiri‌ soalnya kan kalo nunggu dive masternya kan lama, harus manggil manggil di air haha ada misi yang dijalanin ketika mendalami dunia diving? Hmm gue berusaha untuk menyelamatkan laut kecil2an‌kaya kalo ketemu bungkus mie instan, gue ambil, bahkan gue juga pernah ketemu karung beras ketika diving‌haha heran juga gimana caranya karung itu bisa ada di sana. Next project Kayanya ke halmahera yah..yaa doain aja Words Adit // Photos Tja

DIVEMAG | 18

DIVEMAG | 19


diveblog

“Out of my 1000-odd dives, the three on “The Dream”(Alor Island) are ALL in my top five. Nowhere else even comes close to the variety of huge fish: barracuda, tuna, shark, grouper… Don't miss this show.” Begitu tulis Kal Muller - sang icon diving dunia - dalam “Diving Indonesia” edisi Periplus, 2008. Dari ketakjuban Kal Muller inilah sebuah dive spot di Alor dinamakan “Kal's Dream”. Lebih dari 12 trip sudah saya lakukan untuk menyelam di Alor, Kal's Dream adalah lokasi yang berulang kali ingin dikunjungi setiap hari.

Kali ini saya bergabung di tengah perjalanan menyelam rombongan dari Belgia dan Jepang bersama Dive Master Donovan Whitford (www.divealordive.com). Mas Dono demikian WNI kelahiran Adelaide-Australia ini senang dipanggil bersama Ayahnya: Graeme adalah perintis penyelaman di Alor sejak 20 tahun yang lalu. Senangnya saya ketika dikatakan Kal's Dream adalah tujuan dive pertama kita. Sebuah pinnacle bawah laut di depan pasir putih pantai pulau Kepa ini menawarkan arus yang menjanjikan adrenaline rush. Setelah beberapa saat mengamati perkembangan arus, Mas Dono memberikan briefing singkat (rupanya teman-teman lainnya sudah melakukan diving di sini kemarin, ggrrrhh!!).

DIVEMAG | 20

DIVEMAG | 21


diveblog

“Jump in and straight away hold on to the rope”, gitu kata Mas Dono. Tanpa menyia-nyiakan waktu, kami satu persatu mengikuti instruksi sang Dive Instructor. Giant stride entry, berpegangan ke tali, kempeskan BCD dan mulai lah satu persatu merambati tali jangkar yang digetarkan arus laut Alor. Alor, I'm back! Hamparan karang laut (coral) memenuhi setiap jengkal dasar laut sejauh mata memandang. 20-30m adalah jarak pandang umum di Alor. Dengan sedikit usaha kicking melawan arus (yes, diving is a sport) tibalah kita di “staging area 1”, drop off di kedalaman 20m ini tempat kita menunggu dan menonton pertunjukkan berbagai jenis ikan berwarna warni bermain di sekitar coral dan tentunya beberapa ekor giant trevally berukuran lebih dari 1m sedang makan snack sebelum tiba waktu makan siang mereka. . Merasakan arus yang “manageable” dan setelah mendapatkan ijin dari dive master, kami melanjutkan ke “staging area 2” di kedalaman 35m. Sayang, tampaknya nasib kami belum beruntung kali ini , tak tampak sesuatu yang spesial. Menyadari keterbatasan udara dan no-deco time, kami memutuskan kembali. Saat itu pula saya serasa diserbu sekumpulan jack fish, mereka seakanakan mengabaikan keberadaan saya di sana (mungkin karena kelompok yang besar jadi pe-de kali ya?) . DIVEMAG | 22

Jeprat jepret….tak hentinya saya memotret karena scholling ini pun tak tampak berujung. Setelah membuat “tornado” the jacks melanjutkan perjalanan ke kedalaman gelap Kal's Dream. Yaikksss, dive-comp memerintahkan saya menuju tempat yang lebih dangkal. Dalam “perjalanan pulang” seekor honeycomb moray eel besar mejeng ingin difoto pula dia. Menyadari udara masih mencukupi, sambil berlindung di balik bukit saya menyempatkan diri untuk membuat foto hamparan karang dengan anthias yang berwarna warni sedang bermain. Tiba-tiba terdengar teriakan “tarzan Dono” (yup, tidak menggunakan tank banger, pilihan kita lebih primitif) sambil menunjuk ke kejauhan. 3 ekor bumphead parrot fish dewasa dan 2 yang lebih kecil tampak sedang nge-bump coral di sana untuk mencari makan. Saatnya pulang telah tiba, 4 orang yang tersisa (5 lainnya sudah pulang duluan) membiarkan dirinya diantarkan arus kembali ke tali jangkar. Berhenti di 5 meter untuk safety stop sambil melihat keindahan bawah laut Kal's Dream juga hiburan luar biasa. Terasa arus mulai memuncak, berpegangan erat di tali yang terasa bergetar makin kencang kami sudah tidak lagi bisa memalingkan muka dari arus jika masih ingin masker kita menempel di kepala.

Beberapa menit akhir penyelaman yang masih menantang kita untuk berolahraga. Kal's Dream is a dive spot you will never forget. Surface interval. Ritual normal. Mas Dono: “Soup anyone?”. Sebuah pertanyaan yang tidak perlu dijawab. Sup kacang hijau khas Dono disajikan dengan roti tawar menemani penyelam yang datang dari Belgia, Jepang dan Indonesia (Dono dianggap dari Kupang lah) bercengkrama menceritakan “dream comes true” mereka masing-masing dari penyelaman tadi. Ternyata ada yang melihat black tip shark, turtle ketika saya kabur ke kedalaman tadi. Next time lah. See you in Alor!

Dari kiri ke kanan searah jarum jam: Honeycomb moray eel Light of heaven Schooling jackfish Bocah Takpala Nelayan membuat bubu We live with motherearth Riang anak alor Pakaian perang desa Takpala

Bagaimana menyelam di Alor? Pulau Alor dapat dicapai melalui ferry dari Larantuka atau Kupang, atau dengan penerbangan TransNusa dari Kupang (7 hari seminggu). Minggu, Kamis dan Jumat anda dapat tiba di Alor hari yang sama dan menyelam hari berikutnya. Senin dan Selasa Anda menginap semalam di Kupang dan menyelam hari berikutnya di pagi hari. Cukup banyak penginapan sederhana dan bersih tersedia di Alor dengan harga sekitar 100rb sd 300rb per-malam nya. Sebaiknya Anda minta bantuan dive operator untuk memesankannya untuk Anda. Dive operator website: divealordive.com, alordive.com, alor-diver.com, alor-diving.com, divealor.com

DIVEMAG | 23


Words Adit // Photo Tja

“Dimana Bumi dipijak di situ langit dijunjung”…sebuah peribahasa yang tepat untuk dive tricks kali ini, hmm meskipun mungkin harus diganti dikit jadi “dimana spot diselami, disitu permukaan di junjung ( maksa :p) . anywaaay…sesuai dengan episode MOTHER EARTH bulan april , Dive trick kali ini menyuguhkan gimana cara kita diving yang baik dan benar biar ga ngerusak ekosistem yang kita selami.

1. Leave and Take Nothing “gilaa lucu banget siput lautnya, gue bawa pulang ahh..” ..wadoh.it's a big no! ..hmm mungkin ada pembelaan “sekali ini aja” ato “ gue doang ko” … tapi kalo semua diver mikir kaya gitu, bahaya kan? Selain take nothing, leave nothing juga.. sampah? Waah ngga banget!! Contohnya buang plastik..selain bisa menutupi pertukaran oksigen di biota yang ditutupinya, plastik juga bisa bahaya untuk penyu, karena mengira plastik adalah makanannya, ubur-ubur! 2. Alat jangan klewer – klewer As we know, untuk numbuhin 1 cm aja, terumbu karang rata rata butuh waktu hingga sampai 1 taun..kebayang, pas lagi lucu lucunya tumbuh, tiba tiba dia kesapu sama octopus yang klewer klewer ga karuan dan patah..whuaaa selain untuk lingkungan, kesalahan yang sering dianggap minor ini, berbahaya juga untuk diri sendiri… contohnya; octopus kesangkut di karang – ga bisa maju – panik – cilaka ..wah, jangan ampe kejadian deh 3. Perbaiki buoyancy Dengan buoyancy yang masih up and down ga jelas, yang akan menjadi korban tentunya terumbu karang sendiri.. kalau bisa ngehindar kaya ikan sih asik, kalo terumbu karang? Cuma bisa pasrah nerima hantaman para diver yang bouyancy nya kacau. 4. Sadar fin Kadang, meskipun buoyancy nya udah expert, adaaa aja kejadian “ga sadar fin” . ga nyadar kalo finnya tuh panjang, sehingga ga punya perkiraan jarak antara karang dengan fin. kibaaas teruuus..si arus dari fin pun ngerusak karang yang ada di belakangnya..mending kalo arus, kadang fin nya sendiri justru yang “nyenggol” si karang.

5. Never touch Kenapa? karena siapa tau diantara biota yang kita sentuh ada lapisan lendir yang berfungsi sebagai pelindung tubuhnya. Ditakutkan dengan menyentuhnya, lapisan pelindung itu akan hilang atau menipis…emang lucu n keren sih kalo difoto sambil pegang pegang biota..akrab kesannya :p ..tapi yaa, tahan deh keinginan konyol itu, kenapa konyol? karena selain karena alasan tadi, dengan menyentuh biota biota yang we barely knew and unpredictable, sama juga dengan mengundang celaka, contoh kecilnya; gatel gatel setelah menyentuh anemon, contoh ekstrimnya; Ketusuk spike dari ikan pari yang kaget dan merasa terancam karena didekati oleh manusia, mending kalo spikenya kena di daerah yang ngga vital, kalo di daerah yang vital? Nasibnya bisa sama dengan yang dialami almarhum Steve Irwin ..hiii..knock on wood 6. Ride a car, not Sea Turtle As we know, penyu juga butuh ke permukaan untuk bernafas. Sial banget kan kalo ada penyu yang lagi “otw” ke permukaan untuk napas, tiba tiba di “grab” ama diver diver tengil untuk foto foto –yang rencananya bakal di upload di facebook - ..bergantian pula fotonya arrghh.. 7. Don't panic Panic? big don't! selain membahayakan diri sendiri, panik juga akan sangat menimbulkan kerugian buat lingkungan, dengan panik kita ga peduli berapa banyak terumbu karang yang ditabrak “nyawa gue terancam, boro boro mikirin terumbu karang” gitu kali kata alam bawah sadarnya, dengan panik kita ga sadar fin, buoyancy kita ntah kemana, bisa jadi alat klewer klewer daan lain lain yang unpredictable ketika panik datang.


DIVEMAG | 26

DIVEMAG | 27


Host By Muljadi Pinneng Sulungbudi Sebagai salah satu titik pusat keanekaragaman hayati dunia, Indonesia menyediakan banyak sekali pilihan daya tarik alam. Tidak hanya di darat, di dalam laut pun kerap kali kita dibuat terperangah dengan pemandangan yang tampak mudah sekali untuk bisa dinikmati. Sesuai tema pada bulan April, Mother Earth, rubrik dive photo kali ini mengangkat tema “Capturing Mother Earth”, menyajikan “kemudahan” menikmati pemandangan bawah laut melalui “tangkapan” lensa. Dari bidikan dua orang instruktur selam dan photographer bawah laut berpengalaman, Ebram Harimurti dan Michael Sjukrie.

Halaman 26 : Nikon D90 F/ 11 1/25 sec 10mm Photo : Ebram Harimurti

Frogfish : Canon Powershot S40 F/ 2,8 1/15sec 7mm Photo Michael Sjukrie


Canon EOS 300 D F/ 11 1/160 sec 18mm ISO 100 Photo Michael Sjukrie


DIVE hard

1.Tercipta kemandirian ekonomi , yaitu tercipta daya kompetisi dan kemandirian dari tempat pariwisata tersebut, sehingga akan tercipta keuntungan dan kemakmuran dalam jangka panjang. 2.Tercipta kemakmuran masyakat lokal, yaitu kegiatan pariwisata menyumbangkan keuntungan secara finansial dan kemakmuran bagi masyarakat setempat 3.Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga-tenaga kerja lokal dalam bidang pariwisata. tanpa diskriminasi ras, jenis kelamin dan lain lain. 4.Memberikan keamanan, kepuasan dan pengalaman kepada pengunjung, tanpa ada diskriminasi gender, ras, cacat dan lain lain. 5.Memberikan masyarakat lokal suara/kuasa untuk menentukan sebuah keputusan dalam hal manajemen dan pembangunan pariwisata di area tersebut. 6.Meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal, seperti membangun akses jalan, mendirikan fasilitas kesehatan dan lain lain 7.Melestarikan kekayaan budaya lokal, kegiatan pariwisata yang dilakukan tidak boleh membahayakan kelestarian budaya lokal. 8.Tidak merusak dan mengubah bentang alam yang sudah ada, serta menghindari kerusakan fisik dan visual dari lingkungan. 9.Mendukung usaha konservasi lingkungan alami, habitat, populasi hewan liar dan meminimalisasi kerusakannya. 10.Menggunakan sumber daya alam secara efisien untuk penyediaan fasilitas dan pembangunan pariwista tersebut, seperti penggunaan listrik tenaga surya dan lain lain 11.Meminimalisasi polusi udara, air dan tanah, yang dihasilkan dari perusahaan dan pengunjung.

Words Adit Photos Pongo

Banyak orang bicara tentang ecotourism atau ekowisata. Namun sayangnya, banyak dari penggunaannya masih berada di konteks yang salah, boleh jadi dikarenakan tidak banyak orang yang mengerti akan pengertian ekowisata yang sebenarnya, naaah…sebelum kesalahan ini makin menjadi-jadi. Yuuu kita bahas tentang “apa sih Ekowisata itu?” Ekowisata merupakan bagian dari “Sustainable Tourism” atau pariwisata keberlanjutan.

Berdasarkan The World Tourism Organization (WTO) Sustainable tourism adalah; “envisaged as leading to management of all resources in such a way that economic, social and aesthetic needs can be fulfilled with maintaining cultural integrity, essential ecological processes, biological diversity, and life support systems.” Karena itu, jika ingin sebuah pariwisata dilabeli kata ekowisata, maka pariwisata tersebut wajib hukumnya memenuhi syarat syarat dari pariwisata keberlanjutan. Berdasarkan United Nations Environment Programme – World Tourist Organization, 2005. Terdapat tujuan-tujuan dari pariwisata berkelanjutan, yaitu;

Definisi ekowisata sendiri sangat banyak, dan semakin berkembang dari tahun ke tahun. Menurut The International Ecotourism Society (TIES), Ekowisata adalah “responsible travel to natural areas that conserves the environment and improves the welfare of local people.” Definisi apapun yang digunakan, pariwisata berkonsep ekowisata harus


Sertifikasi Ekowisata Salah satu pembuktian bahwa usaha pariwisata yang dikelolanya adalah berkonsep ekowisata adalah dengan cara; mendapatkan sertifikat ekowisata yang dikeluarkan oleh badan-badan sertifikasi ekowisata. Untuk mendapatkan sertifikat terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh perusahaan pariwisata, diantaranya adalah; 1.Menjalankan manajemen keberlanjutan yang efektif, contohnya -Semua kru dan personil perusahaan mendapatkan pelatihan terkait manajemen lingkungan, sosiokultur, kesehatan dan safety. -Mengukur kepuasan pengunjung dan melakukan tindakan koreksi yang diperlukan. -Memiliki desain kontruksi bangunan infrastruktur yang sesuai dengan bentang alam, tidak merusak alam dan menyediakan kemudahan bagi orang orang dengan kebutuhan spesial. -Terdapat informasi tentang ekosistem sekitar, kebudayaan lokal dan warisan budaya untuk para turis. 2.Memaksimalkan keuntungan dan meminimalisasi dampak negatif terhadap bidang sosial dan ekonomi masyarakat lokal. contohnya; -Perusahaan aktif mensupport instrastruktur umum, seperti sekolah, puskesmas, sanitasi dan lain lain. -Memiliki tenaga kerja yang didominasi penduduk lokal, termasuk untuk posisi yang cukup tinggi, seperti manajer. -Mengutamakan membeli produk lokal untuk keperluan operasional perusahaannya.

3.Memaksimalkan keuntungan dan meminimimalisasi dampak negatif terhadap warisan budaya lokal. Contohnya; -Perusahaan mengikuti peraturan lokal untuk tempat tempat yang sensitif dan sakral. -Artifak sejarah tidak untuk dijual, ditukar atau dipajang. Kecuali memiliki izin hukum. -Perusahaan menggunakan elemen budaya lokal, arsitektur atau warisan budaya untuk design produk, dekorasi ataupun menu kuliner. 4.Memaksimalkan keuntungan dan meminimimalisasi dampak negatif terhadap lingkungan, contohnya ; -Menggunakan bahan-bahan yang enviromental friendly, baik untuk material bangunan, makanan, keperluan sehari hari dan lain lain. -Mengukur penggunaan energi, dan melakukan upaya-upaya pengurangan konsumsi energi. -Mengukur laju konsumsi air dan melakukan upaya upaya penghematan air. -Meminimalisasi polusi yang dikeluarkan seperti melakukan treatment sebelum pembuangan akhir. -Melakukan kegiatan konservasi ekosistem, keanekaragaman hayati dan bentang alam. -Tidak memelihara satwa liar, kecuali sesuai dengan regulasi yang berlaku. -Perusahaan menggunakan spesies spesies asli/ lokal, guna menghindari penggunaan spesies dari luar area.

Sertifikasi sangat penting untuk membedakan perusahaan-perusahaan yang benar benar telah menjalankan konsep ekowisata dengan perusahaan yang hanya mengaku-ngaku bahwa usahanya adalah ekowisata.


Sumber naskah : http://mutiara-mutiara.blogspot.com/ Ilustrasi : Sentja // Photo : Pongo

Pada prinsipnya, moluska bercangkang berpeluang menghasilkan mutiara secara alami. Namun tidak semua kerang bisa menghasilkan mutiara yang bagus dan memiliki nilai beli yang lumayan. Kerang penghasil mutiara umumnya berasal dari famili Pteriidae, namun yang umum dikenal hanya jenis-jenis tertentu seperti gold atau silverlip pearl oyster (kerang mutiara bibir emas atau bibir perak) Pinctada maxima, black-lip pearl oyster (kerang mutiara bibir hitam) Pinctada margaritifera, Akoya pearl oyster (kerang mutiara Akoya)Pinctada fucata dan the winged-pearl oyster (kerang mutiara bersayap)Pteria penguin. Semua anggota famili ini hidup di laut. Sedangkan moluska lain penghasil mutiara yang sejauh ini dikenal berasal dari kelompok abalone dan beberapa gastropoda lain serta beberapa jenis kerang bivalvia air tawar. Setiap jenis kerang mutiara menghasilkan mutiara dengan spesifikasi yang berbeda. Pinctada maxima menghasilkan mutiara relatif lebih besar dari semua jenis kerang penghasil mutiara, berwarna perak, emas dan krem. Jenis ini banyak dibudidayakan di Indonesia, Birma, Thailand dan Australia. Sedangkan kerang jenis Pinctada margaritifera merupakan primadona negara-negara pasifik selatan. Mutiara yang dihasilkannya bervariasi dari warna krem sampai warna hitam. Warna hitam merupakan warna yang diminati pelanggan mutiara dunia saat ini. Dengan demikian harganya sangat mahal. Diameter mutiara yang dihasilkan umumnya lebih kecil daripada yang diproduksi Pinctada maxima. Sementara Pinctada fucata adalah jenis yang banyak dibudidayakan di Jepang, dan Pteria penguin tidak banyak dibudidayakan karena sejauh ini hasilnya diperuntukkan hanya pada kalangan tertentu mengingat bentuk mutiara yang dihasilkannya umumnya tidak bundar.

DIVEMAG | 36

DIVEMAG | 37


La Petite Kepa homestay terletak di pulau Kepa, hanya 5 menit perjalanan dengan perahu dari dermaga Alor Kecil, Selat Pantar, Kepulauan Alor. Terdiri dari bungalow-bungalow yang mengadaptasi bentuk bangunan tradisonal Alor yang sinergis dengan pemandangan pantai dan laut jernih di depan mata. Homestay milik Cedric ini menyajikan makanan- makanan Indonesia-Alor , dimana saat makan siang dan makan malam, para tamu dapat makan bersama sehingga suasana hangat dan saling berbagi cerita jamak ditemui di ruang makan homestay ini. Rate full pension ( per person, per night) : Single occupant of a bungalow : Guests in couple or shared bungalow : Children (bellow 12 years) : Supplement bungalows with attached bathrooms :

DIVEMAG | 38

Rp 150.000.- (10.5 euros) Rp 125.000.- (9 euros) Rp 60.000.- (4.5 euros) +Rp 50.000.- /night/bungalow

-bungalow, -breakfast, lunch and dinner, -drinking water, tea & coffee in self service, -crossing between Kepa and Alor Kecil if joining our trips (2 or3 times a day).

PARVITA SIREGAR No registrasi instruktur : # 476147 PADI Instructur Log Book : +500 + 1st dive : 2001, di Pulau Pramuka Last dive : Komodo, November 2009 Equipment : BCD Oceanic Hera, Regulator Genesis 2000, Fin Tusa Split Fin, Mask Technisub, Wetsuit Sea Quest. Best Spot : Gorontalo, karena seperti menyelam di antara bangunan colonial, arsitekturnya keren banget ! Next Project : Filipina, April 2010

DIVEMAG | 39


THE COVE By Margareth Meutia Ric O'Barry adalah pelatih jenius dibalik kesuksesan film Flipper yang menjadi hit selama periode 1960an. Namun, pengalamannya selama 10 tahun menangkap dan melatih lumba-lumba membawanya pada sebuah momen menyedihkan ketika Kathy, salah satu lumba-lumba pemeran Flipper, dengan sengaja mengakhiri hidupnya dalam pelukan Ric. Sejak saat itu Ric O'Barry telah mengabdikan 38 tahun masa hidupnya untuk membebaskan lumba-lumba dari berbagai bentuk penangkaran. Ric pun menjadi aktivis pembebas lumba-lumba dan apa yang telah dilakukannya selama ini telah membawanya ke sebuah kota kecil di Jepang bernama Taiji. Sepintas terlihat seperti kota yang mengabdikan dirinya untuk lumbalumba dan paus, namun di balik citra baiknya, Taiji menyimpan mimpi buruk seluruh mamalia laut, khususnya lumba-lumba. Di sebuah teluk kecil (cove) di Taiji, selama berpuluh-puluh tahun, telah berlangsung aktivitas pembantaian terhadap sebanyak 23.000 lumba-lumba setiap tahunnya.

Keane

Under the Iron Sea Trio dari Inggris, Keane menjadi besar sejak lagu-lagu ala Coldplay dan Radiohead-nya memulai di debut kancah musik dunia pada tahun 2004 dengan gaya yang lebih teatrikal dan melankolis. Album Under The Iron Sea penuh dengan gaya musik yang lebih gelap, berat dengan nuansa musik keyboard yang lebih banyak, akan tetapi tetap menawarkan sebagian dari nada-nada pop ringan dan menyenangkan seperti debut terdahulunya.

Dengan suara khas Tom Chaplin yang mengalun pada piano-ballads dalam “Crystal Ball” dan lagu catchy pada “Nothing In My Way”, lagu- lagu cantik dan megah pada “ Hamburg Song”, dan “Try Again”yang cukup menggoda, akan tetapi lirik- lirik cinta dan suara lembut dengan gaya falsetto dari Tom Chaplin lah yang sebenarnya menjadi kekuatan pada album ini. Selain penuh dengan nuansa nada pop yang romantis, pastinya akan jadi album yang ciamik untuk menemani perjalanan anda.

Bersama Oceanic Preservation Society (OPS) O'Barry berusaha mengungkap kejahatan ini. Dipimpin oleh Louie Psihoyos, sang sutradara, tim yang beranggotakan para sineas, free divers hingga adrenalin junkie ini, sukses menghasilkan sebuah karya dokumenter yang fenomenal. Didukung peralatan spionase yang canggih, The Cove dikemas dalam bentuk dokumenter investigatif yang sarat akan ketegangan. Tidak tanggung-tanggung, alat-alat pengintai yang digunakan di film ini merupakan peralatan yang sama yang digunakan dalam kegiatan spionase militer.

Namun, The Cove tidak hanya menghadirkan ketegangan. Film bertema konservasi ini juga sarat akan fakta dan data. Dengan menampilkan Ric O'Barry sebagai narasumber utama beserta narasumber lain yang merupakan ilmuwan, praktisi LSM, sesama aktivis hingga pejabat pemerintahan. Academy Award 2010 pun menganugerahi The Cove dengan penghargaan Oscar sebagai Film Dokumenter Terbaik tahun ini. Kini giliran Anda membuktikan sendiri dan tunjukkan dukungan Anda. Selamat menonton!


Bosan dengan bubur tinutuan ataupun mi cakalang khas Minahasa? Bagaimana kalau saat surface interval di Bunaken atau Lembeh diha ngatkan dengan pisang goroho? Awa lnya saya sempat mengira bahwa pisa ng yang digunakan sebagai pisang gore ng untuk goroho ini adalah pisa ng yang belum terlalu masak, tapi tern yata untuk pisang goroho, digunak an jenis pisang yang cukup “ bertepu ng� dan agak keras, layaknya pisang yang digunakan untuk membuat keripik, tapi diiris lebih tebal lalu digoreng . Yang membuat pisang goroho ini menjadi sangat istimewa, adalah coco lannya, bung! Sambal goreng yang salah satu bahannya menggunakan tum bukan ikan roa sebagai pengganti terasi ini nendang banget! Di Manad o sendiri cukup banyak lokasi yang men jual pisang goroho sebagai sala h satu menunya, akan tetapi kalau kebetulan sedang menyelam di lokasi yang cukup dekat dengan perkampung an penduduk, sebaiknya mem esan ke warga setempat saja supaya goroho yang terhidang masih cukup hangat.

u? panas disuguhi goh Siapa tahan udara m tau, u el b g an y a d a ase c mantappp!! Just in untuk semacam asinan gohu adalah sebutan Terbuat dari potongan a. has khas tanah Mina g ya buah pepaya yan buah-buahan , biasan terbuat dari g an y h kua an eng d , el masih mengk a ram , gula dan bisa jug cuka, jahe, sedikit ga k u t un a p u l an g si . Jan ditambah sedikit tera gkan. dan ihi d um el eb s n i g n simpan di pendi bil berjemur menikmati Selesai diving atau sam ! ..! RP gohu dingin, SLU


Nemocracy Love-ly Sponge Foto ini diambil di Alor, NTT. Saya lupa nama sitenya. Tapi saya ingat waktu penyelaman itu visibility sangat jernih, hampir tanpa particles. Dan ketika saya berbalik arah, saya melihat barrell sponge yang terpajang indah diantara karang2 lainnya membentuk seperti wall kecil. Saya langsung memotretnya dan ketika saya preview di camera, ternyata lubang di barrell sponge itu terbentuk seperti hati. Langsung saja saya mencari sudut yang tepat untukmenjadikan gambar barrell sponge itu membentuk lingkaran 'hati' yang indah. We love mother nature!

1

2

Lokasi penyelaman: Tanjung Bolung, Taman Laut Nasional Bunaken, Sulawesi Utara. Waktu penyelaman: sekitar pukul 18.00-19.00 Kedalaman saat mengambil foto: 8-10 meter. Jenis kamera: Canon Powershot A640 dengan housing Canon. Tujuan utama kami menyelam sore itu adalah melihat ikan mandarin (mandarin dragonet) yang biasanya muncul dari sela-sela karang untuk berpacaran di sore hari. Di sanalah sehabis kami melihat seekor octopus kecil yang meliuk lincah di hamparan pasir, seekor lionfish mendarat dengan tenang seperti helikopter di atas gundukan pasir dan berpose bagi kami. Tak lama kemudian seekor snake eel tak diduga-duga menyeruak dari dasar pasir dan menjulurkan kepalanya, untuk kemudian terdiam beberapa lama, seolah sama takjubnya dengan kami yang sedang melihat mereka.

Nemocrazy! I love, love, love finding nemo! Sepertinya, setiap saya menyelam pasti tanpa disadari mata saya akan terpaku ketika melihat sekeluarga anemone fish sedang bermain dan berpose-pose ria untuk para u/w photographer yang lewat. Dan foto nemo ini saya dapatkan ketika menyelam di Raja Ampat. Saya ingat itu adalah penyelaman terakhir pada trip itu dan saya tadinya sudah hampir tidak mendapatkan objek untuk difoto, ketika saya terpanah melihat nemo dan 'rumah'nya yang dikelilingi background yang cocok sekali untuk dijadikan jepretan yang indah. ^_^


• Digital Watch, Air, Nitrox, Gauge and Free

Oceanic geo Sporty-licious. The GEO is a powerful and versatile new SCUBA and Free-Diving Sports watch, cementing our reputation as the leader in specialty dive watches. A unique combination of quality, function and style, the GEO Wristwatch is perfect on its own or as a backup to any dive computer.

Dive Modes • Custom Audible Alarms with Alarm Acknowledgement™ • OceanGlo® Backlighting

• Diver-Replaceable Battery™ • Advanced digital watch functions including alternate time zone, stopwatch, lap timer, daily alarm, and countdown timer • Alpha-numeric display

• Adjustable safety stop time and depth • History Mode • Optional OceanLog® PC Download and Settings Upload Software and USB Cable

Veo / $329

Oceanic VEO 100NX Full-Featured Air or Nitrox Personal Dive Computer in a compact package. The Oceanic Veo 100 NX coordinates carefully arranged information with our trademark ease-of-use, oversized digits , bar graphs, and intuitive icons. Loaded with features but still very user friendly with a single operating button.

• Air and Nitrox Operating Modes • Easy to learn and use • Customize the information displayed

during a dive with a press of a button

• "Hockey Puck" module is the same size as

most depth gauges for easy and inexpensive console upgrades • Water activation • Diver-replaceable battery with Hot Swap memory allows battery change between dives • Safety stop prompt • 12 dive log book

Geo 2/ $459

Geo/ $419

Geo / $419

DIVEMAG | 46


Words & Photo :Adit

Cewe yang pengen diajak diving? hmm siapa ya…Ibu saya! kebayang lucu si mamah pake kerudung diajak diving haha Ikan yang mirip cewe? Ikan sapu sapu, haha…soalnya ikan sapu sapu kan suka nemplok nemplok trus ciciiiing (dieem), kan cewe juga suka nemplok nemplok hahaha (curiga curhat colongan nih ..) Ngeliat cewe diving? Seneng, soalnya pertama kali snorkling, diajak ama si “teteh” Yang cantik dari laut? Haha..pertanyaannya beritme kaya “si buta dari goa hantu”, kalo ini “yang cantik dari laut”…. Apa yaa..ikan! gw terpukau liat ikan badut...da kampungan, saya baru pertama kali snorkling..ternyata beneran ada nemo nemo teh hahaha Baju buat cewe diving yang oke? Yang merek bagus, ga suka yang minim .. suka yang emang buat diving aj a (wetsuit) Tanggapan lo, tentang bahwa “Terumbu karang tumbuh 1 cm/ tahun” Hmm…berarti berikanlah dia makanan yang bergizi, biar bisa jadi 2cm/ taun haha Tanggapan Kalo ngeliat Sampah di laut Bener-bener! berarti yang ngebuang ke situ sampah masyarakat haha Ada Judul lagu berbau laut yang mo diciptain changcuters? Sisi pantai pangandaran!..eh salah sisi laut pangandaran hahaha…..duh ap a yaa….belum kepikiran euy..(setelah berpikir beberapa detik) aah ieu! “janga n marah lautku indonesia”…cieeee…

DIVEMAG | 48

DIVEMAG | 49


Jarang-jarang jika kita menyelam menemukan ikan tuna dalam ukuran yan g lumayan. Tidak beda dengan pengalaman saya kali ini. Menyelam di sebuah titik di Ambon, saya disuguhi pemandangan yang juga lumayan langka. Tulang tuna yang dagingny a sudah difillet tenggelam di dasar lautan. Yang membuatnya menjadi “istime waâ€? adalah ukurannya. Dengan panjang hampir satu meter, pastinya berat (bekas ) tuna ini lebih dari 35 kg. Ga kebayang juga sih bertemu si perenang cepat yang sradak sruduk ini di dalam lautan. ..ketemu bekasnya aja sudah takjub‌ Photo : Pongo

deadly dead

Jangan tertipu oleh ukuran imut dan cincin biru cantik di sekujur tubuh gurita ini. Gurita cincin biru atau blue ringed octopus adalah salah satu hewan yang sangat mematikan. Seringkali terdampar di karang-karang dan seringkali menyebabkan tangan-tangan jahil yang menyentuhnya atau tidak sengaja menginjak menemui akibat yang fatal. Dibalik reputasi yang menyeramkan, kami menemuinya melayang di antara para rekan penyelam, dalam kondisi mati. Tragic. Photo by : Swee Chuah

DIVEMAG | 50

DIVEMAG | 51


Beautifull faces are all over the sea, not only the fishes, but also the divers, new divers and thosealmost-a-diver. Enjoy the smile‌!


dive events

THANK YOU VERY MUCH FOR YOUR SUPPORT

Salute kepada teman-teman yang sudah bersedia mensupport kami sebagai salah satu media peserta pameran di Deep Indonesia tanggal 12-14 Maret yang lalu. Terima kasih telah semakin memeriahkan kegembiraan di stand kami, atau minimal mau membaca, memberikan masukan, semangat, saran dan pastinya kritik. We love you all‌mmmuaaahhh..!!! Marine Buddies, WWF, Iwan Fals, Pasto, Nadine Chandrawinata, Marcell Chandrawinata, Ringgo Agus, Ony, AbNon Jakarta. Direktur COREMAP II,Ir. Hugua, Cahyo Alkantana, Tyo Survival, Rico Jelajah, Medina Kamil, Donovan Whitford of Alor, Martin Wetik of POSSI , and the Dive Panda.

DIVEMAG | 54

DIVEMAG | 55


diveevents

Another beauty creature diving to the sea, former Bond girl yang sekarang jadi bintang reality show, Denise Richards, mengambil kursus selam ketika berlibur di Malibu bersama dua anaknya dari mantan suaminya, Charlie Sheen.

Meanwhile , gitaris utama Aerosmith, Joe Perry bersama 85 penyelam lainnya mengumpulkan sampah dari dasar lautan di sekitar rumah keduanya di Longboat Keys, *I wonder how the rockstar will looks like in a wetsuit…hmmm..*

Imogen Heap, penyanyi yang baru saja menggelar konsernya di Balai Kartini, Jakarta, 31 Maret 2010 yang lalu, said on her Jakarta's concert, that she's dying to go dive at Raja Ampat, Papua *gw juga mauuuuu…..ikuttt…*

Satu lagi ide penggalangan dana dari selatan Springfield, Amerika Serikat, SCUBA POKER. Sekitar 25 pemain poker dikumpulkan untuk bermain bersama dalam sebuah tanki demi penggalangan dana untuk Children's Miracle Network. *hasil judi untuk dana social anak- anak ? mmm ..menarik juga.. :P * DIVEMAG | 56

Words Pongo // Photos Tja&Bakantan

Sebuah jam saku dari perak yang ditemukan seorang penyelam di sebuah situs kapal karam, dikembalikan ke keluarganya setelah terkubur pasir selama 130 tahun. Jam perak yang berukirkan , Richard Prichard 1866 Abersoch North Wales , adalah milik Kapten Richard Prichard yang tenggelam bersama kapal Barbara di lepas pantai Wales pada tahun 1881.

We bet you guys are wondering, how come a diving magazine, put a-non-diving- activity photo as the cover for April issue..? Kalau mau jeli sedikit, bolehlah melirik ke sudut kanan di bawah tulisan “Indonesia”, it's the Mother Earth issue. Sengaja dipilih figure perempuan sebagai perwakilan sosok “mother”, dan lokasi pemotretan yang melambangkan unsur-unsur yang ada di bumi : daratan , laut, dan udara, as you can see at her background. Dan jadilah pagi buta, kami bergegas menuju dermaga jetski Pantai Mutiara, diantar kapal seorang teman (Om Kojor..we loopp yuuhh..), Syifa Kumala sebagai model, dan sisanya rombongan Divemag yang jauh lebih nafsu ngeliat laut daripada pemotretan ;P. Soo.. lokasi dermaga di pulau Ayer yang akhirnya dipilih, ditemani baju-baju batik pleated cantik dari Selada ( Radio Dalam, Yayuk Simandjuntak 0816833234) , akhirnya muncullah 3 foto unggulan sesuai tema, berdasarkan voting, yang terpampangnlah pemenangnya. DIVEMAG | 57


Kehabisan DIVEMAG INDONESIA di pick up points ? Langganan saja, langsung ke depan pintu anda. Subscription : 1 tahun Rp. 150.000 Pulau Jawa 1 tahun Rp. 200.000 (Luar Jawa) Subscription & T- shirt : Men Tshirt Rp.230.000 (Pulau Jawa) Rp.270.000 (Luar Jawa) Size : L & XL Women T- shirt Rp. 230.000 (Pulau Jawa) Rp. 270.000 (Luar Jawa) Size : M & L NAMA : ALAMAT: EMAIL: TELEPON : ISI FORMULIR INI UNTUK DIKIRIM MELALUI POS BESERTA PEMBAYARAN KE : DIVEMAG INDONESIA JL. CIPETE 8 NO. 94 A, JAKARTA 12140 ATAU KIRIM VIA EMAIL DAN IKUTI PETUNJUK PEMBAYARANNYA KE : subscribe.divemag@gmail.com

DIVEMAG | 58


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.