Tantangan Guru Menghadapi MEA 2015

Page 1

indi TIK

EDISI

02 Tahun II Mar '15

Berbagi dan Menginspirasi

Tantangan Guru Hadapi MEA 2015 Laporan Utama: Gerakan Indonesia Terdidik TIK Diluncurkan Sekolah Al-Hidayah Teluk Panji: Idealisme di Belantara Perkebunan edisi maret 2015


#menolakgaptek Bersama masyarakat,bantu pemanfaatan TIK di Sekolah. Mari belanja sambil berdonasi! Mug indiTIK Rp 20.000,Kaos indiTIK Rp 80.000,-

Payung indiTIK Rp 25.000,-

Keuntungan penjualan merchandise ini untuk membantu sekolahsekolah kurang mampu guna melengkapi kebutuhan perangkat teknologi informasi dan komunikasi. Pesan pembelian hubungi: Email indonesiaterdidiktik@gmail.com Rekening transfer BSM 708-147-8931 a.n. NURUL F QQ INDONESIA TERDIDIK TIK *Harga belum termasuk ongkos kirim


salam redaksi REDAKSI @indiTIK /indiTIK

Penasihat Debby Fienta L. Pane Pemimpin Redaksi Hendra Yudha Redaktur Pelaksana Imam Tamaim Redaksi Rizki Ardhani S. Putri Limilia Siti Nurjannah Tambunan Desain Grafis Putri Rahmadewi Foto Cover TF Subarkah Administrasi & Keuangan Nurul Fitriah Alamat Redaksi JL. Pulo Macan V No. 47/49 Tomang - Jakarta Barat - 11440 Tel : 021 566 8761 Fax : 021 5696 3052 Email indonesiaterdidiktik@gmail.com Website www.indonesiaterdidiktik.org

3


DAFTAR ISI

3

Salam Redaksi

26

Hashtags

6

Laporan Utama

27

Buku dan Film

10

Sekolah Kita

28

Infografis

14

Fokus

30

World Story

18

IndiTIK Movement

32

Jendela

24

ICT for Education

4

edisi maret 2015


34

Inspirasi

46

Tamu Kita

36

Hobi

50

Esai

38

Gadget Kita

Best Spot

40

Kesehatan

52 54

41

Tips dan Trik

56

Sosok Guru

42

Kisah Sukses

5

Pojok Blog

edisi maret 2015


laporan utama

Tantangan Guru Hadapi MEA 2015

K

Dalam waktu yang tak lama lagi era pasar bebas atau yang disebut economic borderless country, Asean Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akan segera tiba. MEA direncanakan bakal dimulai pada pengujung tahun 2015. Tentu saja semua sektor akan terdampak oleh penerapan MEA ini, tak terkecuali sektor pendidikan. Guru misalnya, ketika MEA dimulai, tenaga pengajar ini tentu harus memenuhi beragam kompetensi jika tak mau “tergusur” oleh tenaga pengajar dari luar. Sejumlah pengamat memprediksi bakal terjadi persaingan yang sangat ketat baik di dunia usaha maupun dunia kerja. Profesi-profesi seperti dokter, perawat, guru, bahkan sopir pun, bakal diperebutkan oleh para profesional dari negaranegara ASEAN. Dalam persaingan pasar bebas otomatis yang berlaku hukum pasar. Siapa yang paling memenuhi kompetensi dan kebutuhan “pasar” dialah yang bisa meraih peluang. Tak terkecuali profesi guru atau tenaga pengajar. Kelak guru yang memenuhi standar kompetensi yang bakal mengisi sekolahsekolah dengan standar tertentu, tidak peduli apakah dia dari dalam atau luar negeri.

Lalu sudahkah kita siap dengan sistem pasar bebas ASEAN ini? Sejumlah daerah memang tampaknya tengah menyiapkan sejumlah strategi untuk menyongsong MEA 2015, meski sebetulnya terbilang terlambat. Misalnya yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Kedua lembaga ini sepakat untuk melakukan restrukturisasi pendidikan. Hal ini diakui pula merupakan bagian penting dari persiapan Jatim untuk memenangkan persaingan di bidang pendidikan saat MEA 2015 tiba. Bahkan Gubernur Jatim, Soekarwo, kembali menegaskan bahwa pada saat MEA 2015 resmi diberlakukan, seluruh guru se-ASEAN dapat mencari pekerjaan di Indonesia, termasuk Jatim. “Kemungkinan serbuan guru asing ke Jatim sangat besar, tentu hal ini perlu diantisipasi melalui strategi yang tepat,” kata dia saat menerima kunjungan pengurus PGRI Jatim di Surabaya, September lalu. Menurut Soekarwo, strategi pertama yang harus dilakukan adalah meningkatkan kualitas guru lokal melalui pendidikan dan pelatihan agar memiliki kualitas bertaraf ASEAN. Selain itu, tentu saja memperbanyak sekolah dengan taraf internasional,

6

edisi maret 2015


dalam negeri bakal tersingkir dari sekolahnya saat MEA 2015 diberlakukan. “Kalau di sekolah negeri saya tidak yakin itu terjadi, tapi kalau di sekolahsekolah mahal memang sudah mulai terjadi,” jelasnya kepada wartawan indiTIK melalui email (23/10). Oleh karena itu, pria yang dikenal dengan terobosan-terobosan kreatif di bidang TIK ini, menyarankan bahwa idealnya semua guru harus bisa menggunakan komputer atau perangkat TIK. “Bukan sekadar sebagai alat ketik tapi sebagai media pembelajaran sehingga mereka bisa melakukan eksplorasi pengetahuan menggunakan komputer,” tegasnya.

minimal memiliki sertifikasi tingkat ASEAN. Strategi berikutnya adalah membuat Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur standardisasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh guru asing yang ingin mengajar di wilayah Jatim. Tujuannya agar keberadaan guru-guru lokal terlindungi dan tidak tergerus oleh keberadaan guru-guru asing. Kompetensi guru yang diperlukan dalam menghadapi kompetisi era MEA salah satunya adalah kemampuan di bidang TIK. Kompetensi ini sepertinya tak bisa ditawar lagi, sama halnya Bahasa Inggris, kemampuan TIK menjadi syarat standar dalam pergaulan masyarakat global. Oleh karena itu, dukungan di bidang TIK ini pun tak kalah besar. Misalnya seperti dilakukan BUMN, sebut saja Telkom. Sebagai sebuah perusahaan milik negara yang bergerak di bidang telekomunikasi, Telkom ikut terlibat dalam upaya penyiapan sumber daya manusia berkompetensi TIK untuk menghadapi MEA 2015. Salah satunya dengan mendirikan Broadband Learning Center (BLC) di 61 kota di Indonesia. Program lain yang dilakukan Telkom misalnya, bekerja sama dengan Intel, perusahaan teknologi dunia, memberikan pelatihan TIK bagi siswa dan guru dengan sertifikasi internasional. Telkom menargetkan 50.000 Master Trainer guru sampai tahun 2015 melalui program ini. Pakar IT Onno W. Purbo mengaku prihatin dengan kompetensi TIK pada guru di dalam negeri. Secara jujur, pria yang namanya sempat disebutsebut sebagai calon Menkominfo ini, mengatakan bahwa sekarang kondisi kesiapan mereka menghadapi MEA 2015 semakin parah. Lebih-lebih menurutnya setelah mata pelajaran TIK “dibuang” dari kurikulim SMP dan SMA. Namun demikian, Onno tak yakin guru-guru

Onno juga mendorong pemerintah, khususnya pemerintahan baru, agar segera melakukan langkah-langkah strategis yang menurutnya urgen terkait peningkatan kapasitas dan kompetensi guru di bidang TIK. Langkah-langkah itu di antaranya, pertama, TIK harus masuk ke kurikulum SD, SMP, dan SMA. Kedua, semua guru diberi pembekalan TIK untuk pembelajaran. Ketiga, semua calon guru di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) atau universitas negeri dan lain-lain harus disiapkan untuk menggunakan TIK. Keempat, semua sekolah harus disiapkan infrastruktur TIKnya. Untuk diketahui, MEA rencananya diberlakukan mulai Desember 2015. Tujuan dari sistem ini adalah untuk menciptakan ASEAN sebagai sebuah pasar tunggal dan kesatuan basis produksi, investasi dan modal, serta penghapusan tarif bagi perdagangan antarnegara ASEAN. Kesepakatan pelaksanaan MEA diikuti oleh 10 negara anggota ASEAN yang memiliki total penduduk 600 juta jiwa, sekitar 43 persen jumlah

7

edisi maret 2015


laporan utama

Gerakan Indonesia Terdidik TIK Diluncurkan

G

erakan Indonesia Terdidik Teknologi Informasi dan Komunikasi (IndiTIK) secara resmi diluncurkan di Auditorium Perpustakaan Nasional Jakarta, Selasa (25/11). Peluncuran gerakan yang mendorong penggunaan TIK dalam proses belajar dan mengajar itu diawali dengan konferensi guru bertajuk “Pemanfaatan TIK dan Kesiapan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015”. Hadir sebagai pembicara, pakar pendidikan Prof. Dr. Arief Rachman. Dalam pemaparannya, dia menegaskan bahwa TIK harus dimanfaatkan secara maksimal oleh para guru. Dia juga menyarankan agar guru sebaiknya tidak melarang penggunaan gadget di sekolah, tetapi cukup dengan melakukan

pengawasan dan bimbingan agar mereka menggunakannya secara bijak. Menurut guru besar Universitas Negeri Jakarta ini fungsi pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Jika perkembangan TIK bisa dibarengi dengan pemanfaatannya yang baik di dunia pendidikan, maka itu merupakan salah satu jalan mencerdaskan bangsa. “TIK tidak boleh dihindari, tapi harus dimanfaatkan dengan baik,” jelasnya. Sementara itu, pembicara yang lain Uwes Anis Chaeruman, pengajar Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) menyatakan,

8

edisi maret 2015

mata pelajaran TIK sebaiknya diajarkan di sekolah, tapi dengan pola yang diintegrasikan dengan mata pelajaran lain. Dia sependapat bahwa mata pelajaran TIK tidak harus diajarkan secara khusus, tetapi cukup diintegrasikan dengan mata pelajaran lain. “Sebenarnya Kurikulum 2013 sudah berorientasi pada pengajaran berbasis TIK. Hanya saja, banyak guru yang belum sepenuhnya memahami semangat tersebut,” ujarnya. Guru TIK sekaligus blogger, Wijaya Kusumah, yang mendapat kesempatan berbicara pada sesi sharing sesama guru menyampaikan bahwa peran guru TIK sekarang ini adalah memfasilitasi guruguru lain untuk belajar TIK serta membimbing murid-murid di sekolah terkait dengan TIK. Jadi, menurut pria yang kerap disapa Om Jay ini, guru TIK tidak akan


kehilangan peran kendati dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran TIK dihapuskan. Dukungan Masyarakat dan Pemerintah KH. Wahfiuddin Sakam, Dewan Pembina Djalaluddin Pane Foundation (DPF), lembaga yang menginisiasi gerakan IndiTIK dalam sambutnya menyatakan bahwa pihaknya mengharapkan dukungan semua pihak baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat agar gerakan IndiTIK dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan. “Jika pendidikan melibatkan teknologi maka akan mengalami percepatan,� ujarnya. Sementara itu, Kepala Seksi Karier Subdirektorat SMA Kemendikbud Sarwin Zein yang hadir untuk memukul gong pertanda diluncurkannya gerakan IndiTIK menyampaikan pesan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Menurut dia, Mendikbud telah mengimbau jajarannya agar mendukung kegiatan-kegiatan masyarakat yang melakukan pengembangan TIK bagi dunia pendidikan. w Di sela-sela acara peluncuran Gerakan IndiTIK secara simbolik bantuan berupa 1 unit laptop dan 1 unit LCD proyektor diberikan masing-masing kepada Ahmad Qodri dari MAS Islamiyah Batu Ajo,

Kota Pinang Labuhan Batu Selatan, Sumut, dan Slamet Masrukhin dari MA Hasbullah, Karanganyar Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Kedua sekolah tersebut sebelumnya sudah menjalankan program pelatihan TIK yang diselenggarakan Djalaluddin Pane Foundation. Ahmad Qodri, wakil dari sekolah penerima bantuan, yang pernah mendapat pelatihan TIK mengakui bahwa kesulitan sekolah-sekolah di daerah salah satunya soal keterbatasan fasilitas perangkat TIK. Pihaknya mengaku sangat terbantu dengan program IndiTIK ini dan akan memanfaatkan sebaik-baiknya bantuan tersebut untuk kepentingan pengajaran di sekolah. Pemanfaatan TIK secara maksimal, membangun suasana kelas kondusif, serta menerapkan cara pengajaran moderen memang diakui merupakan poin-poin penting dalam pendidikan dewasa ini. Hal ini sebagaimana mengemuka dalam Konferensi Guru 2014 yang digelar bersamaan dengan peluncuran Gerakan IndiTIK yang melibatkan guru se-Jabodetabek. Namun demikian, belum semua sekolah mampu menyelenggarakan pendidikan dengan menerapkan poin-poin yang disebutkan. Selain kompetensi para guru, kendala lain adalah fasilitas

9

edisi maret 2015


sekolah kita

Sekolah Al-Hidayah Teluk Panji: Idealisme di Belantara Perkebunan

M

alam telah larut, namun hujan masih berderai. Sempat lebat untuk beberapa saat, hingga akhirnya berhenti lamat-lamat. Kami sempat khawatir, sebab esok hari jalanan yang akan kami tempuh mengunjungi sebuah sekolah berkilokilometer panjangnya, dan tidak

10

semuanya beraspal. Beberapa bagian berlapis batu koral, beberapa bagiannya lagi hanya berupa timbunan tanah. Namun rupanya keberuntungan masih berpihak kepada kami. Hujan yang lumayan lebat semalam itu tidak membuat jalan-jalan tanpa aspal berubah menjadi kubangan. Bahkan, air hujan justru menolong perjalanan kami karena membuat debu jalanan yang biasanya beterbangan kali ini tidak lagi. Kami pun bisa melalui jalan-jalan di belantara perkebunan kelapa sawit dengan relatif nyaman.

edisi maret 2015


Sepeda motor yang kami tumpangi sesekali sempat oleng karena harus menerabas genangan, tapi itu bukan tantangan berarti. Bahkan, sempat pula roda depannya kempis terantuk ujung batu yang runcing. Toh, masih bisa kami atasi. Desa Teluk Panji IV, Kampung Rakyat adalah tujuan kami, lokasi dimana sekolah Al-Hidayah itu berada. Ya, sekolah ini bernama Al-Hidayah, sesuai dengan nama yayasan yang menaunginya. Letaknya yang terpencil, jauh dari pusat kota. Bangunan sekolahnya yang amat sederhana, meski sebagian sudah dibangun dengan batu bata, namun sebagian lagi masih bertembok papan kayu. Beberapa bagiannya retak-retak karena memang lahan yang digunakan tergolong labil, maklum lahan gambut. Ini menunjukkan sekolah tersebut bukan dibangun dengan dana berlimpah. Memang, yayasan ini dibangun oleh masyarakat setempat yang membutuhkan tempat belajar bagi anakanaknya. Al-Hidayah adalah wakaf masyarakat. Teluk Panji merupakan perkampungan

transmigran yang terletak di tengah belantara perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Sumatera Utara. Pendidikan Karakter Untuk menuju ke sekolah Al-Hidayah, kami harus menyusuri medan yang cukup berat berupa jalan-jalan berbatu yang dibangun di antara lahanlahan perkebunan kelapa sawit nan luas. Bagi yang baru pertama kali datang ke lokasi ini, perjalanan akan lumayan menegangkan. Selain jalan sepanjang lebih dari 20 kilometer yang dilewati itu sangat sepi, tiadanya rambu-rambu penunjuk jalan pun membuat kami agak khawatir tersesat di tengah perkebunan. Janganlah membayangkan minimarket, sekadar warung kecil pun sukar dijumpai. Sejauh mata memandang yang ada hanyalah deretan pohon penghasil minyak goreng saja. Perjalanan lebih dari dua jam itu pun lamalama menjenuhkan, meskipun kejenuhan langsung hilang ketika kedatangan kami disambut ramah

11

edisi maret 2015


para pengajar Al-Hidayah. Adalah Lasiono, sang kepala sekolah, tengah sibuk menerima panggilan telepon saat kami tiba. Dari pembicaraan yang kami dengar rupanya dia menerima telepon dari salah seorang wali murid yang anaknya bermasalah. Alot juga rupanya diskusi di telepon itu, sehingga kami harus menunggu cukup lama untuk bersapa dengannya. Usai bertelepon Lasiono menyapa kami, dan langsung membuka obrolan. “Beginilah sekolah kami, baru saja saya terima telepon dari orangtua yang tidak terima anaknya tak naik kelas,” ujar Lasiono. Dia menjelaskan, meski hanya sekolah swasta yang secara fisik mungkin tidak sebaik sekolah lain di wilayahnya, dia tidak mau main-main dengan nilai-nilai pendidikan. Meskipun, risikonya ada saja siswa yang akhirnya keluar atau pindah sekolah. Padahal bukan hal mudah mencari siswa di tempat terpencil semacam kampung Teluk Panji itu, terbukti tiap angkatan jumlah siswanya hanya puluhan saja. “Kalau memang harus tidak naik, ya tidak naik, meskipun keputusan seperti ini sudah tidak populer lagi di sekolah lain,” tegasnya. Lasiono berharap dari sekolah di tempat terpencil itu lahir generasi yang tidak sekadar mementingkan angka-angka nilai di rapot tetapi lebih dari itu mementingkan nilai moral dan akhlak. Sebagai pendidik, dia getol menekankan nilai moral dan karakter, oleh karena itu dirinya tak segan menegur anak-anak di sekitar kampungnya jika melakukan kesalahan. Siapa saja, di mana saja. “Kalau saya, bukan anak didik sekolah ini pun saya tegur, sebab kalau kita tidak peduli dengan mereka, anak-anak kita juga akan terkena dampaknya,” paparnya. Lasiono juga menekankan sikap semacam itu kepada para tenaga pendidik lain. Walhasil, meski lokasi sekolah di tempat terpencil, siswa-siswi AlHidayah lumayan berprestasi. Tak jarang mereka menyabet juara di tingkat kabupaten, seperti dalam Olimpiade IPA atau kejuaraan-kejuaraan pengembangan seni dan bakat siswa.

12

edisi maret 2015


Memanfaatkan TIK Sekolah Al-Hidayah berdiri tahun 1998, menyelenggarakan pendidikan dari tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI) Madrasah Tsanawiyah (MTs) hingga Madrasah Aliyah (MA). Saat ini sekolah yang ditopang dana swadaya masyarakat ini memiliki tiga bangunan yang digunakan untuk kelas dan satu buah kantor. Untuk kebutuhan standar saja, jelas fasilitas tersebut masih kurang. Belum lagi untuk kebutuhan pendukung lainnya seperti laboratorium komputer, laboratorium bahasa, dan perpustakaan. Namun demikian, yang membanggakan dari sekolah sederhana ini adalah semangat guru-gurunya memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pembelajaran. Meski

baru memiliki dua buah LCD proyektor, dan hanya menggunakan tembok papan yang terkadang berlubang untuk menembakkan sinarnya, bukan berarti menurunkan semangat mereka belajar dengan fasilitas TIK. Meski jaringan internet juga jauh dari memadai, sekolah ini tetap bertekad untuk mengupayakan sebisa mungkin pengajaran dengan TIK. Para tenaga pengajar mengakui, TIK terutama internet sangat membantu dalam hal pengayaan bahan ajar. Lokasi sekolah mereka jauh kemanamana, tapi dengan internet banyak bahan pelajaran, update informasi apa pun yang bisa mereka dapat. “Sayangnya, jaringan telepon kami di sini byar-pet,� kelakar Lasiono. (Imam Tamaim)

13

edisi maret 2015


fokus

Menimbang Pertahanan Siber Indonesia

P

ertahanan siber atau cyber defence di era teknologi informasi dan komunikasi (TIK) semestinya tidak boleh lagi dikesampingkan. Perang siber di era moderen jauh lebih mungkin terjadi ketimbang perang konvensional. Negara sekelas Amerika pun tak luput dari serangan siber. Belum lama ini, pihak keamanan Gedung Putih dihebohkan oleh jebolnya jaringan komputer mereka karena diretas pihak lain. Pelaku bahkan sempat menyusup ke dalam komputer milik staf senior Presiden Barrack Obama pada Jumat (31/10/2014).

14

Meskipun menurut kabar serangan ini belum berhasil merusak sistem keamanan Gedung Putih, namun hal itu cukup untuk membuat kepanikan. Bagaimana dengan Indonesia? Serangan siber terhadap sejumlah instansi pemerintahan sebetulnya kerap terjadi. Ingat kasus pembobolan data IT Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Pemilu 2009? Kemudian website Preside SBY yang diretas seorang hacker penjaga warnet? Dan banyak lagi kasus lain. Amat disayangkan, dalam hal kesiapan pertahanan siber, Indonesia edisi maret 2015


sebagai sebuah negara besar termasuk ketinggalan. Sebagaimana diungkapkan oleh Kol. Ir. Bagus Artiadi Soewardi, M.Si, analis madya nirmiliter Ditkomduk Ditjen Pothan Kemhan, bahwa pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertahanan terbilang terlambat mengantisipasi cyber defence. Meskipun menurut kabar serangan ini belum berhasil merusak sistem keamanan Gedung Putih, namun hal itu cukup untuk membuat kepanikan. Bagaimana dengan Indonesia? Serangan siber terhadap sejumlah instansi pemerintahan sebetulnya kerap terjadi. Ingat kasus pembobolan data IT Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Pemilu 2009? Kemudian website Preside SBY yang diretas seorang hacker penjaga warnet? Dan banyak lagi kasus lain.

Amat disayangkan, dalam hal kesiapan pertahanan siber, Indonesia sebagai sebuah negara besar termasuk ketinggalan. Sebagaimana diungkapkan oleh Kol. Ir. Bagus Artiadi Soewardi, M.Si, analis madya nirmiliter Ditkomduk Ditjen Pothan Kemhan, bahwa pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertahanan terbilang terlambat mengantisipasi cyber defence. “Kebijakan terkait ketahanan siber baru saja ditandatangani pada Juli 2014,” jelas Bagus pada seminar nasional ‘Cyber Defence dalam Menuju Indonesia Baru’ di kampus Universitas Negeri Jakarta (6/10/2014). Menurut Bagus, kesiapan ketahanan siber bangsa kita selama ini terkendala oleh sejumlah regulasi, misalnya terkait komponen pendukung dan cadangan yang belum kunjung disahkan DPR. “Ini kendala Kemhan

15

edisi maret 2015

sehingga belum bisa melakukan rekrutmen para ahli siber,” papar Agus. Dari sisi ketahanan, negeri kita memang termasuk jauh dari siap apabila suatu saat terjadi perang siber. Karena itu, Bagus mendorong agar segera tercipta kerja sama yang baik antara Kemhan, Kominfo, Menristek, serta stakeholder lain, karena selama ini belum terintegrasi dengan baik. Selain itu, optimalisasi peran masyarakat juga harus segera dilakukan. Karena sebetulnya tidak sedikit hacker Indonesia yang terpandang di mata dunia. “Sementara, tentara kita ini masih terbiasa dengan kegiatan perang (konvensional) dan latihan (fisik),” papar Bagus. Padahal menurutnya, pertahanan dalam perang siber juga perlu dipersiapkan. Dia mengilustrasikan, bahwa dalam perang fisik musuh bisa


saja kesulitan menembus target karena adanya penjagaan pasukan yang berlapis-lapis. Tapi dalam perang siber, musuh bisa dengan mudah menembus target tanpa harus melewati penjagaan pasukan, karena cukup dengan mengacak-acak sistem ketahanan siber yang lemah.

pertahanan siber yang paling baik sebenarnya adalah dengan tidak menggunakan softwaresoftware yang dibuat pihak Asing. Oleh karena itu, dia mendorong agar bangsa ini mampu mengembangkan produk-produk teknologi informasi karya anak bangsa sendiri. Selain baik

Sementara itu, pakar TIK Onno W. Purbo sependapat bahwa ketahanan siber negeri ini masih tergolong lemah. Dia menyebut bahwa tidak banyak dari kalangan militer yang menguasai teknologi informasi “tingkat tinggi�, khususnya dalam bidang cyber defence. Padahal kata dia, jumlah serangan yang menyerang situs-situs penting, termasuk situs milik negara, dalam sehari bisa jutaan jumlahnya. Belum lagi potensi “pencurian data� penting yang mungkin saja dilakukan melalui sejumlah software yang diproduksi oleh pihak Asing. Onno berpendapat bahwa cyber defence atau

dari sisi keamanan dan ketahanan, penggunaan software dalam negeri juga membuat bangsa menjadi mandiri, tidak hanya menjadi sasaran pasar negara-negara asing. Selain itu, demi keamanan dan ketahanan, Onno menyarankan agar masyarakat berhati-hati dengan data. Jangan mudah mengunggah informasiinformasi yang bersifat pribadi ke internet. Sebab dengan begitu, pihak lain akan dengan mudah memanfaatkannya untuk kepentingan-kepentingan tertentu. Hal semacam ini menurut Onno juga merupakan bagian dari pendidikan cyber defence di tengah masyarakat.

16

edisi maret 2015


badan bernama Cyber Security Operations Centre (CSOC). Indonesia sebetulnya juga punya beberapa badan atau organisasi baik pemerintah maupun non-pemerintah yang menangani keamanan jaringan internet, antara lain Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) yang berdiri sejak 2005. Ini merupakan badan di bawah Kementrian Komunikasi dan Informatika yang bertugas melakukan pengawasan keamanan jaringan telekomunikasi berbasis protokol internet Indonesia. Ada pula Indonesia Computer Emergency Response Team (ID-CERT) yang merupakan organisasi non-pemerintah untuk melakukan advokasi dan koordinasi penanganan insiden keamanan di Indonesia. Organisasi ini didirikan para akademisi pada 1998 yang mempunyai misi melakukan koordinasi penanganan insiden internet yang melibatkan pihak Indonesia dan pihak luar. Namun demikian, sayangnya hingga saat ini Indonesia belum juga punya sebuah badan atau lembaga khusus yang bertanggungjawab terhadap pertahanan dan atau serangan balik jika terjadi perang siber atau cyberwar. Kondisi ini tentu saja sangat mengkhawatirkan. Adalah kebutuhan mendesak bagi Tentara Nasional Indonesia (TNI) atau Kementerian Pertahanan untuk segera memilikinya, mengingat ancaman terhadap keutuhan NKRI saat ini bukan hanya dalam bentuk perang senjata, tapi lebih kepada perang teknologi, salah satunya teknologi siber. (imt)

Kesiapan Negara Lain Globalisasi teknologi disadari betul oleh sejumlah negara maju, bukan hanya dari sisi keuntungan tetapi juga ancamannya. Internet atau dunia maya telah menjadi sebuah matra atau dimensi baru yang harus dikuasai dan dipertahankan setelah darat, laut, udara dan angkasa luar. Sejumlah negara Barat maupun negara seperti China dan Rusia berlomba-lomba membangun infrastruktur keamanan dan pertahanan. Bahkan, pemerintah negaranegara tersebut merekrut para ahli yang sangat kompeten melalui kompetisi di universitas-universitas ternama maupun pengamatan di jejaring sosial. Seorang mantan staf gedung putih yang bertanggung jawab atas kontraterorisme dan keamanan siber, Richard Clarke mengatakan, efek perang siber bisa bermacam-macam, diantaranya adalah bug komputer yang bisa menghentikan sistem email militer, kilang dan pipa minyak meledak, kendali sistem lalu lintas udara terhenti, kereta api barang dan metro tergelincir, data keuangan jadi acak-acakan, pembangkit listrik berhenti dan satelit yang mengorbit lepas kontrol. Hebatnya lagi, identitas penyerang dalam kekacauan tersebut dapat tetap misterius dan tak pernah diketahui. Berbagai negara saat ini membangun lembaga yang bertanggung jawab atas keamanan dan ketahanan siber mereka. Amerika membentuk unit khusus bernama United States Cyber Command (USCYBERCOM) di bawah United States Strategic Command (USSTRATCOM) yang mulai aktif pada 2009. China juga gencar merekrut dan membangun prajurit dunia maya yang dikenal sebagai “blue army�. Israel punya Unit 8200 yang mempunyai spesialisasi cyber walfare dibawah Israel Defense Forces (IDF). Pemerintah Australia melalui Direktorat Pertahanan Sinyal Departemen Pertahanan Australia membuat

17

edisi maret 2015


inditik movement

Pelatihan TIK untuk Guru di Labusel

A

rmada Trainer Teknologi Informasi dan Komunikasi (AT-TIK) Sumatera Utara kembali mengadakan pelatihan Pemanfaatan TIK untuk Pembelajaran bagi para guru di Kabupaten Labuhan Batu Selatan Sumut. Kali ini bertempat di Laboratorium Komputer Pondok Pesantren Moderen Ar-Rasyid, Labuhan Batu Selatan. Pelatihan berlangsung selama tiga hari dari Senin hingga Rabu, 27-29 Oktober 2014. Pelatihan melibatkan sekitar 13 orang guru dari 5 sekolah di Labusel, yaitu PPM Ar-Rasyid, MAS Islamiyah Batu Ajo, MAS Al Hidayah Teluk Panji, MAS Ell Firdaus dan MAS Subulussalam. Dalam pelatihan yang menurunkan trainer-trainer berpengalaman, yakni Nurul Fauziah (AT-TIK Sumut) dan Putri

Rizki Ardhina (Forum Lingkar Pena Sumut) ini, para guru terlihat antusias mengikuti jalannya pelatihan. Peserta diajari berbagai materi tentang komputer dan internet, khususnya untuk kepentingan pembelajaran, di antaranya program Powerpoint sebagai media pembelajaran di sekolah. Pelatihan ini merupakan pelatihan terakhir di tahun 2014. Sebelumnya, AT-TIK Sumut sudah mengadakan 15 kali pelatihan semacam ini di Labusel. Pelatihan-pelatihan tersebut merupakan kerja sama dengan Djalaluddin Pane Foundation (DPF), lembaga nirlaba yang berkantor di Jakarta. (imt)

18

edisi maret 2015


Sambut MEA 2015, Sumut Gelar Seminar TIK

P

erkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) begitu pesat. Beragam perangkat komputer maupun gadget sudah banyak dijangkau masyarakat baik di kota maupun pelosok desa. Jaringan internet juga sudah menjangkau bahkan hingga ke wilayah terpencil. Namun apakah perkembangan teknologi ini sudah dimanfaatkan untuk hal yang produktif dan edukatif? Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 yang akan mengukuhkan persaingan ketat dalam sistem pasar bebas, kreativitas dan produktivitas menjadi faktor utama dalam meraih peluang. TIK juga menjadi salah satu sarana pendukung menghadapi era ini, terutama penerapannya dalam dunia pendidikan. Menanggapi hal itu Djalaluddin Pane Foundation (DPF) menggelar seminar bertajuk “Peranan TIK dalam Kurikulum 2013 Menuju MEA 2015” di Sumatera Utara pada 8 November 2014. Bertempat di Aula Universitas Labuhanbatu Kota Pinang, seminar menghadirkan Laila Sari S.Psi, M.Pd, praktisi pendidikan Sumatera Utara, Nugraha Ramadhan, Direktur PT. Radiks Sejahtera Mulia Abadi, dan Hendra Yudha Ketua Djalaluddin Pane Foundation (DPF). Turut dihadir pula Ngampuni dari Dewan Pendidikan Labuhanbatu. Dalam pemaparannya Laila Sari menegaskan agar guru tidak berpandangan salah tentang TIK.

“Memang dalam Kurikulum 2013 pelajaran TIK dihapus, tetapi justru TIK-nya sendiri memainkan peranan penting dalam proses pembelajaran,” paparnya. Nugraha Ramadhan menyampaikan bahwa sangat dimungkinkan masyarakat ASEAN akan terbentuk seperti masyarakat Uni Eropa, punya persaingan, perdagangan, dan mata uang sendiri. Oleh karena itu, tekan pria yang akrab disapa Idhan ini, masyarakat Indonesia mestinya bisa meningkatkan kemampuan dan kualitasnya. Persaingan global sudah ada di depan mata. “Sementara ini dokter, pengacara, guru masih banyak dari lokal, tapi ke depan para profesional itu akan banyak masuk dari negara luar,” jelasnya. Ketua DPF, Hendra Yudha, menyampaikan komitmen lembaganya yang akan terus berdedikasi bagi masyarakat Indonesia. Dia berkomitmen untuk mengembangkan program-program berkualitas demi menciptakan masyarakat pembelajar berbasis TIK dan Nurani Ihsani.

19

edisi maret 2015


inditik movement

AT-TIK Sumut Gelar Workshop Desain Grafis

D

esain grafis merupakan keterampilan pendukung yang sangat dibutuhkan dalam dunia serba komputer dewasa ini. Bahkan di perusahaan-perusahaan tertentu, seperti perusahaan media, penerbitan, dan percetakan, desain grafis menempati posisi sangat penting. Tanpa desain yang baik tampilan suatu produk tidak akan menarik. Desain grafis merupakan bagian penting dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Meski lebih banyak terkait dengan seni grafis, namun perkembangannya tidak bisa dilepaskan dari perkembagan TIK itu sendiri. Menyadari pentingnya skil desain grafis ini, khususnya untuk kebutuhan dunia kerja, Armada Trainer Teknologi Informasi dan Komunikasi (AT-TIK)

Sumatera Utara, memberikan pelatihan dalam bentuk workshop selama sehari kepada para siswa dan siswi sekolah di Binjai Sumatera Utara pada 29 September 2014. Sejumlah relawan AT-TIK yang rata-rata masih berstatus mahasiwa ini membimbing adik-adik mereka yang masih duduk di bangku sekolah menengah ini agar mengenal dunia desain grafis. Dengan harapan, kelak ketika mereka memasuki dunia kerja kemampuan tersebut dapat menjadi nilai tambah yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Penyelenggara pelatihan tidak memungut biaya alias gratis untuk pelatihan ini. Pelatihan ini menurut mereka didakan sebagai tanda cinta mereka terhadap Indonesia, terutama Sumut. (imt)

20

edisi maret 2015


Pelatihan TIK Angkatan I Digelar di Ponpes Mahirul Hikam Jateng

T

idak semua lembaga pendidikan akrab dengan dunia teknologi informasi dan komunikasi (TIK), kendati saat ini TIK sebetulnya bukanlah barang baru. Masih banyak sekolah, pondok pesantren, atau lembaga pendidikan lain yang belum memanfaatkan TIK sebagai alat dalam proses pembelajaran. Selain minimnya fasilitas, skil atau kemampuan di bidang TIK di kalangan pendidik juga menjadi kendala utama. Atas alasan ini, Pelatihan TIK digelar bagi para guru dan ustaz di Pondok Pesantren Mahirul Hikam As-Salafi, Semarang Jawa Tengah. Pelatihan yang dihadiri oleh 20 peserta Angkatan I ini berlangsung selama tiga hari, dari 5-7 September 2014. Pesertanya adalah para guru di Pesantren Mahirul Hikam, MTs Assalafi, dan SMA Assalafi Semarang. Sejumlah temuan menarik dijumpai oleh para relawan TIK yang menjadi trainier maupun pendamping dalam pelatihan ini. Dari mulai peserta yang awam tentang komputer dan internet, yang gemetaran karena grogi saat mengetik nama dan sejumlah data saat membuat akun email, hingga yang sudah punya akun facebook namun belum menggunakannya untuk kepentingan pembelajaran. Namun demikian, pada dasarnya semua peserta antusias dengan pelatihan yang diberikan meliputi pengenalan komputer dan internet dan membuat power point untuk penyampaian bahan ajar. Pelatihan ini merupakan program Djalaluddin Pane Foundation (DPF) yang telah beberapa tahun belakangan ini aktif melaksanakan kegiatan serupa di Sumatera Utara, Jakarta, dan Pekalongan Jawa Tengah. DPF menggagas sebuah gerakan bernama Indonesia Terdidik TIK (IndiTIK) agar pemanfaatan TIK untuk pendidikan dapat dilakukan secara merata di sekolah-sekolah di Indonesia. (imt)

21

edisi maret 2015


inditik movement

IndiTIK Goes to Campus Masuk ke UI

G

erakan Indonesia Terdidik Teknologi Informasi dan Komunikasi (Indi TIK) mulai mengenalkan diri ke kampus-kampus. Bertajuk IndiTIK Goes to Campus, gerakan ini mulai masuk ke kampus Universitas Indonesia (UI) di Depok, Jawa Barat pada Jumat, 5/9/2014. Bekerja sama dengan Gerakan UI Mengajar (GUIM) Angkatan ke-IV, Gerakan IndiTIK diperkenalkan kepada mahasiswa dan mahasiswi kampus jaket kuning itu. Putri Limilia sebagai salah satu penggerak IndiTIK memaparkan fakta bahwa banyak masyarakat Indonesia telah menggunakan fasilitas TIK seperti komputer, gadget, dan internet, tetapi hanya baru sedikit saja yang memaksimalkannya untuk aktivitas yang bersifat produktif dan edukatif. Gerakan IndiTIK bertujuan untuk memberikan penyadaran kepada masyarakat akan pentingnya pemanfaatan TIK untuk kebutuhan positif, produktif dan edukatif.

“Kami menyebarkan 'virus' anti-gaptek, bukan saja gaptek dalam arti tidak paham teknologi tapi juga yang mengunakan teknologi tapi tidak memanfaatkannya untuk kegiatan postif,� tutur Putri. Gerakan IndiTIK diinisiasi oleh Djalaluddin Pane Foundation (DPF) untuk mewujudkan masyarakat “melek� teknologi informasi yang memiliki karakter kuat atau dalam istilah lain memiliki nurani ihsani. Kampus dinilai sebagai tempat yang cocok untuk memulai gerakan karena kampus merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang masih memiliki idealisme tinggi. (imt)

22

edisi maret 2015


Klinik TIK Pekalongan Selenggarakan Pelatihan Bisnis Online Armada Trainer TIK (AT-TIK) Pekalongan, Jawa Tengah menggelar Pelatihan Bisnis Online untuk para guru di Klinik TIK Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, Sabtu (18/10). Para guru yang semula hanya menggunakan internet untuk browsing dan mengerjakan tugas-tugas, kini mulai diajari untuk kegiatan jual-beli. Kegiatan yang diselenggarakan para relawan AT-TIK Pekalongan, bekerja sama dengan Relawan TIK Pemalang ini juga didukung oleh DJalaludin Pane Foundation (DPF), lembaga yang menaungi AT-TIK Pekalongan. Dalam kesempatan tersebut para relawan menyampaikan bahwa ada sejumlah keuntungan saat berjualan di dunia maya. Selain hemat modal karena tidak perlu menyewa lapak yang mahal dan mempekerjakan banyak karyawan, jangkauannya juga luas. Keuntungan lain, dalam bisnis online calon pembeli dapat bertransaksi kapan saja dan di mana saja. Tidak ada istilah toko tutup. Dalam pelatihan yang berlangsung sekitar enam jam ini, Massol selaku trainer menjelaskan langkah-langkah yang rinci tentang bagaimana membuat blog untuk berjualan online. Platform yang digunakan dalam pelatihan ini adalah fasilitas blog dari Google, Blogspot. Sementara, para peserta yang memang sebelumnya sudah mendapatkan pelatihan internet dan email tidak canggung dalam mengikuti pelatihan ini. Mereka bahkan tampak bersemangat kendatipun beberapa kali menemui error saat mendaftarkan alamat blog. Diharapkan, hasil dari pelatihan ini membentuk masyarakat Pekalongan menjadi lebih produktif dan informatif. (kabar pemalang/imt)

23

edisi maret 2015


ICT for education

Rencanakan Aktivitas Mengajar dengan Planboard

Di era teknologi saat ini, produsen perangkat lunak banyak memproduksi software-software pendukung bagi guru untuk lebih efektif dalam mempersiapkan maupun ketika mengajar di kelas. Salah satunya adalah planboard. Sofware yang dapat diunduh secara gratis ini dapat membantu guru dalam penjadwalan kelas dan materi. Tidak hanya itu, planboard juga menyediakan fasilitas standar untuk masing-masing mata pelajaran. Sehingga guru dapat dengan mudah mengukur efektifitas dalam mengajar dengan melihat ketercapain dari standar yang ada.

S

udah menjadi rahasia umum bahwa setiap guru memiliki jam mengajar yang banyak dalam sehari. Apalagi semenjak adanya sertifikasi, guru dituntut untuk memiliki jumlah jam mengajar minimum 24 jam dalam sepekan. Hal ini bukanlah perkara mudah terutama apabila guru harus mempersiapkan materi untuk tingkatan kelas yang berbeda. Jika tidak dipersiapkan dengan sebaik mungkin, maka tidak menutup kemungkinan kelas akan berjalan tidak efektif.

24

edisi maret 2015


Selain itu, planboard juga menyediakan fasilitas untuk sharing dengan peserta didik. Sehingga, peserta didik dapat mengetahui rencana pembelajaran. Dengan kata lain guru dapat mengantisipasi miss-komunikasi yang biasa terjadi. Penggunaan software ini cukup mudah. Guru dapat langsung mengakses melalui website www. planboard.com. Sebelum dapat menggunakannya, para guru diharuskan melakukan registrasi terlebih dahulu dengan email maupun facebook. Setelah form registrasi lengkap, guru diminta untuk membuat semacam profil singkat mengenai sekolah dan mata pelajaran yang diajarkan. Apabila tahapan ini sudah selesai. Guru dapat langsung membuat perencanaan mengajar seminggu atau sebulan ke depan seperti gambar di bawah ini.

Cukup mudah bukan? Dengan demikian, jumlah jam mengajar yang banyak tak perlu menjadi kerisauan apalagi halangan bagi guru untuk bekerja lebih optimal. Selamat mencoba! (limilia)

25

edisi maret 2015


hashtags #konferensiguru2014 #gerakanindiTIK

P

ada 25 November 2014 lalu Gerakan Indonesia Terdidik TIK (IndiTIK) diluncurkan di Jakarta. Bersamaan dengan acara tersebut digelar pula Konferensi Guru 2014 yang menghadirkan sekitar 200-an guru dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Akun twitter Gerakan IndiTIK @indiTIK pun dibanjiri twit dari peserta konferensi dengan hashtag #konferensiguru2014 dan #gerakanindiTIK, berikut sejumlah twit yang menarik untuk disimak.

Fitria Chakrawati @fitachakra, Contributing Editor di @MomsGuideID, ibu dari tiga anak, penulis, writing trainer, dan juga blogger.

Saepullah @543full, adalah seorang blogger berasal dari Bogor Jawa Barat, tulisan-tulisannya meliputi dunia pendidikan dan TIK.

Bhayu Sulistiawan @bhayusulis, seorang guru, aktif di Ikatan Guru Indonesia (IGI) Bekasi.

26

edisi maret 2015


buku COME, Mengajak Kita Terhubung Dengan-Nya Judul Buku ISBN Penulis Penerbit

: COME (Connected, Meaningful, Excellent) : 9786020989051 : Wahfiudin Sakam S.E., M.B.A. : Noura Book, 2014

A

pakah Anda merasa telah mencapai puncak prestasi, karir atau pendidikan? Lalu Anda merasa biasa-biasa saja atau bahkan hidup Anda terasa hampa? Nah, berarti ada yang salah dengan diri Anda. Pasti ada sesuatu yang membuat sistem tidak bekerja secara semestinya. Sesungguhnya Allah Swt. menciptakan kita (manusia) dengan sebuah sistem dan siklus hidup yang dapat membawa kita menjadi khalifah (wakil) Tuhan di muka bumi ini. Karena itulah, Dia Swt. membekali kita dengan sebuah entitas bernama ‘kalbu’. Tapi ada orang bertanya, kenapa hal itu tidak terjadi? Kenapa hidup terasa biasa-biasa saja. Tiada makna. Tidak ada yang amazing! Nah, itulah masalahnya. Pertanyaan sebaliknya, sudahkah Anda memperbaiki hubungan dengan Dia, Sang Pemilik kalbu? Seberapa intens-kah koneksi yang Anda bangun dengan Allah? Padahal, intensitas hubungan dengan Allah akan mendatangkan banyak keberkahan, termasuk kecemerlangan pikiran serta tindakan Anda. Buku “COME, Connected, Meaningful, Exellent” akan mengajak kita bagaimana agar tetap terhubung dengan Allah. Tidak ada jalan atau cara rahasia dalam mencapai tingkat excellent dalam hidup dan berkarya. Sebab manusia hanya diminta untuk tetap terhubung dengan Sang Maha Pencipta (connected) lalu menyelami makna hidupnya sendiri. Buku ini akan memaparkan sebuah proses ruhani yang kerap terlewatkan dalam upaya manusia menemukan makna hidupnya, dan bagaimana dia mampu melejitkan potensinya. Karena itu, penulis pun mengungkap arti connected-meaningful-excellent sebagai sebuah proses perjalanan ruhani untuk menemukan kesejatian hidup. Pada akhirnya, kita butuh peta, bukan untuk mencari jalan rahasia tetapi untuk mengingatkan yang terlupa. Sebagaimana dikatakan Suryo Alam, Managing Director Tene Capital mengenai buku ini, bahwa jalan hidup setiap orang adalah pilihan masing-masing, pilihan tersebut sangat dipengaruhi oleh ‘isme’ yang ia anut. Orang yang memilih hedonisme, akan menempatkan kehidupan bermewah-mewahan sebagai segalanya. Sementara orang yang memilih altruisme, ia akan menempatkan kehidupan sebagai sarana untuk menolong orang lain. Demikian pula dengan ‘isme-isme’ yang lain. “Buku ini penting dan menarik, paling tidak karena dua alasan. Pertama, dengan membacanya kita bisa tahu ‘peta’ diri kita sebagai manusia jenis yang mana. Apakah altruis, atau jenis lain. Kedua, dengan membacanya kita bisa becermin dari contoh sejumlah orang besar dengan pilihan jalan hidup yang mereka tempuh dan jalani,” tulis Suryo. (imt/radiks.co.id)

27

edisi maret 2015


infografis

28

edisi maret 2015


29

edisi maret 2015


world story

S

Berners-Lee, Kebersahajaan Sang Penemu WWW

iapa sangka, berbicara di event teknologi kelas dunia, sang penemu World Wide Web (WWW)—sebuah nama yang membuat kita bisa berselancar di internet—hanya memegang secarik kertas. Sementara temuan dia telah memungkinkan orang menggunakan perangkat dan gadget canggih berbasis internet. Adalah Tim Berners-Lee atau biasa dikenal dengan TimBL. Sebagaimana pernah dituliskan wartawan Kompas, Pepih Nugraha, di hadapan sekitar 3.000 peserta yang terdiri dari para pembuat peranti lunak untuk smartphone dan internet mobile serta jurnalis, Berners-Lee menyampaikan materi singkat hanya dengan secarik kertas di tangannya. Itu pun sering tak diliriknya. Di event Nokia World tahun 2010 itu, hampir semua pembicara menggunakan teknologi canggih dalam memaparkan materinya. Sesekali bahkan diselingi dengan pemutaran film atau video, juga slide foto pada empat layar lebar canggih di ruangan itu, kecuali Berners-Lee. Saat dia memaparkan materi, layar menjadi statis dan hanya menampilkan

30

edisi maret 2015


namanya saja besar-besar. Namun demikian, tetap saja presentasinya mengundang tepuk tangan yang bergema dari para hadirin. Selesai menyampaikan ceramah, Berners-Lee turun podium dan melenggang ke luar tanpa beban, tanpa pengawalan seorang pun sebagaimana layaknya pembicara terkenal. Ini baru satu saja dari kebersahajaan sang penemu jenius ini. Kebersahajaan yang lain, bahwa hingga kini Berners-Lee tidak berkeinginan untuk mendapatkan status populer. Buktinya, banyak yang masih tidak mengetahui kekuatan karya pria ini, yakni World Wide Web. Dan salah satu kontribusi terbesarnya dalam memajukan WWW adalah dengan tidak mempatenkannya sehingga masih dapat digunakan secara bebas. Dia memang konsen sekali dengan masalahmasalah kemanusiaan. Oleh karena itu itu, sejak 2008 dia adalah Direktur World Wide Web Foundation, untuk mendanai dan mengkoordinasikan upayaupaya memajukan potensi Web untuk manfaat kemanusiaan. Berners-Lee lahir di London, 8 Juni 1955. Dia adalah insinyur dan ilmuwan komputer Inggris yang menyabet gelar profesor di Massachusetts Institute of Technology (MIT) berkat penemuan WWW. Berners-Lee menyampaikan proposal penemuannya itu pada Maret 1989 dan setahun kemudian menulis software web untuk pertama kali. Berkat temuannya, kini manusia di muka bumi ini dapat tersambung satu sama lain dengan mudah

dan murah melalui internet. Bahkan sekarang, informasi apa pun sudah bisa digenggam dan dibawa ke mana-mana melalui ponsel pintar. WWW membuat manusia tidak lagi berjarak satu sama lain. Orang bisa berkomunikasi dengan orang lain di belahan dunia mana pun hanya dengan menuliskan WWW di depan nama situs tertentu. Jarak dan waktu kini seakan tidak lagi menjadi kendala. Ke depan, Berners-Lee menyarankan kepada para pengembang peranti lunak, khususnya berbagai aplikasi untuk smartphone agar membuat aplikasi yang tepat untuk media yang beragam. Para pengembang, menurut dia, tidak boleh terpaku pada aplikasi “kuno” untuk desktop atau PC semata karena media berinternet bentuk lain, seperti iPad dan smartphone yang lebih mobile, merupakan tantangan baru. Hal ini cukup beralasan karena saat ini 20 persen penduduk dunia menggunakan web, sementara 80 persen sisanya memiliki akses ke sinyal mobile. Tahun 1999 Berners-Lee dinobatkan majalah Time sebagai “100 Most Important People of the 20th Century”. Berkat WWW yang ditemukannya pula, pada 2004 dia dianugerahi Millenium Technology Prize oleh Pemerintah Finlandia dan berhak atas hadiah uang 1 juta euro, atau sekitar Rp 15 miliar yang diserahkan Presiden Tarja Halonen. Pada tahun yang sama, ia juga dianugerahi gelar “Sir” oleh Ratu Elizabeth II. Sejumlah gelar doktor honoris causa juga dia dapat dari berbagai universitas ternama dunia. (imt)

31

edisi maret 2015


jendela

Mengenal Disleksia

M

emiliki anak mahir membaca, menulis, dan berhitung saat sekolah tentu harapan semua orang tua. Namun beberapa anak terbata-bata melakukannya, bahkan beberapa di antaranya justru terpaku saat melihat huruf berderet tanpa mampu memahami artinya. Jika mendapati anak demikian, orang tua patut curiga, mungkin itu pertanda sang anak mengidap disleksia. Tapi tak perlu juga panik menghadapinya. Disleksia adalah istilah tentang kesulitan anak berbahasa. Disleksia juga dapat dipahami sebagai gangguan kesulitan membaca pada anak di usia yang seharusnya sudah matang untuk membaca. Tapi dia memiliki kecerdasan normal dan kesempatan belajar yang baik. Intinya, kemampuan baca anak ini di bawah rata-rata. Secara umum anak penyandang disleksia memiliki kesulitan memproses informasi, memperoleh pelajaran, terutama melalui proses menyimak (modal auditori) sehingga dia butuh waktu lama memahami ujaran dan mengingat informasi yang didapat. Penyebab disleksia adalah faktor genetik, selain juga

karena gangguan pada otak kiri. Pendapat lain mengatakan, disleksia pada anak atau orang dewasa dikarenakan defisit fonologis, yaitu kesulitan memetakan representasi bunyi terhadap huruf (fonologis) sehingga baginya reprentasi fonologis menjadi kabur, lemah, dan rapuh sehingga pemrosesan bunyi bahasa menjadi kurang efisien. Sikap Orang Tua Sebagian besar orang tua bingung dalam membantu anaknya yang mengidap disleksia belajar. Ditambah, belum banyak institusi pendidikan di Indonesia yang menyediakan pembelajaran khusus anak disleksia. Umumnya, anak keluar dari sekolah umum lalu memilih sekolah di rumah atau sekolah yang menyediakan layanan anak berkebutuhan khusus. Sebetulnya, dalam menghadapi kasus anak disleksia orang tua bisa mengunakan

32

edisi maret 2015

beberapa gaya pembelajaran. Harus diingat bahwa anak dengan disleksia punya ingatan pendek sehingga dia perlu waktu lama memahami, mengelola, dan menyimpan informasi. Kesulitan ini terkadang membuat informasi hilang sebelum diproses. Karena itu, pengulangan dan belajar keras (repetition and over-learning); mnemonic; dan pemetaan pikiran (mind mapping) merupakan metode yang tepat untuk mereka. Repetition and over-learning bisa dilakukan dengan cara menarik, misalnya dengan mengajak anak mengingat sambil jalan-jalan atau berbelanja. Sementara, gaya belajar mnemonics memanfaatkan kesamaan bunyi mengingat informasi secara verbal atau memanfaatkan nomor, karakter, atau simbol secara visual untuk mengingat informasi secara visual.


Cara lain adalah mind mapping. Cara ini dapat dimanfaatkan untuk belajar dan membangun ide utama dari sejumlah informasi dalam bentuk gambar, simbol, dan warna. Ini juga bermanfaat agar anak bisa membangun peta pikirannya untuk memahami banyak informasi. Sukses Meski Mengidap Disleksia Mengidap disleksia bukanlah akhir dari segalanya. Banyak pemikir, seniman, atau penulis mengidap disleksia, tapi karier mereka tetap bersinar setelah sukses mengatasinya. Sebut saja Leonardo da Vinci, Albert Einstein, Agatha Christie, dan John Lennon. Mereka melawan dan tak menyerah pada kenyataan. Perlahan tapi pasti, mereka pun sukses dalam karier. Leonardo da Vinci pelukis legendaris asal Italia. Lewat Mona Lisa dan The Last Supper, namanya meroket. Ia juga dikenal sebagai ilmuan, ahli matematika, insinyur, pemahat, arsitek, botanis, pemusik, dan penulis. Namun banyak yang tidak tahu bahwa pelukis kidal ini mengidap disleksia. Kondisi ini terkuak saat peneliti mengamati sejumlah ide penemuan di buku harian Da Vinci yang tertulis terbalik, seperti saat melihat cermin. Bagi peneliti, kemampuan menulis terbalik biasa dilakukan penderita disleksia bertangan kidal. Uniknya, pengidap disleksia tak menyadari jika cara menulis itu tak sama dengan orang kebanyakan.

Albert Einsten, ahli fisika ini mulai mengatasi keterbatasan akibat disleksia ketika dia tertarik dengan kompas. Semangatnya terpacu untuk mempelajari ilmu merakit barang dan matematika hingga akhirnya ia mampu memecahkan rumus matematika yang paling rumit. Padahal, ia memiliki memori yang buruk sampai ia tidak mampu mengingat bulan dan tahun dengan tepat sehingga pernah dikeluarkan dari sekolah. Agatha Christie, penulis perempuan populer asal Inggris ini melawan disleksia dengan menulis. Walter Elias Disney atau Walt Disney berhasil mengatasi disleksia dan menjadi pengusaha, produser, sutradara, penulis naskah, pengisi suara, dan animator ulung. Musik telah menyelamatkan John Lennon dari disleksia. Lelaki ini tumbuh menjadi penyanyi legendaris lewat grup band The Beatles. Tentu saja masih banyak orang berhasil menanggulangi keterbatasannya akibat disleksia. Dengan kata lain, disleksia tidak menghambat kesuksesan seseorang. Seperti penjelasan pengajar psikolinguistik di Departemen Linguistik Universitas Indonesia, Harwintha Yuhria Anjarningsih, pengidap disleksia memiliki kelebihan di bidang lain selain membaca dan menulis. Mereka cenderung baik di bidang lukis, musik, atau olahraga. “Potensi inilah yang harus dieksplorasi para guru dan orang tua,� kata dia. (Fachrurozi)

33

edisi maret 2015


inspirasi

Bagaimana Memanfaatkan TIK untuk Pendidikan?

S

aat ini kita hidup di era 2.0, era dimana semua orang dapat terhubung dan berbagi. Komunikasi terjadi tidak hanya satu arah dalam dunia apa pun termasuk di dunia pendidikan, dunia tempat saya mengabdi. Jika tahun 1990-2000-an pembelajaran yang saya dapat masih banyak terpusat pada satu sumber yaitu guru atau buku, saat ini saya tidak bisa memperlakukan hal yang sama kepada peserta didik saya. Kenapa? Karena mereka hidup di zaman dimana informasi bisa didapat dari banyak sumber dengan mudah, ditunjang oleh keberadaan internet dan gadget yang semakin murah. Peserta didik bisa menjadi pandai dengan sendirinya. Peran seorang guru yang lebih penting menurut saya, seperti yang di katakan Prof. Iwan Pranoto adalah bagaimana membuat peserta didiknya kasmaran belajar. Faktanya, banyak pekerjaan (job) di zaman sekarang yang tidak ada 10 tahun lalu. Contohnya seperti analis media, sosial media strategis dan masih banyak lagi. Karena hal tersebut, maka tugas kita adalah menjadikan belajar menjadi suatu kenikmatan dan bukan paksaan, sehingga anak akan mudah mempelajari apa pun sesuai minat dan perkembangannya. Education is about inspiring young people not just filling their heads with facts. Saya juga menilai anak-anak saat ini bukan generasi penurut sehingga pembelajaran harus dibuat lebih menarik, salah satunya memanfaatkan teknologi

34

edisi maret 2015


seperti internet dalam prosesnya. Teknologi muncul seperti dua sisi mata uang, namun sebagai guru tugas kita bukan menghindarinya dengan berbagai alasan, tapi mengoptimalkan kompetensi kita dan peserta didik sehingga berpengaruh positif terhadap proses pembelajaran. Dalam sebuah seminar yang saya ikuti, dikatakan bahwa teknologi informasi dan komunikasi secara positif dapat memberikan manfaat seperti, searching: mencari informasi, data, gambar dan pengetahuan, learning: pembelajaran untuk menulis jurnal atau pengetahuan, Collecting: mengkoleksi gambar, lagu dan video, Communicating: jejaring sosial menjadi tempat mencari teman, Creating: wadah kreativitas dan inovasi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mendorong terciptanya e-learning. Horton (2006: 1) mendefinisikan e-learning sebagai penggunaan teknologi informasi dan komputer untuk menciptakan pengalaman dalam belajar. E-learning biasanya menggunakan teknologi jaringan informasi dan komunikasi pada proses pembelajaran. Ada berbagai macam teknologi yang dapat digunakan, mulai dari aplikasi komputer online maupun offline, teknologi presentasi seperti aplikasi Microsoft PowerPoint atau proyektor, World Wide Web, web-conference, materi multimedia seperti foto atau animasi, dan masih banyak lagi. Tentu alat tersebut sangat membantu kita sebagai pendidik dalam mengakomodir berbagai tipe belajar siswa sesuai dengan tipe kecerdasannya. Seperti kita tahu, kecerdasan tidak selalu menyangkut intelektual, Gardner mengungkapkan kecerdasan majemuk yang menunjukkan bahwa tidak ada anak yang bodoh. Sebagai contoh, dengan bantuan komputer para guru bisa merancang pembelajaran yang lebih menarik karena bisa dilengkapi gambar, suara, video animasi. Selain itu siswa pun bisa kita minta untuk belajar aktif dengan mencari dan merancang sendiri model pembelajaran yang dikuasainya untuk kemudian dipresentasikan. Teknologi informasi dan komunikasi seperti internet memudahkan guru dan siswa mendapatkan literatur terkait pembelajaran. Guru dan siswa dapat dengan cepat memperoleh bahan belajar

tanpa dibatasi ruang dan waktu. Kegiatan tidak terhenti di ruang kelas. Internet pun mendukung perkembangan sosial media seperti twitter dan facebook sehingga mereka dapat terhubung dengan para pakar dan rekan sesama guru di seluruh dunia. Karena internet pula, saya bisa mendapatkan blog-blog guru yang keren seperti yang di miliki oleh @gurukreatif @dwitagama @wijayalabs dll., dan menginspirasi saya untuk menulis di blog dan akhirnya membuka banyak kesempatan bagi saya meng-upgrade kemampuan di bidang pendidikan dan membuka jalan bertemu dengan rekan-rekan hebat baik di dunia blog, volunteeering maupun pendidikan. Saya berusaha menularkan blogging kepada peserta didik saya untuk menumbuhkan budaya menulis. Hal tersebut penting, karena dengan menulis maka akan melatih kemampuan berfikir kritis dan ilmiah. Tak dipungkiri budaya menulis masyarakat Indonesia sangat rendah. Saya mewajibkan setiap siswa untuk mempunyai blog yang bisa mereka gunakan untuk mengerjakan tugas, mereview materi dll. Perkembangan teknologi dan informasi juga sangat menunjang pembelajaran kewiraushaan yang saya ampu. Saya sangat menekankan praktek dalam berwirausaha dan ingin mengembangkan jiwa wirausaha anak didik sejak dini sekaligus membantu biaya pendidikan mereka. Kami pun membuat portal siswa wirausaha bernama http:// siswawirausaha.net, di sini kami menginformasikan kegiatan-kegiatan kami dan mengundang volunteer pengajar bidang wirausaha dan lainnya, serta membuat form sederhana jika ada pihak yang ingin membeli produk atau jasa yang kami tawarkan.

35

edisi maret 2015


salingsapa.com, dll. Kegiatan terbaru kami dalam memanfaatkan TIK adalah Garage Sale yang kami lakukan baik online maupun offline. Perkembangan sosial media dan internet membantu memudahkan kami menyebarkan informasi tersebut sehingga diharapkan bisa berkembang lebih cepat. Alhamdulillah responnya sangat baik, saya akan terus melakukan praktek-praktek pembelajaran kewirausahaan langsung dan tentunya dengan bantuan teknologi akan mempercepat tujuan yang ingin dicapai. Sebagai pembentuk karakter peran guru adalah selalu mengajarkan sikap-sikap yang membangun karakter baik. Dengan demikian, kita dapat lebih efektif mencegah kejadian buruk yang tidak diinginkan menimpa peserta didiknya terkait perkembangan teknologi. Sudah seharusnya kita terus mengikuti perkembangan TIK sehingga bisa mendorong peserta didik untuk terus berkreativitas dan berkarya. Sudah seharusnya kita siap memasuki metode pendidikan digital yang memudahkan semua orang untuk belajar. Pendidikan 2.0 menjadikan interaksi murid-guru menjadi lebih baik dan kegiatan belajar lebih menyenangkan. Kita desak internet ada di seluruh sudut Indonesia, agar keterbukaan informasi dan komunikasi menjadi dasar edukasi. (Susi Sukaesih, Pemenang I lomba menulis blog “Guru Blogger Inspiratif 2014” dalam rangka peluncuran gerakan indiTIK.)

Kami juga mengoptimalkan sosial media seperti facebook dan twitter untuk usaha kami. Kami pun menggunakan TIK untuk mengajari siswa hal yang membantu memudahkan pekerjaan seperti membuat google docs, mencari referensi materi pelajaran, membuat video tutorial sederhana, menggunakan aplikasi Tweetdeck untuk membuat schedule admin di sosial media dll. Saat ini kami sudah menerima beberapa pekerjaan sebagai admin sosial media yang berdampak pada semakin sibuknya para peserta didik belajar wirausaha, dan tidak sempat memikirkan menggunakan internet untuk sesuatu yang negatif seperti menggunakan sosial media untuk ‘ber-galau’ dan ‘ber-alay’ ria. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memang membuat remaja usia sekolah mengalami pergeseran budaya, muncullah bahasa alay, bahasa yang dibuat oleh para remaja ini yang sebetulnya menyalahi tata bahasa Indonesia. Kenyataan ini cukup memprihatinkan, terutama bagi kita sebagai pendidik. Saat ini kita harus banyak berperan mengawasi dan mendorong peserta didik untuk berinternet secara sehat, aman serta produktif. Contohnya Raditya Dika, dari kesukaannya menulis di blog kemudian bisa membuat sebuah buku dan bahkan difilmkan. Contoh lain, Salman Al Farisi yang berhasil membuat aplikasi belajar di handphone, Arrival dan Taufik, pelajar Bandung yang berhasil membuat Artav anti virus, Muh. Yahya siswa SMP yang berhasil membuat situs

36

edisi maret 2015


gadget kita

iPhone 6,

Paling Dicari di Google

D

i penghujung tahun, Google merilis data tentang pencarian terpopuler pada tahun 2014. Di kategori gadget, iPhone 6 menjadi yang paling banyak dicari di sepanjang tahun 2014. Meski gadget keluaran Apple ini baru diluncurkan pada September 2014, namun rumor kemunculannya sudah memanas sejak pertengahan tahun. Apa saja keunggulan dan kekurangan gadget canggih ini?

Prosesor yang digunakan iPhone 6 adalah prosesor dual-core. Tapi jangan skeptis dulu, sebab dual-core yang digunakan iPhone tidak sama dengan yang digunakan pada smartphone lain. Berbagai kelebihan ditawarkan hadset besutan Apple ini. Di antaranya dalam hal jaringan, iPhone 6 termasuk salah satu handphone yang mendukung semua jaringan yang ada saat ini, dari mulai 2G, 3G, hingga 4G.

Sebagai varian terbaru tentu saja iPhone 6 dibuat dengan berbagai keunggulan di kelasnya. Apple sebagai perusahaan teknologi ternama tentu tidak mau main-main dengan gadget kelas smartphone yang semakin ketat persaingannya di pasaran.

Layar iPhone 6 tergolong dalam jenis layar kelas atas, yaitu tipe LED-backlit IPS LCD, capacitive touchscreen, 16M colors dengan kelebihan, menghasilkan gambar lebih kontras dan dinamis, sangat tipis, menawarkan warna yang lebih luas

37

edisi maret 2015


gamut ketika RGB-LED backlighting yang digunakan, ramah lingkungan, rentang hidup lebih lama, konsumsi daya 20-30 persen lebih rendah, serta lebih ringan. Kamera di iPhone 6 memang hanya 8 MP namun ia menggunakan kamera 1,5 mikron dan f/2.2 aperture, ditambah dengan fitur-fitur canggih sehingga bisa capture 1080p HD fps dan 240 fps slowmotion. Tentu saja dengan spesifikasi berikut handphone ini bisa menghasilkan video yang keren. Handphone ini juga memliki fitur yang cukup banyak dan canggih, diantaranya Fingerprint sensor (Touch ID), Apple Pay (Visa, MasterCard, AMEX certified), Shatter proof glass, oleophobic coating, Display zoom dll. Ini meyakinkan bahwa iPhone 6 merupakan salah satu handphone tercanggih di tahun ini. Penggunaan Touch ID juga menahbiskan iPhone 6 sebagai salah satu handphone dengan security paling baik saat ini. Meski demikian menurut sejumlah analis, iPhone 6 tetap memiliki kekurangan. Misalnya, karena tidak memiliki memori eksternal, hal yang biasanya ditanyakan konsumen dalam memilih handphone. Walaupu kekurangan tersebut telah diantisipasi dengan spesifikasi memori internal iPhone 6 yang begitu besar dengan tiga pilihan yaitu 16/64/128 GB. Kekurangan lain adalah non-removable baterai. Dengan tidak bisa dilepasnya baterai maka akan menyulitkan pengguna jika suatu saat baterai handphone tersebut mengalami kerusakan, sebagaimana kita tahu bahwa sebuah baterai handphone pasti memiliki batas usia pemakaian. (imt/tabloidhape.com) edisi maret 2015

Spesifikasi Apple iPhone 6 Layar: 4,7 inci Retina HD Resolusi: 1334 x 750 pixels OS: iOS 8 Penyimpanan Internal: Internal 16/64/128 GB Slot SDCard: Tidak ada Dukungan NFC: Ada Prosesor: Apple 64-bit A8 RAM: 1 GB Konetifitas: Wi-Fi, 4G, LTE, HSPA+ Kamera: Depan 1,2 MP, Belakang 8 MP Video: Full HD 1080p Bluetooth: Ada, versi 4.0 Sensor Sidik Jari: Ada Anti Air: Ada Baterai: TBA, waktu bicara 14 jam Charger: Lightning Marketplace: Apple App Store Dimensi: 138,1 x 67 x 6,9 mm Bobot: 129 g


kesehatan

Agar Mata Tetap Sehat

K

omputer, tablet, smartphone, ponsel, dan beragam gadget lainnya telah menjadi teman akrab manusia moderen. Nah, Anda mungkin termasuk orang yang terbiasa menatap layar bercahaya selama berjam-jam di perangkat teknologi itu. Jangan lupa kerusakan mata tengah mengancam Anda. Bagaimana menghindarinya? Simak sejumlah tips di bawah ini.

Santaikan mata Anda.

Jaga kelembaban mata.

Dari bangun hingga tidur lagi mata terus bekerja. Untuk itu, berikan waktu istirahat. Gosok telapak tangan bersama-sama dengan cepat untuk membuat telapak tangan hangat. Lalu tempelkan telapak tangan di atas mata tertutup dan biarkan mata rileks. Ulangi terus sepanjang hari, terutama jika Anda terus-menerus bekerja di depan komputer.

Mata kering bisa menyebabkan gatal, merah, dan sakit. Penting bagi mata agar tetap lembab. Berikan waktu bagi mata Anda untuk beristirahat, kedipkan untuk menjaga kelembabannya.

39

edisi maret 2015


Olahraga mata.

Kacamata hitam untuk menghindari sinar UV yang berbahaya.

Otot mata membutuhkan latihan. Gunakan latihan 20/20/20 sesering mungkin. Setiap 20 menit, fokuskan mata pada objek selama 20 detik sejauh 20 meter dari mata. Ini akan membantu mata Anda merasa lebih baik.

Kenakan kacamata hitam yang baik, terutama yang memberikan perlindungan terhadap sinar UV.

Mengurangi kecerahan layar.

Hindari memakai lensa terlalu lama.

Jika Anda kebetulan bekerja selama berjam-jam di depan komputer, minimalkan kecerahan layar. Ini membantu agar mata lebih rileks dan tidak tegang. Namun, jangan sampai juga mengurangi kecerahan hingga Anda kesulitan membaca teks.

Jika sudah memakai kacamata jangan memperburuk dengan berbagai lensa kontak. Jangan memakai lensa selama lebih dari 19 jam sehari dan tidur dengan lensa kontak. Juga, jangan lupa untuk membersihkan lensa secara teratur.

Trik mentimun.

Tempatkan irisan mentimun pada kelopak mata. Mentimun mengandung asam askorbat dan asam caffeic yang mencegah retensi air. Mentimun dianggap sebagai pengobatan terbaik untuk peradangan dan dermatitis mata.

Meningkatkan fleksibilitas.

Jangan biarkan mata tetap di satu posisi. Putarlah bola mata sekitar lima kali dalam beberapa interval untuk meningkatkan fleksibilitas mata dan mempertahankan penglihatan agar tetap baik.

(sumber: intisari-online.com)

Istirahat kecil.

Mata pun perlu istirahat. Jika bekerja selama berjam-jam di depan komputer, ambillah interval pendek setiap dua jam. Jika kita tidak mungkin meninggalkan tempat, tutuplah mata selama sepuluh detik dan santaikan mata. Ini akan mencegah mata tegang.

40

edisi maret 2015


tips & trik

41

edisi maret 2015


kisah sukses

Habibie Afsyah: Menembus Batas dengan TIK

K

ekurangan fisik tidak membatasi seseorang untuk meraih prestasi. Dengan bantuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), meski hampir seluruh tubuhnya lumpuh, Habibie Afsyah (26) mampu menjadi pebisnis sukses. Kini, selain menjadi jawara di bisnis internet marketing, ia juga menjadi motivator di banyak tempat.

Habibie lahir dengan fisik normal, namun sebelum usianya genap setahun, penyakit langka bernama Muscular Dystrophy tipe Becker menggerogotinya, merusak saraf motorik di otak kecilnya, membuat massa tubuhnya tidak bisa tumbuh sempurna layaknya anak-anak lain, dan sebagian besar anggota badannya tidak bisa digerakkan. Bahkan belakangan tangan yang sebelumnya masih bisa digerakkan lambat laun lumpuh juga.

42

edisi maret 2015


Saat ini, praktis hanya pergelangan tangan kanan dan jari telunjuk kanannya saja yang bisa digerakkan. Bagian tubuh yang lain telah lumpuh. Tapi itu bukan alasan bagi Habibie untuk menyerah pada takdir. Dia tetap berjuang melanjutkan hidupnya, bersaing dengan orang-orang normal. Di sebuah ruangan yang tidak terlalu luas di rumahnya, Habibie sehari-hari bekerja dengan komputernya. Di ruangan yang dilengkapi dengan tempat tidur, televisi, dan perangkat komputer itu tergeletak sebuah tabung oksigen sebagai alat bantu pernapasan. Habibie menghabiskan waktu berjam-jam di ruangan ini. Selain untuk bekerja, ruangan ini juga digunakan untuk menjamu temantemannya yang berkunjung. Di salah satu dinding ruangan Habibie sengaja memajang sebuah foto kenangan. Dia tengah duduk di kursi rodanya berdampingan dengan B.J. Habibie. Foto itu diambil di depan Istana Merdeka saat perayaan Hari Anak Nasional tahun 1998, saat itu B.J. Habibie masih menjabat Presiden RI. Di foto tersebut tertulis kalimat “Habibie Sang Pemimpin, Habibie Sang Pendamping�. Habibie bekerja dari atas kursi roda. Tubuhnya tidak bergerak, hanya telunjuk kanannya saja yang bekerja memainkan tombol-tombol di keyboard dan mouse komputer. Sang ibu, Endang Setyati, sesekali membantunya menggeser-geser benda yang dibutuhkan atau anggota tubuh yang dirasa kurang nyaman. Sang ibu memang setia menemani anak “istimewa�-nya ini bekerja sehari-hari. Dia pulalah yang terus memotivasi Habibie hingga bisa berprestasi layaknya anak-anak lain.

Keterbatasan fisik yang memaksa Habibie tidak bisa bermain ke mana-mana layaknya anak lain, justru membawa keuntungan lain, yakni dia tahan berlama-lama di depan komputer. Bermula dari kegemarannya bermain game online, didorong ibunya, Habibie lalu memulai karir sebagai internet marketer yang sukses.

Habibie Afsyah merupakan bungsu dari delapan bersaudara pasangan Endang Setyati dan Nasori Sugiyanto. Meski kondisi fisiknya serba terbatas, namun karena otaknya yang cemrelang, dia berhasil menjadi seorang pembelajar yang cepat. Berbagai ilmu di bidang teknologi informasi dan komunikasi berhasil dikuasainya baik melalui sejumlah kursus maupun belajar sendiri atau otodidak.

Kini di usianya yang terbilang muda, Habibie menjadi salah satu sosok populer di dunia bisnis internet marketing. Bahkan di kalangan mereka Habibie sering dipanggil dengan sebutan suhu, guru, master, atau mastah, yakni bahasa gaul dari master.

43

edisi maret 2015


Habibie mulai bergelut dalam dunia internet marketing sejak 2007, ia termasuk satu di antara sedikit orang Indonesia yang berhasil meraup keuntungan ratusan juta rupiah dari bisnis internet marketing. Karir Habibie mulai terbuka setelah dirinya mencoba memberanikan diri menjadi mitra atau affiliate Amazon.com, toko online terbesar di dunia besutan Jeff Bezos. Sebagai affiliate, ia menjual produk Amazon yang berkantor pusat di Manhattan melalui internet dengan cara komisi. Awal 2007, Habibie berhasil meraih penjualan pertamanya, yaitu satu unit PlayStation (PS) 3. Komisinya USD 24, meski belum seberapa Habibie amat senang. Semangat Habibie mulai terpacu pasca-momentum PS 3 itu. Pelan tapi pasti, dia mulai lancar menjual produkproduk Amazon lainnya. Tahun 2007 dia pun mendapat selembar cek senilai USD 120,69 dari perusahaan online terbesar di dunia itu. Cek pertama lalu disusul dengan cek kedua pada Oktober 2007 senilai USD 287, lalu cek ketiga pada November senilai USD 369. Dan puncaknya, pada Februari

2008, ia menerima cek sebesar USD 2.169. Habibie tak menyangka dia bisa mencapai penghasilan setinggi itu. Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika dan Eropa ikut mempengaruhi penjualan Amazon. Omzet perusahaan itu terpuruk. Tentu saja ini membawa pengaruh terhadap penghasilan Habibie. Mengisi waktu, ia mulai menggarap pasar dalam negeri dengan mengembangkan situs www.rumah101.com. Lewat situs tersebut dia berupaya mempertemukan penjual dan pembeli properti. Lalu Habibie juga membuat situs www.ponsel-quran.com untuk menjual produk ponsel dengan fitur al-Quran di dalamnya. Tak sebatas itu, berkat bimbingan seorang mentor bisnis internet marketing, Suwandi Chow, Habibie berhasil membuat electronic book (e-book) berjudul “Sukses dari Amazon�. E-book itu laris manis. Dalam setahun, dia berhasil meraup uang hingga hampir Rp 100 juta. Ketika perekonomian global mulai membaik, omzet penjualan Habibie melalui

44

edisi maret 2015


Habibie menguasai teknik search engine optimization (SEO) agar websitenya banyak dikunjungi orang. Dari AdSense Habibie bisa meraup komisi ribuan dollar atau ratusan juta rupiah. Kesuksesan yang diraih Habibie tentu tidak semudah yang dibayangkan. Lebih-lebih, karena Habibie memiliki fisik yang tidak sempurna. Selepas SMA, sang ibu sempat bingung mencari tempat yang cocok sebagai tempat belajar Habibie. Apalagi, sebelumsebelumnya Habibie sempat mendapat penolakan di sejumlah sekolah. Melihat hobi sang anak bermain game online dan utak-atik internet, maka terpikirlah untuk mendidik Habibie untuk berbisnis lewat internet.

Amazon kembali meningkat. Habibie pernah berhasil menjual 4.106 item produk melalui Amazon senilai total USD 288.078. Dengan penjualan tersebut, dia meraup total komisi sebesar USD 14.714. Untuk seorang internet marketer Indonesia, pencapaian itu terbilang wow. Tapi Habibie tak lekas puas diri. Dia mulai menekuni bisnis interet marketing baru dengan nama AdSense. com, sebuah perusahaan yang terafiliasi dengan Google.com. Untuk menjalankan bisnisnya ia memiliki tiga website seputar otomotif, kegemarannya yang lain.

45

Habibie pun mulai diikutkan dalam berbagai seminar bisnis internet marketing. Dana belasan juta pun digelontorkan demi agar sang anak bisa menemukan passion di dalam hidupnya. Kini, apa yang dilakukan Endang tak siasia, Habibie menemukan jalan hidupnya sebagai seorang internet marketer. Habibie pun mulai menginspirasi orang lain. Tidak berhenti di situ, Habibie yang punya jiwa sosial tinggi mendirikan sebuah yayasan bernama Yayasan Habibie Afsyah. Beserta ibunya, ia getol mengampanyekan forum Be Your Self. Melalui forum itu, mereka mengajak anak-anak berkebutuhan khusus untuk menggali potensi dan mengembangkan diri agar bisa hidup mandiri. (imt/ berbagai sumber)

edisi maret 2015


tamu kita

Dik Doank:

Mengajar Itu Dari Hati ke Hati

B

agi Dik Doank, guru adalah aktor penting dalam menentukan kualitas generasi bangsa di masa mendatang. Oleh karena itu, bukan saja kualitas dan kapasitasnya yang harus ditingkatkan, tapi juga tingkat spiritualitasnya. Kenapa demikian? Menurut seniman multitalenta yang juga aktivis pendidikan ini, mengajar bukanlah sekadar aktivitas transfer ilmu formal yang hanya membutuhkan pengetahuan. Tapi lebih dari itu mengajar merupakan proses spiritual menyampaikan ilmu dari hati ke hati. “Harus ada keikhlasan,� tegas dia saat menyampaikan motivasi kepada para calon guru dalam program Gerakan UI Mengajar (GUIM) angkatan ke-4 pada awal September, 2014 lalu. Dik sependapat bahwa seringnya peserta didik gagal menangkap apa yang diajarkan atau disampaikan oleh gurunya lebih disebabkan oleh masalah hati. Entah karena gurunya yang mengajar tidak dengan hati, atau bisa jadi murid-muridnya yang diajari tidak mau membuka hati.

46

edisi maret 2015


Lebih lanjut, pemilik nama lengkap Raden Rizki Mulyawan Kertanegara Hayang Denada Kusuma ini juga menekankan pentingnya pendidikan karakter. Menurutnya pendidikan karakter adalah sebuah sistem di dalam pendidikan di mana seorang guru mampu menemukan karakter-karakter yang ada di dalam diri masing-masing peserta didiknya. “Pendidikan karakter jangan hanya menjadi sudut pandang, teori, atau sekadar kurikulum. Tetapi ditafsirkan secara lebih luas, dan yang lebih penting dipraktikkan dalam rangka membangun potensi diri, kemauan, dan bakat anak-

47

anak kita,� paparnya kepada IndiTIK. Jika pendidikan karakter bisa diterapkan dengan baik dan tepat dalam setiap proses pendidikan, bangsa ini, menurut pemilik sekolah alam Kandank Jurank Doank ini, akan menjadi bangsa yang berkarakter dan bermartabat. Dik Doank kurang setuju kalau pendidikan karakter selalu merujuk ke Barat atau ke Timur. “Kita ini bangsa yang kaya, kita hanya tinggal menggali kekayaan yang kita punya itu, kita punya jati diri sendiri,� kata dia lagi. Dik merupakan seorang seniman serba bisa, dia menyanyi, membawakan acara, mencipta lagu, serta terkenal

edisi maret 2015


48

edisi maret 2015


sebagai salah satu desainer grafis Indonesia. Dik sangat peduli dengan kehidupan lingkungan sosialnya. Sehingga di tempat tinggalnya di kawasan Jurangmangu, Tangerang Selatan dia mendirikan sekolah bagi anak-anak kurang mampu yang sulit mendapatkan akses pendidikan yang layak yang dia beri nama “Kandank Jurank Doank”. Sejak tahun 2004, Dik Doank mendirikan “Yayasan Dik Doank”. Yayasan ini menaungi sekolah yang memperkenalkan pendidikan dan mengembangkan bakat anak-anak bangsa. Pria yang dikaruniai 3 orang anak dari pernikahannya dengan Myrna Yuanita pada tahun 1993 ini, hingga kini terus aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan berbasis kreatifitas di kawasan Kandank Jurank Doank, Kampung Sawah Ciputat itu. Anak-anaknya, Ratta Billa Baggi, Geddi Jaddi Membummi, dan Putti Kayya Hatti Imanni juga mulai terlibat dengan kegiatan sosial sang ayah. Selain kegiatan berbasis seni dan kreatifitas, lulusan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini juga dalam satu tahun belakangan ini menginisiasi sebuah majelis zikir di kawasan Ciputat. Menurutnya gagasan mengenai majelis zikir ini

unik. Dia mengaku bukan orang yang paham sekali tentang agama, namun kedatangan seorang syekh sufi Maulana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani ke Kandank Jurank Doank secara tiba-tiba di pertengahan tahun 2012, membuatnya termotivasi mendirikan majelis tesebut. Menurut Dik, sang Syekh yang sudah ia anggap sebagai guru itu pada saat itu memintanya untuk membuat majelis zikir. Namun permintaan tersebut baru terpenuhi awal 2014 lalu. Hingga saat ini Dik terus berproses, sebagaimana kalimat yang ia tulis di halaman fanpagenya facebook miliknya, “Hidup adalah proses, dan proses adalah perubahan, perubahan itulah yg menandakan kita hidup. Bila kita yang hidup, takut akan perubahan sesungguhnya kita sudah mati, atau kita tetap hidup tetapi dalam kemiskinan jiwa dan hati.” (imt)

49

edisi maret 2015


esai

Media Sosial dan Tantangan Dakwah

S

ebelum masuk ke pembahasan judul di atas, sekadar mengingatkan bahwa media sosial adalah sebuah media online dimana para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan sebuah konten. Media sosial meliputi blog, jejaring sosial (facebook, twitter, dll.), forum dan dunia virtual. Blog dan jejaring sosial merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan masyarakat di seluruh dunia. Media online sendiri disebut sebagai media massa generasi ketiga (setelah media cetak dan media elektronik) yang tersaji secara online di situs web (website) internet. Lalu, apa peran penting media sosial? Saya mencatat sedikitnya ada empat peran penting media sosial. Pertama, media sosial dapat membentuk opini dengan berita terkini (update) dan bahkan mampu menggerakkan massa. Di Indonesia, Gerakan Koin untuk Prita adalah salah satu contoh mengenai kedahsyatan media sosial dalam membentuk opini publik. Penderitaan Prita begitu cepat menyebar dan ratusan ribu orang simpatik untuk menyumbang koin dan akhirnya menjadi gerakan nasional. Fenomenal! Kedua, di luar negeri, media sosial dapat menggerakkan massa untuk melakukan revolusi. Muncul istilah e-revolusi pada saat massa di Filipina memaksa pemimpin nasional mereka turun pada tahun 2001. Ribuan orang berunjuk rasa dengan cara mengirimkan pesan teks, meminta bukti-bukti yang didengar untuk mendakwa Presiden Filipina Joseph Estrada. Rentetan pesan teks tersebut pun memulai kejatuhan sang presiden. Sejarah

mencatat ini merupakan peristiwa “e-revolusi� pertama di dunia. Sejak saat itu, banyak pergerakan massa di bagian dunia lain memakai strategi serupa. Situs media sosial seperti Twitter, Facebook dan YouTube membuka kesempatan para pengunjuk rasa di seluruh Afrika Utara dan Timur Tengah untuk menerobos “penjaga pintu tradisional� seperti media yang dikelola pemerintah, dan membangun persekutuan dengan reformis lainnya. Ketiga, media sosial juga bisa meningkatkan partisipasi warga dalam pemerintahan yaitu dengan memacu pemerintah untuk segera bertindak. Para aktivis misalnya, menggunakan berbagai aplikasi dunia maya untuk menyebarkan kampanye tertentu, mempromosikan demokrasi, membebaskan tahanan media dan politik, melawan korupsi, hingga mengatur demonstrasi agar pemerintahan menjadi lebih baik. Bahkan, tren kampanye politik pada saat pemilu lalu juga banyak memanfaatkan media sosial. Keempat, media sosial dapat menjadi alat dakwah global yang sangat efektif. Dengan media sosial, materi dakwah tetap akan sampai meskipun sang pendakwah atau dai tidak sempat mengunjungi medan-medan dakwah yang jauh dari jangkauan. Secara fisik tentu saja tidak melelahkan dan secara waktu juga lebih efektif. Bahkan, dengan media sosial seorang dai tidak hanya dapat menjangkau audiens atau jamaah di dalam negeri, tetapi juga dapat menjangkau yang di luar negeri. Apalagi dia punya modal kemampuan bahasa Inggris yang memadai. Syukur-syukur bisa

50

edisi maret 2015


bercakap-cakap dalam bahasa lainnya, seperti bahasa Arab atau Mandarin. Namun demikian pemanfaatan media sosial untuk berdakwah memerlukan strategi khusus. Di Indonesia misalnya, dakwah di media sosial belum mampu memberikan efek seperti gerakan koin untuk Prita yang fenomenal itu. Penyebabnya, menurut saya, karena pendekatan para ‘dai medsos’ masih normatif, belum aktual dan menyentuh persoalan-persoalan riil yang dihadapi umat. Normatif misalnya dalam penggunaan kata dan kalimat yang terkadang hanya sekadar menginformasikan kabar gembira (basyiran) atau ancaman (nadziran). Bukan kata atau kalimat yang mampu menggerakkan orang atau sekumpulan orang untuk melakukan sesuatu, melakukan perubahan bagi dirinya dan lingkungannya. Bahkan sering pula para dai medsos terjebak pada penggunaan dalil ayat dan hadis yang sangat padat dan minim penjabaran makna aktualnya. Sementara itu, media sosial saat ini telah menjadi medan dakwah yang sangat penting untuk ditangani para pendakwah dan menjadi tantangan tersendiri dalam dunia dakwah. Banyak korban yang sudah berjatuhan, baik langsung maupun tidak langsung akibat media sosial. Para korban berasal dari semua usia, dari mulai orangtua, remaja, hingga

anak-anak. Mereka menjadi korban penanaman karakter buruk, pornografi, pornoaksi, serta tindakan-tindakan kriminal seperti perkosaan, kekerasan atau pemerasan akibat “kopi darat� dengan orang-orang yang dikenalnya lewat media sosial. Belum lagi, banyaknya pengguna media sosial yang masih awam mengenai masalah agama mengajukan pertanyaan di media sosial namun tidak mendapat jawaban yang tepat karena yang menjawab bukan dai yang mumpuni. Menjadi dai medsos juga harus siap mengeluarkan modal sendiri, minimal untuk membeli pulsa data internet. Padahal tidak ada imbalan materi dalam berdakwah di media sosial. Berbeda dengan menjadi dai di atas mimbar, radio, televisi atau layanan SMS berbayar, yang terkadang memberikan imbalan materi yang lumayan untuk sang dai. Jadi, inilah tantangan dakwah di media sosial ke depan, bukan hanya dari sisi medan dakwahnya saja, tapi juga dari diri sang dai sendiri. Namun, percayalah Allah SWT mboten sare, Allah SWT tidak tidur! Ia Maha Menepati Janji dan Maha Pemberi Rezeki serta Kekayaan bagi orang-orang yang ikhlas dan mau mengorbankan segalanya dalam berdakwah di media sosial. (Rakhmad Zailani Kiki, Penulis Keislaman di Media Online).

51

edisi maret 2015


best spot

Simfoni Alam di Ujung Genteng Pantai Ujung Genteng terletak di wilayah Pantai Pangumbahan, Ciracap, Sukabumi. Jaraknya sekitar 230 km dari Jakarta dan 230 km dari Bandung. Jalan menuju ke pantai yang menjadi alternatif wisata selain Pelabuhan Ratu ini cukup mulus, kendati kalau malam hari tetap harus berhati-hati, karena selain sempit penerangan jalan juga kurang.

52

edisi maret 2015


Meski perjalanan ke pantai ini cukup melelahkan, namun semua itu akan terbayar lunas setelah melihat keindahan alamnya. Gugusan karang dan kilauan pasir putihnya pasti akan membuat Anda ingin segera berbaur dengan lanskap pantai yang memesona itu. Di pantai ini, selain bisa menikmati jernihnya air laut, Anda juga bisa ikut perahu nelayan untuk menangkap lobster. Meski menghadap Samudera Hindia tapi ombak di Ujung Genteng tidak membahayakan karena lebih dahulu dipecah gugusan karang. Dulu, Ujung Genteng menjadi dermaga bagi kapal-kapal Belanda yang berlayar di Samudera Hindia. Saat Jepang berkuasa, pantai ini digunakan

untuk mengangkut hasil alam Sukabumi. Saat ini, saksi sejarah itu hanya tinggal puing-puing saja. Ujung Genteng juga digemari para pencari objek fotografi. Seperti pada foto-foto yang diambil dari sejumlah akun Instagram ini. Cakrawalanya yang bersih dan pasir putih yang menghampar menyuguhkan suasana keterasingan yang nyaman. Di tempat ini, simfoni alam mengalun, menentramkan sekaligus mengusir kepenatan. (imt)

53

edisi maret 2015


ragam

hobi&komunitas

Waspada Trolling Saat Nge-blog

A

nda pernah marah saat membaca komentar-komentar di blog Anda atau di forum komunitas internet? Jangan terpancing, bisa jadi itu adalah trolling. Kata trolling mengacu pada sebuah pesan atau komentar di forum internet, baik di blog, portal online, atau media sosial yang bertujuan memancing emosi atau kemarahan pengguna lain. Istilah ini merupakan turunan dari frasa ‘trolling for newbies’ dan ‘trolling for fish’, yang pertama kali muncul di Usenet, newsgroup pertama besutan Amerika yang menjadi cikal bakal forum-forum internet saat ini. Istilah trolling atau troll sendiri saat ini dipakai untuk mengidentifikasi pesan di dalam forum yang selalu memojokkan lawan diskusi dengan cara yang ekstrem, terutama dalam debat-debat panas. Pelaku biasanya tidak peduli etika dalam melancarkan aksinya. Pada saat ngeblog, seorang blogger kerap diganggu oleh pesan atau komentar “sampah� yang kerap memancing emosi. Ditambah, biasanya pelakunya anonim sehingga sulit dikonfirmasi secara langsung. Untuk menghadapinya, tentu saja dibutuhkan kedewasaan dan kematangan sikap. Oleh karena itu, blogger harus mengenali ciri-ciri trolling dalam diskusi atau perdebatan di forum. Misalnya, kontennya cenderung memojokkan, rasis, tidak beretika, dan biasanya identitas penggunanya tidak jelas. Tahun 2014, bertepatan dengan kontestasi Pemilihan Umum Presiden, aktivitas trolling meningkat di internet. Baik di media sosial, forum berita media online, maupun di blog. Fanatisme dukung-

mendukung salah satu calon presiden ditengarai menjadi salah satu penyebabnya. Kurangnya pengetahuan tentang etika di internet pun membuat aktivitas trolling mendapatkan kesempatan. Aksi trolling bisa berupa tulisan atau gambar yang memiliki sifat memprovokasi untuk memancing netizen lainnya agar merasa emosi. Tak jarang aksi itu menyulut perang di dunia maya. Mulai perdebatan dua-tiga orang hingga menular kepada banyak netizen yang sebetulnya tidak begitu mengetahui permasalahan. Di kita dikenal istilah bulyying, ini juga bagian dari trolling. Trolling dilakukan dengan berbagai motif, ada yang karena kebencian terhadap sesuatu, ada pula yang dilakukan atas dasar iseng belaka atau sekadar mencari kesenangan atau perhatian. Dia senang kalau pesan atau komentarnya yang provokatif itu ditanggapi orang lain. Seorang blogger pada saatnya akan berhadapan dengan aksi para troller ini, hal ini bisa terjadi di blog pribadi maupun blog publik. Karena itu, sebaiknya blogger memahami adanya aktivirtas seperti ini sehingga tidak mudah terpancing. Troller atau tepatnya tukang provokasi justru malah merasa mendapatkan tempat dan perhatian jika mendapatkan perlawanan. Oleh karena itu, trolling banyak mendapatkan tempat di media sosial karena massifnya respon dan perlawanan dari netizen. Semakin dilawan bukannya kapok, adrenalin troller justru akan semakin tertantang.

54

edisi maret 2015


maka karakter mereka akan semakin terlihat jelas di depan para troller. Sebagai user atau pemilik blog sebaiknya kita menghindari godaan untuk merespon troll. Menanggapi sebuah troll pada akhirnya akan membawa diskusi keluar dari topik dan justru memberi angin segar kepada troller untuk mencapai tujuannya. Langkah efektif yang biasanya dilakukan untuk menghindari gangguan ini adalah dengan mengabaikannya, atau menjawabnya dengan ucapan terima kasih dan sebagainya. Intinya tidak merespon isi pesan yang dia sampaikan. Lebih baik juga jangan memberi label troll kepada komentar yang mengganggu ini, karena semakin dia dilabeli demikian justru akan memperpanjang aksi trolling berikutnya. Pemilik blog atau user lebih baik mengambil sikap sebagai moderator dengan cara tidak menghakimi dan tidak melakukan konfontasi termasuk kepada para troller. Troller justru akan menjadi bersemangat menghadapi para pemburu troll, dan sebaliknya dia akan merasa frustrasi dengan adanya ignorers. Kita tentu tidak mau menghabiskan waktu untuk berdebat di blog dengan makhluk bernama trolling ini, bukan? Agar aktivitas kita ngeblog membawa manfaat bagi banyak orang, bukan sebaliknya. (imt/berbagai sumber)

Perilaku trolling dapat dikatakan merupakan penyakit psikologis, hal ini dibuktikan melalui sebuah penelitian yang dilakukan Universitas Manitoba, Kanada yang melibatkan 1.200 orang di dunia maya. Seperti dilaporkan CNET, hasil penelitian membuktikan bahwa di dalam diri para troller yang sering melakukan tindakan provokasi di dunia maya terdapat sifat-sifat menakutkan. Sifat itu ialah narsisme, psikopat, sadistis, dan yang paling menakutkan ialah ‘machiavellianisme’ atau perilaku yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kesenangan dan kekuasaan. Ilmuan melabeli aktivitas trolling sebagai bentuk aktivitas sadistis yang dilakukan seharihari. Karena yang diinginkan para teroller hanyalah membuat para netizen lainnya merasa sakit hati, marah dan sedih. Di sisi lain justru mereka merasa bahagia melihat semakin berkobarnya penderitaan dan kebencian akibat ulah mereka. Troller yang sudah ahli dapat dengan mudahnya melihat kesedihan netizen dengan hanya melihat komentar-komentar mereka. Semakin terpancing

55

edisi maret 2015


sosok guru

Ketika Guru “Keranjingan” Ngeblog Wijaya Kusumah

D

i kalangan guru, khususnya guru teknologi informasi dan komunikasi (TIK) Wijaya Kusumah atau akrab disapa Om Jay ini sudah tak asing. Guru SMP Labschool Rawamangun Jakarta Timur ini memang dikenal sebagai aktivis, baik di dunia maya sebagai blogger maupun di dunia “nyata” sebagai pengurus asosiasi guru. Tanpa aktivitasnya sebagai blogger dan pengurus di sejumlah organisasi, Omjay mungkin hanyalah guru biasa. Sehari-hari kegiatannya hanya berada di dalam kelas, mengajar anak-anak sesuai jadwal lalu pulang ke rumah. Tapi setelah “keranjingan” ngeblog Omjay menjadi bukan sekadar guru biasa. Di luar aktivitasnya mengajar,

dia kini juga menjadi pembicara di sejumlah seminar baik di Jakarta maupun di daerah-daerah. Omjay mengaku setelah aktif berbagi tulisan dan pengetahuan lewat blog miliknya pintu-pintu kesempatan mulai terbuka. Bahkan berkat ngeblog pula dia akhirnya bisa melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang S3. Bagi Omjay, negblog itu hakikatnya berbagi. Berbagi cerita, informasi, pengetahuan, dan pengalaman secara gratis. “Menulis di blog itu kan tidak ada yang membayar,” katanya. Namun justru karena banyak berbagi itulah dirinya merasakan banyak mendapatkan rezeki. Berkat ngeblog Omjay pernah meraih juara I

56

edisi maret 2015


(IndiTIK) menyambut Hari Guru. Omjay pun kini dikenal dan menginspirasi banyak orang. Meski dia sibuk mengajar, baik sebagai guru maupun dosen, ditambah lagi masih harus mengikuti kuliah S3-nya, toh dia masih mampu menyisihkan waktu untuk aktivitas ngeblog-nya. Bagi dia, menulis itu seperti sudah menjadi aktivitas wajib seperti makan dan minum. Dengan menulis dia merasa menjadi semakin produktif. Tidak hanya berhenti di situ, karena aktif menulis blog Omjay kini dikenal sebagai trainer penulisan, blog, penelitian tindakan kelas, terutama di kalangan guru, hingga penulis buku pelajaran, pengayaan dan motivasi. Pria yang juga mengagas pendirian komunitas bloggerbekasi.com bersama para blogger Bekasi ini mengaku bahwa ide tulisan itu sebetulnya tidak sulit. Inspirasi mengalir deras karena dia rajin membaca. Dia juga masih rajin mengikuti seminar dan pelatihan untuk mengasah ilmu dan kompetensinya. Di blog pribadinya, wijayalabs.com maupun di blog publik sepertin kompasiana.com Omjay berbagai kisah seputar pengalaman menjadi guru, tentang siswa, ataupun isu pendidikan lainnya. Omjay mengaku awalnya tidak mahir menulis, tapi karena dia menuliskan hal-hal yang dilakoni dan dilihatnya sehari-hari semua menjadi mudah. Bahkan, karena bahasanya yang sederhana dan renyah, terkadang diselipi humor tulisan Omjay mengundang banyak penggemar. Omjay selalu meyakini bahwa dengan menulis dan terus menulis maka dia akan menghasilkan sesuatu. “Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi,” begitulah ungkapan yang sering dia sampaikan yang kemudian menjadi salah satu judul bukunya. Berkat menulis blog Omjay pun akhirnya berhasil menulis sejumlah buku, baik yang terkait dengan TIK, tindakan kelas, maupun tentang menulis dan ngeblog. Bahkan belakangan, tawaran menulis dari sejumlah penerbit mulai berdatangan. Memotivasi Guru Lain Omjay tentu saja tak ingin menapaki jalur sukses di dunia blogger dan kepenulisan sendirian. Oleh karena itu dia pun memotivasi banyak guru lain di Jakarta maupun sejumlah daerah agar

Tingkat Nasional Lomba Karya Tulis Ilmiah dengan judul, “Proses Pembelajaran Internet dalam Meningkatkan Intaq Siswa” pada 2005. Lalu dia juga mendapat penghargaan Guru Era Baru “Guraru” Award yang dilaksanakan Acer pada 2011. Pada 2012 Omjay mendapat penghargaan Guru Paling Nge-Blog dari Kompasiana, sebuah blog terbuka milik grup Kompas Gramedia. Beberapa tahun ini Omjay juga kerap didapuk menjadi pembicara dalam berbagai seminar dan pelatihan, juga sebagai juri lomba ngeblog. Belum lama dia menjadi salah satu juri dalam lomba menulis blog bertajuk ‘Guru Blogger Inspiratif 2014’ yang diselenggarakan Gerakan Indonesia Terdidik TIK

57

edisi maret 2015


aktif menulis. Dia ingin menularkan kemampuan menulis dan melek internet di kalangan para guru. Berbagai cara dia tempuh, seperti melalaui kerja sama dengan organisasi seperti Ikatan Guru Indonesia (IGI) atau bahkan terkadang merogoh kocek pribadinya. “Saya pernah menggunakan sebagian uang hasil lomba menulis untuk mengadakan pelatihan blog bagi para guru, karena pada hakikatnya rezeki yang saya dapat itu milik mereka juga,” jelasnya.

Bersama para guru di IGI yang tersebar di banyak daerah, Omjay pernah berkeliling untuk membuat guru-guru Indonesia melek internet, piawai menulis, hingga membuat karya ilmiah lewat penelitian dan tindakan kelas. Menurt Omjay, setidaknya 10 persen dari sekitar 2,9 juta guru hars mendapatkan pelatihan menulis dan ngeblog agar mereka menjadi guru yang hebat. Mereka bisa membuat bahan ajar sendiri dan menginspirasi murid. Bagi Omjay selain berbagi menulis blog juga menjadi media yang ampuh untuk menyuarakan kritik terhadap kebijakan pendidikan. Seperti kritik terhadap Kurikulum 2013, penghapusan mata pelajaran TIK , dan sebagainya. Tulisannya menyebar di blog dan mampu memengaruhi guru lain untuk tergerak. “Keranjingan” Ngeblog Meski sudah akrab dengan komputer dan internet, Omjay awal tidak suka ngeblog. Dedi Witagama-lah, seorang guru SMK, yang memperkenalkannya blog pada 2007. Selepas itu dia seperti “keranjingan” ngeblog. Omjay mengaku, menulis di blog itu amat mengasyikkan. Selain karena murah atau bahkan mungkin gratis, nulis di blog juga lebih cepat dibaca dan mendapatkan respon dari pembaca. “Tulisan kita langsung bisa dikomentari. Saya pernah dikeroyok blogger lain yang enggak suka tulisan saya,” ujarnya. Sampai saat ini Omjay masih terus aktif menulis di blog. Dia juga berharap agar para guru lain juga mulai menulis di blog. Sebab dengan begitu, akan banyak informasi dan pengetahuan yang bisa dibagi kepada khalayak. “Ngeblog itu berbagi, dan Insya Allah suatu saat kita akan memetik hasilnya,” tutur Omjay. (imt)

58

edisi november 2014



@indiTIK

/indiTIK


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.