"Asmaraloka Bestari" Museum Geopark Kaldera Toba (Undergraduate Architecture Final Year Project)

Page 1



iii


KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatu. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas segala rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir sebagai syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Studi Arsitektur di Institut Teknologi Bandung . Adapun judul dari tugas akhir ini adalah "MUSEUM GEOPARK KALDERA TOBA". Maka dengan itu pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan rasa terima kasihnya atas segala petunjuk, bimbingan dan bantuannya kepada : 1. Ibu Dr.Ing.Ir. Himasari Hanan MAE., selaku dosen pembimbing atas kesabaran dan bimbingan dalam memberikan ilmu, petunjuk, saran, dan arahan dalam merumuskan perancangan tugas akhir penulis. Melalui pengerjaan tugas akhir di bawah bimbingan ibu, penulis dapat menemukan potensi dan minat penulis dalam arsitektur. 2. Bapak Permana, ST., MT., Ibu Ir. Endang Triningsih Soetrisno MSP,MLA,Ph.D., dan Bapak Tubagus Muhammad Aziz Soelaiman, ST., MA., selaku dosen penguji atas bimbingan dan masukan yang membangun selama pengerjaan tugas akhir penulis. 3. Orang tua penulis, Bapak Edy Kurniawan dan Ibu Eli Gustinamora yang selalu mendukung secara moral dan materil selama penulis menyelesaikan pendidikan sarjana di Institut Teknologi Bandung. 4. Bapak Aswin Indraprastha, ST., MT., M.Eng., Ph.D., Selaku ketua Program Studi Arsitektur ITB. 5. Bapak Ir. Tri Yuwono, MT., dan Ibu Dr. Samsirina, ST., MT,, selaku koordinator dan wakil koordinator mata kuliah AR4099 Tugas Akhir. 6. Bapak Dr.Eng. Hanson Endra Kusuma ST,M.Eng., selaku dosen wali penulis yang selalu memberikan dukungan selama masa perkuliahan. 7. Seluruh staf dosen Arsitektur ITB yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat selama penulis menyelesaikan pendidikan sarjana di Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Bandung. 8. Seluruh staf karyawan/ti Program Studi Arsitektur ITB yang telah membantu kelancaran administrasi selama masa pendidikan. 9. Pihak Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) yang bersedia membantu penulis untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas akhir. 10. Naufal M. Adzkia yang selalu memberikan dukungan penuh dan bantuan selama pengerjaan tugas akhir penulis sekaligus menjadi inspirasi penulis dalam pemilihan proyek tugas akhir. 11. Saudara kandung penulis, Edly Naufaldy Rahman dan Edly Nashirul Najwan yang baik hati dan selalu menghibur penulis di sela-sela pengerjaan tugas akhir selama karantina di rumah. 12. Teman-teman penulis di Program Studi Arsitektur 2016 yang senantiasa menemani dan menghibur baik di studio maupun di saat karantina seperti ini, serta berjuang bersama dalam pengerjaan tugas akhir. 13. Serta seluruh pihak yang terlibat dalam membantu pengerjaan tugas akhir penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Laporan ini dibuat sebagai pertanggung jawaban penulis selama menjalani pendidikan Program Sarjana (S1) Arsitektur selama kurang lebih empat tahun. Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran demi perkembangan positif untuk penulis. Penulis mohon maaf atas segala keselahan yang pernah dilakukan. Penulis berharap tugas akhir ini dapat memberikan manfaat untuk perkembangan industri pariwisata dan pendidikan, khususnya untuk kawasan Geopark Kaldera Toba. Demikian tugas akhir ini penulis susun, semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak dan penulis sendiri. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih. Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatu Jakarta, 18 Juni 2020 Salam, Edly Tsara Nabilah iv


DAFTAR ISI

v


“ASMARALOKA BESTARI� Asmaraloka

as.ma.ra.lo.ka (n): dunia (alam) cinta kasih

Bestari

bes.ta.ri (n): luas dan dalam pengetahuannya; berpendidikan baik



2. KAJIAN FUNGSIONAL, ANALISIS TAPAK, STUDI PRESEDEN 2.1 KAJIAN FUNGSIONAL

2




2.3 ANALISIS MIKRO TAPAK

Berada di ketinggian 1143 mdpl menjadikan udara di sekitar tapak sangat sejuk. Suhu udara di kawasan ini berada di rentang 19°C-26°C sehingga bangunan tidak memerlukan penghawaan buatan.

Posisi tapak yang cukup tinggi sehingga memiliki potensi panoramik yang sangat baik ke arah kaldera. Sehingga bentuk bangunan menyesuaikan dan mengarahkan orientasi pandang menuju danau.

Walaupun berada di dataran tinggi yang berhawa sejuk, tapak tetap mendapat cahaya matahari yang cukup. Hal ini dapat dimanfaatkan sebagai pencahayaan alami. Selain itu dapat mengurangi kelembapan barang koleksi.

Kondisi tapak merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam menrancang museum ini. Kecepatan angin yang cukup tinggi menyebabkan bukaan pada bangunan cenderung tertutup berupa dinding kaca. Penggunaan dinding kaca tidak terlalu bermasalah karena arah matahari pada tapak berbentuk diagonal sehingga tidak langsung berhadapan dengan dinding kaca. Curah hujan pada kawasan ini cukup tinggi. Sehingga berpengaruh terhadap desain atap. Seluruh atap pada museum ini memiliki kemiringan yang cukup untuk mengalirkan air hujan. Terutama atap pada bangunan utama yang memiliki kemiringan cukup besar. Kondisi tersebut juga direspn dengan keberdaan kolam retensi di bagian bawah tapak yang berguna besa untuk menampung limpahan air hujan yang besar. Luas Tapak KDH KDB GSB

: 43.321 m2 : 40% : 60% : 15 m

Arah view Aliran air

Arah matahari

5


2.4 STUDI PRESEDEN

Arsitek Lokasi Kategori Konsultan Luas Tahun Proyek

: LeeMundwiler Architects : 大大半半, Longgang, Shenzhen, China : Museum : BLY Landscape Architecture : 6200.0 sqm : 2013

Museum dan Pusat Penelitian Geologi Dapeng terletak di semenanjung Dapeng di pantai tenggara Cina. Kawasan tersebut ditetapkan sebagai taman nasional. Semenanjung ini diciptakan oleh letusan gunung berapi purba pada 135 juta tahun yang lalu. Bangunan ini adalah hasil dari gabungan isu yang kompleks dan tapak yang menantang.

Sumber: www.archdaily.com

Arsitek Arsitek Lanskap Lokasi Klien Kategori Tahun Proyek

Proyek bangunan ini dibagi menjadi dua volume berdasarkan fungsi. Fungsi museum sebesar 6.200 meter persegi, sedangkan fungsi pusat riset sebesar 2.800 persegi. Secara garis besar, persentase area museum dan pusat riset adalah sekitar 62% dan 28%. Situs geopark dibiarkan alami begitu saja sebagai objek observasi. Bentuk dan tekstur dari museum ini tidak menyerupai bangunan pada umumnya, melainkan menyerupai formasi batu yang menjadikannya sebagai bagian dari lanskap itu sendiri.

: Odile Decq Studio : Hassel Studio : Nanjing, China : Nanjing Tangshan Construction Investment Development Company : Museum : 2012-2015

Fangshan Tangshan National Geopark Museum terletak 40 kilometer di timur Nanjing, Cina. Situs ini juga menampilkan sebuah tambang kuno yang memamerkan formasi geologi dari era Palaeozoik. Museum ini sangat baik dalam merespon kemiringan tapak. Konsep micro-climate yang digunakan juga menjadi contoh yang baik. Area disekitar bangunan museum dirancang sedemikian rupa dengan menumbuhkan vegetasi asli dan menciptakan sistem eko-mikro yang akan menumbuhkan habitat lokal. Jalur air pembersihan, bio-retensi akan mengolah limpasan air untuk mendukung kesehatan lingkungan alam dan keberkelanjutan taman. Perancangan tapak juga sangat diperhatikan karena kontur tapak yang miring.

Sumber: www.archdaily.com

6


2.4 STUDI PRESEDEN

Sumber: www.archdaily.com

7


3. PEMOGRAMAN PROYEK 3.1 VISI PROYEK

3.4 PROGRAM RUANG

Visi perancangan proyek ini adalah untuk merancang sebuah museum yang dapat diterima masyarakat dan menghilangkan stigma membosankan dari sebuah museum. Selain itu dengan adanya museum ini diharapkan dapat mempertegas nilai geodiversity, biodiversity, dan cultural diversity dari sebuah geopark.

3.2 TUJUAN PERANCANGAN Merancang sebuah bangunan museum yang memiliki integrasi yang baik dengan tapak di sekitarnya. Bangunan sengaja dirancang dengan bentuk multi-massing agar tercipta pengalaman ruang yang menarik bagi pengunjung dan menghadirkan roh Kaldera Toba pada bangunan. Sequence keluar-masuk ruangan menciptakan kesan dan memori tersendiri. Karena pengunjung tidak hanya disuguhkan koleksi pameran museum, namun juga pemandangan danau yang menakjubkan. Hal ini dilakukan untuk menciptakan citra museum yang baru. Museum yang lebih menyenangkan dan dapat diakses oleh semua kalangan.

3.3 RUMUSAN ISU UTAMA PERANCANGAN Isu utama perancangan ini terbagi dalam 2 isu besar yaitu:

ZONASI

SIRKULASI

8


4. KONSEP DAN STRATEGI PERANCANGAN 4.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN

orientasi pintu masuk menghadap danau

orientasi menghadap danau

Dari segi bentuk, Bangunan ini mengadaptasi bentuk perkampungan batak, yaitu Huta. Huta adalah suatu kawasan kecil berbentuk persegi empat dengan halaman yang rapi, keras dan kosong ditengahnya–tengahnya. Di salah satu sisi empat bidang persegi itu berdiri sekelompok kecil rumah-rumah berbaris, masing-masing rumah memiliki pekarangan dapur sendiri di bagian belakang. Umumnya ru mah-rumah tersebut memiliki ukuran yang mirip. Huta biasnya dikelilingi parik (tembok terbuat dari tanah atau batu) yang tingginya sampai 2 meter dan lebar 1 meter. Keteraturan penyusunan massa dalam sebuah kawasan huta tersebut itulah yang diadaptasi ke dalam perancangan bangunan museum. Namun, bentuk tidak ditiru begitu saja melainkan dijadikan pedoman hierarki penempatan massa. 9


4.2 STRATEGI PENGORGANISASIAN RUANG

Area Museum

Area Pusat Riset

Area Retail

Ruang Terbuka

Parkir

GSB (15 Meter)

Area Museum

Area Pusat Riset

Area Retail

Ruang Terbuka

Mushola & Gudang Pintu keluar

Museum Geopark Kaldera Toba secara umum terbagi atas 3 zonasi yaitu area museum, area pusat riset, dan area retail. Zonasi tersebut disusun dengan mempertimbangkan kontur. Masing-masing fungsi bangunan terlihat disusun perlahan-lahan menuju bawah. Hal ini menyebabkan adanya sequence naik turun di dalam bangunan. Hal tersebut menjadi salah satu daya tarik dari museum ini.

Dapat dilihat pada gambar di atas, zonasi pada bangunan disusun secara linier berdasarkan fungsinya masing-masing. Tiap fungsi seolah memiliki teritorinya. Hal ini dilakukan untuk mempermudah kegiatan di dalam bangunan. Selain itu juga mempermudah distribusi barang. Penyusunan zonasi secara linier ini dapat membantu aktivitas di dalam museum menjadi lebih efektif dan efisien.

Diantara massa-massa bangunan yang terpisah terdapat ruang terbuka yang dirancang sedemikan rupa, Ruang terbuka ini memberikan transisi yang menarik antara bagian dalam ruangan m dan bagian luar ruangan.

Penempatan fungsi retail di akhir jalur sirkulasi museum sengaja dilakukan agar lebih menarik daya beli pengunjung yang sudah selesai mengelilingi museum. Namun area ini tetap bisa di akses tanpa melalui jalur sirkulasi utama 10


Pada ruang terbuka terdapat sirkulasi yang mengkombinasikan tangga dan ramp sehingga aksesibilitasnya baik dan juga terlihat indah. Hal ini sangat memudahkan terutama dalam pendistribusian barang.

Perpaduan tangga & ramp didesain sehingga membentuk plaza utama. Disela-sela tangga & ramp diselipkan taman. Tangga diletakkan di bagian tengah yang juga seolah-olah menunjuk ke arah pemandangan.

Sirkulasi utama

Pintu masuk utama

Pintu keluar utama

Sirkulasi alternatif

Sirkulasi pegawai & peneliti

Pintu pusat riset

Sirkulasi museum terdiri dari sirkulasi utama dan alternatif. Sirkulasi utama adalah jalur pameran yang mengikuti urutan isi pameran seperti yang sudah dicantumkan pada Bab 2. Sedangkan sirkulasi alternatif merupakan opsi bagi pengunjung yang ingin menuju tempat tertentu secara langsung seperti auditorium atau pameran geosite outdoor. Jalur ini selalu terhubung dengan jalur sirkulasi utama. Sehingga pengunjung dapat keluar-masuk jalur dengan leluasa tanpa harus khawatir kehilangan alur dan orientasi pameran.

Seluruh sirkulasi didalam bangunan menggunakan ramp. Ramp dirancang mengitari pameran. Penggunaan ramp membantu distribusi barang. Tangga darurat disediakan di beberapa titik untuk antisipasi keadaan darurat.

11


PAMERAN TEMPORER MAIN HALL (MAKET RAKSASA DANAU TOBA) EVOLUSI KALDERA TOBA AKTIVITAS VULKANIK PASCA KALDERA DAN SAMOSIR RESURGENT

PAMERAN GEOSITE OUTDOOR 1 AUDITORIUM (PERTUNJUKAN TEATRIKAL DAN FILM PENDEK) LT2: KOLEKSI BATU ENDAPAN, SITUS GEOLOGI, DAN SITUS SUMBER AIR PANAS LT1: GEOPARK TOBA, MITIGASI BENCANA, DAN KERAGAMAN BUDAYA PAMERAN GEOSITE OUTDOOR 2

12


4.3 STRATEGI KOMPOSISI BENTUK 2D DAN 3D VI

EW

Massa bangunan diletakkan searah dengan garis kontur. Entrance menghadap ke bukit. Sedangkan bangunan memiliki view ke danau

Auditorium diposisikan ditengah sebagai orientasi dan titik tengah dari kompleks bangunan.

Massa bangunan kecil berjumlah 5 buah ditempatkan mengitari lengkungan auditorium. Massa bangunan ini sebagai bentuk analogi rumah pada huta. Massa bangunan auditorium sebagai titik tengah dari kompleks bangunan membentuk orientasi view menghadap pemandangan danau toba. Massa-massa bangunan yang kecil seakan-akan menjadi penunjuk arah. Selain itu kompleks bangunan yang terdiri dari banyak massa ini menciptakan pengelaman ruang yang menarik, dimana pengunjung bergantian merasakan ambience indoor dan outdoor museum.

Taman ditambahkan sebagai transisi antarruangan di lantai 2. Massa juga menciptakan ruang diantaranya yang dijadikan kolam. Kolam tersebut berorientasi ke arah view.

Menambahkan massa bangunan yang memiliki fungsi pusat riset, musholla, gudang dan retail di sekelilingnya. Massa bangunan tersebut merupakan bentuk analogi parik pada huta.

Massa bangunan kecil berjumlah 5 buah ditempatkan mengitari lengkungan auditorium. Gubahan berbentuk multi-massing ini menciptakan ruang-ruang diantaranya. Ruang tersebut dijadikan public space dan pameran outdoor.

13


4.4 STRATEGI GUBAHAN SPASIAL

Lobby menggunakan struktur bentang lebar yang megah.

Tangga besar sebagai sirkulasi alternatif dan public space.

Area parkir dirancang berundak mengikuti kontur.

Parkir dan bangunan terhubung dengan baik.

Terdapat pameran temporer di bagian depan bangunan.

Stolen vista menuju kolam dan danau dari koridor penghubung.

Terdapat taman di area pusat riset. Dapat digunakan utk berdiskusi

Sirkulasi pusat riset transparan agar pengunjung dapat melihat aktivitas..

Sequence air yang sejajar berturut-turut. (kolam-kolam-danau)

Pool terrace sebagai penghubung antara ruang pamer kecil lt.2.

Seating area outdoor pada taman.

Ruang yang terbentuk diantara bangun menciptakan taman.

Seluruh sirkulasi di ruang pamer berupa ramp yang mengitari koleksi.

Pameran outdoor berupa geosite.

14


4.5 STRATEGI SELUBUNG BANGUNAN

Material yang digunakan pada museum ini adalah perpaduan beton, batu kali, dan kayu. Bukaan pada bangunan menggunakan kaca laminated. Sedangkan untuk ruang terbuka, penggunaan grass block dipilih karena lebih ramah lingkungan sehingga tidak banyak mengurangi daerah resapan air. Warna yang digunakan adalah warna yang bertemakan earth tone berupa rangkaian warna coklat dan abu-abu. Warna ini dipilih agar bangunan tidak terlalu terlihat mecolok mengingat kawasan Kaldera Toba masih alami. Selain itu warna-warna ini juga sesuai dengan tema museum.

Rumah PakPak sumber: factsofindonesia.com

Bolon Toba sumber: alampedia.com

Bagas Godang Mandailing sumber: mandailingonline.com

Jerro Karo sumber: tourtoba.com

Beberapa bagian bangunan menggunakan double skin facade seperti pada gambar di sebelah kiri. Facade ini dapat kita temui pada bangunan pameran utama dan auditorium. Namun, konfigurasinya berbeda. Pada bangunan pameran, susunan facade ini terlihat lebih jarang. Ini bertujuan untuk memberikan siluet menarik yang juga akan dapat menambah daya tarik pameran. Sedangkan pada auditorium susunan facade lebih rapat, teratur dan konstan. Facade tersebut diletakkan pada bangunan auditorium untuk mempertegas audtiorium sebagai titik tengah kompleks bangunan dan lebih menarik perhatian. Bentuk facade ini terinsipirasi dari atap rumah adat batak dengan berbagai modifikasi. Atap rumah batak, baik Batak Toba, PakPak, Mandailing, Karo, dan lain-lainnya umumnya memiliki bentung yang serupa yaitu memiliki kemiringan yang cukup curam. 15


4.6 STRATEGI DALAM MERESPON ISU TAPAK

Jalur sirkulasi dijadikan sebagai common space juga dengan cara menempatkan tempat duduk di antar tangga. Jalur sirkulasi juga dapat diakses oleh sluruh kalangan dengan menganut prinsip free barrier access..

Bangunan berbentuk multi-massing menciptakan ruang rongga diantaranya. Perancangan taman sangat berpengaruh terhadap pengalan yang didapatkan pengunjung.

Penempatan elemen transparan seperti pada sirkulasi pusat riset dan pada koridor penghubung mamantik rasa penasaran pengunjung. Kegiatan dan elemen pameran yang terlihat sedikit memunculkan keingintahuan lebih.

Pemandangan adalah salah satu hal yang paling menjual dari museum ini. Menciptakn tempat dengan jangkauan penghlihatan yang baik dan indah merupakan hal yang sangat penting.

16


4.7 STRATEGI INTEGRASI STRUKTUR Dua bangunan pada museum ini, yaitu bangunan pameran utama dan auditorium, menggunakan struktur bentang lebar. Struktur bentang lebar yang digunakan adalah struktur kayu glulam. Hal ini dilakukan karena bangunan tersebut memiliki kebutuhan ruang yang luas tanpa kolom dan sekat. Selain itu penggunaan struktur bentang lebar menjadikan kedua bangunan tersebut terlihat identik dan menjadikannya sebagai pusat orientasi massa. Untuk bangunan lainnya, memnggunakan struktur dengan sistem post and linthel.

Bentuk atap bangunan pameran utama dan auditorium yang sangat besar, selain menyediakan kebutuhan ruangan yang luas dan tidak menggunakan banyak kolom, juga ditujukan untuk merespon curah hujan yang tinggi di kawasan tersebut. Tentunya bentuk tersebut mengakibatkan limpasan air yang sangat besar. Namun, di bagian bawah tapak sudah disediakan kolam retensi untuk menampung limpasan air yang sangat besar tersebut.

17


4.8 UTILITAS

TOILET RAIN WATER HARVESTING PLANT

SALURAN AIR BERSIH PDAM SALURAN AIR BERSIH RAIN WATER HARVESTING PLANT

BAK KONTROL

SALURAN AIR KOTOR

LETAK TANGGA DARURAT KEBAKARAN

Kaldera Toba merupakan kawasan rawan bencana. Oleh karena itu bangunan yang dibangun di sekitarnya harus mempertimbangkan keselamatan bencana. Bangunan Museum Geopark Kaldera Toba hanya terdiri dari 1-2 lantai karena mempertimbangkan faktor tersebut. Namun tetap dibutuhkan tangga dan jalur keluar darurat untuk bangunan yang memiliki 2 lantai. Hal ini untuk mencegah terjadinya kekacauan akibat mencari jalan keluar jika bencana terjadi. Pertimbangan lainnya adalah sirkulasi pameran yang kontinu sehingga membutuhkan pintu keluar yang ditempatkan di ten gah-tengah sirkulasi. Terdapat 4 tangga darurat pada bangunan ini. Pada bangunan fungsi museum terdapat 2 tangga darurat dan pada bangunan pusat riset juga terdapat 2 tangga darurat. 18



5.1 GAMBAR PROYEKSI ORTHOGONAL

20


























CONTACTS Edly Tsara Nabilah edlytsara@gmail.com linkedin.com/in/edlynabilah


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.