Majalah EMPATLIMA Edisi 02 Tahun 2015

Page 1

FAROUK TAWARKAN A N O M A L I K A M P U S HILMAN DISPUTE RESOLUTION OTONOMI DAERAH BERNUANSA ISLAMI SNOOZLE


REDAKSI

PROLOG MEDAN Harapan

Pemimpin Umum: A. HAFIZ HARAHAP Pemimpin Redaksi: MUKHLIS WIN ARIYOGA

T

Redaktur Pelaksana: RIYANTO SEMEDI Redaktur: BAMBANG SASWANDA HARAHAP ERWINSYAH PUTRA Sekretaris Redaksi: MUHAMMAD FADHILLAH Grafis / Tata letak: PUTRI HARYANTI ANGGUN DWI NURSHITA Fotografer: BIM HARAHAP FIRMAN SAPUTRA Kontributor: AHMAD PARLINDUNGAN BATUBARA DANNISH DARMAWAN AHMADZI SYARIF NASUTION AGUS MULIA HENDRI KURNIAWAN FAUZI USMAN BAHRI AZWAN HASIBUAN Keuangan: AHMADY SYAHPUTRA PURBA NINING KURNIASIH Pemasaran: IKA NASUTION VEBBY YOANA SIREGAR MUHAMMAD HUSNI Distribusi: TAUFIK BATUBARA Alamat Redaksi: Jln. Cendrawasih Komp. Cendrawasih Town House 7-B Medan, Sumatera Utara 20122 Telp. 061 845 9220 E-Mail: empatlima.redaksi@gmail.com Facebook: EmpatLima Majalah Twitter: @empatlimagz Penerbit: CV Media Pranca Utama Info Berlangganan dan Iklan: 0813 2184 7805 Redaksi EmpatLima menerima tulisan opini, artikel, dan foto Lepas. Tulisan maksimal 3.500 karakter. Dikirim via E-Mail Redaksi disertai foto dan identitas diri.

2

itik sentral pembangunan itu adalah manusia: kedaulatannya. Apapun bentuk pembangunan tersebut harus menyentuh dan mengangkat harkat hidup manusia---baik pembangunan politik maupun politik pembangunan, entah itu pembangunan ekonomi atau ekonomi pembangunan, pembangunan budaya atau budaya pembangunan. Manusia yang dimaksudkan bukan ‘the have’ kaum berduit, pemilik modal, atau para pemangku kekuasaan beserta orang-orang sekitarnya saja. Namun, pembangunan yang paling mulia itu seyogianya yang berdaya guna bagi segala golongan, terutama rakyat (mayoritas) yang sangat butuh sarana/ prasarana/infrastruktur penunjang aktivitas sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan kebudayaan. Kita sebut saja pedagang asongan, pedagang kaki lima, pelaku ekonomi pasar tradisional, tukang becak dan sopir angkot, termasuk petugas kebersihan kota dan tukang parkir, kaum ibu dan balita, kawula muda, pun para manula. Itu baru beberapa contoh saja. Kepada merekalah seharusnya kebermanfaatan pembangunan lebih bermuara. Satu pemerintahan baru bisa dikatakan berhasil dan bermartabat, jika ia yang mampu menyelesaikan persoalan hidup manusia seisi kotanya, dengan cara yang manusiawi. Tidak hanya lihai mengundang investor, tapi juga cermat menghitung tenaga kerja lokal yang mampu diserapnya.Tidak hanya mendirikan gedung-gedung menjulang, tapi juga memikirkan limbah dan dampak sosialnya. Pemerintah (pemimpin) yang belum bisa tidur sebelum rakyatnya benar-benar tidur nyenyak, itulah pemimpin harapan. Begitu pulalah harapan warga Medan terhadap Pemerintahan Kota (Pemko) Medan di bawah kepemimpinan Walikota Dzulmi Eldin. Banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, dan itu bukan kerja gampang. Pemko Medan, nampaknya sedang bergiat membangun dan menata diri di segala lini. Patut juga diacungi jempol atas prestasi yang diraihnya dalam kurun waktu 7 bulan memimpin Medan. Salah satunya, penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri atas prestasinya dalam pengelolaan keuangan dengan bersih dan akuntabel. Di sisi lain, sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara, Medan dituntut memiliki daya saing lebih tinggi dari kota-kota lain. Apalagi dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Medan harus berbenah sesegera mungkin jika tidak ingin terlindas lalulalang juragan asing dan tenaga kerja asing. Lagi-lagi, mempersiapkan sumber daya manusia yang terlatih sangat diperlukan. Selain tugas berat, ini merupakan beban moral walikota sebagai pucuk pimpinan Kota Medan. Itu barangkali yang menginspirasi lahirnya program: “Medan Rumah Kita”. Bahwa kita, manusia Kota Medan yang multietnis, punya tanggung jawab yang sama terhadap maju-mundurnya, bermartabat atau tidaknya Kota Medan; bahwa kita harus menjadi tuan di rumah sendiri, bukan malah jadi penonton. Semoga!

JUNI - JULI 2015

JUNI - JULI 2015

3



fokus

fokus

MENGUKUR KERJA SINGKAT PAK WALI

DZULMI

ELDIN

SATU TAHUN MEMIMPIN MEDAN

Taman Ahmad Yani Medan dengan suasana yang nyaman dan asri

B

elum genap setahun, Walikota Dzulmi Eldin memimpin Medan. Namun, kiprahnya dalam membenahi kota multietnis ini telah banyak dirasakan masyarakat. Satu yang paling fenomenal adalah pembenahan pasar tradisional. Eldin, dengan pendekatan persuasif berhasil mengomunikasikan pedagang untuk pindah ke pasar induk. Hal yang tak pernah dilakukan para Walikota Medan sebelumnya. EmpatLima juga telah merangkum kiprah Eldin yang dalam waktu singkat berhasil memberikan sentuhan bermanfaat.

Foto Firman Saputra | 45

MEDAN BERHIAS Bersih, Hijau, Asri dan Sehat (BERHIAS) adalah program yang dicanangkan Walikota Dzulmi Eldin pascaditetapkan secara tetap menjadi Walikota Medan. Menurutnya, gerakan program Berhias muncul atas inisiatif warga yang peduli terhadap kebersihan dan hijaunya kota. Munculnya komunitas warga seperti komunitas peduli lingkungan yang digagas salah seorang akitivis lingkungan, merupakan cerminan dari harapan warga tentang Medan yang bersih hijau asri dan indah dipandang mata, guna menjadikan kota Medan sebagai Kota Metropolitan yang modern.

Dengan munculnya kesadaran masyarakat itu, Eldin percaya bahwa program MEDAN BERHIAS akan berjalan baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Masyarakat menurutnya adalah komponen penting dalam suatu pemerintahan. Program apapun tidak akan berjalan tanpa adanya dukungan dari masyarakat. “Saya yakin siapa pun walikotanya akan kesulitan bila masyarakatnya tidak mendukung. Karenanya saya membuat program itu agar masyarakat bisa paham dan akhirnya terdorong untuk hidup bersih dan sehat,” ujarnya.

Meski masa jabatannya singkat, Eldin telah memberikan sentuhan kecil yang cukup mempengaruhi wajah Kota Medan. Perubahan yang terlihat adalah munculnya banyak taman kecil di sudut-sudut kota. Bukan Pemerintah Kota (Pemkot) Medan yang membangun taman-taman itu. Wargalah yang berlomba-lomba mempercantik lingkungannya dengan membangun taman.

Foto Hafiz Harahap | 45

4

JUNI - JULI 2015

Eldin ketika ditemui empatlima di rumah dinasnya menjelaskan konsep MEDAN BERHIAS adalah upaya pemerintah untuk mendorong setiap warga untuk peduli terhadap lingkungan sekitarnya. “Kita ingin kesadaran muncul di tengah masyarakat akan pentingnya menghijaukan kota. Tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga ekosistem tanam di setiap sudut kota,” katanya.

Foto Firman Saputra | 45

JUNI - JULI 2015

5


fokus

fokus

MENGUKUR KERJA SINGKAT PAK WALI

DZULMI

ELDIN

SATU TAHUN MEMIMPIN MEDAN

Taman Ahmad Yani Medan dengan suasana yang nyaman dan asri

B

elum genap setahun, Walikota Dzulmi Eldin memimpin Medan. Namun, kiprahnya dalam membenahi kota multietnis ini telah banyak dirasakan masyarakat. Satu yang paling fenomenal adalah pembenahan pasar tradisional. Eldin, dengan pendekatan persuasif berhasil mengomunikasikan pedagang untuk pindah ke pasar induk. Hal yang tak pernah dilakukan para Walikota Medan sebelumnya. EmpatLima juga telah merangkum kiprah Eldin yang dalam waktu singkat berhasil memberikan sentuhan bermanfaat.

Foto Firman Saputra | 45

MEDAN BERHIAS Bersih, Hijau, Asri dan Sehat (BERHIAS) adalah program yang dicanangkan Walikota Dzulmi Eldin pasca ditetapkan secara tetap menjadi Walikota Medan. Menurutnya, gerakan program Berhias muncul atas inisiatif warga yang peduli terhadap kebersihan dan hijaunya kota. Munculnya komunitas warga seperti komunitas peduli lingkungan yang digagas salah seorang akitivis lingkungan, merupakan cerminan dari harapan warga tentang Medan yang bersih hijau asri dan indah dipandang mata, guna menjadikan kota Medan sebagai Kota Metropolitan yang modern.

Dengan munculnya kesadaran masyarakat itu, Eldin percaya bahwa program MEDAN BERHIAS akan berjalan baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Masyarakat menurutnya adalah komponen penting dalam suatu pemerintahan. Program apapun tidak akan berjalan tanpa adanya dukungan dari masyarakat. “Saya yakin siapa pun walikotanya akan kesulitan bila masyarakatnya tidak mendukung. Karenanya saya membuat program itu agar masyarakat bisa paham dan akhirnya terdorong untuk hidup bersih dan sehat,” ujarnya.

Meski masa jabatannya singkat, Eldin telah memberikan sentuhan kecil yang cukup mempengaruhi wajah Kota Medan. Perubahan yang terlihat adalah munculnya banyak taman kecil di sudut-sudut kota. Bukan Pemerintah Kota (Pemkot) Medan yang membangun taman-taman itu. Wargalah yang berlomba-lomba mempercantik lingkungannya dengan membangun taman.

Foto Hafiz Harahap | 45

4

JUNI - JULI 2015

Eldin ketika ditemui empatlima di rumah dinasnya menjelaskan konsep MEDAN BERHIAS adalah upaya pemerintah untuk mendorong setiap warga untuk peduli terhadap lingkungan sekitarnya. “Kita ingin kesadaran muncul di tengah masyarakat akan pentingnya menghijaukan kota. Tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga ekosistem tanam di setiap sudut kota,” katanya.

Foto Firman Saputra | 45

JUNI - JULI 2015

5


fokus

fokus karena infrastruktur menjadi salah satu parameter menarik investasi. Sebagai kota jasa dan perdagangan, Medan harus memiliki infrastruktur yang baik, misalnya transportasi, kelistrikan, air bersih, air limbah, dan telekomunikasi.

Walikota Medan Dzulmi Eldin Meresmikan Pasar Induk Tuntungan (19/06)

Pemerintah bekerja keras menyiapkan infrastruktur untuk memberi kenyamanan kepada para pedagang

PASAR TRADISIONAL Satu tahun menjabat Walikota Medan, Dzulmi Eldin memberikan gebrakan yang membuat banyak pihak mengapresiasi. Merelokasi pasar tradisional, misalnya. Persoalan kemacetan di Medan akan teratasi bila pasar tradisional yang berada di pusat kota dibenahi dan diberi tempat lain yang lebih layak dan nyaman. Selain mengatasi kemacetan, di tempat yang baru, peningkatan ekonomi di sektor perdagangan juga akan mengalami peningkatan. Sebelum Eldin, tidak ada yang berani melakukan relokasi pasar tradisional itu. Keberaniannya harus diakui. Sebab, tidaklah mudah merelokasi pasar tradisional, harus berbenturan dengan berbagai pihak. “Pendekatan persuasif,” kata Eldin kepada EmpatLima ketika ditanya apa kunci keberhasilannya merelokasi para pedagang tersebut. Ia percaya dengan komunikasi dua arah yang baik antara pemerintah dan pedagang akan membuat suatu pengertian yang saling menguntungkan. Tidak ada yang dikecewakan. Sebab, pedagang sepenuhnya sadar, bila terus bertahan di tempat yang lama hanya akan mempersempit ruang gerak kota; menimbulkan kemacetan

6

Foto Istimewa | 45

dan kesemrawutan yang akan berefek pada menurunnya laju perekonomian masyarakat akibat pergerakannya yang tidak dinamis.

Sistem jaringan jalan Kota Medan telah didukung jalan tol sepanjang 25 km, arteri lingkar luar serta flyover. Untuk meningkatkan keandalan sistem jaringan jalan primer, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah merancang pembangunan underpass Titi Kuning yang akan terwujud pada 2016. Disusul pembangunan flyover Pinang Baris pada 2017. Selain itu, akan dibangun Lingkar Utara yang terhubung ke Bandara Kualanamu (KNIA), Kabupaten Deliserdang. Aksesibilitas dari dan ke Kota Medan bakal ditingkatkan dengan membangun jalan tol Medan- Binjai dan Medan-Kualanamu -Tebingtinggi, Jalan Lingkar Selatan, serta jalan alternatif Medan-Berastagi. Kota Medan juga memiliki sistem perkeretapian cukup baik dengan tujuan Medan-Rantau Prapat dan Medan-Belawan-Binjai. Transportasi massal ini akan terus dibenahi dengan menghidupkan kembali rute Medan-Delitua dan Medan-Pancur Batu. Ke depan, sistem transportasi massal kereta api (KA) ini menjadi tulang punggung transportasi darat menuju kawasan Mebidang (MedanBinjai-Deliserdang). Program ini sudah menjadi pembahasan di Kementerian Perhubungan. Tahap awal adalah persiapan jalur ganda rel KA MedanKNIA serta persiapan pembangunan rel layang (elevated railway).

Eldin mengatakan pedagang juga diyakini dengan infrastruktur yang ada di Pasar Induk, yang pasti akan lebih menguntungkan. “Pemerintah bekerja keras menyiapkan infrastruktur itu. Untuk memberi kenyamanan kepada para pedagang. Dengan begitu, maka pedagang yakin dengan apa yang saya katakan,” ujarnya. Kendati demikian, ia mengakui masih banyak yang perlu dibenahi di Pasar Induk itu. Salah satunya adalah akses kendaraan menuju lokasi pasar. Mengatasi hal tersebut, ia mengaku akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Medan untuk menyiapkan angkutan kota ke Pasar Induk. Sebab, sejauh ini masih ada satu atau dua angkot yang menuju ke Pasar Induk.

Rencana pembangunan infrastruktur ini harus dikawal, Walikota yang menjadi pucuk pimpinan diharapkan bisa melakukan lobi politik agar rencana ini tidak mandek seperti rencana pembangunan jalan di era sebelumnya. Dengan keberanian Eldin dan pengalamannya di bidang birokrasi, maka diharapkan pembangunan infrastruktur sebagaimana dicanangkan pemerintah pusat akan berjalan dengan mulus tanpa hambatan.

INFRASTRUKTUR

Foto Firman Saputra | 45

itu. Pemerintah, katanya, akan mengawal program itu berjalan dan terealisasi tepat waktu. Pembangunan infrastruktur ini, menurut Eldin sangat baik bagi perkembangan Kota Medan ke depan.

KEPENDUDUKAN Dalam bidang kependudukan, Eldin juga diapresiasi. Di era kepemimpinannya, ia menggalakkan pendataan kependudukan yang baik dengan memberikan secara gratis akte kelahiran dan akte nikah. Menurut Eldin, penyerahan akte kelahiran gratis merupakan salah satu langkah strategis guna mendukung pemenuhan hak-hak anak dalam pelayanan publik, khususnya di bidang kependudukan dan catatan sipil yang mencerminkan pelayanan semakin baik dan lebih berkualitas kepada masyarakat. Eldin menjelaskan, memiliki identitas diri melalui akte kelahiran sesungguhnya

merupakan hak setiap anak. Karenanya, pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan untuk menggratiskan pelayanan akte kelahiran tersebut. “Ke depan kita akan terus meningkatkan pelayanan ini. Setiap anak memiliki hak untuk mendapatkan akte. Ini sudah jadi target nasional dan harus tuntas dilakukan. Semua anakanak wajib memiliki akte kelahiran,” kata Eldin kepada EmpatLima. Eldin mengakui program ini masih perlu dievaluasi, antusiasme yang tinggi dari masyarakat membuat pelayanan tidak cepat. Hal ini diakibatkan karena blanko akte terbatas dan sempat habis. “Ini akan kita follow up. Kita mendorong kesadaran masyarakat untuk mendapatkan akte. Dan, ke depan hal ini akan terus dilakukan,” katanya.

“Ini adalah pekerjaan rumah buat kita semua. Tidak hanya pemerintah tapi juga masyarakat,” ujar Eldin mengomentari rencana pembangunan infrastruktur yang telah dicanangkan

Aspek penting dalam peningkatan daya saing ialah membangun infrastruktur berkualitas. Ini menjadi prioritas pembangunan Medan, Foto Firman Saputra | 45

JUNI - JULI 2015

JUNI - JULI 2015

7


fokus

fokus INFRASTRUKTUR Aspek penting dalam peningkatan daya saing ialah membangun infrastruktur berkualitas. Ini menjadi prioritas pembangunan Medan, karena infrastruktur menjadi salah satu parameter menarik investasi. Sebagai kota jasa dan perdagangan, Medan harus memiliki infrastruktur yang baik, misalnya transportasi, kelistrikan, air bersih, air limbah, dan telekomunikasi.

Walikota Medan Dzulmi Eldin Meresmikan Pasar Induk Tuntungan (19/06)

PASAR TRADISIONAL Satu tahun menjabat Walikota Medan, Dzulmi Eldin memberikan gebrakan yang membuat banyak pihak mengapresiasi. Merelokasi pasar tradisional, misalnya. Persoalan kemacetan di Medan akan teratasi bila pasar tradisional yang berada di pusat kota dibenahi dan diberi tempat lain yang lebih layak dan nyaman. Selain mengatasi kemacetan, di tempat yang baru, peningkatan ekonomi di sektor perdagangan juga akan mengalami peningkatan. Sebelum Eldin, tidak ada yang berani melakukan relokasi pasar tradisional itu. Keberaniannya harus diakui. Sebab, tidaklah mudah merelokasi pasar tradisional, harus berbenturan dengan berbagai pihak. “Pendekatan persuasif,” kata Eldin kepada EmpatLima ketika ditanya apa kunci keberhasilannya merelokasi para pedagang tersebut. Ia percaya dengan komunikasi dua arah yang baik antara pemerintah dan pedagang akan membuat suatu pengertian yang saling menguntungkan. Tidak ada yang dikecewakan. Sebab, pedagang sepenuhnya sadar, bila

6

terus bertahan di tempat yang lama hanya akan mempersempit ruang gerak kota; menimbulkan kemacetan dan kesemrawutan yang akan berefek pada menurunnya laju perekonomian masyarakat akibat pergerakannya yang tidak dinamis.

Foto Istimewa | 45

Pemerintah bekerja keras menyiapkan infrastruktur untuk memberi kenyamanan kepada para pedagang

Eldin mengatakan pedagang juga diyakini dengan infrastruktur yang ada di Pasar Induk, yang pasti akan lebih menguntungkan. “Pemerintah bekerja keras menyiapkan infrastruktur itu. Untuk memberi kenyamanan kepada para pedagang. Dengan begitu, maka pedagang yakin dengan apa yang saya katakan,” ujarnya. Kendati demikian, ia mengakui masih banyak yang perlu dibenahi di Pasar Induk itu. Salah satunya adalah akses kendaraan menuju lokasi pasar. Mengatasi hal tersebut, ia mengaku akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Medan untuk menyiapkan angkutan kota ke Pasar Induk. Sebab, sejauh ini masih ada satu atau dua angkot yang menuju ke Pasar Induk.

JUNI - JULI 2015

Foto Firman Saputra | 45

Sistem jaringan jalan Kota Medan telah didukung jalan tol sepanjang 25 km, arteri lingkar luar serta flyover. Untuk meningkatkan keandalan sistem jaringan jalan primer, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah merancang pembangunan underpass Titi Kuning yang akan terwujud pada 2016. Disusul pembangunan flyover Pinang Baris pada 2017. Selain itu, akan dibangun Lingkar Utara yang terhubung ke Bandara Kualanamu (KNIA), Kabupaten Deliserdang. Aksesibilitas dari dan ke Kota Medan bakal ditingkatkan dengan membangun jalan tol Medan- Binjai dan Medan-Kualanamu -Tebingtinggi, Jalan Lingkar Selatan, serta jalan alternatif Medan-Berastagi. Kota Medan juga memiliki sistem perkeretapian cukup baik dengan tujuan Medan-Rantau Prapat dan Medan-Belawan-Binjai. Transportasi massal ini akan terus dibenahi dengan menghidupkan kembali rute Medan-Delitua dan Medan-Pancur Batu. Ke depan, sistem transportasi massal kereta api (KA) ini menjadi tulang punggung transportasi darat menuju kawasan Mebidang (MedanBinjai-Deliserdang). Program ini sudah menjadi pembahasan di Kementerian Perhubungan. Tahap awal adalah persiapan jalur ganda rel KA MedanKNIA serta persiapan pembangunan rel layang (elevated railway).

Foto Firman Saputra | 45

“Ini adalah pekerjaan rumah buat kita semua. Tidak hanya pemerintah tapi juga masyarakat,” ujar Eldin mengomentari rencana pembangunan infrastruktur yang telah dicanangkan itu. Pemerintah, katanya, akan mengawal program itu berjalan dan terealisasi tepat waktu. Pembangunan infrastruktur ini, menurut Eldin sangat baik bagi perkembangan Kota Medan ke depan.

KEPENDUDUKAN Dalam bidang kependudukan, Eldin juga diapresiasi. Di era kepemimpinannya, ia menggalakkan pendataan kependudukan yang baik dengan memberikan secara gratis akte kelahiran dan akte nikah. Menurut Eldin, penyerahan akte kelahiran gratis merupakan salah satu langkah strategis guna mendukung pemenuhan hak-hak anak dalam pelayanan publik, khususnya di bidang kependudukan

dan catatan sipil yang mencerminkan pelayanan semakin baik dan lebih berkualitas kepada masyarakat. Eldin menjelaskan, memiliki identitas diri melalui akte kelahiran sesungguhnya merupakan hak setiap anak. Karenanya, pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan untuk menggratiskan pelayanan akte kelahiran tersebut. “Ke depan kita akan terus meningkatkan pelayanan ini. Setiap anak memiliki hak untuk mendapatkan akte. Ini sudah jadi target nasional dan harus tuntas dilakukan. Semua anakanak wajib memiliki akte kelahiran,” kata Eldin kepada EmpatLima. Eldin mengakui program ini masih perlu dievaluasi, antusiasme yang tinggi dari masyarakat membuat pelayanan tidak cepat. Hal ini diakibatkan karena blanko akte terbatas dan sempat habis. “Ini akan kita follow up. Kita mendorong kesadaran masyarakat untuk mendapatkan akte. Dan, ke depan hal ini akan terus dilakukan,” katanya.

Rencana pembangunan infrastruktur ini harus dikawal, Walikota yang menjadi pucuk pimpinan diharapkan bisa melakukan lobi politik agar rencana ini tidak mandek seperti rencana pembangunan jalan di era sebelumnya. Dengan keberanian Eldin dan pengalamannya di bidang birokrasi, maka diharapkan pembangunan infrastruktur sebagaimana dicanangkan pemerintah pusat akan berjalan dengan mulus tanpa hambatan.

JUNI - JULI 2015

7


fokus

fokus

Sosok

Bang Eldin

D

zulmi Eldin yang menyatakan maju menjadi calon Walikota Medan dalam Pilkada 2015 telah menyiapkan jurusjurus andalan. Berbekal pengalamannya sebagai incumbent tentu ia telah memetakan persoalan dan punya planning terarah untuk membawa kemudi pemerintahan ke jalur perbaikan dan perubahan untuk masyarakat Medan yang sejahtera. Tak ingin sekadar umbar janji, ia konsisten turun langsung ke tengah masyarakat. Hadir dan ada, memetakan masalah dan mencari solusi. Baginya, begitulah seharusnya pemimpin bekerja. Inilah sosok Bang Eldin: Dzulmi Eldin atau yang lebih sering disapa Bang Eldin lahir di Medan pada tanggal 4 Juli 1960 dari pasangan T. Syahrum Amir (Alm) seorang keturunan Melayu yang lahir di Medan dan sang ibu Raidah Lubis (Almh) yang berdarah Batak yang juga lahir di Medan. Eldin kecil adalah anak yang dikenal sejak kecil memiliki akhlak yang baik dan taat dalam menjalankan syariat agama Islam. Hingga saat ini pun kegiatan ibadah beliau tidak luntur sedikit pun. Semua itu dikarenakan kedisiplinan yang ada dalam pribadi Bang Eldin. Kita sendiri pun bisa menyaksikan secara langsung. Di kala subuh misalnya, Bang Eldin tidak pernah absen sekalipun terlambat dalam menjalani ibadah shalat subuhnya di masjid yang berada di dekat rumahnya. Selain kegiatan mengaji dan shalat yang selalu ia kerjakan, Bang Eldin juga sangat giat membantu kedua orang tuanya. Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar Josua IV Medan, Bang Eldin sangat dikenal sebagai anak yang sederhana dan biasa-biasa saja. Di saat menimba ilmu di sekolahnya, berbagai pelajaran ekstra yang sulit seperti matematika, fisika, dan kimia hanya dapat diselesaikan dengan hasil yang sangat paspasan. Bang Eldin memang tidak begitu pandai seperti layaknya anak yang pintar di sekolah pada umumnya, namun ia tipe orang yang pantang menyerah serta tergolong siswa yang rajin dan tekun dalam belajar. Setelah lulus dari sekolah dasar, Bang Eldin menamatkan Sekolah Menengah Pertamanya di

8

JUNI - JULI 2015

SMP Josua II dan mengakhiri Sekolah Menengah Atas di SMA Methodist Medan. Masa kecilnya banyak dihabiskan di Medan bersama dengan saudara-saudaranya. Bang Eldin juga dikenal sebagai pribadi yang sangat tegas dalam berpendirian. Setelah menamatkan Sekolah Menengah Atas, Bang Eldin melanjutkan program sarjana di STIA LAN RI dengan mengambil jurusan Administrasi Negara pada 1989. Dan pada tahun 2003, beliau menyelesaikan pendidikan magisternya di perguruan tinggi Universitas Satya Gama, jurusan Ilmu Pemerintahan. Bang Eldin memulai karir di pemerintahan menjadi pegawai negeri sipil sejak tahun 1980 di Kota Medan dengan jabatan pertama sebagai Pengatur Muda. Seiring berjalan waktu, karirnya berjalan dengan mulus tanpa ada kesalahan apa pun di badan kepegawaian. Tahun 1993, ia dipromosikan menjadi Camat Patumbak di Kabupaten Deliserdang dan sempat juga menjadi Camat Lubuk Pakam sampai tahun 2000. Setelah menjabat camat di Kabupaten Deliserdang, Bang Eldin mendapat promosi jabatan menjadi kepala kantor penghubung Pemprovsu dan berkantor di Kantor Gubernur hingga tahun 2002. Kemudian ia dipromosikan dan resmi dilantik menjadi Kepala Dinas Pendapatan Kota Medan (Kadispenda) sampai tahun 2007. Selanjutnya ia dilantik menjadi Asisten Administrasi Umum di Sekretariat Daerah Kota Medan, genap satu tahun menjabat pada November 2008 Bang Eldin kembali dilantik menjadi Seketaris Daerah (Sekda) Kota Medan. Berlandaskan keinginan yang kuat dari dalam diri untuk membangun Medan menjadi kota yang lebih maju di antara kota lainnya di negara ini, pada 2010 Bang Eldin menjadi Wakil Walikota Medan. Dan, sempat menjadi Plt Walikota selama beberapa bulan hingga akhirnya Surat Keputusan dari Menteri Dalam Negeri No.131.12-3185 pada tanggal 18 Juni 2014, Bang Eldin pun resmi dilantik menjadi Walikota Medan definitif hingga saat ini. (45 | Riyanto Semedi)

JUNI - JULI 2015

9


fokus

fokus

Sosok

Bang Eldin

D

zulmi Eldin yang menyatakan maju menjadi calon Walikota Medan dalam Pilkada 2015 telah menyiapkan jurusjurus andalan. Berbekal pengalamannya sebagai incumbent tentu ia telah memetakan persoalan dan punya planning terarah untuk membawa kemudi pemerintahan ke jalur perbaikan dan perubahan untuk masyarakat Medan yang sejahtera. Tak ingin sekadar umbar janji, ia konsisten turun langsung ke tengah masyarakat. Hadir dan ada, memetakan masalah dan mencari solusi. Baginya, begitulah seharusnya pemimpin bekerja. Inilah sosok Bang Eldin: Dzulmi Eldin atau yang lebih sering disapa Bang Eldin lahir di Medan pada tanggal 4 Juli 1960 dari pasangan T. Syahrum Amir (Alm) seorang keturunan Melayu yang lahir di Medan dan sang ibu Raidah Lubis (Almh) yang berdarah Batak yang juga lahir di Medan. Eldin kecil adalah anak yang dikenal sejak kecil memiliki akhlak yang baik dan taat dalam menjalankan syariat agama Islam. Hingga saat ini pun kegiatan ibadah beliau tidak luntur sedikit pun. Semua itu dikarenakan kedisiplinan yang ada dalam pribadi Bang Eldin. Kita sendiri pun bisa menyaksikan secara langsung. Di kala subuh misalnya, Bang Eldin tidak pernah absen sekalipun terlambat dalam menjalani ibadah shalat subuhnya di masjid yang berada di dekat rumahnya. Selain kegiatan mengaji dan shalat yang selalu ia kerjakan, Bang Eldin juga sangat giat membantu kedua orang tuanya. Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar Josua IV Medan, Bang Eldin sangat dikenal sebagai anak yang sederhana dan biasa-biasa saja. Di saat menimba ilmu di sekolahnya, berbagai pelajaran ekstra yang sulit seperti matematika, fisika, dan kimia hanya dapat diselesaikan dengan hasil yang sangat paspasan. Bang Eldin memang tidak begitu pandai seperti layaknya anak yang pintar di sekolah pada umumnya, namun ia tipe orang yang pantang menyerah serta tergolong siswa yang rajin dan tekun dalam belajar. Setelah lulus dari sekolah dasar, Bang Eldin menamatkan Sekolah Menengah Pertamanya di

8

JUNI - JULI 2015

SMP Josua II dan mengakhiri Sekolah Menengah Atas di SMA Methodist Medan. Masa kecilnya banyak dihabiskan di Medan bersama dengan saudara-saudaranya. Bang Eldin juga dikenal sebagai pribadi yang sangat tegas dalam berpendirian. Setelah menamatkan Sekolah Menengah Atas, Bang Eldin melanjutkan program sarjana di STIA LAN RI dengan mengambil jurusan Administrasi Negara pada 1989. Dan pada tahun 2003, beliau menyelesaikan pendidikan magisternya di perguruan tinggi Universitas Satya Gama, jurusan Ilmu Pemerintahan. Bang Eldin memulai karir di pemerintahan menjadi pegawai negeri sipil sejak tahun 1980 di Kota Medan dengan jabatan pertama sebagai Pengatur Muda. Seiring berjalan waktu, karirnya berjalan dengan mulus tanpa ada kesalahan apa pun di badan kepegawaian. Tahun 1993, ia dipromosikan menjadi Camat Patumbak di Kabupaten Deliserdang dan sempat juga menjadi Camat Lubuk Pakam sampai tahun 2000. Setelah menjabat camat di Kabupaten Deliserdang, Bang Eldin mendapat promosi jabatan menjadi kepala kantor penghubung Pemprovsu dan berkantor di Kantor Gubernur hingga tahun 2002. Kemudian ia dipromosikan dan resmi dilantik menjadi Kepala Dinas Pendapatan Kota Medan (Kadispenda) sampai tahun 2007. Selanjutnya ia dilantik menjadi Asisten Administrasi Umum di Sekretariat Daerah Kota Medan, genap satu tahun menjabat pada November 2008 Bang Eldin kembali dilantik menjadi Seketaris Daerah (Sekda) Kota Medan. Berlandaskan keinginan yang kuat dari dalam diri untuk membangun Medan menjadi kota yang lebih maju di antara kota lainnya di negara ini, pada 2010 Bang Eldin menjadi Wakil Walikota Medan. Dan, sempat menjadi Plt Walikota selama beberapa bulan hingga akhirnya Surat Keputusan dari Menteri Dalam Negeri No.131.12-3185 pada tanggal 18 Juni 2014, Bang Eldin pun resmi dilantik menjadi Walikota Medan definitif hingga saat ini. (45 | Riyanto Semedi)

JUNI - JULI 2015

9


fokus

fokus

G

agasan ‘Medan Rumah Kita’ lahir dari Bang Eldin yang mempunyai cita-cita ke depan bahwa masyarakat Kota Medan adalah satu keluarga besar yang saling membantu dan saling mengisi. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan Bang Eldin adalah apabila mendengar warga yang secara ekonomi memiliki keterbatasan mengalami sakit atau anakanak tidak bersekolah, maka ia berupaya secara langsung memberikan perhatian dan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan. Ia berusaha hadir di “rumah” untuk mendengar dan memperhatikan sepenuhnya keluhankeluhan dari keluarga besarnya itu. Medan merupakan rumah bersama dari berbagai entitas di dalamnya. Untuk itu Eldin mengajak masyarakat Kota Medan untuk membangun dan memelihara bersama-sama kota ini sehingga Kota Medan menjadi kota masa depan yang multikultural, berdaya saing, humanis, sejahtera dan relegius. Sebagai kota yang multicultural, Kota Medan memiliki produk yang luar biasa keunikannya, sehingga ke depan dapat menjadi kota tujuan wisata utama. Kota Medan yang berpenduduk 2,9 juta jiwa dengan beragam suku dan agama, bisa disebut sebagai miniaturnya Indonesia. “Ini modal penting Medan menjadi kota dunia. Sikap saling memahami, kebersamaan dan keterbukaan menjadikan kota ini aman, nyaman, dengan pemerintahan

yang melayani untuk Medan, Rumah Kita,” kata Eldin saat diwawancarai Hafiz Harahap dan Riyanto Semedi dari EmpatLima di Rumah Dinas Walikota Medan. Ia menjelaskan bahwa keragaman latar belakang penduduk memberikan ciri khas tersendiri bagi Medan dalam

Ini Rumah Kita, Bung!

menghadapi era pembangunan modern saat ini. Hal itu dapat dilihat dari aneka jajanan dan kuliner beragam daerah maupun budaya yang hanya bisa dijumpai di Medan. Dalam hal investasi, Medan juga menjadi salah satu kota strategis di Indonesia. Sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara, Medan adalah referensi, tolok ukur pertumbuhan ekonomi, penggerak, dan keberhasilan

pembangunan di wilayah Indonesia bagian barat. “Selain meningkatkan pelayanan publik, tantangan Kota Medan adalah menghadapi urbanisasi, peningkatan jumlah penduduk, dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Medan harus siap bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia maupun Asia Tenggara. Caranya dengan menciptakan iklim kondusif bagi investor dalam menggerakkan skala perekonomian lebih luas,” kata Eldin. Sebagai kota jasa dan perdagangan, Medan membutuhkan investasi riil secara berkesinambungan, kata Eldin, sehingga dapat menggerakkan ekonomi secara menyeluruh yang memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian regional dan nasional. Dalam menghadapi tantangan globalisasi, Kota Medan juga harus mempersiapkan SDM unggul, infrastruktur andal, dan menciptakan tatanan kehidupan sosial yang mengedepankan keadilan bagi semua kalangan masyarakat. Untuk itu, visi pembangunan Kota Medan ke depannya fokus dalam tiga aspek, yaitu infrastruktur, SDM, pembinaan dan pengembangan kehidupan sosial. Semua kelompok masyarakat menganggap Medan adalah “Rumah Kita”----tempat kehidupan bersama, milik bersama, dibangun bersama, dipelihara bersama, dan untuk kesejahteraan bersama.

Kata Bang Eldin Tentang

Rumah Kita:

“Medan Rumah Kita harus dibangun dan diisi dengan nilai etika, moral dan estetika. Oleh karena itu, Medan menjadi tempat untuk saling menyapa dan membina harmonisasi dalam keberagaman ras, etnik, agama, kepercayaan, dan status sosial” “Membangun Medan Rumah Kita tidak bisa dilakukan dengan satu pikiran, satu pena, dan satu tangan. Kunci keberhasilannya adalah bersatunya masyarakat, pengusaha, dan pemerintah Kota Medan” “Pendidikan adalah pintu gerbang meraih kesejahteraan. Sediakan akses pendidikan yang terbaik bagi masyarakat Kota Medan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)” “Kesehatan merupakan keadaan harmoni yang lengkap dari tubuh, pikiran dan jiwa untuk bekerja dan menghasilkan karya” “Dengan keyakinan, pemikiran dan pengalaman serta permasalahan prioritas, mari wujudkan visi kita menjadi kota masa depan yang multikultural, berdaya saing, humanis, sejahtera, dan religius”

10

JUNI - JULI 2015

JUNI - JULI 2015

11


fokus

fokus

G

agasan ‘Medan Rumah Kita’ lahir dari Bang Eldin yang mempunyai cita-cita ke depan bahwa masyarakat Kota Medan adalah satu keluarga besar yang saling membantu dan saling mengisi. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan Bang Eldin adalah apabila mendengar warga yang secara ekonomi memiliki keterbatasan mengalami sakit atau anakanak tidak bersekolah, maka ia berupaya secara langsung memberikan perhatian dan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan. Ia berusaha hadir di “rumah” untuk mendengar dan memperhatikan sepenuhnya keluhankeluhan dari keluarga besarnya itu. Medan merupakan rumah bersama dari berbagai entitas di dalamnya. Untuk itu Eldin mengajak masyarakat Kota Medan untuk membangun dan memelihara bersama-sama kota ini sehingga Kota Medan menjadi kota masa depan yang multikultural, berdaya saing, humanis, sejahtera dan relegius. Sebagai kota yang multicultural, Kota Medan memiliki produk yang luar biasa keunikannya, sehingga ke depan dapat menjadi kota tujuan wisata utama. Kota Medan yang berpenduduk 2,9 juta jiwa dengan beragam suku dan agama, bisa disebut sebagai miniaturnya Indonesia. “Ini modal penting Medan menjadi kota dunia. Sikap saling memahami, kebersamaan dan keterbukaan menjadikan kota ini aman, nyaman, dengan pemerintahan

yang melayani untuk Medan, Rumah Kita,” kata Eldin saat diwawancarai Hafiz Harahap dan Riyanto Semedi dari EmpatLima di Rumah Dinas Walikota Medan. Ia menjelaskan bahwa keragaman latar belakang penduduk memberikan ciri khas tersendiri bagi Medan dalam

Ini Rumah Kita, Bung!

menghadapi era pembangunan modern saat ini. Hal itu dapat dilihat dari aneka jajanan dan kuliner beragam daerah maupun budaya yang hanya bisa dijumpai di Medan. Dalam hal investasi, Medan juga menjadi salah satu kota strategis di Indonesia. Sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara, Medan adalah referensi, tolok ukur pertumbuhan ekonomi, penggerak, dan keberhasilan

pembangunan di wilayah Indonesia bagian barat. “Selain meningkatkan pelayanan publik, tantangan Kota Medan adalah menghadapi urbanisasi, peningkatan jumlah penduduk, dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Medan harus siap bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia maupun Asia Tenggara. Caranya dengan menciptakan iklim kondusif bagi investor dalam menggerakkan skala perekonomian lebih luas,” kata Eldin. Sebagai kota jasa dan perdagangan, Medan membutuhkan investasi riil secara berkesinambungan, kata Eldin, sehingga dapat menggerakkan ekonomi secara menyeluruh yang memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian regional dan nasional. Dalam menghadapi tantangan globalisasi, Kota Medan juga harus mempersiapkan SDM unggul, infrastruktur andal, dan menciptakan tatanan kehidupan sosial yang mengedepankan keadilan bagi semua kalangan masyarakat. Untuk itu, visi pembangunan Kota Medan ke depannya fokus dalam tiga aspek, yaitu infrastruktur, SDM, pembinaan dan pengembangan kehidupan sosial. Semua kelompok masyarakat menganggap Medan adalah “Rumah Kita”----tempat kehidupan bersama, milik bersama, dibangun bersama, dipelihara bersama, dan untuk kesejahteraan bersama.

Kata Bang Eldin Tentang

Rumah Kita:

“Medan Rumah Kita harus dibangun dan diisi dengan nilai etika, moral dan estetika. Oleh karena itu, Medan menjadi tempat untuk saling menyapa dan membina harmonisasi dalam keberagaman ras, etnik, agama, kepercayaan, dan status sosial” “Membangun Medan Rumah Kita tidak bisa dilakukan dengan satu pikiran, satu pena, dan satu tangan. Kunci keberhasilannya adalah bersatunya masyarakat, pengusaha, dan pemerintah Kota Medan” “Pendidikan adalah pintu gerbang meraih kesejahteraan. Sediakan akses pendidikan yang terbaik bagi masyarakat Kota Medan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)” “Kesehatan merupakan keadaan harmoni yang lengkap dari tubuh, pikiran dan jiwa untuk bekerja dan menghasilkan karya” “Dengan keyakinan, pemikiran dan pengalaman serta permasalahan prioritas, mari wujudkan visi kita menjadi kota masa depan yang multikultural, berdaya saing, humanis, sejahtera, dan religius”

10

JUNI - JULI 2015

JUNI - JULI 2015

11


ekonomi

ekonomi

MEDAN

D

zulmi Eldin, punya program di bidang kuliner. Ini ia buktikan dengan merawat dan mengembangkan pusat kuliner yang telah ada di Kota Medan, seperti kuliner Pagaruyung Kampung Madras dan kuliner khas etnis Tionghoa di Selat Panjang. Dan, kini ia bercita-cita membuat pusat kuliner khas Melayu dan Khas Medan. Hal ini ia buktikan dengan dukungannya terhadap pembangunan kuliner khas Melayu yang rencana dibangun di Jalan Brigjen Katamso Medan, menggunakan bahan kayu yang dipadu ornamen-ornamen khas Melayu. Pembangunan pusat kuliner ini sebagai salah satu upaya untuk melestarikan budaya sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat Melayu. Selain melestarikan kuliner, pembangunan itu juga secara otomatis akan meningkatkan kunjungan wisata. Selain kuliner, Eldin juga menggalakkan car free day dengan aneka kegiatan, serta beberapa event nasional yang mampu menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Foto Istimewa|45

go to

KULINER DAN PARIWISATA

Prestasi lainnya dari Walikota Dzulmi Eldin adalah menerima penghargaan dari Mendagri Tjahjo Kumolo sebagai salah satu wali kota inovatif. Penghargaan itu diberikan pada 11 Desember 2014 di Hotel Lor In, Solo, karena Medan dinilai melakukan inovasi yang baik dalam hal transparansi anggaran. Apa yang sudah dilakukan Eldin untuk transparansi anggaran? Menurut Eldin, sebenarnya yang dilakukannya tidak jauh berbeda dengan walikota atau bupati lain. Namun, Eldin berhasil meraih standard tertinggi yang diterapkan oleh Kemendagri. Dalam perencanaan pembangunan, pihaknya berupaya melibatkan masyarakat. Publik boleh mengusulkan program dan diberi kesempatan untuk mempresentasikannya. Kemudian, mereka juga bisa mengecek apakah usulan itu ditindaklanjuti oleh pemkot. Eldin berupaya mengurangi ketergantungan terhadap dana pusat. Karena itu, pendapatan asli daerah (PAD) terus didongkrak. Apalagi, perputaran uang di Medan cukup tinggi seiring dengan terus meningkatnya kunjungan wisatawan. Prinsip desentralisasi yang ditekankan Eldin selama ini berbuah manis.

“Prestasi-prestasi itu merupakan cerminan bahwa kita dipercayai pemerintah pusat. Dengan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), Medan membuktikan bisa mengelola keuangan dengan bersih dan akuntabel. Tentu ini harus dipertahankan ke depan,” kata Dzulmi Eldin.

Kita punya anak-anak muda yang cerdas

KEUANGAN

MENGHADAPI MEA Sebagagai ibukota provinsi, Medan dituntut memiliki daya saing yang lebih tinggi dengan kota-kota lainnya. Apalagi dalam menghadapi Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan terjadi di pengujung tahun 2015, Medan harus bersiap dan membenahi segala kekurangan. Eldin, punya program agar ke depan peningkatan sumber daya manusia jadi program prioritas. “Kita punya anak-anak muda yang cerdas. Pelaku UKM yang saya kira tidak kalah kualitasnya dengan produk luar. Dengan potensi itu, maka saya optimis kita akan menjadi ‘tuan’ di rumah kita sendiri. Pemerintah akan memberikan dorongan, khususnya dalam bidang pendidikan dan peningkatan pelatihan UKM serta kewirausahaan,” ujar Eldin. Eldin mengatakan dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang mampu berdaya saing, Pemko segera bersinergi dengan dinas pendidikan guna melakukan inovasi kurikulum di daerah yang memungkinkan peserta anak didik mendapat ilmu tambahan yang bermanfaat. Satu di antaranya adalah pemberian pembelajaran bahasa Inggris. Sebab, Eldin menilai, agar bisa bersaing, seseorang harus bisa memelajari bahasa yang universal. Dengan mampu berkomunikasi, maka sumber daya manusia Medan akan mampu memetakan persoalan, memelajari ilmu pengetahuan lainnya yang berkembang di dalam era komunitas masyarakat ASEAN. Foto Firman Saputra | 45

12

JUNI - JULI 2015

JUNI - JULI 2015

13


ekonomi

ekonomi

MEDAN

D

zulmi Eldin, punya program di bidang kuliner. Ini ia buktikan dengan merawat dan mengembangkan pusat kuliner yang telah ada di Kota Medan, seperti kuliner Pagaruyung Kampung Madras dan kuliner khas etnis Tionghoa di Selat Panjang. Dan, kini ia bercita-cita membuat pusat kuliner khas Melayu dan Khas Medan. Hal ini ia buktikan dengan dukungannya terhadap pembangunan kuliner khas Melayu yang rencana dibangun di Jalan Brigjen Katamso Medan, menggunakan bahan kayu yang dipadu ornamen-ornamen khas Melayu. Pembangunan pusat kuliner ini sebagai salah satu upaya untuk melestarikan budaya sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat Melayu. Selain melestarikan kuliner, pembangunan itu juga secara otomatis akan meningkatkan kunjungan wisata. Selain kuliner, Eldin juga menggalakkan car free day dengan aneka kegiatan, serta beberapa event nasional yang mampu menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Foto Istimewa|45

go to

KULINER DAN PARIWISATA

Prestasi lainnya dari Walikota Dzulmi Eldin adalah menerima penghargaan dari Mendagri Tjahjo Kumolo sebagai salah satu wali kota inovatif. Penghargaan itu diberikan pada 11 Desember 2014 di Hotel Lor In, Solo, karena Medan dinilai melakukan inovasi yang baik dalam hal transparansi anggaran. Apa yang sudah dilakukan Eldin untuk transparansi anggaran? Menurut Eldin, sebenarnya yang dilakukannya tidak jauh berbeda dengan walikota atau bupati lain. Namun, Eldin berhasil meraih standard tertinggi yang diterapkan oleh Kemendagri. Dalam perencanaan pembangunan, pihaknya berupaya melibatkan masyarakat. Publik boleh mengusulkan program dan diberi kesempatan untuk mempresentasikannya. Kemudian, mereka juga bisa mengecek apakah usulan itu ditindaklanjuti oleh pemkot. Eldin berupaya mengurangi ketergantungan terhadap dana pusat. Karena itu, pendapatan asli daerah (PAD) terus didongkrak. Apalagi, perputaran uang di Medan cukup tinggi seiring dengan terus meningkatnya kunjungan wisatawan. Prinsip desentralisasi yang ditekankan Eldin selama ini berbuah manis.

“Prestasi-prestasi itu merupakan cerminan bahwa kita dipercayai pemerintah pusat. Dengan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), Medan membuktikan bisa mengelola keuangan dengan bersih dan akuntabel. Tentu ini harus dipertahankan ke depan,” kata Dzulmi Eldin.

Kita punya anak-anak muda yang cerdas

KEUANGAN

MENGHADAPI MEA Sebagagai ibukota provinsi, Medan dituntut memiliki daya saing yang lebih tinggi dengan kota-kota lainnya. Apalagi dalam menghadapi Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan terjadi di pengujung tahun 2015, Medan harus bersiap dan membenahi segala kekurangan. Eldin, punya program agar ke depan peningkatan sumber daya manusia jadi program prioritas. “Kita punya anak-anak muda yang cerdas. Pelaku UKM yang saya kira tidak kalah kualitasnya dengan produk luar. Dengan potensi itu, maka saya optimis kita akan menjadi ‘tuan’ di rumah kita sendiri. Pemerintah akan memberikan dorongan, khususnya dalam bidang pendidikan dan peningkatan pelatihan UKM serta kewirausahaan,” ujar Eldin. Eldin mengatakan dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang mampu berdaya saing, Pemko segera bersinergi dengan dinas pendidikan guna melakukan inovasi kurikulum di daerah yang memungkinkan peserta anak didik mendapat ilmu tambahan yang bermanfaat. Satu di antaranya adalah pemberian pembelajaran bahasa Inggris. Sebab, Eldin menilai, agar bisa bersaing, seseorang harus bisa memelajari bahasa yang universal. Dengan mampu berkomunikasi, maka sumber daya manusia Medan akan mampu memetakan persoalan, memelajari ilmu pengetahuan lainnya yang berkembang di dalam era komunitas masyarakat ASEAN. Foto Firman Saputra | 45

12

JUNI - JULI 2015

JUNI - JULI 2015

13


politik

politik

SAYA AKAN MAJU Dzulmi Eldin siap maju dalam Pilkada 2015 mendatang. Komunikasi politik sudah ia bangun dengan beberapa partai yang akan dijadikan ‘perahunya’ untuk bertarung dalam lautan kontestasi Walikota Medan Periode 2015-2020. Para pendukung Bang Eldin pun mulai berkumpul, memberi dukungan dan sokongan penuh. Tak mau para pendukungnya kecewa, Eldin menegaskan bahwa ia akan maju dalam Pilkada 2015. Berikut wawancara EmpatLima dengan Dzulmi Eldin terkait niatnya untuk kembali jadi orang nomor satu di Kota Medan.

Apa yang kemudian membuat Anda ingin kembali memimpin Medan? Tanggung jawab sebagai putra daerah untuk memberikan yang terbaik. Dengan pengalaman yang saya miliki, dan rasa kecintaan kepada daerah (Medan) ini saya terpanggil (kembali) untuk mewujudkan visi dan misi saya yang belum selesai. Darimana Anda akan mulai mewujudkan visi dan misi itu? Saya sudah ada di pemerintahan sejak lama. Tentu saya banyak melihat persoalan-persoalan yang perlu segera ditangani. Dengan memetakan masalah dan terjun langsung ke tengah masyarakat saya akan mencari solusi. Visi dan misi saya adalah akumulasi dari apa yang rakyat Medan butuhkan. Dengan konsep Rumah Kita? Benar, saya merangkumnya dalam konsep Rumah Kita. Di dalam rumah, ada struktur keluarga yang harus terbangun. Saya yang dianalogikan sebagai kepala keluarga tentu akan berusaha maksimal untuk memenuhi kebutuhan di rumah itu. Namun, pastinya saya tidak bisa berdiri sendiri, butuh dukungan dan sokongan dari anggota keluarga lain yang dalam hal ini adalah masyarakat Kota Medan. Anda melihat sepenting apa masyarakat dalam suatu pemerintahan? Masyarakat tentu elemen terpenting. Program-program pemerintahan tidak akan memiliki arti bila masyarakat tidak peduli. Karena menganggap penting, saya konsisten turun langsung ke tengah-tengah masyarakat. Saya melihat langsung ke lapangan, menyapa mereka dan berusaha

14

JUNI - JULI 2015

hadir dalam setiap persoalan yang mereka hadapi. Bagi saya begitulah seharusnya sikap seorang pemimpin. Selalu ada untuk masyarakatnya. Sudah dapat ‘perahu’ ? Hampir semua ‘perahu’ (partai) mendekati saya, hahahah. Tapi tentu dalam politik ada bargaining position yang perlu dikomunikasikan lebih lanjut. Saya pelajari itu, sebagai seorang pemimpin saya perlu memiliki keleluasaan dalam menjalankan roda pemerintahan, terlalu intervensi juga tidak baik. Sebab pada dasarnya, saya maju untuk masyarakat Medan secara keseluruhan, bukan sebagian kelompok atau golongan. Untuk orang yang menjadi pasangan Anda sebagai wakil walikota? Nanti akan ada waktunya untuk mengumumkan siapa wakil saya. Kita tunggu saja bersama-sama. Namun, yang pasti ia adalah orang yang bisa bekerja sama dan satu visi misi dengan saya dalam membangun Medan. Bersinergi dan beriringan dalam mengemban amanah, tak masalah apakah dia orang partai atau orang birokrat, yang terpenting bisa sama-sama bekerja. Banyak politisi-politisi yang bisa kita katakan belum mengenal Medan, namun kabarnya ingin maju dalam Pilkada Medan. Tanggapan, Anda? Ya, itu hak politik setiap orang. Inilah indahnya demokrasi. Biarkan masyarakat sendiri yang menilai. Saya tidak dalam kapasitas mengomentari hal itu. Kan, kalau memenuhi syarat setiap warga negara

berhak mencalonkan diri. Yang terpenting bagi saya saat ini adalah fokus pada program kerja. Sebab, sebentar lagi saya akan mengundurkan diri (untuk maju sebagai calon walikota). Saya tekankan kepada aparatur pemerintah untuk jangan kendur semangatnya, harus selalu memberikan pelayanan optimal. Anda siap menang siap kalah? Dalam setiap kompetisi selalu ada pihak yang kalah dan menang. Asal sportif dan dilakukan dengan mekanisme yang jujur, saya akan siap untuk kalah. Belum-belum sudah ada isu miring soal Anda? Konsekuensi politik yang tidak bisa saya hindari. Sebagai publik figur saya harus terbiasa dengan isu-isu miring itu. Namun, saya yakin kebenaran akan terungkap seiring perjalanan waktu. Tidak perlu saya menanggapi isu-isu itu, menguras energi. Lagipula, isu-isu itu bisa buat saya terkenal, orang jadi banyak ingin tahu tentang saya….hahahaha. Kalau kalah akan jadi oposisi atau…. Sebagai mantan orang birokrat, tidak ada kamus oposisi dalam cara berpikir saya. Dengan atau tanpa jabatan saya akan tetap berbuat untuk Medan, kota yang saya cintai ini. Saya akan mendukung pemerintahan yang baru dan memberikan masukan serta kontribusi positif. Sebab, Medan adalah Rumah Kita, sudah menjadi kewajiban bersama kita untuk terus merawat dan memajukannya.

JUNI - JULI 2015

15


politik

politik

SAYA AKAN MAJU Dzulmi Eldin siap maju dalam Pilkada 2015 mendatang. Komunikasi politik sudah ia bangun dengan beberapa partai yang akan dijadikan ‘perahunya’ untuk bertarung dalam lautan kontestasi Walikota Medan Periode 2015-2020. Para pendukung Bang Eldin pun mulai berkumpul, memberi dukungan dan sokongan penuh. Tak mau para pendukungnya kecewa, Eldin menegaskan bahwa ia akan maju dalam Pilkada 2015. Berikut wawancara EmpatLima dengan Dzulmi Eldin terkait niatnya untuk kembali jadi orang nomor satu di Kota Medan.

Apa yang kemudian membuat Anda ingin kembali memimpin Medan? Tanggung jawab sebagai putra daerah untuk memberikan yang terbaik. Dengan pengalaman yang saya miliki, dan rasa kecintaan kepada daerah (Medan) ini saya terpanggil (kembali) untuk mewujudkan visi dan misi saya yang belum selesai. Darimana Anda akan mulai mewujudkan visi dan misi itu? Saya sudah ada di pemerintahan sejak lama. Tentu saya banyak melihat persoalan-persoalan yang perlu segera ditangani. Dengan memetakan masalah dan terjun langsung ke tengah masyarakat saya akan mencari solusi. Visi dan misi saya adalah akumulasi dari apa yang rakyat Medan butuhkan. Dengan konsep Rumah Kita? Benar, saya merangkumnya dalam konsep Rumah Kita. Di dalam rumah, ada struktur keluarga yang harus terbangun. Saya yang dianalogikan sebagai kepala keluarga tentu akan berusaha maksimal untuk memenuhi kebutuhan di rumah itu. Namun, pastinya saya tidak bisa berdiri sendiri, butuh dukungan dan sokongan dari anggota keluarga lain yang dalam hal ini adalah masyarakat Kota Medan. Anda melihat sepenting apa masyarakat dalam suatu pemerintahan? Masyarakat tentu elemen terpenting. Program-program pemerintahan tidak akan memiliki arti bila masyarakat tidak peduli. Karena menganggap penting, saya konsisten turun langsung ke tengah-tengah masyarakat. Saya melihat langsung ke lapangan, menyapa mereka dan berusaha

14

JUNI - JULI 2015

hadir dalam setiap persoalan yang mereka hadapi. Bagi saya begitulah seharusnya sikap seorang pemimpin. Selalu ada untuk masyarakatnya. Sudah dapat ‘perahu’ ? Hampir semua ‘perahu’ (partai) mendekati saya, hahahah. Tapi tentu dalam politik ada bargaining position yang perlu dikomunikasikan lebih lanjut. Saya pelajari itu, sebagai seorang pemimpin saya perlu memiliki keleluasaan dalam menjalankan roda pemerintahan, terlalu intervensi juga tidak baik. Sebab pada dasarnya, saya maju untuk masyarakat Medan secara keseluruhan, bukan sebagian kelompok atau golongan. Untuk orang yang menjadi pasangan Anda sebagai wakil walikota? Nanti akan ada waktunya untuk mengumumkan siapa wakil saya. Kita tunggu saja bersama-sama. Namun, yang pasti ia adalah orang yang bisa bekerja sama dan satu visi misi dengan saya dalam membangun Medan. Bersinergi dan beriringan dalam mengemban amanah, tak masalah apakah dia orang partai atau orang birokrat, yang terpenting bisa sama-sama bekerja. Banyak politisi-politisi yang bisa kita katakan belum mengenal Medan, namun kabarnya ingin maju dalam Pilkada Medan. Tanggapan, Anda? Ya, itu hak politik setiap orang. Inilah indahnya demokrasi. Biarkan masyarakat sendiri yang menilai. Saya tidak dalam kapasitas mengomentari hal itu. Kan, kalau memenuhi syarat setiap warga negara

berhak mencalonkan diri. Yang terpenting bagi saya saat ini adalah fokus pada program kerja. Sebab, sebentar lagi saya akan mengundurkan diri (untuk maju sebagai calon walikota). Saya tekankan kepada aparatur pemerintah untuk jangan kendur semangatnya, harus selalu memberikan pelayanan optimal. Anda siap menang siap kalah? Dalam setiap kompetisi selalu ada pihak yang kalah dan menang. Asal sportif dan dilakukan dengan mekanisme yang jujur, saya akan siap untuk kalah. Belum-belum sudah ada isu miring soal Anda? Konsekuensi politik yang tidak bisa saya hindari. Sebagai publik figur saya harus terbiasa dengan isu-isu miring itu. Namun, saya yakin kebenaran akan terungkap seiring perjalanan waktu. Tidak perlu saya menanggapi isu-isu itu, menguras energi. Lagipula, isu-isu itu bisa buat saya terkenal, orang jadi banyak ingin tahu tentang saya….hahahaha. Kalau kalah akan jadi oposisi atau…. Sebagai mantan orang birokrat, tidak ada kamus oposisi dalam cara berpikir saya. Dengan atau tanpa jabatan saya akan tetap berbuat untuk Medan, kota yang saya cintai ini. Saya akan mendukung pemerintahan yang baru dan memberikan masukan serta kontribusi positif. Sebab, Medan adalah Rumah Kita, sudah menjadi kewajiban bersama kita untuk terus merawat dan memajukannya.

JUNI - JULI 2015

15


politik

politik

Parlindungan Minta Pemeliharaan Lion Air Diaudit

Sebagai Ketua Komite II yang membawahi moda transportasi umum, ia punya kewajiban untuk mengetahui lebih mendalam tentang insiden yang terjadi di Bandara Kuala Namu itu. Sebagaimana diberitakan, pesawat Lion Air JT 303 tujuan Jakarta dilaporkan mengalami kerusakan dalam auxiliary power unit (APU). Ada dua sistem di dalam APU yang abnormal sehingga menyebabkan letupan pada bagian ekor pesawat. Ekses dari kerusakan itu, pesawat gagal terbang, ratusan penumpang panik hingga menyebabkan puluhan di antaranya luka-luka. Kasus ini kemudian diinvestigasi KNKT. Parlindungan, yang pada saat kejadian langsung meninjau lokasi mencium gelagat tidak baik dari pemeliharaan yang dilakukan pihak maskapai. Akhirnya, usai peninjauan pertama ia melakukan kunjungan mendadak dan mengecek unit maintenance Lion Air, dari sidak kali kedua ini Parlin (panggilan akrab Parlindungan Purba) memperoleh fakta mengejutkan. “Teknisi Lion Air ternyata tidak memeriksa APU (yang menimbulkan insiden letupan di bagian ekor pesawat) setiap kali pesawat mendarat. Hal ini karena

16

JUNI - JULI 2015

Usulan itu ia utarakan saat melakukan inspeksi mendadak ke Pasar Petisah, Medan bersama Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut (Kadisperindagsu) Bidar Alamsyah dan Kepala Bulog Divre Sumut Khairul. Usulan itu sendiri awalnya datang dari Bidar Alamsyah, yang mengatakan pemerintah perlu membuat pedoman HET untuk

Stabilkan Harga, Parlindungan Usul Adanya Penetapan HET

I

nsiden terbakarnya pesawat Lion Air JT 303, April lalu masih menimbulkan pertanyaan tersendiri bagi Anggota DPD RI asal Sumatera Utara Parlindungan Purba. Ia merasa harus melakukan pengecekan, setidaknya dua kali, untuk melihat apa kesalahan yang terjadi sehingga menyebabkan insiden yang membuat penumpang panik dan mengalami lukaluka.

G

una menstabilkan harga kebutuhan pokok, khususnya jelang Ramadan, Anggota DPD RI asal Sumatera Utara, Parlindungan Purba mengusulkan adanya penetapan harga eceran tertinggi (HET) untuk barang-barang kebutuhan pokok yang rentan naik turun. Dengan penetapan HET yang diatur pemerintah, menurutnya harga-harga akan stabil.

Foto Istimewa|45

sudah sesuai prosedur dari maskapai. Maintenance hanya memeriksa ban, kondisi oli, bahan bakar, dan lainnya setiap pesawat transit, pagi hari sebelum berangkat, dan malam hari. Dari tiga kali pemeriksaan ini APU jarang sekali diperiksa jika tidak ada keluhan dari pilot,” kata Parlindungan kepada EmpatLima.

Foto Istimewa|45

komoditas pokok seperti daging, beras, minyak goreng, gula, kedelai dan tepung. “Dengan adanya HET akan memudahkan jajaran pihaknya dalam melakukan pengawasan terhadap fluktuasi harga komoditas pokok tersebut. Dan, masyarakat juga dapat mengetahui harga-harga itu secara transparan,” kata Bidar. Parlindungan kemudian langsung merespon usulan itu. Ia menilai hal itu sangat baik, khususnya dalam hal stabilisasi harga. Kalau harga bisa dimonitoring secara transparan, maka pemerintah (eksekutif) juga dapat melakukan pengawasan dengan baik, kata Parlindungan kepada EmpatLima. Parlindungan berjanji akan membawa usulan penetapan HET untuk bahan kebutuhan pokok itu ke Menteri Pergadangan. Penetapan HET memang sangat diperlukan, apalagi saat ini kondisi penetapan harga BBM di dalam negeri juga naik turun. Efeknya harga kebutuhan pokok tersebut bisa ikut naik, “Kalau naik susah turun,” ujar Parlin. (45|Riyanto Semedi)

Lion Air harus ikut

Melihat kondisi yang tidak benar aturan dari Kementeriitu, Parlin kemudian an Perhubungan. Jika meminta kepada tidak ikut aturan, saya pihak Lion Air untuk akan meminta menteri memperbaiki SOP yang bersangkutan demi keselamatan untuk mencabut izin dan kenyamanan terbang. penumpang. “Bila perlu APU diperiksa setiap mendarat. Lion Air harus ikut aturan dari Kementerian Perhubungan, jika tidak ikut aturan, saya akan meminta menteri yang bersangkutan untuk mencabut izin terbang. Saya akan meminta pemeliharaan Lion Air diaudit,” kata Parlin mempertegas. (45|Riyanto Semedi)

JUNI - JULI 2015

17


politik

politik

Parlindungan Minta Pemeliharaan Lion Air Diaudit

Sebagai Ketua Komite II yang membawahi moda transportasi umum, ia punya kewajiban untuk mengetahui lebih mendalam tentang insiden yang terjadi di Bandara Kuala Namu itu. Sebagaimana diberitakan, pesawat Lion Air JT 303 tujuan Jakarta dilaporkan mengalami kerusakan dalam auxiliary power unit (APU). Ada dua sistem di dalam APU yang abnormal sehingga menyebabkan letupan pada bagian ekor pesawat. Ekses dari kerusakan itu, pesawat gagal terbang, ratusan penumpang panik hingga menyebabkan puluhan di antaranya luka-luka. Kasus ini kemudian diinvestigasi KNKT. Parlindungan, yang pada saat kejadian langsung meninjau lokasi mencium gelagat tidak baik dari pemeliharaan yang dilakukan pihak maskapai. Akhirnya, usai peninjauan pertama ia melakukan kunjungan mendadak dan mengecek unit maintenance Lion Air, dari sidak kali kedua ini Parlin (panggilan akrab Parlindungan Purba) memperoleh fakta mengejutkan. “Teknisi Lion Air ternyata tidak memeriksa APU (yang menimbulkan insiden letupan di bagian ekor pesawat) setiap kali pesawat mendarat. Hal ini karena

16

JUNI - JULI 2015

Usulan itu ia utarakan saat melakukan inspeksi mendadak ke Pasar Petisah, Medan bersama Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut (Kadisperindagsu) Bidar Alamsyah dan Kepala Bulog Divre Sumut Khairul. Usulan itu sendiri awalnya datang dari Bidar Alamsyah, yang mengatakan pemerintah perlu membuat pedoman HET untuk

Stabilkan Harga, Parlindungan Usul Adanya Penetapan HET

I

nsiden terbakarnya pesawat Lion Air JT 303, April lalu masih menimbulkan pertanyaan tersendiri bagi Anggota DPD RI asal Sumatera Utara Parlindungan Purba. Ia merasa harus melakukan pengecekan, setidaknya dua kali, untuk melihat apa kesalahan yang terjadi sehingga menyebabkan insiden yang membuat penumpang panik dan mengalami lukaluka.

G

una menstabilkan harga kebutuhan pokok, khususnya jelang Ramadan, Anggota DPD RI asal Sumatera Utara, Parlindungan Purba mengusulkan adanya penetapan harga eceran tertinggi (HET) untuk barang-barang kebutuhan pokok yang rentan naik turun. Dengan penetapan HET yang diatur pemerintah, menurutnya harga-harga akan stabil.

Foto Istimewa|45

sudah sesuai prosedur dari maskapai. Maintenance hanya memeriksa ban, kondisi oli, bahan bakar, dan lainnya setiap pesawat transit, pagi hari sebelum berangkat, dan malam hari. Dari tiga kali pemeriksaan ini APU jarang sekali diperiksa jika tidak ada keluhan dari pilot,” kata Parlindungan kepada EmpatLima.

Foto Istimewa|45

komoditas pokok seperti daging, beras, minyak goreng, gula, kedelai dan tepung. “Dengan adanya HET akan memudahkan jajaran pihaknya dalam melakukan pengawasan terhadap fluktuasi harga komoditas pokok tersebut. Dan, masyarakat juga dapat mengetahui harga-harga itu secara transparan,” kata Bidar. Parlindungan kemudian langsung merespon usulan itu. Ia menilai hal itu sangat baik, khususnya dalam hal stabilisasi harga. Kalau harga bisa dimonitoring secara transparan, maka pemerintah (eksekutif) juga dapat melakukan pengawasan dengan baik, kata Parlindungan kepada EmpatLima. Parlindungan berjanji akan membawa usulan penetapan HET untuk bahan kebutuhan pokok itu ke Menteri Pergadangan. Penetapan HET memang sangat diperlukan, apalagi saat ini kondisi penetapan harga BBM di dalam negeri juga naik turun. Efeknya harga kebutuhan pokok tersebut bisa ikut naik, “Kalau naik susah turun,” ujar Parlin. (45|Riyanto Semedi)

Lion Air harus ikut

Melihat kondisi yang tidak benar aturan dari Kementeriitu, Parlin kemudian an Perhubungan. Jika meminta kepada tidak ikut aturan, saya pihak Lion Air untuk akan meminta menteri memperbaiki SOP yang bersangkutan demi keselamatan untuk mencabut izin dan kenyamanan terbang. penumpang. “Bila perlu APU diperiksa setiap mendarat. Lion Air harus ikut aturan dari Kementerian Perhubungan, jika tidak ikut aturan, saya akan meminta menteri yang bersangkutan untuk mencabut izin terbang. Saya akan meminta pemeliharaan Lion Air diaudit,” kata Parlin mempertegas. (45|Riyanto Semedi)

JUNI - JULI 2015

17


lintas daerah

lintas daerah

Habis Kopi, Panenlah Jagung

T

ak bisa dipungkiri, Kabupaten Dairi sebagai penghasil kopi sudah dikenal bukan saja di pasar domestik tetapi telah dikenal hingga mancanegara melalui label “Kopi Sidikalang�, karena memiliki ciri khas dan berkualitas tinggi. Namun, belakangan ketenaran itu mulai redup seiring produksi yang terus menurun secara kuantitas maupun kualitas. Di saat popularitas kopi menurun, di saat itu pula muncul primadona baru, yakni jagung. Kabupaten Dairi yang sebagian besar wilayahnya berbatasan dengan Provinsi Aceh (Kabupaten Aceh Tenggara dan Aceh Selatan) telah menjadi salah satu kabupaten penghasil jagung paling produktif di Sumatera Utara. Menurut catatan Dinas Pertanian Sumatera Utara, pada tahun 2015 produksi jagung Kabupaten Dairi telah mencapai sebesar 88.282 ton atau hampir 20 persen produksi jagung Sumatera Utara (517.819 ton). Padahal, jika dilihat dari luas wilayah, Kabupaten Dairi hanya sekitar 2,6 persen (191.625 hektar) dari luas keseluruhan Provinsi Sumatera Utara (71.680.000 hektar). Pemerintah Provinsi Sumut, telah menargetkan sejumlah produksi pangan dalam jumlah yang besar. Untuk jagung pada tahun 2015 ini, produksinya ditargetkan sebanyak

18

1.309. 912 ton lebih tinggi dari capaian produksi tahun 2014 yakni sebesar 1.116.649 ton.

Seperti diketahui, Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu sentra produksi jagung. Jagung mempunyai peran strategi perekonomian nasional, mengingat fungsinya yang multiguna. Jagung dapat dimanfaatkan untuk pangan, pakan, dan bahan baku industri. Dari seluruh kebutuhan jagung, 50 persen di antaranya digunakan untuk pakan. Dalam lima tahun terakhir, kebutuhan jagung untuk bahan baku industri pakan, makanan, dan minuman meningkat 10 – 15 persen per tahun. Dengan demikian, produksi jagung mempengaruhi industri peternakan (Pabbage dan Subandi, 2005). Tentunya hitung-hitungan ini adalah peluang yang sangat baik bagi Kabupaten Dairi, kabupaten yang berada pada ketinggian 1.066 di atas permukaan laut, berbukit dengan lahan yang sangat subur dan sangat potensial untuk pertanian jagung. Upaya peningkatan produksi jagung di dalam negeri dapat ditempuh melalui perluasan areal tanam dan peningkatan produktivitas. Perluasan areal dapat diarahkan pada lahan-lahan potensial seperti lahan sawah irigasi, lahan sawah tadah hujan, dan lahan kering yang belum dimanfaatkan untuk pertanian.

JUNI - JULI 2015

Selain melalui perluasan areal tanam dan peningkatan produktivitas, upaya pengembangan jagung juga memerlukan peningkatan efisiensi produksi, penguatan kelembagaan petani, peningkatan kualitas produk, peningkatan nilai tambah, perbaikan akses pasar, pengembangan unit usaha bersama, perbaikan sistem permodalan, pengembangan infrastruktur, serta pengaturan tata niaga dan insentif usaha. Dalam kaitan ini diperlukan berbagai dukungan, termasuk dukungan kebijakan pemerintah.

1.500 Hektar untuk Lahan Jagung Upaya peningkatan produksi jagung di dalam negeri dapat ditempuh melalui perluasan areal tanam dan peningkatan produktivitas. Perluasan areal dapat diarahkan pada lahan-lahan potensial seperti lahan sawah irigasi, lahan sawah tadah hujan, dan lahan kering yang belum dimanfaatkan untuk pertanian. Selain melalui perluasan areal tanam dan peningkatan produktivitas, upaya pengembangan jagung juga memerlukan peningkatan

efisiensi produksi, penguatan kelembagaan petani, peningkatan kualitas produk, peningkatan nilai tambah, perbaikan akses pasar, pengembangan unit usaha bersama, perbaikan sistem permodalan, pengembangan infrastruktur, serta pengaturan tata niaga dan insentif usaha. Dalam kaitan ini diperlukan berbagai dukungan, termasuk dukungan kebijakan pemerintah.

Tahun ini, para petani jagung di Kabupaten Dairi akan mendapat bantuan dana dari APBN tahun 2015. Bantuan itu berupa pengembangan lahan tanaman jagung seluas 1.500 hektar termasuk b antuan benih, pupuk, dan pestisida.

hektar, tetapi karena banyaknya permintaan masyarakat (petani) 500 hektar lagi akan dapat bantuan masa tanam bulan Juli tahun 2015 ini. Sedangkan untuk bantuan benih jagung sebanyak 15 kg per hektar, pupuk urea 75 kg, serta pupuk NPK 50 kg per hektar. Bantuan akan sampai kepada petani sebelum masuk masa tanam yang diperkirakan pertengahan bulan Juli mendatang. Pemerintah berharap, semoga upaya ini dan kerja keras para petani, kelak meningkatkan produksi jagung di Kabupaten Dairi. (45|Agus Mulia)

Menurut Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, John Albertson Sinaga, sebelumnya Dinas Pertanian Sumut sudah mengalokasikan bantuan pengembangan jagung bagi petani Dairi seluas 1.000

Foto Istimewah | 45

Untuk produksi jagung, Kabupaten Dairi hampir setiap tahunnya mengalami peningkatan. Kabupaten yang berada pada ketinggian 1.066 mdpl dan merupakan dataran tinggi berbukit dengan lahan yang sangat subur, sudah pasti sangat potensial untuk pertanian jagung dan tentunya dapat dikembangkan menjadi usaha unggulan di Kabupaten Dairi. Ini sesuai dengan arahan Presiden Jokowi yang selalu fokus mengampanyekan bahwa padi, jagung, dan kedelai (pajali) adalah komoditas yang akan terus ditingkatkan produksinya. Untuk itu pemerintah melakukan berbagai upaya, agar dapat mendongkrak produksi jagung dalam menyongsong keberhasilan swasembada pangan.

JUNI - JULI 2015

19


lintas daerah

lintas daerah

Habis Kopi, Panenlah Jagung

T

ak bisa dipungkiri, Kabupaten Dairi sebagai penghasil kopi sudah dikenal bukan saja di pasar domestik tetapi telah dikenal hingga mancanegara melalui label “Kopi Sidikalang�, karena memiliki ciri khas dan berkualitas tinggi. Namun, belakangan ketenaran itu mulai redup seiring produksi yang terus menurun secara kuantitas maupun kualitas. Di saat popularitas kopi menurun, di saat itu pula muncul primadona baru, yakni jagung. Kabupaten Dairi yang sebagian besar wilayahnya berbatasan dengan Provinsi Aceh (Kabupaten Aceh Tenggara dan Aceh Selatan) telah menjadi salah satu kabupaten penghasil jagung paling produktif di Sumatera Utara. Menurut catatan Dinas Pertanian Sumatera Utara, pada tahun 2015 produksi jagung Kabupaten Dairi telah mencapai sebesar 88.282 ton atau hampir 20 persen produksi jagung Sumatera Utara (517.819 ton). Padahal, jika dilihat dari luas wilayah, Kabupaten Dairi hanya sekitar 2,6 persen (191.625 hektar) dari luas keseluruhan Provinsi Sumatera Utara (71.680.000 hektar). Pemerintah Provinsi Sumut, telah menargetkan sejumlah produksi pangan dalam jumlah yang besar. Untuk jagung pada tahun 2015 ini, produksinya ditargetkan sebanyak

18

1.309. 912 ton lebih tinggi dari capaian produksi tahun 2014 yakni sebesar 1.116.649 ton.

Seperti diketahui, Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu sentra produksi jagung. Jagung mempunyai peran strategi perekonomian nasional, mengingat fungsinya yang multiguna. Jagung dapat dimanfaatkan untuk pangan, pakan, dan bahan baku industri. Dari seluruh kebutuhan jagung, 50 persen di antaranya digunakan untuk pakan. Dalam lima tahun terakhir, kebutuhan jagung untuk bahan baku industri pakan, makanan, dan minuman meningkat 10 – 15 persen per tahun. Dengan demikian, produksi jagung mempengaruhi industri peternakan (Pabbage dan Subandi, 2005). Tentunya hitung-hitungan ini adalah peluang yang sangat baik bagi Kabupaten Dairi, kabupaten yang berada pada ketinggian 1.066 di atas permukaan laut, berbukit dengan lahan yang sangat subur dan sangat potensial untuk pertanian jagung. Upaya peningkatan produksi jagung di dalam negeri dapat ditempuh melalui perluasan areal tanam dan peningkatan produktivitas. Perluasan areal dapat diarahkan pada lahan-lahan potensial seperti lahan sawah irigasi, lahan sawah tadah hujan, dan lahan kering yang belum dimanfaatkan untuk pertanian.

JUNI - JULI 2015

Selain melalui perluasan areal tanam dan peningkatan produktivitas, upaya pengembangan jagung juga memerlukan peningkatan efisiensi produksi, penguatan kelembagaan petani, peningkatan kualitas produk, peningkatan nilai tambah, perbaikan akses pasar, pengembangan unit usaha bersama, perbaikan sistem permodalan, pengembangan infrastruktur, serta pengaturan tata niaga dan insentif usaha. Dalam kaitan ini diperlukan berbagai dukungan, termasuk dukungan kebijakan pemerintah.

1.500 Hektar untuk Lahan Jagung Upaya peningkatan produksi jagung di dalam negeri dapat ditempuh melalui perluasan areal tanam dan peningkatan produktivitas. Perluasan areal dapat diarahkan pada lahan-lahan potensial seperti lahan sawah irigasi, lahan sawah tadah hujan, dan lahan kering yang belum dimanfaatkan untuk pertanian. Selain melalui perluasan areal tanam dan peningkatan produktivitas, upaya pengembangan jagung juga memerlukan peningkatan

efisiensi produksi, penguatan kelembagaan petani, peningkatan kualitas produk, peningkatan nilai tambah, perbaikan akses pasar, pengembangan unit usaha bersama, perbaikan sistem permodalan, pengembangan infrastruktur, serta pengaturan tata niaga dan insentif usaha. Dalam kaitan ini diperlukan berbagai dukungan, termasuk dukungan kebijakan pemerintah.

Tahun ini, para petani jagung di Kabupaten Dairi akan mendapat bantuan dana dari APBN tahun 2015. Bantuan itu berupa pengembangan lahan tanaman jagung seluas 1.500 hektar termasuk b antuan benih, pupuk, dan pestisida.

hektar, tetapi karena banyaknya permintaan masyarakat (petani) 500 hektar lagi akan dapat bantuan masa tanam bulan Juli tahun 2015 ini. Sedangkan untuk bantuan benih jagung sebanyak 15 kg per hektar, pupuk urea 75 kg, serta pupuk NPK 50 kg per hektar. Bantuan akan sampai kepada petani sebelum masuk masa tanam yang diperkirakan pertengahan bulan Juli mendatang. Pemerintah berharap, semoga upaya ini dan kerja keras para petani, kelak meningkatkan produksi jagung di Kabupaten Dairi. (45|Agus Mulia)

Menurut Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, John Albertson Sinaga, sebelumnya Dinas Pertanian Sumut sudah mengalokasikan bantuan pengembangan jagung bagi petani Dairi seluas 1.000

Foto Istimewah | 45

Untuk produksi jagung, Kabupaten Dairi hampir setiap tahunnya mengalami peningkatan. Kabupaten yang berada pada ketinggian 1.066 mdpl dan merupakan dataran tinggi berbukit dengan lahan yang sangat subur, sudah pasti sangat potensial untuk pertanian jagung dan tentunya dapat dikembangkan menjadi usaha unggulan di Kabupaten Dairi. Ini sesuai dengan arahan Presiden Jokowi yang selalu fokus mengampanyekan bahwa padi, jagung, dan kedelai (pajali) adalah komoditas yang akan terus ditingkatkan produksinya. Untuk itu pemerintah melakukan berbagai upaya, agar dapat mendongkrak produksi jagung dalam menyongsong keberhasilan swasembada pangan.

JUNI - JULI 2015

19


politik

INFO

FAROUK TAWARKAN PENDEKATAN HUKUM DISPUTE RESOLUTION

W

akil Ketua DPD RI Farouk Muhammad merasa gelisah dengan penegakan hukum yang akhir-akihir ini terjadi Foto Istimewa|45 di tengah masyarakat. Hatinya merasa ironi, terlebih hukum itu menimpa rakyat kecil yang notabene masyarakat awam hukum dan dengan tingkat kesalahan yang tak pula teramat fatal. Karenanya dalam kunjungannya ke Medan, ia menyerukan kembali kepada para penegak hukum untuk menegakkan hukum dengan azas keadilan dan kemanusiaan. Kasus Nenek Asyani, kata Farouk, memperlihatkan bahwa penegakan hukum seperti berjalan di ruang hampa, tanpa melihat motif atau latar belakang yang menjadi dasar sebuah tindakan pelanggaran dilakukan. “Bercermin dari kasus-kasus seperti ini, ke depan kita perlu memikirkan kembali upayaupaya penanganan kasus-kasus pidana yang dilakukan warga miskin yang sifatnya mediasi dan preventif. Agar hak memperoleh keadilan sebagaimana dijaminkan oleh konstitusi bisa tercapai,” kata Farouk Muhammad di Medan. Untuk kesekian kali kembali mencuat kasus yang menimpa seorang manula, Asyani alias Bu Muaris (63 tahun). Nenek Muaris didakwa telah mencuri 7 batang kayu jati milik Perhutani. Perkara ini tengah disidangkan di PN Situbondo. Melihat kondisi terdakwa yang sudah tua renta. Apalagi terdakwa tidak merasa mencuri. Mengklaim mengambil kayu di lahannya sendiri. Tentu saja menimbulkan pertanyaan publik secara luas. Doktor lulusan University of Florida, AS ini menambahkan, sorotan dan kritik dari masyarakat tentunya terarah kepada para penegak hukum, baik

20

polisi, jaksa maupun hakim sebagai pengadil. Namun secara faktual, mereka selalu beralasan penahanan terhadap para tersangka sudah sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku. Seolah-olah penegak hukum berjalan linier dan seakan hendak meyakinkan publik bahwa adanya konsistensi dalam menegakkan hukum. Semua pelanggaran hukum harus diproses secara hukum, tidak ada pengecualian apakah itu menyangkut orang kaya ataupun miskin, perkara berat atau pun ringan. “Dalam kenyataannya, ide penegakan hukum semacam itu seringkali tidak berhasil. Malah penegakan hukum seperti itu membenarkan bahwa hukum itu, lebih tajam ke bawah tumpul ke atas. Hukum hanya menjadi milik bagi kaum berpunya tidak bagi si miskin,” tegas Farouk. Senator asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ini memberikan pesan, agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi ke depan kita harus memecahkan akar permasalahan dalam politik penegakan hukum. Seperti anggapan bahwa semua perkara harus diselesaikan melalui pengadilan. Cara-cara berhukum seperti ini seharusnya mulai kita ubah dengan

JUNI - JULI 2015

membuka alternatif lain. Menyelesaikan perkara pidana dengan pendekatan alternatif dispute resolution. Model ini menggunakan pendekatan peradilan restorative, dimana mekanisme ini dimungkinkan dengan adanya diskresi dari pihak penyidik yaitu kepolisian atau mekanisme deponeering yang dimiliki oleh kejaksaan sebagai penuntut. Tentu saja, tujuannya diharapkan agar beban bagi sistem peradilan pidana menjadi tidak terlalu berat. Penegakan hukum terhadap orang lanjut usia ini juga harus mengacu pada UU No. 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia khususnya Pasal 5 dan pasal 18 yang menjamin pelayanan khusus bagi lansia untuk layanan dan bantuan hukum. Termasuk Pemberian kemudahan layanan dan bantuan hukum dimaksudkan untuk melindungi dan memberikan rasa aman kepada lanjut usia. Termasuk layanan dan bantuan hukum di luar dan/atau di dalam pengadilan Sebagai informasi, Nenek Asyani yang sehari-hari bekerja sebagai tukang pijat, dituduh mencuri kayu di lahan milik Perhutani setempat dan ditetapkan sebagai tersangka. Pada tanggal 15 Desember 2014 lalu, Asyani bersama tiga tersangka lainnya, yakni Ruslan (23), Cipto (43), dan Abdus Salam (23), dijebloskan ke Lembaga Pemasyarakatan setempat, untuk proses menjalani persidangan. Akhirnya, setelah sekitar tiga bulan merasakan dinginnya hotel prodeo, permohonan penangguhan penahanan Asyani bersama tiga orang terdakwa tersebut dikabulkan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Situbondo. (45|Riyanto Semedi)

Prof. DR. Farouk Muhammad menyampaikan testimoni terhadap Majalah EmpatLima

W

WAKIL KETUA DPD RI Resmikan Peluncuran Majalah EmpatLima

akil Ketua DPD RI Prof. Farouk Muhammad meluncurkan majalah EmpatLima yang terbit perdana Senin, 4 Mei 2015 di Hotel Polonia Medan. Dalam kesempatan itu ia mengapresiasi munculnya Majalah EmpatLima, mengingat saat ini di Sumatera Utara keberadaan majalah cukup jarang. Majalah itu, katanya, bisa dijadikan media penyerap aspirasi rakyat sekaligus memetakan persoalan yang dihadapi rakyat Sumatera Utara. Prof. Farouk yang merupakan senator asal Nusa Tenggara Barat (NTB) mengatakan majalah itu juga bisa jadi penyampai informasi mengenai apa-apa saja yang telah diperjuangan para wakil rakyat dan pemerintah. “Bukan hanya sebagai kontrol sosial, namun juga menyampaikan informasi yang mendidik dan bermanfaat,” katanya. Turut hadir dalam peluncuran perdana Majalah EmpatLima yang memiliki tagline Majalah Sumatera Utara itu, Anggota DPD asal Sumatera Utara Parlindungan Purba. Dalam kesempatan itu, ia berharap kepada tim redaksi EmpatLima untuk memberikan yang terbaik dan ke depan bisa bekerja sama dengan empat senator asal Sumatera Utara yang membutuhkan media khusus untuk menyampaikan informasi mengenai hal-

Foto Dok.|45

hal bermanfaat khususnya mengenai kinerja anggota DPD RI. Harapan yang sama juga ditutur­kan Dedi Iskandar Batubara, senator muda yang dalam edisi perdana jadi sampul depan EmpatLima itu juga berkeinginan media tersebut bisa jadi pembeda di antara media lainnya. Selain menjadi kritik sosial, kira­nya juga bisa menjadi media penginspirasi yang mampu membangkitkan harapan banyak orang agar lebih optimis membangun Indonesia ke depan. Pimpinan umum EmpatLima, A. Hafiz Harahap berkeyakinan media EmpatLima dapat bersaing dengan media lainnya yang saat ini tengah berkembang pesat. “Para anggota dewan (legislator) dan pemerintah harus diawasi, dan media ini jadi alat kontrol sekaligus penyampai pesan dan penampung aspirasi rakyat,” ujarnya.

Foto Dok. 45

Turut hadir dalam kegiatan itu, Abdul Rani, SH (Anggota DPRD Medan), Bahrul Khair Amal, M.Si, Ishak, M.Hum. (Akademisi), Muhammad Rahmat (perwakilan pemuda), Drs. H. Mohd. Hafiz Is­mail (tokoh agama), Pemred EmpatLima Mukhlis Win Aryoga, Redaktur EmpatLima Bambang Saswanda Harahap dan Redaktur Pelaksana EmpatLima, Riyanto Semedi. (45|Riyanto Semedi)

JUNI - JULI 2015

21


politik

INFO

FAROUK TAWARKAN PENDEKATAN HUKUM DISPUTE RESOLUTION

W

akil Ketua DPD RI Farouk Muhammad merasa gelisah dengan penegakan hukum yang akhir-akihir ini terjadi Foto Istimewa|45 di tengah masyarakat. Hatinya merasa ironi, terlebih hukum itu menimpa rakyat kecil yang notabene masyarakat awam hukum dan dengan tingkat kesalahan yang tak pula teramat fatal. Karenanya dalam kunjungannya ke Medan, ia menyerukan kembali kepada para penegak hukum untuk menegakkan hukum dengan azas keadilan dan kemanusiaan. Kasus Nenek Asyani, kata Farouk, memperlihatkan bahwa penegakan hukum seperti berjalan di ruang hampa, tanpa melihat motif atau latar belakang yang menjadi dasar sebuah tindakan pelanggaran dilakukan. “Bercermin dari kasus-kasus seperti ini, ke depan kita perlu memikirkan kembali upayaupaya penanganan kasus-kasus pidana yang dilakukan warga miskin yang sifatnya mediasi dan preventif. Agar hak memperoleh keadilan sebagaimana dijaminkan oleh konstitusi bisa tercapai,” kata Farouk Muhammad di Medan. Untuk kesekian kali kembali mencuat kasus yang menimpa seorang manula, Asyani alias Bu Muaris (63 tahun). Nenek Muaris didakwa telah mencuri 7 batang kayu jati milik Perhutani. Perkara ini tengah disidangkan di PN Situbondo. Melihat kondisi terdakwa yang sudah tua renta. Apalagi terdakwa tidak merasa mencuri. Mengklaim mengambil kayu di lahannya sendiri. Tentu saja menimbulkan pertanyaan publik secara luas. Doktor lulusan University of Florida, AS ini menambahkan, sorotan dan kritik dari masyarakat tentunya terarah kepada para penegak hukum, baik

20

polisi, jaksa maupun hakim sebagai pengadil. Namun secara faktual, mereka selalu beralasan penahanan terhadap para tersangka sudah sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku. Seolah-olah penegak hukum berjalan linier dan seakan hendak meyakinkan publik bahwa adanya konsistensi dalam menegakkan hukum. Semua pelanggaran hukum harus diproses secara hukum, tidak ada pengecualian apakah itu menyangkut orang kaya ataupun miskin, perkara berat atau pun ringan. “Dalam kenyataannya, ide penegakan hukum semacam itu seringkali tidak berhasil. Malah penegakan hukum seperti itu membenarkan bahwa hukum itu, lebih tajam ke bawah tumpul ke atas. Hukum hanya menjadi milik bagi kaum berpunya tidak bagi si miskin,” tegas Farouk. Senator asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ini memberikan pesan, agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi ke depan kita harus memecahkan akar permasalahan dalam politik penegakan hukum. Seperti anggapan bahwa semua perkara harus diselesaikan melalui pengadilan. Cara-cara berhukum seperti ini seharusnya mulai kita ubah dengan

JUNI - JULI 2015

membuka alternatif lain. Menyelesaikan perkara pidana dengan pendekatan alternatif dispute resolution. Model ini menggunakan pendekatan peradilan restorative, dimana mekanisme ini dimungkinkan dengan adanya diskresi dari pihak penyidik yaitu kepolisian atau mekanisme deponeering yang dimiliki oleh kejaksaan sebagai penuntut. Tentu saja, tujuannya diharapkan agar beban bagi sistem peradilan pidana menjadi tidak terlalu berat. Penegakan hukum terhadap orang lanjut usia ini juga harus mengacu pada UU No. 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia khususnya Pasal 5 dan pasal 18 yang menjamin pelayanan khusus bagi lansia untuk layanan dan bantuan hukum. Termasuk Pemberian kemudahan layanan dan bantuan hukum dimaksudkan untuk melindungi dan memberikan rasa aman kepada lanjut usia. Termasuk layanan dan bantuan hukum di luar dan/atau di dalam pengadilan Sebagai informasi, Nenek Asyani yang sehari-hari bekerja sebagai tukang pijat, dituduh mencuri kayu di lahan milik Perhutani setempat dan ditetapkan sebagai tersangka. Pada tanggal 15 Desember 2014 lalu, Asyani bersama tiga tersangka lainnya, yakni Ruslan (23), Cipto (43), dan Abdus Salam (23), dijebloskan ke Lembaga Pemasyarakatan setempat, untuk proses menjalani persidangan. Akhirnya, setelah sekitar tiga bulan merasakan dinginnya hotel prodeo, permohonan penangguhan penahanan Asyani bersama tiga orang terdakwa tersebut dikabulkan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Situbondo. (45|Riyanto Semedi)

Prof. DR. Farouk Muhammad menyampaikan testimoni terhadap Majalah EmpatLima

W

WAKIL KETUA DPD RI Resmikan Peluncuran Majalah EmpatLima

akil Ketua DPD RI Prof. Farouk Muhammad meluncurkan majalah EmpatLima yang terbit perdana Senin, 4 Mei 2015 di Hotel Polonia Medan. Dalam kesempatan itu ia mengapresiasi munculnya Majalah EmpatLima, mengingat saat ini di Sumatera Utara keberadaan majalah cukup jarang. Majalah itu, katanya, bisa dijadikan media penyerap aspirasi rakyat sekaligus memetakan persoalan yang dihadapi rakyat Sumatera Utara. Prof. Farouk yang merupakan senator asal Nusa Tenggara Barat (NTB) mengatakan majalah itu juga bisa jadi penyampai informasi mengenai apa-apa saja yang telah diperjuangan para wakil rakyat dan pemerintah. “Bukan hanya sebagai kontrol sosial, namun juga menyampaikan informasi yang mendidik dan bermanfaat,” katanya. Turut hadir dalam peluncuran perdana Majalah EmpatLima yang memiliki tagline Majalah Sumatera Utara itu, Anggota DPD asal Sumatera Utara Parlindungan Purba. Dalam kesempatan itu, ia berharap kepada tim redaksi EmpatLima untuk memberikan yang terbaik dan ke depan bisa bekerja sama dengan empat senator asal Sumatera Utara yang membutuhkan media khusus untuk menyampaikan informasi mengenai hal-

Foto Dok.|45

hal bermanfaat khususnya mengenai kinerja anggota DPD RI. Harapan yang sama juga ditutur­kan Dedi Iskandar Batubara, senator muda yang dalam edisi perdana jadi sampul depan EmpatLima itu juga berkeinginan media tersebut bisa jadi pembeda di antara media lainnya. Selain menjadi kritik sosial, kira­nya juga bisa menjadi media penginspirasi yang mampu membangkitkan harapan banyak orang agar lebih optimis membangun Indonesia ke depan. Pimpinan umum EmpatLima, A. Hafiz Harahap berkeyakinan media EmpatLima dapat bersaing dengan media lainnya yang saat ini tengah berkembang pesat. “Para anggota dewan (legislator) dan pemerintah harus diawasi, dan media ini jadi alat kontrol sekaligus penyampai pesan dan penampung aspirasi rakyat,” ujarnya.

Foto Dok. 45

Turut hadir dalam kegiatan itu, Abdul Rani, SH (Anggota DPRD Medan), Bahrul Khair Amal, M.Si, Ishak, M.Hum. (Akademisi), Muhammad Rahmat (perwakilan pemuda), Drs. H. Mohd. Hafiz Is­mail (tokoh agama), Pemred EmpatLima Mukhlis Win Aryoga, Redaktur EmpatLima Bambang Saswanda Harahap dan Redaktur Pelaksana EmpatLima, Riyanto Semedi. (45|Riyanto Semedi)

JUNI - JULI 2015

21


lintas daerah

lintas daerah

Simola, Strategi Manjur Ashari Tambunan Tinggal di wilayah yang jauh dari ibukota, memang bikin kewalahan bagi para PNS dalam mengurus administrasi kepegawaian. Kecamatan Sibolangit, misalnya, jaraknya dari Lubukpakam sekitar 65 Km. Jika diukur dengan waktu sekitar 5 jam lebih perjalanan pergi-pulang (Sibolangit-Lubukpakam). Itu pun dengan catatan harus melalui Kota Medan, supaya lebih cepat.

Simola Permudah PNS Urus Pangkat

D

eliserdang, memang kabupaten yang memiliki wilayah begitu luas. Saking luasnya, jadi maklum jika masih banyak daerah terpencil yang sulit dijangkau. Nah, di daerah terpencil inilah banyak kisah para pegawai negeri sipil (PNS) yang kesulitan dalam hal mengurus administrasi kepegawaian. Bisa Anda bayangkan, bagaimana sedihnya seorang pegawai yang sudah waktunya naik pangkat, tapi tidak bisa mendapat haknya hanya karena tidak bisa mengurus ke BKD. Kasus seperti itu banyak dialami PNS yang mengabdi di daerah terpencil. Itulah salah satu faktor karir beberapa pegawai di daerah terpencil kerap kalah cepat dibandingkan PNS yang bekerja di kota. Maka, wajar jika pegawai yang tinggal di daerah terpencil kerap mengeluhkan perihal tersebut kepada Bupati Anshari.

Tak tahan kerap mendapat keluhan dari pegawainya, Bupati Ashari Tambunan pun berpikir keras cara mengatasinya. Hasilnya, sebuah inovasi yang mampu menjawab persoalan yang melilit para pegawai desa terpencil di Deliserdang pun diluncurkan.

22

Inovasi itu dinamainya Simola (Sistem Mobil Operasional Layanan). Sebuah mobil L-300 dengan Nopol BK 830 M disulap menjadi kantor berjalan. Pegawai BKD setiap hari berkeliling dari kecamatan ke kecamatan dengan menggunakan mobil tersebut. Strategi jemput bola Bupati Ashari ini, sungguh manjur. Terbukti, para PNS desa terpencil atau yang jauh dari ibukota Kabupaten Deliserdang, kini bisa tersenyum sumringah. Sebab, tak perlu repot-repot lagi berkendaraan ke Lubukpakam untuk mengurus berbagai hal terkait dengan administrasi kepegawaian. Terutama bagi para PNS yang tinggal di Kecamatan Gunung Meriah, Sibolangit, Kutalimbaru, STM Hulu, dan Bangun Purba, kehadiran Simola telah memotong keruwetan perjalanan panjang dan melelahkan itu. Kini, mereka bisalah tersenyum, bangga pada tindakan pemkabnya.. Program Simola resmi beroperasi sejak Juni 2014. Hingga kini, telah banyak manfaat diperoleh dari program ini. Sebagai contoh, mempermudah pengurusan kenaikan pangkat, kenaikan berkala, surat pernyataan masih menduduki jabatan (SPMJ), dan pensiun. Program ini tujuannya untuk meningkatkan kinerja

JUNI - JULI 2015

pelayanan kepada masyarakat. Sebab, jika pegawai sudah nyaman, tentu kerjanya akan lebih maksimal dalam melayani masyarakat. “Ke depan, Simola tidak hanya melayani administrasi kepegawaian. Tetapi juga harus bisa dimanfaatkan untuk pelayanan masyarakat, seperti urusan kependudukan dan perizinan,� tutur Bupati.

Bedah Rumah dan Pembangunan Infrastruktur

sektor infrastruktur ini sangat penting. Selain untuk menjangkau dan menghubungkan wilayah terpencil dengan ibukota, juga untuk percepatan pertumbuhan pembangunan ekonomi. Untuk pembangunan infrastruktur jalan swadaya masyarakat, Pemkab Deliserdang menerapkan konsep kemitraan dengan masyarakat. Dengan perincian, 60% biaya APBD, 40% masyarakat dan CSR perusahaan. Realisasi konsep ini, 1.600 Km jalan aspal pun sudah dibangun.

Satu lagi strategi jitu Anshari dalam menyiasati pembangunan infrastruktur jalan hingga ke wilayah terpencil. Yaitu mengelaborasi kemampuan yang dimiliki masyarakat dan perusahaan. Jika sebelumnya Pemkab hanya mampu membangun jalan sepanjang 2 km dengan lebar 5 meter, karena keterbatasan dana, maka melalui konsep ini bisa direalisasikan menjadi 5 km dengan lebar 8 meter.

“Namun, setelah jalan dibangun, yang berat itu memeliharanya. Apalagi Deliserdang ini kan gerbang utama menuju Medan. Banyak dilewati truk-truk besar. Itu makanya jalan sering rusak,� kata Bupati menanggapi soal jalan yang rusak.

Program bedah rumah ini hanya berlaku untuk rumah warga yang tidak layak huni. Mekanismenya, warga melalui lurah atau kepala desa mengusulkan kepada bupati. Kemudian, tim bentukan bupati melakukan verifikasi ke rumahrumah yang diusulkan tersebut. Pemkab menyediakan anggaran Rp 15 juta per rumah. Sedangkan proses pembangunannya, wargalah yang mengerjakanya secara bergotong royong. Tidak hanya itu, bahkan IMB maupun sertifikat rumah dan tanah, pemkab yang mengurusnya. Pemkab Deliserdang menargetkan 1.000 rumah per tahun akan dibedah. Di tahun pertama, baru 50% yang terealisasi. Namun, di tahun selanjutnya, pemkab bertekad dapat merealisasikannya 100%. Program andalan lain Pemkab Deliserdang adalah pembangunan infrastruktur jalan. Pembangunan

JUNI - JULI 2015

23


lintas daerah

lintas daerah

Simola, Strategi Manjur Ashari Tambunan Tinggal di wilayah yang jauh dari ibukota, memang bikin kewalahan bagi para PNS dalam mengurus administrasi kepegawaian. Kecamatan Sibolangit, misalnya, jaraknya dari Lubukpakam sekitar 65 Km. Jika diukur dengan waktu sekitar 5 jam lebih perjalanan pergi-pulang (Sibolangit-Lubukpakam). Itu pun dengan catatan harus melalui Kota Medan, supaya lebih cepat.

Simola Permudah PNS Urus Pangkat

D

eliserdang, memang kabupaten yang memiliki wilayah begitu luas. Saking luasnya, jadi maklum jika masih banyak daerah terpencil yang sulit dijangkau. Nah, di daerah terpencil inilah banyak kisah para pegawai negeri sipil (PNS) yang kesulitan dalam hal mengurus administrasi kepegawaian. Bisa Anda bayangkan, bagaimana sedihnya seorang pegawai yang sudah waktunya naik pangkat, tapi tidak bisa mendapat haknya hanya karena tidak bisa mengurus ke BKD. Kasus seperti itu banyak dialami PNS yang mengabdi di daerah terpencil. Itulah salah satu faktor karir beberapa pegawai di daerah terpencil kerap kalah cepat dibandingkan PNS yang bekerja di kota. Maka, wajar jika pegawai yang tinggal di daerah terpencil kerap mengeluhkan perihal tersebut kepada Bupati Anshari.

Tak tahan kerap mendapat keluhan dari pegawainya, Bupati Ashari Tambunan pun berpikir keras cara mengatasinya. Hasilnya, sebuah inovasi yang mampu menjawab persoalan yang melilit para pegawai desa terpencil di Deliserdang pun diluncurkan.

22

Inovasi itu dinamainya Simola (Sistem Mobil Operasional Layanan). Sebuah mobil L-300 dengan Nopol BK 830 M disulap menjadi kantor berjalan. Pegawai BKD setiap hari berkeliling dari kecamatan ke kecamatan dengan menggunakan mobil tersebut. Strategi jemput bola Bupati Ashari ini, sungguh manjur. Terbukti, para PNS desa terpencil atau yang jauh dari ibukota Kabupaten Deliserdang, kini bisa tersenyum sumringah. Sebab, tak perlu repot-repot lagi berkendaraan ke Lubukpakam untuk mengurus berbagai hal terkait dengan administrasi kepegawaian. Terutama bagi para PNS yang tinggal di Kecamatan Gunung Meriah, Sibolangit, Kutalimbaru, STM Hulu, dan Bangun Purba, kehadiran Simola telah memotong keruwetan perjalanan panjang dan melelahkan itu. Kini, mereka bisalah tersenyum, bangga pada tindakan pemkabnya.. Program Simola resmi beroperasi sejak Juni 2014. Hingga kini, telah banyak manfaat diperoleh dari program ini. Sebagai contoh, mempermudah pengurusan kenaikan pangkat, kenaikan berkala, surat pernyataan masih menduduki jabatan (SPMJ), dan pensiun. Program ini tujuannya untuk meningkatkan kinerja

JUNI - JULI 2015

pelayanan kepada masyarakat. Sebab, jika pegawai sudah nyaman, tentu kerjanya akan lebih maksimal dalam melayani masyarakat. “Ke depan, Simola tidak hanya melayani administrasi kepegawaian. Tetapi juga harus bisa dimanfaatkan untuk pelayanan masyarakat, seperti urusan kependudukan dan perizinan,� tutur Bupati.

Bedah Rumah dan Pembangunan Infrastruktur

sektor infrastruktur ini sangat penting. Selain untuk menjangkau dan menghubungkan wilayah terpencil dengan ibukota, juga untuk percepatan pertumbuhan pembangunan ekonomi.

Untuk pembangunan infrastruktur jalan swadaya masyarakat, Pemkab Deliserdang menerapkan konsep kemitraan dengan masyarakat. Dengan perincian, 60% biaya APBD, 40% masyarakat dan CSR perusahaan. Realisasi konsep ini, 1.600 Km jalan aspal pun sudah dibangun.

Satu lagi strategi jitu Anshari dalam menyiasati pembangunan infrastruktur jalan hingga ke wilayah terpencil. Yaitu mengelaborasi kemampuan yang dimiliki masyarakat dan perusahaan. Jika sebelumnya Pemkab hanya mampu membangun jalan sepanjang 2 km dengan lebar 5 meter, karena keterbatasan dana, maka melalui konsep ini bisa direalisasikan menjadi 5 km dengan lebar 8 meter.

Foto Istimewa|45

“Namun, setelah jalan dibangun, yang berat itu memeliharanya. Apalagi Deliserdang ini kan gerbang utama menuju Medan. Banyak dilewati truk-truk besar. Itu makanya jalan sering rusak,� kata Bupati menanggapi soal jalan yang rusak.

Program bedah rumah ini hanya berlaku untuk rumah warga yang tidak layak huni. Mekanismenya, warga melalui lurah atau kepala desa mengusulkan kepada bupati. Kemudian, tim bentukan bupati melakukan verifikasi ke rumahrumah yang diusulkan tersebut. Pemkab menyediakan anggaran Rp 15 juta per rumah. Sedangkan proses pembangunannya, wargalah yang mengerjakanya secara bergotong royong. Tidak hanya itu, bahkan IMB maupun sertifikat rumah dan tanah, pemkab yang mengurusnya. Pemkab Deliserdang menargetkan 1.000 rumah per tahun akan dibedah. Di tahun pertama, baru 50% yang terealisasi. Namun, di tahun selanjutnya, pemkab bertekad dapat merealisasikannya 100%. Program andalan lain Pemkab Deliserdang adalah pembangunan infrastruktur jalan. Pembangunan

Foto Istimewa|45

JUNI - JULI 2015

23


senator

senator

Ke Belarusia dan Uzbekistan

Anggota DPD Asal Sumut Desak Inalum Bayarkan Annual Fee

Anggota DPD Asal Sumut Jajaki Kerja Sama

A

nggota DPD asal Sumatera Utara, Dedi Iskandar Batubara, bersama dengan Ketua DPD RI Irman Gusman dan sejumlah anggota DPD lainnya menjajaki peluang investasi dan peningkatan kerja sama dengan negara Belarusia dan Uzbekistan. Dedi menjelaskan, peluang investasi dengan Belarusia perlu ditingkatkan. Sejauh ini kerja sama kedua negara sudah terjalin dengan baik.“Kerja sama yang sudah terjalin sejauh ini adalah terkait perawatan pesawat. DKI Jakarta juga memesan bus transjakarta dari negara itu. Kini sedang dilihat potensi lainnya. Misalnya, pembuatan traktor dan bus. Kita undang Belarusia ke Indonesia untuk investasi,” katanya. Ini penting agar terbuka persaingan yang sehat, imbuhnya. Komoditas Belarusia punya kualitas yang tak kalah bagus dengan Jepang, Tiongkok, atau Korea. Harganya juga lebih murah. Ia menjelaskan, saat ini volume perdagangan kedua negara baru tercatat 250 juta dolar Amerika, dan di tahun 2018 seiring momentum 25 tahun hubungan diplomatik dua negara, ditargetkan mencapai satu miliar dolar Amerika. Selain Belarusia, anggota DPD juga melihat peluang peningkatan kerja sama dengan Uzbekistan. Dengan penduduk yang sama, yaitu mayoritas muslim, maka peningkatan kerja sama lebih ke kunjungan wisata Islam, ujar Dedi. Menurutnya, di Uzbekistan banyak peninggalan sejarah peradaban Islam. “Melalui peningkatan kerja sama itu, wisatawan Indonesia bisa lebih mudah mengakses dan diberi kemudahan untuk berkunjung ke Uzbekistan,” ujarnya.

mereka dijamu Presiden Republik Belarusia, Aleksander Lukashenko, didampingi Ketua Dewan Republik Mikhail Myasnikovich dan Perdana Menteri Andrey Kobyakov. Dalam kesempatan itu, Presiden Belarusia, Aleksander Lukashenko, meminta pemerintah Indonesia membuka perwakilannya di Minsk, ibukota Belarusia. Karena selama ini, perwakilan Indonesia masih bergabung dengan Republik Federasi Rusia. Sementara, Ketua DDP RI Irman Gusman mengatakan kunjungan itu untuk menjajaki kemungkinan peningkatan kerja sama antardua negara. Irman Gusman dan Ketua Dewan Rakyat Demokratik Belarusia Mikhail Myasnikovich sepakat bahwa Indonesia dan Belarusia memiliki peran penting dalam perekonomian dunia. Menurut Myasnikovich, pada 1 Januari lalu telah diberlakukan Eurasian Union yang beranggotakan antara lain; Rusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Belarusia, Tajikistan, Armenia, dan Uzbekistan. “Kalau Indonesia mau

melakukan kerja sama dengan Belarusia akan menguntungkan. Eurasian Union adalah pasar yang cukup kuat,” kata Myasnikovich di Gedung Senat, Minsk, Belarusia. Irman Gusman mengatakan bahwa pada tahun 2016 akan diberlakukan ASEAN Community di kawasan Asia Tenggara. Di sinilah, Indonesia dan Belarusia memainkan peran yang sangat penting.”Indonesia jadi pintu masuk Belarus ke ASEAN, dan Belarusia jadi pintu masuk Indonesia ke Eurasian,” kata Irman. Irman menargetkan tahun 2015, bertepatan dengan perayaan 25 tahun kerja sama Indonesia-Belarusia. Ia optimis bahwa volume perdagangan antara Indonesia dengan Belarusia akan menembus 1 miliar dolar Amerika pada 2018. Target ini bisa tercapai apabila semua komponen bergerak. Seperti: presiden, senat, dan pengusaha. “Dan yang paling utama adalah pertemuan antarkedua pebisnis di dua negara,” tegas Irman Gusman, Senator asal Sumatera Barat itu. (Tim 45)

D

Rute Penerbangan Dengan potensi itu, DPD akan mengkaji pembukaan rute penerbangan Uzbekistan-Indonesia. Selain untuk peluang wisata, Indonesia juga akan diuntungkan dalam hal hemat waktu bila melakukan umroh. Melalui jalur Uzbekistan, maka waktu yang ditempuh hanya sekitar tujuh jam. Kunjungan ke Belarusia dilakukan anggota DPD selama dua hari, Senin (25/5) dan Selasa (26/5). Di Belarusia,

24

JUNI - JULI 2015

Dedi ISkandar Batubara Anggota DPD RI Asal Sumut

Senator Dedi Iskandar Batubara mengendarai traktor buatan Belarusia

PD RI asal Sumatera Utara berharap annual fee dan dana bina lingkungan PT. Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) segera terealisasi. Harapan ini disampaikan Anggota DPD dalam Rapat Konsultasi dengan Asosiasi DPRD Kabupaten Kawasan Danau Toba, di Ruang Rapat Komite IV Lantai 2 Gedung B DPD RI. Rapat itu juga dihadiri pimpinan dan anggota DPRD dari Kabupaten Humbahas, Samosir, Taput, Tobasa, dan Kabupaten Simalungun, serta Pimpinan Komite IV Ajiep Padindang dan Ghazali Abbas, Anggota DPD asal Su¬mut, Parlindungan Purba, Dedi Iskandar Batubara, dan Prof. Darmayanti Lubis. Rapat membahas tindak lanjut pencairan annual fee dan dana bina lingkungan dari PT. Inalum. Anggota Asosiasi DPRD Kabupaten Kawasan Danau Toba, Rospita Sitorus, mengatakan, dana untuk bina lingkungan dari PT. Inalum senilai Rp 772,4 miliar yang harusnya sudah diserahkan ke kas negara, ternyata masih tertahan dan sangkut di 31 no¬mor rekening.

Seharusnya setiap tahun Rp 54 miliar disalurkan ke kabupaten/kota yang ter¬masuk ke wilayah kawasan Danau Toba, antara lain Kabupaten Humbahas, Samosir, Taput, Tobasa, dan Kabupaten Si-malungun. Ajiep Padindang dan Ghazali Abbas berkomitmen untuk ikut memperjuangkan hak-hak yang semestinya ada di daerah, baik kabupaten/kota maupun provinsi. PT. Inalum memiliki kewajiban yang harus diberikan kepada daerah yang berada di kawasan Danau Toba. Harus Dibagikan Dana tersebut di luar annual fee yang merupakan pemba-yaran pajak air, pajak bumi dan bangunan (PBB), serta dana lingkungan. Dana yang harus dibagikan itu sesuai dengan master agreement, dan sebagai bentuk kompensasi perusahaan terhadap kabupaten/kota yang sumber daya alamnya dipakai oleh perusahaan. Rapat selanjutnya disepakati untuk menindaklanjuti hasil kesimpulan Raker Komite IV dengan Kemenko Perekonomian, Kemendagri, Kemenkeu, dan Kemenperin pada tanggal 1 Juli 2013 yang pada saat itu dipimpin oleh Rudolf Pardede. Kesimpulannya,

daerah mendesak pencairan Dana Bina Lingkungan diserahkan sepenuhnya kepada daerah untuk dialokasikan bagi program yang dapat dinikmati langsung oleh masyarakat, dan annual fee yang belum terbayarkan segera dicairkan melalui rekening kas daerah secara transparan. Kepada EmpatLima, Dedi mengatakan akan mengawasi hal ini. “Itu sudah kewajiban dari PT. Inalum. Jadi, saya pikir tidak ada lagi tawar menawar. Harus transparan, karena penggunaan dana itu untuk kepentingan masyarakat sekitar,” ujarnya anggota Komite IV DPD RI itu. Dalam pertemuan dengan Komite IV, imbuhnya, telah disepakati bahwa Inalum akan segera membayarkan. “Fungsi DPD adalah melakukan pengawasan-pengawasan seperti ini, dengan adanya pengawasan maka pembangunan akan berjalan dengan baik, perusahaan sebagai mitra pemerintah diharapkan kesadarannya untuk melakukan kewajibannya kepada masyarakat,” kata Senator muda ini. (Tim 45)

JUNI - JULI 2015

25


senator

senator

Ke Belarusia dan Uzbekistan

Anggota DPD Asal Sumut Desak Inalum Bayarkan Annual Fee

Anggota DPD Asal Sumut Jajaki Kerja Sama

A

nggota DPD asal Sumatera Utara, Dedi Iskandar Batubara, bersama dengan Ketua DPD RI Irman Gusman dan sejumlah anggota DPD lainnya menjajaki peluang investasi dan peningkatan kerja sama dengan negara Belarusia dan Uzbekistan. Dedi menjelaskan, peluang investasi dengan Belarusia perlu ditingkatkan. Sejauh ini kerja sama kedua negara sudah terjalin dengan baik.“Kerja sama yang sudah terjalin sejauh ini adalah terkait perawatan pesawat. DKI Jakarta juga memesan bus transjakarta dari negara itu. Kini sedang dilihat potensi lainnya. Misalnya, pembuatan traktor dan bus. Kita undang Belarusia ke Indonesia untuk investasi,” katanya. Ini penting agar terbuka persaingan yang sehat, imbuhnya. Komoditas Belarusia punya kualitas yang tak kalah bagus dengan Jepang, Tiongkok, atau Korea. Harganya juga lebih murah. Ia menjelaskan, saat ini volume perdagangan kedua negara baru tercatat 250 juta dolar Amerika, dan di tahun 2018 seiring momentum 25 tahun hubungan diplomatik dua negara, ditargetkan mencapai satu miliar dolar Amerika. Selain Belarusia, anggota DPD juga melihat peluang peningkatan kerja sama dengan Uzbekistan. Dengan penduduk yang sama, yaitu mayoritas muslim, maka peningkatan kerja sama lebih ke kunjungan wisata Islam, ujar Dedi. Menurutnya, di Uzbekistan banyak peninggalan sejarah peradaban Islam. “Melalui peningkatan kerja sama itu, wisatawan Indonesia bisa lebih mudah mengakses dan diberi kemudahan untuk berkunjung ke Uzbekistan,” ujarnya.

mereka dijamu Presiden Republik Belarusia, Aleksander Lukashenko, didampingi Ketua Dewan Republik Mikhail Myasnikovich dan Perdana Menteri Andrey Kobyakov. Dalam kesempatan itu, Presiden Belarusia, Aleksander Lukashenko, meminta pemerintah Indonesia membuka perwakilannya di Minsk, ibukota Belarusia. Karena selama ini, perwakilan Indonesia masih bergabung dengan Republik Federasi Rusia. Sementara, Ketua DDP RI Irman Gusman mengatakan kunjungan itu untuk menjajaki kemungkinan peningkatan kerja sama antardua negara. Irman Gusman dan Ketua Dewan Rakyat Demokratik Belarusia Mikhail Myasnikovich sepakat bahwa Indonesia dan Belarusia memiliki peran penting dalam perekonomian dunia. Menurut Myasnikovich, pada 1 Januari lalu telah diberlakukan Eurasian Union yang beranggotakan antara lain; Rusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Belarusia, Tajikistan, Armenia, dan Uzbekistan. “Kalau Indonesia mau

melakukan kerja sama dengan Belarusia akan menguntungkan. Eurasian Union adalah pasar yang cukup kuat,” kata Myasnikovich di Gedung Senat, Minsk, Belarusia. Irman Gusman mengatakan bahwa pada tahun 2016 akan diberlakukan ASEAN Community di kawasan Asia Tenggara. Di sinilah, Indonesia dan Belarusia memainkan peran yang sangat penting.”Indonesia jadi pintu masuk Belarus ke ASEAN, dan Belarusia jadi pintu masuk Indonesia ke Eurasian,” kata Irman. Irman menargetkan tahun 2015, bertepatan dengan perayaan 25 tahun kerja sama Indonesia-Belarusia. Ia optimis bahwa volume perdagangan antara Indonesia dengan Belarusia akan menembus 1 miliar dolar Amerika pada 2018. Target ini bisa tercapai apabila semua komponen bergerak. Seperti: presiden, senat, dan pengusaha. “Dan yang paling utama adalah pertemuan antarkedua pebisnis di dua negara,” tegas Irman Gusman, Senator asal Sumatera Barat itu. (Tim 45)

D

Rute Penerbangan Dengan potensi itu, DPD akan mengkaji pembukaan rute penerbangan Uzbekistan-Indonesia. Selain untuk peluang wisata, Indonesia juga akan diuntungkan dalam hal hemat waktu bila melakukan umroh. Melalui jalur Uzbekistan, maka waktu yang ditempuh hanya sekitar tujuh jam. Kunjungan ke Belarusia dilakukan anggota DPD selama dua hari, Senin (25/5) dan Selasa (26/5). Di Belarusia,

24

JUNI - JULI 2015

Dedi ISkandar Batubara Anggota DPD RI Asal Sumut

Senator Dedi Iskandar Batubara mengendarai traktor buatan Belarusia

PD RI asal Sumatera Utara berharap annual fee dan dana bina lingkungan PT. Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) segera terealisasi. Harapan ini disampaikan Anggota DPD dalam Rapat Konsultasi dengan Asosiasi DPRD Kabupaten Kawasan Danau Toba, di Ruang Rapat Komite IV Lantai 2 Gedung B DPD RI. Rapat itu juga dihadiri pimpinan dan anggota DPRD dari Kabupaten Humbahas, Samosir, Taput, Tobasa, dan Kabupaten Simalungun, serta Pimpinan Komite IV Ajiep Padindang dan Ghazali Abbas, Anggota DPD asal Su¬mut, Parlindungan Purba, Dedi Iskandar Batubara, dan Prof. Darmayanti Lubis. Rapat membahas tindak lanjut pencairan annual fee dan dana bina lingkungan dari PT. Inalum. Anggota Asosiasi DPRD Kabupaten Kawasan Danau Toba, Rospita Sitorus, mengatakan, dana untuk bina lingkungan dari PT. Inalum senilai Rp 772,4 miliar yang harusnya sudah diserahkan ke kas negara, ternyata masih tertahan dan sangkut di 31 no¬mor rekening.

Seharusnya setiap tahun Rp 54 miliar disalurkan ke kabupaten/kota yang ter¬masuk ke wilayah kawasan Danau Toba, antara lain Kabupaten Humbahas, Samosir, Taput, Tobasa, dan Kabupaten Si-malungun. Ajiep Padindang dan Ghazali Abbas berkomitmen untuk ikut memperjuangkan hak-hak yang semestinya ada di daerah, baik kabupaten/kota maupun provinsi. PT. Inalum memiliki kewajiban yang harus diberikan kepada daerah yang berada di kawasan Danau Toba. Harus Dibagikan Dana tersebut di luar annual fee yang merupakan pemba-yaran pajak air, pajak bumi dan bangunan (PBB), serta dana lingkungan. Dana yang harus dibagikan itu sesuai dengan master agreement, dan sebagai bentuk kompensasi perusahaan terhadap kabupaten/kota yang sumber daya alamnya dipakai oleh perusahaan. Rapat selanjutnya disepakati untuk menindaklanjuti hasil kesimpulan Raker Komite IV dengan Kemenko Perekonomian, Kemendagri, Kemenkeu, dan Kemenperin pada tanggal 1 Juli 2013 yang pada saat itu dipimpin oleh Rudolf Pardede. Kesimpulannya,

daerah mendesak pencairan Dana Bina Lingkungan diserahkan sepenuhnya kepada daerah untuk dialokasikan bagi program yang dapat dinikmati langsung oleh masyarakat, dan annual fee yang belum terbayarkan segera dicairkan melalui rekening kas daerah secara transparan. Kepada EmpatLima, Dedi mengatakan akan mengawasi hal ini. “Itu sudah kewajiban dari PT. Inalum. Jadi, saya pikir tidak ada lagi tawar menawar. Harus transparan, karena penggunaan dana itu untuk kepentingan masyarakat sekitar,” ujarnya anggota Komite IV DPD RI itu. Dalam pertemuan dengan Komite IV, imbuhnya, telah disepakati bahwa Inalum akan segera membayarkan. “Fungsi DPD adalah melakukan pengawasan-pengawasan seperti ini, dengan adanya pengawasan maka pembangunan akan berjalan dengan baik, perusahaan sebagai mitra pemerintah diharapkan kesadarannya untuk melakukan kewajibannya kepada masyarakat,” kata Senator muda ini. (Tim 45)

JUNI - JULI 2015

25


BISNIS

BISNIS mengenai seluk-beluk bisnis fashion anak muda. Bahkan, saat itu ia mengaku begitu bodoh, sempat pula tertipu oleh vendor yang ia tunjuk sendiri. Tapi, bukan Hilman namanya jika menyerah begitu saja. Berbekal tekad dan ketekunan, pelan tapi pasti Snoozle mulai mendapat rekanan yang mengerti dengan kemauan dan kreativitas Hilman. “Snoozle itu paling susah dapat vendor yang tepat. Yang bisa jahit pas dengan kemauan kita itu sulit,” kata Hilman Himan menceritakan, proses dalam bisnis yang ia kembangkan adalah benar-benar bermodalkan kemauan dan kreativitas. Setelah itu, katanya, yang terpenting adalah menangkap peluang. “Modalnya kreativitas. Snoozle menangkap peluang kemudian menggabungkannnya dengan kreativitas. Misalnya, kami desain produk kami sendiri, kami kontrol pembuatannya, jamin kualitasnya. Setelah itu baru kami lempar pasar,” ujarnya. Diakui Hilman, saat ini Snoozle masih bekerja sama dengan vendor dari luar Medan. Sebab, di Medan sendiri ia belum menemukan vendor yang bisa memenuhi standard kualitas Snoozle.

Hilman “Snoozle”

“Kami kan buat pola, desain dan model dari produk-produk kami. Tapi untuk bahan dan penjahit itu masih kerja sama dengan pihak lain, misalnya

“modal sesungguhnya itu bukanlah uang, tapi jaringan atau koneksi” dari Bandung. Ke depan, kami ingin semua kami kerjakan sendiri,” kata Hilman. Saat ini, kata Hilman, Snoozle sudah mendapat tempat di kalangan anak muda, bahkan Snoozle menjadi produk yang masuk dalam situs jual beli online Lazada. “Hanya ada dua produk dari Medan yang masuk Lazada, salah satunya Snoozle,” ujarnya. Setelah Medan, Hilman menargetkan tahun 2015 ini Snoozle akan memasuki pasar Aceh, Pekanbaru, dan Lampung. Kemudian tahun 2016 masuk ke pasar Jawa. Untuk media promosi, selama ini Snoozle memanfaatkan media promosi radio, sosial dan website. “Kami punya instagram, snoozleapparel, twitter @ snoozleid, website www.snoozlestore. com,” jelasnya.

Keluar dari Titik Nyaman Keluar dari zona nyaman, kata Hilman, menjadi kunci Snoozle bisa berkembang seperti saat ini. Dia mengakui bahwa dalam berbisnis selalu ada resiko, tapi resiko tersebut untuk ditaklukan.

“Yang penting ada kemauan, keberanian menghadapi resiko, rugi untung itu sudah jadi konsekuensi logis dari bisnis,” ucapnya. Selama ini, kata Hilman, banyak anak muda yang punya kemauan untuk terjun menjadi seorang enterpreneur, namun banyak juga yang yang tidak punya keberanian dan kenekatan. “Harus nekat, tapi punya perhitungan. Orang banyak yang mau, tapi mental takut. Jangan pernah takut, yang penting konsisten,” katanya. Disinggung mengenai modal, Hilman mengatakan bahwa modal sesungguhnya itu bukanlah uang, tapi jaringan atau koneksi. Kemudian jaringan tersebut diyakinkan dengan konsistensi usaha yang dibangun. “Saat ini sudah ada 5 investor yang menawarkan diri untuk berinvestasi, tapi kelimanya masih kami pelajari. Kami ingin menunjukkan kualitas dan produk terbaik kami. Dengan ini, semoga semakin banyak yang tertarik,” sebut Hilman. Saat ini ia sudah memiliki 6 personel untuk mengembangkan Snoozle. Mulai dari keuangan, promosi, hingga desain. Usaha dan kerja keras Hilman bersama timnya pun mulai menampakkan hasil. Ditanya soal omset, Hilman malu-malu menjawab berapa angka omset Snoozle per bulan. “Emm…25 juta, Bang,” katanya tersenyum. (45|BimHarahap)

Dari Petisah ke Lazada

B

egitu ia duduk, kemudian mengulurkan tangan untuk bersalaman, kesan energik dan ramah sudah terekam dari gerak geriknya. Impian, visi, keberanian, ketekunan dan kemampuan membaca peluang terungkap jelas dari perbincangan singkat tersebut. Awal Juni 2015, siang menjelang sore di Kantin Fakultas Ilmu Budaya USU, M. Hilman berbagi kisah dengan EmpatLima. Usianya terbilang muda. Masih berstatus sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara (USU). Namun, siapa sangka, dalam usia yang ke-23 tahun, ia sudah mampu mengembangkan sebuah brand produkproduk fashion kaum muda masa kini, mulai dari baju, jeans, topi, dan berbagai produk pakaian yang sedang trend saat ini. Snoozle, begitulah M.Hilman dan sang sahabat, M. Rizky Winduarsa, menamai brand yang mereka ciptakan sendiri. Berangkat dari keinginan untuk mandiri, bergelut dalam

26

JUNI - JULI 2015

fashion dan kreativitas, Hilman dan Rizky merintis Snoozle dari nol. Bahkan, Hilman sendiri hanya berbekal pengalaman berjualan pakaian di kampusnya, hasil berburu dagangan di Pasar Petisah Medan. Saat itu, usia Hilman masih 18 tahun. Setengah tahun mondar-mandir keluar-masuk Pasar Petisah bahkan pasar Tanah Abang Jakarta, Hilman yang saat itu duduk di semester 2 mulai bosan. Bukan bosan berbisnis, tapi ia bosan menjualkan produk orang lain. Sejak itu muncullah keinginan untuk menjualkan produk buatan sendiri. “Tepat tahun 2012, bulan 6, pas semester 3, saya dan teman saya Rizky mendirikan Snoozle. Alasannya sederhana. Ingin mandiri. Ingin memasarkan produk sendiri, orisinal dan bukan buatan orang lain,” jelas Hilman. Awal mulanya menekuni bisnis ini, mahasiswa jurusan manajemen ini mengaku buta dan tidak tahu apa-apa

JUNI - JULI 2015

27


BISNIS

BISNIS mengenai seluk-beluk bisnis fashion anak muda. Bahkan, saat itu ia mengaku begitu bodoh, sempat pula tertipu oleh vendor yang ia tunjuk sendiri. Tapi, bukan Hilman namanya jika menyerah begitu saja. Berbekal tekad dan ketekunan, pelan tapi pasti Snoozle mulai mendapat rekanan yang mengerti dengan kemauan dan kreativitas Hilman. “Snoozle itu paling susah dapat vendor yang tepat. Yang bisa jahit pas dengan kemauan kita itu sulit,” kata Hilman Himan menceritakan, proses dalam bisnis yang ia kembangkan adalah benar-benar bermodalkan kemauan dan kreativitas. Setelah itu, katanya, yang terpenting adalah menangkap peluang. “Modalnya kreativitas. Snoozle menangkap peluang kemudian menggabungkannnya dengan kreativitas. Misalnya, kami desain produk kami sendiri, kami kontrol pembuatannya, jamin kualitasnya. Setelah itu baru kami lempar pasar,” ujarnya. Diakui Hilman, saat ini Snoozle masih bekerja sama dengan vendor dari luar Medan. Sebab, di Medan sendiri ia belum menemukan vendor yang bisa memenuhi standard kualitas Snoozle.

Hilman “Snoozle”

“Kami kan buat pola, desain dan model dari produk-produk kami. Tapi untuk bahan dan penjahit itu masih kerja sama dengan pihak lain, misalnya

“modal sesungguhnya itu bukanlah uang, tapi jaringan atau koneksi” dari Bandung. Ke depan, kami ingin semua kami kerjakan sendiri,” kata Hilman. Saat ini, kata Hilman, Snoozle sudah mendapat tempat di kalangan anak muda, bahkan Snoozle menjadi produk yang masuk dalam situs jual beli online Lazada. “Hanya ada dua produk dari Medan yang masuk Lazada, salah satunya Snoozle,” ujarnya. Setelah Medan, Hilman menargetkan tahun 2015 ini Snoozle akan memasuki pasar Aceh, Pekanbaru, dan Lampung. Kemudian tahun 2016 masuk ke pasar Jawa. Untuk media promosi, selama ini Snoozle memanfaatkan media promosi radio, sosial dan website. “Kami punya instagram, snoozleapparel, twitter @ snoozleid, website www.snoozlestore. com,” jelasnya.

Keluar dari Titik Nyaman Keluar dari zona nyaman, kata Hilman, menjadi kunci Snoozle bisa berkembang seperti saat ini. Dia mengakui bahwa dalam berbisnis selalu ada resiko, tapi resiko tersebut untuk ditaklukan.

“Yang penting ada kemauan, keberanian menghadapi resiko, rugi untung itu sudah jadi konsekuensi logis dari bisnis,” ucapnya. Selama ini, kata Hilman, banyak anak muda yang punya kemauan untuk terjun menjadi seorang enterpreneur, namun banyak juga yang yang tidak punya keberanian dan kenekatan. “Harus nekat, tapi punya perhitungan. Orang banyak yang mau, tapi mental takut. Jangan pernah takut, yang penting konsisten,” katanya. Disinggung mengenai modal, Hilman mengatakan bahwa modal sesungguhnya itu bukanlah uang, tapi jaringan atau koneksi. Kemudian jaringan tersebut diyakinkan dengan konsistensi usaha yang dibangun. “Saat ini sudah ada 5 investor yang menawarkan diri untuk berinvestasi, tapi kelimanya masih kami pelajari. Kami ingin menunjukkan kualitas dan produk terbaik kami. Dengan ini, semoga semakin banyak yang tertarik,” sebut Hilman. Saat ini ia sudah memiliki 6 personel untuk mengembangkan Snoozle. Mulai dari keuangan, promosi, hingga desain. Usaha dan kerja keras Hilman bersama timnya pun mulai menampakkan hasil. Ditanya soal omset, Hilman malu-malu menjawab berapa angka omset Snoozle per bulan. “Emm…25 juta, Bang,” katanya tersenyum. (45|BimHarahap)

Dari Petisah ke Lazada

B

egitu ia duduk, kemudian mengulurkan tangan untuk bersalaman, kesan energik dan ramah sudah terekam dari gerak geriknya. Impian, visi, keberanian, ketekunan dan kemampuan membaca peluang terungkap jelas dari perbincangan singkat tersebut. Awal Juni 2015, siang menjelang sore di Kantin Fakultas Ilmu Budaya USU, M. Hilman berbagi kisah dengan EmpatLima. Usianya terbilang muda. Masih berstatus sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara (USU). Namun, siapa sangka, dalam usia yang ke-23 tahun, ia sudah mampu mengembangkan sebuah brand produkproduk fashion kaum muda masa kini, mulai dari baju, jeans, topi, dan berbagai produk pakaian yang sedang trend saat ini. Snoozle, begitulah M.Hilman dan sang sahabat, M. Rizky Winduarsa, menamai brand yang mereka ciptakan sendiri. Berangkat dari keinginan untuk mandiri, bergelut dalam

26

JUNI - JULI 2015

fashion dan kreativitas, Hilman dan Rizky merintis Snoozle dari nol. Bahkan, Hilman sendiri hanya berbekal pengalaman berjualan pakaian di kampusnya, hasil berburu dagangan di Pasar Petisah Medan. Saat itu, usia Hilman masih 18 tahun. Setengah tahun mondar-mandir keluar-masuk Pasar Petisah bahkan pasar Tanah Abang Jakarta, Hilman yang saat itu duduk di semester 2 mulai bosan. Bukan bosan berbisnis, tapi ia bosan menjualkan produk orang lain. Sejak itu muncullah keinginan untuk menjualkan produk buatan sendiri. “Tepat tahun 2012, bulan 6, pas semester 3, saya dan teman saya Rizky mendirikan Snoozle. Alasannya sederhana. Ingin mandiri. Ingin memasarkan produk sendiri, orisinal dan bukan buatan orang lain,” jelas Hilman. Awal mulanya menekuni bisnis ini, mahasiswa jurusan manajemen ini mengaku buta dan tidak tahu apa-apa

JUNI - JULI 2015

27


LIntas DAERAH

opini

E

ra Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah di depan mata. Di mana per 1 Januari 2016 era perdagangan bebas di kawasan ASEAN telah berlaku. Tentunya, persaingan di bursa tenaga kerja akan semakin meningkat. Ini akan mempengaruhi banyak orang, terutama pekerja yang berke-cimpung pada sektor keahlian khusus. Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin ASEAN sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 mendatang. Ini dilakukan agar daya saing ASEAN meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan. Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ini nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat. Masyarakat Ekonomi Asean tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter, pengacara, akuntan, dan lainnya.

Kota Tebingtinggi Siap Hadapi MEA

harus berani tampil kuat dan unggul. Kita tidak ingin menjadi bangsa pecundang. Kita dituntut menjadi yang terbaik agar bisa menjadi bangsa yang unggul,” demikian sambutan Umar Zunaidi Hasibuan, saat membuka acara Fasilitasi Sertifikasi Nasional Berbasis SKKNI (Standar dan Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) Bidang Angkatan Kerja Muda Kominfo. Acara ini digelar di Gedung Hj. Sawiyah, Jalan Sutomo, Kota Tebingtinggi, Selasa (26/5). Acara yang dihadiri oleh Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Kominfo Medan, Irbar Samekto, diikuti lebih 80 peserta dari Kabupaten Asahan, Batubara, dan Kota Tebing-tinggi. Menurut Umar Zunaidi, bangsa Indonesia yang populasi penduduknya terbesar di Asia Tenggara akan menjadi sasaran empuk bangsa-bangsa di ASEAN sebagai tempat pemasaran berbagai macam produk. Untuk menghadapi hal ini, Indonesia harus menyiapkan diri dengan meningkatkan ilmu dan keah-lian yang ditandai dengan sertifikasi. Sertifikasi kompetensi kerja merupakan salah satu pilar penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. “Namun, kita tidak hanya butuh sertifikasi saja. Bangsa ini juga butuh skill (keahlian), terutama bagi angkatan kerja muda. Sebab, dengan keah-lian dan keterampilan terutama dalam

Untuk menghadapi proses globalisasi yang dimulai dari Masyarakat Ekonomi ASEAN, diperlukan strategi peningkatan dan standardisasi kualitas serta kuantitas sumber daya manusia. Dalam upaya itulah, sejak dua tahun terakhir ini Kota Tebingtinggi terus melakukan pembenahan pada berbagai bidang. Wali Kota Tebingtinggi, Umar Zunaidi Hasibuan, mengatakan, memasuki era kompetisi dengan bangsa-bangsa di ASEAN, Indonesia

28

JUNI - JULI 2015

Kepada angkatan kerja muda, dia mengimbau agar jangan hanya bercitacita menjadi pegawai negeri sipil (PNS) saja. Sebab, kalau hanya itu harapan anak muda, kata dia, sama saja tidak punya inovasi. “Biar kami kami saja yang tua-tua pernah jadi PNS, tetapi jadilah seorang enterpreneur (wirausaha), agar siap menjadi pemenang dalam menghadapi MEA ini,” ujar dia. Sebelumnya Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Kementerian Komunikasi dan Informasi, Woro Indah Didyastuti, mengatakan, MEA merupakan peluang sangat besar bagi Indonesia untuk angkatan kerja. Sebab, Indonesia adalah negara terbesar di ASEAN. Selain itu penduduknya sampai tahun 2012 ada 118 juta jiwa. “Upaya menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas tidak bisa dilakukan dengan langkah-langkah yang biasa. Pemerintah telah menyiapkan lima strategi khusus percepatan sertifikasi kompetensi, dengan menerapkan skema sertifikasi KKNI/Okupasi/ASEAN pada 12 sektor prioritas,” ungkapnya.

Kita tidak ingin menjadi bangsa pecundang. Kita dituntut menjadi yang terbaik agar bisa menjadi bangsa yang unggul.

Kota Tebingtinggi Optimis Hadapi MEA

menggunakan teknologi informasi, Indonesia akan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa ASEAN,” ucap Umar Zunaidi.

Foto 45/Istimewa

K

etika seorang muslim sampai pada Bulan Ramadhan, maka pada hakikatnya ia telah mendapat nikmat yang begitu besar dari Allah SWT dengan keistimewaan-keistimewaan yang ada di dalamnya. Bulan Ramadhan adalah momen penting bagi setiap muslim untuk meningkatkan kualitas ibadah yang telah ia kerjakan sebelumnya. Pun, momen kembali bagi orang yang telah jauh dari Allah SWT, dan lalai dalam mengingat Allah SWT di setiap perjalanan hidupnya yang telah lalu. Ramadhan, juga momen taubat bagi orang yang terjerumus pada perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Maka sudah seharusnyalah setiap muslim yang sampai pada bulan Ramadhan memaksimalkan waktu, fikiran, dan tenaganya untuk fokus melaksanakan perintah-perintah Allah SWT, dan menjauhi segala larangan-larangannya. Sebab, ibadah ini hanya sebulan lamanya dan hanya setahun sekali. Seorang muslim yang melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan akan mendapat nikmat yang begitu besar yang telah dijanjikan Allah SWT. Ibadahibadah selain puasa pahalanya telah diberikan batasan. Suatu kebaikan yang dikerjakan seorang muslim pada bulan Ramadhan akan diberi pahala sepuluh hingga tujuh ratus kali. Pahala puasa akan langsung dibalas tanpa ada batasan yang ditentukan sesuai kehendak Allah SWT. Itulah salah satu keistimewaan ibadah puasa,

sebagaimana yang diriwayatkan Imam Muslim dalam kitabnya Shohih Muslim.

Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Setiap amal anak Adam dilipatgandakan pahalanya. Satu macam kebaikan diberi pahala sepuluh hingga tujuh ratus kali. Allah ‘azza wajalla berfirman, Selain puasa, karena puasa itu adalah bagi-Ku dan Akulah yang akan memberinya pahala. Sebab, ia telah meninggalkan nafsu syahwat dan nafsu makannya karena-Ku.’ Dan bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan. Kebahagiaan ketika ia berbuka, dan kebahagiaan ketika ia bertemu dengan Rabbnya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada wanginya kesturi (HR. Muslim).

Salah satu keistimewaan ibadah ini adalah bau mulut orang yang berpuasa lebih harum dari minyak kesturi di sisi Allah. Walaupun bau mulut tersebut tidak disukai oleh manusia tapi karena ia telah berusaha melaksanakan ibadah dan menaati yang diperintahkan Allah kepadanya. Salah satu keistimewaan yang lain dari ibadah ini ialah para malaikat memintakan ampunan untuk orang-orang yang berpuasa hingga mereka berbuka. Sebagaimana hadist riwayat Ahmad yang mengatakan bahwa para malaikat memintakan ampunan untuk mereka hingga berbuka. Malaikat adalah makhluk

Fadhlan Habibi Harahap Mahasiswa Medina Islamic University Saudi Arabia

yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. Maka, layaklah doa para malaikat dikabulkan oleh Allah, dan sungguh Allah telah mengizinkan bagi mereka untuk memohonkan ampunan bagi orangorang yang berpuasa. Dan, itulah tujuan yang paling puncak bagi seorang hamba, yaitu mendapat ampunan dari Allah SWT. Itulah beberapa keistimewaan ibadah puasa yang dijanjikan Allah SWT bagi yang melaksanakannya, dan masih banyak keistimewaankeistimewaan ibadah puasa ini.

Semoga dengan mengetahui keistimewaan-keistimewaan ibadah ini, kita dapat meningkatkan semangat dan memaksimalkan sebaik mungkin usaha kita dalam menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh. Dan, semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT dan kita dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang dijanjikan kebaikan oleh Allah SWT. Amin. Wallahu a’lam bishshowab.

JUNI - JULI 2015

29


LIntas DAERAH

opini

E

ra Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah di depan mata. Di mana per 1 Januari 2016 era perdagangan bebas di kawasan ASEAN telah berlaku. Tentunya, persaingan di bursa tenaga kerja akan semakin meningkat. Ini akan mempengaruhi banyak orang, terutama pekerja yang berke-cimpung pada sektor keahlian khusus. Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin ASEAN sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 mendatang. Ini dilakukan agar daya saing ASEAN meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan. Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ini nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat. Masyarakat Ekonomi Asean tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter, pengacara, akuntan, dan lainnya.

Kota Tebingtinggi Siap Hadapi MEA

harus berani tampil kuat dan unggul. Kita tidak ingin menjadi bangsa pecundang. Kita dituntut menjadi yang terbaik agar bisa menjadi bangsa yang unggul,” demikian sambutan Umar Zunaidi Hasibuan, saat membuka acara Fasilitasi Sertifikasi Nasional Berbasis SKKNI (Standar dan Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) Bidang Angkatan Kerja Muda Kominfo. Acara ini digelar di Gedung Hj. Sawiyah, Jalan Sutomo, Kota Tebingtinggi, Selasa (26/5). Acara yang dihadiri oleh Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Kominfo Medan, Irbar Samekto, diikuti lebih 80 peserta dari Kabupaten Asahan, Batubara, dan Kota Tebing-tinggi. Menurut Umar Zunaidi, bangsa Indonesia yang populasi penduduknya terbesar di Asia Tenggara akan menjadi sasaran empuk bangsa-bangsa di ASEAN sebagai tempat pemasaran berbagai macam produk. Untuk menghadapi hal ini, Indonesia harus menyiapkan diri dengan meningkatkan ilmu dan keah-lian yang ditandai dengan sertifikasi. Sertifikasi kompetensi kerja merupakan salah satu pilar penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. “Namun, kita tidak hanya butuh sertifikasi saja. Bangsa ini juga butuh skill (keahlian), terutama bagi angkatan kerja muda. Sebab, dengan keah-lian dan keterampilan terutama dalam

Untuk menghadapi proses globalisasi yang dimulai dari Masyarakat Ekonomi ASEAN, diperlukan strategi peningkatan dan standardisasi kualitas serta kuantitas sumber daya manusia. Dalam upaya itulah, sejak dua tahun terakhir ini Kota Tebingtinggi terus melakukan pembenahan pada berbagai bidang. Wali Kota Tebingtinggi, Umar Zunaidi Hasibuan, mengatakan, memasuki era kompetisi dengan bangsa-bangsa di ASEAN, Indonesia

28

JUNI - JULI 2015

Kepada angkatan kerja muda, dia mengimbau agar jangan hanya bercitacita menjadi pegawai negeri sipil (PNS) saja. Sebab, kalau hanya itu harapan anak muda, kata dia, sama saja tidak punya inovasi. “Biar kami kami saja yang tua-tua pernah jadi PNS, tetapi jadilah seorang enterpreneur (wirausaha), agar siap menjadi pemenang dalam menghadapi MEA ini,” ujar dia. Sebelumnya Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Kementerian Komunikasi dan Informasi, Woro Indah Didyastuti, mengatakan, MEA merupakan peluang sangat besar bagi Indonesia untuk angkatan kerja. Sebab, Indonesia adalah negara terbesar di ASEAN. Selain itu penduduknya sampai tahun 2012 ada 118 juta jiwa. “Upaya menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas tidak bisa dilakukan dengan langkah-langkah yang biasa. Pemerintah telah menyiapkan lima strategi khusus percepatan sertifikasi kompetensi, dengan menerapkan skema sertifikasi KKNI/Okupasi/ASEAN pada 12 sektor prioritas,” ungkapnya.

Kita tidak ingin menjadi bangsa pecundang. Kita dituntut menjadi yang terbaik agar bisa menjadi bangsa yang unggul.

Kota Tebingtinggi Optimis Hadapi MEA

menggunakan teknologi informasi, Indonesia akan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa ASEAN,” ucap Umar Zunaidi.

Foto 45/Istimewa

K

etika seorang muslim sampai pada Bulan Ramadhan, maka pada hakikatnya ia telah mendapat nikmat yang begitu besar dari Allah SWT dengan keistimewaan-keistimewaan yang ada di dalamnya. Bulan Ramadhan adalah momen penting bagi setiap muslim untuk meningkatkan kualitas ibadah yang telah ia kerjakan sebelumnya. Pun, momen kembali bagi orang yang telah jauh dari Allah SWT, dan lalai dalam mengingat Allah SWT di setiap perjalanan hidupnya yang telah lalu. Ramadhan, juga momen taubat bagi orang yang terjerumus pada perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Maka sudah seharusnyalah setiap muslim yang sampai pada bulan Ramadhan memaksimalkan waktu, fikiran, dan tenaganya untuk fokus melaksanakan perintah-perintah Allah SWT, dan menjauhi segala larangan-larangannya. Sebab, ibadah ini hanya sebulan lamanya dan hanya setahun sekali. Seorang muslim yang melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan akan mendapat nikmat yang begitu besar yang telah dijanjikan Allah SWT. Ibadahibadah selain puasa pahalanya telah diberikan batasan. Suatu kebaikan yang dikerjakan seorang muslim pada bulan Ramadhan akan diberi pahala sepuluh hingga tujuh ratus kali. Pahala puasa akan langsung dibalas tanpa ada batasan yang ditentukan sesuai kehendak Allah SWT. Itulah salah satu keistimewaan ibadah puasa,

sebagaimana yang diriwayatkan Imam Muslim dalam kitabnya Shohih Muslim.

Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Setiap amal anak Adam dilipatgandakan pahalanya. Satu macam kebaikan diberi pahala sepuluh hingga tujuh ratus kali. Allah ‘azza wajalla berfirman, Selain puasa, karena puasa itu adalah bagi-Ku dan Akulah yang akan memberinya pahala. Sebab, ia telah meninggalkan nafsu syahwat dan nafsu makannya karena-Ku.’ Dan bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan. Kebahagiaan ketika ia berbuka, dan kebahagiaan ketika ia bertemu dengan Rabbnya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada wanginya kesturi (HR. Muslim).

Salah satu keistimewaan ibadah ini adalah bau mulut orang yang berpuasa lebih harum dari minyak kesturi di sisi Allah. Walaupun bau mulut tersebut tidak disukai oleh manusia tapi karena ia telah berusaha melaksanakan ibadah dan menaati yang diperintahkan Allah kepadanya. Salah satu keistimewaan yang lain dari ibadah ini ialah para malaikat memintakan ampunan untuk orang-orang yang berpuasa hingga mereka berbuka. Sebagaimana hadist riwayat Ahmad yang mengatakan bahwa para malaikat memintakan ampunan untuk mereka hingga berbuka. Malaikat adalah makhluk

Fadhlan Habibi Harahap Mahasiswa Medina Islamic University Saudi Arabia

yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. Maka, layaklah doa para malaikat dikabulkan oleh Allah, dan sungguh Allah telah mengizinkan bagi mereka untuk memohonkan ampunan bagi orangorang yang berpuasa. Dan, itulah tujuan yang paling puncak bagi seorang hamba, yaitu mendapat ampunan dari Allah SWT. Itulah beberapa keistimewaan ibadah puasa yang dijanjikan Allah SWT bagi yang melaksanakannya, dan masih banyak keistimewaankeistimewaan ibadah puasa ini.

Semoga dengan mengetahui keistimewaan-keistimewaan ibadah ini, kita dapat meningkatkan semangat dan memaksimalkan sebaik mungkin usaha kita dalam menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh. Dan, semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT dan kita dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang dijanjikan kebaikan oleh Allah SWT. Amin. Wallahu a’lam bishshowab.

JUNI - JULI 2015

29


foles

foles

Beginilah kita. Jauh dari tanah kelahiran bunda. Menyatu diri di lautan asma-Nya. Menunggu bedug berbuka. Mengulang kaji makna hidup yang tertera dalam kitab pusaka. Beginilah kita. Yang tercerai berai disibukkan kerja. Duduk dalam lingkaran yang sama. Berbuka puasa dengan air dan makanan yang sama. Sebagai tanda bahwa kita bersaudara. (Foto: Firman Saputra | Teks: Mukhlis Win Ariyoga | 45)

30

JUNI - JULI 2015

JUNI - JULI 2015

31


info dpd

info dpd

Fungsi, Tugas & Wewenang

S

esuai dengan konstitusi, format representasi DPD-RI dibagi menjadi fungsi legislasi, pertimbangan dan pengawasan pada bidang-bidang terkait sebagaimana berikut ini.

Fungsi Legislasi

Tugas dan wewenang: • Dapat mengajukan rancangan undangundang (RUU) kepada DPR • Ikut membahas RUU Bidang Terkait: Otonomi daerah; Hubungan pusat dan daerah; Pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah; Pengelolaan sumberdaya alam dan sumberdaya ekonomi lainnya; Perimbangan keuangan pusat dan daerah.

Fungsi Pertimbangan

• Memberikan pertimbangan kepada DPR

Fungsi Pengawasan

Tugas dan wewenang: • Dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang dan menyampaikan hasil pengawasannya kepada DPR sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti. • Menerima hasil pemeriksaan keuangan negara yang dilakukan BPK Bidang Terkait: Otonomi daerah; Hubungan pusat dan daerah; Pembentukan dan pemekaran, serta penggabungan daerah; Pengelolaan sumberdaya alam serta sumberdaya ekonomi lainnya; Perimbangan keuangan pusat dan daerah; Pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN); Pajak, pendidikan, dan agama.

Alat Kelengkapan DPD Komite I Komite I DPD RI merupakan alat kelengkapan DPD RI yang bersifat tetap, yang mempunyai lingkup tugas pada otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; serta pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah. Lingkup tugas Komite I sebagaimana dimaksud dilaksanakan dengan memperhatikan urusan daerah dan masyarakat, sebagai berikut : 1. Pemerintah daerah; 2. Hubungan pusat dan daerah serta antar daerah;

32

3. Pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah; 4. Pemukiman dan kependudukan; 5. Pertanahan dan tata ruang; 6. Politik, hukum, HAM dan ketertiban umum; dan 7. Permasalahan daerah di wilayah perbatasan negara. Komite II Komite II DPD RI merupakan alat kelengkapan DPD RI yang bersifat tetap, yang mempunyai lingkup tugas pada pengelolaan sumber daya alam; dan pengelolaan sumber daya ekonomi lainnya. Lingkup tugas Komite II sebagaimana dimaksud dilaksanakan dengan memperhatikan urusan daerah dan masyarakat, sebagai berikut : 1. Pertanian dan Perkebunan; 2. Perhubungan; 3. Kelautan dan Perikanan; 4. Energi dan Sumber daya mineral; 5. Kehutanan dan Lingkungan hidup; 6. Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan dan Daerah Tertinggal; 7. Perindustrian dan Perdagangan; 8. Penanaman Modal; dan 9. Pekerjaan Umum. (1) Dalam rangka melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, maka komite II DPD RI : a. Menyampaikan konsepsi usul rancangan undang-undang dalam rangka penyusunan program legislasi nasional untuk 1 (satu) masa keanggotaan DPD dan setiap tahun anggaran; dan b. menyampaikan usulan rencana kerja dan acara persidangan Komite kepada Panitia Musyawarah. (2) Komite membuat laporan kinerja dan inventarisasi masalah baik yang sudah maupun yang belum terselesaikan untuk dapat dipergunakan sebagai bahan Komite pada masa keanggotaan tahun sidang berikutnya. Komite III Komite III DPD RI merupakan alat kelengkapan DPD RI yang bersifat tetap, yang mempunyai lingkup tugas pada pendidikan dan agama. Lingkup tugas Komite III sebagaimana dimaksud dilaksanakan dengan

JUNI - JULI 2015

SEKILAS tentang DPD

memperhatikan urusan daerah dan masyarakat, sebagai berikut : 1. Pendidikan; 2. Agama; 3. Kebudayaan; 4. Kesehatan; 5. Pariwisata; 6. Pemuda dan olahraga; 7. Kesejahteraan sosial; 8. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; 9. Tenaga Kerja dan Transmigrasi; 10. Ekonomi Kreatif; 11. Administrasi Kependudukan/ Pencatatan Sipil; 12. Pengendalian Kependudukan/ Keluarga Berencana; dan 13. Perpustakaan.

RUU 30 Keputusan

Pertimbangan Non-Anggaran 9 Buah

298 Keputusan DPD RI Periode 2009-2014

Komite IV Komite IV DPD RI merupakan alat kelengkapan DPD RI yang bersifat tetap, yang mempunyai lingkup tugas pada rancangan undang-undang yang berkaitan dengan APBN; perimbangan keuangan pusat dan daerah; memberikan pertimbangan hasil pemeriksaan keuangan negara dan pemilihan Anggota BPK; pajak; dan usaha mikro, kecil dan menengah. Lingkup tugas Komite IV sebagaimana dimaksud dilaksanakan dengan memperhatikan urusan daerah dan masyarakat, sebagai berikut : 1. Anggaran pendapat dan belanja negara; 2. Pajak dan pungutan lain; 3. Perimbangan keuangan pusat dan daerah; 4. Pertimbangan hasil pemeriksaan keuangan negara dan pemilihan anggota BPK; 5. Lembaga keuangan; dan 6. Koperasi, usaha mikro, kecil, dan menengah. Selain keempat komite tersebut, DPD juga memiliki alat kelengkapan lainnya, yaitu: • Panitia Perancang Undang Undang • Panitia Urusan Rumah Tangga • Badan Kehormatan • Badan Kerjasama Antar Parlemen • Badan Pengembangan Kapasitas Kelembagaan • Badan Akuntabilitas Publik • Panitia Musyawarah Sumber: http://www.dpd.go.id/

Pandangan & Pendapat 139 Buah

Pengawasan 82 Buah

Pertimbangan Anggaran 29 Buah Rekomendasi 5 Buah

D

PD merupakan lembaga negara dalam cabang kekuasaan legislatif yang merupakan representasi regional (daerah). Anggota DPD berjumlah 132 orang mewakili provinsi, di mana masing-masing provinsi menempatkan 4 (empat) orang wakilnya, yang dipilih secara langsung melalui pemilihan umum. Adapun perwakilan dari Sumatera Utara yakni, Prof. Damayanti Lubis, Rijal Sirait, Parlindungan Purba, dan Dedi Iskandar Batubara. Saat ini, DPD dipimpin oleh Ketua Irman Gusman, Wakil Ketua Farouk Muhammad, dan Wakil Ketua GKR. Hemas. Keterbatasan kewenangan DPD RI yang diberikan oleh konstitusi--yang tidak sebanding dengan harapan masyarakat---mempengaruhi optimalisasi peran DPD RI khususnya dalam memperjuangkan kepentingan daerah. Dalam keterbatasan konstitusional

Usul Prolegnas 4 Buah

tersebut, DPD terus menjalankan perannya dalam menyuarakan kepentingan daerah dan ikut mengawal laju republik ini. DPD tidak ingin terbelenggu oleh pembatasan formal konstitusi. Oleh karenanya, DPD aktif melakukan penguatan internal kelembagaan. Anggota DPD juga tidak berdiam diri, dengan keterbatasan yang ada tetap melakukan kunjungan kerja ke beberapa daerah. Keterlibatan aktif anggota dengan kapasitas mumpuni yang dimiliki masing-masing, diharapkan berkorelasi positif dengan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap eksistensi DPD. Semangat inilah yang menjadi nafas aktivitas DPD dan anggotanya yang semata-mata ingin mewujudkan lembaga DPD yang sungguh-sungguh mewakili rakyat, mengembangkan empati terhadap berbagai permasalahan rakyat, membangun hubungan konstituensi yang ramah dan produktif, dan bekerja secara efektif di tengah

keterbatasan kewenangan yuridis. Sebagai bukti kiprahnya kepada rakyat, bangsa, dan negara, per tanggal 18 September 2014 DPD menghasilkan berbagai keputusan. Total keputusan DPD berdasarkan data Sekretariat Jenderal: 494 keputusan. Berdasarkan masanya, keputusan DPD periode 20042009 yang berbentuk usul Rancangan Undang-Undang (RUU) berjumlah 19 buah, pandangan dan pendapat 92 buah, pertimbangan (non-anggaran) 7 buah, pengawasan 49 buah, dan pertimbangan anggaran 29 buah, sehingga berjumlah 196 buah. Sedangkan keputusan DPD periode 2009-2014 yang berbentuk usul RUU berjumlah 30 buah, pandangan dan pendapat 139 buah, pertimbangan (nonanggaran) 9 buah, pengawasan 82 buah, dan pertimbangan anggaran 29 buah, usul prolegnas 4 buah, rekomendasi 5 buah, sehingga berjumlah 298 buah. (Tim 45)

JUNI - JULI 2015

33


info dpd

info dpd

Fungsi, Tugas & Wewenang

S

esuai dengan konstitusi, format representasi DPD-RI dibagi menjadi fungsi legislasi, pertimbangan dan pengawasan pada bidang-bidang terkait sebagaimana berikut ini.

Fungsi Legislasi

Tugas dan wewenang: • Dapat mengajukan rancangan undangundang (RUU) kepada DPR • Ikut membahas RUU Bidang Terkait: Otonomi daerah; Hubungan pusat dan daerah; Pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah; Pengelolaan sumberdaya alam dan sumberdaya ekonomi lainnya; Perimbangan keuangan pusat dan daerah.

Fungsi Pertimbangan

• Memberikan pertimbangan kepada DPR

Fungsi Pengawasan

Tugas dan wewenang: • Dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang dan menyampaikan hasil pengawasannya kepada DPR sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti. • Menerima hasil pemeriksaan keuangan negara yang dilakukan BPK Bidang Terkait: Otonomi daerah; Hubungan pusat dan daerah; Pembentukan dan pemekaran, serta penggabungan daerah; Pengelolaan sumberdaya alam serta sumberdaya ekonomi lainnya; Perimbangan keuangan pusat dan daerah; Pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN); Pajak, pendidikan, dan agama.

Alat Kelengkapan DPD Komite I Komite I DPD RI merupakan alat kelengkapan DPD RI yang bersifat tetap, yang mempunyai lingkup tugas pada otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; serta pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah. Lingkup tugas Komite I sebagaimana dimaksud dilaksanakan dengan memperhatikan urusan daerah dan masyarakat, sebagai berikut : 1. Pemerintah daerah; 2. Hubungan pusat dan daerah serta antar daerah;

32

3. Pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah; 4. Pemukiman dan kependudukan; 5. Pertanahan dan tata ruang; 6. Politik, hukum, HAM dan ketertiban umum; dan 7. Permasalahan daerah di wilayah perbatasan negara. Komite II Komite II DPD RI merupakan alat kelengkapan DPD RI yang bersifat tetap, yang mempunyai lingkup tugas pada pengelolaan sumber daya alam; dan pengelolaan sumber daya ekonomi lainnya. Lingkup tugas Komite II sebagaimana dimaksud dilaksanakan dengan memperhatikan urusan daerah dan masyarakat, sebagai berikut : 1. Pertanian dan Perkebunan; 2. Perhubungan; 3. Kelautan dan Perikanan; 4. Energi dan Sumber daya mineral; 5. Kehutanan dan Lingkungan hidup; 6. Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan dan Daerah Tertinggal; 7. Perindustrian dan Perdagangan; 8. Penanaman Modal; dan 9. Pekerjaan Umum. (1) Dalam rangka melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, maka komite II DPD RI : a. Menyampaikan konsepsi usul rancangan undang-undang dalam rangka penyusunan program legislasi nasional untuk 1 (satu) masa keanggotaan DPD dan setiap tahun anggaran; dan b. menyampaikan usulan rencana kerja dan acara persidangan Komite kepada Panitia Musyawarah. (2) Komite membuat laporan kinerja dan inventarisasi masalah baik yang sudah maupun yang belum terselesaikan untuk dapat dipergunakan sebagai bahan Komite pada masa keanggotaan tahun sidang berikutnya. Komite III Komite III DPD RI merupakan alat kelengkapan DPD RI yang bersifat tetap, yang mempunyai lingkup tugas pada pendidikan dan agama. Lingkup tugas Komite III sebagaimana dimaksud dilaksanakan dengan

JUNI - JULI 2015

SEKILAS tentang DPD

memperhatikan urusan daerah dan masyarakat, sebagai berikut : 1. Pendidikan; 2. Agama; 3. Kebudayaan; 4. Kesehatan; 5. Pariwisata; 6. Pemuda dan olahraga; 7. Kesejahteraan sosial; 8. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; 9. Tenaga Kerja dan Transmigrasi; 10. Ekonomi Kreatif; 11. Administrasi Kependudukan/ Pencatatan Sipil; 12. Pengendalian Kependudukan/ Keluarga Berencana; dan 13. Perpustakaan.

RUU 30 Keputusan

Pertimbangan Non-Anggaran 9 Buah

298 Keputusan DPD RI Periode 2009-2014

Komite IV Komite IV DPD RI merupakan alat kelengkapan DPD RI yang bersifat tetap, yang mempunyai lingkup tugas pada rancangan undang-undang yang berkaitan dengan APBN; perimbangan keuangan pusat dan daerah; memberikan pertimbangan hasil pemeriksaan keuangan negara dan pemilihan Anggota BPK; pajak; dan usaha mikro, kecil dan menengah. Lingkup tugas Komite IV sebagaimana dimaksud dilaksanakan dengan memperhatikan urusan daerah dan masyarakat, sebagai berikut : 1. Anggaran pendapat dan belanja negara; 2. Pajak dan pungutan lain; 3. Perimbangan keuangan pusat dan daerah; 4. Pertimbangan hasil pemeriksaan keuangan negara dan pemilihan anggota BPK; 5. Lembaga keuangan; dan 6. Koperasi, usaha mikro, kecil, dan menengah. Selain keempat komite tersebut, DPD juga memiliki alat kelengkapan lainnya, yaitu: • Panitia Perancang Undang Undang • Panitia Urusan Rumah Tangga • Badan Kehormatan • Badan Kerjasama Antar Parlemen • Badan Pengembangan Kapasitas Kelembagaan • Badan Akuntabilitas Publik • Panitia Musyawarah Sumber: http://www.dpd.go.id/

Pandangan & Pendapat 139 Buah

Pengawasan 82 Buah

Pertimbangan Anggaran 29 Buah Rekomendasi 5 Buah

D

PD merupakan lembaga negara dalam cabang kekuasaan legislatif yang merupakan representasi regional (daerah). Anggota DPD berjumlah 132 orang mewakili provinsi, di mana masing-masing provinsi menempatkan 4 (empat) orang wakilnya, yang dipilih secara langsung melalui pemilihan umum. Adapun perwakilan dari Sumatera Utara yakni, Prof. Damayanti Lubis, Rijal Sirait, Parlindungan Purba, dan Dedi Iskandar Batubara. Saat ini, DPD dipimpin oleh Ketua Irman Gusman, Wakil Ketua Farouk Muhammad, dan Wakil Ketua GKR. Hemas. Keterbatasan kewenangan DPD RI yang diberikan oleh konstitusi--yang tidak sebanding dengan harapan masyarakat---mempengaruhi optimalisasi peran DPD RI khususnya dalam memperjuangkan kepentingan daerah. Dalam keterbatasan konstitusional

Usul Prolegnas 4 Buah

tersebut, DPD terus menjalankan perannya dalam menyuarakan kepentingan daerah dan ikut mengawal laju republik ini. DPD tidak ingin terbelenggu oleh pembatasan formal konstitusi. Oleh karenanya, DPD aktif melakukan penguatan internal kelembagaan. Anggota DPD juga tidak berdiam diri, dengan keterbatasan yang ada tetap melakukan kunjungan kerja ke beberapa daerah. Keterlibatan aktif anggota dengan kapasitas mumpuni yang dimiliki masing-masing, diharapkan berkorelasi positif dengan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap eksistensi DPD. Semangat inilah yang menjadi nafas aktivitas DPD dan anggotanya yang semata-mata ingin mewujudkan lembaga DPD yang sungguh-sungguh mewakili rakyat, mengembangkan empati terhadap berbagai permasalahan rakyat, membangun hubungan konstituensi yang ramah dan produktif, dan bekerja secara efektif di tengah

keterbatasan kewenangan yuridis. Sebagai bukti kiprahnya kepada rakyat, bangsa, dan negara, per tanggal 18 September 2014 DPD menghasilkan berbagai keputusan. Total keputusan DPD berdasarkan data Sekretariat Jenderal: 494 keputusan. Berdasarkan masanya, keputusan DPD periode 20042009 yang berbentuk usul Rancangan Undang-Undang (RUU) berjumlah 19 buah, pandangan dan pendapat 92 buah, pertimbangan (non-anggaran) 7 buah, pengawasan 49 buah, dan pertimbangan anggaran 29 buah, sehingga berjumlah 196 buah. Sedangkan keputusan DPD periode 2009-2014 yang berbentuk usul RUU berjumlah 30 buah, pandangan dan pendapat 139 buah, pertimbangan (nonanggaran) 9 buah, pengawasan 82 buah, dan pertimbangan anggaran 29 buah, usul prolegnas 4 buah, rekomendasi 5 buah, sehingga berjumlah 298 buah. (Tim 45)

JUNI - JULI 2015

33


opini

34

opini

JUNI - JULI 2015

JUNI - JULI 2015

35


opini

34

JUNI - JULI 2015

JUNI - JULI 2015

35


OPINI

OPINI

Oleh ansor harahap

D

unia otonomi daerah terus bergerak maju, khususnya secara konsepsi. Perubahan Undang-undang otonomi daerah yang terus bergulir dan mengalami perbaikan atas kelemahan-kelemahan sebelumnya, menandakan Negara ingin lebih memperhatikan daerah, wilayah tertinggal, dan distrubusi pembangunan yang menyentuh pinggiran. Meski belakangan ini sempat tarikan dinamika politik di pusat yang ingin menggeser kembali spirit dominan otonomi daerah yang selama ini di kabupaten/kota ke provinsi, namun arus final masih menghendaki kabupaten/kota sebagai pusaran desentralisasi. Sebuah keniscayaan yang memang harus konsisten dilaksanakan mengingat pemerintah kabupaten/kota-lah yang paling dekat dengan rakyat dengan segenap persoalannya yang kompleks. Bila ini digeser, maka tentu jarak Negara dengan rakyat kembali menjauh disebabkan mata rantai birokrasi semakin panjang.

A

kselarasi terhadap konsepsi dalam memperkuat posisi otonomi daerah pun terus mewarnai kemajuannya. Green city (kota hijau), smart city (kota cerdas), dan sejumlah konsepsi tata kota/daerah yang diperkenalkan lainnya merupakan bentuk pengembangan dalam memperkaya konstruk wajah kabupaten/kota. Artinya, trend yang beragam dalam penilaian keberhasilan otonomi daerah semakin mewarnai nuansa perbaikan dan kemajuan daerah. Dan berseiring dengan kriteria dan reward yang dijalankan Negara lewat Presiden, Kementerian/ Lembaga Negara atas bangunan kemajuan daerah, kini kabupaten/kota bisa dilihat dalam berbagai variasi kemajuan dan keunggulan. Suasana yang tidak ada semasa Negara menganut faham dan khidmat menjalankan konsep pemerintahan sentralis. Selanjutnya, kelahiran UndangUndang Pilkada No.1 Tahun 2015 dan bergulirnya program dana desa, juga merupakan perwujudan untuk memantapkan demokrasi dan pemberdayaan di daerah. Meski tetap saja masih ditemukan kelemahannya semisal konsep uji publik yang tidak jadi masuk, namun konstruk penyelenggaraan demokrasi untuk

36

daerah terus mengalami transformasi, salah satunya lewat UU Pilkada tersebut. Setidaknya substansi perubahan itu adalah, 1.Tahapan yang lebih panjang, dengan harapan rakyat semakin memiliki waktu untuk mengetahui rekam jejak dan kepantasan calon yang akan dipilih, 2.Politik dinasti semakin sempit, kesempatan semakin terbuka bagi anak bangsa yang berkeinginan menjadi calon, 3.Tidak ada lagi putaran kedua dan Pilkada dilaksanakan serentak bertahap hingga 2018, dengan harapan anggaran semakin terhemat dan ‘gotong royong politik’ terminimalisir. Tertuangnya substansi ini tentu untuk memperkuat arah pencapaian tujuan otonomi daerah . Demikian halnya peningkatan proporsi anggaran yang mengalir ke desa, lewat Undang-Undang Desa No.6 Tahun 2014 dan realisasi janji Jokowi-JK, tentu sebuah kesempatan baik untuk mewujudkan penyelenggaraan kehidupan desa yang lebih produktif. Artinya, infrastruktur dan kebutuhan penting lainnya akan bertambah sehingga mendorong perbaikan aktivitas ekonomi, sosial, budaya masyarakat desa dan tentunya peningkatan kemampuan pengelolaan anggaran dan kesejahteraan aparat desa. Artinya, desa sebagai

JUNI - JULI 2015

pemerintahan terbawah semakin memiliki otonomi untuk mengatur pembangunan guna mewujudkan kesejahteraan rakyatnya. Bila masyarakat desa semakin sejahtera, maka keberhasilan daerah kabupaten/ kota tentu semakin terdorong. Anomali Sayangnya, keberhasilan merumuskan transformasi otonomi daerah di tingkat konsepsi, tidak serta merta sukses dalam praktik. Begitu juga dengan punishment tak kunjung ditegakkan dalam rangka mendidik kepemimpinan daerah. Sehingga transformasi otonomi daerah belum menyentuh titik substansinya, yakni meningkatnya kesejahteraan rakyat daerah. Dan justru anomali (ketidaknormalan, penyimpangan, kelainan) yang merumpun dalam perjalanan kelam otonomi daerah. Sebuah keinginan terbalik dari tujuan otonomi daerah yang menyelimuti wajah kepemimpinan kabupaten/kota dan provinsi. Bahwa otonomi daerah telah menjadi ladang membiaknya praktik korupsi. Temuan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sepanjang 2004-2011, tercatat sebanyak 115 kasus korupsi yang melibatkan para kepala daerah dan jajaran pimpinan SKPD-nya. Ada 8

Sepanjang itu pula, korupsi yang menyeret anggota DPRD juga tidak sedikit. Baik yang dilakukan secara perorangan maupun berjamaah. Terakhir, kasus tertangkap tangannya Ketua DPRD Bangkalan KH Fuad Amin atas kasus menerima suap pimpinan perusahaan yang beroperasi di daerahnya. Fenomena ini tidak terlepas dari masih banyaknya sistem yang menyangkut otonomi daerah yang perlu dievaluasi dengan sungguhsungguh. Semisal pemilahan, pengetatan, pengawasan terhadap sejumlah kewenangan dalam rangka meminimalisir peluang transaksional dalam kebijakan kepala dan jajaran pejabat daerah. Konsepsi penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang masih membuka ruang tingginya cost politik. Fungsi pengawasan dan penegakan hukum yang layu dalam Pilkada, sehingga money politic merajalela dan tetap menjadi ‘pilihan terbaik’ bagi para calon untuk memenangkan pertarungan. Selain sistem tentu mental dan kultur para pejabat dan masyarakat itu sendiri yang masih feodal. Yang samasama memandang otonomi daerah dengan segenap momentumnya, sebagai ‘sumber rezeki’ yang harus dimanfaatkan dan dieksploitasi sebesar-besarnya untuk kepentingan pribadi, kelompok dan kepentingan jangka pendek semata tanpa merasa penting untuk memikirkan dampak luas dan jangka panjangnya. Daerah seolah bahagia dengan tafsiran liarnya sendiri tentang maksud otonomi daerah,

Fungsi pengawasan dan penegakan hukum yang layu dalam Pilkada, sehingga money politic merajalela dan tetap menjadi ‘pilihan terbaik’ bagi para calon untuk memenangkan pertarungan.

Transformasi dan Anomali Otonomi Daerah

gubernur, 23 bupati/ walikota, dan 84 pejabat eselon. Ditambah kasus yang muncul sepanjang 2011-2014, seperti kasus Bupati Padang Lawas Basyrah Lubis (2011), Gubernur Banten Ratu Atut (2013), Walikota Palembang Romi Herton (2014), Gubernur Riau Annas Ma’amun (2014), dan sejumlah kepala daerah lainnya semakin menambah tumpukan daftar korupsi pejabat daerah. Sedang mantan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi pada Februari 2013 menuturkan sebanyak 290 kepala daerah sudah berstatus tersangka, terdakwa, dan terpidana karena terbelit kasus. “Dari jumlah itu, sebanyak 251 orang kepala daerah atau sekitar 86,2 persen terjerat kasus korupsi,” ungkapnya ketika itu.

sehingga para kepala daerah, jajaran, dan kroninya melenggang bebas dalam mengontrol dan memanfaatkan segenap sumber-sumber ekonomi daerah. ‘Tradisi’ pengerahan kekuatan untuk menggiring anggaran dari pusat ke daerah sebanyak-banyaknya tanpa merasa bertanggung jawab secara filosofis untuk menjalankan anggaran tersebut demi peningkatan hidup sejahtera masyarakatnya, adalah bentuk anomali kepemimpinan otonomi daerah. Pada akhirnya, otonomi daerah masih saja tidak membawa penghidupan yang selayaknya bagi rakyat secara massal. Salah satu persoalan paling buruk, sebagai wujud anomali penyelenggaraan otonomi daerah ini, adalah gagalnya kepemimpinan pemerintahan daerah mengurus lapangan kerja. Masyarakat tidak merasakan signifikansi otonomi daerah dengan peluang lapangan kerja baru. Merujuk pada penelitian Kompas tahun 2011, sebanyak 41,7 persen responden merasa kesempatan kerja di daerahnya semakin buruk. Hanya 23,8 persen yang mengatakan kesempatan kerja di era otonomi daerah ini semakin baik. Begitu juga dengan masalah kebutuhan pokok yang turut menjadi persoalan paling buruk di tengah kehidupan otonomi daerah. Pemerintah daerah relatif gagal dalam menjaga ketersediaan pasokan dan mengendalikan harga kebutuhan pokok. Realitas lapangan mengungkapkan semakin banyaknya masyarakat yang merasa kesulitan memenuhi kebutuhan hidup di

daerahnya. Ditambah dengan kebijakan nasional yang semakin menghimpit masyarakat daerah, sehingga kepemimpinan pemerintahan daerah semakin kelimpungan dan tidak punya solusi dalam mengatasi intensitas kenaikan harga kebutuhan pokok dan merosotnya produksi dan harga komoditas lokal. Lagi-lagi pemerintah daerah tidak punya grand design ekonomi lokal yang produktif dan protektif. Urusan lingkungan hidup juga termasuk urusan yang terabaikan, bahkan di era otonomi daerah masalah lingkungan hidup semakin parah. Pemerintah daerah masih dianggap gagal mengelola lingkungan hidup dalam memastikan fungsi kelestariannya yang meliputi kebijakan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendaliannya sebagaimana diatur pada UU No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 1 angka 2. Banyaknya kasus lingkungan hidup, termasuk illegal logging mengindikasikan betapa pemerintah daerah gagal melaksanakan amanat tersebut. Padahal, urusan lingkungan hidup adalah urusan wajib bagi pemerintah daerah. Kini, keberadaan hutan lindung, suaka alam, margasatwa, dan hutan mangrove terus terancam dan pemerintah daerah terkesan membiarkan. Prihatinnya, para oknum kepala atau pejabat daerah membangun simbiosis mutualis dengan para mafia lingkungan untuk mengeksploitasi hutan beserta isinya. Akibatnya, kualitas lingkungan hidup kita semakin hari semakin memprihatinkan. Dampaknya, banjir, longsor, kekeringan, dan cuaca yang tidak teratur, telah menjadi bagian dekat dari kehidupan kita dan semakin intens. Kondisi ini membuktikan, betapa kepemimpinan otonomi daerah tidak memiliki rasa kepemilikan yang kuat terhadap persoalan dan masa depan masyarakat. Tidak memiliki kreativitas dan inovasi program pembangunan untuk menyerap tenaga kerja. Strategi pangan dan ekonomi lokal yang tidak terasa. Serta tidak sungguh-sungguh melakukan pendistribusian pembangunan secara adil dan merata.

JUNI - JULI 2015

37


OPINI

OPINI

Oleh ansor harahap

D

unia otonomi daerah terus bergerak maju, khususnya secara konsepsi. Perubahan Undang-undang otonomi daerah yang terus bergulir dan mengalami perbaikan atas kelemahan-kelemahan sebelumnya, menandakan Negara ingin lebih memperhatikan daerah, wilayah tertinggal, dan distrubusi pembangunan yang menyentuh pinggiran. Meski belakangan ini sempat tarikan dinamika politik di pusat yang ingin menggeser kembali spirit dominan otonomi daerah yang selama ini di kabupaten/kota ke provinsi, namun arus final masih menghendaki kabupaten/kota sebagai pusaran desentralisasi. Sebuah keniscayaan yang memang harus konsisten dilaksanakan mengingat pemerintah kabupaten/kota-lah yang paling dekat dengan rakyat dengan segenap persoalannya yang kompleks. Bila ini digeser, maka tentu jarak Negara dengan rakyat kembali menjauh disebabkan mata rantai birokrasi semakin panjang.

A

kselarasi terhadap konsepsi dalam memperkuat posisi otonomi daerah pun terus mewarnai kemajuannya. Green city (kota hijau), smart city (kota cerdas), dan sejumlah konsepsi tata kota/daerah yang diperkenalkan lainnya merupakan bentuk pengembangan dalam memperkaya konstruk wajah kabupaten/kota. Artinya, trend yang beragam dalam penilaian keberhasilan otonomi daerah semakin mewarnai nuansa perbaikan dan kemajuan daerah. Dan berseiring dengan kriteria dan reward yang dijalankan Negara lewat Presiden, Kementerian/ Lembaga Negara atas bangunan kemajuan daerah, kini kabupaten/kota bisa dilihat dalam berbagai variasi kemajuan dan keunggulan. Suasana yang tidak ada semasa Negara menganut faham dan khidmat menjalankan konsep pemerintahan sentralis. Selanjutnya, kelahiran UndangUndang Pilkada No.1 Tahun 2015 dan bergulirnya program dana desa, juga merupakan perwujudan untuk memantapkan demokrasi dan pemberdayaan di daerah. Meski tetap saja masih ditemukan kelemahannya semisal konsep uji publik yang tidak jadi masuk, namun konstruk penyelenggaraan demokrasi untuk

36

daerah terus mengalami transformasi, salah satunya lewat UU Pilkada tersebut. Setidaknya substansi perubahan itu adalah, 1.Tahapan yang lebih panjang, dengan harapan rakyat semakin memiliki waktu untuk mengetahui rekam jejak dan kepantasan calon yang akan dipilih, 2.Politik dinasti semakin sempit, kesempatan semakin terbuka bagi anak bangsa yang berkeinginan menjadi calon, 3.Tidak ada lagi putaran kedua dan Pilkada dilaksanakan serentak bertahap hingga 2018, dengan harapan anggaran semakin terhemat dan ‘gotong royong politik’ terminimalisir. Tertuangnya substansi ini tentu untuk memperkuat arah pencapaian tujuan otonomi daerah . Demikian halnya peningkatan proporsi anggaran yang mengalir ke desa, lewat Undang-Undang Desa No.6 Tahun 2014 dan realisasi janji Jokowi-JK, tentu sebuah kesempatan baik untuk mewujudkan penyelenggaraan kehidupan desa yang lebih produktif. Artinya, infrastruktur dan kebutuhan penting lainnya akan bertambah sehingga mendorong perbaikan aktivitas ekonomi, sosial, budaya masyarakat desa dan tentunya peningkatan kemampuan pengelolaan anggaran dan kesejahteraan aparat desa. Artinya, desa sebagai

JUNI - JULI 2015

pemerintahan terbawah semakin memiliki otonomi untuk mengatur pembangunan guna mewujudkan kesejahteraan rakyatnya. Bila masyarakat desa semakin sejahtera, maka keberhasilan daerah kabupaten/ kota tentu semakin terdorong. Anomali Sayangnya, keberhasilan merumuskan transformasi otonomi daerah di tingkat konsepsi, tidak serta merta sukses dalam praktik. Begitu juga dengan punishment tak kunjung ditegakkan dalam rangka mendidik kepemimpinan daerah. Sehingga transformasi otonomi daerah belum menyentuh titik substansinya, yakni meningkatnya kesejahteraan rakyat daerah. Dan justru anomali (ketidaknormalan, penyimpangan, kelainan) yang merumpun dalam perjalanan kelam otonomi daerah. Sebuah keinginan terbalik dari tujuan otonomi daerah yang menyelimuti wajah kepemimpinan kabupaten/kota dan provinsi. Bahwa otonomi daerah telah menjadi ladang membiaknya praktik korupsi. Temuan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sepanjang 2004-2011, tercatat sebanyak 115 kasus korupsi yang melibatkan para kepala daerah dan jajaran pimpinan SKPD-nya. Ada 8

Sepanjang itu pula, korupsi yang menyeret anggota DPRD juga tidak sedikit. Baik yang dilakukan secara perorangan maupun berjamaah. Terakhir, kasus tertangkap tangannya Ketua DPRD Bangkalan KH Fuad Amin atas kasus menerima suap pimpinan perusahaan yang beroperasi di daerahnya. Fenomena ini tidak terlepas dari masih banyaknya sistem yang menyangkut otonomi daerah yang perlu dievaluasi dengan sungguhsungguh. Semisal pemilahan, pengetatan, pengawasan terhadap sejumlah kewenangan dalam rangka meminimalisir peluang transaksional dalam kebijakan kepala dan jajaran pejabat daerah. Konsepsi penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang masih membuka ruang tingginya cost politik. Fungsi pengawasan dan penegakan hukum yang layu dalam Pilkada, sehingga money politic merajalela dan tetap menjadi ‘pilihan terbaik’ bagi para calon untuk memenangkan pertarungan. Selain sistem tentu mental dan kultur para pejabat dan masyarakat itu sendiri yang masih feodal. Yang samasama memandang otonomi daerah dengan segenap momentumnya, sebagai ‘sumber rezeki’ yang harus dimanfaatkan dan dieksploitasi sebesar-besarnya untuk kepentingan pribadi, kelompok dan kepentingan jangka pendek semata tanpa merasa penting untuk memikirkan dampak luas dan jangka panjangnya. Daerah seolah bahagia dengan tafsiran liarnya sendiri tentang maksud otonomi daerah,

Fungsi pengawasan dan penegakan hukum yang layu dalam Pilkada, sehingga money politic merajalela dan tetap menjadi ‘pilihan terbaik’ bagi para calon untuk memenangkan pertarungan.

Transformasi dan Anomali Otonomi Daerah

gubernur, 23 bupati/ walikota, dan 84 pejabat eselon. Ditambah kasus yang muncul sepanjang 2011-2014, seperti kasus Bupati Padang Lawas Basyrah Lubis (2011), Gubernur Banten Ratu Atut (2013), Walikota Palembang Romi Herton (2014), Gubernur Riau Annas Ma’amun (2014), dan sejumlah kepala daerah lainnya semakin menambah tumpukan daftar korupsi pejabat daerah. Sedang mantan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi pada Februari 2013 menuturkan sebanyak 290 kepala daerah sudah berstatus tersangka, terdakwa, dan terpidana karena terbelit kasus. “Dari jumlah itu, sebanyak 251 orang kepala daerah atau sekitar 86,2 persen terjerat kasus korupsi,” ungkapnya ketika itu.

sehingga para kepala daerah, jajaran, dan kroninya melenggang bebas dalam mengontrol dan memanfaatkan segenap sumber-sumber ekonomi daerah. ‘Tradisi’ pengerahan kekuatan untuk menggiring anggaran dari pusat ke daerah sebanyak-banyaknya tanpa merasa bertanggung jawab secara filosofis untuk menjalankan anggaran tersebut demi peningkatan hidup sejahtera masyarakatnya, adalah bentuk anomali kepemimpinan otonomi daerah. Pada akhirnya, otonomi daerah masih saja tidak membawa penghidupan yang selayaknya bagi rakyat secara massal. Salah satu persoalan paling buruk, sebagai wujud anomali penyelenggaraan otonomi daerah ini, adalah gagalnya kepemimpinan pemerintahan daerah mengurus lapangan kerja. Masyarakat tidak merasakan signifikansi otonomi daerah dengan peluang lapangan kerja baru. Merujuk pada penelitian Kompas tahun 2011, sebanyak 41,7 persen responden merasa kesempatan kerja di daerahnya semakin buruk. Hanya 23,8 persen yang mengatakan kesempatan kerja di era otonomi daerah ini semakin baik. Begitu juga dengan masalah kebutuhan pokok yang turut menjadi persoalan paling buruk di tengah kehidupan otonomi daerah. Pemerintah daerah relatif gagal dalam menjaga ketersediaan pasokan dan mengendalikan harga kebutuhan pokok. Realitas lapangan mengungkapkan semakin banyaknya masyarakat yang merasa kesulitan memenuhi kebutuhan hidup di

daerahnya. Ditambah dengan kebijakan nasional yang semakin menghimpit masyarakat daerah, sehingga kepemimpinan pemerintahan daerah semakin kelimpungan dan tidak punya solusi dalam mengatasi intensitas kenaikan harga kebutuhan pokok dan merosotnya produksi dan harga komoditas lokal. Lagi-lagi pemerintah daerah tidak punya grand design ekonomi lokal yang produktif dan protektif. Urusan lingkungan hidup juga termasuk urusan yang terabaikan, bahkan di era otonomi daerah masalah lingkungan hidup semakin parah. Pemerintah daerah masih dianggap gagal mengelola lingkungan hidup dalam memastikan fungsi kelestariannya yang meliputi kebijakan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendaliannya sebagaimana diatur pada UU No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 1 angka 2. Banyaknya kasus lingkungan hidup, termasuk illegal logging mengindikasikan betapa pemerintah daerah gagal melaksanakan amanat tersebut. Padahal, urusan lingkungan hidup adalah urusan wajib bagi pemerintah daerah. Kini, keberadaan hutan lindung, suaka alam, margasatwa, dan hutan mangrove terus terancam dan pemerintah daerah terkesan membiarkan. Prihatinnya, para oknum kepala atau pejabat daerah membangun simbiosis mutualis dengan para mafia lingkungan untuk mengeksploitasi hutan beserta isinya. Akibatnya, kualitas lingkungan hidup kita semakin hari semakin memprihatinkan. Dampaknya, banjir, longsor, kekeringan, dan cuaca yang tidak teratur, telah menjadi bagian dekat dari kehidupan kita dan semakin intens. Kondisi ini membuktikan, betapa kepemimpinan otonomi daerah tidak memiliki rasa kepemilikan yang kuat terhadap persoalan dan masa depan masyarakat. Tidak memiliki kreativitas dan inovasi program pembangunan untuk menyerap tenaga kerja. Strategi pangan dan ekonomi lokal yang tidak terasa. Serta tidak sungguh-sungguh melakukan pendistribusian pembangunan secara adil dan merata.

JUNI - JULI 2015

37


OPINI

lintas daerah

Bila berangkat dari tumpukan anomali otonomi daerah yang diurai di atas, maka program distribusi dana desa yang akan dilaksanakan tersebut sangat berpotensi jadi lahan penyimpangan yang fungsinya bisa berubah bagi desa itu sendiri. Dari fungsi untuk produktivitas menjadi destruktif bagi desa. Merusak mental para perangkat desa, melahirkan konflik baru, dan bertambahnya para pelaku korupsi. Pada akhirnya, wibawa desa yang identik dengan ‘keluguan dan kearifannya’ runtuh seketika. Sehingga wajah buruk otonomi daerah semakin sempurna karena telah menyentuh desa secara massif.

Penutup

Dengan melakukan transformasi di tingkat konsepsi, setidaknya Negara sudah terus sungguh-sungguh mengarahkan rumusan pembangunan nasional dalam memenuhi perintah konstitusional UUD 1945 serta tujuan substantif otonomi daerah

38

itu sendiri. Ke depan diharapkan tidak hanya secara konsepsi yang mengalami transformasi, tetapi dalam praktik otonomi daerah diharapkan mengalami percepatan perbaikan dan ini bisa terwujud ketika Pilkada terselenggara dengan kualitas terbaik yang melahirkan figurfigur visioner. Dan di balik anomali penyelenggaraan otonomi daerah, terdapat sejumlah manfaat besar yang dirasakan masyarakat daerah pada umumnya di seluruh Nusantara, di antaranya peningkatan infrastruktur dan pelayanan kesehatan yang semakin dekat, meski belum efektif dan maksimal. Selain itu, telah banyak kepala daerah yang sungguh-sungguh mengintegrasikan amanah otonomi daerah sekaligus layak menjadi cermin kepemimpinan transformasional daerah masa kini. Ridwan Kamil (Walikota Bandung), Tri Rismaharini (Walikota Surabaya), Abdullah Azwar Anas (Bupati Banyuwangi), Hendrar Prihadi (Walikota Semarang) dan

JUNI - JULI 2015

sejumlah tokoh kepala daerah lain di Pulau Jawa. Di Kalimantan ada Sultan Khairul Saleh (Bupati Banjar), di Sulawesi Ramadhan Pomanto (Walikota Makassar). Di Sumatera ada Reza Falevi (Walikota Payakumbuh) yang masuk nominasi sebagai 12 kepala daerah terbaik se-Indonesia Tahun 2014. Mereka adalah kepala daerah yang berprestasi cemerlang sebagai icon figure pemimpin saat ini dan di masa akan datang. Mereka tidak hanya melakukan penataan kab/kota secara fisik, tetapi juga melaksanakan komitmen pelayanan yang relatif jauh dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Dan lebih dari itu mereka memanfaatkan teknologi informasi dalam memberikan dan mendekatkan pelayanan kepada warga. *) Penulis adalah Ketua Lingkar Studi Pembangunan (LSP) Sumut dan Tenaga Ahli Fraksi Persatuan Keadilan Bangsa DPRD Sumut.

JUNI - JULI 2015

39


OPINI

lintas daerah

Bila berangkat dari tumpukan anomali otonomi daerah yang diurai di atas, maka program distribusi dana desa yang akan dilaksanakan tersebut sangat berpotensi jadi lahan penyimpangan yang fungsinya bisa berubah bagi desa itu sendiri. Dari fungsi untuk produktivitas menjadi destruktif bagi desa. Merusak mental para perangkat desa, melahirkan konflik baru, dan bertambahnya para pelaku korupsi. Pada akhirnya, wibawa desa yang identik dengan ‘keluguan dan kearifannya’ runtuh seketika. Sehingga wajah buruk otonomi daerah semakin sempurna karena telah menyentuh desa secara massif.

Penutup

Dengan melakukan transformasi di tingkat konsepsi, setidaknya Negara sudah terus sungguh-sungguh mengarahkan rumusan pembangunan nasional dalam memenuhi perintah konstitusional UUD 1945 serta tujuan substantif otonomi daerah

38

itu sendiri. Ke depan diharapkan tidak hanya secara konsepsi yang mengalami transformasi, tetapi dalam praktik otonomi daerah diharapkan mengalami percepatan perbaikan dan ini bisa terwujud ketika Pilkada terselenggara dengan kualitas terbaik yang melahirkan figurfigur visioner. Dan di balik anomali penyelenggaraan otonomi daerah, terdapat sejumlah manfaat besar yang dirasakan masyarakat daerah pada umumnya di seluruh Nusantara, di antaranya peningkatan infrastruktur dan pelayanan kesehatan yang semakin dekat, meski belum efektif dan maksimal. Selain itu, telah banyak kepala daerah yang sungguh-sungguh mengintegrasikan amanah otonomi daerah sekaligus layak menjadi cermin kepemimpinan transformasional daerah masa kini. Ridwan Kamil (Walikota Bandung), Tri Rismaharini (Walikota Surabaya), Abdullah Azwar Anas (Bupati Banyuwangi), Hendrar Prihadi (Walikota Semarang) dan

JUNI - JULI 2015

sejumlah tokoh kepala daerah lain di Pulau Jawa. Di Kalimantan ada Sultan Khairul Saleh (Bupati Banjar), di Sulawesi Ramadhan Pomanto (Walikota Makassar). Di Sumatera ada Reza Falevi (Walikota Payakumbuh) yang masuk nominasi sebagai 12 kepala daerah terbaik se-Indonesia Tahun 2014. Mereka adalah kepala daerah yang berprestasi cemerlang sebagai icon figure pemimpin saat ini dan di masa akan datang. Mereka tidak hanya melakukan penataan kab/kota secara fisik, tetapi juga melaksanakan komitmen pelayanan yang relatif jauh dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Dan lebih dari itu mereka memanfaatkan teknologi informasi dalam memberikan dan mendekatkan pelayanan kepada warga. *) Penulis adalah Ketua Lingkar Studi Pembangunan (LSP) Sumut dan Tenaga Ahli Fraksi Persatuan Keadilan Bangsa DPRD Sumut.

JUNI - JULI 2015

39


pendidikan

pendidikan

U N I VA

Kampus Bernuansa Islami Menjadi universitas unggulan yang Islami di Kawasan Asia Tenggara merupakan visi kampus ini. Tak bisa dipungkiri, Universitas Al-Washliyah (UNIVA) Medan sudah banyak berkontribusi bagi pembangunan bangsa dan negara melalui mahasiswa lulusannya, yang berjiwa kepemimpinan, dan berhasil di lapangan kerja Indonesia, tentunya. UNIVA yang berada di Jalan Sisingamangaraja ini, berdiri pada tanggal 18 Mei 1958. Didirikan dengan tujuan untuk memberi kesempatan pada pelajar yang baru menamatkan pendidikan di tingkat SLTA, Al Qismul ‘Ali atau mualimin, dan mencetak sarjana muslim yang memiliki integritas keilmuan yang komprehensif. UNIVA pun, pada saat itu, menjadi idaman warga Al Jam’iyatul Washliyah dan masyarakat Islam Sumatera Utara, khususnya di Kota Medan.

Syamsuddin, Alm. Hm M. Nurdin, dan OK H Abdul Aziz, serta beberapa ulama lainnya.

Universitas ini didirikan oleh para ulama. Sebut saja nama di antara ulama itu yakni Alm. H.M. Arsyad Thalib Lubis, Alm. H. Adnan Lubis, Alm. H. Udin

Rektor UNIVA, Ir. H. Aliman Saragih, M.Si., mengatakan, kunci kesuksesan UNIVA adalah dengan tetap teguh mempertahankan tridharma perguruan tinggi untuk

40

Kini, UNIVA sudah memiliki 6 fakultas. Fakultas Agama Islam, Fakultas Hukum, Fakultas Teknik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Pertanian, dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan total mahasiswa sebanyak 3.759 orang. Sedang jumlah sarjana atau alumni sebanyak 1.591 dari berbagai fakultas. Demikian informasi yang diterima dari bagian humas kampus bernuansa Islami ini.

JUNI - JULI 2015

terus menghasilkan pemimpinpemimpin yang pintar, cerdas, terampil, tangguh, dan berakhlak mulia. “Selaras dengan moto UNIVA: Menghasilkan lulusan yang pintar, cerdas, shaleh, terampil, dan tangguh,” terang Rektor kepada Ahmadzi Nasution dari Majalah EmpatLima (12/6/2015). Muhammad Fadhillah, staf ahli DPD RI perwakilan Sumut yang juga alumni Fakultas Agama Islam, mengatakan bahwa UNIVA merupakan universitas yang tidak hanya mengedepankan teori dalam pendidikannya, tetapi sarana dan fasilitas universitas ini cukup lengkap demi menunjang keberhasilan seluruh mahasiswa

Foto Erwinsyah | 45

yang sedang menggali ilmu. “Di antaranya terdapat Perpustakaan Darul Hikmah. Fungsinya sebagai penunjang kegiatan belajar dan mengajar, sekaligus penyedia jasa informasi ilmiah,” papar Fadhil yang kini sedang menyelesaikan pendidikan di Sekolah Pascasarjana Program Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD) USU. Fasilitas lainnya, ada Pusat Komputer dan Internet yang memiliki fungsi rutin komputerisasi data dan dokumendokumen UNIVA. Jaringan Local Area, sebagai tempat pendidikan dan pengajaran di bidang komputer dan Internet. Universitas Al-Washliyah juga memiliki lembaga-lembaga yang membantu seluruh mahasiswa menguasai berbagai keterampilan untuk bermasyarakat. Pusat Bahasa UNIVA salah satunya, sangat membantu mahasiswa dalam menguasai bahasa asing. Sampai sekarang, Pusat Bahasa UNIVA

fokus pada Bahasa Arab dan Bahasa Inggris dan juga mengikuti seluruh kegiatan-kegiatan dari subjek tersebut.

Rektor UNIVA Ir. H. Aliman Saragih, M.Si. menyambut baik lahirnya Majalah EmpatLima di Sumatera Utara.

Untuk bidang usaha penerbitan dan penyebarluasan karyakarya ilmiah sebagai bagian dari pengembangan ilmu dan pengabdian masyarakat, ada UNIVA PRESS. Tugas lembaga penerbitan inilah menyebarluaskan karya ilmiah para dosen, para ilmuwan, dan ulama Al-Washliyah. Selain itu, ada juga Pusat Pelayanan Kesehatan. Jika ada dosen, karyawan, mahasiswa, bahkan masyarakat umum yang sakit bisa berobat di PPK ini. Masih banyak lagi yang lainnya dan belum disebutkan. Penasaran dengan info menarik lainnya tentang Universitas Al-Washliyah Medan ini? Kawan-kawan pembaca dapat datang langsung ke Universitas Al-Washliyah di Jalan Sisingamangaraja No.10 Medan. (45 | Ahmadzi - Erwinsyah)

JUNI - JULI 2015

41


pendidikan

pendidikan

U N I VA

Kampus Bernuansa Islami Menjadi universitas unggulan yang Islami di Kawasan Asia Tenggara merupakan visi kampus ini. Tak bisa dipungkiri, Universitas Al-Washliyah (UNIVA) Medan sudah banyak berkontribusi bagi pembangunan bangsa dan negara melalui mahasiswa lulusannya, yang berjiwa kepemimpinan, dan berhasil di lapangan kerja Indonesia, tentunya. UNIVA yang berada di Jalan Sisingamangaraja ini, berdiri pada tanggal 18 Mei 1958. Didirikan dengan tujuan untuk memberi kesempatan pada pelajar yang baru menamatkan pendidikan di tingkat SLTA, Al Qismul ‘Ali atau mualimin, dan mencetak sarjana muslim yang memiliki integritas keilmuan yang komprehensif. UNIVA pun, pada saat itu, menjadi idaman warga Al Jam’iyatul Washliyah dan masyarakat Islam Sumatera Utara, khususnya di Kota Medan.

Syamsuddin, Alm. Hm M. Nurdin, dan OK H Abdul Aziz, serta beberapa ulama lainnya.

Universitas ini didirikan oleh para ulama. Sebut saja nama di antara ulama itu yakni Alm. H.M. Arsyad Thalib Lubis, Alm. H. Adnan Lubis, Alm. H. Udin

Rektor UNIVA, Ir. H. Aliman Saragih, M.Si., mengatakan, kunci kesuksesan UNIVA adalah dengan tetap teguh mempertahankan tridharma perguruan tinggi untuk

40

Kini, UNIVA sudah memiliki 6 fakultas. Fakultas Agama Islam, Fakultas Hukum, Fakultas Teknik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Pertanian, dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan total mahasiswa sebanyak 3.759 orang. Sedang jumlah sarjana atau alumni sebanyak 1.591 dari berbagai fakultas. Demikian informasi yang diterima dari bagian humas kampus bernuansa Islami ini.

JUNI - JULI 2015

terus menghasilkan pemimpinpemimpin yang pintar, cerdas, terampil, tangguh, dan berakhlak mulia. “Selaras dengan moto UNIVA: Menghasilkan lulusan yang pintar, cerdas, shaleh, terampil, dan tangguh,” terang Rektor kepada Ahmadzi Nasution dari Majalah EmpatLima (12/6/2015). Muhammad Fadhillah, staf ahli DPD RI perwakilan Sumut yang juga alumni Fakultas Agama Islam, mengatakan bahwa UNIVA merupakan universitas yang tidak hanya mengedepankan teori dalam pendidikannya, tetapi sarana dan fasilitas universitas ini cukup lengkap demi menunjang keberhasilan seluruh mahasiswa

Foto Erwinsyah | 45

yang sedang menggali ilmu. “Di antaranya terdapat Perpustakaan Darul Hikmah. Fungsinya sebagai penunjang kegiatan belajar dan mengajar, sekaligus penyedia jasa informasi ilmiah,” papar Fadhil yang kini sedang menyelesaikan pendidikan di Sekolah Pascasarjana Program Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD) USU. Fasilitas lainnya, ada Pusat Komputer dan Internet yang memiliki fungsi rutin komputerisasi data dan dokumendokumen UNIVA. Jaringan Local Area, sebagai tempat pendidikan dan pengajaran di bidang komputer dan Internet. Universitas Al-Washliyah juga memiliki lembaga-lembaga yang membantu seluruh mahasiswa menguasai berbagai keterampilan untuk bermasyarakat. Pusat Bahasa UNIVA salah satunya, sangat membantu mahasiswa dalam menguasai bahasa asing. Sampai sekarang, Pusat Bahasa UNIVA

fokus pada Bahasa Arab dan Bahasa Inggris dan juga mengikuti seluruh kegiatan-kegiatan dari subjek tersebut.

Rektor UNIVA Ir. H. Aliman Saragih, M.Si. menyambut baik lahirnya Majalah EmpatLima di Sumatera Utara.

Untuk bidang usaha penerbitan dan penyebarluasan karyakarya ilmiah sebagai bagian dari pengembangan ilmu dan pengabdian masyarakat, ada UNIVA PRESS. Tugas lembaga penerbitan inilah menyebarluaskan karya ilmiah para dosen, para ilmuwan, dan ulama Al-Washliyah. Selain itu, ada juga Pusat Pelayanan Kesehatan. Jika ada dosen, karyawan, mahasiswa, bahkan masyarakat umum yang sakit bisa berobat di PPK ini. Masih banyak lagi yang lainnya dan belum disebutkan. Penasaran dengan info menarik lainnya tentang Universitas Al-Washliyah Medan ini? Kawan-kawan pembaca dapat datang langsung ke Universitas Al-Washliyah di Jalan Sisingamangaraja No.10 Medan. (45 | Ahmadzi - Erwinsyah)

JUNI - JULI 2015

41


Cerita rakyat

opini

ASAL MULA PADI

Kombes Pol. Drs. Bambang Setiawan

(Analis Direktorat Narkotika Bidang Pemberantasan BNN RI)

Cerita Rakyat Karo Mite makanan pertama ini ditemukan di Tanah Karo. Mite ini terjadi ketika makanan pokok orang Karo masih berupa buah-buahan yang berasal dari hutan. Konon, mite ini berawal dari ditemukannya buah yang sangat besar oleh anak-anak yang sedang bermain-main. Anak-anak itu heran melihat buah yang sangat besar itu. Anehnya, orang tua dan raja mereka tidak mengetahui apa nama buah tersebut. Untuk memecahkan misteri tentang buah itu, raja pun mengumpulkan penduduk untuk menanyakan apakah nama buah yang ditemukan anak-anak itu. Mereka tidak tahu tentang buah itu. Tiba-tiba, pada saat penduduk asyik memperhatikan buah itu, terdengar suara, “Buah yang besar itu adalah penjelmaan Si Beru Dayang yang diturunkan ke bumi. Kalian potong-potonglah buah itu sampai halus dan tanamlah potonganpotongannya. Kalau nanti sudah tumbuh dan berbuah berilah dia makanan!” Setelah mendengar suara dewa yang menurunkan buah besar jelmaan Si Beru Dayang, mereka segera memotong-motong buah itu sampai halus. Potongan-potongan itu mereka tanam. Tidak berapa lama kemudian, potongan-potongan yang mereka tanam itu tumbuh menjadi padi. Pada mulanya, yang menanam padi bukan orang-orang tua seperti sekarang. Anak-anak gadis dan pemudalah yang menanam padi. Anakanak gadis yang akan menanam bibit padi, membawa air yang dicampur

42

dengan dua macam daun-daunan yang bernama Simalem-malem dan Kalinjuang. Para pemuda itu juga membawa air. Kalau bibit padi sudah dimasukkan ke dalam tanah maka anak-anak gadis itu memercikkan air ke atasnya sambil berkata, “Wahai Beru Dayang, bangun dan tumbuh suburlah engkau!” Pada zaman dahulu, bibit padi yang akan ditanam dinamakan Si Beru Dayang. Padi yang baru berumur seminggu dinamakan Si Beru Dayang Merengget-engget. Kalau sudah berumur satu bulan dinamakan Si Beru Dayang Bernis. Orang Karo menamakan Si Beru Dayang Kumarkar waktu padi mengeluarkan buahnya dan Si Beru Dayang Terhine-hine waktu padi mulai berisi cairan. Sesuai dengan suara dewa yang menurunkan Si Beru Dayang, orangorang Karo pun memberi makan padi itu setelah buahnya mulai mengeras. Mereka membawa tepak berisi sirih dan telur ayam yang dipersembahkan untuk makanan padi tersebut. Di ladang, orang yang membawa tepak itu mencabut tiga rumpun padi dan diikatkan menjadi satu dan diletakkan di atas tempat sirih. Sirih itu dimakan orang yang membawanya. Setelah selesai, orang-orang berkata kepada padi yang tumbuh di sekeliling mereka, “Sekarang engkau kami beri nama Si Beru Dayang Permegahken” Menjelang musim panen, orang Karo membuat upacara makan bersama di desa yang disebut upacara memberi makan padi. Setelah selesai makan

JUNI - JULI 2015

bersama, beberapa orang tua pergi ke ladang yang akan dipanen penduduk. Mereka berjalan mengelilingi ladang sambil berseru, “Makanlah wahai padi, makanan untuk kalian sudah kami sediakan. Sekarang kalian kami namakan Si Beru Dayang Patunggungken!” Kemudian, ketika panen, beberapa orang tua terlebih dahulu berseru kepada padi, “Sekarang kami akan menuai kalian. Kalian kami namakan Si Beru Dayang Pepulungken!” Setelah mereka menyerukan kata-kata itu, orang-orang pun mulai menuai padi beramai-ramai. Setelah padi dituai, beramai-ramai pula mereka mengiriknya. Padi yang sudah selesai dirik, dikumpulkan, dan orang-orang tua berseru kepada padi itu, “Sekarang kalian sudah kami kumpulkan. Bertambah banyaklah kalian sampai menggunung. Sekarang kalian kami namakan Si Beru Dayang Petumbunen!” Setelah mengucapkan kata-kata itu, padi yang sudah dikumpulkan mulai diangin untuk menyisihkan padi hampa dengan padi yang berisi. Padi yang berisi dibawa pulang ke desa oleh para pemuda dan anak-anak gadis. Sesampainya di rumah pemiliknya masing-masing, padi itu dinamakan Si Beru Dayang Pasinteken. Begitulah cerita asal mula padi di Tanah Karo.# (*Sumber: Ensiklopedia Sastra Sumatera Utara, Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara)

JUNI - JULI 2015

43


Cerita rakyat

opini

ASAL MULA PADI

Kombes Pol. Drs. Bambang Setiawan

(Analis Direktorat Narkotika Bidang Pemberantasan BNN RI)

Cerita Rakyat Karo Mite makanan pertama ini ditemukan di Tanah Karo. Mite ini terjadi ketika makanan pokok orang Karo masih berupa buah-buahan yang berasal dari hutan. Konon, mite ini berawal dari ditemukannya buah yang sangat besar oleh anak-anak yang sedang bermain-main. Anak-anak itu heran melihat buah yang sangat besar itu. Anehnya, orang tua dan raja mereka tidak mengetahui apa nama buah tersebut. Untuk memecahkan misteri tentang buah itu, raja pun mengumpulkan penduduk untuk menanyakan apakah nama buah yang ditemukan anak-anak itu. Mereka tidak tahu tentang buah itu. Tiba-tiba, pada saat penduduk asyik memperhatikan buah itu, terdengar suara, “Buah yang besar itu adalah penjelmaan Si Beru Dayang yang diturunkan ke bumi. Kalian potong-potonglah buah itu sampai halus dan tanamlah potonganpotongannya. Kalau nanti sudah tumbuh dan berbuah berilah dia makanan!” Setelah mendengar suara dewa yang menurunkan buah besar jelmaan Si Beru Dayang, mereka segera memotong-motong buah itu sampai halus. Potongan-potongan itu mereka tanam. Tidak berapa lama kemudian, potongan-potongan yang mereka tanam itu tumbuh menjadi padi. Pada mulanya, yang menanam padi bukan orang-orang tua seperti sekarang. Anak-anak gadis dan pemudalah yang menanam padi. Anakanak gadis yang akan menanam bibit padi, membawa air yang dicampur

42

dengan dua macam daun-daunan yang bernama Simalem-malem dan Kalinjuang. Para pemuda itu juga membawa air. Kalau bibit padi sudah dimasukkan ke dalam tanah maka anak-anak gadis itu memercikkan air ke atasnya sambil berkata, “Wahai Beru Dayang, bangun dan tumbuh suburlah engkau!” Pada zaman dahulu, bibit padi yang akan ditanam dinamakan Si Beru Dayang. Padi yang baru berumur seminggu dinamakan Si Beru Dayang Merengget-engget. Kalau sudah berumur satu bulan dinamakan Si Beru Dayang Bernis. Orang Karo menamakan Si Beru Dayang Kumarkar waktu padi mengeluarkan buahnya dan Si Beru Dayang Terhine-hine waktu padi mulai berisi cairan. Sesuai dengan suara dewa yang menurunkan Si Beru Dayang, orangorang Karo pun memberi makan padi itu setelah buahnya mulai mengeras. Mereka membawa tepak berisi sirih dan telur ayam yang dipersembahkan untuk makanan padi tersebut. Di ladang, orang yang membawa tepak itu mencabut tiga rumpun padi dan diikatkan menjadi satu dan diletakkan di atas tempat sirih. Sirih itu dimakan orang yang membawanya. Setelah selesai, orang-orang berkata kepada padi yang tumbuh di sekeliling mereka, “Sekarang engkau kami beri nama Si Beru Dayang Permegahken” Menjelang musim panen, orang Karo membuat upacara makan bersama di desa yang disebut upacara memberi makan padi. Setelah selesai makan

JUNI - JULI 2015

bersama, beberapa orang tua pergi ke ladang yang akan dipanen penduduk. Mereka berjalan mengelilingi ladang sambil berseru, “Makanlah wahai padi, makanan untuk kalian sudah kami sediakan. Sekarang kalian kami namakan Si Beru Dayang Patunggungken!” Kemudian, ketika panen, beberapa orang tua terlebih dahulu berseru kepada padi, “Sekarang kami akan menuai kalian. Kalian kami namakan Si Beru Dayang Pepulungken!” Setelah mereka menyerukan kata-kata itu, orang-orang pun mulai menuai padi beramai-ramai. Setelah padi dituai, beramai-ramai pula mereka mengiriknya. Padi yang sudah selesai dirik, dikumpulkan, dan orang-orang tua berseru kepada padi itu, “Sekarang kalian sudah kami kumpulkan. Bertambah banyaklah kalian sampai menggunung. Sekarang kalian kami namakan Si Beru Dayang Petumbunen!” Setelah mengucapkan kata-kata itu, padi yang sudah dikumpulkan mulai diangin untuk menyisihkan padi hampa dengan padi yang berisi. Padi yang berisi dibawa pulang ke desa oleh para pemuda dan anak-anak gadis. Sesampainya di rumah pemiliknya masing-masing, padi itu dinamakan Si Beru Dayang Pasinteken. Begitulah cerita asal mula padi di Tanah Karo.# (*Sumber: Ensiklopedia Sastra Sumatera Utara, Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara)

JUNI - JULI 2015

43


opini

44

OPINI

JUNI - JULI 2015

JUNI - JULI 2015

45


opini

OPINI

IKLAN & BERLANGGANAN HP. 0813 2184 7805 44

JUNI - JULI 2015

JUNI - JULI 2015

45


komunitas

komunitas

biola mekar di taman

Komunitas ini pernah melakukan konser perdana pada tahun 2013 di Taman Budaya Sumatera Utara, Medan, untuk memperkenalkan komunitas mereka. Selain itu komunitas ini juga ikut dalam aksi-aksi sosial seperti penggalangan dana untuk Sinabung. Di komunitas ini, sama sekali tidak dibatasi umur dan aliran. Anakanak sampai orang tua boleh ikut bergabung. “Seperti namanya, komunitas ini tidak hanya untuk pemain biola saja, tapi juga untuk para

gitaris, pemain terompet, bahkan pelukis pun tidak masalah bila ingin bergabung,” tambah Wanda.

Bagaimana? Apakah sekarang Anda tertarik dengan permainan biola dan ingin bergabung dengan KBSM? Bila iya, Anda tidak perlu malu-malu dan bisa langsung menjumpai mereka di Taman Ahmad Yani setiap hari Minggu pukul 15.00 WIB.

Anggota KBSM berlatih biola di Taman Ahmad Yani Medan

Ternyata, taman bukan hanya tempat sekadar nongrong. Dari sana bisa lahir gagasan-gagasan cerdas, dan positif bagi perkembangan sebuah kota yang beradab. Setidaknya, itulah yang dibuktikan sekelompok anak muda ini.

A

lat musik ini memiliki empat senar. Teknik memainkannya dengan cara menggesek senar menggunakan bow. Biola namanya. Bermain biola memang bukan hal yang gampang. Butuh ketekunan dan keterampilan khusus untuk dapat menghasilkan bunyi merdu dari hasil gesekan tersebut. Begitupun, tak bikin kurang minat anak muda untuk menggelutinya. Buktinya, kini telah hadir sebuah kelompok yang menamakan diri mereka Kelompok Biola dan Seniman Medan (KBSM). Nah, jika Anda atau anak Anda ingin belajar soal gesek-menggesek senar ini, boleh datang dan bergabung dengan KBSM. Cikal bakal lahirnya KBSM ini sebenarnya dari acara ngumpulngumpul para pemain biola di Taman Ahmad Yani, Medan. Maka, pada tahun 2010, mereka sepakat ngumpul-ngumpul itu lebih terarah dengan mendirikan sebuah wadah pemain biola Kota Medan yang diberi nama Komunitas Biola Medan. Namun, seiring ternyata banyak

46

seniman aliran lain ikut bermain bersama mereka seperti gitaris, pemain terompet, bahkan pelukis maka mereka mengubah diri menjadi KBSM. Wanda, salah seorang penggiat seni di KBSM, mengatakan, tidak hanya sekadar ngumpul-ngumpul saja,komunitas ini akan dengan senang hati memperkenalkan dan mengajarkan cara bermain biola, bagi siapa pun yang berminat pada biola.

“Kalau untuk gabungnya, sih, kita nggak dipatok kekmana-kekmana. Bagi yang mau bergabung silakan datang. Di sini kita sama-sama belajar dan sharing. KBSM bukan lembaga musik, jadi kalau misalnya ada yang udah les di tempat lain, dan mau belajar juga di sini, ya nggak apa. Kan, nambah-nambah ilmu juga. Bahkan, bagi yang belum tahu apa-apa dan mau belajar, juga nggak boleh. Datang saja, nanti akan diajarkan sama yang sudah bisa. Di sini yang terpenting rasa kebersamaannya itu,” ujar Wanda.

JUNI - JULI 2015

JUNI - JULI 2015

47


komunitas

komunitas

biola mekar di taman

Komunitas ini pernah melakukan konser perdana pada tahun 2013 di Taman Budaya Sumatera Utara, Medan, untuk memperkenalkan komunitas mereka. Selain itu komunitas ini juga ikut dalam aksi-aksi sosial seperti penggalangan dana untuk Sinabung. Di komunitas ini, sama sekali tidak dibatasi umur dan aliran. Anakanak sampai orang tua boleh ikut bergabung. “Seperti namanya, komunitas ini tidak hanya untuk pemain biola saja, tapi juga untuk para

gitaris, pemain terompet, bahkan pelukis pun tidak masalah bila ingin bergabung,” tambah Wanda.

Bagaimana? Apakah sekarang Anda tertarik dengan permainan biola dan ingin bergabung dengan KBSM? Bila iya, Anda tidak perlu malu-malu dan bisa langsung menjumpai mereka di Taman Ahmad Yani setiap hari Minggu pukul 15.00 WIB.

Anggota KBSM berlatih biola di Taman Ahmad Yani Medan

Ternyata, taman bukan hanya tempat sekadar nongrong. Dari sana bisa lahir gagasan-gagasan cerdas, dan positif bagi perkembangan sebuah kota yang beradab. Setidaknya, itulah yang dibuktikan sekelompok anak muda ini.

A

lat musik ini memiliki empat senar. Teknik memainkannya dengan cara menggesek senar menggunakan bow. Biola namanya. Bermain biola memang bukan hal yang gampang. Butuh ketekunan dan keterampilan khusus untuk dapat menghasilkan bunyi merdu dari hasil gesekan tersebut. Begitupun, tak bikin kurang minat anak muda untuk menggelutinya. Buktinya, kini telah hadir sebuah kelompok yang menamakan diri mereka Kelompok Biola dan Seniman Medan (KBSM). Nah, jika Anda atau anak Anda ingin belajar soal gesek-menggesek senar ini, boleh datang dan bergabung dengan KBSM. Cikal bakal lahirnya KBSM ini sebenarnya dari acara ngumpulngumpul para pemain biola di Taman Ahmad Yani, Medan. Maka, pada tahun 2010, mereka sepakat ngumpul-ngumpul itu lebih terarah dengan mendirikan sebuah wadah pemain biola Kota Medan yang diberi nama Komunitas Biola Medan. Namun, seiring ternyata banyak

46

seniman aliran lain ikut bermain bersama mereka seperti gitaris, pemain terompet, bahkan pelukis maka mereka mengubah diri menjadi KBSM. Wanda, salah seorang penggiat seni di KBSM, mengatakan, tidak hanya sekadar ngumpul-ngumpul saja,komunitas ini akan dengan senang hati memperkenalkan dan mengajarkan cara bermain biola, bagi siapa pun yang berminat pada biola.

“Kalau untuk gabungnya, sih, kita nggak dipatok kekmana-kekmana. Bagi yang mau bergabung silakan datang. Di sini kita sama-sama belajar dan sharing. KBSM bukan lembaga musik, jadi kalau misalnya ada yang udah les di tempat lain, dan mau belajar juga di sini, ya nggak apa. Kan, nambah-nambah ilmu juga. Bahkan, bagi yang belum tahu apa-apa dan mau belajar, juga nggak boleh. Datang saja, nanti akan diajarkan sama yang sudah bisa. Di sini yang terpenting rasa kebersamaannya itu,” ujar Wanda.

JUNI - JULI 2015

JUNI - JULI 2015

47


inspirasi

inspirasi

Brevin Tarigan, Anak Muda yang Memilih Kesenian Tradisi

N

ilai-nilai budaya terus bergeser jauh melampaui kepatutan yang seharusnya masih berlaku di tengah-tengah masyarakat. Orang-orang terseret dalam kubangan modernisasi, sampai-sampai banyak orang tua lupa mengenalkan akar budaya terhadap anaknya. Tak jarang terlihat, anak-anak disibukkan gadget beserta akses tanpa batas ke seluruh belahan dunia. Naasnya, tak ada perhatian untuk memberi filter. Akibatnya, anak-anak negeri tak percaya diri dengan apa yang ia miliki. Musik, tari, dan permainan tradisional kian tertinggal, dianggap hambar bahkan banyak yang tak mengenal. Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

D

i tengah kondisi pesimis terhadap hal-hal yang berbau tradisi saat ini, adalah seorang anak muda Tanah Karo, namanya Brevin Tarigan. Anak muda kelahiran Seribujandi, Simalungun, Sumatera Utara, ini memilih menceburkan diri dalam kesenian tradisional. Di usianya yang menginjak 27 tahun, ia telah malang melintang di dunia kesenian tradisional. Berbagai event dan gelaran seni tradisional telah ia ikuti baik dalam dan luar negeri. Bahkan, di tengah arus musik modern, Brevin bersama teman-temannya muncul di ajang pencarian bakat di salah satu televisi nasional. Tentunya dengan mengusung musik tradisional bersama grup yang diberi nama De’Tradisi. Sepakterjang Brevin Tarigan inilah yang akhirnya memancing redaksi memilih Brevin menjadi pengisi rubrik inspirasi edisi kedua Majalah EmpatLima. Karena, apa yang dilakukan oleh anak muda seperti Brevin dapat dikatakan sangat langka. Untuk mewawancarai Brevin, jurnalis EmpatLima Bim Harahap sengaja menemui Brevin di Desa Dokan, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Minggu (17/05/2015). Saat itu Brevin bersama beberapa pelaku seni menggelar event Dokan Art Festival. Sebuah event berbasis kebudayaan yang digelar di desa tradisional

48

Musik Tradisional Pengantar Tidur Brevin Tarigan mengatakan, sejak kecil dirinya sudah akrab dengan bunyi-bunyian dari alat musik tradisional Karo. Kala itu ia baru berumur 7 tahun, Brevin dan keluarganya memutuskan pindah ke Kota Kabanjahe, Kabupaten Karo. Ia dan keluarganya menempati rumah di Jalan Nabungsurbakti Kabanjahe. Di rumah inilah Brevin mengenal musik tradisi. Bahkan alat musik seperti kulcapi (alat musik petik Karo) menjadi bunyi-bunyian pengantar tidur semasa kanak-kanak yang langsung dimainkan oleh Sang Ayah. “Dari kecil aku terbiasa dengan bunyi-bunyian alat musik tradisi yang dimainkan Bapak. Hampir setiap malam bunyian-bunyian kulcapi menjadi pengantar kami tidur,” kenang bungsu dari lima bersaudara ini. Melihat alat musik kulcapi yang dimainkan Sang Ayah, Brevin yang saat itu duduk di bangku sekolah dasar diam-diam mulai mencoba memainkan alat musik tersebut. “Sepulang sekolah aku diam-diam memainkan kulcapi tersebut tanpa sepengetahuan orang tua. Bahkan banyak yang aku buat rusak. Namun, hal itu ternyata tidak membuat Bapak marah, bahkan Bapak semakin mendidikku memainkan alat musik tradisional,” ujar Brevin. Di usia 10 tahun, Brevin mencoba ikut pertandingan memetik kulcapi yang diselenggarakan Dinas Pariwisata

JUNI - JULI 2015

dan Kebudayaan Kabupaten Karo di Open Stage Berastagi. Saat itu Brevin berhasil meraih peringkat 2 (dua). Padahal ketika itu peserta yang mengikuti perlombaan dari kalangan dewasa. “Semakin hari aku semakin mencintai musik tradisi. Aku menjadi sering mewakili sekolahku untuk memainkan musik tradisi,” ungkap Brevin. Meninggalkan Musik Tradisional Diakui Brevin, kecintaannya terhadap musik tradisi mengalami berbagai fase jatuh bangun, bahkan ia sempat melupakan musik tradisi dan terseret arus musik-musik modern. “Awalnya aku malu ditertawakan teman-teman karena memainkan musik tradisional. Kejadian tersebut benar-benar sempat membuatku berhenti memainkan musik tradisional dan beralih ke musik modern. Sekalipun dalam hatiku, aku lebih nyaman mendengarkan dan memainkan musik tradisional,” ujar alumni Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan (Unimed) ini. Brevin menceritakan, tahun 2006 dirinya diterima menjadi mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan (Unimed). Kemudian ia mengambil spesialis instrumen biola. Saat itu cita-citanya menjadi terkenal dari musik. “Aku meluangkan waktu hingga malam hari hanya untuk belajar biola di kampus. Hasilnya aku terpilih menjadi salah satu mahasiswa yang tergabung dalam Orkes Fakultas Bahasa dan Seni Unimed,” ujar Brevin Saat itu kata Brevin, dirinya

merasa puas. Apa yang ia cita-citakan sudah bisa ia raih. Namun, suatu sore, saat dirinya sedang berada di kampus, Brevin mendengar kembali bunyi yang sudah akrab di telinganya sejak kecil. Bunyi tersebut bahkan terasa merasuki darahnya hingga membuatnya merinding. Setelah Brevin berusaha mencari asal suara, ternyata suara tersebut adalah bunyi sarunai Karo yang dimainkan oleh seorang dosen. “Tanpa kusadari aku terpaku melihat alat musik mungil yang dimainkan oleh dosen tersebut. Tibatiba dosen tersebut memanggilku dan memintaku memainkan sarunai Karo tersebut. Aku hanya terdiam dan menyesali telah melupakan alat musik tradisi, saat itu aku menyadari betapa berharganya musik tradisi,” ujar Brevin.

tradisi lewat pertunjukan-pertunjukan seni tradisi. Bahkan pertunjukkannya, kata Brevin, digelar di desa-desa asal tradisi tersebut. Sehingga orang bisa mengenali seni tradisi langsung ke tempat asalnya. Salah satu upaya yang digagas Brevin bersama teman-temannya sesama penggiat seni adalah dengan menggelar event-event kesenian seperti Dokan Art Festival yang baru saja berlangsung di Desa Budaya Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Dengan festival ini, kata Brevin, seni-seni tradisi bisa kembali muncul dan mendapatkan tempat.

Impian Brevin Tarigan Terhadap Tradisi Brevin Tarigan mengakui, saat ini banyak nilai-nilai tradisi yang tergerus oleh modernisasi zaman. Contohnya, sudah banyak alat musik, seni tradisi dan tari tradisi yang sudah tidak dikenali oleh generasi muda saat ini. Untuk itu, Brevin bercitacita mengenalkan kembali kesenian

Penentuan Desa Dokan sebagai tempat penyelenggaraan festival ini bukanlah tanpa alasan. Selama ini Desa Budaya Dokan dikenal sebagai salah satu dari tiga desa yang masih ditemukan rumah adat Karo di Kabupaten Karo. Namun, pelestarian rumah-rumah adat ini tidak bisa berdiri sendiri. Harus ditopang dengan event-event budaya sehingga memberikan nilai tambah bagi masyarakat setempat. “Selama ini pengunjung datang melihat rumah adat Karo, kemudian setelah itu langsung pergi. Seharusnya sebagai desa budaya, Dokan tidak hanya mengandalkan bangunan rumah adat Karo. Tapi juga harus mendapatkan sentuhan multiseni sehingga menjadi penarik minat wisatawan yang berkunjung. Pada akhirnya ini melahirkan nilai tambah bagi masyarakat dari sisi ekonomi,” tutup mahasiswa magister Ilmu Seni, Institut Seni Indonesia, Surakarta ini. (EmpatLima/ BimHarahap)

Sejak kejadian itu, kecintaan Brevin terhadap alat musik tradisi seperti terlahir kembali. Bahkan Brevin pulang ke Kabanjahe dan meminta kepada Sang Ayah beberapa instrumen musik tradisi Karo untuk dibawa ke Medan. “Aku kembali belajar musik tradisi. Bahkan sejak saat itu aku sudah berniat mengemas musik tradisi. Tujuannya agar anakanak muda seperti aku tidak malu memainkannya,” katanya. Sekali lagi, impian Brevin pun terwujud. Ia dan temantemannya membentuk grup musik yang mengangkat musik tradisional, khususnya Karo. Sesekali, alat-alat musik tradisi tersebut dipadukan dengan alat musik lain. Grup musik yang diberi nama De Tradisi Band tersebut pun mengantarkan Brevin dan teman-temannya meraih beragam prestasi. Bahkan pernah menjadi finalis ajang pencarian bakat di salah satu stasiun televisi swasta.

ada di Desa Dokan yakni sanggar seni tari mBuah Page, mengajari anakanak Desa Dokan dalam hal seni tradisi, seperti seni vokal, musik dan kesenian-kesenian tradisi lainnya. “Mudah-mudahan dengan upaya ini akan lahir pelaku-pelaku seni dari Desa Dokan,” harap Brevin

Jejak Berkesenian Brevin Tarigan 1. Tampil di acara Java Jazz Festival di Pekan Raya Jakarta Tahun 2009. 2. Pengisi acara di KBRI Singapura. “Harapannya festival ini dilaksanakan tiap tahun. Selama 3 tahun ke depan kami akan mendampingi masyarakat dalam menggelar event seni pertunjukan di Dokan. Selanjutnya festival ini dilaksanakan langsung oleh masyarakat Dokan,” ujarnya pria yang mampu memainkan berbagai alat musik tradisi Karo ini. Selain mendampingi masyarakat untuk menggelar festival, Brevin dan teman-temannya juga bekerja sama dengan berbagai lembaga kesenian dalam mendampingi sanggar tari yang

3. Pengisi acara di Bandung World Musik dengan Colegium Musikum Unimed. 4. Tampil di berbagai event di Malaysia dalam rangka memperkenalkan kebudayaan Sumatera Utara. 5. Tampil dalam tim kesenian ajang IMT-GT yang digelar di Thaksin University, Thailand. 6. Semifinalis Indonesia Mencari Bakat 3 Trans TV bersama De Tradisi Band

JUNI - JULI 2015

49


inspirasi

inspirasi

Brevin Tarigan, Anak Muda yang Memilih Kesenian Tradisi

N

ilai-nilai budaya terus bergeser jauh melampaui kepatutan yang seharusnya masih berlaku di tengah-tengah masyarakat. Orang-orang terseret dalam kubangan modernisasi, sampai-sampai banyak orang tua lupa mengenalkan akar budaya terhadap anaknya. Tak jarang terlihat, anak-anak disibukkan gadget beserta akses tanpa batas ke seluruh belahan dunia. Naasnya, tak ada perhatian untuk memberi filter. Akibatnya, anak-anak negeri tak percaya diri dengan apa yang ia miliki. Musik, tari, dan permainan tradisional kian tertinggal, dianggap hambar bahkan banyak yang tak mengenal. Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

D

i tengah kondisi pesimis terhadap hal-hal yang berbau tradisi saat ini, adalah seorang anak muda Tanah Karo, namanya Brevin Tarigan. Anak muda kelahiran Seribujandi, Simalungun, Sumatera Utara, ini memilih menceburkan diri dalam kesenian tradisional. Di usianya yang menginjak 27 tahun, ia telah malang melintang di dunia kesenian tradisional. Berbagai event dan gelaran seni tradisional telah ia ikuti baik dalam dan luar negeri. Bahkan, di tengah arus musik modern, Brevin bersama teman-temannya muncul di ajang pencarian bakat di salah satu televisi nasional. Tentunya dengan mengusung musik tradisional bersama grup yang diberi nama De’Tradisi. Sepakterjang Brevin Tarigan inilah yang akhirnya memancing redaksi memilih Brevin menjadi pengisi rubrik inspirasi edisi kedua Majalah EmpatLima. Karena, apa yang dilakukan oleh anak muda seperti Brevin dapat dikatakan sangat langka. Untuk mewawancarai Brevin, jurnalis EmpatLima Bim Harahap sengaja menemui Brevin di Desa Dokan, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Minggu (17/05/2015). Saat itu Brevin bersama beberapa pelaku seni menggelar event Dokan Art Festival. Sebuah event berbasis kebudayaan yang digelar di desa tradisional

48

Musik Tradisional Pengantar Tidur Brevin Tarigan mengatakan, sejak kecil dirinya sudah akrab dengan bunyi-bunyian dari alat musik tradisional Karo. Kala itu ia baru berumur 7 tahun, Brevin dan keluarganya memutuskan pindah ke Kota Kabanjahe, Kabupaten Karo. Ia dan keluarganya menempati rumah di Jalan Nabungsurbakti Kabanjahe. Di rumah inilah Brevin mengenal musik tradisi. Bahkan alat musik seperti kulcapi (alat musik petik Karo) menjadi bunyi-bunyian pengantar tidur semasa kanak-kanak yang langsung dimainkan oleh Sang Ayah. “Dari kecil aku terbiasa dengan bunyi-bunyian alat musik tradisi yang dimainkan Bapak. Hampir setiap malam bunyian-bunyian kulcapi menjadi pengantar kami tidur,” kenang bungsu dari lima bersaudara ini. Melihat alat musik kulcapi yang dimainkan Sang Ayah, Brevin yang saat itu duduk di bangku sekolah dasar diam-diam mulai mencoba memainkan alat musik tersebut. “Sepulang sekolah aku diam-diam memainkan kulcapi tersebut tanpa sepengetahuan orang tua. Bahkan banyak yang aku buat rusak. Namun, hal itu ternyata tidak membuat Bapak marah, bahkan Bapak semakin mendidikku memainkan alat musik tradisional,” ujar Brevin. Di usia 10 tahun, Brevin mencoba ikut pertandingan memetik kulcapi yang diselenggarakan Dinas Pariwisata

JUNI - JULI 2015

dan Kebudayaan Kabupaten Karo di Open Stage Berastagi. Saat itu Brevin berhasil meraih peringkat 2 (dua). Padahal ketika itu peserta yang mengikuti perlombaan dari kalangan dewasa. “Semakin hari aku semakin mencintai musik tradisi. Aku menjadi sering mewakili sekolahku untuk memainkan musik tradisi,” ungkap Brevin. Meninggalkan Musik Tradisional Diakui Brevin, kecintaannya terhadap musik tradisi mengalami berbagai fase jatuh bangun, bahkan ia sempat melupakan musik tradisi dan terseret arus musik-musik modern. “Awalnya aku malu ditertawakan teman-teman karena memainkan musik tradisional. Kejadian tersebut benar-benar sempat membuatku berhenti memainkan musik tradisional dan beralih ke musik modern. Sekalipun dalam hatiku, aku lebih nyaman mendengarkan dan memainkan musik tradisional,” ujar alumni Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan (Unimed) ini. Brevin menceritakan, tahun 2006 dirinya diterima menjadi mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan (Unimed). Kemudian ia mengambil spesialis instrumen biola. Saat itu cita-citanya menjadi terkenal dari musik. “Aku meluangkan waktu hingga malam hari hanya untuk belajar biola di kampus. Hasilnya aku terpilih menjadi salah satu mahasiswa yang tergabung dalam Orkes Fakultas Bahasa dan Seni Unimed,” ujar Brevin Saat itu kata Brevin, dirinya

merasa puas. Apa yang ia cita-citakan sudah bisa ia raih. Namun, suatu sore, saat dirinya sedang berada di kampus, Brevin mendengar kembali bunyi yang sudah akrab di telinganya sejak kecil. Bunyi tersebut bahkan terasa merasuki darahnya hingga membuatnya merinding. Setelah Brevin berusaha mencari asal suara, ternyata suara tersebut adalah bunyi sarunai Karo yang dimainkan oleh seorang dosen. “Tanpa kusadari aku terpaku melihat alat musik mungil yang dimainkan oleh dosen tersebut. Tibatiba dosen tersebut memanggilku dan memintaku memainkan sarunai Karo tersebut. Aku hanya terdiam dan menyesali telah melupakan alat musik tradisi, saat itu aku menyadari betapa berharganya musik tradisi,” ujar Brevin.

tradisi lewat pertunjukan-pertunjukan seni tradisi. Bahkan pertunjukkannya, kata Brevin, digelar di desa-desa asal tradisi tersebut. Sehingga orang bisa mengenali seni tradisi langsung ke tempat asalnya. Salah satu upaya yang digagas Brevin bersama teman-temannya sesama penggiat seni adalah dengan menggelar event-event kesenian seperti Dokan Art Festival yang baru saja berlangsung di Desa Budaya Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Dengan festival ini, kata Brevin, seni-seni tradisi bisa kembali muncul dan mendapatkan tempat.

Impian Brevin Tarigan Terhadap Tradisi Brevin Tarigan mengakui, saat ini banyak nilai-nilai tradisi yang tergerus oleh modernisasi zaman. Contohnya, sudah banyak alat musik, seni tradisi dan tari tradisi yang sudah tidak dikenali oleh generasi muda saat ini. Untuk itu, Brevin bercitacita mengenalkan kembali kesenian

Penentuan Desa Dokan sebagai tempat penyelenggaraan festival ini bukanlah tanpa alasan. Selama ini Desa Budaya Dokan dikenal sebagai salah satu dari tiga desa yang masih ditemukan rumah adat Karo di Kabupaten Karo. Namun, pelestarian rumah-rumah adat ini tidak bisa berdiri sendiri. Harus ditopang dengan event-event budaya sehingga memberikan nilai tambah bagi masyarakat setempat. “Selama ini pengunjung datang melihat rumah adat Karo, kemudian setelah itu langsung pergi. Seharusnya sebagai desa budaya, Dokan tidak hanya mengandalkan bangunan rumah adat Karo. Tapi juga harus mendapatkan sentuhan multiseni sehingga menjadi penarik minat wisatawan yang berkunjung. Pada akhirnya ini melahirkan nilai tambah bagi masyarakat dari sisi ekonomi,” tutup mahasiswa magister Ilmu Seni, Institut Seni Indonesia, Surakarta ini. (EmpatLima/ BimHarahap)

Sejak kejadian itu, kecintaan Brevin terhadap alat musik tradisi seperti terlahir kembali. Bahkan Brevin pulang ke Kabanjahe dan meminta kepada Sang Ayah beberapa instrumen musik tradisi Karo untuk dibawa ke Medan. “Aku kembali belajar musik tradisi. Bahkan sejak saat itu aku sudah berniat mengemas musik tradisi. Tujuannya agar anakanak muda seperti aku tidak malu memainkannya,” katanya. Sekali lagi, impian Brevin pun terwujud. Ia dan temantemannya membentuk grup musik yang mengangkat musik tradisional, khususnya Karo. Sesekali, alat-alat musik tradisi tersebut dipadukan dengan alat musik lain. Grup musik yang diberi nama De Tradisi Band tersebut pun mengantarkan Brevin dan teman-temannya meraih beragam prestasi. Bahkan pernah menjadi finalis ajang pencarian bakat di salah satu stasiun televisi swasta.

ada di Desa Dokan yakni sanggar seni tari mBuah Page, mengajari anakanak Desa Dokan dalam hal seni tradisi, seperti seni vokal, musik dan kesenian-kesenian tradisi lainnya. “Mudah-mudahan dengan upaya ini akan lahir pelaku-pelaku seni dari Desa Dokan,” harap Brevin

Jejak Berkesenian Brevin Tarigan 1. Tampil di acara Java Jazz Festival di Pekan Raya Jakarta Tahun 2009. 2. Pengisi acara di KBRI Singapura. “Harapannya festival ini dilaksanakan tiap tahun. Selama 3 tahun ke depan kami akan mendampingi masyarakat dalam menggelar event seni pertunjukan di Dokan. Selanjutnya festival ini dilaksanakan langsung oleh masyarakat Dokan,” ujarnya pria yang mampu memainkan berbagai alat musik tradisi Karo ini. Selain mendampingi masyarakat untuk menggelar festival, Brevin dan teman-temannya juga bekerja sama dengan berbagai lembaga kesenian dalam mendampingi sanggar tari yang

3. Pengisi acara di Bandung World Musik dengan Colegium Musikum Unimed. 4. Tampil di berbagai event di Malaysia dalam rangka memperkenalkan kebudayaan Sumatera Utara. 5. Tampil dalam tim kesenian ajang IMT-GT yang digelar di Thaksin University, Thailand. 6. Semifinalis Indonesia Mencari Bakat 3 Trans TV bersama De Tradisi Band

JUNI - JULI 2015

49


olahraga

olahraga

Ksatria Taekwondo dari Daerah

A

nda mungkin sudah mengenal beladiri taekwondo. Siapa yang tidak mengenal kemampuan bela diri taekwondo yang begitu khas dengan tendangan kaki dan pukulan yang cukup efektif melumpuhkan lawan. Ilmu beladiri taekwondo telah ada sejak 37 Masehi pada masa Dinasti Kogooryo di Korea. Masyarakat menyebutnya dengan nama berbeda, yaitu Subak, Taekkyon, Taeyon. Selain sebagai senjata beladiri andalan para ksatria, bangsa Korea kerap menjadikan taekwondo sebagai salah satu pertunjukan pada acara ritual. Nah, di Medan ada juga ksatriaksatria taekwondo yang sudah mondar-mandir mengharumkan nama Kota Medan. Be The Best, begitu mereka beri namanya. Nama yang mungkin terdengar utopis bagi beberapa orang. Tapi bukankah bermimpi itu hal yang manusiawi. Dan, agar tetap manusiawi, mereka menjaga mimpi itu tetap menyala di Jalan Kutilang Sei Sikambing, Medan, arena berlatih mereka. Disiplin, sederhana, dan penuh semangat. Itulah setidaknya tiga hal yang ditangkap Madzi Nasution dari Tim EmpatLima ketika hendak meliput salah satu tim taekwondo terbaik di Kota Medan ini. Malam itu (Selasa, 7/5/2015) langit tampak kurang bersahabat. Namun, para anggota dan pelatih datang tepat waktu untuk melaksanakan rutinitas latihan. Mereka berlatih 3 kali dalam seminggu. Tepatnya setiap Selasa, Rabu, dan Jumat pada pukul 19.30 WIB. Satu hal yang patut diacungi jempol, kendati arena latihan mereka meminjam halaman rumah

50

JUNI - JULI 2015

salah satu warga, tapi semangat berlatih anggota Be The Best bukan main besarnya. Be The Best bisa dibilang wajah baru stok lama dalam kancah taekwondo di Medan. Berisikan pelatih yang telah banyak makan asam garam di tingkat nasional maupun internasional. Antaranya, Basuki sebagai pelatih utama yang merupakan mantan atlet SEA Games dan PON, serta beberapa atlet yang sudah berprestasi di usia muda. Berdiri sejak Agustus 2014, Be The Best yang awalnya hanya melatih 8 orang, kini telah mencapai hingga 40 orang dari berbagai daerah, umur, bahkan wanita. Didirikan oleh Faka dan Basuki, yang kemudian memilih kembali ke Medan untuk men g emb a n g k a n bakat generasi muda di bidang Taekwondo. Kelas tim Be the Best terbagi dua yaitu pemula untuk anakanak hingga umur belasan dan senior dengan umur di atas pemula. Di kelas senior, beberapa atletnya ada yang berasal dari luar Kota Medan seperti Foto Hafiz | 45 Aceh, Tebingtinggi, Tanah Karo, Sumatera Barat, bahkan ada warga negara Afghanistan yang menetap sementara di Medan.

SD ini merupakan salah satu atlet terbaik di tim Be The Best. Berbagai medali tingkat nasional hingga internasional telah ia raih, seperti Juara III PPLM Jakarta 2014, Juara II Ganesha Cup sampai Juara I pada GWK Tournament 2015 Bali Open. Ada cerita menarik kenapa Fahri ingin menggeluti taekwondo. “Awalnya saya ikut latihan taekwondo karena sering di-bully di sekolah. Tak tahan terusterusan di-bully itulah makanya saya belajar taekwondo. Biar kalau ada yang usil bisa saya hadapi, dan tak takut di-bully lagi. Namun, setelah bergabung di tim taekwondo, tidak hanya mental yang ditempa tapi juga dapat meraih prestasi,” ujarnya mengenang kisah awal ia menggeluti taekwondo. Di sisi lain, Fahri juga berkeluhkesah, “Seharusnya pemerintah bisa lebih memperhatikan generasi yang ingin berprestasi di olahraga. Kami sering kesulitan dana ketika akan mengikuti pertandingan. Dan, hingga kini, kami belum pernah menerima bantuan apapun dari pemerintah kota atau daerah.” Meraih setidaknya 11 emas, 3 perak, dan 3 perunggu selama karirnya, tapi Fahri belum mendapat perhatian dari pemerintah daerah maupun pemerintah Kota Medan. Dia hanya dijanjikan menerima penghargaan di Hari Olahraga Nasional pada 19 September 2015 nanti dari KONI Tebingtinggi. Asisten pelatih yang juga salah satu atlet, M. Husni Ginting (26) atau kerap dipanggil Sigit, mengatakan, Be The Best berdiri karena ingin mengembangkan seni beladiri taekwondo di Kota Medan. “Usai mengikuti GWK Tournament Bali Open 2015, rencananya setelah Ramadhan ini akan diadakan Kejuaraan Be The Best. Sebelumnya sudah

Foto Ahmadzi|45

pernah diadakan dan diikuti oleh 400 peserta dari seluruh penjuru Kota Medan. Semoga pemerintah Kota Medan yang telah mengetahui kegiatan positif ini memberi perhatian. Tentu juga bantuan sarana dan prasarana untuk mengembangkan kemampuan seluruh atlet yang telah banyak menghasilkan kemenangan atas nama Kota Medan,” papar Sigit penuh harap. Bagi Anda yang ingin mengikutsertakan putra dan putri Anda di Be The Best, bisa langsung datang pada hari Selasa, Rabu, dan Jumat ke Jalan Kutilang daerah Sei Sikambing Medan. Untuk biaya pendaftaran dipungut sebesar Rp 150.000,- dan selanjutnya cukup hanya membayar sebesar Rp 100.000,- per bulan. “Nantinya uang tersebut akan dialokasikan untuk pengadaan seragam, perlengkapan, dan juga untuk biaya pendaftaran pertandingan. O, ya. Biar optimal, ke depan jadwal latihan akan tambah. Tidak cukup hanya tiga hari seminggu,” jelasnya menutup perbincangan. (45|Ahmadzi)

Menurut salah satu atletnya yang berasal dari Tebingtinggi, Fahri Rudianto (22), perbedaan timnya dengan tim lain terletak pada pola latihannya yang lebih modern, menggunakan program nasional dalam berlatih, karena dilatih langsung oleh mantan atlet pelatnas. Fahri yang telah berlatih taekwondo sejak kelas 5

JUNI - JULI 2015

51


olahraga

olahraga

Ksatria Taekwondo dari Daerah

A

nda mungkin sudah mengenal beladiri taekwondo yang dipopulerkan oleh aktor Jackie Chan. Siapa yang tidak mengenal kemampuan bela diri taekwondo yang begitu khas dengan tendangan kaki dan pukulan yang cukup efektif melumpuhkan lawan. Ilmu beladiri taekwondo telah ada sejak 37 Masehi pada masa Dinasti Kogooryo di Korea. Masyarakat menyebutnya dengan nama berbeda, yaitu Subak, Taekkyon, Taeyon. Selain sebagai senjata beladiri andalan para ksatria, bangsa Korea kerap menjadikan taekwondo sebagai salah satu pertunjukan pada acara ritual. Nah, di Medan ada juga ksatriaksatria taekwondo yang sudah mondar-mandir mengharumkan nama Kota Medan. Be The Best, begitu mereka beri namanya. Nama yang mungkin terdengar utopis bagi beberapa orang. Tapi bukankah bermimpi itu hal yang manusiawi. Dan, agar tetap manusiawi, mereka menjaga mimpi itu tetap menyala di Jalan Kutilang Sei Sikambing, Medan, arena berlatih mereka. Disiplin, sederhana, dan penuh semangat. Itulah setidaknya tiga hal yang ditangkap Madzi Nasution dari Tim EmpatLima ketika hendak meliput salah satu tim taekwondo terbaik di Kota Medan ini. Malam itu (Selasa, 7/5/2015) langit tampak kurang bersahabat. Namun, para anggota dan pelatih datang tepat waktu untuk melaksanakan rutinitas latihan. Mereka berlatih 3 kali dalam seminggu. Tepatnya setiap Selasa, Rabu, dan Jumat pada pukul 19.30 WIB. Satu hal yang patut diacungi jempol, kendati arena latihan mereka meminjam halaman rumah

50

JUNI - JULI 2015

salah satu warga, tapi semangat berlatih anggota Be The Best bukan main besarnya. Be The Best bisa dibilang wajah baru stok lama dalam kancah taekwondo di Medan. Berisikan pelatih yang telah banyak makan asam garam di tingkat nasional maupun internasional. Antaranya, Basuki sebagai pelatih utama yang merupakan mantan atlet SEA Games dan PON, serta beberapa atlet yang sudah berprestasi di usia muda. Berdiri sejak Agustus 2014, Be The Best yang awalnya hanya melatih 8 orang, kini telah mencapai hingga 40 orang dari berbagai daerah, umur, bahkan wanita. Didirikan oleh Faka dan Basuki, yang kemudian memilih kembali ke Medan untuk men g emb a n g k a n bakat generasi muda di bidang Taekwondo. Kelas tim Be the Best terbagi dua yaitu pemula untuk anakanak hingga umur belasan dan senior dengan umur di atas pemula. Di kelas senior, beberapa atletnya ada yang berasal dari luar Kota Medan seperti Foto Hafiz | 45 Aceh, Tebingtinggi, Tanah Karo, Sumatera Barat, bahkan ada warga negara Afghanistan yang menetap sementara di Medan.

SD ini merupakan salah satu atlet terbaik di tim Be The Best. Berbagai medali tingkat nasional hingga internasional telah ia raih, seperti Juara III PPLM Jakarta 2014, Juara II Ganesha Cup sampai Juara I pada GWK Tournament 2015 Bali Open. Ada cerita menarik kenapa Fahri ingin menggeluti taekwondo. “Awalnya saya ikut latihan taekwondo karena sering di-bully di sekolah. Tak tahan terusterusan di-bully itulah makanya saya belajar taekwondo. Biar kalau ada yang usil bisa saya hadapi, dan tak takut di-bully lagi. Namun, setelah bergabung di tim taekwondo, tidak hanya mental yang ditempa tapi juga dapat meraih prestasi,” ujarnya mengenang kisah awal ia menggeluti taekwondo. Di sisi lain, Fahri juga berkeluhkesah, “Seharusnya pemerintah bisa lebih memperhatikan generasi yang ingin berprestasi di olahraga. Kami sering kesulitan dana ketika akan mengikuti pertandingan. Dan, hingga kini, kami belum pernah menerima bantuan apapun dari pemerintah kota atau daerah.” Meraih setidaknya 11 emas, 3 perak, dan 3 perunggu selama karirnya, tapi Fahri belum mendapat perhatian dari pemerintah daerah maupun pemerintah Kota Medan. Dia hanya dijanjikan menerima penghargaan di Hari Olahraga Nasional pada 19 September 2015 nanti dari KONI Tebingtinggi. Asisten pelatih yang juga salah satu atlet, M. Husni Ginting (26) atau kerap dipanggil Sigit, mengatakan, Be The Best berdiri karena ingin mengembangkan seni beladiri taekwondo di Kota Medan. “Usai mengikuti GWK Tournament Bali Open 2015, rencananya setelah Ramadhan ini akan diadakan Kejuaraan Be The Best. Sebelumnya sudah

Foto Ahmadzi|45

pernah diadakan dan diikuti oleh 400 peserta dari seluruh penjuru Kota Medan. Semoga pemerintah Kota Medan yang telah mengetahui kegiatan positif ini memberi perhatian. Tentu juga bantuan sarana dan prasarana untuk mengembangkan kemampuan seluruh atlet yang telah banyak menghasilkan kemenangan atas nama Kota Medan,” papar Sigit penuh harap. Bagi Anda yang ingin mengikutsertakan putra dan putri Anda di Be The Best, bisa langsung datang pada hari Selasa, Rabu, dan Jumat ke Jalan Kutilang daerah Sei Sikambing Medan. Untuk biaya pendaftaran dipungut sebesar Rp 150.000,- dan selanjutnya cukup hanya membayar sebesar Rp 100.000,- per bulan. “Nantinya uang tersebut akan dialokasikan untuk pengadaan seragam, perlengkapan, dan juga untuk biaya pendaftaran pertandingan. O, ya. Biar optimal, ke depan jadwal latihan akan tambah. Tidak cukup hanya tiga hari seminggu,” jelasnya menutup perbincangan. (45|Ahmadzi)

Menurut salah satu atletnya yang berasal dari Tebingtinggi, Fahri Rudianto (22), perbedaan timnya dengan tim lain terletak pada pola latihannya yang lebih modern, menggunakan program nasional dalam berlatih, karena dilatih langsung oleh mantan atlet pelatnas. Fahri yang telah berlatih taekwondo sejak kelas 5

JUNI - JULI 2015

51


santai

santai

GEDEGAP B

eranjak dari kegelisahan sekelompok anak muda Kota Medan yang kompeten di bidang seni yang mereka geluti, seperti seni musik, seni menggambar, seni instalasi, dan lainnya. Namun, sangat disayangkan kenapa mereka tidak muncul ke permukaan. Menimbang mengeluhkan media yang tak ada, maka aku kombet dan teman-teman dari Tauko Medan membuat media (tempat) untuk mereka bisa muncul ke permukaan. Dan, jadilah Gedegap sebagai tempat anak-anak muda Medan memperkenalkan diri dan karyanya.

Ketika Putri dari Tim EmpatLima pada sabtu/20/05/2015 menanyakan apa arti dari Gedegap .. “Gedegap itu onomatope bunyi yang dihasilkan dari pengumpulan energi yang disimpan dan dipendam terlalu lama, dan jika dikeluarkan jadilah bunyi ‘gedegap’. Misalnya, kalau dikomik ‘bam’ atau ‘paw’. Jadi kalau bahasa orang Medannya ‘gedegam’ seperti itu,” tutur bang kombet (?). Kenapa kami memilih nama seperti itu? Karnakan banyak anak muda yang mengeluh-eluhkan tidak adanya tempat untuk memperkenalkan karya mereka jadi kami hadir dan memecahkan masalah mereka untuk mempublish karya” mereka jadi mereka bisa pecahkan di sini gedegab ini.

Sejak kapan gedegap itu hadir untuk memperkenalkan karya anak muda medan bang? Ya ga sekedar anak muda aja ya, kemarin ibu” rumah tangga dan bapak” juga ada yang sudah pameran disini. Nah bapak bapak dan ibu rumah tangga aja bisa, jadi ayodong anak muda yang lain tunjukin karyamu dan pecahkan di gedegab ini. Nah jadi gedegap itu sudah ada dari bulan November 2014 lalu, kami juga sudah 8 kali pameran gambar, instalasi bunyi, dan seni lainnya ada juga music jadi para pendatang tidak bosen untuk melihat pameran gedegap ini. Kalau dana untuk membuat pameran ini dari mana bang?? Jadi kami dana kolektif sendiri” tidak ada bantuan dana dari partai manapun dan kami juga indi dan berdiri sendiri.

Siapa aja orang dibalik gedegap? Ada aku “kombet”, dayat, fatra, yosi ada juga yang lainnya.

Jadi ini ga sekedar pameran aja ya bang? Iya engga, kami juga ada program lain seperti screening film, bedah film, diskusi, dan talk show. Kami juga mengundang orang” yang sudah sangat cakap dibidangnya untuk pembicara seperti itu.

Jadi bang sudah berjalan lama seperti ini apa harapan gedegap kedapannya? Jadi kami ingin kita itu bergerak sama-sama bukan seberapa bagus karyamu tapi seberapa konsisten kamuberkarya”. Jadi gedegap sudah hadir jangan sampe kita dan anak muda medan itu terbatas ruangnya untuk nimbul kepermukaan jadi mari kita berkembang dan bergerak sama sama untuk geddegap dan seni. Apa kira kira 2 kata untuk mewakili karya seni medan? “Good Job” Jadi anak anak medan tu banyak yang berbakat untuk seni gambar dan punya semangat, juga banyak bagian”nya atau gaya . mereka masing” “gaya gambarnya ya bukan stylenya hahaha” bilang ia sambil tertawa.

“bukan seberapa bagus karyamu tapi seberapa konsisten kamu berkarya” Jadi bang apa tanggapan artis yang sudah pernah ikut pameran di gedegap ini? Ya bisa banyak mengenal banyak orang yang punya skill di bidangnya masing”, juga mereka bilang terimakasih sudah menyediakan tempat dan kesempatan untuk memamerkan karyanya. Dan artis juga berbangga dengan dirinya sendiri karna pameran itu merupakan suatu pencapaian yang sudah mereka rintis sejalk dulu.

Jadi kalau ngundang artis untuk pameran itu dari orang yang abang kenal aja atau gimana bang? Jadi kami nyari arttisnya itu dari media social juga bukan hanya orang” yang kami kenal aja, kami juga member kesempatan bagi orang” untuk memperkenalkan dia dan karyanya untuk pameran disini. Jadi bagi yang mau pameran disini kami melihat portfolionya terlebihdahulu kalau memang ok dan sudah matang dia diperbolehkan untuk pameran di gedegap ini.

Foto Istimewa | 45

Foto Istimewa | 45

52

JUNI - JULI 2015

JUNI - JULI 2015

53


santai

santai

GEDEGAP B

eranjak dari kegelisahan sekelompok anak muda Kota Medan yang kompeten di bidang seni yang mereka geluti, seperti seni musik, seni menggambar, seni instalasi, dan lainnya. Namun, sangat disayangkan kenapa mereka tidak muncul ke permukaan. Menimbang mengeluhkan media yang tak ada, maka aku kombet dan teman-teman dari Tauko Medan membuat media (tempat) untuk mereka bisa muncul ke permukaan. Dan, jadilah Gedegap sebagai tempat anak-anak muda Medan memperkenalkan diri dan karyanya.

Ketika Putri dari Tim EmpatLima pada sabtu/20/05/2015 menanyakan apa arti dari Gedegap .. “Gedegap itu onomatope bunyi yang dihasilkan dari pengumpulan energi yang disimpan dan dipendam terlalu lama, dan jika dikeluarkan jadilah bunyi ‘gedegap’. Misalnya, kalau dikomik ‘bam’ atau ‘paw’. Jadi kalau bahasa orang Medannya ‘gedegam’ seperti itu,” tutur bang kombet (?). Kenapa kami memilih nama seperti itu? Karnakan banyak anak muda yang mengeluh-eluhkan tidak adanya tempat untuk memperkenalkan karya mereka jadi kami hadir dan memecahkan masalah mereka untuk mempublish karya” mereka jadi mereka bisa pecahkan di sini gedegab ini.

Sejak kapan gedegap itu hadir untuk memperkenalkan karya anak muda medan bang? Ya ga sekedar anak muda aja ya, kemarin ibu” rumah tangga dan bapak” juga ada yang sudah pameran disini. Nah bapak bapak dan ibu rumah tangga aja bisa, jadi ayodong anak muda yang lain tunjukin karyamu dan pecahkan di gedegab ini. Nah jadi gedegap itu sudah ada dari bulan November 2014 lalu, kami juga sudah 8 kali pameran gambar, instalasi bunyi, dan seni lainnya ada juga music jadi para pendatang tidak bosen untuk melihat pameran gedegap ini. Kalau dana untuk membuat pameran ini dari mana bang?? Jadi kami dana kolektif sendiri” tidak ada bantuan dana dari partai manapun dan kami juga indi dan berdiri sendiri.

Siapa aja orang dibalik gedegap? Ada aku “kombet”, dayat, fatra, yosi ada juga yang lainnya.

Jadi ini ga sekedar pameran aja ya bang? Iya engga, kami juga ada program lain seperti screening film, bedah film, diskusi, dan talk show. Kami juga mengundang orang” yang sudah sangat cakap dibidangnya untuk pembicara seperti itu. Jadi kalau ngundang artis untuk pameran itu dari orang yang abang kenal aja atau gimana bang? Jadi kami nyari arttisnya itu dari media social juga bukan hanya orang” yang kami kenal aja, kami juga member kesempatan bagi orang” untuk memperkenalkan dia dan karyanya untuk pameran disini. Jadi bagi yang mau pameran disini kami melihat portfolionya terlebihdahulu kalau memang ok dan sudah matang dia diperbolehkan untuk pameran di gedegap ini.

Foto Istimewa | 45

52

JUNI - JULI 2015

JUNI - JULI 2015

53


senator

senator

PRIHATIN terhadap CHAIRUNNISA

C

hairunnisa Nasution (6), putri ketiga pasangan Syahrial Nasution dan Henny Herawati, warga Dusun I Desa Delimuda Hilir, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Sergai, itu menderita kelebihan cairan di otak. Ia sejak lahir hanya bisa terbaring. Kepalanya membesar sejak usianya baru berumur empat hari.

lainnya bisa bermain riang dan ceria, Chairunnisa hanya bisa terbaring lemah, akibat kepalanya yang terus membesar.

tetap membesar, bahkan penyakitnya Syahrial di Rumah Sakit Murni kian parah. Teguh, tempat Chairunnisa dirawat Operasi yang dilakukan di salah intensif, mengatakan bahwa sejak satu rumah sakit milik pemerintah masih berumur hari, kepala bocah itu itu, ternyata tak menghilangkan harus sudah dioperasi. Kata dokter, cairan di kepala Chairunnisa. Alhasil ketika itu, cairan di kepalanya harus kepalanya tetap membesar, dari dihilangkan. Namun, hingga saat ini, hari berganti minggu, bahkan kini nyatanya kepala Chairunnisa masih berbilang tahun. Di saat bocah

DPD RI asal Sumatera Utara, Dedi Iskandar Batubara, melihat keadaannya, gadis kecil itu sedang tertidur pulas. Selang dan alat Selama bertahun itu, Syahrial bantu pernafasan terpasang di bukan tak mengupayakan kesembuhan sekitar wajahnya. Sesekali tubuh putri tercintanya. Berbagai Chairunnisa gemetar, keringat keluar pengobatan telah dilakukan, mulai dari kepalanya yang besar itu. dari alternatif hingga pengobatan “Kata dokter, ia harus segera medis. Biaya besar telah banyak dioperasi. Biaya operasi memang keluar, namun Chairunnisa belum juga ditanggung, tapi dokter bilang ada sembuh. Puncaknya dua minggu lalu selang yang harus ditanam di tubuh Chairunnisa mengalami titik paling Chairunnisa untuk pembuangan kritis. saluran cairan di otak. Harganya ada Kedua orang tuanya kemudian yang Rp 3,5 juta sampai Rp 35 juta. membawa Chairunnisa ke RS Itu yang belum tahu ditanggung BPJS Murni Teguh. Dan, bila tidak ada atau tidak,” kata Syahrial.

tertentu, seperti yang dialami Chairunnisa. Kebijakan itu, katanya, perlu dievaluasi.

masukkan lagi ke rumah sakit. Dedi Iskandar mengaku prihatin Untung pihak rumah sakit tidak atas kondisi Chairunnisa. Beruntung mempermasalahkan,” katanya. ada BPJS, sehingga pengobatannya Kondisi Chairunnisa kini masih bisa ditanggung. Namun, Dedi melihat belum juga stabil. Ia harus makan ada mekanisme yang seharusnya melalui selang yang dimasukkan dari tidak perlu, yakni menangguhkan hidung mungilnya. Saat Anggota perawatan dalam beberapa hari

Sumatera Utara itu, sedikit banyak meringankan beban di pundaknya. “Semoga semua wakil rakyat punya perhatian yang lebih seperti Dedi Iskandar,” ujarnya.

aral melintang ia akan dioperasi secepatnya. Syahrial mengatakan, sumber pendanaan pengobatan sepenuhnya ditanggung BPJS Kesehatan, pelayanan rumah sakit pun tak mengecewakannya.

Sebab, menurutnya kalau terjadi apa-apa dalam masa penangguhan perawatan itu, siapa yang mau bertanggung jawab? “Itu kan hanya persoalan kebijakan. Jangan karena persoalan ketiadaan biaya, lantas keselamatan pasien diabaikan. Ini harus dievaluasi agar tak lagi berulang. Kasihan masyarakat miskin,” ujar Senator muda asal Sumatera Utara ini. Dedi juga berjanji akan berbicara dengan manajemen Rumah Sakit Murni Teguh guna meminta perhatian khusus akan hal ini. Khusus terhadap Chairunnisa, ia meminta dokter segera melakukan operasi yang dibutuhkan bocah malang tersebut. Jangan sampai hal-hal nonteknis, membuat nyawa bocah itu tidak terselamatkan.

Dedi Iskandar Batubara---yang menyempatkan datang melihat kondisi Chairunnisa---menekankan untuk tidak perlu memikirkan pembiayaan. “Yang terpenting Chairunnisa harus segera dioperasi. “Hanya saja ada peraturan yang Mengenai persoalan administrasi, memaksa anak saya harus keluar saya akan coba berbicara dengan “Banyak pasien yang berobat manajemen Rumah Sakit Murni dari rumah sakit. Peraturan BPJS dengan BPJS mengalami keluhan. Teguh,” janji Dedi kepada Syahrial. mengatakan kuota perawatan hanya Padahal seluruh klaim sudah ditanggung 10 hari. Setelah keluar pemerintah. Saya Mendengar hal itu, Syahrial dibayarkan beberapa hari, baru kemudian masuk bernafas lega. Persoalan biaya berharap tidak ada lagi rumah sakit (rumah sakit) lagi,” kata Syahrial. memang kerap membuatnya hampir yang mempersulit. Rumah Sakit Sekalipun Chairunnisa masih putus asa dan pasrah terhadap Murni Teguh, saya nilai cukup tanggap belum stabil kesehatannya, Syahrial penyakit yang diderita anak dalam melayani pasien BPJS. Ini perlu dengan terpaksa harus meninggalkan bungsunya itu. “Saya hanya berharap ditiru rumah sakit lain,” katanya. rumah sakit akibat peraturan Chairunnisa bisa lekas sembuh dan Orang tua Chairunnisa kini bisa bisa hidup normal seperti anak-anak BPJS itu. Namun, baru lima hari sedikit bernafas lega. Uluran keluar, Chairunnisa kondisinya lainnya. Tidak hanya terbaring lemah tangan dan perhatian Dedi Iskandar, kembali menurun. “Akhirnya saya seperti ini,” katanya. yang merupakan wakil rakyat dari

(Tim | 45)

Foto Istimewa|45

54

JUNI - JULI 2015

JUNI - JULI 2015

55


senator

senator

PRIHATIN terhadap CHAIRUNNISA

C

hairunnisa Nasution (6), putri ketiga pasangan Syahrial Nasution dan Henny Herawati, warga Dusun I Desa Delimuda Hilir, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Sergai, itu menderita kelebihan cairan di otak. Ia sejak lahir hanya bisa terbaring. Kepalanya membesar sejak usianya baru berumur empat hari.

lainnya bisa bermain riang dan ceria, Chairunnisa hanya bisa terbaring lemah, akibat kepalanya yang terus membesar.

tetap membesar, bahkan penyakitnya Syahrial di Rumah Sakit Murni kian parah. Teguh, tempat Chairunnisa dirawat Operasi yang dilakukan di salah intensif, mengatakan bahwa sejak satu rumah sakit milik pemerintah masih berumur hari, kepala bocah itu itu, ternyata tak menghilangkan harus sudah dioperasi. Kata dokter, cairan di kepala Chairunnisa. Alhasil ketika itu, cairan di kepalanya harus kepalanya tetap membesar, dari dihilangkan. Namun, hingga saat ini, hari berganti minggu, bahkan kini nyatanya kepala Chairunnisa masih berbilang tahun. Di saat bocah

DPD RI asal Sumatera Utara, Dedi Iskandar Batubara, melihat keadaannya, gadis kecil itu sedang tertidur pulas. Selang dan alat Selama bertahun itu, Syahrial bantu pernafasan terpasang di bukan tak mengupayakan kesembuhan sekitar wajahnya. Sesekali tubuh putri tercintanya. Berbagai Chairunnisa gemetar, keringat keluar pengobatan telah dilakukan, mulai dari kepalanya yang besar itu. dari alternatif hingga pengobatan “Kata dokter, ia harus segera medis. Biaya besar telah banyak dioperasi. Biaya operasi memang keluar, namun Chairunnisa belum juga ditanggung, tapi dokter bilang ada sembuh. Puncaknya dua minggu lalu selang yang harus ditanam di tubuh Chairunnisa mengalami titik paling Chairunnisa untuk pembuangan kritis. saluran cairan di otak. Harganya ada Kedua orang tuanya kemudian yang Rp 3,5 juta sampai Rp 35 juta. membawa Chairunnisa ke RS Itu yang belum tahu ditanggung BPJS Murni Teguh. Dan, bila tidak ada atau tidak,” kata Syahrial.

tertentu, seperti yang dialami Chairunnisa. Kebijakan itu, katanya, perlu dievaluasi.

masukkan lagi ke rumah sakit. Dedi Iskandar mengaku prihatin Untung pihak rumah sakit tidak atas kondisi Chairunnisa. Beruntung mempermasalahkan,” katanya. ada BPJS, sehingga pengobatannya Kondisi Chairunnisa kini masih bisa ditanggung. Namun, Dedi melihat belum juga stabil. Ia harus makan ada mekanisme yang seharusnya melalui selang yang dimasukkan dari tidak perlu, yakni menangguhkan hidung mungilnya. Saat Anggota perawatan dalam beberapa hari

Sumatera Utara itu, sedikit banyak meringankan beban di pundaknya. “Semoga semua wakil rakyat punya perhatian yang lebih seperti Dedi Iskandar,” ujarnya.

aral melintang ia akan dioperasi secepatnya. Syahrial mengatakan, sumber pendanaan pengobatan sepenuhnya ditanggung BPJS Kesehatan, pelayanan rumah sakit pun tak mengecewakannya.

Sebab, menurutnya kalau terjadi apa-apa dalam masa penangguhan perawatan itu, siapa yang mau bertanggung jawab? “Itu kan hanya persoalan kebijakan. Jangan karena persoalan ketiadaan biaya, lantas keselamatan pasien diabaikan. Ini harus dievaluasi agar tak lagi berulang. Kasihan masyarakat miskin,” ujar Senator muda asal Sumatera Utara ini. Dedi juga berjanji akan berbicara dengan manajemen Rumah Sakit Murni Teguh guna meminta perhatian khusus akan hal ini. Khusus terhadap Chairunnisa, ia meminta dokter segera melakukan operasi yang dibutuhkan bocah malang tersebut. Jangan sampai hal-hal nonteknis, membuat nyawa bocah itu tidak terselamatkan.

Dedi Iskandar Batubara---yang menyempatkan datang melihat kondisi Chairunnisa---menekankan untuk tidak perlu memikirkan pembiayaan. “Yang terpenting Chairunnisa harus segera dioperasi. “Hanya saja ada peraturan yang Mengenai persoalan administrasi, memaksa anak saya harus keluar saya akan coba berbicara dengan “Banyak pasien yang berobat manajemen Rumah Sakit Murni dari rumah sakit. Peraturan BPJS dengan BPJS mengalami keluhan. Teguh,” janji Dedi kepada Syahrial. mengatakan kuota perawatan hanya Padahal seluruh klaim sudah ditanggung 10 hari. Setelah keluar pemerintah. Saya Mendengar hal itu, Syahrial dibayarkan beberapa hari, baru kemudian masuk bernafas lega. Persoalan biaya berharap tidak ada lagi rumah sakit (rumah sakit) lagi,” kata Syahrial. memang kerap membuatnya hampir yang mempersulit. Rumah Sakit Sekalipun Chairunnisa masih putus asa dan pasrah terhadap Murni Teguh, saya nilai cukup tanggap belum stabil kesehatannya, Syahrial penyakit yang diderita anak dalam melayani pasien BPJS. Ini perlu dengan terpaksa harus meninggalkan bungsunya itu. “Saya hanya berharap ditiru rumah sakit lain,” katanya. rumah sakit akibat peraturan Chairunnisa bisa lekas sembuh dan Orang tua Chairunnisa kini bisa bisa hidup normal seperti anak-anak BPJS itu. Namun, baru lima hari sedikit bernafas lega. Uluran keluar, Chairunnisa kondisinya lainnya. Tidak hanya terbaring lemah tangan dan perhatian Dedi Iskandar, kembali menurun. “Akhirnya saya seperti ini,” katanya. yang merupakan wakil rakyat dari

(Tim | 45)

Foto Istimewa|45

54

JUNI - JULI 2015

JUNI - JULI 2015

55


Dana Desa Harus Diawasi

K

epala desa (kades) dan perangkatnya pantas bersoraksorai, pasalnya dana desa yang ditunggu-tunggu telah cair dalam tahap I di bulan April lalu. Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Komite IV (Keuangan) Dedi Iskandar Batubara mengingatkan bahwa dana desa harus digunakan untuk kepentingan rakyat. Ia mengatakan, April 2015, dana desa dengan total minimal Rp 400 juta akan disalurkan 40 persen sebagai realisasi tahap pertama.

ketiga. Penyalurannya ke desa dilakukan paling lambat tujuh hari setelah diterima di kas daerah,” kata Dedi.

pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan yang penggunaannya mengacu pada Ia merinci, untuk Sumatera Rencana Pembangunan Jangka Utara ada 5.389 desa yang Menengah Desa dan Rencana tersebar di 27 kabupaten se- Kerja Pemerintah Desa. Sumatera Utara. Dana desa “Semua rencana itu harus itu merupakan implikasi berdasar pada kepentingan atas ditetapkannya UU No. rakyat. Pemerintah provinsi 6/2014 tentang Desa. Sumut tetap bertanggung jawab secara memperoleh Rp 1.461.156.834 keseluruhan atas keberhasilan dana desa, jika diambil rata-rata, pelaksanaan dana desa. Aparatur maka tiap desa akan memperoleh pemerintahan, khususnya Rp 271 juta. di desa, harus bersinergi Ditambah alokasi 10 persen dalam pengelolaan dana desa. dari pajak daerah dan retribusi Jangan sampai dana desa daerah serta alokasi tambahan malah menimbulkan masalah lain-lain, maka setiap desa akan (korupsi),” ujarnya.

“Penyaluran dana desa itu dibagi tiga tahap setiap tahunnya. April (40 persen) tahap pertama, mendapat minimal Rp 400 - 500 Anggota DPD, tambahnya, Agustus (40 persen) tahap kedua, juta. Dana itu digunakan untuk akan mengawasi implementasi dan November (20 persen) tahap membiayai penyelenggaraan dana desa ini. Termasuk Foto Istimewa|45

56

JUNI - JULI 2015

Foto Dok. 45

penyalurannya ke bawah yang diharapkan tepat waktu. Dana Desa itu sendiri berasal dari APBNP (2015) yang telah disahkan. Salah satu perubahan mendasar dalam APBNP 2015 adalah kebijakan transfer daerah dan dana desa. Total belanja dana desa untuk seluruh Indonesia ditetapkan Rp 664,6 triliun.

senator

Masyarakat diminta untuk mengawasi dana desa ini. Apabila ada penyelewengan dan pembangunan yang tidak tepat sasaran, silakan dilaporkan ke kami (Anggota DPD daerah pemilihan Sumatera Utara)

senator

Keuangan Teuku Radja Sjahnan, dengan agenda pembahasan materi pengawasan Dana Transfer Daerah.

Dalam rapat itu dijelaskan “Kami berharap, dana desa beberapa permasalahan yang ini dapat memberi kontribusi kerap terjadi pada bagian positif bagi pembangunan di anggaran transfer ke daerah. Di daerah, khususnya di desa yang antaranya mengenai masalah terletak di wilayah Sumatera Dana Bagi Hasil Sumber Daya Utara. Masyarakat diminta Alam, Penyaluran Tunjangan untuk mengawasi dana desa ini. Profesi Guru dan Rekonsiliasi Apabila ada penyelewengan dan Dana Transfer Daerah, serta pembangunan yang tidak tepat Dana Desa. sasaran, silakan dilaporkan ke Terkait Dana Desa, disebutkan kami (Anggota DPD daerah bahwa Kementerian Keuangan pemilihan Sumatera Utara),” telah menerbitkan Peraturan kata Senator muda ini. Menteri Keuangan yang

Dedi menjelaskan kepada EmpatLima.

kembali

Dedi Iskandar berharap, semua elemen masyarakat turut mengawasi penggunaan dana desa ini. Ia membuka pintu selebar-lebarnya kepada masyarakat yang ingin mengadukan penyimpangan dana desa ke DPD, yang juga merupakan lembaga pengawasan. “Jangan ragu, laporkan ke kami (DPD). Kalau Komite IV Kaji Materi Pengawasan mengatur secara detail mengenai takut, kita lindungi pelapornya. Dana Transfer Daerah Tata Cara Alokasi Dana Desa. Masyarakat harus turut andil dalam pengawasan ini, dan Sementara mengenai “Dalam peraturan tersebut ada bekerja sama dengan DPD pengawasan, Dedi mengatakan, rumus mengenai bagaimana membangun pemerintahan yang Komite IV DPD RI telah dana itu diberikan, ada alokasi bersih,” tegasnya. menggelar Rapat Dengar dasar yang memperhitungkan Pendapat (RDPU) dengan jumlah penduduk dan tingkat (Tim 45) perwakilan dari Kementerian kesulitan geografis desa,” kata

JUNI - JULI 2015

57


Dana Desa Harus Diawasi

K

epala desa (kades) dan perangkatnya pantas bersoraksorai, pasalnya dana desa yang ditunggu-tunggu telah cair dalam tahap I di bulan April lalu. Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Komite IV (Keuangan) Dedi Iskandar Batubara mengingatkan bahwa dana desa harus digunakan untuk kepentingan rakyat. Ia mengatakan, April 2015, dana desa dengan total minimal Rp 400 juta akan disalurkan 40 persen sebagai realisasi tahap pertama.

ketiga. Penyalurannya ke desa dilakukan paling lambat tujuh hari setelah diterima di kas daerah,” kata Dedi.

pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan yang penggunaannya mengacu pada Ia merinci, untuk Sumatera Rencana Pembangunan Jangka Utara ada 5.389 desa yang Menengah Desa dan Rencana tersebar di 27 kabupaten se- Kerja Pemerintah Desa. Sumatera Utara. Dana desa “Semua rencana itu harus itu merupakan implikasi berdasar pada kepentingan atas ditetapkannya UU No. rakyat. Pemerintah provinsi 6/2014 tentang Desa. Sumut tetap bertanggung jawab secara memperoleh Rp 1.461.156.834 keseluruhan atas keberhasilan dana desa, jika diambil rata-rata, pelaksanaan dana desa. Aparatur maka tiap desa akan memperoleh pemerintahan, khususnya Rp 271 juta. di desa, harus bersinergi Ditambah alokasi 10 persen dalam pengelolaan dana desa. dari pajak daerah dan retribusi Jangan sampai dana desa daerah serta alokasi tambahan malah menimbulkan masalah lain-lain, maka setiap desa akan (korupsi),” ujarnya.

“Penyaluran dana desa itu dibagi tiga tahap setiap tahunnya. April (40 persen) tahap pertama, mendapat minimal Rp 400 - 500 Anggota DPD, tambahnya, Agustus (40 persen) tahap kedua, juta. Dana itu digunakan untuk akan mengawasi implementasi dan November (20 persen) tahap membiayai penyelenggaraan dana desa ini. Termasuk Foto Istimewa|45

Foto Dok. 45

penyalurannya ke bawah yang diharapkan tepat waktu. Dana Desa itu sendiri berasal dari APBNP (2015) yang telah disahkan. Salah satu perubahan mendasar dalam APBNP 2015 adalah kebijakan transfer daerah dan dana desa. Total belanja dana desa untuk seluruh Indonesia ditetapkan Rp 664,6 triliun. “Kami berharap, dana desa ini dapat memberi kontribusi positif bagi pembangunan di daerah, khususnya di desa yang terletak di wilayah Sumatera Utara. Masyarakat diminta untuk mengawasi dana desa ini. Apabila ada penyelewengan dan pembangunan yang tidak tepat sasaran, silakan dilaporkan ke kami (Anggota DPD daerah pemilihan Sumatera Utara),” kata Senator muda ini.

senator

Masyarakat diminta untuk mengawasi dana desa ini. Apabila ada penyelewengan dan pembangunan yang tidak tepat sasaran, silakan dilaporkan ke kami (Anggota DPD daerah pemilihan Sumatera Utara)

senator

perwakilan dari Kementerian Keuangan Teuku Radja Sjahnan, dengan agenda pembahasan materi pengawasan Dana Transfer Daerah. Dalam rapat itu dijelaskan beberapa permasalahan yang kerap terjadi pada bagian anggaran transfer ke daerah. Di antaranya mengenai masalah Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam, Penyaluran Tunjangan Profesi Guru dan Rekonsiliasi Dana Transfer Daerah, serta Dana Desa.

kesulitan geografis desa,” kata Dedi menjelaskan kembali kepada EmpatLima. Dedi Iskandar berharap, semua elemen masyarakat turut mengawasi penggunaan dana desa ini. Ia membuka pintu selebar-lebarnya kepada masyarakat yang ingin mengadukan penyimpangan dana desa ke DPD, yang juga merupakan lembaga pengawasan. “Jangan ragu, laporkan ke kami (DPD). Kalau takut, kita lindungi pelapornya. Masyarakat harus turut andil dalam pengawasan ini, dan bekerja sama dengan DPD membangun pemerintahan yang bersih,” tegasnya.

Terkait Dana Desa, disebutkan bahwa Kementerian Keuangan telah menerbitkan Peraturan Keuangan yang Komite IV Kaji Materi Menteri Pengawasan Dana Transfer mengatur secara detail mengenai Tata Cara Alokasi Dana Desa. Daerah Sementara mengenai “Dalam peraturan tersebut ada pengawasan, Dedi mengatakan, rumus mengenai bagaimana Komite IV DPD RI telah dana itu diberikan, ada alokasi menggelar Rapat Dengar dasar yang memperhitungkan Pendapat (RDPU) dengan jumlah penduduk dan tingkat (Tim 45)

56

JUNI - JULI 2015

JUNI - JULI 2015

57


senator

anamatope

Pilkada Tanpa ‘L’ Mukhlis Win Ariyoga

Satu-satunya peristiwa politik yang melibatkan rakyat sebagai pengambil keputusan utama, ya pemilihan umum. Baik itu pemilihan presiden dan wakil, pemilihan legislator, maupun gubernur, walikota/bupati. Namun, sayangnya, perhelatan penting dalam proses demokratisasi ini kerap terjadi hurahara dan sengketa. Kalau sudah begitu maka penyelewengan makna dan tujuan pun ditempuh demi capaian kepentingan kelompok tertentu. Inilah barangkali yang memicu menurunnya angka partisipasi rakyat pada pemilu lalu. Banyak hal berjumpalitan di benak kita tatkala mendengar kata ‘pilkada’. Mulai dari yang benar serius, serius-seloroh hingga seloroh-serius. Sampai-sampai ada yang memelesetkannya mejadi ‘pil-kadal’ dan segala macam pil termasuk ‘pil - k - ada?’ (‘k’ yang dimaksudkan koplo). Ada-ada saja memang. Belum lagi omongan seperti ‘ada pilkada, ada job’, ‘pilkada? Capek, deeeh’, ‘ada uang adik sayang pilkada-ng’. Parahnya lagi, ‘maju tak gentar membela yang bayar’. Miris. Dan, sekilas terdengar mengada-ada, memang. Namun, itulah fenomena yang berkembang dari beberapa kali perhelatan demokrasi ini berlangsung. Bukan tanpa alasan kalimat-kalimat bernada miring itu berjumpalitan dan tumpahruah ke permukaan. Akumulasi pengalamanlah yang menempa dan mengkonstruksi hal tersebut. Salah satunya rasa kecewa. Kecewa sudah buang-buang energi dan waktu---mulai dari pendaftaran, mengisi formulir hingga digiring lalu antre di depan kotak suara. Namun, alangkah disayangkan, sosok yang dipilih malah berkhianat setelah jadi pejabat. Ia ingkari jajinya. Alih-alih menjadi pemimpin yang amanah, malah membangun ruang privat di tengah ruang publik yang notabene rakyat pemilihnya. Sejatinya, pilkada adalah sarana demokrasi untuk mewujudkan cita-cita masyarakat adil, makmur, dan sejahtera. Nah, jika demikian, seharusnya rakyatlah

58

JUNI - JULI 2015

yang jadi ‘tuan’, bukan elit politik, tim sukses, KPU, Bawaslu, apalagi pengusaha. Bukan malah rakyat hanya dijadikan komoditas politik sesaat. Setelah usai perhelatan, eh, dilupakan. Itu sungguh tidak memberikan pendidikan politik yang sehat dan beradab kapada rakyat. Peristiwa pilkada, adalah peristiwa demokrasi. Rakyat menentukan sendiri siapa yang akan memimpin mereka. Di momen inilah terjadi proses interaksi dan transaksi antara pemilih dengan yang dipilih. Transaksi dimaksudkan bukan soal jual-beli suara, tapi terkait visi-misi, program dan kontrak sosial tentunya. Di peristiwa ini pula kesempatan untuk menakar tingkat antusiasme partisipasi masyarakat, yang kelak menjadi alat legitimasi bagi pemimpin terpilih. Tak lama lagi pilkada serentak dilangsungkan. Catatan di atas barangkali dapat menjadi cermin bagi siapa pun yang peduli terhadap pembangunan politik yang sehat di negeri tercinta ini. Terutama para elit politik. Itupun kalau mau dianggap penting. Tujuannya tak lain, supaya pilkada ke depan benar-benar menjadi ajang kontestasi politik yang sehat dan beradab. Pun tidak ada dusta di antara kita (pemilih dan yang dipilih). Bisakah?

JUNI - JULI 2015

59


senator

anamatope

Pilkada Tanpa ‘L’ Mukhlis Win Ariyoga

Satu-satunya peristiwa politik yang melibatkan rakyat sebagai pengambil keputusan utama, ya pemilihan umum. Baik itu pemilihan presiden dan wakil, pemilihan legislator, maupun gubernur, walikota/bupati. Namun, sayangnya, perhelatan penting dalam proses demokratisasi ini kerap terjadi hurahara dan sengketa. Kalau sudah begitu maka penyelewengan makna dan tujuan pun ditempuh demi capaian kepentingan kelompok tertentu. Inilah barangkali yang memicu menurunnya angka partisipasi rakyat pada pemilu lalu. Banyak hal berjumpalitan di benak kita tatkala mendengar kata ‘pilkada’. Mulai dari yang benar serius, serius-seloroh hingga seloroh-serius. Sampai-sampai ada yang memelesetkannya mejadi ‘pil-kadal’ dan segala macam pil termasuk ‘pil - k - ada?’ (‘k’ yang dimaksudkan koplo). Ada-ada saja memang. Belum lagi omongan seperti ‘ada pilkada, ada job’, ‘pilkada? Capek, deeeh’, ‘ada uang adik sayang pilkada-ng’. Parahnya lagi, ‘maju tak gentar membela yang bayar’. Miris. Dan, sekilas terdengar mengada-ada, memang. Namun, itulah fenomena yang berkembang dari beberapa kali perhelatan demokrasi ini berlangsung. Bukan tanpa alasan kalimat-kalimat bernada miring itu berjumpalitan dan tumpahruah ke permukaan. Akumulasi pengalamanlah yang menempa dan mengkonstruksi hal tersebut. Salah satunya rasa kecewa. Kecewa sudah buang-buang energi dan waktu---mulai dari pendaftaran, mengisi formulir hingga digiring lalu antre di depan kotak suara. Namun, alangkah disayangkan, sosok yang dipilih malah berkhianat setelah jadi pejabat. Ia ingkari jajinya. Alih-alih menjadi pemimpin yang amanah, malah membangun ruang privat di tengah ruang publik yang notabene rakyat pemilihnya. Sejatinya, pilkada adalah sarana demokrasi untuk mewujudkan cita-cita masyarakat adil, makmur, dan sejahtera. Nah, jika demikian, seharusnya rakyatlah

58

JUNI - JULI 2015

yang jadi ‘tuan’, bukan elit politik, tim sukses, KPU, Bawaslu, apalagi pengusaha. Bukan malah rakyat hanya dijadikan komoditas politik sesaat. Setelah usai perhelatan, eh, dilupakan. Itu sungguh tidak memberikan pendidikan politik yang sehat dan beradab kapada rakyat. Peristiwa pilkada, adalah peristiwa demokrasi. Rakyat menentukan sendiri siapa yang akan memimpin mereka. Di momen inilah terjadi proses interaksi dan transaksi antara pemilih dengan yang dipilih. Transaksi dimaksudkan bukan soal jual-beli suara, tapi terkait visi-misi, program dan kontrak sosial tentunya. Di peristiwa ini pula kesempatan untuk menakar tingkat antusiasme partisipasi masyarakat, yang kelak menjadi alat legitimasi bagi pemimpin terpilih. Tak lama lagi pilkada serentak dilangsungkan. Catatan di atas barangkali dapat menjadi cermin bagi siapa pun yang peduli terhadap pembangunan politik yang sehat di negeri tercinta ini. Terutama para elit politik. Itupun kalau mau dianggap penting. Tujuannya tak lain, supaya pilkada ke depan benar-benar menjadi ajang kontestasi politik yang sehat dan beradab. Pun tidak ada dusta di antara kita (pemilih dan yang dipilih). Bisakah?

JUNI - JULI 2015

59



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.