BUKU PANDUAN UMUM WQM HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
JULI 2007 This publication was produced by Development Alternatives, Inc. for the United States Agency for International Development under Contract No. 497-M-00-05-00005-00
Kredit foto: Asep Mulyana, ESP Jakarta Mata air Denokan, Sub-DAS Blongkeng.
BUKU PANDUAN UMUM WQM HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
Title:
Program, Activity, or Project Number: Strategic Objective Number: Sponsoring USAID Office and Contract Number:
Buku Panduan Umum WQM Hubungan Kualitas Air dengan Lingkungan-Ekonomi dan Kesehatan Masyarakat Environmental Services Program, DAI Project Number: 5300201. SO No. 2, Higher Quality Basic Human Services Utilized (BHS). USAID/Indonesia, Contract number: 497-M-00-05-00005-00.
Contractor Name:
DAI.
Date of Publication:
Juli 2007
ABSTRAK Sebagai akibat terjadinya degradasi lingkungan yang disebabkan oleh berbagai aktifitas manusia dalam memenuhi kebutuhannya maka dampak utama yang dapat dirasakan dan dilihat secara nyata dialam adalah terjadinya perubahan dan penurunan sumberdaya air baik secara kualitas dan kualitas. Secara kuantitas, sebagai salah satu contoh akibat penurunan kemampuan daerah resapan dalam menahan dan menyimpan air hujan maka pada setiap musim hujan tiba selalu terjadi bencana banjir yang telah memakan harta benda dan nyawa yang sangat besar. Kejadian bencana banjir bukan disebabkan oleh bertambahnya volume air (secara umum volume air adalah tetap), tetapi permasalahan utamanya adalah berkaitan dengan pengelolaan wadah sumberdaya air (watershed=daerah resapan DAS) yang buruk sehingga air hujan tidak dapat tertahan disaat hujan dan yang akan dialirkan ke hilir (sungai) di saat musim kemarau tiba. Secara kualitas, pada saat musim hujan dan kemarau walaupun keberadaan sumberdaya air masih melimpah tetapi tidak dapat dijadikan sebagai bahan baku air bersih, hal ini disebabkan terjadinya polusi dengan peningkatan beberapa parameter kualitas air yang sudah diatas ambang baku yang diperbolehkan. Polusi terjadi bukan secara alami, akan tetapi sebagai akibat perilaku manusia yang masih belum menyadari tentang bagaimana mengelola dan menjaga sumberdaya air tersebut secara baik. Pembuangan berbagai jenis sampah/limbah yang langsung dibuang ke badan-badan air, yang berakibat sumberdaya air tersebut tidak layaksebagai bahan abu air bersih. Upaya-upaya perbaikan daerah resapan dan pengelolaan sumberdaya air yang benar terus dilakukan oleh berbagai pihak dengan berbagai metoda dan teknis, seperti pendekatan rehabilitasi/konservasi lahan atau kawasan resapan sungai atau DAS. Untuk mengetahui kondisi sebelum kegiatan perbaikan dilakukan dan untuk mengukur tingkat keberhasilan rehabilitasi/konservasi tersebut maka perlu dilakukan pengukuran dan pemantauan terhadap beberapa parameter kualitas maupun kuantitas sumberdaya air yang terpengaruh secara langsung oleh kegaiatan rehabilitasi/konservasi tersebut. Pada akhirnya berdasarkan data dan informasi yang didapat dari hasil pengukuran dilapangan maka dapat disimpulkan tentang tingkat keberhasilan dan kecenderungan kondisi sumberdaya air dalam kawasan dimana kegiatan rehabilitasi/konservasi dilakukan.
DAFTAR ISI DAFTAR ISI ................................................................................................................................ II DAFTAR FOTO.........................................................................................................................IV DAFTAR GAMBAR....................................................................................................................V KATA PENGANTAR ................................................................................................................VI 1.
SUMBERDAYA AIR DAN PERMASALAHANNYA ...................................................... 1 1.1. AIR DAN KEHIDUPAN MANUSIA ....................................................................................................1 1.2. KUANTITAS AIR DI BUMI ...................................................................................................................2 1.3. HUJAN DAN SIKLUS AIR....................................................................................................................3 1.4. PERMASALAHAN SUMBERDAYA AIR .............................................................................................4 1.4.1. Banjir dan kekeringan ...................................................................................................................................4 1.5. SUMBER PENCEMAR AIR ....................................................................................................................5
2.
PENGUKURAN DAN PEMANTAUAN KUALITAS DAN KUANTITAS AIR ........... 9 2.1. PERALATAN DAN BAHAN YANG DIPAKAI.............................................................................. 10 2.1.1. Peralatan ukur.............................................................................................................................................. 10 2.1.2. Bahan pendukung ....................................................................................................................................... 10 2.2. HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN- EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT ................................................................................................................................................... 18 2.2.1. PARAMETER FISIK AIR.............................................................................................................................. 19 2.2.2. PARAMETER KIMIA AIR............................................................................................................................ 23
3.
PENUTUP ......................................................................................................................... 33
4.
DAFTAR REFERENSI ...................................................................................................... 35
DAFTAR FOTO FOTO 1: ANTRIAN RUTIN MASYARAKAT GUNUNG KIDUL UNTUK MENDAPATKAN AIR BERSIH ...........................1 FOTO 2: BANJIR RUTIN DI JAKARTA AKIBAT BURUKNYA PENGELOLAAN DAN PERUNTUKAN LAHAN DAS DI SEKITAR WILAYAH JAKARTA .........................................................................................................................4 FOTO 3: PENGGUNAAN PUPUK/PESTISIDA YANG TIDAK TEPAT AKAN MENGHASILKAN LIMBAH YANG MENCEMARI AIR, LINGKUNGAN DAN BERBAHAYA BAGI MASYARAKAT (LOKASI : GEGERBENTANG, CIANJUR, KREDIT: ASEP MULYANA) ............................................................................................................6 FOTO 4: SAMPAH ORGANIK-NONORGANIK YANG DIBUANG KE SUNGAI AKAN MENCEMARI AIR DAN BERDAMPAK BAGI LINGKUNGAN, KESEHATAN, PEREKONOMIAN MASYARAKAT (LOKASI : HULU SUNGAI CIPENDAWA, CIANJUR, KREDIT: ASEP MULYANA). .....................................................................7 FOTO 5: IKAN DAN BIOTA AIR MATI AKIBAT AIR YANG TERCEMAR DAN BERAKIBAT MENURUNKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT (LOKASI : CIRATA, CIANJUR, KREDIT: ANONIM)....................................8 FOTO 6: TEKNIK PENGOLAHAN LAHAN YANG TIDAK BENAR MENGAKIBATKAN EROSI LAPISAN TANAH PUCUK (TOP SOIL), MENGAKIBATKAN AIR SUNGAI KERUH (LOKASI: DAERAH SUNTEN JAYA-BANDUNG, KREDIT: ASEP MULYANA). ......................................................................................................................... 20 FOTO 7: BAKTERI (AEROB/ANAEROB) PENGURAI MEMBUTUHKAN OKSIGEN YANG DIAMBIL DARI AIR, MAKA AIR MENJADI BERBAU BUSUK, BERWARNA HITAM DAN BIOTA AIR MENJADI RENDAH ................................. 25 FOTO 8: BATUAN DAN TANAH MERUPAKAN SUMBER UTAMA UNSUR BESI (FE) DI ALAM, TERLARUT OLEH AIR TANAH, BERWARNA KUNING PADA WAKTU KONTAK DENGAN UDARA LUAR. (LOKASI : DESA SAMBAK, YOGYAKARTA. KREDIT: ASEP MULYANA) ............................................................................... 28 FOTO 9: SALAH SATU SUMBER NITROGEN ORGANIK ADALAH KOTORAN TERNAK BINATANG YANG DIBUANG KE SUNGAI DAN AKAN MEMBENTUK AMONIUM, NITRIT DAN NITRAT DI DALAM AIR. (LOKASI: DESA GEGERBENTANG, CIANJUR. KREDIT: ASEP MULYANA) .......................................................................... 29 FOTO 10: SALAH SATU SUMBER UNSUR PHOSPOR (PHOSFAT) ADALAH RESIDU PUPUK DAN PESTISIDA, MENCEMARI AIR DAN BERBAHAYA BAGI KESEHATAN MASYARAKAT/MAHLUK HIDUP (LOKASI: SEMANGAT GUNUNG, KARO. KREDIT: ASEP MULYANA). ..................................................................... 31 FOTO 11: PENGGUNAAN PESTISIDA BERLEBIHAN DAN TIDAK EFFISIEN PADA SAYURAN, MENGHASILKAN RESIDU BEBERAPA LOGAM BERAT YANG MENCEMARI AIR DAN BERSIFAT RACUN BAGI TUBUH MANUSIA/KARSINOGENIK (LOKASI: DESA GEGERBENTANG, CIANJUR. KREDIT: ASEP MULYANA) .... 32
DAFTAR GAMBAR GAMBAR 1: ILUSTRASI PROSES SIKLUS AIR DI ALAM .....................................................................................................3 GAMBAR 2: BERBAGAI KEGIATAN YANG AKAN MENGOTORI DAN MENURUNKAN KUALITAS SUMBERDAYA AIR DARI HULU KE HILIR (PHOTO : SUMBER PENCEMAR AIR, KREDIT PHOTO : FORKAMI ..............................5
KATA PENGANTAR Buku uraian singkat tentang hubungan antara kualitas air dengan kondisi lingkungan, ekonomi dan kesehatan masyarakat disusun sebagai tambahan bahan informasi dan diskusi bagi team Filed Assistant dalam membangun, mengembangkan dan menambah wawasan peserta sekolah lapangan (SL) di wilayah kerjanya masing-masing, tentang bagaimana hubungan timbal balik antara kualitas sumberdaya air terhadap kondisi lingkungan secara umum, peranan dan pengaruh kualitas air terhadap sektor usaha dan ekonomi masyarakat dan yang tidak kalah pentingnya adalah tentang beberapa kemungkinan risiko kesehatan yang mungkin akan dirasakan sebagai akibat mengkonsumsi sumberdaya air dengan kualitas yang sudah menurun/tercemar. Dengan diberikannya informasi atau bahan diskusi ini diharapkan akan semakin memperkuat kesadaran para peserta SL tentang pentingnya menjaga kualitas/kuantitas sumberdaya air dengan upaya menjaga daerah DAS di wilayahnya masing–masing. Langkah pertama untuk menjaga sebuah DAS tersebut adalah dengan menyusun programprogram kerja/kegiatan rehabilitasi/konservasi lahan yang dituangkan dalam sebuah dokumen rencana aksi (action plan/management plan), yang akan menjadi acuan program kerja bersama dari kelompok masyarakat atau desa/kelurahan (para pihak). Diharapkan bahwa informasi dan uraian singkat ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang menggunakannya, walaupun disadari informasi ini masih memerlukan penyempurnaan dan perbaikan. Jakarta,‌‌Juli 2007 Team ESP
1. SUMBERDAYA AIR DAN PERMASALAHANNYA 1.1. AIR DAN KEHIDUPAN MANUSIA Air merupakan salah satu zat yang paling dibutuhkan oleh manusia dalam proses kehidupan ini setelah udara, baik secara kualitas maupun kuantitas. Tanpa zat air, manusia akan mengalami berbagai kesukaran dan kendala dalam menjalankan kehidupan ini. Air yang dimaksud dalam konteks ini adalah air tawar, karena hanya air tawar (air bersih) yang akan dapat secara langsung dipakai dalam menunjang kehidupan masyarakat/manusia (ekonomi/kesejateraannya) dan kesehatannya. Adapun pengertian atau batasan dari air bersih adalah semua air yang dapat digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya dimana kualitasnya dapat memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
Foto 1: Antrian rutin masyarakat Gunung Kidul untuk mendapatkan air bersih (lokasi: Gunung Kidul, Yogyakarta; kredit: anonim)
Kondisi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat sangat ditentukan oleh tingkat ketersediaan air bersih, apabila masyarakat dapat dengan mudah mendapat air bersih maka dapat dipastikan tingkat kesehatannya akan meningkat, dimana secara otomatis apabila kesehatannya baik maka masyarakat akan dapat melakukan kegiatan perekonomiannya secara baik, sehingga akan dapat meningkatkan kualitas kehidupannya. Disamping memegang peranan sangat penting dalam keberlangsungan kehidupan, tetapi sumberdaya air apabila tidak dikelola dan dipergunakan dengan baik (tepat) maka akan mengakibatkan beberapa permasalahan dalam kehidupan masyarakat. Pada musim hujan sering terjadi banjir terjadi dimana-mana yang mengakibatkan banyak korban jiwa dan kerugian harta benda yang sangat besar. Sebaliknya pada saat musim kemarau akan terjadi
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
kekeringan dan kesulitan air yang mengakibatkan gagal panen serta diikuti dengan terjangkitnya berbagai penyakit yang berkaitan dengan kurangnya suplai dan ketersediaan air bersih dan sanitasi bagi masyarakat. Banyak penyakit menular yang disebabkan oleh menurunnya kualitas dan kuantitas air, terutama di musim kemarau, seperti muntaber, diarrea, gatal-gatal dan lain-lain. Hal ini terjadi karena di saat musim kemarau terjadi penurunan kuantitas (tidak terjadi pengenceran) atau akan terjadi peningkatan konsentrasi bahan-bahan terlarut termasuk bakteri-bakteri yang berasal dari limbah domestik, sehingga tingkat kejadian penyakit tersebut akan meningkat tajam. Berbagai aspek dan permasalahan yang berkaitan dengan air, baik secara kuantitas dan kualitas air tersebut akan sangat ditentukan oleh baik dan buruknya sistem pengelolaan dan pengaturan daerah penampungan sumberdaya air, baik di bagian hulu, bagian tengah dan bagian hilir yang disebut dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) atau watershed system, terutama pengaturan dan pengelolaan peruntukan serta penggunaan lahan di bagian hulu, yang berfungsi untuk meresapkan, menahan dan menampung air.
1.2. KUANTITAS AIR DI BUMI Hampir dua per tiga permukaan bumi ini ditempati oleh air, dengan komposisi perbandingan lokasi dan fasa air sebagai berikut : •
97,2 % merupakan air laut yang bersifat asin sebagai akibat terlarutnya berbagai jenis garam dan mineral lainnya;
•
2,14 % sebagai es dan geltser yang membeku/fasa padat yang berada di puncakpuncak gunung yang sangat tinggi (Puncak Jayawijaya di Indonesia);
•
0,16 sebagai air tanah yang berada dibawah permukaan tanah yang berupa air tanah dalam dan dangkal;
•
0,009 % sebagai air permukaan yang menempati sungai, danau, situ, kolam, sawah, bendungan, dan lain-lain;
•
0,005 % sebagai uap air yang berada dalam ruang antar butir tanah pucuk (soil) yang dapat mendukung per-akaran dan pertumbuhan tanaman;
•
serta 0,001 % sebagai uap air dan hujan yang berada di udara bebas.
Memperhatikan data umum perbandingan dan distribusi tersebut diatas, terlihat bahwa jumlah volume air tawar yang ada di muka bumi ini hanyalah sedikit saja (total sekitar 2,309 % saja), yang dipergunakan oleh semua mahluk hidup/manusia dalam semua aktifitas dan keperluannya. Walaupun sumberdaya air didunia ini dipakai oleh seluruh mahluk hidup dalam kehidupannya, akan tetapi secara jumlah (kuantitas) sumberdaya air tersebut adalah tetap sama (tidak berkurang walaupun dipakai) akan tetapi bentuk/fasa dan kualitasnya saja yang akan mengalami perubahan yang sesuai dengan proses pemanfaatan yang dialaminya.
ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
2
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
1.3. HUJAN DAN SIKLUS AIR Seluruh sumberdaya air dimuka bumi ini dengan berbagai bentuk, fasa dan distribusinya selalu berkaitan dan berinteraksi secara dinamis dalam sebuah siklus tertutup, yang dinamakan siklus air yang melibatkan seluruh sumberdaya air di dunia ini. Awal mula fasa siklus air ini tidak dapat ditentukan secara pasti, hanya saja untuk mempermudah dalam memahami siklus tersebut dapat dimulai dari : •
proses penguapan dari sumberdaya air dipermukaan bumi (air laut, sungai, daun tumbuhan, dll) sebagai akibat adanya proses pemanasan oleh sinar matahari, dalam fasa ini air berupa uap air yang akan membentuk gumpalan awan di udara;
•
selanjutnya air dalam fasa uap atau awan tersebut dengan proses fisika dan kimia (proses penurunan suhu dan kondensasi) akan menjelma menjadi butiran air hujan yang akan jatuh ke permukaan bumi;
•
selama proses hujan berlangsung, maka sebagian kecil air hujan tersebut akan menguap kembali ke udara dan sebagian besar akan jatuh ke bumi (termasuk ke pepohonan/tumbuhan);
•
proses berikutnya adalah air permukaan tersebut akan tertahan dan diserap oleh tumbuhan untuk dipergunakan dalam proses pertumbuhannya, dalam tahapan ini tumbuhan juga akan menguapkan sebagian air melalui daunnya dalam proses fotosintesa dan sebagian lagi dilepaskan kedalam tanah (soil) melalui kegiatan perakaran tumbuhan tersebut;
•
sebagian besar air hujan yang jatuh di permukaan tanah tersebut akan bergabung membentuk aliran air permukaan (air larian) yang akan bergabung membentuk sistim sungai di permukaan, juga sebagian lagi akan meresap kedalam tanah menjadi air tanah (dangkal dan dalam dan mata air);
•
air larian/sungai/mata air akan membentuk mengalir menjadi sebuah sungai yang mengalir dari hulu ke arah hilir, juga dalam tahapan ini terjadi penguapan dan peresapan sumberdaya mata air menjadi uap air dan air tanah;
Gambar 1: Ilustrasi proses siklus air di alam (kredit: anonim)
•
proses berikutnya adalah air sungai tersebut mencapai laut dan proses pemanasan oleh sinar mata hari akan menimbulkan penguapan dari air laut menjadi butiran uap air yang terdorong oleh angin membentuk gumpalan awan di angkasa dan karena
ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
3
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
proses alam lainnya (kondensasi dan penurunan suhu) maka awan tersebut akan turun menjadi hujan kembali yang jatuh ke permukaan bumi. •
Proses siklus sumberdaya air tersebut akan terus berlangsung secara berulang-ulang dalam setiap waktu/periode, sehingga dikenal periode banyak kejadian hujan disebut musim hujan dan periode kejadian sedikit hujan dinamakan musim kemarau.
1.4. PERMASALAHAN SUMBERDAYA AIR Telah disinggung di muka bahwa secara kuantitas sumberdaya air dimuka bumi ini adalah konstan dan juga siklus air tersebut juga adalah tetap dan tertutup, maka apabila timbul berbagai masalah yang berkaitan dengan sumberdaya air ini di muka bumi ini yang selalu menyangkut dua aspek yaitu aspek kualitas dan kuantitas sumberdaya air tersebut.
1.4.1. BANJIR DAN KEKERINGAN Permasalahan klasik yang selalu terjadi secara berulang dalam setiap tahunnya yang berkaitaan dengan aspek kuantitas sumberdaya air adalah terjadinya banjir yang selalu menimbulkan kerugian harta,benda dan jiwa yang selalu terjadi dimusim hujan dan terjadinya kekeringan/kekurangan air pada waktu musim kemarau tiba, sehingga menimbulkan bencana kelaparan dan kebakaran hutan dan lahan dengan kerugian yang sedemikian besar juga kerusakan lingkungan yang tidak ternilai harganya. Kedua permasalahan tersebut hanyalah merupakan permasalahan tentang bagaimana melakukan pengelolaan (mengatur) dan menjaga wadah alam dari sumberdaya air tersebut yang dinamakan Daerah Aliran Sungai (DAS) atau disebut juga dengan sistim daerah tangkapan hujan (watersheed). Apabila wadah alami berupa daerah resapan hujan tersebut dapat dipertahankan sebagai hutan (secara umum) dan penggunaan lahan tersebut dapat dikontrol sedemikian rupa sehingga kemampuan daerah resapan tersebut masih tetap dapat menahan dan menampung sumberdaya air (hujan) secara baik di saat musim hujan tiba, sehingga wadah alami tersebut akan melepaskan sumberdaya air yang ditahannya oleh hutan dan alam tersebut secara perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit pada waktu atau saat musim kemarau tiba, sehingga keseimbangan jumlah sumberdaya air tersebut pada waktu musim hujan dan musim kemarau akan seimbang dan terjaga dengan baik.
Foto 2: Banjir rutin di Jakarta akibat buruknya pengelolaan dan peruntukan lahan DAS di sekitar wilayah Jakarta (Lokasi: Jln. Thamrin Jakarta; kredit: anonim)
ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
4
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
Bencana banjir terjadi karena air hujan yang masuk kedalam sebuah wilayah DAS tidak dapat menahan dan menampung air hujan (lahan gundul), sehingga air hujan tersebut pada saat yang bersamaan dan dalam waktu yang bersamaan pula mengalir ke bagian bawah (hilir), pada waktu mengalir tersebut maka air hujan tersebut menyapu dan menghancurkan seluruh benda yang dilaluinya sehingga terjadi apa yang dinamakan Bencana Banjir. Sebaliknya, karena seluruh sumberdaya air telah habis mengalir ke arah hilir pada waktu banjir terjadi, sehingga pada waktu musim kemarau tiba sudah tidak ada lagi sumberdaya air yang dapat keluar menjadi mata air dan air sungai. Mata air dan sungai menjadi kering kerontang, maka terjadilah bencana kekeringan atau kekurangan air dimana-mana. Kekeringan ini akan mengakibatkan bencana gagal panen dan kelaparan dimana-mana, selanjutnya akan berjangkitlah berbagai penyakit yang berhubungan dengan keterbatasan suplai air bersih, seperti muntaber, diarheae dan lain-lain yang akan memakan korban jiwa, terutama anak-anak dan balita. Dampak lingkungan lainnya akibat kekeringan ini adalah terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang melanda berbagai wilayah di Indonesia, akibatnya berbagai potensi plasma nuftah menjadi punah, sebuah kerugian yang tidak ternilai oleh ukuran uang.
1.5. SUMBER PENCEMAR AIR Pada penjelasan ini, permasalahan yang menyangkut kuantitas air berupa banjir dan kekeringan tidak akan dibahas lebih jauh, tetapi akan lebih membahas tentang proses-proses yang terjadi selama air mengalir dipermukaan dan di dalam tanah, yang melibatkan sumberdaya air tersebut sehingga akan menurunkan aspek kualitas air tersebut serta hubungannya dengan berbagai permasalahan masyarakat secara umum berkaitan dengan kualitas sumberdaya air tersebut. Permasalahan yang akan dibahas menyangkut aspek ekonomi, kesehatan dan berbagai kendala lingkungan lainnya yang akan dihadapi oleh masyarakat, berkaitan dengan kualitas sumberdaya air. Secara alami, kualitas air hujan umumnya dapat dikatagorikan memiliki kualitas yang baik, karena air hujan di udara belum bersentuhan dengan berbagai jenis mineral apapun sehingga kualitas air hujan dapat dikatagorikan sebagai air aquades atau air hasil destilasi. Walaupun akhir-akhir ini, karena terjadinya berbagai proses pencemaran udara, maka terlihat kecenderungan terjadinya penurunan tingkat keasaman air sebagai akibat terjadinya polusi oleh berbagai unsur gas buangan industri dan kendaraan bermotor.
Gambar 2: Berbagai kegiatan yang akan mengotori dan menurunkan kualitas sumberdaya air dari hulu ke hilir (Gambar: Sumber Pencemar Air; kredit: Forkami) ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
5
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
Tahapan proses terjadinya penurunan kualitas sumberdaya air dalam sebuah siklus sumberdaya air di alam terjadi pada dua tahapan proses, yaitu : 1. Tahapan air hujan pada saat bersentuhan dengan permukaan tanah di daerah peresapan, dimana kita ketahui bahwa tanah dan batuan terdiri dari berbagai jenis mineral yang tersusun oleh unsur-unsur kimia (anorganik) yang komplek. Unsur-unsur kimia anorganik dalam mineral tersebut, ada yang berguna untuk kehidupan manusia juga ada yang bersifat racun bagi tubuh manusia. Umumnya tingkat keasamaan (pH) air hujan pada saat mencapai permukaan bumi berkisar 6,5 (masih relatif netral), maka air hujan ini akan mulai melarutkan berbagai jenis mineral menjadi unsur-unsur kimia yang komplek, malah akan menghasilkan ikatan kimia unsur yang baru untuk membentuk jenis mineral yang baru pula. Semakin lama air tersebut tinggal atau bersentuhan dengan tanah/batuan maka akan semakin banyak mineral-mineral dalam tanah atau batuan tersebut yang terlarutkan sehingga konsentrasi unsur-unsur tertentu (sesuai jenis tanah dan batuan) tersebut akan semakin tingggi konsentrasinya yang terkandung dalam air tersebut. Disamping unsur-unsur kimia anorganik yang berasal dari mineral tanah/batuan, air juga dapat melarutkan berbagai jenis unsur kimia organik yang berasal dari berbagai jenis hasil pembusukan tumbuhan/jasad hidup, sehingga dalam air akan terdapat unsur kimia organik maupun anorganik. Semua unsur-unsur kimia air yang berasal dari organik maupun anorganik ini ada yang bersifat baik atau dibutuhkan oleh tubuh untuk kesehatan/ kehidupan, namun ada juga yang bersifat meracuni, tidak baik bagi kesehatan dan kehidupan manusia. 2. Tahapan dalam siklus air berikutnya yang dapat menurunkan tingkat kualitas air adalah pada saat air mengalir dipermukaan tanah berupa sungai dari hulu ke hilir. Air sungai selama dan sepanjang mengalir dari arah hulu ke hilir, banyak dimanfaatkan dan dipakai oleh masyarakat untuk berbagai keperluan dan kegiatan dalam menunjang kehidupannya, seperti untuk kegiatan pertanian; usaha perikanan dan peternakan; untuk keperluan berbagai jenis industri baik besar maupun kecil; untuk keperluan rumah tangga dan sebagai sumber air minum; untuk sarana transportasi dan berbagai jenis serta kegiatan manusia dalam upaya melanjutkan kehidupan lainnya.
Foto 3: Penggunaan pupuk/pestisida yang tidak tepat akan menghasilkan limbah yang mencemari air, lingkungan dan berbahaya bagi masyarakat (Lokasi : Gegerbentang, Cianjur; kredit: Asep Mulyana) ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
6
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
Dalam upaya mengejar peningkatan produk pertanian, maka digunakanlah berbagai jenis pupuk (anorgaanik dan organik) dan pestisida agar supaya usaha pertanian tersebut berhasil dengan panen yang baik, akan tetapi pada pelaksanaanya bahwa semua pupuk dan pestisida tersebut tidak dapat diserap oleh tanaman seratus persen sehingga meninggalkan limbah (sisa-sisa) pupuk dan pestisida tersebut di alam (tanah dan air), dan sisa-sisa pupuk dan pestisida tersebut akan tetap tinggal dalam sumberdaya air tersebut, maka sejak saat itu, kondisi tersebut air tersebut telah mengalami penurunan kualitas atau tercemar. Air akan menyimpan dan membawa semua sisa-sisa pupuk dan pestisida tersebut dalam perjalanannya menuju lautan/laut.
Foto 4: Sampah organik-nonorganik yang dibuang ke sungai akan mencemari air dan berdampak bagi lingkungan, kesehatan, perekonomian masyarakat (lokasi : hulu Sungai Cipendawa, Cianjur; kredit: Asep Mulyana).
Berbagai proses kegiatan industri, baik itu kegiatan industri besar maupun industri kecil dan rumah tangga dalam menunjang proses produksinya memerlukan dan menggunakan sumberdaya air dalam jumlah yang sangat banyak. Sumberdaya air yang telah dipakai dalam proses industri tersebut akan mengalami perubahan susunan kimia airnya karena terpolusi oleh berbagai zat sisa produksi, zat-zat kimia sisa produksi tersebut umumnya sangat berbahaya bagi berbagai kehidupan di alam/lingkungan, sehingga apabila sumberdaya air tersebut masuk ke badan sungai/air permukaan maka akan menimbulkan berbagai dampak lingkungan bagi alam disekitarnya. Walaupun saat ini telah dilakukan berbagai upaya menjaga lingkungan dari proses pencemaran kegiatan industri dengan menerbitkan berbagai perangkat hukum, akan tetapi dilapangan masih banyak terjadi pencemaran yang sangat serius. Masih sangat umum di semua wilayah Indonesia bahwa masyarakat masih menggapan sungai dan sumberdaya airnya sebagai tempat pembuangan berbagai sampai domestik yang dihasilkan dari rumah tangga, apakah itu limbah domestik padat maupun limbah domestik cair. Saat ini setiap harinya, berjuta-juta ton limbah padat (baik organik maupun non-organik) rumah tangga yang dibuang ke sungai/danau, sehingga kualitas sumberdaya air sungai/danau tersebut mengalami pencemaran yang sangat parah oleh berbagai zat hasil pembusukan limbah padat tersebut, sehingga akhirnya sumberdaya air sungai tersebut sudah tidak memenuhi syarat baku mutu sebagai sumber air bersih bagi masyarakat.
ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
7
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
Berjuta-juta galon limbah cair yang yang dibuang ke badan sungai/danau yang berasal dari sisa-sisa kegiatan industri dan rumah dibuang, limbah cair tersebut mengandung berbagai zat kimia yang sangat meracuni lingkungan, termasuk didalamnya adalah limbah cair dari rumah berupa tinja dari toilet dan berbagai limbah organik sisa makanan dan lemak, juga detergen dari peencucian pakaian, sehingga sumberdaya air tersebut sudah sangat tinggi kandungan unsur kimia organik maupun non-organiknya.
Foto 5: Ikan dan biota air mati akibat air yang tercemar dan berakibat menurunkan perekonomian masyarakat (Lokasi: Waduk Cirata, Cianjur; kredit: anonim)
Sehingga sumberdaya air sungai sejak mengalir dari hulu (sejak keluar dari mata air), mengalir disepanjang sungai menuju ke arah hilir telah mengalami berbagai proses pencemaran dan penurunan kualitas air oleh berbagai zat kimia organik dan non-organik, baik yang berasal dari alam sendiri maupun sebagai sisa-sisa dari kehidupan dan aktifitas manusia. Di beberapa tempat di Indonesia ini, tingkat pencemaran dan penurunan kualitas air sungai ini sudah sedemikian tingginya/sangat serius sehingga sumberdaya air sungai tersebut sudah sangat tidak layak lagi untuk dimanfaatkan oleh manusia, sekalipun digunakan untuk keperluan irigasi dan peternakan ikan air tawar. Sudah barang tentu kondisi sumberdaya air yang tercemar dan tidak dapat dimanfaatkan oleh manusia tersebut sangat merugikan bagi lingkungan alam itu sendiri, maupun bagi kehidupan masyarakat secara umum. Kerugian yang dapat ditimbulkan tidak hanya berupa aspek ekonomi saja, tetapi juga bagi aspek kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup manusia secara umum.
ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
8
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
2. PENGUKURAN DAN PEMANTAUAN KUALITAS DAN KUANTITAS AIR Maksud dilakukannya pengukuran aspek kualitas sumberdaya air ini adalah dalam rangka mengumpulkan semua data kualitas air beberapa parameter fisik dan kimianya dilapangan, dengan tujuan asalah mengetahui, memahami kondisi sumberdaya air yang ada saat ini dan dampak negatif yang mungkin akan dirasakan oleh masyarakat dan lingkungannya, serta untuk menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan agar dapat memperbaiki kondisi sumberdaya air tersebut, maka dilakukan kegiatan pengukuran dan pemantauan berbagai parameter fisika dan kimia air dari sumberadaya air yang berasal dari sungai/danau, mata air dan air tanah/sumur gali. Beberapa alasan mendasarkan mengapa diperlukan melakukan pengukuran dan pemantauan kualitas air adalah sebagai berikut : •
Terdapat keterkaitan sebab akibat yang sangat erat antara kualitas air yang dikonsumsi oleh masyarakat dengan aspek tingkat kesehatan dan kualitas hidupnya, semakin baik kualitas dan tingkat kesehatan air yang dikonsumsi maka akan mengakibatkan tingkat kesehatan masyarakat yang lebih baik, dan juga sebaliknya buruknya kualitas air akan mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan masyarakat, baik secara perorangan maupun secara komunal. Dampak kesehatan yang timbul akibat kualitas air dapat dirasakan secara langsung maupun tidak langsung, terjadi dalam waktu lama, sebagai akibat terakumulasinya beberapa unsur kimia air yang meracuni badan yang dimasuk kedalam tubuh bersamaan dengan air minum yang dikonsumsi. Sebagai contoh dampak langsung adalah air minum yang mengandung/tercemar oleh bakteri E. Colli (Fecal Colli dan total E. Colli) akan menimbulkan gangguan pencernaan berupa diarrheae, tetapi dampak tidak langsung dan dalam jangka waktu yang lama adalah apabila mengkonsumsi air minum yang terlalu tinggi kandungan mineral/unsur Kalsium dalam periode lama akan mengakibatkan terjadinya masalah kesehatan berupa kerusakan ginjal atau gagal ginjal akut di masyarakat, dan lain sebagainya.
•
Konsumsi kualitas air yang kurang baik akan mempengaruhi tingkat ekonomi masyarakat secara umum, baik kaitan dampak langsung maupun tidak langsung. Sebagai contoh dampak tidak langsung akibat terjadinya penyakit yang diderita masyarakat yang diakibatkan oleh kualitas air (contoh kerusakan ginjal, dan penyakit lainnya) maka akan menurunkan tingkat produktifitas masyarakat dalam berusaha (ekonomi) serta besarnya biaya yang dialokasikan untuk pengobatan dan lain-lainnya, dan contoh dampak langsung adalah air yang buruk (tercemar) oleh berbagai zat kimia organik dan non-organik akan mengakibatkan berbagai usaha budidaya ikan air tawar dan budidaya lainnya akan mengalami kegagalan panen karena ikan yang dipelihara sukar untuk dapat berkembang, malah akan menimbulkan kematian bagi beberapa species ikan, sehingga akan menurunkan tingkat pendapatan dan daya beli masyarakat pada umumnya.
•
Kualitas sumberdaya air yang buruk atau tercemar oleh berbagai zat kimia organik dan non-organik akan menimbulkan dampak bagi tingkat estetika lingkungan hidup.
ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
9
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
Bau yang menyengat dan warna air yang hitam pekat akan menimbulkan gangguan tingkat kelayakan aspek sanitasi dan lingkungan bagi pemukiman penduduk, sehingga secara umum menurunkan tingkat lingkungan hidup dan sanitasi. •
Dll
2.1. PERALATAN DAN BAHAN YANG DIPAKAI Untuk melakukan pengukuran dan pemantauan dari beberapa parameter kualitas dan kuantitas air dibutuhkan beberapa peralatan dan bahan-bahan pendukung lainnya. Agar dapat memberikan data-data parameter air yang akurat dan tepat maka berbagai peralatan tersebut harus memiliki kemampuan unjuk kerja (presisi) pengukuran yang baik sehingga semua data kualitas dan kuantitas sumberdaya air tersebut dapat memberikan informasi yang tepat, akurat dan bermanfaat sesuai dengan tujuan dilakukannya pengukuran kualitas dan kuantitas sumberdaya air tersebut.
2.1.1. PERALATAN UKUR Beberapa peralatan yang dipakai untuk mengukur kualitas air di lapangan antara lain : a. Multi-probe meter, yang berguna untuk mengukur parameter suhu, tingkat keasamaan air (pH), daya hantar listrik (DHL=Ec), jumlah padatan terlarut (TDS) dalam air. b. Dissolve oxygen meter (DO), yang berguna untuk mengukur jumlah gas oksigen terlarut dalam air. c. Turbidity meter, yang berguna untuk mengukur tingkat kekeruhan atau jumlah padatan yang melayang (suspensi) dalam air. d. Nitrite meter, yang berguna untuk mengukur parameter unsur nitrit (NO2-) yang terlarut dalam air. e. Nitrate meter, yang berguna untuk mengukur parameter unsur nitrat (NO3-) yang terlarut dalam air. f. Phosfat meter, yang berguna untuk mengukur parameter unsur phosfat (PO4-) yang terlarut dalam air. g. Iron tester, yang berguna untuk mengukur parameter unsur besi (Fe-) yang terlarut dalam air. h. Salinity meter, yang berguna untuk mengukur parameter kegaraman (NaCl) yang terlarut dalam air. i. Flow meter, yang berguna untuk mengukur kecepatan aliran air dalam sebuah saluran, dengan diketahui kecepatannya maka dapat dihitung jumlah/debit dari sumberdaya air.
2.1.2. BAHAN PENDUKUNG Dalam proses pengukuran tersebut ada beberapa peralatan yang memerlukan bahan bantu sebagai pengenal unsur tertentu. Bahan-bahan tersebut adalah sebagai berikut : a. Indikator unsur Nitrit, bahan yang berfungsi untuk mengenal unsur nitrit yang terlarut dalam air. b. Indikator unsur Nitrat, bahan yang berfungsi untuk mengenal unsur nitrat yang terlarut dalam air.
ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
10
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
c.
Indikator unsur phosfat, bahan yang berfungsi untuk mengenal unsur phosfat yang terlarut dalam air.
d. Indikator unsur besi, bahan yang berfungsi untuk mengenal unsur besi yang terlarut dalam air.
2.2. TATA CARA , FREKWENSI, LOKASI PENGUKURAN DAN PEMANTAUAN 2.2.1. JENIS DAN TATA CARA PENGGUNAAN PERALATAN Untuk mendapatkan data dan informasi yang benar tentang aspek kualitas dan kuantitas sumberdaya air, maka dalam pelaksanaan pengukuran harus mempertimbangkan dan mengikuti kaidah-kaidah tata cara atau prosedure pengukuran yang baku (chain of custody) sehingga data dan informasi yang didapat dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan merepresentasikan kondisi yang sebenarnya dari sumberdaya air dilapangan. A. Nitrate-meter adalah alat untuk mengukur kadar kandungan Nitrate-Nitrogen (N-NO3-) dalam limbah cair atau dalam air. Konsentrasi yang dapat diukur dari 0,0 sampai 30 mg/L atau ppm dengan tingkat kesalahan ± 0,5 mg/L atau sekitar 10 % dari angka yang dibaca. Cara menggunakan alat : • Nyalakan alat dengan menekan tombol “ON/OFF”, tunggu beberapa saat maka akan muncul tanda “------------“ pada layer alat. • Isi tabung contoh air sebanyak ± 6 mL, lalu tutup dan bersihkan. Kemudian masukan tabung berisi air tersebut pada lubang dengan posisi tanda panah tepat pada tanda disisi lubang. • Tekan tombol ”ZERO” dan kemudian akan muncul ”SIP” pada layar alat, kemudian tunggu beberapa detik dan akan muncul angka ”0,0” pada layar kaca alat. • Keluarkan tabung dari alat, buka penutupnya, lalu masukan bubuk indikator pada tabung tersebut, tutup kembali dan lakukan pengocokan secara cepat selama sekitar 10 detik dan pengocokan secara perlahan sekitar 50 detik dengan arah atas dan bawah, sehabis pengocokan biasanya akan muncul sedikit endapan di bagian bawah tabung. • Setelah di bersihkan tabung bagian luarnya, masukan kembali tabung tersebut kedalam lubangnya secara hati-hati. • Tekan tombol ”READ TIME” dan pada layar akan muncul ”SIP” dan lamanya waktu yang diperlukan selama proses berlangsung, sampai muncul angka yang stabil pada layar kaca alat. ”ATAU” setelah memasukan tabung contoh kedalam lubangnya, tunggu sekitar 4,5 menit, kemudian tekan tombol ”READ DIRECT”, maka akan muncul ”SIP” dan kemudian angka yang menunjukan kandungan unsur Nitrogen dalam Nitrate tersebut. Satuan dalam alat ini adalah mg/L atau (ppm). • Untuk mengkonversi nilai kandungan ion Nitrate (NO3-) adalah dengan mengalikan angka terbaca dengan faktor pengali 4,43. ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
11
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
B. Nitrite-meter adalah adalah alat untuk mengukur kadar kandungan Nitrite-Nitrogen (N-NO2-) dalam limbah cair atau dalam air. Konsentrasi yang dapat diukur dari 0,0 sampai 0,35 mg/L atau ppm dengan tingkat kesalahan ± 0,02 mg/L atau sekitar 4 % dari angka yang dibaca. Cara menggunakan alat : • Nyalakan alat dengan menekan tombol “ON/OFF), tunggu beberapa saat maka akan muncul tanda “------------“ pada layer alat. • Isi tabung contoh air sebanyak ±10 mL, lalu tutup dan bersihkan tabung bagian luar. Kemudian masukan tabung berisi air tersebut pada lubang dengan posisi tanda panah tepat pada tanda disisi lubang. • Tekan tombol ”ZERO” dan kemudian akan muncul ”SIP” pada layar alat, kemudian tunggu beberapa detik dan akan muncul angka ”0,0” pada layar kaca alat. • Keluarkan tabung dari alat, buka penutupnya, lalu masukan bubuk indikator pada tabung tersebut, tutup kembali dan lakukan pengocokan agar larutan merata. • Setelah di bersihkan tabung bagian luarnya, masukan kembali tabung tersebut kedalam lubangnya secara hati-hati. • Tekan tombol ”READ TIME” dan pada layar akan muncul ”SIP” dan lamanya waktu yang diperlukan selama proses berlangsung, sampai muncul angka yang stabil pada layar kaca alat. ”ATAU” setelah memasukan tabung contoh kedalam lubangnya, tunggu sekitar 6 menit, kemudian tekan tombol ”READ DIRECT”, maka akan muncul ”SIP” dan kemudian angka yang menunjukan kandungan unsur Nitrogen dalam Nitrite tersebut. Satuan dalam alat ini adalah mg/L atau (ppm). • Untuk mengkonversi nilai kandungan ion Nitrite (NO2-) adalah dengan mengkalikan angka terbaca dengan faktor pengali 3,29. • Untuk mengkonversi nilai kandungan Nitogen-Nitrite (NO2- -N) dari konsentrasi Sodium Nitrate (NaNO2) adalah dengan mengkalikan angka terbaca dengan faktor pengali 4,93. C. Phosfat-meter adalah adalah alat untuk mengukur kadar kandungan ion Phosfat (PO43-) dalam limbah cair atau dalam air dan air laut. Konsentrasi yang dapat diukur dari 0,0 sampai 2,5 mg/L atau ppm dengan tingkat kesalahan ± 0,04 mg/L atau sekitar 4 % dari angka yang dibaca. Cara menggunakan alat : • Nyalakan alat dengan menekan tombol “ON/OFF), tunggu beberapa saat maka akan muncul tanda “------------“ pada layer alat. • Isi tabung contoh air sebanyak ±10 mL, lalu tutup dan bersihkan tabung bagian luar. Kemudian masukan tabung berisi air tersebut pada lubang dengan posisi tanda panah tepat pada tanda disisi lubang. • Tekan tombol ”ZERO” dan kemudian akan muncul ”SIP” pada layar alat, kemudian tunggu beberapa detik dan akan muncul angka ”0,0” pada layar kaca alat. • Keluarkan tabung dari alat, buka penutupnya, lalu masukan bubuk indikator pada tabung tersebut, tutup kembali dan lakukan pengocokan agar larutan merata. ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
12
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
• •
• •
Setelah di bersihkan tabung bagian luarnya, masukan kembali tabung tersebut kedalam lubangnya secara hati-hati. Tekan tombol ”READ TIME” dan pada layar akan muncul ”SIP” dan lamanya waktu yang diperlukan selama proses berlangsung, sampai muncul angka yang stabil pada layar kaca alat. ”ATAU” setelah memasukan tabung contoh kedalam lubangnya, tunggu sekitar 3 menit, kemudian tekan tombol ”READ DIRECT”, maka akan muncul ”SIP” dan kemudian angka yang menunjukan kandungan unsur Nitrogen dalam Nitrite tersebut. Satuan dalam alat ini adalah mg/L atau (ppm). Untuk mengkonversi nilai kandungan ion Phosfat (PO43-) terhadap konsentrasi P2O5 adalah dengan mengkalikan angka terbaca dengan faktor pengali 1,49. Untuk mengkonversi nilai kandungan ion Phosfat (PO43-) terhadap konsentrasi unsur P adalah dengan mengkalikan angka terbaca dengan faktor pengali 0,33.
D. DO-meter adalah alat yang dipakai untuk mengukur kadar kandungan gas Oksigen (O2) dalam air atau air limbah dalam satuan mg/L atau (ppm). Konsentrasi yang dapat diukur adalah 0,0 sampai 19,9 mg/L dengan tingkat kesalahan 0,1 mg/L atau sekitar ± 1,5 % dari angka yang dibaca. Cara menggunakan : • Nyalakan alat dengan menekan tombol ”ON/OFF” dimana sebelumnya alat tersebut telah mengalami kalibrasi. • Buka bagian pelindung sensor, dan masukkan kedalam cairan/air yang akan diukur kandungan O2-nya, dan pastikan bagian sensor suhu juga tertutup oleh cairan. • Lalu baca tampilan dalam layar alat. Untuk pengukuran pada aliran air yang mengalir minmal mempunyai kecepatan 0,3 m/detik. • Baca angka yang tampil pada layar kaca, apabila tampilan telah stabil. Beberapa kondisi pembacaan angka juga harus dikoreksi dengan beberapa faktor yaitu faktor temperatur, ketinggian dan kegaraman. Kalibrasi DO-meter : • Alat ini harus dikalibrasi minimum sebulan sekali atau setelah lama alat tidak dipakai atau setelah dilakukan penggantian membran. • Nyalakan peralatan dengan menekan ”ON/OFF”, tunggu selama ± 15 menit, lalu buka tutup kepala alat. • Kalibrasi nol : rendam probe pada larutan khusus oksigen nol (HI7040) dan aduk selama 2 sampai 3 menit, kemudian biarkan selama sekitar dua menit agar pembacaan stabil, lalu untuk meng-nol-kan pembacaan dengan memutar tombol kalibrasi yang terletak paling dekat dengan kabel konektor. • Kalibrasi maksimal (100) : cuci bagian alat ukur dengan air bersih untuk membuang kotoran yang menempel, keringkan alat dan biarkan beberapa menit sampai angka terbaca stabil, tekan dan tahan tombol ”CAL”, sesuaikan ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
13
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
•
maksimal pembacaan pada angka ”100” dengan cara memutar bagian penyesuaian (lokasi terluar dari konektor probe), lalu lepas tombol ”CAL” apabila angka telah mencapai 100. Selama penyesuaian angka, tombol ”CAL” dalam posisi ditekan. Karena kalibrasi angka maksimum ini sangat sensitif mengalami perubahan, maka kegiatan kalibrasi ini disarankan dilakukan setiap seminggu sekali.
E. Salinity-meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kegaraman dari air atau limbah cair, dengan mengukur kandungan ion Na+ yang berada dalam larutan air/limbah tersebut. Untuk melihat kandungan NaCL dalam air tersebut, maka angka terbaca dalam layar alat harus di plot dan dibaca dari tabel/grafik yang ada. Cara menggunakan alat : • Buka penutup detektor, dan tenggelamkan salinity meter sampai sebatas tanda garis, biarkan beberapa saat sampai pembacaan terlihat stabil. • Plot angka hasil pembacaan pada grafik, untuk mengetahui konsentrasi kandungan NaCl, dimana hasil pembacaan ditempatkan pada garis (x), lalu dari titik tersebut tarik ke arah vertikal sampai bertemu dengan garis diagonal, lalu tarik garis ke arah kiri (garis y) lalu baca angkanya. • Angka yang terbaca sebagai konsentrasi kandungan NaCl dalam air atau limbah cair tersebut dalam satuan g/L. Kalibrasi saliniti-meter : • Rendam alat ukur pada larutan standar HI7081 (30 g/L NaCl) sampai batas garis maksimal. • Nyalakan alat dengan menekan ”ON” dan biarkan sampai pembacaan stabil, lalu dengan obeng kecil putar bagian penyeimbang sampai angka menunjukan ”0,30”. F. Iron-tester adalah alat yang dipakai untuk mengukur kandungan unsur besi (Fe) dalam air atau limbah cair, satuan yang dipakai adalam mg/L atau (ppm). Pengukuran ini bersifat kualitatif dan diubah menjadi data kuantitatif. Cara menggunakan alat : • Ambil contoh air dengan tabung pengamat dengan volume sampai garis, tuangkan butiran indikator, tutup tabung pengamat, lalu kocok sampai merata. • Masukan tabung pengamat pada kotak pembanding, lalu putar lingkaran skala warna, sampai menunjukan warna yang sama antara warna tabung dengan contoh air sama dengan warna standar yang ada, setelah dianggap sama maka bacalah kolom angka kuantitatif yang menunjukan konsentrasi kandungan Fe dalam air tersebut. G. Multi probe-meter adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur 4 (empat) parameter air yaitu : temperatur, pH, daya hantar listrik (DHL) dan jumlah padatan terlarut (TDS) dalam air. Alat ini sangat baik dan akurat dalam mengukur parameter tersebut. ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
14
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
Cara menggunakan alat : • Pasangkan kabel katoda/anoda pada bagian alat pembaca. • Nyalakan alat dengan menekan tombol ”ON/OFF”, tunggu beberapa saat sampai muncul pemberitahuan kondisi baterai, dan parameter yang langsung bisa diukur. • Celupkan bagian katoda/anoda kedalam cairan atau tubuh air yang ingin diukur, biarkan beberapa saat dan perhatikan indikator suhu (T) sampai menunjukan angka yang stabil, setelah parameter suhu stabil maka baca temperaturnya, lalu baca juga parameter yang muncul diatas indikator suhu tersebut (pH, TDS atau Ec). • Setelah itu bacalah parameter lainnya (pH, TDS dan Ec) dengan cara menekan tombol ”SET HOLD” untuk memindahkan parameter yang ingin dibaca. • Juga perhatikan satuan dari setiap parameter terutama untuk Ec (mS atau µS) dan TDS (ppt atau ppm). • Setelah pengukuran selesai maka alat bagian katoda/anoda harus dicuci dengan air bersih atau air destilasi dan bagian katodanya ditutup kembali dengan tudung pelindung. Cara kalibrasi : • Pada posisi alat ”Ec”, tekan dan tahan tombol ”MODE” sampai muncul ”CALL” pada layar kaca. • Lepaskan tombol, lalu rendam bagian kaotda/anoda dalam larutan standar nomor (HI7031) pada angka 1413 µS/cm untuk alat jenis HI 99300 atau larutan nomor (HI 7031) pada angka 12,88 mS/cm untuk alat jenis HI 99301. • Apabila telah selesai dilakukan kalibrasi maka akan muncul ”OK” pada layar alat selama 1 detik dan kembali ke pengukuran normal. • Tanda ”CAL” akan muncul pada layar yang menandakan bahwa kalibrasi telah selesai. • Untuk mengubah satuan Suhu dalam Celcius, maka pada posisi ”Ec” atau ”TDS”, tekan tombol ”MODE” sampai keluar ”TEMP” maka akan muncul di layar ”TEMP °C atau TEMP °F” kemudian tekan tombol ”SET/HOLD” sampai muncul satuan yang diinginkan, dan kemudian tekan tombol ”MODE” sebanyak tiga kali sampai muncul kembali ke posisi alat siap dipakai mengukur. H. Turbidity-meter adalah alat untuk mengukur jumlah padatan tersuspensi (kekeruhan) dari air. Larutan suspensi adalah larutan yang apabila diperlakukan pengolahan secara fisik maka akan terjadi pengendapan (gaya sentrifugal). Alat ini akan mengukur secara baik dan akurat, dengan satuan unitnya adalah NTU (nephelometric turbidity unit). Cara pengukuran alat ini adalah : • Nyalakan alat dengan menekan ”ON/OFF”. • Masukan larutan standar untuk pengukuran yang kira-kira memiliki tingkat kekeruhan yang sama (0,1 NTU, 15 NTU, 100 NTU, dan 750 NTU). ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
15
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
• • • • •
Isi tabung contoh dengan air yang akan diukur sampai batas garis pada tabung, lalu tutup tabung contoh tersebut. Bersihkan bagian luar kaca tabung dari kotoran yang menempel, lalu masukan kedalam lubang alat ukur, dan putar sampai tabung benar-benar duduk dengan tepat. Tutup alat pengukur untuk menghindari cahaya dari samping, lalu tekan tombol ”READ TIME”, tunggu beberapa saat, maka akan muncul angka pembacaan dari tingkat kekeruhan air yang diukur. Setelah selesai pengukuran, maka buanglah kembali contoh cairan tersebut, lalu bersihkan dan keringkan tabung contoh, kemudian simpan dalam kopornya kembali. Apabila tingkat kekeruhan melebihi nilai 1000 NTU, maka alat ini akan memberikan data ”ERROR”, sehingga pengukuran tidak bisa dilanjutkan karena telah melebihi kemampuan alat tersebut.
Cara Kalibrasi : 1. Dua point kalibrasi: • Nyalakan alat dengan menekan ”ON/OFF”, kemudian akan muncul garis mendatar dalam layar. • Tekan tombol ”CAL” untuk memulai dan akan muncul pada layar ”CAL P.1”, tahapan ini untuk mengecek sistim optik alat. • Masukkan tabung standar ”< 0,1 NTU” pada lubang ukur dan pastikan bahwa posisinya tepat (tanda panah). • Tutup bagian penutupnya dan tekan tombol ”READ”, maka akan muncul tanda kedip untuk tanda tabung, detektor dan lampu selama proses kalibrasi. • Apabila prose pertama diatas dianggap tidak perlu maka langsung ke pengukuran kedua dengan cara menekan tombol ”LOG/CFM”. • Tempatkan tabung standar ”15,0 NTU” pada lubang ukur, maka akan muncul tulisan ”Cal P.2” dan tanda ”REAd” akan muncul pada layar alat, apabila angka tidak sesuai dengan standar maka naik atau turunkan angka dengan menakan tanda panah ”Up” atau ”Down” sampai angka sesuai dengan nilai standar. • Kemudian akan muncul untuk kalibrasi ketiga dengan standar 100 NTU dan akan muncul pada layar ”CAL P.3” dan tanda ”READ” akan berkedip. • Apabila kalibrasi langkah kedua ini dianggap cukup maka tekan lagi tombol ”CAL” maka kalibrasi telah selesai dan alat siap digunakan lagi. 2. Tiga point kalibrasi: • Apabila tahapan kedua akan diteruskan untuk kalibrasi tahap tiga, maka lepaskan tabung standar 15 NTU tadi, lalu masukan tabung standar 100 kedalam lubangnya, kemudian tutup penutupnya, lalu tekan tombol ”READ”, maka akan terlihat di layar beberapa indikiator tabung dan lainnya selama proses pengukuran kalibrasi berlangsung. • Setelah selesai pengukuran kalibrasi maka akan muncul pada layar ”CAL P.4”, juga pada tahap ini kalibrasi bisa diberhentikan atau dilanjutkan pada tahap kalibrasi keempat dengan memakai tabung standar 750 NTU. • Lepaskan tabung standar 100 NTU, lalu tempatkan tabung standar 750 NTU, tutup penutupnya kemudian tekan tombol ”READ”, maka akan muncul beberapa indikator pada layar selama proses pengukuran kalibrasi, dan apabila sudah selesai pengukuran maka proses kalibrasi sudah selesai dan alat siap digunakan untuk pengukuran secara normal.
ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
16
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
I.
Flow-meter adalah alat untuk mengukur kecepatan aliran air di alam, baik itu dalam saluran terbuka maupun dalam pipa. Selanjutnya berdasarkan nilai kecepatan tersebut, maka akan dapat dihitung volume atau debit aliran air di suatu titik tertentu pada satuan waktu tertentu pula. Cara melakukan pengukuran dilapangan : • Pilihlah dan tentukan lokasi pengukuran dengan memperhatikan beberapa hal, seperti arah dan keseragaman aliran air dimana diharapkan air yang mengalir secara seragam dan lurus, tidak terjadi aliran turbulensi, kedalaman tubuh air yang cukup, tidak melakukan pengukuran pada belokan sungai. • Buatlah penampang sungai untuk menentukan lebar dan segmen pengukuran, kedalaman aliran air, dan bentuk permukaan dasar sungai. • Ukurlah kecepatan aliran untuk setiap segmen profil sungai, dimana langkah pertama adalah menyalakan alat ukur dengan menekan tombol ”ON/OFF”. • Tentukan posisi kedalaman sensor ukur dan letak sensor tersebut dalam setiap segmen. Kedalaman penempatan sensor adalah 1/3 kedalaman dari permukaan air. Arah aliran air harus tegak lurus dengan posisi sensor pengukur. • Perhatikan angka yang muncul pada layar alat, dan tentukan angka yang paling lama dan stabil muncul dilayar alat (sekitar 6 detik). Maka dengan demikian kecepatan air sudah dapat diketahui. • Hitunglah volume debit air dari setiap segmen sungai yang telah ditentukan dengan cara mengkalikan : L sungai x D kedalaman air x V kecepatan aliran air, maka akan didapat debit air dalam satuan M3/detik atau L/detik. • Jumlahkanlah debit seluruh air dari semua segmen sungai, sehingga diketahui debit atau volume dari sebuah lokasi yang ingin diketahui.
2.2.2. FREKWENSI PENGUKURAN DAN PEMANTAUAN Agar dapat dianalisa dan dievaluasi dengan sebaik-baiknya dan dapat memberikan hasil serta informasi tentang kondisi sebenarnya dan arah kecenderungan perbaikan atau penurunan (trend) dari sumberdaya air tersebut secara baik dan benar, baik menyangkut aspek kuantitas maupun kualitasnya maka diperlukan ketersediaan data hasil pengukuran yang lengkap dalam periode waktu pengukuran yang panjang dengan frekwensi pengukuran minimal sekali dalam sebulan dan secara periodik. Mengingat rentang waktu kegiatan yang terbatas (program 5 tahunan) maka agar dapat melihat dampak positif dari kegiatan revegetasi dan konservasi lahan yang telah, sedang dan akan dilakukan terhadap kondisi sumberdaya air maka diperlukan hasil pengukuran secara penuh dalam satu siklus hidrologi (musim hujan – musim kemarau) dalam setiap tahunnya dalam selama 5 (lima) tahun program, yang menyangkut 2 (dua) parameter yaitu tingkat kekeruhan (TSS) dan kondisi debit (flow) yang diukur minimal sekali dalam satu bulan secara periodik (berkala). Tingkat kecenderungan dari kedua parameter air tersebut (tingkat kekeruhan dan debit) akan dapat memberikan gambaran tentang kondisi stabilitas lahan, yang menyangkut aspek tindak erodibilitas (mudah tidaknya ter-erosi) serta kemampuan lahan (termasuk vegetasi) dalam menahan air permukaan.
ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
17
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
2.2.3. LOKASI PENGUKURAN DAN PEMANTAUAN Dalam melakukan kegiatan pengukuran dan pemantauan terhadap kondisi beberapa parameter kimia dan kuantitas air, maka letak dan posisi lokasi pengukuran dan pemantauan memegang peranan yang penting agar informasi dan data yang dikumpulkan bisa memberikan gambaran kondisi sebenarnya dilapangan. Lokasi pengukuran terlebih dahulu harus ditentukan sebelum dilakukan pengukuran, dan lokasi yang telah ditetapkan sebagai lokasi pengukuran harus mempertimbangkan beberapa faktor teknis yang berkaitan dengan kondisi situasi dilapangan dan lokasi kegiatan rehabilitasi/konservasi yang telah, sedang dan akan dilakukan sehingga setiap dampak yang terjadi sebagai akibat kegiatan rehabilitasi/konservasi akan dicerminkan oleh terjadinya perubahan atau kecenderungan dari perubahan parameter sumberdaya air yang diukur dan dipantau. Pengukuran dan pemantauan yang dilakukan secara periodik tadi hanya akan dilakukan pada lokasi-lokasi atau titik yang telah ditetapkan sebagai statsiun pengukuran/pengamatan selama berlangsungnya proses pengukuran dan pengamatan berlangsung. Beberapa pertimbangan utama dalam menentukan lokasi pengamatan : • •
• • •
Pada lokasi bagian hulu dan hilir dimana dilakukan kegiatan rehabilitasi/konservasi lahan atau kegiatan linnya. Pada kawasan-kawasan penting yang dipandang dapat mempengaruhi kondisi sumberdaya air, seperti dari kawasan lahan kritis/gundul, kawasan ladang dan pertanian, sawah, kawasan pasar/industri dan pemukiman, TPA dan rumah sakit, dari kawasan kegiatan penggalian, dll Pada lokasi percabangan sungai yang memperlihatkan kondisi kualitas dan kuantitas yang berbeda, dll. Pada kawasan hulu (daerah konservasi) yang belum mengalami degradasi sebagai data acuan (bismark) sebagai kondisi pembanding, dll. Dan berbagai pertimbangan teknis lainnya yang sesuai dengan tujuan dilakukannya kegiatan pengukuran dan pemantauan, dll.
2.3. HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN- EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT Ada sekitar sebelas parameter fisika dan kimia air yang diukur dan dipantau dilapangan, dan sebagai acuan standar bakunya dibandingkan dengan standar baku mutu menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, sehingga kita dapat membandingkan langsung angka parameter kualitas air di lapangan dengan standar baku yang diacu. Beberapa informasi dan pengertian dari parameter kualitas air yang diukur adalah sebagai berikut :
ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
18
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
2.3.1. PARAMETER FISIK AIR A. Suhu (Temperatur, satuan oC) Keadaan temperatur atau suhu air dilapangan atau dialam, dengan besaran perbedaan antara suhu air dan suhu alam disekitarnya yang diperbolehkan adalah sebesar ±3 oC. Sebagai contoh saja, apabila suhu alam disekitarnya 25 oC, maka suhu air yang dianggap masih baik dan diperbolehkan adalah berkisar antara 22 oC s/d 28 oC , sehinggga apabila temperatur air yang diukur dilapangan atau di alam kurang dari 22 oC atau lebih tinggi dari 28 oC, maka telah terjadi pencemaran pada air tersebut sehingga sumberdaya air tersebut tidak layak lagi untuk dapat digunakan dan harus mengalami proses pengolahan atau perlakuan terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan. Sumber pencemar yang dapat mengakibatkan adanya peningkatan suhu dialam ini adalah berbagai limbah cair yang berasal dari pabrik/industri yang mempergunakan mesin-mesin serta dari limbah hotel dan rumah makan, dan lain-lain. Dampak yang mungkin ditimbulkan : •
Secara ekologi, adanya penambahan suhu yang tinggi dan berbeda dengan keadaan normal suhu pada sebuah habitat akan mematikan berbagai jenis mikro organisma (plankton, nekton/bentos dan jasad renik lainnya) yang menjadi bagian dari sebuah rantai makanan dalam habitat tersebut, sehingga apabila mikro organisma ini mati atau punah maka akan menggangu sistim mata rantai tersebut, akibatnya akan mengganggu kondisi habitat/ekologi secara menyeluruh dalam air tersebut.
•
Secara kimiawi, apabila terjadi peningkatan suhu maka akan terjadi penambahan tingkat kelarutan berbagai unsur kimia air dan akan membentuk berbagai ikatan kimia baru, dimana ikatan kimia baru ini akan sangat mungkin bersifat desktruktif bagi kondisi biota/habitat dalam air tersebut. Perubahan parameter kandungan oksigen akan menimbulkan perubahan kondisi air secara berantai. Sebagai contoh berkurangnya unsur kelarutan gas oksigen dalam air salah satu akibatnya adalah terjadinya peningkatan parameter BOD/COD yang akan menimbulkan perubahan tingkat kelarutan dan konsentrasi kimia tertentu dan sebagainya. Kondisi kandungan oksigen yang rendah, tingkat BOD/COD tinggi maka salah satu dampaknya akan mematikan atau menurunkan populasi mikros organisma yang hidup di air, yang juga akan berperan dalam mata rantai dalam habitat/ekologi dari lingkungan air tersebut.
•
Secara ekonomi, kondisi dimana mata rantai makanan dan konsentrasi kelarutan beberapa unsur kimia yang tinggi akan mengakibatkan matinya beberapa species ikan yang dibudidayakan, sehingga akan menimbulkan gagal panen atau menurunkan tingkat pendapatan/ekonomi masyarakat yang hidup menggantungkan usahanya dari sumberdaya air tersebut.
•
Secara kesehatan masyarakat, temperatur yang tinggi akan mengurangi tingkat kesegaran air yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat, akan merubah rasa air (subyektif) sehingga sulit untuk mengkonsumsi sumberdaya air baku tersebut.
Langkah perbaikan yang dapat dilakukan : •
Melakukan penafisan dan pengontrolan suhu limbah cair yang akan dibuang ke badan air (sungai) sampai mencapai standar baku mutu yang diperbolehkan dan dapat dinetralisir atau diterima oleh lingkungan, contoh dengan membuat bak penampungan dan pengolahan limbah cair (IPAL).
•
Dll
ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
19
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
B. Tingkat kekeruhan air (TSS, satuan NTU/Napthalene Thermal Unit) Banyaknya kandungan zat padat yang berukuran partikel halus yang melayang (tersuspensi) dalam air, dapat berupa bahan organik atau non-organik, umumnya kekeruhan ini disebabkan oleh adanya erosi terhadap lapisan tanah pucuk (soil) oleh aliran air hujan pada lahan-lahan tak bervegetasi. Tingkat kekeruhan atau kandungan maksimal padatan tersuspensi yang diperbolehkan berdasarkan kelas air menurut PP Nomor 82 tahun 2001 sebagai bahan baku air bersih adalah 50 mg/Liter.
Foto 6: Teknik pengolahan lahan yang tidak benar mengakibatkan erosi lapisan tanah pucuk (top soil), mengakibatkan air sungai keruh (Lokasi: Sunten Jaya, Bandung; kredit: Asep Mulyana).
Sumber kekeruhan ini umumnya dari hasil erosi oleh air permukaan atau air hujan terhadap lapisan tanah yang subur (top soil). Lapisan tanah ini memiliki sifat kaya unsur hara dan berbagai mineral, gembur dengan tingkat porositas dan kelulusan tinggi sehingga mudah digerus oleh air hujan. Juga sumber kekeruhan dapat berasal dari limbah industri (industri kehutanan, pertambangan, perkebunan, pembukaan lahan untuk pemukiman, tekstil, penyamakan kulit, dll). Sebagai contoh banyak dijumpai limbah cair dari industri tekstil dengan warna yang sangat pekat dibuang secara langsung ke sumber air permukaan (sungai dan danau) sehingga warna air menjadi keruh dan pekat, dan lain-lain. Dampak yang mungkin dapat ditimbulkan : â&#x20AC;˘
Terhadap ekologi air, dengan adanya tingkat kekeruhan ini akan mengakibatkan kurangnya penetrasi sinar matahari terhadap habitat/ekologi dalam sungai/sumberadaya air tersebut, sementara sinar matahari diperlukan sekali oleh berbagai tumbuhan air/biota air dalam proses photosintesanya. Berbagai tumbuhan air/biota air tersebut merupakan salah satu komponen mata rantai makanan didalam habitat/ekologi tersebut, sehingga seandainya akibat tidak dapat melakukan photosintesa maka tumbuhan air/biota air akan mati/punah, juga akan memutuskan mata rantai makanan dan akan mengakibatkan ketidak seimbangan kondisi habitat/ekologi dalam air tersebut.
â&#x20AC;˘
Secara kimiawi dalam partikel yang tersuspensi tersebut terdiri dari berbagai unsur kimia an-organik yang berasal dari berbagai minera dan partikel organik yang berasal dari pembusukan unsur biologi lainnya yang terdapat dalam tanah, sehingga semakin keruh/pekat tingkat kekeruhan maka konsentrasi kandungan unsur kimia organik dan an-organik juga semakin tinggi juga, sehingga apabila dikonsumsi akan menimbulkan dampak yang lebih serius juga. Salah satu unsur kimia an-organik yang umum dalam
ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
20
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
partikel tersuspensi tersebut adalah unsur kimia besi (Fe bebas), dimana unsur besi ini juga akan mencoba berikatan dengan oksigen bebas membentuk kristal atau endapan besi (yellow boy = FeO) sehingga apabila kandungan oksigennya diikat oleh unsur besi tersebut maka akan semakin menurunkan kandungan oksigen yang juga sangat dibutuhkan oleh biota/tumbuhan air lainnya. Paramater BOD dan COD juga akan semakin meningkat sehingga kualitas air akan semakin buruk, maka secara keseluruhan komponen kimia air akan menurun sebagai akibat adanya tingkat kekeruhan air yang tinggi. Semakin rendah tingkat kekeruhan (TSS) atau semakin jernih sumberdaya air maka berbagai komponen kimia air akan semakin baik, seperti kelarutan oksigen (DO), kandungan mineral Fe semakin kecil, BOD/COD menurun, kehidupan biota air semakin baik, mata rantai makanan semakin baik, sehingga tingkat keseimbangan lingkungan/habitat akan semakin baik pula. •
Terhadap ekonomi masyarakat, dengan kondisi TSS yang tinggi/pekat maka berbagai usaha budidaya ikan air tawar akan semakin menurun atau bahkan ikan yang dipelihara akan mati/gagal panen, dengan demikian usaha perekonomian masyarakat akan terhambat maka akan menurunkan tingkat daya beli dan kemampuan perekonomian masyarakat yang hidup disepanjang sungai tersebut. Dampak tidak langsung lainnya apabila sumberdaya air tersebut akan dipakai sebagai sumber baku air minum maka harus menambahkan berbagai zat kimia (koagulan dan flokulan) tertentu untuk menjernihkannya, semakin pekat TSS maka akan semakin banyak konsumsi zat kimia tersebut, sehingga akan mengakibatkan air minum tersebut menjadi mahal, sehingga masyarakat akan semakin sulit mendapatkan sumber daya air bersih yang sehat.
•
Terhadap kesehatan masyarakat, sumberdaya air yang tercemar oleh TSS yang pekat tidak dapat dimanfaatkan sebagai sumber baku air minum dan dengan kandungan berbagai unsur kimia organik dan an-organik yang tinggi tersebut apabila dikonsumsi akan menimbulkan gangguan sistim pencernaan pada manusia, seperti sakit perut dan juga diarheae.
Langkah perbaikan yang dapat dilakukan : TSS yang tinggi (pekat) terjadi sebagai akibat terjadinya erosi lapisan tanah pucuk oleh aliran air permukaan/air hujan yang disebabkan terbukanya lahan (hilangnya tumbuhan) atau lapisan tanah tersebut, sehingga material tanah pucuk tersebut terbawa oleh air permukaan kedalam sungai, sehingga air sungai menjadi keruh berwarna coklat pekat, sehingga untuk memperbaikinya adalah dengan melakukan : •
Melakukan rehabilitasi dan konservasi lahan-lahan terbuka (tak bervegetasi) di bagian hulu/daerah resapan dengan berbagai teknologi terapannya.
•
Pada lahan pertanian masyarakat yang sudah ada dapat menerapkan teknologi pertanian yang lebih baik dan ramah lingkungan dalam melindungi sumberdaya lapisan tanah pucuk, seperti penerapan teknik terasering dan pola tanam yang tepat.
•
Dll.
C. Jumlah padatan terlarut (TDS, satuan ppm) Konsentrasi kandungan padatan (bisa mineral, bahan organik dan garam-garaman) terlarut dalam air. Perbedaan kondisi dengan padatan tersuspensi adalah pada sistim ikatan dengan media pelarutnya/air, serta apabila sistim suspensi dapat dipisahkan antara media pelarut ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
21
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
dengan materialnya dengan cara sifat fisika, tetapi untuk larutan hanya dapat dipisahkan dengan cara kimiawi dan pemanasan. Komponen padatan yang terlarut dapat berupa mineral, bahan-bahan organik dan juga berbagai jenis garam-garaman yang ada di alam/didalam tanah. Garam-garaman dapat terbentuk sebagai akibat ikatan kimia dari berbagai jenis mineral yang ada, juga dapat berupa sisa-sisa berbagai jenis pupuk kimia dan pestisida yang dipakai dalam pengolahan tanah pertanian atau juga berasal dari limbah cair industri dan rumah tangga, sehingga parameter TDS (Total Dissolve Solution) ini sebagai data indikator dalam melakukan analisa kimia air selanjutnya. Untuk menentukan jenis unsur secara specifik hanya dapat dilakukan analisa di laboratorium saja. Dampak yang mungkin dapat ditimbulkan : •
Terhadap ekologi, dengan tingginya nilai kandungan TDS tersebut dapat meningkatkan nilai COD (Chemical Oxygen Demand = tingkat kebutuhan oksigen untuk terjadinya proses ikatan kimia dalam waktu tertentu), sehingga akan mengurangi jumlah oksigen dalam air, yang juga akan berdampak secara tidak langsung terhadap tingkat keberlangsungan kehidupan mikroorganisma/tumbuhan dalam habitat air tersebut. Semakin rendah tingkat keragaman dan kehidupan mikro organisma, maka akan menurunkan tingkat keseimbangan ekologi/habitat air tersebut.
•
Terhadap komposisi kimia air, dengan berubahnya komponen kandungan oksigen dalam air maka akan merubah pula komposisi parameter kimia air lainnya, sebagai contoh akan meningkat parameter COD juga BOD, kehidupan bakteri an-aerob akan juga meningkat sehingga akan menghasilkan gas-gas yang akan menimbulkan bau yang menyengat, dan lain-lain.
•
Terhadap ekonomi masyarakat, akan menimbulkan dampak tidak langsung sebagai akibat menurunnya kandungan oksigen (DO) maka akan meningkatkan BOD/COD lagi, maka akan menurunkan syarat tingkat kehidupan bagi budidaya ikan air tawar, sehingga usaha perikanan akan gagal panen, yang pada akhirnya akan mengganggu keadaan perekonomian masyarakat disekitar sumberdaya air tersebut.
•
Terhadap kesehatan masyarakat, apabila mengkonsumsi air dengan kelarutan mineral, bahan organik dan garam-garaman maka akan menimbulkan gangguan pencernaan dan iritasi kulit (gatal dan bintik-bintik) walaupun tidak bersifat toksik akut tetapi secara estetika kulit sangat mengganggu dan menurunkan tingkat kepercayaan diri.
•
Dll.
Langkah perbaikan yang dapat dilakukan : •
Memperbaiki dan mengurangi penggunaan pupuk kimia pada lahan-lahan pertanian yang telah ada dengan penerapan teknologi pertanian yang baik.
•
Mengurangi jumlah limbah cair dari industri dan rumah tanggal yang di buang ke badan air.
•
Menambahkan komponen oksigen (sistim aerasi) pada usaha budidaya ikan air tawar, agar ikan dapat bertahan hidup.
•
Dll.
ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
22
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
2.3.2. PARAMETER KIMIA AIR A. Tingkat keasaman air (pH) Tingkat konsentrasi ion H+ yang terdapat dalam air, semakin tinggi kandungan ion H+ tersebut maka dimanifestasikan sebagai tingginya keasaman dalam air tersebut, dan sebaliknya semakin rendah tingkat keasaman maka semakin tinggi tingkat kebasaan (kandungan ion OH-) yang dimanifestasikan sebagai kebasaan air tersebut. Tingkat keasaman dan kebasaan air ditunjukan dalam angka 1 – 14, dengan angka 7 sebagai kondisi netral. Artinya apabila nilai keasaman menunjukan angka 1 artinya tingkat keasaman tinggi (atau sebaliknya kebasaan sangat rendah) sehingga angka 14 berarti tingkat kebasaan tinggi (tetapi tingkat keasaman sangat rendah). Menurut PP nomor 82 tahun 2001 bahwa untuk sumber air baku bagi air bersih maka tingkat pH yang diperbolehkan berkisar angka 6 – 9, kurang dari 6 atau lebih dari 9 dinyatakan tidak layak untuk menjadi air baku air bersih. Dampak yang mungkin dapat ditimbulkan : •
Terhadap ekologi, dengan tingkat keasaman tinggi (angka 1 – 6) dan tingkat kebasaan tinggi (angka 14 – 9) maka akan memudahkan tingkat kelarutan dari berbagai unsur logam (termasuk logam berat = Cd, Cr, Hg, Pb dan lain-lain) yang berada di alam/tanah/batuan. Apabila mengkonsumsi air yang mengandung banyak logam maka akan meningkatkan nilai COD yang tinggi, artinya tingkat kelarutan oksigen akan semakin rendah, pada akhirnya akibat kandungan oksigen rendah akan mematikan atau kurang mendukung kehidupan mikroorganisme yang ada dalam air sehingga akan mengganggu rantai makanan dalam habitat tersebut, dan seterusnya sehingga keseimbangan habitat/ekologi akan terganggu.
•
Terhadap komponen kimia air, dengan tingkat pH yang rendah dan yang tinggi, maka akan mengakibatkan kelarutan berbagai jenis logam yang ada dalam tanah/batuan, termasuk logam berat yang bersifat toksik bagi kehidupan manusia, serta penurunan suatu komponen kimia air maka akan mengganggu tingkat kesetimbangan komponen kimia air lainnya, seperti diterangkan diatas.
•
Terhadap ekonomi masyarakat, pada kondisi pH yang tinggi (asam) dan pH rendah maka akan sangat sulit bagi biota air untuk dapat bertahan hidup, contoh dalam kondisi air yang asam hanya beberapa species ikan dan tanaman yang dapat bertahan hidup. Sehingga dampak ekonomi masyarakat secara langsung adalah akan gagalnya usaha perikanan dan budidaya air lainnya sehingga akan mengganggu tingkat perkonomian masyarakat disepanjang sungai atau sumberdaya air tersebut.
•
Terhadap kesehatan masyarakat, apabila terdapat kandungan logam-logam berat maka dapat menimbulkan penyakit yang sangat serius seperti kanker dan penyakit keracunan logam berat lainnya yang sangat sulit untuk disembuhkan, juga dampak yang ringan dapat menyebabkan gangguan sistim pencernaan dan iritasi kulit.
•
Dll
Langkah perbaikan yang dapat dilakukan : •
Apabila lahan pertanian dan sumberdaya air dengan pH tinggi maka harus menambahkan unsur-unsur yang bersifat basa, sebagai contoh adalah penambahan batugamping (kapur) untuk menurunkan tingkat keasamaan sehingga mencapai kondisi netral, langkah tersebut hanya bersifat kuratif saja dan tidak akan merubah kondisi asam secara permanen.
•
Dll.
ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
23
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
B. Daya hantar listrik (DHL, satuan µS=mikronSiemens) Kemampuan air dalam menghantarkan arus listrik dalam kondisi temperatur tertentu. Nilai DHL (Daya Hantar Listrik) ini merupakan interaksi antara aspek temperatur, jenis ion terlarut dan konsentrasi ion terlarut, sehingga semakin tinggi temperatur air dengan konsentrasi dan jumlah jenis ion terlarut banyak, maka kemampuan aliran listrik juga akan semakin baik. Salah satu komponen air yang memudahkan terjadinya daya hantar listrik air adalah jenis garam-garaman dan logam yang terlarut dalam air, sehingga nilai DHL ini dapat dipakai untuk memprediksi konsentrasi kandungan garam dan logam terlarut dalam air. Beberapa nilai umum DHL dengan jenis airnya : • Aquades (air destilasi) : 0,5 – 5,0 µS • Air hujan : 5,0 – 30,0 µS • Air tanah : 30,0 – 2000 µS • Air laut : 45.000 – 55.000 µS • Air garam (brine) : ≥ 100.000 µS Dampak yang mungkin dapat ditimbulkan : •
Terhadap ekologi, semakin tinggi nilai DHL sebagai manifestasi kandungan garamgaraman/logam terlarut dalam air maka akan mematikan biota/phitoplankton air tawar, sehingga akan mempengaruhi dan mengganggu rantai makanan yang ada dalam ekosistim/ekologi tersebut.
•
Terhadap ekonomi masyarakat, air dengan tingkat nilai DHL (kandungan kegaraman yang tinggi) maka akan mematikan semua species biota air tawar, termasuk didalamnya adalah species ikan yang dibudidayakan oleh masyarakat. Sehingga masyarakat tidak bisa lagi mengusahakan peternakan ikan air tawar dalam menjaga perekonomiannya.
•
Terhadap kesehatan masyarakat, apabila menkonsumsi air dengan nilai DHL tinggi (kandungan kegaraman tinggi), akan mempengaruhi cita rasa air, mempengaruhi kesetimbangan kandungan elektroloit/garam dalam darah sehingga akan mempengaruhi sistim sirkulasi darah dalam tubuh, akan mempengaruhi tingkat kekentalan darah, yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat kesehatan tubuh secara menyeluruh.
•
Dll.
Langkah perbaikan yang dapat dilakukan : •
Mengurangi pemakaian pupuk kimia dalam kegiatan pertanian, karena akan meninggalkan residu yang akan membentuk ikatan garam yang berperan dalam meningkatkan Daya Hantar Listrik (DHL), dimana apabila semakin banyak garam yang terlarut akan mengubah rasa air dan juga akan mengganggu kesehatan tubuh, terutama yang berkaitan dengan alat pencernaan.
•
Melakukan rehabilitasi dan konservasi lahan-lahan terbuka, sehingga mengurangi tingkat erosi dan pelarutan mineral-mineral/logam dalam tanah.
•
Mengurangi masuknya limbah industri/rumah tangga/dan peternakan kedalam sungai (badan air).
•
Dan lain-lain.
ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
24
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
C. Jumlah kelarutan gas oksigen (DO, satuan mg/L) Konsentrasi kandungan gas Oksigen dalam air. Semakin tinggi tingkat kelarutan gas oksigen dalam air maka semakin baik/segar dari sumberdaya air tersebut, sehingga kandungan oksigen dalam air limbah akan menunjukan nilai yang sangat rendah. Tingkat kelarutan gas oksigen ini dialam akan sangat dipengaruhi oleh semua parameter fisik dan kimia air lainnya baik secara selaras atau terbalik. Seperti : suhu; pH; DHL; TSS, BOD; COD, dan lain-lain.
Foto 7: Bakteri (aerob/anaerob) pengurai membutuhkan oksigen yang diambil dari air, maka air menjadi berbau busuk, berwarna hitam dan biota air menjadi rendah (lokasi Sungai Cikapundung, Bojongsoang, Bandung; kredit: Asep Mulyana)
Kandungan oksigen dalam air akan meningkat seiring dengan penurunan suhu, semakin jernih air, dengan pH yang netral dan komponen unsur kimia dan biologi yang rendah juga. Saat ini banyak beredar dipasaran bahwa agar nilai kesehatan dari air kemasan meningkat maka banyak dilakukan penambahan unsur gas oksigen kedalam air kemasan tersebut, hal ini diasumsikan untuk mengikat berbagai macam zat sisa metabolisme (zat detoks) sehingga diharapkan akan membantu menjaga kesehatan tubuh. Banyak dipercaya bahwa semakin tinggi kandungan gas oksigen dalam air akan semakin baik untuk kesehatan manusia, sehingga saat ini banyak dijual air kemasan yang telah ditambahkan gas oksigen aktif dalam air kemasan tersebut. Dampak yang mungkin timbul : â&#x20AC;˘
Terhadap ekologi, seandainya terjadi penurunan kandungan oksigen (DO rendah) maka akan meningkat nilao BOD dan COD, sehingga biota/phitofklankton akan mati, yang pada akhirnya akan mempengaruhi siklus mata rantai makan dalam habitat/ekologi/lingkungan air tersebut secara menyeluruh.
â&#x20AC;˘
Terhadap komponen kimia air lainnya, kandungan DO sangat menentukan konsentrasi dan kondisi dari parameter kimia dan fisik air, baik secara selaras (saling mendukung) atau secara terbalik (bertolak belakang), seperti : DO tinggi/baik maka suhu rendah, TSS rendah (air jernih), pH netral, dll (hubungan selaras dan DO baik/tinggi maka COD/BOD rendah, DHL relatif rendah, dll (hubungan terbalik).
â&#x20AC;˘
Terhadap ekonomi masyarakat, kandungan konsentrasi gas oksigen tinggi maka akan sangat memungkinkan species biota air/ikan dan sebagainya untuk hidup subur, karena dalam semua kondisi bahwa biota air sangat memerlukan oksigen dalam
ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
25
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
kehidupannya (photosintesis), sehingga ketersedian makanan akan semakin baik dan masyarakat dapat menggunakan sumberdaya air untuk berbagai usahakan dalam menunjang perekonomian masyarakat secara umum. •
Terhadap kesehatan, sumberdaya air dengan kandungan gas oksigen yang tinggi, maka air akan terasa segar dan oksigen yang terkandungnya dapat mengikat beberapa unsur kimia radikal bebas dalam tubuh dan dikeluarkan melalui sekresi/ekresi air seni dan keringat, sehingga secara umum dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
•
Dll.
Langkah perbaikan yang bisa dilakukan : •
Melakukan merehabilitasi dan konservasi lahan-lahan terbuka, sehingga dapat menjaga tingkat kejernihan (TSS kecil) agar kelarutan oksigen semakin meningkat.
•
Mengurangi masuknya berbagai limbah padat dan limbah cair, baik yang berasal dari kegiatan industri dan rumah tangga serta kegiatan lainnya kedalam badan sungai, sehingga akan menjaga komponen kimia lainnya yang berkorelasi dengan nilai kelarutan oksigen (DO).
•
Untuk sumber air bagi air bersih/minum, dapat melakukan aerasi dengan cara menyemprotkan sumberdaya air ke udara atau dinding agar memungkinkan permukaan air kontak dengan udara bebas.
•
Dan lain-lain.
D. Tingkat kegaraman (NaCl=Salinity, satuan mg/L) Tingkat konsentrasi kelarutan khusus garam dapur (NaCl), dimana disamping sebagai akibat pelarutan mineral yang mengandung Na dan Cl-, unsur garam ini dapat terjadi sebagai hasil dari ikatan-ikaatan residu penggunaan pupuk kimia pertanian dan limbah cair dari industri dan rumah tangga. Kadar kandungan garam dalam air : • - Air Tawar : < 0,05 % • - Air Payau : 0,05 – 3 % • - Air Sakine :3–5% • - Air Brine :>5% Dampak yang mungkin timbul : • Terhadap ekologi, umunya biota dan tumbuhan air tawar sangat sensitif terhadap peningkatan kadar garam NaCl sehingga akan mematikan biota/tumbuhan air tawar tersebut, sangat sedikit sedikit sekali biota/tanaman air tawar yang dapat beradaftasi dengan kandungan garam. Apabila biota/tumbuhan air tersebut mati makan akan mempengaruhi sistim rantai makanan yang ada dalam habitat/ekologi tersebut, sehingga akan menggangggu keseimbangan alami habitat/ekologi tersebut. •
Terhadap komponen kimia air lainnya adalah akan meningkatkan nilai DHL dan meningkatkan kelarutan beberapa logam yang terdapat dalam batuan dimana sumberdaya air tersebut berada.
•
Terhadap ekonomi masyarakat, peningkatan kadar garam akan mematikan biota/tanaman air tawar termasuk ikan air tawar, sehingga akan menggagalkan usaha budidaya peternakan ikan air tawar, oleh karena itu pada akhirnya akan menurunkan pendapatan masyarakat dari sektor perikanan darat atau air tawar. Juga pada sektor
ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
26
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
pertanian, apabila tanah/air tanah memiliki kegaraman tinggi maka akan terjadi penyerapan air pada akar tanaman oleh garam yang ada dalam tanah/air tanah, maka tanaman akan layu dan mati akibat dehidrasi atau tidak terjadinya proses photosintesis pada pohon tersebut karena tidak ada air. •
Terhadap kesehatan masyarakat, apabila mengkonsumsi air dengan kandungan NaCl tinggi, akan mempengaruhi cita rasa air, mempengaruhi kesetimbangan kandungan elektroloit/garam dalam darah sehingga akan mempengaruhi sistim sirkulasi darah dalam tubuh, akan mempengaruhi tingkat kekentalan darah, yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat kesehatan tubuh secara menyeluruh.
•
Dan lain-lain.
Langkah perbaikan yang dapat dilakukan : • Mengurangi pemakaian pupuk kimia dalam kegiatan pertanian, karena akan meninggalkan residu yang akan membentuk ikatan garam yang berperan dalam tingkat Daya Hantar Listrik (DHL). •
Melakukan rehabilitasi dan konservasi lahan-lahan terbuka, sehingga mengurangi tingkat erosi dan pelarutan mineral-mineral/logam dalam tanah.
•
Mengurangi masuknya limbah industri/rumah tangga/dan peternakan kedalam sungai (badan air).
•
Dan lain-lain.
E. Kandungan unsur besi (Fe, satuan ppm) Banyaknya kandungan unsur logam besi (Fe) yang terlarut dalam air, tingkat kelarutan ini sangat dipengaruhi oleh tingkat keasaman air tersebut. Umumnya unsur besi berasal dari mineral pirit (Fe2S) yang apabila mengalami oksidasi oleh oksigen yang berasal dari air menghasilkan besi Fero (Fe2+) dan asam sulfat (H2SO4) yang akan menimbulkan tanah dan air menjadi asam. Besi Fero (Fe2+) akan mengikat oksigen lagi menjadi besi Feri (Fe3+) yang berbentuk endapan yang berwarna kuning. Dampak yang mungkin timbul : •
Terhadap ekologi, sebagai dampak adanya logam Pirit ((Fe2S) dialam yang mengalami oksidasi, maka akan menyisakan asam sulfat yang akan membuat air tanah, air permukaan dan tanah akan bersifat asam. Umumnya tumbuhan dan biota lainnya sangat sensitif terhadap kenaikan keasaman, sehingga akan mengalami kepunahan/mati. Dengan matinya biota dan tumbuhan air maka akan mengganggu sistim mata rantai makanan dalam habitat/ekologi tersebut, sehingga dengan kondisi ini akan mengganggu sistim keseimbangan hayati/kehidupan habitat/ekologi tersebut.
ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
27
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
Foto 8: Batuan dan tanah merupakan sumber utama unsur besi (Fe) di alam, terlarut oleh air tanah, berwarna kuning pada waktu kontak dengan udara luar. (lokasi : Desa Sambak, Yogyakarta; kredit: Asep Mulyana)
•
Unsur Besi Fero (Fe2+) akan mengikat oksigen menjadi unsur besi Feri (Fe3+) yang merupakan endapan pada dasar air atau tanah dengan warna kuning sampai kuning kecoklatan (yellow boy). Kondisi air dan tanah yang asam tersebut akan sangat besar kemungkinannya untuk melarutkan beberapa mineral logam berat (Cu, Zn, Pb, Cd) yang mana logam berat tersebut sangat beracun bagi manusia, biota dan tumbuhan lainnya.
•
Terhadap ekonomi masyarakat, sebagai akibat kondisi asam maka sumberdaya air tersebut tidak akan dapat dimanfaatkan untuk budidaya ikan air tawar dan juga pertanian secara umum lainnya. Sehingga masyarakat akan kehilangan mata pencahariannya dalam bidan peternakan ikan air tawar. Juga air dengan kandungan besi yang tinggi, tidak dapat dipakai untuk mencuci karena akan kain/baju akan berubah warna menjadi kuning dan mudah berkarat, juga sumberdaya air ini tidak dapat dipakai untuk sumber air bersih, sehingga untuk kedua keperluan tersebut harus membeli air yang bersih dan sehat.
•
Terhadap kesehatan masyarakat, mengkonsumsi air dengan kandungan besi tinggi maka akan menimbulkan dampak kesehatan seperti kerusakan ginjal, pengerasan hati, pengurangan kemampuan syaraf motorik/kontrol dan iritasi kulit. Memang dampak kesehatan dari kandungan besi ini tidak bersifat langsung tapi merupakan bioakumulasi sehingga gejala gangguan kesehatannya akan terasa pada jangka waktu yang lama.
•
Dan lain-lain.
Langkah perbaikan yang dapat dilakukan : • Kelarutan besi ditentukan tingkat keasaman air, maka langkah yang paling sederhana adalah meningkatkan derajat kebasaannya sehingga tidak menghasilkan endapan berwarna kuning, langkah ini bukan menyelesaikan permasalahan adanya besi terlarut dalam air. • Untuk air yang dipakai sebagai air minum, maka sumberdaya air ini harus dilakukan pengolahan dengan meningkatkan kebasaan dan menyaringnya sehingga air tersebut bisa dipakai sebagai sumber baku air minum. • Pemeliharaan beberapa jenis bakteri pereduksi secara alami. • Dan lain-lain.
ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
28
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
F. Kandungan unsur Nitrit (NO2-, satuan ppm) Konsentrasi kandungan unsur Nitrogen Nitrit dalam air. Nitrit merupakan ion-ion an-organik alami yang merupakan bagian dari sebuah siklus unsur Nitrogen di alam. Proses dimulai dari bahan/material yang mengandung Nitrogen oleh mikro-organisme dirubah menjadi Amoniak (NH4), kemudian akan mengalami oksidasi menjadi Nitrit (NO2-), ikatan kimia Nitrit tersebut tidak stabil maka Nitrit tersebut akan mengalami oksidasi lagi menjadi Nitrat (NO3-) sehingga unsur ion Nitrat ini paling umum dijumpai pada air permukaan dan bawah tanah. Sumber unsur Nitrogen dapat berasal dari pelarutan mineral dalam batuan dan tanah, pupuk pada lahan pertanian, limbah-limbah yang dihasil oleh aktifitas manusia. Dampak yang mungkin timbul : â&#x20AC;˘ Terhadap ekologi, dengan adanya penggunaan pupuk nitrogen pada lahan-lahan pertanian secara besar-besaran maka di dalam tanah dan air akan meninggalkan residu Nitrogen yang oleh mikroorganisme akan dirubah menjadi salah satunya adalah Nitrit sehinggga banyak mencemari sumberdaya air (air permukaan dan air tanah). Unsur ion Nitrit-Nitrat Nitrogen ini didalam air merupakan sumber makanan bagi beberapa jenis algae, sehingga apabila kebaradaan unsur ini banyak maka akan terjadi peningkatan koloni Algae yang besar sekali, sementara koloni Algae tersebut dalam kehidupannya memerlukan oksigen dan juga akang menghasilkan gas Sulphida yang akan meracuni habitat disekitarnya. Hilangnya kandungan oksigen dalam air akibat adanya â&#x20AC;?booming Algae disebut dengan Eutrofikasi, beberapa contoh kejadian ini yang mengakibatkan perikanan ikan tawar mengalami kematian di sentra-sentra budidaya ikan tawar, seperti di daerah Jatiluhur dan Bendungan Saguling/Cirata, Jabar, dan lainnya. Aspek lainnya, apabila ion Nitrit beroksidasi menjadi Nitrat maka akan berikatan dengan beberapa mineral logam berat seperti Pb maka akan membentuk Plumbum Nitrat (Pb(NO3)2) yang bersifat racun bagi pertumbuhan janin dan kesehatan tubuh. â&#x20AC;˘
Terhadap kualitas kimia air, sebagai akibat adanya proses Nitritifikasi (Nitrit menjadi Nitrat) maka akan ada pengambilan unsur oksigen dari sumberdaya air (DO menurun), sehingga akan menggganggu kondisi kimia air unsur lainnya secara berantai.
Foto 9: Salah satu sumber Nitrogen organik adalah kotoran ternak binatang yang dibuang ke sungai dan akan membentuk Amonium, Nitrit dan Nitrat di dalam air. (lokasi: Desa Gegerbentang, Cianjur; kredit: Asep Mulyana)
ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
29
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
•
Terhadap ekonomi masyarakat, sebagai akibat terjadinya penurunan kadar Oksigen dalam air dan terdapatnya gas Sulphida (belerang) sebagai akibat adanya ”pelimpahan algae” maka akan menimbulkan kematian ikan-ikan (dialam maupun budidaya), sehingga akan menghilangkan sumber mata pencaharian/perekonomian masyarakat.
•
Terhadap kesehatan masyarakat, bagi bayi yang berumur dibawah 6 bulan apabila mengkonsumsi air yang mengandung unsur ion Nitrat/Nitrit dengan kandungan tingg maka dapat menimbulkan keracunan akut, malah dapat menimbulkan kematian sebagai akibat Nitrat/Nitrit yang masuk kedalam usus akan diubah menjadi Nitrit (belum ada kesimbangan antara usus dengan bakteri usus). Ion Nitrit akan masuk kedalam darah dan akan mengikat oksigen dari Hemoglobin, sehingga darah kehilangan Oksigennya. Kondisi darah bayi kekurangan oksigen ditandai dengan kulit berwarna biru (makanya disebut dengan Blue baby). Untuk anak-anak dan orang dewasa karena telah memiliki bakteri pengubah Nitrat maka ion Nitrat yang masuk ke usus akan diolah oleh bakteri tersebut dan akan dikeluarkan menjadi air seni dan keringat, serta sekresi lainnya.
Langkah perbaikan yang bisa dilakukan : • Mengurangi penggunaan pupuk Nitrogen dalam pertanian untuk menekan jumlah residu unsur Nitrogen dialam (air dan tanah) sehingga mengurangi proses pembentukan ion Nitrit/Nitrat. •
Apabila sumber air minum tercemar, maka dapat menambahkan air untuk menurunkan konsentrasi ion Nitrit/Nitrat tersebut.
•
Dan lain-lain.
G. Kandungan unsur Nitrat (NO3-, satuan ppm) Konsentrasi kandungan unsur nitrogen nitrit dalam air. Nitrit merupakan ion-ion an-organik alami yang merupakan bagian dari sebuah siklus unsur Nitrogen di alam. Proses dimulai dari bahan/material yang mengandung Nitrogen oleh mikro-organisme dirubah menjadi Amoniak (NH4), kemudian akan mengalami oksidasi menjadi Nitrit (NO2-), selanjutnya ion Nitrit tersebut akan mengalami oksidasi lagi menjadi Nitrat (NO3-) yang relatif memiliki ikatan kimia lebih stabil. Mengingat ion Nitrit dan Nitrat merupakan sabuah proses yang saling berantai dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain maka berbagai dampak pada lingkungan dan kesehatan manusia adalah sama dengan dampak yang diakibatkan oleh ion Nitrat, akan tetapi karena ion Nitrit ini sangat labil ikatan kimianya, maka dampaknya akan semakin akut dan serius. Dialam, sumber Nitrogen yang akan bersiklus menjadi Amoniak, Nitrit dan Nitrat sangatlah melimbah, dapat berasal dari alam (batuan/tanah) juga dari berbagai limbah organik, seperti limbah tinja/urine, limbah kotoran peternakan dan berbagai limbah organik lainnya yang oleh mikroorganisme akan diproses menjadi ion-ion Nitrit dan Nitrat tadi. Secara keseharian bahwa masyarakat sudah sering bersentuhan dengan kedua ion Nitrit dan Nitrat tersebut, karena banyak sekali jenis sayuran dan makanan yang kita konsumsi seharihari juga mengandung Nitrit/Nitrat, seperti kembang kol, brokoli, bayam dan umbi-umbian banyak mengandung kedua ion tersebut, hanya saja Nitrat/Nitrit ini bersifat alami sehingga tidak terlalu akut dalam meracuni tubuh. Juga terdapat dalam berbagai makanan olahan/kalengan, dimana nitrit/nitrat banyak dipakai sebagai bahan pengawet makan seperti daging dan berbagai produk bahan makanan lainnya. ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
30
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
H. Kandungan unsur Phosfat (PO4-, satuan ppm) Kandungan konsentrasi ion PO4- dalam air. Unsur ion Phosfat ini bisa berasal dari bahan organik sebagai hasil pelarutan kotoran burung (Guano) dalam goa-goa karst (batugamping), dan dapat juga bersifat an-organik yang merupakan hasil-hasil sisa residu pupuk kimia (pupuk buatan) dan pestisida dalam kegiatan pertanian dan juga merupakan hasil pelarutan dari mineral batuan/tanah yang mengandung unsur Phosfor (P) yang mengalami oksidasi menjadi P2O5.
Foto 10: Salah satu sumber unsur Phospor (Phosfat) adalah residu pupuk dan pestisida, mencemari air dan berbahaya bagi kesehatan masyarakat/mahluk hidup (lokasi: Semangat Gunung, Karo; kredit: Asep Mulyana).
Sebetulnya unsur Phosfor (Phosfat) merupakan salah satu unsur hara yang sangat penting dan dibutuhkan oleh semua tumbuhan dalam pertumbuhan dan proses pamatangan bunga/buah, apabila kadar unsur ini rendah maka akan mengakibatkan proses perkembangan perakaran secara lateral dan bulu akar, sehingga akar menjadi pendek dan tebal. Karena ada gangguan pada sistim perkembangan akar maka ada gangguan pengaliran zat hara dan air ke daun untuk photosintesa sehingga tanaman akan kerdil, layu dan matai.sehingga secara normal unsur ini didalam tanah diperlukan oleh tumbuhan. Dampak yang mungkin timbul : • Terhadap kondisi ekologi, karena unsur Phosfor (PO4-) ini merupakan makanan bagi beberapa jenis mikro-organisme (jenis Algae dan biota air) maka apabila kandungan ion Phosfat ini terdapat dalam jumlah yang banyak di alam/air, maka akan terjadi pelimpahan koloni algae dan tumbuhan air secara besar-besaran (booming), sebagai akibatnya Algae dan tanaman air ini juga akan mengkonsumsi unsur Oksigen dalam air untuk proses photosintesa juga apabila Algae dan tumbuhan air ini mati akan terjadi proses pembusukan aerob yang memerlukan adanya kandungan Oksigen, sehingga akibat proses tersebut maka terjadi kekurangan unsur Oksigen untuk mahluk hidup lainnya dalam habitat tersebut kondisi ini dinamakan “Eutrofikasi”. •
Terhadap kualitas kimia air, sebagai akibat terjadinya “eutrofikasi” maka akan terjadi kekurangan kandungan unsur gas Oksigen dalam air (DO rendah), nilai BOD/COD akan naik, pH air akan menurun, akan terbentuk gas H2S sehingga air menjadi bau dan akan mematikan mikro-organisme lainnya dalam habitat air tersebut.
•
Terhadap kesehatan masyarakat, mengkonsumsi air yang tercemar oleh unsur phosfat dalam kadar yang tinggi akan menyebabkan gangguan kesehatan terhadap tubuh, seperti kerusakan pada beberapa organ tubuh, mengganggu sistim pencernaan,
ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
31
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
menyebabkan iritasi dan kerusakan jaringan kulit, menyerang fungsi mata, sistim susunan syaraf dan jaringan otak. Tinggkat kerentanan satu orang dengan orang lainnya berbeda sehingga tingkat kepekaan akan berbeda pula. •
Dan lain-lain.
Langkah perbaikan yang bisa dilakukan : • Mengurangi penggunaan pupuk kimia dan pestisida dalam melakukan usaha pertanian, dan menggunakan kedua produk tersebut secara efisien dan efektif sehingga seluruh pupuk dan pestisida tersebut dapat diserap oleh tumbuhan secara maksimal.
Foto 11: Penggunaan pestisida berlebihan dan tidak effisien pada sayuran, menghasilkan residu beberapa logam berat yang mencemari air dan bersifat racun bagi tubuh manusia/karsinogenik (lokasi: Desa Gegerbentang, Cianjur; kredit: Asep Mulyana)
•
Mengelola jamban/septic tank secara baik dan benar, karena unsur ion Phosfor (Phosfat) ini juga terdapat dalam septic tank sebagai hasil penguraian kotoran manusia (protein, asam amino, dan sisa organik lainnya).
•
Dan lain-lain.
ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
32
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
3. PENUTUP Kualitas air secara fisik, kimia dan bakteriologi sangatlah memegang peranan yang sangat penting terhadap aspek kelayakan sumberdaya air untuk dapat dikonsumsi sebagai air bersih, oleh karena itu untuk menjaga kondisi kualitas dialam dengan baik, diperlukan pemahaman tentang sifat, karakeristik, proses siklus air, kegiatan yang akan berdampak terhadap air serta pengetahuan dasar tentang tata cara pengolahan dan pemulihan sumberdaya air yang tercemar agar dapat dimanfaatkan kembali. Sudah diketahui bersama bahwa saat ini diseluruh dunia telah terjadi kecenderungan penurunan kualitas air, terutama di negara-negara berkembang di benua Afrika dan Asia, termasuk di Indonesia. Sehingga di beberapa negara tersebut telah terjadi kekurangan suplai sumberdaya air baku dengan kualitas yang masih layak untuk diolah menjadi air bersih. Di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Batam, dan kota lainnya, kondisi kecenderungan penurunan tersebut sudah dapat dirasakan, hal ini dapat dibuktikan dengan terjadinya kesulitan bagi PDAM di beberapa kota tersebut dalam meningkatkan produksi air bersih untuk didistribusikan kepada para pelanggannya, dan terdapatnya daftar tunggu calon pelanggan PDAM yang mencapai ribuan bahkan puluhan ribu calon pelanggan/rumah. Sebagai ilustrasi saja, di kota Bandung bagian Selatan terdapat beberapa wilayah yang sudah sekitar 8 (delapan) tahun menjadi daftar calon pelanggan PDAM dan sampai saat ini belum mendapatkan pelayanan dan suplai air bersih dari PDAM, hal ini bukan disebabkan karena PDAM Kota Bandung secara teknis tidak mampu meningkatkan kapasitas pengolahan dan produksinya, melainkan disebabkan tidak tersedianya sumberdaya air baku dengan kualitas yang layak untuk diolah menjadi air bersih. Konsekwensi dari kurangnya suplai air bersih kepada masyarakat, terutama di saat musim kemarau maka sering terjadi berbagai penyakit epidemik yang berkaitan dengan kurangnya air bersih, seperti muntaber, diare, gatal-gatal dan penyakit lainnya. Juga banyak diberitakan bahwa sebagai akibat menurunnya kualitas air di perairan umum (sungai, danau, waduk, saluran irigasi, dll) terjadi keracunan pada ikan yang hidup secara alami juga pada kolam-kolam budidaya perikanan air tawar. Dampak dari kejadian tersebut adalah terjadinya gagal panen yang dialami oleh masyarakat peternak ikan sehingga kejadian tersebut akan menurunkan daya beli dan perekonomian masyarakat peternak ikan tersebut. Memperhatikan beberapa permasalahan tersebut diatas terlihat bahwa kualitas sumberdaya air sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan, ekonomi dan kesehatan masyarakat yang memanfaatkan dan memakai sumberdaya air tersebut, sehingga untuk menghindarkan dari permasalahan tersebut harus diupayakan bagaimana tata cara serta langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menjaga dan melindungi kualitas sumberdaya air agar tetap layak untuk dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan hidupnya. Salah satu bentuk upaya memperbaiki kondisi sumberdaya air dalam sebuah daerah tangkapan hujan (DAS/sub-DAS) yang telah mengalami penurunan (degradasi) tersebut adalah dengan melakukan kegiatan rehabilitasi dan konservasi lahan/dan air dalam kawasan DAS/sub-DAS tersebut.
ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
33
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
Agar supaya seluruh rencana kegiatan rehabilitasi dan konservasi lahan/air tersebut dapat berhasil dan mencapai sasaran yang baik maka rencana tersebut harus melibatkan dan mendapat dukungan dari seluruh komponen pemangku kepentingan (multi-stakeholder) yang berada dalam wilayah tersebut, seperti komponen masyarakat, pemerintah, LSM, sector usaha, dan sector lainnya. Untuk menghimpun seluruh potensi, kekuatan, dan rencana-rencana agar lebih berhasil dan efisien maka seluruh komponen multi-stakeholder tersebut dapat meleburkan diri atau diikat dalam sebuah forum bersama atau lembaga yang memiliki komitmen dalam upaya langkahlangkah perbaikan kawasan sebuah DAS/sub-DAS. Semua ide, harapan dan rencana kegiatan rehabilitasi dan konservasi lahan/air tersebut dapat dituangkan dalam sebuah dokumen rencana aksi atau workplan atau action plan yang akan menjadi benang pengikat dari setiap komponen multi-stake holder dalam menjalankan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan rehabilitasi lahan/air dilapangannya nanti. Dokumen work plan atau action plan forum tersebut merupakan sebuah agenda bersama dalam menjalankan berbagai kegiatan upaya rehabilitasi dan konservasi lahan/air agar sumberdaya air yang berada dalam sebuah DAS/sub-DAS dapat menjadi lebih baik sehingga akan meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan semua anggota masyarakat.
ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
34
BUKU PANDUAN UMUM WQM - HUBUNGAN KUALITAS AIR DENGAN LINGKUNGAN-EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
4. DAFTAR REFERENSI 1. A. Tresna Sastrawijaya, MSc, 1991 : “Pencemaran Lingkungan” 2. Ir. AG. Kartasapoetra, dkk, 1985 :”Teknologi Konservasi Tanah dan Air” 3. Betty Srilaksmi Jenie; WiniatiPudji Rahayu, 1990 :”Penanganan Limbah Industri Pangan” 4. Moch. Arief, 1993 :”Farmasetika” 5. A. Hadyana Pudjaatmaka; Meity Taqdir Qudrotillah, 2002 :”Kamus Kimia” 6. ................, 2001 :”Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air” 7. ................, 1990 :”Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 tahun 1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air” 8. ................, 2002 :”Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/Menkes/SK/VII/2002 tahun 2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum” 9. ................, 1989 :”Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 39 tahun 1989 tentang Pembagian Wilayah Sungai” 10. ………..., 2004 :”Peraturan Menteri Kesehatan No. 1205/Menkes/PER/X/2004 tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat pakai Air (SPA)”
ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID
35
ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM Ratu Plaza Building, 17th. Fl. Jl. Jend. Sudirman No. 9 Jakarta 10270 Indonesia Tel. +62-21-720-9594 Fax. +62-21-720-4546 www.esp.or.id