ISSUE #01 MARCH 2011
CLUB | CONCERT | GIGS | LIFESTYLE | FASHION
ADVERTISE HERE
marketing@evenuemagz.com
CONTENT
05 | Produk | MonkeyLectric 12 | Music | Primal Scream 15 | Hear This | John Legend 16 | Interview | Armada Racun 18 | Fashion Splash | Freeze The Beast 24 | Fashion Article | Dress Code
Content
www.evenuemagz.com
| 01
e t o N s ’ r o t Edi
Photographer: Anom Photographer Ast.: Kenzie Akako Stylist: Juris Bramantyo MUA and Hair Do : Citra Model: Julez feat. Masta The Pittbull Location: Cotton Crew Store
Editor’s Note
www.evenuemagz.com
| 02
The Contributors Fajar Martha Pecinta kopi, pengagum berat Alan Horne. Menulis fanzine pop lightningsheets yang baru terbit tiga edisi. Seminggu sekali cuap-cuap di program Outerbeat Eltira FM. Juga menyandang status mahasiswa part-time. Terima konsultasi asmara via twitter di @fjrmrt.
Sostenes ‘Ones’ Alfonsos Huge passion on music and spinnin behind the deck, love to catch human behavior, trash talk, and walk.
Yogha Prasiddhamukti Lahir di Yogyakarta pada 15 Oktober 1987. Dia sekarang kuliah jurnalisme di Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Vokalis sebuah band metal/hardcore bernama Hopeless. Dia suka menulis, sebagai freelance contributor di majalah local. Dia juga Los Cules, penggemar FC Barcelona sejak tahun 2002.
Muhammad Hallala Hobi yang pasti Fingerboarding, Making Fingerboards, Football, Fotografi, Game. Lahir di Blitar tahun 1986, kemudian singgah di kota Solo untuk menempuh kuliah Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret sejak tahun 2005 hingga sekarang belum selesai. Aktivitas sehari-hari bermain dan hura-hura, yaitu bermain di kamar kecil PION fingerboard.
Arkham Kurniadi (Hampir) 27 tahun, pekerjaan utama dokter umum, pekerjaan sambilan mengurus sebuah band, sebuah label dan sebuah program radio. Lebih lanjut lagi bisa dia manfaatkan sebagai sarana cari jodoh jadi sebaiknya cukup sekian saja.
Contributors www.evenuemagz.com
| 03
COTTON CREW Cotton Crew Merupakan sebuah distribution store yang didalamnya terdapat beberapa brand clothing ternama yang berasal dari kota Bandung dan Yogyakarta, Cotton Crew dibentuk dan di konsep oleh PT. INJOYNESIA yang memproduksi COSMIC, COSMICGIRL & INFAMOUS. Cotton Crew Memiliki keunggulan dari Distro lainnya, yaitu dengan konsep interior yang mengacu ke design RAW dan terdapat instalasi DJ Booth di Lantai 2 nya dan bisa dipergunakan untuk area pertunjukan musik elektronik, sehingga kedepannya untuk lantai 2 dari Cotton Crew akan sering mengadakan event- event komunitas musik elektronik. Brand Clothing yang terdapat di Cotton Crew antara lain Cosmic, Cosmic Girl, Infamous, Indicator, Oink!, Tosavica, Rubber, Ten De Grees, Horo'Orly, Hysterical, Keidite, Pinklewinkle Komp.Ruko Demangan Baru Jl.Demangan Baru #14, yogyakarta Facebook : cosmic yogyakarta Site : http://cosmicclothes.net
DEMAJOR CD STORE Buying CD It Still Fun Take the cover slave, watch and read. Itu alasan mengapa toko CD ini tetap ada. Seolah tidak peduli dengan menurunnya jumlah pembelian CD dalam industri ini. Demajor CD store akan tetap menyuguhkan koleksi CD rilisan mereka. Selain sebagai record label, Demajor juga mendistribusikan sendiri produk mereka. Kalian bisa menemukannya di Jogja Nasional Museum 2nd floor. Mulai dari Endah N Rheza, The Milo, Navicula, Frau, White Shoes and The Couple Company sampai ke kompilasi terbaru dari musisi Jogja "Jogja Istimewa" . Selain itu juga ada rilisan underated dari Interpol, Dolores (ex vocalis The Cranberries), The White Boys A Live sampe rilisan vinyl David Bowie bisa kalian beli di sini. Jogja Nasional Museum 2nd floor Jl. Prof. Dr. Amri Yahya No. 1, Gampingan, Yogyakarta.
LOCUST FINGERBOARD LOCUST adalah produsen papan fingerboard kayu pertama di Yogyakarta yang mulai berproduksi fingerboard deck sejak Maret tahun lalu. Sekarang LOCUST telah memiliki konsumen dari seluruh daerah di Indonesia. LOCUST juga akan segera melayani pembelian dari luar negeri. Negara-negara yang sudah memesan papan produksi LOCUST diantaranya Philipina,Texas,dan Portugal. Sistem distribusi dan penjualan Locust adalah melalui media Internet (Facebook, Blog, Kaskus) dan melalui store, yaitu Slacker Distro dan Endemik Warung Skate. Harga papan mulai dari Rp. 130.000,- sampai dengan Rp. 160.000,-. Bahan dasar fingerboard deck yang diproduksi oleh LOCUST adalah Veneer maple. Saat ini, LOCUST juga mengeluarkan aksesoris fingerboard yaitu LOCUST foam tape, LOCUST tuning set, LOCUST wheels, ABS truck. Jl. Godean km 5 Guyangan GP IV / 271 Sleman – Yogyakarta www.facebook.com/locust.fingerboard http://locust-fingerboard.blogspot.com
Phoebe’s shop Phoebe’s Shop adalah sebuah online store yang mengkhususkan usahanya dalam pembuatan sepatu. Sepatu-sepatu yang ada di Phoebe’s Shop semuanya adalah produk handmade dan made by order. Persentase kemiripan dengan gambar adalah sekitar 90-95%. Karena sepatu-sepatu Phoebe’s shoes adalah produk handmade, kalian bisa memilih sendiri jenis bahan sepatu (kulit sintetis, kulit asli, suede dan beludru), warna sepatu, tinggi heels (sampai dengan 9 cm), dan detail-detail sepatu lainnya. kalian juga bisa memesan sepatu dengan desain sendiri sesuai yang kalian inginkan. Lama pembuatan sepatu di Phoebe’s Shop sekitar 4 minggu. Harga sepatu berkisar dari Rp 165.000 – Rp 220.000. Pemesanan bisa dilakukan melalui message fb, e-mail, dan BB messanger. Find out more at www.facebook.com/shop.phoebe or www.facebook.com/phoebeshop.too
Product Review www.evenuemagz.com
| 04
MONKEY ELECTRIC bercahaya, punya pattern-pattern yang unik dan mampu berubah ubah pattern-nya sesuai dengan kecepatan putaran, yupp!! itulah Monkey Light merupakan salah satu produk dari Monkey Lectric yang berasal dari USA. Cara kerja dari Monkey Light ini ialah sebuah alat yang berisi beberapa lampu LED yang dipasang jari-jari velg, yang nantinya mengubah putaran roda menjadi sebuah pattern-pattern tertentu melalui lampu LED tersebut, dengan kata lain ini merupakan sebuah inovasi dari karya seni lebih tepatnya merupakan sebuah digital art. Setiap putaran mampu menghasilkan pattern yang berbeda-beda dari putaran lambat, sedang, maupun putaran tinggi. sebuah alat elektronik biasanya sedikit peka terhadap apa itu yang dinamakan air, ya Monkey Light tentu saja sudah memikirkannya, alat ini memang sudah didesain tahan air jadi apabila cuaca sedang hujan itu bukan menjadi masalah untuk bersepeda dan dihiasi warna-warni Monkey Light. untuk harga memang tidak bisa dikatakan murah sekitar 59 USD, tetapi untuk sebuah karya seni seperti ini? kenapa tidak. [Nuron] Check out : http://www.monkeylectric.com/
NOKIA X2
SAMSUNG GALAXY TAB 10.1 Setelah sempat sukses me-release versi 7 inch, pada awal bulan februari Samsung lagi-lagi mengeluarkan produk tablet lagi dengan content yg lebih mumpuni, yaitu Samsung Galaxy Tab 10.1. Dengan layar yang lebih besar tentunya dibanding pendahulunya, layar 10.1 inch membuat penggunanya lebih lega dan leluasa serta dengan disematkannya Android versi 3.0 A.k.a Honeycomb dimana ini adalah versi tablet PC terbaru yang membuat Samsung ini semakin mantap. Dilengkapi stereo speaker membuat produk ini memiliki nilai plus tersendiri dibanding pesaing-pesaingnya. Tetap dengan desain yang stylish tetapi tidak meninggalkan performa dan kinerja dari tablet Samsung ini. Dilengkapi dengan kamera utama 8 Megapixel dan juga secondary kamera 2 Megapixel Samsung Galaxy Tab 10.1 menjadi semakin handal dalam pengambilan gambar. Samsung Galaxy Tab 10.1 menggunakan processor dualcore berkapasitas 1Ghz yang sangat membantu dalam kegiatan multimedia. [Nuron]
Item Must Have
Nokia X2-01 merupakan seri terbilang baru dari Nokia, walaupun sudah berada di pasaran pada akhir tahun 2010 kemarin. Dengan desain keypad QWERTY menjadikan handphone ini memudahkan bagi penggunanya dalam mengetik. perbedaan dari pendahulunya yaitu Nokia X2-00 memang tidak banyak hanya saja ďŹ tur-ďŹ tur yang ada di seri X2-01 lebih komplit terutama di bagian konten hiburan yang lebih eksklusif dan pemutar musik yang cukup mumpuni serta didukung akses langsung ke dalamnya. Tidak lupa juga Nokia seri X2-01 juga memliki kelebihan pada konektor AV berukuran 3,5 mm yang mampu memudahkan penggunanya dalam memilih dan menggunakan headphone atau speaker sekalipun. memori yang digunakan ialah microSD yang mampu up to 8 Gb serta dilengkapi pula dengan Bluetooth. ada sedikit kekurangan dari seri ini ialah pada koneksi internetnya yang masih menggunakan GPRS/EDGE dan EGPRS class 32, memang sedikit sayang karena ďŹ tur-ďŹ tur didalamnya seri ini terdapat akses langsung ke menuju ke beberapa situs social networking dan juga instant messaging. [Nuron]
www.evenuemagz.com
| 05
RHYTHM ACTIVITY & WE LOVE EMBASSY Sabtu malam Hugo’s Cafe Jogja benar-benar kedatangan tamu yang sangat istimewa, selain ujan deras pada malam itu tentunya, yaitu DJ Michael Vagas, DJ asal Swiss yang menyebut dirinya dukun Teky-Elektro menyambangi Hugo’s Café untuk memanaskan malam yang dingin di Jogja. Dibuka oleh homeband Hugo’s Café, para partygoers beranjak turun ke lantai dansa. Tepat pukul 1 malam muncul lah sosok yang ditunggu-tunggu. Dengan membawa DJ set kebanggaannya, DJ yang mempunyai kebiasaan membuka kerah bajunya itu langsung unjuk gigi dengan membawakan track-track unggulannya. Jelas sudah para partygoers langsung turun ke dancefloor yang cukup luas itu. Ditemani MC Erno Soulmotion, Michael Vagas terus memanaskan suasana dalam ruangan ini. Di seberang ruangan yaitu Embassy yang hanya tersekat oleh pintu samping, juga tak kalah seru. Mereka kedatangan tamu yang luar biasa yaitu DJ 1MAN, salah satu DJ senior DAFKAF yang jam terbangnya cukup tinggi. Ditemani oleh MC XBO dari 1945MF/ACID029, menghentak Embassy dengan remix nya yang luar biasa. Partygoers pun semakin menjejali dancefloor. Dengan tampang yang agak serius, 1MAN terus memberikan service nya tanpa henti. Tanpa terasa pukul 4 pagi sudah terlewati, tapi dancefloor Embassy masih aja penuh oleh partygoers yang tidak mau menyia-nyiakan weekend mereka untuk bersenang-senang.
Club Report www.evenuemagz.com
| 06
MY A PARTY WITH SOULJAH
26 Februari semuanya hujan di Jogja malam itu. tapi show must go on. Waktu menunjukkan pukul setengah dua belas dan keadaan masih lumayan lengang di Liquid ditemani Kuripasai yang membuka acara malam itu, suasana mulai beranjak memanas. Apalagi setelah DJ Dea mainin house remix dari Black Eyes Peas dan beberapa set list lain. Entah datang dari mana tiba-tiba di tengah crowd yang mulai panas, datang segrombolan muda mudi dancer yang ber-battle ria di tengah meja pengunjung beralaskan karpet merah yang mereka bawa. Tidak terasa jam sudah menunjukan pukul satu dinihari, dan inilah yang di tunggu – tunggu oleh semua yang datang ke Liquid. SOULJAH is comming sekitar satu jam SOULJAH bersorak-sorai bareng crowd yang maju ke bibir panging semuanya ber sing a long mulai dari “jamaica's way”, “abiding”, “bersamamu”, sampe “i'm free” yang jadi lagu terahir di malam itu dan orang - orang pun semangat joget dan ngak ada capek ya sampe acara kelar.
Club Report
www.evenuemagz.com
| 07
Pada tanggal 13 Februari 2011 lalu dimulai pada jam 7 malem , bertempat di Cotton Crew, bertepatan dengan malam menjelang Vallentine, dimana sebuah perayaan paling populer kedua di Amerika Serikat setelah perayaan Natal. Budaya yang sangat menguntungkan industri coklat, bunga, dan kartu ucapan. Dan fenomena globalized culture yang membuat kita berbahasa, berbangsa, dan bertanah air satu. Momen yang dianggap sangat tepat untuk merayakan project video ini. Armada Racun bersama Hide Project dan Batu&Gunting berhasil menyuguhkan proses produksi akhir video Amerika. Kolaborasi karya, demikian semangat yang diambil melalui project ini. Hasilnya sebuah perpaduan antara musik dan video yang masing-masing mampu merepresentasikan ide tentang ke-Amerika-an itu sendiri. Konsep sederhana yang diambil dari video ini adalah penggunaan media kardus yang dikemas berbentuk kubus, menyerupai kemasan produk. Bergambarkan teks lagu, dan icon-icon Amerika, diwakilkan oleh beberapa merek terkenal mulai dari merek yang menyimbolkan budaya konsumerisme ala McDonalds, sampai budaya maskulinitas Marlboro. Tegas dan jelas, itu kesan yang ingin ditampilkan melalui video ini. Sebagaimana lagu Amerika sendiri yang disajikan Armada Racun secara tegas dan jelas. Dalam acara tersebut Armada Racun juga merilis official merchandise edisi video Amerika. Merchandise berupa t-shirt ini diambil dari visual art yang muncul dalam video Amerika ini. Acara tersebut ditutup dengan live performance dari Armada Racun yang tampil akustik, Set panggung minimalis dengan sound sederhana menutup perayaan tersebut, sekitar 10 lagu dibawakan oleh Armada Racun. di antaranya "Mati Gaya" Boys kising Boys" dan tidak lupa "Amerika".
Gigs Report
www.evenuemagz.com
| 08
////////////// GODSTEP Tour 2011
Text : Yogha Prasiddhamukti Photo : Guruh Vimbria
Slackers Company, the finest and most well-known store di Jogja, yang berlokasi di ring road utara, Maguwoharjo, Yogyakarta, tanggal 12 Februari kemarin, tiba-tiba dipadati sama penyuka dubstep, glitch-hop, gorestep, drumstep, grime music dan family-family-nya yang kebetulan pengen malem mingguan sekalian nikmatin musik-musik itu tadi. Kenapa? Soalnya waktu itu lagi ada acara Godstep, yang adalah serangkaian acara tour yang digagas oleh Famous Stars and Straps, salah satu brand ternama di dunia clothing internasional dan The Super Future Conspiracy yang kerjasama dengan Slackers Company sendiri, buat acara yang diadakan di Jogja ini. Acara ini ngedatengin Electrofux dan KRSGTH-K9, dua orang DJ yang cukup “absurd” yang ngebawaian dubstep with their own gnarly good way. Line-up acaranya juga diisi sama DJ-DJ dari kota Jogja sendiri yang memang istimewa, ada Pink Cobra dan DJ Dash dari P.O.S (Principal of South), plus dipandu sama MC flamboyan, the man himself, Mr. Hahan dari Hengky Strawberry. Acara dimulai sekitar jam 8 malem, dan udah terlihat tanda-tanda bakalan banyak keringet, asep rokok, “bau naga” dan kesenangan lainnya di area parkir depan Slackers . Bahkan, pas jam 10 pun, pas DJ Dash main ngebawain glitch hop and Baltimore music, dance floor udah dipenuhin sama asap rokok dan temen-temen Eselcrue plus orang-orang yang datang yang malam itu sepertinya mencoba membawa suasana moshpit yang biasa ada di hc/punk concert ke acara ini, dan memang berhasil! Yah, paling enggak, body surfing sama stage dive udah gak kehitung berapa kali dilakuin, semacam bebaskeun dan sangat fun, indeed. MC Hahan pun dengan celotehannya bisa ngebawa suasana “makin malam makin akrab” semakin menjadi. Makin malam, makin banyak orang yang datang, tempat agak sumpek, tapi semua keliatan seneng-seneng aja. Jelas, soalnya line-up berikutnya yaitu KRSGTH-K9, yang sebelumnya juga udah sukses ngacak-ngacak turntable dan DJ set-nya sebelum DJ Dash, mulai bikin rusuh Slackers barengan sama partner in crime-nya, Electrofux himself. Mereka back to back ngebawain dubstep, drumstep, gorestep, balik lagi ke dubstep, terror, dll, sampe sukses bikin crowd gak berhenti joget dan seneng-seneng dan MC gak berhenti nyerocos, bahkan ubin parkiran Slackers bisa aja jebol kalo gak kuat nahan hentakan kaki orang-orang yang jogetan disitu. Godstep Tour 2011 edisi Jogja kali ini terbilang cukup sukses. Dan pasti orang-orang yang datang ke acara ini bisa punya cerita yang bagus buat di share di Facebook, Twitter, Blogspot dan media jejaring laennya kalo malam mingguan mereka asik banget.
Gigs Report
www.evenuemagz.com
| 09
1 1 0 2 i r a j k u j Un la mad Halla m a h u M : Text luka ron Phasa u N : o t o h P
Unjuk jari 2011 merupakan sebuah kompetisi Fingerboard yang berdasarkan inisiatif dari teman-teman pecinta fingerboard dari Solo. pada tanggal 20 februari 2011 mulai pukul 8 pagi diadakanlah acara kompetisi fingerboard ini. Bertempat di Gedung Galeri Seni Rupa Taman budaya Surakarta, acara ini terbilang cukup sukses, karena peserta yang hadir berasal dari segala penjuru kota-kota besar dan skala acara ini bisa dibilang skala nasional, bagaimana tidak peserta yang yang datang bukan hanya dari kota Solo saja melainkan dari Jogja, Semarang, Surabaya, Jakarta, Bandung, Bali, hingga luar negeri yaitu Berlin Jerman. Dengan dengan disponsori banyak brand-brand besar membuat acara kompetisi fingerboard ini semakin meriah. kategori yang dilombakan dalam kompetisi fingerboard ini antara lain "Jagoan Jalanan" atau Full Run Park, Jagoan Flip Trick atau Game Of Skate, Jagoan Trick, Jagoan Pertandingan dan ada juga Photo Contest. Dari sekian banyak peserta yang datang ada seorang peserta sekaligus tamu spesial acara Unjuk jari 2011, yaitu hadirnya Daniel Duruku pro fingerboard player asal Berlin, Jerman. Selain itu banyak lagi pemain-pemain fingerboard dari lokal yang cukup ternama yang hadir ikut meramaikan acara Unjuk jari 2011. Penilaian dan hasil dari semua kategori dapat langsung dilihat dalam offical website unjuk jari di www.unjukjari.web.id. Jadi perubahan-perubahan score yang terjadi langsung di-update oleh tim panita yang bersangkutan. Pemenangnya antara lain Hendra Caps – Jakarta – Nut Fingerboard (Jagoan Unjuk Jari 2011), David – Solo – PION fingerboard (Jagoan Trick), Valentino Febry – Jogjakarta – PION fingerboard (Jagoan Flat Trick), Daniel Durku – Germany – BlackRiver (Jagoan Jalanan Advance), Stefany Risky – Solo – Undead Fingerboard (Jagoan Jalanan Beginner).
Event Report www.evenuemagz.com
| 10
ADVERTISE HERE
By : FJRMRT
Tahun 2011 baru saja berjalan dan jikalau boleh menarik ulang garis waktu, mari kita kembali ke 1991 dimana sebuah album rock & roll revolusioner bernama Screamadelica milik Primal Scream dirilis. Sebuah penanda jaman. Bersama Bandwagonesque-nya Teenage Fanclub; Loveless-nya My Bloody Valentine; Nevermind-nya Nirvana, era 90-an tidak semenjemukan dekade sebelumnya. Empat album yang menegaskan bahwa semangat muda, jika dibiarkan mengendap terlalu lama toh akan meluap hebat juga. Kalimat terakhir sengaja saya tulis mengingat empat band tersebut berasal dari sebuah sub-kultur kecil. Well, let say.. indie. Tiga nama pertama merupakan binaan label Creation dan nama terakhir (bersama labelnya Sub Pop) berperan besar membuat Seattle tidak hanya terkenal sebagai kota perakit pesawat terbang. Tapi mari kita fokuskan pada Primal Scream. Grup yang kerap bertransformasi di tiap albumnya. Revolusioner karena mereka acapkali mempopulerkan ulang tiap akar musik rock & roll. Bukan, bukan terjemahan rock & roll usang ala Wolfmother yang dimaksud. Akar disini bisa merambat ke cabang karena mencakup southern-northern soul, psikadelik, funk, rhytm & blues, garagerock kasar, glam rock, dub, gospel hingga elektronik. Bassist band ini, Mani (yang bergabung pada ’96 paska band pertamanya The Stone Roses bubar) pernah berkelakar: “Jika ada band yang ingin saya berada dalamnya selain The Stone Roses, maka band itu adalah Primal Scream, The Jesus & Mary Chain atau Beastie Boys. Martin Duffy, otak di balik tiap arsiran kibor magis di band pop cult Felt pun tergabung di Primal Scream. Jika ada suatu magnet yang bisa menarik dua kutub ajaib tersebut dalam satu band, maka magnet tersebut adalah seorang Bobby Gillespie. Sosok dengan profil kurus, pucat serta muka tak pernah berbulu. Dan susah memang, membicarakan Primal Scream tanpa merunut ulang kiprah bermusik Bobby Gillespie.
Sebagai pemuda yang dibesarkan bapak seorang politisi kiri, tinggal di Skotlandia dan berumur 15 tahun kala gelombang punk-rock tahun 1977 meledak, Bobby muda tak mau ketinggalan remaja seumuran lain. Ia kerap berkeliling kota guna membombardir tembok dengan slogan-slogan heroik Sex Pistols. Sambil tak lupa bermimpi bermusik se-inspiratif Sex Pistols dan The Clash. Adalah takdir Tuhan yang kemudian mempertemukan dia dengan Alan McGee empat tahun sebelumnya di sekolah yang sama. Jika garis ilahiyah ini tidak terjadi, mungkin tidak akan ada yang namanya The Jesus & Mary Chain; album setaraf prasasti kuno bagi skena shoegaze: Loveless, album wajib remaja sembilan puluh Definitely Maybe; atau label dengan katalog semenarik Creation (JAMC adalah salah satu band yang membuat label ini memikat publik; sedangkan Loveless milik MBV adalah album tendensius, kerap disebut sebagai Pet Sounds-nya shoegaze dan hampir membuat Creation kolaps karena banyaknya biaya yang harus dikeluarkan demi terwujudnya impian paling liar Kevin Shields; dimana Definitely Maybe punya Oasis bak juru selamat Creation dan membuat publik Inggris memiliki perisai baru terhadap serangan grunge).
Saya adalah satu dari sekian orang yang berharap bisa secepatnya menikmati film dokumenter tentang Creation: “Upside Down”. Karena dari informasi yang saya dapat, si bos label Alan McGee mendedikasikan film tersebut tak lain dan tak bukan untuk Bobbie Gillespie. Bobby remaja adalah pribadi yang supel dan sangat antusias terhadap musik. Antusiasme berlebih yang membuat hal tersebut menjadi passion baginya hingga saat ini. Pertemanannya dengan bassist The Daisy Chain (nama awal band noise-pop/proto-shoegaze yang sudah saya sebut tiga kali di artikel ini. Kalau belum ngeh juga, lebih baik lompat baca ke halaman lain, deh) membuatnya ditampuk sebagai drummer band itu. Penunjukan yang bukan didasari atas kemampuan-nya menggebuk drum. Tapi condong seperti perkataan Jeff Barret, road manager band berisik itu: "He just looked fucking brilliant, total rock 'n' roll.” Bobby sebelumnya juga tercatat pernah menjadi roadie bagi band Glasgow lain, Altered Images (half-time guitaring, half-time drumming!), yang kemudian bertransformasi menjadi post-punk nearlyinvisible act The Wake. Bobby bahkan tercatat sebagai penulis lirik di lagu “The Old Men”.
Music Article www.evenuemagz.com
| 12
Singkat kata, baru pada 1986 Primal Scream benar-benar mencuat setelah B-side dari “Crystal Cresent”, “Velocity Girl” menjadi salah satu lagu yang terdapat di kompilasi (lagi-lagi) penanda jaman C-86. Kompilasi ini kerap ditunjuk sebagai referensi awal bagi mereka yang ingin mendalami akar kultur indiepop. Namun toh Bobby tetap gelisah. Ia tidak puas dengan hanya menjadi band sambil lalu selewat dengar (sebagian besar band yang ikut dalam kompilasi ini bahkan bubar tidak lama setelah kompilasi ini rilis). Ia gelisah dan mempertanyakan eksistensi timbal-balik antara uang dan karya musikal. Seperti yang ia kemukakan setahun sebelumnya di majalah yang merilis kompilasi tersebut, NME: "What we want in the future is enough money to record properly. I don't mean six months in a recording studio recording one single like Tears for Fears or some other shits - that's disgustingly decadent! We just want enough time." Banyak sebenarnya kutipan Bobby yang jika saya tulis disini bisa menggerahkan kalangan tertentu. Ditambah dengan banyaknya respon negatif media akan debut album Sonic Flower Groove (bisa disimpulkan dengan satu kalimat: “kalau hanya ingin menjadi plagiat The Byrds lebih baik bubar”). Namun sejengah apapun dia akan sepak terjang Primal Scream era ini, “Velocity Girl” kelak sangat kental mempengaruhi lagu “Made Of Stone” milik The Stone Roses.
Frustrasi dibilang terlalu terjebak masa lalu tidak membuat Primal Scream disorientatif. Meski album sofomor bertajuk selftitled kembali mendapat perlakuan bengis media dan membingungkan fans lama. Namun bisa dimaklumi karena di album inilah dua nyawa reaktif bernama Gary ‘Mani” Mounfield dan Martin Duffy bergabung, juga batu loncatan Bobby akan kegemaran-nya mengeksplor berbagai unsur musik rock (dalam kasus album ini MC5 dan The Stooges). The good things are always worth to wait, apalagi jika bisa terwujud hanya dalam kurun dua tahun. Screamadelica dirilis, dan era penasbihan Bobby sebagai santo rock and roll dimulai. Screamadelica meramu berbagai zat adiktif turunan musik rock, Primal Scream melangkah keluar dari batasan-batasan dan meski radikal, album ini membuat tangan banyak jurnalis musik gatal untuk memberi respon positif. Plus, bisa dimainkan di pub-pub kumuh tapi beraura nirwana, klub-klub dansa glamor, hingga festival musik sekelas Glastonbury. Primal Scream kembali mengakrabi kawan lama dan merangkul banyak teman baru. Mereka juga kerap berkolaborasi dengan nama-nama beken bin mentereng. Sebut saja Robert Plant (Led Zeppelin), supermodel Kate Moss (yang bernyanyi apik di lagu “Some Velvet Morning”), gitaris angkuh peracik balutan noise-delay-fuzz Kevin Shields, trip-hop Bristolian Massive Attack, duet elektronik Chemical Brothers, maestro funk George Clinton dan masih banyak lagi.
Kadang, meski asik, menggemari band dengan rasa yang hampir sama di tiap album bisa menjemukan. Band dengan progresivitas eksplosif bisa memperluas wacana dan wawasan musikal. The Rolling Stones, Teenage Fanclub, Oasis, Sonic Youth, Lightning Seeds, The Radio Dept, The Lucksmiths bisa masuk di jajaran tipe pertama. The Beatles, Weezer, Blur, The Charlatans UK, Sigur Ros dan Club 8 dikategorikan di tipe kedua. Afterall, bukankah hidup itu memang pilihan? Pejamkan mata kalian, selamat menikmati pergumulan musikal Primal Scream di tiap album sambil melupakan tulisan ini. Jika menarik, terus dengarkan. Jika membosankan, loncat ke album selanjutnya. Seperti St. Bobby Gillespie yang bisa melepas penyematan label dan stigma, mari menikmati musik tanpa embel-embel. As he screamed on “Velocity Girls”: “I don’t need anyone to hurt me/no, not anyone at all/because my so-called friends have left me and I/I don’t care at all/leave me alone..” (FJRMRT)
Music Article www.evenuemagz.com
| 13
Review By : FJRMRT
Dream Diary – You Are The Beat (2011) Kanine Records Mari sambut 2011 dengan rilisan-rilisan segar. Baru beberapa bulan berjalan dan Kanine records sudah menelurkan dua album dari Young Prisms, Xray Eyeballs dan Dream Diary. Juga Acid House Kings yang pada akhir maret nanti akan merilis album kelima (lima tahun setelah album terakhir Sing Along With Acid House Kings). New York seperti tak henti-hentinya melahirkan band-band baru dengan ide-ide serta musik segar, serta keberanian mereka membawakan diri. Sebut saja YYY’s, The Strokes, The Pains Of Being Pure At Heart dan teraktual, Dream Diary. Legenda beredar, vokalis band ini, Jacob Danis Sloan (yang besar di Philadelphia) bertemu Madison Farmer (what a name!), gadis montok berparas eksotis di sebuah sudut di New York. Dua insan beda kelamin beda karakter yang seketika saja klop satu sama lain begitu menyadari bahwa album yang sedang mereka putar di iPod masing-masing ternyata The Queen Is Dead milik The Smiths. Album debut You Are The Beat ini dipenuhi oleh gaya bernyanyi (desisan/gumaman lebih tepatnya) Jacob yang akan mengingatkan pop geeks akan sosok Bob Wratten, Keith Girdler (Blueboy) dan Bobby Gillespie (Primal Scream era jangly C-86). Ditambah timpalan backing-vokal dari Madison,
tanda tanya siapa penerus duet Bob Wratten-Annemari Davies (The Field Mice/Trembling Blue Stars) era modern seakan terjawab sudah. Pada “Young Veronica”, pemuja Sarah records tentu akan terngiang lantunan “September’s Not So Far Away”-nya The Field Mice. Plus, bumbu jangly ala the Byrds + sensibilitas liriknya Teenage Fanclub di lagu “Is He Really Mine”, ada warna paisley underground di lagu “Tombs Of Love” (setel ulang “Prophecy”-nya The Close Lobsters, deh). Biar banyak ‘meminjam’ album ini tidak serta merta menjadi basi atau kacangan. Karena peminjam biasanya memakai dan merawat baik barang pinjaman-nya. In short, album ini pasti cocok bagi mereka yang terbiasa menikmati rilisan-rilisan Sarah dan Slumberland. Juga pas jika kamu ingin mencoba versi lembut sesama New Yorker The Pains Of Being Pure At Heart. You Are The Beat adalah debut yang ciamik dari Dream Diary. (fjrmrt)
Lull - Death (i): Questions For The Millions (2010) The Soundcity records Lull. Trio indie-harsh-rockers penuh ilusi. Perhatikan saja bagaimana mereka menamakan diri mereka dengan kata yang kurang lebih berarti ‘tenang’. Tak kenal maka tak sayang. Sebelum mengupas dwilogi pertama tentang kematian ini, ada baiknya kita mengenal mereka lebih jauh. Dibentuk oleh tiga orang sahabat perantau Jakarta asal Surabaya di tahun 2000. Formasi awal sempat menelurkan debut Appetizer, formasi kedua bahkan sempat membuat videoklip “Renew” yang digarap legenda lokal Andri ‘Lemes’ Ashari (eks vox Rumahsakit). Namun ya itu tadi, saking lekatnya dengan pelabelan mitos, 20 stok lagu pun tersebar gratis diantara kerabat mengingat keputusan J. Vanco (satu-satunya personil asli band ini) untuk mendalami ilmu tata suara di Seattle. Mungkin selain melanjutkan studi, dia juga meresapi aura dan kharisma kota Seattle sebagai tempat kelahiran label Sub Pop (dimana beberapa pengaruh Lull seperti Nirvana, Dinosaur Jr. dan Sonic Youth bernaung di dalamnya). Selepas merantau, J. Vanco membawa ilmu juga ambisi. Ilmu menata suara yang ia praktekkan saat memoles album-album ciamik dari Astrolab, Annemarie, Armada Racun, Brilliant At Breakfast, dll. Dan ambisi menghidupkan kembali Lull; kali ini dengan Aldi Pagaruyung dan Christian Nainggolan. Maka tercetuslah sebuah konsep mempertanyakan esensi mati dalam Death.
Hear This
Death (i) dibuka dengan “Solely Motion”, dengan emosi lagu yang merangkak naik di menit 1.05 dan keriuhan distorsi tebal dan beat yang lambut namun tegas. J. Vanco berteriak lirih, “do you think anyone care?/like anyone share/do you think?”, seperti berkata ‘apakah kematian menimbulkan tanya yang berkesudahan? ‘. Kemudian telinga saya seperti ditampar bolak-balik saat lagu kedua “Herr Wulf” mengalun. Gebukan dram menjadi bertenaga, teriakan lirih bertransformasi menjadi luapan marah, kepada siapa amarah ini ditujukan cuma Aldi Pagaruyung seorang yang tahu. Album ini kemudian disisipi dengan nomor instrumental “Deadinstrumm”, yang saya pikir cukup mujarab menurunkan tensi tinggi (yang jika terlalu diumbar tentu membosankan). “Death Machine” adalah nomor kuat (jika “Kissability” milik Sonic Youth dinyanyikan seorang pria). Delapan track dengan kombinasi yang maksimal. Beli album ini jika kamu ingin merasakan versi kelam dari Lantai Merah (Monkey To Millionaire). Cocok sekali saat dahaga akan pelampiasan emosi, gundah dan amarah memuncak. Jangan pedulikan departemen lirik, karena (mungkin) lirik menurut Lull hanyalah pelengkap verbal dari racikan distorsi + bebisingan mereka. Death (ii) rencananya dirilis akhir tahun lalu. Namun hingga bulan ketiga 2011 kabarnya belum pasti. Yah, namanya juga mitos. (fjrmrt)
www.evenuemagz.com
| 14
Review By Ones Tiga tahun yang lalu band asal New York ini dikenal melalui singlenya ‘blind’, mungkin sebagian sih yang tau, hehehe. Waktu itu vocalisnya masih Antony Hegarty yang sekarang ini lebih konsen di band nya ‘Anthony and the Jonhson’ . Dan sekarang ini Hercules & Love Affairs adalah Andy Butler sebagai otak dari band ini ditambah dengan Kim Ann Foxman, Mark Pistel, Shaun Wright dan penyanyi androgyny asal Venezuela bernama Aerea Negrot. What a superb crew! Dan DFA record lah yang bertanggung jawab atas album album mereka.
Blue Songs DFA, Moshi Moshi
"My House" adalah single andalan dari album yang baru ‘Blue Song’ dan di album ini sedikit berbeda dengan dengan album sebelumnya, ‘My House’ membawa kita ke era Chicago House tahun 80 an, gedek. Di album ‘Blue Song’ ini Andy Butler lagi dari mulai 70’s disco, Chicago house, Jackin bahkan mencampurkan sedikit ballad, tetapi saat pop diperlukan, di ikutsertakanlah pentolan Block Party Kelle Okereke di lagu "Step Up". Hercules and Love Affair band yang punya pentolan cerdas, memiliki personil pintar dan beberapa-nya androgyny, yakin lah mereka keren dan layak diundang Adrie Subono untuk tampil di Indonesia, I wish...
Okey, lets cut the bullshit. Mereka adalah The Roots, band yang lahir tahun 1987 di Philadelphia, Pennsylvania, harap di ingat mereka band, bukan MC. Formasi awal mereka
John Legend and The Roots Wake Up! Saya sempat bertanya kepada beberapa teman tentang musik hiphop yang mereka dengarkan sekarang ini , beberapa menjawab Drake, Kanye, Li’ll John atau Eminem dan “Miss Umbrella” itu. Saya
drum Ahmir "?uestlove" Thompson. Formasi terakhir mereka adalah Black Thought (MC), Questlove (drum), Kamal (keyboard), Frank Knuckles (perkusi), Cap'n Kirk (gitar) mengganIncubus, ditambah pemain tuba Damon "Tuba Gooding Jr." Bryson dan bassis Owen Biddle. Band ini berkolaborasi dengan penyanyi kondang peraih Grammy Award, dia adalah John Legend. Tidak usah berbicara banyak tentang orang yang satu ini karena hampir semua wanita sudah mengetahuinya. The Roots dan John Legend bekerja sama dan mereka menghasilkan album berjudul ‘Wake dari pemilihan presiden Obama di tahun 2008,
balik tentang hiphop saya cuma bisa menjawab “The shame...
ajakan. Tetapi album ini menunjukan karakter dari hiphop/soul band blending dgn suara manis dari John Legend yg membuat kaum hawa 'tuntas' dan memang benar.
dalam satu album dan bertemu dengan vocal yang sexy maka album ini menjadikannya sebagai album yang sangat layak didengar dan grammy pun mengakuinya. 11 dari 12 lagu di album ini mendaur ulang album dari tahun 60an dan 70an, beberapa dari lagu daur ulang tersebut diantaranya "Wholy Holy" dari Marvin Gaye,
“WakeUp!’ sendiri di daur ulang dari Harold Melvin and the Blue Notes. Ya, ini memang album yang layak untuk didengarkan walaupun kalian belum terbiasa dengan hiphop. Kalau mungkin baru kenal The Roots akibat mereka bekerja sama dengan John Legend dan memenangkan grammy di album ”Wake Up” tolong dilepas atribut Sean John, Mecca, Timberland atau Akademiks nya, sorry becanda..hehehe..
Hear This www.evenuemagz.com
| 15
Band asal Yogyakarta yang terkenal dengan lagu “Amerika” ini baru aja me-launching video klip nya. Simak obrolan EVENUE dengan mereka yang sangat concern dengan tematema social di setiap karya-karya mereka. Apa kabar? Vred : Kabar baik selalu. Dani : Sedikit hang over.
kami menuliskan yang kami lihat dan alami dalam kehidupan sosial ini, di Indonesia tentunya, juga menuliskan dengan cara kami tentunya....hehehehe. Dani : Red,rock.,poison bisa saya tambahkan sedikit untuk raw n real.
Kenapa ARMADA RACUN? Vred : Lebih bernuansa Indonesia, karena kami band Indonesia, menghindar dari penamaan band yang menggunakan bahasa Inggris, atau numerisasi. Dan aku kira Armada Racun, tepat dan catchy untuk di jadikan nama, dan sekali lagi itu Indonesia. Dani : Karena itu nama yang paling keren menurut saya. Kapan pertama kali belajar main musik? Vred : Aku belajar musik setelah bosan dengan belajar nari Jawa, kira-kira SMP kelas 1, ketika aku mendapatkan akustik gitar merek Osmond dari om-ku, mulai itu aku mulai belajar main musik pertama kali, dan aku addict. Dani : Ketika sperma bapak saya mulai membuahi indung telur ibu saya. Somed : Belajar musik seperti halnya proses belajar berjalan seorang bayi kalo bagi saya itu berjalan secara sendirinya setelah saya mendegarkan beberapa rilisan album Green Day dan itu membuat saya mulai tertarik dengan musik cutting edge lainya dan mempelajarinya kemudian ada keinginan membuat musik - musik seperti itu dan itu terjadi secara otodidak dan sampe sekarang saya masih belajar. Musik ARMADA RACUN? Vred : Musik Armada Racun ?.......yang jelas kami mendeskreditkan gitar di dalam band, perpaduan duo bass, keyboard dan drum menjadi pilihan kami dari awal. Lirik Armada Racun?
Interview
Menurut kamu apakah "genre musik" adalah hal yang menjebak si musisi itu sendiri atau sebaiknya bagaimana? Vred : Tergantung personal manusia sebenarnya, kalo dia berpikir sempit ya sempit, kalo berpikir luas ya akan luas, yang bahaya itu justru menurut saya adalah orang yang berubah-uba genre, juga musiknya yang disesuaikan dengan pasar yang lagi top, wah kacrut tuh orang, suruh ke MUSICA aja dia. Dani : Genre itu aliran? Setau saya aliran itu cuma seperti sesuatu hal yang bersifat ortodoks.. so fuck off dengan genre. Somed : kalo tidak ikut ahmad dani aja jadi pesuruh Adakah rencana berkolaborasi dengan musisi atau seniman lain? dengan siapa? Vred : Ada, humm.......tentunya ini masih rahasia dong siapanya, ntar gak surprise lagi dong di evenue edisi berikutnya hehehehehehe…… Dani : semua musisi yang punya semangat dan tidak materialistis ,hehehehe. Inspirasi terbesar kalian? Vred : inspirasi terbesar kami INDONESIA man, dan keadaan sosio kulturalnya yang.................... kacrutkan ? hehehehe. Somed : dan itu menjadi salah satu cerita yang kita masukan dalam lirik yang kita garap. kesamaan keadaan sosio kultural dengan kehidupan personal manusia .. yang sama sama kacrut dan relatif. Dani : bumi dan segala konflik-konfliknya.
www.evenuemagz.com
| 16
Dimana kalian biasa mendapatkan inspirasi untuk menciptakan lagu? Vred : Dimana saja bro, saya termasuk manusia yang otaknya bergerak terus, saya capek dengan ini kadang, lagi nongkrong dengan teman, kopi, alkohol, naik motor, lagi nonton ďŹ lm, etc man. ide selalu muncul, ada bisa yang tertangkap jelas dan ada yang masih kabur, kalo kabur, yah biasanya idenya kabur benar.... tapi suatu waktu kembali lagi hehehehehe. Dani : tidak ada space khusus untuk itu..karya bisa keluar dimana saja... Menurutmu apakah Jogja istimewa? Kalo istimewa , apanya yang istimewa? Vred : Very Special dong........, Yogyakarta !!! aku suka manusiamanusia Yogyakarta nya, yangmempunyai jiwa gelisah dan berdiskusi terus, masalah kecil pun bisa jadi diskusi kok disana, apalagi yang terlihat baru gede..hahahaha. Dani : Istimewa secara historis nya,, Harapanmu untuk industri musik di Yogyakarta? Vred : Untuk industri musik di Yogyakarta di 2011, aku pengennya lebih berdiri di kaki sendiri, katanya kan Daerah Istimewa Yogyakarta, ya harus DIY lah. Dani : Semoga musisi di Yogyakarta bisa survive dari karyakaryanya dan dihargai secara mentalitas juga ďŹ nansial. Amin Goal di 2011? Vred : Goal kami 2011, kami baru siapkan DVD dan CD dari RMDRCN saat bermain akustik, yang akan di rilis semoga tahun ini, dan juga album kedua kami. Dani : ARMADA RACUN...KELILING DUNIA.
Interview www.evenuemagz.com
| 17
FREEZE THE BEAST Photographer: Anom Photographer Ast. : Kenzie Akako Stylist: Juris Bramantyo MUA and Hair Do : Citra Model: Julez feat. Masta The Pittbull Location: Cotton Crew Store
Cotton Crew Ruko demangan Baru #14 Jl. Demangan Baru Yogyakarta 0274 - 564377 / 081804050292
Double Breasted Jacket avalibe at Cotton Crew Multi Chain Necklace by Vindist D’ Accessories
Backless Dress avalaibe at Cotton Crew Necklace and bracelets by Vindist D’ Accessories
Gray Dress avalaibe at Cotton Crew Necklaces and Bracelets by Vindist D’ Accessories
Printed Tees avalaibe at Cotton Crew Black Trench Coat avalaibe at Cotton Crew Necklaces and Bracelets by Vindist D’ Accessories
Fringed Tops avalaibe at Cotton Crew Trench Coat avalaibe at Cotton Crew Necklaces and Bracelets by Vindist D’ ccessories
DRESS CODE
A ntara Ditaati atau Dilanggar By Juris Bramantyo
tertulis kata “dress code”. Biasanya dress code Masalahnya, kadang dress code sedemikian sulit kan baju yang sesuai, waktu yang mepet, ato alasan klasik, “males dan nggak sesuai dengan gaya gue”. Buat sebagian clubbers, dress code menjadi hal party nya. Pada beberapa party, dress code memang mutlak acara perusahaan. Begitu juga party dengan tema tertentu. Side pool party tak akan mungkin kita langgar dengan datang lengkap dengan setelan. Beberapa kostum party juga rasanya patut didatangi dengan dress code yang benar. Namun, beberapa party bisa kita akali dengan melanggar dress code untuk mendapatkan kesan maksimal. White party akan seru kalau kita datang dengan dress atau baju hitam. Siapa yang tak akan
akan “dikucilkan” dari geng hanya karena ngotot ingin kelihatan beda. diri sendiri. Kalau memang berpakaian ala India tak membuat kita nyaman maka jangan datang ke acara Bollywood party dengan setelan kerah nehru lengkap atau kain sari yang menjuntai-juntai. Cukup tambahkan aksen atau kesan india pada asesoris. Dress code memang bisa dikombinasi dan diimprovisasi. tanpa kelihatan “nantang” rasanya memang lebih pas untuk dilakukan. Semuanya kembali lagi ke kita, karena bagaimana pun kita yang memakai dan kita yang akan merasa nyaman sandal, celana pendek seadanya dan baju lusuh rasanya beach party di Bali. So clubbers, it’s on your hand to break or obey the rule. But please stay stylish at every party. Let’s hit the floor partygoers!
Fashion Article www.evenuemagz.com
| 24
Kelly Bag The “IT� Bag All The Time Pasti sudah tak asing lagi dengan nama “It� bag yang satu ini. Tas keluaran rumah mode Hermes pasti jadi idola dan wish list banyak wanita, mungkin termasuk kamu dan pacar kamu. Begitu terkenalnya selama lebih dari lima dekade, membuat tas yang satu ini jadi semacam legenda klasik dalam dunia fashion.
Dirilis pertama kali tahun 1935 dengan nama Sac a Depeches, Kelly Bag belum menjadi sorotan dunia sampai tahun 1950an. Dimulai dari kemunculan aktris Grace Kelly yang kemudian menjadi Princess of Monaco, yang terlihat sering menenteng tas ini untuk menutupi kehamilan nya. Dengan pose khasnya memegang tas di depan perutnya. Gambar-gambar hasil jepretan paparazzi dengan cepat menyebar, memperlihatkan tas dengan desain kuat nan elegan ini dari glamornya Hollywood ke seluruh penjuru dunia. Sejak itu semua menyebutnya Kelly Bag. Kelly Bag sendiri mempunya saudara, Birkin Bag, yang namanya diambil dari artis Jane Birkin yang tenar di era itu. Namun popularitas Kelly Bag tampak nya memang akan terus abadi bahkan hingga sekarang. Terlihat banyak wanita menentengnya, banyak pria menghadiahi wanita kesayangannya dengan fashion item yang satu ini. Walaupun banyak juga (sangat banyak) yang menenteng versi KW-nya bahkan versi palsunya.
Kelly Bag sendiri mudah dikenali dengan bentuknya yang khas dan tegas. Dilengkapi dengan gembok kecil dari logam yang catchy. Tas ini terdiri dari 5 ukuran yang berbeda, dan materialnya bisa dari kulit buaya, kulit burung onta, serta kulit reptil eksotis lainnya. Hampir semuanya langsung didatangkan dari Afrika, Malaysia, dan Thailand. Selama lebih dari delapan dekade ini sudah dirilis banyak veresi resmi, beberapa dengan tambahan asesoris, seperti scarf sutra yang sangat khas Hermes, dan lain sebagainya.
Hal yang mencengangkan dari Kelly Bag, tak lain adalah harganya dan proses mendapatnya. Tas ini tidak segera bisa dibeli di butik-butik Hermes, sebagian harus dipesan terlebih dahulu dengan masa tunggu yang mencapai 3 tahun! Belum lagi harganya yang membuat melongo, dari kisaran $4000 sampai $60000 untuk item collectable! Fantastis! But nowadays, banyak dari kita yang menentengnya. Tak perlu menengok foto-foto jetsetter dan socialista atau para istri pejabat. Kelly Bag versi abal-abal, KW super hingga KW 3, atau versi palsu yang dimirip-miripkan banyak beredar. Sebagian buatan China dan tentunya dengan harga yang jauh lebih bersahabat. So ladies, siap menenteng Kelly Bag untuk memaksimalkan penampilan kamu? Atau siap merengek meminta Kelly Bag untuk dibelikan oleh pasangan kamu? Watch out guys!
Fashion Article
www.evenuemagz.com
| 25
oleh kakak Albert yaitu Prince Edward VII (Guy kuat. Akhirnya pun dia mengundurkan diri, dan
The King’s Speech Cast : Colin Firth, Geoffrey Rush, Helena Bonham Carter, Guy Pearce Directed By : Tom Hooper Genre : Drama, Biography
The King’s Speech membawa kekuatan karakter antara Colin Firth dan Geoffrey Rush bahkan hampir tak ada celanya, sempurna!. Helena Bonham Carter dan Guy Pearce yang mendapat porsi lebih sedikit sinematografi juga sangat diperhitungkan dengan tanpa rasa bosan, walaupun konflik dan alur cerita
The King’s Speech berlatar belakang pada tahun 1925 sampai 1940, saat perang dunia ke 2 akan
sempurna, saya bisa merasakan emosi mengalir ini memenangkan Oscar. [TRHNDN]
seorang raja yang bisa memimpin Inggris melalui masa kelam dalam peperangan.
The Fighter Amy Adam, Melissa Leo Directed : David O. Russel Genre : Drama, Biography
keluarganya dengan jelas menentang pilihan
oleh orang lain. Dengan alur cerita dan suguhan drama keluarga jauh beda dengan boxing movie sebelumnya, welter Micky Ward (Mark Walberg) yang berambisi untuk juara dunia. Tetapi menurut saya film ini adalah salah satu film drama terbaik di tahun 2010 karena di film ini menceritakan bagaimana hidup bayang-bayang keluarga, terutama kakaknya yang
(Mellisa Leo) yang merangkap managernya, mereka sangat menyayangi dengan cara yang unik. seorang gadis bar yang bernama Charlene (Amy Adam). Charlene membuka mata Micky bahwa jika ingin karirnya sukses maka ia harus melepaskan diri dari bayang-bayang keluarganya.
Watch This
Man. tetapi yang menjadi point interest dalam film
menurut saya menyingkirkan tokoh utamanya. Totalitas Bale di film ini terlihat saat dia berani karakter pecandu narkoba yang diperankan sangat ciamik, mengingatkan saya dalam film The Machinist. Mellisa pun tampil sangat natural menjadi ibu yang setengah labil. Overall film ini yang mengalir sangat natural. David O. Russel bisa menggabungkan berbagai karakter dan sukses menghidupkannya dalam film ini. [TRHNDN]
www.evenuemagz.com
| 26
Atas saran dari David Bowie, Bingenheimer membuka sebuah klub pada 1972 yang diberinya nama Rodney Bingenheimer’s English Disco. Di klub inilah Iggy Pop melakukan atraksi terkenalnya, Murder of The Virgin, di mana dia menyayat dadanya dengan pisau pada 11 Agustus 1974. Di era 60-an Rodney lebih dikenal publik sebagai menghabiskan waktu bersama musisi-musisi rock
Mayor of The Sunset Strip
Directed by: George Hickenlooper Genre: documentary/ biopic
Jika Inggris memiliki John Peel, maka Amerika memiliki Rodney Bingenheimer. Mungkin terlalu dini untuk menyetarakannya dengan sang legenda, tapi Bingenheimer berjasa besar dalam memperkenalkan musik-musik kiri di Amerika selama empat dekade. Dan baik Bingenheimer maupun mendiang Peel sama-sama seorang DJ radio. Bingenheimer, yang dikenal juga sebagai Mayor of The Sunset Strip, adalah seorang DJ untuk sebuah stasiun radio di Los Angeles bernama KROQ. Dia adalah satu dari sedikit DJ di radio komersil di Los Angeles yang memiliki otonomi penuh atas lagu-lagu yang diputar di acaranya. Sejak menjadi DJ radio pada 1976, Bingenheimer disebut sebagai yang pertama memutar band-band semacam The Runaways, Duran di sebuah stasiun radio komersil, dan karenanya sangat berpengaruh dalam lahirnya scene Punk dan New Wave di Los Angeles pada akhir 1970-an hingga awal 1980-an.
menganggapnya teman. Sedikit juga yang tahu bahwa invasi Britpop ke Amerika pada pertengahan 1990-an diawali oleh sebuah program bernama “American In London” yang dibawa Rodney bersama Liza Kumijan-Smith sejak 1995. Adalah sebuah program yang khusus memutar
sebuah adegan di mana Liam Gallagher menggendong Rodney untuk menunjukkan rasa ‘sayang’-nya. Film berdurasi 94 menit ini mencoba mengingatkan jasa-jasa Rodney Bingenheimer dalam musik dekade terakhir. Film ini juga menampilkan pernah dibantunya, sebut saja Debbie Harry (Blondie), Liam Gallagher (Oasis) dan Johnny Marr (The Smiths), tentang sosok Rodney Bingenheimer. [ARK]
127 HOURS
Cast : James Franco Directed By : Danny Boyle Genre : Drama, Survival Blue John Canyon merupakan salah satu keindahan alam terbesar yang ada di bumi ini, tetapi tempat itu juga bisa menjadi salah satu tempat paling mengerikan di dunia. Gurun batu dengan beratus-ratus mil tanpa ada vegetasi apalagi air, binatang pun enggan bertahan hidup disana. Itulah
akan pernah dia lupakan seumur hidupnya sekaligus menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi dirinya.
127 Hours adalah film survival terbaik yang pernah saya tonton. Sebagian besar film ini hanya
Berawal dari hobinya berpetualang mendaki gunung, dia mencoba menaklukkan ganasnya Blue John Canyon seorang diri. Dengan bekal seadanya termasuk sebuah handycam dia menelusuri palung-palung Blue John Canyon. Pada saat turun
bosan karena banyak adegan yang disusupi flashback kejadian-kejadian sebelumnya dan memori masa kecilnya. Itulah kehebatan Danny Boyle membangun suasana di film ini. Halusinasihalusinasi dimunculkan dengan sangat riil. Detail
pegangan dia terperosok dan akhirnya menimpa dan menjepit tangan kanannya, haaduuh… ngga tau deh rasanya kaya apa tu… Disini petualangan film ini dimulai, bagaimana cara dia bertahan hidup selama 5 hari tanpa bisa bergerak kemana-mana, terjebak, hanya ditemani semut dan burung gagak yang siap menyantapnya. Bagaimana dia minum urine nya sendiri hingga berusaha memotong tangannya sendiri.
keadaan desperate bisa diperankan sangat bagus olehnya. Berbeda dengan Into The Wild dan Buried yang sama-sama bertemakan survival, film ini ber-ending bahagia. Ya jelaslah, karena film ini diadaptasi dari kisah nyata dari buku yang ditulis langsung oleh Aron Ralston sendiri. [TRHNDN]
Watch This www.evenuemagz.com
| 27
"LOVE OF DIARY" photo & text : Kenzie Akako
Apa itu cinta? Cinta merupakan bentuk kasih sayang yang sejak kita masih kecilpun sudah diajarkan pernah ada habisnya. di satu sisi, cinta dapat menjadi sebuah penyemangat dalam hidup, namun di sisi lain cinta dapat juga membuat kita ngga bisa memiliki semangat untuk menatap hari esok. Cinta seringkali menginspirasi banyak seniman dalam membuat sebuah karya. Coba aja kita lihat dari sisi musik, banyak seniman musik di tanah air maupun mancanegara yang menjadikan cinta sebagai tema dalam lagu mereka. ngga itu aja, dari panggung teater juga sering kali kita jumpai pertunjukan teater bertema cinta.
sebuah pameran yang bertajuk "Love of Diary". Pameran yang diselenggarakan tepat pada Hari
cinta.
Event Report www.evenuemagz.com
| 28
"A SPECIAL NIGHT WITH TOMPI - GLENN FREDLY - SHANDY SANDORO" photo & text : Kenzie Akako
Tepuk tangan ribuan penonton terdengar riuh saat Glenn Fredly, Tompi, dan telah menunggu di Grand PaciďŹ c Yogyakarta pada Konser bertajuk "A Special night With Tompi - Glenn Fredly - Shandy Sandoro" pada 4 Februari lalu. Konser yang -
Sandoro menyanyikan lagu milik boysband Sm*sh berjudul I Heart You yang dikemas dengan nuansa Jazz menjadi kejutan tersendiri buat para penonton. Hujan yang mengguyur Yogyakarta pada malam itu ngga mempengaruhi antusias
Event Report
www.evenuemagz.com
| 29
"ROAD TO EAST" photo & text : Kenzie Akako
Seni merupakan bahasa universal yang bisa menembus koridor-koridor birokrasi antar negara. Hal itulah yang membuat Pelukis Austria kelahiran Indonesia beraliran surrealis yang juga disebut keduanya di Indonesia bertajuk "Road to East". Pameran yang digelar dari tanggal 19 Februari hingga 19 Maret 2011 di Jogja Gallery tersebut bertepatan dengan diresmikannya Kantor konsulat Austria untuk DIY-Jateng.
tersebut telah dilakukan oleh Helmut Khand yang telah sukses berkontribusi dalam mempromosihingga dapat ditangkap oleh seluruh penikmat seni.
Event Report
www.evenuemagz.com
| 30
"NEW FOLDER" Text : Kenzie Akako Photo : doc. Mes56
kontemporer dengan tema "New Folder" di Ruang MES56. Pameran yang digelar bertepatan dengan ulang tahun MES56 ke-9 itu berlangsung cukup meriah, dan dihadiri oleh para fotografer, maupun para penikmat seni yang ingin melihat karya-karya fotograďŹ dari sejumlah seniman muda didikan MES56. Karya-karya segar ditampilkan oleh para seniman muda tersebut. Coba kita lihat karya dari Aderi Putra Wicaksono, dimana karyanya
elemen pendukung lainnya. Proses kuratorrial pameran yang sudah berlangsung dari bulan Februari 2010 menjadikan karya-karya yang dipamerkan tersebut sangat matang dari segi konsep maupun eksekusi. Dalam rentang waktu satu tahun tersebut mereka memiliki jadwal berkala untuk selalu membahas dan mengembangkan konsep-konsep yang mereka bangun. Pameran "New Folder" ini merupakan sebuah dalam wacana fotograďŹ kontemporer Indonesia.
Event Report
www.evenuemagz.com
| 31
Text : Sendy B. Kusumo Photo : Kenzie Akako
Havana Wine and Cigar Lounge sebuah tempat kongkow baru yang hadir dengan mengusung konsep dan sajian nan eksklusif. Tempat yang di-spesialisasi-kan hanya untuk kalian penggemar wine kelas atas dan cerutu berkualitas nomer satu di dunia yang pertama hadir di Yogyakarta. Menurut Doni selaku captain dari tempat yang baru launching desember kemarin ini, tersedia segala fasilitas keren dan mewah, mulai dari ruang dengan konsep lounge yang didisain minimalis dan eksklusif, tempat parkir yang nyaman, Wi Fi, dan banyak kenyamanan lain yang menjadikan pengunjung betah berlama-lama disini. Tempat yang diperuntukkan untuk kalangan menengah ke atas dan para ekspatriat ini juga menyediakan tempat di balkon rooftop bagi kalian yang ingin menikmati suasana alam terbuka yang semakin lengkap dengan view gunung Merapi di sebelah utara. Dengan berbagai macam wine impor seperti White Wine Marabino Chardonay made in Australia ataupun Red Wine Marabino Archimede made in Italy, selain itu juga tersedia berbagai Cerutu Kuba seperti Romeo Y Julieta, Hoyo De Monterrey ataupun Cohiba. Semuanya dapat kalian nikmati di sini. Havana Wine and Cigar Lounge Ruko Pandega (Inul Vista 4th Floor), Jl. Ringroad Utara Yogyakarta Phone : (0274) 439 9691 Open : 10am – 2am Price : 150k – 850k
HAVANA Wine & Cigar
LIQUID CLUB
Text : Opik Tri Handono Photo : Nuron Phasaluka
one stop entertainment
Bingung nyari tempat cozy buat makan sekaligus nongkrong? restaurant yang setelah kita makan ngga keburu langsung cabut karena crowded. Datang aja ke Liquid Club, letaknya di Jalan Magelang. Jalan yang terkenal dengan pusat perkantoran dan hiburan di Yogyakarta. Ketika saya pertama kali memasuki resto ini, ternyata dalamnya cukup luas, hampir ngga ada sekat didalam. Dengan desain interior yang modern dan minimalis, cukup membuat resto ini terlihat besar. Jelas aja karena tempat ini berkapasitas sekitar 200 orang. Sofa yang nyaman dan jarak antar meja yang cukup luas membuat orang betah berlamalama disini. Suasana yang sangat santai masih terlihat walaupun ruangan cukup ramai, ngga terlalu crowded lah. Tempat parkir yang luas dan Wifi yang kenceng juga menjadikan tempat ini langganan untuk company meeting. Soal harga ternyata ngga masalah, harga menu-menu disini ngga akan bikin kantong bolong. Dari 15 ribu sampai 75 ribu aja kamu bisa pesen menu-menu makanan dan minuman yang disajikan cukup lengkap, dari Indonesian food, Chinnesse food sampai Western. Salah satu menu favorit saya adalah adalah Tom Yam Oxtail dan Pepermint Latte. Jam buka resto ini pun cukup terbilang panjang, dari jam 11 siang sampai jam 3 pagi. So, kamu pengen lunch diluar kantor ato laper setelah dugem, tempat ini masih buka. Tiap weekend pun disini diadain acara nonton bareng liga-liga dunia, by request juga bisa, mau nonton pertandingan apa? Bisa diatur. Dengan slogan one stop entertainment, Resto yang berdiri dari tahun 2008 ini juga mempunyai tempat karaoke yang eksklusif dan lapangan futsal di bagian belakang. Pengen karaoke setelah makan? Lansung aja jalan ke belakang... Laper setelah lari-lari ngejar bola? langsung pesen aja…. heeemm seru kan. Liquid Club Jl. Magelang Km. 4,5 No. 158 Yogyakarta Phone : 0274-589611 Open Daily : 11am – 03am Price : 15k – 75k
Melting Place
www.evenuemagz.com
| 32
HAVANA Wine & Cigar
SLACKER COMPANY
COTTON CREW LIQUID CLUB
HUGO’S CAFE & EMBASSY CLUB 2
BENTARA BUDAYA YOGYA
REPOEBLIC CAFE
TAMAN BUDAYA YOGYA
DEMAJOR CD STORE
JOGJA GALLERY
MES56
PREVIEW EVENT
“I D E N T I T A S”
Jopajapu adalah sebuah kelompok perupa dari ISI yang mengusung karya-karya yang bermuatan abstrak kontemporer. Terbentuk tahun 2009 dan berupaya untuk tetap eksis sebagai kelompok perupa yang menyodok ke depan dengan berbagai pameran yang mereka gelar. Personil dari kelompok ini antara lain : Alfairus Hazbi, Didik Widiyanto, FX. Nanang, dan IB.Punia Atmaja. Kali ini Jopajapu mengusung tema apa yang mereka kerjakan selama ini adalah sebuah ekspresi seni rupa yang total. Pembukaan Pameran : Selasa, 15 Maret 2011 Pukul 19.30 WIB di Bentara Budaya Yogyakarta.
“CLOSING PARTY EBL UGM” se-DIY dan Jawa tengah ini akan dimeriahkan oleh empat dan Brilliant At Breakfast. Waw, jelas ini bakalan menjadi closing yang sangat meriah walaupun Tompi baru aja bulan kemarin pentas di Jogja, tak menyurutkan antusias para anak muda Jogja untuk menyaksikan acara ini. Acara yang diselenggarakan oleh KMTK FT UGM ini dilangsungkan di -125ribu cukup bisa memuaskan dahaga kalian akan suara-suara merdu mereka.
“PAMERAN TOKYO KELINCI” Mereka berlima : Mami Kato, Rie Kasahara, Junko Hayakawa, Seiko Kajiura, dan Noriko Kose, adalah seniman yang terlibat dalam pameran bersama yang bertajuk Tokyo Kelinci di Bentara Budaya Yogyakarta ini. Mereka akan menampilkan berbagai macam karya seni. Dimeriahkan konser piano oleh Noriko Kose dan diskusi terbuka bertajuk Pelukis di Antara Interior Japan dan Indonesia. Pembukaan : Jumat, 25 Maret 2011 Pukul 19.30 WIB.
“COMFORT SPACE - MIAN TIARA” Cewe yang sangat talented ini mulai menunjukkan tajinya saat menjadi penulis lagu untuk Andien dan Indra Lesmana. Menjadi backing vocal untuk Goodnite Electric dan Audi pun pernah dilakoninya. Dan taun kemarin doi merilis album pertama nya yang bernuansa folk jazz dan diberi tajuk The Comfort of My Own Company. Tanggal 25 besok kawan-kawan, dia akan menunjukkan bagaimana kenyamanan dia bermusik.
Preview Event
www.evenuemagz.com
| 34
WEDNESDAY, MARCH 09, 2011 YesNoKlub #09 Alcoholic Nerd (Uk) | Antenna Tony Monorail (Swiss) | The Frankenstone (Jog) | Punkasila (Jog/Aus)
SUNDAY, MARCH 13, 2011 Cosplay Model Photography Contest 8:00am - 7:00pm Jogja Expo Center (JEC)
Pameran Tokyo Kelinci 25 Maret – 1 April Mami Kato | Rie Kasahara | Junko Hayakawa | Seiko Kajiura | Noriko Kose. @ Bentara Budaya Yogyakarta
SATURDAY, MARCH 26, 2011 EBL UGM Tompi | Endah n Ressa | Frau | Brilliant At Breakfast. @ STIE YKPN Yogyakarta
Mega Bazar Computer 2011 09 - 13 Mar 2011 @ Jogja Expo Center
TUESDAY, MARCH 15, 2011
FRIDAY, APRIL 1, 2011 KICKFEST 2011 1-3 April 2011 @ Jogja Expo Center
“I D E N T I T A S” Pameran Seni Rupa Kelompok Jopajapu 15 – 22 Maret 2011 @ Bentara Budaya Yogyakarta
Auto Contest & Show 15 - 20 Maret 2011 @ Plaza Ambarrukmo
SATURDAY, MARCH 19, 2011 OUTLOUD SID, The S.I.G.I.T, Burgerkill, Shaggydog, @ Prambanan Castle, Yogyakarta.
SUNDAY, MARCH 20, 2011 Pameran Seni Rupa dari Jerman 20 - 30 Maret 2011 @ Taman Budaya Yogyakarta
Agenda Event Luquid Saturday, March 12, 2011 DJ Bimo (1945MF/FilterFunk-Jakarta) Friday, March 18, 2011 FDJ Jane (Winner FDJ Hunt 1 LNG-Semarang), FDJ Qiqi (Winner FDJ Hunt 2 LNG-Semarang) Wednesday, March 23, 2011 Dubyouth Saturday, 26 March 26, 2011 DJ Ali (Sound Of Zeus-Jakarta)
Agenda Event Republik Maret
Something Wrong
Friday, March 4, 2011 : Les Femmes Commerciale Lady dhie/Acid09, Dee-Live PA, De Femmes Dancer, Mc Bomb
MONDAY, MARCH 21, 2011
Friday, March 11, 2011 : Sounds Republic DJ Glory/Filter Funk, Sexy Studio Dancer, Mc Bomb
Launching Album “N.E.S.U”
Goes To Campus Jogja 2011 UPN “Veteran” Yogyakarta
FRIDAY, MARCH 25, 2011 Comfort Space
Agenda Event
Saturday, Maret 19, 2011 : The ResiDance Live P.A SET, Duo Dynamic, FDJ VIETA Ft ANIS, Mc Bomb Saturday, March 26, 2011 : The ResiDance GLAM MODEL”s, Mc Bomb, DJ Arie, Dj Deddy
AGENDA EVENT
www.evenuemagz.com
| 35
More Info of fashion products, visual If you have a creative work want to show here, design, photography or other and Hurry email us.
you have an event? (party , gigs, etc.) and want to be displayed in this magazine, just email us.
Dare to be a contributor? Submit your writing (article or review) of any kind.
email : Info@evenuemagz.com
More Info
www.evenuemagz.com
| 36
ADVERTISE HERE marketing@evenuemagz.com
EVENUE MAGZ COM
.