Koempoelan Soerat Kirana

Page 1

Koempoelan Soerat Kirana Buku Program #PentasKaeru



Daftar Isi Perjalanan Perkumpulan KataK Jangan Coba - Coba Bikin Pentas Musikal Sepucuk Surat Produser Sepucuk Surat Sutradara Biodata Konsultan Sinopsis Kaeru: Titik Dua di Akhir Nada Menapak Tilas ke 1942 Kumpulan Lagu Kaeru Menerjemahkan Rasa dalam Nada Pemain, Musisi, & Kru Kaeru Menghidupkan Batavia di Atas Panggung Menghadirkan Tokoh pada Zamannya Pendukung Kaeru Curahan Hati Mas Gilang Permainan Fakta Kaeru



Perjalanan Perkumpulan Katak K ATAK adalah sebuah perkumpulan berbadan hukum sah yang bergerak di bidang sosial, seni dan budaya. Pada 29 Mei 2016, tujuh orang pegiat seni dari berbagai latar belakang menandatangani akta pendirian perkumpulan ini, yang kemudian secara resmi disahkan oleh Kementerian Hukum dan Hak A sasi Manusia pada 3 Juni 2016.

Jejak Pementasan Besar : 23-25 September 2016 The Musketeers, adaptasi Alexandre Dumas, di Gedung Kesenian Jakar ta (GK J), berkolaborasi dengan Drama Club Sastra lnggris Universitas Bina Nusantara dan grup tari kontemporer Seren1ty. 11 Februari 2017 Konser musik Encore: KataK’s Highlights Concer t di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakar ta. Bekerja sama dengan Reverb Band, Clyde & Friends dan grup tari Seren1ty, menyajikan ulang puluhan lagu orisinil yang pernah dibawakan dalam berbagai pentas besar KataK sebelum resmi berbadan hukum. 2-3 Desember 2017 Kisah pewayangan Jawa, Gatot Kaca di Gedung Kesenian Miss Tjitjih, Jakar ta. Bekerja sama dengan berbagai sekolah dan universitas.


Jangan Coba - Coba Bikin Pentas Musikal Oleh: Idelia Risella

Kamu suka musikal? Sama! Aku dan Cindy (Co-produser) juga. Magis! Konfigurasi lagu dan lakon, mendudukan kita di ruangan gelap dan menyihir kita dengan seluruh rasa dan emosinya. Lalu, mengapa begitu pesimis judul ceritaku? Seakan menjadi seorang produser sebuah pentas musikal adalah ide yang buruk. Begitu banyak yang kami pelajari selama 1,5 tahun produksi. Dari ngegodok konsep sampai bayar-bayaran. Kami sampai pada satu masa dimana bisa saling ber tatap dan ber tanya, “Ide siapa, sih kita jadi produser?!” Saranku, JANGAN mulai. Apalagi jika alasanmu hanya sekedar karena ‘suka musikal’. Secara umum, per tunjukan musikal membutuhkan kolaborasi elemen yang kompleks. Ruang untuk eksperimen yang besar dalam sekejap bisa berubah menjadi lubang besar jika lalai. Jika kamu ngeyel dan tetap mau mencoba, paling tidak siapkan beberapa hal ini, ya. Tim yang kompeten bukan yang sama-sama ‘suka musikal’. Karena cari uang TIDAK perlu suka, tapi perlu mengenal produk dan strategi yang tepat. K AERU cukup beruntung punya orang-orang seper ti di dalam timnya. Kemudian TIDAK kalah penting untuk punya waktu ancang-ancang. Buat check list kebutuhanmu selama satu tahun produksi secara lengkap. Kamu bisa membeli buku atau menonton video produksi lain sebagai panduan.


Bagaimana tentang duit? Ah, aku sering sekali mendengar pertanyaan ini. Sayang sekali, sangat tidak bisa diprediksi. Kamu bisa mengatur strategi dengan cara sponsorship, donasi, investor, jualan, bahkan chip-in dari kantong sendiri layaknya usaha star t-up. Lalu, berdoa agar jadi rejekimu. Makanya, JANGAN coba-coba. Karena sebenarnya pekerjaan ini senikmat dosa. Semua malam kurang tidur, pusingnya rapat, grup whatsapp beranak dan kemampuan pengelihatan berkurang karena melihat angka pengeluaran dan pemasukan yang tak kunjung balance akan terbayar dengan tepuk tangan puas penonton saat cur tain call. Kami jatuh cinta pada #pentaskaeru dan bahayanya, cinta itu buta. Lain kali, jika ada saatnya mencoba kembali, kami tetap TIDAK akan sekedar coba-coba. Dengan lebih banyak bekal, kami akan ulang lagi pada titik dua di akhir nada.


Sepucuk Surat Produser Oleh: Gizela Cindy



Sepucuk Surat Sutradara Oleh: Venantius Vladimir Ivan


d by Scanne

anner

CamSc


Biodata Konsultan YOSANDY OEY Koreografer

Berpengalaman dalam dunia tari dan cintanya pada konsep pementasan musikal membuat Ko Sandy mampu membentuk konfigurasi aksi panggung yang impresif. Seper ti salah satu pentasnya sebelum ini, BUN di Mall Kota Kasablanka. Bersama dengan beberapa rekannya, Ko Sandy telah mendirikan studio dan program pelatihan tarinya sendiri yang diberi nama Saturdance (STRDC).

PAULUS SIMANGUNSONG Konsultan Keaktoran

“Akting itu berusaha menjadi bukan pura-pura menjadi.� Bang Paulus merupakan seorang pemain teater, penulis naskah, mentor keaktoran dan juga penulis buku budaya. Pernah ber teater bersama Teater KOMA selama kurang lebih 8 tahun. Saat ini telah mendirikan komunitasnya sendiri yaitu Teater KOPER.


ASEP K AMBALI Konsultan Sejarah

“Untuk menghancurkan suatu bangsa, musnahkan ingatan sejarah generasi mudanya.” Kang A sep adalah seorang sejarawan Indonesia yang aktif melestarikan sejarah dan budaya dengan mendirikan Komunitas Historia Indonesia. Dijuluki sebagai “Histor y-preneur”, Kang A sep dengan semangat berusaha mengubah presepsi masyarakat tentang sejarah dan kembali mencintainya.

CAHYO CACINK Konsultan Skenografi

“Berusaha menghidupkan panggung seakan menjadi nyata itu tantangan yang seru” Santai dan kocak, begitu impresi kami terhadap pria yang akrab dipanggil dengan nama Cacink ini. Kak Cacink memiliki pengalaman dalam tim ar tistik Teater KOMA selama lebih dari 12 tahun dan di berbagai acara televisi dan event off air.



Sinopsis Kaeru: Titik Dua di Akhir Nada Indonesia 1942, isu kemerdekaan menggema di seluruh penjuru nusantara, berakhirnya penjajahan bangsa Eropa membuat rakyat Indonesia mengelu-elukan kedatangan tentara Nippon (Jepang) yang saat itu datang membawa janji kemerdekaan. Isu itu sampai di telinga Kirana, seorang gadis yang sangat memimpikan kata “merdeka� di dalam hidupnya. Nippon adalah lambang kebebasan bagi Kirana yang selama ini merasa terjajah oleh adat dan tradisi yang tumbuh mengakar di lingkungan keluarganya. “Menikah adalah jalan� itulah yang selalu ditanamkan kedua orangtua Kirana kepada anaknya. Faktanya, doktrin itu bersebrangan jauh dengan jalan pikiran Kirana yang lebih memilih mengejar cita-citanya sebagai musisi dan menganggap pernikahan akan menghambat jalannya dalam meraih mimpi. Kisah ini membawa kita untuk turut merasakan berbagai pengalaman emosi yang naik-turun yang dialami oleh tokoh Kirana. Apakah dia bisa lepas dari perjodohan yang direncanakan untuknya? Tepatkah pilihannya mengelukan Nippon sebagai lambang kebebasan bahkan sampai jatuh hati terhadap salah satu tentaranya? Berhasilkah ia mengejar cita-citanya?



Menapak Tilas ke 1942 Oleh: Clif f Moller

Perjalanan awal saya sebagai penulis sebenarnya serba dadakan. Waktu itu tiba-tiba ditelpon dan, voila! Arahan pun diberikan bersamaan dengan saya menganalisa hal detailnya seper ti jumlah pemain, melakukan riset tempat, riset waktu, bahkan sampai mempelajari kejadian sejarah apa saja yang bisa dikulik dan dimasukkan ke dalam pentas. Setelah riset tempat, waktu, dan kejadian, maka tahap yang kedua adalah riset karakter. Mungkin tidaknya tokoh Kirana, Hiro, Gilang, Ida, dan lainnya hidup di masa itu dengan segala hal yang mereka punya. Mungkin tidak seorang tentara Jepang begitu ramah dengan penduduk lokal, mungkin tidak ada pengusaha kaya raya yang hidup di zaman penjajahan, mungkin tidak seorang putri tuan tanah memiliki banyak pembantu dan lainnya. Setelah kemungkinan-kemungkinan itu dikurasi dan terjawab dengan kata “mungkin saja kok�, maka naskah ini siap diproses ke tahap yang lebih lanjut. Ini merupakan pengalaman yang bisa saya syukuri, karena tidak semua orang memiliki kesempatan untuk mempersembahkan kar yanya di muka umum. Saya berharap apa yang kami persembahkan bisa menjadi refleksi diri kepada kita semua yang menontonnya. Selamat menyaksikan dan semoga terkesan.


Kumpulan Lagu Kaeru Gubahan: Dira Narar y ya | Lirik: Idelia Risella, Elisabeth Viona, Safa Prasodjo

BABAK 1 Kami Siap Bebas (Warga Indonesia) Anak Perempuan (Irina & Kaswadi) Sebentar Lagi (Inah, Nani, Narsum) Jangan Marah - Marah (Inah, Nani, Narsum) Piano Lantunan Nada Kirana (Kirana) Puisi Sahabat (Ida & Kirana) Propaganda (Tentara Jepang) Tepat Pada Waktunya (Ida & Kirana) Aksara yang Berbicara (Kirana & Hiro) Aksara yang Berbicara - Reprise (Kirana & Hiro) Titik Dua di Akhir Nada (Kirana & Hiro) Lagu Penutup Babak (Kirana, Irina, Kaswadi, Warga Indonesia)

BABAK 2 Sendiri (Kirana & Gilang) Tak Pernah Milikku (Gilang) Kita Coba Kembali (Ida, Inah, Nani, Narsum, Pembantu) Sorakan Kemenangan (Warga Indonesia) Menanti Selamat Berpisah (Kirana & Hiro) Kembali Pulang (Kirana & Gilang)


Menerjemahkan Rasa dalam Nada Oleh: Dira Narar y ya

Menggarap musik untuk sebuah musikal merupakan pengalaman baru bagi saya. Proses mengarang seluruh musik dan lagu untuk Pentas Kaeru adalah tantangan tersendiri bagi saya karena harus menjaga konsistensi dan nuansa yang sama untuk 19 lagu yang dilantunkan sepanjang pementasan. Menonton film dan mendengarkan musik menjadi menu utama kala melakukan riset. Selain itu, diskusi dengan penulis lirik dan sutradara juga wajib hukumnya. Dalam pengembangan kar ya ini, saya turut dibantu oleh Kenanya Hermanus sebagai penata gubah yang mampu memberikan perspektif dan rasa yang berbeda pada setiap lagu. Karena Kaeru turut menyinggung sejarah Indonesia, lagu-lagu Kaeru digarap menyesuaikan dengan masanya, tetapi tidak kental. Unsur pop di dalam setiap lagu memiliki porsi yang cukup dominan. Di sini, saya juga menggunakan motif-motif nada yang menggambarkan sebuah karakter atau perasaan, seper ti harapan, cinta, merdeka, dan kekecewaan. Sebagai contoh, musik yang dimainkan Kirana ketika bersama Ida, yang juga merupakan musik tema Kaeru: Titik Dua di Akhir Nada, menjadi perlambang harapan atas kemerdekaan bagi Kirana. Akhir kata, semoga kar ya kami di pementasan ini dapat kalian nikmati dan boleh menjadi inspirasi untuk menghasilkan kar ya-kar ya baru lagi ke depannya. Selamat menyaksikan!


Pemain Kaeru


Cerria Nurhafida K. / @ashura_cherry Irina (Ibu) Irina mengajarkan saya untuk menjadi pribadi yang tegas walau saat keadaan sedang tidak menentu – Kaguya Hime; Urashima Taro (Cast / Teater ENJUKU)

Dionisius Evan / @dionisiusevan Hiro Hiro mengajarkan saya untuk memegang teguh prinsip, ser ta taat melaksanakan tanggung jawab utama – Yasha (Cherr y Orchard), Horatio (Hamlet), Marius (Les Miserables), Aramis (The Musketeers), ENCORE (Co-Produser, Show Director)

Elisabeth Viona / @escharbelv Kirana Ia selalu dapat menghadirkan mimpi di dalam segala kenyataan pahit yang ada. Terima kasih, kusenang mengenalmu, Kirana! – Sophie Sheridan (Journey Through Time 2 / Jaksical); Maria Von Trapp (Journey Through Time 1 / Jaksical)


Ganang Sadewa / @awedas Kaswadi (Bapak) Kaswadi menyadarkanku bahwa pilihan orang tua tidak selamanya buruk karena mereka ingin kita bahagia – The Musketeers, Gatotkaca (Cast/ Teater Katak); Papilio Rumanzovia, War Brides, Rosalia (Cast/ Binus English Drama Club)

Idelia Risella / @indrisella Kirana / Produser Belajar berdamai dengan kehilangan dan kekecewaan merupakan bagian dari proses pendewasaan. Aku dan Kirana tahu benar ini penting! – Opera Batak (Voice of Indonesia), Les Miserables (Teater KataK), Love Beyond 12 a.m. (NK Production)

Lidya Kartika / @lidya_2711 Nani Nani membantuku untuk menikmati dan memaknai saat ini – Bebe of At The Ballet (Jaksical / Journey Through Time 2), Stage Crew of Dreamgirls (JPAC), Catastrophe, Kudeta, Tamu Agung (Sutradara, Produser, Penulis Naskah / Teater Mitigasi)


Malvin Colin / @malvincolin Hiro Terima kasih Hiro, saya menger ti bagaimana bekerja dalam tugas apapun secara profesional – Kebun Ceri, Les Miserables, Dokter Gadungan (Cast / Teater KataK) ; Cleopatra (A strada / Teater KataK)

Mardiansyah / @mardiansyah_psa Narsum Narsum membuat saya sadar kalau ternyata jadi cewek itu sulit, gerah karena rambut, sampai pakaiannya yang ribet hehe – Opera Dolorosa (Cast / Komsos K A J); Cleopatra & Robin of Sher wood (Cast / Teater KataK)

Marendy Satria / @marendysatria Kaswadi (Bapak) Kaswadi mengajarkan saya tentang bagaimana bersikap dengan kondisi sifat & perilaku orang sekitar yang berbeda-beda. Juga sikap dalam pengambilan keputusan terhadap masalah hidup yang ada – Amity Male Voices (Member / Vocal Group Jazz)


Natasha Hadiwinata / @natashahadiwinata Farida Farida mengajarkan bahwa relasi antar manusia itu penting, meski kita bukan orang yang mudah berinteraksi. Berkompromilah! – Apakah Cinta Sudah Mati, Hamlet, The Musketeers, Encore (Cast & Par tnership / Teater KataK)

Ravina Saraswaty / @ravinasars Inah Inah mengajarkan pentingnya tanggungjawab, kesetiaan, dan kasih sayang yang mendalam kepada rekan kerjanya – Perkawinan, Abu-abu, Dokter Gadungan, Cermin, Demokrasi, Loyal (Cast/ Teater Sentra); Cermin (A strada / Teater Sentra)

Rut Helga / @ruthelga Farida Farida membuat saya memahami ar ti persahabatan dan juga kebebasan bermimpi – The Musketeers, Benarkah Cinta Sudah Mati (Cast / Teater KataK);Encore (Media Par tner / Teater KataK);Bebas (Script Writer / Teater KataK)


Safa Prasodjo / @safaprasodjo Gilang Gilang mendewasakan saya, bahwa berdamai dengan diri sendiri adalah hal yang penting walaupun sulit – Kebun Ceri, Les Miserables (Cast/ Teater KataK); Robin of Sher woods (A strada/ Teater KataK) Kisah Dalam Kota (Sutradara/ Teater Katak)

Stephani Laurensia / @steffyliu Inah Melalui Inah saya belajar untuk mengerjakan pekerjaan saya sebaik-baiknya walau rekan kerjanya ngeselin parah – Kebun Ceri, Dokter Gadungan (Produksi/ Teater KataK); Joy full, Putri Malu (Cast/ Teater KataK)

Tamitri Wulanjani / @tamitriwulanjani Nani Nani mengajarkanku bahwa anakmu bukanlah milikmu. Pilihan tetap ada pada anakmu karena mereka yang akan menjalankannya – Dokter Gadungan, Benarkah Cinta Sudah Mati (Musisi/ Teater KataK); Les Miserables (Cast/ Teater KataK)


Tirza Widjonarko / @jajazsa Irina (Ibu) Irina mengajarkan pada semua perempuan untuk menjaga dan menjunjung ar ti sebuah mar tabat diri, juga memperjuangkan prinsip yang memang diyakini – I Love Indonesia (Sutradara & penulis naskah / Sekolah Dian Harapan)


Reinaldo “Acil� Sugiarto / @rsdo98

Billy Yowantoro / @billyyow94

Daniel / @danielpaulus

Tentara Jepang

Tentara Jepang

Tentara Jepang

Julio Amosis / @julioamosis

Bryan Edward / @bryan_be_

Handy Wijaya / @handy_wijaya07

Tentara Jepang

Tentara Jepang

Tentara Jepang

Febriana Angel / @febrianaangel

Jesualdo Umbas / @gakpunyainsta

Krisma Hutama

Diah

Tukang Pos

Mas Adam


Felix Jody / @felixjody

Yovanda Muliawan / @frnscyovanda

Vanessa GS / @vnesgs

Mas Pardjan

Warga Indonesia

Warga Indonesia

Devyana K / devyana_kurniawan

Sela MG / @slmrslgsmn

Siena Monita / @asienthayo

Warga Indonesia

Warga Indonesia

Warga Indonesia

Rizqi Febriani / @noheartmari

Siagian Sidarta / @siagiansidarta

Natasya Widjaja / @fransisca_natasya

Warga Indonesia

Warga Indonesia

Warga Indonesia


Edwin Lutfi / @hebuzz01

Bernadeth Adinda / @brndthadin

Warga Indonesia

Warga Indonesia

Shannon David

Lovely Gaudy Ko

Michelle Lie

Warga Indonesia

Warga Indonesia

Warga Indonesia

Anna Vinka Warga Indonesia

Veronica Djuliany J Warga Indonesia


Musisi Kaeru

Dira Nararyya / @diranararyya

Kenanya H / @ke.na.nya

Yongki Samuel / @yongkisamuel

Piano

Arranger / Conductor

Keyboard

Kenzihamria H / @kenziahamria

Tania Samueldo / @tsamueldo

Kezia Atmadji / @keziaatmadji

Keyboard

Violin

Violin


Brenda Evangelista / @brenda.evangelistaa

Rosalina Soesanto / @rosalinasoesanto

Devia A. Widjojo / @deviastrianiw

Violin

Violin

Violin

Christhevya / @christhevya

Agung Mustika / @iniagungmustika

Joy Kornelius / @sirsaxalotta

Flute

Clarinet

Saxophone

Aries Halim / @arieshalim

Rangga Pranendra / @ranggapranendra_

Gideon Adityo / @gideonadityo

Gitar

Gitar

Bass


Kevin Stanley / @ikevinstanley

Michael Oey / @oey.michael77

Elisabeth Diandra Sandi / @elisabethds12

Drum

Perkusi

Vokalis

Danan Wisnu / @danan_wp Vokalis


Kru Belakang Layar

Gizela Cindy / @gizelacindy

Pasti Novita Zalukhu / @pastinz

Caroline Anjani / @haianjani

Produser

Bendahara

Media Par tner

Felix Jody / @felixjody

Krisma Hutama

Ciptoning Hestomo / @ciptoninghestomo

Asisten Sutradara

Asisten Sutradara

Asisten Sutradara


Lambertus Guntoro / @l.guntoro Stage Manager

Cliff Moller / @cliff_moller

Dira Nararyya / @diranararyya

Penulis Naskah,

Composer

Sosmed & Promo

Ditania / @xditania

Natasha Hadiwinata / @natashahadiwinata

Nathania Ingrid / @niaingrid

Ticketing & Promosi

Dana & Sponsorship

Tata Rias

Octavianus Mario / @octaviario

Hedia Ayuningrum / @manseihedia

Hakim M. Irsyad / @hakim_mi30

Promosi Lapangan

Tata Busana

Skenografer


Kru Panggung Aby Zubir / @aby.zubir Adhimukti Prabhawa / @admuktipra Alfonsus / @alfoncan Caroline Stevanie / @carolinestevanie_ Shelly Wijaya / @shelly wijaya88 Lanny Cahya / @lny20 Louis Herlinda / @louisaherlinda Vivi Sir velia / @viseeyo Yunus Prihandono / @yunusprihandono

Kru Artistik Abraham Isnan Edy Prasteyo Riki Supriyanto Tarmani Teguh Arif

Kru Tata Busana Anna Chriselsa / @chriselsaa Chandra Prananjaya / @chndraprananjaya

Kru Tata Rias Alodia / @alodia15 Rini Tri Handayani / @rineeey y Jocellyn Lastiawan / @jocellynlastiwan Cassia Monica / @cassia.mncadsr ya Sheren / @seehrn Nastiti Putri Kinanti / @nastitiputri


Anastasia Nadhia / @nanadhiaa Tasya Monica / @tasyamonica23 Anastasia Michelle / @anstsiamichelle Gabriela Devina / @rieladevina July Cindy / @julycindy Galih Gadhati / @blackricevinegar Selly Marlita / @schelenctlyn Josephine Gratia / @josephinegratia Jessica Yuliana / @jessicayulianaw Felicia Sarah / @felicefili Gaby Evangeline / @gaby_evangeline Angelina Salvita / @angelinasalvita Pricillia Limbono / @pricillia_limbono Selia Kemala / @seliakemala Daniel Yuono / @danieldeye Vetricia Novenda / @vetricianovenda Natalia Har tono / @nataliahr tn Febriana Angel / @febrianangel Angellyn / @ecclesiaangelynn Kaylavm / @kay ylavm Della Alvanda / @dellaalvandaa Elizabeth Gabriella / @gabrielizabeth Alfiah / @alfiahrsnd Jessica Dwirani / @jessicadwirani

Kru Sosmed & Promo Silsa Dea Sur yana / @deasds Huber tus Benny Irawan / @benny_irawan_ Ignatius Andito / @ig_andito Muhamad Febriyanto / @udang_terasik


Margaretha Sembiring / @ethapelawi Junika Kasih

Kru Bazaar & Sponsor Febriana Angel / @febrianangel Angelynn Hendy / @ecclesiaangelyn Ade William / @ade.william Janeta Odelia / @janetyoe

Kru Ticketing Yohannie Fandy / @yohanniefandy David Daniel / @daviddanieell

Usher Tresiana Hariawati / @tresianahariawati Silanando Leonard / @silanandoleonard Yudha Purnama / @yudhapurnama Matthew Sebastian / @matthewsebastian_23 Gilber t / @gil _ber t005 Alin Teng / @alinteng Andre Wijaya / @andre_wjy Brayen / @brayenbyn

Keamanan Nicholas / @nicholasho.27 Rendi / @har tadirendi Ber trand / @betranddd Richard / @rich.balint Arie P / @arieprasetyo21 Andreas Rober tus / @yandreasr


Kru Konsumsi Fidya Arinjany / @arxn.l Marissa Rahma / @marissaarahma Adira Mariana / @adiramarianaaa Juneus / @juneus_bung

Kru Dokumentasi Abraham L / @abrahamsebastian4 Donny Fernando / @maximigeorgius

Penata Cahaya Alexander Matthew / @alexandermathew w

Penata Suara Jones Roma / @jonesroma Adhitya Pangestu Putra / @benahmed.adhitya




Menghidupkan Batavia di Atas Panggung Oleh: Hakim M. Irsyad

Skenografer adalah hal baru bagi saya & menjadi kepala dalam sebuah desain per tunjukkan merupakan tantangan besar. Sebagai skenografer, kita diwajibkan untuk melakukan riset terhadap naskah, lalu proses desain mulai dari proper ti, kostum, sampai pencahayaan untuk per tunjukkan. Tidak berhenti sampai situ, kita juga memiliki tanggung jawab untuk mengontrol proses pembuatan hingga siap dipentaskan. Sebagai seorang skenografer, kaya akan referensi sangatlah diperlukan, karena kita tidak pernah tahu naskah apa yang akan dibawakan. Dalam pentas “K AERU�, yang merupakan naskah realis, sejarah menjadi bagian penting, mulai dari arsitektur yang mempengaruhi set panggung, sampai budaya yang akan mempengaruhi kostum. Selama melakukan riset, saya banyak menonton film untuk menjadi referensi sebagai acuan desain set untuk pentas ini. Namun, kesulitan terbesar adalah bagaimana membuat para penikmat teater mengetahui zamannya tanpa memberitahu mereka secara harafiah. Bagi kalian yang telah membaca ini dan menonton Pentas Kearu, terima kasih. Semoga persembahan dari kami cukup untuk mengisi hari kalian, dan membuat kalian ingin kembali menonton sebuah per tunjukkan lagi.


Menghadirkan Tokoh pada Zamannya Oleh: Nia Ingrid & Hedia Ayuningrum

Bisa membuat seseorang lebih percaya diri dengan tata rias sesuai karakter yang didalaminya itu rasanya.. priceless. Namun, untuk menciptakan tata rias panggung yang sempurna dibutuhkan riset yang detail akan keseluruhan elemen panggung, mulai dari naskah, tata busana, tata pencahayaan, dsb. Menurut saya, salah satu tantangan terbesar dalam makeup Pentas Kaeru adalah membuat konsep gaya riasan wajah dan rambut tahun 1942 untuk puluhan karakter pemain, ser ta pergantian riasan “tua” terhadap beberapa karakter utama di tahun 1962. Tantangan lainnya adalah membuat riasan pemain sesuai dengan “umur” dan “ras” karakternya. Begitupun untuk kostum. Untuk memper tegas urutan hari selama per tunjukan, tentu kostum yang disiapkan tidak sedikit, sebagai contoh untuk satu Kirana membutuhkan 3 kostum di 1942 dan 2 kostum di 1962. Selain itu kostum yang dibuat juga harus melalui riset color char t dan tren busana di tahun terkait. Proses selanjutnya adalah mendesain baju yang tidak hanya memandang estetika semata namun juga pakaian yang memiliki fungsi mendukung berjalannya adegan. Tantangan lainnya adalah membuat kostum tentara IJA (Imperial Japanese Army). Akhir kata, terima kasih, semoga pementasan kami dapat menghibur hati dan menjadi candu akan per tunjukkan seni teater anak bangsa !



Pendukung Kaeru

Rekan Media:

Terima kasih juga kami ucapkan kepada Eyang Pardjan (tukang kebun) atas ceritanya tentang kisah Ida dan Kirana. Semoga kami berhasil menghidupinya di atas panggung.


Curahan Hati Mas Gilang Oleh: Safa Prasodjo

Gilang Pradhono Notosemito. Cucu dari pengusaha terkenal Notosemito. Ayahnya Rusdi, sempat bekerja di NV Papier Fabriken Padalarang saat Gilang masih berkuliah di ITB. Saat ini Gilang sudah memiliki perusahaan sendiri di bidang distributor ker tas.

Saya melihat seorang Gilang adalah pengusaha muda yang tenang tapi juga bisa selalu mudah bersosialisasi dengan banyak orang. Ini modal utamanya dalam berbisnis. Sedikit berbeda dengan pemuda seangkatannya, Gilang tidak ter tarik menjadi seorang tentara. Darah pengusaha sudah kental ada di dalam darahnya. Buat saya bermain peran itu seper ti melukis, lalu benak dan tubuh saya adalah kanvasnya. Per tama yang saya lakukan adalah membuat latar belakang Gilang ini senyata mungkin dengan melakukan riset siapa saja pengusaha dan tempat tempat yang benar ada pada zaman kolonial. Lalu baru membentuk kepribadian seper ti apa seorang Gilang setelah melalui latar belakang yang saya coba lukiskan.


Lalu di mana letak kesulitannya?

Awalnya saya meremehkan peran Gilang ini. Gilang dan Safa memiliki latar belakang dan sifat yang tidak terlalu jauh. Berbeda dari beberapa peran saya sebelumnya seper ti di naskah Kebun Ceri, Les Miserables, atau Cleopatra yang benar benar jauh dari seorang Safa. Tapi setelah dijalani ternyata Gilang ini memiliki pola pikir yang cukup kompleks. Gilang lebih introver t walaupun dia mudah bersosialisasi, jadi seringnya Gilang tenggelam di dalam pikirannya sendiri sebelum memutuskan sesuatu. Gilang adalah orang perlu memikirkan sesuatu sampai matang sebelum memutuskan.

Kesulitannya justru saat saya kembali menjadi Safa seusai latihan atau mendalami peran.

Ada beberapa perasaan yang pernah hampir membuat saya bingung, apakah ini milik Gilang atau Safa. Karena kami memiliki beberapa kesamaan pengalaman.


Saya sebagai Gilang harus mengalami jatuh cinta dan patah hati berkali kali dengan Kirana selama berbulan - bulan.

Perasaan kesal dan bingung ini yang terbawa ke dalam diri saya hingga di rumah. Namun seiring berjalannya proses kreatif dan saya mencoba memisahkan matriks - matriks perasaan dan gestur Gilang dengan Safa sendiri. Ini menjadi pengalaman berharga buat saya. Gilang akan menjadi sosok yang menginspirasi saya dalam hidup. Bagaimana cara memaafkan, meluruhkan amarah, dan selalu mencoba bijak dalam menentukan pilihan. Melalui peran Gilang ini saya berharap menjadi sebuah pendewasaan untuk diri saya dalam banyak aspek, baik untuk hidup atau dalam berkesenian. Dan semoga saya melalui Gilang dapat menghibur semua penonton yang menyaksikan pementasan Kaeru.


Permainan Fakta Kaeru –

Gilang meninggal di Jakar ta pada 14 April, 1969 akibat serangan jantung. Kirana menyusul suaminya pada 26 Oktober 1983, di Bandung.

Irina dan Kaswadi sebenarnya punya anak lelaki, namun keguguran pada tahun 1923, setahun sebelum kelahiran Kirana.

Setelah kematian Suaminya, Kirana pergi meninggalkan Jakar ta pada tahun 1970 dan menetap di Bandung sampai akhir hayatnya.

Diah menikah pada tahun 1965 dengan lelaki yang seumuran dengannya. Dari pernikahan itu mereka dikaruniai anak kembar yang lahir pada 3 Januari 1970.

Pada 16 Maret 1964, di usianya yang genap 40 tahun, Ida menikahi seorang duda keturunan Belanda. Acara pernikahan mereka dirayakan secara besar-besaran di Jakar ta. Ida melahirkan anak laki-laki pada 29 agustus 1964.


Sebelum tahun 1942, Adam merupakan salah satu anak didik I.R. Soekarno dan mengikutinya bersama anak-anak muda lain menuju kemerdekaan pada tahun 1945.

Adam begitu cepat akrab dengan Hiro karena rasa hutang budinya pada Nippon setelah membebaskan Soekarno dari pengasingan oleh Belanda.

Ida dan keluarga barunya pergi meninggalkan Jakar ta pada tahun 1971, dan menetap di Surabaya sampai ajal menjemputnya pada 21 April 2006.

Inah dan Nani masih setia menjadi pembantu Ida sampai akhir hayat mereka. Hanya Narsum yang memutuskan keluar dan membuka usaha jahit bersama anaknya.

Sejak per temuan terakhirnya dengan Kirana pada tahun 1962, kabar tentang Hiro tidak pernah terdengar lagi.

*cerita-cerita ini masih merupakan bagian dari naskah fiktif K AERU: Titik Dua di Akhir Nada


Terima Kasih Semoga kar ya kami dapat menginspirasi dan membuatmu jatuh cinta terhadap seni per tunjukan. Sampai jumpa di lain masa!



Kuhabiskan masa menanti untuk bisa kembali pulang




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.