Cerita Rakyat dari Nusa Tenggara Barat.
Tampe Ruma Sani
Ilustrasi oleh Fathiyah Faadhilah
Tampe Ruma Sani Cerita Rakyat dari Nusa Tenggara Barat Ilustrasi oleh Fathiyah Faadhilah LD32 1901499236 (35) Dibuat dengan
Alkisah zaman dahulu, hiduplah seorang gadis kecil bernama Tampe Ruma Sani. Sehari-harinya ia menjual ikan hasil tangkapan ayahnya di pasar dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga lainnya. Ibu kandungnya sudah lama meninggal. Kini, ia tinggal bersama ayah, adik laki-laki dan ibu tirinya Namun, sang ibu tiri hanya bersikap manis dan baik jika ayah mereka ada di rumah. Padahal sebenarnya, ibu tiri mereka suka berbuat kasar dan memarahi ia dan adiknya ketika ayah mereka pergi melaut. Mereka juga terlalu takut untuk mengadu kepada ayahnya. Hal ini terus terjadi bahkan sampai mereka beranjak dewasa. Lalu‌
1
2
Tampe Ruma Sani dan adiknya mencari alasan agar mereka dapat terbebas dari ibu tiri mereka yang jahat. Mereka lalu membujuk ayahnya agar mengizinkan mereka untuk mencari pekerjaan di desa tetangga. Dengan berat hati Sang Ayah akhirnya mengizinkan mereka untuk pergi
3
4
Tampe Ruma Sani dan adiknya sudah seharian berjalan dan sebentar lagi matahari akan tenggelam. Mereka harus bergegas sambil mencari tempat untuk beristirahat. Tak lama, Tampe Ruma Sani menemukan rumah di tengah hutan. Segeralah mereka berdua mengetuk pintu rumah tersebut. Namun, tidak ada jawaban. Pintu rumah itu pun tidak terkunci.
5
Rupanya rumah itu kosong, tapi ada banyak makanan di atas meja. Tampe Ruma Sani mengira penghuninya sedang pergi keluar. Mereka lalu duduk menunggu penghuni rumah itu. Tak lama ia dan adikknya tertidur karena kelelahan.
6
7
Keesokan paginya, penghuni rumah itu belum kembali. Mereka heran. Apalagi ketika melihat makanan semalam masih utuh dan hangat seperti baru dimasak.
8
Karena kelaparan, mereka memakannya sampai habis.
9
Saat sedang membereskan piring dan gelas, Tampe Ruma Sani mendengar suara pintu diketuk pelan. Kedengarannya suara itu berasal dari pintu belakang rumah
Meskipun mereka takut, adiknya memberanikan diri untuk membuka pintu itu.
10
Tampe Ruma Sani dan adiknya merasa lega bukan main. Rupanya bukan orang jahat ataupun penghuni rumah yang mengetuk pintu rumah itu. Melainkan seekor angsa. Angsa yang malang itu terlihat kelaparan. Sayapnya juga terluka.
11
Tampe Ruma Sani dan adiknya yang merasa kasihan dengan angsa itu lalu memutuskan untuk merawat dan memberikan makan angsa itu. Beberapa hari kemudian, kondisi angsa itu sudah berangsur angsur pulih. Melihat hal itu, Tampe Ruma Sani merasa lega dan bisa meninggalkan angsa itu sendirian di rumah tanpa rasa cemas selagi mereka pergi ke kota. Setibanya dari kota. Sesuatu terjadi dengan angsa itu. Tiba-tiba saja ada kabut misterius yang menyelimuti angsa itu dan POW! Angsa itu berubah menjadi seorang pria tampan. Tampe Ruma Sani dan adiknya baru saja tiba dari kota ketika melihat hal itu. Mereka tentu saja kaget dan ketakutan. Namun setelah pria itu mejelaskan cerita asal usulnya mereka sudah tidak terlalu takut lagi. Rupanya angsa itu adalah pemimpin kota yang terkena kutukan penyihir jahat yang hanya bisa sembuh jika ada orang yang tulus merawatnya. Pria tampan itu merasa iba dan kasihan mendengar cerita Tampe Ruma Sani dan adiknya. Ia lalu mengajak mereka untuk tinggal di kota, mencarikan mereka tempat tinggal dan pekerjaan yang layak sebagai balas budinya karena mau merawatnya selama ia dikutuk.
12
Kehidupan seorang gadis bernama Tampe Ruma Sani yang tinggal bersama adik, ayah dan ibu tirinya mendadak berubah setelah ia dan adiknya bertemu dengan seekor angsa putih. Apakah yang terjadi dengan Tampe Ruma Sani dan Adiknya?