UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
MUSEUM CINEMA di Kota Semarang DISUSUN OLEH : FACHRI INDRA PUTRA / 5112418016 KELOMPOK 1
DOSEN PENGAMPU : IR. RM BAMBANG SETYOHADI KUSWARNA PUTRA, M. T. DIHARTO, S. T., M. SI. IR. EKO BUDI SANTOSO, M. T. DR. ARDIYAN ADHI WIBOWO, S.T., M.T.
MUSEUM CINEMA
R220/2020/2021
SPA.6 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6
5112418016
Alur Pikir
TOR Pengertian Cinema
DATA
STATEMENT
:
Pengertian
Museum
Asumsi : Point penting sesuai rencana dan perancangan
Merencanakan dan merancang bangunan Museum Cinema dengan pendekatan Green Architecture
DATA NON FISIK - Pengguna
Batasan :Batasan dalam perencanaan
DESAIN Output alam Sebuah Perancangan an perencanaan berupa Museum Cinema di Kota Semarang
DATA FISIK - Luasan Site - Batasan Site - Potongan Site
FEEDBACK CONTROL
EKSPLORASI DESIGN
ZONING
Eksplorasi desain merupakan respondari analisis dan zoning yang menghasilkan gubahan massa, material yang digunakan, penekatan arsitektur.
Berdasarkan analisis, menghasilkan beberapa respon yang sesuai yang nantinya digunakan sebagai dasar dalam perancangan dan proses desain.
SPA.6-M.C-5112418016
ANALISIS ANALISIS NON FISIK - Aktivitas - Kebutuhan Ruang - Sirkulasi Ruang ANALISIS FISIK - Besaran Ruang - Klimatologi - View - Aksesibilitas - Kebisingan - Kontur
Term Of Reference
Statement
TOR
PENGERTIAN
Merencanakan dan merancang bangunan Museum Cinema.
Pengertian
museum
berdasarkan
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia merupakan gedung yang digunakan sebagai tempat Dalam
merencanakan
dan
merancang
menggunakan
sistem
untuk pameran tetap benda-benda yang patut mendapat
pengolahan data dan analisis. Persyaratan bangunan museum dari
perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni, dan ilmu;
pemerintah dan juga standar yang digunakan sebagai acuan desain.
atau tempat menyimpan barang kuno. Museum Cinema dapat diartikan sebagai gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran gambar-hidup atau bergerak, Yaitu kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan film. Termasuk di dalamnya manajemen produksi film, penulisan skrip, tata sinematografi, tata artistik, tata suara,
KEBUTUHAN
PENGAMATAN LINGKUNGAN
STANDAR & PERATURAN
penyunting gambar, sinetron, dan eksibisi film. Arsitektur hijau atau yang dikenal secara global dengan sebutan green architecture merupakan salah satu aliran arsitektur yang berfokus pada arsitektur yang ramah lingkungan.
MUSEUM CINEMA DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN GREEN ARCHITECTURE
poin pentingnya seperti meminimalisasi konsumsi sumber daya alam,
efisiensi
energi,
penggunaan
STRATEGI DESAIN
KONSEP
SPA.6-M.C-5112418016
air
yang
bijak
dan
berkelanjutan, dan material non polusi serta daur ulang.
ASUMSI
ILMU DASAR
Beberapa
Dalam perencanaan dan perancangan ada beberapa asumsi : Jumlah biaya dalam pembangunan tidak menjadi pertimbangan Bentuk massa bangunan tidak terkhusus pada budaya lokal
BATASAN Dalam Perencanaan terdapat beberapa batasan - Standar Tata cara perencanaan Teknik Bangunan Museum - Peraturan Site KDB : 60% KLB : 3 GSB : 17 dan 32 ( dari As Jalan) Maks Lantai : 3 Luasan : ± 13.000 m²
Data Non Fisik
Analisis Non Fisik
PENGUNJUNG
PENGGUNA
PENGELOLA
Pengunjung Pengelola Bagian Administrasi Bagian Teknis
PEMBERI JASA
SERVIS
SPA.6-M.C-5112418016
KEGIATAN PENGELOLA
BESARAN RUANG
KEGIATAN PENUNJANG
KEGIATAN UTAMA
Analisis Non Fisik
SPA.6-M.C-5112418016
KEGIATAN SERVIS
KEGIATAN PARKIR
Analisis Non Fisik BESARAN RUANG
REKAPITULASI BESARAN RUANG
SPA.6-M.C-5112418016
Identifikasi Site LOKASI SITE Site berlokasi di Jln. Marina Raya, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah. Site menempati peruntukan PPK Perkotaan yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, industri, dan fasilitas Penunjang Masyarakat. Lokasi dinilai banyak memiliki potensi terutama letaknya yang sangat strategis jika dilihat dari konteks yang berdekatan dengan Bandar Undara Internasional Ahmad
BATAS BARAT
yani dan Lokasi WIsata lainnya.
REGULASI BANGUNAN KDB : 60% KLB : 3 GSB : 17 dan 32 ( dari As Jalan) Maks Lantai : 3
BATAS SELATAN
1
2
1. Bandar Udara Internasional Ahmad Yani 2. PRPP 3. Pantai Marina 4. The Park Mall Semarang 5. Grand Maria Kaca Semarang
BATAS SITE : Perumahan Loyal
BATAS UTARA
POTENSI SITE
Luasan : ± 13.000 m²
Selebah Utara
BATAS TIMUR
3
4
5
Sebelah Selatan : Jl. Marina Raya Sebelah Timur : Jl. Arteri Primer Sebelah Barat : Jl. Marina Raya
SPA.6-M.C-5112418016
Analisis Fisik
TOPOGRAFI Kondisi
tapak
cenderung
datar
dengan
total
terdapat elevasi tanah setinggi 4 meter pada site,
T
U
dengan
bagian
Timur
dari
site
dengan
elevasi
terendah dan bagian Barat dari site dengan elevasi tertinggi.
HIDROLOGI Analisis hidrologi dilakukan untuk
mengetahui
permukaan mengetahui
kondisi
tanah aliran
air
untuk dalam
site.
S
B
Respon desain dalam analisis hidrologi yaitu dengan memaksimalkan kontur yang ada pada site untuk mengalirkan air secara maksimal keluar site.
SENSORY KLIMATOLOGI
SIRKULASI Arah
angin
dari
tapak
untuk memperoleh view ideal
didominasi dari arah Barat Laut -
dari sudut pandang pengunjung
Tenggara, arah matahari menyinari semua
sisi
tapak.
Panas
atau
yang
mengganggu
kenyamanan
wall, ataupun secondary skin. Untuk memanfaatkan angin yang berasal dari
luar
maka
perlu
adanya
bukaanpada arah datangnya angin.
transportasi
Arah pandang terbaik pada tapak adalah pada
termal. Maka, pada sisi Barat harus menggunakan elemen masif, green
pengguna
yang melintasi site.
dihasilkan dari sinar matahari sore sangat
Analisa sensory berfungsi
Pencapaian terbaik menuju
arah Timur dari site, dimana terdapat jalan arteri
tapak dapat dicapai melalui akses
primer yang memungkinkan view to site lebih luas
Jalan Marina Raya pada bagian
karena merupakan jalan utama dan ramai pengguna
Barat dari site, yang merupakan
jalan yang melintasinya.
askes utama dan merupakan jalan 2 arah
SPA.6-M.C-5112418016
Pendekatan Arsitektural
IMPLEMENTASI GREEN BUILDING Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah. Selain itu juga menggunakan alat kontrol pengurangan intensitas lampu otomatis sehingga lampu hanya memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat terang tertentu.
KONSEP GREEN BUILDING
Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam
Green Building adalah bangunan dimana sejak dimulai dalam tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian hingga dalam operasional pemeliharaannya memperhatikan aspek-aspek dalam melindungi, menghemat, mengurangi penggunaan sumber daya alam, menjaga mutu dari kualitas udara di dalam ruangan, dan memperhatikan kesehatan penghuninya yang semuanya berpegang kepada kaidah bersinambungan.
bentuk energi thermal sebagai sumber listrik dengan menggunakan alat Photovoltaic yang diletakkan di atas atap. Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Misalnya dengan membuat kolam air di sekitar bangunan.
Meminimalkan penggunaan energi untuk alat pendingin (AC ) dan lift. Begitu juga dengan menggunakan panas alami dari panas alam melalui ventilasi. Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan ditutup untuk mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai kebutuhan.
DASAR PENDEKATAN pendekatan desain Green Building didasarkan pada pertimbangan berikut ini: Life cycle assessment (Uji AMDAL) Efisiensi Desain Struktur Efisiensi Energi Efisiensi Air Efisiensi Material
Material pertimbangan-
yang
digunakan
untuk
membangun
harus diperoleh dari alam, dan merupakan sumber energi terbarukan yang dikelola secara berkelanjutan. Penggunaan air dapat dihemat dengan menginstal sistem tangkapan air hujan. Cara ini akan mendaur ulang air yang dapat digunakan untuk menyiram tanaman atau menyiram toilet. Gunakan pula peralatan hemat air.
SPA.6-M.C-5112418016
Pendekatan Arsitektural KONSEP EKOLOGIS Pendekatan Konsep untuk Museum Cinema mengarah pada pendekatan ekologis upaya dari bangunan sekaligus keterlibatan personil Museum Cinema untuk membantu mewujudkan lingkungan yang bersih dan efisien dalam memanfaatkan sumberdaya alam dan energy serta berperilaku yang berpihak pada upaya pelestarian lingkungan secara berkelanjutan. Konsep ekologis diambil dari dua kata Bahasa Yunani “oikos” dan “Logos”. Oikos berarti rumah tangga atau cara bertempat tinggal, dan logos berarti ilmu atau bersifat ilmiah. Ekologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan di sekitarnya. Konsep ekologis merupakan konsep untuk mendukung arsitektur hijau, manfaat dari ekologis adalah tamu dan individu merasa betah di dalam bangunan, serta memberikan citra kepada masyarakat bahwa pengelolaan bangunan dan individu di dalamnya memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Secara arsitektural, konsep ekologis berkaitan dengan konsep arsitektur hijau, sehingga prinsip-prinsip desain arsitektur hijau dapat diterapkan.
ASPEK ARSITEKTUR ECO-GREEN Penerapan Green Architecture dalam arsitektur bangunan dapat dikenali dengan penggunaan beberapa konsep seperti dibawah ini: ba. Memiliki Konsep High Performance Building & Earth Friendly, dapat dilihat dari dinding bangunan, terdapat kaca di beberapa bagiannya, yang berfungsi untuk menghemat penggunaan daya listrik pada bangunan (penggunaan pencahayaan lampu). Menggunakan energi alam seperti matahari ataupun angin. Pemanfaatan bahan-bahan bangunan yang cenderung ramah lingkungan seperti keramik dan sebagainya. bb. Memiliki Konsep Sustainable, bila lahan lingkungan wilayah yang digunakan sangat terbatas, dengan konsep alamiah dan natural, dipadukan dengan konsep teknologi tinggi, bangunan ini memungkinkan dapat terus bertahan dalam jangka panjang karena tidak merusak lingkungan sekitar yang ada. bc.Memiliki Konsep Future Healthy, dapat dilihat dari penggunaan tanaman baik dalam interior maupun eksterior bangunan. Tanaman yang rindang membuat iklim udara yang sejuk dan sehat bagi kehidupan sekitar, lingkungan tampak tenang. Pada bagian atap gedung, terdapat tangga untuk para pengguna yang akan menuju lantai atas. Ini dapat meminimalisasi penggunaan listrik untuk lift atau eskalator yang tentunya akan lebih menyehatkan, selain sejuk pada atap bangunan bila diberikan rumput yang digunakan sebagai green roof, pengguna juga mendapatkan sinar matahari. bd. Memiliki Konsep Climate Supportly, di mana dengan konsep penghijauan, sangat cocok untuk iklim yang masih tergolong tropis (khatulistiwa). Pada saat penghujan, dapat sebagai resapan air, dan pada saat kemarau, dapat sebagai penyejuk udara. be. Memiliki Konsep Esthetic Useful, dengan penggunaan green roof pada bangunan yang dapat memberi keindahan serta menyatu dengan alam, juga dapat digunakan sebagai penadah air, untuk proses pendingin ruangan alami karena sinar matahari tidak diserap beton secara langsung, sehingga dapat menurunkan suhu panas di siang hari dan terasa sejuk di malam hari (Sudarwani, 2013).
SPA.6-M.C-5112418016
Pendekatan Teknis STRUKTUR BAWAH ( PONDASI ) Jenis pondasi yang akan digunakan untuk pembangunan museum ini adalah didasarkan pada jumlah lantai dan tinggi dari setiap massa bangunan. untuk massa bangunan yang memiliki jumlah lantai di bawah 3 adalah menggunakan sistem pondasi footplat, dan untuk massa yang memiliki lantai di atas 3 maka akan menggunakan sistem pondasi bored pile, Pondasi foot plat sendiri merupakan jenis pondasi beton yang digunakan untuk kondisi tanah dengan daya dukung tanah (sigma) pada : 1,5 – 2,00 kg/cm2. Pondasi foot plat ini biasanya digunakan pada rumah atau bangunan gedung 2 – 4 lantai, dengan syarat kondisi tanah yang baik dan stabil. sedangkan pondasi bored pile merupakan jenis pondasi yang menggunakan elemen beton bertulang yang dimasukan ke dalam lubang bor dengan ukuran bored pile yang beragam. Umumnya pondasi bored pile ini digunakan untuk memikul beban berat bangunan yang akan diteruskan ke tanah pada jenis pondasi dalam, untuk bangunan bertingkat lebih dari 4 lantai.
STRUKTUR BADAN ( BANGUNAN) Struktur bagian tengah merupakan struktur rangka atau yang biasa disebut skeleton structure yang terdiri atas balok, kolom dan dinding serta plat lantai. Balok dan Kolom sebagai pemikul beban merupakan alternatif struktur badan bagi bangunan yang direncanakan. Sistem struktur menggunakan sistem rangka dan pada bagian tengah tertentu diberi core system. disamping menggunakan struktur rangka, untuk beberapa bagian juga menggunakan struktur cangkang atau yang biasa disebut shell structure, hal ini bermaksud untuk memberikan variasi pada desain bangunan.
STRUKTUR PENUTUP ( ATAP ) Pada bangunan museum ini direncanakan akan menggunakan jenis atap yang didasarkan pada kebutuhan dari massa bangunan. jenis atap yang akan digunakan adalah : jenis atap model konvensional, atap dak beton, dan space frame. Model atap konvensional digunakan untuk mengangkat budaya dari masyarakat setempat. Untuk atap model dak digunakan pada massa yang memiliki ketinggian yang cukup tinggi, sehingga atap akan tetap aman dari tekanan udara. Dan untuk model space frame digunakkan karena dapat menopang gaya tekan pada bentang bangunan yang cukup lebar . Space Frame System adalah suatu sistem konstruksi rangka ruang dengan suatu Sistem sambungan antara batang/member satu sama lain yang menggunakan bola/ball joint sebagai sendi penyambungan dalam bentuk modul-modul segitiga sehingga Space Frame ini mudah untuk dipasang, dibentuk dan dibongkar kembali dan pelaksanaannya dapat dilakukan dengan cepat.
SPA.6-M.C-5112418016
Pendekatan Teknis SISTEM JARINGAN AIR BERSIH
SISTEM PENANGKAL PERTIR
SISTEM JARINGAN AIR BUANGAN
Sistem kerja penangkal petir sistem Early Sistem pembuangan air kotor rencananya didasarkan pada
Penyediaan air bersih selain berasal dari PAM juga
berasal
dari
sumber
air
yang
kemudian
ditampung dalam bak penampungan dan untuk didistribusikan ke dalam unit-unit bangunan. Air
Streamer Emission (ESE) adalah penangkal berusaha
jenis air buangan, yakni pembuangan air limbah untuk air
untuk
buangan yang berasal dari kloset, urinal, dan lain sebagianya.
penangkal petir akan menciptakan kondisi lebih
Yang kedua yaitu pembuangan air bekas untuk air buangan
positif
yang berasal dari wastafel, sink dapur, dan lain sebagainya.
bangunan, makhluk hidup), sehingga luncuran petir
Yang ketiga adalah sistem pembuangan air hujan.
akan menuju ke penangkal petir tersebut bukan
menarik dari
lidah
objek
di
petir
dari
sekitarnya
awan, (seperti:
dimana pohon,
Untuk sistem pembuangannya sendiri akan diterapkan
objek di sekitarnya. Sistem penangkal ini cocok
terutama
menggunakan sistem pembuangan gravitasi. yakni dengan
digunakan untuk iklim Indonesia yang tropis basah,
ruangan yang membutuhkan air bersih seperti
mengalirkan air buangan dari lokasi yang lebih tinggi ke lebih
cakupan penangkalan luas, tahan tegangan tinggi,
lavatory, cafetaria, dan lain sebagainya.
rendah dengan memanfaatkan gaya gravitasi.
dan perawatannya mudah.
bersih
dialirkan
ke
seluruh
ruangan
SISTEM PEMADAM KEBAKARAN
SISTEM KOMUNIKASI
SISTEM KEAMANAN
Sistem komunikasi ini memberikan kemudahan dalam mengakses informasi baik yang bersifat internal
Didalam museum juga perlu adanya sistem pemadam
Sistem Keamanan dilakukan dengan penjagaan oleh
maupun
dan pencegah kebakaran yang diantaranya :
pihak keamanan serta penyediaan fasilitas keamanan
global
bagi
para
komunikasi diantaranya adalah :
penggunanya.
Sistem
Detektor Api
seperti tangga darurat pemadam api, serta Untuk
1.
Jaringan Wifi Internet
Hidran dan Selang Kebakaran
melengkapi
sistem
2.
Tv Cable
Extinguisher
dilengkapi dengan CCTV. Sehingga segala kegiatan
3.
Sound system
Sprinkler
pengguna
4.
Loudspeaker
Pasokan Air dsb.
pribadi
5.
Intercom
6.
Jaringan telepon dsb.
terawasi
pengamanan kecuali
di
kegiatan
atas, yang
gedung bersifat
SPA.6-M.C-5112418016
Skematik Desain ZONING Ruang Terbuka Hijau Ruang Pengelola Ruang Pengelola Ruang Utama 1 Ruang Utama 2
GUBAHAN MASSA Terinspirasi oleh beberapa bentuk terinspirasi Film reel dan gerakan rotasi lensa kamera
Bentuk bagian tengah ruang display terinspirasi oleh bentuk 2film reel yang ditumpuk
Bentuk bagisekeliling ruang display untuk ruang kantor dan service yang terinspirasi negatif film dan gerak rotasi lensa kamera saat zoom in/out SPA.6-M.C-5112418016
20 15
18
12
1
20
21
14
8
21 11
10
9
5
19
9
22
6 3
22
4
18
8 17
7
2
5
13
4 16
18
23
13
21
Perspektif Eksterior
SPA.6-M.C-5112418016
Perspektif Eksterior
SPA.6-M.C-5112418016
RUANG RESEPSIONIS
Perspektif Interior
KORIDOR SPA.6-M.C-5112418016
RUANG KOLEKSI
Perspektif Interior
RUANG KOLEKSI SPA.6-M.C-5112418016
Detail Arsitektural
BENTUK BANGUNAN
Bentuk bangunan menggunakan bentuk dasar berupa lingkaran dengan tujuan pengunjung memiliki pandangan yang lebih luas ketika
berada
didalam
bangunan
.
penggunaan
bentuk
lingkaran juga bertujuan agar bentuknya yang fleksibel bila diputar maka diharapkan tidak menambah konsumsi daya.
SECONDARY LAYER Secondary layer yang digunakan terinspirasi dari bentuk negatif film yangsering menjadi properti dalam dunia perfilman . penggunaan bentuk menyerupai secondary layer bertujuan untuk
sebagai
museum
representai
cinema
dengan
bangunan
bentukan
sebagai
yang
bangunan
berbeda
dengan
bangunan lainnya sehingga dapat menimbulkan ketertarikan dan mudah diingat.
Bentuk bangunan menyeruapo tumpukan film reel pada zaman dahulu serta mengalami beberapa pengurangan bertujuan agar memberikan fasad yang unik serta memberikan pandangan ke segala arah dari bangunan baik interior ataupun eksterior
SPA.6-M.C-5112418016
DETAIL KOLOM Menggunakan
kolom
lingkaran
untuk
SHARE WALL
Analisis Struktur menopang struktur vertikal bangunan dengan
BALOK
dimensi diameter 60 cm
DETAIL BALOK
ukuran 30 x 80cm
dengan didukung balok
anak dengan ukuran 30 x 40 cm
DETAIL PONDASI Struktur
dasar
yang
menopang
bangunan
menggunakan pondasi footplat ukuran 160 x160 cm dengan kedalaman 3 m. penghubung sloof
dan
footplat
menggunakan
kolom
FOOT PLAT
masa bangunan ditopang oleh balok dengan
KOLOM
Struktur horizontal yang utama ditopang pada
pedestal 30 x 40 cm
DETAIL SHEAR WALL Shear Wall
Balok Induk
Struktur shear wall digunakan sebagai struktur penahan
pada
lift
atau
elevator
Balok Anak
dengan
ketebalan 20 cm Sloof Foot Plat
SPA.6-M.C-5112418016
Rencana MEP
Tangga Darurat
Tangga Pengunjung Museum Tangga Pengunjung Museum
Tangga Pengunjung Museum Tangga Pengunjung Museum Sumur Resapan Tangga Pengelola Museum
Jaringan Air Bersih
PD AM
Septictank
R. Utilitas Air Pi
pa
r Ai
PD
AM
Jaringan LImbah Jaringan Listrik Lift Barang Lift Orang
SPA.6-M.C-5112418016
Detail Material EKSTERIOR
INTERIOR RESEPSIONIS
GYPSUM
GRANIT
GRANIT
PANEL
GRANIT
LAMINATE
DISPLAY
GYPSUM
ACP TEXTURE (BORDER ATAP)
CAT PUTIH
RUMPUT (ATAP HIJAU)
ACP WHITE (BORDER ATAP)
POLISHED CONCRETE (ATAP)
METAL (SECONDARY SKIN)
KERAMIK PUTIH (LANTAI TERAS)
TEMPERED GLASS (KACA ATAP DAN KACA RUANGAN)
ACP WHITE (BORDER ATAP)
CAT PUTIH
VINYL
SPA.6-M.C-5112418016
Green Building ATAP HIJAU Atap hijau digunakan untuk mengurangi limpahan air hujan serta ikut menambah kualitas udara yang baik serta air hujan yang tertampung dapat di saring dan digunakan.
SECONDARY LAYER Secondary
layer
digunakan
untuk
memcah intensitas cahaya yang masuk sehingga suhu didalam ruangan yang ditutupi tidak terlalu panas.
SUN SHADING
PENCAHAYAAN ALAMI
Sun shading dapat memblok cahaya Pencahayaan alami melalui bukaan yang lebar pada ruang sekeliling bangunan dapat
mengurangi
penggunaan
pencahayaan buatan atau energi listrik,
hujan
untuk
seperti
putih
memantulkan
warna guna
cat
terang
mengurangi
beberapa
cahaya
melalui dinding terang
Dengan adanya atap dijau dipasang pula sistem air
Penggunaan
penggunaan cahaya buatan dengan
RAIN WATER HARVESTING SYSTEM penampung
CAT WARNA TERANG
mengurangi
penggunaan air PDAM dan air tanah.
CAT WARNA TERANG
yang masuk dari atas sehingga suhu dibawah atau bagian dalam bangunan memiliki suhu rendah.
POHON Penggunaan pohon disekitar bangunan dapat
berfungsi
untuk
menambah
kesejukan dan sebagai peneduh bagi kendaraan ataupun pengunjung. SPA.6-M.C-5112418016
DISUSUN OLEH : FACHRI INDRA PUTRA / 5112418016 KELOMPOK 1
DOSEN PENGAMPU : IR. RM BAMBANG SETYOHADI KUSWARNA PUTRA, M. T. DIHARTO, S. T., M. SI. IR. EKO BUDI SANTOSO, M. T. DR. ARDIYAN ADHI WIBOWO, S.T., M.T.
SPA.6-M.C-5112418016 FACHRI INDRA PUTRA STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6 2021