POTRET SUMBER DAYA DAN KEHIDUPAN PULAU JEFMAN Oleh : Tim KKN PPM Universitas Gadjah Mada Unit PPB-03 Potret Sumberdaya dan Kehidupan Pulau Jefman ini ditulis berdasarkan studi lapangan yang telah dilakukan Tim KKN PPM UGM Unit PPB 03 bekerjasama dengan selama bulan Juli dan Agustus 2013 di Pulau Jefman, Distrik Salawati Utara, Kabupaten Raja Ampat. Masukan dan saran dapat disampaikan melalui Lembaga Penelitian dan Pengkajian Masyarakat (LPPM) Universitas Gadjah Mada. Tim Penulis :
Tata letak :
Tim KKN UGM PPB 03 :
Jefry Febriyan Siregar
Dhanu Setiawan Evalin Magdalena Kadakolo Fajrun Wahidil Muharram Imam Ridhoni Prastiano Septiawan Rahmat Adriyan Rifqi Seno Adi Sartika Intaning Pradhani Sebastian Adi Tyas Ismi Trialfhianty
Rihatma Punta Dewa
Achmad Taufik Agung Wahyura Aldian Giovanno Andita Mayanda Putra Annisa Arumsiwi Asta Zeska Dimitri Chairumi Tyas Satiti Dhanu Setiawan Elza Qorina Pangestika Evalin Magdalena Kadakolo Fajrun Wahidil Muharram F Dhitya Kusumawardani Hanna Titis Imam Ridhoni Indah Islamiaty
Mochammad Husni Rizal Prasetyo Aji Prastiano Septiawan Rahmat Adriyan Raymon Rahmanov Zedta Reiner Rogate Sinaga Rebeca Rihatma Punta Dewa Rifqi Seno Adi Sartika Intaning Pradhani Sebastian Adi Tyas Ismi Trialfhianty Wildan Karim
Editor bahasa : Suadi
Tim data survei: Achmad Taufik Aldian Giovanno Annisa Arumsiwi Chairumi Tyas Satiti Jefry Febriyan Siregar Mochammad Husni Rizal Raymon Rahmanov Zedta Rebeca Rihatma Punta Dewa
Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
i
ii
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
SAMBUTAN WAKIL BUPATI RAJA AMPAT Assalumu’alaikumWarahmatulahi Wabarakatuh Salam sejahtera untuk kita sekalian
M
arilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas kasih dan kemurahan-Nya,mahasiswaKKN PPM Universitas Gajah Madah (UGM) Yogyakarta telah menyelesaikan penulisan buku tentang Pulau Jefman, sebagai salah satu pulau yang berada di Wilayah Pemerintahan Kabupaten Raja Ampat. Buku ini merupakan sebuah karya istimewa dari mahasiswa KKN PPM UGM Yogyakarta yang dipersembahkan bukan hanya bagi pemerintah dan masyarakat Raja Ampat, tetapi juga pihak lain yang ingin lebih jauh mendalami dan mempelajari keberadaan Pulau Jefman sebagai salah pulau dari ratusan pulau yang tersebar di gugusan Kepulauan Raja Ampat. Atas nama pemerintah dan masyarakat Raja Ampat saya menyambut baik dengan diterbitkannya buku ini. Saya berharap buku ini menjadi salah satu media promosi dan sumber yang dapat menyediakan informasi mengenai potensi pariwisata, perikanan, dan potensi budaya masyarakat Raja Ampat, khususnya yang berada di Pulau Jefman, Distrik Salawati Utara, Kabupaten Raja Ampat. Saya juga tak lupa menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Mahasiswa UGM Yogyakarta yang telah menyelesaikan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Raja Ampat dan berhasil memberikan sumbangan yang sangat berharga berupa sebuah buku bagi masyarakat Raja Ampat. Saya berharap kedepan akan semakin banyak perguruan tinggi yang mendedikasikan dirinya demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat yang jauh dari pusat-pusat pelayanan pemerintahan. Sekian dan terima kasih Wassalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh. Waisai, 31 Oktober 2013 Wakil Bupati Raja Ampat,
Drs. Inda Arfan, M.Ec.Dev Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
iii
SAMBUTAN DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN Assalumu’alaikumWarahmatulahi Wabarakatuh
P
uji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dengan terbitnya buku ‘Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman’ ini. Buku ini merupakan buah karya dari mahasiswa-mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM) Unit PPB-03 yang telah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) di Pulau Jefman, Distrik Salawati Utara, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat pada Bulan Juli-Agustus 2013. Penyusunan buku ini, tidak hanya diilhami oleh pelaksanaan KKN di Pulau Jefman, Raja Ampat, tetai juga diilhami oleh buku ‘Cakrawala Bumi Cendrawasih: Cerita Kehidupan Teluk Mayalibit, Raja Ampat’ yang diterbitkan oleh Tim KKN Raja Ampat tahun 2012 dan ‘Mutiara Biru: Segengam Cinta untuk Raja Ampat’ yang diterbitkan oleh Tim KKN Raja Ampat tahun 2011. Rasa ingin tahu dan jiwa berpetualang mahasiswa-mahasiswi UGM, ditambah dengan cerita-cerita tentang keindahan, pesona, dan kemisteriusan wilayah-wilayah terluar dan terpencil Indonesia, tentu saja menggugah semangat menjelalah para mahasiswa, khususnya mahasiswa Tim KKN PPM UGM Unit PPB 03 untuk mengeksplorasi wilayah Nusantara, terlebih untuk mengeksplorasi Kepulauan Raja Ampat. Kepulauan Raja Ampat merupakan salah satu wilayah Indonesia yang sangat menarik untuk dijelajahi. Kepulauan Raja Ampat menyediakan keindahan kehidupan bawah laut dan pulau-pulau kecil yang terserak bagaikan kepingan puzzle, sehingga pantas saja jika Raja Ampat dijuluki sebagai ‘Sebongkah surga yang diturunkan Tuhan ke muka Bumi’. Alhamdulilah, semua kegiatan Tim KKN PPM UGM Unit PPB 03 terlaksana dengan baik, lancar, dan sukses atas dukungan baik material maupun immaterial dari semua pihak. Semoga dengan melihat realitas kehidupan sehari-hari masyarakat Pulau Jefman, walaupun sangat singkat, dapat menambang pengalaman dan memperluas wawasan mahasiswa sebagai bekal menghadapi masa depan. Kepada anak-anak dan adik-adik kami di Pulau Jefman, harapan dan doa kami semoga kelak dari kalian ada yang menjadi pemimpin bangsa ini. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, khususnya dari Bupati, Bapak Drs. Marcus Wanma, M.Si. dan Wakil Bupati, Bapak Drs. Inda Arfan, M.Ec.Dev. yang telah memberikan bantuan kepada Tim KKN PPM UGM Unit PPB 03, sehingga para mahasiswa semangat untuk melaksanakan pengabdian melalui KKN di Tanah Papua. Penghargaan setinggi-tingginya juga kami haturkan kepada alumni-alumni MEP FEB UGM yang seperti tahun yang sebelumnya selalu membantu dan membersamai adik-adik mahasiswa melaksanakan pro-
iv
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
gram pengabdian mereka. Kepada Bapak Kepala Distrik Salawati Utara, Bapak Kepala Kampung Jefman Barat dan Jefman Timur, Bapak Kepala Adat Pulau Jefman dan seluruh masyarakat Kampung Jefman yang telah sangat ramah, baik dan tulus menerima mahasiswa sehingga kegiatan KKN dapat berjalan dengan lancar, sehingga mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengalaman mengabdi kepada masyarakat, tetapi juga menemukan keluarga baru di Pulau Jefman. Secara khusus, terima kasih kepada Keluarga Bapak M. Nasir Buhari dan Ibu Samsia Ambo yang telah menampung mahasiswa selama survei KKN, serta Keluarga Bapak Jais Jawardi dan Ibu Nur Cahaya yang telah dengan sabar menghadapi para mahasiswa selama dua bulan berKKN. Terima kasih kami sampaikan kepada Conservation International dan semua pihak yang telah membantu kelancaran Tim KKN PPM UGM Unit PPB 03, serta tak lupa terima kasih kepada LPPM UGM atas kepercayaannya untuk mengizinkan mahasiswa-mahasiswi untuk berKKN di Papua. Terima kasih juga kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM yang telah menjadi ‘payung’ pelaksanaan KKN Tim KKN PPM UGM Unit PPB 03 serta MEP UGM yang telah memberikan segala fasilitas guna kelancaran pelaksaan KKN. Semoga pengabdian mahasiswa ini dapat menginspirasi pemuda-pemudi Indonesia untuk membaktikan ilmu dan tenaganya untuk kejayaan Bangsa Indonenesia dan semoga dengan terbitnya buku ini, dapat menginspirasi khalayak ramai untuk mengeksplorasi bumi nusantara ini demi kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wassalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh. Bulaksumur, 3 November 2013 Dosen Pembimbing Lapangan,
Drs. Ahmad Jamli, MA
Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
v
KATA PENGANTAR
S
ebagai sebuah pengabdian, Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Gadjah Mada (KKN PPM UGM) bukanlah sebatas mata kuliah wajib universitas senilai 3 sistem kresit semester (SKS) yang menjadi syarat yudisium seorang mahasiswa atau mahasiswi mendapatkan gelar sarjana. KKN PPM UGM merupakan sebuah manifestasi salah satu tridarma perguruan tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat, yang juga dikemas untuk memberikan pembelajaran kepada mahasiswa-mahasiswi UGM untuk belajar bagaimana bergaul dan bermanfaat bagi masyarakat. Pada pelaksanaan KKN PPM UGM Antarsementer 2012/2013 di bulan Juli-September 2013, Tim KKN PPM UGM Unit PPB 03yang beranggotakan 29 orang mahasiswa-mahasiswi dari berbagai fakultas di UGM menerjunkan diri ke tengah-tengah masyarakat di Pulau Jefman, Distrik Salawati Utara, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Kedua puluh sembilan mahasiswa ini kemudian dikelompokkan dalam tiga sub-unit yang masing-masing terdiri atas klaster sosio humaniora, agro, serta sains dan teknologi. Ketika pertama kali datang di Pulau Jefman, para mahasiswa-mahasiswi ini disambut dengan dermaga yang muram karena hujan turun rintik-rintik pada saat matahari mulai tenggelam di hari pertama puasa. Dari dermaga, keduapuluh sembilan orang ini kemudian membawa barang bawaan masing-masing melintasi hamparan landasan pesawat terbang yang membentang di tengah Pulau Jefman untuk berkumpul di balai kampung yang gelap karena listrik belum menyala. Di sini, kami bertemu dengan Kepala Kampung Jefman Barat untuk pertama kali dan juga Bapak Jais Jawardi yang kemudian menjadi ayah baru bagi kami. Awal yang suram hampir saja menciutkan hati para mahasiswa-mahasiswi tersebut, hingga muncul matahari pagi yang sangat cerah sehingga kembali mencerahkan hati para mahasiswa-mahasiswi untuk mengabdi kepada masyarakat. Tiap-tiap mahasiswa-mahasiswi segera membaur dengan masyarakat dan menemui petinggi serta tokok-tokoh kampung, sehingga belum sampai seminggu pasca kedatangan, program Tim KKN PPM UGM Unit PPB 03 sudah dapat dimulai. Pada dasarnya, Pulau Jefman adalah sebuah pulau yang penduduknya sudah cukup maju dan modern karena di sana pernah ada bandara.Sehingga para penduduknya dapat dengan mudah menerima kedatangan orang asing. Masyarakat di Kampung Jefman Barat dan Jefman Timur sangatah ramah kepada mahasiswa.Hal ini terbukti dari warga Jefman Barat yang sangat antuasis dalam menyediakan santapan buka puasa di Masjid dan
vi
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
masyarakat Jefman Timur yang selalu menyediakan makanan untuk para mahasiswa-mahasiswi yang mengajar di sekolah Minggu Gereja Efata. Sungguh sangat beruntung untuk menghabiskan KKN selama dua bulan di Pulau Jefman karena Pulau Jefman memiliki akses yang mudah menuju Kota Sorong. Sehingga semua kebutuhan hidup sehari-hari dan kebutuhan program dapat dengan mudah terpenuhi. Selain itu, antusiasme warga dan pemerintahan kampung terhadap mahasiswa sangat tinggi, sehingga program KKN dengan mudah dapat dilaksanakan berkat bantuan material dan immaterial dari warga. Periode KKN PPM Antarsemester 2012/2013 mengharuskan mahasiswa untuk berlebaran dengan masyarakat. Pengalaman ini adalah pertama bagi para mahasiswa-mahasiswi untuk berlebaran jauh dari orang tua dan keluarga. Awalnya kami berpikir ini bukanlah pengalaman yang mudah, tetapi tenyata berlebaran di Pulau Jefman bagaikan berlebaran di rumah sendiri. Perasaan tersebut tentu tidak lepas dari kehangatan yang ditunjukkan oleh warga kepada para mahasiswa-mahasiswi. Pasca bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri, datanglah bulan Agustus dimana untuk kali pertama Pulau Jefman melaksanakan upacara bendera memperingatai Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-68 dan mengadakan berbagai macam perlombaan yang sangat meriah, mulai dari lomba anak-anak hingga karaoke dan tarian wayase bagi remaja dan orang tua. Pada kesempatan tersebut, perlombaan olahraga juga merupakan aktivitas yang paling digemari oleh warga. Para mahasiswa-mahasiswidiundang untuk merayakan kemenangan sepak bola dan bola voli yang bergilir dari satu tim ke tim lain baik itu juara 1, 2, maupun 3. Sungguh pada kesempatan itu sangat terasa bagaimana semangat sportivitas dan kekeluargaan antarsesama warga di Pulau Jefman. Seminggu sebelum kepulangan, beberapa dari anak-anak Tim KKN PPM UGM Unit PPB 03diberi kenang-kenangan yang sungguh tidak akan pernah terlupakan, yaitu pemberian nama marga. Sartika Intaning Pradhani diberi marga Rumayom, Rihatma Puntadewa diberi marga Rumansus, Elza Qorina Pangestika diberi marga Rumawi, dan Achmad Taufik diberi marga Paknawan. Hal tersebut adalah sebuah kehormatan bagi semua mahasiswa untuk diangkat menjadi anak asli dari Pulau Jefman. Ketika akhirnya datang waktu untuk berpisah, air matapun menetes mengingat dua bulan yang telah dilewati bukan hanya semata untuk melaksanakan kewajiban mata kuliah ataupun sebatas pengabdian kepada masyarakat sebagaimana amanat dari tridarma pendidikian. Dua bulan yang dihabiskan di Pulau Jefman adalah dua bulan yang mengajarkan luasnya bumi pertiwi dan semangat kekeluargaan antarsesama bangsa Indonesia. Dua bulan yang telah mempertemukan kita semua sebagai satu saudara dalam semangat perbaikan terhadap bangsa dan negara menuju Indonesia merdeka yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
vii
Melalui Buku dengan judul Potret Sejarah dan Sumber daya Pulau Jefman ini, kami berupaya semoga khalayak umum dapat memahami dan merasakan Pulau Jefman melalui uraian-uraian yang telah disampaikan. Kami berharap buku ini dapat menjadi batu loncatan untuk mengembangkan sumber daya dan potensi yang ada di Pulau Jefman sehingga masyarakat Pulau Jefman dapat lebih sejahtera dan Pulau Jefman lebih dikenal oleh khalayak ramai. Dalam buku ini akan diuraikan bagaimana adat istiadat dan sejarah Pulau Jefman, data kependudukan, keadaan sosial ekonomi masyarakat setempat yang sebagian besar merupakan nelayan, bagaimana kegiatan perikanan dan pertanian di pulau tersebut, serta potensi-potensi sumber daya alam yang ada. Dari uraian-uraian tersebut, kami berusaha mencari jalan untuk menunjukkan potensi-potensi sumber daya yang ada di Pulau Jefman agar dapat dikembangkan untuk kesejahteraan masyakarat setempat. Pada akhirnya, semoga buku ini dapat bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan sekaligus bukti torehan sejarah bahwa pernah ada pada suatu ketika, dua puluh sembilan orang mahasiswa UGM yang menemukan keluarga di Tanah Papua. Koordinator Tim KKN PPM UGM Unit PPB 03 Sartika Intaning Pradhani
viii
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
UCAPAN TERIMA KASIH
P
otret Sumber daya dan Kehidupan Pulau Jefman tidak akan pernah menjadi kesatuan bacaan yang dapat kita nikmati sekarang ini tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Penyusunan buku ini telah melibatkan banyak pihak yang berasal dari berbagai kalangan, antara lain Universitas Gadjah Mada, Pemerintahan Kabupaten Raja Ampat, Pemerintahan Kampung Jefman Barat dan Timur, Lembaga Swadaya Masyarakat Conservation International, masyarakat Pulau Jefman, dan para pihak yang telah berperan dalam memberikan bimbingan, petunjuk, data, informasi, serta masukan-masukan yang telah memperkaya data dan informasi yang disajikan dalam buku ini. Atas segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan, kami mengucapkan terima kasih kepada: Universitas Gadjah Mada Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Bapak Prof. Pratikno, M.Soc. Sc. Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM UGM), Bapak Prof. Dr. Suratman, M.Sc. Dosen Pembimbing Lapangan, Bapak Drs. Ahmad Jamli, MA. yang telah sabar dan penuh pengertian mendampingi kami sebelum, selama, dan setelah periode KKN. Para staff LPPM yang selalu sabar mendengarkan dan menerima segala macam keluhan dan kritikan dari para mahasiswa. Fakultas Ekonomika dan Bisnis sebagai payung kegiatan KKN dan Magister Ekonomika dan Bisnis, khususnya para alumni yang telah membantu kelancaran program KKN Pemerintahan Kabupaten Raja Ampat Bupati Raja Ampat, Bapak Drs. Marcus Wanma, M.Si Wakil Bupati Raja Ampat, Bapak Drs. Inda Arfan, M.Ec.Dev. yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk kelancaran dan kesuksesan pelaksanaan KKN di Pulau Jefman. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Raja Ampat, Bapak Manuel P. Urbisan, S.Pi, M.Si. Terima kasih atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan dalam pelaksanaan program KKN di Pulau Jefman Kepala Adat Kabupaten Raja Ampat, Bapak Taher Arfan yang telah berbagi cerita dan pengalalam tentang hidup, kehidupan, sejarah, dan adat di Kabupaten Raja Ampat, khususnya di Pulau Jefman. Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
ix
Kepala Distrik Salawati Utara, Bapak I Made Sada Kusuma yang walaupun sangat sibuk tetap meluangkan waktu untuk mengantar kepulangan kami dan membuatkan kami sertifikat pelaksanaan KKN, serta mengirimkan surat di detik-detik terakhir. Kampung Jefman Barat dan Timur Kepala Kampung Jefman Barat, Bapak Abdul Latif Rumayom, Kepala Kampung Jefman Timur, Bapak Abdul Khalik Rumansus, dan Kepala adat Pulau Jefman, Bapak Abdu Bar Klasin yang telah mengangkat kami menjadi anak-anak asli Pulau Jefman. Sekretaris Kampung Jefman Barat, Bapak Hamis Laini, S. Sos. dan Sekretaris Kampung Jefman Timur, Kakak Lince M Awom. Babinsa Kampung Jefman Barat, Bapak Saudin. Bapak Jais Jawardi, Ibu Nur Cahaya, Zakia, dan Tenri yang telah menjadi keluarga di Jefman yang tidak akan pernah tergantikan. Bapak M Nasir Buhari dan Ibu Nursia Ambo yang telah memberikan tempat tinggal selama survei KKN dan telah memberikan ilmu tentang budidaya ikan kerapu. Semua mama-mama, bapak-bapak, kakak-kakak, dan adek-adek di Pulau Jefman yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, tetapi sangat kami sayangi. LSM Conservation International Staf dan Penyuluh LSM Conservation International, Kak Rosa, Kak Mona, Kak Defy, Kak Ismu, dan Kak Peter. Selain itu, kepada Mas Irul atas bantuan yang tak terduga sehingga program KKN dapat berjalan dengan lancar dan segala pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
x
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL SAMBUTAN WAKIL BUPATI RAJA AMPAT SAMBUTAN DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR
i iii iv vi ix xi xiii xiii
I. PENDAHULUAN II. PROFIL WILAYAH PULAU JEFMAN III. GEOLOGI PULAU JEFMAN IV. ADAT DAN SEJARAH PULAU JEFMAN A. PEMBENTUKAN MASYARAKAT PULAU JEFMAN DALAM BINGKAI CERITA B. BANDARA PULAU JEFMAN V. KEPENDUDUKAN A. JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN JENIS KELAMIN B. PENDUDUK BERDASARKAN KELOMPOK UMUR
1 2 5 7 7 9 12 12 13 14 14 15 15 17 19 21
C. PENDUDUK BERDASARKAN KEYAKINAN D. PENDUDUK BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN VI. PENDIDIKAN A. POTRET PENDIDIKAN PULAU JEFMAN B. KULTUR SEBAGAI PENGHAMBAT VII. PROFIL SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT NELAYAN PULAU JEFMAN A. PENDAPATAN USAHA Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
xi
B. USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) C. AKTIVITAS SOSIAL EKONOMI D. ISU SOSIAL E. ISU PERUBAHAN SOSIAL-EKONOMI VIII. PERIKANAN TANGKAP DAN BUDIDAYA A. PERIKANAN TANGKAP B. PERIKANAN BUDIDAYA C. ILLEGAL FISHING DAN PERMASALAHAN KEBERLANJUTAN USAHA PERIKANAN IX. PERTANIAN A. PROFIL PERTANIAN PULAU JEFMAN B. POTENSI X. SUMBER DAYA PESISIR PANTAI PULAU JEFMAN A. MANGROVE B. TERUMBU KARANG C. IKAN KARANG D. LAMUN XI. KEARIFAN LOKAL DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR A. PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR B. KONSERVASI DAN KEARIFAN LOKAL C. BIDANG PENDIDIKAN XII. PARIWISATA PULAU JEFMAN A. PANTAI PASIR PUTIH
23 25 27 30 32 32 37 41 42 42 44 45 45 52 61 65 66 66 67 68 69 71
B. PANTAI TANJUNG BATU C. PANTAI TELUK BIRU D. PANTAI KELAPA XIII. PENUTUP
71 72 72 73
BAHAN RUJUKAN  
75
xii
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
DAFTAR TABEL Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Tabel 10. Tabel 11.
Komposisi Penduduk Pulau Jefman Berdasarkan Wilayah Administratif dan Gender Hasil Tangkap Nelayan Pulau Jefman Sebaran Mangrove Berdasarkan Area dan Jenis Hasil Pengukuran DR, FR, KR, CR, NP, H dan C Kawasan Mangrove Pulau Jefman Ciri Khas Setiap Spesies Mangrove Nilai Persentase Tutupan Terumbu Karang di Pulau Jefman Keanekaragaman Terumbu Karang Pulau Jefman Persebaran Karang Lunak di Perairan Pulau Jefman Persebaran Berbagai Jenis Teripang di Perairan Pulau Jefman Sebaran Ikan Karang di Perairan Pulau Jefman Nilai Indeks Keanekaragaman (H) dan Kepadatan (D) Ikan Karang di Perairan Pulau Jefman
12 36 46 47 48 55 56 57 59 62 63
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Gambar 2. Gambar 3.
Dermaga Utama Pulau Jefman Diagram Perbandingan Luas Penggunaan Lahan Pulau Jefman Bagian Utara Pulau Jefman yang Tersusun atas Bantuan dan Pasir
Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Gambar 7. Gambar 8. Gambar 9.
Kemudahan Akses terhadap Air Bersih di Pulau Jefman. Bunker Sisa Peninggalan Kolonial Jepang Penduduk Lokal Pulau Jefman Sisa Landasan Pacu Pesawat Terbang di Pulau Jefman Grafik Persebaran Penduduk Berdasarkan Umur Diagaram Persentase Penduduk Berdasarkan Keyakinan
3 4 5 6 8 8 9 11 13 Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
xiii
Gambar 10. Grafik Persebaran Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Gambar 11. Dinding Sekolah SD Jefman Timur yang Rusak Gambar 12. Siswa kelas 2 SD Jefman Timur Gambar 13. Permukiman Nelayan di Tepi Pantai Gambar 14. Nelayan yang Sedang Mengikat Ikan Hasil Tangkapannya (kiri) dan Satu Ikat Ikan yang Siap Jual (kanan) Gambar 15. Grafik Persentase Rata-Rata Pendapatan Masyarakat Nelayan Pulau Jefman dalam Satu Bulan saat Musim Ikan dan Paceklik. Gambar 16. Grafik Persentase Jumlah Nelayan terhadap Pendapatan dan Kepemilikan Armada Tangkap pada Musim Ikan dan Paceklik Gambar 17. Seorang Ibu yang Sedang Membuat Kue untuk Dijual di Pulau Jefman (kiri), dan Taksi Laut sebagai Sarana Trans portasi Utama di Pulau Jefman (kanan) Gambar 18. Berbagai Jenis Usaha Perdagangan di Pulau Jefman; Penjual Sirih dan Pinang (kiri), Kios/Warung (tengah), dan Penjual Baju Lay ak Pakai (kanan) Gambar 19. Kegiatan PKK Ibu-ibu (kiri),dan Seorang Ibu yang Sedang Mencuci Perkakas Rumah Tangga di Belakang Rumah (kanan) Gambar 20. Sirih dan Pinang sebagai Makanan Sampingan yang Paling Sering Dikonsumsi Masyarakat Pulau Jefman (kiri), dan Seorang Anak Jefman yang Sedang Menikmati Senja di Dermaga (kanan) Gambar 21. Anak-anak Jefman yang Sedang Bermain Perahu Layar di Pesisir Pantai. Badan Perahu Dibuat dari Steryoformyang Dapat Mengapung di air, Sedangkan Layarnya Dibuat dari Daun Pohon Waru Gambar 22. Para Ibu yang Sedang Membuat Kerajinan dari Kulit Biak Gambar 23. Berbagai Jenis Kue Olahan di Pulau Jefman Gambar 24. Persentase Jumlah Masyarakat Terhadap Persepsi Keberadaan Bandara yang Berpengaruh pada Pendapatan Mas yarakat Pulau Jefman Gambar 25. Kegiatan Penangkapan Ikan dengan Alat Tangkap Sero (kiri), dan Seorang Anak Nelayan Sedang Memancing Ikan Menggunakan Alat Sederhana berupa Benang Nilon dan Bekas Botol Plastik (kanan) Gambar 26. Perahu Dayung Masyarakat Pulau Jefman Gambar 27. Alat Tangkap Sero (kiri), dan Bahan Baku Alat Tangkap Sero yang Diambil dari Pohon Mangi-mangi/Man grove(kanan)
xiv
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
14 14 15 17 19 21 22 23 24 25 26 27 27 30 30 31 32 33
Gambar 28. Gambar 29. Gambar 30. Gambar 31. Gambar 32. Gambar 33. Gambar 34. Gambar 35. Gambar 36. Gambar 37. Gambar 38. Gambar 39. Gambar 40. Gambar 41. Gambar 42. Gambar 43. Gambar 44. Gambar 45. Gambar 46. Gambar 47. Gambar 48.
Jaring yang Digunakan untuk Menangkap Ikan di Pulau Jefman Hasil Tangkap Nelayan menggunakan Alat Tangkap Sero Replika Karamba Jaring Tancap (kiri), dan Karamba Jaring Tancap Pulau Jefman (kanan) Tempat Penampungan atau Pemeliharaan Biota Laut yang Dipasang Dibawah Rumah Karamba Jaring Apung (KJA) di Pulau Jefman Alur Mekanisme Subsidi Pemerintah terhadap Kelompok Pembudidaya KJA Ikan Kerapu Bebek (Chromileptes altivelis) (kiri) Dan Kerapu Macan (Epinephelussp.) (kanan) Karamba Jaring Apung (KJA) Pulau Jefman Alat Penggerus Pakan (kiri), dan Ikan Runcah sebagai Pakan Ikan Kerapu Budidaya (kanan) Kegiatan Pergantian Jaring dalam Budidaya KJA Berbagai Jenis Tanaman Pertanian di Pulau Jefman Kripik Sukun Pulau Jefman Bibit Kakao yang Tumbuh di Pulau Jefman Peta Sebaran Mangrovedi Pulau Jefman Spesies Rhizophora stylosa (kiri), dan Spesies Sonneratia alba (kanan) Berbagai Bentuk Daun pada Komunitas SpesiesMangrovedi Pulau Jefman Beberapa Tanaman yang Merupakan Komunitas MangroveIkutan di Pulau Jefman Sampel Buah Barringtonia sp. (kiri), Buah Sonneratia alba (tengah), dan Bunga Barringtonia sp. Ikan Kodok (Periophthalmus sp.) sebagai Ikan Penghuni Kawasan MangrovePulau Jefman Peta Lokasi Pengamatan Tutupan Terumbu Karang Komunitas Terumbu Karang di Perairan Pulau Jefman Sebaran Komunitas Karang Lunak (Octocorallia) di Perairan Pulau Jefman
34 35 37 38 39 40 40
Gambar 49. Gambar 50. Gambar 51.
Tiga Jenis Alga yang Berasosiasi Kuat dengan Komunitas Terumbu Karang di Pulau Jefman; Sargassum sp. (kiri), Padina sp. (tengah), dan Halimedasp. (kanan) Beberapa Jenis Makrobentos yang Dominan Ditemukan dan Memiliki Asosiasi Kuat dengan Komunitas Terumbu Ka rang di Perairan Pulau Jefman; Bintang Laut Protoreaster nodosus (kanan), asidian Polycarpa aurata (tengah) dan Lili Laut Nemaster rubiginosa (kiri) Grafik Persentase Tutupan Terumbu Karang di Pulau Jefman
56
Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
40 41 42 43 43 44 46 50 50 50 51 52 54 56
58
58
xv
Gambar 52. Gambar 53. Gambar 54. Gambar 55 Gambar 56. Gambar 57. Gambar 58. Gambar 59. Gambar 60.
xvi
Tim Penyelam yang Sedang Berusaha Mengembalikan Posisi Terumbu Karang Meja Jenis Acropora sp. yang Patah Grafik Nilai Dominansi (C) Lima Ikan Karang Tertinggi di Perairan Pulau Jefman Grafik Komposisi Ikan Target, Indikator, dan Mayor berdasarkan Jumlah Individu (A) dan Famili (B) Jenis Ikan KarangPlectorchinchus lineatus di Perairan Pulau Jefman Empat Unsur dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumber Daya Pesisir Pulau Jefman Pantai Pasir Putih Pantai Tanjung Batu Pantai Laut Biru Pantai Kelapa
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
60 60 61 65 66 71 71 72 72
I. PENDAHULUAN
P
ulau Jefman merupakan salah satu pulau yang tergabung dalam gugusan Kepulauan Raja Ampat. Hanya berjarak kurang lebih satu jam dari dermaga Kota Sorong, pulau ini menyimpan banyak kisah dan sejarah yang dibalut dengan keanekaragaman budaya dan potensi sumberdaya alam yang melimpah. Masyarakat lokal dan pendatang dari berbagai pulau lain di Indonesia seperti Sulawesi dan Maluku hidup berdampingan dengan harmonis meski agama, suku dan ras mereka berbeda. Berbagai macam flora dan fauna hidup berdampingan dengan manusia dengan keanekaragaman yang tinggi. Perpaduan yang epic tersebut menjadikan Pulau Jefman satu diantara banyak pulau yang menyimpan kekayaan luar biasa di Indonesia. Buku ini menyajikan segala jenis informasi mengenai sumberdaya dan kehidupan di pulau kecil, khususnya di Pulau Jefman. Informasi didapat dari masyarakat dan tokoh kunci seperti Kepala Kampung dan Kepala Adat Kabupaten Raja Ampat. Data-data yang disajikan dalam buku ini berasal dari studi lapangan yang dilaksanakan pada bulan Juli dan Agustus 2013, termasuk survei lapangan kepada 60 responden yang diambil secara acak (random sampling) dari masyarakat Kampung Jefman Barat dan Jefman Timur. Buku ini terdiri dari XI bagian. Bagian I menjelaskan mengenai profil wilayah Pulau Jefman beserta batas geografisnya. Bagian II menjelaskan aspek geologi Pulau Jefman. Bagian III menjelaskan adat istiadat dan sejarah asal mula terciptanya interaksi sosial masyarakat di Pulau Jefman. Bagian IV menyajikan data-data penduduk berdasarkan umur, pendidikan maupun agama. Bagian V menjelaskan mengenai aspek pendidikan di Pulau Jefman. Bagian VI menggambarkan profil sosial ekonomi masyarakat yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan. Bagian VII menjelaskan mengenai kegiatan dan kondisi kekinian aspek perikanan tangkap dan budidaya. Bagian VIII memaparkan mengenai aspek pertanian berupa jenis-jenis tanaman, cara pemanfaatan dan potensi pertanian di Pulau Jefman. Bagian IX menyajikan data dan penjelasan mengenai sumberdaya pesisir yang terdiri atas mangrove, terumbu karang dan lamun yang terdapat di Pulau Jefman. Bagian X menjelaskan mengenai bentuk pengelolaan sumberdaya alam dan kearifan lokal yang terdapat di Pulau Jefman. Bagian XI menjelaskan wilayah pariwisata yang terdapat di Pulau Jefman. Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
1
II. PROFIL WILAYAH PULAU JEFMAN
P
ulau Jefman merupakan salah satu pulau yang terletak di kepulauan Raja Ampat. Secara administratif, Pulau Jefman termasuk dalam Kecamatan Salawati Utara, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Pulau ini berada pada koordinat 9 ° 6’22,75” – 9 °21’29,56” LU dan 131 °6’36,03” – 131 °8’19,03” BT. Adapun batas pulau secara administratif meliputi: Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah barat Sebelah timur
: Selat Dampier : Pulau Salawati : Pulau Salawati : Kota Sorong
Pulau Jefman memiliki luas 9 kilometer persegi dengan panjang 2,8 kilometer dan lebar 0,7 kilometer. Pulau Jefman terbagi menjadi dua desa, yaitu Desa Jefman Barat dan Jefman Timur. Kedua desa ini dibatasi oleh bandara yang membelah pulau dari ujung utara hingga ujung selatan. Infrastruktur dan fasilitas umum yang dimiliki Desa Jefman Barat antara lain Kantor Kepala Desa, Balai Desa, Puskesmas Pembantu, Taman Kanak-Kanak, Masjid, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, serta lapangan Sepak Bola. Sedangkan Desa Jefman Timur memiliki Dermaga, Kantor Kepala
2
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
Desa, Gereja, Sekolah Dasar, dan Posyandu. Ketidakmerataan fasilitas ini dikarenakan sebelumnya kedua desa ini merupakan satu desa dengan pusat kegiatan masyarakat berada di bagian barat yang kemudian mengalami pemekaran. Interaksi masyarakat Pulau Jefman dengan masyarakat di pulau lain dilakukan dengan menggunakan perahu mesin yang oleh masyarakat sekitar diistilahkan dengan longboat. Setiap pagi, sebuah longboat berangkat dari Pulau Jefman menuju Kota Sorong pukul 08.00 WIT dan kembali pada siang hari pukul 14.00 WIT. Dari Kota Sorong, perjalan dapat dilanjutkan menuju daerah lain seperti Waisai, Manokwari, Makassar, dan lainnya. Kota Sorong menjadi simpul transportasi utama yang memiliki akses udara, laut, dan darat di wilayah Papua bagian barat. Di sekitar pulau ini, terdapat Pulau Rumbabo di sebelah selatan, yang pada saat air surut dapat ditempuh dengan cara jalan kaki dengan kedalaman air setinggi paha orang dewasa. Tidak jauh di sebelah timur, terdapat Pulau Matan yang dapat ditempuh dengan perahu mesin sekitar 30 menit. Tidak jauh pula di sebelah barat, terdapat Pulau Senapan yang juga dapat ditempuh dengan perahu mesin sekitar
30 menit. Baik Rumbabo, Senapan, dan Matan merupakan pulau yang tidak berpenghuni. Luas lahan tersebut digunakan untuk berbagai keperluan dan terbagi menjadi lahan perkebunan, lahan kosong, dan permukiman. Lahan perkebunan berisi berbagai jenis tanaman seperti kelapa, sukun, mangrove, jambu air, bambu, dan beberapa palawija. Lahan kosong terdiri atas halaman dan pekarangan rumah, lapangan terbang, dan pasir pantai. Permukiman terdiri atas rumah penduduk, masjid, gereja, rumah dinas, sekolah, puskesmas pembantu, kantor desa, dan bangunan pelayanan masyarakat lainnya. Penggunaan Lahan Pulau Jefman
â–śâ–ś Gambar 1. Dermaga Utama Pulau Jefman â–śâ–ś Gambar 2. Diagram Perbandingan Luas Penggunaan Lahan Pulau Jefman Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
3
4
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
III. GEOLOGI PULAU JEFMAN
P
ulau Jefman adalah salah satu pulau dari gugusan Kepulauan Raja Ampat. Pulau Jefman berbentuk memanjang dengan arah barat – timur dan dikelilingi oleh garis pantai yang relatif landai. Geomorfologi pulau berupa dataran rendah, tidak ditemukan adanya suatu morfologi positif berupa bukit atau gunung. Namun di sebelah timur dari pulau ini terdapat suatu batuan yang
sesar sorong yang kemudian membelah cekungan bintuni dan cekungan salawati. Kemudian endapan pasir yang secara dominan menyusun pulau ini kemungkinan merupakan hasil endapan oleh arus laut
membentuk tebing terjal yang menghadap laut. Morfologi pulau yang relatif datar ini ternyata berbanding lurus dengan material yang menyusun pulau ini secara dominan yaitu pasir lepas (loose sand) dan pada bagian tengah dari pulau, pasir ini telah tertutup oleh tanah dengan ketebalan kurang lebih 1-1,5 m. Kemudian seperti yang telah dikatakan bahwa pada sisi sebelah timur dari pulau ini terdapat tebing yang tersusun oleh breksi polimik, dimana breksi ini memiliki fragmen yang meruncing dan fragmen tersebut berasal dari berbagai jenis batuan. Breksi polimik inilah yang dikenal dengan sebutan Breksi Jefman. Pelamparan atau persebaran dari breksi ini sangat sempit, hanya 7% dari luas pulau ini. Pembentukan Pulau Jefman ini sangat erat kaitannya dengan keberadaaan breksi polimik tersebut, dimana kemungkinan breksi tersebut berasal dari ofiolit yang terangkat karena adanya proses tektonik
â–śâ–ś Gambar 3. Bagian Utara Pulau Jefman yang Tersusun Atas Batuan dan Pasir Pantai Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
5
yang membawa sedimen menuju pulau utama Papua Barat yang tertahan pada breksi polimik tersebut, sehingga dengan kata lain endapan pasir tersebut merupakan sedimen hasil pengendapan oleh arus laut yang menuju pulau utama papua barat yang membentuk barrier pada breksi polimik. Sedangkan tanah yang menutupi bagian atas dari pasir ini terbentuk dari hasil pelapukan endapan pasir tersebut. Hal yang cukup menarik dari lingkungan geologi pada Pulau Jefman ini adalah akuifer yang sangat dangkal dan beruapa akuifer air tawar, padahal pulau ini dikelilingi oleh laut, namun energi dari laut tidak masuk ke dalam akuifer dan terjadi intrusi air asin. Air tanah di Pulau Jefman sangat dangkal, sekitar 0.5 – 1 m di bawah permukaan tanah, dan di pulau ini tidak terdapat sungai yang besar hanya sungai – sungai intermitten yang terbentuk pada saat hujan, sehingga air laut langsung terserap ke dalam tanah dan atau terbawa ke laut. Interpretasinya akuifer sangat dangkal dan tawar adalah karena curah hujan di sini cukup tinggi dan air hujan langsung meresap ke dalam tanah sedangkan lapisan tanah yang ada juga sangat tipis maka akuifer yang terbentuk akan menjadi sangat dangkal, kemudian morfologi yang relatif datar dan energi dari laut yang relatif lemah membuat akuifer ini tidak banyak terganggu oleh air asin dari laut.
â–śâ–ś Gambar 4. Kemudahan Akses Terhadap Air Bersih Di Pulau Jefman. Warga Cukup Menggali Tanah Dan Membuat Sumur Dengan Kedalaman Yang Relatif Dangkal.
6
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
IV. ADAT DAN SEJARAH PULAU JEFMAN A. Pembentukan Masyarakat Pulau Jefman dalam Bingkai Cerita
S
ejarah masyarakat Pulau Jefman sangat erat hubungannya dengan asal-muasal kerajaan Raja Ampat. Pulau ini bahkan disebut sebagai pintu masuk ke kesultanan Tidore bagi orang papua. Banyak versi cerita terbentuknya tatanan masyarakat di pulau ini, akan tetapi dari semua versi memunculkan benang merah sejarah masyarakat Pulau Jefman, yaitu dari seorang sosok pria bernama Gurabesi. Gurabesi adalah seorang mambri (panglima perang) asal Biak sekaligus keponakan dari keempat raja. Menurut penuturan Taher Arfan (salah satu keturunan empat raja), dulunya Raja Ampat ini dikuasai oleh seorang raja yang memiliki lima orang anak yang terlahir lewat lima buah telur. Ssetelah menetas telur tersebut memunculkan empat orang anak lelaki dan satu anak perempuan. Sang raja sebenarnya mau menjadikan kelima anaknya tersebut menjadi raja akan tetapi anak perempuan raja tersebut hamil di luar nikah. Keempat saudaranya tidak terima dengan kehamilan
adiknya, lalu mereka bersepakat membuang adiknya ini ke laut. Si anak perempuan ini akhirnya terdampar di daerah Numfor dan melahirkan seorang putra, kemudian putra tersebut diberi nama Gurabesi. Di Numfor, Gurabesi tumbuh menjadi seorang ksatria atau lebih dikenal sebagai seorang mambri. Gurabesi dewasa kemudian meminta ijin ibunya untuk kembali ke Raja Ampat. Setelah mendapat ijin ibunya, kemudian Gurabesi berangkat ke Raja Ampat di temani oleh empat marga, yaitu: Rumayom, Rumansus, Rumawi, dan Paknawan. Sesampainya di Raja Ampat Gurabesi tinggal di Pulau Jefman atau dalam bahasa setempat di sebut pulau laki-laki karena di pulau ini tempat para laki-laki mencari ilmu. Pada saat bersamaan Kerajaan Tidore sedang kedatangan musuh, tak satupun panglima Tidore mampu mengalahkan musuh tersebut. Alhasil kemudian Gurabesi menolong kerajaan Tidore dari ancaman musuh, berkat keberanian, kecerdikan, dan kekuatan gaibnya, dia bersama para pendayung sekaligus prajuritnya asal Biak berhasil mengalahkan musuh Tidore. Sebagai hadiah karena sudah berhasil mengalahkan musuh Kesultanan Tidore Gurabesi kemudian dinikahkan dengan putri Sultan Tidore yaitu Boki Taibah. Gurabesi dan istrinya lalu tinggal di pulau Waigeo sementara emPotret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
7
pat marga yang mengikutinya tetap tinggal di Pulau Jefman. Seiring perkembangan waktu, pulau ini semakin ramai di datangi oleh warga perantauan, bahkan pulau ini oleh Jepang juga pernah di jadikan pangkalan militernya, terbukti dengan peninggalan bandara dan beberapa bunker yang mengelilingi pulau ini. Tahun 1949 Jepang mengambil alih Pulau Jefman dan mengusir Belanda. masa pendudukan Jepang merupakan memori kelam penduduk pribumi. Dijadikan sebagai kantong pertahanan dan gudang logistik, Pulau Jefman kembali dijajah, kerja paksa layaknya tawanan, dan penindasan yang kejam. Pulau Jefman dijadikan markas Jepang, dan disana dibangunlah benteng atau bunker mengelilingi pulau untuk mempertahankan pulau dari serangan musuh. Bukti dari pendudukan Jepang masih ada hingga kini, seperti bunker yang tersebar mengelilingi pulau. Hal ini menjelaskan betapa penting dan vitalnya Pulau Jefman bagi Jepang pada masanya.
â–śâ–ś Gambar 5. Bunker Sisa Peninggalan Kolonial Jepang
8
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
â–śâ–ś Gambar 6. Pendudukan Lokal Pulau Jefman Penduduk Pulau Jefman beragam, namun bisa dikatakan didominasi oleh 4 marga besar suku biak dari Numfor, yaitu marga Rumayom, Rumansus, Paknawan, dan Rumawi. Selain 4 marga di Pulau Jefman juga banyak pendatang dari berbagai kepulauan sekitar papua, dan dikatakan sebagai pendatang. Mengenai hak kepemilikan tanah diatur secara adat, dalam artian adat 4 marga besar. Selain keluarga atau kerabat 4 marga besar yaitu para pendatang tidak ada yang memiliki hak atas tanah Pulau Jefman. Secara administratif Pulau Jefman dibagi menjadi dua desa yaitu Jefman barat, dan Jefman timur. Sistem kekerabatan yang ada di Pulau Jefman adalah Patrilinial, dengan marga sebagai identitas. Ketika seorang perempuan sudah menikah maka dia akan mengikuti suami, dan menjadi bagian dari keluarga marga suami. Adat pernikahan di Pulau Jefman hampir sama dengan adat pernikahan islam pada umumnya, namun yang unik ada-
lah mas kawin atau mahar yang digunakan. Di daerah kepulauan Raja Ampat untuk meminang seorang perempuan pihak laki-laki harus menyiapkan mas kawin berupa uang, peralatan makan seperti gelas, piring, sendok dan yang sejenis. Satu mahar lagi yang menjadi keharusan adalah piring porcelain atau keramik dengan ukiran atau lukisan. Banyaknya mahar yang harus dibeikan ditentukan oleh pihak keluarga perempuan. Semakin tinggi strata dan pendidikan perempuan yang dilamar, maka semakin banyak pula jumlah mahar yang harus diberikan pihak laki-laki. Faktor kecantikan dan ketrampilan juga berpengaruh, semakin cantik dan trampil perempuan maka semakin mahal atau banyak pula mahar yang harus dibayar. Piring porcelain atau keramik adalah barang wajib dalam mahar, semakin tua dan semakin bagus piring itu maka semakin tinggi pula nilainya. Piring porcelain yang tua biasanya kemungkinan adalah peninggalan pedagang-pedagang Cina yang berlayar hingga kepulauan Raja Ampat pada masanya. Karena begitu vital dan berharganya piring tua, banyak pihak yang menginginkan dan mencarinya hingga ke pelosok bahkan dasar laut. Selain tingginya nilai piring tua sebagai mahar, piring tua juga dianggap sebagai benda keramat oleh penduduk setempat. Keramat dalam artian memiliki energi ghaib atau magis karena umur dan kejadian-kejadian yang entah sebuah kebe-
B.
Bandara Pulau Jefman
Bandara di Pulau Jefman adalah warisan perang dunia, dibangun oleh Belanda pada tahun 1887. Seiring berjalanya waktu dan ditemukannya minyak di papua, selain sebagai landasan pesawat perang bandara Pulau Jefman diperpanjang dan bertambah fungsi. Eksploitasi besar-besaran minyak, kayu dan kekayaan alam lain di Papua oleh Belanda menjadikan bandara Pulau Jefman sebagai bandara yang sangat penting dan strategis. Selama keberadaan Belanda Pulau Jefman telah berpenghuni, penduduk setempat diperlakukan istimewa, dipekerjakan dengan imbalan tinggi bahkan yang tidak bekerja pun diistimewakan. Selama pendudukan Belanda penduduk tidak perlu bekerja, makanan, minuman, dan hiburan diberikan secara cuma-cuma
tulan atau tidak dianggap aneh. Salah satu cerita aneh yang pernah ada adalah ketika seorang penduduk ada yang menyimpan sebuah piring tua kemudian diceritakan ada salah satu penduduk melihat perwujudan mahluk gaib seperti orang yang memang bukan seperti penduduk setempat. â–śâ–ś Gambar 7. Sisa Landasan Pacu Pesawat Terbang di Pulau Jefman Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
9
Dengan menyediakan seluruh kebutuhan penduduk, tidak akan ada perlawanan, dan tentu saja pendidikan tidaklah penting bagi penduduk pribumi. Interaksi sangat dekat dan lama sangat berpengaruh dengan perkembangan penduduk lokal. Pembodohan yang berkepanjangan, dan budaya berpesta yang ditularkan Belanda telah mengakar dan memberikan pengaruh abadi bagi perkembangan penduduk Pulau Jefman. Sebelum terjadi pemekaran Kabupaten Raja Ampat, Pulau Jefman masuk dalam wilayah Kabupaten Sorong. Posisi pulau ini sangat strategis sehingga dibangun sebuah bandara sebagai gerbang memasuki kota paling barat dari Pulau Papua tersebut. Menurut masyarakat setempat, keberadaan bandara di Pulau Jefman sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda dan dilanjutkan pada jaman penjajahan Jepang, dengan panjang landasan 600 meter. Kemudian setelah Republik Indonesia merdeka dan Papua masuk dalam wilayah NKRI, bandara Jefman masih dioperasikan dan diperpanjang landasan mencapai 1,8 kilometer. Setelah pemekaran wilayah pada 9 Mei 2003, Pulau Jefman secara administratif masuk dalam wilayah Kabupaten Raja Ampat. Pemerintah Kabupaten Sorong kemudian membangun bandara baru di Pulau Papua bernama Dome Eduard Osok sehingga bandara Jefman tidak digunakan kembali. Di samping itu, pemerintah Kabupaten Raja Ampat juga membangun sebuah bandara di Pulau Waigeo tepatnya di Kota Waisai bernama Marinda. Hal ini berdampak buruk bagi keberadaan bandara Jefman. Dampak lain yang terjadi akibat tidak beroperasinya bandara Jefman adalah diikuti tidak beroperasinya
10
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
dermaga Pulau Jefman, karena kapal besar yang biasa mengangkut penumpang dari dan ke Kota Sorong dari Pulau Jefman dihentikan. Hal tersebut menyebabkan berkurangnya mata pencaharian masyarakat sekitar, seperti pegawai bandara, pegawai penginapan, dan penjual di kios bandara. Sehingga kegiatan utama masyarakat lokal kembali pada nelayan. Hanya masyarakat yang sudah memiliki keterampilan kerja yang lebih baik yang memiliki kesempatan kerja di kota atau merantau ke Kota Sorong. Bandara Pulau Jefman kini menjadi saksi bisu perjalanan sejarah di Papua. Setelah Indonesia merdeka bandara tersebut dipugar dan terus dikembangkan. Keberadaan bandara tersebut sesungguhnya sangatlah vital dalam dalam sejarah dan perkembangan masyarakat Pulau Jefman. Namun demikian, bandara kini tidak aktif lagi, tidak lagi seperti dulu menjadi motor penggerak perekonomian Pulau Jefman. Bandara dulunya cukup ramai dan merupakan lahan yang strategis bagi para penduduk untuk menambah penghasilan selain melaut, seperti menjadi kuli angkut, membuka penginapan, menjual oleholeh, atau aktivitas ekonomi lainnya. Pada masanya bandara di Pulau Jefman adalah gerbang udara untuk seluruh wilayah Papua. Sejak bandara dipindahkan di Sorong mulai tahun 2004, bandara di Jefman pun mulai meredup. Hingga kini sisa-sia bangunan bandara tidaklah banyak, hanya beberapa fondasi dan kantor-kantor lama yang tidak beralih fungsi jadi pemukiman warga. Landasan bandara sendiri kini sudah tidak layak pakai dan tidak terawat.
Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
11
V. KEPENDUDUKAN A.
P
enduduk Pulau Jefman terdiri atas penduduk lokal yang sudah tinggal turun temurun mendiami Jefman dan penduduk pendatang dari berbagai pulau di Indonesia seperti Sulawesi dan Maluku. Jumlah penduduk di Pulau Jefman pada tahun 2013 sebanyak 1.086 jiwa, yang terdiri dari 571 orang laki-laki dan 515 perempuan. Sesuai dengan kondisi alamnya, hampir seluruh penduduk di Pulau Jefman tinggal di pinggir pantai.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Secara keseluruhan jumlah penduduk di Pulau Jefman lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Jumlah penduduk laki-laki mencapai 52,58% dari total penduduk Pulau Jefman. Dengan luas hanya 9 kilometer dan jumlah penduduk sebanyak 1.086 jiwa pada tahun 2013, maka , Pulau Jefman memiliki kerapatan penduduk 120 jiwa/km². Adapun komposisi penduduk pada tiap-tiap Kampung adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Komposisi Penduduk Pulau Jefman Berdasarkan Wilayah Administratif dan Gender
12
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
â–śâ–ś Gambar 8. Grafik Persebaran Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
B.
Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
Infomasi penduduk berdasarkan umur sangatlah penting terutama dalam pengambilan kebijakan dalam menentukan arah pembangunan, seperti misalnya dalam mengalokasikan biaya pendidikan, kesehatan, dan fasilitas umum terkait pendidikan kesehatan, lapangan kerja dan lain sebagainya. Berdasarkan piramida penduduk Pulau Jefman tahun 2013, penduduk berusia anak-anak (0-10 tahun) dan remaja (11-20 tahun) masih mendominasi jumlah penduduk keseluruhan di Pulau Jefman. Dominasi struktur penduduk usia anak-anak dan remaja pada piramida penduduk menyebabkan beban bagi penduduk
usia produktif (21-60 tahun) untuk mencukupi kebutuhan hidup anakanak dalam anggota keluarganya. Data-data tersebut mengindikasikan bahwa pembangunan di Pulau Jefman harus mampu menyediakan infrastruktur sosial ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dan perkembangan kelompok usia tersebut, seperti infrastruktur pendidikan, kesehatan dan pelayanan publik. Kelompok usia ini sangat rentan menjadi kelompok yang terbelakang di masa depan jika tidak disiapkan infrastrukur yang baik untuk mereka menyongsong masa depannya. Sebenarnya, tidak hanya infrastruktur, tetapi juga kesiapan dan ketersediaan sumberdaya manusia yang mempersiapkan kelompok usia tersebut. Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
13
â–śâ–ś Gambar 9. Diagram Persentase Penduduk Berdasarkan Agama
C.
Penduduk Berdasarkan Keyakinan
Mayoritas penduduk di Pulau Jefman beragama Islam dan sebagian besar yang lain beragama Kristen. Jumlah penduduk yang beragama Islam sebanyak 780 jiwa atau sebesar 71,82% dari total jumlah penduduk Pulau Jefman. Sebesar 28,18% atau sebanyak 306 penduduk beragama Kristen. Hampir semua penduduk yang beragama Islam tinggal di Kampung Jefman Barat, sedangkan penduduk yang beragama Kristen tinggal di Kampung Jefman Timur. Di Kampung Jefman Barat terdapat sebuah masjid besar dan sebuah mushola. Masjid Besar terletak di Kampung Induk dan mushola terletak di Kampung Baru. Di Kampung Jefman Timur, terdapat dua sebuah rumah ibadah umat Kristen bernama Gereja Efata.
14
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
â–śâ–ś Gambar 10. Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
D.
Penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir yang ditamatkan, mayoritas penduduk Pulau Jefman merupakan lulusan sekolah dasar sebanyak 239 orang. Berdasarkan data kependudukan tahun 2013, 104 orang penduduk adalah lulusan sekolah menengah pertama, 154 orang penduduk adalah lulusan sekolah menengah atas atau yang sederajat, 9 orang penduduk adalah lulusan diploma dan 18 orang penduduk merupakan sarjana. Struktur penduduk berdasarkan tingkat pendidikan seperti ini secara jelas mengambarkan kebutuhan pengembangan manusia yang lebih baik di masa yang akan datang.
VI. PENDIDIKAN
K
emajuan masyarakat jika berkaca pada historical bangsa di seluruh dunia, ditentukan oleh faktor kunci yaitu pendidikan. Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang mempunyai kesadaran berfikir, dalam posisi sadar manusia akan berfikir mengenai bagaimana seharusnya menanggapi kondisi sosial yang ada serta bagaimana mencapai perkembangan kehidupan. Meminjam istilah Marx yang mengkonsepkan hal tersebut sebagai “kesadaran reflektif�, menurut Marx itulah yang membedakan manusia dengan hewan (Marx dalam Britanica, 1952). Pendidikan berperan penting dalam memicu kesadaran reflektif manusia, dan kemudian digunakan untuk menghasilkan manusia yang mampu berfikir ke arah kemajuan, menghasilkan individu dengan alur berfikir reflektif guna menghasilkan inovasi. Lihat saja bagaimana revolusi industri di Eropa terjadi karena ilmuwan menemukan mesin canggih sebagai alat produksi massal. Mereka adalah hasil olahan dari aktivitas mendidik dan terdidik sehingga mampu merefleksikan pemikiran untuk memudahkan masyarakat mencapai kemajuan.
A.
Potret Pendidikan Pulau Jefman
-
Infrastruktur
Dilihat dari segi fasilitas, pendidikan di Pulau Jefman cukup memadai. Pulau Jefman memiliki satu buah gedung TK, dua gedung SD di bagian barat dan timur, serta satu SMP yang digabung dengan SMA sehingga mengharuskan siswa SMA belajar pada siang hari setelah siswa SMP dipulangkan. Keadaan umum gedung sekolah di Pulau Jefman tergolong cukup baik meskipun ada dinding sekolah yang rusak di gedung sekolah dasar Jefman Timur. Fasilitas pendukung lain seperti lapangan olahraga juga terbilang -
â–śâ–ś Gambar 11. Dinding Sekolah SD Jefman Timur yang rusak
Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
15
lengkap khususnya di Jefman Barat. Bahkan, TK saja mempunyai halaman yang luas, dan biasa digunakan untuk senam bagi siswa TK. Belum lagi dua lapangan voli yang masing-masing dimiliki SD dan SMP/ SMA Jefman Barat yang bisa digunakan untuk beragam aktifitas seperti olahraga bahkan juga studi luar kelas. -
Pendanaan
Faktor lain yang menjadi nilai lebih dari pulau kecil ini adalah letaknya di Papua dan sebagai wilayah administratif Raja Ampat. Makna pentingnya adalah bahwa Papua adalah daerah istimewa sehingga mendapatkan kucuran dana otonomi khusus (otsus) yang jumlahnya sangat banyak. Bahkan satu kampung saja bisa mencapai ratusan juta. Sejak pelaksanaan dana otsus tahun 2001, Papua dan Papua Barat sudah mendapatkan kucuran dana otsus sebesar Rp. 33,7 Trilyun. Artinya bahwa, 20% APBN adalah untuk pendidikan dan dibagikan pada banyak daerah, namun Papua, Raja Ampat dan artinya sekolah-sekolah di Jefman sekiranya mendapatkan porsi lebih banyak dibandingkan daerah lain. Fakta berbicara bahwa sebenarnya, pendanaan bukanlah masalah utama Pemerintah Kabupaten Raja Ampat. -
Jumlah serta Kualitas Tenaga Pengajar
Secara kuantitas jumlah tenaga pengajar di Pulau Jefman bagian barat adalah cukup memadai. Dengan jumlah KK yang lebih banyak dibandingkan Jefman Timur, berbanding lurus dengan jumlah usia masyarakat yang masuk ke dalam kategori usia didik yaitu mencapai 288 orang usia 0 s/d 20 tahun belum termasuk beberapa siswa SMA
16
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
dengan usia lebih dari 20 tahun. Banyaknya penduduk usia didik pun didukung dengan jumlah tenaga pengajar/guru yang cukup di masing-masing sekolah. Untuk TK didukung oleh seorang guru berstatus PNS dan dua orang sebagai honorer, SD Jefman Barat didukung dengan 5 guru sebagai PNS dan satu orang sebagai honorer. Sedangkan untuk SMP dan SMA jumlah gurunya sama karena guru SMP adalah guru yang sama mengajar di SMA. Namun, untuk SMP dan SMP, jumlah gurunya relatif cukup karena jam belajar SMP dan SMA dibedakan yaitu pagi pukul 07.00 sampai pukul 12.00 untuk SMP dan 12.30 sampai 17.00 untuk SMA. Total keseluruhan tenaga pendidik di sekolah Jefman Barat sebesar 12 orang. Permasalahan kuantitas muncul dengan menilai kondisi jumlah guru di SD Jefman Timur yang hanya memiliki satu orang Kepala Sekolah sebagai PNS dan dua orang guru pembantu sebagai honorer. Jelas tidak memadai dari segi jumlah karena siswa didik berjumlah sekitar 30-40 orang yang dikelempokkan dari kelas satu hingga kelas tiga. Untuk kelas berikutnya (4-6), siswa dipindahkan ke SD Jefman Barat. Guru honorer di SD Jefman Timur berpenghasilan minimum namun memiliki tugas yang lebih berat. Jumlah siswa yang banyak, fasilitas minim dan gedung sekolah yang rusak membuat kualitas pendidikan di SD Jefman Timur jauh lebih rendah dibandingkan Jefman Barat. -
Profil Peserta Didik di Jefman
Secara umum, siswa mempunyai kemampuan yang relatif baik. Artinya, dalam kemampuan dasar seperti baca dan tulis, mereka sudah bisa melakukannya dengan baik. Akan tetapi, banyak ditemukan kasus
bahwa anak kelas 4 dan 5 SD yang sama sekali belum bisa baca tulis. Di Jefman Barat misalnya, ada beberapa anak yang belum hafal alphabet. Hal sama terjadi dengan pelajaran hitung-menghitung, banyak anak yang belum hafal penjumlahan dan pengurangan. Kondisi lebih parah lagi ditemukan di SD Jefman Timur yang dalam satu kelas (kelas 3) hanya ada dua orang yang sudah bisa membaca. Bahkan ada siswa yang duduk di Sekolah Menengah Pertama yang masih belum bisa membaca dan berhitung. Dari jumlah 12 orang siswa kelas 1 SMP, hampir setengahnya (5 orang) belum bisa membaca. Jika melihat dari komposisi siswa yang bisa membaca atau tidak. Maka kebanyakan dari siswa yang belum bisa membaca adalah berasal dari Jefman Timur. Misalnya, siswa kelas 4, 5 dan 6 SD adalah yang tadinya bersekolah di SD Jefman Timur, dan kebanyakan mereka memang belum bisa membaca dan berhitung. Hal sama terjadi pada siswa SMP, dari 5 orang yang belum bisa membaca keseluruhan berasal dari Jefman Timur. Sedangkan hanya sedikit siswa yang belum bisa membaca berasal dari Jefman Barat atau yang dari awal kelas 1 SD memang berasal dari SD Jefman Barat. Kondisi ketimpangan kemampuan antara siswa Jefman Barat dan Timur ini mengindikasikan bahwa memang minimnya tenaga pengajar dan buruknya fasilitas pendukung menjadi faktor penting dalam kualitas peserta didik. Kesalahan sejak awal hingga kelas 3 SD di Jefman Barat yang kebanyakan belum bisa baca-tulis dan berhitung akan berdampak pada kesulitan mengikuti kelas-kelas berikutnya. Hasilnya adalah tidak bisa membaca dan berhitung bahkan sampai SMP.
â–śâ–ś Gambar 12. Siswa Kelas 2 SD Jefman Timur
B.
Kultur sebagai Penghambat
Jelas bahwa kondisi SD Jefman Timur mempunyai andil negatif terhadap kemampuan siswa hingga tingkat sekolah menengah dengan alasan minimnya fasilitas hingga tenaga pengajar. Namun, sebenarnya ada faktor lain yang semakin memperburuk keadaan yaitu kultur masyarakat. Hal tersebut berpengaruh bukan hanya di Jefman Timur, namun juga untuk Jefman Barat. Faktor kultur tersebut adalah kebiasaan orangtua siswa yang menganggap bahwa kenaikan kelas adalah yang paling penting. Sehingga, jika guru tidak menaikkan kelas muridnya yang tidak memnuhi standar misalnya baca dan tulis, maka akan membuat orang tua yang bersangkutan marah kepada guru. Hal tersebut membuat guru terpaksa menaikkan anak muridnya meskipun belum bisa membaca dan menulis. Kebiasaan menaikkan murid seperti itu terjadi hampir di semua jenjang pendidikan baik SD, SMP Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
17
maupun SMA, sehingga kompetensi yang seharusnya dipenuhi oleh setiap peserta didik pada jenjang pendidikan tertentu tidak tercapai. Hasil analisa terhadap komposisi penduduk (gambar 8) menunjukkan bahwa Pulau Jefman berada pada posisi piramida terbalik. Jumlah penduduk usia didik atau usia sampai 20 tahun (rata-rata SMA) adalah mayoritas mencapai 32,4%. Belum lagi ditambah usia 21-30 tahun mencapai 21,08% yang bisa jadi pada usia tersebut masih terdapat siswa SMA atau mahasiswa di perguruan tinggi. Artinya bahwa lebih dari 50% masyarakat Jefman berada dalam kategori usia didik dan usia kerja. Jumlah usia didik yang menjadi mayoritas merupakan potensi yang bagus untuk prospek kemajuan masyarakat. Gambarannya adalah bahwa jika masyarakat dalam usia didik saat ini ditempa dengan baik melalui dunia pendidikan sehingga menjadi individu-individu yang berkualitas, maka di masa depan ketika mereka memasuki usia kerja atau usia mapan, akan menghasilkan struktur masyarakat yang berpendidikan pula. Atau akan tercipta educated civil society di pulau Jefman, yang akan mencapai kemakmuran masyarakat dengan sendirinya. Akan tetapi, potensi Pulau Jefman tersebut seakan buyar ketika realita ternyata berbanding terbalik. Dari penjelasan sebelumnya, dapat dilihat bahwa sebenarnya proses belajar mengajar dari kelas 1 SD hingga SMP seakan tidak berguna ketika melihat siswa yang bahkan kemampuan dasar yang seharusnya sudah secara mudah dikuasai, mereka hampir sama sekali belum bisa. Padahal, kurikulum yang diseragamkan oleh pemerintah melalui Kemendiknas mengharuskan mereka memahami lebih jauh dari pada itu. Sehingga seharusnya,
18
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
kurikulum yang ditetapkan pemerintah tidak bisa begitu saja diseragamkam karena harus mempertimbangkan kemampuan siswa di masing-masing tempat. Kasus di Jefman memperlihatkan bahwa ada gap yang jauh antara harapan pemerintah dan kenyataan di Jefman. Pengalaman penulis menyatakan bahwa seharusnya jika mengikuti buku kurikulum, siswa kelas 2 SMP sudah belajar mengenai aljabar. Akan tetapi, bagaimana mereka belajar aljabar kalau cara berhitung saja belum bisa. Kelas 1 SMP seharusnya sudah mengenal fisika dengan berbagai rumus, akan tetapi, hitung-hitungan saja belum hafal. Belum lagi banyak siswa yang tidak bisa membaca, sehingga yang mereka pelajari selama 7 tahun sekolah seakan abstraksi saja. Hal ini berujung pada kebijakan penyamarataan UN yang, sehingga semakin jelas bahwa UN bukanlah kebijakan tepat sebagai pemberi standar kelulusan siswa. Kalau UN memang secara benar diterapkan, maka bisa jadi dalam realitanya tidak sampai 10% anak Jefman yang lulus ujian karena banyak yang belum bisa membaca dan sedikit yang sudah lancar berhitung. Jika kebijakan pendidikan dilakukan secara benar dan efektif, diharapkan akan membentuk educated civil society yang benar-benar berpengaruh terhadap kemajuan bangsa. Cita-cita tersebut sebenarnya bisa diwujudkan melalui pulau kecil Jefman melihat jumlah usia didik yang menjadi mayoritas. Sehingga menghapus kenangan lama dan bertahan sampai saat ini bahwa jumlah lulusan SD mendominasi lebih dari 33% dan jumlah masyarakat yang merasakan pendidikan tinggi hanya 3,6 % itupun 2,4 % diantaranya hanya setara diploma.
VII. PROFIL SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT NELAYAN PULAU JEFMAN
P
ulau Jefman saat ini dapat dikatakan sebagai pulau nelayan karena mayoritas masyarakatnya hidup dari kegiatan ekonomi tersebut. Masyarakat nelayan Pulau Jefman merupakan masyarakat yang memiliki kegiatan ekonomi dan sosial yang beragam. Kegiatan ekonomi mereka tidak terpaku hanya pada usaha perikanan, tetapi usaha lain di bidang perdagangan dan transportasi. Secara umum, kondisi permukiman nelayan di wilayah Pulau Jefman juga tergolong baik dan memiliki bentuk beragam. Meskipun ada perbedaan dalam hal pendapatan dan kepemilikan alat penangkapan, ukuran dan bentuk pemukiman nelayan Pulau Jefman tidak ada perbedaan yang terlalu berarti. Permukiman nelayan pesisir pantai berbentuk seperti rumah panggung dan terbuat dari kayu, sedangkan pemukiman nelayan di tengah pulau sama halnya seperti pemukiman biasa dengan dinding tembok.
â–śâ–ś Gambar 13. Permukiman Nelayan di Tepi Pantai
Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
19
Hasil tangkap merupakan sumber pendapatan utama dalam bidang usaha perikanan. Ikan hasil tangkapan nelayan Pulau Jefman dipasarkan secara lokal (Pulau Jefman) atau dijual ke Kota Sorong. Total penerimaan dalam pendapatan nelayan dari penjualan berbagai jenis ikan dan dengan harga beragam. Ikan yang menjadi komoditas utama yaitu ikan jenis samandar (Siganus sp.), gutila (Lethrinus sp.), oci (Selaroides sp.), bubara (Caranx sp.) dan beberapa jenis ikan karang yang dijual dengan ukuran sekitar 15 sampai 25 cm. Ikan tersebut diikat menjadi satu dengan menggunakan serabut kayu. Satu ikat berkisar antara 6-8 ekor yang dijual seharga Rp. 10.000 sampai Rp 15.000 untuk jenis ikan gutila dan oci, serta Rp. 25.000 sampai Rp 30.000 untuk ikan jenis samandar papan (harga bulan Juli-Agustus 2013). Harga ikan tersebut merupakan harga jual lokal di Pulau Jefman, sedangkan ikan-ikan yang dipasarkan ke Sorong pada konsumen tingkat pertama dijual dengan selisih harga cukup tinggi yaitu sekitar 100200% dari harga ikan yang dipasarkan secara lokal. Meskipun harga yang terbentuk di Sorong lebih tinggi, belum tentu keuntungan yang didapat nelayan juga lebih tinggi karena mereka harus mengeluarkan biaya pemasaran yang juga tinggi.
belian bensin dengan harga Rp.7.000 per liter, atau pajak khusus untuk kepemilikan alat tangkap sero sebesar Rp.25.000 per bulannya. Bagi nelayan yang menggunakan perahu dayung dan tidak memiliki sero, biaya melaut hampir tidak ada. Biaya investasi terdiri atas biaya pembuatan perahu, pembelian mesin, dan pembelian alat tangkap seperti pancing dan jaring. Rata-rata biaya perawatan untuk perahu dan mesin berkisar antara Rp.30.000 sampai Rp. 100.000 per bulannya. Umur perahu dan mesin sendiri berkisar antara 3 sampai 6 tahun. Sedangkan untuk alat tangkap, rata-rata nelayan mengaku tidak mengeluarkan biaya perawatan karena segera akan mengganti pancing atau jaring yang mereka miliki bila rusak. Masalah utama yang dihadapi nelayan Pulau Jefman dalam hal penangkapan adalah kondisi perairan dan cuaca. Perairan Pulau Jefman yang memiliki densitas terumbu karang yang tinggi membuat alat tangkap seperti jaring mudah rusak karena tersangkut diantara terumbu karang yang ada.
Dalam hal pemasaran, rata-rata nelayan Pulau Jefman tidak menerapkan cool chain system (sistem rantai dingin) untuk menjaga kualitas produk mereka. Hal tersebut dikarenakan jarak Pulau Jefman-Sorong yang tidak terlalu jauh sehingga nelayan menganggap penggunaan es untuk ikan tidak terlalu diperlukan. Rata-rata nelayan berhasil mendapatkan 10 sampai 30 ikat ikan dalam sekali penangkapan pada musim ikan, dan 3-15 ikat pada musim paceklik. Sedangkan biaya operasional dalam pendapatan terdiri atas biaya melaut berupa pem-
20
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
â–śâ–ś Gambar 14. Nelayan yang sedang Mengikat Ikan Hasil Tangkapannya (kiri), dan Satu Ikat Ikan yang Siap Jual (kanan) (hal 21)
A.
Pendapatan Usaha
Pendapatan masyarakat nelayan Pulau Jefman cukup fluktuatif bila dilihat dari dua periode yang berbeda antara musim ikan dan tidak musim ikan (paceklik). Persentase tertinggi rata-rata pendapatan nelayan pada musim ikan yaitu 43% dengan nilai pendapatan diatas Rp 3.500.00,-. Pada musim ini, hampir tidak ada keluarga nelayan yang memiliki pendapatan Rp 500.000,- sampai Rp 999.000,- per bulann-
ya. Tingginya persentase pendapatan nelayan lebih diakibatkan oleh meningkatnya produksi komoditas ikan bernilai tinggi seperti tuna dan lobster. Sedangkan pada musim paceklik, hasil produksi nelayan khususnya komoditas ikan bernilai tinggi tersebut rendah sehingga hampir rata-rata nelayan memiliki pendapatan Rp 500.000,- sampai Rp 999.000,- per bulan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai pendapatan nelayan seperti diversifikasi pekerjaan, jumlah dan jenis alat tangkap, armada penangkapan dan pemasaran. Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
21
â–śâ–ś Gambar 15. Grafik Persentase Rata-Rata Pendapatan Masyarakat Nelayan Pulau Jefman dalam Satu Bulan Saat Musim Ikan dan Paceklik Armada tangkap adalah variabel yang paling berpengaruh dalam pendapatan nelayan. Pada musim ikan, nelayan dengan armada tangkap di atas 10 PK memiliki pendapatan rata-rata diatas Rp 3.500.000 dan pada musim paceklik hanya nelayan yang memiliki katinting (ukuran mesin 5,5 PK) dan mesin ukuran diatas 10 PK saja yang memiliki pendapatan diatas Rp.3.500.000. Secara umum, nelayan yang memiliki armada penangkapan dengan mesin diatas 10 PK memiliki mobilitas tinggi sehingga mereka tidak hanya mampu menangkap ikan di loka-
22
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
si yang lebih luas, tetapi juga mampu memasarkan hasil tangkapannya ke Kota Sorong, dimana selisih harga jual produk perikanan lebih tinggi 100-200% dari pasar lokal di Pulau Jefman. Namun tidak setiap kali mereka memasarkan hasil tangkapannya ke Kota Sorong. Beberapa nelayan merasa rugi bila harus menjual hasil tangkapan ikan ke Kota Sorong pada musim paceklik, karena biaya pemasaran lebih mahal dari keuntungan yang didapat.
Selain armada tangkap, diversifikasi pekerjaan merupakan variabel yang juga berpengaruh. Nelayan yang memiliki pekerjaan tambahan seperti menjadi pegawai pemerintah honorer atau usaha lain seperti kios/warung dan taksi laut memiliki pendapatan yang cenderung stabil. Resiko berkurangnya pendapatan saat musim paceklik dapat diantisipasi dengan pemasukan pendapatan dari bidang lain.
B.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Masyarakat Pulau Jefman merupakan masyarakat dengan mata pencaharian beragam dan berlapis. Meskipun pekerjaan utama mereka adalah nelayan, berbagai macam jenis usaha juga dilakukan termasuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Usaha yang dilakukan meliputi usaha perdagangan, transportasi dan jasa. Usaha tersebut umumnya membidik pasar lokal (dalam pulau), karena kebutuhan atas bahan pangan dan rumah tangga sangat tinggi mengingat pasar dan pusat perbelanjaan berada di Kota Sorong dan harus ditempuh menggunakan perahu selama Âą60 menit. Jenis usaha perdagangan di Pulau Jefman meliputi usaha kios/warung yang menjual segala kebutuhan bahan pangan dan rumah tangga, usaha makanan (berbagai jenis kue dan olahan sukun), serta usaha baju layak pakai. Sedangkan usaha bidang transportasi dilakukan dengan menyewakan taksi
â–śâ–ś Gambar 16. Persentase Jumlah Nelayan Terhadap Pendapatan dan Katagori Kepemilikan Armada Tangkap pada Musim Ikan dan Paceklik
laut (perahu ukuran 40 PK dan speedboat) yang akan mengantarkan penumpang ke tujuan yang mereka kehendaki. Keberadaan UMKM ini juga mendapat dukungan dari beberapa pihak. Salah satunya adalah lembaga COREMAP (Coral Reef Rehabilitation and Management Program) yang memberikan pinjaman kepada masyarakat untuk membuat usaha kecil seperti penjualan pulsa dan bahan-bahan pangan Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
23
serta kebutuhan rumah tangga. Selain itu keberadaan LKM (Lembaga Keuangan Mikro) di Pulau Jefman juga sedikit membantu masyarakat yang tidak dapat mengakses modal untuk mendirikan usaha. Beberapa masyarakat mengaku pernah meminjam uang kepada LKM dalam jumlah dan jangka waktu tertentu dan bunga pinjaman 10% per tahun. Selain itu, lembaga keuangan seperti bank swasta juga tercacat pernah memberikan bantuan UMKM bagi kelompok masyarakat di
Pulau Jefman. Bantuan tersebut adalah usaha VCO (Virgin Coconut oil) yang dijalankan oleh beberapa kelompok ibu-ibu yang terdiri dari 2-4 orang per kelompok.
â–śâ–ś Gambar 17. Seorang Ibu yang sedang Membuat Kue untuk Dijual di Pulau Jefman (kiri), dan Taksi Laut sebagai Sarana Transportasi Utama di Pulau Jefman (kanan)
24
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
â–śâ–ś Gambar 18. Berbagai Jenis Usaha Perdagangan di Pulau Jefman; Penjual Sirih dan Pinang (kiri), Kios/Warung (tengah), dan Penjual Baju Layak Pakai (kanan)
C.
Aktivitas Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial masyarakat nelayan Pulau Jefman hampir sama dengan kehidupan masyarakat nelayan pulau kecil lainnya. Laki-laki mereka bekerja di pagi, sore atau malam hari untuk mencari ikan. Perempuannya menjaga rumah dan anak-anak. Meskipun ada beberapa kelompok yang pernah tercatat sebagai kelompok nelayan Pulau Jefman, akan tetapi perkumpulan masyarakat lebih sering diadakan pada setiap kampung. Pulau Jefman yang memiliki empat daerah bagian, yaitu Kampung Induk, Kampung Jefman Timur,
Rumah Berlabuh dan Kampung Baru sering mengadakan acara perkumpulan di daerah masing-masing. Mereka juga cenderung melakukan kegiatan penangkapan ikan secara bersama-sama. Perempuan nelayan Pulau Jefman lebih sering terlihat berkumpul bersama untuk mengisi waktu kosong mereka. Kegiatan seperti arisan, tahlilan (umat muslim), kebaktian (umat nasrani) dan PKK dilakukan rutin setiap minggunya untuk tetap menjaga komunikasi antar sesama tetangga.
Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
25
â–śâ–ś Gambar 19. Kegiatan PKK Ibu-Ibu (kiri), dan Potret Seorang Ibu yang sedang Mencuci Perkakas Rumah Tangga di Belakang Rumah (kanan) Anak-anak nelayan pergi bersekolah dari pukul tujuh pagi sampai dua belas siang. Setelahnya mereka biasa bermain sampai sore hari dengan teman sebaya. Pada waktu-waktu tertentu di sore hari mereka habiskan di gereja atau di masjid. Tidak umum bagi anak nelayan ikut berlaut dengan bapak mereka. Sebagian besar dari mereka baru diijinkan ikut melaut saat mereka sudah remaja. Akan tetapi kegiatan seperti memancing di pinggir pantai dan mencari kerang di pasir bahkan sudah mereka lakukan sejak mereka berumur 5 tahun. Rata-rata pada siang dan sore hari tertentu mereka menghabiskan waktu untuk “mandi air garamâ€? di pinggir dermaga.
26
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
Makanan pokok masyarakat adalah nasi dengan ikan sebagai lauk pauk untuk memenuhi kebutuhan protein keluarga. Hampir setiap hari mereka mengkonsumsi ikan segar yang baru diambil dari hasil menangkap di laut. Sedangkan makanan tradisionalnya adalah pepeda yang terbuat dari kanji. Selain makanan pokok, makanan sampingan seperti sirih dan pinang adalah makanan yang sering dikonsumsi masyarakat tiap harinya. Baik anak-anak, remaja dan dewasa selalu mengkonsumsi dua makanan tersebut diwaktu senggang atau perayaan dan perkumpulan adat.
▶▶ Gambar 20. Sirih dan Pinang sebagai Makanan Sampingan yang Paling Sering Dikonsumsi Masyarakat Pulau Jefman (Kiri), dan Seorang Anak Jefman yang sedang Menikmati Senja di Dermaga (kanan) ▶▶ Gambar 21. Anak-Anak Jefman yang sedang Bermain Perahu Layar di Pesisir Pantai. Badan Perahu Dibuat dari Steryoform yang dapat Mengapung Di Air, Sedangkan Layarnya Dibuat dari Daun Pohon Waru
D.
Isu Sosial
-
Anak-anak Pulau Jefman
Anak-anak Pulau Jefman merupakan anak-anak yang sangat aktif dalam kegiatan olahraga, namun sebagaian besar di antara mereka kurang tertarik dengan pelajaran menulis, membaca dan berhitung. Hal tersebut membuat budaya ‘bolos sekolah’ menjadi hal yang biasa bagi mereka dan membuat kemampuan akademik mereka menurun. Bahkan beberapa anak kelas 5 Sekolah Dasar belum bisa membaca dan menulis. Anak-anak di Pulau Jefman sangatlah ramah, ceria, dan aktif. Sayangnya mereka sangat “ringan tangan” dan tidak segan-segan untuk memukul atau menendang teman mereka. Kebiasaan tersebut, ternyata mereka pelajari dari rumah, dimana orang tua anakanak ini juga sangat “ringan tangan” untuk mencubit atau memukul anak-anak mereka ketika anak-anak tidak mau menuruti orang tuanya. Di Pualu Jefman, didapati beberapa remaja yang putus sekolah. Sebagian dari mereka tidak lulus Sekolah Menengah Pertama bukan karena tidak ada biaya karena di Kabupaten Raja Ampat biaya sekolah gratis, tetapi karena mereka tidak termotivasi untuk sekolah. Rendahnya motivasi anak-anak untuk sekolah disebabkan oleh mindset anakanak dan remaja bahwa sekolah tidak akan mendatangkan uang dengan cepat. Untuk apa sekolah jika akhirnya juga jadi pengangguran? Untuk apa sekolah jika menjadi buruh angkut di pelabuhan sudah mendapatkan uang?. Para orang tua di Pulau Jefman juga sudah berusaha untuk mengingatkan dan memotiviasi mereka untuk belajar giat, namun sayangnya Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
27
mereka juga kesulitan untuk memotivasi semangat belajar anak-anak, padahal sebenarnya anak-anak Pulau Jefman adalah anak-anak yang cerdas dan cepat tanggap. Ada sebuah kebiasaan buruk masyarakat yang kemudian menjadikan motivasi belajar anak-anak rendah dan anak-anak kehilangan role model untuk dicontoh, yaitu kebiasaan minum minuman beralkohol. -
Minuman keras dan Berbagai Permasalahannya
Minuman beralkohol atau yang sering disebut minuman keras (miras) adalah minuman yang memabukkan dan bisa menghilangkan kesadaran. Ketika turun dari dermaga untuk masuk ke Pulau Jefman, terlihat sebuah tulisan yang menyatakan bahwa Pulau Jefman merupakan pulau yang antimiras. Namun dalam praktiknya, peredaran miras sangat mudah di Jefman, hampir tiap malam ada saja orang mabuk, baik di rumah, di jalan, maupun mabuk yang merusak barang milik umum. Dari cerita warga setempat, kebiasaan minum minuman keras ini diturunkan dari Penjajah Belanda. Penjajah Belanda meninabobokkan warga Jefman supaya mereka tidak melawan penjajah dengan memberikan segala kebutuhan warga dan mengajari mereka minum miras sehingga hilang kesadaran. Jika masyarakat sudah hilang kesadaran dan tercukupi kebutuhannya, tidak ada perlawanan kepada penjajah, sehingga penjajahan akan lebih langgeng di (khususnya) Pulau Jefman. Sebagian besar atau hampir semua yang minum minuman kerasa adalah laki-laki dari berbagai umur dan yang paling menyedihkan adalah anak-anak Sekolah Dasar ada yang sudah pernah men-
28
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
coba mencicipi sisa miras yang telah diminum oleh kakak laki-laki atau ayah mereka atau bahkan dari botol yang tergeletak di jalan. Hal ini merupakan fenomena yang sungguh sangat disayangkan karena miraslah ternyata yang menjadi penyebab anak-anak dan para remaja turun motivasinya untuk sekolah dan akhirnya putus sekolah. Dampak dari minuman keras yang sangat besar pengaruhnya bagi kemajuan perkembangan putra putri bangsa adalah konsumsi miras dalam internal rumah tangga, khususnya oleh kepala rumah tangga atau Bapak. Bapak yang sudah mabuk tega memukuli istrinya dan anak-anaknya. Bahkan pernah ditemukan kasus seorang suami yang mabuk memukul istrinya dengan golok hingga kepala istrinya berdarah. Di suatu keadaan yang lain, seorang bapak yang mabuk memukul anaknya dengan kayu ketika mabuk dan memporakporandakan semua makanan yang ada di meja yang telah disiapkan oleh istrinya. Tingginya kasus kekerasan dalam rumah tangga di Pulau Jefman adalah buah dari konsumsi miras. Akses terhadap miras di Pulau Jefman sangatlah mudah karena dijual oleh warga mayarakat sendiri. Selain itu, jarak antara Jefman dengan pusat kota, Sorong, juga sangat dekat. Jefman-Sorong dapat ditempuh dengan satu hari perjalanan pulang pergi, sehingga peredaran miras pun juga menjadi sangat mudah. Solusi untuk masalah kekerasan dalam rumah tangga ini sangatlah pelik karena masalah rumah tangga masih sering dianggap sebagai masalah internal rumah tangga. Padahal dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (UU PKDRT), masalah kekerasan dalam rumah tangga sudah tidak lagi menjadi masalah internal rumah tangga tetapi juga telah menjadi masalah hukum. Dalam Pasal 1 UU
PKDRT jelas disebutkan bahwa kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termassuk ancaman melakukan perbuatan, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. Dalam UU PKDRT juga dijelaskan tentang bagaimana peran pemerintah, pegak hukum, lembaga sosial masyarakat dan masyarakat sendiri untuk menghapuskan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Pada kenyatannya, UU PKDRT tidak dapat digunakan sebagai alat untuk menyelesaikan kasus KDRT di Pulau Jefman. Asal mula KDRT di pulau ini adalah miras, maka pemberantasan KDRT yang paling efektif adalah melalui pengaturan yang lebih ketat miras di Pulau Jefman. Usaha pemusnahan miras ini juga telah berkali-kali dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, mulai dari cara halus melalui sosialisasi hingga menurunkan aparat penegak hukum. Sayangnya metode tersebut belum terbukti efektif karena sosialisasi hanya dianggap angin lalu oleh masyarakat, sedangkan penegak hukum yang datang ke Pulau Jefman untuk memberantas miras justru ikut serta mengkonsumsi miras. Selain selain kesulitan dalam usaha pemerantasan miras, tindak lanjut dari laporan KDRT juga sangat tidaklah mudah megingat medan yaitu keadaan laut yang tidak stabil untuk transportasi dan biaya berperkara yang mahal. Dilematika juga timbul saat suami sebagai pencari nafkah utama ditahan polisi. Para ibu tidak dapat memberi makan anak-anaknya. Sehingga penyelesaian KDRT melalui hukum bukanlan solusi yang efektif dan efisien. Dengan demikian perlu dicarikan alternatif lain untuk menyelesaikan permasalahan ini seperti
pemberdayaan perempuan. -
Pemberdayaan kelompok perempuan
Kekerasan dalam rumah tangga pada dasarnya terjadi karena adanya ketidaksetaraan hubungan antara suami dan istri dalam rumah tangga. Selain itu, istri yang menjadi korban KDRT tidak hanya mencoba melindungi dirinya sendiri, tetapi juga melindungi anak-anak dari amukan suami yang sedang mabuk. Dengan fakta ini, istri memiliki beban yang ganda, sehingga akan lebih mudah bila dalam satu keluarga jumlah anak hanya satu atau dua. Itulah mengapa alternatif solusi yang pertama adalah Program Keluarga Berencana (KB). Dengan mengikuti program keluarga berencana, rentang kelahiran anak dapat direncanakan, sehingga ibu dapat mengamati perkembangan anak dengan cermat dan istri masih memiliki banyak waktu untuk memberdayakan dirinya sendiri. Solusi yang kedua adalah dengan cara memberdayakan istri dengan meningkatkan ketrampilan mereka untuk menambah pendapatan keluarga. Relasi tidak setara antara perempuan dan laki-laki dalam rumah tangga lahir karena laki-laki selalu dikonstruksikan sebagai kepala rumah tangga dan istri sebagai anggota rumah tangga yang mengurusi masalah domestik. Konstruksi ini meletakkan istri pada posisi yang lemah karena ia menjadi pihak yang pasif. Istri menjadi pihak yang pasif karena pendapatan dalam keluarga hanya bersumber dari suami, sehingga jika suami menjadi pelaku KDRT istri akan pasif dan tidak melawan karena berpikir tidak ada yang akan menafkasi keluarga jika suami tidak ada. Namun di sisi lain, dengan suami yang suka Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
29
mabuk dan memukul, istri dan anak-anak juga tidak mendapatkan perlindungan sebagaimana seharusnya. Anak-anak korban KDRT atau yang sering melihat KDRT juga tidak akan berkembang sebagaimana seharusnya. Mereka cenderung lebih temperamental, sehingga tidak segan-segan untuk memukul teman yang lain atau bahkan berani melawan orang tua karena belajar dari perilaku orang tua itu sendiri. Itulah kemudian mengapa perempuan, khususnya seorang istri harus dapat berdaya dan memberdayakan dirinya sendiri bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi untuk masa depan anak-anak.
Selain ketrampilan membuat kerajinan tangan, ibu-ibu di Pulau Jefman juga sangat terampil dalam membuat makanan. Mulai dari kuekue tradisional hingga kue-kue yang kualitas dan rasanya tidak kalah dengan kue-kue yang dijual di toko-toko roti. Kue-kue yang sering dibuat oleh ibu-ibu Pulau Jefman antara lain ditunjukkan dalam gambar di bawah ini:
Perempuan-perempuan Pulau Jefman pada dasarnya sangatlah terampil. Mereka dapat dengan mudah membuat kerajinan tangan dari sumber daya alam yang ada di sekitarnya, misalya kulit kerang atau yang sering disebut sebagai kulit biak. Kulit biak sendiri juga sangat mudah ditemukan di pantai-pantai Pulau Jefman.
â–śâ–ś Gambar 23. Berbagai Jenis Kue Olahan di Pulau Jefman Keterangan dari pojok kiri atas: kue lontar, asida, onde-onde, panada, cistik dan kripik sukun
E.
â–śâ–ś Gambar 22. Para Ibu yang sedang Membuat Kerajinan Tangan dari Kulit Biak
30
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
Isu Perubahan Sosial-Ekonomi
Masyarakat Pulau Jefman merupakan masyarakat dengan diversitas suku yang tinggi. Meskipun sudah terbiasa dengan berbagai macam perbedaan, dalam beberapa tahun terakhir banyak perubahan yang terjadi di dalam kehidupan sosial di Pulau Jefman. Perubahan tersebut berdampak cukup signifikan terhadap kebiasaan hidup secara
umum dan perekonomian keluarga secara khusus. Perubahan tersebut terjadi akibat dipindahkannya bandar udara dari Pulau Jefman ke Kota Sorong. Sebelum tahun 2008, Pulau Jefman adalah pusat utama mobilitas masyarakat Papua Barat. Berdirinya bandara udara di Pualu Jefman diinisiasi pertama kali oleh Belanda pada saat jaman penjajahan. Saat bandara berada di Pulau Jefman, banyak masyarakat yang bekerja sebagai porter atau teknisi di bandara. Sebagian masyarakat yang lain mengadu nasib dengan usaha perdagangan. Usaha warung makan, transportasi dan penginapan juga berjamuran di Pulau Jefman. Pemindahan bandar udara membuat kondisi sosial dan ekonomi masyarakat berubah. Perubahan mata pencaharian masyarakat adalah hal yang terlihat paling jelas. Bahkan beberapa masyarakat mengakui bahwa mereka beralih profesi dan terpaksa menjadi nelayan saat bandara ditutup. Semua jenis mata pencaharian masyarakat umumnya mengakui adanya perubahan yang sangat signifikan . Survei yang dilakukan kepada masyarakat nelayan Pulau Jefman menyatakan bahwa sebanyak 51% masyarakat merasa bahwa keberadaan bandara di Pulau Jefman berpengaruh positif pada pendapatan yang mereka terima. Sebanyak 39% merasa bahwa tidak ada dampak atau keuntungan apa-apa dari keberadaan bandara dan 10% masyarakat menyatakan bahwa pendapatan yang mereka terima justru lebih banyak saat bandara dipindahkan ke Kota Sorong. Perbedaan persepsi diantara masyarakat ini lahir dari latar belakang pekerjaan yang berbeda. Masyarakat yang menganggap bahwa bandara berpengaruh positif terhadap pendapatan mereka adalah masyarakat yang perkerjaan utamanya adalah porter atau pegawai di bandara, pedagang/ warung yang menjual hasil pertanian (sukun) atau bahan pangan lain
dan masyarakat yang memiliki usaha transportasi. Sedangkan masyarakat yang memiliki persepsi netral dan negatif pada keberadaan bandara sebagian besar adalah masyarakat yang dari dulu sampai sekarang bekerja sebagai nelayan. Mereka yang memiliki persepsi negatif menyatakan bahwa harga ikan yang dijual saat bandara masih ada cenderung lebih rendah dari harga ikan saat bandara tidak ada. Sebagai contoh harga ikan bubara (Caranx sp.) saat bandara belum dipindah Rp 30.000 per ikat, sedangkan saat bandara sudah dipindah harganya naik menjadi Rp.80.000 per ikat. Meskipun tidak dapat dipastikan bahwa aspek pemasaran lah yang menjadikan perubahan harga secara signifikan terjadi akibat keberadaan bandara. Karena keadaan perekonomian Indonesia secara makro pada tahun 2008 saat bandara dipindahkan cukup fluktuatif dengan nilai inflasi melonjak 11,06% akibat kenaikan harga BBM. Sedangkan masyarakat yang berpersepsi netral adalah masyarakat nelayan yang sejak dulu sudah memiliki diversifikasi pekerjaan/usaha sendiri, sehingga keberadaan dan ketiadaan bandara tidak terlalu berpengaruh signifikan pada pendapatan yang mereka peroleh. â–śâ–ś Gambar 24. Persentase Jumlah Masyarakat Terhadap Persepsi Keberadaan Bandara yang Berpengaruh pada Pendapatan Masyarakat Pulau Jefman Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
31
VIII. PERIKANAN TANGKAP DAN BUDIDAYA A.
Perikanan Tangkap
-
Kegiatan penangkapan ikan
M
asyarakat nelayan Pulau Jefman rata-rata menghabiskan waktu mereka untuk mencari ikan pada pagi dan sore hari. Pada malam tertentu dimana cumi-cumi mu-
dah ditangkap (malam gelap total), mereka berangkat melaut di malam hari dengan membawa lampu penerang. Kegiatan menangkap ikan adalah hal yang biasa untuk masyarakat yang pekerjaan sehari-harinya nelayan maupun yang tidak. Kegiatan mancing malam secara berkelompok juga sering dilakukan. Hal tersebut biasa dilakukan oleh masyarakat yang pekerjaan utamanya bukan nelayan. Setelah beraktifitas dari pagi sampai sore, di malam hari mereka memutuskan untuk menangkap ikan bersama. Pada sore hari, akan sangat mudah menemukan kumpulan ibu dan anak yang sedang menggeruk pasir untuk mencari kerang-kerangan. Kerang tersebut biasa dimanfaatkan untuk pemenuh kebutuhan protein dalam rumah tangga selain ikan. Secara umum, masyarakat Pulau Jefman menjadikan laut dan daerah pesisir sebagai sumber makanan utama. Dalam kurung waktu 24 jam sehari, Pulau Jefman tidak pernah sepi dari kegiatan menangkap ikan. Tidak melihat apakah ia seorang
32
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
▶▶ Gambar 25. Kegiatan Penangkapan Ikan dengan Alat Tangkap Sero (atas), dan Seorang Anak Nelayan sedang Memancing Ikan Menggunakan Alat Sederhana Berupa Benang Nilon dan Bekas Botol Plastik (bawah) nelayan atau bukan, anak kecil sampai dewasa dan laki-laki sampai perempuan, semuanya memanfaatkan sumberdaya pesisir dan laut yang mereka miliki setiap harinya. Bagi nelayan dengan ukuran mesin kapal yang dapat menjangkau tempat jauh, mereka melakukan penangkapan sampai daerah perbatasan perairan pulau-pulau lain seperti Pulau Senapan, Samate sampai daerah laut lepas mendekati wilayah KKLD Selat Dampier untuk mencari ikan migrasi. Akan tetapi daerah tersebut sangat jarang dijadikan sebagai fishing ground karena hasil yang mereka peroleh di sekitar Pulau Jefman sudah baik.
-
Armada penangkapan ikan
Masyarakat nelayan Pulau Jefman umumnya menggunakan katinting untuk menangkap ikan. Katinting merupakan perahu sederhana berukuran 1-1,5 m x 4 m, dengan mesin tempel ukuran 5,5 PK. Ukuran mesin yang umumnya digunakan masyarakat berkisar antara 5,5 PK; 10-15 PK dan mesin ukuran 40 PK yang diperuntukan untuk transportasi atau pemasaran ikan dengan skala besar dan menggunakan kapal long boat. Masyarakat juga menggunakan perahu dayung untuk menangkap ikan di sekitar wilayah pesisir Pulau Jefman. Perahu tradisional ini sangat bermanfaat untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan bakar yang tinggi.
▶▶ Gambar 26. Perahu Dayung Masyarakat Pulau Jefman Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
33
-
Jenis alat tangkap
Dalam hal kepemilikan alat tangkap, nelayan Pulau Jefman dibagi menjadi dua, nelayan yang memiliki alat tangkap sendiri dan nelayan dengan kepemilikan alat tangkap bersama. Berdasarkan survei yang telah dilakukan, tidak ditemukan nelayan tidak memiliki alat tangkap. Umumnya, semua orang yang memiliki pekerjaan sebagai nelayan memiliki alat tangkap sendiri. Alat tangkap yang pasti dimiliki setiap nelayan adalah pancing dan jaring. Jenis pancing yang digunakan nelayan Pulau Jefman meliputi pancing tradisional dengan nilon yang digulung pada botol bekas dan pancing tonda untuk menangkap ikan pelagis. Ukuran kail beragam, umumnya nomor 9-10. Jaring yang digunakan masyarakat meliputi jaring kepiting ukuran 4 sampai 6 inci dan ikan ukuran 4 sampai 25 inci serta jaring sero berukuran 1,5 inci. Alat tangkap lainnya berupa sero. Sero merupakan jenis alat tangkap pasif yang memiliki konsep perangkap dan penjebak. Alat tangkap yang digunakan masyarakat nelayan Pulau Jefman cukup beragam sesuai dengan peruntukan atau jenis ikan yang dicari. Alat tangkap yang paling umum dijumpai di pulau ini adalah alat tangkap sero. Alat tangkap sero merupakan alat tangkap pasif dengan mekanisme jebakan. Batang-batang tumbuhan mangi (mangrove) di tancapkan di perairan dengan bentuk menyerupai corong. Ikan yang terjebak akan terus mengikuti alur ( jalan) yang dibuat didalam sero kemudian terbawa ke ujung sero dan terjebak di dalam jaring yang sudah dipasang. Hasil yang diperoleh dari alat tangkap ini cukup besar dan beragam bila dibandingkan dengan alat tangkap jaring atau pancing. Ikan-ikan yang mampu terjebak dalam sero mulai dari ikan karang berukuran kecil, hiu kalibia sampai dugong dengan panjang 2 me-
34
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
ter. Seorang nelayan dapat membangun satu buah sero dengan biaya lima sampai tujuh juta, tergantung dengan panjang sero atau jumlah kayu yang dibutuhkan. Jumlah nelayan yang memiliki sero sebanyak 17 orang yang dimiliki secara personal atau berkelompok.
â–śâ–ś Gambar 27. Alat Tangkap Sero (atas), dan Bahan Baku Alat Tangkap Sero yang Diambil dari Pohon Mangi-Mangi/Mangrove (bawah) Untuk jenis ikan demersal dan lobster nelayan menggunakan jaring sebagai alat tangkap. Hal ini sebetulnya tidak dianjurkan banyak pemerhati lingkungan karena jaring dapat merusak terumbu karang di perairan. Bila sudah tidak terjangkau oleh jaring, mereka menangkap ikan demersal dan lobster tersebut dengan molo (menyelam) kedasar
perairan dan mengambil lobster tersebut dengan senapan molo. Alat tangkap lain seperti rumpon juga digunakan oleh beberapa nelayan di Pulau Jefman. Rumpon merupakan jenis alat tangkap yang terbuat dari daun kelapa yang diikat pada rakit bambu. Pemasangan rumpon biasanya pada jalur migrasi ikan-ikan pelagis di dekat atau di luar dari perairan Pulau Jefman. Ikan-ikan pelagis seperti tuna akan berkumpul di daun kelapa dan dengan mudah dapat dipancing oleh nelayan.
â–śâ–ś Gambar 28. Jaring yang Digunakan untuk Menangkap Ikan di Perairan Pulau Jefman Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
35
-
Hasil tangkapan
Hasil tangkapan nelayan Pulau Jefman secara umum didominansi oleh jenis ikan karang. Beberapa merupakan jenis ikan migrasi yang melewati perairan Pulau Jefman atau berada cukup jauh dari Pulau Jefman seperti tuna dan cakalang. Hasil tangkapan tersebut dipasarkan di dalam Pulau Jefman dengan cara dijual langsung atau diberikan pada pengumpul. Nelayan yang memiliki armada tangkap dengan ukuran kapal/perahu yang besar (≼15PK) biasanya langsung memasarkan hasil tangkapannya ke Sorong yang berjarak kurang lebih 60 menit dari Pulau Jefman. ▜▜ Tabel 2. Hasil Tangkap Nelayan Pulau Jefman
*Identifikasi merujuk pada Allen (2000)
36
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
â–śâ–ś Gambar 29. Hasil Tangkap Nelayan dengan Menggunakan Alat Tangkap Sero
Selain ikan, beberapa jenis molusca dari kelas bivalvia dan gastropoda juga merupakan komoditas yang dicari nelayan. Jenis gastropoda yang ditangkap nelayan dan masyarakat lokal yaitu lola (Trochus sp.). Sedangkan bivalvia meliputi remis (Meretrix sp.), kerang darah (Anadara granosa) dan kerang mutiara (Pinctada sp.). Hewan lain seperti dugong dan penyu juga tercatat pernah ditangkap oleh nelayan meskipun beberapa diantaranya dilepaskan kembali karena merupakan jenis hewan yang dilindungi. Hiu kalabia dan ikan napoleon juga merupakan ikan yang dilindungi dan dibatasi pengambilannya, sehingga bila kedua ikan tersebut terjerat di dalam jaring, nelayan cenderung menggembalikannya ke laut.
B.
Perikanan Budidaya
-
Karamba Jaring Tancap (KJT)
Karamba jaring tancap merupakan salah satu unit budidaya yang digunakan di Pulau Jefman. Ada sekitar delapan orang yang memiliki KJT di Pulau Jefman. KJT ini umumnya digunakan untuk membesarkan ikan kerapu bebek (Chromileptes altivelis) dan kerapu macan (Epinephelus sp.) sebelum akhirnya diambil oleh pengumpul. Pengumpul merupakan sebuah badan usaha swasta yang membeli seluruh ikan hasil KJT di Pulau Jefman. Hasil KJT ini kemudian dibawa ke Sulawesi sebelum akhirnya diekspor ke Hongkong. Nelayan yang Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
37
memiliki KJT umumnya tidak membudidayakan ikan secara intensif. Pakan yang diberikan adalah ikan runcah dan tidak diberikan setiap hari seperti halnya budidaya intensif. Hasil produksi KJT umumnya memiliki keuntungan beragam dari dua ratus ribu sampai dua juta rupiah. Kerapu yang dijual berharga Rp.200.000 sampai Rp.300.000 (harga pada bulan Juli-Agustus 2013) per kilogram sedangkan biaya untuk membuat sebuah KJT seharga delapan ratus ribu sampai satu juta rupiah.
▶▶ Gambar 30. Replika Karamba Jaring Tancap (kiri), dan Karamba Jaring Tancap Pulau Jefman (kanan)
38
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
Selain KJT, masyarakat nelayan yang tinggal di pesisir pantai dengan bentuk rumah pangung, umumnya memanfaatkan lahan bawah rumah mereka untuk tempat penampungan sementar hasil tangkap sampai membudidayakan secara tradisional beberapa jenis biota seperti kerang-kerangan.
▶▶ Gambar 31. Tempat Penampungan atau Pemeliharaan Biota Laut yang Dipasang Dibawah Rumah
-
Karamba Jaring Apung
Mekanisme bantuan usaha KJA ini berupa subsidi yang dibayarkan pertahap kepada kelompok pembudidaya KJA. Setiap siklus dalam tahap ini dilaksanakan 15 bulan sekali.
Pulau Jefman memiliki satu unit Karamba Jaring Apung (KJA) yang digunakan untuk membudidayakan ikan kerapu bebek (Chromileptes altivelis) dan kerapu macan (Epinephelus sp.). KJA tersebut dikelola oleh satu kelompok pembudidaya yang terdiri atas 15 orang nelayan. Keberadaan KJA di Pulau Jefman merupakan salah satu program hibah di bidang usaha perikanan yang diberikan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Raja Ampat. Usaha KJA ini baru dijalankan pada bulan Februari 2013, yang merupakan usaha budi daya perintis/pertama yang dibuat di Pulau Jefman. Adapun pembangunan awal dilaksanakan pada tahun 2012 yaitu berupa pembangunan satu unit KJA yang memiliki 20 petak. Usaha budidaya ini dipimpin oleh seorang nelayan bernama Bapak Muhamad Nasir. Dari hasil evaluasi pemerintah pada tahun 2013, usaha KJA kelompok Pulau Jefman lah yang paling baik dan sukses diantara usaha KJA lain yang tersebar di beberapa kampung di Kabupaten Raja Ampat meliputi Dorekhar, Meosbekwan, Rutum, Batanta, Yaenbeser, Pulau Gam, Mutus, Waisilip, Meosmanggara, Perairan Kofiau dan Perairan Misool. Sebelum program budidaya KJA ini dijalankan, berbagai macam pelatihan diselenggarakan pihak DKP kepada perwakilan kelompok nelayan. Pelatihan ini dilaksanakan pada bulan November 2012, kemudian baru lah pada bulan Februari 2013 pemerintah membagikan bibit sejumlah 1000 ekor. Harga bibit ikan kerapu yang ditetapkan pemerintah adalah Rp. 4.500/cm. Sehingga kelompok nelayan harus membayar 30% dari total harga bibit sejumlah 1000 ekor tersebut.
â–śâ–ś Gambar 32. Karamba Jaring Apung (KJA) di Pulau Jefman Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
39
▶▶ Gambar 33. Alur Mekanisme Subsidi Pemerintah Kepada Kelompok Pembudidaya KJA Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Raja Ampat (2013)
Bibit kerapu yang diberikan pemerintah didatangkan dari tempat hatchery ikan kerapu miliki Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Raja Ampat di Wasai. Tempat hatchery ini sendiri baru dibangun pada tahun 2010. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Raja Ampat (2013), menjelaskan bahwa tujuan pengembangan hatchery ikan kerapu yaitu untuk memenuhi kebutuhan nelayan pembudidaya ikan kerapu di wilayah Kabupaten Raja Ampat yang pada akhirnya dapat meningkatkan taraf hidup nelayan serta mengurangi tekanan terhadap keberlanjutan hidup ikan kerapu secara alami. Kegiatan operasional hatchery ikan kerapu dilaksanakan dengan kerjasama Litbang CV. Chandra Halim berdasarkan Naskah Kerjasama Kesepahaman (MoU) yang ditanda tangani pada tanggal 1 Maret 2011. Atas dasar tersebut lah maka kegiatan pemasaran bibit ikan kerapu juga di per-
alam yang hadapi adalah fluktuasi suhu air yang tidak stabil khususnya pada musim penghujan. Tidak jarang belasan ekor ikan budidaya mati karena perubahan suhu yang mendadak terjadi. Sedangkan masalah prasarana yaitu ketiadaan alat pembersih jaring. Padahal jaring harus dibersihkan dua minggu sekali untuk menjaga kestabilan kualitas air perairan.
▶▶ Gambar 34. Ikan Kerapu Bebek (Chromileptes altivelis) (kiri) Dan Kerapu Macan (Epinephelus sp.) (kanan) Karamba Jaring Apung (KJA) Pulau Jefman
cayakan kepada CV. Chandra Halim sebagai pengumpul utama yang nantinya akan mendistribusikan hasil budidaya ke konsumen tingkat selanjutnya. Masalah yang dihadapi kelompok pembudidaya KJA Pulau Jefman meliputi masalah alam/lingkungan dan masalah prasarana. Masalah
40
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
▶▶ Gambar 35. Alat Penggerus Pakan (kiri), dan Ikan Runcah sebagai Pakan Ikan Kerapu Budidaya (kanan)
asa karena hal tersebut sebetulnya telah melanggar undang-undang batas pemanfaatan sumberdaya pesisir pantai yang berhak dikelola dan dimanfaatkan oleh masyarakat lokal.
â–śâ–ś Gambar 36. Kegiatan Pergantian Jaring dalam Budidaya KJA
Praktek illegal fishing tersebut membuat masyarakat resah karena sumberdaya ikan di perairan Pulau Jefman menjadi berkurang. Seorang nelayan menceritakan bahwa illegal fishing membuat ikan-ikan berukuran besar yang tinggal atau daerah habitatnya di perairan Pulau Jefman maupun ikan yang hanya singgah/migrasi berkurang. Praktek illegal fishing ini dilakukan oleh nelayan-nelayan “asing� yang datang dari berbagai daerah dalam distrik Salawati Utara maupun nelayan dari Sorong. Nelayan tersebut menangkap ikan di Perairan Pulau Jefman dengan menggunakan alat tangkap bagan berkapasitas besar sehingga mampu menampung ikan dalam jumlah banyak. Untuk saat ini, belum ada sikap yang diambil aparat keamanan lokal dalam menanggulangi dan menyelesaikan permasalah illegal fishing di perairan Pulau Jefman. Sulitnya sarana dan prasarana serta anggota aparat keamanan yang minim merupakan salah satu kendala yang dihadapi pemerintah.
C. Illegal Fishing dan permasalahan keberlanjutan usaha perikanan Illegal fishing adalah istilah bagi kegiatan penangkapan ilegal seperti pencurian sumberdaya ikan yang dilakukan seorang nelayan asing pada wilayah perairan yang bukan teritorialnya. Pada kasus illegal fishing di perairan Pulau Jefman, banyak nelayan yang mengeluhkan fenomena tersebut karena berdampak buruk bagi produksi hasil tangkapan mereka. Illegal fishing bukan hanya tindakan pencurian biPotret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
41
ix. pERTANIAN A.
Profil Pertanian Pulau Jefman
-
Jenis – jenis tanaman yang sudah ada
J
enis tanaman yang ditanam di Pulau Jefman meliputi sukun, kelapa, pisang, mangga, pepaya, rambutan, sirih, cabe, kakao, singkong, jambu air, matoa, nanas, jeruk nipis dan kelengkeng. Tetapi hanya sukun rambutan, mangga,dan kelapa yang banyak dikembangkan di Pulau Jefman ini. Selain itu hanya ditanam untuk kebutuhan pribadi di dekat rumah untuk kebutuhan sendiri. -
Cara pemanfaatan
Untuk pemanfaatannya dari beberapa jenis tanaman yang dikembangkan barulah sukun, rambutan, mangga dan kelapalah yang sudah banyak dimanfaatkan untuk diproduksi sebagai hasil produksi dan olahan yang begitu terkenal. Contoh saja sukun yang dibuat sebagai keripik sukun yang sudah diproduksi dan dijual ke sorong sebagai hasil produksi yang cukup terkenal dari pulau jefman, karena rasanya yang gurih dan renyah jika sudah dibuat keripik. Hal ini menjadi
42
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
ciri khas dari pulau jefman yang terkenal dengan keripiknya, kerena rasanya yang beda dengan daerah-daerah lain. Selain itu kelapa yang kayunya dipakai untuk bangunan rumah, serabut kelapa dan daunnya yang dipakai untuk dibakar sebagai pengganti kayu bakar. serta rambutan, dan mangga jika saat panen dijual ke kota sorong. Hal ini dapat menambah taraf hidup masyarakat di pulau jefman. Untuk komoditas lain masih dimanfaatkan dalam batas keluarga saja, belum dikembangkan seperti tanaman sukun. -
Produk yang sudah dihasilkan
Di pulau jefman ini banyak tanaman yang ditanam dan dikembangkan, tetapi tidak semua jenis tanaman sudah menghasilkan. Karena ada tanaman yang baru dikembangkan di pulau jefman seperti matoa. Produk yang dihasilkan barulah dari segi buah-buahan. Seperti sukun yang dibuat menjadi keripik, rambutan, kelapa, dan mangga yang buahnya dijual ke Kota Sorong.
â–śâ–ś Gambar 37. Berbagai Jenis Tanaman Pertanian di Pulau Jefman â–śâ–ś Gambar 38. Kripik Sukun Pulau Jefman
Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
43
B. Potensi -
Tanaman yang dapat dikembangkan
10 meter dari bibir pantai sudah ditemukan air yang tawar, dengan hal ini tidak menjadi kendala untuk melakukan penyiraman untuk tanaman jika musim kemarau. Air disini juga pada kedalaman kurang lebih 1 meter air sudah muncul atau didapatkan.
Banyak tanaman yang dapat dikembangkan dipulau jefman, seperti tanaman hotikultura (cabe, tomat, sayuran), tanaman pangan ( jagung) dan tanaman perkebunan. Karena potensi yang dimiliki sangat besar dan juga lahan yang luas serta belum dimanfaatkan. Jika hal ini dapat dimanfaatkan maka pulau jefman bisa saja menjadi penghasil holtikultura, pangan, maupun perkebunan. Terbukti saat kita menanam tanaman holtikultura (cabe, tomat), tanaman pangan ( jagung), dan tanaman perkebunan (kakao) tumbuh dengan baik dan warga menjadi bersemangat untuk bercocok tanam setelah terbukti tumbuh dengan baik. -
Tanah dan air
Untuk tanah di pulau jefman ini kebanyakan tanah bertekstur pasiran dan hanya yang bagian tengah saja yang bertekstur geluh lempungan. Tetapi dengan begitu yang bagian pasiran tidak bisa ditanami atau dikembangkan untuk bercocok tanam. Hal itu masih dapat dikembangkan untuk bercocok tanam namun dengan catatan ada aplikasi khusus yang dilakukan agar lahan yang bertekstur pasiran itu juga dapat dikembangkan. Aplikasi yang dilakukan adalah dengan mencampurkan lempung dan bahan organic atau kotoran hewan ke lahan yang bertekstur pasiran tersebut. Dengan hal ini air yang ada dapat tertahan di tanah tidak langsung terloloskan sehingga air dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Untuk air ini sendiri di jefman memang
44
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
â–śâ–ś Gambar 39. Bibit Kakao yang Tumbuh di Pulau Jefman
x. SUMBERDAYA PESISIR PANTAI PULAU JEFMAN
W
ilayah pesisir pantai merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Pulau Jefman. Tiga sumberdaya penting penyusun wilayah ini yaitu mangrove, terumbu karang dan padang lamun memiliki peran yang sangat besar sebagai penunjang ekosistem dan penyedian sumber makanan bagi masyarakat. Keanekaragaman dan kekayaan biota didalamnya bahkan turut meningkatkan kegiatan perekonomian masyarakat. Dari sisi lingkungan, ketiga sumberdaya tersebut berperan penting dalam menjaga stabilitas tanah dan ekosistem lain di Pulau Jefman yang merupakan pulau kecil tempat ratusan masyarakat menetap. Rusaknya salah satu sumberdaya tersebut berarti rusaknya kedua sumberdaya lain karena interkasi yang kuat antara sumberdaya satu dan lainnya.
faatnya yang beragam membuat ekosistem mangrove memegang peranan penting dalam menunjang ekosistem pesisir yang lain serta kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Luas hutan mangrove di Kepulauan Raja Ampat berdasarkan pengamatan citra digital adalah 27.180 ha (Konsorsium Atlas Sumberdaya Pesisir Raja Ampat, 2006). Pulau Jefman sendiri memiliki luasan mangrove yang tergolong kecil yaitu dengan jumlah tidak lebih dari 1 hektar. Luasan tersebut terbagi-bagi menjadi tiga wilayah yang berada pada bagian utara, barat dan selatan pulau. Kondisi fisik wilayah yang meliputi jenis substrat dasar/tanah dan gelombang laut merupakan penyebab utama sulitnya mangrove tumbuh di kawasan Pulau Jefman. Tumbuhnya mangrove di kawasan Pulau Jefman juga disebabkan oleh faktor alam (terjadi secara alami) dan buatan manusia. Keprihatinan masyarakat terhadap abrasi yang terjadi di kawasan bagian barat pulau mendorong mereka untuk me-
A. MANGROVE
nanam mangrove di pesisir pantai. Namun demikian, banyak kendala yang dihadapi salah satunya adalah gelombang air laut yang terlalu besar dan menyebabkan semaian mangrove hilang terbawa arus.
Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem penyusun daerah pesisir pantai. Ekosistem ini didominasi oleh jenis tumbuhan yang hidup di tanah atau pasir berlumpur yang secara aktif dipengaruhi oleh pasang surut air laut dan hidup pada salinitas air payau. Man-
  Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
45
tia alba yang tersebar secara berkoloni dan membentuk spot-spot di sepanjang pesisir pantai. Sedangkan pada bagian barat, komunitas mangrove berada pada titik kordinat 00o55’14.830’’LS dan 131o07’27.308’’BT dan ditumbuhi oleh jenis Sonneratia alba, Rhizopora mucronata dan Rhizophora apiculata. Karakteristik kawasan mangrove ini hampir sama dengan mangrove di bagian utara yaitu tanah lumpur berpasir dan berkarang serta aktif tergenang air laut saat pasang tertinggi. Sedangkan kawasan mangrove di bagian selatan Pulau Jefman berada pada titik kordinat 00o55’49.145’’LS dan 131o06’57.480’’BT yang memiliki karakteristik tanah berlumpur dengan fluktuasi salinitas tinggi akibat adanya percampuran air laut dan air tawar yang datang dari sumber mata air. Karakter kawasan mangrove di bagian selatan pulau cukup berbeda dengan kedua kawasan lainnya karena tidak berhadapan langsung dengan laut melainkan berada di belakang kawasan permukiman warga yang berjarak kurang lebih 500 meter dari bibir pantai. Kawasan mangrove ini ditumbuhi oleh vegetasi mangrove Sonneratia alba dan Rhizophora stylosa. ▶▶ Tabel 3. Sebaran Mangrove Berdasarkan Area dan Jenis No.
Spesies Area
▶▶ Gambar 40. Peta Sebaran Mangrove di Pulau Jefman Kawasan mangrove pada bagian utara pulau terdapat pada kordinat 00o55’34.557’’LS dan 131o07’50.490’’BT yang memiliki karakteristik tanah lumpur berpasir dan berkarang. Kawasan ini berhadapan langsung dengan laut dan aktif tergenang air laut pada saat pasang tertinggi. Kawasan ini hanya ditumbuhi mangrove jenis Sonnera-
46
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
Barat Selatan Utara 1. Sonneratia alba √ √ 2. Rhizophora mucronata √ 3. Rhizophora stylosa - 4. Rhizopora apiculata √
√ - √ -
-
- Keanekaragaman Secara umum, keanekaragaman jenis mangrove di Pulau Jefman tergolong sedang yaitu dengan nilai 0,59. Hal ini lebih mungkin disebabkan oleh habitat tanah berlumpur yang jumlahnya minim, selain itu percampuran antara air laut dan air tawar yang terbatas untuk kehidupan jenis mangrove yang lain. Nilai Penting tertinggi dimiliki oleh spesies Sonneratia alba dan terendah oleh spesies Rhizopora apiculata. Hal ini menunjukkan bahwa kawasan mangrove di Pulau Jefman didominasi oleh jenis Sonneratia alba yang memiliki peran dan pengaruh terbesar terhadap keadaan komunitas mangrove di Pulau Jefman. Bila dilihat dari syarat hidup dan habitat Sonneratia alba, struktur substrat dan pesisir Pulau Jefman memang lebih cocok untuk pertumbuhan jenis ini. Tidak semua jenis mangrove dapat hidup pada substrat campuran lumpur dan pasir dengan banyak batuan dan karang. Minimnya percampuran antara air tawar dan air laut yang mem-
buat salinitas air tinggi juga dapat ditoleransi oleh spesies Sonneratia alba. Pertumbuhan mangrove di Pulau Jefman tergolong rendah, hal ini dilihat dari ukuran mangrove yang didominasi oleh jenis semaian dan tegakan dari pada indukan. Zonasi komunitas mangrove yang ada di Pulau Jefman meliputi Sonneratia alba yang berada di depan dan berhadapan langsung dengan laut, kemudian diikuti jenis lain yaitu Rhizopora mucronata, Rhizopora stylosa dan Rhizopora apiculata. Secara umum berdasarkan klasifikasi zonasi mangrove menurut De Haan (1931), zona kawasan mangrove Pulau Jefman berada pada zona air payau ke air laut dengan salinitas atara 10-30‰. Zona ini tergolong sebagai daerah tergenang pasang satu atau dua kali sehari selama 20 hari per bulan, tergenang pasang 10-19 kali per bulan, terganang pasang ≤ 9 kali per bulan atau tergenang pasang hanya beberapa hari per bulan.
â–śâ–ś Tabel 4. Hasil Pengukuran Nilai DR, FR, KR, NP, H dan C Kawasan Mangrove Pulau Jefman
Keterangan : DR (Dominansi Relatif), FR (Frekuensi Relatif), KR (Kerapatan Relatif), NP (Nilai Penting), H (Indeks Keanekaragaman), dan C (Indeks Dominansi) Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
47
48
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
▶▶ Tabel 5. Ciri Khas Setiap Spesies Mangrove
Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
49
Selain komunitas mangrove sejati, Pulau Jefman juga memiliki komunitas tumbuhan mangrove ikutan yang terdiri dari spesies Hibiscus sp., Ipomoea pes caprae, Barringtonia sp. dan Pandanus tectorius. Komunitas ini tumbuh di sepanjang pesisir Pulau Jefman di daerah yang tergenang pasang tertinggi sampai daerah yang tidak terkena pasang air laut.
▶▶ Gambar 41. Spesies Rhizophora stylosa (kiri), dan Spesies Sonneratia alba (kanan)
▶▶ Gambar 42. Berbagai Bentuk Daun pada Komunitas Spesies Mangrove Pulau Jefman Keterangan: spesies Rhizophora stylosa (kiri), Sonneratia alba (tengah), dan Rhizopora apiculata (kanan)
▶▶ Gambar 44. Sampel Buah Barringtonia sp. (kiri), Buah Sonneratia alba (tengah), dan Bunga Barringtonia sp.
50
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
-
▶▶ Sampel daun Waru (Hibiscus sp.)
▶▶ Barringtonia sp.
▶▶ Ipomoea pes caprae
Pemanfaatan
Masyarakat Pulau Jefman belum memanfaatkan sumberdaya mangrove secara intensif. Minimnya jumlah dan ukuran mangrove yang masih kecil menjadi alasan utama kurangnya pemanfaatan mangrove. Untuk saat ini masyarakat hanya memahami bahwa mangrove berperan penting untuk menjaga stabilitas tanah dan mencegah abrasi pantai. Secara umum, dampak keberadaan mangrove di Pulau Jefman yang timbulkan baik dari segi ekonomi dan sosial belum dirasakan. Beberapa masyarakat nelayan menggunakan kayu mangrove untuk membuat alat tangkap sero. Kayu mangrove dipilih karena memiliki ketahanan yang tinggi terhadap air asin sehingga tidak mudah lapuk/ rusak. Akan tetapi karena ukuran mangrove Pulau Jefman yang masih tergolong kecil, masyarakat lebih memilih mengambil kayu mangrove dari pulau lain atau membeli dari penadah. Buah mangrove jenis Sonneratia alba yang sebetulnya dapat dikonsumsi juga belum termanfaatkan. Hal ini disebabkan pengetahuan masyarakat yang minim dalam pemanfaatan buah tersebut. Sedangkan beberapa jenis biota yang berasosiasi dengan mangrove seperti ikan kodok (Periophthalmus sp.) juga hanya dibiarkan tanpa pemanfaatan lebih lanjut.
▶▶ Pandanus tectorius (pandan)
▶▶ Gambar 43. Beberapa Tanaman yang Merupakan Komunitas Mangrove Ikutan di Pulau Jefman
Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
51
B.
â–śâ–ś Gambar 45. Ikan Kodok (Periophthalmus sp.) sebagai Ikan Penghuni Kawasan Mangrove Pulau Jefman - Isu Konservasi Pentingnya manfaat dan fungsi mangrove dalam menjaga kestabilan ekosistem pantai sudah banyak disadari oleh masyarakat. Kelompok pemuda Jefman telah melakukan konservasi terhadap kawasan mangrove Pulau Jefman yang berada di wilayah selatan dengan cara memasang papan larangan penebangan kayu mangrove. Beberapa kelompok masyarakat juga turut melakukan penanaman bibit mangrove di bagian barat Pulau Jefman akibat fenomena abrasi pantai yang semakin terlihat jelas. Namun usaha penanaman ini selalu terhalang dengan kondisi alam yang tidak mendukung dan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai cara penanaman yang benar. Untuk itu diharapakan bantuan pemerintah atau LSM setempat dalam mendampingi masyarakat untuk mengembangkan dan melestarikan sumberdaya mangrove di Pulau Jefman.
52
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
TERUMBU KARANG
Pulau Jefman merupakan bagian dari 1.800 pulau kecil yang dimiliki Kabupaten Raja Ampat. Perairan Pulau Jefman sendiri menyimpan keanekaragaman biota laut yang tinggi sebagaimana perairan Kabupaten Raja Ampat secara keseluruhan yang terkenal sebagai surganya biota laut. Pada tahun 2002 tim ahli yang terdiri dari The Nature Conservancy (TNC), Conservation International (CI), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Lembaga Oseanografi Nasional (LON) mencatat bahwa Kabupaten Raja Ampat secara keseluruhan memiliki lebih dari 540 jenis karang keras (75% dari total jenis karang keras di dunia), lebih dari 1.000 jenis ikan karang, 700 jenis moluska dan jumlah tertinggi bagi gonodactlyloid stomatopod crustaceans (COREMAP, 2012). Perairan Pulau Jefman memiliki tipe terumbu karang tepi dengan kontur landai sampai curam yang tersebar mulai dari tepian pantai sampai laut lepas dengan kedalaman beragam. Jenis terumbu karangnya terdiri atas terumbu karang keras (hard coral) dan terumbu karang lunak (soft coral). Persebaran terumbu karang di Pulau Jefman sendiri cukup tidak merata. Beberapa koloni karang justru ditemukan berkumpul pada tempat-tempat tertentu. Hal ini lebih diakibatkan kondisi lingkungan yang berbeda pada setiap tempat (spot pengamatan) di perairan Pulau Jefman. Berdasarkan hasil pengamatan Citra Geoeye dan survey lapangan pada bulan Agustus 2013, ditemukan sebaran terumbu karang tertinggi berada pada bagian utara pulau.
PETA OBYEK DASAR PERAIRAN PULAU JEFMAN, DISTRIK SALAWATI UTARA, KABUPATEN RAJA AMPAT, PROPINSI PAPUA BARAT 735500
735750
736000
736250
736500
736750
737000
737250
737500
737750 mT
9898750 9898500 9898250 9898000
9898000
9898250
9898500
9898750
9899000mU
735250
9899000mU
9897750 9897500
9897500
9897750
Diagram Lokasi:
9897000 mU
9897250
9897250
Legenda Daratan
Pasir Berlamun
Batu
Rumput Laut-Lamun
Lamun
Terumbu Karang
Laut Dalam
Terumbu Karang Berpasir
9897000 mU
735000 mT
Pasir 735000 mT
735250
Sumber:
Citra GeoEye 2012 Survei Lapangan Juli 2013
Dibuat Oleh:
735500
735750
736000
Sistem Proyeksi: UTM Zona 52M
Tim KKN-PPM PPB-03 Universitas Gadjah Mada Distrik Salawati Utara, Kabupaten Raja Ampat, Propinsi Papua Barat 2013
736250
736500
736750
737000
737250
737500
737750 mT
U
B
2 S
Skala 1:1.500
T
0 50100
200
300
400 m
Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
53
-
Tutupan terumbu karang
Tutupan terumbu karang di Pulau Jefman berada pada kisaran 2.32% sampai 33.08%, sehingga merujuk pada Gomez dan Alcala (1984), tutupan terumbu karang di Pulau Jefman tergolong buruk sampai sedang. Perbedaan nilai tutupan yang cukup tinggi antara satu tempat pengamatan dengan tempat pengamatan lainnya lebih disebabkan oleh faktor fisik dan biologi lingkungan. Pada lokasi pengamatan spot 5 misalnya, tutupan terumbu karang yang rendah disebabkan oleh ketiadaan ekosistem lain seperti lamun. Struktur tanah berpasir dan arus perairan yang kencang membuat visibilitas perairan rendah, terlebih tidak adanya ekosistem padang lamun yang membantu menangkap partikel pasir dalam perairan. Komunitas terumbu karang di lokasi ini juga langsung berhadapan dengan daratan sehingga rendahnya persentase tutupan juga diakibatkan oleh interaksi yang sangat tinggi antara ekosistem terumbu karang dengan daratan. Sedangkan pada spot pengamatan 4 dimana nilai tutupan terumbu karang paling tinggi diantara tempat lainnya berada cukup jauh dari daratan. Bila ditarik garis vertikal pada peta, komunitas terumbu karang ini dilindungi oleh ekosistem mangrove dan hamparan padang lamun yang cukup luas sehingga kondisi fisik perairan yang berkaitan dengan visibilitas cukup terjaga. Nilai kecerahan yang berhubungan dengan sedimentasi perairan sangat penting bagi kehidupan komunitas terumbu karang. Sedimen dapat menghalau penetrasi sinar matahari yang dibutuhkan zooxanthella untuk berfotosistesis. Selain itu pertumbuhan karang menjadi terlambat akibat terlalu banyaknya energi yang dikeluarkan hewan karang untuk
54
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
menghalau sedimen tersebut. Marszalek (1981), menjelaskan bahwa pada umumnya karang yang hidup pada daerah yang keruh atau sedimentasi tinggi menampakkan tanda-tanda stress seperti hilangnya warna, tertutup oleh silt, polyp yang mati dan lendir yang berlebihan.
â–śâ–ś Gambar 46. Peta Lokasi Pengamatan Tutupan Terumbu Karang
â–śâ–ś Tabel 6. Nilai Persentase Tutupan Terumbu Karang di Pulau Jefman
Berdasarkan pengamatan, nilai rata-rata tutupan terumbu karang bercabang (branching) paling tinggi diantara jenis life form terumbu karang yang lain yaitu 4,13% untuk jenis Acropora dan 4,31% untuk jenis non Acropora. Terumbu karang branching ini biasanya ditemui tumbuh diatas patahan karang (coral stick) dan berlindung diantara karang lunak (soft coral) atau karang lain dengan bentuk massive
- Keanekaragaman
maupun digitate.
genus dan 19 famili yang tersebar di Kepulauan Raja Ampat (Atlas Sumberdaya Peisisir Kabupaten Raja Ampat, 2006). Keanekaragaman terumbu karang di Pulau Jefman sendiri cukup tinggi, yaitu terdapat sekitar 12 famili karang keras yang didominasi oleh famili Acroporidae, Poritidae dan Favidae yang ditemui disetiap lokasi pengamatan.
Raja Ampat tercatat sebagai kepulauan yang memiliki keanekaragaman terumbu karang yang sangat tinggi. Berdasarkan hasil penelitian Marine RAP dan REA yang dilakukan CI, TNC dan WWF tahun 2001 dan 2002, ditemukan sebanyak 537 species karang batu, mewakili 76
Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
55
▶▶ Tabel 7. Keanekaragaman Terumbu Karang di Pulau Jefman
*Identifikasi merujuk pada Veron (2000) Jenis karang yang terbanyak dan paling dominan ditemui di perairan Pulau Jefman yaitu jenis karang dengan marga Acropora sp., Montipora sp., dan Porites sp. Keanekaragaman jenis karang di Pulau Jefman dipengaruhi oleh kondisi perairan. Banyaknya jumlah spesies Porites sp. dengan koloni massive dan branching menandakan bahwa perairan Pulau Jefman memiliki arus yang cukup deras. Selain itu, sedimentasi perairan yang cukup tinggi juga mempengaruhi struktur komunitas terumbu karang di Pulau Jefman. Hal yang sama juga dilaporkan oleh Supriharyono (1986), bahwa jenis-jenis karang yang tahan terhadap sedimentasi perairan yang cukup tinggi meliputi jenis dari marga Porites sp., Montipora sp, Acropora sp. dan Platygyra sp.
56
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
▶▶ Gambar 47. Komunitas Terumbu Karang di Perairan Pulau Jefman
-
Asosiasi
Keberadaan dan kondisi terumbu karang dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk interaksi terumbu karang dengan biota laut lainnya. Beragam jenis biota laut yang bersimbiosis dengan terumbu karang cukup banyak ditemukan di sekitar komunitas terumbu karang di perairan Pulau Jefman. Beberapa diantaranya memiliki hubungan positif dan saling menguntungkan, sedangkan yang lain justru bersifat destruktif dan membatasi pertumbuhan terumbu karang.
1.
Karang Lunak (Soft Coral)
Komunitas karang lunak (soft coral) merupakan komunitas yang sangat sering dijumpai berdampingan dengan terumbu karang. Komu-
nitas ini tersebar mulai dari bagian tepi pesisir pantai sampai laut dengan kedalaman lebih dari 11 meter. Karang ini hidup pada garis surut terendah yang aman terhadap kekeringan dan perairan jernih yang mendapat sinar matahari banyak. Hal menarik dari pengamatan lapangan yang telah dilakukan adalah kondisi antokodia pada karang lunak di perairan Pulau Jefman terlihat selalu mencuat ke atas yang menurut Faulkner (1979), menandakan bahwa arus perairan tersebut cukup deras. Keberadaan karang lunak yang melimpah tersebut sebetulnya kurang bagus untuk pertumbuhan karang keras. Sammarco (1983) melaporkan bahwa karang keras jenis Pavona cactus yang hidup berdampingan dengan karang lunak jenis Sinularia flexibls mengalami pertumbuhan yang lambat dan lama kelamaan mengalami nekrosis yaitu kematian secara patologi.
â–śâ–ś Tabel 8. Persebaran Karang Lunak di Perairan Pulau Jefman
*Identifikasi merujuk pada Bayer (1956) dan Verseldt (1977) Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
57
Terdapat 10 marga karang lunak (Octocorallia) yang ditemukan di Perairan Pulau Jefman. Jenis paling dominan adalah Sinularia sp. yang ditemukan di setiap tempat pengamatan dengan jumlah populasi yang besar dan bentuk serta warna koloni yang beragam. Karang lunak jenis Sinularia sp. merupakan karang yang memiliki bentuk koloni bertangkai atau merambat. Warna koloni yang ditemukan beragam mulai dari coklat, kream sampai abu-abu. Sedangkan jenis karang lunak yang memiliki warna paling mencolok adalah Dendronephthya sp. yang ditemukan berwarna merah, kuning dan orange. Karang lain jenis Clavularia sp. memiliki bentuk tentakel seperti bunga dan sering terlihat berada di dekat terumbu karang.
▶▶ Gambar 48. Sebaran Komunitas Karang Lunak (Octocorallia) di Perairan Pulau Jefman
58
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
2. Alga Alga merupakan tumbuhan yang tidak memiliki akar, batang dan daun sejati. Alga di perairan Pulau Jefman tersebar mulai dari pinggiran pesisir sampai laut yang masih mendapat asupan sinar matahari yang cukup. Jenis alga yang ditemukan cukup beragam yaitu dari kelas Phaeophyceae (alga coklat), Chloropyceace (alga hijau) dan Rhodophyceae (alga merah). Spesies alga paling dominan yang sering ditemukan berasosiasi dengan komunitas terumbu karang di Pulau Jefman adalah Dictyota sp., Padina sp., Halimeda sp., dan Sargassum sp. Spesies ini hidup berdampingan dengan terumbu karang pada kedalaman tertentu. Spesies lain yang juga sering ditemukan yaitu Caulerpa sp., Codium sp., Gigartina sp. dan Ulva sp. yang hidup dari mulai daerah intertidal sampai kedalaman laut tertentu.
▶▶ Gambar 49. Tiga Jenis Alga yang Berasosiasi Kuat dengan Komunitas Terumbu Karang di Pulau Jefman; Sargassum sp. (kiri), Padina sp. (tengah), dan Halimeda sp. (kanan)
Halimeda sp. merupakan jenis alga yang terkenal sebagai penyusun dominan dalam ekosistem terumbu karang karena struktur tubuhnya yang tersusun atas zat kapur yang dibalut oleh calcareous yang cukup fleksibel. Sedangkan Padina sp. dan Sargassum sp. merupakan jenis alga yang mampu hidup pada kedalaman diatas 3 meter.
3. Makrobentos Selain alga dan karang lunak, jenis makrobentos lain yang sering terlihat berada di dalam atau di sekitar komunitas terumbu karang adalah hewan tanpa tulang belakang (invertebrata) dari filum Mollusca, Arthopoda, Echinodermata dan Cnidaria yang merupakan satu filum dengan terumbu karang. Pada filum Mollusca didominasi oleh jenis dari kelas gastropoda yaitu Lambis sp., Strombus sp., Turbo marmoru-
ta, Cassis cornuta, Cyprea sp. dengan dominasi terbanyak pada jenis C.tigris dan C. annulus, Nerita sp. Trochus sp., Conidoe sp., Murex sp., Conus sp. dan berbagai jenis dari ordo nudibranchia. Sedangkan kelas bivalvia meliputi remis (Meretrix sp.), kerang darah (Anadara granosa) dan bia (Tridacna sp.) yang sering dimanfaatkan masyarakat lokal untuk keperluan konsumsi. Pada filum Echinodermata, seluruh kelas dari Crinoid (lili laut), Astreroids (bintang laut), Ophiuroids (bintang ular), Echinoids (bulu babi) dan Holothuroids (teripang) sering dijumpai berdekatan dengan komunitas terumbu karang. Teripang merupakan salah satu hewan yang menjadi komoditas utama untuk diburu oleh masyarakat lokal karena nilai ekonominya yang tinggi. Berdasarkan pengamatan lapangan, didapatkan 7 jenis Holothuriidae yang tersebar di Perairan Pulau Jefman.
â–śâ–ś Tabel 9. Persebaran Berbagai Jenis Teripang di Perairan Pulau Jefman
Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
59
-
Kerusakan terumbu karang
Hasil pengamatan menunjukan nilai rata-rata tutupan karang mati pada setiap tempat pengamatan adalah sebesar 10%. Nilai tutupan karang mati tersebut cukup besar yaitu hampir 50% dari nilai tutupan karang yang hidup. Banyak faktor yang menjadi penyebab kematian karang. Kondisi lingkungan fisik, interaksi ekosistem dengan daratan yang berhubungan dengan perilaku masyarakat sekitar serta faktor biologi seperti kompetisi dan patogen dapat menyebabkan karang menjadi mati.
▶▶ Gambar 50. Beberapa Jenis Makrobentos yang Dominan Ditemukan dan Memiliki Asosiasi Kuat dengan Komunitas Terumbu Karang di Perairan Pulau Jefman; Bintang Laut Protoreaster nodosus (bawah), Asidian Polycarpa aurata (kanan) dan Lili Laut Nemaster rubiginosa (kiri)
60
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
▶▶ Gambar 51. Grafik Persentase Tutupan Terumbu Karang Pulau Jefman
Kesadaran masyarakat mengenai pelestarian terumbu karang di Pulau Jefman sudah dirasa cukup baik. Hal tersebut dibuktikan dengan tidak adanya penggunaan potassium atau bom dalam penangkapan ikan. Tapi perilaku nelayan yang menggunakan alat tangkap jaring untuk menangkap ikan demersal masih ada. Jaring-jaring ini lah yang kemudian mengancam kehidupan terumbu karang di perairan Pulau Jefman. Jaring tersebut dapat tersangkut di karang dan akhirnya merusak atau mematahkan karang. Selain itu masyarakat baik lokal maupun kapal-kapal yang melewati perairan Pulau Jefman masih membuang sampah sembarangan ke lautan. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya banyak sampah di pesisir pantai. Kejadian tersebut tentulah tidak hanya mengancam kehidupan terumbu karang, akan tetapi ekosistem pesisir secara keseluruhan. Perilaku penjarahan atau pengambilan terumbu karang hidup tidak ditemukan. Hanya karang-karang yang sudah mati yang kemudian dimanfaatkan untuk bahan bangunan. Meskipun banyak patahan karang (coral stick) dan karang yang mati maupun karang yang mengalami pemutihan (coral bleaching) yang ditemukan di Pulau Jefman, tidak dapat dipastikan bahwa seluruhnya merupakan kesalahan masyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya pesisir. Arus perairan yang kencang, kodisi fisik air yang keruh dan lokasi Pulau Jefman yang berdekatan dengan kawasan perkotaan (Sorong) juga dapat menjadi penyebab kerusakan terumbu karang.
â–śâ–ś Gambar 52. Tim Penyelam yang sedang Berusaha Mengembalikan Posisi Terumbu Karang Meja Jenis Acropora sp. yang Patah
C.
Ikan Karang
- Keanekaragaman Ikan karang adalah ikan yang hidup di lingkungan terumbu karang yang mempunyai ketergantungan pada terumbu karang sebagai tempat hidup dan aktivitas lainnya. Terdapat hubungan yang erat antara ikan karang dan terumbu karang, sehingga mobilitas ikan karang relatif rendah yaitu hanya di sekitar karang. Ikan karang sangat mutlak membutuhkan terumbu karang yang baik dan sehat sebagai tempat mencari makan, berlindung dan berkembang biak. Ikan karang menjadikan terumbu sebagai tempat berlindung, memijah, dan Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
61
mencari makan, sehingga keberadaan ikan karang secara kualitas dan kuantitas dapat dijadikan sebagai bioindikator kondisi ekosistem terumbu karang (Campbell, et al. 2005). Perairan Pulau Jefman merupakan perairan tropis yang memiliki keanekaragaman ikan karang yang
tinggi. Keanekaragaman ikan yang tercatat di perairan Pulau Jefman yaitu sebanyak 27 famili dengan sebaran tertinggi pada famili Chaetodontidae, Pomacentridae dan Acanthuridae yang ditemui hampir di setiap lokasi pengamatan.
â–śâ–ś Tabel 10. Sebaran Famili Ikan Karang Di Perairan Pulau Jefman
62
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
Nilai indeks keanekaragamannya (H’) ikan karang di Perairan Pulau Jefman berkisar antara 1.20 – 2.52 yang menandakan keanekaragamannya sedang. Nilai indeks keanekaragaman ini menunjukkan bahwa komunitas ikan tergolong sedang menuju stabil atau komunitas ikan tidak terancam dan pada kondisi sedang yang tidak terpengaruh oleh tekanan dari luar lingkungan.Indeks keanekaragaman
dan kemelimpahan ikan karang dipengaruhi oleh kuantitas individu dan jenis ikan yang ditemukan di terumbu karang. Populasi ikan yang tinggi dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang baik, ketersediaan makanan yang cukup, ketersediaan tempat berlindung dan sedikit predasi (Jones et al., 2002).
â–śâ–ś Tabel 11. Nilai Indeks Kemelimpahan (D) dan Indeks Keanekaragaman (H) Ikan Karang di Perairan Pulau Jefman
Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
63
- Dominasi Ikan karang di Perairan Pulau Jefman didominasi oleh ikan dari famili Pomacentridae. Jika dihubungkan dengan jenis tutupan terumbu karang yang ada, life form tutupan terumbu karang tertinggi merupakan terumbu karang branching dengan nilai rata-rata 8,44%. Famili ikan Pomacentridae merupakan jenis ikan yang menghuni hampir keseluruhan terumbu karang dengan tipe pertumbuhan branching sehingga ikan dengan famili ini lebih banyak mendominasi persebaran jenis ikan di Perairan Pulau Jefman.
disusul kelompok ikan target sebesar 6% dengan total cacah individu sebanyak 90 ekor. Kelompok ikan indikator memiliki nilai persentase paling kecil yaitu 5% dengan total cacah individu sebanyak 84 ekor. Kemelimpahan ikan chaetodon sebagai ikan indikator yang hanya 5% tersebut mengindikasikan bahwa kesehatan terumbu karang di Pulau Jefman tergolong rendah.
â–śâ–ś Gambar 54. Grafik Komposisi Ikan Target, Indikator, dan Mayor Berdasarkan Jumlah Individu (A) dan Famili (B) â–śâ–ś Gambar 53. Grafik Nilai Dominasi (C) 5 Famili Ikan Karang Tertinggi di Perairan Pulau Jefman Total individu ikan yang ditemukan di perairan Pulau Jefman sebanyak 1.619 ekor dengan rata-rata kemelimpahan 231 ekor ikan per 50 m2. Berdasarkan pengelompokan ikan sesuai fungsinya, maka ikan mayor sangat mendominasi dibandingan dengan kelompok ikan target dan indikator. Kelompok ikan mayor memiliki nilai persentase paling tinggi sebesar 89% dengan total cacah individu sebanyak 1.467 ekor,
64
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
Berdasarkan familinya, kelompok ikan mayor memiliki nilai tertinggi yaitu 78 % dengan 21 famili, sedangkan kelompok ikan target memiliki nilai persentase 18 % dengan 5 famili dan persentase terkecil yaitu kelompok ikan indikator yaitu 4 % dengan 1 famili saja dari Chaetodontidae. Kelompok ikan mayor memiliki nilai persentase tinggi karena ikan yang termasuk major group merupakan kelompok ikan terbesar dari ikan penghuni terumbu karang dan umumnya hidup menggerombol.
Gambar 55. Jenis Ikan Karang Plectorchinchus lineatus di Perairan Pulau Jefman
D. Lamun Padang lamun merupakan salah satu sumberdaya pesisir pantai yang berada diantara dua sumberdaya lain yaitu mangrove dan terumbu karang. Berdasarkan pengamatan Citra Geoye dan survei lapangan (dapat dilihat pada peta objek dasar perairan Pulau Jefman halaman 67), padang lamun merupakan sumberdaya pesisir terluas diantara sumberdaya pesisir lainnya. Padang lamun tersebar hampir diseluruh bagian pesisir pantai Pulau Jefman dengan persentase tutupan sangat tinggi yaitu antara 70% sampai 95%. Padang lamun ini didominasi oleh jenis Thalassia hemprinchii, Cymodocea serrulata dan Cymodocea rotundata yang tersebar mengelilingi bagian pesisir Pulau Jefman dan hidup pada daerah pasang surut sampai kedalaman tertentu. Padang lamun ini juga berasosiasi dengan komunitas alga hijau (Chloropyceae) dan alga coklat (Phaeophyceae) serta ikanikan yang menjadikan padang lamun sebagai tempat memijah atau mencari makan. Beberapa invertebrata yang sering dijumpai berada di padang lamun yaitu bintang laut (Protoreaster nodosus), teripang (Holothuria sp.), kerang (Lambis sp., Strombus sp., Turbo marmoruta, Cassis cornuta, Cyprea sp.) dan bulu babi (Diadema sp.). Bahkan penyu dan ikan duyung sering ditemukan sedang memakan lamun di perairan Pulau Jefman.
Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
65
XI. KEARIFAN LOKAL DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR A.
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir
P
ulau Jefman merupakan daerah yang secara hukum segala bentuk interaksi sosial masyarakat dan lingkungannya dilindungi oleh hukum pemerintah dan hukum adat. Hukum pemerintah melingkupi segala jenis peraturan yang secara resmi
Sedangkan berdasarkan peraturan pemerintah, perairan lepas pantai yang dapat dimanfaatkan kabupaten/kota hanya sejauh 12 mil dari garis pantai (UUD No. 27 tahun 2007). LSM dalam hal ini berperan dalam perencanaan, diseminasi informasi dan pengawasan.  
telah dikeluarkan pemerintah pusat maupun daerah. Hukum adat diatur, diawasi dan disepakati berdasarkan rapat adat dengan pemegang kekuasaan tertinggi Kepala Adat Kampung Jefman. Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya pesisir Pulau Jefman dipengaruhi oleh empat unsur, yaitu masyarakat lokal sebagai pemanfaat utama, adat, pemerintah daerah dan LSM. Sejauh ini konflik pemanfaatan sumberdaya yang pernah terjadi selalu mendapat perhatian dari ketiga unsur tersebut sehingga dapat diselesaikan dengan cepat. Masyarakat bebas memanfaatkan sumberdaya pesisir pantai sampai garis batas yang telah ditentukan sesuai aturan yang telah diberikan adat maupun pemerintah pusat atau daerah. Perairan lepas pantai yang merupakan sumberdaya milik bersama juga dapat dimanfaatkan atas sepengetahuan dan ijin resmi pemangku adat Pulau Jefman maupun pemangku adat Kepulauan Raja Ampat yang secara adat memiliki hak penuh atas lahan daratan dan perairan di Kabupaten Raja Ampat.
66
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
Gambar 56. Empat Unsur dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Pulau Jefman
B.
Konservasi dan kearifan lokal
Perairan Pulau Jefman merupakan perairan yang berdekatan dengan wilayah konservasi yang telah dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten Raja Ampat. Wilayah konservasi tersebut adalah KKLD (Kawasan Konservasi Laut Daerah) Selat Dampier yang telah dideklarasikan pada tanggal 15 Desember 2006 oleh Bupati Raja Ampat. Merujuk pada Peraturan Bupati Kabupaten Raja Ampat Nomor 05 Tahun 2009, KKLD Selat Dampier memiliki luas 303,200 ha. Penetapan wilayah ini bertujuan untuk membentuk kawasan laut dan pesisir yang terlindungi serta dapat dikelola secara berkesinambungan dengan tetap berpedoman pada prinsip pelestarian lingkungan, baik oleh masyarakat itu sendiri maupun pihak lain yang berinvestasi dibidang perikanan dan pariwisata. KKLD Selat Dampier dikelola secara kolaboratif, yaitu pengelolaan yang proses perencanaan, pemanfaatan, pengendalian serta pengawasan sumberdaya pesisir dan laut secara berkelanjutan yang melibatkan banyak pihak baik dalam tatanan pemerintahan, masyarakat, dunia usaha, dan Lembaga Swadaya Masyarakat, yang selain bersifat partisipasi juga mengandung maksud adanya pembagian peran, manfaat dan tanggung jawab. Atas dasar tersebut lah seluruh nelayan Pulau Jefman tidak menangkap atau mencari ikan sampai wilayah KKLD Selat Dampier. Selain itu, masyarakat juga mamahami larangan penangkapan biota laut yang dilindungi seperti halnya penyu dan kalibia (Hemiscyllium freycineti), serta larangan pemanfaatan sumberdaya pesisir berlebihan seperti terumbu karang atau perilaku destruktif yang dapat merusak sumberdaya seperti halnya pemakaian bom atau potas.
Masyarakat Pulau Jefman yang sebagian besar merupakan masyarakat adat atau masyarakat yang terikat dengan aturan adat, mengenal adanya kearifan lokal dalam pemanfaatan sumberdaya khususnya sumberdaya pesisir dan laut. Kearifan lokal tersebut bernama sasi. Secara umum sasi merupakan kearifan lokal yang berasal dari hukum adat mengenai larangan mengambil, memanfaatkan, memasuki atau melakukan sesuatu yang bertentangan dengan tujuan sasi dalam suatu kawasan yang telah ditentukan pada jangka waktu tertentu. Sasi merupakan kearifan lokal yang telah turun temurun diwariskan oleh nenek moyang dan tetap dilakukan sampai saat ini. Salah satu contoh kegiatan sasi yaitu sasi teripang yang dilakukan selama kurung waktu 2 tahun. Masyarakat dilarang mengambil dan memanfaatkan teripang jenis apapun selama dua tahun kedepan dari tanggal ditetapkannya sasi. Penetapan sasi sendiri diawali dengan upacara adat yang melibatkan pemegang adat tertinggi di Kabupaten Raja Ampat. Masyarakat yang melanggar aturan atau larangan sasi akan dikenakan denda adat yang diberikan oleh Kepala Adat Pulau Jefman atau Kepala Kampung Pulau Jefman. Denda adat tersebut beragam, mulai dari denda yang berupa uang sampai hukuman mengerjakan kegiatan atau membersihkan sarana dan prasarana kampung. Meskipun adat adalah komponen dominan yang mengatur kegiatan sasi, tapi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasannya bersifat kolaboratif antara komponen pemerintah daerah dan LSM. Pemerintah dan LSM dapat mengajukan atau memberikan usulan pengadaan sasi di wilayah tertentu. Usulan tersebut kemudian dibawa ke rapat adat dan diputuskan oleh pemangku adat. Selanjutnya penyebaran informasi sasi kepada masyarakat, pembukaan dan pengawasannya dilakukan secara bersama-sama oleh pemerintah, adat dan LSM. Oleh sebab itu Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
67
lah komponen aparat pemerintah seperti Babinsa adalah pihak paling pertama yang menangani bila ada pelanggaran sasi yang dilakukan masyarakat.
C.
Bidang pendidikan
Pengembangan sumberdaya pesisir Pulau Jefman dirintis dengan memberikan pendidikan mengenai sumberdaya pesisir kepada pemuda Pulau Jefman. Langkah ini dilakukan oleh lembaga COREMAP (Coral Reef Rehabilitation and Management Program) yang berkerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Pengajaran Pemda Raja Ampat, LSM Conservation International (CI) dan The Nature Conservancy (TNC). Pengajaran mengenai berbagai macam aspek pada sumberdaya pesisir disampaikan pada kelas formal di sekolah melalui program Mulok Perikanan. Sedangkan pada kegiatan praktik lapangan disampaikan melalui program pendidikan Kapal Kalibia. Laporan COREMAP II Dinas Kalutan dan Perikanan Raja Ampat tahun 2012, menjelaskan bahwa program pendidikan Kapal Kalibia beroperasi mulai dari tanggal 30 Agustus 2008. Nama Kalabia sendiri diambil dari nama ikan hiu berwarna cokelat orange yang merupakan ikan endemic khas Raja Ampat dengan nama latin Hemiscyllium freycineti. Kapal ini berkapasitas 18 orang penumpang dan 6 awak kapal dengan panjang 37 meter. KM Kalabia memiliki fasilitas ajar seperti perpustakaan, modul-modul konservasi, perangkat audio visual, ruang pertemuan dan beberapa ruang serbaguna. Tema yang diusung pada program pendidikan ini yaitu “Berlayar Sambil Belajar�, KM Kalabia memberikan pengenalan terhadap ekosistem laut Raja Ampat untuk menumbuhkan kecintaan
68
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
dan kebanggaan terhadap sumberdaya alam yang ada. Tenaga pendidik yang terdiri atas enam orang tersebut memberikan pengajaran sambil mengelilingi 88 desa di wilayah Raja Ampat. Sedangkan peserta didik merupakan pelajar yang duduk di kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar Jefman Barat.
XII. PARIWISATA PULAU JEFMAN
P
ulau Jefman merupakan salah satu pulau tujuan wisata di kabupaten Raja Ampat termasuk didalam distrik Salawati bagian utara. Pulau ini merupakan pulau yang menjadi perbatasan antara kabupaten Raja Ampat dengan kota Sorong. Pulau dengan keindahan alam yang terbaik ini tidak terlalu jauh dari kota Sorong kurang lebih 15 mil dari arah barat kota Sorong dengan waktu kurang lebih 15 hingga 20 menit. Untuk sampai di pulau ini dapat menggunakan kapal motor dari dermaga kota Sorong dengan biaya sebesar Rp. 25.000, per orang.Pulau Jefman memiliki sejarah dan juga arti penting bagi kota Sorong, karena sejak 9 hingga 10 tahun yang lalu bandara udara Sorong terletak di pulau Jefman. Bandara ini di bangun Belanda pada saat perang dunia ke II. Namun sekarang hanya tertinggal bangunan-bangunan bekas kantor yang di gunakan sebagai rumah warga dan bangunan tidak berpenghuni. Selain peninggalan bekas bandara, sejarah di pulau kecil ini adalah terdapat bunker atau bangunan pertahanan militer yang biasanya di bangun di bawah tanah. Bunker ini di bangun saat masa penjajahan Jepang ke Indonesia. Sampai saat ini bunker-bunker tersebut masih menjadi pening-
galan yang dapat ditemui saat berkunjung kepulau ini. Situs sejarah dan nuansa alam pantai menjadi potensi wisata pulau Jefman, pulau kecil yang di kelilingi oleh pasir pantai yang putih dan laut yang biru menarik hati setiap pengunjung yang datang ke pulau ini. Wisata yang dapat dinikmati oleh para pengunjung adalah wisata alam pantai, dan juga keindahan bawah laut pulau Jefman. Di pulau ini terdapat beberapa titik pantai dengan karakteristik yang berbeda-beda. Dari pantai yang berpasir sampai dengan pantai berbatu-batu dengan ukuran batuan kecil hingga besar.  
Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
69
PETA POTENSI WISATA PULAU JEFMAN, DISTRIK SALAWATI UTARA, KABUPATEN RAJA AMPAT, PROPINSI PAPUA BARAT 735500
736000
736500
737500 mT
737000
9899000 mU
9899000 mU
735000 mT
9898500
9898500
A
RT 3
C
9898000
9898000
RW 1
RT 4
Bangunan 3 &
Bunker
î
Gereja
ö
Masjid
ö
Mushalla
7 8
Rumah
Ö ×
Rumah Kosong
Jalan
Batas Administasi Dermaga
Batas Kampung
Jalan Lain
Batas RW
Jalan Setapak
Batas RT
Penggunaan Lahan
B
Jefman Timur
RT 2
RW 2
Legenda
Zona Potensi Wisata
Bandara
A
Pantai Pasir Putih
Batu
B
Tanjung Batu
Dermaga
C
Pantai Teluk Biru
Kebun
D
Pantai Kelapa
Lahan Kosong Lapangan Sepak Bola
RT 2
Laut
RT 3
Pasir
RW 1 RT 1
Permukiman
Diagram Lokasi:
RT 1
9897500
9897500
Jefman Barat
Sumber:
Citra GeoEye Tahun 2012 Survei Lapangan Juli 2013
Sistem Proyeksi: UTM Zona 52M
RT 5
9897000 mU
9897000 mU
Dibuat Oleh:
RW 3
D U
B
70 735000 mT
2
Skala 1:5.000
T 0 75 150
300
736000
600 m
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan S Pulau Jefman 735500
450
736500
737000
737500 mT
Tim KKN-PPM PPB-03 Universitas Gadjah Mada Distrik Salawati Utara, Kabupaten Raja Ampat, Propinsi Papua Barat 2013
Objek wisata pantai di pulau Jefman terbagi menjadi 4 berdasarkan karakteristik pantai, yaitu: 1.
2.
Pantai Tanjung Batu
Pantai Pasir Putih
â–śâ–ś Gambar 58. Pantai tanjung batu
â–śâ–ś Gambar 57. Pantai Pasir Putih Pulau Jefman Pantai Pasir Putih terletak di bagian barat pulau Jefman di sebut sebagai pantai pasir putih karena di sepanjang bibir pantai pulau ini terdapat pasir yang putih dan menarik adanya perpaduan antara laut yang berwarna biru dan pasir menjadi pesona wisata alam yang memikat hati.
Terletak bersebelahan dengan pantai pasir putih. Hanya saja yang unik dari pantai tanjung batu adalah material batu-batu dari ukuran kecil hingga besar ada di pantai ini. Bentuk pantai yang menjorok ke laut dengan banyak batuan maka tempat ini diberi nama tanjung batu. Anak- anak pulau Jefman senang mandi di pantai ini karena dapat berenang dengan cara melompat lebih dahulu dari atas batu yang besar.
Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
71
3.
Pantai Teluk Biru
4.
Pantai Kelapa
â–śâ–ś Gambar 60. Pantai Kelapa â–śâ–ś Gambar 59. Pantai teluk biru Ada pantai tanjung ada juga pantai teluk, di sebut pantai teluk karena bentuk pantainya yang seperti sebuah teluk dengan air yang berwarna biru didalmnya. Pantai ini terletak tidak jauh dari pantai tanjung batu kira-kira 300 meter. Pantai teluk biru memilki spot dive bagi para pengunjung yang suka menyelam, dipantai ini para penyelam dapat melihat keindahan bawah laut dan ikan-ikan yang berwarna-warni didalamnya.
72
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
Disebut pantai kelapa karena disepanjang bibir pantai ini tumbuh pohon kelapa, dan pantai ini juga merupakan pantai yang menarik bagi para pengunjung yang mau membeli maupun melihat ikan di keramba yang dibuat oleh masyarakat pulau Jefman.
XIII. PENUTUP
P
ulau Jefman merupakan sebuah pulau kecil yang berada pada gugusan Kepulauan Raja Ampat. Disinggahi oleh 4 marga besar yaitu Rumawi, Romayom, Rumansus dan Paknawan serta para pendatang dari berbagai daerah di Indonesia menjadikan pulau ini menjadi rumah bagi masyarakat dengan suku, karakter dan keyakinan yang berbeda. Pulau Jefman memiliki kekayaan sumberdaya alam yang tinggi. Keanekaragaman jenis ikan karang dan terumbu karang yang tinggi ini berkorelasi positif dengan hasil pemanfaatan sumberdaya yang dilakukan masyarakat setempat. Usaha di bidang perikanan yang meliputi usaha perikanan tangkap dan budidaya berkembang cukup pesat, menjadikan kebutuhan akan pangan dan ekonomi masyarakat tercukupi. Meskipun ada beberapa masalah sosial seperti KDRT, miras serta masalah di bidang pendidikan yang menuntut perhatian lebih dari banyak kalangan terutama akademisi, LSM maupun pemerintah. Interaksi dan tenggang rasa antar masyarakat terjadi dengan sangat baik sehingga kehidupan sosial masyarakat di Pulau Jefman tergolong baik dan harmonis. Kearifan lokal masyarakat dalam menjaga sumberdaya alam lewat aturan sasi dinilai mampu melindungi keberlanjutan sumberdaya alam yang dengan sendirinya juga berdampak positif karena dapat dimanfaatkan untuk konsumsi maupun usaha perdagangan. Banyak potensi yang dapat
dikembangkan melalui pemanfaatan sumberdaya di Pulau Jefman, salah satunya adalah potensi dibidang pariwisata. Empat wilayah pesisir yang mampu dikembangkan untuk kegiatan pariwisata adalah Pantai Tanjung Batu, Pantai Pasir Putih, Pantai Laut Biru dan Pantai Kelapa yang terdapat di wilayah pulau bagian utara dan selatan.
REKOMENDASI Pemerintah dan segenap aparaturnya sebaiknya menindak tegas para pelaku illegal fishing karena sudah sangat merugikan masyarakat lokal. Badan pengawasan kegiatan perikanan tangkap dan patroli petugas keamanan distrik haruslah diintegrasikan dan dilakukan secara rutin guna mencegah kejahatan dalam isu illegal fishing tersebut. Selain itu, peran serta masyarakat dalam menjaga sumberdaya pesisir sebaiknya ditingkatkan agar rasa memiliki (sense of belonging) timbul dalam hal penjagaan dan pelestarian sumberdaya yang secara umum dimiliki secara bersama.
Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
73
Perempuan-perempuan Pulau Jefman pada dasarnya memiliki ketrampilan dan kelebihan-kelebihan yang dapat dikembangkan untuk dapat membuat diri mereka berdaya dan berdaulat. Pengembangan ketrampilan tersebut memerlukan uluran tangan dari pihak ketiga, baik itu pemerintah atau lembaga sosial lainnya untuk memberikan pelatihan yang berkesinambungan, sehingga hasil dari pelatihan dapat ditindaklanjuti dan diukur keberhasilannya. Terkait masalah KDRT dan miras, penyelesaiannya sangatlah sulit jika bukan dari kemauan warga sendiri. Kedua masalah tersebut adalah masalah yang lahir dari kebiasaan warga setempat, sehingga penyelesaiannya pun harus dengan menanamkan kebiasan-kebiasaan baru yang baik dari lingkup keluarga, misalnya dengan meningkatkan komunikasi afektif atau komunikasi jujur antarpasangan dan pemahanan dampak buruk dari konsumsi miras. Dengan adanya pemahaman, diharapkan akan ada perubahan perilaku dari masing-masing anggota keluarga yang menuju ke arah positif demi kebahagiaan pernikahan dan masa depan anak-anak yang lebih baik. Bidang pendidikan merupakan bidang yang sangat penting untuk menciptakan educated civil society yang memiliki karakter masyarakat terampil dan berpengatahuan tinggi yang juga selalu dihubungkan dengan kesejahteraan masyarakat yang tinggi. Pemerintah diharapkan mampu menciptakan kualitas pendidikan yang bagus untuk putra dan putri Pulau Jefman. Aspek jumlah dan kualitas tenaga pendidik serta infrastruktur yang memadai masih harus ditingkatkan. Selain itu, kebijakan pendidikan yang sesuai dengan kondisi peserta didik di Pulau Jefman harus diputuskan dan dipertimbangkan dengan
74
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman
sebaik-baiknya.
BAHAN RUJUKAN Allen, G. 2000. Marine Fishes of Saouth-East Asia. Periplus Editions Ltd, Western Australia. Bayer, F.M. 1956. Octocorallia, In: Treatise on Invertebrate Palacontology. Univ Kansas Press. Lawrence: 166-231. Campbell, S.J., and S.T. Pardede. 2005. Reef fish structure and cascading effects in response to artisanal fishing pressure. Fisheries Research 79 (2006) 75-83. COREMAP. 2012. Cerita sukses COREMAP II Kabupaten Raja Ampat. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupatn Raja Ampat, Papua Barat. De Haan, J.H. 1931. Het een en ander over de Tjilatjap’sche vloed-bosschen. Tectona, 24: 39-76. Dalam: Supriharyono. Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Raja Ampat. 2013. Pengembangan Hatchery Ikan Kerapu Mendukung Konservasi Perairan di Kabupaten Raja Ampat. Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Faulkner, D. 1979. Living Corals. Clarkson N. Potter, Inc. Publ, N.Y, 310 pp. Gomez, E.D. and A.C. Alcala, 1984. Survey of Philipine Coral Reefs Using Transect and Quadrat Technique. UNESCO Report in Marine Science. No. 21. Jones G.P., M.J. Caley and P.L. Munday, 2002. Rarity in coral reef fish communities. In P.F. Sale (eds) Coral reef fishes, dynamics and diversity in a complex ecosystem. Elsevier Science, USA. p. 81-102 Konsorsium Atlas Sumberdaya Pesisir Kabupaten Raja Ampat. 2006. Atlas Sumberdaya Pesisir Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat. Pemerintah Kabupaten Raja Ampat dan Conservation International, Papua Barat. Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman |
75
Mark, K. 1852. Zur Kritik Politischen Oekonomie. Dalam Encyclopedia Britanica, Inc., London. Marszalek, D.S. 1981. Impact of Dredging On A Subtropical Reef Community Southeast Florida USA. Proc. 4th. Int. Coral Reef Symp., Manila. 1:147153. Noor, Y. dkk. 2006. Panduan Pengenalan Mangrove Di Indonesia. Wetland International, Bogor. Sammarco, P.W. J.C. Coll, S. La Bare, and B. Willis. 1983. Competitive Strategy Of Soft Coral (Coelenterata Octocorallia): Coral Reefs 1:173-178. Sapiie, B. Naryanto, W., Adyagharini, A.C., Pamumpuni, A., Geology and Tectonic Evolution of Bird Head Region Papua, Indonesia: Implication for Hydrocarbon Exploration in the Eastern Indonesia, AAPG International Convention and Exhibition, Singapore, 16-19 September 2012. Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati Raja Ampat Tentang Kawasan Konservasi Laut Dan Pengelolaan Kepariwisataan Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil. Veron, J.E.N. 2000. Coral of The World. Australia Institute of Marine Science. Australia. Verseveldt.J. 1977. Australian Octocorallia (Coelenterata). Aust. Journal Marine Freshwater 28:171-240.
76
| Potret Sumber Daya dan Kehidupan Pulau Jefman