Pengantar E-Learning

Page 1


TIM PENULIS KELAS B Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Tahun 2015

PENGANTAR E-LEARNING DALAM DUNIA PENDIDIKAN MODERN Editor: AHMAD MAKKI HASAN

FATHINATUL UTAMMIMAH


PENGANTAR E-LEARNING DALAM DUNIA PENDIDIKAN MODERN Fathinatu Utammimah Š UIN- Maliki Press, 2015 All right reserved

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apapun, tanpa izin tertulis dari penerbit

Penulis Editor

Fathinatul Utammimah Ahmad MakkiI Hasan

Cetakan I: Oktober 2015

Diterbitkan pertama kali oleh UIN-MALIKi PRESS (Anggota IKAPI) Jalan Gajayana 50 Malang 65144 Telepon/Feksimile (0341) 573225 E-mail: admin@uinmelikipress.com http://www.uinmalikipress.com


E-Learning Sebagai Media Pembelajaran 13150074 FATHINATUL UTAMMIMAH fathiul@gmail.com

Dengan kemajuan dunia saat ini yang semakin pesat maka semua semakin berkembang. Begitupun teknologi yang semakin pesat perkembangannya. Teknologi saat ini mulai dimanfaatkan untuk proses pembelajaran. Sehingga belajar-mengajar saat ini semakin variatif dan tidak monoton dengan adanya teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Berkembangnya TIK dalam pendidikan sehingga memunculkan nama baru yang biasa disebut E-Learning. Dengan E-Learning pembelajaran dilakukan dengan media elektronik (internet) baik dalam pendidikan formal maupun informal. Penerapan E-Learning dalam pembelajaran menjadikan proses belajar mengajar lebih menarik dan tidak membosankan. Memudahkan seorang guru dan siswa untuk mengakses materimateri belajar. A. Pengertian E-Learning Istilah E-Learning memiliki definisi yang sangat luas. ELearning terdiri dari huruf e yang merupakan singkatan dari elektronic dan kata learning yang artinya pembelajaran. Dengan demikian E-Learning bisa diartikan sebagai pembelajaran dengan memanfaatkan bantuan perangkat elektronik, khususnya perangkat komputer. Fokus paling penting dalam E-Learning adalah proses belajarnya (learning) itu sendiri, dan bukan pada "e" (electronic), karena elektronik hanyalah sebagai alat bantu saja. Pelaksanaan E-Learning menggunakan bantuan audio, video, dan perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya. E-Learning juga bisa didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk dunia maya. Definisi E-Learning sendiri sebenarnya sangatlah luas bahkan sebuah portal yang menyediakan informasi tentang suatu topik dapat tercakup dalam lingkup E-Learning ini. Namun, istilah E-


Learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk membuat sebuahtransformasi proses pembelajaran yang ada di sekolah atau perguruan tinggi ke dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet.1 Beberapa ahli mencoba menguraikan pengertian e-learning menurut versinya masing-masing, diantaranya2 : • Jaya Kumar C. Koran (2002). E-Learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. • Dong (dalam Kamarga, 2002). E-Learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. • Rosenberg (2001). Menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan • Darin E. Hartley [Hartley, 2001]eLearning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain. • LearnFrame.Com dalam Glossary of eLearning Terms [Glossary, 2001]. E- Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone. E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes 1

Dr. Munir, Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2009), hlm. 169 2http://rustamwilly.blogspot.co.id/search?q, di ambil tanggal 23 September 2015, pukul 9.21 WIB


yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang memang bergerak dibidang penyediaan jasa elearning untuk umum.3 B. Perkembangan E-Learning Teknologi komputer adalah sebuah penemuan yang memungkinkanmenghadirkan beberapa atau semua bentuk stimulus sehingga pencapaian hasil pembelajaran secara optimal. Pengajar akan melakukan bentuk-bentuk stimulus yang dipergunakan sebagai media, diantaranya adalah hubungan atau interaksi antar manusia, yaitu: realitas, gambar bergerak dan gambar diam, tulisan dan suara yang direkam. Kelima bentuk stimulus ini akan membantu pembelajar dalam proses pembelajaran. Pengajar adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk merealisasikan kelima bentuk stimulus tersebut dalam bentuk pembelajaran. Namun kesulitan yang dihadapi adalah kebanyakan pengajar tidak mempunyai kemampuan untuk menghadirkan kelima stimulus itu dengan program komputer. Saat ini komputer telah banyak digunakan dalam semua sektor kehidupan manusia. Namun komputer masih saja merupakan "teknologi" yang masih mahal bagi sebagian masyarakat di Indonesia. Untuk memanfaatkan komputer sebagai sarana pembelajaran interaktif, diperlukan sejumlah perangkat keras (hardware) sebagai fasilitas pendukung. Wasantara Net dan Indo Internet serta beberapa service provider sebagai "jaringan komputer" yang ada di Indonesia, pada

3

http://nggakguna13.blogspot.co.id/2015/04/makalah-tentang-elearning.html, diambil tanggal 23 September 2015, pukul 9.26 WIB


dasarnya dapat dimanfaatkan untuk mengatasi keterbatasan infrastruktur tersebut.4 Sedangkan dalam teknologi informasi telah terjadi dan membawa perubahan dan beberapa pergeseran mendasar dan drastis dalam paradigma dunia pendidikan. Perkembangan pesat di dunia teknologi informasi khususnya internet, yang akhirnya akan mempercepat aliran ilmu pengetahuan yang dapat menembus batas-batas dimensi ruag, birokrasi, kemapanan dan waktu. Sumber ilmu pengetahuan yang selama ini dianggap terpusat pada institusi pendidikan formal konvensional, mungkin saja akan tergeser. Sumber ilmu pengetahuan akan tersebar di mana-mana dan setiap orang akan dengan mudah memperoleh pengetahuan tanpa kesulitan karena diperoleh melalui sarana internet dan media informasi lainnya. Paradigma ini dikenal sebgai distributed intelligene (distributed knowledge) dan dengan peradidma ini, tampaknya fungsi pengajar, dosen atau lembagalembaga pendidikan yang akhirnya akan beralih dari sebuah sumber ilmu pengetahuan menjadi mediator dari ilmu pengetahuan. Proses long life learning dalam dunia informal yang sifatnya lebih learning based daripada teaching based akan menjadi kunci perkembangan SDM.5 Karena ada dukungan dari pemerintah, terutama dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional menstimulasi beberapa perguruan tinggi di Indonesia untuk mulai membangun sistem pembelajarannya berbasis web. Dukungan dalam bentuk Program Hibah Kompetisi Teknologi Informasi dan Komunikasi, mendorong institusi pendidikan di negeri ini untuk mulai memanfaatkan teknologi informasi dalam proses pembelajarannya.6 4 Hujair AH. Sanaky, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2009), hlm. 173-174 5 Ibid. hlm.182 6 Ridwan Sanjaya an Marlon Leong, Mudah Membangun Web E-Learning (Tutorial Praktis), (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2008), hal. 1


E-Learning atau proses pemblajaran melalui media elektronik, terutama internet, saat ini dianggap dapat menjadi solusi pendidikan bagi peserta didik yang tidak dapat hadir secara ke setap perkuliahan, namun mempunyai niat untuk memperoleh pengetahuan ataupun keinginan untuk melanjutkan ke jenjang ang lebih tinggi. Bagi institusi pendidikan, teknologi di dalam ELarning dapat dijadikan media untuk semakin memperbaiki kualitas dalam pembelajaran jarak jauh (distance learning). Jika semula E-Learnig terkesan sebagai pembelajaran yang pasifdan hanya satu arah dari instruktur atau staf pengajar semata, setahap demi setahap hal ini mulai dirombak. Adanya fasilitas forum dan chating di dalam media E-Learning mulai merubah pandangan banyak orang akan pembelajaran melalui website yang aktif. Dukungan multimedia dan perkembangan baru di dunia web semakin membantu mewujudkan pembelajaran interaktif, meskipun tdak bertemu secara fisik. Salah satu negara tetangga, Thailand, bahkan secara rutin mengadakan Internasional Conference mengenai E-Learning yang umumnya diadakan pada bulan Agustus setiap tahunnya. Dukungan Kementrian Information and Communication Technology (Teknlogi Informasi dan Komunikasi). Thailand di dalam acara ini mampu meningkatkan jumlah pembicara dari luar negeri dan ratusan peserta dari dari berbagai bdang. Dengan adanya masukanmasukan dari berbagai pembicara, format, dan kualitas penyelenggaraan E-Learning dapat menjadi lebih tajam dan matang. Pada penyelenggaraan tahun ketiga, berbagai ide ilmiah baru muncul untuk merubah konsep pembelajaran di dalam ELearning. Jika semula E-Learning dilihat sebagai aktifitas upload dan download materi penddikan secara besar-besaran melalui media internet, saat ini dituntut untuk dapat lebih interaktif dan menekankan kolaborasi di dalam pembelajaran. Bukan sematamata aktifitas untuk menghabiskan bandwidth internet tetapi juga peningkatan kualitas pembelajaran di dalamnya.7

7

Ibid, hal. 2


C. Keunggulan E-Learning e-learning dapat dengan cepat diterima dan kemudian diadopsi adalah karena memiliki kelebihan/keunggulan sebagai berikut (Effendi, 2005) 1) Pengurangan biaya 2) Fleksibilitas. Dapat belajar kapan dan dimana saja, selama terhubung dengan intemet. 3) Personalisasi. Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan belajar mereka. 4) Standarisasi. Dengan e-learning mengatasi adanya perbedaan yang berasal dari guru, seperti: cara mengajarnya, materi dan penguasaan materi yang berbeda, sehingga memberikan standar kualitas yang lebih konsisten. 5) Efektivitas. Suatu studi oleh J.D Fletcher menunjukkan bahwa tingkat retensi dan aplikasi dari pelajaran melalui metode elearning meningkat sebanyak 25% dibandingkan pelatihan yang menggunakan cara tradisional 6) Kecepatan. Kecepatan distribusi materi pelajaran akan meningkat, karena pelajaran tersebut dapat dengan cepat disampaikan melalui internet. Sedangkan menurut ( Bates dan Wulf, 1996 ) kelebihan learning yaitu : (a) Meningkatkan interaksi pembelajar an (enchance inter activity) Pembelajaran jarak jauh online yang dirancang dan dilaksanakan secara cermat dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara siswa dengan materi pembelajaran, siswa dengan guru, dan antara siswa dengan siswa lainnya. Siswa yang terpisah dari siswa lainnya dan juga terpisah dari pengajar akan merasa lebih leluasa atau bebas mengungkapkan pendapat atau mengajukan pertanyaan karena tidak ada siswa lainnya yang secara fisik mengamatinya. (b) Mempermudah interaksi pembelajaran dimana dan kapan saja (time and placeflexibility) Siswa dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar kapan saja sesuai dengan ketersedianan waktunya dan dimanapun dia berada, karena sumber belajar


sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk di akses oleh siswa melalui online learning (kerka, 1996;Bates,L995; wulf, 1996). Begitu pula dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada pengajar begitu selesai dikerjakan, tanpa harus menungu sampai ada janji untuk bertemu dengan pengajar, dan tidak perlu menunggu sampai ada waktu luang pengajar untuk mendiskusikan hasil pelaksanaan tugas apabila dikehendaki. (c) Memiliki jangkauan yang lebih luas (potential to reoch a global audience) Pembelajaran jarakjauh online yang fleksibel dari segi waktu dan tempat, menjadikan jumlah siswa yang dapat dijangkau kegiatan pembelajaran melalui online learning semakin banyak dan terbuka secara luas bagi siapa saja yang membutuhkannya. Ruang, tempat dan waktu tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja, dimana saja, dan kapan saja, seorang dapat belajar melalui interaksinya dengan sumber belajar yang telah dikemas secara elektronik dan siap diakses melalui online learning. (d) Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities) Fasilitas yang tersedia dalam teknologi online learning dan berbagai software yang terus berkembang turut membantu mempermudah penembangan materi pembelajaran elektronik. Demikian penyempurnaan atau pemutaakhiran materi pembelajaran yang telah dikemas dapat dilakukan secara periodic dengan cara yang lebih mudah sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuannya. Disamping itu, pemutaakhiran penyajian materi pembelajaran dapat dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari siswa maupun atas hasil penilaian guru selaku penanggung jawab atau Pembina materi pembelajaran. D. Karakteristik E-Learning Dari beberapa sistem E-Learning yang dikembangkan, secara umum dapat dibagi berdasarkan sifat interaktivitas E-Learning, menjadi dua karakteristik, yaitu:


1) Sistem yang bersifat statis Untuk aplkasi sistem yang bersifat statis ini, yaitu: a. Pengguna hanya dapat men-download bahan belajar yang diperlukan b. Seorang administrator, hanya dapat meng-upload file-file materi c. Pada sisitem ini suasana belajar yang sebenarnya tak dapat dihadirkan, misalnya jalinan komunikasi d. Sistem ini cukup berguna bagi mahasiswa atau siswa yang mampu belajar otodidak dari sumber-sumber bacaan yang disediakan dalam sistem ini, baik yang berupa HTML, power point, PDF, maupun yang berupa video e. Sistem ini berfungsi untuk menunjang aktivitas pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka di kelas. 2) Sistem yang bersifat dinamis Untuk aplikasi sistem yang bersifat dinamis ini, yaitu: a. Fasilitas yang tersedia pada sistem ini lebih bervariasi, seperti forum diskusi, chat, e-mail, dll. b. Mahasiswa mampu belajar dalam lingkungan belajar yang tidak jauh beda dengan suasana di kelas perkuliahan c. Sistem E-Learning digunakan untuk membantu proses transformasi pengetahuan dengan paradigm student-centered d. Dosen aktif memberikan materi, meminta mahasiswa bertanya mengenai sesuatu yang belum dipahami dan mahasiswa dilatih beajar secara kritis dan aktif e. Sistem E-Learning dapat dikembangkan dengan menggunakan pendekatan metode belajr kolaboratif (collaborative learning) maupun belajar dari proses memecahkan problem yang disodorkan (problem-based learning).8 Selain yang di atas, karakteristik e-learning adalah sebagai berikut9: 8

Hujair AH. Sanaky, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2009), hlm. 205-206 9 Rusman, Mode-model Pembelajaran; Mengembangkan Profesioalisme Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 348


1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana guru dan siswa, sesama siswa atau bahkan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler. 2. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan jaringan komputer). 3. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learningmaterials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya. 4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajara dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer. E. Tahapan E-Learning Untuk merancangan e-learning, ada tahapan-tahapan yang perlu dilalui antara lain10: a. Analisis Kebutuhan. Dalam tahapan ini melakukan analisis apakah memang memerlukan e-learning. Pertimbangan memutuskan sistem pembelajaran konvensional menjadi sistem elearning tentu saja bukan didasarkan pada trend, ikut-ikutan teknologi internet, tetapiperlu dikaji secara matang. Untuk menjawab pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab dengan perkiraan atau dijawab berdasarkan atas saran orang lain. Sebab setiap perguruan tinggi Menentukan teknologi pembelajaran sesuai dengan kebutuhannya sendiri. Jika ada analisis kebutuhan yang merekomendasikan bahwa lembagag memerlukan E-Learning, maka langkah berikutnya melakukan studi kelayakan. b. Studi kelayakan. Dalam melakukan studi kelayakan, komponen-komponen yang dinilai adalah :

10

http://fanipermatasari.blogspot.co.id/2011/03/e-learning.html. akses tanggal 24 September 2015 pukul 09.25 WIB


• Apakah secara teknis dapat dilaksanakan. Misalnya apakah jaringan Internet bisa dipasang, apakah infrastruktur pendukungnya, seperti telepon, listrik, dan computer tersedia, apakah ada tenaga teknis yang bisa mengoperasikannya; dan sebagainya. • Anggaran biaya yang diperlukan. Bandingkan biaya untuk sistem pembelajaran konvensional dengan e-learning. Melalui elearning, biaya mendirikan bangunan kampus, buku-buku, tenaga pengajar, dan biaya operasional dapat ditekan. • Apakah dengan menerapkan e-learning secara ekonomis menguntungkan atau apakah return on investment (ROI)-nya lebih besar dari satu; dan • Apakah secara sosial penggunaan e-learning tersebut diterima oleh masyarakat. c. Rancangan materi kuliah Dalam tahapan ini menentukan rancangan materi kuliah, misalnya : • Menentukan materi apa saja yang menjadi prioritas dimasukan pada model elearning sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan • Menyusun tugas-tugas dan tes dari yang mudah hingga yang sulit didasarkan dari tujuan instruksional yang telah ditetapkan, dan sebagainya. d. Tahap Pengembangan Pengembangan e-learning bisa dilakukan dengan mengikuti perkembangan fasilitas teknologi internet yang tersedia. Hal ini terjadi karena kadang-kadang fasilitas teknologi internet tidak dilengkapi dalam waktu yang bersamaan. Begitu pula halnya dengan prototype bahan kuliah yang akan dipergunakan terus dikembangkan dan dievaluasi secara kontinue. Dalam pengembangan e-learning ini bisa dilakukan sendiri atau perlu kerjasama dengan instansi lain, misalnya perusahaan bidang perangkat lunak.


e. Pelaksanaan dan Pengujian. Prototype yang lengkap bisa dipindahkan ke jaringan internet dengan menggunakan format tertentu misalnya format HTML. Uji terhadap prototype hendaknya terus menerus dilakukan. f. Evaluasi Sebelum program dimulai, selanjutnya dilakukan percobaan dan selanjutnya dievaluasi. F. Unsur-unsur E-Learning Oetomao (dalam Patmanthara, 2006) menyatakan bahwa pembelajaran melalui internet harus mengandung beberapa unsur, antara lain : 1) Silabus berbasis web, siswa dapat mengetahui dengan pasti kurikulum yang akan diikuti selama masa pendidikannya. 2) E-mail, siswa dapat berkonsultasi secara elektronik dengan guru atau dosen. 3) Diskusi beralur, fasilitasnya melengkapi diskusi kelas biasa dengan model debat onlineyang hidup dan dapat dijalankan dengan teknologi. 4) Diskusi elektronik, peserta didik seakan dapat hadir untuk mengunjungi masing-masing peserta untuk memberikan pekerjaan rumah (PR) atau bahan diskusi untuk topik yang menarik. 5) Bahan ajar secara online, mengarah pada digitalisasi dari materi ajar yang disusun oleh pendidikan. 6) Buku nilai secara online, untuk melihat hasil belajar dan evaluasi pribadi atas prestasi. 7) Ujian berbasis komputer, dimungkinkan untuk diakses oleh para siswa bilamana telah menyelesaikan pemahaman terhadap materi dari suatu topik atau mata pelajaran yang telah ditekuninya. Beberapa potensi dari penerapan e-learning dalam pembelajaran antara lain: memberikan peluang bagi siswa untuk dapat berinteraksi dengan guru dan sesama temannya. Komunikasi dengan guru mengarah bahwa siswa dapat bertanya langsung kepada gurunya tentang materi tertentu dan


pertanyaan beserta jawaban yang diberikan guru atau dosen dapat dibaca oleh siswa yang lain. Sedangkan untuk guru sendiri potensi utama dari e-learningini membantu guru melihat perkembangan siswanya secara pribadi yang meliputi guru dapat mengetahui tentang topik apa yang dipelajari siswanya sampai berapa skor nilai yang berhasil diperoleh siswanya dalam mengerjakan soal tes setelah memahami suatu materi (Koesnanda, 2003).11 G. Kesimpulan E-Learning adalah media yang digunakan dalam proses belajar mengajar. E-Learning merupakan sebuah teknologi yang baik berupa komputer, intranet, internet, dan masih banyak lagi macamnya. Setiap teknologi pasti memiliki kelebihan dan kekurangan begitupun dengan E-Learning. Maka bagi pengajar ataupun pendidik yang menggunakan E-Learning harus menhgetahui hal itu, dan bagi pendidik harus mengetahui benar cara menggunakanaannya dalam proses belajar mengajar.

11

http://bahanbelajaronline.com/unsur-unsur-model pembelajaran-elearning/, diakses tanggal 24 September 2015, pukul 14.45


DAFTAR PUSTAKA Dr. Munir, Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2009. Hujair AH. Sanaky, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2009), hlm. 173-174 Ridwan Sanjaya an Marlon Leong, Mudah Membangun Web ELearning (Tutorial Praktis), (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2008) Rusman, Mode-model Pembelajaran; Mengembangkan Profesioalisme Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011 http://fanipermatasari.blogspot.co.id/2011/03/e-learning.html. akses tanggal 24 September 2015 pukul 09.25 WIB http://bahanbelajaronline.com/unsur-unsur-model pembelajaran-e-learning/, diakses tanggal 24 September 2015, pukul 14.45 http://rustamwilly.blogspot.co.id/search?q, di ambil tanggal 23 September 2015, pukul 9.21 WIB http://nggakguna13.blogspot.co.id/2015/04/makalah-tentange-learning.html, diambil tanggal 23 September 2015, pukul 9.26 WIB


Curriculum Vitae (CV)

DATA PRIBADI Nama: Fathinatul Utammimah Tempat, Tanggal Lahir : Gresik, 20 April 1995 Alamat : Kramat- Duduksampeyan- Gresik Alamat Email: fathinul@gmail.com Telepon: 085791520134 Jenis Kelamin: Perempuan Agama: Islam Status: Belum menikah Kesehatan: Baik Kewarganegaraan: Indonesia DATA PENDIDIKAN PENDIDIKAN FORMAL: TK : TK RA KHADIJAH 107 Kramat, 1999- 2001. MI : MI Manbaul 'Ulum As Sa'adah Kramat, 20012007. MTs: MTs Manbaul 'Ulum As Sa'adah, 2007-2010. MA : MA Sunan Drajat Paciran Lamongan, 2010-2013


Perguruan Tinggi: UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2013 sampai sekarang PENDIDIKAN NON FORMAL: Pesantren Sunan Drajat, 2010-2013. pesantren Lembaga Tinggi Luhur Malang, 2014 sampai sekarng HOBBY Membaca (Buku Motivasi, Novel) Olahraga (Renang, Bulu Tangkis).


MOTTO:

‫اجھد والتكسل والتك غافال‬ ‫فندامة العقبى لمن يتكاسل‬ Bersungguh-sungguhlah dan jangan bermalas-malasan dan jangan pula lengah, karena penyesalan itu bagi orang yang bermalas-malas. (Fajry Dzhilly)



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.