MASALAH SOSIAL PEREMPUAN
Kualitas hidup perempuan jauh tertinggal dibandingkan lakilaki. Masih sedikit perempuan yang mendapat akses dan peluang berpartisipasi dlm pembangunan nasional. Perempuan masih minim menikmati hasil pembangunan dibandingkan lakilaki. Menurut Susenas 1999, perempuan usia > 10 th yg buta huruf lbh banyak dr lakilaki
Faktor lain yg terpuruk pada perempuan adalah tingginya angka kematian ibu 42 hari pasca persalinan, penanganan yg krg baik selama kehamilan Umur usia kehamilan pertama yg kurang baik ( < 20 th atau > 35 th) ( Sinar harapan, 2003)
1.
Perempuan dalam kekuasaan dan pengambilan keputusan Dalam dunia politik dan pengambilan keputusan, perempuan belum terwakili, shg aspirasi perempuan belum tersalurkan & kebut, kepentign peremp belum sepenuhnya diperoleh Jml perempuan yg duduk di bangku legislatif mencapai 8.8 %
Jumlah perempuan yg duduk di MPR hanya 9 % UU pemilu no 12 tahun 2003, bahwa perempuan di beri 30 % calon legislatif pada pemilu 2004. Di Indonesia perempuan yg menjadi lurah hanya 2.3 % Jabatan duta besar dari 84 negara hanya 4 org Di bidang Yudikatif seperti Hakim Agung hanya ada 6 org perempuan dari 46 Hakim Agung.
Hal ini terjadi karena beberapa hal: 1. Keterbatasan kader yang berkualitas 2. SDM perempuan beleum banyak yg terjun ke dunia politik 3. Banyak lakilaki & perempuan sendiri yg kurang mendukung perempuan 4. Perempuan kurang berani menentang budaya
2
Peran perempuan Mengurus rumah tangga dianggap tugas perempuan, sehingga krg mendpt akses pekerjaan yg lain
3. Pendidikan, pekerjaan dan gaji Keterlibatan perempuan didunia kerja merpk simbul ketidakseimbangan kekuatan ekonomi perempuan Upah lakilaki lebih tinggi dari perempuan krn dianggap laki2 sbg pencari nafkah dan kepala keluarga Di dunia kerja ataupun pasar gerak perempuan lebih terbatas, krn hambatan peran sosial gender Hampir semua pekerjaan di dominasi oleh lakilaki
Kenaikan angkatan kerja bagi perempuan kurang signifikan dari tahun ketahun dibandingkan lakilaki Lakilaki lebih mudah masuk dalam berbagai sektor pekerjaan ( perinduistrian, pertambangan, transpor, dll) Dari segi upah/gaji perempuan menghadapi diskriminasi upah. Dari data Sakernas 1999, karyawan lakilaki menerima upah Rp 390 rb/bl, dan perempuan menerima Rp 275 rb/bl. Hal ini menunjukkan upah lakilaki > tinggi 42 % dr perempuan
Dari segi umur, perempuan mengalami diskriminasi gender, seperti perusahaan tekstil di Jkt perempuan boleh bekerja smp umur 45 th dan laki2 smp umur 55 th Hal ini tdk sesuai dg UU no 80 th 1957 tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi thd perempuan termasuk dalam duania kerja.
4. Kekerasan dan perkosaan Menurut yayasan Mitra Perempuan th 2001, tindak kekerasan banyak dilakukan oleh suami (69 %), mantan suami (4.81 %), kerabat dekat (8,15 %), pasangan/kekasih ( 11,1%). Meningkatnya kasus perkosaan, meningkakan kasus remaja hamil diluar nikah
Kasus kekerasan merpk kasus terbesar perempuan dan anak. Menurut YMP, perempuan yg mengalami kekerasan meningkat dari 5.4 % menjadi 6.26 % Dari kasus kekerasan perempuan, 45 % dialami oleh perempuan yg bekerja diluar rumah dan sisanya dialami oleh ibu rumah tangga. YMP juga mencatat bahwa setiap 5 jam terjadi perkosaan di Jabodetabek
HAM di Indonesia belum begitu memasyarakat HAM dianggap pandangan sekuler, sehingga byk diadakan pelatihan ttg HAM yg dikaitkan dg hukum Indonesia telah meratifikasi konvensikonvensi yang berkaitan dg HAM.
Konvensikonvensi terkait HAM bagi perempuam, yaitu: 1. Konvensi hak politik bagi perempuan dg UU no 68 thn 1958 2. Konvensi penghapusan thd segala diskriminasi terhadap peremp dg UU no 8 thn 1984 3. Konvensi ILO 100, ttg persamaan upah atas pekerjaan yg sama dg uu no 80 thn 1957 4. konvensi no. 105 ttg penghapusan kerja paksa dg UU no 19 thn 1999 5. Konvensi menentang penyiksaan thd perempuan dg UU no 5 thn 1998 6. Konvensi ILO no 138 menegenai batas minim perempuan boleh bekerja dg UU no 20 thn 1999
Pemerintah bekerja sama dg LSM utk melakukan pelatihan ttg HAM Pelatihan HAM terutama bagi perempuan utk meningklatkan kesadaran. Salah satu aspek pelatihan spt hak asasi perempuan adl hak asasi manusia dan hak perlindungan thd alat reproduksinya Hambatan penyadaran HAM: 1. Tokoh budaya 2. Tokoh agama Hal ini dikarenakan hak perempuan susdah ditentukan secara budaya dan agama.
Saat ini banyak perempuan yg bekerja dimedia elektronik spt jurnalistik, reporter dan pembaca berita dg penampilan yg menarik Hal ini digunakan bukan hanya sbg pemyampai informasi tetapi juga sebagai aspek untuk menarik konsumen
Dalam berita kriminal banyak sekali berita yg mengangkat tubuh perempuan spt perkosaan, kekerasan, pornographi. Berita ini dianggap sbg penarik isi berita lain Walaupun banyak perempuan yang menjadi reporter, pembaca berita, editor yg mengkritik isi berita, gambar yg mengekspos tubuh perempuan,namun masih ditemukan perempuan yang mengkomersilkan tubuhnya terutama artis.
Masalah anak perempuan bicarakan di konvensi Beijing, karena byk anak pr tdk mendpt haknya ( tumbang, pendidikan) Ditetapkan Kepres no. 36 th 1990 ttg Kesejahteraan anak dan diperkuat UU no 4 th 1979
Hal ini dikarenakan anak perempuan sering mendapat halhal : 1. Kekerasan pd anak 2. Pelecehan seksual 3. Tumbangnya tdk diperhatikan 4. Diekploitasi dan diperdagangkan 5. Perkawinan dibawah usia 18 th 6. Banyak anak jalanan 7. Pendidikan reproduksi yang blm terprogram bagi anak perempuan 8. Pekerja anak 9. Sunat bagi anak perempuan ( usia 7 hr5 th)
1.
2. 3. 4.
Pendidikan, bgm menciptakan perempuan yg berprestasi di akademik yg baik Bagaimana mengatasi bias gender dilingkungan kita Mengotimalkan kesehatan perempuan Bagaimana meningkatkan perempuan dilegislatif (DPR, MPR) agar aspirasi perempuan terwakili.
5.Meningkatkan pendidikan, akses ke dunia kerja dan kesehatan reproduksi 6.Mengembangkan pembangunan yg mengacu pada orientasi keseimbangan gender (gender maintreaming oriented). Hal ini dapat diukur dengan indikator pembangunan gender (IPG) yang dilihat adalah kesenjangan pencapaian pembangunan antara laki2 dan perempuan