NORMALISASI BANTARAN SUNGAI CIKAPUNDUNG
Firman Irmansyah Surya Ardhy Arief P. Putra
25209024 25209025 25209030
Dosen : Boedhi Dharma Sidi, Ir, MSA, Dr.Ing
AR 5241 Perencanaan Dinegara Berkembang
firman.ir@gmail.com
firman.ir@gmail.com
SEJARAH
Area Bantaran Sungai Cikapundung di Kawasan Tamansari semula hanyalah persawahan biasa yang diairi dengan irigasi l langsung d i sungai.i Di atas tanah dari h yang saat ini terbangun kampus satu UNISBA, dahulunya adalah sebentuk Taman Pemakaman Umum bagi warga Belanda. Belanda Di bagian utara, pada tahun 1920 dibangun taman satwa yang hingga sekarang dikenal sebagai Kebun Binatang Bandung. Diantara keduanya selanjutnya dikembangkan sebagai area pembibitan dan pertamanan yang secara ekologis g sangat g sesuai dengan g tuntutan alamiah kawasan tersebut. Jadi sebenarnya Tamansari memiliki latar belakang historis sebagai ruang terbuka yang direncanakan sebagai kawasan rekreasi dan taman botani.
Area persawahanan di sebelah barat kebun binatang dan pemandian khusus orang Belanda pada masa lalu. Sekarangg telah berubah menjadi p j permukiman padat. (sumber : KITLV)
firman.ir@gmail.com
SEJARAH
Dalam perkembangannya, perkembangannya dinamika penduduk dan letaknya yang strategis terhadap fungsi pendidikan tinggi (ITB, Unisba, Unpas dan Unpad), perdagangan dan jasa komersial (Dago dan Cihampelas) serta kawasan rekreasi Kebun Binatang Bandung mengakibatkan perubahan fungsi kawasan menjadi lingkungan perumahan kepadatan tinggi (Djoeffan,2005). Perkembangan dengan cara demikian dipercepat pula oleh pembiaran dan k tid kt ketidaktegasan d l dalam k bij k kebijakan pemerintah. firman.ir@gmail.com
LOKASI
Panjang sungai yang melintas antara Jalan Siliwangi hingga Jalan Wastukencana mencapai 2.8 Km. Saat ini sebagian besar sempadan sungai telah dipenuhi oleh rumah warga sehingga tidak menyisakan ruang bebas antara permukiman dengan badan sungai. Bahkan banyak bangunan rumah yang didirikan di atas b d air badan i dengan d membuat b k il kantilever. P Permukiman ki di kawasan k i i ini memiliki tingkat kepadatan penduduk rata�rata mencapai 529 jiwa/ha.
firman.ir@gmail.com
LOKASI
Aktifitas ekonomi warga yang dominan pada kawasan ini adalah perdagangan skala kecil dengan bayak ragam. Selain itu marak pula usaha hunian sewa (kost dan rumah kontrakan). kontrakan) Akses dalam kawasan didominasi oleh jaringan jalan yang hanya memadahi untuk pejalan kaki. Kondisi topografi yang terjal dan rapatnya hunian membentuk pola lebar jjalan yyangg sempit p ((1�2.5 meter), ), ramp p terjal j dan ggang�gang g g g yyangg bertangga�tangga. gg gg Sedangkan akses kendaraan khususnya roda empat terhenti tidak jauh setelah masuk ke dalam kawasan dan berujung mengantung, tidak membentuk loop.
firman.ir@gmail.com
firman.ir@gmail.com
ANALISIS LOKASI •Ekonomi 1.Mayoritas pendapatan utama berasal dari kosan dan i d b ld ik d pekerjaan sebagai buruh 2.Rata – rata penduduk berekonomi rendah 3.Merasa sudah memiliki tanah di wilayah tersebut 4T 4.Tempat tinggal dan tempat usaha menjadi satu i ld h j di •Sosial 1.Heterogen 2.Fungsi formal dan yang bercampur aduk 3P k 3.Perkampungan Orgainformal nik O i f l ik •Lingkungan 1.Kumuh 2.Sampah dan limbah langsung dibuang di sungai 3S 3.Sungai menjadi sangat tercemar karena menjadi daerah i j di tt k j di d h belakang 4.Ruang terbuka sedikit dan tidak termanfaatkan dengan baik
firman.ir@gmail.com
KESIMPULAN LOKASI Program normalisasi Sungai Cikapundung mencakup relokasi permukiman yang saat ini menempati tepian sungai setidaknya dalam jarak 10 meter. Mengingat kondisi permukiman eksisting yang sudah sangat padat, berarti relokasi mengarah pada pembangunan vertikal (skala midle rise). Pembangunan jalan tepi sungai seharusnya dilihat keterkaitannya dengan jaringan sirkulasi dan pola kawasan secara menyeluruh. Oleh karenanya lokasi jalan tepi sungai harus dapat dijangkau dengan mudah dari berbagai tempat dalam kawasan ini. Pembuatan jalan tembusan dari jaringan jalan permukiman ke jalan tepi sungai perlu untuk dilalukan agar jalan tersebut berfungsi secara efektif bahkan memberikan nilai tambah pada permukiman baik secara lingkungan maupun ekonomi. Membalik orientasi permukiman ke arah sungai juga diperlukan untuk keberhasilan program normalisasi bantaran Sungai Cikapundung. Dengan strategi ini area sungai menjadi lebih terkontrol. Partisipasi warga dalam pemeliharaan dan pengembangan ke depan sangat mungkin diusahakan ketika secara ekonomi, kesehatan, kenyamanan dan aspek lainnya, lainnya masyarakat merasakan benefit dari perbaikan bantaran sungai. sungai Oleh karena itu berbagai potensi sosial�ekonomi lokal harus menjadi pertimbangan penting dalam penyusunan rencana pembangunan kawasan dan dalam pembuatan kebijakan yang mengiringinya.
firman.ir@gmail.com
VISI Menjadikan daerah bantaran sungai Cikapundung dari Siliwangi sampai Pajajaran menjadi daerah yang dari Siliwangi sampai Pajajaran menjadi daerah yang sehat dan menguntungkan.
firman.ir@gmail.com
firman.ir@gmail.com
PENDANAAN
PEMERINTAH
APBN APBD
NGO
LOKAL INTERNASIONAL
DEVELOPER
KOMERSIALISASI KOMERSIALISASI
KREDIT BANK
PINJAMAN DARI BANK UNTUK MASYARAKAT
firman.ir@gmail.com
PERPUTARAN DANA
SYARAT
SUMBER DANA PROGRAM Investor, Investor PEMDA,NGO,Kredit, Komersialisasi
PROFESIONAL
Sistem, jangka waktu,bunga ringan
PROGRAM NORMALISASI PROGRAM KOMERSIALISASI Lapangan kerja, penghasilan
KREDIT MASYARAKAT SUMBER DANA PROGRAM Penghasilan h il komersialisasi dan kredit masyarakat
Stategi sosial, strategi ekonomi, strategi lingkungan, strategi g Urban desain
PENGELOLAAN Lapangan kerja,sesuai dengan kebutuhan
MASYARAKAT
NGO
PEMERINTAH
INVESTOR firman.ir@gmail.com
STRATEGI PROGRAM NORMALISASI a. b. c. d. e. a. b. c. d. e. f. a. b. c. a. b. c. d. e. f.
STRATEGI EKONOMI Pentahapan p Pembangunan g Memicu aktivitas bisnis Menigkatkan potensi lahan dengan menambahkan program yang lebih potensial Partnership publik–private‐komunal Memanfaatkan p pinggiran gg sungai g sebagi g sarana komersialisasi STRATEGI SOSIAL Fungsi eksiting tidak dirubah Menyediakan lapangan kerja Mengakomodasi g fungsi g formal dan informal Meningkatkan aktivitas publik dengan menyediakan ruang‐ruang komunal Membangun tanpa mengusir Pemberin insentif status kepemilikan STRATEGI LINGKUNGAN Normalisasi sistim utilitas kawasan Menambah ruang terbuka hijau Pengelolaan sampah dan limbah secara komunal STRATEGI DESAIN Konstruksi Masal (standar unit, konstruksi) Sungai sebagai orientasi kawasan Pengembangan mix‐used Pengadaan ruang terbuka hijau baik kawasan atau atap Pembangunan Swadaya dan berorientasi terhadap kebutuhan masyarakat Material lokal firman.ir@gmail.com
STRATEGI EKONOMI
MEMBANGUN SEBAGIAN MENJADI SARANA KOMERSIAL MEMBANGUN SEBAGIAN MENJADI SARANA KOMERSIAL Menyediakan program ruang /kebutuhan dari area komersial cihamperlas serta menyediakan sarana untuk masyarakat (tempat makan tepi sungai, supermarket dll)
SARANA KOMERSIAL DIJADIKAN SUMBER PENGHASILAN SARANA KOMERSIAL DIJADIKAN SUMBER PENGHASILAN Masyarakat dan investor mengelola bersama‐sama dari mulai program dan pengelolaan tempatnya sehingga akan terjadi komersialisasi yang sesuai dengan kebutuhan dan masyarakatnya
KEUNTUNGAN DIJADIKAN MODAL UNTUK PROGRAM SELANJUTNYA KEUNTUNGAN DIJADIKAN MODAL UNTUK PROGRAM SELANJUTNYA Keuntungan yang didapat selain penghasilan sebagian di putar kembali untuk program selanjutnya
INVESTOR
MASYARAKAT
PROGRAM PROGRAM NORMALISASI DAN KOMERSIALISASI
KEUNTUNGAN firman.ir@gmail.com
PENTAHAPAN PROGRAM ANALISIS KONTEKSTUAL ANALISIS KONTEKSTUAL
DESAIN DAN STRATEGI PENCARIAN DANA
SEGM MEN/TAHAP SELLANJUTNYA
PUBLIC HEARING
PEMBEBASAN LAHAN PEMBEBASAN LAHAN SEGMEN 1 NORMALISASI SUNGAI & PEMBANGUNAN FUNGSI EKSISTING + SARANA PENUNJANG SARANA PENUNJANG
SOSIALISASI PERAWATAN DAN PENGELOLAAN
firman.ir@gmail.com
IMPLEMENTASI Tahap 1
UNTUK MEMUDAHKAN PENGEMBANGAN, , DIUSULKAN BEBERAPA JALAN TEMBUSAN DARI JALAN TAMAN SARI DAN CIHAMPELAS PENTAHAPAN DIMULAI DARI BAGIAN SUNGAI YANG MEMPUNYAI AKSES LANGSUNG KE JALAN LANGSUNG KE JALAN DIDALAM PENTAHAPAN BUAT JUGA PENTAHAPAN DENGAN MEMBANGUN PERSEGMEN KAWAN PEMBANGUNAN JALAN PENGHUBUNG BERTUJUAN MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL MENGINTEGRASIKAN JALUR‐JALUR YANG ADA DENGAN JALUR YANG BARU PENATAAN BANGUNAN BERORIENTASI PENATAAN BANGUNAN BERORIENTASI TERHADAP RUANG TERBUKA PENERAPAN PROGRAM MIX‐USED PENATAAN RIVERFRONT SEBAGAI OREINTASI DAN SARANA KOMUNAL/SOSIAL
Tahap p3
Jembatan
Tahap 2
Jalan tembus Jalan tembus Jembatan
Tahap 3 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 1
Jembatan
T h 2 Tahap Tahap 1
Jembatan
Tahap 2
Jembatan
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 1
Jembatan
Jembatan
Tahap 2 Tahap p1 Tahap 2 Tahap 1
Jembatan
firman.ir@gmail.com
Untuk mencagah ketegangan antara program normalisasi dengan masyarakat dilakuan pentahapan pembangunan, kemudian didalamnya terdapat pula pembagian segmentasi tahap pembangunan, dengan skema ini proses pembebasan tanah dan pembangunan akan lebih mudah.
SEGMENTASI TAHAPÂ 1
firman.ir@gmail.com
PRINSIP PENGEMBANGAN RELOKASI Jalan inspeksi
Pembangunan P b Rusun 2‐4 lantai Tahap 1 segmen 1
Jumlah relokasi p penduduk persegmen tidak terlalu banyak, sehingga bisa dibangunkan rusun temporary di bawah jembatan pasupati atau di tempatkan di rusun yang tidak terlalu jauh.
PENTAHAPAN TAHAP 1
S ti segmen akan k di RTH/ public space Setiap
Tahap 1 segmen 2
bangun bertahap dengan jadwal overlap, sehingga sebagian yang telah bisa dipergunakan untuk relokasi dari tempat lainnya.
RTH/ public space
PROGRAM
Tahap 1 segmen 1
Hunian yang baru yang baru memungkin akan dipadukan dengan ruang‐ ruang komersial dan komunal pada bagian lantai dasar. Dan jumlah unit didesain sebagai unit tumbuh. firman.ir@gmail.com
Pembangunan Rusun 2‐4 lantai
Pembangunan Rusun 2‐4 lantai
Potongan eksisting
KOMERSIAL/R.KOMUNAL
KOMERSIAL/R.KOMUNAL
Potongan g Normalisasi
Future development
Utilitas &Â jalan
h i pengganti hunian ti
JJalan l inspeksi
sungai
Jalan inspeksi
h i pengganti hunian ti
Utilitas Utilit &Â jalan Future development
firman.ir@gmail.com
STRATEGI LINGKUNGAN Tempat pengolahan sampah h komunal k l Reservoir kawasan Reservoir kawasan Tempat pengolahan sampah komunal Tempat pengolahan sampah komunal Reservoir kawasan
Tempat pengolahan sampah komunal Tempat pengolahan sampah komunal Reservoir kawasan
JJalur l hijau/RTH hij /RTH Jalur air kotor firman.ir@gmail.com
PENTAHAPAN Phase 5 Phase 3 Phase 4 Phase 2 Phase 2 Phase 1
Phase 2 Phase 1 Phase 3
1 KONDISI EKSISTING 1. KONDISI EKSISTING
Phase 4
2. PEMBEBASAN LAHAN, dilakukan 2 PEMBEBASAN LAHAN dil k k persegmen, dilakukan untuk mempermudah pembebasan lahan, relokasi dan mengurangi ketengan dengan lingkungan sekitar Future Dev Future Dev
Future Dev
3. UTILITAS, Jaringan infrastruktur dibangun terlebih dahulu untuk mewadahi fungsi yang akan di tambahkan (jalan, air bersih, air kotor, listrik, tlp, dll)
Future Dev
4. PEMBANGUNAN, pembangunan bangunan rumah pengganti dibangun per segmen pula firman.ir@gmail.com dengan jadwal overlap.
ILUSTRASI DESAIN
firman.ir@gmail.com
KESIMPULAN 1. Model perencanaan berdasarkan model perencanaan berdasaknan pertimbangan sosial budaya, ekonomi dan lingkungan. 2. Pentahapan serta pemenuhan kebutuhan program‐program masyarakat menjadi salah l h satu t solusi l i pembangunan b yang meminimalisasi i i li i terjadinya t j di k t ketegangan antara t program dengan masyarakat. Keterbatasan dana juga mengawali pertimbangan pentahapan menjadi model program. 3. Proses desain yang sustainable diharuskan memikirkan kondisi kontektual kawasan dan masyarakatnya. 4. Kerjasama antara pemerintah, investor dan peran serta masyarakat serta dukungan profesional menjadi penentu keberhasilan program normalisasi sungai Cikapundung.
firman.ir@gmail.com
REFERENSI Laporan ,KantorBappedaKotaBandung. (2004‐2013).Rencana TataRuangWilayahKotaBandung. UN HABITAT, The Poor Housing In Asian Cities; LOW INCOME HOUSING: Approaches UN‐HABITAT, The Poor Housing In Asian Cities; LOW INCOME HOUSING: Approaches to help the urban poor find adequate accommodation, UNESCAP‐UN HABITAT for Asia Pasific 2008 www.bapeda.bandungkab.go.id b d b d k b id www.bandung.go.id www.wikipedia.org
firman.ir@gmail.com