AHLAN WA SAHLAN FEBRUARI 2015
Jurnal Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang
=PENGANTAR=
Pelindung : Allah SWT
BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM
ASSALAAMU'ALAIKUM WR.WB
Pengarah : - Buya H.Amhar Zein Ar-rasuli - Zulkifli, M.A
Pembina : Beni Kharisma Ar-rasuli,S.H.I.L.L.M
Berkat lahirnya kembali majalah kami edisi ke-7, puji syukur yang teramat mendalam kami haturkan kepada sang Kh aaliqul' aalam , alhamdulillaahirabbil'aalamin. Segala rahmat dan karunia bagi Allah SWT.
Ketua Umum : Wiza Novia Rahmi
Pimpinan Redaksi : Indah Al Aziz
Sekretaris : Widya Wahyuni
Bendahara : Mita Septia Ningsih
Shalawat beserta salam seraya kami
Dewan Redaksi :
hat urkan pula kepada wal iyyul
sangat erat dalam semua usaha ini.
- Andrial Putra - Ifnu Rusydi - Bonni Adrian Alva - M. Afridho Azizi - M. Iqbal - Intan Permata Legum - M. Alkhadafi
MEET YOU AGAIN DUNIA !!
Redaktur Pelaksana :
mukminiin Muhammad SAW. Dan para pemimpin-pemimpin kami yang telah memberi do'a serta dukungan yang
Teeeeeeeeeeeeeeet, nompang ngeksis yaa !! BTW apa kabarnya nih? Sudah l a m a ki t a t ak b e rj a b at a ng i n ,
- Mela Wati - Hadiatul Husna - Khairunnisa - Latania Fizikri
Fotografer : Murni Utami
menghadirkan informasi, cerita-cerita
Desain Visual :
hangat ala anak Tarbiyah, gossip panas,
- Rafika Ridha Izzati - Ghulam Ath-thahirah
dan intens-intens padiah lainnya ( woeesss.). Rasanya, semakin mencekik si rindu tuk kembali menemui para pembaca sekalian . Sudah lama tak jumpa, serasa jantung ditembus badak bercula ( hhaaaadeeeeew, sakitnyaa tu di siiniiii !). Hmm, kalau kalian sedang
Reporter : - Miftahun Musthapa - Fakhriza Valefi - Azizatul Hikmah - Anesty - Ummu Fitrah Widya Rahman - Nadia Rahma Dilla - Silvia Fayamita - Afriyul Zikri - Nivki Hardi
memacik majalah ini, berarti majalahnyo
Pembina dan Ikhwan JUSTIC
Akhawat JUSTIC
LIPUTAN UTAMA Jurnal Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang
FEBRUARI 2015
M
adrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Canduang kembali mendapat peran terbaik pada libur semester kemarin, yaitu menjadi tuan rumah pada acara Latihan Kepemimpinan Santri (LKS) se-Sumatera Barat dari tanggal 25-30 Desember 2014 yang diadakan oleh Asosiasi Mahasiswa ar-Rasuli dari Padang, Sumatera Barat. Berbagai persiapan pun mulai dilakukan, mulai dari tingkat pimpinan MTI Candung dan panitia Organisasi Santri Tarbiyah Islamiyah (OSTI) serta pengelola yaitu dari Asosiasi Mahasiswa ar-Rasuli (AMR) beberapa hari jelang kegiatan dimulai. Dari pimpinan atau madrasah menyiapkan dana sebesar Rp 37.500.000,yang akan dialokasikan untuk kegiatan LKS ini. Berdasarkan wawancara JUSTIC dengan salah satu panitia bidang acara, Aisyah, bahwa jumlah peserta adalah sebanyak 54 orang yang sebagian besar berasal dari MTI Candung sendiri. . "Jumlah peserta 54 orang, 34 orang peserta laki-laki dan 20 orang peserta perempuan". Dari 50 undangan, 11 undangan disebarkan oleh panitia bidang Humas dan 39 undangan lainnya disebarkan oleh pengelola. Madrasah yang hadir yaitu Miftahul Ulumi Syar'iyyah (MUS) Canduang, Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Yati Kamang, Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Tarusan Kamang Mudiak, Ashabul Yamin, Pondok Pesantren Sabilul Jannah Pesisir Selatan, Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Tanjung Barulak, PPTI Malalo dari 50 undangan yang telah disebarkan”, ujar salah seorang panitia acara bidang Humas, Hayatul Azkami . Tema yang diangkatkan pada LKS kali ini adalah “Reinternalisasi Nilai – Nilai Ketarbiyahan dalam Membentuk Santri yang Berkarakter” . T ema ini merupakan hasil musyawarah pihak pengelola LKS yang kemudian diajukan dan disetujui oleh pihak MTI Candung selaku tuan rumah dengan memandang kondisi Tarbiyah di masa kini dan yang akan datang. Pihak pengelola menargetkan tema tersebut agar dapat membentuk santri yang berkarakter, visioner, berdialegtik (berfikir analitis dan berlogika ) dalam musyawarah ataupun diskusi, selalu bermuzakarah dan bersikap moderat. Menciptakan semangat bersama untuk memajukan Tarbiyah secara bersama dengan mempersiapkan generasi muda dan dengan melihat keadaan Tarbiyah yang tidak membuming. Salah satu di antara sekian faktor yang tidak terlihat dalam kondisi Tarbiyah kali ini adalah kurangnya kerja sama orang-orang Tarbiyah tentang bagaimana mengangkat lebih tinggi derajat tarbiyah islamiyah di masyarakat. Hal ini diungkapkan oleh MOT (Master Of Training) LKS, Andi Markoni Tanjuang.
Kegiatan LKS dimulai dengan melakukan Screaning kepada para peserta yang telah mengisi formulir biodata . screaning ini ditangani langsung oleh para instruktur hingga kemudian dilanjutkan dengan interview oleh para MOT. Jeda sekitar satu jam, para peserta melanjutkan kegiatannya ke lokal yang telah disediakan. Yaitu melaksanakan ta'aruf satu sama lain sekaligus mengenal apa itu LKS. Pengalokasian tempat penginapan, sarana prasarana betul-betul matang dipersiapkan oleh pihak panitia. Dengan menempati ruangan kelas D-1 untuk peserta dan panitia perempuan, lokal B-9 untuk peserta laki-laki, lokal C-4 untuk instruktur dan C-3 untuk rungan panitia. Bukan hanya itu saja, konsumsi para peserta dan seluruh pengelola LKS sesuai dengan jam makan dan porsinya.
Di malam terakhir acara, diadakan acara makan bersama di Auditorium MTI Candung yang di hadiri oleh seluruh tim pengelola dan peserta LKS. Tak lupa Kepala MTI tk MA Zulkifli,M.A juga sempat hadir. Pada malam terakhir inilah seluruh tim pengelola memperkenalkan diri dan memberikan penobatan kepada masing-masing panitia. ” I ns y a A l l a h p i h ak M a d r a sa h a k a n mengadakan LKS kembali pada bulan Mei 2015, asalkan demi kemajuan MTI, pihak madrasah akan siap membiayainya” ujar Zulkifli,M.A.
Pada (30/12) merupakan agenda terakhir yaitu berupa penutupan LKS se-Sumbar yang resmi ditutup oleh Zulfikar selaku ketua AMR. Harapan tim pengelola pada LKS kali ini adalah “semoga generasi muda santri Pembukaan acara dilansungkan pada Jumat Tarbiyah Islamiyah bisa bersatu dengan jelang sore di Auditorium MTI Candung yang semangat bersama untuk memikirkan apa dihadiri langsung oleh Camat Canduang yang terbaik bagi Tarbiyah Islamiyah sesuai Indra,S.Sos,M.Ap, Ketua Ikatan Pemuda visi dan misinya dan juga mempersiapkan diri Tarbiyah Islamiyah (IPTI) Sumatera Barat seorang santri itu untuk menghadapi masa Andri Chaniago,S.Pd.I, Pimpinan Madrasah depan yang lebih baik dan tetap beri'tiqad yang diwakili oleh Kepala MTI tk MA Aswaja (AhlussunhWal Jama'ah)”. Zulkifli,M.A, Ketua Asosiasi Mahasiswa arRasuli Zulfikar serta Ketua Panitia Kegiatan Dari LKS inilah para peserta mendapat rasa LKS Hari Devidra Sulaiman. silaturrahmi yang erat, membentuk pribadi menjadi pemimpin yang lebih berkarakter dan Selama empat hari berlangsung, peserta berkualitas, serta menambah pengetahuan dan mendapat materi yang berbeda di antaranya : memperluas wawasan. Terkhusus panitia, Ketarbiyahan I, Ketarbiyahan II, Ketauhidan, mereka mengetahui bagaimana caranya Kepemimpinan, Manajemen, Keorganisasian, berinteraksi dengan orang-orang yang belum Potensi diri, dan AMT (Achiement Motivation pernah bertemu (asing) dari mereka, Of Training) dengan skor waktu masing- memberikan pengajaran kepada panitia masingnya. Tentunya di setiap materi yang mengenai bagaimana berorganisasi dengan disampaikan pemateri sejalan pula dengan tema sesama, contohnya forum rapat dan masih LKS tersebut. banyak lagi pelajaran yang dapat dipetik dari sebuah acara yang bernama LKS. | Melawati
LIPUTAN KHUSUS FEBRUARI 2015
Jurnal Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang
SEULAS KISAH PEMBANGUNAN RUSUNAWA
Tampak tukang sedang bekerja beberapa hari pasca peletakan batu pertama
“Rusunawa” yang merupakan bantuan dari Kemenpera (Kementrian Perumahan Rakyat) telah berjalan pembangunannya lebih kurang 5 bulan terakhir di Kenagarian Pakan Kamis yang akan diperuntukkan sebagai asrama putra MTI Candung. Hal tersebut berawal dari usaha MTI Candung yang mengantar proposal setiap ada kesempatan, awalnya MTI Candung mengantar proposal pada tahun 2012, namun hal tersebut tidak digubris dan pada tahun 2013 MTI Candung mencoba mengirim proposal kembali dan baru ditanggapi oleh Kemenpera, sehingga pada Februari 2014 barulah dipastikan rencana pembangunan Rusunawa. Hingga saat ini (januari 2015), pembangunan Rusunawa telah siap 85% di mana bagian pintu, jendela bahkan atap sudah terpasang seluruhnya. Sedangkan 15% yang tersisa adalah tahap finishing berupa merapikan tiang, bersih-bersih bangunan serta lingkungan, sehingga sampai saat ini telah terjadi pengurangan tenaga kerja dari yang semula berjumlah 20 orang. Pasca peletakan batu pertama yang dilakukan secara resmi pada 12 Agustus 2014 lalu, pendirian bangunan dimulai pengerjaannya pada 4 Agustus 2014 dan ditargetkan selesai pada 4 Februari 2015. Namun karena terkendala beberapa hal beru pa cuaca serta pengerjaan yang sempat terhenti karena Ramadhan, maka Kemenpera memberikan SAMBUNGAN DARI HAL 3 waktu, dan toleransi penambahan penyelesaian total yang ditargetkan akhirnya adalah pada 24 Februari 2015, sehingga bila pembangunan belum juga selesai secara optimal pada waktu yang ditentukan, maka pemborong tersebut akan dijatuhi penalti sejumlah hari yang berlebih dari hari yang ditetapkan.
“Sebelum digunakan nantinya, Rusunawa tersebut akan digunakan setelah serah terima secara simbolis serta setelah masa jaminan bangunan selesai, dan rencananya serah terima akan dilakukan di satu tempat yang disepakati nantinya untuk sekaligus dengan 6 Rusunawa yang dibangun, yaitu 5 Rusunawa bertempat di Agam Timur dan 1 di Agam Barat, di antaranya yaitu MTI Candung, MTI Pasia, Diniyah Pasia, dll. Akan tetapi hal tersebut belum dapat dipastikan”, sesuai tuturan Nazif,S.Ag selaku Kepala TU (Tata Usaha) MTI Candung. Kendati demikian, dari unsur pimpinan yang diwakili oleh M. Nazif,S.Ag justru mengungkapkan bahwa “siap atau tidak siap serah terima, namun bangunan sudah bisa dimanfaatkan, maka bangunan Rusunawa akan langsung digunakan sebagai tempat tinggal bagi santri baru yang putra nantinya, tanpa harus menunggu selesainya acara serah terima bangunan dengan Kemenpera”. Rencana dari pihak sekolah, a s ra m a b ar u t e rs e b ut h a ny a l ah diperuntukkan kepada santri baru saja dengan menunjuk salah seorang pembina baru disertai akan dilakukannya penyeleksian terhadap santri-santri dari asrama putra yang lama yang layak untuk dipindahkan ke asrama baru (Rususnawa). Hal ini dilakukan dengan tujuan “merubah tradisi”, artinya agar membentuk kedisiplinan-kedisiplinan baru secara menyeluruh, walaupun begitu, seandainya santri dari asrama putra yang lama ada yang akan pindah ke Rusunawa maka mau tak mau mereka juga harus tunduk pada aturan yang berlaku tanpa merusak kembali aturan-aturan tersebut. Bangunan Rusunawa yang pendanaannya merupakan bantuan dari Kemenpera tersebut dapat menampung total 102 orang dengan konstruksi bangunan 3 lantai, di setiap satu lantai terdiri dari 1 buah kamar dengan kapasitas 17 tempat tidur bertingkat sehingga dimuat oleh 34 orang untuk setiap 1 kamar. Tidak hanya dari bangunan, untuk pemasangan listrik awal, juga merupakan dana bantuan dari Kemenpera, namun walau begitu ternyata untuk pendirian pagar di sekitar bangunan, penimbunan lahan serta gali sumur merupakan dana yang berasal dari Wakaf para Alumni dan Masyarakat senilai kurang lebih Rp 151.000.000,-.
Sebelumnya, pembangunan Asrama Putra telah direncanakan oleh pihak sekolah dengan design bangunan sendiri karena kebutuhan Asrama Putra yang tinggi dan jumlah santri yang selalu bertambah pesat setiap tahunnya, sehingga kemudian datang bantuan dari Kemenpera untuk mendirikan Rusunawa walaupun dengan ukuran kecil. Beberapa orang serta di antara sedikit alumni merasa tidak yakin dengan kabar akan didirikannya Rusunawa beberapa bulan yang lalu, bahkan sebuah kalimat pernah terlontar dari mulut alumni yang bunyinya “Kalau tidak ada bantuan dari pemerintah, MTI tidak akan membangun”. Menanggapi hal tersebut Nazif,s.Ag mengatakan “ketidak yakinan para alumni kepada pihak sekolah adalah karena m ereka telah menempu h pengalaman dan keadaan yang semacam itu semenjak dulu”. Sehubungan dengan pendirian Rusunawa, bila pembangunan telah selesai secara menyeluruh, maka rencananya asrama putra yang lama (asrama 1) sebagai cikal bakal asrama putra di MTI Candung akan direnovasi dengan bentuk bangunan seperti bangunan asli dahulunya. | Indah Al Aziz
SEPENGGAL SYAIR 'AFWAN BUNDA Oleh: Wiza Novia Rahmi Saling menyahut burung bersiul Melepas mentari menyambut malam Tak lagi mempedulikan Sang Pelangi Terlarut dalam dunia yang dimegahkan Bunda gamang, gadisnya pun terhempas dalam riak gelombang 'afwan Bunda... Jemari yang selalu memunajatkan doa Dengan lirih, harapkan gadis tak tertindih Tak jemu dan tak ragu Gadis pun menangis 'afwan Bunda Kasih sayang yang tak pernah berakhir Besarnya cinta yang tak bisa diukir Namun, amat banyak kekecewaan yang diberikan anak gadisnya Terlalu banyak sikap dan tindak pengundang air mata Bunda Ya Allah... Ampuni gadis itu Limpahkan kasihnya untuk Bunda Haturkan sayang Bunda untuknya Senantiasakan keduanya dalam rahmat-Mu
LIPUTAN KHUSUS Jurnal Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang
M
TI Candung membutuhkan ruangan belajar baru untuk menghadapi tahun pelajaran 2015-2016. Ruangan belajar baru, dibangun pada lantai dua “gedung D”, yang terletak di komplek asrama putri. Ruangan belajar dibangun atas dasar inventarisasi kebutuhan madrasah dalam menyambut tahun ajaran baru. Hasil inventarisasi tersebut, menyatakan bahwa ruangan belajar tidak seimbang antara jumlah santri baru dengan lokal yang tersedia. Diasumsikan untuk tahun ajaran ini, jumlah santri baru meningkat sebesar 2,5% dari tahun lalu. Hal ini ditandai dengan kematangan dari panitia PSB (Penerimaan Santri Baru), baik dalam bentuk promosi melalui media maupun promosi langsung ke sekolah-sekolah. Kehadiran ruangan belajar baru, dapat memfasilitasi kebutuhan madrasah dalam menerima santri baru pada tahun berikutnya. Pembangunan ini dilaksanakan sejak tahun 2009 sampai sekarang. Jika pelaksanaan itu dimulai pada tahun 2009, maka dana yang dihabiskan sangat besar. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pelaksanaan tersebut menelan biaya Rp. 610.000.000,- (enam ratus sepuluh juta rupiah). Di tahun 2009, kehadiran menteri sosial (Bakhtiar Khamsah) dengan membawa uang sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) memotivasi gerakan pembangunan “gedung D” tersebut. Diiringi dengan kehadiran menteri agama (Surya Dharma Ali) pada tahun 2012, proses pembangunan dapat dilanjutkan kembali, karena dibantu dengan uang sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah). Alasannya, bantuan dengan jumlah Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dari menteri sosial, hanya sanggup menyelesaikan 5 tiang induk gedung tersebut. Sementara, pembangunan terhenti sampai kehadiran menteri agama. Pasca kehadirannya, bantuan yang diserahkan dapat membangun sampai menyelesaikan 2 unit ruangan belajar ditambah dengan 1 unit toilet. Dukungan pembiayaan dari kedua menteri tersebut, dapat merangsang alumni dan pihak lembaga melanjutkan pembangunan ruangan belajar berikutnya. Sehingga sampai saat sekarang MTI Canduang telah memiliki 4 unit ruangan belajar ditambah dengan 2 unit toilet di gedung “D”. Menurut Zulkifli, M.A. (Ka. MAS-TI Candung), “penyelesaian pembangunan 4 unit ruangan belajar ditambah 2 unit toilet, juga dengan memanfaatkan dana sumbangan pembangunan dari santri. bantuan yang diberikan oleh Mensos pada tahun 2009 adalah senilai Rp 50.000.000,- dan dana tersebut sanggup menyelesaikan 5 buah tiang utama, setelah itu MTI Candung juga mendapat bantuan dari Menag pada
FEBRUARI 2015
tahun 2012 senilai Rp 300.000.000,- dan telah sanggup menyelesaikan berupa 2 buah ruangan belajar dan 1 unit toilet. Lalu pembangunan terus berlanjut dilakukan hingga saat sekarang ini (Januari 2015) yaitu dengan menambah 2 ruangan belajar lagi di lantai 2 bangunan tersebut, dan untuk pendanaannya telah menghabiskan lebih kurang Rp 260.000.000,- yang diambil dari dana uang pembangunan santri yang dibayar setiap tahunnya”. Begitu yang diungkapkan oleh Zulkifli M.A selaku kepala MTI Candung tk. MA. Target selanjutnya di lokasi tersebut akan diselesaikan 12 ruangan belajar dengankontruksi bangunan 4 lantai. dan bila pembangunan tersebut telah selesai, ditargetkan juga akan terjadi pemisahan lokal putra dengan putri. hal tersebut senada dengan penuturan Zulkifli, MA “Kalau memang pembangunan yang diharapkan itu tercapai apa salahnya kalau kita pisahkan santriwan dengan santriwati dalam hal lokal belajarnya???”. Dan sekedar pemberitahuan kepada Sobat JUSTIC lokal baru yang ditambah tersebut telah dipastikan akan digunakan untuk tahun ajaran baru mendatang (2015/2016) bagi santri baru. | Indah Al Aziz
SEKUNTUM KATA SEBERSIT HARAPAN UNTUK AKHAWAT Oleh: Lira Yanti (VI-1) Ukhti, Pandanganlah mereka yang jauh di sudut kota bising ini Lihatlah ukhti! D i l ua r s an a m e re k a y an g membutuhkanmu Miris sekali, di luar sana Mereka kedinginan Mereka kelaparan Mereka kesakitan Mereka tertekan Mereka tertindas Si bejat ada dimana-mana Mereka..saudara kita, kita adalah keluarga Kita diciptakan sama, hanya saja kita Sedikit lebih beruntung dari mereka Pantaskah kita mengabaikan mereka Dengan keberuntungan kecil ini?? Yaa ukhti fillaah Hati akan merintih Dimana nurani kita?? Relakah kita hanya menyaksikan
luka mereka di pojok sana?? Penindasan, pemerkosaan, pembunuhan Keji sekali Saudara kita mati sia-sia Ukhtii.. Engkau ialah salah satu dari bintang yang mereka butuhkan Tetaplah bersinar meski mentari meremehkanmu Meski bintang lain enggan menyinari Sinarilah mereka, mereka pun pasti sudah muakHanya berpura-pura tegar sambil menunggu pahlawan sepertimu Bukakanlah satu pintu Agar mereka tak lagi merasakan kepedihan dan Kegelapan yang berkepanjang Lanjutkan perjuangan ini ukhti, Perjalanan masih panjang Dan perjuangan baru dimulai.
LIPUTAN KHUSUS FEBRUARI 2015
Jurnal Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang
MADRASAH TARBIYAH ISLAMIYAH CANDUNG oleh: Zulkifli, MA Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Candung merypakan institusi pendidikan Islam di Minangkabau. Di masa awal, MTI Candung (1928) hadir dalam bentuk pendidikan s ur a u ya ng d i k e n a l S u r a u Canduan g (19 08) . G era ka n modernisasi di awal abad ke-20 yang begitu massif, membuka ruang bagi Syekh Sulaiman Arrasuli (Inyiak Canduang) untuk menentuka pilihan-pilihan baru. Keterbukaan ruang tersebut, mengukuhkan hatinya untuk melakukan pergeseran sistem penyelenggaraan pendidikan. Sistem pendidikan surau-halaqah menjadi sistem madrasah-klasikal. Hal ini, tidak menciptakan suat pergeseran pada konten pendidikan, seperti Inyiak Canduang tetap mempertahankan konten kitab kuning. Alasannya, perkembangan Islam di Indonesia diwarnai dengan pemikiran-pemikiran Islam abad p e r t e n g a h a n y a n g ditransformasikan melalui kitab kuning tersebut. Alasan yang sama, eksistensi pemikiran Islam yang berkembang melalui kitab kuning merata terjadi di Indonesia, sehingga ketika terjadi suatu pe rg ese r an, ter ja di dam p a k kekisruhan di tengah-tengah masyarakat. Analoginya adalah ketika al-Qur'an dibukukan di masa Abu Bakar dan Umar bin Khattab denganbermacam qira'at, menyebabkan justifikasi tentang kebenaran qira'at suatu kaum bagi kaum lainnya. Dengan demikian, Usman bin Affan memerintahkan agar al-Qur'an ditulis dalam satu qira'at, sehingga umat Islam tidak terpecah belah. Hal ini menjelaskan bahwa prinsip dasar Iny iak C a nd ua n g m e ndi r ik a n M T I Canduang dengan mempertahankan
konten pendidikan, agar tercipta ukhwah Islamiyah dan kesatuan di tengah-tengah bangsa ini. Atua istilah yang lebih mendekati adalah moderat-konservatif. “Teroeskan Membina Tarbijah Islamijah ini, Sesoeai dengan Peladjaran jang Koe Berikan”. Kalimat ini – paling tidak – mengantarkan para penerus jejak Inyiak Canduang dalam mengembangkan pendidikan di lembaga MTI Canduang. Pengembangan dilakukan dengan tetap mempertahankan khazanah intelektual muslim tersebut (baca: kitab kuning) yang dibarengi dengan melaksanakan kegiatan rasionalisasi terhadap ajaran Islam (baca: penelitian terhadap hukumhukum yang ditetapkan melalui ijtihad dengan memanfaatkan laboratorium Fisika, Biologi, Kimia, dan lab. IPA di tingkat Tsanawiyah). Di sisi yang sama, kegiatan pengembangan pendidikan umum dilaksanakan dengan berbasis kepada al-Qur'an dan al-Hadits. Dalam arti bahwa tenaga pendidik pada kajian umum m e m f o r m u l a s i k a n pembelajarannya dengan memaknai ajaran-ajaran Islam yang terkait dengan pembahasan mereka. Di samping hal yang disebutkan, pembelajaran di MTI Canduang menawarkan tentang keterampilan-keterampilan yang pada akhirnya lulusannya tidak “ gamang” dengan kehidupan duniawi. Tegasnya, penyelenggaraan pendidikan di MTI Canduang berorientasi untuk mewujudkan intelektual muda muslim yang tafaqquh fi al-din. Atau dengan memanfaatkan kalimat sederhana “melahirkan
kaum sarungan yang intelektual, sekaligus kaum intelektual yang sarungan”. Kata “ sarungan ” mengindikasikan bahwa lulusan MTI Canduang memiliki akhlakul karimah, akidah yang kokoh, dan menjalankan syari'at Islam dengan sempurna. Sementara itu, kata “intelektual” mengindikasikan bahwa lulusan MTI Canduang memiliki kemampuan analisis yang tajam terhadap berbagai fenomena sosial yang berkembang di tengah masyarakat, dan serta mumpuni memberikan alternatif jawaban yang trebaik bagi masyarakat itu sendiri. Dalam rangka mewujudkan mimpi di atas, pembelajaran di MTI Canduang diproyeksikan melalui pr o se s pe m be l aj a r an y a n g ber nuansa muzakarah d an dialogis. Dua nuansa ini pada akhirnya membelajarkan tenaga pendidik dan peserta didik untuk selalu aktif, kreatif, inovatif, dan se lalu me ngah argai a n ta r sesama. Nuansa pembelajaran ini tentu saja menuntut keahlian dan kepiawaian tenaga pendidik di MTI Canduang. Tuntutan tersebut selalu direspon dengan selalu membina dan mendampingi kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh tenaga pendidik melalui alat Audio Visual Online Supervition (AVOS) di masingmasing ruang belajar. Intinya, setiap fasilitas pembelajaran selalu ditingkatkan. Di sisi yang sama, tenaga pendidik yang mengembangkan pembelajaran di MTI Canduang terdiri dari lulusan dunia pesantern, strata satu (S1), strata dua (S2), dan strata tiga (S3).
INTRIK (INFORMASI HANGAT & MENARIK) Jurnal Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang
FEBRUARI 2015
JUSTIC adakan Bedah Film dari Novel Fenomenal Nusantara Sulaiman Ar-rasuli Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk itu diputarkan setelah pembacaan sinopsis terlebih dahulu oleh Andrial Putra, yang pada periode 2013/2014 menjabat sebagai Pimpinan Redaksi JUSTIC. Film ini diputarkan dan disaksikan dengan segenap antusias penonton. Menyaksikan kisah yang menurut novelnya bisa mengundang air mata akan lika-liku perjuangan kisah Zainuddin dan Hayati itu.
JUSTIC (Jurnal Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang) adakan bedah film yang diangkatkan dari novel fenomenal Nusantara. Yaitu Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk karangan Buya Hamka dengan 2 sesi bertempat di Auditorium MTI Candung, Agam, Sumatera Barat. Sesi pertama berlansung pada hari Selasa (06/01). Sesi ini dimulai pukul 20.00 WIB. Sebelumnya, santri-santri yang akan mengikuti bedah film mendaftarkan diri terlebih dahulu. Acara ini di handle oleh kru JUSTIC dan juga atas sumbangsih dari teman-teman para kru. Dalam pemutaran film ini, para santri diminta ikut berpartisipasi menyumbangkan uang sebesar Rp 3000,00/orang yang dibayarkan kepada panitia. Dalam partisipasi tersebut, JUSTIC juga suguhi air minum dan permen bagi para santri.
Sesi kedua film ini diputarkan pada hari Kamis malam, (08/01) yang juga didampingi beberapa kru JUSTIC. Bedah Film sesi kali ini memiliki banyak peminat dibanding sesi pertama, bahkan santri yang telah ikut serta pada sesi pertama pun ikut berpartisipasi kembali pada sesi kedua ini. Terlebih setelah ajakan langsung dari pembina JUSTIC sendiri, “Film ini saya hadirkan dihadapan seluruh santri yang berminat karna menurut saya film ini memang layak dihantarkan untuk disaksikan, termasuk oleh santri. Kita bisa ambil pelajaran mengenai adat dan budaya Minangkabau dahulu berkembang dan mendarah daging. Film ini juga mengandung unsur sastra yang amat tinggi jika teman-teman semua nikmati dengan tenang” tuturnya. Dari segi financial yang diperoleh, Beni Kharisma kembali berujar “uang sumbangan yang terkumpul seluruhnya, insyaallah akan dibelikan mesin printer untuk Organisasi JUSTIC. Namun, sumbangan yang diperoleh pada sesi pertama Rp 396.500,(termasuk pengeluaran beli air minum santri) dan sesi kedua Rp 90.000,-. | Khairunnisa’
Menurut penuturan Beni Kharisma Arrasuli,S.H.I,LLM, selaku pembina JUSTIC "kontribusi yang teman-teman berikan saat ini bukanlah untuk membayar agar film ini diputarkan atau beranggapan untuk karcis menonton film, hal ini semata-mata hanya untuk kelangsungan operasional organisasi JUSTIC yang ada di MTI Candung ini. Baik periode sekarang maupun periode mendatang.” Tepatnya pukul 21.17 WIB, di Auditorium Syekh
sebagian kru (kanan ke kiri : Wiza, Widya, Mela, Hadia, Mimi, Icha, Mita)
COSMOS(CONSULTASI DAN MOTIVASI) FEBRUARI 2015
Jurnal Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang
MTI CANDUNG MENGALAMI PERUBAHAN: TERUTAMA PENGEMBANGAN DIRI
masalah rambut seperti : rambut rontok, ketombean, bercabang, kering, and many others, hal ini banyak membuat akhwat tidak nyaman
Dengan perubahan seperti ini, santri
kan!? nah, saya akan memberikan beberapa tips
tidak lagi dapat berkeliaran di luar
untuk akhwat berjilbab agar rambut tetap sehat …
madrasah karena masih adanya PBM yang harus mereka ikuti.
1. Rambut dalam keadaan kering Sebelum akhwat
mengenakan jilbab
k e g i a t a n
usahakan rambut dalam keadaan kering, karena
pe n ge m ba ng an d ir i i ni, p iha k
rambut yang lembab atau basah kemudian ditutup
madrasahjuga sudah membentuk
dengan jilbab, maka akan menyebabkan beberapa
sekelompok petugas piket yang
efek buruk seperti gatal-gatal, ketombe dan kulit
beranggotakan dari majelis guru, yang
kepala lembab sehingga menyebabkan rambut
berkisar antara 8 s/d 10 orang. Petugas
mudah rontok.
D a l a m
yang dijadwalkan pada hari Rabu akan diikut sertakan dalam mengawasi santri pada kegiatan-kegiatan tersebut.
2. Mencuci rambut Usahakan mencuci rambut minimal 3 kali dalam seminggu, mencuci rambut terlalu sering
Perubahan jadwal tersebut
juga berdampak buruk yaitu menimbulkan
merupakan bentuk uji coba yang
endapan di kulit kepala dahilangnya minyak alami
dikeluarkan pihak madrasah untuk
yang dihasilkan kulit kepala sehingga rambut
tahun ini ke depan, dan sudah
kering kerontang. Jarang mencuci rambut lebih
diberlakukan semenjak rabu (21/01)
bahaya lagi ni akhwat, karena rambut yang
lalu. Jika dengan cara ini permasalahan
tertutup seharian akan n akan menjadi ketombe.
itu dapat teratasi, maka pihak madrasah
Ieuwhh, so pasti akhwat gak mau kan !?
akan memberlakukannya sampai masa selanjutnya. | Mita Septia Ningsih
3. Mengikat rambut D al a m m e n g i k a t r am b u t j a n g a n mengikatnya terlalu kencang, apalagi bagi akhwat
Cara Merawat Rambut untuk Wanita Berjilbab
yang berambut panjang, mengikat rambut terlalu
oleh: Novi Yuspita Sari (VI-1)
karena ketika ikat rambut terlalu kencang, akar-
kencang membuat rambut rapuh dan mudah patah,
akar rambut akan tertarik dan hal itu juga bisa Hei sobat JUSTIC…kali ini saya ingin berbagi khususnya kepada akhwat semua…
membuat sakit kepala. 4. Istirahatkan rambut Setelah diikat dan ditutup jilbab seharian, setelah
Rambut adalah mahkota dan hiasan
beraktifitas sebaiknya lepaskan ikat rambut atau
terindah bagi kaum hawa, karena itu kita
jepit rambut akhwat, biarkan ia terurai, rambut
haruslah bersyukur dengan nikmat rambut
kita juga butuh istirahat keles.
itu, salah satunya dengan merawatnya agar
5.Konsumsi makanan rendah lemak
rambut sehat dan berkilau…setiap wanita
Selain perawatan rambut dari luar, rambut juga
mendambakan rambut yang indah, bukankah
perlu dirawat dari dalam yakninya dengan
begitu akhwat ? :D
mengkonsumsi makanan rendah lemak yang kaya
Bagi wanita berjilbab dibutuhkan perawatan ekstra untuk rambut, banyak saya temukan keluhan dari para akhwat mengenai
protein dan vitamin serta zat besi yang memberikan nutrisi rambut secara alami. Nah mungkin sekian dulu yang bisa saya sharing kepada akhwat seputar perawatan untuk
JUSTIC @JUSTICandung justic.or.id
rambut berjilbab, semoga tulisan yang sedikit ini bisa bermanfaat untuk akhwat semua… :D
INTRIK (INFORMASI HANGAT & MENARIK) Jurnal Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang
FEBRUARI 2015
PENDAFTARAN SUDAH DIBUKA “Tahun ini penerimaan murid baru di Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Canduang berbeda dengan tahun sebelumnya� ujar Aldri, S.Ag (ketua penerimaan santri baru). Tahun lalu penerimaan murid baru hanya dilakukan satu gelombang, murid tersebut langsung datang ke MTI Canduang untuk mendaftar dan diwawancarai oleh panitia penerimaan murid baru. Tetapi pada tahun ini penerimaan murid baru dilakukan dengan dua gelombang, murid tersebut bisa langsung datang ke MTI Canduang dan bisa juga mendaftar via Online. Pendaftaran tahun ini sudah dibuka dan ada dua gelombang. Gelombang pertama (2 Januari s/d 5 Maret 2015), tes tertulis/wawancara gelombang pertama (6 s/d 7 Maret 2015), pengumuman hasil tes gelombang pertama (10 Maret 2015), pendaftaran ulang bagi yang lulus (10 Maret s/d 5 Juni 2015). Sedangkan gelombang kedua (tanggal 6 s/d 7 Juni 2015), pengumuman hasil tes gelombang kedua (9 Juni 2015), pendaftaran ulang yang lulus di gelombang kedua (9 Juni s/d 9 Juli 2015). Syarat pendaftaran yaitu diawali dengan mengisi formulir dan membayar uang pendaftaran sebesar Rp 150.000,-. Photocopy Raport kelas V (semester 1 dan 2) dan kelas VI (semester 1). Photocopy STTB dan SKHUN masing-masing lima rangkap (diserahkan setelah diterbitkan oleh sekolah bersangkutan). Kemudian pas photo warna 2x3 sebanyak 2 lembar (perempuan pakai jilbab, laki-laki pakai peci hitam). Kelima ijazah MDA 1 lembar. Selanjutnya photocopy Akte Kelahiran dan Kartu Keluarga (masing-masing 1 lembar). Dan terakhir mengikuti tes tertulis dan wawancara pada jadwal yang ditentukan.
Uang raport Rp 100.000,Uang pembangunan Rp 2.500.000,Uang koperasi/tahun Rp 20.000,Uang perpustakaan/tahun Rp 20.000,SPP 1 bulan Rp 100.000,Uang kegiatan santri Rp 60.000,Uang sosial Rp 20.000,Biaya asrama 1 bulan Rp 60.000,Total Rp 3.030.000,Aldri, S.Ag juga menambahkan bahwa ada penghargaan bagi siswa berprestasi yang dibuktikan dengan photocopy raport serta surat keterangan dari sekolah asal, yang mana akan diberi keringan pembayaran berupa rangking I gratis SPP 4 bulan, rangking II gratis SPP 3 bulan, rangking III gratis SPP 2 bulan. Kemudian bagi calon santri yang hafidz 1 juz, diskon uang pembangunan 10%, dan hafidz 2 juz atau lebih diskon uang pembangunan 25%.
Ů’ Sedangkan pendaftaran bagi yang mendaftar Online yaitu terlebih dahulu mentransfer uang pendaftaran sebesar Rp 150.000,- ke rekening, kemudian mengisi formulir Online disertai dengan nomor referensi transfer dari Bank dan melampirkan hasil Scan bukti transfer. Dan terakhir ialah Dari informasi yang dikumpulkan JUSTIC, melengkapi syarat nomor 2 s/d nomor 7 di atas pada lokal untuk murid baru tahun ini hanya saat tes tertulis dan wawancara. berkapasitas 6 lokal. 5 lokal khusus kelas 1 dan satu lokal untuk kelas IV khusus. | Murni Utami Sementara itu biaya masuk adalah : Uang pendaftaran Rp 150.000,-
HITS(Halaman Ilmu Tauhid dan Saint) FEBRUARI 2015
Jurnal Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang
Tela'ah atas pendapat “kewajiban menulis sebagai ajaran Islam” Oleh: Panji Setiawan (VII-1)
Salah satu penyebab kemunduran warga Tarbiyyin khususnya para santri karena berkurangnya kreatifitas dan hilangnya budaya analisis-kritis mereka dalam pola pemikiran pesantren,seperti menulis, muzakarah, debat ilmiah dll. Hal inilah yang sering dikeluhkan oleh salah seorang pimpinan Tarbiyah Candung-guru kita Ustadz Zulkifli, S.Pd.I, MA. Dalam berbagai kesempatan, beliau sering membicarakan mengenai betapa pentingnya kreatifitas santri dan berfikir kritis. Pada saat Apel pagi tanggal 25 februari 2015 jam 7.25, beliau mengatakan bahwa Islam adalah agama yang menganjurkan umatnya untuk menulis berdasarkan surat al'Alaq ayat 1-5, dalam menafsirkan surat ini para ahli tafsir mengatakan bahwa “menulis itu hukumnya wajib atau paling standar sunnat”, dan hukum ini terdapat di dalam kitab-kitab Tafsir yang ada di perpustakaan MTI Candung seperti Tafsir Jami'ul bayan, qurthubi, Ibnu Katsir, dll. Kebanyakan ulama Tafsir yang ada dalam kitab tersebut mengatakan hukumnya wajib, dan hukum yang paling rendah adalah sunat. Beliau juga memberi tantangan kepada santri “coba lihat tafsiran surat Al-'Alaq 1-5 dalam kitab-kitab tafsir yang ada diperpustakaan!”. Sepintas lalu, mungkin tidak terasa aneh akan pendapat tersebut apalagi mengingat dalam konteks ini, yang berbicara adalah guru kita yang telah melalui proses pendidikan dan bergelut dalam dunia surau atau madrasah. Manisnya gula dan asinnya garam tentu telah beliau lalui. Tetapi jika kita telusuri lebih jauh, maka kita menemukan sedikit kejanggalan dan akan menjadi sebuah pertanyaan. “menulis hukumnya wajib”. Kata menulis itu masih umum. Menulis apa yang diwajibkan? Bagi siapa diwajibkan menulis? Disisi lain, kerisauan kita adalah jika wajibnya bagi setiap muslim, apakah mereka akan dihukum dengan berdosa jika tidak menulis? . Menerima tantangan beliau, saya mencoba mencari pendapat yang mengatakan “menulis hukumnya wajib” dengan pergi ke perpustakaan dan membolak-balik kitabkitab tafsir yang ada. Ternyata setelah melihat berbagai kitab tafsir tersebut, saya belum menemukan “hukum menulis itu wajib”. Jangankan hukumnya wajib, hukum sunat pun belum saya temukan. Islam memang menganjurkan umatnya untuk menulis. Banyak pendapat para ulama ahli tafsir yang mengatakan bahwa menulis itu banyak manfaatnya bahkan mereka mengatakan “ andaikata tulisan tidak ada maka perkara agama dan dunia akan runtuh”. Namun yang menjadi persoalan, apakah ada hukum mengenai “menulis wajib atau standarnya sunat” -dalam surat al-'alaq ayat 1-5..??? Dan jika ada, maka dimanakah guru kita menemukan redaksi dalam surat tersebut yang menunjukan hukum menulis, “wajib ataukah sunat”? Jika kita memperhatikan kitab-kitab tafsir yang Mu'tabar dikalangan Ahlussunnah wal jama'ah seperti tafsir
jalalain, Ibnu katsir, Khazen, Qurthubi, dll terutama kitab tafsir yang ada di perpustakaan- ketika menafsirkan surat al-'Alaq 1-5 khususnya ayat keempat yang berbicara mengenai “Qalam”, para Mufassiran hanya mengatakan keutamaan menulis, bukan hukum menulis. Seperti Imam Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad al-Anshari alQurthubi atau yang lebih dikenal dengan imam Qurthubi dalam tafsirnya al-Jami'ul Ahkamil Qur'an juz 19 hal 107 mengemukakan :
اذ اﳌﺮاد اﻟﺘﻨ ﻪ ﲆ ﻓﻀﯿ اﻟﻜ ﺎﺑﺔ ﻟﻼﻣﺎم ﶊﺪ اﻟﺮازي ﳀﺮ ا ﻦ اﻦ اﻟﻌﻼﻣﺔ ﺿﯿﺎء ا ﻦ ﲻﺮ, ( ٣١/١٨ ,اﻟﻔﺨﺮ اﻟﺮازي “yang dimaksud adalah memberi peringatan tentang keutamaan menulis “
Ter ny ata taf sir an seru pa bu kan h any a dikemukakan oleh imam Arrazi tetapi juga dikemukakan oleh Imam 'Alauddin 'Ali bin Muhamman bin Ibrahim alBaghdadi atau yang lebih dikenal dengan Imam al-Khazen dalam tafsirnya yang terkenal, Tafsir al-Khazen dalam juz 7 hal 269-yang merupakan salah satu kitab tafsir yang dipelajari di Tarbiyah Canduang,bahkan redaksinya hampir sama dengan redaksi yang digunakan oleh imam Qurthubi dalam tafsirnya al-Jami'ul Ahkamil Qur'an juz 19 hal 107,dalam hal ini ketika menafsirkan ayat 4 surat al-'Alaq beliau berkata :
ﳌﺎ ﻓ ﻪ ﻣﻦ اﳌﻨﺎﻓﻊ اﻟﻌﻈﳰﺔ ﻻن ﻟﻜ ﺎﺑــﺔ ﺿﺒــﻄﺖ اﻟﻌﻠﻮم و دوﻧﺖ, و ﻓ ﻪ ﺗﻨ ـ ﻪ ﲆ ﻓﻀﻞ ﲅ اﻟﻜ ﺎﺑــﺔ اﳊﲂ و ﲠﺎ ﻋﺮﻓﺖ اﺧ ـﺎر اﳌﺎﺿﲔ و اﺣـﻮاﳍﻢ و ﺳـﲑﱒ و ﻣﻘـﺎﻻﲥﻢ و ﻟﻮ ﻻ اﻟﻜ ﺎﺑــﺔ ﻣﺎ اﺳﺘﻘــﺎﻣﺖ اﻣﺮ ﺗﻔﺴـــﲑ اﳋﺎزن,ا ﻦ و ا ﻧﯿﺎ ﻟﻌﻼء ا ﻦ ﲆ ــﻦ ﶊﺪ ــﻦ اــﺮاﻫﲓ اﻟﺒــﻐﺪادى اﻟﺸـــﻬﲑ ﳋﺎزن (269/7) “Dalam ayat ini terdapat suatu peringatan tentang keutamaan ilmu menulis karena memiliki manfaat yang sangat besar, karena dengan menulis, ilmu pengetahuan terpelihara, kata hikmah dibukukan dan kamu bisa mengetahui kisah,kondisi,kehidupan dan pendapat-pendapat ulama terdahulu. Andaikan tulisan tidak ada maka urusan agama dan dunia tidak akan terlaksana”.
Dan begitulah seterusnya tafsiran para Mufassir dalam menafsirkan ayat ini,belum ada ditemukan pernyataan langsung dari Mufassirin mengenai “hukum menulis wajib atau standarnya sunat”. Maka, Apakah ini masih dalam ranah penting yang mesti didiskusikan kembali dikalangan Ustadz/Ustazdah ataupun dikalangan santri seperti kita ? Ataukah ini adalah Ijtihad dari guru kita dengan menggunakan atsar-atsar dalam bentuk fi'il Amar yang ada dalam kitab-kitab tafsir yang beliau sebutkan diatas berkaitan dengan menulis?
HITS(Halaman Ilmu Tauhid dan Saint) Jurnal Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang
FEBRUARI 2015
TITIK SINGGUNG KEILMUAN KITAB GUNDUL; KESALAHPAHAMAN, BAK SUSU TERBUANG SEBELANGA, KENA AIR NIRA YANG SETETES
M
emperbincangkan eksistensi kitab gundul di dunia pesantren tidak akan menemui titik akhir. Alasannya, terdapat sebagian kelompok menggangap bahwa kitab gundul adalah klasik atau bahkan out to date; sebagian yang lain menyebutnya sebagai suatu tradisi klasik yang menyita waktu untuk mempelajarinya; dan sebagian yang lain tetap memperjuangkan eksistensi kitab gundul di dalam dunia pesantren. Kelompok pertama, – dengan anggapan baik – bahwa mereka menginginkan kembali merujuk langsung kepada alQur'an dan al-Sunnah. Karena di dalam al-Qur'an dan al-Sunnah telah lengkap seluruhnya. Sehingga keberadaan kitab gundul memang out to date untuk suatu lembaga pendidikan pesantren. Kelompok kedua memang ada benarnya, karena mempelajari kitab gundul sangat menyita waktu dan perhatian yang sangat besar. Alasannya, muatan yang dikandung oleh satu kitab gundul mencakup empat aspek materi, yaitu qiraat al-kutub; tarjumat al-kutub; fahm al-maqru min alkutub; dan bahs al-masail fi al-kutub. Dalam hal ini, jelas bahwa di dalam dunia pesantren tidak hanya membelajarkan santri hanya untuk satu atau dua buah kitab gundul saja. Bagi kelompok ketiga, mereka tetap mempertahankan khazanah intelektual muslim abad pertengahan tersebut, dengan anggapan bahwa di dalam kitab gundul dipaparkan berbagai konten keislaman, baik aspek akhlak, akidah, maupun syariat. Bahkan dengan mempelajari kitab gundul santri mumpuni untuk mengartikulasikan ikhtilaf ulama dalam menetapkan sebuah hukum. Sehingga semestinya suatu lembaga pesantren mempertahankannya. Perdebatan tiga kelompok di atas, menggambarkan bahwa penting untuk menemukan titik singgung yang terdapat di dalam kajian kitab gundul, sehingga mampu menyatukan persepsi masyarakat atau bahkan kaum intelektual terhadap eksistensi kitab gundul di lembaga pesantren. Kitab gundul yang terlanjur berkonotasi pejoratif sebagai kitab kuning, merupakan manuskrip-manuskrip yang memuat tentang ilmu-ilmu keislaman di abad pertengahan. Di sadari atau tidak, yang terpenting – dalam catatan Bruinessen – kitab gundul menjadi manuskrip utama pada proses pengembangan Islam di nusantara. Berawal dari mempelajari al-Qur'an sebagai kitab suci umat manusia sampai manuskrip yang memuat tentang hasil ijtihad ulama, tersusun rapi dengan menggunakan bahasa Arab sebagai kata pengantarnya. Kalau demikian, dipahami bahwa konten keilmuan yang dimuat di dalam kitab gundul adalah hasil ijtihad, ijma, ikhtilaf para ulama tentang penafsiran-penafsiran yang mereka lakukan terhadap al-Qur'an dan al-Sunnah. Dengan demikian, lahir beberapa judul kajian di dalam kitab gundul, seperti kajian fiqih; kajian ushul al-fiqih; kajian qawaid al-fiqh; kajian tashauf; kajian aqidah atau tauhid; kajian mantiq (logika); kajian lughat al-'arabiyah, seperti Nahwu, Sharaf, dan Balaghah; kajian ilmu tafsir dan ilmu hadits. Kajian-kajian ini semakin ramai dirasakan seiring banyak judul kitab yang ditulis oleh para ulama sesuai dengan besar, sedang, atau kecil muatan isinya. Al-Qur'an dan al-Sunnah sebagai sumber utama dalam keilmuan dunia Islam diwahyukan Allah dalam bahasa Arab. Kalau demikian, untuk merujuk dan mengambil keilmuan yang – mendekati – suatu kepastian harus mendekatinya dengan keilmuan bahasa Arab. Sementara ilmu bahasa Arab, tergambar dari ilmu Nahwu, Sharaf, Balaghah, dan ilmu Mantiq. Dengan demikian, sulit untuk mempercayai pendapat dan alasan kelompok pertama, jika kelompok pertama tadi tidak memiliki kemampuan ilmu tata bahasa Arab yang baik. Sebagai contoh sangat sederhana, kelompok pertama akan mendapatkan kesulitan untuk membedakan hukum yang lahir dari kata “arjulakum” dan “arjulikum”, atau pada contoh kata “yadullah fauqa aidiyhim”. Bagi kelompok kedua, kurang menyadari bahwa proses al-Qur'an diwahyukan Allah memakan waktu hampir 23 tahun. Dalam kurun waktu tersebut, agama Islam baru dinyatakan sempurna oleh Rasul berdasarkan Q.S. al-Maidah ayat 3. Ini mengindikasikan bahwa proses pencarian ilmu sampai pada titik kesempurnaan memang menghabiskan dan menyita waktu. Tidak lantas bahwa mengetahui ajaran Islam sesungguhnya bisa diperoleh dalam waktu yang pendek. Dengan demikian, dikhawatir bahwa pandangan dan argumentasi kelompok pertama dan kedua menjadi bumerang bagi kemajuan peradaban dunia Islam. Kitab gundul merupakan ruh lembaga pendidikan pesantren. Justifikasi terhadap hal ini didasarkan atas eksistensi kitab gundul sebagi konten yang tidak terpisahkan dari dunia pesantren tersebut. Bruinessen memaparkan hasil penelitiannya bahwa kitab gundul di dalam dunia pesantren hampir merata di seluruh Indonesia. Namun, terdapat perbedaan pada judul-judul kitab gundul yang digunakan, sekalipun secara substansi kitab itu mendekati kesamaan (baca: untuk tidak menyebut seluruhnya sama). Oleh sebab itu, bagaimana titik singgung kitab gundul dengan sumber utamanya? Hal ini dirasakan penting untuk dikaji agar tidak terjadi kasus pemutasian kitab gundul di lembaga pesantren.
HITS(Halaman Ilmu Tauhid dan Saint) FEBRUARI 2015
Jurnal Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang
D
alam rangka menerangkan titik singgung tersebut, dapat digambarkan terlebih dahulu pada bagian di bawah ini. Ketika al-Qur'an dan al-Sunnah digitari oleh keilmuan dalam tata bahasa Arab dan kaidah-kaidah lainnya, maka melahirkan tiga komponen penting dalam perwujudan hamba Allah di muka bumi ini. Gambar di atas juga mengisyaratkan bahwa seluruh keilmuan yang mengitari alQur'an dan al-Sunnah merupakan satu kesatuan yang utuh, sekalipun secara lahiriah, masing-masing ilmu itu berdiri sendiri. Dalam hal ini, dapat dipahami bahwa perbedaan pendapat dalam memahami kaedah-kaedah bahasa Arab, berdampak kepada perbedaan hasil ijtihad yang dikeluarkan oleh masing-masing mereka. Sehingga sangat wajar terciptanya ikhtilaf diantara para ulama. Namun, sangat disayangkan munculnya justifikasi bagi sebagian kalangan masyarakat tentang pembid'ahan, tatkala pendapat yang dianutnya berbeda dengan pendapat yang lainnya. Al-Qur'an dan al-Sunnah merupakan titik singgung utama dalam pembelajaran kitab gundul. Oleh sebab itu, kitab gundul yang dipelajari di dunia pesantren bukan suatu hal yang mesti dibid'ahkan. Karena kitab gundul adalah refleksi penafsiran dari al-Qur'an dan al-Sunnah itu sendiri. Munculnya tata bahasa di dalam al-Qur'an menjadi sumbangan keilmuan di dalam dunia Islam. Seperti, kehadiran ilmu Nahwu dan Sharaf sebagai refleksi terhadap persusunan kata demi kata, kalimat demi kalimat, dan ayat demi ayat yang terdapat di dalam alQur'an. Kehadiran ilmu Balaghah, Ushul Fiqh, maupun yang lainnya, juga refleksi dari tafsiran makna-makna yang diisyaratkan oleh kata, kalimat, ataupun ayat-ayat al-Qur'an itu sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keilmuan yang
mengitari al-Qur'an dan alSunnah di atas adalah bagian yang tidak terpisahkan dari al-Qur'an dan al-Sunnah itu sendiri. Sekali lagi, bahwa hal ini yang membawa potensi khilafiyah di dalam suatu hukum yang berasal dari Ijitihad ulama. Hasil ijtihad para ulama sudah jelas diramu dalam tulisan dengan tingkat kesusatraan bahasa Arab yang relatif tinggi. Bahasa-bahasa yang digunakan selalu mengacu pada sistem kata, kalimat, makna kata, maupun makna kalimat yang lahir dari 'rahim' alQur'an dan al-Sunnah. Sehingga bahasa yang digunakan mendekati sama dengan gaya bahasa alQur'an dan al-Sunnah itu. Pada akhirnya karya atau tulisan para ulama tersebut yang dikenal dengan kitab gundul. Kasus-kasus pembid'ahan berdampak pada pengamputasian kitab gundul di lembaga pesantren. Hal ini ditandai oleh eksistensi kitab gundul di sebagian pesantren tidak dipelajari, atau bahkan bukan menjadi kurikulum inti. Padahal kitab gundul sarat dengan keilmuan yang relatif tinggi untuk melahirkan peradaban. Di sisi yang sama, gerakan modernisasi yang memproklamirkan untuk kembali kepada alQur'an dan al-Sunnah, menyebabkan lahirnya dua kubu yang sama-sama mempertahankan argumentasi mereka, yaitu kaum tuo dan kaum mudo. Dalam wujud sekarang, terdapat upaya menganulir eksistensi kitab gundul di dalam lembaga pendidikan (baca: hanya ekstra kurikuler). Bahkan, sesuatu yang lebih ekstrim adalah upaya 'integrasi' kurikulum. Hal ini sangat bertentangan dengan makna “integrasi” itu sendiri. Kegelisahan ini dapat disadari dalam konteks kekurangmampuan di dalam membaca, memaknai, dan mengartikulasikan eksistensi kitab gundul pada lembaga pendidikan. Dengan demikian, jangan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, seperti kata pepatah “ulah nira setetes, rusak susu sebelanga”; atau “karena kekurangmampuan di dalam dunia kitab gundul, kitab gundul berhadapan dengan pengamputasian”.
PROFIL TOKOH Jurnal Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang
FEBRUARI 2015
Buya Syahruddin ar-Rasuli
diurut dari kiri: 1. Buya Syahruddin Arrasuli. 2. Syekh Sulaiman Arrasuli. 3. Fauzi Basa Marajo
B
uya Syahrudin Ar-Rasuli (Buya Imam) lahir di Gantiang, Koto Tuo, kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, provinsi Sumatera Barat pada tanggal 03 Maret 1917. Seorang putra dari Syaikh Sulaiman Ar-Rasuli dan Zulaihah. Setelah tamat dari sekolah rakyat, Buya Imam melanjutkan pendidikannya ke Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Jaho, Padang Panjang. Sesuai dengan kesepakatan antara Inyiak Canduang dengan Syaikh Jaho dan juga sebagai tanda kedekatan serta mempererat hubungan mereka, maka anak dari Inyiak Canduang belajar di Jaho, yang mana di sana terkenal dengan Ilmu Nahwunya dan anak dari Syaikh Jaho belajar di Canduang yang terkenal dengan Ilmu Fiqihnya. Buya Imam, atau juga dikenal dengan Angku Imam sudah dipercaya oleh masyarakat menjadi imam di Masjid Jami' Sidang Sebuah Balai (Surau Gadang), yaitu salah satu masjid di Canduang ketika berumur 15 tahun. Akan tetapi beliau menolak karena masih terlalu muda dan belum fasih benar dalam membaca al-Qur'an. Setelah menamatkan diri dari MTI Jaho, Buya Imam kembali ke Canduang dan bekerja di MTI Canduang sebagai salah satu tenaga pengurus madrasah. Selain itu, beliau juga mengajar sampai tahun 1972, tepatnya ketika Buya Baharudin Ar-Rasuli yang merupakan pimpinan madrasah ketika itu diangkat menjadi anggota DPR dan beliau harus pindah ke ibu kota. Maka dari itu, kepemimpinan madrasah berpindah kepada Buya Imam. Tak lama setelah Buya Imam menjadi kepala madrasah, MTI-C mendapat bantuan dari Presiden RI ketika itu (Bapak Soeharto). Yakni sebesar Rp 17.000.000,-. yang dialokasikan untuk pembangunan madrasah, tepatnya untuk menambah ruangan belajar (lokal), yang sekarang adalah gedung B. Dana tersebut di tambah dari sumbangan masyarakat dan wakaf. Selain itu, MTI-C juga bisa membangun Asrama Putri dari bantuan salah satu partai politik
Indonesia, yaitu GOLKAR. Meskipun demikian banyak bantuan untuk madrasah, Buya Imam tidak pernah menyalahgunakan uang tersebut. Bahkan puing-puing sisa perbaikan madrasah saja tidak pernah beliau jual pada siapapun. Karena beliau mengatakan “itu semua adalah wakaf untuk madrasah�. Oleh sebab itu, semasa hidupnya Buya Imam terkenal dengan ke-amanahannya. Seperti yang sering di ceritakan masyarakat, jika ada yang menitipkan uang kepada Buya Imam, maka uang itu akan kembali seperti semula. Tanpa ada yang berobah sedikitpun, baik bentuk maupun nilainya. Semasa hidupnya, Buya Imam juga di kenal sebagai sosok orang yang ramah, penyayang, sopan, dan menghargai siapa saja. Buya Imam juga terkenal dengan keadilannya, apalagi dengan keluarganya. Buya Imam mempunyai 4 orang istri, yang pertama bernama Rasidah. Beliau menikah pada tahun 1953, dan mendapat banyak keturunan tetapi ke ba nya kan an ak- a na k be lia u meninggal dunia pada waktu kecil. Hingga yang hidup sampai besar hanya tiga orang. Yaitu Asri Syahrudin, Fakhrati (guru senior di MTI-C), Badra Syahrudin Arrasuli (ayah dari Beni Kharisma Arrasuli, LLM). Istri Buya Imam yang kedua bernama Rukhayah. Pernikahan ini terjadi karena permintaan Syaikh Sulaiman Ar-Rasuli. Tapi sayangnya pernikahan ini berakhir dengan perceraian. Dan tidak memiliki keturunan. Kemudian istri Buya Imam yang ketiga bernama Nawiyah. Berasal dari Batu Hampar, kabupaten 50 Kota. Yang merupakan putri dari Syaikh Arifin (Syaikh Batu Hampa). Dan dalam pernikahan itu mereka mendapatkan 3 orang anak, yaitu : M. Zaky syahrudin, Havni Syahrudin, Eliza Syahrudin. Dan istri Buya Imam yang paling muda bernama Samsidar. Mendapatkan 4 orang keturunan. Yaitu Masrur Syahrudin, Wisra Syahrudin, Hilma (guru di MTI Canduang), dan Abrar Syahrudin. Karena istri pertama beliau meninggal dunia, lalu dengan istri ke dua bercerai, maka tinggallah istri Buya Imam dua orang hingga beliau
meninggal dunia. Terhadap istrinya Buya Imam membagi waktunya, seperti dua-dua malam di rumah istrinya. Dan pada malam yang lain beliau menetap di Gaduang Buya bersama ayahnya Syaikh Sulaiman dan istriistri ayahnya yang menetap di situ. Bahkan Buya Imam mempunyai kamar khusus di Gaduang tersebut. Menurut ceritanya, Buya Imam lah satu-satunya yang di percaya oleh Syaikh Sulaiman untuk mengurusinya yang sudah tua. Dan itu pun menjadi salah satu alasan untuk Buya Imam tinggal di sana. Dalam karirnya, Buya Imam pernah diminta/ditawarkan untuk menjadi seorang pegawai oleh Mahkamah Syar'iyah ketika itu. Tetapi beliau menolaknya. Karena beliau ingin menghabiskan seluruh sisa umurnya di Madrasah yang didirikan ayahnya tersebut (MTI Canduang). Buya Imam ini juga dipercayai oleh keluarga besar Ar-Rasuli untuk mengurus semua harta benda yang ditinggalkan oleh Syaikh Sulaiman setelah meninggalnya. Beliau dipercaya juga karena keamanahannya. Benar saja, ia tidak pernah menyalahgunakan harta warisan tersebut sedikitpun, bahkan yang sudah menjadi haknya pun ia berikan pada saudaranya. Setelah memimpin MTI-C dari tahun 1972 sampai pada tahun 2005, banyak perobahan yang terjadi di madrasah ini berkat keamanahan dan kejujuran yang beliau miliki. Hingga pada tahun itu Buya Imam jatuh sakit, dan di rawat di salah satu rumah sakit di Bukittinggi. Dan di ceritakan pada waktu beliau dirawat, sangat banyak orang-orang yang ingin menengok dan mengunjungi beliau, bahkan dokter yang menangani beliaupun sampai takut terhadap kondisi beliau karena terlalu banyaknya orang yang menjenguk. Hingga beliau di perbolehkan pulang oleh dokter. Dan setelah berada di rumahnya selama tiga hari, Buya Imam pun meninggal dunia. Tepatnya pada jam 11 siang hari Sabtu, 24 Desember 2005. Buya Imam / Angku Imampun di makamkan di depan halaman Gaduang Buya, tepatnya di Simpang Kodim beberapa menit jalan kaki dari MTI-C. Dan setelah kepergian Buya Imam, kepemimpinan Madrasah pun di lanjutkan oleh Buya M.Nur Ar-Rasuli. Selang beberapa tahun, beliau pun di gantikan oleh Bapak Badra Syahrudin Arrasuli yang berdomisili di Padang. Tak berapa lama, beliau kemudian di gantikan oleh Buya H. Amhar Zein Ar-Rasuli sampai sekarang atas kesepakatan keluarga besar Arrasuli.|Miftahun musthapa
CUTI (Curhatan Santri) FEBRUARI 2015
Jurnal Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang
MENGENAL TERMINOLOGI FUQAHA' Kumpulan peristilahan yang ma'ruf (dikenal) yang digunakan dalam kitab fiqh syafi'iyyah. Istilah bahasa fuqaha' dalam kitab fiqh : 1.
Istilah Al-Imam ()اﻻﻣﺎم
2.
Istilah Al-Qaadhi ()اﻟﻘﺎﺿﻰ
3.
Al-Qadhiyani ()اﻟﻘﺎﺿﯿﺎن
4.
Syaikhuna ()ﺷﯿﺨﻨﺎ
Bila fuqaha' mengithlaqkan lafadz ini maka yang dimaksudkan ialah Imam Al-Haramaini Jika mereka mengithlaqkan lafadz ini maka maksudnya adalah Qaadhi Husain Andaikan mereka mengithlaqkan lafadz ini maka maksudnya adalah Imam Mawardi dan Imam Ar-Ruyani Bila terdapat kata-kata ini maka perlu diperhatikan siapa yang mengucapkannya a.
Seandainya yang mengucapkan lafadz ini adalah Ibnu Hajar Al-Haytami atau Khatib Al-Syarbain iatau Jamal AlRamli maka maksud mereka adalah Syaik al-Islam Zakaria al-Anshari
b.
Seandainya lafadz ini diithlaqkan oleh Zainuddin Al-Malibari maka maksudnya adalah Ibnu Hajar Al-Haytami. Namun bila dia mengatakan syaikhu syaikhina ()ﺷﯿﺦ ﺷﯿﺨﻨﺎ, maka maksudnya ialah Syaik al-Islam Zakaria al-Anshari.
c.
Seandainya khatib Asy-syarbaini mengucapkan lafad zsyaikhi ()ﺷﯿﺨﻰ, maka maksudnya ialah asy-syihab al-Ramli.
d.
Seandainya Jamal Al-Ramli mengatakan afta bihil waalidu ()أﻓﺘﻰ ﺑﮫ اﻟﻮاﻟﺪ, yang dimaksudkan dengan al-walidu adalah al-syihab al-ramli.
5.
Asy-syaikhaani ()اﻟﺸﯿﺨﺎن
6.
Asy-syuyukhu ()اﻟﺸﯿﻮخ
7.
Asy-Syaarihu ()اﻟﺸﺎرح
Bila mereka mengithlaqkan lafadz ini maka maksudnya ialah Imam Ar-Rafi'idan Imam Al-Nawawi. Bila mereka mengithlaqkan lafadz ini maka maksudnya ialah Imam Ar-Rafi'i, Imam Al-Nawawi dan Imam Al-Subki. Bila fuqaha mengithlaqkan lafadz ini dengan mema'rifahkan lafadznya atau lafadz Assyarihul muhaqqiku ()اﻟﺸﺎرح اﻟﻤﺤﻘﻖ, maka maksudnya adalah Syekh Jalaluddin al-Mahali. 8.
Syaarihun ()ﺷﺎرح Bila mereka mengucapkan kata-kata ini dengan tanpa ma'rifah lafadznya maka maksud mereka adalah seorang pensyarih dari matan kitab apa saja sekali-kali juga digunaka nlafadz yang ma'rifah.
9.
Ba'dhul Ulama' ()ﺑﻌﺾ اﻟﻌﻠﻤﺎء Bila seorang mushannif mengatakan qaala ba'dul ulamaa' ( )ﻗﺎل ﺑﻌﺾ اﻟﻌﻠﻤﺎءatau qaala ba'duhum ()ﻗﺎل ﺑـﻌﻀﮭﻢ, maka maksudnya adalah mengambil serta menaqal (mengutip) pendapat atau masalah yang sedang dibahas dari seorang 'alim yang masih hidup, mushannif sengaja tidak menerangkan nama orang 'alim tersebut karena orang 'alim ini kadang-kadang meralat pendapatnya. Namun jika sampai dia meninggal tidak meralat pendapat barulah mushannif menjelaskan namanya.
10.
Al-Jumhuuru ()اﻟﺠﻤﮭﻮر Seandainya fuqaha mengithlaqkan lafadz ini (bebas), maka maksudnya adalah kebanyakan atau sebagian besar ulama.
11. Bila ada kata-kata ittafaqu haadza majzuumun bihi haadza laa khilafa bihi ()اتفق هذا مجزوم به هذا لا خلاف به Para ahli fiqih menggunakan salah satu dari tiga istilah ini dalam bahasa mereka hanya pada masalah yang bersangkut paut dengan ahli madzhab. 12.
Istilah haadza mujma'un 'alaihi ( )ھﺬا ﻣﺠﺰوم ﻋﻠﯿﮫlafadz ini mereka gunakan hanya pada masalah yang telah sepakat atau ijma' para imam madzhab. Dikutip dari kitab FattawiIbnuHajar Al-Haytami dan kitab I'anatutthalibin juzu' 1 halaman 19 dan kitab Al-Mahalli serta kitab Raudhatutthalibin, dll. Bersambung
HOTEL (Halaman Opini & Artikel) Jurnal Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang
FEBRUARI 2015
GERAKAN POLITIK ISLAM SUMATERA BARAT (PARTAI PERTI TAHUN 1928-1969) oleh: Beni Kharisma Arrasuli, S.H.I, LLM
D
alam perjalanan sejarah, Gerakan Politik Islam memainkan peran yang signifikan dalam dinamika hubungan agama dan politik di Indonesia. Dinamika Islam dan perubahan sosial di dalam politik di dalam suatu negara akan dipengaruhi oleh Gerakan dan aktivitas sosial Politik dan kemasyarakatan pada suatu daerah khususnya dan negara pada umumnya. Oleh karena itu cikal bakal sebelum lahirnya sebuah partai tidak bisa lepas dari adanya sebuah gerakan. Secara etimologi, politik berasal dari bahasa Yunani yakni polits yang berarti negara kota. Sedangkan dalam Islam mengenal siyasah yang diartikan politik dengan asal kata sa'asa, yas'usu, siyト《ah yang artinya mengendalikan. Dan nilai keagamaan mempunyai peran penting dalam mengendalikan negara yang hadir sebagai tujuan melindungi umat dengan terwujudnya politik Islam, dengan itu peran penting dalam bidang politik wajib pula diwujudkan oleh para umat. Sebuah rangkaian yang akrab kita dengar dari umat oleh umat dan untuk umat. Selanjutnya gerakan adalah suatu kelompok atau golongan yang ingin mengadakan perubahan-perubahan pada lembaga politik atau menciptakan kehidupan masyarakat yang baru melalui jalan politik. Gerakan lebih terbatas ketimbang partai politik dan cenderung bersifat fundamental dan ideologis. Mengaitkannya dengan Islam maka gerakan politik Islam merupakan gerakan sosial religi yang memiliki suatu perhatian utama pada pembinaan dan pemberdayaan umat, suatu perhatian umum yang diberikan oleh gerakan Islam yang memiliki kesadaran akan terciptanya suatu tatanan sosial yang baru yang lebih baik dan ber-keadaban. Seiring dengan bentuk tatanan sistem pemerintahan negara Indonesia yang berasaskan demokrasi, maka berjalanlah sebuah jalur yang bertujuan untuk menghantarkan para wakil rakyat ke posisi kepemimpinan negara melalui sistem keterwakilan dan kepartaian lewat ajang pemilu (Pemilihan Umum), terkadang orang sering menyamakan antara gerakan dengan partai politik. Kerancuan ini mempunyai implikasi yang besar dalam memahami peta perpolitikan di Indonesia. Uraian di atas ditunjukkan oleh tokoh-tokoh nasional dengan memunculkan gerakan dan partai, terutama gerakan politik keagamaan karena gerakan yang dikobarkan oleh kelompok intelektual agama, khususnya guru-guru agama yang sangat kuat berpegang kepada nilai agama sebagai landasan memerangi kebodohan dan kedzaliman. Lewat agama ini politik mulai berkembang di Indonesia dengan dicontohkan beberapa politisi besar juga sebagai the founding fathers dan yang mempunyai latar belakang Islam yang sangat kuat dan sejati seperti Soekarno, Hatta, Sahrir, Agus Salim, Natsir, Yamin, Hamka, Ahmad Dahlan, Hasim Asy'ari, Sulaiman Arrasuli dan lain sebagainya. Salah satu daerah yang cepat dalam melancarkan perubahan dalam rangka pembaharuan di tanah air adalah Sumatera Barat. Di antara cara pembaharuan tersebut dilakukan melalui aspek pendidikan masyarakat. Hal ini terlihat setelah datangnya tiga tokoh utama dalam pergerakan Islam itu, yaitu Syekh Sulaiman Arrasuli (1871-1970), Syekh Abbas Alqadi (1905-), dan Syekh Muhammad Jamil Jaho (1878-1945). Yang pertama menetap di Canduang Kab. Agam, yang kedua di Bengkawas Bukittinggi, dan yang ketiga di Jaho Kab. Tanah Datar. Ketiga tokoh ini mempunyai pengaruh yang besar sekali dalam melakukan pembaharuan pemikiran di Minangkabau yang juga berpengaruh terhadap hadirnya Gerakan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI). PERTI lahir di pusat Ranah Minang, yang lebih dikenal dengan sebutan tiga Luhak (Luhak Agam, Tanah Datar, 50 Kota). Ia mengawali dirinya sebagai perkumpulan yang mengajarkan seluruh kaum muslimin pelajaran agama (Fiqh, Tauhid, Tafsir, Thoriqoh dan lainnya) di Sumatera Barat. Melakukan kegiatan-kegiatan mengurus santri-santri mengaji dengan sistem halaqah dan seterusnya menjadi lembaga pendidikan yang berupaya menjadikan pendidikan Islam dalam bentuk baru, memakai didaktik dan metodik dalam mengajarkan dan mengembangkan pemikiran-pemikiran Islam yang baru baik di dalam ruangan kelas, maupun di tengah-tengah masyarakat baik melalui lisan maupun tulisan. Di lain ruang ia menampakkan diri sebagai gerakan sosial religi yang mendukung perjuangan rakyat Indonesia yang berjuang untuk merebut kemerdekaannya dikarenakan pada saat itu bangsa Indonesia berada di bawah jajahan kolonial Hindia Belanda dan Jepang. Sejarah bertutur dalam historis terulangnya kembali kebangkitan gerakan-gerakan Islam di Indonesia pasca kemerdekaan yang diawali pada pemilu pertama dengan ikut sertanya organisasi berbasis Islam yang bergerak dalam Gerakan dan menjadi sebuah partai Politik dalam kancah perpolitikan Indonesia yang dicontohkan salah satunya PERTI partai politik berbasis Islam yang disuarakan dengan landasan agama sebagai dasar politik, diterjemahkan Deliar Noer bahwa ajaran Islam mengandung ideologi dan idelogi adalah sebuat cita bersama, pendapat bahwa politik itu berdiri sendiri, itu hanyalah pendapat intelektual. sedangkan bagi ulama, Politik tidak berdiri sendiri, seorang ulama bisa menyampaikan pandangannya tentang politik atas nama etika yang diambil dan disimpulkan dari Nash ataupun sabda Rasul. Ungkapan tersebut mengindikasikan adanya kerinduan yang dalam agar para politisi memahami arti politik dalam gerakan dan partai, karena dalam pesan agama, Politik Islam yang sempurna adalah yang membahas urusan-
HOTEL (Halaman Opini & Artikel) FEBRUARI 2015
Jurnal Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang
sambungan dari halaman 21
hanya keselematan dan keselamatan. Sebab pengkajian terhadap sebuah agama tidak bisa dilihat dari penilaian terhadap personalnya saja. Pengkajianya harus melaui teks-teks yang dijadikan sandaran. Tidak ada sesuatu darahpun yang boleh tumpah dalam islam kecuali dengan alasan yang benar. Allah swt berfirman : “ jika mereka membiarkanmu dan tidak memerangimu serta menawarkan perdamaian kepadamu. Maja Allah tidak memberi jalan bagimu memerangi mereka.”(QS: 4:90). Bahkan dalam ayat lain terdapat sebuah teks ayat yang lebih tegas : “siapa yang membunuh seorang manusia bukan karena ia membunuh orang lain atau bukan karena berbuat kerusakan, sama ia dengan membunuh manusia seluruhnya” (QS: 5:32) Terlarang seorang islam memulai perang tampa alasan yang benar. Namun jika diperangi pantang hukumnya mundur dari barisan. Tidak ada ruang seorang islam mengkhianati janji perdamaian yang telah disepakati. Seandainya sejenak kita menilik sejarah. Bukankan Eropa dalang dari terlaksananya perang dunia I dan II yang menewaskan jutaan hanya karena alasan ingin berkuasa, menyebarkan agama dan saling memamerkan kekuatan tentara. Banyak nyawa melayang krisis moneter melambung diatas ubun-ubun setiap masyarakat dunia. Bukankah Yahudi Israel yang tak pernah henti menghujam masyarakat Palestina menjarah setiap hasta tanah mereka serta semakin diperkokoh kedudukannya dengan bantuan kedaulatan Amerika hanya karena alasan ingin memasuki tanah yang dijanjikan. Lalu kenapa tak seorangpun yang berbicara HAM tentangan semua kekejaman itu. Kenapa masyarakat dunia seolah bungkam ketika Amerika melancarkan serangannya ke tanah Irak membunuh tampa tatakrama perang. Kenapa dunia tidak menyuarakan HAM ketika Afganistan diserbu Amerika dengan alasan yang terkesan dibuat-buat. Lalu siapakah terorisme yang sebenarnya. Bukankah Amerika dalang dari semua kehancuran tersebut. Kenapa ketika penyerangan demi penyerangan dilancarkan tampa tatakrama perang dunia seolah bungkam. Ataukah memang sudah saatnya kebohongan demi kebohonganlah yang akan mengatur jalanya dunia ini. Terbuktilah kiranya perkataan Imam Ali krw : اﻟﺤﻖ ﺑﻼ ﻧﻈﺎم ﯾﻐﻠﺒﮫ اﻟﺒﺎﻃﻞ ﺑﺎﻟﻨﻈﺎم “kebenaran yang tidak sistematis akan dikalahkan oleh kebatilan yang sistematis” Islam sendiri melalui tuntutan Nabi Muhammad SAW. mempunyai sebuah tatakrama perang yang diantaranya tidak boleh membunuh anak-anak, wanita, kepala agama, laki-laki lemah dan tidak boleh merusak bangunan dan tanaman. HAM dalam pandangan islam bukanlah membiarkan nyawa orang yang semestinya dipancung tetap berkeliaran di bumi Allah. Tapi HAM yang sesungguhnya adalah ketika kita merelakan nyawa satu orang yang bersalah di hukum dengan hukum Allah demi menyelamatkan dan memelihara jiwa jutaan orang lain yang tidak bersalah. Sebab bukan tidak mungkin setelah bebas dari penjara mereka kembali membunuh atau berzina yang akan menodai masyarakat. Dan amat tidak mungkin setelah mati mereka akan bangkit lagi untuk berzina atupun membunuh kecuali mungkin dalam dongeng cerita hantu dan film Holiwood. Itu semua demi penumpasan terhadap kemungkaran. Sebab sebuah prinsip sekaligus misi islam menumpas kemungkaran dan memelihara kemakmuran. Allah berfirman dalam al-Qur'an : “kamu adalah sebaik-baik manusia yang ditugaskan karena kamu menyuruh kepada kebaikan dan melarang terhadap kemungkaran” Sebagai kesimpulan. Islam tak pernah mengajarkan tentang terorisme. Islam sesuai dengan namanya secara etimologis berarti keselamatan. Dimanapun ada komunitas muslim maka disana akan hidup dengan aman orang yang tidak muslim sekalipun. Tapi disetiap komunitas kafir seringkali umat islam di aniaya disudutkan dan tidak dipedulikan. Tapi muslim sejati punya sebuah senjata tangguh bermerek sabar yang harganya adalah taufiq dan iman. Sebab itu agar terealisasi kedamaian dan keamanan Allah perintahkan agar masuklah kepada islam secara sempurna sebagaimana firman-Nya dalam kitabnya yang mulia : “masuklah kedalam islam secara sempurna dan janganlah ikuti langkah-langkah Syeitan”. | Andrial Putra
sambungan dari halaman 15
urusan rohani dan materi. Artinya ideologi yang dimaksud dalam ajaran Islam adalah bentuk yang mengandung unsur materi dan rohani yang harus diselaraskan dengan bentuk pemaknaan Politik Islam yang berideologi dalam urusan ruhaniah dan dunawiyah dimana Politik harus diusung demi kesejahteraan masyarakat sebagai tujuan sistem religio yang telah ditunjukkan Rasul dengan masyarakat madaninya ketika masa hidup beliau di Yastrib (Madinah).Partai Politik Islam PERTI yang lahir berdampingan dengan partai Islam yang lain (Masyumi, NU, PSSI) pada awal pasca kemerdekaan, berasal dari organisasi tradisional Islam, Persatuan Tarbiyah Islamiyah, yang berpusat di Bukittinggi, Sumatera Barat. Organisasi ini dilahirkan di sebuah basis keagamaan Islam yang kuat dan terkenal di Canduang dekat Bukittinggi, pada tanggal 5 Mei 1928 dengan nama asal MTI (Madrasah Tarbiyah Islamiyah) lalu Gerakan ini bermetamorfose tiga kali dengan merubah namanya PERTI (Persatuan Tarbiyah Islamiyah) tanggal 28 Mei 1930 lalu menjadi partai PERTI (Partai Persatuan Tarbiyah Islamiyah ) pada tahun 1946 dan kembali pada PERTI (Persatuan Tarbiyah Islamiyah) pada tanggal 1 Mei 1969. Gerakan ini merupakan salah satu benteng pertahanan golongan tradisionalis Islam terhadap penyebaran paham dan gerakan modern dari kolonial asing. Gerakan ini berhasil melebarkan sayapnya sampai ke pusat-pusat pendidikan Islam tradisional di Jambi, Tapanuli, Bengkulu, Aceh, Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan.
PRESIDEN (Prestasi Murid Excellent) Jurnal Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang
FEBRUARI 2015
GUMPALAN SAJAK
S
halawat nabi merupakan hal yang sudah jarang dilakukan pemuda hari ini, apalagi menjadikannya sebagai sebuah perkumpulan. Namun tidak untuk MTI Canduang, sebuah madrasah yang terletak di kaki gunung Marapi, Canduang Agam Sumatera Barat ini memiliki sebuah grup shalawat yang diberi nama Grup Shal awat ar-Ras ul i , ya ng b erdi ri pertengahan tahun 2012. Shalawat ar-Rasuli telah memiliki beberapa prestasi dari umurnya yang masih terbilang muda, diantaranya adalah pernah diundang ke kediaman Camat Canduang yang kala itu masih dijabat oleh Monisfar, S. Sos. Prestasi lainnya yaitu sering tampil pada acara-acara yang diadakan madrasah, seperti PHBI, Milad (Hari Ulang Tahun) MTI Canduang, dan ketika tamu-tamu penting berkunjung ke MTI Canduang sendiri. Grup shalawat ini menggunakan kitab Barzanji, Dalailul Khairat, dan Majmu'atun Mawakid Wazza'iyyah. Salah satu tujuan pendirian shalawat ialah untuk menumbuhkan rasa cinta santri MTI Canduang terhadap shalawat nabi. Oleh karena itu, diadakanlah shalawat pada hari Rabu malam berkolaborasi dengan pihak OSTI (Organi sasi Santri Tarbiyah Islamiyah) Canduang yang dihadiri oleh seluruh santri yang berada di asrama putra dan asrama putri. Sebenarnya tidak ada pemilihan ketua dari shalawat ini, namun secara tidak langsung telah menunjuk pada Ronald Andany, karena santri yang biasa dipangggil dengan Ronald inilah yang selalu memulai setiap shalawat ketika tampil. Nah, Sobat JUSTIC, pada tulisan kali ini JUSTIC akan memfokuskan Ronald Andany, salah seorang santri yang saat ini sedang menduduki bangku kelas 7 di MTI Canduang. Keseharian dan prestasinya yang tidak dimiliki oleh semua orang. Santri kelahiran Kayu Tanam, 12 Maret 1995 ini awalnya bersekolah di salah satu SMP di Kayu Tanam, Padang Pariaman, Sumatera Barat. Sebelumnya Ronald sudah sering memberi pengajian di kampungnya, berkat pengajian-pengajian itulah, Ronald diperkenalkan oleh jamaahnya untuk bersekolah di MTI Canduang, tepatnya pada tahun ke-dua di SMP. Ronald pun menduduki bangku madrasah di MTI Canduang dan mengulang dari kelas satu, yaitu tahun 2008.
Memberi pengajian atau dakwah yang dilakukan Ronald tidak hanya berhenti di Kayu Tanam saja. Di Canduang dia juga aktif berdakwah, hal ini bermula ketika dia ditunjuk untuk menggantikan salah seorang ustadz. Lama-kelamaan, Ronald pun semakin sering diminta untuk memberi pengajian. Dan sampai saat ini, tiga kecamatan di Kabupaten Agam sudah pernah ia tempuh untuk memberi pengajian dan Khutbah Jum'at, bahkan telah sampai ke Kabupaten 50 Kota. Karena itu, baik di kampungnya maupun di Canduang, jamaahnya dan beberapa santri MTI Canduang memanggilnya dengan sebutan “Buya Ronald”.
sebagai anak kandungnya, membelai penuh kasih dan ada salah satu jamaah yang berkata “jadi minantu ambo sen lah”. Namun pernah suatu ketika Ronald akan memberi pengajian di sebuah tempat, lalu hujan lebat mengguyur sehingga ketika sampai di tempat tersebut dia diberi sarung dan pakaian untuk mengganti pakaiannya yang basah kuyup.
Beberapa dari jamaahnya ada yang menyisihkan uang untuk diberikan ke madrasah, lebih tepatnya untuk pembangunan asrama putra, yang sampai saat ini sudah mencapai 4 juta rupiah. Dan sudah diserahkan ke madrasah. Dalam berdakwah, Ronald lebih menekankan kepada tashauf dan tauhid. Prinsipnya Banyak kendala yang dialami adalah “ambo bisa, urang lain pun bisa”. Ronald semenjak terjun ke dunia dakwah. Yang paling utama itu ialah tidak adanya Mengenai pendidikan selepas kendaraan ketika akan memberi pengajian, dari MTI Canduang, Ronald menginginkan karena memang keterbatasan dana. Hal untuk melanjutkan pembelajaran dengan inilah yang kadang menghambat atau sistim Halaaqah ke Aceh selama tiga tahun, memperlambat sampai ke tempat tujuan dan kalau masih tidak memungkinkan, dia berdakwah. Namun santri yang digelari akan bekerja. dengan “Ustadz Anak Ayam” ini pernah dijemput dengan mobil Innova oleh Semoga akan banyak jamaahnya karena memang tidak memiliki bermunculan santri-santri sepertinya, yang kendaraan pribadi. bahkan ketika orangtua tidak mampu mengirimkan uang ke perantauannya, dia Suka duka yang dialami Ronald sendiri yang balik mengirimkan uang ke selama berdakwah ini adalah antusiasme k a m p u n g h a l a m a n u n t u k k e d u a jamaah terhadap dirinya, yang kadang orangtuanya. Semoga menjadi tauladan memberi baju, sorban, sarung, uang bahkan bagi sahabat-sahabat JUSTIC lainnya. | makanan. Tidak sedikit dari jamaah Wiza Novia Rahmi perempuan yang sudah menganggap Ronald
PRESIDEN (Prestasi Murid Excellent) FEBRUARI 2015
Jurnal Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang
LATANIA FIZIKRI UMRAH GRATIS
L
atania fizikri (17 thn) seorang santri Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Canduang yang sekarang menginjak kelas VI MTI atau setingkat kelas 2 MA diberangkatkan ke tanah suci Mekkah demi melaksanakan rangkaian ibadah umrah pada Kamis (11/12) lalu. Hadiah umrah yang ia peroleh berawal dari talentanya di bidang hafiz al-qur'an dengan berhasil meraih juara 1 tahfiz 20 juz pada MTQ ke36 tingkat Kabupaten Agam di Kecamatan Malalak. Ketika ditemui di sekolahnya, santri yang biasa dipanggil Nia ini menuturkan bahwa pada awalnya hadiah umrah tersebut akan dialokasikan kepada peraih juara 1 tahfiz 30 juz, tapi dikarenakan cabang tahfiz 30 tidak diperlombakan dalam MTQ ke-36 Kab Agam, maka melalui Hj. Salmi al-Ghazali salah seorang guru MTI Canduang yang juga menjadi juri dalam ajang tersebut donatur mengalihkannya untuk peraih juara 1 tahfiz 20 juz. Terkait prestasi yang mengharumkan nama MTI Canduang, ini salah seorang unsur pimpinan Dra. Zuriyati Ilyas mengungkapkan bahwa sekolah sangat bertanggapan positif terhadap hal ini. Dan sangat-sangat mengapresiasi terhadap prestasi ini serta akan mengkader santri-santri lainya agar bisa melejitkan potensinya serta mengharumkan nama MTI-C sebagaimana halnya Latania ini. Ha l se na d a di u ngk a pk an Z u lk if li S.Pd.I.,MA. di depan para santri ketika apel pagi beberapa hari sebelum keberangkatan Nia menuju tanah suci. Bahwa MTI-C sangat tersanjung dengan prestasi yang diraih Nia dan ia juga berharap ada santri-santri lain yang mampu mengikuti jejak Nia mengharumkan nama MTI-C dengan keahlian yang mereka miliki. Mengawali kegiatan di tanah suci Nia menjelaskan bahwa tempat pertama yang dikunjungi dari Jeddah adalah kota nabi Muhammad saw Madinatul Munawarrah. Nia dan rombongan tiba di Madinah pada hari Jum'at
(12/12). Selama di Madinah selain beribadah di mesjid Nabawi ia dan rombongan berziarah ke beberapa tempat penting seperti Raudah, jabal Uhud, jabal Magnet, pekuburan Baqi dan tempat-tempat penting lainya sebagaimana yang ia ceritakan pada kru JUSTIC. Tiga hari di Madinah Nia dan rombongan menuju Mekkah untuk melaksanakan ibadah umrah tepatnya pada hari Senin (15/12). Selama di Mekkah Nia menuturkan ia sempat melaksanakan ibadah umrah sebanyak 2 kali. Selain itu juga mengunjungi berbagai tempat seperti 'Arafah, Mina, Muzdalifah, Jabal Rahmah, Gua Hira' dan yang lainya. Dan kembali ke Indonesia pada Jum'at(19/12). Pada Minggu malam (21/12) Nia sudah kembali berada di Canduang dan kembali memulai aktivitas sebagai santri MTI-C pada Senin(22/12). Kepada JUSTIC Nia menuturkan perasaan haru bercampur senang dengan perjalanan umrah yang merupakan hadiah dari Hj. Asneli salah seorang pemilik saham PT. H2O (Hidayah Hasyid Oetama) yang merupakan warga asli Canduang Koto Laweh yang bermukim di Jakarta. Nia mengungkapkan kalau sebelumnya tak pernah terbayang akan menempuh perjalanan umrah tersebut. Sebuah hal yang menurutnya kejutan dari Allah SWT. | Andrial Putra
HOTEL (Halaman Opini & Artikel) Jurnal Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang
FEBRUARI 2015
KELUARKAN ANGKET: PEMBUKTIAN KEMAMPUAN SANTRI TERHADAP KITAB KUNING
M
TI Candung adalah pondok pesantren yang terletak di Kec. Canduang Kab. Agam Prov. Sumatera Barat. MTI Candung identik dengan mata pelajaran kitab kuningnya. Berkali-kali MTI Candung ikut serta dalam ajang perlombaan kitab kuning baik di tingkat kecamatan, kabupaten, bahkan p r ov i n s i . P r e st a si - p r e st a si gemilang ini tentu tidak lepas dari usaha para santri MTI Candung sendiri dan dorongan semangat dari ustadz/dzah di MTI Candung. Karena kerja sama dari berbagai pihak, MTI sering memperoleh juara dalam perlombaan kitab kuning. MTI Candung banyak diminati karena memiliki harga tawar tinggi dalam pembelajaran kitab kuning. Saat ini, keberadaan kitab kuning mulai memudar di MTI Candung. Hal ini sesuai dengan kemampuan santri yang diperoleh dari hasil angket. Angket-angket tersebut diteliti oleh Zulkifli M.A (Kepala MASTI). Hal ini terjadi karena faktor pandangan santri terha da p pengulangan pelajaran dan pengelolaan kelas. Untuk itu, demi menjaga eksistensi kitab kuning, MTI Candung melakukan beberapa perubahan. Perubahan ini tidak hanya dilakukan di tingkat santri, tapi juga di tingkat tenaga pendidik dan tingkat pimpinan. Seperti di kelas I, jadwal belajar
Fiqh selama delapan jam dalam seminggu (empat jam digunakan untuk belajar di lokal dan empat jam lagi digunakan untuk praktek), dan kegiatan muzakarah santri pun akan dirutinkan pada jam pengembangan di setiap hari Rabu. Kegiatan muzakarah santri ini dilakukan untuk me n ge t a hui se j au h m a na kema mpuan sa ntri dal am membaca dan memahami kitab kuning. Ketika para santri muzakarah di audit ori um madrasah, guru-guru pun juga muzakarah di ruangan majelis guru. Muzakarah tersebut dilakukan untuk membina guruguru. Yaitu untuk membaca kitab dan menerjemahkan teks. Sementara itu, guru-guru mata pelajaran umum akan dibina dalam pendidikan umum yang berbasis Al-Quran dan Hadits, agar bisa diseimbangi dengan pelajaran kitab. Demi mempersiapkan generasi berkarakter yang mampu menjawab tantangan zaman, MTI Candung benarbenar mendidik dan melatih santri sesuai dengan pembelajaran Kitab Kuning. Santri benar-benar harus mampu dalam membaca dan memahami kitab kuning. Pada Desember 2014 kemarin, kepala MTI Candung tingkat Aliyah, Zulkifli MA. melakukan penelitian melalui angket yang diberikan
kepada seluruh santriwan/wati MTI Candung. Angket ini isinya mengenai kemampuan santri dalam membaca kitab kuning. Hal itu bermula dari pertanyaan salah seorang guru seperti apa ketuntasan pembelajaran kitab kuning, hasilnya tentu saja seberapa besar tingkat kemampuan santri terhadap pembelajaran kitab kuning. Tak sampai disitu, santri pun diberi angket pada kali kedua. Yaitu mengenai pandangan santri terhadap pengelolaan kelas dan pengulangan pelajaran oleh santri. Tema ini tentu masih berkaitan dengan angket yang sebelumnya. Karena angket yang sebelumnya menunjukkan tingkat kemampuan santri, sedangkan angket yang kedua merupakan alasan atau faktor terhadap kemampuan santri. Hal ini dilakukan agar eksistensi kitab kuning di MTI Candung tetap terjaga. Saat diwawancai kru JUSTIC, Zulkifli M.A mengatakan “bahwa perubahan ke arah yang baik itu pasti terjadi dan akan memakan waktu yang lama. Karena pendidikan itu adalah sebuah investasi besar yang tak bisa langsung dilihat hasilnya�. D i a ju ga me na mb ah ka n “ Barangkali perubahan-perubahan ini lah yang akan membuat kitab kuning tetap eksis di ranah Minang.� pungkas Zulkifli M.A . | Hadiatul Husna
HOTEL (Halaman Opini & Artikel) FEBRUARI 2015
Jurnal Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang
Hai pembaca setia JUSTIC, kali ini penulis akan membahas tentang Baju Kurung Basiba atau biasa kita sebut dengan Baju Basiba (''BB"). Tentu sobat semua tau kan? Ya iyalah, bukankah hampir setiap hari kita memakai ''BB''. Hal mana, ''BB'' merupakan salah satu baju seragam di madrasah kita, Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Canduang, Agam, Sumatera Barat. ''BB'' seringkali disebut sebagai baju dorom oleh sebagian santriwati. Hal ini disebabkan oleh bentuknya yang longgar dan kedalamannya mencapai lutut santriwati. Hal ini tidak menampakkan lekukan tubuh bagi si pemakai ''BB''. Selain itu, ''BB'' juga menambah keanggunannya. Kata basiba berasal dari tiga tanda jahitan. Tanda itu berawal dari ujung ketiak wanita sampai pada bagian sejajar dengan lutut. Tanda itu dengan cara memberi pita (bis) yang disesuaikan dengan warna baju. Anjuran memakai ''BB'' disebabkan oleh upaya untuk menghindari serangan kanker serviks. Kanker sekviks sangat berpotensi menyerang pemakai pakaian yang ketat. Semakin sering sering wanita memakai baju ketat, maka semakin tinggi resiko kanker serviks diperolehmya. Dengan demikian, memakai ''BB'' dapat menurunkan tingkat potensi terserang kanker serviks. Di masa lalu, ''BB'' merupakan pakaian gadis Minangkabau dan Bundo Kanduang. Beberapa referensi yang digunakan JUSTIC, ternyata ''BB'' memiliki
standar dan ukuran tertentu. Standar dan ukurannya sederhana, yaitu longgar pada saat memakainya dan memiliki kedalaman meliputi lutut wanita. Hal ini dapat menambah keelokan wanita Minangkabau. Disisi yang sama, memakai ''BB'' dapat membuat seseorang dihargai. Penampilannya menjadi anggun dan dihormati serta memperoleh perlindungan langsung dari pandangan si mata jahil. Namun, dimasa sekarang, ''BB'' mulai kehilangan ''keseksiannya'', dan dianggap 'ngak zamannya lagi. Tidak hanya itu, kurangnya kesadaran dari berbagai pihak, baik suplayers maupun konsumen, menyebabkan ''BB'' sulit untuk dilestarikan. Hal ini pada akhirnya menjadi pemicu tenggelamnya ''BB'' sebagai budaya wanita Minangkabau. Bahkan, lahir sebagai konsumen produk pihak luar dianggap trendy, padahal produk itu memiliki kecenderungan terciptanya ketimpangan dengan budaya Minangkabau. Di sisi lain, standar pakaian ''BB'' selaras dengan ajaran agama islam. Hal yang dimaksud adalah tidak memperlihatkan bentuk tubuh, tidak tembus pandang, dan tidak menarik perhatian. Dengan meminjam bahasa agama, hal ini sama dengan upaya menutup aurat. Hari ini pakaian basiba dianggap trendy adalah pakaian You Can See (YCS). Pakaian YCS memiliki ukuran dapat dilihat lekukan tubuh wanita. Bahkan ada arti yang lebih ekstrim, pakaian YCS memiliki
ukuran hanya untuk menutup bagian-bagian tertentu. Lekukan tubuh terlihat, jika YCS dengan ukuran pakaian tersebut sempit. Sementara, YCS ekstrim, jika pakaiannya tidak dapat menutupi aurat secara utuh. Pada akhirnya, perbuatan penganiayaan dan bahkan pemerkosaan dipicu oleh pakaian YCS ini. Hilangkah Budaya Bundo Kanduangku di negeri bertuah “Adat Basa nd i S ya ra'; Syara' ba sand i Kitabullah”? Na'uzubillahi min dzalika. Obat pelipur luka di hati, budaya Bundo Kanduang-ku masih ditemukan di lembaga MTI Canduang. Madrasah ini berada di kawasan kaki Gunung Merapi. Lembaga ini masih mewajibkan santrinya untuk memakai “BB”, baik untuk seragam madrasah maupun dalam kehidupan sehari hari. Kendati-beberapa tahun yang lalu – terkesan “BB” yang dipakai santriwati kurang longgar dan tidak sampai pada ukuran standarnya. Namun, tiga tahun terakhir, seluruhnya sudah memakai “BB” sesuai dengan standar seharusnya. Bahkan, santriwati sanggup menghilangkan kesan “out to date” “BB” pada dirinya sendiri untuk memakai “BB” tersebut. Di sisi yang sama, beberapa orang santriwati berlomba lomba untuk membuat dan memakai “BB”. Dengan demikian, santriwati terlihat bangga memakai “BB”, karena ini adalah budaya Bundo Kanduang dan identitas santri yang sesungguhnya. | Wiza Novia Rahmi.
PROFIL TOKOH : BUYA ABDULLAH ALI
B
uya Abdullah Ali atau yang digelari dengan Datuak Angku Rajo Intan lahir pada tanggal 12 Desember 1920. Merupakan alumni MTI Canduang sekitar tahun 1980-an. Memiliki dua orang istri. Istri pertama beliau bernama Rihannah, bertempat tinggal di Kampeh, Baso, Agam dan memiliki 6 orang anak, salah satunya ialah Dra. Artina Ali, guru senior di MTI Candung. Sedangkan istri kedua beliau bernama Syamsiar bertempat tinggal di Koto Baru, Salo, Baso, Agam dan memiliki 4 orang anak. Buya Abdullah Ali atau yang kerap disapa Buya Dullah ini setelah menamatkan pendidikan di MTI Canduang diangkat menjadi PNS yang
berdinas di Kantor Pengadilan Alahan Panjang, Kabupaten Solok. Beliau berdinas di sana selama 6 tahun 6 bulan 6 hari. Dan kemudian dipindahkan ke Kantor Pengadilan
Limbanang, Kabupaten 50 Kota. Yaitu selama 6 tahun 8 bulan. Selain itu, setiap hari Sabtu dan Minggu, Buya Dullah selalu mengajar di MTI Candung. Setelah masa pensiun di Limbanang, beliau kembali ke Canduang dan mengajar penuh di MTI Canduang sampai akhir hayat beliau.Sapaan akrab Buya Dullah yang diberikan oleh Syekh Sulaiman ialah ATERI (Abdullah Ali Tuanku Rajo Intan). Beliau ini termasuk salah satu dari ulama yang termasyhur di Sumatera Barat. Beliau terkenal dengan banyak ilmu, terlebih dalam berbicara (balaghah) dan berfikir (manthiq). Beliau wafat pada tanggal 24 Januari 1994 di Salo, dan dikebumikan di Kampeh, Simarasok, Baso Agam. | Afriyul Zikri
20
HITS (Halaman Ilmu Tauhid dan Saints) Jurnal Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang
FEBRUARI 2015
Islam adalah sebuah agama yang mengajarkan pemeluknya untuk tunduk terhadap segala aturan yang dibawa oleh nabi Muhammad saw. Sehingga secara defenisi Nabi Muhammad saw melalui sebuah hadist menerangkan tentang pencapaian final dari jati diri seorang muslim sejati : “orang islam adalah orang yang selamat orang muslim lain dari lidah dan tangannya” (HR. Bukhari). Maka seorang muslim yang taat ketika bersentuhan dengan interaksi dunia luar akan menjaga hati dan diri saudaranya yang lain. Bukan perperangan yang dikemukakan orang muslim tapi identitasnya adalah ukhuwah. Dalam sebuah hadist nabi menerangkan :“tidak beriman salah seorang kamu hingga ia menyukai saudaranya memiliki apa yang ia miliki” (HR. Bukhari). Sebab analogi kekuatan seorang muslim bukan ketangguhan tapi sabarlah standarisasinya. Sebagaimana hadist nabi Muhammad saw : “Perkasa itu bukan dengan kekuatan, keperkasaan itu adalah orang yang mampu meguasai diri ketika marah” (HR. Bukhari) dan “sesungguhnya pertolongan itu bersama kesabaran” (HR. Turmuzi). Sehingga dalam mencapai tujuan seorang muslim tidak dengan menjatuhkan teman tetapi melalui persaudaraan tampa gunjing, fitnah dan cemoohan tapi zikir dan do'alah yang senangtiasa menjadi senjatanya. Sebagai aplikasi dari firman Allah swt dalam al-Qur'an “dan janganlah sebagian kamu menggunjingkan sebagian yang lain”(QS: 49:12) “janganlah suatu kaum mencaci suatu kaum yang lain”(QS: 49:11) “maka ingatlah Allah dalam keadaan berdiri, duduk dan tidurmu” (QS: 4:103) Maka ketika inisial islam digandengkan dengan kata “terorisme” yang indikasinya adalah pencapaian tujuan melalui tindakan mengacau keamanan masyarakat bahkan membunuh, seolah penyusunan itu tidak berdalih yang sekaligus mengisyaratkan kedangkalan pengetahuan orang yang mengucapkanya. Tata aturan yang terpadu dalam beberapa dalil ini mengindikasikan bahwa setiap inci perbuatan seorang muslim dalam sebuah tata aturan yang baku menjuru pada prinsip perdamaian dan mengutamakan keselamatan. Jauh sebelum Amerika melalui lidah Abraham Lincoln menyuarakan tentang Hak Asasi Manusia, islam melalui keterangan – keterangan yang dibawa oleh Nabi Muhammad telah memuliakan hak asasi manusia. Sehingga dalam kurun waktu kurang lebih 300 tahun (keemasan Dinasti Abbasiyah 850 M) islam menduduki lebih 1/3 dunia dan masyarakatnya menerima ajaran islam dengan damai. Sedangkan kristen dengan melakukan penindasan, pemaksaan dan penjarahan di setiap daerah yang didudukinya baru bisa menybarkan agamanya dengan pesat melalui prinsip Gospel (menyebarkan agama) baru bisa menyebarkan agama dengan pesat setelah lebih dari 1000 tahun (masa Perang dunia 1 yaitu 1800 tahun ) sejak setelah agama tersebut disimpang siurkan oleh para pendetanya melalui pertemuan di Romawi di bawah pimpinan Iqlimanthus, di Nicaea pada masa kaisar konstantin I dan di Alexsandria setelah Heraklius. Apalagi Yahudi yang dari waktu ke waktu hanya berbentuk komunitas pembangkang terhadap aturan Allah swt. Selama 400 tahun tidak pernah bisa memasuki tanah yang Kan'an di Yerusalem sampai pada masa Thalut menaklukkan Jalut. Kemudian kembali diusir pada masa pemerintahan Nebukadnezar. Lalu seorang raja Persia dari bani Kayanid mengembalikan mereka ke tanah Yerusalem dan kembali mengalami pengusiran besar-besaran ketika kerajaan Romawi menguasai daerah tersebut. Lalu apalagi yang membuat agama islam ini begitu berkembang dengan pesat kalau bukan aturannya yang mengutamakan perdamaian dan keselamatan jiwa. Sekarang di masa ketika ilmu pengetahuan modern begitu diagung-agungkan anggapan terhadap umat muslimpun diselewengkan dunia international. Islam yang dulu dikenal dengan umat yang bersahabat dan bersedia hidup dengan golongan umat manapun sekarang dunia international mengucilkannya dalam setiap interaksi formal. Terlebih setelah peristiwa penyerangan terhadap menara Amerika pada tahun 2001 dengan mendakwakan a umat islam (al-Qaeda) sebagai dalang peristiwa tersebut. Sehingga Amerika dengan lantang kemudian menyuarakan kepada seluruh pelosok dunia bahwa islam mengajarkan doktrin-doktrin terorisme untuk pemeluknya. Padahal 72 orang ilmuan Amerika mengatakan bahwa tindakan itu tidak mungkin dilakukan oleh orang Arab, itu adalah pekerjaan orang dalam. Namun, meelalui kekuasaan yang mendominasi negara super power ini mengajak dunia untuk memusuhi islam dengan mengiming-imingan bantuan kepahlawanan mereka dalam setiap kerusuhan yang meresahkan publik international. Respon positifpun diberikan dunia international yang dimainkan oleh orang – orang bernafsu binatang yang telah sejak lama menaruh dendam terhadap islam dan kaum muslimin. Warisan dendam perang salib yang kemudian berdampak pada pecahnya persatuan gereja Katolik, Ortodoks, Protestan dan Pantai Kosta dan menghianati kedudukan Paus di Vatikan sebagai pemimpin Gereja yang melegalkan penembusan dosa dengan uang. Dendam komunitas Yahudi yang selama beribu – ribu tahun tak pernah bisa menetap di tanah yang dijanjikan di Palestina. Sehingga semua alasan tersebut ditambah dengan adanya hukuman pancung dalam islam dan berbagai macam alasan lainya menyulap dunia international dan membuat para pendendam ini semakin terang – terangan memusuhi islam membantu tugas para Zionis dan Misionaris yang jumlahnya mencapai 60.000 orang dengan anggapan islam adalah Terorisme. Segala sesuatu yang berbau islam dipandang kejam dan tak berperikamanusiaan bahkan bertentangan dengan nilai-nilai hak asasi manusia. Dan kemudian menganggap bahwa orang-orang Arab adalah peranakan teroris sehingga jenggot dihitung sebagai salah satu identitas yang mesti dicurigai. Asumsi tersebut juga merasuk ke daerah-daerah mayoritas muslim sehingga umat islam tidak lagi yakin dengan agamanya. Seandainya cakrawala pemikiran lebih diperluas dan berani mengkaji islam lebih jauh maka akan ditemukan Bersambung ke halaman 15
21
HISTORY DAN ILMIYAH FEBRUARI 2015
Jurnal Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang
layak.
Latar Belakang : Bedah Novel Assalamu'alaikum Beijing. Bedah Novel kali ini dihadirkan dalam bentuk tulisan oleh penulis dengan mengangkatkannnya agar bisa dicermati dan didiskusikan. Asma Nadia menghadirkan Novel bergenre romantis fiksi yang ditulis dengan gaya bahasa khas Asma Nadia yang ringan, sehingga pembaca tidak akan membutuhkan waktu lama untuk sampai di halaman terakhir. Dengan lihainya penulis memainkan dua karakter dalam alur berbeda. Membuat novel terbarunya ini sungguh tidak biasa. Kisah cinta yang unik. F ak tor ya ng me la hi rkan N ove l be rju dul A ss alamu' alaikum Beiji ng ini adalah ketidakpercayaan akan cinta juga kasus-kasus perceraian yang merebak, membuat Asma Nadia merasa HARUS menulis kisah cinta. Dan juga walau seakan samar, insya Allah masih ada mereka yang menikah bahagia. Menjaga satu cinta selamanya. Asma Nadia bagai pianis yang mahir memainkan tutstuts piano. Penuh irama yang mengaduk emosi. Meninggalkan kesan dalam bagi siapapun yang membacanya. Sehingga, tidak hanya tentang penyelesaian konfliknya, namun juga kandungan hikmah dalam novel setebal 360 halaman ini. Dialogdialog romantis di dalamnya menjadi bumbu yang memanjakan perasaan. Tangis, senyum, tawa, bergantian menghias wajah saya selama tenggelam di balik novel best seller ini. Sehingga, Latar Belakang saya membedah Novel Assalamu'alaikum Beijing ini adalah untuk mengajak pembaca yang budiman mengetahui segala baik ataupun buruknya urusan cinta dari Novel Assalamu'alaikum Beijing ini. Berapa lama waktu yang dibutuhkan seorang wanita untuk bangkit dari patah hati? Sanggupkah menerima lagi kehadiran cinta, setelah pengkhianatan besar dialaminya? Ketika bertubi-tubi ujian menyapa, masihkah tersisa keberanian untuk berharap? Wanita tokoh sentral dalam kisah Assalamualaikum Beijing menjawab tiga pertanyaan tersebut dengan sempurna. Novel ini juga mengajak pembaca menelusuri keindahan dan sisi historis kota Beijing serta mengenang perjuangan shahabiyah sebagai sisipan kisah yang bermakna. Salah satu kata yang dikutip penulis dari Novel nya ' Sejarah tidak pernah mencatat para pecundang, bahkan walaupun bumi melahirnya�, kata ini mampu melukiskan makna cinta yang terjalin bertahun lamanya dalam dua hati insan yang kamil tidak selalu persis sama dengan apa yang ada di Lauhil Mahfudz sana. Sinopsis : Dewa dan Ra adalah busur dan anak panah. Keduanya memiliki bidikan yang sama, sebuah titik bernama istana cinta. Tapi arah angin mengubah Dewa. Sebagai busur, dia memilih sasarannya sendiri dan membiarkan anak panah melesat tanpa daya.
Dewa dan Ra menjalin hubungan sejak kuliah, dan tinggal selangkah lagi menuju gerbang pernikahan. Tidak disangka ternyata Dewa bersama Anita, rekan kerjanya yang memang telah lama jatuh hati padanya, membuat rencana indah itu harus buyar selamanya, dan Dewa terpaksa menikahi Anita yang hamil akibat dijebak rangsangan seksual oleh Anita untuk melakukan persetubuhan dengannya. Sementara itu, dalam perjalanannya di Beijing, Asma bertemu dan berkenalan dengan Zhongwen, pemuda yang sangat terkesan dengan kisah cinta sejati Ahei dan Ashima, dan memanggil Asma dengan Ashima, karena menurutnya keduanya memiliki kemiripan wajah.
Salah satu keunggulan Asma dalam bertutur, yang sulit saya temukan pada kar ya- kar ya p e nu l i s m a n a p un , a da l a h menghadirkan diksi yang mudah dicer na tetapi seakan-akan memiliki tenaga dalam yang luar biasa. Puisi indah dan bermakna yang menjadi pembuka setiap bab turut memberi nilai plus sebagai ornamen cantik untuk novel ini. Dan tentu saja, pesan-pesan moral dan religius yang tersebar di sepanjang cerita, menjadi elemen penting lain yang meningkatkan bobot novel ini. Juga Pengarang yang meraih anugerah Tokoh Perbukuan IBF IKAPI 2012 ini berhasil menghidupkan cerita dan karakter tiap tokoh dalam novelnya.Namun sayang, novel ini tanpa taburan dalil di sana-sini. Melihat pada jam terbang, pengalaman, pengetahuan dan segudang prestasi yang beliau miliki, saya sangat berharap Asma mau mengeksplorasi tema dan cara bertutur yang lebih variatif di luar konflik pengkhianatan cinta dan rumah tangga. Dan terakhir, tak hanya bicara cinta. Novel yang rencananya akan difilmkan dalam waktu dekat ini bagai jendela yang memperlihatkan dunia Islam di negeri tirai bambu kepada para pembaca di tanah air. Juga mengajak kita bermuhasabah ketika sejenak penulis mengingatkan masa perjuangan Sang Nabi bersama para sahabatnya.
Lewat per temanannya dengan A sma, Zhongwen banyak mendapat pencerahan tentang Islam, dan hidayah akhirnya menuntunnya menjadi mualaf, akibatnya Zhongwen terusir dari keluarga. Sebagian alur yang berlatar Beijing, kota nun jauh dari negeri Musibah kemudian menimpa Asma, saat ia tempat novel ini diterbitkan, tak div onis men der ita si ndr o m antibodi membuat penulis memberi antifosfolipid. Penyakit yang berhubungan deskripsi berkepanjangan. Asma dengan pengentalan darah yang membuatnya Nadia benar-benar tak ingin harus mengalami kesakitan luar biasa, pembaca merasa bosan karena serangan stroke, sulit bergerak bahkan nyaris terjebak setting tempat. Meski buta. Penyakit itu juga membuatnya sangat demikian, ia berhasil membuat tidak dianjurkan untuk hamil dan melahirkan. pembaca serasa berada di ibu kota China tersebut. Di sisi lain, Zhongwen yang mulai merasa jatuh cinta kepada Asma, berusaha keras untuk Bagi anda yang menginginkan mencari dan menemukan Asma yang sajian novel cinta dengan bumbumendadak hilang berita. Sementara itu, Dewa bumbu bergizi berupa nilai-nilai tak juga berhasil melepaskan bayang-bayang religius dan informatif, maka Ra dari kehidupan rumah tangganya, sampai- novel yang satu ini berikut nama sampai Anita berusaha bunuh diri. Meskipun besar penulisnya, sudah menjadi me r eka tel ah di k ar uniai a nak ha si l satu paket lengkap untuk sebuah persetubuhan di luar pernikahan, Dewa tetap jaminan mutu dan stempel tidak menyayangi Anita sebagai istri secara recommended. | Khairun Nisa’
22
HISTORY DAN ILMIYAH Jurnal Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang
FEBRUARI 2015
Catatan Buat Penuntut Ilmu (Telaah Hikmah Hadis Jibril) oleh: Zamzami Shaleh, Lc Dalam kitab Al-Arbain An-Nawawiyah berupa kitab hadis kecil yang berisi tentang kaedah-kaedah penting dalam Agama Islam. Kitab yang menghimpun 40 Hadis ini (42 sebenarnya) dihimpun oleh Imam Nawawi, seorang ulama besar di zamannya. Dalam kitab ini, ada hadis panjang yang menceritakan tentang pertanyaan Malaikat Jibril (yang mengambil bentuk manusia) kepada Nabi Muhammad Saw seputar kaedah-kaedah paling dasar dalam Islam. Hadis ini masyhur disebut dengan Hadis Jibril. Ini hadis-nya :
ﺣَﺪﱠﺛَﻨَﺎ ﻣُﺤَﻤﱠﺪُ ﺑْﻦُ ﺟَﻌْﻔَﺮٍ ﺣَﺪﱠﺛَﻨَﺎ ﻛَﮭْﻤَﺲٌ ﻋَﻦِ اﺑْﻦِ ﺑُﺮَﯾْﺪَةَ وَﯾَﺰِﯾﺪُ ﺑْﻦُ ھَﺎرُونَ ﺣَﺪﱠﺛَﻨَﺎ َﻛﮭْﻤَﺲٌ ﻋَﻦِ اﺑْﻦِ ﺑُﺮَﯾْﺪَةَ ﻋَﻦْـ ﯾَﺤْﯿَـﻰ ﺑْﻦِـ ﯾَﻌْﻤَﺮَـ ﺳَﻤِﻊَـ اﺑْﻦَ ﻋُﻤَﺮَ ﻗَﺎلَ ﺣَﺪﱠﺛَﻨِﻲ ﻋُﻤَﺮُ ﺑْﻦُ اﻟْﺨَﻄﱠﺎبِ رَﺿِﻲَاﻟﻠﱠﮫُ ﻋَﻨْﮫُ ﻗَﺎلَ ﺑَﯿْﻨَﻤَﺎ ﻧَﺤْﻦُ ذَاتَ ﯾَﻮْمٍ ﻋِﻨْﺪَ ﻧَﺒِﻲﱢـ اﻟﻠﱠﮫِـ ﺻَﻠﱠـﻰ اﻟﻠﱠﮫُـ ﻋَﻠَﯿْﮫِـ وَﺳَﻠﱠﻢَـ إِذْـ ﻃَﻠَﻊَـ ﻋَﻠَﯿْﻨَﺎ رَﺟُﻞٌ ﺷَﺪِﯾﺪُ ﺑَﯿَﺎضِ اﻟﺜﱢﯿَﺎبِ ﺷَﺪِﯾﺪُ ﺳَﻮَادِ اﻟﺸﱠﻌَﺮِ ﻟَﺎ ﯾُﺮَى ﻗَﺎلَ ﯾَﺰِﯾﺪُ ﻟَﺎ ﻧَﺮَى ﻋََﻠﯿْﮫِ أَﺛَﺮَ اﻟﺴﱠﻔَﺮِ وَﻟَﺎ ﯾَﻌْﺮِﻓُﮫُ ﻣِﻨﱠﺎ أَﺣَﺪٌ ﺣَﺘﱠـﻰ ﺟَﻠَﺲَـ إِﻟَـﻰ ﻧَﺒِﻲﱢ اﻟﻠﱠﮫِ ﺻَﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠﮫُ ﻋَﻠَﯿْﮫِ وَﺳَﻠﱠﻢَ ﻓَﺄَﺳْﻨَﺪَ رُﻛْﺒَﺘَﯿْﮫِ إِﻟَﻰ رُﻛْﺒَﺘَﯿْﮫِ وَوَﺿَﻊَ ﻛَﻔﱠﯿْﮫِ ﻋَﻠَﻰ ﻓَﺨِﺬَﯾْﮫِـ ﺛُﻢﱠـ ﻗَﺎلَـ ﯾَـﺎ ﻣُﺤَﻤﱠﺪُـ أَﺧْﺒِﺮْﻧِـﻲ ﻋَﻦْـ اﻟْﺈِﺳْﻠَﺎمِـ ﻣَـﺎ اﻟْﺈِﺳْﻠَﺎمُ ﻓَﻘَﺎلَاﻟْﺈِﺳْﻠَﺎمُ أَنْ ﺗَﺸْﮭَﺪَ أَنْ ﻟَﺎ إِﻟَﮫَ إِﻟﱠﺎاﻟﻠﱠﮫُ وَأَنﱠ ﻣُﺤَﻤﱠﺪًا رَﺳُﻮلُاﻟﻠﱠﮫِـ وَﺗُﻘِﯿﻢَـاﻟﺼﱠﻠَﺎةَـ وَﺗُﺆْﺗِﻲَـاﻟﺰﱠﻛَﺎةَـ وَﺗَﺼُﻮمَـ رَﻣَﻀَﺎنَـ وَﺗَﺤُﺞﱠـ اﻟْﺒَﯿْﺖَ إِنْ اﺳْﺘَﻄَﻌْﺖَ إِﻟَﯿْﮫِ ﺳَﺒِﯿﻠًﺎ ﻗَﺎلَ ﺻَﺪَﻗْﺖَ ﻗَﺎلَ ﻓَﻌَﺠِﺒْﻨَﺎ ﻟَﮫُ ﯾَﺴْﺄَﻟُﮫُ وَﯾُﺼَﺪﱢﻗُﮫُ ﻗَﺎلَ ﺛُﻢﱠ ﻗَﺎلَ أَﺧْﺒِﺮْﻧِﻲ ﻋَﻦْ اﻟْﺈِﯾﻤَﺎنِ ﻗَﺎلَ اﻟْﺈِﯾﻤَﺎنُـ أَنْـ ﺗُﺆْﻣِﻦَـ ﺑِﺎﻟﻠﱠﮫِ وَﻣَﻠَﺎﺋِﻜَﺘِﮫِ وَﻛُﺘُﺒِﮫِ وَرُﺳُﻠِﮫِ وَاﻟْﯿَﻮْمِ اﻟْﺂﺧِﺮِ وَاﻟْﻘَﺪَرِ ﻛُﻠﱢﮫِ ﺧَﯿْﺮِهِ وَﺷَﺮﱢهِ ﻗَﺎلَ ﺻَﺪَﻗْﺖَ ﻗَﺎلَ ﻓَﺄَﺧْﺒِﺮْﻧِﻲ ﻋَﻦْ اﻟْﺈِﺣْﺴَﺎنِـ ﻣَـﺎ اﻟْﺈِﺣْﺴَﺎنُـ ﻗَﺎلَـ ﯾَﺰِﯾﺪُ أَنْ ﺗَﻌْﺒُﺪَ اﻟﻠﱠﮫَ ﻛَﺄَﻧﱠﻚَ ﺗَﺮَاهُ ﻓَﺈِنْ ﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻦْ ﺗَﺮَاهُ ﻓَﺈِﻧﱠﮫُ ﯾَﺮَاكَ ﻗَﺎلَ ﻓَﺄَﺧْﺒِﺮْﻧِﻲ ﻋَﻦْ اﻟﺴﱠﺎﻋَﺔِ ﻗَﺎلَ ﻣَﺎ اﻟْﻤَﺴْﺌُﻮلُ ﻋَﻨْﮭَﺎ ﺑِﺄَﻋْﻠَﻢَـ ﺑِﮭَـﺎ ﻣِﻦْـ اﻟﺴﱠﺎﺋِﻞِـ ﻗَﺎلَ ﻓَﺄَﺧْﺒِﺮْﻧِﻲ ﻋَﻦْ أَﻣَﺎرَاﺗِﮭَﺎ ﻗَﺎلَ أَنْ ﺗَﻠِﺪَ اﻟْﺄَﻣَﺔُ رَﺑﱠﺘَﮭَﺎ وَأَنْ ﺗَﺮَى اﻟْﺤُﻔَﺎةَ اﻟْﻌُﺮَاةَ رِﻋَﺎءَ اﻟﺸﱠﺎءِ ﯾَﺘَﻄَﺎوَﻟُﻮنَ ﻓِﻲ اﻟْﺒِﻨَﺎءِ ﻗَﺎلَ ُﺛﻢﱠـ اﻧْﻄَﻠَﻖَـ ﻗَﺎلَـ ﺎ ﻗَﺎلَ ﯾَﺰِﯾﺪُ ﺛَﻠَﺎﺛًﺎ ﻓَﻘَﺎلَ ﻟِﻲ رَﺳُﻮلُاﻟﻠﱠﮫِ ﺻَﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠﮫُ ﻋَﻠَﯿْﮫِ وَﺳَﻠﱠﻢَ ﯾَﺎ ﻋُﻤَﺮُ أَﺗَﺪْرِي ﻣَﻦْاﻟﺴﱠﺎﺋِﻞُ ﻗَﺎلَ ﻗُﻠْﺖُـاﻟﻠﱠﮫُـ وَرَﺳُﻮﻟُﮫُـ أَﻋْﻠَﻢُـ ﻗَﺎلَـﻓَﻠَﺒِﺚَ ﻣَﻠِﯿ ْﻓَﺈِﻧﱠﮫُ ﺟِﺒْﺮِﯾﻞُ أَﺗَﺎﻛُﻢْ ﯾُﻌَﻠﱢﻤُﻜُﻢْ دِﯾﻨَﻜُﻢ Dari Umar Bin Khattab ra. Ia berkata : “Pada suatu ketika kita semua duduk di sisi Rasulullah SAW. Yakni pada suatu hari, tiba-tiba muncullah di muka kita seorang lelaki yang sangat putih pakaiannya dan sangat hitam warna rambutnya, tidak tampak padanya bekas perjalanan (jauh) dan tidak seorangpun dari kita (Shahabat) yang mengenalnya, sehingga duduklah orang tadi di hadapan Rasulullah SAW. Lalu menyandarkan kedua lututnya pada kedua lutut beliau dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua pahanya sendiri dan berkata : “Ya Muhammad, beritahukanlah padaku tentang Islam. Rasulullah SAW lalu bersabda : “Islam, yaitu 1). Engkau bersaksi bahwa tiada Ilah (sesembahan) kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, 2). Engkau mendirikan shalat, 3). Engkau menunaikan zakat, 4). Engkau shiyam bulanRamadhan dan 5). Engkau ber-Haji ke Baitullah kalau engkau mampu jalannya kesana”. Orang itu berkata : “anda benar”. Kita semua heran padanya, karena ia bertanya dan juga membenarkannya. Ia berkata lagi : “Kemudian beritahukanlah padaku tentang Iman. “Rasulullah SAW bersabda : “Yaitu 1). Engkau beriman kepada Allah, 2). Kepada malaikat-malaikat-Nya, 3). Kepada kitab-kitab-Nya, 4). Kepada rasul-rasul-Nya, 5). Kepada hari penghabisan– kiamat– dan 6). Engkau beriman kepada takdir, yang baik ataupun yang buruk “. Orang itu berkata : “anda benar”. Kemudian katanya lagi : “Beritahukanlah padaku tentang Ihsan. ”Rasulullah SAW. Menjawab : “Yaitu engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau dapat melihat-Nya, tetapi jika tidak dapat seolah-olah melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah itu pasti melihatmu. ”Ia berkata : “anda benar.” Katanya lagi : “Kemudian beritahukanlah padaku tentang Hari Kiamat. “Rasulullah SAW menjawab : “Orang yang ditanya – yakni beliau SAW sendiri – tentulah tidak lebih tahu dari pada orang yang menanyakannya – yakni orang yang dating tibatiba tadi. Orang itu berkata pula : “Selanjutnya beritahukanlah padaku tentang tanda-tandanya hari kiamat itu. ”Rasulullah SAW menjawab : “Yaitu (a). apabila seorang hamba sahaya wanita melahirkan tuannya. dan (b). apabila engkau melihat orangorang yang tidak beralas kaki, telanjang, miskin dan (tampak hanya sebagai) penggembala kambing; mereka bermegahmegahan membangun gedung yang tinggi”. Selanjutnya orang itu berangkat pergi. Saya – yakni Umar r.a. – berdiam diri beberapa saat lamanya, kemudian Rasulullah SAW. Bersabda : “Hai Umar, apakah engkau mengetahui siapakah orang yang bertanya tadi?” Saya (Umar) menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lah yang lebih mengetahuinya.” Rasulullah SAW lalu
HISTORY DAN ILMIYAH FEBRUARI 2015
23
Jurnal Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang
sambungan dari halaman 23
bersabda: “Sesungguhnya orang tadi adalah Malaikat Jibril, ia dating untuk memberikan pelajaran tentang Ad-Din / agama kepadamu semua�. Hadis Jibril ini berkisah tentang sahabat yang saat itu sedang belajar dengan Rasulullah SAW. Tiba-tiba dating seorang lakilaki (yakni Jibril) yang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang hal-hal penting dan pokok dalam Islam. Ada banyak pelajaran penting yang bias kita petik dari hadis tersebut. Pelajaran Pertama : Hadis Jibril (hadis panjang tentang Islam, Iman, Ihsan dan Tanda-tanda Kiamat) mengandung empat kaedah agama, bukan tiga sebagaimana yang sering kita pahami. Kaedah keempat adalah tentang tanda-tanda kiamat yang bermakna bahwa seorang muslim harus peka terhadap gejala-gejala zaman serta perubahan dan dinamika kehidupan yang menyertai zamant ersebut. Kepekaan ini meniscayakan seorang muslim untuk lebih giat lagi dalam menuntut ilmu sehingga nantinya ia dapat ikut berperan aktif dalam menanggapi setiap perubahan sosial yang terjadi baik di sekitarnya maupun di tempat lain. Kepekaan ini juga memunculkan konsekuensi bahwa seorang muslim harus giat dalam mencari ide-ide kreatif dalam menegakkans endi-sendi agama sesuai dengan kondisi zamannya tanpa harus kehilangan ruh dan asas agama. Pelajaran Kedua : Hadis Jibril juga mengajarkan kepada para penuntut ilmu tentang adab-adab belajar. Seorang penuntut ilmu mesti datang ke majelis Ilmu dengan penuh kesopanan dan adab serta tentu saja niat yang ikhlas karena Allah. Seorang penuntut ilmu harus menghormati Ilmu, majelis ilmu dan Mua'llim/para guru. Salah satu bentuk penghormatan murid terhadap ilmu adalah mendatangi majelis ilmu dengan memakai pakaian yang sopan dan rapi serta membersihkan diri. Datang ke majelis ilmu harus penuh rasa rendah hati dan jiwa yang tenang yang dibuktikan dengan langkah yang anggun, bukan tergesa-gesa. Lalu masuk dan duduk di majelis dengan tenang, tidak berbuat gaduh, memfokuskan perhatiannya kepada penjelasan sang Guru, dan tidak takut bertanya ketika memang tidak paham. Selain itu, jangan lupa berdoa sejak kepergian dari rumah, memasuki majelis serta nantinya saat keluar majelis. Pelajaran Ketiga : Hadis Jibril juga mengajarkan kita untuk selalu memperhatikan kerapian dan keindahan, baik tubuh maupun lingkungan. Setiap anggota tubuh mempunyai hak yang sama untuk diperlakukan dengan sebaik mungkin. Rambut yang rapi, muka yang bersih, badan yang harum, pakaian yang rapi dan lain-lain. Pelajaran Keempat : Hadis Jibril juga mengajarkan kita untuk tanggap dengan kondisi dan situasi yang ada di sekitar kita. Setiap muslim mestinya sangat peka dalam membaca situasi di sekitarnya. Dalam hadis tersebut memperlihatkan bagaimana Sayyidina Umar menceritakan bahwa Seorang laki2 (yakni jibril) memakai pakaian yang rapi putih dan rambut yang hitam, padahal kondisi arab yang berdebu sangat tidak memungkinkan seseorang lepas dari debu jikalau ia sudah berjalan. Pelajaran Kelima : Hadis Jibril juga mengajarkan kita untuk selalu rendah hati walau ilmu kita tinggi. Ketika ada sebuah masalah yang datang kepada kita, tawakkallah kepada Allah baru kemudian menjawabnya. Tidak aib bagi seseorang alim ulama untuk berkata Tidak Tahu Pelajaran Keenam : Dalam kondisi tertentu, kita bias bertanya kepada guru bukan karena kita tidak mengerti namun dengan tujuan agar guru bias mengulangi jawabannya sehingga teman-teman kita yang masih samar pemahamannya dapat mengerti. Hadis Jibril juga mengajarkan kita bahwa seorang guru berhak mengajukan pertanyaan kepada Muridnya untuk mengetahui sejauh mana pencapaian yang diperolah. Dalam kondisi tertentu, pertanyaan seorang guru juga berfungsi untuk lebih mendekatkan kondisi psikologis seorang murid dengan tema pelajaran yang dibahas WallahuA'lambish-Shawab.
24
CUTI (Curhatan Santri) Jurnal Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang
FEBRUARI 2015
KEGUNDAHAN SANTRI : GURU-GURU MENGUNDURKAN DIRI
T
erhitung satu semester b e la k a n g a n , s e k o l a h t e l a h menerima surat-surat pengunduran diri dari beberapa orang guru dan satu orang karyawan . Tentu sekolah perlu mempertimbangkan sesuatu dari banyak hal. Ketika itu Kamis (22/01/15) Kepala MTI Candung tk MA (Zulkifli,M.A) ketika di wawancarai mengenai hal ini menuturkan bahwa “tentu sekolah mempertimbangkan ilustrasi persoalan karir guru tersebut dan sekolah j u g a m e m p e r t i m b a n g k a n u n t u k tersebut. Santri tampak sedih dan gundah menetapkan keputusan terhadap guru dengan pengunduran diri Fitra Yadi tersebut. tersebut”. Guru yang mengundurkan diri terhitung 3 orang akhir semester 1 TA 2014/2015 ini. yaitu: Latifah Bahrul, S.Pd.I, Fitra Yadi, dan Budi Hartono. Mendengar kabar satu persatu guru yang mengundurkan diri ini, tentunya santri MTI canduang merasa sangat sedih karena berpisah dengan guru yang telah cukup lama mengabdi di MTI ini, tentu mereka bertanya-tanya mengenai hal tersebut. Mari kita ulas mengenai pengunduran diri para guru tersebut. Fitra Yadi merupakan guru yang telah cukup lama mengabdi di MTI Candung. Fitra Yadi yang bekerja sebagai Sekretariat Humas MTI Candung, dikenal sebagai guru yang ceria wajahnya setiap hari terkhusus bagi para santri, serta dekat dengan santriwan/ti. Alasan pengunduran diri dari Fitra Yadi menurut tuturannya bahwa selama berada di MTI Candung, Fitra Yadi telah mengalami 3 fase : Fase pelajar (6 tahun), fase Guru (5 tahun), dan tenaga manajemen (5 tahun). Saat fase ketiga ini lah Fitra Yadi memutuskan diri untuk mantap mengundurkan diri dari MTI Candung, setelah sebelumnya telah mengundurkan diri dan tidak dapat izin dari pimpinan MTI.
SEUNTAI SAJAK
DENGARKAN AKU, WAHAI GELAP Oleh: Mita Septia Ningsih
Padamu ku katakan naungan jiwa malang ini Ku bisikkan lirih cerita ketika hati bercucuran air mata Aku bukanlah manusia baja tanpa rasa Bukan malaikat suci tanpa dosa Dan juga bukanlah robot ciptaan tanpa air mata Namun aku hanyalah biasa… Lalu Latifah Bahrul, yaitu seorang guru di yang dapat terluka teraniaya dan terpuruk di MTI Candung yang merangkap sebagai sisi-sisi kepiluan salah seorang pembina asrama putri. Alasan pengunduran dirinya ialah karena Padamu gelap.. ikut suami ke Tanjung Pinang, Kep. Riau kutumpahkan segala rasa yang pasca menikah beberapa bulan yang lalu. membelenggu jiwa Aku bercengkrama lewat hati tanpa suara Ketika kru JUSTIC menanyai santri dan mulai terbisu di saat penat menjemput perihal guru yang mengundurkan diri, durja santri tersebut menuturkan bahwa merasa Sudahkah engkau dengar ? sangat sedih dan merasa kehilangan sosok isak sengau jeritan hati yang berlayar di yang telah dijadikan panutan dalam lautan air mata kehidupan, kesesuaian antara guru dan Melawan amarahku coba berbesar jiwa santri yang telah mereka dapat selama ini, meski kadang mereka tak akan pernah tib a- tib a hila ng, m eskipu n tali mengerti dalam celotehan yang tak pernah silaturrahmi tetap berjalan. Sosok guru terpilarkan. yang mereka sayangi dan hormati kini Dan mereka tak akan tau telah tidak mengabdi lagi di MTI mengapa setiap malam ku selalu menjumpaimu bersama air mata Candung.
Budi Hartono berikutnya, merupakan karyawan MTI Candung yang telah mengabdi kurang lebih selama 3 tahun. Keputusannya untuk mengundurkan diri dikarenakan ingin mencari peluang lain dalam perubahan ekonomi seperti yang disebutkannya “kalau tidak kita yang merubah, siapa lagi?”, Itulah keputusan yang diambilnya ketika ingin mengundurkan diri, dan sekarang Budi Hartono telah memiliki usaha yang Berat sebenarnya bagi Fitra Yadi dikelolanya sendiri. Budi Hartono juga meninggalkan MTI Candung karena merupakan sosok yang dekat dengan kecintaan terhadap MTI sudah sangat semua orang. dalam, dan MTI ini juga merupakan Almamaternya. Ketika ditanya orang Pada intinya, kedekatan itu terjalin karena mengapa anda keluar? Jawabannya adanya kebersamaan dalam satu ruang. singkat “ Karena fase saya telah habis, dan Tidak mudah untuk menghilangkan rasa saya ingin punya warna hidup baru, jadi kedekatan, karena sesuatu yang terjadi pakai dua periode dalam hidup saya, cukup lama. Bahkan berat rasanya ketika periode Canduang dan ada lagi periode kedekatan itu telah tiada lagi , meskipun se lain itu ” , be gitu lah p enu tura n ada yang menggantikan, namun yang singkatnya ketika ditanyakan perihal kemaren tidaklah sama seperti sekarang. | Latania Fizikri
wahai gelap. Padamu ku tuturkan alur cerita kehidupan.. meski hidup bagaikan jurang di tepian surga Coba tengok aku malam selanjutnya dan tanyakan bagaimana keadaanku di kala itu Jika ku jawab masih dengan air mata maka teruslah buat aku kuat seperti kau yang berbalut dingin dalam kesunyian Atau jika ku tersenyum sapalah dengan bangga Karna darimu aku belajar menerima derita dan darimu juga aku tau ada terang setelah gulita Padamu gelap ku titipkan catatan malam ini sebagai cerita tidurku Biarkan aku bersandar terlelapakan di sepinya malammu Dan bangunkan aku ketika esok mentari menyambutku berseri
PRESTASI MADRASAH FEBRUARI 2015
25
Jurnal Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang
MTI CANDUNG SAAT INI SEKSI DI MATA MASYARAKAT
Kunjungan Kemenpera (13/08/2014)
S
ejarah mungkin berulang, paling tidak kata ini dapat merefleksikan perjalanan Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Candung. Syekh Sulaiman Arrasuli mendirikan MTI Candung sebagai upaya penggeseran sistem pembelajaran lembaga dari sistem “surau-halaqah” menjadi “madrasah-klasikal”. Spirit yang mendorong pergeseran seperti itu adalah suatu respon dari gerakan modernisasi nilai-nilai pendidikan Islam di Minangkabau. Kendati pergeseran sistem dilakukannya, namun secara prinsip tetap dipegang untuk mengayomi masalah keumatan di Minangkabau. Dorongan ini tergambar jelas dari kegelisahannya untuk melakukan pergeseran lembaga yang dimaksud. Gelisah terhadap kondisi santri tingkat dasar yang tidak mencicipi pembelajaran dari buya ataupun tuan syekh, dan gelisah terhadap kondisi, jika ada pembiayaan untuk guru akan berdampak pada keikhlasannya dalam mengajarkan ilmu kepada para santri. Dari hal ini terdapat nilai dasar yang menjadi nilai prinsip MTI Candung, yaitu menjaga dan mengawal persoalan keumatan dalam kerangka tradisionalis. Konkritnya melestarikan nilai-nilai adat yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam, sekaligus menerima dan mengembangkan
nilai-nilai kebaikan yang sesuai dengan ajaran Islam. Potret dorongan yang disebut di atas, dalam konteks sekarang menjadi pilar utama. Dengan hal ini MTI Candung mendorong gerakan lama dengan bungkusan baru, agar pendidikan Islam diarahkan kepada pengembangan dan membudayakan dunia tulis, baik tulisan ilmiah penelitian maupun pengembangan kreatifitas tulisan santri. Hal ini jelas yang dimaksud adalah Jurnal Santri Tarbiyah Islamiyah Candung atau lebih dikenal dengan JUSTIC. Cukup alasan untuk menyebutkan bahwa “sejarah mungkin berulang” Syekh Sulaiman Arrasuli adalah tokoh yang produktif dalam dunia tulisan, baik tulisan yang ditulis untuk konsumsi masyarakat, maupun tulisan konsumsi dunia luar. Sehubungan dengan itu, kini saya meramu kata demi kata membentuk suatu kalimat, kalimat yang beriringan yang membentuk suatu paragraf yang akhirnya menjamur menjadi suatu tulisan dalam kerangka pengungkapan “keseksian” MTI Candung dalam realita. Hari ini MTI Candung kembali seksi di mata banyak orang, baik itu masyarakat sekitar maupun orang-orang di luar madrasah itu sendiri. Hal ini ditandai dengan adanya kunjungan MPU (Majelis Permusyawaratan Ulama) pada 27 April 2014 yang lalu. Kunjungan ini dilakukan dalam rangka kerja MPU Aceh kepada MUI Sumatra Barat sekalig us P ond ok Pesant ren Madrasah Tarbiyah Islamiyah Candung. Kemudian pada 13 Agustus 2014 lalu, MTI Candung kembali kedatangan tamu. Yaitu dari
Kunjungan Kemenag Kuantan Singingi, Riau (30/08/2014)
Sekretariat Jenderal Kementrian Perumahan Rakyat (Kemenpera) Republik Indonesia. Kunjungan ini dalam rangka peletakan batu pertama pembangunan Rusunawa (Rumah susun sewa) di Kabupaten Agam yang dipusatkan di MTI Candung. Dan pada 30 Oktober 2014 lalu, MTI Candung dikunjungi oleh Kementrian Agama Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau. Kunjungan ini dalam rangka kerja program pondok pesantren. Dan masih banyak lagi tamu yang datang berkunjung ke MTI Candung pada tahun ajaran lalu. Hal ini tentu menjadi catatan tersendiri bagi MTI Candung. Selain sekedar berkunjung, para tamu tersebut juga memberikan berbagai macam apresiasi terhadap kemajuan yang sudah dicapai MTI Candung selama ini, karen a MTI Cand ung merupakan salah satu pesantren tertua di Sumatera Barat yang masih seksi hingga saat ini dan memiliki momen sejarah dalam dunia ketarbiayahan. Selain itu, MTI Canduang juga kerap dijadikan tuan rumah dalam berbagai sosialisasi, baik antar madrasah maupun dengan sekolah-sekolah umum yang berada di Kabupaten Agam. | Anesty
SASTRA
26
FEBRUARI 2015
Jurnal Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang
KISAH TELADAN
KISAH WO JIN YU oleh : Sukrisman (VII-1)
pianonya. Dua minggu lagi diadakan Resital Piano di Balai Kota yang akan dibawakan oleh murid-murid asuhannya. Betapa terkejutnya sang guru ketika Wo tiba-tiba muncul dan menyatakan ingin ikut serta dalam pertunjukan itu. “Wo, Resital ini hanya untuk murid-murid saya saja.Karena kamu sudah lama tidak les,maka kamu tidak bisa ikut,”jelas sang guru. Namun dengan nada serius dan setengah memaksa, Wo meminta diikutkan dalam resital itu. Rupanya,selama enam bulan ini ia tidak bisa datang les karena ibunya sedang sakit dan Wo tak mau meninggalkannya sendirian di rumah. “meskipun tidak les lagi,tapi saya selalu berlatih keras siang dan malam di rumah. Tolong lah bu,beri saya kesempatan untuk bisa ikut serta dalam pertunjukan nanti,” Wo memohon dengan nada memelas. Awal nya, sang guru berpikir Wo bisa merusak pertunjukan nanti,tapi sesuatu dalam batinnya mendorongnya untuk memberikan kesempatan pada anak yang gigih ini. Akhir nya, sang guru pun mengizinkan Wo mengikuti Resital Piano. Malam pertunjukan datang. Balai kota penuh sesak oleh para undangan yang terdiri atas orang tua para murid,temanteman dan relasi. Sang guru memberikan Wo giliran terkhir untuk tampil. Tepat sebelum sang guru tampil ke depan untuk berterimakasih dan memainkan bagian akhir dari pertunjukan malam itu. Pikirnya, jika nanti Wo membuat kesalahan, ia bisa 'menebusnya' di akhir acara denga permainan pianonya. Pertunjukan itu berlangsung tanpa masalah. Murid-murid telah berlatih dan hasilnya sangat bagus. Kini tibalah giliran Wo naik ke panggung. Bajunya kusut dan rambutnya agak berantakan. ”kenapa dia tidak berpakaian seperti murid-murid lainnya? Kenapa ibunya tidak menyisir rambutnya?, setidaknya untuk malam ini?” pikir sang guru. Wo menarik kursi piano dan mulai bicara. Gurunya terkejut ketika ia menyatakan ia akan memainkan karya Mozart's Concerto #21 in C Major. Jantung sang guru berdebar keras menantikan apa yang akan terjadi. Ia tahu komposisi Mozart itu tidak mudah di mainkan, apalagi oleh seorang anak seperti Wo. Namun tiba-tiba terdengar alunan Enam bulan setelah itu,sang guru membagikan brosur pada para murid-murid nada yang begitu indah. Jari-jemari Wo
S
uatu hari, seorang Guru Piano kedatangaan sepasang tamu. Seorang ayah mengantarkan putri nya yang bernama Wo Jin Yu untuk mendaftar untuk belajar piano padanya. Mendapatkan murid yang baru berusia 12 tahun, sang guru merasa senang sekali. Pada usia semuda ini,akan mudah mempelajari segala sesuatu termasuk piano. Wo kecil pun mulai belajar bermain piano,tapi si guru melihat seperti nya dia kaku sekali. Jari-jemarinya sulit di gerakkan. Selain itu Wo juga sangat tidak peka pada bunyi-bunyi nada.”tapi tak apalah,mungkin karena ini baru hari pertamanya.'batin sang guru berusaha tuk maklum. Wo terus berusaha keras memainkan jari-jarinya di atas piano dengan bunyi tak beraturan dan agak memekakkan telinga. Beberapa bulan Wo telah mencoba mempelajari segala yang di berikan guru nya. Namun sepertinya tidak ada kemajuan yang berarti .”sepertinya kamu tidak punya cukup bakat untuk menjadi pianis yang baik,” ujar guru nya pada Wo. Namun Wo menjawab kalau ia bertekad untuk bisa bermain piano. Kata Wo, ia sesungguhnya kurang menyukai piano tapi ia begitu mencintai ibunya. Karena itu lah,ia akan terus berusaha belajar piano, “karena kamu sulit sekali belajar p i a n o , m un g k i n s e b a i k n y a k a m u mempelajari alat musik lainnya. Siapa tahu kamu lebih berbakat pada alat musik lain.”tawar guru nya. “tidak!!!” jawab Wo tegas.”saya harus bisa bermain piano!!!.Suatu saat ibu saya akan bisa mendengar saya bermain piano dengan baik.” suara Wo begitu mantap. Setiap hari semangat Wo belajar piano semakin tinggi. Belakangan gurunya mengetahui kalau ia selalu berlatih memainkan piano di rumah,tanpa peduli siang atau malam. Tapi suatu waktu, Wo tidak lagi datang berlatih ke tempat gurunya.”ada apa gerangan???”,gurunya bertanya-tanya dalam hati.”ah!! tak apa-apa lah mungkin akhir nya dia menyadari dia memang tidak berbakat bermai n piano,l al u i ngin berhenti.”sang guru pun memutuskan untuk tidak menghubungi Wo.
berayun indah di Tuts Piano, bahkan menari-nari dengan gesit nya. Dia berpindah dari Pianossimo, dari Allegro ke Virtuoso, sungguh mengagumkan! Sang guru tak pernah mendengar lagu Mozart di mainkan seindah itu oleh anak berumur 12 tahun. Setelah enam sete nga h me nit, Wo m eng akhi ri permainan nya. Semua orang terpana di kursinya, seolah tak mempercayai apa yang telah mereka saksikan. Sedetik kemudian, suara tepuk tangan pun bergemuruh. Sang guru berlinangan air mata. Ia segera naik ke panggung dan memeluk Wo dengan penuh haru dan suka cita. ”ibu belum pernah mendengarmu bermain piano se indah itu, Wo! Bagaimana kamu melakukan nya?” Melalui pengeras suaraWo menjawab,”bu Yun Yi, ingatkah ibu ketika aku berkata mamaku sedang sakit? Sebenarnya mamaku selama ini sakit kanker dan dia baru saja meninggal tadi pagi. Tahukah ibu, sebenarnya....mamaku tuli sejak lahir, jadi aku yakin malam inilah pertama kali ia bisa mendengar permainan pianoku. Permainanku malam ini sengaja aku persembahkan khusus bagi mamaku sebelum ia pergi menemui Tuhannya.” Tak satupun penonton yang hadir malam itu kuasa menahan air mata. Dari beberapa sudut ruangan bahkan terdengar isak tangis penuh keharuan. Ketika panitia membwa Wo turun dari panggung, sang guru menyadari bahwa meskipun matanya merah dan bengkak karena haru, ia begitu bersyukur. Hidupnya telah menjadi jauh lebih berarti karena pernah menerima Wo sebagai muridnya.
Selama ini ia selalu merasa menjadi guru bagi muridmuridnya. Tapi malam itu ia merasa menjadi seorang murid yang telah diberi pelajaran berharga oleh Wo. Wo-lah sesungguhnya guru kehidupan baginya. Malam ini Wo telah mengajarkannya arti sebuah kerja keras, cinta kasih, dan keberhasilan.
27
INTRIK (INFORMASI HANGAT DAN MENARIK) FEBRUARI 2015
Jurnal Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang
SEJARAH JUSTIC
A
ktifitas kejurnalistikan santri sudah ada sejak tahun 2007 di Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Candung, Agam, Sumatera Barat. Hal itu berawal dari pelatihan jurnalistik yang diangkat oleh Organisasi Santri Tarbiyah Islamiyah (OSTI) Candung. Lebih dari 30 orang santri mengikuti pelatihan itu bersama beberapa orang wartawan harian Singgalang biro Bukittinggi. Beberapa minggu setelah itu, 5 orang santri mengikuti pelatihan jurnalistik pula di SMPN 03 Pawuah, Lasi, kecamatan Canduang yang diadakan oleh Rinaldi, S.Pd dan Armel Basri, S.Pd guru bahasa Indonesia SMP tersebut, dengan pemateri sahabatnya ketika kuliah dulu yaitu S. Metron dari harian Padang Ekspres. Pelatihan itu diadakan selama 3 hari, yaitu sejak tanggal 26 – 28 Juni 2007 yang diikuti oleh 35 orang peserta utusan dari sekolah, madrasah dan pesantren setingkat SLTP dan SLTA sekecamatan Canduang. Bersama kawan-kawan yang telah mengikuti pelatihan dengan Singgalang sebelumnya mereka yang baru pulang itu melanjutkan bimbingan belajar bersama Fitra Yadi dan mempresentasikan hasil karya-karyanya di Mading. Ketika itu kelompok tersebut menamakan diri dengan AJM (Asosiasi Jurnalis Madrasah). Mading yang sudah lama terlantar dikelola kembali oleh AJM sehingga tampil indah dan menarik banyak pembaca. Di Mading itu ditampilkan berbagai macam karya tulis seperti
berita, puisi, cerpen, karikatur dan pengumuman. Karena besarnya minat santri MTI Candung dalam bidang tulis-menulis, maka AJM kemudian merekrut anggota baru, setelah disaring maka terpilihlah 15 orang saja sebagai kader baru. Pada tanggal 2 agustus 2007 AJM mengadakan Diklat kejurnalistikan bagi kader baru yang dibimbing oleh Fitra Yadi. Pada kesempatan itu masing-masing peserta diberi kesempatan untuk menyampaikan keinginan dan harapan masingmasing, sehingga nampaklah keinginan yang besar dari santri-santri untuk lebih mendalami lagi dunia kejurnalistikan. Selain menggunakan Mading sebagai media publikasi, ketika itu AJM juga sudah menggunakan facebook dan blog. Kemudian di awal tahun 2008 AJM menerbitkan majalah yang bernama “Bintang (Berita dan informasi mengenai MTI Canduang)�. Setelah itu AJM fakum, tidak ada lagi aktifitas jurnalis karena kebanyakan crewnya telah tamat kelas 7.
Tahun 2009 dibentuk lagi kelompok jurnalis yang baru, yaitu Jurnal Sains Tarbiyah Islamiyah Canduang (JUSTIC) dibawah program STEP II. Dimana seluruh fasilitasnya dibantu oleh Madrasah. Ketika itu Justic mulai punya kantor dan fasilitas komputer. Penerbitan majalah menjadi semakin indah dan beragam isi. Beberapa tahun setelah itu, Justic fakum lagi. Atas saran alumni maka pada tahun 2013 beberapa orang santri bergerak lagi menghimpun anggota membangun kepengurusan Justic yang baru. Karena tidak lagi didukung oleh dana program STEP II, maka justic berdiri sendiri dan berubah arti menjadi Jurnal Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang. Hingga sekarang Justic masih eksis, tercatat telah beberapa kali menerbitkan majalah dan tabloid. Blog justic selalu ramai pengunjung, karena tulisan-tulisannya up to date dan hot. Dengan demikian para alumni sangat senang karena selalu mendapat berita hangat dari MTI Candung. Kalau ada terjadi sesuatu, atau ada acara besar di MTI Candung, para alumni selalu mengandalkan blog Justic sebagai tempat memperoleh informasi. Bila informasinya sudah diposting wartawan Justic maka itu sudah dianggap legal oleh para pembaca. | Fitra Yadi
TERIMA KASIH ALUMNI Selain itu beberapa pengurus OSTI
tersisa hanya sekitar Rp 3000.000,-. Akhirnya
uksesnya acara Milad yang
berangkat menuju Padang untuk menemui Buya
mereka mencoba mengontak salah seorang
diselenggarakan oleh OSTI
Boy Lestari serta Uda Nuzul. Tapi sayang,
Alumni di Batam dan Alumni yang ada di
(Organisasi Santri Tarbiyah
kedatangan mereka hanya membuahkan lelah
Canduang yang ternyata bersedia untuk
Islamiyah) 24/04/2014 lalu, tak lepas dari peran
karena keduanya yang tak berada di tempat kala
membantu. Tak hanya itu strategi lain pun
Alumni. Pasalnya kesulitan yang dialami pihak
itu. Akhirnya seorang alumni berinisial SH
di jal an ka n y ai tu gu ru Tarb iya h iku t
OSTI di bagian dana membuat OSTI sedikit
bersedia membantu mereka hingga dana
menyumbang.
bingung. Informasi dari salah seorang pengurus
terkumpul sekitar Rp 500.000,-. SH juga
Tarbiyah ada yang menyumbang tropi dan juga
inti, bahwa dana yang dimiliki OSTI kala itu
menjanjikan akan membantu OSTI untuk
uang sehingga yang terkumpul kurang lebih Rp
hanya ada sekitar Rp 17.500.000,-, padahal
mendapat dana lebih. Tak hayal, janji manis dari
1.500.000,-. Pada akhirnya terbayar sudah
semestinya dana yang dibutuhkan berkisar antara
alumni satu ini membuat kegembiraan dan
kekhawatiran serta gurat lelah pengurus OSTI,
Rp 26.000.000,- danRp 27.000.000,-. Tak pelak
kelegaan tersendiri bagi mereka, meski salah
karena tak hanya tropi, tapi OSTI dapat juga
hal ini membuat OSTI mati-matian memutar otak
seorang dari mereka mengkhawatirkan sesuatu.
memberi tabanas. Sisa uang yang ada akhirnya
untuk mencari jalan keluar yang terbaik melalui
Ternyata setelah ditunggu-tunggu hal yang
dengan keputusan bersama di pakai untuk
rapat bersama. Pengajuan proposal pun menjadi
dikhawatirkan terjadi juga, karena tidak ada sama
kenang-kenangan OSTIperiode 2013/2014.
pilihan kala itu. Namun, hasil yang didapat tak
sekali dana yang terkumpul.
S
Dan hasilnya dari guru-guru
Ka re n a i t u , se l u r u h st r u k t u r
sebanding dengan usaha yang dilakukan. Dari
Dite ng ah a ca ra , OSTI ke mba li
kepengurusan OSTI mengungkapkan rasa
keseluruhan proposal yang dikirim hanya ada
dipanikkan mengenai hadiah apa yang akan di
terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan
beberapa saja yang berhasil.
berikan kepada para pemuncak, sebab dana yang
dari alumni. | Widya Wahyuni
28
HOTEL (Halaman Opini & Artikel) Jurnal Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang
FEBRUARI 2015
oleh: Novi Yuspita Sari (VI-1)
trend saja, di saat orang-orang sudah dilanda kebosanan dan kejenuhan popolaritas batu akik akan turun lagi.
Ilustrasi
P
ada awal tahun 2015 ini, batu akik sedang menjadi bahan perbincangan yang booming alias naik daun. Bahkan,batu akik yang identic dengan pria paruh baya ini, rupanya juga mampu menarik minat para anak muda yang terpesona kilapnya, mereka tak segan-segan merogoh kocek hanya untuk mendapatkan batu akik yang mereka sukai. Sejak tahun lalu, batu akik atau batuan vulkanik yang biasanya ditemukan di galian sungai ini menjadi trend hingga akhirnya kini peminatnya menjamur dimana-mana. Bahkan berlian, permata, intan jadi kalah bersinar oleh kilau batu akik ini. Bisa jadi saja suatu saat batu akik akan mengalahkan nilai emas jika booming ini terus meningkat. Dan juga didengar kabar bahwa batu akik akan menjadi cindera mata saat perhelatan Asian Games 2018 di Indonesia. Fenomena batu akik walau membawa angin segar di sisi perekonomian, namun sisi negative dari fenomena ini mulai tampak dengan terjadinya perusakan lingkungan oleh penambangan liar dikarenakan tidak ada peraturan yang jelas mengenai hal ini. Siapapun dapat dengan bebasnya melakukan aktifitas penambangan liar tanpa memikirkan kerusakan lingkungan sebagai dampak yang akan terjadi. Kemudian juga terdengar berita tentang kasus yang berhubungan dengan batu akik seperti pencurian batu akik, hal ini tentu menimbulkan permasalahan baru di lingkungan masyarakat. Dikarenakan nilai jualnya yang tinggi, timbullah niat buruk bagi orang yang ingin mendapatkan uang dengan cara yang mudah. Namun yang menjadi tanda tanya adalah mengenai nilai jual dari jen is bebatuannya. Ketika seb uah b erita menginformasikan sebuah batu akik harganya dapat mencapai ratusan juta hingga milyaran rupiah, sungguhlah sulit dicerna oleh otak kita. Bagaimana bisa?? Batu akik memang memiliki keunikan masing-masing, tapi apakah cukup hanya dengan dasar keunikan tersebut batu akik menjadi jauh bernilai daripada logam mulia dan berlian. Jadi, diperkirakan harga batu akik yang tinggi ini hanya mengikuti
Kemudian batu akik seringkali dihubungkan dengan sesuatu yang mistis atau unsur gaib. Unsur gaib yang telah lama melekat di kalangan masyarakat dahulu, hingga sampai saat ini masyarakat masih mempercayai kekuatan mistik itu. Memang tak disangkal tentang keberadaan hal gaib ini, tapi eksploitasi berkebihan mengenai unsur gaib terhadap sebuah objek akan berdampak negatif karena akan mengarahkan seseorang dari mempercayai hal gaib kepada mempercayai objek yang jelas dan nyata seolah menganggap batu sebagai benda hidup. Hal ini sangat disayangkan seolah dibiarkan terjadinya eksploitasi berlebihan mengenai hal ini. Oleh karenanya perlu ada himbauan bahwa batu akik adalah benda mati, tidak ada kaitannya dengan hal mistis. Entah sampai kapan demam batu akik melanda negeri ini, memang diakui tantang keindahan dan keunikannya, tapi harusnya kita sama-sama memikirkan sebab dan akibat dari hal ini. Jangan terlalu berlebihan pada sesuatu yang awalnya tak