1 minute read

TERMASUK INDISCHE

Next Article
FUNGSI BANGUNAN

FUNGSI BANGUNAN

Empire Style

“Indische Empire Style” adalah suatu gaya arsitektur kolonial yang berkembang pada abad ke 18 dan 19, sebelum terjadinya “westernisasi” pada kotakota di Indonesia di awal abad ke 20. Pada mulanya gaya arsitektur tersebut muncul di daerah pinggiran kota Batavia (Jakarta), sekitar pertengahan abad ke 17, tapi kemudian berkembang di daerah urban, dimana banyak terdapat penduduk Eropa. Munculnya gaya arsitektur tersebut adalah sebagai akibat dari suatu kebudayaan yang disebut sebagai “Indische Culture”, yang berkembang di Hindia Belandasampaiakhirabadke19.

Advertisement

Ciri – ciri umum gaya arsitektur Indische Empire Style yakni tidak bertingkat, atap perisai, berkesan monumental, halamannya sangat luas, massa bangunannya terbagi atas bangunan pokok / induk dan bangunan penunjang yang dihubungkan oleh serambi atau gerbang, denah simetris, serambi muka dan belakang terbuka dilengkapi dengan pilar batu tinggi bergaya Yunani (Orde Corintian, Ionic, Doric), antar serambi dihubungkan oleh koridor tengah, round-roman arch pada gerbang masuk atau koridor pengikat antar massa bangunan, serta penggunaan lisplank batubermotifklasikdisekitaratap.

IndischeEmpireStyleadalah

bentuk dan fasad bangunan mirip dengan gayaarsitekturyunani.

mempunyaidenahyangsimetris Halamanbangunanyangluas

Ornamen bergaya bizantium pada Arch

WindowdanArchdoor

Tiang Dan Kolom menggambarkan arsitektur gothic

Fungsi Ruang

Fungsi ruang pada gereja

KSPM ini yaitu sebagai ibadah umat katolik. Memiliki altar dan juga deretan kursi untuk umat Denah gereja katolik memiliki bagian seperti Narthex, Aisle, Nave, altar, bema

Denah

Pada bentuk denah bangunan yaitu berbentuk salib Latin, meskipun bentuk denah salib Latin saat ini sudah tidak diharuskan.

Prinsip peletakan altar di depan umat masih diterapkan di Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria, hanya posisi altar sudah berubah. Tidak seperti gereja Eropa yang menempatkan altar menempel pada dinding Imam membelakangi umat, gereja ini meletakkan altar di tengahtengahdenganImammenghadapumat.

Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria tetap mempertahankan prinsipnya, yaitu peletakkan altar di tengah-tengah Panti Imam. karena altar merupakan pusat kegiatan liturgi Ekaristi dan kegiatan yang terjadi di atasnya merupakan peristiwa peringatan pengampunan dosa. Karena itu, daerah Panti Imam yang terletak di depanmenjaditempatMahakudus.PadaGereja

Kelahiran Santa Perawan Maria, paduan suaranya sudah menjadi satu dengan umat, supaya umat ikut berpartisipasi dalam ibadah bukanhanyasebagaipenontonibadah.

KelahiranSantaPerawanMaria

Panti Imam sebagai pusat liturgi menjadi fokus ibadah, terletak di tengah dengan peninggian lantai.sedangkanuntukInteriorGerejaKelahiran Santa Perawan Maria memiliki Panti Imam, Panti Umat, paduan suara, Baptisterium, sakristi, ruang pengakuan dan balkon. Gerja ini Tidak menggunakan portal yang diletakkan setelah pintu utama gereja. Penggunaan portal memiliki lambang pemisahan antara umat dengan dunia. Fasilitas ibadah yang digunakan untuk liturgi Ekaristi pada Panti Imam dan Panti Umat tersedia seluruhnya, yaitu tabernakel, altar, mimbar kredens, sedilia, lampu Tuhan, bejana airsucidankursiumat.

This article is from: