EDISI Koran Umum Pertama di Jambi
Terbit Pagi & Sore
Eceran Rp. 2.000,Langganan Rp. 50.000,-/ Bulan
U N T U K
P E R U B A H A N
JUARA DITENTUKAN 18
Modern
di Jambi
WEBSITE www.harianjambi.com
5
DI CAMP NOU
PRAKAR PRAKARSAI
SELASA 13 Mei 2014
12
ePAPER www.epaper.harianjambi.com
HOTLINE/FAX 0741-5912188/99
EMAIL/SMS info@harianjambi.com/085380002013
SELAMAT PAGI
PENEMUAN MAYAT
Petani Karet Tewas Diterkam Harimau Punggung Dicakar, Kaki dan Tangan Dimakan Minggu (11/5), sekitar pukul 08.00 WIB Hafis berangkat ke kebunnya untuk menyadap karet. Hingga menjelang malam, Hafis tidak kunjung pulang. Pihak keluarga merasa curiga, bersama warga lalu mencari keberadaan Hafis.
Di tubuh Hafis terdapat bekas luka cakar yang diduga cakaran harimau. Kaki dan tangan kiri Hafis nyaris tinggal tulang, diduga telah dimakan harimau.
Sekitar pukul 22.00 WIB Minggu malam, Hafis ditemukan tewas di kebun karetnya, dengan kondisi menggenaskan.
Bagian punggung terdapat luka cakar, diduga kuat cakar harimau
MUARATEBO - Warga Desa Embacang Gedang,Kecamtan Muara Tabir, Kabupaten Tebo, digegerkan dengan tewasnya Hafis Bin Mansur (35), seorang warga setempat yang bekerja sebagai petani karet. Pasalnya, Hafis yang tewas pada Minggu (11/7) kemarin itu ditemukan dalam kondisi baca Petani hal 4 GRAFIS: JACKY PURDA/HARIAN JAMBI
SEPRIADI/HARIAN JAMBI
DITERKAM: Kondisi jenazah Hafis, tampak bagian tangan tinggal tulang, diduga dimakan oleh Harimau.
Lukman: Untuk Narkoba & Istri Muda Motif Pembunuhan Intel Kejati Murni Karena Hutang Korban Bawa Kapak, Pelaku Luka di Tangan dan Dagu
Teka-teki tentang apa sebenarnya motif pengeroyokan yang dilakukan oleh Lukman dan adiknya Deni, terhadap Kasi I Intelejen Kejati Jambi, Novan Siregar, hingga tewas pada Sabtu (10/05) lalu akhirnya terungkap. FAIZARMAN, Jambi
HAL itu diketahui setelah kedua pelaku yang tertangkap di Lampung pada Minggu (11/05) sore tiba di Jambi pada Senin (12/5) tada malam. Petugas yang membawa kedua pelaku tiba di Polda Jambi sekitar pukul 22.00 WIB dengan menggunakan 3 unit mobil. Tim yang dipimpin langsung oleh Dir Reskrimum, Kombes Pol Irawan David Syah, langsung menggiring pelaku ke ruang aula DirReskrimum Polda Jambi, untuk menggelar konferensi pers dengan baca Lukman hal 4
Tertangkap Karena Sinyal HP Terdeteksi Hal ini dibenarkan oleh Direskrimum Polda Jambi, Kombes Pol Irawan David Syah, kepada wartawan di Aula Ruangan Ditreskrimum Polda Jambi tadi malam (12/05). Menurut dia, kedua pelaku diamankan pada Minggu (11/5) sore baca Tertangkap hal 4
ASISTEN Intelijen (Asintel) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jambi, Idianto, bersama beberapa pejabat Kejati Jambi, Senin (12/5) tadi malam terlihat mendatangi Mapolda Jambi saat tim yang membawa pelaku dari Lampung tiba di Polda Jambi. Kedatangan mereka guna ikut serta memantau tertangkapnya pelaku pengeroyokan yang menewaskan Novan Siregar, Kasi I Ekmon Intelijen Kejati Jambi, Sabtu lalu. Saat dikonfirmasi sejumlah wartawan terkait motif pengeroyokan terhadap bawahannya itu, Idianto enggan memberikan banyak komentar. Menurutnya, saat ini keluarga besar Kejati Jambi menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada penyidik kepolisian. “A sampai Z itu penyidik yang tahu. Kita serahkan semuanya kepada penyidik,” kata Idianto. Namun ketika disinggung mengenai keterbukaaan pihak Kejati Jambi tentang berbagai informasi yang beredar mengenai baca Kejati hal 4
Menggugat Demokrasi ETIDAKNYA ada 11 partai politik (parpol) peserta Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 berencana melayangkan gugatan hasil pesta demokrasi ke Mahkamah Kontitusi (MK). Mereka merasa tidak puas atas hasil penetapan rekapitulasi suara nasional Pileg yang diputuskan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jumat (9/5) lalu. Bahkan, beberapa parpol sudah menyiapkan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Pasalnya, masih banyak parpol yang mengeluhkan persoalan yang terjadi dalam penyelenggaraan pemilu. Mencoba untuk mengambil pendapat Direktur Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masyukuridin Hafidz, di mana ada tiga faktor yang menyebabkan proses rekapitulasi suara nasional mundur dari jadwal semula. Pertama, banyaknya kesalahan administrasi yang dilakukan KPPS, PPS, PPK, dan KPU di daerah (KPUD), terutama di tingkat kabupaten atau kota. Kondisi itu menyebabkan saat rekapitulasi nasional, KPU seolah-olah menjadi keranjang akhir dari penyelesaian masalah administrasi itu. Kedua, parpol sangat bersemangat melakukan protes dalam proses rekapitulasi yang berlangsung, terutama di tingkat nasional. Hasil kesaksian para saksi parpol di lapangan disampaikan secara langsung dalam proses rekapitulasi dan mengambil porsi waktu yang banyak saat rekapitulasi. Ketiga, rekomendasi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) tentang menangguhkan waktu dan melakukan penghitungan ulang dalam setiap proses rekapitulasi, juga memiliki peran dalam molornya proses penghitungan suara nasional. Dari ketiga hal itu, faktor pertama perlu mendapat perhatian serius agar karut-marut tahapan pemilu tidak terulang kembali, terutama pada Pilpres 9 Juli nanti. Profesionalisme KPUD dan penyelenggara pemilu, mulai dari tingkat KPPS, PPS, dan PPK, perlu menjadi perhatian serius. Profesionalisme petugas KPUD selama ini menjadi masalah utama yang menimbulkan banyak gugatan dalam setiap penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (Pilkada). Kinerja KPUD yang buruk menyebabkan pelanggaran pemilu terjadi secara terstruktur, sistematis, dan masif. Pertarungan sesungguhnya dalam suatu proses pemilu justru setelah hari pemungutan suara. Berbagai bentuk kecurangan dilakukan kandidat untuk mendapatkan suara signifikan pada proses penghitungan suara. Patut diduga, kandidat melakukan berbagai upaya agar bisa terpilih, termasuk menyuap petugas penyelenggara pemilu di daerah. Apa yang terjadi pada proses rekapitulasi penghitungan suara nasional ini harus menjadi pelajaran penting bagi semua pihak, terutama KPU. Profesionalisme dan independensi penyelenggara pemilu, terutama di daerah, harus menjadi perhatian utama. Kinerja penyelenggara pemilu akan sangat menentukan nasib bangsa Indonesia ke depan. Peran Bawaslu, Mahkamah Konstitusi (MK), dan aparat penegakan hukum lain sangat penting dalam menyelesaikan berbagai persoalan hukum terkait sengketa pemilu. Penegakan hukum harus benarbenar diterapkan agar ada efek jera bagi para pelaku pelanggaran. Dengan penegakan hukum, demokrasi yang diwujudkan dalam pemilu akan mencapai tujuan utamanya, yakni kesejahteraan rakyat. (*)
FAJAR YOGI/HARIAN JAMBI
Kisah Unik Aji Sofyan Alex, Caleg yang Melenggang ke DPRD
Menang Tanpa Kampanye, Dipecat oleh Parpol MENANG: Aji Sofyan Alex, caleg PDIP yang berhak 1 kursi di DPRD Kaltim, namun tlah dipecat dari partai
Aji Sofyan Alex, caleg PDIP berhak mendapatkan 1 kursi di DPRD Kaltim hasil pileg 9 April 2014 lalu. Dia tidak perlu mengeluarkan uang dan berkampanye untuk mendapatkan 11.874 suara dari konstituennya di 2 Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kutai Barat. SAUDI R/DETIK
PELARIAN dua pelaku pembunuhan terhadap Kasi I Intelejen Kejati Jambi, Novan Siregar, akhirnya berakhir di Lampung Selatan. Penangkapan oleh Tim Polda Jambi dan jajaran berhasil dilakukan karena sinyal HP pelaku terdeteksi oleh petugas.
DITANGKAP: Lukman dan adiknya Deni, saat tiba di Mapolda Jambi tadi malam (12/05).
Kejati Serahkan Proses Hukum ke Polisi
@harianjambi/HarianJambi
SAUDI ROSADI, Samarinda
“LUAR biasa, saya tidak berkampanye, ini bukan suara partai. Konstituen bukan PDIP, ini murni kepercayaan masyarakat memilih saya,” kata Aji, Senin (12/5) sore. Pasca dipecat dari PDIP, Aji menyatakan dirinya tidak ingin berpolemik panjang. Namun dia dikejutkan bahwa dirinya justru meraih suara terbanyak dan berhak 1 kursi ke DPRD Kaltim. “Saya tidak terima (kalau saya digantikan caleg PDIP lainnya untuk duduk di DPRD Kaltim). baca Menang hal 4