Disusun Oleh:
Galih Hafidzi Tahier
Judul Buku : Buku Profil Desa Pakijangan Tahun 2023
Jumlah Halaman : vi, 50 Halaman
Tahun : 2023
Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm
KKN TIM I UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2022/2023
KABUPATEN BREBES
Disusun Oleh:
Galih Hafidzi Tahier
Judul Buku : Buku Profil Desa Pakijangan Tahun 2023
Jumlah Halaman : vi, 50 Halaman
Tahun : 2023
Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm
KKN TIM I UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2022/2023
KABUPATEN BREBES
Segala puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT karena atas karuniaNya Buku Profil Desa Pakijangan Tahun 2023 dapat tersusun dan tersaji kepada para pembaca dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Penyusunan buku profil Desa Pakijangan ini tidak lain ditujukan sebagai sumber informasi kepada masyarakat umum yang belum mengetahui Desa Pakijangan serta generasi penerus desa untuk mengetahui Desa Pakijangan secara lebih jauh.
Terimakasih turut penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan Buku Profil Desa Pakijangan Tahun 2023 ini, yaitu:
1. Bapak Adi Safrudin selaku Kepala Desa Pakijangan
2. Bapak Sumardi selaku Sekretaris Desa Pakijangan
3. Bapak Drs. Wastam selaku wakil ketua BPD Desa Pakijangan
4. Bapak Drs. H. Atmo Tan Sidik selaku Kepala Desa Pakijangan (Tahun 19891998) dan Tim Teknis Penyempurnaan Sejarah Kabupaten Brebes
5. Bapak Atmo Suripto selaku Kepala Dusun Pakijangan, Desa Pakijangan
6. Bapak Katno selaku ketua RW 02 Desa Pakijangan
7. Bapak Apip SE., M.Si, Bapak Fajar Arianto., S.Si., M.Si dan Ibu Rachma Purwanti ., S.KM., M.Gizi selaku dosen pembimbing lapangan KKN.
8. Teman-teman mahasiswa KKN TIM I Undip Tahun 2023 Desa Pakijangan, Kec. Bulakamba, Kabupaten Brebes
9. Seluruh perangkat desa dan warga Desa Pakijangan
Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa Buku Profil Desa Pakijangan Tahun 2023 yang telah disusun ini tidak luput dari kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, segala bentuk saran dan kritik yang membangun akan diterima. Besar harapan buku profil ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak terlebih khusus masyarakat Desa Pakijangan dan pihak lain yang membutuhkan.
Brebes, Februari 2023
Penulis
Desa Pakijangan terletak di bagian timur Kecamatan Bulakamba. Adapun Kecamatan Bulakamba merupakan kecamatan di Kabupaten Brebes yang berada di bagian utara Kabupaten Brebes.
Secara geografis, batas wilayah Desa Pakijangan adalah sebagai berikut:
Utara Desa Pulogading dan
Desa Bangsri
Selatan Desa Rancawuluh dan
Desa Banjaratma
Barat Desa Bulakamba dan Desa Bulusari
Timur Desa Bangsri
Desa PakijanganBerdirinya Desa Pakijangan diawali dengan kedatangan seorang wanita asal
Banyumas bernama Nini Jasmani pada
tahun 1735 yang pada saat itu membawa 95 ekor kerbau.
Berdasarkan keterangan Bapak Drs.
H. Atmo Tan Sidik selaku Kepala Desa
Pakijangan yang pernah menjabat pada periode tahun 1989 – 1997 dan juga
merupakan Tim Penyempurna Sejarah
Kabupaten Brebes, maksud kedatangan
Nini Jasmani pada saat itu adalah untuk
mengelola lahan, dimana Nini Jasmani
berbagi tugas dengan suaminya yang
bernama Jasmani untuk mengelola
lahan di dua wilayah, Bapak Jasmani
mengelola lahan di Desa Sidakaton yang
berada di Kabupaten Tegal, sedangkan
Nini Jasmani mengelola lahan di wilayah yang saat ini dikenal sebagai Desa Pakijangan.
Pada mulanya, Desa Pakijangan merupakan alas belukar yang dihuni oleh
hewan Kijang. Sejak kedatangannya, Nini Jasmani membangun balongan (kolam) untuk persediaan minum kerbau dan menebas rumput untuk membuka alas belukar setiap harinya.
Pada suatu hari, Bapak Jasmani dari Desa Sidakaton pergi untuk mencari Nini Jasmani dengan menempuh jarak sekitar 18.5 km, sehingga pada akhirnya dapat bertemu dengan Nini Jasmani atas petunjuk seseorang. Setelah bertemu, Bapak Jasmani dan Nini Jasmani saling berpelukan dan menangis serta bercerita (gendu-gendu rasa) atas segala permasalahan yang dihadapi keduanya. Sejak saat itu, Nini Jasmani pun melarang suaminya pergi kembali ke Desa Sidakaton karena sudah bertemu dengannya.
Setelah pertemuannya kembali, Nini Jasmani dan suaminya tinggal bersama dengan menjalankan syariat islam dalam berbagai rutinitas seperti menggembala kerbau dan memancing
itu, Nini Jasmani memancing dengan menggunakan menggunakan alat penangkap ikan yang disebut anco. Konon katanya, Nini Jasmani memancing dan mengambil hasil tangkapan ikan sesuai dengan kebutuhannya, ikan-ikan yang masih kecil akan dibuang kembali ke kolam agar ikan tersebut beranak pinak dan dapat dinikmati oleh anak cucu atau generasi selanjutnya. Dari peristiwa ini, terdapat pesan moral yang secara tersirat disampaikan, yaitu dalam mengambil hasil alam tidak boleh serakah sehingga hasil alam tersebut dapat dinikmati juga oleh generasi selanjutnya.
Tahun demi tahun Nini Jasmani mengandung, hingga pada akhirnya Nini Jasmani melahirkan seorang bayi laki-laki yang bernama Kamsi. Setelah Kamsi beranjak dewasa, Nini Jasmani dan suaminya mengamanatkan Kamsi untuk bercocok tanam dengan berkata “Nak Kamsi, aku amanatkan bahwa dulunya alas belukar sekarang sudah menjadi bagus. Tolong kamu bercocok tanam”. Pada saat itu, untuk menggemburkan tanah dilakukan menggunakan bantuan kaki kerbau dengan menggiring kerbau bolak-balik sehingga tanah menjadi lumpur dan dapat ditanami padi dan tanaman tumpang sari lainnya.
Istilah “Pakijangan” berasal dari suatu alas belukar yang terdapat banyak tapak kijang pada saat awal mula kedatangan Nini Jasmani. Menurut keterangan Bapak
Drs. H. Atmo Tan Sidik, istilah Pakijangan berasal dari akronim atau dalam bahasa
jawa lebih dikenal dengan kerata basa kata ”Telapak Kijang dan Menjangan”.
Kentongan merupakan salah satu benda sakral yang masih terjaga fisiknya di Desa Pakijangan. Kentongan yang ada terbuat dari kayu balok dengan panjang sekitar 2 meter dan diameter sekitar 0,75 meter. Kentongan kayu tersebut dilapisi oleh kain dengan motif Batik Sidomukti.
Kentongan ini sudah ada sejak zaman kepala desa pertama Desa Pakijangan yaitu H. Usman atau Rakitem, dimana kentongan ini digunakan sebagai alat komunikasi kepada masyarakat apabila terjadi kejadian seperti : pencurian, pembunuhan, dan kebakaran. Selain itu, kentongan juga dilestarikan melalui suatu tradisi atau upacara yang dilakukan setiap pemilihan kepala desa baru, yaitu upacara Gotong Tong-tong atau upacara menggotong kentongan.
Dilansir dari media cetak Kompas, upacara Gotong Tong-tong atau upacara menggotong kentongan diawali dengan perjamuan di rumah kepala desa yang baru dilantik. Kepala desa tersebut menjamu dan melayani para mantan Kepala Desa Pakijangan yang hadir, termasuk mantan pesaingnya. Selanjutnya, kepala desa baru mengutus
orang untuk mengambil kentongan yang di rumah kepala desa lama.
Kentongan diambil untuk diarak keliling desa yang selanjutnya dibawa ke rumah kepala desa baru dan diletakkan di rumah kepala desa baru tersebut. Sebelum diletakkan, kepala desa yang baru akan memukul kentungan sebanyak tujuh kali. Adapun pukulan tujuh kali tersebut bermakna sebagai tujuh tindakan yang harus dipegang atau dilakukan oleh lurah (pitulakunelurah), yaitu meliputi (1) Jangan membedakan rakyat; (2) Jangan menyepelekan; (3) Jangan merasa hebat; (4) Jangan sombong; (5) Jangan suka menjahili; (6) Jangan serakah; dan (7) Jangan berkhianat.
Hingga saat ini, tercatat sudah ada 17 kepala desa yang pernah menjabat di Desa Pakijangan. Berdasarkan catatan sejarah yang dimiliki oleh Bapak Atmo Tan Sidik, Kepala Desa Pakijangan yang pertama adalah anak dari Nini Jasmani yang bernama Rakitem atau yang juga dikenal sebagai H. Usman. Berikut merupakan riwayat kepala desa yang pernah menjabat di Desa Pakijangan.
Desa Pakijangan terdiri dari dua dusun yang terletak di sebelah utara dan selatan Desa Pakijangan. Dusun yang terletak di sebelah utara ialah Dusun Pakijangan dan dusun yang terletak di sebelah selatan adalah Dusun Dukuh Bandar.
• Dusun Pakijangan meliputi 5 RW, diantaranya RW 01, RW 02, RW 03, RW 04 dan RW 05.
• Dusun Dukuh Bandar meliputi 4 RW, diantaranya RW 06, RW 07, RW 08 dan RW 09.
Jumlah RW di Desa Pakijangan
sebanyak 9 RW yang terbagi kedalam
36 RT. Dengan rincian sebagai berikut:
• RW 01 terdiri dari 7 RT
• RW 02 terdiri dari 6 RT
• RW 03 terdiri dari 4 RT
• RW 04 terdiri dari 3 RT
• RW 05 terdiri dari 4 RT
• RW 06 terdiri dari 4 RT
• RW 07 terdiri dari 3 RT
• RW 08 terdiri dari 2 RT
• RW 09 terdiri dari 3 RT
Pusat pemerintahan Desa Pakijangan berada di Balai Desa yang berlokasi di bagian utara Desa Pakijangan, tepatnya di RT 1 RW 3. Area balai desa berfungsi sebagai pusat pelayanan desa yang di dalamnya terdapat kantor Kepala Desa dan perangkat desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Poliklinik Desa, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), dan Perlindungan Masyarakat (Linmas).
Selain berfungsi sebagai sarana pelayanan pemerintahan, gedung balai desa juga biasa digunakan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan warga seperti tradisi Sedekah Bumi, Rapat dan kegiatan olahraga.
Adi Safrudin, S.IP., M.H Kepala Desa Pakijangan
1 2 3
MembangunTataKelolaSebuah
PemerintahanDesayangBaikdanBersih
DemiMewujudkanMasyarakatyang
Bermartabat,MakmurdanSejahtera.
Menyelenggarakan Pembangunan Desa yang Bersih, Terbebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Membangun Perekonomian Masyarakat Memulai Pembangunan Infrastruktur.
Meningkatkan Mutu Potensi Kesejahteraan Masyarakat Desa Untuk Mencapai Kehidupan yang Lebih Baik.
“PAKIJANGAN PASTI BISA”
LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPM)
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Pakijangan merupakan lembaga yang memiliki fungsi untuk menjaring berbagai aspirasi masyarakat desa, melakukan pemberdayaan masyarakat Desa, ikut serta dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dan meningkatkan pelayanan masyarakat Desa.
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)
BPD atau Badan Permusyawaratan Desa Pakijangan merupakan suatu badan yang bertanggung jawab dalam menampung aspirasi masyarakat desa terhadap pembangunan desa dan mengawasi kinerja kepala desa serta pemerintahan desa yang sedang berjalan. Jumlah anggota BPD Desa Pakijangan ialah 7 orang.
BUMDES BAKTI LANCAR
BUMDes atau Badan Usaha Milik Desa Bakti Lancar Desa Pakijangan terdiri 9 anggota dan memiliki satu unit usaha yaitu simpan pinjam.
KARANG TARUNA KIJANG JAYA
Karang Taruna Kijang Jaya merupakan organisasi kepemudaan desa yang menjadi wadah bagi para pemuda Desa Pakijangan untuk melakukan kegiatan positif dan menyalurkan inovasi serta kreativitas pemuda desa untuk pembangunan desa.
PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK)
PKK di Desa Pakijangan ditujukan untuk pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga dan wanita. Dalam keberjalanannya terdapat 4 kelompok kerja di PKK Desa Pakijangan , diantaranya kelompok kerja yang berkaitan dengan pendidikan dan keagamaan, simpan pinjam, sandang dan pangan, serta kesehatan. Adapun kegiatan yang biasanya dilakukan adalah pertemuan rutin serta pelatihan keterampilan.
KELOMPOK TANI
Di Desa Pakijangan terdapat 4 kelompok tani, diantaranya Kelompok Tani Sumber Hasil, Kelompok Tani Sumber Mulya, Kelompok Tani Sumber Rezeki yang berada di Dusun Pakijangan dan Kelompok Tani Sumber Tani Jaya yang berada di Dusuh Dukuh Bandar. Adapaun kelompok tani dihimpun dalam Gabungan Kelompok Tani Mandiri Sejati. Kegiatan kelompok tani meliputi sosialisasi terkait pertanian.
Secara geografis Desa Pakijangan terletak pada koordinat 6°51’53.9”LS 108°57’53.3”BT. Total luas wilayah Desa Pakijangan sebesar 744,9 Ha atau sebesar 6,19% dari total luas Kecamatan Bulakamba (BPS, 2022). Jarak Desa Pakijangan ke ibukota kecamatan sekitar 1 Km, sedangkan jarak ke Ibukota Kabupaten sekitar 10 Km.
Mayoritas wilayah Desa Pakijangan merupakan lahan sawah dengan persentase mencapai 80% dari luas lahan keseluruhan. Berikut merupakan luasan penggunaan lahan Desa Pakijangan:
• Sawah : 601,88 Ha
• Permukiman : 59,90 Ha
• Tambak : 29,60 Ha
• RTH : 25,58 Ha
• Ruang Terbuka : 11,39 Ha
• Peternakan : 7,66 Ha
• Kebun : 3,47 Ha
• Sungai : 2,26 Ha
• Pemakaman : 2,12 Ha
• Pendidikan : 0,77 Ha
• Irigasi : 0,28 Ha
Seluruh wilayah Desa Pakijangan terdiri dari tanah aluvial, dimana jenis tanah ini termasuk dalam jenis tanah yang kaya akan mineral, mudah diolah dan dapat menyerap air secara maksimal.
Seluruh rumah warga pada area permukiman Desa
Pakijangan sudah teraliri jaringan listrik PLN. Adapun
mayoritas penduduk menggunakan layanan dengan sistem
pembayaran pascabayar dan hanya sebagian kecil yang
sudah menggunakan sistem pembayaran prabayar atau
voucher listrik.
Desa Pakijangan berada di jalur Jl. Pantura sehingga memiliki aksesibilitas yang sangat baik
Kondisi jaringan jalan di Desa Pakijangan cukup baik, dimana pada jalan lingkungan primer yaitu pada Jl. Dewa/ Jl. Pintu Air yang berada di RW 1, bahan material jalan berupa beton sedangkan jalan lingkungan sekunder yang berada di lingkungan permukiman warga berupa aspal.
Di Desa Pakijangan terdapat satu menara telekomunikasi atau BTS (BaseTransceiver Station) yang berada di RW 02.
Adapun Desa Pakijangan sudah dilayani oleh 6 operator layanan komunikasi telepon seluler dengan kekuatan sinyal telepon seluler tergolong sinyal kuat dengan jenis sinyal internet 4G/LTE (BPS,2022).
Terdapat tiga jenis drainase di Desa Pakijangan yaitu drainase primer yang merupakan sungai di sebelah barat desa, drainase sekunder yang merupakan saluran air di sepanjang jalan lingkungan primer (Jl. Dewa/Jl. Pintu Air) dan drainase tersier yang berupa saluran air di sekitar permukiman warga.
Jaringan Drainase di Desa Pakijangan merupakan drainase dengan jenis saluran terbuka dan tertutup. Aliran air mengarah ke sebelah utara, dimana bagian selatan Desa Pakijangan merupakan hulunya.
Sarana pemerintahan Desa Pakijangan berada di sebelah utara Desa Pakijangan, tepatnya di Dusun
Pakijangan. Sarana Pemerintahan berupa Kantor Kepala
Desa dan Perangkat Desa yang juga memiliki berbagai
fungsi pelayanan lainnya seperti Balai Desa, Poliklinik
Desa, Kantor Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
Sarana peribadatan yang tersedia di Desa Pakijangan berupa masjid dan musala yang tersebar di Dusun Pakijangan dan Dusun Dukuh Bandar. Jumlah masjid yang ada di Desa Pakijangan sebanyak 4 masjid, sedangkan musala sebanyak 16 musala.
3 Madrasah yang berada di Desa Pakijangan bagian utara (2 Madrasah) dan bagian selatan (1 Madrasah) serta 1
Pesantren yang berada di RW 02.
Sebagai sarana untuk menunjang dan memberikan pelayanan pada kesehatan warga setempat, di Desa Pakijangan terdapat sarana kesehatan berupa Poliklinik
Desa (1 unit), Bidan (3 bidan praktik), Toko Obat (1 toko) dan Posyandu (7 unit) yang tersebar di kedua dusun.
Adapun jumlah tenaga kesehatan di Desa Pakijangan yaitu 8 Bidan/Dukun bayi terlatih dan 3 perawat.
pada tahun 2022, jumlah penduduk Desa
Pakijangan sebanyak 10.086 jiwa, dengan
jumlah penduduk laki-laki sebanyak 5.156
jiwa dan perempuan sebanyak 4.930
jiwa. Adapun jumlah Kepala Keluarga (KK)
sebanyak 3.220 KK, dengan persentase
Keluarga Pra Sejahtera sebesar 24,5%,
Keluarga Sejahtera sebesar 63,3% dan
Keluarga Sejahtera Plus III sebesar 12,2 %.
penduduk di Desa Pakijangan merupakan penduduk tamatan pendidikan tingkat SD/Sederajat yaitu sebesar 59,55%.
Persentase Penduduk Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tahun 2023
Sumber:PendataanDesa,2023
Berdasarkan rekapitulasi data jumlah penduduk menurut jenis pekerjaan tahun 2023, mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai wiraswasta dan pedagang yaitu sebanyak 39,05%. Kebanyakan penduduk Desa Pakijangan yang tergolong usia produktif bekerja dan berdagang di luar desa, seperti di Kota Jakarta dan Kota Makassar. Sedangkan penduduk usia lanjut masih aktif bertani.
Berdasarkan APBDes Tahun 2022, jumlah pendapatan desa adalah sebesar Rp. 2.877.940.000. Dengan sumber pendapatan dapat dilihat pada grafik berikut.
Sumber perekonomian masyarakat Desa Pakijangan berasal dari beberapa bidang usaha diantarnya dari hasil pertanian meliputi padi dan bawang mera, peternakan dan industri mikro meliputi produksi tempe, telur asin dan usaha lainnya. Selain itu, adapun masyarakat yang sumber perekonomiannya dari bidang perdagangan dan jasa.
Bawang merah merupakan salah satu komoditi unggulan di Desa Pakijangan dilihat berdasarkan nilai ekonomi. Bawang merah setelah di panen akan dijual ke tengkulak. Masa penanaman bawang merah dari persiapan hingga panen biasanya dari bulan Juni hingga bulan agustus.
Padi merupakan komoditi unggulan di Desa Pakijangan dilihat berdasarkan luas tanam, dimana sebagian besar lahan sawah di Desa Pakijangan diperuntukan untuk pertanian padi. Serupa dengan hasil Bawang merah, hasil panen padi juga dijual ke tengkulak.
Masa penanaman padi dari proses persiapan hingga panen biasanya dari bulan februari hingga bulan mei. Nilai harga modal dan jual padi lebih stabil sehingga dianggap lebih menguntungkan para petani di Desa Pakijangan.
Padi SawahDi Desa Pakijangan terdapat beberapa pelaku usaha yang diantaranya bergerak di bidang peternakan bebek, produksi tempe, produksi kerupuk simping, produksi telur asin, produksi tahu, produksi rengginang dan ternak lele.