1 EDISI I MEI 2012
TABLOID
PANDUAN KESEHATAN KELUARGA
PENERBIT : PT Prima Nadia Gravia KOMISARIS : Ir. Dothy MSc DIREKTUR UTAMA : Erfandi Putra DIREKTUR: T. Setyaningsih
1. 2. 3. 4.
DEWAN REDAKSI Laksma (Purn) dr Syamsul Anwar Dr Poernomo Boedi Setiawan Sp PD Djuwartini SKM MM Andriyanto SH MKes
PEMIMPIN UMUM: Erfandi Putra PEMIMPIN REDAKSI : Gatot Susanto REDAKTUR PELAKSANA : Retno Asri Lestari REPORTER: Surabaya : Siska Prestiwati, Nirmala Ali, Rainy Alfa Z. Sidoarjo : Ahmad S. Mojokerto : Naning Sri Hidayati Malang : Cahyono Tuban : Abdul Bahri Bangkalan : Kasiono Yogyakarta : Sita Kumalasari Jakarta : Djauhari Effendi, Zaki Syahputra Bandung : Adam Permasa Bali : Wasti Balikpapan: Danang Agung FOTOGRAFER: Yudhi Dwi Anggoro LUAR NEGERI: Singapura : Ir.Muhammad Abdu Belanda : Ir.Rangga Raditya,MSc SIRKULASI : Safri Hamdani, A. Kadir, Faisal PP IKLAN : Pudja Caturwangi, A. Hariyanto ALAMAT: Jl. Cipta Menanggal VI/7 Surabaya Telepon: 031- 828 1712, Fax 031-827 0385 WEBSITE: global-sehat.com Email : global_sehat@yahoo.co.id
M
EMENUHI permintaan masyarakat, akhirnya Tabloid Global Sehat kembali kami hadirkan dalam sajian dan manajemen baru. Kami di Redaksi sebelumnya telah menerbitkan Tabloid Segar (Sehat dan Bugar) yang secara khusus menyajikan liputan soal dinamika kesehatan masyarakat. Namun karena ada beberapa kendala teknis akhirnya Tabloid Segar vakum selama beberapa bulan. Selama masa rehat itu, ternyata banyak pembaca Segar menanyakan, mengapa tabloid satu-satunya di Jawa Timur yang mengupas tuntas masalah kesehatan itu tidak terbit lagi. Mereka bukan hanya bertanya, tapi juga meminta agar Segar kembali diterbitkan sebab memang sajiannya sangat dibutuhkan masyarakat sekaligus membantu program pemerintah dalam meningkatkan indeks pembangunan manusia IPM) atau Human Development Index (HDI) di sektor kesehatan. Tabloid ini sungguh menyehatkan di tangah kondisi masyarakat yang harus terus terjaga agar tidak sakit sebab sehat sungguh merupakan barang mahal. Obatobatan mahal. Begitu pula biaya periksa, berobat, dan perawatan di rumah sakit. Karena itu, kata kuncinya adalah masyarakat harus selalu sehat. Dan tidak ada yang lebih penting dari menjaga tubuh agar selalu sehat kecuali dengan tindakan preventif atau pencegahan. Namun bila sudah ada penjagaan ketat tapi ternyata tubuh kita tetap saja kebobolan terserang penyakit, tentu masalahnya lain. Kita memang akhirnya harus berobat. Nah, soal pencegahan agar terhindar dari serangan penyakit itulah yang selama ini jadi fokus perhatian dari media kita tercinta tersebut, selain tentu saja upaya penyembuhan dengan pengobatan atau perawatan di rumah sakit. Sajian-sajian menarik itu yang membuat pembaca Segar kangen sehingga mereka mengontak Redaksi dan berkirim surat agar Segar bisa kembali menyapanya setiap bulan. Bahkan ada usul agar menjadi tabloid mingguan. Kami tentu tergugah dengan respon positif dari masyarakat tersebut. Karena itu, awak Segar pun kami kumpulkan lagi untuk menjawab tantangan pembaca. Setelah beberapa kali rapat intens, kami pun sepakat menerbitkan lagi majalah
2
kesehatan ini. Namun karena alasan teknis tadi, tabloid tercinta kita tidak bisa lagi menggunakan nama Segar, sebab media ini masuk dalam naungan manajemen Global Media Group yang sudah menerbitkan Majalah Global Energi. Maka, namanya pun menjadi Global Sehat. Sempat ada usulan mengapa tidak memakai nama Global Segar, di mana filosofinya manusia sejatinya tak hanya butuh sehat saja tapi juga harus segar. Bahkan bugar. Usulan itu pun sudah kami bahas serius di berbagai rapat hingga kami berkesimpulan dan berketetapan hati menggunakan nama Global Sehat. Tabloid Segar menjadi bagian dari proses kami untuk selalu menjaga agar masyarakat selalu hidup sehat. Berbudaya dan bergaya hidup sehat. Tabloid Segar bukan masa lalu kami tapi selalu bersama kami untuk menatap masa depan yang selalu sehat, sebab baik awak Redaksi, mitra, maupun pembaca Segar banyak yang menopang penerbitan Tabloid Global Sehat. Kali ini, kami bukan hanya hadir dalam bentuk tabloid, tapi juga bisa diakses melalui website dengan alamat: www.globalsehat.com. Hanya saja untuk membuka halamanhalaman isi tabloidnya harus menggunakan pasword yang bisa didapat dengan mengontak Redaksi. Nah untuk penerbitan edisi Mei 2012 ini kami mencoba menurunkan laporan soal masih maraknya jajanan berbahaya bagi anak di sekitar kita, dengan pertimbangan agar masyarakat kembali peduli pada makanan yang layak konsumsi bagi anak-anak. Ya agar sikap peduli pada kesehatan anak melalui cara-cara sehat menjaga menu makanan anak, terus terjaga, supaya kasus Aurelia Nirwana dan Adinda, yang menjadi fokus Liputan Utama, tidak terulang lagi. Artinya, sesibuk apa pun orang tua, kesehatan buah hatinya harus tetap dinomorsatukan. Cara sehat yang dimulai dari menjaga makanan anak. Dan makanan terbaik bagi anak adalah hasil masakan sang ibu sebab lebih terkontrol baik proses maupun bahan-bahannya. Tidak mungkin seorang ibu akan memberikan makanan pada anaknya berbahan berbahaya. Tidak mungkin pula kita meracuni anak kita sendiri. Karena itu para orang tua harus pula cerdas membeli, dalam arti tahu karakter makanan yang dikonsumsi anak, termasuk dengan membaca bahan-bahan apa saja yang digunakan, seperti tercantum pada “ingredients”. Dan tentu saja harus tahu maksudnya. Dengan ilmu kita akan selalu selamat. Selamat membaca.
Balita Saya Kok Sudah Ambeien? Sejak bayi, putri saya hanya minum susu (ASI) dan susu formula. Makannya susah banget. Sampai umur tiga tahun, dia masih sulit sekali makan makanan selain susu. Berbagai cara sudah saya lakukan tapi gagal. Akibatnya, karena kekurangan sayur dan buah, kalau buang air besar dia jadi susah. Bahkan sering berdarah. Akhir-akhir ini saya lihat setiap buang air besar anak saya merasa sakit hingga saya ketahui ada benjolan kecil di duburnya. Mohon penjelasan dari dokter atau tim Global Sehat, apakah benjolan di dubur anak saya itu ambien? Dan bagaimana pula cara mengobatinya? Terima kasih. SULASTRI Wonoayu Sidoarjo
Gula Obat Diabetes? Sejumlah orang bilang, minuman tebu yang dijual di jalan-jalan—diperas langsung— tanpa es, bisa dijadikan obat diabetes. Seorang kades di Jombang saat musim giling tebu mengaku selalu minta gilingan tebu pertama ke PG Gempolkerep di Gedeg Mojokerto sebanyak satu jirigen. Air tebu asli ini sering diminta tetangganya sebagai obat diabetes. Dan konon sejumlah orang yang meminumnya ternyata sembuh. Yang jadi pertanyaan saya, apa mungkin penyakit (kelebihan) gula bisa sembuh diobati dengan air asli gula (tebu). Ketika saya tanyakan ke dokter, jawabannya tidak mungkin. Tapi testimoni sejumlah orang yang meminumnya menyatakan sebaliknya. Saat saya sampaikan lagi ke Pak Dokter tadi, Beliau menyebut, kalau begitu butuh penelitian lebih lanjut. Sebab, jangan-jangan obat penyakit gula ya ada pada gula itu sendiri. Mohon kiranya Global-Sehat bisa mengulas masalah-masalah yang mungkin jadi mitos di masyarakat semacam itu. terima kasih, semoga Global Sehat semakin bagus dan menyehatkan pembacanya. SUSILAWATI Guru SDN Kesamben Jombang
Surat pembaca dikirim ke email: global_sehat@yahoo.co.id atau ke nomor faks: EDISI031-827 I MEI0385 2012
32 EDISI I MEI 2012
33 EDISI I MEI 2012
REFRESHING Manfaat Memancing MEMANCING untuk sebagian orang adalah kegiatan yang dapat dijadikan hobi, bahkan bisa stres jika beberapa waktu lamanya tidak memancing. Persoalan memancing ini ternyata bukan saja menjadi hobi tapi dapat pula menjadi cara efektif yang berguna untuk mengetes beberapa perilaku manusia, antara lain: 1. Melatih kesabaran 2. Menguji ketenangan (jika dilakukan sendiri, di tempat sepi) 3. Mengolah pernapasan, efektif jika di lakukan di bawah pohon yang rindang tetapi tidak lembab 4. Olah pikiran jika dilakukan menggunakan pikiran fokus dan imajinatif/mewujudkan sesuatu di alam pikiran bawah sadar untuk menarik sesuatu yang kita kehendaki (misalnya ikan) dan tentu saja dengan pernapasan yang santai dan terarah nggak buru-buru. Intinya kesabaran, soal dapat atau tidak dapatikan, itu bukan masalah. 5. Jika no 1-4 bisa dilaksanakan dengan baik, manfaat plusnya memancing dapat kita rasakan dan bukan hanya tersalurnya hobi saja.
Mengganggu kesehatan bila: 1. Lupa makan Karena keburu siang dan ikan tidak lagi lapar, pemancing biasanya tidak sarapan di pagi hari untuk mengisi perut dan tidak membawa bekal. Ini mengakibatkan pemancing sering mengalami gangguan asam lambung sehingga menyebabkan sakit maag. 2. Jajan sembarangan Biasanya di areal memancing yang ramai, para pedagang memanfaat situasi untuk menjual makanan kebutuhan pemancing untuk mengisi perutnya. Kebanyakan makanan yang dijajankan tidak higienis, sehingga dapat mengganggu kesehatan terutama kesehatan perut. 3. Muntah karena mabuk laut Pemancing yang memancing di tengah laut dengan perahu, sering mengalami mabuk laut. Muntah karena mabuk laut dapat dialami berkali-kali oleh pemancing. Karena isi perut yang terus menerus terkuras keluar, sehingga perut kosong dan terjadilah tukak lambung. 4. Tidak membawa bekal terutama air minum Dehidrasi banyak dialami oleh pemancing. Karena keasyikan, pemancing sering lupa minum meski sedang memancing di bawah terik matahari akibatnya tubuh mengalami dehidrasi. Ini sangat mengganggu kesehatan pemancing.
35 EDISI I MEI 2012
40 EDISI I MEI 2012