Newsletter Pangandaran

Page 1

Program Pengembangan Pariwisata yang Mendukung Konservasi Keanekaragaman Hayati di Pangandaran, kabupaten Ciamis - Jawa Barat

Bulletin | Nopember | 2010

Kemitraan Para Pihak Dalam Mewujudkan Destinasi Yang Berkelanjutan

S

udah hampir dua tahun berlalu sejak Rencana Pengelolaan Pariwisata Pangandaran ditandatangani dan diadopsi oleh para pihak yang berkepentingan; baik dari Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, pemerintah Propinsi, pemerintah Kabupaten, pelaku pariwisata Pangandaran, tokoh masyarakat, dan juga masyarakat Pangandaran. Jika kita cermati, telah banyak pula program-program kegiatan dalam Rencana tersebut yang telah dilakukan. Kita dapat lihat bahwa program rehabilitasi terumbu karang dan adopsi karang masih dilaksanakan oleh KMPP dan LWG. Berbagai produk wisata baru yang dikembangkan selama program berlangsung juga tetap dipasarkan dan dilaksanakan. Kegiatan-kegiatan pengembangan wisata desa di desa Sidomulyo dan Sukahurip juga dilanjutkan oleh masyarakat desa, baik secara swadaya ataupun melalui bantuan dari pihak lain. Di sisi lain, Kementerian Kebudayaan Pariwisata dan Indecon juga terus membantu Pangandaran melalui kegiatan pemasaran destinasi. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata telah membawa keberhasilan dan produk wisata Pangandaran ke berbagai forum di tingkat nasional, regional, dan internasional; seperti ITB Berlin 2010 di Berlin, Jerman; Konferensi Nasional DMO 2010 di Jakarta, ASEAN Conference on Ecotourism. Indecon juga telah membantu memasarkan destinasi dan produk wisata Pangandaran melalui berbagai mekanisme; seperti melalui website (www.indonesiaecotravel) dan brosur. Indecon juga telah membawa beberapa tur operator dari Belanda, Inggris, dan Jerman untuk melihat langsung produk-produk wisata di Pangandaran. Dampak dari kegiatan pemasaran ini mungkin belum terlihat nyata saat ini , karena pemasaran membutuhkan waktu; tetapi kami tetap percaya bahwa Pangandaran punya peluang besar untuk mewujudkan visi pengembangan pariwisatanya.

Pangandaran. Lembaga ini dirasakan sangat diperlukan mengingat bahwa alam dan budaya yang merupakan aset utama pariwisata Pangandaran kini mulai rusak; seperti terumbu karang yang rusak, serta sampah dan limbah yang terus mengotori kawasan wisata dan lingkungan. Saat itu mengemuka pula pentingnya bahwa lembaga ini harus pula dapat mewadahi berbagai kepentingan instansi terkait di Pangandaran. Mungkin banyak yang lupa bahwa Pangandaran telah memiliki KOMITE PEMBENTUKAN DMO, yang sementara ini beranggotakan 6(enam) lembaga lokal; yaitu: PHRI Pangandaran, Kelompok Kerja Pariwisata Pangandaran (LWG), Asosiasi Pemerintah Desa Indonesia (APDI) Pangandaran, Badan Perwakilan Desa (BPD), Presidium Pemekaran Kabupaten, dan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Pangandaran. Komite DMO telah bertekad berperan aktif menjadi penggerak pembentukan DMO untuk kepentingan pariwisata dan masyarakat Pangandaran umumnya. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia sangat menghargai komitmen para pihak dan masyarakat Pangandaran dalam pengembangan pariwisata yang lebih baik. Dalam kerangka itu, Kementerian akan terus mendukung dan memfasilitasi proses pembentukan DMO Pangandaran. Proses ini akan digerakkan oleh Komite DMO – dengan dukungan dan fasilitasi Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata - pada tahun 2010 serta dilanjutkan pada tahun 2011. Harapan kita: DMO Pangandaran dapat terbentuk dan berfungsi untuk kemajuan pariwisata Pangandaran, sehingga pariwisata dapat memberikan manfaat yang lebih besar dan lebih luas bagi masyarakat Pangandaran; baik yang terlibat langsung di kawasan pariwisata maupun masyarakat lainnya yang tinggal di pedesaan. Semoga... Oleh Wita, Indecon

Dalam Rencana dan berbagai forum pertemuan para pihak di Pangandaran; telah tersurat keinginan untuk membentuk suatu lembaga yang dapat mengelola pariwisata Pangandaran, sekaligus untuk mengelola konservasi lingkungan alam dan budaya


dan pembuatan kompos. Adapun program yang akan dijalankan selanjutnya adalah: pembuatan produk suvenir, pengemasan suvenir, pembuatan buku tentang toga dan pembangunan demplot kompos. Program ini diharapkan dapat menjadi pemicu berkembangnya hal serupa di desa-desa lain, baik menjadi alternatif tujuan wisata maupun sebagai alternatif pendapatan bagi masyarakat. LWG sendiri disini hanya berperan sebagai fasilitator dan pendamping masyarakat dalam pelaksanaan program. Sehingga, berhasil atau tidaknya program ini sangat bergantung pada kesungguhan masyarat dalam menjalankannya.

Pelatihan Pengelolaan Tanaman Obat Keluarga di Sidomulyo

Kendala yang muncul seperti pola pikir masyarakat yang masih bersifat pragmatis merupakan tantangan yang harus dihadapi bersama agar setiap proses yang dilaksanakan dapat menjadi pembelajaran kita semua dalam menuju masyarakat Pangandaran yang lebih baik. Oleh Budi, LWG

S

etelah belajar selama lebih dari dua tahun bersama Indecon melalui program yang didukung oleh UNWTO, akhirnya LWG mendapat kepercayaan untuk melanjutkan program pengembangan tanaman obat keluarga sebagai alternatif tujuan wisata di Pangandarann. Program lanjutan ini mendapat dukungan dari GEF-SGP UNDP. Program yang sudah berjalan sejak bulan Januari tahun 2010 ini terdiri dari 3 program, yaitu: identifikasi taman, penanaman,

Pangandaran Di Mata Saya

Sonja, Universitas Sains Terapan Haaga-Helia, Finlandia

S

aya mahasiswa jurusan pariwisata dari Universitas Sains Terapan Haaga-Helia, Finlandia. Sebagai syarat kelulusan sarjana fakultas Hospitality Management, saya harus melaksanakan kerja praktek selama 5 bulan (baik di dalam ataupun luar Finlandia) dan saya memilih untuk magang secara sukarela di LWG Pangandaran. Selama saya di Pangandaran, saya merasa takjub dengan orangorang yang bekerja di dalam proyek yang diinisiasi oleh UNWTO ini. Saya melihat betapa pentingnya kegiatan yang dilakukan oleh LWG di Pangandaran karena masih banyak orang yang tidak sadar dan tidak peduli dengan dampak negatif yang ditimbulkan oleh pariwisata bagi lingkungan dan sosial. Beberapa kegiatan yang saya ikuti adalah pertemuan, lokakarya, dan training seperti di Sidomulyo, dimana LWG membantu mempromosikan dan mengembangkan pariwisata desa sebagai alternatif pemasukkan bagi masyarakat lokal. Saya banyak bertemu orang-orang yang luar biasa selama masa magang saya, rekan-rekan kerja, dan masyarakat setempat yang banyak mengajarkan saya arti kesabaran dan tampang yang

“lempeng” walaupun sedang dirundung masalah hidup dan pekerjaan, yang tidak mungkin dapat saya temukan di dunia Barat. Saya akan sangat merindukan keramahan orang-orang disini dan khususnya makanan Sunda favorit saya, karedok! Masukan saya dibawah ini hanyalah opini pribadi berdasarkan apa yang saya lihat dan alami di Pangandaran. Beberapa hal mungkin sudah mulai dilaksanakan namun masih sangat mungkin untuk ditingkatkan. Meningkatkan kesadaran lingkungan bagi para pengunjung dan penduduk adalah hal yang sangat penting. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara:

VI

PARIW PANGAN

• Membuat media informasi yang lebih terlihat “Pangandaran sebagai dan tersedia bagi siapa saja di Pangandaran dan Budaya yang Me • Mendorong pelaksanaan tur yang bertanggung Tinggal yang Nyam Norma jawab sekaligus informatif di wilayah Cagar Alam dengan menerapkan peraturan yang ketat • Tidak membuang sampah sembarangan • Tidak memberi makan satwa liar, tidak mengambil karang atau berjalan di terumbu karang. • Terapkan sistem sanksi dan teguran keras bagi yang melanggar jika memungkinkan. Pembagian daerah pun harus jelas, sehingga tidak ada orang yang dapat memancing di kawasan Cagar Alam, dan tidak ada perahu yang parkir di pinggir pantai pasir putih. Saya pikir, akan sangat bagus sekali jika disediakan area khusus snorkelling karena sejujurnya saya takut ketika saya berenang, perahu-perahu nelayan itu akan menabrak saya. Tur adopsi terumbu karang juga dapat ditingkatkan dengan cara menekan dampak pada terumbu karang, seperti pelatihan untuk para penyelam sehingga mereka dapat


Lebih Dari Sekedar Toilet

T

oilet tidak dipungkiri lagi sudah menjadi sarana yang sangat dibutuhkan di suatu lokasi wisata. Suatu tempat wisata menjadi nyaman untuk dikunjungi jika fasilitas ini tersedia dengan baik. Beberapa fasilitas toilet sudah tersedia di lokasi-lokasi pariwisata utama di Pangandaran. Namun seberapa nyamankah toilet-toilet tersebut? Terpisahkah toilet perempuan dengan lakilaki? Apakah fasilitasnya sudah dapat memenuhi kebutuhan Anda? Sebut saja pemisahan toilet laki-laki dan perempuan. Hal ini sangat penting karena toilet yang bercampur kurang dapat menjaga privasi antar masing-masing pengguna. Perempuan biasanya membutuhkan ruangan toilet yang lebih tertutup dan area wastafel atau berganti pakaian yang lebih besar. Mereka cenderung akan merasa risih bila ada laki-laki yang dapat ikut melihat aktifitas tersebut. Pangandaran di GTZ - GITEWS, Bali Contoh lainnya, ketika Anda selesai bermain-main di pantai dan ‘lengket’nya air laut menempel di kulit, membasuh diri dengan air tawar segar menjadi hal pertama yang pasti Anda lakukan. Fasilitas shower pasti menjadi tujuan favorit. Akan lebih baik apabila shower ini dapat diakses dengan mudah dan terintegrasi dengan toilet tentunya.

ISI

Ide-ide tentang fasilitas toilet yang baik sudah saatnya mulai diwujudkan di kawasan wisata Pangandaran. Kita tidak dapat menutup mata bahwa fasilitas toilet yang ada sekarang kurang memadai sehingga belum dapat mengakomodir kebutuhan para pengunjung. Seperti halnya yang sekarang perlahan sedang dimulai oleh Suherman - ketua Kelompok Masyarakat Peduli Pariwisata (KMPP) Pangandaran - yang beliau wujudkan dalam pembangunan toilet yang berada di depan Taman Wisata Alam dan sekarang masih dalam tahap pembangunan. Akan terdapat pemisahan toilet laki-laki dan perempuan, fasilitas pemandian (shower), penitipan barang dan satu fasilitas tambahan; fasilitas peristirahatan sementara yang terdapat di bagian atas yang disebut Saung Pani’isan. Usaha-usaha positif seperti ini hendaknya “menular”, sehingga semakin banyak toilet yang baik di Pangandaran dan pengunjung pun merasa semakin nyaman berwisata. Oleh Dian Ika Gesuri, Indecon Saung Pani’isan

lebih sadar akan penggunaan fin-nya dan tidak melabuhkan jangkar di terumbu karang. Pemerintah juga dapat membiayai pengadaan tempat sampah disekitar pantai dan warungwarung, dan memberikan insentif bagi mereka yang bekerja membersihkan sampah di sekitar area-area tersebut. Menurut saya, tempat sampah besar yang saat ini terdapat di pinggir jalan tidaklah cukup. Ada contoh bagus yang bisa dilihat seperti yang tempat sampah yang ada di Pacitan, Jawa Timur.

WISATA NDARAN

i Tujuan Wisata Alam endunia serta Tempat

man Berlandaskan Agama”

Untuk mereka yang senang bepergian ala backpacker, sering kali terjadi saat-saat dimana dibutuhkan suatu tempat penitipan barang sementara karena tidak mungkin membawa semua barang bawaan untuk bermain di pantai. Pada saat-saat itulah fasilitas penitipan barang atau locker menjadi sangat diperlukan, dan sangat memungkinkan untuk diintegrasikan dengan toilet.

Dalam mencapai pengelolaan pariwisata yang lebih baik, pusat informasi bagi para wisatawan sangat diperlukan. Pengelolaan warung-warung baru di sekitar pantai juga sangat penting demi kenyamanan, estetika dan kebersihan. Pelatihan rutin CPR, berenang, dan penyelamatan bagi Balawista harus terus diadakan karena jika tidak dilatih terus-menerus, keterampilan ini bisa hilang. Mereka menyelamatkan nyawa banyak orang!

Terakhir, Tur Kangkareng dan Adopsi Terumbu Karang dapat lebih dimaksimalkan pemasarannya dengan membuat brosurbrosur, buletin, maupun papan informasi di setiap penginapan dan hotel, bergabung dengan website “Lonely Planet” dan forum perjalanan lainnya di internet, atau membuat website yang lebih mudah diakses dan digunakan.

”…masih banyak orang yang tidak sadar dan tidak peduli dengan dampak negatif yang ditimbulkan oleh pariwisata bagi lingkungan dan sosial...”

Pangandaran di ITB Berlin 2010


Pangandaran di IEBF Banjarmasin 2010

Pangandaran Meeting dengan Komisi II DPR di Jakarta

Mari Bersama-sama Kita Merawat Pangandaran

P

ariwisata Pangandaran terus menggeliat, hal ini terlihat dari peningkatan jumlah kunjungan wisatawan baik dari domestik maupun mancanegara dari tahun ke tahun paska Tsunami 2006. Terlihat pula perbaikan dan pembangunan hotel baru di kawasan pariwisata Pangandaran. Perubahan ini adalah hasil dari upaya masyarakat dan pelaku pariwisata Pangandaran yang bahu-membahu mendorong perbaikan kualitas pelayanan, pengembangan produk baru dan pelibatan masyarakat untuk merawat Pangandaran. Terbukti bahwa secara bersama-sama kita mampu memperbaiki diri, namun janganlah cepat puas karena jika kita ingin Pariwisata Pangandaran berkembang ke arah yang lebih baik, maka kita semua harus bersama-sama merawat dan menjaga agar kualitas lingkungan dan pelayanan terus meningkat… Wisatawan membutuhkan kenyamanan, kebersihan dan pelayanan yang baik… Mari kita bangun kualitas lingkungan Pangandaran yang lebih baik dan kita tingkatkan kualitas sumber daya manusia pariwisata Pangandaran…

Tips Perjalanan Hijau ik di rumah dan kantor ketika

4. Tampil Bersahaja

sederhana , pilihlah yang lebih kecil dan Pada saat memilih penginapan Penginapan rgi. ene yak ban msi nsu gko daripada hotel besar yang men an masyarakat biasanya lebih memberdayak kecil dan sederhana ini juga nalnya. sekitar dalam kegiatan operasio

listr 1. Cabut semua sambungan ian erg hendak bep

uang sia-sia g kita gunakan dirumah terb Sebanyak 10% dari listrik yan ik lainnya tron elek n lata pera dan puter, melalui adaptor, charger, kom un tidak digunakan. yang tetap tersambung nam

5. Kurangi Sampah Anda

alternatif beli benda sekali-pakai jika ada Saat bepergian, hindari mem gkin sulit Mun m. ofoa ah makanan styr benda pakai-ulang, seperti wad an tisu basah nak ggu men saat a tam teru ak, jika Anda membawa anak-an teladan yang . Tapi upaya ekstra ini adalah sekali pakai dan jus kemasan baik.

grajin lokal sung 2. Beli cindera mata dari pen beli benda seni kerajinan lang mem gan den l loka aya bud ung

Duk produksi Membeli cindera mata murah dari pengrajin bila mungkin. Jika pengrajin al. ision trad aya bud h ema masal hanya akan memperl lih ke mata jinannya , mereka akan bera tak bisa menjual benda kera ingga lama-kelamaan seh al, ision trad lu terla k tida pencaharian lain yang elihara. jadi terabaikan dan tidak terp budaya tradisional mereka men

iwisata berkelanjutan 3. Dukung usaha-usaha par rator, alanan dengan jasa tour ope

perj Ketika hendak merencanakan a paridukung dan melaksanakan usah men g yan r rato ope tour lah pilih wisata yang berkelanjutan.

6. Ulurkan Tangan

Anda kunmasyarakat mana pun yang Berikan dampak positif kepada ya sekedar han ki mes , m bentuk apa pun jungi, dengan berbuat baik dala memungut sampah di pantai. hic Traveler” Disadur dari “National Geograp


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.