SEBUAH KISAH KLASIK (DI)
CIAILAH
(3/4/5)
(BELAS TAHUN)
SEBUAH KISAH KLASIK MINJEM JUDUL PAKDUTA, SUNGKEM
hari pertama masuk kelas dengan jantung yang berdetak kencang karena banyak sekali muka-muka baru yang terasa asing. Untungnya saya sedikit sksd ke orang-orang jadi mudah menyapa mulai dari satpam di depan, guru yang saya temui, dan teman kelas. Momen yang paling tidak bisa saya lupa ketika masuk pelajaran pak aris, salah satu guru favorit saya karena sesama Beatlemania. Tanpa disadari ternyata saya pernah ketemu pak aris ketika pameran Aussie saat saya masih di kelas 4 yang tergopoh-gopoh membawa satu kardus hadiah hasil main di salah satu tenda, dan ketika mau pulang pak aris melihat saya dan berkata “wis banyak banget kamu hadiahnya, hati-hati bawa dusnya” dan ketika saya masuk di kelas pak aris saat sudah kelas 7 saya lewat di depannya dan ia berkata “Loh, kamu disini” dan saat memulai pembelajaran cerita hadiah kardus saya dibagikan di kelas hehe. Menurut saya kelas 7 itu titik tersenang saya selama di smp karena banyak kejadian yang instan dan tidak terduga. Sepertinya guru dengan mudah mengenali saya karena siapa lagi coba yang pakai jaket setiap hari selama hampir 2 semester jaket hanya di lepas 2 kali kalau engga karena ketinggalan ya karena udah ditegur berturut-turun oleh Bu Devi paling sering hehe dan Bu Maria. Di kelas 7 juga sebagian guru sudah pakem dengan bekal saya yang "itu-itu saja" yaitu nasi putih yang dibalut dengan rumput laut saja. Lingkup di kelas 7 sangat saya nikmati karena orang-orang di sekitar saya. Bangun pagi yang sedikit mepet, bersiap-siap dari ujung kaki sampai ujung kepala, memakai serviam dan nametag, berangkat naik mobil sambil mendengarkan "This Boy - The Beatels", turun di depan sekolah, menyapa bapak satpam yang di depan, menyapa semua guru di sepanjang jalan menuju gedung SMP, bersalaman dengan anggota osis di depan pintu, mengucapkan selamat pagi dengan manis kepada Bu Liliek, dan menyapa karyawan yang papasan dengan saya sudah menjadi rutinitas sehari-hari sebelum..
Sekolah di rumah, saat mendengar libur dua minggu di kelas 7 akhir. Saat masih sekola offline rumah saya belum memasang kabel internetkarena tidak terlalu perlu, tapi ketika diharuskan pembelajaran jarak jauh dan itu awal pandemi, kagok juga tidak ada wifi. Sampai-sampai tiap hari sayamembawa meja keluar ke teras rumah disamping tembok yang menempel dengan rumah sebelah untuk meminjam wifinya HEHE. Kejadian yang menyedihkan juga diberi kabar bahwa pak aris pensiun saat kami kelas 8 pastinya sangat sedih dan kami membuat satu prank untuk pak aris di hari terakhir mengajarnya dan ditutup Pak Aris dengan menyanyikan satu lagu The Beatles untuk kami semua. Di kelas 8 ini juga menjadi kali pertamnya kembali saya berteman dengan sahabat saya yang dulu terpisah di sd karena beda kelas dan mendapatkan satu sirkel pertemanan yang sangat saya syukuri dan senang karena bisa berada di dalamnya, nama sirkelnya “kasus”. Mulai kelas 8 ini selera musik saya juga semakin luas ke permukaan musik-musik lokal hihiyy karena banyak waktu luang. Saking bosannya dan tidak berpikiran jernih karena dihantam kebosanan, saya akhirnya membuat channel youtube. Banyak konten yang sekarang ini kalau saya saksikan kembali membuat saya geli dan malu hehe, ya kira kira saya agak caur di kelas 8 ini karena baru merasakan pandemi, bukti nyata antara lain:
1. menjelma menjadi anak senja 2. terlihat malaz 3. makan di depan kulkas 4. dandan jadi harley quinn ado 5. cadas abiez jadi anak emo 6. baca koran, tembok ditempelin
Sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran jarak jauh, walau rindu sekolah tatap muka juga terus menghampiri. Masih bersama teman-teman “kasus” saya dan di kelas 9 ini untuk pertama kalinya saya dan teman-teman saya bisa menanyakan “lu besok jadi apa?” untuk merakayan halloween bersama. Selera musik saya semakin berwarna juga di kelas 9 karena banyak menyelam permusikkan juga baik dari Indonesia maupun luar Indonesia, bangganya di kelas 9 ini saya jadi suka Efek Rumah Kaca yang dimana ini udah jadi band bapak-bapak tapi saya menemukan diri saya di musik-musik mereka padahal cerita di balik lagu itu gak ada sangkut pautnya sama kehidupan saya tapi jatuh cinta instan sekali dengan band ini. DI kelas 9, minat dan hal yang saya sukai juga semakin mengerucut sampai akhirnya saya ada keinginan untuk bekerja di label musik rekaman yang musiknya selalu saya dengarkan yaitu Sun Eater, desain-desain mereka sangat menginspirasi saya dalam membuat karya.
Jadi begitulah kisah klasik saya selama duduk di bangku anak SMP yang konon katanya saya terlalu ramah dan lawak seperti makan tape singkong untuk pertama kalinya di zoom dua kelas, ada juga yang menjelma menjadi sutradara di dalam drama bahasa indonesia, menjadi panitia kegiatan harkitnas dan merancang alur permainannya, dan “menjadi” lain-lainnya yang selalu membawa keceriaan ketika diingat kembali. SMP saya cukup funny dan menyenangkan. Paling saya syukuri di bangku smp ini bisa kenal dengan guru-guru yang funnynya extravaganza kayak angkot di pangkalan beruntun, lucunya ada banget ga abis-abis. Juga ketemu sama 4 anak-anak kelas yang selalu ada buat saya hihiy makasih natya, keira, cella, dan dion ciailahhh, yang jokes-jokesnya gapernah kering apalagi era-era 'positif' selalu menghibur walaupun kayak nama sirkelnya “kasus” jadi banyak terjal naik turun ributnya juga, paling ini sama dion aja sih ributnya.
MARI KITA TUTUP DENGAN \\ KUMPULAN LAGU-LAGU FAVORIT GHIE ANTARA LAIN; UNTUK APA / UNTUK APA? - HINDIA SEBELAH MATA - EFEK RUMAH KACA BELALANG SEMBAH - FEAST SLEEPWALKER - ADAM LAMBERT THE ONLY EXCEPTION - PARAMORE AUGUST - TAYLOR SWIFT IN TOO DEEP - WHY DON'T WE EVALUASI REPRISE - HINDIA SATU ALBUM MENARI DENGAN BAYANGAN ARGUMENTASI DIMENSI - FOURTWNTY KAROLINA - SORE SUDAH - AHMAD BAND MERCUSUAR - KUNTO AJI KHAYALAN - THE GROOVE DAN MASIH BANYAK LAGI