HARD WORK
beats talent when talent doesn't work hard.
H W TIM
NOTKE
CHAPTER THE PERKS OF
GEN Y
Kita hidup bersama di dunia sebagai satu umat manusia. Bila kita lihat lebih lanjut, kita sebenarnya terbagi ke dalam beberapa generasi. Generasi tua, generasi muda, adalah cara yang mudah untuk membagi generasi tersebut, namun yang paling terkenal saat ini adalah pembagian berdasarkan Strauss-Howe, yaitu Teori Generasi. Teori ini yang mencetuskan klasifikasi Generasi X, Y dan Z yang kini sangat populer, hingga digunakan di dunia kerja. Supaya tidak ketinggalan, penting bagi kita untuk memahami lebih dalam mengenai hal ini.
FROM GENERATIONS TO GENERATIONS
Sebuah teori yang dikenal dengan nama The Strauss-Howe generational Theory mengidentifikasi siklus generasi di Amerika Serikat. Awal mula teori ini berasal dari pengamatan Strauss dan Howe terhadap perilaku tiap generasi yang begitu berlainan satu dengan lain. Mereka kemudian menemukan bahwa tiap generasi kerap memiliki kesamaan pandangan dan perilaku karena dibesarkan pada periode dengan karakteristik yang sama. Teori mengenai generasi ini kemudian dikembangkan berdasarkan siklus alami hidup manusia (anak-anak, remaja, dewasa, paruh-baya). Siklus ini dikaitkan dengan pola sejarah generasi yang disebut sebagai turnings. Turnings adalah pola sejarah dalam pergantian generasi. Terdapat empat siklus turnings, yaitu:
4 ARTIST Generasi Artist terlahir setelah era Unraveling dan selama terjadi Crisis. Pada masa ini, terjadi pelemahan kompleksitas sosial politik dalam rangka menyenangkan keinginan publik, institusi yang agresif dan penghormatan terhadap kebutuhan personil. Artist terlahir sebagai anak-anak yang terlalu diperhatikan dan menjadi remaja yang senang bersosialisasi dan membentuk konformitas pada masa post-Crisis. Ketika dewasa, generasi ini akan menjadi pemimpin yang berorientasi proses dan menjadi individu paro baya yang memiliki pertimbangan-pertimbangan yang dalam dan matang.
WHAT IS GEN Y?
Istilah Gen Y (Generation Y) dipopulerkan pertama kali pada tahun 1993 lewat majalah Advertising Age. Istilah ini digunakan untuk individu yang lahir pada periode tahun 1982-2004. Strauss-Howe, yang menulis buku Generations: The History of America Future dan buku Millenials Rising: The Next Great Generation, memberikan nama “Millenials� bagi Gen Y ini. Namun sebutan Gen Y tidak hanya itu saja, dikenal pula nama lain seperti echo boomers, Generation We, Next Generation, dan Net Generation.
Karakteristik utama dari Gen Y adalah mereka sangat familiar dengan teknologi dan mereka memerlukan ruang untuk pengembangan diri serta membutuhkan apresiasi atas usaha mereka. Diprediksikan pula bahwa Gen Y akan menjadi generasi yang pragmatis dan percaya diri. Gen Y diperkirakan akan menjadi generasi yang bersikap protektif pada generasi selanjutnya dan berorientasi pada kerja sama. Pada usia dewasa, individu yang terlahir sebagai seorang Gen Y akan menjadi seorang yang kuat secara politis dan juga sangat optimis. Prediksi ini didasarkan pada kecenderungan karakteristik pada tiap generasi untuk mengikuti kecenderungan suatu archetype tertentu. Archetype untuk Gen Y adalah Hero.
THE Y STEREOTYPE Strauss-Howe membuat pembahasan dan prediksi yang begitu panjang mengenai Gen Y, bahkan sampai membuat sebuah buku khusus yang didedikasikan pada generasi ini. Tapi sebenarnya masih ada pertanyaan mengenai paparan dan Strauss-Howe, salah satunya: Apakah benar Gen Y akan menjadi generasi yang mengubah peradaban manusia? Pertanyaan ini sering diajukan dengan skeptis oleh berbagai pengamat tatanan sosial. Pada kenyataannya banyak yang meragukan kemampuan Gen Y sebagai generasi dengan archetype Hero. Pengamatan berbagai ahli menunjukkan bahwa individu yang terlahir sebagai Gen Y bersifat egois
dan narsis. Sebuah studi terhadap Gen Y menunjukkan bahwa generasi ini memiliki materialisme yang lebih tinggi dan memiliki partisipasi yang paling rendah di dalam bidang politik. Banyak pula yang menuliskan bahwa Gen Y merupakan generasi yang terdiri dari individu-individu yang hanya dikendalikan oleh orangtua mereka dan tidak mandiri karena terlalu banyak dimanjakan oleh kemajuan teknologi. Mereka terlena oleh teknologi sehingga menginginkan segalanya praktis. Kemudian stereotype yang kemudian melekat pada Gen Y adalah egois, narsis, dan manja. Tapi apakah hanya itu perilaku mendasar Gen Y dan apakah itu hanya sebuah penilaian permukaan?
YOU DON’T HAVE TO BE GREAT TO START,
YOU HAVE TO START TO BE GREAT.
I AM WHO I AM OR I AM NOT?
CHAPTER
W h at e v e r t h e c i r c u m s ta n c e o f yo u r l i f e , t h e u n d e r s ta n d i n g o f t y p e c a n m a k e yo u r p e r c e p t i o n s c l e a r e r , yo u r j u d g e m e n t s s o u n d e r , a n d yo u r l i f e c l o s e r t o yo u r heart's desire. - Isabel Briggs Myers
Cukup banyak orang yang menjalani kehidupan begitu saja, dan tiba-tiba mereka sudah ada di persimpangan umur, bingung mengapa waktu berjalan sangat cepat dan bertanyatanya apa yang telah dilakukan. Dalam lain kata, galau akan kehidupan. Biasanya orang-orang yang seperti ini terlalu asyik menjalani kegiatan dan aktivitas tanpa mengetahui esensi dan dasar dari semua itu dan tidak jarang mereka bahkan belum mengetahui identitas diri mereka. Sehingga menjadi sangat penting untuk mengetahui jati diri kita yang sebenarnya. Jati diri menyadarkan kita akan posisi kita sebagai seorang individu, juga untuk memposisikan dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan hidup. Hanya dengan demikian kita dapat menjalani hari kita dan juga beraktifitas dengan nyaman, juga mengembangkan diri
memiliki kemampuan yang tiada batas. Untuk membantu kita mengetahui jati diri kita, sudah ada banyak sekali bentuk tes kepribadian yang diberikan, salah satunya adalah MyersBriggs Type Indicator (MBTI) Assessment. MBTI Assessment ini adalah instrumen praktis yang digunakan untuk mengetahui lebih jauh kepribadian dan sifat
yang dikembangkan oleh Katharine Cook Briggs dan Isabel Briggs Myers dari teori kepribadian yang dicetuskan oleh Carl Gustav Jung. Dengan menggunakan program MBTI Assessment ini, kita diharapkan untuk menjadi lebih mampu melihat diri kita sendiri dan dapat mengaplikasikan informasi mengenai diri kita ke kehidupan seharihari, mulai dari hal kecil
seperti memilih cara belajar atau berkomunikasi, hingga jenis pekerjaan, cara bekerja dan jalur karir, semuanya dapat disesuaikan dengan karakteristik pribadi yang telah kita ketahui. ‘A perfect match’ menjadi hal yang diinginkan karena MBTI Assessment ini diyakini dengan praktis membantu kita memberi gambaran holistik tentang jati diri kita sendiri sehingga kita dapat memilih dengan lebih jelas.
MBTI Assessment melihat sebuah pribadi dari 4 dimensi, yaitu bagaimana ia memfokuskan diri, menerima informasi, mengambil keputusan, dan cara menangani dunia eksternal. Dengan demikian didapati 16 karakter pribadi yang ada dan masing-masing adalah unik.
TAKE-IN INFORMATION
SENSING // S
INTUITION // N
Prosedural dan tradisional.
Bebas dan dinamis.
Menggunakan pengalaman sebagai pedoman.
Menggunakan imajinasi dan pemikiran sebagai pedoman.
Mengutamakan kontinuitas.
Mengutamakan variasi.
Bertindak secara runtut dengan waktu yang jelas.
Bertindak dengan semangat walau tanpa waktu yang jelas.
Menarik kesimpulan dengan hatihati.
Menarik kesimpulan berdasarkan naluri.
Selalu mengklarifikasi seseuatu sebelum dipraktekkan.
Memahami sesuatu dengan cepat dan langsung mempraktekkan.
Berfokus pada masa kini (apa yang bisa dilakukan sekarang).
Berfokus pada masa depan (apa yang mungkin dicapai di masa depan).
Praktis dan spesifik.
Konseptual
Menggunakan ketrampilan yang sudah dikuasai.
Menyukai tantangan untuk ketrampilan baru.
Memilih cara yang sudah ada dan terbukti.
Memilih cara yang unik.
Mengumpulkan data dan detail.
Melihat makna, koneksi, dan kemungkinan.
NILAI S:
NILAI N:
/ DIPLOMATS /
1.46%
CARING / independent / organized quiet / abstract
INFJs' nonstop search for learning, self-growth, and development—and wishing the same for everyone else—makes them very reassuring to others and people worth emulating.
INFJ T HE C O UN SE LO R
INFJ adalah pemerhati yang memegang teguh integritas pribadi dan terpacu untuk membantu orang lain mengembangkan diri mereka. INFJ merupakan pribadi yang kreatif dan berdedikasi untuk menolong orang lain dengan solusi-solusi unik. Mereka dapat memahami orang lain hingga ke tahap emosional dan motivasi mereka, bahkan terkadang dapat mengetahui apa yang orang lain rasakan sebelum mereka memahaminya. Mereka mengandalkan insting mereka untuk membaca orang lain. Pembawaan INFJ di lingkungan sekitar cenderung sensitif dan sangat menghargai privasi. INFJ bergerak berdasarkan nilai-nilai yang mereka anut. Mereka sangat idealis dan dapat memproyeksikan idealisme mereka ke masa depan. Mereka termovitasi pada hal-hal positif serta memiliki semangat yang tinggi untuk melakukan segala sesuatu yang membuat dunia lebih baik. Mereka sangat mempercayai insting mereka dan sangat loyal terhadap nilai-nilai yang mereka percayai.
INFJ sering terlihat pendiam namun sebenarnya mereka sangat memperhatikan orang lain dan mendengarkan kebutuhan orang lain. Mereka selalu ingin membantu orang lain untuk memahami hal-hal yang mereka pahami, namun terkadang INFJ sulit untuk dipahami karena mereka memiliki pemikiran yang kompleks. INFJ menginginkan hubungan yang mendalam dengan beberapa orang yang mereka sangat percaya.
KARIR INFJ kurang menyukai pekerjaan korporat karena akan seringkali bertentangan dengan nilai yang mereka anut. Mereka membutuhkan pekerjaan yang dapat mereka pahami, memiliki kesamaan visi dan memperbolehkan mereka untuk berhubungan dengan orang lain. Mereka juga membutuhkan kreativitas dalam suatu pekerjaan. Tidak jarang INFJ yang bekerja dalam suatu organisasi menjadi pemimpin untuk menyebarkan paham yang mereka anut, mengikuti kata hati mereka dan memberikan sentuhan kreativitas serta bagian diri mereka di setiap hal yang mereka lakukan. Yang terpenting bagi INFJ adalah kesempatan untuk mengekspresikan diri mereka dan berkembang, sebisa mungkin bersama-sama dengan orang lain. Mereka tidak akan cocok bekerja di bidang yang hanya bermain dengan data tanpa ada koneksi dengan orang lain.
+ STRENGTH Pendengar yang baik Kemampuan komunikasi verbal dan tertulis baik Supportif Menghargai komitmen Kreatif
- WEAKNESS Sensitif Sangat tertutup Sulit menerima kritik Perfeksionis Menghindari konflik
EVERY MAN MUST DECIDE WHETHER HE WILL WALK IN THE LIGHT OF CREATIVE ALTRUISM OR IN THE DARKNESS OF DESTRUCTIVE SELFISHNESS. - Martin Luther King
CHAPTER
M AN AG I N G T HE MO ST EX P E NS I V E AS S E T I N TH E WO R LD ;
T I M E
THE BAD NEWS IS TIME FLIES. THE GOOD NEWS IS YOU'RE THE PILOT. M I C H A E L A LT S H U L E R
Kita hidup di dunia yang terbatasi ruang dan waktu. Kita paham betul kalimat ini tapi secara tidak langsung pula tidak dapat mengambil esensinya. Waktu berjalan konstan dan tidak menunggu sedetikpun bagi kita, sehingga kita harus menghargai setiap detik yang kita jalani karena tidak akan terulang lagi. Sayangnya tidak semua orang beranggapan seperti itu. Banyak sekali mereka yang menyia-nyiakan waktu sehingga pada akhirnya berkata, “Andai aku dapat memutar waktu� atau “Andai waktu mau berhenti dan membiarkan aku mengejar kembali segala yang telah aku lewatkan�. Andai hanyalah tinggal sebuah angan, bukan? Oleh karena itu mengatur waktu itu sangatlah penting. Kita harus dapat memastikan bahwa setiap detiknya berguna, make every second counts. Tentunya untuk hal-hal positif karena hal-hal positif yang kita lakukan akan bermanfaat bagi kita dan mendatangkan hal-hal positif pula. Kalau dalam istilah sekarang, live in the moment. Tidak ada istilah lain yang dapat menggambarkan lebih tepat. Namun perlu dicamkan bahwa hal ini perlu ditanggapi dengan penuh tanggung jawab. Kita tidak ingin kita terlalu hidup di momen sekarang dan membawa petaka di kemudiannya.
5 E VA L U A T E YOURSELF
Terrnyata kita sudah berusaha melakukan yang terbaik untuk memenuhi jadwal kita, namun masih didapati tugas yang tersisa, jangan panik. Hal itu wajar dialami. Kita tidak perlu merasa kesal dan tidak pandai, yang terpenting adalah pembelajaran. Kita dapat melihat aktivitas apa yang tersisa dan coba lihat mengapa hal tersebut dapat tidak dikerjakan. Kita perlu mempelajari hal tersebut, apakah karena kita terlalu banyak menghabiskan waktu untuk mencoba menyelesaikan masalah yang memang tidak bisa dikerjakan sendiri? Ataukah karena kita terlalu banyak membuang waktu pada salah satu kerjaan yang kita pahami dan sebenarnya hanya membutuhkan waktu yang singkat? Setelah kita paham mengenai penyebab hal tersebut, kita dapat mencoba dikeesokan hari untuk tidak mengulanginya. Tugas yang tersisa kemudian dicocokkan kembali dengan prioritas tugas hari esok. Biasanya hal yang tertunda ini akan menjadi prioritas penting karena kita sudah terlambat dan ditakutkan dapat merambat pada tugastugas lainnya, namun perlu dicek pula dengan kerjaan di hari esok. Tetap berfokus pada tugas yang memberikan keuntungan terbesar dan mendesak.
Berikut adalah tips-tips yang lebih detail dan runut.
1
Buat tabel seluruh kegiatan dan kepentingan yang harus dilakukan dalam waktu tertentu.
2
Buat daftar kegiatan harian pula.
3
Buat pertimbangan mengenai hal yang memiliki efek besar dengan cara yang paling mudah untuk diselesaikan. Lanjutkan dengan pekerjaan yang tidak terlalu urgent dan kemudian pekerjaan rutin. Prioritas utama adalah hal yang urgent, punya pengaruh besar, berdampak paling panjang dan visible.
4
Cermati apabila pekerjaan tersebut harus dikerjakan sendiri atau dapat didelegasikan pada orang lain. Untuk mendelegasikan pekerjaan kita perlu memberikan penjelasan yang jelas dan tertulis mengenai arahan, pastikan pekerjaan tersebut adalah hal penting yang tidak urgent, dan pastikan pula orang yang diberikan delegasi mampu mengerjakannya.
5
Tentukan deadline dengan jelas dan berdisiplin untuk menjalankannya.
6
Kenali irama biologis masing-masing. Kerjakan hal sulit saat irama biologis kita berada pada puncak dan optimum untuk berpikir, sedangkan hal prioritas rendah pada saat kita sedang tidak begitu on fire. Namun jangan lupakan deadline.
7
Jangan terjebak pada kebiasaan menunda pekerjaan, ingin selalu sempurna, dan cara kerja yang salah.
8
Jangan meremehkan pekerjaan prioritas rendah. Cicil sedikit demi sedikit agar tidak menimbulkan rintangan lagi.
9
Selalu review prioritas setiap hari karena bisa saja berubah.
10
Menjelang deadline, cek kembali to-do-list yang sudah dibuat untuk memastikan apa yang sudah terselesaikan dan bersiap diri untuk menyelesaikan pekerjaan yang masih tertinggal.
CHAPTER
LEADERSHIP NETWORKING
Kita sering mendengar istilah “Leadership� tapi apakah kita sudah benar-benar memahami istilah itu? Bab ini akan membantumu mengenal leadership dengan cara yang singkat dan mudah. Setelah mengenal apa itu leadership, tentu saja kamu bisa lebih percaya diri melangkah ke dalam dunia kerja.
THE IMPORTANCE OF LEADERSHIP Pentingnya memiliki leadership sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Telah banyak cerita di mana pada saat-saat krisis, suatu perusahaan, bahkan suatu negara dapat menyelesaikan masalah-masalahnya akibat leadership yang tepat. Oleh karenanya sampai saat ini, leadership masih merupakan topik yang sering dipelajari dan diperbincangkan. Agar tidak ketinggalan dan dapat menjadi orang yang memiliki leadership, coba ikuti penjelasan berikut. Leadership adalah proses pemberian pengaruh sosial di mana seorang memberikan fasilitas dan dorongan kepada yang lain untuk mengerjakan suatu tugas. Seorang leader (pemimpin) adalah seseorang yang diikuti orang lain karena dapat mengarahkan dan mengorganisasikan seorang atau sejumlah orang. Menjadi leader tidak hanya cukup menjadi yang terdepan, tugas utama seorang leader adalah mengarahkan. Leadership merupakan suatu perilaku yang penting dimiliki di dunia kerja, gunanya adalah untuk membentuk etos kerja yang baik, baik secara individual maupun tim. Orang yang memiliki leadership yang baik memiliki visi dan misi yang jelas sehingga dapat menjalankan pekerjaan dengan baik, tidak hanya sebagai individu pemberi tugas, tapi juga sebagai seseorang yang menjalankan tugas.
LEADERSHIP STARTS FROM YOU Faktor-faktor yang mempengaruhi jiwa leadership seseorang lebih banyak yang berasal dari dalam diri sendiri. Halhal yang dapat memengaruhi kualitas leadership di dalam diri adalah:
Intelegensia Kemampuan melakukan penyesuaian Kemampuan menyatakan keinginan secara terbuka Kemampuan untuk mengambil keputusan secara hati-hati Keterbukaan terhadap pengalaman Efikasi pribadi dalam menjalankan tugas.
Untuk meningkatkan dan menyalakan rasa leadership di dalam diri, tentu kita perlu memerhatikan faktorfaktor tersebut. Caranya adalah dengan tidak berhenti mengasah kemampuan di dalam diri sehingga faktor-faktor yang terdapat di dalam diri tersebut tetap tajam. Cara lain untuk mengasah faktor-faktor yang memengaruhi leadership adalah dengan mempraktekkan langsung kemampuan ini dan memelajari kesalahan-kesalahan yang telah dibuat agar tidak terulang.
1 Ada yang memercayai bahwa leadership adalah sebuah bakat. Pada kenyataannya leadership adalah sebuah keterampilan. Karena leadership adalah sebuah keterampilan, maka kemampuan ini dapat diasah melalui kombinasi peningkatan usaha, perilaku dan bakat bawaan. Bakat bawaan ini merupakan faktor yang paling tidak penting di dalam membentuk leadership karena yang terpenting dalam mendapatkan leadership adalah dengan menyadari bahwa kemampuan ini adalah sesuatu yang perlu diasah secara terus menerus. Pada saatnya, seseorang yang memiliki fondasi leadership yang lemah dapat mencapai seseorang dengan leadership kuat asalkan terus menerus mengasah kemampuannya. Sebenarnya bila dibandingkan dengan keterampilan maupun bakat, leadership lebih merupakan suatu pilihan. Seorang leader tidak hanya akan memilih untuk memimpin, seorang leader akan memilih untuk memimpin dengan benar dan tepat. Cara mengetahui apakah seseorang memiliki leadership adalah lebih memerhatikan drive, discipline, dedication, determination, dan desire orang tersebut ketimbang potensinya. Karakteristik yang dimiliki oleh seseorang yang memiliki leadership tinggi adalah:
TALENT VS SKILL
2
H A D I R PA DA S A AT D I B U T U H K A N .
PEDULI
Kehadiran yang dimaksud bukan hanya dalam bentuk fisik, tapi juga dalam bentuk mental. Seorang leader akan menghadirkan dirinya pada berbagai kesempatan agar dapat mengambil alih situasi dan kondisi di depannya.
PA DA
Ada banyak situasi di mana seseorang hadir menyongsong permasalahan di depannya, tapi tidak banyak yang benar-benar peduli pada permasalahan itu. Akibatnya masalah itu tidak dapat selesai. Itulah yang biasa terjadi pada orang yang tidak memiliki leadership. Orang yang memiliki leadership akan benar-benar peduli pada permasalahan di depannya sehingga masalah itu dapat diselesaikan.
HAL
YA N G
SEDANG
3
4
B E R G E G A S . Orang dengan jiwa leadership yang tinggi akan bergegas dan menekankan agar suatu target dapat tercapai.
M E N E PAT I J A N J I . Seseorang dengan leadership tinggi tidak hanya akan melakukan komitmen dan memberikan janji. Mereka akan benar-benar menindaklanjut omongan mereka dengan perilaku yang riil.
5
6
BERSIKAP POSITIF. Rata-rata orang dengan leadership tinggi memiliki sikap yang positif. Hal ini dikarenakan sikap positif memancarkan energi yang tinggi dan orang dengan leadership tinggi memiliki energi yang sangat banyak.
JUJUR. Untuk membedakan salah dan benar tidak memerlukan bakat. Seorang dengan leadership selalu memilih perbuatan yang benar dan jujur. Mereka memiliki karakter dan prinsip hidup yang terlalu kuat untuk mengambil keputusan yang salah.
TERJADI.
Get That Sharp Leadership
Setiap orang memiliki setitik kemampuan leadership di dalam dirinya. Sebagai bukti, setiap orang selalu dapat berdisiplin diri dan menetapkan prinsip-prinsip pribadinya. Yang membedakan seseorang dengan kemampuan leadership yang tinggi dan rendah adalah keteguhan dalam mengasah kemampuan tersebut. Halhal yang perlu diperhatikan ketika mengasah kemampuan leadership adalah:
FOLLOW LEADERSHIP WITH NETWORKING
M E N YA D A R I
B A H WA
ADA
1
2
BERBAGAI
D A P A T M E N E R I M A B A H WA L E A D E R S H I P
M ACA M L E A D E R S H I P.
M E RU PA K A N S UAT U P R O S E S .
Ada banyak situasi di mana seseorang hadir menyongsong permasalahan di depannya, tapi tidak banyak yang benar-benar peduli pada permasalahan itu. Akibatnya masalah itu tidak dapat selesai. Itulah yang biasa terjadi pada orang yang tidak memiliki leadership. Orang yang memiliki leadership akan benar-benar peduli pada permasalahan di depannya sehingga masalah itu dapat diselesaikan.
Pengetahuan mengenai leadership dapat diperoleh dari buku maupun seminar dan pelatihan. Tapi kemampuan leadership yang utama didapatkan dari interaksi sehari-hari. Oleh karenanya akan lebih baik bila leadership dipraktekkan secara langsung dan dipelajari kembali kesalahankesalahannya agar tidak terulang kembali.
3
4
LEADERSHIP
DIMULAI
DARI
DIRI
G AYA
LEADERSHIP
BERGANTUNG
SENDIRI & DIBAGI DENGAN SESAMA.
PA DA S I T UA S I .
Sebuah leadership dimulai dari kemampuan diri sendiri untuk menyelesaikan pekerjaan individual. Bila tiap orang dapat menyelesaikan pekerjaan individualnya maka sudah dipastikan pekerjaan tim dapat diselesaikan setelah rasa percaya dan saling menghargai tercapai.
Seorang leader perlu memiliki kemampuan untuk jeli pada situasi yang dihadapinya. Dengan demikian, ia dapat memilih gaya leadership yang sesuai untuk menghadapi situasi di depannya. Sebagai contoh, tidak mungkin seorang yang komandan memimpin pasukannya dengan gaya emotional. Akan lebih cocok bila kepemimpinan tentara tersebut dilakukan dengan cara yang authoritative.
Setiap orang dapat mengasah kemampuan leadership dalam dirinya. Tapi memiliki leadership saja tidak cukup. Seseorang perlu memiliki networking yang baik. Networking pertama kali diciptakan karena adanya kesadaran seseorang tidak dapat menyelesaikan suatu pekerjaan secara maksimal kalau dilakukan sendirian. Sering kali suatu pekerjaan dapat mencapai target sepenuhnya bila dikerjakan oleh beberapa orang. Hal ini disebabkan karena setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, suatu pekerjaan perlu diselesaikan dari berbagai sisi sehingga rampung sesuai harapan. Dengan jaringan sejumlah orang yang tepat, pekerjaan ini akan selesai sesuai target yang diinginkan. Inilah yang menjadi cikal-bakal ide dari networking.
CHAPTER
P R EPAR I N G FO R T H E
BATTLE
FIELD
Cepat atau lambat, kita akan memasuki dunia kerja yang kompetitif. Secara perlahan pola pikir kita berubah karena tanggung jawab yang kita pegang secara mendadak menjadi sangat besar. Terkadang terkesan menyeramkan, tapi justru menjadi suatu tantangan karena kita sadar sepenuhnya bahwa kita memegang kendali kemana kita akan membawa hidup kita. Pertama-tama janganlah gentar ataupun takut. Semua orang melalui fase ini. Justru inilah saatnya kita benarbenar mengeksplor apa yang ada.
“Unfortunately, there seems to be far more opportunity out there than ability. We should remember that good fortune often happens when opportunity meets preparation.�
THOMAS ALFA EDISON
Adalah hal yang baik bila kita dapat mengetahui passion atau minat kita. Passion merupakan motivasi internal terbesar yang sangat membantu kita dalam mengambil keputusan besar dalam hidup, seperti jenis pekerjaan, pengembangan diri, dan sebagainya. Selain passion, kita perlu untuk introspeksi diri dan mengenal diri kita lebih dalam. Cari tahu kelebihan dan kekurangan kita. Bila kita perlu menyediakan beberapa waktu untuk introspeksi tersebut, sediakanlah waktu tersebut. Ingat bahwa kita perlu persiapan yang matang agar dapat mengarungi dunia kerja nanti dengan mantap. Bila kita tidak memiliki passion, sesungguhnya itu hanyalah masalah waktu saja. Passion bukan berarti ilham yang melulu datang dan bersifat mutlak. Bila kita sudah mengetahui passion kita sedari kita mau memilih pekerjaan, maka hal tersebut merupakan suatu keuntungan. Bila tidak, tenanglah, sebagian besar juga mengalami kebingungan itu. Yang paling penting adalah kita mau berusaha untuk mencari. Paparkan diri kepada kesempatan-kesempatan yang ada dan berikan usaha sepenuhnya. Bila kita dapat menyesuaikan diri dengan ritme kesempatan tersebut, mensyukuri atas apa yang dikerjakan, kita dapat melihat bahwa ternyata passion juga dapat terbentuk dari melihat sisi positif dari apa yang dikerjakan dan berkomitmen pada kerjaan. Introspeksi diri, temukan passion. Kemudian hal yang perlu disiapkan lagi adalah pembentukan soft skill yang sangat penting dimiliki. Berikut terdapat beberapa attitude yang perlu dimiliki sebagai salah satu faktor kunci keberhasilan dalam kerja, bahkan dalam hidup.
Cara kita memperlakukan orang lain sangat mempengaruhi kesuksesan kita. Bagaimanapun juga, manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain.Menghargai dan menghormati orang lain sangat luas penerapannya, termasuk ke dunia kerja. Di dunia kerja, kamu akan bertemu dengan berbagai tipe atasan dan rekan kerja. Mereka berasal dari beragam latar belakang. Dari latar belakang tersebut tentunya akan menghasilkan karakter yang unik dan beraneka ragam. Jika kita tidak pandai menyikapinya, maka bukan hanya menyebabkan orang lain akan berbalik tidak menghormati kita, namun bahkan menyebabkan karir stagnan.
4 // OPEN UP YOUR MIND
“A mind is like a parachute, it doesn't work if it is not open.� - FRANK ZAPPA
Rata-rata pandangan mata kita hanya sebatas 180 derajat, dan itu tidaklah cukup untuk memandang seluruh dunia. Kita tidak bisa mengandalkan penglihatan, kita harus membuka wawasan kita untuk memahami dunia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu cepatnya dan kita dituntut untuk selalu siap belajar apapun, kapanpun. Kita harus menerimanya karena sudah dipastikan tidak ada kerugian yang didapatkan jika kita bersedia update dengan segala informasi terbaru. Saat pikiran kita terbuka, aktivitas otak kita berjalan lebih cepat, mempermudah diri kita untuk menyerap segala ide, pandangan dan kesimpulan. Dengan attitude seperti itu membuat kita memiliki nalar yang baik. Buang segala prasangka dan asumsi ketika kita membuka pikiran kita. Berikut adalah beberapa langkah di bawah ini sebagai proses simulasi bagaimana rasanya menjadi orang yang open-minded. Lihat pula dampak baiknya secara jangka pendek dan juga jangka panjang.
1. Cobalah berdiri menghadap utara dan bayangkan seseorang yang kita benci berada di depan kita atau kondisi yang membuat kita tidak nyaman. Bayangkan apa yang terjadi pada situasi tersebut, apa yang akan kita lakukan? 2. Kemudian ganti posisi dengan berdiri menghadap selatan dan bayangkan bila kita ada di posisi orang yang kita benci. Bagaimana kita akan bertindak? Apa yang akan kita lakukan?
Lakukan kedua hal diatas berulang kali. Perbedaan pikiran kita saat berganti posisi pasti mencolok dan ini membuat kita lebih memahami kondisi yang ada, mampu memandang secara holistik dan akhirnya membawa diri untuk dapat bertindak lebih baik.
Berikut adalah beberapa aksi nyata yang dapat melatih kita untuk berpikiran terbuka.
// Dengarkan berbagai jenis aliran musik agar kita dapat mengapresiasi musik di luar genre kita. // Berbicara dengan orang asyik yang tidak kita kenal dekat. Mengobrollah berbagai macam hal karena kita akan memperoleh banyak insight. // Pergilah ke tempat yang belum pernah kita kunjungi dan amati lingkungan tersebut. // Rajinlah mencari sesuatu yang belum dimengerti via internet sehingga kita terbiasa untuk mengasah logika. // Observasi perilaku dan gaya hidup orang lain. Coba pahami apa yang disukai dan pikirkan berbagai alasan dibaliknya.
Dengan menjadi open-minded kita belajar banyak hal baru dengan sangat cepat. Dengan terbuka, kita akan lebih fleksibel terhadap masalah yang diberikan. Berpikiran terbuka akan mengeksplor kemampuan pikiran kita dan daya berpikir, sehingga menjadi lebih kreatif, intuitif dan reseptif. Semakin berpikiran terbuka, maka akan semakin tinggi pula peluang kesuksesan.
9 // MAKE IT HAPPEN
“Remember that it is up to you to choose everyday to get off your attitude and to create a positive lifestyle for yourself and others.” - Ryan C. Lowe
Apa yang membuat orang memiliki kualitas yang bagus dan sikap yang siap untuk menghadapi tantangan? Kita sering menjumpai orang-orang yang mampu menyelesaikan apapun yang diberikan kepadanya. Banyak orang bertanya, “Harus memulai dari mana?” Jawabannya adalah kita dapat memulai dengan memiliki rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri dan serius dalam menyikapi sesuatu. Hidup kita akan berubah saat sikap kita berubah. Jangan salahkan faktor luar seperti teman, masa lalu atau bahkan keluarga. Ini adalah hidup kita yang kita pegang.