Dibuat oleh Kelompok 11 K01 Sustainability FMIPA ITB 2024
Real or fake : Tumpukan sampah sekarang ini sama kayak tinggi gedung 16 lantai? REAL! Yap! Salah satu tempat pembuangan sampah di Indonesia, yaitu Bantargebang, pernah loh menampung tumpukan sampah yang tingginya mencapai 40 meter atau setara dengan gedung 16 lantai. Tanggal 14 Desember kemarin, sempat viral juga nih adanya tumpukan sampah di Pasar Caringin yang jaraknya kurang dari 100 meter dari tempat kediaman salah satu warga.
Sumber : detik.com Kok bisa jadi lautan gitu ya? Hal itu terjadi karena kurangnya jumlah pengangkutan sampah dan seringnya perilaku membuang sampah sembarangan oleh warga sekitar. Hal ini tentunya berakibat pada aktivitas warga sekitar. Penjual yang seharusnya bisa berjualan di sana menjadi terhalang karena area yang kotor dan kawasannya teralihkan menjadi lautan sampah. Tingkat kesehatan dan kebersihan lingkungan tersebut juga akan menurun. Kuman dan bakteri yang timbul dari sampah akan cepat menyebar ke daerah tempat kediaman warga yang ada di sekitarnya dan menimbulkan penyakit bagi warganya. Dari segi pemandangan juga tidak enak dilihat, bukan?
Lalu, apa yang sebaiknya kita lakukan ya? Nah, ini saatnya kita mengurangi penumpukan sampah seperti ini nih! Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa kegiatan sehari-hari kita banyak menimbulkan sampah. Contohnya adalah ketika kita membeli makanan ringan, kita menggunakan plastik di sana. Atau dengan penggunaan barang sehari-hari seperti bungkus deterjen, gelas minuman dari cafe, kemasan camilan, dan barang lainnya sudah menimbulkan sangat banyak sampah. Terdapat beberapa langkah awal yang bisa dilakukan terhadap sampah-sampah ini, antara lain
1. Melakukan pemilahan sampah dan membuangnya kepada pihak yang tepat Pasti sudah tidak asing lagi ya dengan yang namanya pemilahan sampah. Namun, untuk apa sih pemilahan sampah ini? Pemilahan sampah dilakukan agar sampah-sampah yang kita hasilkan dapat diolah dengan benar sesuai dengan kategorinya. Dengan demikian, sampah tidak tercampur dan tidak diolah dengan cara yang sama untuk setiap kategorinya.
Bisa dilakukan dirumah gak ya?? Tentunya pemilahan sampah bisa banget loh dilakukan di rumah! Bagaimana ya caranya? 1. Sediakan tempat sampah besar atau kantong plastik besar yang bisa digunakan untuk penampungan sampah bagi beberapa kategori. 2. Kategorikan tempat-tempat sampah tersebut menjadi beberapa kategori yang bisa dipilah seperti kategori botol plastik, tutup botol plastik, kemasan makanan, kemasan produk pencuci, baterai, karton, kardus, kertas, dan sebagainya. 3. Buanglah sampah di rumah sesuai dengan kategori pilahan yang telah Anda buat sendiri. Apabila sampahnya kotor, sampah tersebut bisa dicuci dulu dengan menggunakan sabun, tujuannya agar sampah berada dalam keadaan bersih ketika diserahkan kepada pihak pengelola. 4. Apabila tempat sampah sudah penuh, berikan kepada pihak pengelola yang tepat. Untuk sampah botol plastik, Anda bisa loh memberikannya secara langsung kepada pemulung yang mungkin lewat dekat rumah Anda karena mereka sangat mencari sampah botol plastik. Untuk sampah yang lainnya, cobalah cari tempat pembuangan khusus kategori tertentu di dekat rumah Anda. Berikan pada mereka dan sampah dari rumah Anda terjamin pengolahannya. 2. Mengurangi penggunaan sampah itu sendiri Nah, lama-lama capek juga kan ya dengan penanganan sampah sehari-hari. Maka dari itu, kita bisa mengatasinya dengan mengurangi penggunaan sampah pada kehidupan sehari-hari. Memangnya bisa ya? Tentunya bisa dong. Caranya dengan menggunakan barang yang tidak sekali pakai alias barang yang bisa dicuci dan dipakai ulang. Selain itu, pengurangan sampah juga bisa dilakukan dengan menggunakan barang-barang yang memiliki bahan ramah lingkungan. Barang berbahan ramah lingkungan artinya adalah barang tersebut tidak mengandung bahan yang sulit terurai di lingkungan atau barang tersebut mampu terurai dengan mudah di lingkungan.
ITB menjadi kampus paling ramah lingkungan sedunia?! BISA GAK TUH? Waduh, sedunia banget nih? Hahaha… Udah-udah mending kita tata dulu nih hal-hal kecil di kampus kita agar menuju pada lingkungan yang disebut sebagai “Ramah Lingkungan”. Banyak sih yang bisa kita telaah, mulai dari sampah-sampah properti anak ITB, sampah-sampah hasil projek PBL dan RBL anak ITB, dan yang paling sering kelihatan banyak sampah di tempat sampahnya itu di area kantin ITB, alias isinya sampah-sampah bekas bungkusan makanan.
Kantin GKU 2 ITB Jatinangor Tapi kan udah ada piring di sana yang tidak menimbulkan sampah kemasan makanan? Yap, betul banget! Piring sudah tersedia di kantin untuk warga ITB yang ingin makan di tempat. Namun, tersedianya piring tidak menjamin pengurangan sampah di kantin itu sendiri karena masih ada pembungkus makanan seperti kertas karton, sendok plastik, sedotan, dan gelas plastik yang digunakan sebagai kemasan bagi warga ITB yang mau makan di area luar kantin.
Gimana dong cara ngatasin sampah di kantin-kantin ITB? 1. Warga ITB harus rajin bawa tempat makan dan minum Nah, ini berlaku buat kalian yang merasa sering jajan di kantin ITB. Yuk, sekarang mulai rajin bawa tempat makan kalian supaya sampah kemasan di lingkungan ITB berkurang dan tidak menumpuk. 2. Penjual menyediakan wadah sekali pakai yang ramah lingkungan Nah, kalau ini adalah cara yang cukup challenging tapi menjadi salah satu cara yang apik apabila berhasil diimplementasikan loh. Wah, kenapa tuh? Pertama, kita mampu menyusutkan jumlah sampah sulit terurai yang ada di lingkungan ITB. Dengan penggunaan wadah sekali pakai ramah lingkungan ini, bukan berarti sampahnya langsung hilang dan gak ada loh yaa! Tentunya saja, wadah
apapun yang “sekali pakai” nantinya akan menjadi sampah karena ya.. memang sekali pakai. Namun, wadah ramah lingkungan ini lebih unggul karena lebih cepat terurai dalam lingkungan. Artinya, sampah dari wadah ramah lingkungan tidak akan memberikan tumpukan sampah yang setara dengan tumpukan sampah barang-barang sulit terurai. Cara ini juga dilakukan mengingat masih kurangnya minat warga ITB untuk membawa tempat makanan.
Duh, cari dimana ya kemasan seperti itu? Tenang-tenang.. Setelah ini, akan ditunjukan beberapa pengganti kemasan makanan sekali pakai menjadi kemasan makanan sekali pakai ramah lingkungan yang bisa digunakan oleh penjual sebagai referensi kemasan ramah lingkungan.
REKOMENDASI 1 Bagasse Bento Box 700 ml
Bahan 100% ampas serat tebu
Kelebihan ● ● ● ● ● ●
●
Harga
BPA Free Rp2.300,00 Food grade per pcs Tahan microwave dan freezer Waterproof Oil-proof Tidak mudah tumpah karena tutupnya sangat rapat Mampu terurai 6 bulan - 1 tahun
Rekomendasi Penggunaan Dapat digunakan untuk penjualan nasi ramesan, nasi korea, sate, dan makanan lainnya.
Pembelian : https://www.foodpackagingindonesia.com/product/natural-brown-sugarcane-bagasse -oval-500-700/?attribute_varian-tutup=PET+LID&attribute_volume=700+ml
REKOMENDASI 2 Wood Spoon
Bahan Birch wood
Kelebihan ● ● ● ● ● ●
●
Harga
BPA Free Rp400,00 per Food grade pcs Tahan microwave dan freezer Waterproof Oil-proof Tidak mudah tumpah karena tutupnya sangat rapat Mampu terurai 6 bulan - 1 tahun
Rekomendasi Penggunaan Dapat digunakan sebagai sendok makanan.
Pembelian : https://shopee.co.id/Sendok-Makan-Bahan-Kayu-Sekali-Pakai-Sendok-Kayu-Sekali-Pa kai-16cm-(Disposable-wooden-spoon-birch-wood-cutlery-100-pcs)-i.366757242.33743569 98
REKOMENDASI 3 Wooden Sushi Boat
Bahan Serat kayu
● ● ● ● ●
Kelebihan
Harga
Rekomendasi Penggunaan
BPA Free Food grade Waterproof Tahan microwave Mampu terurai 6 bulan - 1 tahun
Rp850,00 per pcs
Dapat digunakan sebagai wadah camilan kecil seperti saat membeli jamur goreng
Pembelian : https://shopee.co.id/Sushi-Plate-Sekali-Pakai-50-PCS-Wooden-Sushi-Boat-Japanese-S erving-Plate-Tray-4--i.366757242.11851253279