BERAGAM VOLUME #1

Page 1


BERAGAM #1 KOMUNITAS GUSDURIAN MAKASSAR

Beragam merupakan kumpulan pikiran, ikhtiar, dan harapan. Terbit setiap bulan dengan merangkum esai, opini, infografis, sketsa, dan humor. Beragam dinisiasi oleh penggerak Komunitas GUSDURian Makassar sebagai medium mengarsipkan dan menyebarluaskan narasi kecil dan pinggiran tentang kesetaraan, keadilan, dan kemanusiaan. Beragam juga bagian dari upaya melanjutkan nilai, pemikiran, dan keteladanan Gus Dur. FORMASI REDAKSI REDAKSI

ANDI ILHAM BADAWI, RARA RAHMAWATI, NURUL NOVIANTI GRAFIS & SKETSA

MUHAMMAD IRHAM, CHANDRA TATA LETAK

ANDI ILHAM BADAWI SAMPUL

MUHAMMAD IRHAM

Redaksi menerima kiriman esai, opini, infografis, sketsa, humor melalui email gusdurianmakassar@gmail.com

2


KOMUNITAS GUSDURIAN MAKASSAR BERAGAM #1

DAFTAR ISI

4 6 8 13 14

MEMULAI KERJA KESETARAAN DARI RUMAH ESAI - RARA RAHMAWATI

GUS DUR DI KALA JOMBLO INFOGRAFIS - ANDI ILHAM BADAWI

MEMBAYANGKAN GUS DUR MELATIH KLUB SEPAKBOLA OPINI - ANDI ILHAM BADAWI

NYANYIAN GUSDUR SKETSA - CHANDRA

DOA SEBELUM MAKAN HUMOR

3


ESAI

BERAGAM #1 KOMUNITAS GUSDURIAN MAKASSAR

MEMULAI KERJA KESETARAAN DARI RUMAH RARA RAHMAWATI Gus Dur memegang teguh prinsip kesetaraan sebagai satu dari sembilan nilai utama yang beliau wariskan. Baginya, kesetaraan berangkat dari fondasi hak asasi manusia. Setiap manusia memiliki hak hidup dan bermasyarakat yang sama. Gus Dur selalu berdiri di sisi kaum minoritas yang berjuang melawan ketimpangan hak. Karena itu, mudah bagi Gus Dur untuk mendukung perjuangan perempuan menghadapi ketidakadilan gender. Sikap Gus Dur yang sejalan dengan cita-cita pembebasan perempuan terlihat menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Salah satunya, Gus Dur menerbitkan aturan tentang pengarusutamaan gender lewat Instruksi Presiden No. 9 tahun 2000. Aturan ini menjadi awal mula yang menempatkan prinsip kesetaraan dan keadilan gender dalam menyusun kebijakan dan program di Indonesia. Bagaimana Gus Dur menempatkan kesetaraan gender dalam kehidupan sehari-hari? Gus Dur pada masa hidupnya tinggal bersama istrinya, Shinta Nuriyah Wahid, dan empat orang anak perempuan; Alissa Wahid, Yenni Wahid, Anita Wahid, dan Inayah Wahid. Rupanya bagi Gus Dur, prinsip kesetaraan antara laki-laki dan perempuan tidak hanya terbatas di ranah hukum, politik, dan kenegaraan, tapi juga dalam kerja-kerja rumah tangga.

4


KOMUNITAS GUSDURIAN MAKASSAR BERAGAM #1

“Yenni Wahid pernah bercerita, dalam seminar “Perempuan Hebat untuk Indonesia Maju’ di Jakarta, tentang Gus Dur yang tak segan-segan mengerjakan tugas-tugas dometik. “Saya ini sangat beruntung. Dari kecil kami sangat terbiasa melihat Gus Dur bantu cuci piring, bantu ibu saya membungkus kacang, besoknya untuk dijual di warung,” tuturnya. Perempuan dianggap bertanggung jawab terhadap segala hal di dalam rumah. Mulai dari berperan menjadi guru dan pengasuh anak-anak yang bersekolah di rumah, mengurus kebersihan, hingga menyediakan konsumsi bagi anggota keluarga. Tanpa kesadaran saling berbagi tugas secara adil, perempuanw memikul beban ganda yang berlapis-lapis. Hegemoni mothering yang menempatkan ibu sebagai figur tunggal dalam mengasuh anak, masih begitu kuat pada era hingga pasca Orde Baru. Untungnya, Gus Dur dan Ibu Shinta Nuriyah saling berbagi tugas dalam merawat anak bersama-sama. Ala’i Najib dalam buku Gus Dur di Mata Perempuan, mengulas tentang pola pengasuhan anak “parenting” yang berbasis kesetaraan di dalam keluarga Gus Dur. Sewaktu istrinya mengandung anak hingga proses persalinan, Gus Dur senantiasa meluangkan waktu untuk menemani. Pasca melahirkan, beliau dengan telaten merawat istri, mengasuh bayi, hingga mengganti popok anak. Hal ini dituturkan sendiri oleh Ibu Shinta Nuriyah, sang istri. Gus Dur telah meneladankan kerja-kerja yang setara mulai dari rumah, waktunya bagi kita untuk melanjutkan.[]

5


BERAGAM #1 KOMUNITAS GUSDURIAN MAKASSAR

GUS DUR DI K BERTUALANG BERSAMA BUKU Kebiasaan Gus Dur membaca buku tertanam sejak kecil. Beliau bisa menghabiskan buku serius atau sebuah novel hanya dalam hitungan jam

N

MENULIS Sejak di Mesir, Gus Dur sudah terlibat dalam dunia tulis menulis. Hingga menikah pun, tulisan Gus Dur menghiasi media mentereng di masanya. Tulisan Gus Dur kritis dan mengena di hati pembacanya.

6

Sed gun ah ber


KOMUNITAS GUSDURIAN MAKASSAR BERAGAM #1

KALA JOMBLO ZIARAH Gus Dur termasuk orang yang rajin ziarah ke makam-makan para wali sejak remaja. Biasanya ia berlama-lama di makam, khusyuk menyambung rasa dan konon berkomunikasi dengan mereka

NONTON FILM

dari nyantri, Gus Dur menikmati pangng wayang. Di Mesir, kerap bolos kulihanya untuk menonton satu dua film, rjalan-jalan, dan ke perpustakaan

7


BERAGAM #1 KOMUNITAS GUSDURIAN MAKASSAR

OPINI MEMBAYANGKAN GUS DUR MELATIH KLUB SEPAK BOLA ANDI ILHAM BADAWI Kali pertama mengenal sepakbola, saya menganggap para pelatih adalah bekas pemain mentereng di masanya. Barulah ketika menggemari Chelsea dan mengenal Jose Mourinho, anggapan itu perlahan terkikis. The Special One ternyata tidak berangkat dari latar belakang seorang pesepak bola profesional. Sampai akhirnya, saya pun mengetahui masa lalu Julian Nagelsmann, Maurizio Sarri dan Andre Villas-Boas yang ternyata juga tidak pernah lintang pukang sebagai pemain sepakbola profesional di atas lapangan. Usai membaca Sepakbola Seribu Tafsir (2014) gubahan Edward S. Kennedy, saya mendapati satu fakta lagi tentang Jean Paul Sartre yang pernah menukangi Stade Saint-Geman di Prancis pada medio 1960-an. Di klub tersebut, Sartre dianggap sebagai pelopor false nine dalam formasi 4-4-1-0, sebagaimana yang kerap Pep Guardiola peragakan semasa di Barcelona. Lewat deretan fakta tersebut, saya berkesimpulan bahwa siapapun bisa menjadi pelatih, baik dengan latar belakang seorang akademisi hingga bankir sekali pun. Asalkan, mereka mencintai sepakbola dan memiliki niat serta keinginan untuk belajar. Kisah Sartre membuat saya membayangkan satu hal, bagaimana jika seorang Kyai Haji Abdurrahman Wahid atau lebih kondang dengan panggilan Gus Dur melatih klub sepak bola? Menariknya, Gus Dur dan Sartre memiliki kesamaan yakni keduanya adalah pemikir ulung di masanya. Bila Sartre terkenal dengan eksistensialismenya, maka Gus Dur meneguhkan pribumisasi islam di Indonesia. Bukan hanya itu, Gus Dur pun menggemari sepak bola sejak kecil. Bersama ayahnya, KH. Wahid Hasyim, Gus Dur sering berlatih menyepak bola di halaman belakang rumahnya.

8


KOMUNITAS GUSDURIAN MAKASSAR BERAGAM #1

Masa remaja Gus Dur, pun tidak bisa dilepaskan dari dunia sepak bola. Ia rajin melahap berita, hingga banyak menghabiskan waktu menonton pertandingan. Sesekali, Gus Dur bermain sepak bola bersama kawannya. Posisi favoritnya adalah penyerang. Obsesi Gus Dur pada sepakbola pada akhirnya membuat ia kerap mengisi kolom ulasan sepakbola di media nasional pada rentang 1980-an sampai 1990-an. Seandainya Gus Dur memiliki niatan besar menjadi pelatih, saat sering menulis tentang sepak bola, ada dua pilihan terbaik baginya untuk mendalami hal itu. Pertama, Coverciano di Italia. Kedua, Hennes-Weisweiler-Akademie di Jerman. Perkembangan pesat sepak bola di Negeri Pasta semasa Gus Dur rajin menelurkan ulasannya boleh jadi membuat ia lebih dulu menimba ilmu di Coverciano. Di sana, Gus Dur akan belajar perihal Zona Mista sampai Catenaccio. Akan tetapi, seperti saat kuliah di Universitas Al-Azhar, Coverciano boleh jadi persinggahan belaka untuknya. Sekadar melahap ratusan buku perihal taktik di bilik perpusatakaan, sembari mendengarkan simponi Beethoven. Gus Dur akan menghabiskan lebih banyak waktunya bersilaturahmi ke penjuru Italia. Menemui pelatih-pelatih klub lokal, menonton dari tribun stadion, dan sesekali mengajak Enzo Bearzot serta Arrigo Sacchi melahap spaghetti. Bukan hal yang mustahil bagi Gus Dur bisa akrab dengan mereka, sebab humor adalah kuncinya. Dari Italia, petualangan Gus Dur bisa berlanjut ke Jerman. Gus Dur akan menyaksikan bagaimana Jerman mulai membangun iklim sepakbolanya semenjak runtuhnya tembok Berlin pada tahun 1989. Hennes-Weisweiler-Akademie menjadi ruang pertemuan Gus Dur dengan beragam calon pelatih dari berbagai latar belakang pekerjaan yang berbeda. Sesuatu yang memang disukai Gus Dur yakni bertemu dan berbincang dengan ragam perspektif, terutama urusan taktik dawn strategi sepakbola.

9


BERAGAM #1 KOMUNITAS GUSDURIAN MAKASSAR

Tak lupa pula, menyempatkan diri untuk berjumpa pelatih-pelatih kesohor dan genius seperti Franz Beckenbauer, Juup Derwall, Helmut Schön hingga Berti Vogts untuk berbagi cerita sembari bertukar pikiran. Sekembalinya ke tanah air, Gus Dur kemungkinan menukangi sebuah klub. Di klub tersebut, apa yang ia dapatkan semasa di Italia dan Jerman akan diimplementasikan secara langsung. Lantas taktik dan strategi apa yang akan Gus Dur pakai? Dalam ulasan final Piala Dunia 1994, tokoh asal Jombang tersebut mengkritik pertandingan antara Brasil kontra Italia yang dianggapnya membosankan. Baginya, apa dihadirkan oleh Brasil asuhan Carlos Alberto Parreira dan Italia besutan Sacchi adalah kehati-hatian dengan menempatkan banyak pemain di lini tengah. Padahal, tak sepatutnya sepakbola dimainkan dengan cara seperti itu. Orientasi strategi Gus Dur adalah menyerang. Meski kerap ia memuji apiknya pertahanan Italia dan rapatanya pemosisian diri bek Swedia kala itu. Pembacaan permainan yang baik dan bagaimana Gus Dur merespons situasi di lapangan yang kerap berubah merupakan kunci kemampuannya dalam melatih. Fleksibilitas Gus Dur merupakan ciri khas permainan anak asuhnya. Hal itu tercermin saat Gus Dur beradu diskusi dengan Shindunata menggunakan idiom sepakbola, sebagaimana yang ia tulis dalam kolom berjudul “Catenaccio Hanya Alat Belaka” (18 Desember 2000). “Jadi, dengan demikian, menjadi jelas bagi kita bahwa strategi Totaalvoetbal harus diterapkan secara kreatif dalam kehidupan kita sebagai bangsa. Dalam satu hal, kita menggunakan strategi Catenaccio, sedang dalam hal lain strategi Kick and Rush (ala Inggris). Bahkan, kadang kita menggunakan strategi Totaalvoetbal sekaligus memeragakan permainan cantik ala tarian Samba khas kesebelasan Brasil”, kata Gus Dur.

10


KOMUNITAS GUSDURIAN MAKASSAR BERAGAM #1

Gus Dur kemungkinan besar menjadi pelatih hebat dan turut merevolusi perkembangan strategi sepak bola dunia berkat pikirannya yang melampaui zaman. Senada dengan apa yang dikatakan Kepala Sekolah Coverciano, Renzo Ulivieri, bahwa satu-satunya konstanta dalam sepak bola dalam perubahan. “Tidak ada sepakbola yang sempurna. Yang ada hanyalah sepakbola yang tepat untuk saat yang tepat”, ungkap lelaki yang pernah menangani Bologna, Cagliari, Napoli dan Reggina tersebut. Gus Dur, dengan pemahaman dan rasa cintanya terhadap sepakbola, sudah pasti memiliki hal itu. Ya, sebuah filosofi sepakbola yang tepat untuk saat yang tepat demi kemajuan Indonesia.[]

11


w

BERAGAM #1 KOMUNITAS GUSDURIAN MAKASSAR

SABAR ITU NGGAK ADA BATASNYA. KALAU ADA BATASNYA BERARTI NGGAK SABAR.

12


KOMUNITAS GUSDURIAN MAKASSAR BERAGAM #1

ARTWORK CHANDRA

13


BERAGAM #1 KOMUNITAS GUSDURIAN MAKASSAR

DOA SEBELUM MAKAN

Gus Dur bercanda dengan para pastor di Semarang. “Ada seorang pastor yang mempunyai hobi aneh, yakni berburu binatang buas,” kata Gus Dur. Setiap hari Minggu, setelah selesai misa ia pergi ke hutan. Ketika melihat seekor harimau, ia langsung saja menarik pelatuk senapan dan menembakanya. “Dor, dor, dor!”

HUMOR

Ternyata tembakan pastor tersebut meleset. Dan….. Harimau tersebut justru balik mengejar. Mengatahui hal tersebut, sang pastor pun langsung lari terbirit-birit. Namun, sialnya, di depan sang pastor berhadapan dengan jurang yang sangat dalam. Ia pun memilih berhenti. Ia pasrah dan berlutut. Harimau mendekatinya perlahan, siap menerkam. Jantung sang pastor berdegup makin kencang. Ia mengangkat kedua tangannya sambil berdoa dan menutup mata. Pastor tersebut berdoa lama sekali. Sang pastor pun terheran-heran karena ternyata ia masih hidup. Ia menoleh ke samping. Dilihatnya harimau itu terdiam di sampingnya sambil mengangkat kedua kaki depannya, seperti sedang berdoa. Sang pastor bertanya kepada harimau, “Kenapa, kamu kok tidak menerkam saya, malah ikut-ikutan berdoa?” “Ya saya sedang berdoa. Berdoa sebelum makan!” kata harimau.[]

14


KOMUNITAS GUSDURIAN MAKASSAR BERAGAM #1

TIM REDAKSI NURUL NOVIANTI Alumni Kelas Pemikiran Gus Dur 2019. Aktif sebagai penggerak di Komunitas GUSDURian UNHAS. Menyukai isu difabel dan konflik kemanusiaan di Papua.

ANDI ILHAM BADAWI Koordinator di Komunitas GUSDURian Makassar. Blogger dan pejalan paruh waktu. Menulis sepakbola sejak 2016 hingga peluit panjang dibunyikan.

MUH. IRHAM Santri tanpa kiai, tanpa pesantren. Karyanya kerap tayang di @kurikulumerdeka

RARA RAHMAWATI Penggerak GUSDURian Makassar sejak 2019. Mengajar anak-anak sepanjang hari. Hobi jalan-jalan & mendengarkan lagu BTS. Cek hasil potret amatirannya di @rarastark.

CHANDRA Kader di PMII Kom. STAI DDI Mangkoso dan GUSDURian Barru. Sehari-hari menggambar sketsa di @cmrtys.

15


Komunitas Gusdurian Makassar gusdurian_makassar GUSDURian_MKS gusdurianmakassar@gmail.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.