Dekap Aku, Kekasih Dimas Arika Mihardja Hak Cipta dilindungi Undang-undang All right reserve Design Cover: Haris Fadhillah Lay out: Haris Fadhillah Cetakan Pertama Januari 2014 ISBN: Penerbit: Bengkel Publisher http://www.puisi2koma7.net http://www.bengkelpuisi.net
PROLOG
i
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER)
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER) TAJUK buku ini “Dekap Aku, Kekasih” (Emrace Me, My Lover) sengaja dipilih dengan latar sebagai berikut: memasuki tahun 2014, tepatnya 3 Juli Dimas Arika Mihardja genap memasuki usia 55 tahun. Sebuah angka kembar, 55 merupakan karunia Allah. Allah telah memanjangkan usia tentu dengan aneka maksud yang misterius. Lahir, hidup, mati, rejeki semuanya misteri Allah. Di dalam misteri Allah manusia sepanatasnya berupaya terus menerus mengenal diri, arah langkah menggapai segala apa yang menjadi misteri Allah. Sebagai angka kembar, 55, saya lalu terpikir untuk menyuguhkan 50 puisi berbahasa Indonesia dan 50 puisi berbahasa inggris. Puisi berbahasa Inggris dikerjakan oleh Noor Aisya (Singapore) dan dibaca ulang oleh Dr. Sugeng Purwanto (Saudara lelakiku yang berdomisili di Semarang). Jumlah 100 puisi (berbahasa Indonesia dan berbahasa inggris) saya pandang sebagaia angka genap yang tidak memiliki makna apa-apa. 100 puisi itu lalu digenapi puisi-puisi persembahan dari sahabat batin berupa puisi. Kado milad berupa puisi yang lalu dibukukan telah dilakukan sejak saya milad ke-50 atau setengah abad Dimas Arika Mihardja yang terkemas dalam buku ‘Beranda Senja” (Antologi puisi Indonedia Mutakhir, 2010), milad ke-51 dikemas buku “Senja di Batas Kata” (Antologi Piuisi Karya Penyair Nusantara Raya, 2011), milad ke 52 ditandai dengan buku “Jejak Sajak” (Penyair Indonesia Mutakhir, 2012), milad ke-53 ditandai dengan buku “Sketsa, Sajak Dimas Arika Mihardja” (2013) dan Milad ke-54 ditandfai dengan buku “Nikah kata-kata” (bersama penyair Singapore Rohani Din, 2013). DEKAP AKU, KEKASIH memiliki pendaran makna harapan. Ya, hidup itu penuh dengan harapan. Tanpa harapan sejatinya manusia telah mati. Sekecil apa pun harapan pertanda kehidupan. Alhamdulillah, saya dikelilingi wanita-wanita tangguh: Rita indrawati (isteri), Mafrenda Atika Miharja (puteri sulung, lulusan terbaik Pendidikan Matematika, yang memantapkan pilihan menjadi guru di SMP dan SMA), Riyandari Asrita Miharja (puteri kedua, lulusan terbaik Jurusan Teknologi Informasi ii
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER)
di Gunadarma), Dyah Ayu Sukmawati (puteri bungsu yang mengikuti jejak kakaknya). Selain itu, saya berbahagia dikelilingi sahabat-sahabat terbaik di jejaring sosial media FB, Twitter, BB, terutama keluarga besar Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Grup Puisi 2koma7, dan Sanggar Kreatif Penulisan Sastra. Isi bagian kedua buku, menampung sebagian puisi yang mereka tulis dengan tulus untuk ucapan ulang tahun. DEKAP AKU, KEKASIH memiliki acuan hubungan horizontal sesama manusia dan hubungan vertikal dengan Allah yanag Maha Pengasih. Kasih dan sayang hakikatnya kebutuhan fundamental bagi manusia. Manusia berharap mendapatkan kasih dan sayang, baik dari sesama manusia, maupun dengan Allah, maka dengan penuh haru dan harap saya berseru ‘Dekap Aku, Kekasih�. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah ikhlas memberikan dekapan kasih sayang, semoga Allah—Tuhan Yang Maha Pengasih senantiasa memberikan dekapan-Nya kepada hamba-hambanya yang taat berjalan di jalan-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya. Amin. Dimas Arika Mihardja
iii
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER)
Daftar Isi
iv
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER)
PROLOG i DAFTAR ISI iv DEKAP AKU KEKASIHKU 2 EMBRACE ME, MY LOVER 3 MUNAJAT SAYAP 4 WINGS OF SUPPLICATIONS 5 KALIGRAFI, HARI INI 6 CALLIGRAPHY, TODAY 7 KETIKA JARUM JAM LELEH 8 WHEN THE NEEDLE OF TIME MELTS 9 SERENADA CINTA 10 SERENADE OF LOVE 11 PADA JENDELA BASAH 12 TO THE WET WINDOW 13 SEMIOTIKA RENCONG DAN KERIS 14 SEMIOTICS OF RENCONG AND KERIS 15 MALAM GERIMIS 16 NIGHT DRIZZLE 17 KABUT DI WAJAHMU, KEKASIH 18 THE MIST ON YOUR FACE, LOVER 19 BULAN DAN BINTANG 20 MOON AND STARS 21 MUSIM BUNGA 22 SEASON OF FLOWERS 23 ZIKIR DAUN DAN BUNGA 24 ZIKIR OF LEAF AND FLOWER 25 FEBRUARI, HUJAN ITU 26 FEBRUARY, RAIN 27 MANISKU 28 MY SWEETY 29 PERSONIFIKASI WAJAH 30 PERSONIFICATION OF A FACE 31 SEMIOTIKA BURUNG 32 SEMIOTIC OF A BIRD 33 KETIKA BUKU TERBUKA 34 WHEN THE BOOK IS OPENED 35 v
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER)
WAJAH IBU 36 MOTHER’S FACE 37 PANORAMA SENJA 38 PARANOMIC OF DUSK 39 PILKADA DAN PIL KOPLO 40 PILKADA AND KOPLO PILL 41 DI DADA, WAKTU 42 ON THE CHEST, TIME 43 SERAUT WAJAH 44 A FACE 45 ISTRIKU 46 MY WIFE 47 SAJAK PERAHU 48 POEM OF A BOAT 49 LANSKAP, WAJAH GADISKU 50 LANDSCAPE, THE FACE OF MY LADY 51 METAMORFOSA (2) 52 METAMORPHOSE (2) 53 DI PUNGGUNG BUKIT 54 AT THE BACK OF THE HILL 55 BINATANG 56 ANIMALS 57 METAMORFOSIS 58 METAMORPHOSIS 59 BERANDA BANDARA DAN KIBARAN BENDERA 60 VERANDA OF AN AIRPORT AND THE FLAPPING OF A FLAG 61 CINTA, SELAMANYA 62 LOVE, IS FORVER 63 ISTRIKU MENANAM BELATI (BUKAN MELATI) 64 MY WIFE PLANTS A DAGGER 65 DI BERANDA KATA, SENJA 66 IN VERANDA OF WORD, THE DUSK 67 MEMBACA WAJAH CINTA 68 READING THE FACE OF LOVE 69 MENYUNTING WAKTU 70 vi
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER)
TIME EDITS 71 SIMPHONI HARI VALENTINE 72 SYMPHONY OF VALENTINE DAY 73 MEMPELAI SENJA 74 THE DUSK BRIDE 75 JANUARI 2010 76 JANUARY 2010 77 28 JANUARI 2010 100 HARI PUISI JALANAN 78 28 JANUARY 2010 100 DAYS OF STREET POETRY 80 WAJAH PUISI, HARI INI 82 FACE OF POETRY, TODAY 83 100 HARI KEMATIAN PUISI 84 100 DAYS OF THE DEATH OF POETRY 85 TENTANG PENULIS 86 KADO NIKAH 89 SEPASANG ANGSA PUTIH 90 DIORAMA SEPASANG MERPATI PUTIH 91 24 KARAT NIKAH ILALANG SAAT BERJALAN KE BARAT 24 KARAT 92 NIKAH ILALANG 92 SAAT BERJALAN KE BARAT 93 BALADA CINTA DIMAS DAN YESSIKA 94 KADO PERCINTAAN 97 SAJAK AKHIR TAHUN UNTUK ABAH 98 PERJALANAN SENJA 99 HUJAN, REMBULAN dan SELEMBAR KENANGAN 100 KAULAH SANG BEGAWAN 102 PUISI KEKASIH MALAM 103 BILA SAJA AKU LEBIH DAHULU CINTA 104 TEMBUNI BATANGHARI 105
vii
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER)
SEPILIHAN SAJAK DIMAS ARIKA MIHARDJA
1
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER)
DEKAP AKU KEKASIHKU dekap aku dan jangan lepaskan hirukpikuk jalanan menjajakan daging dalam deru nafas terengah. aku tak mau daging yang hanya akan membusuk dan uap baunya sampai ke api pembakaran dekap aku dan jangan lepaskan cericit binatang malam dan angin jahanam hanya menikam kemaluan. aku tak mau malu yang terus memburu tiap waktu. aku tak mau hanya menjajakan cumbu rayu mengajak masuk di dalam semaksemak waktu dekaplah aku dan jangan lepaskan di pusat kota, di penat kata aku ingin rebah mendesahkan namamu. merenda makna ada dan tiada tanpa ada yang menggoda dekaplah aku sepenuh dekap dan jangan lepaskan pelukan sehangat genggam Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
2
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
EMBRACE ME, MY LOVER embrace me and do not let go busy streets peddling meat in rushing breath gasping. i do not want meat that will rot and stinking smell reaches the burning fire embrace me and do not let go chirping of nocturnal animals and the destructive wind only stabs unashamedly. i do not want shame to keep on hunting every moment. i do not want to only sell persuasions welcoming to the shrubs of time embrace me and never let go in the centre of town, with exhausted words I want to collapse murmuring your name. to lace its meanings of existence and non-existence without being seduced embrace me with full grip and never let go the warmth embrace of a clasp Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
3
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
MUNAJAT SAYAP sayap yang memikat tumbuhlah di tubuhku lewat kepaknya ingin kunikmati sayatan dan pahatan isyarat langit sayap, bawalah aku mengangkasa mengagumi singgasananya Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
4
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
WINGS OF SUPPLICATIONS wings of enticement grow on my body through its wings i want to relish cuts and sculpture sky signs wings, fly me to the heaven venerating HIS cathedra Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
5
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
KALIGRAFI, HARI INI seluas hati, hari ini aku tenggelamkan diri di kedalaman kaligrafi. memahat huruf menjadi kata sepenuh hayat. aku ingin merasakan kehanyutan dalam buaian ayatayat. ratap yang menyayat sepenuh pikat kupahat hurufhuruf, kulukis tasawuf pada dinding hati yang selalu merinding. aku hanyalah debu pada figura yang kaupajang di dinding waktu. sebagai debu aku ingin membasuh luka ditusuk sembilu sembilanpuluhsembilan namamu kaligrafi selalu memisteri. engkau berlari setiap kali ingin kumengerti. engkau selalu hadir mengusik tidur-jagaku pada malammalam padam lampu bagaimana bisa aku membaca isyarat yang kau pahat pada kelebat bayangmu? Bengkel Puisi Swadaya mandiri, Jambi 2010
6
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
CALLIGRAPHY, TODAY as wide as the heart, today i want to drown myself within the calligraphy, engraving letters to words full of life. i want to taste driftingness in the cradle of sentences. to mourn slices full of charm i encrave letters, i draw mysticism on the heart’s wall which is always getting chills. i am only dust to a figurine that you exhibit on the wall of time. as dust i want to cleanse wound pricks by the thorn ninetynine names of yours calligraphy is always mysterious. you run each time i yearn to comprehend. you are always present disturbing my sleep-awakefulness to nights in switching off light how can i read your signs which you have carved to your shadow of flash? Bengkel Puisi Swadaya mandiri, Jambi 2010
7
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
KETIKA JARUM JAM LELEH ketika jarum jam leleh dan lelah berdetak tubuh lilin pun mengabu dalam kembaramu: engkaulah kembaranku ketika jarum jam leleh dan lelah berdetak saat adalah segala sayat yang memahat tubuh: engkaulah tempat berlabuh saat tubuh lilin mengabu, ketika sayatan dan pahatan merajah tubuh: engkaukah rajaku? jarum leleh, jam lelah berdetak lilin mencair kembali ke asal sebagai alir aku dan engkau terseret pusarannya kembali ke pusara makna Bengkel Puisi Swadaya mandiri, Jambi 2010
8
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
WHEN THE NEEDLE OF TIME MELTS when the needle of time melts and exhaustion ticks body of candle becomes dust within your wanderings : you are my wanderer when the needle of time melts and exhaustion ticks seconds are all cuts which hammers body: you become the harbour as body of candle becomes dust, when cuts and engravements charmed body: are you my king? needle melts, time exhausts in clatters candle waxes again to its origin as stream You and I are dragged to its whirlpool return to mausoleum significancy Bengkel Puisi Swadaya mandiri, Jambi 2010
9
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
SERENADA CINTA : spesial untukmu dan untuk-mu senja tibatiba berkabut, kusebut namamu dalam hening ranting kering. jemari waktu menuding dikening. sajadah menghitam basah dibasuh resah yang buncah. tapi aku mengerti engkau menguji betapa warna sebuah hati malam tiba mencengkam. engkau selalu memisteri dalam isyarat kelam kelambu tidur-jagaku. angin risik dan aku bergegas menangkap isyarat dan bisik lembutnya. aku menangkap dan menangkup dingin air. membasuh resah di kedalaman sembah pagi mendadak datang lagi. aku baru saja duduk diaduk kecamuk. seperti nyamuk, aku pun terbang menuju pulang untuk menemuimu. engkau telah siap dan berucap: hisaplah aku sepenuh dekap waktu berganti wahyu. engkau taburkan aneka tanda di hamparan semesta. aku merayap memunguti tanda-tanda kebesaranmu. pada jejak yang sesak oleh isak kutemukan diriku terus menggapai puncak cintamu! Bengkel Puisi Swadaya mandiri, Jambi 2010
10
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
SERENADE OF LOVE : specially for you and for you dusk suddenly becomes misty, i call out your name in the tranquility of dry branches. finger of time pinpoint to brow. prayer mat darkens in wetness to cleanse increasing worries. but I understand you examine the colour of a heart night arrives gripping. you as always mysterious in the signs of sorrowful net of my sleep-awakefulness. the breeze rustles and i in the hurry to catch symbols and whisper softly. I catch hold and cup icy water. cleansing doubts on the depth of obeisance morning immediately comes again. I have just sat down stirring fearfully. like mosquitoe, I fly to the way home to meet you. you are prepared and spoke : suckle me fully in embrace time changes revealations. you sprinkle different signs on the carpet of universe. i crawl picking up signs of your greatness. to footsteps of stifling cries I find myself reaching the peak of your love! Bengkel Puisi Swadaya mandiri, Jambi 2010
11
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
PADA JENDELA BASAH pada jendela basah, kulukis resah wajah waktu. asap mengepul dari cerobong mulut dan jemari maut mengintai usai hujan rinai. jarum jam tak lelah bertiktok pada jantungmu yang melemah pada jendela basah, kaukirim pesan singkat yang sangat jelas maknanya. kaca mengembun dan wajahmu meranum. tirai melambai dan terasa ada yang tergadai pada jendela basah, entah tangan siapa menjulur mengulurkan kerinduan yang gemetar. serupa bendera putih tangan itu tak letih berkibar mengabarkan gelisah kamar! Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
12
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
TO THE WET WINDOW to the wet window, i draw restless face of time fumes puff from the mouth of chimney and fingers of death peeking as the drizzle stops. needle of time not tires ticktocking to your heart which is weakening to the wet window, you send short message of clear meanings. glass produces dew and your face ripens. curtain waves and there is a sense of being pawned to the wet window, wonder whose hand begging giving out yearnings in tremble. like a white flag that hand is not tired to flap telling news of restless room! Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
13
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
SEMIOTIKA RENCONG DAN KERIS (deknong, harun, abdul razak, nadine, korban tsunami, korban gempa jogja) rencong, bentuknya memang bengkong tapi sama sekali tak ada makna serong. di dalam sarung keemasan ia merenung. suatu saat matanya berkilat dan siap menghancurkan siapa saja yang kufur dan takabur. sesiapa akan dikubur apabila suka menabur benih permusuhan keris, bentuknya meliuk tapi sama sekali tak ada makna pamer. pamornya sembunyi di dalam sarung dan diselipkan di punggung keris terbuat dari besi pilihan dan ditempa dengan rapal doa adapun maknanya, ia akan selalu siaga dan terjaga rencong dan keris memiliki jenis dan nama yang sama ia berhias keindahan, kekuatan, dan keyakinan ia tak pernah berkeliaran, kecuali musuh menantang berhadapan kusarungkan rencong kusarangkan keris di museum keabadian Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
14
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
SEMIOTICS OF RENCONG AND KERIS (deknong, harun, abdul razak, nadine, victims of tsunamis and jogja earthquake) rencong, its shape is a curve but not at all it meant oblique in its golden sheath it stares. one moment its eye shining and ready to destroy whoever defy and boastful. whoever will be buried for liking to distribute seeds of enmity keris, its shape curving but not at all it is meant of showing off its ‘pamor’ hidden in its sheath and tugged at the side keris is made from chosen steel and carved with utterance of prayers whatever it means, it will always on alert and awake rencong and keris are of the same type and name encarved in beauty, strength, and confidence it never strays, unless enemy faces for a fight I sheath rencong I sheath keris in museum of eternity Bengkel Puisi Swadaya mandiri, Jambi 2010
15
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
MALAM GERIMIS (fakhrizal eka) malam gerimis di taman budaya. sepotong rembulan ditusuk ilalang. di rusuk adam berkelindan harapan: berkobarlah api bakar kebekuan! Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
16
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
NIGHT DRIZZLE (fakhrizal eka) night drizzles in garden of cultures. a slice of moon is stabbed by weeds. at ribcage of adam lantern of hope : aflame with fire burning in frost! Bengkel Puisi Swadaya mandiri, Jambi 2010
17
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
KABUT DI WAJAHMU, KEKASIH (persembahan untukmu) kabut yang menggayut di wajahmu, kekasih maujud serpihan doa. di atas sajadah basah kaubasuh butiran embun yang netes pada pipi waktu kabut itu kaurajut hingga malam larut. butiran pesan yang kaukirim pada-nya mungkin nyangkut di awan lalu menderas sebagai hujan yang menyejukkan hatimu kabut di wajahmu, kekasih perlahan menguap lalu lenyap bersama harap nan lindap kau kembali menata dan menatap kelebat waktu Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
18
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
THE MIST ON YOUR FACE, LOVER (a performance for you) the mist which clings on your face, lover. fragments of concrete prayer. on the wet praying mat you wash droplets of dew which drip on the cheeks of time the mists which you snatch till late at night.pieces of message which you convey to HIM maybe get hook on the pasing clouds which pour as rain which cools down your heart the mist on your face, lover slowly evaporates then disappears with a hope that obscures you to return to assemble and gaze the cloak of time Bengkel Puisi Swadaya mandiri, Jambi 2010
19
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
BULAN DAN BINTANG (mahmud jauhari ali dan deknong kemalawati) warisan melayu, alam terkembang jadi guru: kita membaca rumput bergoyang sepanjang siang. ilalang di belakang rumah tak lelah berdesah: ina sholati wa nusuki... lalu mawar melati tumbuh di hati cericit burung adalah kumandang adzan bersahutan. jauh melayang menembus awan tak pernah jatuh gemanya, kecuali terus ngalir di urat nadi. rasakan degup-nya bulan dan bintang terlukis di dinding jantung Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
20
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
MOON AND STARS (mahmud jauhari ali dan deknong kemalawati) a malay legacy, nature blooms to be a teacher: we read swaying grass all day long. ilalang behind home is not tired of whistling : ina sholati wa nusuki‌ then rose jasmine blossom in heart chirping birds are callings of adzan greeting each other. flying from far through the clouds never does its resonace fell, yet continuously flow in the veins of life. feel the heartbeats moon and stars are painted on the wall of heart Bengkel Puisi Swadaya mandiri, Jambi 2010
21
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
MUSIM BUNGA (arsyad indradi) abah, bungabunga merekah hati penuh lukisan kaligrafi. tak ada janji. hanya pujapuji tengah wengi hingga subuh meluruhkan bening embun yang hening abah, musim bunga silih berganti kita ronce harumnya menjadi manikmanik tasbih dan jemari tiada henti meniti kilau-nya abah, aneka bunga percik pesona mekar di sajadah cinta! Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
22
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
SEASON OF FLOWERS (arsyad indradi) father, flowers spilt open heart is filled with calligraphy. no promises. only praises from night till dawn dropping the clear dews of tranquility father, season of flower changes we string its fragrance to become tasbih beads and fingers non-stop to mount HIS radiance father, a variety of flowers spark enchantment bloom on the praying mat of love! Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
23
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
ZIKIR DAUN DAN BUNGA (balasan rama prabu) tahukah? daun dan bunga memiliki wajah selalu tengadah mendedahkan risalah dibalutan resah tahukah? daundaun merekah bersama bunga doa angin mengasuhnya dalam dekapan menjadikannya embun bergantung di daundaun sepenuh senyum tahukah? daun dan bunga acap luruh terbantun namun rekahnya menembus tahun dan aroma nirwana terhirup dengan lembut tangkai daun tangkai bunga menyangga putik doa menjadikannya buah santaplah! Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
24
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
ZIKIR OF LEAF AND FLOWER (reply to rama prabu) do you know? leaf and flower have faces always open to reveal features fold in restlessness do you know? leaves spilt with a flowery prayers breeze nurture in her embrace producing dews clinging on the leaves full of smile do you know? leaf and flower are often weeded yet they bloom throughout the year and a whiff of heavenly scent is breathed stalks of leaf and flower sustain bud of prayers turning them into fruits consume them! Bengkel Puisi Swadaya mandiri, Jambi 2010
25
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
FEBRUARI, HUJAN ITU februari, hujan itu mengucur dari sembab matamu deras ngalir memasuki selokan dan kelokan hujan itu hanyalah ujian seperti juga banjir dan anyir darah semua menuju akhir februari, hujan itu terasa menikam dadamu. biarkan perasan perasaanmu njelma perahu mengusung sampahsampah yang menyesak di batinmu. biarkan atau bakarlah sampah itu februari, hujan itu adalah anugerah ia akan memberimu kesejukan lembah merekahlah! Bengel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
26
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
FEBRUARY, RAIN february, rain pours from the moist of your eyes flowing fast as it enters the sewers and curves rain is just a test like the flood and the stench of blood all will come to end february, the rain seems to stab your heart, let your emotions feel like a boat taking trash which is suffocating in your soul. let it be or burn that rubbish february, rain is a gift which gives you freezing valley let it open up! Bengkel Puisi Swadaya mandiri, Jambi 2010
27
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
MANISKU (Faradina & Ula) kucing dalam darah mengeong dengan resah menjilatjilat bibir malam. ia ingin membuka rahasia cinta dengan berjuta doa. kucing dalam aortaku berontak. lasak. lari menabrak dan masuk ke dalam gelap. mataku berkilau serupa cahaya lampu yang berkelip dalam dadamu. seperti katakata ia melata, merayap, berkelebat jalin-menjalin menjadi frasa untai-menguntai menjadi wacana terangkai jadi permata yang kukalungkan pada lehermu: kekasih! Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
28
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
MY SWEETY (Faradina & Ula) the cat is meowing in restlessness licking the night’s lips. it wants to reveal a secret of a million prayers with love. the cat in my aorta rebels. fretful. running knocking dan entering into darkness like the light of a blinking lamp in your heart. like words they creep, sneek, slithering in relation to phrase stranding to turn into discourse string into rubies which I adorn on your neck: lover! Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
29
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
PERSONIFIKASI WAJAH seperti inikah wajahmu: lanskap dedaunan dan bebungaan menawarkan manis senyuman di kesepian mencekam menggariskan guratan jejak menuju taman menghillang dikelam malam? seperti inikah wajahmu: anyaman batubatu rindu pada ibu menebar aroma aura, jauh dari aurat hanya memikirkan akhirat? seperti inikah wajahmu: tikus bermain dan beranakpinak di dalam selokan sembunyi dari incaran kucing berparas manis tetapi banyak maunya dan selalu mencari celah lengah? inikah wajah-mu? Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
30
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
PERSONIFICATION OF A FACE is your face like this: a landscape of leaves and flowers offering sweet smile as loneliness grips drawing lines of footstep to the garden lost in the sullen night? is your face like this: embroidery yearnings of stones to mother spreading the fragrance aura, from afar shrouding only thinking of afterlife? is your face like this : mice play and have families in the gutters hiding from the cat’s target sweet featured yet many wants and always finding careless gaps? is this your face? Bengkel Puisi Swadaya mandiri, Jambi 2010
31
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
SEMIOTIKA BURUNG pada reranting berserak, anakanakku bernyanyi serak. cuapcuap crit cit cericitnya menggapai langit sebagai garuda, aku selalu siap membentangkan sayap melindungi sesiapa yang kan menyergap aku bukanlah pajangan dalam genggaman kucengkeram keyakinan! Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
32
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
SEMIOTIC OF A BIRD to the straying branches, my children are singing hoarsely. cuapcuap cit chirping to reach the sky as a garuda, i am always ready to spread my wings to protect whoever is ambushing i am not an exhibition in the clutches of my grip confidence! Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
33
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
KETIKA BUKU TERBUKA ketika buku terbuka, aku membaca wajah ibu bersandar pada pendar pelangi di matamu melesatkan sayapsayap doa ke angkasa ketika buku terbuka, aku membaca cuaca di raut wajahmu. tersenyumlah pada tandatanda hujan. petir akan mengantar banjir di pipi kalian dan di urat nadi ngalir dzikir yang menggerimiskan perjalanan kembali ketika buku terbuka, aku membaca kelebat bayangmu menuju bukitbukit berkabut seperti tangan maut yang merajut kalender bertanggalan sesuai jadwal keberangkatan demi kepulangan ketika buku terbuka, kubaca arah kompas penunjuk jalan dan kerinduan yang rindang Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Kampus Oranye Jambi 2010
34
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
WHEN THE BOOK IS OPENED when the book is opened, I read mother’s face against the rainbow’s glitter in your eyes flapping wings of prayers to the sky when the book is opened, I read the weather on your facial features. smiling at the signs of rain. thunder sends flood to their cheeks dan in the veins of life flow the dzikir which is drizzling on the way home when the book is opened, I read in a flash of your shadow proceed to the misty mountains like the hands of death which snatch calendar days suitable for schedule departure for sake of going home. When the book is opened, I read the direction of compass showing the way and shady yearnings Bengkel Puisi Swadaya mandiri, Jambi 2010
35
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
WAJAH IBU pepohon rindang daun adalah engkau, ibu tak lelah mengairi dan mengalirkan embun di musim kemarau engkaulah, wajah yang bukan sekedar wajah semata tengadah pada bulan merah jambu sebisa pasrah pada buaian rindu telaga warna adalah wajahmu, ibu merenda kenangan menyulam riak dan ombak kasih sayang. engkau ngalir dalam nadi menjadi energi mewarnai pelangi dangau persinggahan adalah juga wajahmu, ibu sebuah tikar kesabaran tergelar di altar persembahan ibu ialah laut biru di luas hatiku Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
36
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
MOTHER’S FACE under the canopy of leaves is you, mother is never too tired to water and flow dews in the season of drought you are the one, who is just not a face mrely to reveal to the pink moon resigned to the cradle of yearnings the colour of the lake is your face, mother threading memories in weaving ripples and waves of love. you are the flow in the pulse which becomes the energy in colouring the rainbow stoping over at the final destination is also your face, mother a mat of patience is akin to an altar of offering mother is the blue sea as wide as my heart Bengkel Puisi Swadaya mandiri, Jambi 2010
37
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
PANORAMA SENJA (buat sahabat batinku) alam diamdiam menyediakan kearifan sebelum matahari merendah, warna pelangi menari mewarnai sanubari. angin mengendap mengusap daundaun jati bukit terkadang tersaput kabut jalan pendakian terjal dan berbatu sungai tak lelah menggericikkan bulir air menuju ke muara atau ke laut tempat segala cinta bertaut saat matahari merendah kabut bersujud di atas tanah basah embun meneteskan kilaunya pada musim pancaroba mendesahkan risalah dan berjuta kisah Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
38
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
PARANOMIC OF DUSK (to a spiritual friend) nature quietly get intelligence ready before th sun lowers, colour of rainbow dances colouring the heart. the breeze settles stroking the teak leaves sometimes the hill is clouded with mist the climbing is steep and rocky the river is never tired to splash grains of water flowing to the estuary or to the sea a place where love clings to as the sun sets the mist pay obeisance on the wet ground dews drip its glitter to the season of transition period sighing leftlets and a million tales Bengkel Puisi Swadaya mandiri, Jambi 2010
39
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
PILKADA DAN PIL KOPLO (untuk Rumah Puisi Jumardi Poetra) “pilkada, pemilihan kepala daerah”, katamu senja itu. asap mengepul di cerobong mulutmulut berdebu tas plastik dan selembar uang limapuluhribuan berhamburan mencari alamat rakyat. suarasuara di panggung terbuka hanya berjanji untuk diingkari. suara mereka adalah lagiu dangdut bergoyang di tengah lapang dengan loudspeaker memecahkan kesunyian meresahkan binatang piaraan “pil koplo, adalah obat mujarab ketika rakyat muntah”, jelasmu di pasarpasar sembari berteriak “hayo siapa jauh mendekat. siapa dekat merapat. siapa rapat kian terdekap” di mata penjual obat, semuanya nomor satu pil koplo yang dioplos dari berbagai macam obat hanyalah racun yang membuat kepala puyeng pilkada dan pil koplo, keduanya racun! Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
40
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
PILKADA AND KOPLO PILL (for Rumah Puisi Jumardi Poetra) “pilkada, choose regional leader”, you said that dusk. smoke billows from the dusty mouths of chimney plastic bags and notes in fifty thousands scatters in search of residents’ addresses. voices of opened cinemas are promises meant to be broken. their voices are dangdut songs swaying in the middle of field with loudspeaker breaking the silence piaraan animals in restlessness “koplo pill, is the best cure when people vomit”, your explain in markets screaming “hayo whoever is afar comes closer. whoever is near comes closer. whoever is closer will be a hug” in the eyes of medicine seller, everything is number one election pill that is mixed from various medicine is poison which causes head to ache pilkada and koplo pill, both are poisons! Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
41
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
DI DADA, WAKTU di dada, waktu tumbuh menyemak dan jejak sajak lupa kau simak. ia meriwayatkan semesta, merekam aneka kejadian. di dada, waktu terus berbiak pohon hayat mendedahkan aneka isyarat ayatayat menyayat atau keluh yang pekat di dada, waktu terus berlalu jemari tanganku tak lelah menangkap kelebatmu mengabadikannya di kedalaman mimpimimpi indahmu Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
42
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
ON THE CHEST, TIME on the chest, time grows and you forget to check the poetry steps. she narrates the universe, records various happenings. on the chest, time continues to flourish tree of life reveals different signs painful sentences or thickening sighs on the chest, time just moves my fingers never tired to catch your shadow immortalise in the depth of your beautiful dreams Bengkel Puisi Swadaya mandiri, Jambi 2010
43
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
SERAUT WAJAH seraut wajah, tengadah ke langit. matanya ialah kejora bibirnya rekah delima suaranya desah dari lembah seraut wajah, merunduk ke bumi hatinya ialah sungai, perasaannya gelora samodera suara batinnya semerbak melati damba dan pintanya: sorga seraut wajah, diabadikan sejarah diabdikan pada cinta merekah seraut wajah, pasrah sajadah menghitam basah Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
44
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
A FACE a face, reveals to the sky, her eyes the star her lips of ripen pomegranate her voice whispers from the valleys a face, bows to the earth her heart is the stream, her feelings the passion of the sea her inner voice the fragrance of melati longing and yearning : heaven a face, immortalised in history permanently for the blossoming love a face, surrenders the blackening wet of a prayer mat Bengkel Puisi Swadaya mandiri, Jambi 2010
45
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
ISTRIKU istriku, nurani tak pernah bisa tidur ia berjaga di kasur di dapur di sumur sepanjang umur istriku, nurani suka memasak kenangan merebus kehangatan menanak hati istriku, nurani hadir di muka kelir sampai cerita berakhir Benegkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
46
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
MY WIFE my wife, the conscience is never able to sleep she awakes in mattress of the kitchen’s well all her life my wife, the conscience loves cooking memoirs steaming warmth boiling rice my wife, the conscience presents in the facial colours till the story ends Bengkel Puisi Swadaya mandiri, Jambi 2010
47
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
SAJAK PERAHU perahu perahan jiwaku melaju menujumu, kekasih berselancar di kedalaman debar kerinduan kecipak air membasuh jiwa resah basah pula harap nan lindap pada tiang layar angin gemetar engkau kian samar dan aku serupa camar yang menggelepar Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
48
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
POEM OF A BOAT the boat is wringing my soul quickly towards you, lover surfing through the pounding of longing splashes of water cleanse the restless soul drench in obscuring hope to the mast flag of a breeze’s shivering you become vague and liken me to a gull floundering Bengkel Puisi Swadaya mandiri, Jambi 2010
49
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
LANSKAP, WAJAH GADISKU gadisku bersandar pada kelebat waktu dipandangnya rupa bianglala, sepenuh dunia maya pada matanya berpijar kejora dan tarian ramarama selalu menyebut sembilanpuluhsembilan nama pada garisgaris tegas petak umpet yang sembunyikan kelincahan masa kanak ia pandangi ambang senja rumah bertangga peangi gadisku alam perawan penuh keindahan (hanya lukisan di angan) Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
50
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
LANDSCAPE, THE FACE OF MY LADY my lady rests against the cloak of time looking at rainbow’s face, filled by the virtual world her eyes are the twinkling star and the dance of a butterfly always utter ninetynine names to the lines which are strictly playing hide and seek hiding the agility of childhood she looks on to the end of dusk her home stairway to rainbow my lady the realm of youth is full of beauty (a picture of dreams) Bengkel Puisi Swadaya mandiri, Jambi 2010
51
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
METAMORFOSA (2) keluar goa pertapa, kupukupu hinggap pada dahan waktu melekatkan telur pada bilur mengasuh kepompong pada musimmusim pancaroba keluar rumah ibadah, kau kembali menjelma serigala berbulu rayu tiap waktu sembunyikan taring di balik dinding peradaban keluar ruang sidang, kau kembali menjulurkan lidahlidah penuh getah menyulap gelisah yang melulu membuncah kau memilih menjadi sederet kata memenuhi dunia maya Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
52
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
METAMORPHOSE (2) out of the cave of acestic, a butterfly rests on the branches of time to stick her eggs onto the hawthorn caring her cocoon to the seasons of transition period out of house of woship, you return appearing as a wolf in hairy persuasion each time hiding fangs behind the walls of civilisation out of forums, you return Sticking out your tongues full of rubber conjouring up restlessness of authentic upsetness you choose to be a row of words filling in the cyber world Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
53
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
DI PUNGGUNG BUKIT duduk di atas undakan peradaban bukitbukit tersaput kabut hanya punggungmu bergaris meriwayatkan gerimis panorama alam benda direnda jadi wacana dipuja oleh siapa saja kecuali pejalan sunyi, sendiri menganyam puisi dan membacanya di batas kata yang menggigilkan makna di punggung bukit kurakit kesaksian sepenuh erang kesakitan Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
54
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
AT THE BACK OF THE HILL sitting at the terraces of civilisation hills are covered with mist only your back is striped telling a tale of drizzle the paranomic realm is laced to be a discource worshipped by anyone, except a silent walker, alone weaving poetry and reaing it in a limited words which cause meanings to tremble at the back of the hill I raft a testimony filled of moanings in pain Bengkel Puisi Swadaya mandiri, Jambi 2010
55
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
BINATANG kami tak pernah pelihara kucing tapi tiap hari kucing tetangga berak dan kencing sembarangan! mereka beranakpinak, berbiak lalu berteriak di atas genteng lari dan sembunyi untuk berteriak lagi tikustiikus tak tersentuh cicakcicak di dinding masih meracau parau dasar anjing lha ngising di atas piring kan bikin pusing? terkadang datang tak diundang musang, biawak, kodok, ayam kampung ulahnya bikin canggung! Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
56
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
ANIMALS we never rear cats for each day neighbour cat defecates dan urinates anyhow! they breed families, multiply then scream on top of roof-tiled running and hiding to scream again mice untouched lizards on the wall are still gibbering hoarse accursed dog lha ngising on the plate doesn’t it give headaches? at comes come without invitation foxes, lizards, frogs dan village chickens their mannerism becomes awkward! Bengkel Puisi Swadaya mandiri, Jambi 2010
57
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
METAMORFOSIS kubawa buku, tapi bukan wahyu wajah waktu terlukis sebagai grafiti pada dinding imaji serupa burung, aku merenung orangorang terkurung sarung, terbelit jarit menjeritkan nganga luka kau berjanji dan bernyanyi, seperti iklan televisi penuh gerak dan gelak tapi tak berpihak. sesiapa merasa diinjakinjak perih kehidupan makin tampak menggelegak di dada, luka “dada, selamat tinggal� ujarmu berlalu meniti kabelkabel yang ruwet membahasakan peradaban kubaca buku, nganga luka itu juga tetesan darah, meriwayatkan genangan kenangan gunung kecemasan gaung kekecewaan Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
58
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
METAMORPHOSIS I bring a book, not revealations the face of time painted as graffiti on the walls of imagination like a bird, I reflect people trapped in holster, entangled jarit screaming at open wounds you vow and sing, like the advertisements on television full of movement and laughters but with no sides. whoever feels being trampled the misery of life is clearly seen sprawling on the chest, hurt “heart, good bye� you say then climbing the knotty cabels a language of civilisation I read a book, that open wound is also the dripping of blood, telling streams of memory mountains of anxiety abyss of disappointments Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
59
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
BERANDA BANDARA DAN KIBARAN BENDERA bandara, beranda tak sekadar kata. pada dinding kaca kita membaca arah ke angkasa di beranda bandara, budaya semestinya tak seperti buaya. merayu sesiapa dengan deras airmata kepalsuan semata beranda senja membuka tirai waktu yang berkibar seperti bendera matahari dan matahati, keduanya hidup dalam degup bersandar di beranda budaya tak perlu bercadar. kesabaran ialah sayapsayap doa mengangkasa seperti pesawat yang melesat di kedalaman hitungan jam Bengkel Puisi Swadaaya Mandiri, Jambi 2010
60
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
VERANDA OF AN AIRPORT AND THE FLAPPING OF A FLAG airport’s veranda is not only words on the glassy walls we read towards th sky at the airport’s porch, culture is of course not like a crocodile. enticing anyone with the heavy flow of tears of pure falsity at the veranda of dusk opening the flapping curtains of time like a flag sun dan eyes of heart, both are alived in heartbeats against the cultural porch no need to be covered. patience is a pair of winged- prayers soaring to the sky in the counts of time Bengkel Puisi Swadaaya Mandiri, Jambi 2010
61
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
CINTA, SELAMANYA cinta, selamanya hanya bisa disebut dibalut kabut cinta, selamanya berbunga nirwana tapi juga bertangkai neraka cinta, selamanya seperti udara memberi nafas gelora yang mengombak di dada cinta, selamanya hanya memberi dan tak meminta sesiapa yang memberi akan menikmati sesiapa yang hanya mendamba akan menderita cinta, selamanya terasa menyiksa lukanya seluas samudera nikmatinya menembus angkasa cinta, selamanya tak pernah bertanya tak pernah tersesat di rimba gelap cinta, selamanya menyelam di kedalaman rasa cinta Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
62
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
LOVE, IS FORVER love, is forever is permitted to say in folded mist love, is forever flowery of nirvana yet can also be stems of hell love, is forever like the air which gives breath surging waves of the heart love, is forever only gives and never asks whoever is given in indulgence whoever in longing will suffer love, is forever suffering is felt its wound as vast as the sea enjoying it through the sky love, is forever is never asked is never lost in the jungle of darkness love, is forever diving into he feelings of love Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
63
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
ISTRIKU MENANAM BELATI (BUKAN MELATI) istriku menanam belati ketika pesawat televisi nyala sepanjang hari tak bosan menjajakan iklan dengan selingan berita derita bangsa yang mengancam dengan otototot rambo yang menyesatkan anakanak dengan cerita cinta atau drakula istriku menanam belati ketika orangorang kesetanan memuja jin dan dukun yang bau kemenyan matanya berkilat melihat mantra penggoda iman istriku menanam belati dan matanya berkilat saat anggota parlemen suka ngunyah permen karet membicarakan dirinya sendiri beretorika membela rakyat tanpa etika dan tatakrama padahal kursi juga yang diincarnya istriku menanam belati ketika timbangan keadilan sungguh tak seimbang berkilat matanya melihat kesenjangan dan aneka permainan sulapan istriku menanam belati ia tak bisa nyanyi “sudah bebas negeri kita� tapi sangat memahami mewahnya penjara dan liarnya para penjarah istriku, ialah nurani yang setiap saat siap menyayat sesiapa saja matanya berkilau ketika kata tak seiring perbuatan Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
64
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
MY WIFE PLANTS A DAGGER my wife plants a dagger when the airplane television is on throughout the day never bored to sell advertisements with fillers of news about ailing nation threatens with muscular veins of Rambo who astrays children with love story or Dracula my wife plants a dagger when evils in forms of people worship jin and shaman smelled of incense his eyes glitter in seeing mantra bewitching faith my wife plants a dagger and her eyes shine as member of parliament enjoys munching rubber candy talking of himself rhetorics of defending citizens without ethics dan manners when the chair is coveted my wife plants a dagger when the sacles of justice is unable to justify her eyes shine at disparity and different games of tricks my wife plants a dagger unable to sing ‘our country is freed’ but is clearly understood of luxury prison and wild plunderers my wife, is conscience in each second is prepared to cut whoever is her eyes shining when words are not in line with actions Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010 65
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
DI BERANDA KATA, SENJA di beranda kata, senja berwarna. kita sama duduk diaduk kecamuk. menafsirkan gurindam yang kaukirim semalam di beranda kata, senja penuh aroma. kita berdua tersihir berjuta kata, bunyibunyi misteri makna mantra di beranda kata, senja bertabur makna. kita saling tatap di kedalaman kata yang melindap. kata dan makna dan kekuatan bersilancar di kedalaman debar di beranda kata, senja sepenuh doa. tahta wanita dan cinta mengombak di dada sepenuh cerita! Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
66
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
IN VERANDA OF WORD, THE DUSK in the veranda of words, the dusk is coloured. we sit together stirring rage. defining gurindam which you sent last night in the veranda of words, the dusk is filled with scents. both of us bewitched by million words, sounds mysterious meanings of mantra in the veranda of words, the dusk spreads meanings. we stare the depth of words which are overcast. word and definition and its strength surf in the deepness of beats in the veranda of words, the dusk is full of prayers. the throne woman and love billow in the heart filled with tales! Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
67
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
MEMBACA WAJAH CINTA kueja segala wajah kata sifat lewat tabiat kueja segala wajah kata benda lewat berhala kueja segala wajah kata kerja lewat karya sajadah menghitam basah gairah resah membuncah kukenali wajah isyarat pada ayatayat Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
68
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
READING THE FACE OF LOVE I spell out all faces of adjectives through characters I spell out all faces of nouns through idols I spell out all faces of verbs through creations the praying mat blackens in wetness passion restless upset I learn cue through words Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
69
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
MENYUNTING WAKTU kau bertanya, untuk apa kalian menungguku? aku akan hadir dan mengalir menyihir mereka yang terlena aku ada bersama saat orangorang merasa tersayat kemudian melayat langit dengan ratap tangis gerimis meratap dengan doa penuh damba melaratkan harap dan cemas yang netes sepanjang ruang aku akan datang melenggang menyapu sesiapa yang ragu menggilas sesiapa yang malas tapi jangan cemas, aku juga mengantarkanmu meraih emas aku datang hanya untuk kembali pulang sekali melenggang dan bergoyang demi masa orangorang bertandang dan berkubang atau sekadar berkabung meratapi atau mensyukuri kelebatku! Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
70
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
TIME EDITS you ask, for what reason you wait for me? I will be present dan flowed enchanting those who are asleep I am with those people who feel the cut then mourn the sky with grievance of drizzling tears wailing in prayers filled with yearning protracting hope and anxiety which drop throughout the space I will come waltzing sweeping whoever is skeptical crush whoever is lazy but don’t worry, I am just sending you to gain gold I come only to return home waltzing and gyrating once in a while for the sake of time people visit and wallow or merely mourn wailing or grateful of my flash! Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
71
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
SIMPHONI HARI VALENTINE sepasang kupukupu,kau dan aku hadir dan mengalir di tengah shimponi musimmusim semi dewi amor menatap lanskap keindahan alam angin mengendap senyap hinggap pada sayapsayap kau dan aku melaratkan harap dalam nada-nada memikat “ajari aku satu makna, cinta� Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
72
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
SYMPHONY OF VALENTINE DAY a pair of butterflies, you and I present dan flow in the middle of symphony seasons of spring goddess of amor stare at the beautiful landscape the breeze settles in silence perching onto the wings you and I protract hope in captivating chords “teach me one meaning, love” Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
73
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
MEMPELAI SENJA : Arsyad Indradi dan Diha selendang pelangi jampijampi setanggi isyarat langit yang wingit mewarna di senja bianglala kalian duduk di beranda diaduk semacam gelora langit pesta warna dan berjuta bunga semerbakan aroma aku melihat kejora bingkai katakata aku melawat langit dan meminta penuh damba: beri aku satu kata, setia taburi aku satu kata, cinta lumuri aku satu karya penuh magma makna! Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
74
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
THE DUSK BRIDE : Arsyad Indradi dan Diha the rainbow scraf incense of enchantments signs of wingit sky colouring the rainbow dusk you sit at the veranda stirring a kind of passion the sky celebrates colours dan millions of heavenly-scented flowers I see morning star framing words I visit the sky and ask with full of longings: give me one word, loyalty sprinkle me with one word, love grime me with one creation filled with magma of meanings! Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
75
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
JANUARI 2010 kalender bertanggalan tiap detik menitiklah darah kepedihan waktu melesat menyayat pohonpohon hayat grafiti dan kaligrafi mengabadikan puisi orangorang lahir mengalir di kedalaman pemaknaan sampan dan perahu melaju di hati mengusung keranda duka jalan penuh pendakian dan tikungan di puncak tanjakan januari terkapar sendirian Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi Akhir Januari 2010
76
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
JANUARY 2010 calendar dates each second that drips in painful blood time fumbles wrenching the life of trees graffiti and calligraphy immortalise poetry people born in the flowing depth of meanings boat and canoe cruised in the heart carrying casket of despair the road is full of climbs and bends upon the peak of a climb January sprawls alone Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi Akhir Januari 2010
77
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
28 JANUARI 2010, 100 HARI PUISI JALANAN puisi ini lahir di jalanan di tengah orangorang mengejar matahari keringat netes. tanahtanah rekah. aspal leleh resah. waktu. teronggok sebagai sampah (siapakah telah bersumpah kemudian enyah? siapakah telah berjanji lalu mengingkari?) di depan istana kita bersama mencari makna 100 hari mempertanyakan kinerja dan pesona citra di trotoar berasap, di selokan yang mampet kita teriakkan kesejahteraan rakyat mimbar telah terbakar di belukar jiwa namun rumah-amanah kokoh berpagar! di depan gedung melengkung kita bahasakan amanat derita rakyat suarasuara membentur dinding dan instalasi gedung rakyat siapa saja merapat, merayap, dan siap menyergap namun wakilwakil rakyat tak pernah mau membaca gelagat di depan gedung keuangan kita hanya menemukan karikatur dolar dan rupiah yang kemudian raib menuju entah di peradilan kita tidak menemukan dewi keadilan timbangan demi timbangan tak sanggup mengukur keseimbangan maklar kasus, tikustikus, jejaring labalaba membiak sepanjang loronglorong kehidupan puisi ini di jalanan buntu 78
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
puisi ini di jalanan buntu orangorang terus mengejar matahari keringat netes di tanahtanah rekah resah teronggok sebagai sampah Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, 2010
79
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
28 JANUARY 2010 100 DAYS OF STREET POETRY this poetry is born in the streets in the middle of people chasing the sun sweats drip. lands crack. asphalt melts fret. time. piling as trash (who has sworn later, begone? who has promised then deny?) in front of the palace together we find meanings of 100 days asking the performance and the glamour of imagery the dusty sidewalks, the gutters clogged we shout for the citizen’s welfare the pulpit has burnt down thickets of soul though homes of mandate are strongly fenced! infront of the arching warehouse we speak the language mandate of suffering people whoever is wailing, creeping, and is ready to ambush though the representatives are never ever want to read the signs infront of monetary warehouse we only meet caricature of dollar and rupiah which later disappear nowhere
80
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
at the judiciary we never meet the goddess of justice scales after scales never dare to measure balances maklar cases, mice, nets spiders breed along the streets of life this poem is at the baffling streets people continue to chase the sun sweats drip in the cracking lands restless pile up as trash Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, 2010
82
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
WAJAH PUISI, HARI INI : buat pemahat makna kata bergegas menjalin frasa merenda makna berkelindan dengan keindahan ia lahir dari rahim kehidupan tumbuh dalam asuhan kasih sayang kadang ia melambaikan isyarat gerak, warna, dan angka atau menggoda suasana ia berkelana masuk ke dalam hutan dan lembah merambah jalan pendakian dan tikungantikungan dan kadang tersesat atau terkesiap membaca jejak sajak yang penuh sesak sebuah sajak tergeletak tak perlu isak beri aku satu yang paling tuak! Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
82
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
FACE OF POETRY, TODAY : to the sculptor of meanings word hurries to form phrase lacing meanings berkelindan with beauty it is born from the womb of life grow with loving care sometimes it waves in movements of signs, colours, and numbers or seducing the atmosphere sometimes it travels through forest and valley penetrate through up-hilling streets and bends and at times lost or preparedness reading the footprints of suffocating poetry a poem lies no need to sob give me one of the most alcoholic drink! Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
83
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
100 HARI KEMATIAN PUISI (memperingati 100 hari kematian nurani) 100 hari kinerja kabinet yang raportnya merah adalah elegi 100 kali kinerja pansus century hanyalah tragedi rendra dan gus dur yang digusur adalah puisi aku tidak menemukan puisi sejak jutaan penyair meledakkan puisi di udara terbuka, di cuaca bertuba: siapa saja merekayasa kata mereka memuja kata benda seraya memahat kata sifat pada jidat mereka meninggalkan kata kerja, tersebab cuma percuma di atas garis khatulistiwa, seluas pulau nusantara terbentang pantaipantai landai, tempat ombak terbantai pada lengkung langit, cakrawala enggan bicara satuan makna di tengah gemuruh riak dan ombak camarcamar gemetar pada tiang layar aneka warna bendera pun berkibar di kedalaman debar aku ingin jadi dewa ruci, mendengar bisik di telinga sendiri aku ingin menyendiri, jadi diri sendiriaaku ingin menulis puisi (pada peringatan 100 hari kematian nurani lahir 1 puisi melalui operasi) Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
84
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
100 DAYS OF THE DEATH OF POETRY (remeberance of 00 days of the death of conscience) 100 days the performance of cabinet whose red rapport is an elegy 100 times the performance of special committee of century is a tragedy rendra and gus dur are evicted as poetry I do not meet poetry since millions of poets exploded poems in the open air, the weather tubal : whoever is to engineer words they idolise nouns as well as engraving adjectives onforehead they leave verbs, out of vain upon the lines of the equator, as vast as the archipelago islands spread on the gradient beaches, where the waves are beaten upon the curved sky, galaxy refuses to speak a common meaning in the middle of thundering ripples and the waves of gulls tremble on the pole of sail different colours of flags flap in fear I want to be the god of ruci, listening to the whispers of my own ears I want to be alone, to be myself I want to write poems (in the remembrance of 100 days of the death of soul giving birth to 1 poem through surgery) Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi 2010
85
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
TENTANG PENULIS Dimas Arika Mihardja adalah pseudonim Sudaryono, lahir di Jogjakarta 3 Juli 1959. Tahun 1985 hijrah ke Jambi menjadi dosen di Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Jambi. Gelar Doktor diraihnya 2002 dengan disertasi “Pasemon dalam Wacana Puisi Indonesia� (telah dibukukan oleh Kelompok Studi Penulisan, 2003). Sajak-sajaknya terangkum dalam antologi tunggal seperti Sang Guru Sejati (Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, 1991), Malin Kundang (Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, 1993), Upacara Gerimis (Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, 1994), Potret Diri (Bengkel Puisi Swadaya Mandiri,1997), dan Ketika Jarum Jam Leleh dan Lelah Berdetak (Bengkel Puisi Swadaya Mandiri danTelanai Printing Graft, 2003). Sajak-sajaknya juga dipublikasikan oleh media massa lokal Sumatera: Jambi, Padang, Palembang, Lampung, Riau, dan Medan; media massa di Jawa: surabaya, Malang, Semarang, Jogja, Bandung, dan Jakarta. Antologi puisi bersama antara lain Riak-riak Batanghari (Teater Bohemian, 1988), Nyanyian Kafilah (Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, 1991), Prosesi (Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, 1992), Percik Pesona 1 & 2 (Taman Budaya Jambi, 1992, 1993), Serambi 1,2,3 (Teater Bohemian, 1991, 1992, 1993), Rendezvous (Orbit Poros Lampung (1993), Jejak, Kumpulan Puisi Penyair Sumbagsel (BKKNI-Taman Budaya Jambi, 1993), Luka Liwa (Teater Potlot Palembang, 1993), Muaro (Taman Budaya jambi 1994), Pusaran Waktu (Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, 1994), Negeri Bayangbayang (Festival Seni Surabaya, 1996), Mimbar Penyair Abad 21 (DKJTIM Jakarta, 1996), Antologi Puisi Indonesia (Angkasa Bandung, 1997), Amsal Sebuah Patung: Antologi Borobudur Award (Yayasan Gunungan Magelang, 1997), Angkatan 2000 dalam Kesusastraan Indonesia (Gramedia, 2000), Kolaborasi Nusantara (KPKPK-Gama Media, 2006), Antologi Puisi Nusantara: 142 Penyair Menuju Bulan (Kelompok Studi Sastra Banjarbaru, 2007), Tanah Pilih (Disbudpar Provinsi Jambi, 2008), Jambi di Mata Sastrawan: bungarampai Puisi (Disbudpar Provinsi Jambi, 2009). Novelnya Catatan Harian Maya dimuat secara bersambung di Harian Jambi Independent (2002). Cerpen, esai, dan kritik sastra yang ia tulis tersebar di berbagai media massa koran dan jurnal-jurnal ilmiah. 86
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
Alamat Rumah: Jln. Kapt. Pattimura No. 42 RT 34 Kenali Besar, Kotabaru, Jambi 36129. e-mail: dimasarikmihardja@yahoo.co.id. HP 08127378325.
87
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
SAJAK-SAJAK PERSEMBAHAN
88
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
Ratu Ayu: KADO NIKAH dua empat berdua merapat dengan syahadat dua empat tak kenal tempat puisi cinta terpahat Dua empat senyum bunda memikat prof DAM tambah melekat Dua empat janji cinta tergenggam erat insyaallah hingga akhirat Dua empat kuucapkan selamat tangaku menjabat Dua empat satu dua tiga sayang semuanya 10 Juni 2011
89
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
Rosmiaty Shaari: SEPASANG ANGSA PUTIH (Selamat Ulang Tahun Perkahwinan buat sepasang Angsa Putih dari Jambi - Prof DAM dan Yessika) sepasang angsa putih mengilir senja di Jambi mereka bercerita tentang cinta kekasih, masihkah kau ingat mahar kita? selangit lilak kita bercanda serentak kita juga bersuara wajahmu tunduk menyergap silu tak kutahu namuh desah nafasmu menderu - aku kekasihmu dan kita pun tersipu malu kakanda, larik mahar asmara itu masih ada, di dalam satu degup dua jiwa ia tetap mekar menebar bau cinta meski gerak musim menggamit gelombang tak merubah asal kita jika begitu, kekasihku paut sayapku untuk beberapa waktu lagi seusai, kita pasti bertemu di kolam rindu sungguh, aku menunggumu di situ aduhai, kakanda kuturut kata meski gelombang bercanda gila atau desir menolak bahtera kita kembang sayapku menadah kembang cintamu ayuh, kita mengilir lagi di kolam seroja.... 1o/06/2011 melaka 90
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
DIORAMA SEPASANG MERPATI PUTIH Djazlam Zainal : apa yang sedang diingini oleh sepasang merpati di tengah onggokan awan di tengah padang datar putih benang tipis mengikat betis merpati enggan lepas biar deru angin deras bening mata memancar kelintar anak-anak berkejaran seakan tari siang ini berlarutan ke dada malam 8 rejab 1432/ 10 juni 2011
91
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
Yessika Susastra dan Dimas Arika Mihardja: 24 KARAT NIKAH ILALANG SAAT BERJALAN KE BARAT Kolabirasi Yessika susastra dan Dimas Arika Mihardja 24 KARAT senyummu 24 karat, dik, mengambang di muka pintu saat geriap sore meronce bunga belimbing di halaman rumahmu dan burung-burung kecil lincah saling berkejaran begitulah kanda, akupun melihat semut hitam berbaris di atas bibirmu; manakah aku melupakannya? dalam pikiranku saat itu, semut aja berbaris mungkin tutur katamu begitu manis kau dan aku lalu duduk di teras memandang luas rumpun bambu dan semak perdu seluas itulah dada cinta kita 2011 NIKAH ILALANG ilalang tak pernah melupa sembahyang tumbuh di taman depan rumah tengadah di belakang dan samping rumah amanah telah kuterima akad nikahmu saat langit warna beludru dengan mas kawin senyum ketulusan dan janji seia sekata selembar sajadah dan desah pasrah 2011 92
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
SAAT BERJALAN KE BARAT kini matahari telah condong ke barat semburat bianglala mewarna di dada kita 2011
93
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
Moh. Ghufron Cholid : BALADA CINTA DIMAS DAN YESSIKA Yessika, duapuluh empat tahun Kau permata menakjubkan Karunia Tuhan Yang tak bisa kutafsirkan Dimas, terimakasih Sebab kau masih sajadah Menuntun ke jalan Allah Hingga riuh tak lagi singgah Yessika, duapuluh empat tahun Kau menjadi sangkarku Hingga burung kesetianku Tak singgah di dahan-dahan nafsu Dimas, menjadi sangkarmu Adalah bagian restu Yang harus kumaknao tiap waktu Biar hatiku tak menjelma batu Yessika, duapuluh empat tahun Kita selaksa emas duaempat karat Kita semakin dekat Dalam tiap doa yang memikat Dimas, inilah hidup Yang saling memberi sempurna Takkan bermakna Jika kita tak saling berbagi karya Yessika, kata-katamu selaksa cahaya Terangi gulita 94
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
Yessika, kata-katamu selaksa cahaya Terangi gulita Kamar masa Yang kini mulai hampa Dimas, aku hanya hamba Kau pun hamba Tak ada yang sempurna Selain pencipta Yessika, tak sia-sia Gugur daun usia Dari ranting hidup kita Sebab selalu memberi kita makna fana Dimas, tak ada cipta Allah yang sia-sia Semua memiliki tanda dan makna Hanya saja Kita yang dangkal ilmunya Yessika, duapuluh empat tahun Kita tanda kebersamaan Semoga tak terpisahkan Ruh cinta kita, walau tanah menjadi kamar sementara perjumpaan kita Dimas, dari tanah akan kembali ke tanah Begitu pun kita Pemeran yang dipercaya Mementaskan segala drama, namun tak pernah tahu maut mendekap mesra Yessika, duapuluh empat tahun Adalah pengembaraan cinta yang cukup dewasa Membangun megah cinta Bersama usaha dan doa bergelora 95
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
Dimas, demikian risalah cinta Yang menjadi karunia Yang harus kita tafsirkan secara dewasa Dalam tiap debar peristiwa Yessika, duapuluh empat tahun Akhirnya segala sejarah tercatatat anggun Dalam balada cinta Anugerah Tuhan yang penuh pesona Kamar Hati, 10 Juni 2011
96
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
KADO PERCINTAAN Djazlam Zainal: seperti gembala aku melihat percintaan dua ekor angsa putih sedang berkasih melilit mereka antara kedua lehernya seperti tidak mau melepaskan waktu asingnya dua ekor angsa putih saling berdakapan hingga puisiku ini kuyup kebasahan 9 rejab 1432/ 11 juni 2011
97
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
Muhammad Rois Rinaldi: SAJAK AKHIR TAHUN UNTUK ABAH : Dimas Arika Mihardja Gerakmu meriak tumpang di muka waktu kala jarum jam juga angka-angka almanak jatuh satu persatu--menciptakan deru dan seru rindu pada tanah rebah yang entah o siapa gerangan telah menetak galur-galur kehidupan di kerling dan keningmu? Yang serba batas, sementara segala beruas-ruas. Apatah itu, duriat jiwa sang abah adalah Batanghari menabur dan menebar ikan-ikan ke sungai-sungai kecil, tempat anak nelayan mengenali arus. Sebelum tumbuh dewasa, lantas ke lautlah mereka. Cilegon, 30 Desember 2013
98
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
Mohsyahrier Daeng: PERJALANAN SENJA : Rindawati Sudaryono/ Dimas Arika Mihardja Sejak buih-buih kasih mengambang di pantai selatan Pulau Perca, Mas Aku telah mengikutimu ke negeri yang rimbun pohon nangkanya Kita berselimut kertas-kertas dan mimpi-mimpi yang engkau sebut puisi Kucari lagi tapak rindu di pinggir Malioboro yang temaram Di negeri Rang Kayo Hitam pada kepak-kepak angsa dua Puti Laras Pinang Masak meruangkan tempat untuk kita bercanda dan engkau masih seperti dulu dengan kertas bisu yang berkata menjadi maha resi mendongeng cinta di gedung renta “Sudah berapa jauh perjalanan biduk ini mengilir, dinda? “ tanyamu “Kita sudah di pinggir dermaga senja sebelum magrib menutupnya,” kataku Akan kubawa pulang tumpukan kertas itu untuk kubaca pemanis doa Para bocah-bocah itu menunggu di taman yang ada pohon mangga untuk dibagikan kertas-kertas yang di lembarannya ada kata-kata Bintan, akhir Desember 2013
99
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
Karang Indah: Hujan, Rembulan dan Selembar Kenangan : Dimas Arika Mihardja selalu ada sunyi, sayang lihatlah, ada sepotong rembulan ia baru turun dari puncaknya jatuh di pembaringan. begitu kukatakan, kepada hujan yang terlahir dari rahim kenangan seakan hujan pun terlahir menangis. selalu ada rembulan, sayang lihatlah, ia menunggu kita untuk menangis tangis, yang sering kita sunyikan. begitu kukatakan, ketika angan menyesak ingin mengembara menapaki jalan-jalan kenangan hingga mata ini lelah, lelap. “ingin kupinjam, sekejap saja, hati para bocah yang bermain bola dalam guyuran hujan� tapi kita bukan lagi bocah yang meminta ibu mengambilkan rembulan untuk lelap kita di malam gelap “sudah begitu banyak hujan, sayang dalam setiap musim yang dilalui. sudah saatnya tumbuh. begitu kukatakan, kepada rembulan yang menangis malam ini kau sudah cukup dewasa, untuk menemani para bocah yang akan menapaki jalan-jalan sunyi.�
100
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
simpanlah hujan, sayang sebab kita tetap akan memangku rembulan sebagai sekepal harapan. begitu kukatakan, kepada selembar kenangan menyelimuti tidur malam ini. kepada diri aku berkata, seakan engkau di hadapanku. Bogor, 3 Juli 2013
101
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
Ilham Pujangga: KAULAH SANG BEGAWAN : pak de Dimas Arika Mihardja Dari langit engkau turun menyapa bumi Menelusuri jejak-jejak jalan setapak Penuh kerikil tajam, tak engkau hiraukan Bersama angin engkau melangkah Kaulah sang begawan Sang pencerah di saat resah para bocah-bocah Lirik-lirik kau rangkai apik Jari-jarimu selalu lentik Kaulah sang naradha Pemberi terang ketika langkahku hilang Pada kertas putih kau rangkai kisahmu Menuju senja langkahmu kembali jua Di tanah sorga ini Mimpi-mimpimu telah terpenuhi Terkadang luka dan bahagia selalu menghiasi Dalam sunyi yang melindap dekap Di antara detik-detik yang terasa menggelitik Kaulah sang begawan jambi, 30 Desember 2013 *) semga pak d berkenan menerimanya, selamat milad smoga berkah kesehatan selalu dilimpahkan aminn yaa robballalamin
102
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
Debu Karang: PUISI KEKASIH MALAM setelah gerimis pulang udara menggenang. pada sepi sesepi puisi ini. tentang matamu yang membulan sepasang air laut hatiku pasang! kudukku bergelombang – gelombang! menjadi malam dinginku yang panjang tulangku menjadi perahu berlayar kulitku ke samudera nafasmu yang biru kudayung lagu demi lagu kumencari lengkungan alismu biarkan ku mengunggun di situ sampai fajar menyapu bibir pantaimu landai. kurebahkan puisi ini di atas sepi di atas malam setelah gerimis pulang segumpal awan kulepaskan dari sangkar hati seperti merpati: dia terbang tinggi, jauh menuju bulan. tenang sepasang, duduk di atas malam. kekasih puisi malam sepasang bulan - mata puan Depok /Juli 2012 andi chalifa
103
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
Ali Syamsuddin Arsi: BILA SAJA AKU LEBIH DAHULU CINTA maafkan aku bunga, sebab aku tak banyak paham dengan segala isyarat mata di kedip-kedip lilin atau kunang-kunang malam belaka secara luas kita belum pernah lama berjumpa sebagai bagian dari bergulung rindu di rimbunya kata-kata kita tahu ini semua hanya hampa tetapi bila saja aku lebih dahulu cinta adakah debu menepiskan rasa curiga dan kita sangat jauh dari pemahaman dangkal dan oh betapa dangkalnya pemahaman tentang kedip-kedip itu antara lentik suara atas geliat di taman-taman bunga bila saja aku lebih dahulu cinta dan bagian ujung mana hamparan gombal ini menuju sasarnya, oh muara, saat engkau tak banyak suara seakan akulah yang engkau kata walau itu hanya sebuah prasangka tak berbukti selayaknya entah malam entah siang sebab semua waktu selalu membuka atas mimpi juga rindu dalam kepungan rasa bila saja aku lebih dahulu cinta, ini hanya gumam tak perlu engkau cerna sampai mimpimu lari dari jendela sebab gumamku tak dapat berkata-kata dalam jauhnya makna bila saja aku lebih dahulu cinta dan tak mungkin aku layangkan selembar surat pada alamat yang hingga kini tak pernah aku dapat haruskah bayangku lepas dan terbang lalu duduk menunggu engkau yang kini entah di mana tetapi bulan tentu lebih mengerti bahwa ada setangkai daun ilalang sedang sekuat tenaga mencoba memahami bila saja aku lebih dahulu cinta. salam dari gumam asa akhir desember 2013
104
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
Rezqie Muhammad AlFajar Atmanegara: Tembuni Batanghari -kenduri cinta ayahnda Dimas Arika Mihardjatiga juli hari ini tepat seumur danau tembuni bunda batanghari pecah maka bukan kali ini kau terlahir sebagai penghuni danau, kalau seriwayat angsa itu kepakmu tumbuh maka bukan kali itu kau bersayap sebagai seekor angsa. kuakui kepandaianmu mengajarkan seloka pada anak-anak hujan banyak mencendawankan bianglala di tiap pewarisan musim yang mengenalmu sebagai ayah dari seribu tiang jembatan angsa-angsa berterbangan sepanjang siring batanghari, kepul hangat aroma kembang kopi belum pecah secangkir kita nikmati sambil menuding-nuding dedaunan pinang sibuk melambai sebatang-batang di pinggiran batanghari tanpa kata kita pun terpesona: riak penuh riak sealir darah batanghari kita bersama mengayuh rakit cinta di sungainya lalu kau menunjuk ke arah matahari tenggelam di balik warna bianglala kota-kota Jambi. duh Dimas. alangkah indahnya batangharimu tiga juli hari ini di Djogdja kau tinggalkan deret riwayat pada usang kitab usia di setiap babnya ada angka berlari dengan raga. ketahuilah saat membuka halaman rubayatmu membuat kami ikut serta dalam pesta meneteskan airmata paling marjen dari warni senja di kota kami. setelahnya sepi mengurai barah hari kembali kau simpul ujung batanghari agar rakit kita tak cepat berlalu walau dipukul limbubu masalalu. bertahun sudah tapal batasmu kau tembustembus dengan pembendaharaan langkah membawa mangkuk kenduri cinta di ritual-ritual persastraan, sungguh seari kata bahagia pun tak pernah sudah kami suguhkan: saat kita berusaha melupakan rasa sakit dan mempersalahkan pertemuan padahal dibangun bersusah payah mengarungi samudera tak henti-henti menanam babat rindu paling dalam dan di tanah pilih tak pernah henti kau tulis banyak larik puisi dari buih sungai batanghari 105
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
dan di tanah pilih tak pernah henti kau tulis banyak larik puisi dari buih sungai batanghari angsa-angsa berterbangan sepanjang siring batanghari, kepul hangat aroma kembang kopi belum pecah secangkir kita nikmati sambil menuding-nuding dedaunan pinang sibuk melambai sebatang-batang di pinggiran batanghari tanpa kata kita pun terpesona: riak penuh riak sealir darah batanghari kita bersama mengayuh rakit cinta di sungainya lalu kau menunjuk ke arah matahari tenggelam di balik warna bianglala kota-kota Jambi. duh Dimas. alahkah indahnya batangharimu tiga juli hari ini aku ingat kita lesehan di sebuah acara pembaktian penyair di suatu kota di tanah jawara, hari itu kau datang semalam setelah kami. kau beri kami petuah di hadapan para kaum hujan bersama basah rerumputannya Ahmadun Yosi Herfanda, tepat pukul sembilan lewat sepikul matahari naik ke puncak langit di dindingbatu marmer kita lesehan mendengarkan Ali Arsy bergumam dengan tujuhpuluh ekor naga di mulut Bambang Widiatmoko. haihai Shah Kalana Alhaji masih sempat bergabung dengan kita padahal telah berburu menyinggahi kepak burung-burung untuk pulang ke tanahnya dan aku tak habis-habis mendekap mabukmu. kau tentu ingat risalah lesehan kita depan hotel itu suatu hari di kota lain angsa-angsa berterbangan sepanjang siring batanghari, kepul hangat aroma kembang kopi belum pecah secangkir kita nikmati sambil menuding-nuding dedaunan pinang sibuk melambai sebatang-batang di pinggiran batanghari tanpa kata kita pun terpesona: riak penuh riak sealir darah batanghari kita bersama mengayuh rakit cinta di sungainya lalu kau menunjuk ke arah matahari tenggelam di balik warna bianglala kota-kota Jambi. duh Dimas. alahkah indahnya batangharimutiga juli hari ini lima puluh tiga lilin merah kau nyalakan sepanjang alur nadi sungai batanghari. pulau ke pulau bersorak. laut--laut bedoa. duh Gusti: panjangkanlah sungai umurnya hingga bermuara di kerinduan-Mu. 106
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
laut bedoa. duh Gusti: panjangkanlah sungai umurnya hingga bermuara di kerinduan-Mu. lapangkanlah rimba dadanya hingga seluas gurun sahara-Mu. redakanlah ratap raungnya hingga ke sangkala-Mu. sekalah airmata tangisnya hingga ke bening firdaus-Mu. babatlah nganga luka nanahnya hingga habis sedebu padang arafah-Mu, duh Gusti: kami memang harus belajar lagi bagaimana kami memaknai jadwal usia berisi sisa pil hidup sebelum kami tanggalkan atribut duniawi sambil mengenakan toga kematian dan mendapatkan sertifikat kemanusiaan setelah lulus dari pendidikan pengembaraan ini. kelak kau akan kesepian kembali ke mimbar tanah berteman tembuni saudara kandungmu. segala bernyawa mengucap. amin. kenangan saat kita lesehan depan Hotel Fame-Tangerang, 2013
107
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER
kunjungi: http://www.puisi2koma7.net http://www.bengkelpuisi.net
5
DEKAP AKU, KEKASIH (EMBRACE ME, MY LOVER)