SUARA HPMI

Page 1


SALAM REDAKSI Ahmad Al Hasan Magfur Arridho Salatiga University of Jordan

Pemimpin Redaksi

Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum Wr. Wb. Salam Semangat Juang Pers Mahasiswa!! Sengaja pekikan pembangkit semangat itu kami serukan di awal perjumpaan. Alhamdulillahirabbil’alamin, SUARA HPMI edisi perdana telah terbit. Hadirnya edisi perdana buletin ini mampu menjawab kegersangan spirit kepenulisan. Sungguh merupakan kebahagiaan yang terpatri dalam diri kami. Akhirnya, kerja keras kami selama ini dapat terwujud. Rasa bangga dalam diri kami selaku mahasiwa di Yordania menjadi berlipat ganda. Walaupun di akhir semester, kami berhasil menerbitkan sebuah buletin yang sesuai dengan keinginan dan harapan kami. Semoga dapat menjadi inspirasi untuk seluruh masyarakat dan mahasiswa/wi di Yordania. Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala. yang telah memberikan kekuatan kepada kami untuk terus berkarya dan berkreasi. Semoga perjuangan ini mendapatkan ridha-Nya serta bisa menjadi jembatan keilmuan yang mampu menghantarkan kami menuju rahmat dan ampunan-Nya. Amin. Buletin yang ada di tangan pembaca ini merupakan karya mahasiswa dan mahasiswi yang tergabung dalam kru buletin SUARA HPMI. Buletin ini adalah sebentuk wadah untuk berkarya. Pun merupakan salah satu sarana untuk menyalurkan ide dan gagasan melalui sebuah tulisan. Ketersediaan prasarana seperti perpustakan yang telah terdapat pada setiap kampus memang sudah tersedia. Akan tetapi, masih mebutuhkan banyak sarana penunjang lainnya bagi para mahasiswa yang haus akan informasi dan pengetahuan. Nah, pada kesempatan kali ini, izinkan kami mempersembahkan sebuah karya tulis yang sarat akan pesan informatif dan nilai-nilai edukatif dari mahasiswa untuk masyarakat Indonesia di Yordania. Dengan demikian, lahirnya buletin ini semoga dapat menjadi titik tolak semangat berpengetahuan untuk meningkatkan wawasan dan mutu keilmuan. Maka, melalui buletin ini, kami berharap bisa ikut andil untuk berperan aktif guna mengupayakan minat baca para mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Yordania. Sebagai bentuk syukur, kami haturkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan mewujudkan ghirah ilmiah ini. Segenap ketidaksempurnaan buletin tentu masih akan terlihat. Sebab itu, kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan untuk membenahinya dan menjadikanya lebih baik. Happy Reading!!! Wassalamualaikum Wr. Wb.

DEWAN REDAKSI

SUARA HPMI Penasehat

Ihlas Karuniawan Sjarif, STp, Mr. MM

Ria Agustina Tohawi, Lc. MA

Penanggung Jawab Presiden HPMI

Pemimpin Redaksi Ahmad Al Hasan Magfur Arridho

Redaktur Pelaksana Rahmah Maisaroh

Sekretaris Redaktur Samiha Febrina

Editor

Hijrian Angga Prihantoro Maryam Hakim

Tim Redaksi

Sari Nopalisa Putri Gridzanda Magna Yanudza Aulia Maulida Fenti Febriani Ade Nurakhmat Himmahwan Avrial Giri Mustofa Rahmah Maisaroh Muhammad Fahdlurrahman Muhammad Yudha Agha

Layouter & Design Ahmad Al Hasan Magfur Arridho

Distributor

Kru Suara Buletin

Alamat Redaksi:

Queen Rania St. Behind Jerusalem International Hotel, Abdallah Ajlouni, No. 10

HIMPUNAN PELAJAR DAN MAHASISWA INDONESIA DI YORDANIA


TOPIK UTAMA

Daftar isi Buletin SUARA HPMI

LENSA HPMI

Tak Sayang, Maka Tak Berjuang

2

pemikiran Islam Nusantara; Tekstur Baru Peradaban Beragama

6

Kajian ilmiah HIJRAH; Dari Peristiwa Keagamaan, Menuju Perubahan Sosial

11

opini

24 The Asian Ambassadors’ Ladies in Amman (AALIA)

26 17 Agustus 2016 KABAR alumnus tips & TRIK iNFO

27

28

32

seputar hpmi 34 Sambutan Presiden HPMI Yordania

36 Logo baru HPMI Yordania Apa kabar Negriku, Indonesia..?? 13

tokoh Teguh Wardoyo 15 Duta Besar (LBBP) Republik Indonesia untuk Kerajaan Yordania Hasyimiah merangkap Negara Palestina

18 21

the pioneer

galeri kegiatan

37 KAEF 38 Keputrian HPMI Yordania 39 Resep Siomay Bandung SASTRA 40 Manusia & Sandiwara Perubahan Ala Tuhan

SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016 | 1


TOPIK UTAMA

TAK SAYANG MAKA TAK BERJUANG

Oleh: Sari Nopalisa Putri

P

ada tanggal 17 Agustus, tepatnya 71 tahun silam, Indonesia meproklamirkan diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Merdeka dari segala bentuk penjajahan dan berdaulat sebagai Negera Kesatuan Republik Indonesia. Semangat nasionalisme dan patriotisme telah menyatukan segenap rakyat Indonesia untuk mempertaruhkan jiwa dan raga demi harga diri bangsa. Bila kita mengingat kembali, dalam masa penjajahan antara tahun 1908–1942 yang dikenal dengan Masa Pergerakan Nasional, maka ‘pergerakan’ dapat diartikan sebagai kebangkitan untuk perjuangan dan perbaikan. Pada masa inilah lahir berbagai macam organisasi modern. James D. Mooney mengungkapkan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai

2 | SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016

tujuan bersama. Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam suatu organisasi selain harus memiliki tujuan, di dalam organisasi tersebut harus ada kerjasama. Pada masa pergerakan nasional inilah berbagai elemen masyarakat bersatu dalam tujuan yang sama yaitu kemerdekaan Indonesia. Pada masa awal pergerakan nasional, organisasi perdana yang lahir adalah Budi Utomo. Organisasi ini merupakan gagasan dr. Wahidin Sudirohusodo, seorang dokter Jawa dari Surakarta. Saat itu beliau menginginkan lahirnya pemudapemuda yang memiliki kualitas pendidikan Barat. Maka berdirinya organisasi Budi Utomo inilah yang kemudian menjadi cikal bakal terbentuknya organisasi-organisasi kepemudaan. Dari sini pulalah berbagai momentum penting yang terjadi di Indonesia dari zaman penjajahan Belanda


DOK. PENSOSBUD > M. Jalil Jalaluddin Syah

hingga Indonesia merdeka, tidak pernah lepas dari geliat pergerakan para pemuda. Ir. Soekarno, The Founding Father, dengan lantang menyatakan bahwa pemuda adalah ujung tombak revolusi bangsa. Selain itu, Prof. Mr. Sunario Sastrowardoyo, salah satu tokoh yang berperan aktif dalam dua peristiwa penting dalam tonggak sejarah nasional pergerakan pemuda yaitu Manifesto 1925 dan Kongres Pemuda II, memberikan gambaran bagaimana hadirnya pemuda menjadi hal yang sangat penting bagi perkembangan bangsa-bangsa besar.

Penyerahan bendera Merah Putih oleh Bpk. Dubes Yordania kepada Paskibra.

Pemuda dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa orang muda laki-laki; remaja, sehingga memberikan makna pada kita bahwa setiap orang yang berjiwa muda akan mempunyai semangat juang yang tinggi untuk mengadakan perubahan dalam dimensi perkembangan suatu bangsa. Hal tersebut tentunya bukan sebuah ungkapan yang berlebihan, mengingat kepada para pemudalah tongkat estafet perjuangan suatu bangsa dapat diteruskan.

Namun dewasa ini, dapat kita rasakan bahwa perkembangan era globalisasi seolah kian menggerus semangat nasionalisme dan patriotisme yang ada dalam diri para pemuda. Jika dahulu para pemuda memiliki semangat untuk berkumpul, mencurahkan segala gagasan, mendedikasikan diri demi kepentingan bangsa, yang terjadi saat ini justru sebaliknya, para pemuda semakin individualis dan jauh dari aktifitas sosial. Nilainilai Pancasila tidak lagi tertanam di dalam jiwa, seolah Pancasila hanya tinggal menunggu waktu untuk tenggelam tertimbun zaman. Tanah Air Indonesia hanya sekedar menjadi tempat berpijak, tanpa adanya rasa memiliki, ingin melindungi dan ingin mempertahankan. Dengan sederhana dapat kita lihat bahwa hasrat untuk berkumpul dan berserikat dalam suatu organisasi semakin rendah dalam diri para pemuda. Para pemuda lebih tertarik dengan segala kegiatan yang menyangkut dirinya sendiri dan demi kepentingan diri sendiri. Padahal dalam Pasal 28E ayat (3) UUD 1945 negara telah menjamin kebebasan warga negara untuk berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat. Sehingga secara tidak langsung negara menjamin kebebasan warga negaranya untuk berorganisasi. Jika dikaji lebih jauh, rasa tanggung jawab (responsibilty), etos kerja (work ethics) dan kerjasama (cooperation), sejatinya dapat ditanamkan melalui berbagai macam ihwal keorganisasian.

SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016 | 3


Sebagaimana kita pahami bersama bahwa tanggung jawab (responsibility) hendaknya sudah menjadi bagian dalam hidup manusia. Sejak awal penciptaan manusia, Tuhan sudah memberikan tanggung jawab kepada manusia yaitu sebagai khalifah di muka bumi. Rasa tanggung jawab inilah yang harus ditanam dan dipupuk sedini mungkin dalam diri generasi penerus bangsa. Dimulai dari lingkup yang kecil yaitu rasa tanggung jawab atas perannya dalam sebuah kelompok/ organisasi sesungguhnya dapat melahirkan rasa tanggung jawab yang lebih besar yaitu sebagai generasi penerus bangsa.

nilai-nilai Pancasila. Semangat berkarya yang ditunjukkan tidak akan lepas dari nilai-nilai luhur yang dijunjung oleh bangsa. Sehingga segala prestasi dan pencapaian yang diperoleh juga akan mengharumkan nama bangsa. Begitupun dengan semangat kerjasama. Kerjasama merupakan unsur yang harus ada dalam suatu organisasi. Dengan kerjasama maka akan menjadikan upaya menuju citacita bersama menjadi nyata. Sejak dahulu kala, Indonesia telah menjunjung semangat kerjasama atau yang lebih dikenal dengan istilah gotong royong. Budaya gotong royong bagi bangsa Indonesia telah menjadi common identity dalam wawasan nusantara. Semangat kerjasama atau gotong royong inilah yang sepatutnya tidak boleh pudar dalam diri bangsa Indonesia. Hilangnya

DOK. KAEF > Achan El Maghfur

Dalam organisasi juga ditanamkan nilai-nilai etos kerja (work ethics). Etos kerja merupakan semangat kerja yang menjadi ciri khas suatu kelompok atau organisasi. Dalam prakteknya, seseorang yang terlibat dalam suatu organisasi dituntut untuk menjunjung serta menerapkan nilai-nilai (values) yang dianut dalam organisasi tersebut. Etos kerja yang sudah tertanam dengan baik akan melahirkan sikap pemuda yang dalam setiap tindak tanduknya menjunjung tinggi

4 | SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016

Halal bi Halal keluarga besar masyarakat Indonesia di Yordania.

semangat kegotongroyongan dapat berakibat pada hilangnya identitas Bangsa Indonesia. Mereka yang terbiasa menerapkan nilai-nilai tersebut dalam lingkup kehidupan terkecil, akan mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan berkebangsaan. Tiga nilai yang ditanamkan dalam kegiatan berorganisasi itulah yang kemudian akan bersinergi dan melahirkan semangat perjuangan, semangat nasionalisme dan patriotisme dalam diri generasi penerus bangsa.


Semangat inilah yang kemudian berusaha diwujudkan di dalam organisasi Himpunan Pelajar Mahasiswa Indonesia (HPMI) Yordania. Karena dengan meyakini bahwa segala sesuatu pasti berubah, kecuali perubahan itu sendiri dan setiap perubahan pastilah menumbuhkan harapan. Begitu pula terhadap perubahan dan regenerasi kepemimpinan yang bisa kita lihat bersama pada tubuh organisasi yang menampung aspirasi mahasiswa dan mahasiswi Yordania. Dengan dilantiknya pengurus baru periode 2016–2017 diharapkan semangat perjuangan tersebut akan tetap dilanjutkan dari generasi ke generasi. Momentum regenerasi ini juga diharapkan dapat menjadi sarana

lahirnya jiwa-jiwa muda, yang bukan hanya memiliki kualitas secara akademis namun juga kualitas non akademis. Kedua kualitas tersebut haruslah berjalan secara harmonis dan saling melengkapi. Tentu masih segar dalam benak kita, karena beberapa bulan yang lalu kita merayakan hari Idul Fitri, hari yang kita sebut sebagai hari kemenangan atas segala ibadah kita di bulan Ramadhan. Kemudian kita juga telah melewati dan menyambut Hari Kemerdekaan, hari yang sarat akan perjuangan. Tentunya kedua momentum tersebut dapat meyakinkan kita kembali bahwa kita dilahirkan untuk menang, dan kemenangan itu bukan tanpa perjuangan.

SOURCE > PEXELS.COM

Perkembangan teknologi yang terjadi saat ini haruslah menjadi media untuk mempermudah perjuangan kita. Bahwa kita hidup di zaman yang lebih baik dari zaman terdahulu. Sehingga sudah selazimnya bahwa keadaan bangsa Indonesia haruslah lebih baik dari masa silam. Jadikanlah semangat perjuangan generasi penerus bangsa menjadi jalan menuju cita-cita Bangsa Indonesia sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945 yaitu Indonesia yang Merdeka, Berdaulat, Adil dan Makmur.

SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016 | 5


PEMIKIRAN

ISLAM NUSANTARA;

TEKSTUR BARU PERADABAN BERAGAMA ‫ أو على سبيل الحق فيه داللة موجودة‬,‫كل ما نزل بمسلم ففيه حكم الزم‬ 1 [ ‫] اإلمام الشافعى‬ Abstract: Mencitakan kembali pengalaman Islam perdana pada era kontemporer merupakan tantangan tersendiri bagi para pemikir dewasa ini. Asa rekonstruksi pemahaman keagaaman adalah rute keilmuan yang tidak bisa dihindari. Perhelatan kontes kajian keislaman (Islamic Studies) senantiasa berupaya untuk menanamkan sensitifitas keragaman pemaknaan terhadap teks-teks keagamaan. Jika pada periode Islam perdana, Nabi dan para sahabat berseru demi menciptakan masyarakat yang tunggal, maka saat ini yang terjadi adalah sebaliknya: plural dan multikultural. Keyword: Kajian Keislaman, Sosial-Budaya, Dialektika Teks dan Konteks, Rekonstruksi Nalar Keberagamaan.

Oleh: Hijrian Angga Prihantoro

Prolog Sepanjang sejarah peradaban manusia, tampak jelas bahwa zaman ini adalah periode kehidupan yang kerapkali mengobrak-abrik sebuah tatanan yang dianggap sudah mapan, bahkan mempertanyakan kembali identitas semua pihak. Akibatnya, konsep tentang the other (yang lain: orang lain, agama/bangsa/budaya lain) tidak diperkanankan untuk diacuhkan begitu saja. Maka secara otomatis citra diri dan jati diri manusia pun perlu dipikirkan bahkan dirumuskan kembali. Dua bidang kajian yang menempati posisi paling urgen sekaligus krusial di ambang milenium ketiga ini adalah agama dan etika. Nilai urgensinya, sebab di atas keduanyalah kualitas wilayah peradaban manusia itu bertumpu. Sementara sisi krusialnya, karena kedua bidang tersebut kini sedang menghadapi berbagai tantangan baru yang membuat keduanya terpaksa mengkaji ulang segala bentuk strukrur dasar dalam bingkai-bingkai konseptualnya. Berbagai macam kekhawatiran dalam mempraktikkan nilai-nilai keagamaan hadir 1

Muhammad Bin Idris Al-Syafi’i, al-Risâlah, (Kairo, Maktab Dar Al-Turats, cet. III, 2005), hlm. 474.

6 | SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016


seolah disengaja untuk dientitaskan sebagai sebuah kesalahan. Ajaran yang telah membudaya dan terpatri dalam tubuh masyrakat yang plural dan multikultural menjadi titik sentral kritik, bahkan dipaksakan untuk sama persis dengan budaya yang sejatinya memiliki latar belakang sejarah yang berbeda. Islam Nusantara yang selama ini memiliki karakteristik tersendiri dalam praktik ritual keagamaan pun digugat dengan dalih bahwa hal tersebut merupakan sebentuk kreasi yang tak berdasar. Apa yang nampak mapan di permukaan, tiba-tiba disangsikan. Perbedaan yang sedari esksistensi awalnya merupakan sebuah keniscayaan justru dikebiri dan dinafikan. Praktek ritual peribadatan hendak dicabut keterikatannya dengan ruang interaksi sosial keagamaan. Budaya yang telah melahirkan peradaban beragama dinilai tak sama dengan aslinya. Lalu, bagaimanakah ‘proses menjadi’ yang sebenarnya? Bukankah hal tersebut justru menampilkan krisis kesadaran dalam beragama? Di sini, Islam Nusantara hadir sebagai jawaban guna mempertahankan eksistensi filosofisnya.

Identifikasi Terma; Identitas Eksistensial

Pelacakan

Peristiwa jatuhnya Adam-Hawa dari taman Firdaus ke muka bumi tentu tidak akan pernah kita lupakan begitu saja. Karena dari peristiwa itulah, umat manusia memasuki alam semesta tanda tanya. Semua yang ada di jagad raya ini seolah menjelma menjadi pertanyaanpertanyaan yang hingga sampai detik ini, tidak pernah berhenti. Syukurlah, amnesia primordial tersebut tidak bertahan lama. Karena Dzat Yang Maha Bijaksana memberikan sifat kasih-Nya kepada manusia dalam bentuk agama. Manusia belajar dari agama untuk bisa menjawab semuanya dengan tuntas. Agama berhasil membangun sebuah

maha karya narasi raksasa tentang kodrat jagad raya termasuk manusia. Atas kehendak Tuhan, agama lahir dan tumbuh berkembang mendampingi manusia dalam setiap lini perjalanan peradabannya. Sebelum melangkah jauh ke dalam ruang-ruang teoritis, sebuah kajian ilmiah senantiasa mengandaikan upaya penjernihan terma-terma yang digunakan. Upaya penjernihan ini berfungsi untuk membuka cakrawala pemahaman awal sekaligus memetakan rute-rute praksisnya. Oleh sebab itu, identifikasi terma merupakan langkah awal yang harus ditempuh sebagai gerbang pembuka untuk masuk ke dalam area kajian Islam Nusantara. Identifikasi terma (tahlîl al-mushthalâhât) merupakan cara baca filosofis untuk mendedah terma-terma yang memiliki nilai urgensitas dalam sebuah ranah kajian keislaman (dirâsât islâmiyah). Hal tersebut berbeda dengan interpretasi definitif (syarh at-ta’rîf). Jika dalam ranah interpretasi definitif masih membincang akar kata dan makna linguistiknya, maka identifikasi terma merupakan gagasan lanjutan yang berupaya mengembangkan hal-hal tersebut ke dalam bentuk-bentuk pemahaman yang lebih universal. Dengan demikian, identifikasi terma Islam dan Nusantara adalah hal mutlak yang tidak bisa dihindari. Mendefinisikan agama, dalam hal ini Islam, secara global dan utuh tentu tidak semudah dengan hanya menyatakan bahwa Islam adalah dogma yang mengajarkan tentang katauhidan semata. Karena memang pada kenyataannya Islam lebih dari itu. Paling tidak Islam memiliki dua tipologi eksistensial; di satu sisi ia adalah agama (religion), yakni sebuah sistem kepercayaan dan peribadatan; dan di sisi yang lain ia adalah sebuah peradaban (civilization), yang mana selalu tumbuh

SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016 | 7


dan berkembang di bawah nuansa dan pengawasan agama itu sendiri1. Ketika agama –dalam hal ini Islamdidefinisikan dengan dua tipologi seperti yang telah disebutkan sebelumnya, maka agama tentu tidak melulu berurusan dengan hal-hal suci terkait sistem kepercayaan semata. Sehingga pada ranah aplikasinya tentu harus disadari bahwa manusialah – dengan otoritas kebebasannya- yang akan memahi agama tersebut sesuai dengan kondisi sosio-kulturnya. Oleh karena itu, agama dalam kebenarannya memperhatikan fenomena-fenomena kemanusiaan; baik fenomena psikologis, fenomena sosial, fenomena historis, bahkan sampai fenomena filosofis2. Dengan demikian, manusia memiliki dua status primer dalam kebenaran; di satu sisi ia berjibaku untuk mencari kebenaran kemanusiaannya, dan di sisi lain ia berjuang untuk memahami kebenaran dalam ke-beragama-annya. Pada awalnya, tentu keberadaan agama diyakini menjadi salah satu bukti agar manusia mengenal dan memahami kebenaran yang hakiki. Kebenaran dalam agama tentu tidak hanya memuat tentang kebenaran teologis semata, namun juga mengenai kebenaran etis, bahkan sampai pada kebenaran praksis. Klasifikasi kebenaran ini tentu merupakan hasil interpretasi manusia terhadap agama itu sendiri. Terlepas dari pro dan kontra seputar penurunan wahyu; apakah ia hanya maknanya ataukah sekaligus dengan lafadznya, yang pasti dalam proses penurunannya, Tuhan sebagai Sang pemberi wahyu, menjadikan Rasul sebagai penerimanya. Kelak, melalui Rasul-lah manusia dapat memahami ajaran-ajaran agama. Wahyu yang pada mulanya hanya Tuhan,

Malaikat dan Rasul yang tahu dalam bentuk aslinya, kini berstatus menjadi teks yang dapat dibaca oleh semua umat manusia3. Agama turun atas kehendak Tuhan, tetapi memahami dan berupaya merealisasikan agama terserah dan kembali kepada manusia. Pada titik inilah ilmu atau pemahaman agama lahir, yang bersifat sepenuhnya manusiawi dan bergantung pada penguasaan pengetahuan manusia. Maka, bagian yang tetap adalah agama; bagian yang berubah adalah ilmu atau pemahaman agama. Oleh karena itu, mendamaikan keduanya adalah tantangan besar bagi para pemikir Islam dewasa ini. Adapun yang bisa menerima perubahan adalah pemahaman agama dan bukan agama itu sendiri. Ini dikarenakan agama berasaskan wahyu Tuhan maka ia bersifat transenden dan statis (al-mutanâhiy) sementara pemahaman agama bersifat temporal dan dinamis (al-lâ mutanâhiy). Dengan demikian, meskipun agama itu sendiri sakral tetapi pemahaman dan penafsiran terhadapnya tidak sakral dan karena itu dapat dikritik, dimodifikasi atau bahkan didefinisikan kembali. Memang benar dikatakan bahwa kitab suci agama (menurut penilaian para pengikutnya) tidak bercacat; namun sama benarnya juga mengatakan bahwa pemahaman manusia terhadap agama itu bercacat. Agama adalah suci dan ukhrawi, tetapi pemahan tentang agama adalah manusiawi dan duniawi. Yang konstan dan statis statis adalah agama (al-dîn) sedangkan yang mengalami perubahan adalah ilmu atau pemahaman agama (fahm ad-dîn). Berangkat dari status wahyu yang terbaca (al-nash al-maqrû’), agama – melalui bahasa teks wahyu- seoalah

Carl W. Ernst, Following Muhammad, Rethinking Islam in The Contemporary World, (Capel Hill-London, The University of North Carolina Press, 2003), hlm. 57. Bandingkan: Bernard Lewis, The Crisis Of Islam, (New York, Random House, 2004), hlm. 3. 2 James Forsyth, Psychological Theories of Religion, (New Jersey, Prentice Hall, 2003), hlm. preface XI. 3 Nasr Hamid Abu Zaid, Mafhûm al-Nash, (Lebanon, Al-Markaz Al-Tsaqafi, cet. VII, 2008), hlm. 40-41. 1

8 | SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016


memberikan dimensi pemahaman baru bagi kebenaran. Hanya saja, patut dipahami dan digaribawahi bahwa dimensi tersebut akan senantiasa terikat dengan ruang dan waktu, dimana manusia sebagai subjek yang mempraktikkan agama (beragama) merupakan makhluk Tuhan yang sedari eksistensi awalnya sudah tak sama. Sebelum melangkah lebih jauh, perlu ditegaskan kembali bahwa terma agama (ad-dĂŽn) tentu berbeda dengan terma beragama (at-tadayyun). Jika kebenaran agama bersifat tunggal, mutlak dan absolut karena ia berasal dari Tuhan, sebagaimana yang sudah disampaikan di atas, maka kebenaran beragama akan bersifat sebaliknya. Ini tidak terlepas karena kebenaran beragama merupakan hasil interpretasi manusia tehadap teks-teks agama. Oleh karena itu, berdasarkan keberadaan manusia yang majmuk dan berbeda, maka kebenaran beragama harus bersifat plural dan multidimensional. Sebagai makhluk yang memiliki sifat kemanusiaan, maka sudah sewajarnya manusia juga memiliki hak-hak asasinya, termasuk hak asasi dalam memahami dan mengetahui objek-objek tertentu. Jika dalam agama hak melegalkan kebenaran itu hanya bersumber dari Tuhan, maka pada manusia tentu harus melalui proses pencarian terlebih dahulu. Berangkat dari eksistensinya yang tak sama, manusia dalam upaya mencari dan menemukan kebenaran pun tentu juga akan berbeda1. Eksistensi manusia yang tidak bisa lepas dari ruang dan waktu menegaskan bahwa keberadaannya pada sebuah masa senantiasa terikat dengan tempat, sebagai wadah untuk menjalani kehidupannya. Dari sekian banyak letak geografis yang terhampar di muka bumi ini, Nusantara merupakan wilayah istimewa. Keistimewaan Nusantara

terekam dalam jejak sejarah yang penuh dengan dinamika. Nusantara sebagai sebuah wilayah yang tidak terdiri dari ruang hampa, tentu memiliki tradisi (culture) serta sistem nilai (values system) tersendiri. Tradisi dan sistem nilai ini terbentuk dari aktifitas sosial (social activity) yang senantiasa berdialektika dengan realita (reality). Tranformasi budaya merupakan satu bagian eksistensial yang tidak dapat dipisahkan dalam tubuh agama Islam itu sendiri. Sebab semenjak kehadirannya di dunia, Islam menjadikan budaya sebagai salah satu pilar dalam mempertimbangkan praktikpraktik ritualnya. Maka tak ayal jika mendefinisikan Islam tidak cukup hanya dengan sebagai dogma yang mengatur ritual peribadan semata, namun juga sebagai peradaban yang hingga saat ini masih akan terus berkembang ke arah yang lebih baik. Proses transformasi budaya merupakan sebentuk aktifitas dilektika relasional (relational dialectic) dan bukan dikotomi struktural (structural dichotomic).

Dialektika Relasional Transformasi Budaya Islam Arab

Nusantara Sistem Nilai

Akulturasi Budaya Islam Nusantara Dialektia relasional mengindahkan proses terus menerus dan tidak pernah berhenti. Sementara dikotomi struktural memiliki ruang baca yang lebih sempit (berhenti

Elmer Sprague dan Paul W. Taylor, Knowledge and Value, (New York, Harcourt-Brage & World, cet. II, 1967), hlm. 328. 1

SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016 | 9


Rekonstruksi Nalar Keberagamaan; Menyibak Ruang Baca Teks Keagamaan dengan Realita Sosial Kemanusiaan Tidak jauh berbeda dengan kondisi ketika Islam hadir di tengah masyarakat Arab, Islam di Nusantara pun datang dengan wajah yang sama; asing dan baru. Perbedaan letak geografis, kondisi sosial-budaya dan bahkan juga cara pandang dan pola hidup, Islam Nusantara berhak memiliki identitas yang berbeda dengan Islam di dunia Arab, yang mana telah matang terlebih dahulu berabadabad tahun sebelumnya. Membincang Islam Nusantara akan merayu kita untuk mengkaji lebih teliti ke dalam ranah yang bersifat analisis-filosofis: dialektika teks dan konteks, tranformasi nilai, akulturasi budaya, perbedaan ruang (space) dan waktu (time), bahkan konsep ideal Islam Nusantara menjadi menarik untuk dirumuskan. Kajian mengenai Islam Nusantara merupakan sebentuk upaya ilmiah guna mengukuhkan bahwa ajaran-ajaran Islam di Nusantara memiliki karakteristik yang unik dan berdasar. Islam sebagai agama perubahan mampu diaplikasikan dengan baik oleh para punggawa ulama di Nusantara. Jawa yang dahulu kala menjadi sentral peradaban mampu mentransfromasikan bentuk budayanya ke seantero denah Nusantara. Sama

halnya dengan rihlah ilmiah yang dilakukan oleh para cerdik-cendikia di dunia Arab-Islam, para punggawa ilmu di Nusantara pun melakukan hal yang sama. Ini artinya bahwa Islam –melalui nilai ajarannya- merupakan agama yang senantiasa memberikan peluang terhadap aktifitas transformasi budaya guna menciptakan peradaban beragama yang baru. Pemahaman keagamaan merupakan sebentuk laku kesadaran manusia dalam beragama. Cara manusia memahami agama senantiasa akan mengalami hambatan jika ia tidak mampu menangkap pesan-pesan Tuhan (al-murâd al-ilâhiy) yang tersirat dalam setiap sendi ajaran agama1. Tak ayal jika pada babakan selanjutnya manusia akan gagu ketika diminta untuk mensarikan nilai-nilai keagamaan yang universal secara komprehensif. Dikotomi ruang baca antara Arab-Islam dan BaratEropa memperkeruh transformasi nilai yang seharusnya berproses dari fase stimulasi (marhalat al-tanbîh) menuju fase aktualisasi (marhalat al-tathbîq)2. Rekonstruksi nalar keagamaan merupakan titik pijak untuk memotret tekstur kebenaran ketika manusia berupaya mendialektikakan antara agama dengan realita. Agama yang saat ini diwakili oleh teks wahyu (an-nash) akan senantiasa menjadi teks terbuka yang dapat diabaca dengan berbagai macam pendekatan yang ada. Dengan demikian, maka dapat kita simpulkan bahwa proses pemahaman agama tidak akan pernah bisa melepaskan diri dari realita (al-wâqi’) yang mengitarinya. Agama yang memiliki nilai-nilai universal serta sifat ideal dan final selalu berdialektika dengan pemahaman manusia yang sepenuhnya bersifat parsial dan tak pernah mengenal kata final. bersambung....

Abdul Majid An-Najar, Fiqh al-Tadayuun Fahman wa Tanzîlan, (Tunisia, Az-Zaituna li al-Nasyr wa al-Tauzi’, 1995), hlm. 12. 2 Ibid., hlm. 5. 1

10 | SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016

DOK. KAEF > Rahmah Maisaroh

dan selesai ketika ia sudah dianggap matang). Berdasarkan perbedaan tersebut, penggunan metode baca dialektika relasional mampu menggiring dialog budaya menjadi akulturasi budaya yang paripurna. Sebab dalam pola dialektika relasional, sistem nilai menjadi titik sentral muara bertemuanya dua kebudayaan yang berbeda. Dengan demikian, Islam Nusantara merupakan tekstur baru peradaban beragama dalam khasanah pemikiran Islam.


KAJIANOPINI ILMIAH

Oleh: Fenti Febriani

“Dan barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa yang keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya, maka sungguh pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” [QS. An-Nisa’: 100].

T

ema “hijrah” merupakan sebentuk aktifitas perpindahan yang dilakukan suatu kaum ke suatu tempat tertentu. Hal itu senada dengan jejak rekam jejak sejarah umat Islam perdana. Hijrah juga bermakna sebagai sebuah perubahan yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai suatu kebaikan, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orangorang di sekitarnya. Layaknya seseorang yang berhijrah dari yang selalu melakukan maksiat menjadi taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Peristiwa hijrah yang diprakarsai oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. beserta umatnya dari Mekah menuju Madinah merupakan sebentuk perubahan nyata dalam tubuh umat Islam. Tidak hanya demi mencari keamanan dari musuh-musuh yang berada di Mekah semata, tetapi juga untuk membangun peradaban baru, serta sebagai pembelajaran politik antar

kedua belah pihak. Sebab dari peristiwa kesejarahan tersebut, kita menjadi tahu bahwa Islam memiliki agenda kemanusiaan, yakni menghapuskan sistem kasta dalam badan sosial kemasyarakatan. Sebuah agenda besar untuk mewujudkan ihwal kemanusiaan yang menjunjung tinggi kesetaraan juga nilai-nilai keadilan. Adapun perubahan yang dibawa oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam terhadap bangsa Arab saat itu meliputi segala hal yang berkaitan dengan kehidupan. Sehingga pada akhirnya mereka mampu mencapai satu fase kesuksesan dan kejayaan terbesar dalam sejarah peradaban Islam. Pun yang menjadi sebab utama dari kejayaan tersebut tak lain adalah kebenaran agama Islam itu sendiri. Hijrah adalah salah satu syarat untuk melakukan perubahan. Hal itu dapat

SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016 | 11


dilihat dari beberapa fungsi hijrah itu sendiri:

2. Perubahan dari kondisi jauh dari Allah subhanahu wa Ta’ala dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yang selalu melakukan kemaksiatan, mendekati hal-hal yang dilarang oleh agama kepada ketaatan pada Allah subhanahu wa Ta’ala dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Juga perubahan dari perilaku syirik menuju seperangkat aktifitas keimanan yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Makna hijrah inilah yang dapat melakukan perubahan; perubahan nilai keagamaan untuk lebih mendekatkan diri dan taat kepada Alah subhanahu wa Ta’ala serta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga perubahan menuju sebentuk peradaban sosial yang ideal. “Sesungguhnya Allah tidak mengubah suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” [QS. Ar-Ra’d: 11]. Dengan demikian, marilah kita senantiasa memperbaharui niat untuk mengawali perubahan-perubahan yang signifikan dalam kehidupan kita sehari-hari, baik dalam beragama, juga dalam bermasyarakat. Karena kehidupan ini hanya sekali dan harus lebih banyak bermanfaat untuk orang-orang yang berada di sekitar kita. Hal ini bertujuan agar hidup kita penuh dengan keberkahan. Sebuah perubahan yang berangkat dari ajaran keagamaan menuju peradaban madani yang sarat akan nilainilai kemanusiaan.

Berikanlah CahayaMu!

Aku rindu kepadaMu wahai Pemilik cahaya Cahaya telah meredup Kalâmullâh hanyalah sebatas rutinitas Tergeletak di sudut kamar Sebagai penghias ruangan Aku rindu kepadaMu wahai Pemilik cahaya Cahaya telah meredup Ibadah hanyalah sebatas rutinitas Takbir menggema di angkasa Tetapi hati segersang sahara

Aku rindu kepadaMu wahai Pemilik cahaya Cahaya telah meredup Bunga harapan telah layu Harumnya telah memudar Rusak, kotor, dan tercemar Aku rindu kepadaMu wahai Pemilik cahaya Ya Allah... Berikanlah cahayaMu! Berikanlah rahmatMu! Berikanlah hidayahMu! Oleh: Ade Imam Surya

12 | SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016 DOK. KAEF > Achan El Maghfur

source > secpalembang.blogspot.com

1. Perubahan dari kondisi terjajah menjadi merdeka, dari masa jahiliyah yang dipenuhi oleh kedzaliman dan penindasan serta perbudakan menjadi zaman yang dipenuhi dengan keadilan dan kemuliaan. Apabila umat Islam tidak mampu menunaikan kewajiban dan haknya, serta tidak dapat lagi menjalankan akidahnya pada suatu tempat, maka hijrah makaniyyah menuju ke tempat lain bisa menjadi solusi yang tepat. Hal itu tertulis jelas dalam buku Peradaban Umat Islam yang telah melakukan beberapa kali hijrah, sebelum akhirnya hijrah besar-besaran menuju ke Madinah.


OPINI

Apa Kabar Negriku, INDONESIA? Oleh: Aulia Maulida

M

akhluk hidup dikatakan hidup jika ia mampu menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Namun, jika jatuh sakit sehingga tidak dapat menjalankan aktivitasnya sebagaimana biasa, seperti koma atau terkena stroke, maka bisa dikatakan ia setengah hidup. Dan jika ia sudah tidak dapat bergerak sama sekali dan tidak bernafas, maka makhluk hidup tersebut telah mati atau meninggal. Semua makhluk hidup akan melewati fase hidup, sakit dan mati. Lantas bagaimana dengan suatu negara? Apakah bangsa suatu Negara juga mengalami fase tersebut ?

pada Negara-negara maju. Lalu, apa kabar tanah air kita, Indonesia? Hidup dan lebih sehatkah? Atau sedang sakit? Menurut penulis, Indonesia saat ini sedang sakit. Pendidikan mulai kehilangan kendali. Guru-guru hanya menjalankan tugas sebagai pengajar bukan pendidik. Para orang tua menyalahkan guru atas kenakalan anak-anaknya. Perilaku dan tontonan yang tidak pantas untuk dilihat dan ditiru menyebar dengan mudahnya, memasuki otak anak-anak. Kreativitas mereka terhambat dengan berbagai macam elektronik. Jika anak-anak generasi penerus bangsa seperti ini terus, akan jadi apa Indonesia 30 tahun kedepan. Kepada siapa lagi kita berharap Indonesia lebih maju jika bukan kepada pemuda bangsa ini.

Jawabannya bisa dilihat dari kondisi generasi penerus pada negara tersebut. Negara-negara maju akan terus mencetak generasi penerus yang berkualitas, memiliki pengetahuan luas, kreativitas, dan keahlian masing-masing. Sedangkan Negara-negara berkembang Berapa banyak orang yang mengeluh akan jauh tertinggal. Keterbatasan tentang kondisi Negeri ini tanpa membuat mereka selalu bergantung melakukan apa-apa, hanya demo sana-

SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016 | 13


sini. Apakah dengan diam dan mengeluh akan megubah sesuatu? Tentu saja tidak, jika kecewa dengan kondisi negri ini maka bergeraklah, bergerak menuju Indonesia yang lebih baik. Dukung para guru dalam membentuk karakter anak bangsa sehingga menjadi orang-orang besar yang berkarakter bukan orang besar yang tidak disiplin, dan tidak berpendirian. Sudahlah, tak ada gunanya saling menyalahkan, tak ada gunanya kecewa dan mengeluh sana sini, yang harus kita lakukan saat ini adalah memperbaiki, mengubah apa yang telah rusak agar tidak semakin parah. Dimulai dari diri kita sendiri, tanyakan pada diri kita

apa yang telah kita berikan untuk Indonesia. Jangan berfikir apa yang telah kita dapatkan dari Negeri ini tapi berfikirlah apa yang akan kita berikan untuk Negeri ini. Bergeraklah kawan, agar semua orang tahu bahwa kita ada. Tunjukkan pada dunia Indonesia yang maju, Indonesia yang merdeka. Para pahlawan berjuang melawan penjajah demi kemerdekaan Indonesia, mempertaruhkan harta dan nyawa demi Indonesia. Lalu apa balasan kita atas pengorbanan mereka? Maka, waktunya kita untuk mengasah kemampuan kita, menyembuhkan kembali Indonesia yang sedang sakit, dan berjuang bersama untuk kemajuan Indonesia.

SOURCE > PIXABAY.COM

“Apa kabar Tanah Air kita, Indonesia??? Hidup dan lebih sehatkah??? Atau sedang sakit???� 14| SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016


TOKOH

Teguh Wardoyo Oleh: Kru KAEF

A

Duta Besar (LBBP) Republik Indonesia untuk Kerajaan Yordania Hasyimiah merangkap Negara Palestina

mman. Rabu, 28 Agustus 2016 lalu, Kru Buletin Suara HPMI yang diwakili oleh Sari Nopalisa Putri, Maryam Hakim dan Rahmah Maisaroh disambut ramah oleh Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia untuk Kerajaan Yordania Hasyimiah merangkap Palestina, Teguh Wardoyo di tengah-tengah kesibukannya di KBRI Amman. Pria kelahiran Pekalongan tahun 1961 ini menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar hingga Menengah Atas di kota batik tersebut. Tidak cukup sampai di situ, putra seorang prajurit tentara ini melanjutkan pendidikannya ke bangku kuliah di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro di tahun 1980. Sebelum

DOK. KAEF > Achan El Maghfur

bertugas di Yordania, Teguh sempat menjabat Konsul Jenderal Republik Indonesia Hong Kong dan Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Indonesia. Sebagai seorang tokoh yang menginspirasi, Teguh telah melewati berbagai macam pengalaman hidup mulai dari persaingan seleksi nasional yang diadakan Kemenlu hingga mengalami kejadian yang mengancam nyawanya sebagai resiko seorang duta besar. Kali ini beliau menceritakan pesan dan nasihat kepada Kru Buletin Suara HPMI.

SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016 | 15


Bagaimana awalnya menjadi seorang duta besar? Apakah sejak awal Bapak sudah memiliki ketertarikan menjadi seorang diplomat? Awalnya belum, saya waktu itu datang ke FHUI dan melihat Alm. Prof. Sudarto, seorang ahli hukum pidana yang juga menjabat sebagai rektor. Saya bercita-cita ingin menjadi seperti beliau, makanya saya masuk ke Hukum. Namun saya berubah pikiran setelah melalui kelas hukum pidana dan praktek kerja. Selain itu jumlah mahasiswa di masing-masing jurusan, kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan dan beberapa alasan lainnya juga menjadi bahan pertimbangan saya. Akhirnya kemudian saya memutuskan untuk mengambil jurusan Hukum Internasional, meskipun saya tahu kesulitan yang akan saya hadapi yaitu tuntutan untuk memahami bahasa asing dan harus mengikuti berbagai macam konferensi. Tapi saya melihat peluang yang cukup longgar di jurusan tersebut seperti mahasiswanya yang ternyata memang sedikit, contohnya.

DOK. KAEF > Rahmah Maisaroh

Dari sekian banyak pengalaman Bapak, momen-momen apa yang secara personal yang penting dan mengandung hikmah untuk Bapak? Tentunya banyak sekali. Namun yang sangat berbekas bagi saya adalah ketika saya merasa berat harus meninggalkan orang tua, saudara, kerabat dan teman-teman di Pekalongan untuk menuntut ilmu di Semarang. Tapi dengan tekad yang ada, saya akhirnya pamit untuk mencari masa depan saya. Yang kedua adalah saat saya memutuskan untuk mengambil jurusan Hukum Internasional. Tidak hanya berikhtiar, saya juga terus berdoa, berpuasa dan memohon dalam ibadah wajib dan sunnah. Ketika saya sudah mengambil jurusan tersebut, saya merasa harus menyelesaikan ini, sebagai pemikiran seorang mahasiswa sederhana dari keluarga biasa. Alhamdulillah, keputusan tersebut berjalan lancar. Saat itu saya selalu melihat papan pengumuman kampus yang biasa memuat berita-berita seputar beasiswa. Suatu hari di tahun 1983 akhir, melalui papan pengumuman itu saya mendaftar Seleksi Ikatan Dinas Beasiswa Kementerian Luar Negeri. Singkat kata saya lolos seleksi tersebut dan telah menjadi calon diplomat bahkan sebelum lulus sarjana. Dari pengalaman itulah saya yakin bahwa keputusan dan kepekaan sensitivitas insting itu harus sejalan. Dan selain berdoa, usaha sangat penting. Kita diberi panca indera, maka gunakanlah dengan baik untuk mencari peluang.

Tentunya Bapak sudah banyak merasakan serba-serbi menjadi mahasiswa, kira-kira adakah nasihat dari Bapak untuk kawan-kawan HPMI? Buat teman-teman HPMI, mahasiswa dan mahasiswi Indonesia di Jordan, ataupun di seluruh dunia. Kuliah itu baik, apapun jurusannya, yang penting adalah keyakinan untuk menyelesaikan masa waktu belajar dalam menempuh program undergraduate, graduate dan postgraduate. Karena dengan memperoleh ijazah, berarti kita sudah menyelesaikan satu tahap untuk maju kedepan. Selain itu, persaingan yang ada di dunia nyata mengharuskan kita untuk terampil. Kemampuan mencari nafkah adalah kewajiban seluruh manusia dan khususnya untuk setiap muslim. Karena ketaqwaan harus berjalan beriringan dengan kemampuan duniawi dalam hal persaingan pekerjaan, apalagi biasanya jumlah manusia dengan jumlah pekerjaan yang ada tidak sebanding.

16 | SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016


Apa yang menjadi filosofi hidup Bapak selama ini sehingga bisa menghadapi berbagai macam tantangan dalam hidup? Filosofi hidup yang saya lakukan selama ini adalah senantiasa bertaqwa kepada Allah, berbakti kepada orang tua, menghormati keluarga, teman-teman dan masyarakat. Modal yang sangat penting bagi saya adalah menghormati dan tidak merendahkan orang lain siapapun itu, karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di depan. Dengan itu kita memelihara silaturahmi, tata krama dan sopan santun tanpa bersikap rendah diri karena yang membedakan adalah sumbangsih yang tulus dan ikhlas. Selain itu saya juga mengambil pelajaran mengenai betapa pentingnya ibadah dan memohon perlindungan, sebab sejak tahun 70-an saya menyaksikan anak-anak muda yang meninggalkan sekolah karena narkoba. Kita membutuhkan ibadah yang sesuai dengan ahlu sunnah wal jamaah, moderat, toleran dan wasatiyah yang memandang Islam sebagai agama rahmatan lil alamin, bukan yang lain-lain. Ini penting agar kita tahu hendak melangkah kemana.

Sebagai seorang duta besar, apa tips beradaptasi di dunia internasional dari Bapak? Bersaing, jelas kita harus mengetahui ilmunya. Kuasai tiap jurusan yang kita tekuni, dan tidak ada salahnya untuk menambah keterampilan, kepandaian, informasi dan wawasan mengenai profesionalisme. Saat masih kuliah, saya berupaya menggunakan setiap ruang yang ada untuk belajar sebaik mungkin baik dari perpustakaan, berdiskusi, membaca koran, mendengarkan radio atau menonton televisi. Karena waktu yang kita miliki panjang, dalam sehari ada 24 jam, lebih baik kita proaktif menggunakannya dalam artian yang sah, teruji dan halal daripada menyia-nyiakan waktu dengan percuma. Dengan waktu tersebut kita juga perlu beribadah, beramal dan mengerjakan yang sunnah. Sehingga kita bisa bekerja sambil belajar, berikhtiar dan senantiasa memohon pertolongan dan perlindungan-Nya.

DOK. KAEF > Rahmah Maisaroh

Kedepannya apa rencana Bapak? Sebagai manusia biasa, saya sudah bersyukur dari desa bisa menjadi seorang Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia untuk Kerajaan Yordania Hasyimiah merangkap Palestina. Dari segi karir, saya sudah berada di puncak. Namun demikian, saya insya Allah tetap akan terus memberikan sumbangsih yang bisa saya lakukan, kecil maupun besar dengan berbagai cara yang baik, halal dan sesuai dengan hukum untuk kebaikan Indonesia. Karena yang selama ini saya lakukan pun adalah memberikan manfaat sebanyak-banyaknya. Alhamdulllah saya diberi kesempatan oleh Allah yang tidak pernah terlintas sebelumnya di pikiran saya, sebab yang terpenting bagi saya adalah saya terus bekerja, mencari solusi dari apa yang saya hadapi dan juga kesulitan yang dihadapi Indonesia. Sekali lagi, saya bersyukur kepada Allah subhanahu wa Taala atas bimbingan, hidayah, karunia dan berkah yang diberikan kepada saya sehingga saya bisa menjalankan fungsi saya sebagai ciptaan-Nya untuk memberikan sumbangsih kepada semua dari hal yang sudah saya lakukan.

SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016 | 17


THE PIONEER

Nama : Miftah Nafid Firdaus Ttl : Demak, 8 Juli 1989 Lulusan: Ushul Al-Fiqh, Universitas Mu’tah-Yordania Sedang menempuh studi jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam, Universitas Yarmouk-Yordania.

Assalamualaikum, Ust Miftah. Bisa ceritakan bagaimana awalnya memulai kuliah di Universitas Mu’tah, Yordania?

Timur Tengah adalah kawasan yang saya impikan guna melanjutkan menimba ilmu syar’i setelah tamat belajar dari pondok pesantren. Keinginan ini muncul ketika mendapat cerita dari para pengajar yang lulusan Timur Tengah di tempat saya belajar, mereka berpesan selain bisa menelaah literatur-literatur Islam dari sumbernya, saya juga bisa mengenal ulama-ulama kaliber internasional serta budaya dan bahasa negara setempat. Sejak sekolah tingkat menengah sampai masuk pesantren saya lebih tertarik untuk bergaul dengan teman-teman yang dari luar tempat tinggal atau luar daerah dikarenakan ingin mengenal budaya dan bahasanya. Ketika ada pengumuman bahwa saya diterima beasiswa kuliah di Timur Tengah yang diadakan oleh salah satu yayasan yang beralamat di Sukoharjo, Jawa Tengah, saya akhirnya memilih untuk melanjutkan studi di negara yang mahasiswa Indonesianya tidak ramai, biaya hidup murah, dan banyak ulama-ulama terkenal tingkat dunia seperti di Syiria. Namun, beberapa hari sebelum keberangkatan, saya mendapat info bahwa saya ditempatkan di Negara Yordania. Alhamdulillah setelah sampai saya berkesempatan untuk belajar di Universitas Mu’tah, Karak, suatu takdir yang terbaik buat saya.

Bagaimana sistem pendidikan di Yordania secara general berdasarkan pengalaman Ust. Miftah?

Pertama kali saya mendengar akan ditempatkan di Yordania, saya mencoba mencari keterangan maupun gambaran kuliah di sana. Sayangnya sedikit sekali keterangan yang bisa saya dapatkan. Setelah saya tiba di negara tersebut, saya mencoba bertanya kepada senior yang tentunya sudah memiliki banyak pengalaman seputar berkuliah di Yordania. Mereka menjelaskan bahwa sistem perkuliahan di Yordania, seperti yang kita lihat, murni SKS. Proses pendaftaran juga mudah, kelas internasional, dan tidak terfokus pada satu kota saja.

18 | SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016


Terkait dengan pendaftaran dan kehadiran di kampus, apakah Yordania memiliki sistem tersendiri?

Setiap kampus memiliki dua jalur pendaftaran, jika camaba kurang nilainya dari persyaratan yang telah ditetapkan, camaba bisa masuk dengan jalur mahasiswa internasional dengan biaya dua kali lipat dari biaya biasa, itu yang terjadi di zaman saya, entah jika rektor kampus sudah mengubah keputusan seputar pendaftaran. Sistem pendidikan yang saya rasakan selama kuliah di Yordania adalah pembelajaran dengan sistem yang wajib masuk setiap harinya. Jika kehadiran kurang dari 80%, maka bersiaplah untuk tidak bisa ikut ujian akhir. Begitu pula jika nilai ratarata di bawah 60 selama tiga semester, mahasiswa akan terancam dikeluarkan atau harus pindah jurusan untuk mempertahankan studi di kampus yang bersangkutan.

Selama di Yordania, organisasi apa saja yang Ust. Miftah ikuti? Dan dalam bidang apa saja?

Di sini saya sampaikan sedikit amanah organisasi yang diamanahkan kepada saya sejak saya menginjakan kaki pertama di Yordania bulan Juli 2011 sampai kembali ke tanah air di bulan Agustus 2015. • Tahun 2012–2013 saya diamanahkan sebagai Sekretaris 2 HPMI Yordania dan sebagai Bagian Kesekretariatan BK-PPI Timur Tengah dan Sekitarnya penggurus pelaksana periode 2010-2013. • Pertengahan tahun 2012-2013 saya diamanahkan sebagai ketua organisasi mahasiswa ASEAN Universitas Mu’tah. • Tahun 2013-2014 saya diamanahkan sebagai anggota Bagian Buletin dan Jurnalistik HPMI Yordania. • Pertengahan tahun 2013-2014 saya diamanahkan menjadi pengurus Organisasi Mahasiswa Internasional Universitas Mu’tah. • Pada Maret 2013 saya diminta oleh ketua HPMI sebagai delegasi dalam kegiatan perdananya di acara “1ST Asean Students Leader Meeting” yang diadakan oleh Asean Committee in Amman (ACA) di Kedutaan Malaysia untuk Negara Kerajaan Yordania, dan saya diamanahi sebagai wakil ketua forum komunikasi Mahasiswa Asean Se-Yordania periode 2013-2014. • Tahun 2014-2015 saya diamanahkan menjadi Wakil Ketua Umum HPMI Yordania. • Pertengahan Tahun 2014-2015 saya diamanahkan Koordinator PPI Kawasan Timur Tengah dan Afrika. • Pertengahan tahun 2014-2015 saya diamanahkan sebagai Wakil ketua Organisasi Mahasiswa Internasional Universitas Mu’tah.

SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016 | 19


Setelah bertahun-tahun hidup di Yordania, apa yang menarik dari Yordania bagi Ust. Miftah?

Kira-kira pesan apa yang ingin Ust. Miftah sampaikan untuk para mahasiswa Indonesia di Yordania?

Kepada teman-temanku para agen pengubah dan penggerak di manapun kalian berada, hidup kita di dunia hanya sekali dan sangatlah singkat. Jadilah seorang teladan walaupun tidak gampang, raihlah prestasi-presatasi yang bernilai walaupun harus berkorban diri, isilah hari-harimu dengan karya-karya bermanfaat walaupun harus merangkak. Karena tidak mudah ketika kita berjuang untuk menghasilkan sejarah besar yang layak untuk dikenang. sekarang saatnya untuk berbuat sesuatu, melakukan perubahan, menyebarluaskan semangat positif, memberikan inspirasi pada siapapun, kapanpun dan dimanapun. Adakalanya kita merasa santai dalam menjalankan tugas yang diamanahkan kepada kita dalam suatu organisasi. Lalu terkadang pula sudah merasa cukup dengan apa yang ditugaskan dan apa yang sudah diraih, bahkan merasa ada orang lain yang berhak untuk mengerjakannya. Tapi pernahkah kita mengoreksi sejauh apa manfaat dari kegiatan yang kita lakukan untuk orang lain? Sudahkah kita maksimal dalam menjalankan tugas dalam sebuah kepanitiaan atau kepengurusan? Apa peran serta kita dalam mendorong sebuah aktivitas atau organisasi telah menjadi lebih maju dan bermanfaat? Semua itu jawabannya berada dalam diri kita sendiri. Mungkin saja ada suatu agenda yang terselenggarakan dengan baik dan orang lain pun sangat mengapresiasi dan memujinya, akan tetapi kita sebagai pelaksana tentu tahu apa yang menjadi kekurangan dan apa kesalahan yang perlu diperbaiki sebagai bahan koreksi agar kedepannya seluruh aktifitas bisa dilakukan secara maksimal.

20 | SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016

DOK. KAEF > Achan El Maghfur

“Setelah saya menamatkan kuliah di Yordania, hal-hal yang membuat Yordania ini menarik yaitu kondisi negara yang stabil tidak seperti negara-negara lainya yang tidak kondusif pasca adanya kejadian Arab Spring. Negara tersebut juga memiliki banyak situs-situs dan tempat bersejarah yang tentunya membuat Yordania semakin menarik. Selain itu, corak pemahaman keagamaan masyarakat Yordania seperti masyarakat Indonesia pada umumnya dan sistem pendidikan yang modern tetap berbasis SKS murni membuat saya lebih mudah beradaptasi�.


GALERI KEGIATAN

Pengurus HPMI Yordania periode 2016-2017

Presiden 1, 2 Dan 3 periode 2016-2017

Perkenalan mahasiswa baru HPMI Yordania 2016-2017 SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016 | 21


Suasana buka bersama di kediaman ibu Rahmah bertempat di Duwar Rabe’.

Pemberian kenang-kenangan kepada Bapak Irsyad sebagai pembicara dalam seminar keilmuan dan pendidikan dengan tema “Gejolak Politik Timur Tengah dan Sikap Pemerintah Indonesia”.

Pelatihan memasak keputrian HPMI Yordania bersama Ibu Dianning Noor Amna B.H.Sc

Ust Habiburrahman menghadiri acara FEMES yang diselenggarakan oleh MPMMJ bekerja sama dengan HPMI Yordania dan SIRAJ

NOBAR HPMI Yordania bersama Bapak Dubes Teguh Wardoyo dan KBRI Amman.

Upgrading Kru Buletin HPMI Yordania.

Suasana hari raya Idul Fitri 1437 H bertempat di kediaman Bapak Dubes Teguh Wardoyo.

22 | SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016

DOK. KAEF > Achan El Maghfur

Suasana buka bersama dikediaman Ibu Dewi bertempat di Deir ghabar.


Persembahan tari Nandak Abang None oleh HPMI pada acara Diplomatic Relation between Republic of Indonesia and Hashemite Kingdom of Jordan (1950-2016)

keceriaan para Srikandi HPMI Yordania dalam meramaikan agenda olahraga bersama.

kekompakan para panitia Ambassador Cup, “One Soul, One Game, One Asean”.

HPMI Yordania mengenalkan Indonesia dalam Pameran Kebudayaan di Universitas Yarmouk.

Penanaman pohon Zaitun atas nama Presiden Soekarno oleh Bapak Dubes Teguh Wardoyo di Peace Garden (King Hussin Park).

Dari HMPI Yordania untuk Indonesia dalam acara Thailand Food Festival.

HPMI Yordania Fashion Show’s in AALIa ( Asian Ambassador Ladies In Amman) 2016.

Para pemain Futsal HPMI Yordania dalam acara Ambassador Cup.

SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016 | 23


REPORTER LENSA HPMI

Oleh: Rahmah Maisaroh

DOK. KAEF > Achan El Maghfur

DWP

KBRI Amman dan HPMI Yordania, dengan dukungan KBRI Amman turut berpartisipasi mensukseskan kegiatan peragaan busana bertajuk Flavours of Asia yang diselenggarakan oleh The Asian Ambassadors’ Ladies in Amman (AALIA) di Al Hussein Cultural Centre, Amman, pada tanggal 3 Juni 2016 yang lalu. Acara tahunan yang bertujuan untuk menunjukkan kekompakan antar negara dan mempromosikan busana tradisional dan kebudayaan negara-negara Asia ini melibatkan sedikitnya 15 negara. “Selain Indonesia, ada 14 negara lain yang juga tergabung dengan AALIA dan menyemarakkan acara yaitu Bangladesh, Brunei Darussalam, RRT, India, Indonesia, Iran, Jepang, Kazakhstan, Korea, Malaysia, Pakistan, Filipina, Sri Lanka, Thailand dan Turki. Di samping itu, kami juga mengundang para Duta Besar negara asing di Yordania, korps diplomatic, pejabat pemerintah dan masyarakat umum.� Tutur Ibu Dianing Noor Amna, sekretaris DWP Amman dan salah satu panitia penyelenggara Flavours of Asia. Peragaan busana dari 15 negara dimulai berdasarkan urutan alfabet nama negara. Indonesia dalam hal ini menampilkan busana adat dan pengantin dari daerah Aceh, Padang, dan Bali yang dibawakan oleh empat mahasiswa perwakilan dari HPMI Yordania dan dua staf KBRI Amman, serta diiringi oleh tarian dan lagu tradisional dari ketiga daerah tersebut.

24 | SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016


“Kontribusi mahasiswa dari HPMI Yordania tentunya saling membawa keuntungan bagi KBRI maupun HPMI. Dengan mengikuti Flavours of Asia, para mahasiswa belajar untuk mempromosikan budaya dan menambah pengalaman dalam pertukaran kultur antar bangsa, hal yang sangat penting terutama bagi diaspora.� papar Ibu Dianing. Hal tersebut diiyakan oleh Ahmad Al Hasan Magfur Arridho, salah satu mahasiswa yang ikut tampil memperagakan busana. “Senang sekali bisa membantu KBRI untuk memperkenalkan Indonesia kepada dunia. Sebagai mahasiswa kami bisa turut tampil selayaknya model, tidak kalah dengan para peserta yang memang model dari negara lain, sebuah pengalamn yang sangat berkesan khususnya untuk saya. Saya berharap kedepannya Indonesia bisa semakin mendunia, dalam artian Indonesia tidak bisa dianggap remeh dalam urusan adat dan budaya,� Ujar mahasiswa University of Jordan yang berasal dari Salatiga ini. Setelah pemeragaan busana yang berlangsung dari pukul 19.00 hingga 20.15, acara selanjutnya adalah ramah tamah dan menikmati hidangan kuliner dari 15 negara. Tiap negara menghidangkan tiga jenis makanan sebanyak 100 porsi untuk masing-masing jenis makanan. KBRI Amman menyediakan sate ayam bumbu kacang, bakwan, dan dadar gulung. Dari beraneka ragam masakan, kuliner Indonesia-lah yang paling banyak diminati oleh para pengunjung.

SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016 | 25


Oleh: Rahmah Maisaroh

DOK. PENSOSBUD > M. Jalil Jalaluddin Syah

(Rabu, 17/8) Kedutaan Besar Republik Indonesia di Amman menggelar serangkaian kegiatan untuk memperingati HUT RI ke-71. Acara peringatan dan pelaksanaan upacara pengibaran bendera tersebut diadakan di Plaza Wisma Duta KBRI Amman dan dihadiri oleh seluruh staff KBRI, mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Amman. Selaku komandan upacara, Bapak Tengku Sony, delegasi TNI untuk Kairo, Mesir mengawali upacara dengan khidmat dibantu Rahmah Maisaroh, Ade Nurakhmat dan Ahmad Al Hasan Maghfur Arridho sebagai paskibra yang mewakili mahasiswa dari HPMI Yordania. Perayaan tahunan kali ini dimeriahkan dengan berbagai penampilan tari dari DWP (Dharma Wanita Persatuan) yang membawakan tarian Wulan Merindu, Tari Nandak dari perwakilan HPMI Yordania, dan Tari Modern Papua oleh anak-anak. Kemeriahan tersebut ditutup oleh Tari Tor-Tor, penampilan dari Griya Singgah KBRI Amman yang kemudian diikuti oleh Bapak dan Ibu Dubes KBRI Amman, homestaff, anggota DWP dan masyarakat. 26 | SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016


KABAR ALUMNUS Bismillahirrahmanirrahim... Ketika kita ingin menjalankan sebuah rencana, tentulah kita sudah mengukur sejauh mana resiko dan keburukan yang akan kita terima. Atau kadang kita membayangkan kebaikan-kebaikan yang akan kita dapatkan. Begitu juga dengan niat. Niat adalah termasuk bagian dari rencana seseorang. Bagi orang-orang beriman, niat adalah sumber energi yang paling besar. Sebab di lubuk hatimu yang paling dalam, sebenarnya kau tau, bahwa kau berjuang atas nama siapa? Atas nama organisasi, kah? Atas nama dirimu, kah? Atau atas nama Allah? Hari-hari panjang di musim panas menjelang kepulangan ke indonesia, sempat terfikir di benak saya, atau mungkin di benak semua orang yang bersekolah di Timur Tengah dengan latar belakang jurusan keagamaan. Bahwa ada satu pertanyaan yang bergejolak di dalam dada dan kepala, apa yang akan saya lakukan di indonesia atau di kampung halaman? Pertanyaan inilah yang kadang membuat seorang pencari ilmu enggan atau takut untuk pulang. Sebab walaupun sulit, ternyata realitanya kehidupan di luar negeri masih lebih nyaman dari pada kampung sendiri. Namun walau bagaimanapun kita memang harus pulang. Menjalani hidup yang sebenarnya, yaitu berkarya di negeri sendiri. Di mana dulu dari tanah itulah kita tumbuh dan meminum airnya. Seharusnya kita merasa terancam dengan sebuah ayat dalam Al-Quran, “Dan tidak sepatutnya orang-orang mu’min itu semuanya pergi ke medan perang. Mengapa sebagian dari setiap golongan diantara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.” (QS. At-Taubah: 122). Kata “pengetahuan agama” dan “kembali” membuat saya merasa terancam. Dari situ saya menyadari bahwa kembali ke Tanah Air adalah sebuah keniscayaan. Karena ada agenda besar yang harus kita bereskan, baik dalam skala jama’ah atau skala individu. Minggu-minggu pertama saat awal kembali ke indonesia memang luar

biasa sulitnya. Tapi percayalah bahwa Allah tidak akan membiarkan kita tersiksa dalam waktu yang lama. Allah hanya ingin memberikan pelajaran di waktu-waktu sulit. Dan pelajaran di waktu sulit itu ternyata sangat bermanfaat untuk kita pada saat kita melewati masa-masa senang dan menjadikan kita orang yang lebih bersyukur. Oleh karna itu saya ingin berbagi tips kepada adik-adik saya, para mahasiswa Indonesia di Yordania. Sebab dulu pun saya juga pernah meminum air yang sama di tanah yang penuh berkah tersebut. Tips yang pertama adalah agar jangan pernah meremehkan amal-amal kecil yang pernah kalian lakukan pada saat kalian menjadi masih menjadi mahasiswa. Sebab amal-amal kecil itulah yang akan membantu kalian untuk bisa melakukan amal-amal besar di kemudian hari. Kedua, jagalah ruang kegembiraan dalam hati kalian. Agar dalam keadaan sesulit apapun kalian masih bisa tersenyum. Karena di lubuk hati kalian yang paling dalam masih ada sedikit ruang, yaitu ruang kegembiraan. Tanpa kegembiraan, gairah untuk bergerak akan hilang. Sementara ruang kegembiraan adalah energi terakhir yang kalian miliki saat energi lain sudah habis terambil oleh musibah yang datang bertubi-tubi. Ketiga, tawakkal kepada Allah. Sebab, makna tawakkal adalah mewakilkan atau menyandarkan semua urusan kalian kepada sesuatu. Maka ketika kalian ber-tawakkal kepada Allah, sesungguhnya kalian telah mewakilkan urusan kepada Allah. Tidak ada satu urusan pun yang tidak beres ketika Allah mengambil alih urusanurusan kalian. Terakhir, jangan pernah berhenti bergerak. Karena di setiap pergerakan itu ada keberkahan dan keberkahan adalah sesuatu yang tidak ternilai harganya. Wallahu a’lam bishawab Semesta Al-Qur’an Jakarta, 10 Agustus 2016 Abdan Lillahil Ahad

SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016 | 27 SOURCE > PEXELS.COM


TIPS TIPS & TRIK

Oleh: Rizkii Fauzan

28 | SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016


PEMIKIRAN PEMIKIRAN bersambung.... Pemahaman agama (fiqh al-dîn) selalu berlandaskan pada sumber-sumber teosentris transendentalnya; alQur’an dan al-Hadits. Berbeda dengan hal tersebut, corak manusia dalam memahami pola-pola beragama (fiqh at-tadayyun) tentu tidak sesederhana hanya dengan menjadikan teks sebagai piranti bingkai konseptualnya. Rancang bangun konsep kajian dalam memahami cara beragama manusia tidak akan pernah bisa luput dari realita-realita yang sepenuhnya berada dalam ruang dan waktu (al-wâqi’ al-zamaniy)1. Sebagaimana yang telah diuraikan di atas, Islam sebagai a living culture memiliki vitalitas, daya kreativitas dan adaptabilitas yang luar biasa2. Dari sumber primer al-Qur’an dan al-Sunnah, para pakar-pemikir disiplin ilmu-ilmu Islam (al-‘Ulamâ) sudah seharusnya menyadari untuk mengembangkan sistem dan pola pikir yang diminati oleh masing-masing sesuai potensi yang dimiliki dan tingkat interaksi mereka dengan budaya dan keadaan sosial yang berbeda. Oleh sebab itu, jika Islam memiliki daya vitalitas yang tinggi, maka upaya revitalisasi pemahaman keagamaan merupakan sebuah keniscayaan. Pengamatan dalam mencermati fenomena alam, budaya dan sosial kemasyrakatan yang senantiasa berubah dan berkembang sedemikian dahsyatnya serta implikasinya dalam kajian-kajian keagamaan dan juga format pengalaman beragama menjadi salah satu faktor yang meniscayakan pehaman atau cara baca baru terhadap teks-teks keagamaan. Oleh sebab itu, perlu ada metode lanjutan yang berfungsi mentransformasikan nilai-nilai peribadatan-kegamaan (the virtues of

Radial Circle of Understanding Agama ‫الدين‬

Konteks ‫الواقع‬

Logika ‫العقل‬

Teks ‫النص‬

Beragama

‫التديين‬

dogmatic relegion) menjadi seperangkat nilai-nilai sosial kemanusiaan (the virtues of social humanity). Berdasarkan jaring lingkaran pemahaman di atas, dapat dinyatakan bahwa pergumulan dielaktika relasional antara teks (an-nash), logika (al-‘aql) dan konteks (al-waqi’) merupakan satu kesatuan untuh yang tidak bisa dipisahkan. Semuanya saling membutuhkan agar manusia dapat memahami agama dan menjadi manusia yang bergama (alinsân al-mutadayyin)3. Pada titik inilah, Islam Nusantara dapat dibaca. Proses pembentukan Islam Nusantara yang cikalbakalnya bersumber pada kesadaran masyarakat atas bimbingan para sunan merupakan tekstur baru peradaban beragama. Para sunan berhasil menghadirkan Islam dengan wajah yang baru dan humanis tanpa harus meluluhlantakkan budaya yang berkembang pada saat itu. Kesadaran para Sunan atas wujud dialektika relasional antara

Ibid., hlm. 14. Hasan Hanafi, at-Turâts wa at-Tajdîd, (Kairo, Maktabah Angelo, tt.), hlm. 13. 3 Yahya Muhammad, Jadaliyat al-Khithâb wa al-Wâqi’, (Lebanon, Muassasah Al-Intisyâr Al-‘Arabiy, cet. I, 2002), hlm. 43. 1 2

SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016 | 29


ketiga dimensi tersebut menghasilkan berevolusi menjadi masyarakat yang bingkai konseptual yang mampu berperadaban keislaman. menjelaskan bagaimana terbentuknya Peradaban dan tradisi sebuah masyarakat Islam Nusantara. majmuk tentu tidak bisa dipaksakan Islam memiliki nilai ajaran yang universal untuk diterapkan pada masyarakat yang namun dengan bentuk praktik yang memiliki peradaban dan tradisi yang parsial. Nilai ajaran universal Islam berbeda. Kalau pun bisa, tentu tidak merupakan entitas yang bisa diterima oleh dalam bentuk praktikalnya, melainkan siapa saja, serta dapat diimplementasikan pada nilai-nilai esensialnya. Kerena kapan saja dan di mana saja (rahmat masing-masing masyarakat memiliki li al-âlamÎn). Jika nilai ajaran universal latar belakang sejarah serta kondisi tersebut tidak mempertimbangkan sosial-budaya yang berbeda-beda1. apa pun, maka bentuk praktikalnya Implementasi nilai-nilai keagamaan ke senantiasa mempertimbangkan berbagai dalam konteks sosial kemasyarakatan macam fenomena; latar belakang dapat dengan mudah dapat kita temukan sejarah, kondisi sosial-budaya, letak di setiap jejak tapak tilas sejarah Islam. geografis, dsb. Namun berdasarkan Berangkat dari hal ini, ajaran dan praktik lingkaran pemahaman tersebut, kita Islam Nusantara merupakan bentuk dapat menegaskan bahwa sejatinya kreasi para Sunan. para Sunan telah menciptakan berbagai macam kreasi budaya dalam beragama. Segala macam bentuk kreasi yang tak Nilai ajaran Islam yang universal mampu berdasar tentu merupakan sebuah ditransformasikan ke dalam bentuk kekeliruan. Namun berbeda dengan praktik parsialnya dengan baik. Dengan ajaran Islam Nusantara, kreasinya demikian, Islam Nusantara sebagai memiliki dasar; kreasi praktikal dan kreasi salah satu bentuk peradaban (corak rasional. Kreasi praktikal merupakan keberhasilan pemahaman keagamaan) sebentuk praktik ritual peribadatan. layak untuk berbeda dari apa yang telah Adapun kreasi rasional adalah relasi ruang interaksi sosial keagaaman ada pada fase-fase sebelumnya. terhadap praktik ritual peribadatan Krisis kesadaran beragama serta kondisi tersebut. Kesadaran ini muncul sebagai sosial budaya yang tidak mencerminkan solusi untuk mewujudkan konsep nilai-nilai keislaman menjadi sentral masyarakat yang ideal (the ideal concept perbaikan para Sunan. Upaya yang of civil society). dilakukan guna membenahi keadaan tersebut adalah dengan menggunakan Beragama dalam tradisi Islam Nusantara transformasi nilai ke dalam budaya merupakan relasi ganda yang senantiasa yang sudah ada. Ini mengindikasikan menghubungkan antara manusia dengan bahwa ajaran Islam yang pertama kali Tuhannya (theocentric relation) dan juga disampaikan kepada masyarakat berkisar antar sesama manusia (anthropocentric pada dimensi etis, bukan dimensi relation). Maka tidak heran jika para tataran yuridis. Disadari atau tidak, pada titik ini praktisnya para Sunan menanamkan sejatinya para Sunan sedang melakukan nilai-nilai spiritual kemudian mencitakan pembasisan akidah melalui transformasi revolusi sosial. Pendekatan yang serba nilai-nilai etik. Ketika masyarakat telah kultural menjadikan Islam Nusantara menerima nilai ajaran tersebut, maka yang memiliki ciri khas yang benar-benar baru terjadi adalah revolusi sosial keagamaan; dan berbeda dari budaya keislaman yang dari yang awalnya masyarakat pagan telah ada pada peradaban-peradaban sebelumnya. 1

Hasan Hanafi, Dirâsât Falsafiyah, (Kairo, Maktabah Angelo, tt.), hlm. 135.

30 | SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016


Epilog Dalam perspektif pencarian kebjiksanaan beragama, kegiatan manusia dalam proses mengetahui agama merupakan bagian yang tak terpisahkan dari cara berada manusia (knowing is a mode of being). Perilaku ini merupakan sisi fundamental yang juga tidak bisa dipisahkan dari kegiatan manusia untuk hidup sebagai manusia. Pengetahuan beragama yang dikembangkan oleh manusia merupakan langkah positif agar ia dapat bertindak secara lebih tepat dalam interaksinya dengan dunia, masyarakat sekitar, dirinya sendiri, dan bagi orang beriman, tentu juga dengan Tuhan (knowledge is for the sake of action). Sebuah penegasan yang tidak bisa kita kesampingkan dan harus kita tetapkan. Islam Nusantara berhasil menghadirkan Islam dengan dua model penafsiran: (1) Islam sebagai model for reality. Yakni eksistensinya diinterpretasikan sebagai sistem nilai dan sistem moral-etis dalam wujud yang tidak dapat dipisahkan dari agama Islam itu sendiri (integral part). Di sini ia menjadi landasan praktik ritual peribadatan dalam kehidupan bermasyarakat. (2)

Islam sebagai model of reality. Yakni corak budaya Islam yang dihayati oleh komunitas muslim dan telah bersatu dengan nilai kultural yang tumbuh dalam realitas sosial. Dengan demikian antara Islam dan realitas kultural- sosial tersebut saling mewarnai.

Perbedaan merupakan sebentuk realitas nyata, ia bukan fatamorgana apalagi ilusi semata. Ia hadir di tengah-tengah kehidupan kita yang senantiasa berinteraksi sebagai wujud sosial sebuah bangsa. Perbedaan bukan untuk dipertentangkan, tidak pula untuk saling menjatuhkan, tapi ia hadir semata-mata agar manusia mampu menjalani kehidupan dengan penuh warna keindahan. Karena dari perbedaan inilah, kita bisa saling mengenal bukan saling mencakar, saling menghormati bukan saling mencaci-maki, saling menyayangi bukan saling memusuhi, serta saling berinteraksi bukan saling menarik diri.

Study The Past If You Would Define The Future Islam Is Not Mean Just A Religion, But A Civilization‌!!! Potong di sini

SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016 | 31


INFO SEGENAP PENGURUS, ANGGOTA HIMPUNAN PELAJAR DAN MAHASISWA INDONESIA HPMI YORDANIA PERIODE 2016-2017 MENGUCAPKAN :

“SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BELAJAR” KEPADA MAHASISWA BARU TAHUN AJARAN 2016-2017,

Semoga mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan berguna bagi Agama, Nusa dan Bangsa.

SEGENAP PENGURUS, ANGGOTA HIMPUNAN PELAJAR DAN MAHASISWA INDONESIA HPMI YORDANIA PERIODE 2016-2017 MENGUCAPKAN TERIMA KASIH KEPADA :

“KBRI AMMAN, PARA DONATUR DAN SEMUA PIHAK YANG TELAH MENDUKUNG TERSELENGGARAKANNYA KEGIATAN HPMI YORDANIA” Semoga Tuhan YME memberikan balasan yang berlipat ganda atas segala bentuk bantuannya.

32 | SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016


SEGENAP PENGURUS, ANGGOTA HIMPUNAN PELAJAR DAN MAHASISWA INDONESIA HPMI YORDANIA PERIODE 2016-2017 MENGUCAPKAN SELAMAT KEPADA :

KELUARGA BAPAK SULTON DAN IBU RESFIYATI SYAHRUL ATAS KELAHIRAN PUTRI PERTAMA “RAYHANA AMMANI SULTON”

KELUARGA BAPAK ADI PRASETYA DAN IBU DEWI ROH AYU RAHAYU ATAS KELAHIRAN PUTRA PERTAMA “HAMZAH QUTHAIBAH”

Semoga kelak menjadi anak shalih/ah dan berguna bagi Agama, Nusa dan Bangsa.

SEGENAP PENGURUS, ANGGOTA HIMPUNAN PELAJAR DAN MAHASISWA INDONESIA HPMI YORDANIA PERIODE 2016-2017 MENGUCAPKAN SELAMAT KEPADA :

Dr. Harun Alrasyid Surabaya (S1) Mutah University (S2) Yarmouk University

atas kesuksesannya menyelesaikan Studi Program Doktoral di W.I.S.E University Yordania, Semoga ilmu yang telah didapat berguna bagi Agama, Nusa dan Bangsa.

AFRIZAL TW CHAN, Lc. MA Aceh Singkil (S1) Al Al-Bayt University

atas kesuksesannya menyelesaikan Studi Program Pasca Sarjana di W.I.S.E University Yordania, Semoga ilmu yang telah didapat berguna bagi Agama, Nusa dan Bangsa.

Arwa Elzahro, BA. Bumiayu, Brebes University of Jordan

Ahmad Kamarudin, BA. Lombok W.I.S.E University

Sammy Ramadhan, BA. Depok, Jawa Barat W.I.S.E University

Syahrial, BA. Takengon, Aceh Al Al-Bayt University

Momo Hasan, BA. Merauke, Papua Al Al-Bayt University

atas kesuksesannya menyelesaikan Studi Program S1 di Yordania, Semoga ilmu yang telah didapat berguna bagi Agama, Nusa dan Bangsa.

SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016 | 33


SEPUTAR HPMI

Oleh: Ahid Ilham Zulfikar

DOK. KAEF > Achan El Maghfur

Sambutan Presiden HPMI Yordania Yang terhormat, Duta Besar Republik Indonesia untuk Yordania merangkap Palestina Yang terhormat, seluruh staf Kedutaan Republik Indonesia Yang terhormat, Para Dewan penasehat Himpunan Pelajar & Mahasiswa Indonesia Yang terhormat, Para Presiden Organisasi Pelajar & Mahasiswa ASEAN (Singapura, Malaysia, Brunei dan Thailand) Yang terhormat, Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Nahdlotul Ulama Yordania Yang terhormat, Ketua Ikatan Keluarga Pondok Modern Gontor Cabang Yordania Seluruh tamu undangan yang berbahagia, ‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬ ‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬ ‫ أشهد أن ال إله إال‬.‫ وخلق الخلق بقدرته‬,‫ الذي قدر األشياء بحكمته‬,‫ الواضح برهانه‬,‫ الجزيل إحسانه‬,‫الحمد هلل العظيم سلطانه‬ ‫ وتجادل عنه [ يوم تأتي كل نفس تجادل عن نفسها] وأشهد أن سيدنا محمدا عبده‬,‫هللا شهادة تمنع قائلها من لمس النار ومسها‬ ‫ أما بعد‬.‫ اللهم صل صالة دائمة إلى يوم تدعى كل أمة إلى كتابها‬,‫ أرساله بأحسن اللغات و أفصحها‬,‫ورسوله‬ Selain memuji Allah SWT yang kami ungkapan sebagai rasa syukur kepada-Nya, dan memanjatkan shalawat pada junjungan alam Nabi Muhammad SAW. Rasanya tak ada kata lain yang pantas kecuali ungkapan terima kasih kami haturkan kepada Duta Besar Republik Indonesia beserta para staf kedutaan atas segala dukungan sehingga terciptanya acara ini. Kami berharap bapak-bapak dapat terus mendukung kami, mendorong kami agar organisasi ini terus menjadi lebih baik. Ucapan terima kasih pula kami kepada para warga HPMI yang telah memberikan kepercayaan kepada

34 | SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016


kami untuk membawa organisasi ini maju arus reformasi dalam pemerintahan melangkah, melangkah dengan segala yang benar-benar demokratis. Ini semua inisiatif baru. menjadi bukti bahwa pemuda yang notabene adalah mahasiswa punya peran Himpunan pelajar Mahasiswa Indonesia penting dalam mewarnai berbagai lini (HPMI) adalah sebuah organisasi yang kehidupan bernegara dan bermasyarakat. bersifat inklusif, merangkul berbagai suku, ras dan budaya, serta membina Oleh karena itu pada momentum yang insan akademis yang beriman juga berharga ini kami menyerukan kepada bermanfaat. Oleh karenanya dalam setiap teman-teman HPMI baik pengurus derap langkah HPMI ke depan setiap maupun non pengurus mari kita jadikan anggotanya harus memiliki semangat siap HPMI ini menjadi sebuah wadah kita berjuang dan memperjuangkan, harus dalam berkontribusi bagi orang-orang memiliki syiar bondo bahu pikir lek perlu di sekeliling kita. Karena sudah saatnya sak nyawane pisan, mengharumkan nama HPMI bukan lagi dipandang sebagai besar Indonesia di kancah dunia. sebuah organisasi kecil, sudah saatnya tiap diri kita mengartikulasikan makna Hadirin sekalian, sesungguhnya dari eksistensi organisasi HPMI hari ini hanya baru menjadi mahasiswa ini. Sudah saatnya HPMI rumah di mana segala kepentingan meneguhkan eksistensinya, sudah mahasiswa dalam studi dipenuhi, segala saatnya HPMI membuka diri melihat permasalahan dibenahi. HPMI hari ini perkembangan zaman yang benar-benar masih menjadi ajang untuk eksistensi terlihat dengan segala permasalahannya, diri tanpa arti dan isi. Kita yakin bahwa terlebih lagi posisi kita saat ini berada di sejak didirikannya, organisasi ini tentunya Negeri Syam, yang penuh dengan gejolak. bukan hanya organisasi biasa di mana Mari jadikan HPMI ini menjadi sebuah menjadi ajang kumpulnya para mahasiswa kendaraan untuk bisa mengantarkan penuh asa, tapi mesti menjadi wadah kita pada sebuah gerbang kesuksesan interaksi dan komunikasi para mahasiswa tak sekedar akademis tapi juga yang dan mahasiwi yang penuh kreasi serta lainnya. Karena memang sudah saatnya melahirkan inovasi. organisasi ini menjadi motor penggerak untuk terlahirnya para pemimpin masa Jika kita mau mengambil pelajaran penting depan yang bermanfaat, unggul dan bagaimana peran pemuda dan pemudi berintegritas, bukan para pemimpin menjadi api semangat perubahan, mari yang bisa memanfaatkan demi mencapai kita kembali ke masa 1945. Di mana kepentingan pribadi semata. rasanya tak hilang dari ingatan kita bagaimana peran para pemuda Indonesia Oleh karena itu sebagai penutup, saya menyerukan kemerdekaan Indonesia, ingin menegaskan kepada seluruh warga golongan pemuda yang dipimpin Choirus HPMI semua, lebih khusus bagi para Saleh mengamankan Ir. Soekarno dan pengurus, mari bersama menjadi generasi Moch. Hatta membawa mereka ke turun tangan mengambil solusi bukan daerah bernama Rengas Dengklok di generasi lepas tangan tanpa ambisi. Ayo Karawang untuk kemudian didesak agar bergerak, karena dalam pergerakan ada segera memproklamirkan kemerdekaan sebuah kebaikan. Indonesia. Atau mungkin rasanya tak ‫تحرك فإن في الحركة بركة‬ bisa pula kita pungkiri bagaimana peran ‫ وهللا موافق إلى أقوام الطريق‬،‫باهلل التوفيق والهداية‬ mahasiswa dalam merubah arah politik .‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬ Indonesia di tahun 1998, menjadi sebab jatuhnya rezim orde baru dan lahirnya

SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016 | 35


Logo

adalah sebuah lambang bernuansakan seni, sehingga tidak bisa lepas dari elemen-elemen senirupa dasar yang membentuknya, seperti garis, bentuk, warna, ruang, tipografi dll, dan Logo harus mencerminkan citra positif dengan cara memaksimalkan pesan-pesan yang menguntungkan dalam bentuk lambang dan gambar. HPMI yang sejak berdirinya di tahun 2006 terus bertransformasi mulai dari AD/ ART, Format Kepengurusan, hingga kepada logo yang menjadi simbol organisasi itu sendiri. Perubahan logo itu sendiri tidak berubah dengan serta merta, selain usulan yang ada di dalam tubuh pengurus dan anggotanya, juga tidak lain adalah dengan harapan dapat membawa semangat baru bagi seluruh anggotanya dan memberikan nilai-nilai positif dalam mengarungi dinamika keorganisasian di era selanjutnya. tercatat dalam buku sejarah Keorganisasian HPMI bahwa dalam prosesnya pembuatanya dimulai pada bulan januari dengan membentuk tim khusus demi dan terbentuklah beberapa bentuk logo hingga berjumlah 12 bentuk berbeda, setelah itu di kerucutkan lagi menjadi 3 dengan proses yang begitu alot. Sehingga akhirnya pada bulan Mei 2016 terpilihlah satu terbaik.

Arti dan Makna Lambang: »» Al-Qur’an & Sunnah: Al-Qur’an & Sunnah sebagai landasan dasar organisasi HPMI. »» Globe: di dalam logo mengartikan kita berada di dunia yang siap mengarungi dinamika hidup berorganisasi dan berjuang untuk membangun peradaban Dunia. »» Bendera Merah Putih: mengartikan kita sebagai pemuda Menjunjung tinggi lambang negara seraya menghidupkan semangat merah putih yang di tanamkan oleh pahlawan nasional Indonesia. »» Bendera Yordania: mengartikan bahwa kita berdomisili di Negara yordania menjunjung tinggi aturan-aturan negara setempat, dan siap untuk bekerjasama. »» Tulisan : Menjelaskan nama Arab dari organisasi ini. »»Tulisan The Indonesian Students Association of Jordan: Menerangkan nama Inggris organisasi ini. »»HPMI (Himpunan pelajar mahasiswa Indonesia): Menerangkan nama organisasi ini. »»Peta Indonesia: Mengingatkan bahwa kita berasal dari Indonesia dan siap kembali untuk membangun bumi persada. »»Gambar Petra: Simbol peradaban kuno dengan bangunannya yang kokoh bertahan, asri, dan ramai. »»Tulisan Yordania: Negara tempat belajarnya anggota HPMI. Oleh: Ahid Ilham Zulfikar

36 | SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016


Berkenalan Dengan KAEF DOK. KAEF > Achan El Maghfur

Oleh: Ahmad Al Hasan Magfur Arridho

KOMINFO atau Kementerian Komunikasi dan Informasi adalah kementerian dalam HPMI Yordania yang membidangi komunikasi dan informasi. KOMINFO berhasil membentuk kru multimedia dan informatika baru bernama KAEF yang juga akronim dari Keen, Actual, Educative, Fun pada hari Senin, 6 Juni 2016. Sesuai dengan namanya, KAEF bertanggung jawab dalam hal komunikasi dan menyebarkan informasi yang bersifat keen (tajam), actual (aktual), educative (mendidik) dan fun (menarik) melewati berbagai macam media, mulai dari Facebook, Twitter, Instagram, Website dan Buletin bahkan tak jarang melalui pesan singkat di Whats App. KAEF yang dipimpin oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (MENKOMINFO) HPMI Yordania yang sejak tanggal 28 Mei 2016 dijabat oleh Sari Nopalisa Putri ini memiliki misi untuk memfasilitasi para pelajar, mahasiswa maupun mahasiswi dan masyarakat Indonesia di Yordania untuk mendapatkan berbagai informasi penting tentang kemahasiswaan, berita terkini, dan memberikan wadah bagi pengembangan kreatifitas mahasiswa. KAEF juga mengkoordinir pengadaan kru Buletin SUARA HPMI yang menjadi salah satu wadah dan sarana untuk melatih para mahasiswa dengan cara menyumbangkan karya yang bertujuan untuk mengapresiasi dan menginspirasi pembacanya.

Best regards KAEF 2016-2017 Sari Nopalisa Putri (Ketua Departemen merangkap Jurnalis) Maryam Hakim & Rahmah Maisaroh (Jurnalis dan Reporter) Ahmad Al Hasan Magfur Arridho & Gridzanda Magna Yanudza (Kameramen merangkap Editor)

SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016 | 37


Oleh: Fenti Febriani DOK. KAEF > Rahmah Maisaroh

Keputrian HPMI yordania

Halo, teman-teman! Ada yang terbaru lho Di sini Keputrian HPMI memiliki tujuan untuk dari HPMI, mau tahu?? Yuk, kepo-in! menjadi wadah pengembangan bakat yang Bermula dari banyaknya kegiatan yang tersimpan dan menempa kemampuan mereka ada di antara mahasiswi dan masyarakat agar nantinya bisa menjadi wanita yang anggun yang ada di Yordania, serta tidak adanya dan sebaik-baiknya perhiasan dunia serta yang mengorganisir beberapa kegiatan, mempersiapkan muslimah masa depan yang akhirnya Presiden HPMI Yordania mampu mengemban amanah rabbaniyah.

Pada tanggal 28 Mei 2016, kepengurusan ini dilantik secara langsung oleh Duta Besar KBRI Yordania Teguh Wardoyo, di depan semua staf KBRI, mahasiswa, perwakilan dari organisasi ASEAN dan masyarakat Indonesia di Plaza Wisma Duta KBRI Yordania. Keputrian ini diketuai oleh Fenti Febriani yang beranggotakan dua orang yaitu Samiha Febrina dan Putri Azkiyatul Mufidah. Adapun anggota keputrian saat ini berjumlah sepuluh orang yang terdiri dari satu mahasiswi yang sedang menempuh program doctoral, dua orang mahasiswi magister dan tujuh orang mahasiswi strata satu. Minimnya anggota, belum bisa mejadikan keputrian ini berpisah dari organisasi pusat sehingga semua kegiatan tetap melalui perencanaan dan persetujuan pusat.

38 | SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016

Kepengurusan ini masih dalam tahap pembentukan dan pendirian pondasi untuk bisa dilanjutkan pada periode-periode selanjutnya dikarenakan Secara keseluruhan kepengurusan ini masih menginduk kepada pusat HPMI Yordania. Semoga kepengurusan ini bisa memberikan dampak posistif dan menjadi tempat untuk mengembangkan bakat-bakat keputrian yang tersimpan. Dan semoga kami selaku Kementerian Keputrian ini bisa mengemban amanat yang telah diberikan ini dengan baik.telah diberikan ini dengan baik.

“Cantik� bukanlah anggun, molek, ayu, gemulai, manis, dan sebagainya. Cantik juga bukan akibat fisik, tingkah laku ataupun budaya. Karena itu semua adalah “eksistensi� dari kecantikan, yaitu kesepakatan yang dibuat oleh paradigma. Nah, memiliki kecantikan bagi wanita, itulah esensi atau makna yang sebenarnya. Karena sesungguhnya setiap wanita solehah telah diciptakan cantik oleh Yang Maha Indah.

DOK. KAEF > Rahmah Maisaroh

periode 2016-2017 berinisiatif untuk mengangkat beberapa mahasiswi untuk memegang khusus kegiatan keputrian dan masyarakat keseluruhan. Keputrian ini terdaftar dalam struktur resmi HPMI Yordania dengan nama Kementerian Keputrian.


resep

SIOMAY BANDUNG

Bahan • 12 lembar kulit siomay, siap pakai Keputrian HPMI Yordania • 1 buah (100 gr) pare hijau, potong melintang 2 berhasil mengadakan pelatihan cm, buang bijinya memasak perdana bersama Ibu • 2 buah (400 gr) tahu putih yang bagus, potong Dianing Noor Amna di bulan 4 bagian November lalu. Dari pelatihan • 6 lembar daun kol, buang tulang daunnya tersebut, Tim Keputrian sukses Adonan isi : • 200 gr daging ikan tenggiri, cincang halus menyajikan siomay Bandung. • 100 gr udang kupas, cincang halus Intip resepnya, yuk. • 100 gr daging ayam cincang • 1 btg daun bawang, iris halus Oleh: Ibu Dianing Noor Amna • 1 sdt bawang putih parut Haluskan : • 1 btr telur ayam, kocok • 300 gr kacang tanah, sangria, kupas • 100 gr tepung kanji • 2 siung bawang putih • ½ sdt garam • 100 gr cabai merah • ½ sdt merica • 1 sdt garam • ½ sdt minyak wijen Pelengkap • 100 ml air • Kecap manis Saus Kacang • Jeruk limau • 250 ml air • Saus cabai botolan • 1 sdt cuka makan Cara Membuat 1. Campur daging ikan, udang, ayam, daun bawang, bawang putih, telur ayam, tepung kanji, dan bumbu. Aduk hingga rata. Tuang air sambil aduk hingga licin. 2. Isi tiap lembar kulit siomay dengan 1 sdm adonan isi, lipat-lipat kelilingnya hingga bundar. 3. Untuk pare, isi lubang pare dengan adonan hingga rata. 4. Untuk tahu, olesi permukaan potongan tahu dengan adonan isi. 5. Gulung kol hingga rapi 6. Kukus siomay dalam dandang panas selama 30 menit hingga matang. 7. Sajikan hangat dengan saus kacang dan pelengkapnya. 8. Untuk sausnya: aduk semua bahan dengan bumbu halus hingga rata.

SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016 | 39


SASTRA

Manusia & Sandiwara Perubahan Ala Tuhan Ide Penciptaan Sebelum ada, Malaikat mendebat Tuhannya Setelah ada, Iblis menantang Tuhannya Hingga Tuhan berteriak: Akulah Yang Maha Tahu, diam kalian semua! Nikmat Kesurgaan Malaikat sedih, kenapa ia harus benar Iblis lemas, kenapa ia harus menang Tuhan nyelethuk: Kalian tidak tahu apa-apa, Memang begitu skenarionya Dakwa Kesempurnaan Hai Malaikat, akulah makhluk sempurna Hai Iblis, akulah yang Tuhan cinta Hai Tuhan, benar begitu kan ya? Lalu Tuhan mbatin: Dasar makhluk aneh Gerak Laju Kehidupan Haruskah Ia bergerak, membuktikan bahwa Malaikat bisa salah? Haruskah Ia berjuang, mengukuhkan bahwa Iblis akan kalah? Atau cukup hanya diam sebab Tuhan kan Maha Pemurah Tuhan hanya mesem: Pasti itu mah! Oleh: Hijrian Angga Prihantoro

40 | SUara hpmi, edisi pertama, desember 2016 DOK. KAEF > Achan El Maghfur




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.