INUS
TEKNIK PRODUK PROGRAM TELEVISI Sudah saatnya lahir produser, broadcaster, clan pencipta program televisi, yang sungguh memahami arti profesinya bagi pengembangan bangsa yang memiliki integritas. Buku inl sangat bermanfaat untuk itu.
44 FRED WIBOWO
irkMIK mom IKSi
-
яБо K-1111111 UM
.116 M.0 vire ma
r
PROGRAMitiBIESI
1
TEKNIK PRODUKSI PROGRAM TEILEVISI
FRED W1BOWO
PINUS BOOK PUBLISHER
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tabun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup flak Cipta Pasal 2: 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusil bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan Pidana Pasal 72: 1. Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, rnemamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima rat-us juta rupiah).
2
TEKNIK PRODUKSI PROGRAM TELEVISI copy rights © Fred Wibowo Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau isi seluruh buku ini tanpa izin tertulis dan penerbit. Lay outer: Ivanndut Pemeriksa Aksara: Kenon BB Editor : Artika Maya Proofreader: Umar Tj's dan Fajar AF Desain sampul: Alfikri Cetakan I, Juli 2007 PINUS BOOK PUBLISHER A Tegal Melati No. 118 C (Belakang Monjali) Yogyakarta Telp. (0274) 867646 (Bag. Redaksi), (0274) 867151 (Bag. Marketing) Fax : (0274) 869506 Email : rumahpinusayahoo.com Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan PINUS BOOK PUBLISHER Teknik Produksi Program Televisi / Fred Wibowo Cetakan I- Yogyakarta: PINUS BOOK PUBLISHER
140 X 210 mm 1. Komunikasi II. judul
III. Wibowo, Fred
Souvenir buat para sahabat dan anak-istri tereinta
Semua tiran mengetahui hiburan adalah alai untuk meredam ketidakpuasan. Namun tak pernah diduga bahwa akan terjadi situasi di mana masyarakat tak peduli pada apa pun yang tidak menghibur. Neil Postman 5
DE...Fri-EVEN P E 4-ERANG AN 41,ir.:CNESIA
lentn
itionn
IAA b..1 GI I I L.0 IAA 11.4r,4111
PADA suatu kesempatan menyusuri desa-desa di Sumatra Barat, saga tercengang melihat deretan antena parabola yang menghiasi setiap rurnah, termasuk rumah-rumah yang sederhana. Pernandangan serupa niscaya akan kita ternui di hampir setiap penjuru nusantara. Fenomena seperti itu merupakan cermin yang menunjukkan betapa rakyat kita amat mendambakan hiburan dan informasi yang tersaji melalui perangkat teknologi komunikasi mutakhir. Oleh karena itu, suatu. buku berbahasa Indonesia yang dapat clijadikan tuntunan dalam memproduksi siaran televisi sungguh merupakan kebutuhan yang vital dan aktual. Terlebih-lebih lagi pendekatan yang dilakukan penulis berupa pendekatan kultural sehingga buku ini dapat secara kern prehensif m er,cakup akna kor yaitu (1) dear, (2) correct, (3) complete, (4) concrete, (5) consistent, (6) continuous, dan (7) courteous. Karena penulis menggelar pengetahuaruaya berdasarkan pengalaman di bidang budaya audio visual, tidak perlu ciiragukart lagi bahwa buku ini akan arnat berguna bagi para pembacanya, baik yang awam maupun profesional. Terutama bagi mereka yang meyakini bahwa informasi dan hiburan 7
bukanlah barang dagangan semata-mata, melainkan komoditas kultural yang harus dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
DirektuJenderal Radio - Televisi — Film
Ir. Dewabrata
8
Kata Pengantar
ALASAN ketika memutuskan untuk menulis buku ini adaiah karena kelangkaan buku-buku referensi pertelevisian berbahasa Indonesia, terutama yang berisi pemikiran tentang bagaimarta menciptakan program televisi yang serius. 13agi kebanyakan orang, program televisi merupakan hiburan semata-mata. Namun, sebagai hiburan, program televisi tetap dapat diciptakan dengan mutu tinggi selaingga menjadi hiburan yang bermanfaat bagi penonton tidak sekedar sebagai promosi dan iklan gaga hidup yang rnengernbangkan sikap hidup kons-urntif. Gagasan penulisan buku ini timbul karena beberapa hal, antara lain, untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa Fisipol jurusan Komunikasi dan institut-institut yang memiliki jurusan komunikasi, kebutuhan banyak produser, broadcaster yang bekerja di bidang televisi, juga karena adanya pandanganpandangan praktis berdasarkan pengalaman mengenai halhal yang menyangkut proses penciptaan program televisi. Karena pengalaman tersebut saya hadapi sendiri, buku ini pun memfokuskan perhatian pada gagasan dan wawasan yang terus dapat dikembangkan, dilengkapi, dan disempumakan dengan acuan pengalaman pribadi atau dari gagasan-gagasan yang lain. 9
Umumnya buku tentang produksi program televisi lebih menyoroti hal-hal teknis. Misalnya, bagaimana kerja kamera, teknik, prinsip-prinsip menjalankan kamera, tata cahaya, dan teknik penanganan tata suara (sound). Jarang ditemui bukubuku tentang produksi program televisi yang mengetengahkan pemikiran dan pengembangan gagasan-gagasan mengenai bagaimana menciptakan suatu program televisi yang bermutu. Apa yang saya coba tuliskan dalam buku ini merupakan pemikiran dan pengembangan gagasan dalam menciptakan program televisi. Oleh karena itu, hal-hal yang bersifat teknis (seperti penanganan peralatan) tidak diuraikan secara mendalam dalam buku ini. Saya berharap buku ini dapat bermanfaat, terutama bagi calon produser, penulis, sutradara televisi, dan mahasiswa Jurusan Komunikasi atau Media Massa. Buku ini juga dapat digunakan oleh siapa pun yang merasa peduli dan ingin mengetahui seluk-beluk program televisi dan bagaimana mengembangkan gagasan-gagasan sehingga dapat menciptakan sebuah program televisi yang bermutu. Buku ini saya susun berdasarkan tulisan-tu1isan yang pemah dimuat di media massa, materi kuliah, dan gagasan—gagasan dari pengalaman memproduksi program televisi serta video di Studio Audio Visual Puskat Sinduharjo Yogyakarta. Secara khusus saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Pater Dr. Ruedi Hofmann. SJ, guru dan sahabat saya yang gagasangagasannya banyak mendorong perkembartgan proses pemikiran kritis serta kreatif saya. Kepada beliau kepada Studio Audio Visual Puskat buku ini saya persembahkan. Terima kasih yang tidak terhingga untuk Ida, istri saya, dan Sandra, putri saya yang selalu memberi dorongan semangat dan membantu penulisan buku ini. Terima kasih juga kepada Dra. K. Riyatiningrum dan Ari Irianti yang dengan tekun dan dedikasi tinggi membantu merampungkan buku ini. 10
Akhir kata, kekurangan-kekurangan tidak mustahil untuk terjadi. Oleh karena itu, saya menerima kritik dart saran untuk kesempurnaan buku int Atas perhatian terhadap buku ini saya ucapkan terima kasih
Yogyakarta, 29 Mei 1997
Fred Wibowo
11
Katy Pengantar Cetakan Kedua
AT AS desakan beberapa kolega dan lakta masih iangkanya buku-buku pertelevisian, buku saga berjudul Vasar-Dasar Prod vizi Program Televtsi dicetak ulang dan d iterbitkan. kembali. Says berterirna kasih kepada Grasindo yang telah mengijinkan buku tersebu: untuk clicetak Wang. Says jug¢ borterima ketsih kepada Penerbit Pinus yang ra&-nerbitkan kembail buku Terdapat beberapa perubehan pada isi dan materi dad buku ini. Hat ini dilakukan rnenurut perkembangan teknik dart program pertelevisian. Oleh karena itu, isi dan materi buku ini bubeda dengan ceiak,al t perku I Id. MeSkip= pernikiran dasar, orientami. idiologi, dan gagasan yang relevant masih te4-,ap dipakai sebagai landasan kreatifitas penciptaan program dalam buku ini. Program tplovisi (Pm-term* rnertarfipilkan hiburan oleh pengaruh program televisi negara barat yang sangat kapitalistik. lvleskipun gnasan clan pemikiran dalam buku ini berkaitan dengan hiburart atau eritertairment, &lam pengernbangan gagasan selalu dikernukakan sikap kritis agar para pencipta program sejak awal menyadari kemungkinar. timbulnya pengaruh negatif dari program ciptaannya. lahir dan entitas ekortorni, naman isi prograrruiya berada di wiiayah ranah publik. Oleh karena jai., program
televisi tidak boleh semata-mata naengikuti kecenderungan sifat yang hanya mementingkan bisnis dan keuntungan finansial. Kepentingan publik hams selalu diperhatikan. Itulah sebabnya dalam buku ini banyak program entertainment akan diuraikan teknis penciptaan dan penyajiannya, tetapi selalu diilcuti dengan peringatan-peringatan kritis, kernungkinan-kentungkinan negatif akibat pengaruh program hiburan tersebut. Di awal buku ini saya kutipkan ucapan seorang pemikir kritis terhadap program televisi, Neil Postman, yang menyatakan: "... semua tiran mengetahui bahwa hiburan adalah alat untuk meredam ketidak puasan. Narnun tak pernah diduga bahwa a/can terjadi situasi ketika masyarakat tak peduli pada apapun yang tidak men ghibur. Peringatan dari Postman ini dilanjutkan dengan peringatan keras lainnya yang menyatakan: " ketika suatu masyarakat hanya disibukkan dengan hal-hal yang remeh-temeh, saat kehidupan kultural didefinisikan kembali hanya sebagai arus hiburan tanpa henti, bila wacana serius publik seperti agama telah dianggap seperti ocehan bayi dan acara televisi menjadi substansi dari kehidupan, maka sebuah negara akan tiba di tepi jurang kematian kebudayaannya. Peringatan keras ini hendaknya selalu diingat oleh para produser dan pencipta program televisi, tak terkecuali pemililc.nya. Sebab, di tangannya masa depan generasi muda dan kehidupan berbangsa yang balk ditentukan. Semoga buku ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan referensi yang berguna bagi para produser dan pencipta program. Jogjakarta, 27 April 2007 Penulis,
Fred Wibowo
13
rinn-ar Id 1146111.
Kata ,Sambutan 7 Kata Pengantar ................................................................ 9 Kata Pengantar Cetakan Kedua ........................................ 12 Daftar Isi ......................................................................... 15 Pendahuluan ................................................................... 17 11 All 1
Produksi Program Televisi ............................................... 23 Bab 2 Program Seni Budaya dan Hiburan Pop ............................ 53 Bab 3 Program Talk C1, ,..r Al Teievisi ........................................ 67 Bab 4 Jurnalistik Televisi ........................................................... 88 Bab 5 Reporter ........................................................................ 113 YID _ 1_ / DEW/
Piartyiar elan Ranyaji -------------------------------------------------------- 121
Bab 7 Program Berita ............................................................... 132 15
Bab 8 Program Dokumenter ........................................................................ 145 Bab 9 Program Feature ................................................................................. 186 Bab 10 Program Magazine .............................................................................. 196 Bab 11 Program Spot....................................................................................... 203 Bab 12 Program Doku-Drama ....................................................................... 216 Bab 13 Program Sinetron ................................................................................ 225 Bab 14 Penulisan Naskah Sinetron .............................................................. 236 Bab 15 Aktor dan Bintang Televisi .............................................................. 273 Siaran Kata ........................................................................................... 282 Dafta r Pusta ka ................................................................................. 284 Biografi Singkat ................................................................................... 286 Indeks ................................................................................................... 288
16
ELI
Iii
t
-ti vnin Equal uitAICII
TELEVISI sebagai bagian dari
kebudayaan audio visual merupakan medium paling berpengaruh dalarn rnembentuk sikap dan kepribadian masyarakat secara ivas. Hal ini disebabkan em+.1-if rl
r-toreai-n .c7n rcnrlrcrr,hancran iarir0a-n
cvvri ci
vanes
menjangkau masyarakat hingga ke wilayah terpencil. Kultur yang dibawa oleh televisi dengan sendirinya mulai bertumbuh di masyarakat. Apalagi sebetulnya yang esensial dari kultur ini pada h.akikatnya suclah ciikenal sejak lama, sebelurn kebudayaan tulis atau cetak menggesernya tinsur esensial dari kebudayaan. televisi berupa penggunaan bahasa verbal dan visual, sekaligus dalam rangka menyampaikan sesuatu seperti pesan, informasi, pengajaran, ilmu, dan hiburan. Sebeluni kebudayaan cetak dan tulis bcrkcmbang, orang sudah menggunakan bahasa verbal dan visual, misaLnya wayang pengajaran dengan rnenggunakan tembang, dan orang tua mendongeng kepada anaknya yang merupakan masa kebudayaan audio visual lama. Seorang ahli mengatakan sebagai kebudayaan lisan pertaina. Itulah sebabnya jaman audio visual dertgan media elektronik disehUt lothudayaren lisan loytua. Keunggulan kebudayaan lisan, baik pertarna maupun kedua dibandingkan dengan kebudayaan tulis. Kebudayaan 17
lisan rnengernbangkan memori manusia. Sajian dalam bahasa audiovisual lebih gampang diingat daripada apa yang ditulis dan dibaca. Seorang cucu akan mudah sekali mengingat dongengdongeng neneknya sebab mendengar dan rnelihat bagaimana neneknya menghidupkan cerita. Dongeng yang biasanya tidak terlalu panjang ini memberi kesan mendalam kepada anak. Sementara itu, kebudayaan tulis sangat utal masuk dalam persepsi pembacanya. Oleh karena itu, pembaca buku sering cukup susah menangkap esensi dan sajian dengan buku. Biasanya karena unsur merangsang kesan kurang, isi buku sangat mudah dilupakan, kecuali buku itu dibaca berulang-ulang. Sebagian besar prinsip yang digunakan dalam kebudayaan lisan pertama masih digunakan dalam kebudayaan lisan kedua. Namun, pengaruhnya menjadi lebih dahsyat karena penggunaan medium elektronik sebagai ekstensi (perpanjangan) dari media pribadi yang digunakan dalam kebudayaan lisan kedua. Penggunaan medium elektronik ini memiliki kemampuan memperkeras, memperluas, dan mempertajam materi yang dipaparkan. Daya jangkaunya menjadi berlipat Banda ketika digunakan satelit. Kemungkinan penggunaan trik dan keajaiban medium elektronik, membangkitkan daya tarik yang luar biasa, sehingga realitas terkadang kalah rneyakinkan dibandingkan dengan kenyataan pura-pura yang tampil dalam medium audio visual elektronik yang bemama televisi itu. Kendati kebudayaan televisi disebut kebudayaan lisan kedua, namun tetap terdapat perbedaan yang hakiki dengan kebudayaan lisan pertama. Interaksi dalam kebudayaan Iisan pertama sulit dimanipulasikan, sebab komunikasi berlangsung secara tatap muka. Sementara dalam kebudayaan lisan kedua interaksi sangat mungkin dimanipulasi dengan kemungkinankemungkinan teknis dan trik yang sempurna. Karakter lain yang merupakan keunggulan televisi adalah televisi mampu 18
memberi penekanan secara efektif terhadap pesan atau maksud yang dituju dengan meng-close-up objeknya, atau memberi pemusatan pandangan. Da-tarn kebudayaan lisan pertama semua objek terpapar see... total. Hanya otoritas sang pembicara atau hebatnya cerita yang dapat diandalkan untuk menekankan pesan. Televisi memberi banyak kemungkinan ilustrasi visual, kaya akan tata gerak, tata wama, dan berbagai bunyi suara. Hal ini tidak dimiliki oleh sajian atraksi dalam kebudayaan lisan pertama. Apa yang berada di hadapan penonton itulah seluruh sajian. Tidak mengherankan televisi memiliki daya tarik yang luar biasa apabila sajian program dapat menyesuaikan dengan karakter televisi dan manusia yang sudah terpengaruh oleh televisi. Manusia yang sudah terbiasa dengan televisi berarti manusia yang memiliki ekstensi (perpanjangan) dari mata dan telinganya. Sebagaimana manusia yang memiliki perpanjangan kakinya, yaitu roda (ketika dia mengendarai motor atau mobil), is menjadi lebih kuat, lebih cepat, dan lebih terburu. Demikian juga manusia yang memiliki perpanjangan mata dan telinganya secara psiki5 juga berubah. la ingin mendengar dan melihat lebih luas, lebih banyak variasi dan lebih cepat. Maka, program televisi juga menyesuaikan dengan karakter penonton. Sayangnya tidak semua orang insyaf karakter spesifik dari medium kebudayaan lisan kc-dua. Bisnislah yang sera rrtenangkap karakter spesifik itu. Oleh karena itu, dibuat program khusus dengan menggunakan sepenuhnya prinsip-prinsip spesifik dari televisi untuk mempromosikan barang-barang produksinya, itulah iklan televisi. Iklart televisi sangat pendek, cepat, bervariasi, dan diulang-ulang. Iklart televisi sering lebil raudah dihafal oleh anak-anak sekolah daripada pelajaran sekolah. Klip musik dan banyak program serial menggunakan cara sajian yang sangat disesuaikan dengan karakter televisi. 19
Bagi masyarakat umum, program televisi bukan sesuat-u yang asing. Namur, bagaimana program itu dipersiapkan dan kemudian diproduksi belum banyak yang mernahami. Sementara itu, buku-buku mengenai cara memproduksi program televisi berbahasa Indonesia sangat terbatas. Kebanyakan buku yang ada cenderung menyajikan pengetahuan yang agak teknis. Padahal, dibutuhkan pula referensi berupa konsep dan gagasan untuk memberi insight terhadap permasalahan-permasalahan yang bersangkut-paut dengan penciptaan program televisi. Televisi sebagai produk kebudayaan lisan kedua merupakan perpanjangan dari mata dan telinga manusia. Perpanjartgan ini secara psikis melahirkan tuntutan kepada para pencipta program televisi. Tuntutan ini bagi para pencipta program televisi merupakan tantangan. Tidak cukup tantangan itu dihadapi dengan bekal apa adanya. Diperlukan banyak konsep dan gagasan untuk mengembangkan daya kritis dan kreatif rnenghadapi tantangan itu. Konsep dan gagasan tentang program televisi disusun dalam buku ini sebagai referensi bagi para pencipta program televisi (program maker) dalam pekerjaannya. Konsep tersebut disusun pada tiap-tiap program dengan mengemukakan pengertian dasar atas program-program itu, kemudian pengembangan gagasannya. Dalam pengertian dasar bukan definisi-definisi yang dikenaukakan, melainkan pemahaman-pemahaman atas segala macam aspek yang bersangkut-paut dengan program. Kemudian alternatif dan kemungkinan yang dapat dikembangkan dari program itu diuraikan dalam pengembangan gagasan. Dari pemahaman umum mengenai program televisi, gagasan dikembangkan ke dalam program-program khusus. Pemaparan gagasan diuraikan dalam corak esei untuk menghindari tinjauan yang sifatnya teknis semata-mata. Diandaikan tinjauan teknik mengenai peralatan seperti-kamera, mixer, dan 20
acuan yang tersedia, jika tidak clitindaklaniufi dengan sikap kreatif tetap saja tidak akan terjadi sesuatu. Kebanyakan pencipta program puas kalau sudah dapat menghasilkan suatu program. Namur, pencipta program sejati —berarti seorang seniman— bare puas kalau dapat menciptakan program bare yang bermanfaat bagi masyarakat.
22 1-1
Bab irive4 Ire"; Dr"' ririrs, Irv% '17;311 M
RLAA LiintaL I I
v451 al l t
Aril;
A. Pengertian Dasar Merencanakan sebuah produksi program televisi, seorang produser profesional akan dihadapkan pada lima hal sekaligus yang mr.mcsrliikrt p=rnileirart mGr,rlalam yaitu rnateri praduksi, sarana produksi (equipment), biaya produksi (financial), organisasi pelaksana produksi, dan tahapan pelaksanaan produksi. Berpikir tentang produksi program televisi bagi seorang produser professional, berarti mengembangkan gagasan bagaimaria inateri produksi itu, selain menghibur, dapat menjadi suatu Raiiart yang bernilai_, rlan memiliki makna. Ana yang disebut nilai itu akan tampil apabila sebuah produksi acara bertolak dari suatu visi. Dengan kata- lain, produksi .yang bernilai atau berbobot hanya dapat diciptakan oleh seorang produser yang memiliki visi. Adakah produser yang tidak visi? Tetatu saja setiap produser atau pertgar wig _menvisi. Masalahnya, apakah visi itu tumbuh dari suatu acuan mendalarn yang bermuara pada orientasi, ideologi, religi, dan pemikiran-pemikiran kritis atas sarana yang dipakai untuk menampilkan materi produksi. Atau, visi itu sekadar mengikuti ants yang sedang mengalir. Yang kedua juga boleh disebut visi, nArni
memiliki
yang kuat.
atau mengikuti arus boleh disebut tanpa visi. 23
Bertolak dari dorongan kreativitas, seorang produser yang menghadapi materi produksi akan membuat seleksi. Dalam seleksi ini intelektualitas dan spiritualitas secara kritis rnenentukan materi mana yang diperlukan dan mana yang tidak. Kemudian akan lahir ide atau gagasan. Dilengkapi dengan materi atau bahan lain yang menunjang ide ini, akan tercipta konsep berupa naskah untuk produksi. Naskah ini merupakan bahan dasar yang perlu dipikirkan oleh seorang produser ketika ia akan mulai berproduksi. VHasil produksi yang memiliki visi akan tampak sikapnya. Sikap inilah kekhasan dan keunikan dari produksi Produksi yang tidak memiliki kekhasan atau keunikan berarti produksi kodian, tidak menarik dan biasa-biasa saja. Tidak memukau dan memesona. Tidak mampu stop the eyes and the'ears. 1. Materi Produksi Bagi seorang produser, materi produksi dapat berupa apa saja. Kejadian, pengalaman, hasil karya, benda, binatang, dan manusia merupakan bahan yang dapat diolah menjadi produksi yang bermutu. Seorang produser profesional dengan cepat mengetahui apakah materi atau bahan yang ada di hadapannya akan menjadi materi produksi yang baik atau tidak. Seorang produser ketika ia berhadapan dengan suatu karya cipta, seperti musik, lagu atau lukisan, gagasannya mulai tergerak. Bahan yang berada di hadapannya akan merangsang kepekaan kreatifnya. Kemudian dengan segera ia melihat apakah musik, lagu, atau lukisan itu dapat dicipta menjadi suatu program musik atau program bunga rarnpai (feature) yang menarik. Kepekaan kreatif dalam melihat materi produksi ini, dimungkinkan oleh pengalaman, pendidikan, dan sikap kritis. Selain itu, visi akan banyak menentukan kesanggupannya menjadikan materi produksi itu berkualitas. Visi sangat menentukan pilihan materi produksi. Seorang produser yang tidak 24
merniliki visi akan memilih materi produksi sembarangan saja. Namun, seorang produser yang bervisi akan rnemilih materi produksi sangat selektif dan kritis. la sungguh-sungguh memilih mater i yang bermutu dan bernilafsebab hanya materi yang bagus yang dapat diolah menjadi suatu produksi yang berbobot. Suatu kejadian yang istimewa biasanya menipakan materi produksi yang balk untuk program-program dokumenter atau sinetron. Tentu saja kejadian itu masih hams dilengkapi dengan latar belakang kejadian dan hal-hal lain yang perlu --untuk menjadikan program itu sebuah program yang utuh. Untuk RU, masih diperlukan riset yang lebal rnendalam agar serraua data yang horcangicut-paut dengan rnateri prndoksi long:kap. Semakin lengkap data yang diperoleh serriakin mudah diolah menjadi program yang balk. Dari basil riset materi produksi, muncul gagasan atau ide yang kemudian akan diubati menjadi tema untuk program dokUmerLter atau sinetron (filrn LC31 V1.71j. MurLgkiry juga gagasan itu langsung menjadi konsep program, se-perti gebyar dan gelar musik, tars atau program hiburan yang lain. Tema ataupun konseppraalzim kern udian day ujadkan m eniadi treatment. Treatment adalah langkah pelaksanaan perwujudan gagasan menjadi program. Olen karena itu, treatment untuk setiap format program Dart treatment akan diciptakan naskah (script) atau langsung dilaksanakan produksi program. Bobot atau muatan sebuah program sebetulnya sudah tampak ketika gagasan diwujudkan menjadi treatment. Dart sinilah penyempurnaan kons,ep program dapat LiiIdic dI IdICdil sehingga ITierighasilkan naskall atau program yang balk 2. Sarana Produksi Sarana produksi adalah sarana yang menjadi penunjang terwujudnya ide menjadi konkret, yaitu hasil produksi. Tentu 25
saja diperlukan kualitas alat standar yang mampu menghasilkart gambar dan suara secara bagus. Kepastian adanya peralatan itu mendorong kelancaran seluruh persiapan produksi. Produser menunjuk seseorang yang diserahi tanggung jawab tersedianya seluruh peralatan yang diperlukan. Untuk itu, sebuah daftar lengkap (equipment list) dari seluruh peralatan yang dibutuhkan harus dibuat. Ada tiga unit pokok peralatan yang diperlukan sebagai alat produksi, yaitu unit peralatan perekam gambar, unit peralatan perekam suara, dan unit peralatan pencahayaan. Sebaiknya setiap unit memiliki daftar peralatan (equipment list) sendirisendiri. Daftar itu setiap kali dapat dipakai untuk mengecek kelengkapan peralatan. Daftar itu dipakai untuk meneliti kembali ketika produksi selesai dan peralatan harus dikembalikan lagi dengan lengkap. Kualitas standar dari ketiga unit peralatan ini menjadi pertimbangan utama seorang produser --ketika is rnulai dalam perencanaan produksinya. Selebihnya berfungsi sebagai peralatan penunjang produksi. Seperti alat transportasi untuk produksi luar studio dart unit studio dengan dekorasi untuk produksi dalam studio. Pertimbangan penggunaan peralatan dan jumlahnya bergantung pada program yang akan diproduksi. Produksi musik live show memerlukan jumlah peralatan berlipat untuk setiap unit dibandingkan dengan produksi Elektronic News Gathering (ENG) untuk liputan berita yang sering kali hanya menggunakan satu kamera, satu mik, dan satu lampu. Di dalam perencanaan, daftar peralatan (equipment list) berikut ini sangat perlu dibuat untuk mengetahui jumlah dan macam peralatan yang dipakai. Sebab jumlah dan macam peralatan yang dipakai ini, kemudian berpengaruh pada penentuan jumlah kerabat kerja (crew) dan perencanaan anggaran produksi (production budget).
26
Daftar Peralatan Nama
Jenis Peralatan Tipe
DXC 637 D 35 D 50 DSR 125 DSR 175 AGDP 800 AG 450 Betacarn VTR/VCR Degital recorder SVHS VHS Mikrofon Handheld Mikestand Boom/shootgun Clip-on/lavaliere Pencahay-aan/lampu HMI standard Broadlight Spotlight Frame' Reflektor Televisi Monitor
Merek
Warna
Jumlah
Kamera
Pita/Tape Perlengkapan a. Tripod klunera b.Tripod/Stan d lampu c.Tripod/Stand mike d. Dolly e. Filter lampu 1. Kabelkabel Kamera Audio Lampu
[
—1
Betacamsp Degital Betacam Mini DV
Catatan Daftar peralatan yang belum terisi, masih dapat dilengkapi sesuai keperluan untuk produksi televisi. "17 LI
Daftar peralatan tersebut sering kurang rnernperoleh perhatian. Akibatnya beberapa kemungkinan terjadi. Sesudah sampai di lokasi ternyata ada beberapa peralatan yang kurang atau tidak terbawa. Sementara, checking tak mungkin tanpa suatu daftar peralatan. Kemungkinan yang paling buruk dapat terjadi ketika beberapa peralatan tak ada. Tidak jelas apakah peralatan itu terbawa atau tidak, sebab tak ada daftar peralatan. Apabila salah satu peralatan tidak ada, misalnya lensa close-up, padahal sudah diketahui dalam shooting alat itu diperlukan untuk pengambilan jenis-jenis hama tanaman, maka petugas yang ditentukan harus berusaha untuk memperolehnya, apakah dengan menyewa ataukah dengan membeli. Pada dasamya alat tidak boleh menjadi penghambat berlangsungnya proses kreatif dalam produksi. Meskipun bobot produksi sama sekali tidak ditentukan oleh kecanggihan peralatan. Ukuran standar, lain selebihnya kreativitas pribadi atau tim yang menangani peralatan itu. Berpikir tentang peralatan, seorang produser atau sutradara sering tergoda oleh banyak kemungkinan dari peralatan bare yang tents berkembang. Sementara untuk mengejar kemajuan peralatan, biaya tidak mencukupi. Dalam hal ini, perlu kiranya seorang produser atau sutradara bersikap realistis. Kalau mungkin menyewa peralatan, memang lebih balk daripada tents membeli dan satu tahun kemudian sudah harus diganti. Menyewa peralatan sering lebih ekonornis. Setiap produser akan insyaf bahwa mereka tidak boleh bergantung pada peralatan super canggih yang terns berganti. Proses kreatif ditentukan bukan oleh peralatan, melainkan oleh kemauan dan kemampuan kreatif. Akhirnya yang terpenting, the man behind the gun. Betapapun kecanggihan peralatan, di tangan seorang yang hanya terampil, tanpa kreativitas dan nisi, alat itu sulit menghasilkan sesuatu yang bernilai. Sebaliknya, di tangan seorang yang terampil 28
dan merniliki visi, alat menjadi sarana yang mampu menyajikan basil produksi secara rnaksirnal: bermutu dalarn kualitas, bernilai dalam bobot. 3. Biaya Produksi Tidak terialu sederhana merencanakan biaya untuk suatu produksi. Dalam 1-Lal seorang prod-user dapat Inernikirkarl samnai sei.anh mann nrnd-tiksi ih3 lthanva Pknn rnPrnnern1Ph dukungan finansial dari suatu p-usat produksi atau stasiun televisi. Oleh karena itu, perencanaan budget atau biaya produksi dapat didasarkan pada dila kernungkinan, yaitu financial orinted dan quality oriented. a. Financial Oriented Perencanaan biaya produksi yang didasarkan pada kernungkinan keuangan yang add Kalau keuangan terbatas berarti tuntutan-tuntutan tertentu untuk kebutuhan produksi harps pula dibatasi, misalnya tidak menggunakan arils kelas satu yang pembayarannya mahal; menggunakan lokasi shooting yang tidak terlalu jauh; kon.sumsi yang tidak terlalu mewah. Segala sesuatunya didasari atas kemungkinan keuangan. b. Quality Oriented Perencanaan biaya ---- produksi yang didasarkan atas tuntutan kufiliti Irncil produksi F,ng maksirnal. nalarn ini, tidak
i l l L L A
masalah keuangan. Produksi den_gan orientasi budget semacarn ini biasanya produksi prestige. Produksi yang diharapkan mendatangkan keuntungan besar, baik dari segi nama maupun finansial. Atau produksi yang diharapkan menjadi produksi yang sangat bernilai dan berguna bagi masyarakat. Untuk menghasiikan kualitas yang paling tinggi dari produksi itu, produser boleh melibatkan sernua orang nomor satu di hid Angny.. Menentukan biaya produksi suatu program televisi dengan video bagi produser atau rnanajer siapa pun merupakan hal 29
yang rumit. Banyak faktor tidak terduga yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Suatu produksi televisi dengan video di luar studio tidak hanya bergantung pada faktor manusia, melainkan faktor alam juga mengambil peranan penting, seperti cuaca, lingkungan, dan musim. Selain itu, bukan mustahil terjadi kecelakaan dalam shooting atau kerusakan dan kehilangan peralatan yang harus diganti. Mundumya suatu jadwal shooting atau kalau terjadi penundaan, itu berarti akan membengkaknya biaya produksi. Oleh karena itu, pos tidak terduga dalam perencanaan sebuah produksi program televisi dengan video biasanya minimal sebesar seperempat dari biaya produksi. Produser yang tidak berani spekulatif biasanya mengalokasikan pos tak terduga ini sebesar sepertiga dari seluruh biaya produksi. Biaya sewa atau penggunaan peralatan, pembayaran (berdasarkan kontrak) pada para artis, sewa lokasi dan pembelian material produksi (kaset video, film), termasuk biaya tetap (fixed cost). Sementara itu, transportasi, akomodasi, dan konsumsi termasuk biaya tak tetap (variable cost). Akomodasi dan konsumsi tergantung dari situasi harga setempat, sementara transportasi tergantung dari frekuensi kesibukan. Biaya tak terduga hams diperhitungkan minimal seperempat dari seluruhbiaya produksi. Merencanakan anggaran (budget) merupakan suatu hal yang tidak begitu mudah. Seluruh unsur yang memerlukan biaya harus dihitung dan tidak boleh terlupakan; oleh siapa dan dari mana biaya itu akan dibayarkan. Oleh karena itu, kita perlu memiliki lembar perencanaan anggaran yang dipakai untuk memperhitungkan semua biaya, berdasarkan pembedahan naskah (script breakdown). Apabila produksi berorientasi pada kemungkinan keuangan yang ada (financial oriented) maka jumlah biaya produksi yang sudah jelas itu harus diurai sehingga memenuhi semua kebutuhan termasuk biaya tak terduga. Apabila produksi 30
berorientasi pada kualitas produksi (quality oriented) rnaka anggaran dapat disusun dengan kemungkinan yang iebih lringgA r (Inn fig-kQii-u-1. Agar semua kebutuhan tidak terlupakan, lembar perencanaan anggaran berikut ini dapat memberi gambaran kebutuhan apa dan berapa biaya kebutuhan itu. Dengan perhitungan biaya yang dibuat, bukan berarti langsung membuat keputusan terald-dr untuk menetapkan pemain, lokasi, peralatan, dan crew. ,Azggarain ini monapalca-r, oefirrlasi :yang paling realitas biaya produksi yang mungkin terjadi. a. Peralatan lokasi shooting Kamera
: Rp ................................
Recorder
:
KnQ.Ptitnpe
• Rp .................................
Audio Lampu
: Rp ................................ : Rp ................................
Pe rlengkap an
: Rp ..................................
Total
: Rp ................................
Rp .................................
c.zrcA7 Lokasi 1
: Rp ................................
Lo kasi 2
: Rp ..................................
Lokasi 3, dst.
: Rp ..................................
Total
: Rp ................................
Setting Grafik
: Rp ................................
Dekorasi
: Rp ................................
Visual, dst.
: Rp ..................................
Total
: Rp ............................................
11
d. Transportasi Sewa mobil Bensin/solar Parkir Tiket pesaw-at Tarif jalan tol
: Rp : Rp : Rp - "—
...................................... ...................................... ...................................... ......................................
R -n .......................................... r -
Lain-lain Total
Rp ...................................... : Rp ......................................
e. Akomodasi 7.0 hari shooting Hotel 1/1L0.1i : Rp ...................................... Hotel lihari Rp ...................................... Total : Rp ...................................... f. Konsumsi 10 hari shooting 15 artis : Rp ...................................... cre14/ . 3 7 staf produksi Total g. Property Sewa meja kursi Amar :n Senapan Lain-lain Total
-"F ..........................................
: Rp --------------: Rp .............................. .......
: Rp ...................................... . Rl ikuo p : Rp ...................................... : Rp ...................................... : Rp ......................................
h. Kerabat kerja(crew) Kanerw,- 1Rpuxi Kamerawan 2 : Rp ...................................... Audio man : Rp ...................................... Lighting man Rp ....................................... 32
Kerabat kerja
Rp ......................................
Tambahan
: Rp ......................................
Total
: Rp ......................................
i. Editing dan mixing Fasilitas editing : Rp ...................................... Kerabat kerja Bahan
: Rp ...................................... : Rp ......................................
Total
: Rp ......................................
j. Musik Komponis
: Rp ......................................
Rekaman Peralatan musik
: Rp ...................................... : Rp ......................................
B ahan Total
Rp ...................................... : Rp ......................................
k. Administrasi Telepon Fax
: Rp ...................................... : Rp ......................................
Fotokopi Stationary
: Rp ...................................... : Rp ......................................
Petugas
: Rp ......................................
Total
: Rp ......................................
1. Artis 3 peran kelas 1 4 peran kelas 2
: Rp ......................................... : Rp .........................................
3 peran kelas 3
: Rp .........................................
5 figuran
: Rp .........................................
Total
: Rp .........................................
33
m. Koaturn Pembelian Sewa Total
: Rp ...................................... : Rp ....................................... : Rp .......................................
n. Tata rias Kosmetik Salon Total
: Rp ....................................... : Rp ....................................... : Rp .......................................
o. Biaya tak terduga
: Rp ..................................
p. Pajak, dll.
: Rp ..................................
Total anggaran
: Rp ...................................
Membuat perencanaan anggaran produksi seolah-olah rnengharuskan mata dan -pikiran kita melihat hal-hal tersembunyi atau yang sekir.anya tidak ketahuan dan yang mungkin memerlukan biaya. Estimasi biaya yang tertera dalam rencana anggaran, paling tidak dapat membuat batasan-batasan yang baik ketika pelaksanaan produksi dan mencegah pemborosan. Bagaimanapun tidak ada produksi yang ingin menderita kerugian dan menjadi macet karena kekeliruan dalam melaksanakan rencana anggaran atau membuat estimasi biaya. 4, Organisasi Pelaksanaan Produksi Suatu. produksi program televisi rnelibatkan banyak prang, misalnya para antis, crew, dan fungsionaris lembaga penye_ lenggara, polisi, aparat setempat di mana lokasi shooting dilaksanakan, dan pejabat yang bersangkut-paut dengan masaTali'perijinan. Supaya pelaksanaan shooting dapat berjalan
34
lancar, produser harus memikirkan juga penyusurtan organisasi pelaksana produksi yang serapi-rapinya. Suatuorg_artisasi pelaksarta produksi yang tidak disusun secara rapi akan rtienghambat jalannya produksi, berarti kerugian waktu dan uang. Dalan -t hal ini, produser dapat dibantu oleh asisten produser atau sering disebut produser pelaksana atau production manager. la mendampingt sutradara dalarn mengendalikan organisasi. Produser pelaksana membawahi bendahara dan kasir yang mengatur keuangan dan membayar kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan. Sementara itu, sekretariat mengerjakan halhal yang berhubungan dengan surat menyurat, kontrak, dan perijinart.Tariggung jawab uni . -dc. pelaksanaan dan organisasi yang bersifat lapangan ini dipikul oleh bagia_n yang disebut unit manager. Bagian ini menanggurtg tugas dari dua sisi sekaligus; sisi organisasi dan sisi artistik. la yang menjadi penghubung antara unit organisasi di bawah sekretariat dan produser pelaksana dengan unit artistik di bawah sutradara. Bidang yang langsung di bawah koordinasi pelaksana unit manager, misainya perijinan, transportasi, konsumsi, dan akornodasi. Lokasi, setting/dekorasi, properti (perlengkapan), kostum dan make-up, pelaksanaan lapangan berada dalam koordinasi unit manager, tetapi segi artistik sepenuhnya di bawah tanggung jawab art designer atau art director. Sutradara dibantu sepenuhnya oleh art designer dan director of photography (kamerawan). Sementara kamerawan membawahi bagian pencahayaan (lighting) dart suara (sound). Sutradara adalah penangg,i_mg jawab penult suatu produksi; is bertanggung jawab terhadap produser (dalam hal ini, produser harus sungguh-sungguh memikirkan bagaimana pekerjaan sutradara dapat berjalan lancar berkat dukungan organisasi yang rapi dan efisien). Jadi, di luar faktor alam semua 35
harus dapat seiesai pada wakta seperti yang sudah direncanakan. Pen_gunduran waktu ..bera rti pembengkakan .angga ran . Sebuah program yang baik pasti ditangani oleh seorang sutradara yang baik, seorang kamerawan yang baik dibantu pula oleh seorang pendorong dolly yang baik. Kendati sebuah program banyak menampilkan "bintang" yang baik, tetapi apabila tidak didukung oleh kerabat kerja (crew) yang baik, tak mungkin sebuah program berhasil baik. Kerabat keija yang baik mutlak diperlukan dalam sebuah produksi. Masingmasing kerabat kerja harus profesional dalam bidangnya dan mampu bertanggung jawab sungguh-sungguh pada tugasnya. Untuk itu, sebuah organisasi produksi inemeriukan pembagian togas yang sangat rinci dengan tanggung jawab yang jelas. Daftar anggota kerabat kerja dengan tugas masingmasing diperlukan untuk mengontrol seluruh pekerjaan sehingga kalau ada hambatan segera diketahui di mana dan siapa yang bertanggung jawab. Lembar daftar kerabat kerja dan tugas berikut ini dapat memberi gambaran kebutuhan pekerja-pekerja di lapangan. 1. Sutradara Asisten sutradara 2.. Kamerawan Asisten karnerawan Pembawa kabel 3. Penata cahaya Asisten penata cahaya Pengatur lampu 4. Penata suara Asisten penata suara Pengatur mik 5. Penanggung jawab teknik Asisten penanggung jawab teknik .................. 36
6. Penata artistik (Art Disigner) A
LC1 L
LC/ LC/ GLL LW- LLD.
Pekerja penata artistik 7. Penata pakaian (Costurn Director) Asisten penata pakaian Pekerja penata pakaian S. Per ancang kosturra 9 Penata rise Asisten penata rias Pekerja rias 10. VCR operator 11. Pencatat shooting (script boyj girl) Ma.nager Asisten unit manager 13. Pernbantu produksi (production assistance) 14. Pekerja perlengkapan 1,1_PCIJC1cipl.t X1/4eULILLLL WU. I) 15 Sopir 16. Pelayanari umum (menyiapkan makanan dan minuman) Apabila biaya produksi tidak begitu besar, kerabat kerja ,1 a p a t d flair angi deng,rn merrikata si ri ri pekraln. Narnun, subjek yang tertera dari nomor 1 sampai dengan 16 merupakan fungsionaris yang sangat diperlukan dalam sebuah produksi program-program televisi. Seorang produser profesional paham betul bagaimana mer, geridalikM Orgardsasi. laa bcarus dapat berpikir masak-masak ruenaenai artegaran, sistem pelaksanaan shooting serta seluruh personal yang terlibat dalam produksi. Bahkan is yang memilih sutradara dan bersama sutradara memilih dan menentukan 37
antis. Secara sederhana, skema organisasi pelaksana produksi program televisi dengan video dapat disusun sebagai berikut
Irma" Palmas.] 11•A4aharsAssAr
An Desliner
Ye
Tninseanin Astaaelaga kekso i.11iay PlaeArtiop
A A A ,
111•11e4PAA
AO
011aC41..•
V Pelaksanaan produksi untuk produksi program televisi di studio memiliki nama yang berbeda pula. Sutradara disebut pengarah program atau program director (PD). Fungsi dan tugasnya mirip dengan sutradara. Hanya is bekerja di belakang meja kontrol di ruang kontrol. Asisten sutradara disebut Floor Director (FD) tugasnya membantu sutradara mengarahkan pemain dan crew di dalam studio rekaman gambar. Pernbantu Pengarah Program yang lain adalah switcher. la bertugas membantu pengarah acara men-switch kamera melalui tombol di meja kontrol. Dalam rekaman studio biasanya digunakan multikamera, tiga atau empat kamera. Salah satu yang dipilih untuk masuk rekaman atau on air di-switch oleh switcher atas perintah Pengarah Program ke switch on air. Pelaksana produksi lain sama dengan pelaksana produksi shooting lapangan. Bedanya pada jurniah kamerarnen. Deegan multikamera diperlukan dua sampai empat kamerawan sekalitus. 5. Tahap Pelaksanaan Produksi Suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang dan dengan sendirinya biaya yang besar, selain 38
memerlukan suatu organisasi yang rapi juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahap hams jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut standard operation procedure (SOP), seperti berikut: a. pra-produksi (ide, perencanaan dan persiapan) b. produksi (pelaksanaan) c. pasta-produksi (penyelesaian dan penayangan).
OPra-Produksi (Perencanaan dan Persiapan)
Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah beres. Tahap pra-produksi meliputi tiga bagian, sebagai berikut ini. (1)Penernuan Ide Tahap ini dirnulai ketika seorang prod-user menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset. (2 Perencanaan Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan antis, Iokasi, dan crew. Selain estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti. (3) ;persiapan Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan dan surat-menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time schedule) yang sudah ditetapkan.
39
Kunci keberhasilan produksi program televisi sangat ditentukan oleh keberesan tahap perencanaan dan persiapan itu. Orang yang begitu percaya pada kemampuan teknis sering mengabaikan hal yang sifatnya pemikian di atas kertas. Dalam produksi program televisi, hal itu dapat berakibat kegagalan. Sebagian besar pekerja an dalarn produksi program tele-visi k1, Iranshooting di lapangan. Shooting di lapangan hanya memerlukan waktu 7 atau 10 hari. Namun, perencanaan dan persiapan dapat makan waktu beberapa minggu dengan lebih banyak menggunakan kertas-kertas dan pena daripada kamera atau peralatan ACCl.U yd 1g lain. Produksi " aru sesudah perencanaan dan persiapan selesai betul, pelaksanaan produksi dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis dan crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting script) menjadi gambar, sustuTan garnbar y arlg dapat bercerita. Dalam yelaksanaan produksi ini, sutradara menentukan je.is shooyan,g_ akan diambil di dalam adegan (scene). Biasanya sutradara mernpersiapkan suatu daftar shoot (shoot list) clan setiap adegan. Sering terjadi satu kalimat dalam skenario (naskah sinetron atau film cerita) dipecah menjadi empat shoot atau lebih. remtnh: Andi meminggirkan mobilnya ketika melihat Yuni berialan kepanasan di lorong desa. Kalimat itu dapat dibuat shoot sebagai berikut: Long Shoot (LS) : Yuni berjalan sepanjang lorong desa, sementara sebuah mobil kelihatan rlatang Carl arab yang, cams..
Total Shoot (TS) : Mobil Andi ketika Andi kelihatan menoleh ke samping dari balik kaca mobilnya. 40
S.
Close-Up (CU) TS
: Wajah Yuni kelihatan berkeringat kepanasan. : Mobil Andi mendahului Yuni dan minggir ke arah Yuni.
Vi dalam pelaksanea..n lapangan penata cahaya b,arus mempersiapkan wajah Yuni tidak terlalu kontras tampak di kamera karena panas matahari. Bayangan yang terjadi perlu dikurangi ketajaman kontrasnya dengan imbangan lampu yang sangat diperhitungkan. Sementara itu, wajah Andi dari balik kaca mobil periu kelihatan tanpa mengurangi kewajaran. seperl-Li itu yar,g rayslu clipildrkan oleh bagian penata cahaya. Demikian halnya dengan bagian sound. la perlu mempertimbangkan tempat meletakkan mik agar suara mobil kedengaran dari jauh mendekat. Sementara itu, suara angin tidak terasa mengganggu dan mik tidak kelihatan oleh kamera. Pengaturan semacam ini cukup rumit dan bukan mustahil meinbuat senewen.. Semua shoot yang dibnat dicatat Olph bagian penratat.47aut dengan mencatat time code pada saat mulai pengambilan, isi shoot dan time code pada akhir pengambilan adegan. Kode waktu (time code) adalah nomor pada pita. Nomor itu berputar ketika kamera dihidupkan dan terekam dalam gambar. Catatan kode waktu multi akan 'oerg-aria pi naea Biaganya garnhar basil sbnnting diknntrn1 qptiap ma'am
di akhir shooting hari itu untuk melihat apakah hasil pengambilan gambar sungguh baik. Apabila tidak maka adegan itu peril" diulang pengambilan gambarnya. Sesudah semua adegan di dalam naskah selesai diambil maka hasil gambar asli (original materiallrow foot-age) dibuat catatannya (logging) untlik 1Kernu(-Han macllk dalam pretqp.i paqt prndurtirrn, yaitrf pc-EH-rig,
41
c. Pasca-PrOulcsi Pasca-produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing online, clan mixing. Dalamhal ini, terdapat dua rnacam teknik editing, yaitu: Pertama, yang disebut Editing dengan teknik analog atau linier. Kedua, Editing dengan teknik digital atau non tinier dengan komputer. Editing offline dengan teknik analog Setelah shooting selesai, script boy/girl membuat logging, yaitu mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting dan gambar. Di dalam logging time code (nomor kode yang berupa digit frame, detik, menit, dan jam dimunculkan dalam gambar) dan hasil pengambilan setiap shoot dicatat. Kemudian berdasarkan catatan itu sutradara akan membuat editing kasar yang disebut editing offline (dengan copy video VHS supaya murah) sesuai dengan gagasan yang ada dalam sinopsis dan treatment. Materi hasil shooting laingsung_ dipilih dan disambung-sambung dalam pita VHS. Sesudah editing kasar ini jadi, hasilnya dilihat dengan, saksama dalam screening. Apabila masih perlu ditambah atau diedit lagi, pekerjaan ini dapat langsung dikerjakan sampai hasilnya memuaskan. Sesudah basil editing offline itu dirasa pas dan memuaskan barulah dibuat editing script. Naskah editing ini sudah dilengkapi dengan uraian untuk narasi dan bagian-bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi musik. Naskah editing ini formatnya sama dengan skenario. Di dalam naskah editing, gambar dan' nomor kode waktu, tertulis jelas untuk memudahkan pekerjaan editor. Kemudian basil shooting ash dan naskah editing diserahkan kepada editor untuk dibuat editing online. Kaset VHS basil editing offline digunakan sebagai pedoman oleh editor. Biasanya editor mengerjakan editing online menggunakan pita Betacam SP atau lainnya dengan kualitas broadcast standard.
42
rililine rip-no-an telcrlik anaincr Lb—
-cs
Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shoot ing asli. Sambungan-sambungan setiap shoot dan adegan (scene) dibuat tepat berdasarkan catatan time-code dalam naskah Demikian pula sound asli dimasukkan dengan level yang seimbang dan sempurna. Setelah editing online ini siap, proses berlanjtit dohget c31 Mixing (pencampuran gambar dengan suara) Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga sudah direkam, dimasukkan ke dalam pita hasil editing online sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound _effeet,_ suara suara narasi usa- hams ihuat sedem4",9-7 nip?. seh;ngga tidak sating mengganggu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh dikatakan bagian yang penting dalam post prodUction sudah selesai. Secara menyeluruliproduksi juga sudah selesai. Setelah produksi selesai biasanya diadakan preview. Dalam preview tak acia lagi yang harusdiperbaiki. Apabila semua sudah slap _ „ rnaka program ini siap juga untuk ditayangkan. (4) Editing nfainp riengari teknik digital atan Editing non-tinier atau editing digital adalah editing yang menggunakan komputer dengan peralatan khusus untuk editing. Mat editing tersebut_ bermacam-macam nama, jenis dan fasilitasnya, misalnya: Pinacle - Matrox - Campus, ckil. Dengan - -1_ aiaL eumng terseuUt clapaL taigunaRan uei dl macam program editing herd cnrkan kehnt1 Flan spppr wi: A rinhe Pr prni pre Three D Max - After Effect dan banyak program lainnya. Tahapan pertama, yang hams dilakukan adalah mernasukkan seluruh hasil shoot (gambar) yang dalam cacatatan atau logging mernperoleh OK, ke dalam harclisk. Proses ini disebut capturing atau digitizing, yaitu. mengubah hasil gambar dalam pita menjadi,Te, yang; ketika diperiukan dapat dipanggil untuk 43
disusun berdasarkan urutan yang diinginkan sutradara. Dalam editing offline dengan sistem digital ini, penyusunan tidak hams mengikuti urutan adegan seperti dalam sistem analog. Tetapi mungkin saja dikerjakan dahulu urutan adegan yang di tengah, baru bagian akhir lalu bagian awal. Sesudah tersusun baik baru diurutkan kemudian dipersatukan agar shoot-shoot yang sudah disambung dapat dilihat secara utuh, proses ini disebut render. Setelah render dapat dilakukan screening. Apabila dalam screening masih perlu koreksi, maka koreksi dapat dikerjakan dengan menambah, mengurangi atau menyisipi shoot yang diperlukan. Setelah semuanya memuaskan boleh dikatakan editing offline selesai. Bahan offline dalam komputer langsung dibuat menjadi online. (5) Editing online dengan teknik digital: Editing online dengan teknik digital sebenarnya tinggal penyempurnaan hasil editing offline dalam komputer, sekaligus mixing dengan musik illustrasi atau efek gambar (misalnya perlu animasi atau wipe efek) dan suara( sound effect atau narasi) yang harus dimasukkan. Sesudah semua sempurna, hasil online ini kemudian dimasukan kembali darifi/e menjadi gambar pada pita Betacam SP atau pita dengan kualitas broadcast standard. Setelah pragram dimasukan pita, boleh dikatakan pekerjaan selesai dan kelanjutannya adalah bagian dari pekerjaan di stasiun televisi. Penayangan program di stasiun televisi dibatasi oleh frame waktu atau slot. Oleh karena itu, dalam screening hal ini juga perlu diperhatikan. Apabila program ternyata melebihi frame waktu yang disediakan, hams dipotong di tempat yang tidak akan rnengganggu kontinuitas program. Biasanya slot waktu dalam program televisi adalah 30 menit, 60 menit atau yang terpanjang 90 menit sudah termasuk commercial break(waktu untuk ildart). Program televisi biasanya dibuat 24 menit untuk 44
merit., 4g menit untuk .Slot 60 menit. Sisa waktu diperuntukan commercial break. Selebihnya panayangan menjadi tanggung jawab petugas dari stasiun televisi. Pemikiran tentang editing secara lebih mendalam diuraikan dalam Pengembangan Gagasan, Bab 8 Program Dokumenter. Pernikiran-pemikiran tersebut merupakan hal yang sangat pe1(61G Ud L seorarG produser, F.,errulis naskali, clan sutradara. Pemikiran itu Akan rnplahirkan ro_ekanisme keria yang penuh pertirnbangan, teratur, sistematis dan tepat waktu. Semua itu sangat diperlukan dalarn suatu produksi program televisi dengan video. slot
B. Pengembangan Gagasan progreim LCIC Y L31 Al Lerr"-1-i berbagai macarn format dan materi. Tieberapa format program kadang-kadang memiliki prosedttr atau tata laksana kerja yang berbeda. Namur, beberapa format sama. Demikian halnya dengan materi program. Setiap materi program perlu rnemperoleh perlakuankhusus berdasarkan karakteristik dan spesifikasinya. Menciptakan suatu program dengan materi musik pasti sangat berbeda ketika menciptakan program dengan materi cerita atau talk show. npraikiAn pula me-- rprogram dengan format feature berbeda ketika mernproduksi program dengan format dokumenter murni. Masing-masing perlu pemahaman dan pengolahan khusus. Dalam hal ini terdapat dua sistem produksi yang disebut sistem produksi ad lib dan sistem produksi blocking. Sistern produk' si 11 :L. /-7 \ -.A 4144 LIU 1,144,4 LlUILLIFIL ) OA-Leila"
I nint.ciii.
y cu. 1.5Lam...UW.1y
14 A
CI Li3.4 car.
mungkin dit ulis secara lengkap. Micalnya, program wawancara langsung atau talk show di dalam studio. Yang ditulis di dalam naskah, hanyalah urutan sajian dengan garis besar uraian, yang dinarnakan rundown sheet. Cue atau tanda-tanda yang 45
dipakai oleh sutradara untuk mulai dengan tune musik atau kata terakhir dari "presenter/interviewer" atau kata penutup program dan urutan program yang ditulis- Sistem ad lib ini biasanya juga dipakai dalam program musik, talk show atau humor dengan lawakan langsung. Dalam sistem blocking naskah ditulis secara lengkap. Tandatanda instruksi kamera, sudut perigambilan sampai dengan blocking kamera dan pemain ditulis secara lengkap. Sistem blocking ini biasanya digunakan dalam program studio drama atau fragmen. Dalam anti tertentu shooting untuk sinetron menggunakan sistem blocking. Di dalam perencanaan produksi diandaikan sudah ada naskah yang jadi atau sekurang-kurangnya gagasan yang matang berupa treatment dari program yang akan diproduksi. Namun, masalahnya sering sulit memperoleh naskah yang bermutu dan gagasan yang balk. Hal irti terjadi karena sering sulit menemukan rnateri produksi yang dirasa tepat. Tidak semua produser atau penulis naskah melengkapi diri dengan hal-hal yang dapat mendukung profesi. Sering kelengkapan itu memang bukan sesuatu yang rnurah. Seorang prodUser, film maker atau penulis naskah program televisi seyogianya memiliki perpustakaan sandhi tempat sejumlah bukubuku penting, kliping majalah atau surat kabar dan berbagai informasi penting tersedia. Sekarang ini informasi juga dapat cliperoleh melalui internet. Oleh karena itu sangat dianjurkan bagi Para broadcaster untuk selalu memburu infopnasi apa raja lewat Internet, balk yang menyangkut bahan atau materi produksi, maupun untuk mengikuti perkembangan kemajuan yang terjadi. Jadi, ketika is memerlukan bahan referensi maka beberapa bahan referensi langsung dapat ditemukan di perpustakaan atau lewat internet. Dengan clemikiani is dapat menghemat waktu banyak. Sekurang-kurangnya sebuah ensiklopecli dan beberapa buku penting perlu dimiliki. Selebihnya 46
seorang produser perlu banyak masukan dan gagasan yang akan membualnya semakin kritis dan kreatif lewat diskusidiskusi, seininar-siminar, atau berburu informasi di Internet. Sekarang ini banyak sumber yang menyediakan materinaateribagus sebaga-i bahan reverensi atau datadata Ui rrLenaii s naskah_ Intprnot cipngan hprhagai mat-am ci hiR vane tprsprlia, adalah bahan yang tak terbatas untuk melengkapi data atau memperoleh informasi tambahan. Di samping itu lewat milis dengan mereka yang memiliki email atau instansi yang memiliki website dapat pula diperoleh berbagai informasi yang diperlukan. Tantatan kernampuart yang finggi pada produser, fi1rn maker atau nerlulis naskah bahkan setian hrnadragter, disebabkan
oleh tuntutan yang tinggi pula dari stasiun televisi atau penonton dengan apa yang disebut kualitas. Quality atau kualitas adalah istilah dari jaman Victoria. SelirLtas sepertinya jelas maknanya. tiarangkali memang cukup jelas di masa Victorian, ketika hampir setiap orang merniliki pera-ngkat standar yang tidak Banat dicangkal, yang dipakai 11nt11k rnprilai Akan
tetapi, sekarang hal itu menjadi kabur maknanya ketika kita mulai bertanya: Kualitas menurut siapa? Dalam keadaan bagaimana? Kualitas macam apa? Hal int menjadi lebih kabur lagi ketika kita berbincang tentang kualitas dalam media massa, Pa, LU.0 U,7A ty Ct LCIC V
Filsafat Barat pada masa klasik hprpnrciangnn kualitac estetik
sebagai perwujudan dari tiga kuasa rnetafisis yang tak terjangkau, yaitu kebaikan, kebenaran, dan keindahan. Ketiga hal itu membantu kita sedikit, tetapi tidak terlalu banyak di dalam mencari gagasan masa kini mengenai apakah konstitusi dari L.A.CLJ a L.1 yi4J &Lail LC1C 'Jib' ILL!.
Lciy cli %al
Lele V
dinilai balk, beberapa dinilai indah Lian hphprapa riiniTai i LPnnr -
dalam arti tertentu. Meskipun semua tayangan televisi sebagian selalu mengandung manipulasi dilihat dari perspektif yang lain. 47
Masih mungkin terjadi kesepakatan atas pertanyaan: Apakah kualitas gambar itu bag-us atau jelek, juga dekorasi atau lighting, akting, cerita dan komponen teknik dan artistik dari suatu program memenuhi standar minimal tertentu yang dapat diterima. Tetapi ketika sampai penilaian artistik pada level yang lebih tinggi (khususnya ketika nilai budaya dan moral masuk ke dalam gambar), ketika itulah ketidaksepakatan timbul. Kualitas bagi penonton yang beragam berbeda berdasarkan apa maksud mereka menggunakan medium itu. Di dalam masyarakat yang plural, dengan banyak, atau sering bertentangan orientasi nilainya, estimasi dari kualitas dalam program televisi menjadi masalah yang ekstrem. Kendatipun demikian, setiap orang ingin menonton program yang bermanfaat dalam arti tertentu. Lembaga sensor pemerintah ingin menjamin, stasiun menjadi bagian yang harus bermutu dalam rangka tepat memberi muatan pesan pemerintah. Sementara itu, cendekiawan atau budayawan ingin makna yang memuaskan orientasi intelektual mereka daripada menyaksikan wawasan dangkal tentang omong kosong. Jadi, kualitas sukar didefinisikan atau dibakukan, tetapi setiap orang dan mereka yang terlibat dalam televisi, sama-sama ingin sesuatu yang berkualitas dan membutuhkannya. Pertanyaan apakah yang dimaksud dengan kualitas dalam televisi bisa dijawab hanya dalam konteks tujuan yang ditetapkan oleh televisi menurut perspektif dan orientasi nilai-nilai tertentu. Lord Reith dari British Broadcasting Corporation (BBC) menerangkan pengertian kualitas berdasarkan pada nilai-nilai kaum elite Inggris pada masa hidupnya. Pengikut-pengikutnya di BBC mencoba mengikuti kriteria ini. Namun, ternyata agreement tentang standar nilai-nllai menjadi kabur akibat tekanan budaya kontemporer plural yang terus meningkat. Stasiunstasiun yang lain, seperti Nippon Hoso Kyoku(NHK), ternyata 48
menghadapi tantangan yang sama. Oleh karena itu, NHK menciptakan sepuluh kriteria untuk mengukur kualitas program: 1. Kesatuan antara gagasan dan kebenaran. 2. Kesatuan antara kemampuan daya cipta dan kemampuan teknis. 3. Relevan untuk setiap masa. 4. Memiliki tujuan yang jelas dan luh ur. 5. Mendorong kemauan belajar dan mengetahui. 6. .Mereduksi nafsu dart kekerasan. Keaslian(originalitas). 8. Menyajikan nilai-nilai universal. 9. Menampilkan sesuatu yang baru dalam gagasan, format dan sajian. 10. Memiliki kekuatan mendorong perubahan yang positif. Kesepuluh kriteria tersebut memiliki bobot nilai yang sama. Perbedaan kualitas program ditentukan oleh berapa banyak sebuah program memenuhi kesepuluh kriteria tersebut. Makin banyak kriteria yang dipenuhi, makin tinggi bobot kualitas program. Landasan kriteria ini lebih jelas dan konkrit sebagai sarana penilaian program. Produser-produser televisi komersial di Amerika memiliki pandangan yang berbeda tentang kriteria kualitas. Bagi mereka kualitas adalah program yang paling banyak menarik penonton, yang kemudian jumlah penonton tersebut dapat diubah menjadi nilai, yang disebut rating, untuk dimanfaatkan dan dijual secara komersial. Kedua pandangan tersebut iidak berdiri sendiri-sendiri, yang satu mendasarkan pengertian kualitas di tangan kelompok masyarakat tertentu yang berpendidikan tinggi, sernentara yang lain mendasarkan pengertian kualitas pada aturan 49
mayoritas yang diekspresikan melalui rating penonton. Tentu masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelemahan dari penilaian berdasar rating adalah, rating selalu mudah dimanipula_sikan. Produksi program-program yang balk dan kontinyu membutuhkan biaya yang banyak. Ada sedikit perkecualian, ada juga program yang baik yang hanya membutuhkan dana sedikit, barangkali malahan program itu yang harus membayar kepada stasiun televisi, yaitu program promosi suatu produksi perusahaan, kegiatan atau sponsorship. Sementara, program kebudayaan yang berkualitas, seperti uyon-uyon, tan klasik, orkes simponi, dan diskusi yang mendalam tentang grafik, seniseni rupa, atau kesusastraan, sangat jarang ditayangkan. jika akhimya clisiarkan di televisi swasta, penontonnya biasanya hanya sedikit dan nilai komersialnya tidak mampu menutup biaya produksi. Oleh sebab itu, program semacam itu jarang ditayangkan, meskipun dengan pemikiran kreatif, program semacam itu mungkin saja rnenguntungkan. Pandangan Aristoteles mengenai tujuan manusia menikmati karya seni, yaitu memperoieh kebahagiaan, tentu dapat juga membantu memberikan kriteria kualitas suatu produksi seni tayangan program televisi. Aristoteles membagi tiga tingkatan kebahagiaan yang sekaligus dalarn tingkatan seberapa bermutu muatan seni dapat digolongkan. Tingkatan kepuasan yang paling rendah disebut kesenangan. Kesenangan adalah tingkat kepuasan yang lebih dipengaruhi oleh kecenderungan nafsu manusia, seperti seksual, keserakahan, pemilikan, dan penguasaan. Apabila sebuah karya seni hanya memiliki muatan untuk kebahagiaan pada tingkat kesenangan maka karya itu hanya berkualitas rendah. Tentu saja hal itu di dalam program televisi masih ditambah persoalan teknis penguasaan peralatannya. 50
Tingkatan kepuasan yang lebih tinggi lagi disebut kemuliaan. Dalam tingkatan ini muatan karya seni sudah menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan apa yang kita sebut nilai, seperti persahabatan, perhatian, pengabdian, kesetiaan, clan -pengorbanan. Karya seni daiam konteks kemuliaan bersentuthan secara tvajar dengar, muatan itu. Tingkat kepuasan yang paling tinggi disebut kebalikan. Dalam tingkat ini, suatu karya seni mengandung manifestasi nilai yang paling luhur dan hakiki, yaitu hakikat. hubungan manusia dengan lingkungannya, integrasi dengan seluruh permasalahan kehidupan secara uttuh dan jujur, serta menyajikan kemanusiaan yang universal. Dalam hal ini, muatan program menjadi re En "oagus rneskipun iebih suer rnem-produksinya supaya tetap menar;,k. Bertolak clari nemikiran klasik itu, ketiga tingkatan ini mengandung apa yang dalam pemikiran klasik disebut baik, benar dan indah. Kesulitannya, parameter untuk mengukur sampai sejauh mana kadar muatan baik, benar dan indah itu atau kesenangan, kemuliaan dan kebajikan itu, kurang begitu jelas. Seks dan kekerasan adalah realitas di dtmia kita sehingga televisi mau tak mau berhubungan deng-1. itu juga. Nany in, dal am prosesnya teiev, ..hanlcnvatidakmenoekcnlnitaci kekerasan untuk memperoleh keuntungan, dan menghargai kesucian seksualitas dalam kehidupan manusia. Penghargaan terhadap kesatuan moral dan psikologis penonton merupakan salah sate tantangan yang paling besar bagi para pembuat program, justru karena adanya pluralisme yang menjadi ciri dari penonton massa. Namun, pemilahan penonton Utak loisa dirnaafkan demi presentasi yartg dipotongpotong yang secara acak dan mensejajarkan yang stiri ilPngnn yang tidak senonoh atau yang amat mendalam maknanya 51.
dengan yartg remettremel-t. Presentasi yang dipotong-potor mengandung resiko ketidaklogisar dalam pengalaman tsar seharusnya menjadi satu kesatuan dan dalam tranforma pesan tertentu. Ketidaklogisan ini tidak hanya menggangg kesatuan arti dalam program-program tertentu, tetapi ini ju{ menyebabkan hilangnya arti dart seluruh pengalaman medi bahkan pengalaman seseorang dalam kehidupan- nyatany Kalau ini hams terjadi, teievisi akan kehilangan kemampue hun-LarLisrnenya yang pallig utzana dan rrLenjacii sebual-L kekuate dPhiirnanigasi (Jan kArutalan_ Untuk dapat mencapai kualitas berdasarkan orientasi bai benar, dan indah serta memenuhi kriteria kemuliaan da kebajikan, tentu kata kuncinya di sini adalah daya cipta.
52
sajian yang dapat rnenghidupkan seni instalasi sebagai program yang bagus. Dernikian halnya seal patung dan kriya. Format lain yang dapat dipakai untuk menyajikan materi produksi seni parneran adalah format dokumenter. Format dokumenter rnemungkinkan penonton mengikuti proses penciptaan mated seni itu, bahan bahannya, teknik membuat, clan wawancara dengan seniman penciptanya. 8entuk dokumenter semacarn ini sangat bagus untuk apresiasi seni. Biasanya program dokumenter boleti diberi ilustrasi musik, asalkan musik menyesuaikan diri dengan sajian mated produksi seni pamerannya. Narasi dapat menceritakan proses penciptaan itu. Jadi, penonton memahami bagaimana seni itu diciptakan dan bagaimana seharusnya dinikmati, 2. Program Hiburan Pop Program Hiburan Pop meliputi beberapa macam program entertainment balk berupa lawakan, musik pop, 'node show atau gabungan dari ketigatiganya. Setting atau tempat penyajian program dapat indoor, di dalam studio khusus atau gedung pertunjukkan, dapat juga outdoor, di lapangan terbuka dengan pariggung pertunjukkan. a. Program Hiburan Lawak Program ini dapat disajikan dengan berbagai macam format: format cerita atau kejadian, talk show lawak, lawak dengan musik, parodi atau lawak sindiran dan masih banyak bentuk lainnya lagi. Seorang produser biasanya akan mempertimbangkan format berdasarkan kebiasaan grup lawak yang ditampilkan atau menciptakan format sesuai dengan kemampuan pelawak yang ditarapilkan. Sebab terdapat kelompok pelawak dengan keniampuan intelektual tinggi, dalam hal ini dapat dipillh format parodi seperti Republik Mimpi dari Metro TV, atau format kejadian dalam bentuk komedi, seperti OB dariRCTI. Komidi berbeda dengan lawakan biasa. Apa yang lucu dalam 58
dan selibriti adalah Extravaganza dari Trans televisi. Program ini melibatkan banyak pemain dan banyak variasi sajian. b. Program Hiburan Musik Program hiburan musik, seperti musik dangdut misalnya, biasanya rnerupakan program primadona di televisi. Sementara musik jazz dan klasik sebagai program seni budaya masih mencari format dan penggemarnya. Menciptakan program musik pop atau dangdut dapat menggunakan berbagai macam format. Yang paling umum biasanya digunakan format musik klip. Variasi ilustrasi pemandangan atau suasana lewat efek atau ar,imasi sebagai latar belakang, dipadu dengaan penyanyi dan back voice-nya mcrupakan format klip yang konvensional. Sementara itu, untuk lagu-lagu yang bukan sekadar bercerita tentang cinta dapat didptakan suasana yang lebih kreatif. Format lain biasanya menggunakan bentuk life show, Stage atau panggung, balk indoor di dalam gedung, rnaupun outdoor di suatu lapangan, dengan tata pencahayaan yang warnawami, dibuat lebih heboh dengan laser dan camera movement yang sangat cepat geraknya. Dalam hal ini, yang perlu dipikirkan, penonton di rumah tidal( hanya ingin menonton suasana, melainkan juga artisnya. Banyak program musik yang hanya menyugulakca-n bayangan dan ingar-bingar musik dengan asap dry-ice tanpa pernah secara jelas memunculkan artis penyanyinya. Maka jadilah sajian asap, bukan lagi program musik. Sebagai entertainment, program hiburan pop, Lebih-lebih musik pop atau dangdut, daya tariknya sering diarahkan pada daya tank seksuai, balk melalui kostum maupun gerakangerakannya. Penari latar belakang daripada memberi suasana lagu, lebih dipakai sebagai daya tank seksual yang konon itu "berseni". Dalam live show semacam ini digunakan beberapa kamera yang memungkinkan sajian gambar menjadi sangat
60
bervariasi. Dalam tayangan bisa jadi tidak langsung, namun rekaman gambar, dibuat sebagaimana program yang disiarkan secara langsung. Format lain untuk sajian musik adalah format feature dan magazine. Bentuk format dapat dipelajari kemudian isian materi produksinya benipa musik. Fommt feature atau magazine ;intik rtrno -rarn rruncilc hiacanva cancral - rnisnarik IcarPna hPrvariasi dan dapat menampilkan reaksi dari kaum muda atau para pencipta jenis musik itu. Wawancara tentang proses terciptanya lagu atau riwayat hidup baik sang pencipta maupun penyanyinya mernberika.n daya tarik tersendiri. Apalagi kalau penyanyi atau grup musik yang bersangkutan, sedang in di kaiangan penggemar musilcz. I'vleskipun program semacam lilt tidal( meny-ajikan hArlynk larnl tpfapi IcArpnA rnonarripillcan cocain kb:IA-0g kohiciiipan
sang bintang, biasanya program semacam ini menjadi sangat dinanti dart digemari. 3. Tata Laksana Produksi Program seni budaya memiliki tata laksana produksi yang agak spesifik. Produser atau sutradara yang memiliki gagasan untuk 'Hemp' oduksi progtatu teisebut, hall-kb btbeV1 al 1,6 yang sungguh paktain rnengerai materi produksi dart cabang seni budaya yang akan dijadikan program acara televisi. Untuk itu, diperlukan riset agar konsep perencanaan produksi menjadi jelas bagi sutradara maupun crew yang akan melaksanakannya. Konsep dari produser atau sutradara harus jelas diimplementasikan dalam perencanaan, baik berupa floor plan maupun naskah, meskipun naskah berbentuk rundown sheet karena sistern nrnr1Illeci vanes
rlicnimalcAn hiacariva ar/ lih
Akan sangat perlu apabila sebelum pelaksanaan produksi, diadakan peninjauan latihan, sehingga kurang lebih para kamerawan dan crew, memiliki pemahaman yang sama seluruh jalan sajian. Sebab program semacam ini biasanya direkam atau 61
ditayangkan secara langsung dengan multikamera. Latihan sangat perlu, untuk menentukan posisi lampu dan kamera serta floor-plan. Banyak catatan perlu dibuat oleh sutradara untuk menghindari kekacauan dalam pelaksanaan. Sangat mungkin terjadi bahwa dalam sajian yang sungguh terjadi perubahan spontan. Dalam hal ini sutradara dan kamerawan harus siap untuk berimprofisasi dengan ketrampilan maupun kecerdasanriya. Biasanya seorang sutradara akan menempatkan sebuah kamera "keamanan" yang mengambil gambar dengan sudut pengambilan total shoot, sebagai transisi apabila terjadi perubahan mendadak di tempat pertunjukkan. Di dalam produksi klip, dibutuhkan naskah berupa treatment yang berisi teks lagu dan petunjuk tempat atau lokasi yang menjadi latar belakang kegiatan artis. Kostum dan blocking artis perlu ditulis juga di dalam treatment. Sementara untuk sajian bentuk live show, dibutuhkan konsep treatment yang jelas mengenai seluruh sajian yang harus disiapkan. Untuk program yang tidak disiarkan secara langsung, beberapa kesalahan dapat dibuang dengan mengedit gambar, asal sound tetap dipertahankan kesinambungannya. Bahkan adegan atau sajian yang kurang menarik dapat saja dihilangkan kalau perlu. Sesudah planning berupa konsep dan treatment jelas maka produksi dilaksanakan mengikuti treatment. Untuk produksi live show di studio atau melalui OB-van (Out side Broadcastingvan) di luar studio, pengambilan gambar mengikuti randown sheet yang sudah disiapkan. Proses produksi sebagaimana proses produksi acara biasa. Pada saat shooting dilaksanakan, di dalam produksi musik atau tari, kadang-kadang, untuk menghindari kesalahan, musik atau nyanyian sudah direkam terlebih dahulu. Penyanyi, penari dan pengiring rnusik hanya mengikuti hasil rekaman suara. Sistem ini disebut play-back. Dengan sistem play-back, 62
lokasi shooting clapat berganti-ganti berdasarkan konsep kreatif sutradara. Sistem ini juga menghindarkan gangguan suarasuara yang tidak diirtginkan masuk, kefika shooting sedang berlangsung. Di samping it kesalahan yang mungkin terjadi pada penyanyi, salah ucap atau nada turun atau fals kerena suatu sebab, dapat dihindari. Post production untuk program yang tidak langsung ditayangkan, berupa editing offline dan online dilakukan untuk rnemberi tulisan pada layar televisi (caption), seperti judul lagu, nama penyanyi, membuang atau rnemberi sisipan (insert) garnioar yang buruk dark Inertyempurriakan suaran.ya. lika trn.1-..1-p,,, daridan atau ctnck shnnt, rlalam editing skrip perlu dituliskan kode waktunya sehingga saat online materi dapat disisipkan. Setelah semua slap, diadakan preview sebelum program ditayangkan. B. Pengembangan Gagasan Seni tradisional kita tumbuh elan berkernbang dalam konteks situasi lingkungartriya. Terdapat iriteraksi sosiai yang k, antara sap, Frarlicinnal clan maQyarAkAftlyA Sni trarlicinnal ini meskipun muncul setelah Taman budaya tulis, namun masih berpola pada kebudayaan lisan pertaina. Daya hidup dan daya tarik banyak terganturtg dari terjadinya interaksi sosial. Tanpa ini seni tradisional terasa sangat hambar dan kurang rnertarik. Di dalam situasinya, seni tradisi ditonton oleh penonton yang secara sungguh-sungguh meivangkan waktu untuk menonton kesenian. Oleh 11<arerIa itu, lama Yak-+A sajian, 1wahrrapa ppnvilangan gprak atali arlegan; tirlak meniarii seal bagi penonton. Lelucon atau kejadian hebat dalam adegan biasanya rnendapatkan reaksi spontan dari penonton_ Dengan dernikian, pemain merasakan getar reaksi ini dan memainkan peranan semakin hidup dan bergairah. 63
Ketika seni tradisional ini masuk ke dalam program televisi, terdapat dua hal penting yang hilang. Pertama, interaksi yang terjalin antara pemain dan penonton. Kedua, perpendekan lama waktu sajian (duration) yang harus menyesuaikan dengan kapling waktu atau slot di televisi. Itulah sebabnya, beberapa seni tradisional mencoba tetap memasukkan unsur penonton di dalam televisi agar tidak kehilangan interaksi, misalnya lenong, kethoprak humor dan ludruk. Ternyata upaya ini cukup berhasil. Spontanitas yang sangat hidup karena reaksi penonton membuat pertunjukan ini menarik di televisi. Upaya lain dengan memperpendek lama waktu sajian dan mencoba mencampur dengan adegan-adegan Iuar studio. Wayang orang dan kethoprak sudah mulai dengan cara-cara seperti ini. Ternyata sajian itu cukup menarik. Trick terbang dengan chroma key sangat menarik dan lebih memberi suasana. Ini berarti seni tradisional itu menggunakan format sajian televisi. Kendati demikian tetap terdapat beberapa hal yang hilang. Keindahan dan ragam gerak tari hams dikurangi agar jangan melampaui slot waktu, ilustrasi gamelan sering tidak terdengar utuh, kecuali mereka yang sudah mulai dengan menciptakan garapan gending gending (lap) khusus untuk televisi. Akan tetapi, upaya-upaya yang hampir berhasil itu rusak oleh banjir sinetron kekerasan dan ABG di televisi. Pahlawanpahlawan dalam cerita tradisi kalah menarik dengan tokoh cerita film kekerasan dan sinetron ABG. Apalagi setelah sinetron dan hiburan musik muncul dengan unsur seksual yang sangat menonjol. Tiba-tiba seni tradisi kita di televisi semakin ditinggalkan penonton. Pada dasarnya seni tradisional bukan jenis seni komersial, is akan kehilangan daya tarik ketika berhadapan dengan program yang komersial. Apakah dengan demikian seni tradisional kita akan hilang di televisi? 64
Isi pertanyaan itu ditujukan bagi pengelola stasiun televisi dan para seniman seni tradisional. Dan pihak stasiun televisi diharap kesediaannya tetap meniberi kapling pada seni tradisional, betapapun tidak mendatangkan keuntungan komersial (meskipun bukan mustahil juga malahan laku dijual). Dari pihak seniman, seni tradisi harus terus mengupayakan pembaruan-pembaruan dari seninya untuk disesuaikan dengan kemasan televisi. Seni tradisional di televisi belum tamat apabila dikemas secara balk dan disesuaikan dengan format dan karakter televisi. Kethoprak Humor pernah muncul sebagai sajian yang paling disukai penonton dan ratingnya tinggi. Padahal Kethoprak Humor berangkat dari seni tradisi semacam ludruk atau lenong. Mengapa Kethoprak Humor menarik? Pertama, cerita legenda dengan keajaiban-keajaiban selalu menarik penonton. Kedua, dengan humor dan lawakan yang memikat iangsung dihadapan penonton sehingga penonton bereaksi spontan dan membuat pertunjukkan jadi hidup dan segar. Ketiga, artistik diolah dengan sangat memikat, seperti setting, kostum, dekorasi, dan pemain yang sebagian terdiri dari para selibriti dan pelawak ternama. Keempat, naskah dan pengadegan sungguh dibuat dalam format televisi. Seni tradisional kita biasanya iemah dalam naskah dengan format televi.4. Pengadegan sangat lama, tetapi tidak menwandang 5uspens dan surprise. Mungkin saja adegan agak lama asalkan terdapat suspens dan surprise atau humor. Artistik biasanya kurang memperhitungkan pola artistik televisi dalam hubungan dengan warna, setting, dekorasi dan pemain. Tidak jarang ucapan tokoh dalam cerita mengatakan kecantikan yang luar biasa dari sang putri, tetapi temyata pemain sang putri sudah tua dan kurang cantik menurut ukuran umum. Blocking dan akting pemain di dalam seni tradisional kita kebanyakan sangat 65
teaterikal dan kurang mampu menciptakan gerak wajar sambil bicara. Biasanya dialog diucapkan sebagaimana kalau mereka main di panggung atau di tempat pertujukkan umum, kaku dan kurang wajar. Bahasa sebetulnya bukan lagi merupakan persoalan sebab dapat dibuat subtitle. Masalah lain berupa langkanya sutradara seni tradisional yang memiliki pengetahuan mendalam mengenai bagaimana memproduksi acara dengan format dan karakter televisi. Masalah itu juga menyangkut pertanyaan siapa akan memberikan pendidikan televisi kepada sutradara-sutradara atau penulis naskah seni tradisional kita. Siapa membiayai mereka? Sebab biaya pendidikan di bidang produksi televisi mahal. Barangkali institusi-institusi kesenian perlu memasukan kurikulum pemahaman tentang format pertunjukan seni tradisi di televisi. Sehingga para seniman lulusan dari institusi tersebut dapat menciptakan format sajian seni tradisi di televisi secara tepat dan menarik. Kemasan seni tradisional di televisi melalui beberapa kemungkinan seperti itu pasti tetap menarik. Fenomena Kethoprak Humor telahmembuktikan. Namun, kenyataannya teori itu memerlukan pendidikan, praktek dan pengalaman. Untuk hal yang pertama saja, pendidikan, bagi penulis atau sutradara seni tradisional sudah kecil kemungkinannya. Apalagi untuk praktek dan eksperimen sampai mereka sungg-uh menemukan format dan karakter yang cocok bagi seninya dan sesuai juga dengan format televisi.
66
sr% 1 tiaD
ne
Prngrnm Ath: chnw TeieVici
A. Pengertian Dasar Program wicara di televisi, atau biasa kita sebut The Talk Program, meliputi banyak format, antara lain, vox-pop, kuis, interview (wawancara) baik di dalam studio maupun di luar studio clan diskusi panel di televisi. Semua memang dapat disebut Program Wicara( The Taik Program). Program ini tampil dalarn bentuk sajian yang mengetengahkan pentbiLcaclan be,7CUI OILS atau merlgerai sesuatu yang menarik, sc.-clar,g .1-‘ngat A;bira raka n_ rnasyaralcat, Rini] tanya-jawall persoalan dengan hadiah, yang disebut kuis. Apabila pembicaraan dilakukan oleh satu orang, program itu dinamakan program uraian pendek atau pernyataan (the talk program). Wawancara dilakukan oleh dua orang clan diskusi oleh lebih dari dua orang. Sementara program kuis di sajikan oleh seorang master kuis dan peserta. kuis. 1. Program Uraian Pendek atau pernyataan (The "Mk Program) .-.1.-vier;•-•;
ty
acara LC1.CV
paLta ociaL
rnurcul seorang presenter (penyaji) na.enc,qritakan sesuatti ;rang menarik. Presenter ini muncul di tengah suatu program feaiure„ di antara sajian acara musik, dan di awal suatu acara sebagai pembukaan atau dalam suatu acara cerita menarik yang 67
disajikan secara khusus. Penonton ini sedang menyaksikan the talk program. Uraian yang disajikan oleh seorang presenter di dalam acara televisi biasanya sangat pendek. Menceritakan sesuatu kepada penonton televisi tanpa ilustrasi gambar yang berganti-ganti terasa sangat membosankan. Membahas suatu kejadian secara panjang lebar di televisi tanpa ilustrasi gambar, sangat riskan apabila pokok bahasan itu bukan sesuatu yang sungguh menarik. Dalam situasi sehari-hari, misalnya seorang sahabatbersedia mendengarkan cerita temannya selama lima atau sepuluh menit, meskipun cerita itu tidak menarik, bahkan sangat membosankan..., demi sopan santun. Dalam hal ini, penonton televisi tak hams bersopan santun kepada presenter di layar televisi. Mereka memiliki kemungkinan untuk menonton program lain yang lebih menarik di saluran stasiun televisi yang lain. Mereka bebas memilih acara. Oleh sebab itu, acara mimbar di televisi apabila tidak sangat menarik baik penyajinya maupun materi bahasannya, hanya berarti memberi dorongan kepada penonton untuk memindahkan saluran ke stasiun televisi lain. a. Perencanaan Untuk itu, penyajian suatu program uraian di televisi harus memperhatikan beberapa hal sekaligus. Pertama, permasalahan yang diuraikan sedang hangat menjadi bahan pembicaraan umum. Kedua, persoalan itu sangat penting dan penonton membutuhkan penjelasan mengenai hal itu. Ketiga, uraian itu dapat membuat gembira penonton, baik karena pembawaan penyaji yang menyenangkan maupun karena materi sajian yang memang lucu dan membuat gembira. Sekilas Info, Renungan Bulan Puasa, Yang Aneh dan Nyata, Kornentar atau Editorial adalah contoh program uraian (the talk). Untuk mengetahui ketiga hal itu seorang penyaji hams sering mengadakan riset penonton. Seorang produser, pengarang 68
naskah atau presenter program televisi terus-menents rnengadakan riset penonton betapapun riset itu sifatnya sederhana dan sangat pribadi. Selalu ada hal bare yang menjadi perhatian penonton. Penonton televisi sering kali mengalami perubahan-perubahan. Jadi, produser atau presenter yang ingin acaranya selalu diikuti oleh penonton harus terus-menerus berusaha mengetahui minat pertonton. Presenter yang bait memiliki hariyak cerita manarilc. riangart cepat di antara program musik atau di awal program kuis is dapat menyajikan suatu mated yang menarik dan lucu, secara improvisatoris. Akan tetapi, sungguh kurang bijaksana menyajikan sesuatu kepada penonton televisi tanpa persiapan yang memadai sebelumnya. Produser, broadcaster, presenter adalah seorang pens ills naskah. Seyogianya is mempersiapkan dahulu apa yang akan diuraikan dalam 1-,..rentuk naskah. Naskah itu kemudian dikuasai clan inpniadi miliknya r Int; lk clicajilcan di "Ia.-Ivan penonton rirgrigan seolah-olah sebagai suatu cerita spontan. b. Tahapan Pelaksanaan Produksi Dalam mempersiapkan suatu uraian di televisi sebaiknya produser atau presenter membuat out-line dari sajiannya terlebih dahulu. Pertama-tama harus jelas maksud dad uraian ittE informasi, entertainment (hiburan), atau sesuatu yang serius. 1,a3LunLLCI-U6A11yC1JCLIUULLMI.C1.1.SUb1,11LaiLSeL/c16c111,JUL114..LAL. Presenter rit,ngAn sesuatuatss nng harusmemulai uraian membangldtkan rasa ingin tahu dari penonton. Kalimat yang rtantinya berupa ucapan pertama sebagai umpan ini biasanya berupa sesuatu yang merangsang rasa humor, pertanyaan atau isi pernyataan yang menantang pemikiran penonton. Setelah awal sajian yang merupakan umpan disampaikan, kemudian rnateri sajian yang sesungguhnya, bare diketengahican. piasanya pengalatnark hidup seha-ri-hari merupaka-n cerita yang MengPsAn knrPnA elPkAt dengar kehidiipan penord:on. Tidak y
69
hares pengalaman pribadi presenter yang mesti diceritakan, pengalaman orang lain, teman atau yang dibaca dari suatu majalah dapat pula berguna. Selebihnya cerita rakyat, leluconlelucon segar sebagai bahan-bahan yang menarik juga. Kalau program ini merupakan sajian khusus, seperti dalam acara Mimbar (agama, pengetahuan, keluarga, pendidikan), yang perlu diingat temyata semua bahan atau cerita itu hams membantu memperjelas tema yang disajikan dan mendorong penonton atau pendengar untuk mengikuti tams uraian itu. Dalarn penalisan program uralan, setiap produser, presenter atau penulis naskah terkadang memiliki kebiasaan yang berbedabeda. Beberapa langsung menulis pada komputer. Namun, ada juga yang biasa menulis dengan tangan dahulu naskah program acaranya, hal ini tidak menjadi soal. Yang penting sesudahnya naskah itu hams dibaca kembali secara kritis dan dikoreksi. Seorang penulis terkenal berkata, "Penulis yang benar tidak rnenulis, melainkan menuliskan kembali!" Maksud dad ungkapan ini jelas sekali, hanya dengan berkali-kali mengadakan koreksi dan memperbaiki naskah kembali maka seorang penulis dapat lebih memberikan bobot kepada hasil tulisannya. Sesudah dirasa naskah bagus, presenter hams berusaha memiliki dan menguasainya. lni berarti ia hams menghafai dan beriatih membawakan serta met tyajikan naskah itu secara lancar dan enak ditonton. Berbicara di televisi tidak semudah yang disangka. Pekerjaan ini membutuhkan banyak latihan. Presenter yang baik tak henti-hentinya mengadakan latihan sebagaimana seorang atlet. Perbedaannya hanyalah materi latihan. Sesudah seluruh bahan dikuasai kemudian rekaman dilangsungkan. Ketika itu, presenter hams membayangkan ia bukan sedang berhadapan dengan beratus-ratus penonton, melainkan dengan seorang penonton yang ia kenal sebagai sahabatnya. Artinya, dia tidak tampil dengan sangat kaku dan 70
resmi, melainkan rarnah dan penuh perhatian, meskipun yang ada di studio saat itu hanya juru kamera dan sutradara. 2. Program Vox-pop Suara Masyarakat Vox-pop kependekan Clan vox populi dalam istiiah Indonesia se'oagai "suara masyarakat". Artinya, suatu program yang mengetengahkan pendapat umum tentang silabi inncninh. Tujuan dari program ird dapat dibedakan menjadi dua, yaitu vox-pop sebagai program dan vox-pop dalam rangka penelitian. Vox-pop sebagai program mengetengahkan serangkaian pendapat umum mengenai suatu masalah yang sedang dibahas dalana program kepada penonton dengan maksud agar penonton juga dapat mengetahui bermacam-macam pendapat dari berbagai ()rang atau grup sehingga dapat dikonfrontir dertgan penuapafrLya serLdiri. rlaierLgan meragelcaLahui loerbagai pendapat itu peTiontea, cliajak linfiik i-Larpilair flan ITSPrrpPrtimbangkan, atau rnemilih pendapat mana yang sesuai dengan pendapatnya. Dari pendapat-pendapat itu produser dapat menarik kesimpulan mengenai tanggapan yang sebenarrtya dari masyarakat terhadap problem yang dibahas. Dari segi lain, vox-pop dapat pula dipakai untuk menunjukkan masalah itu sebagai masalah yang penuh dengan kontradiksi, apabila vox-pop tadi mengemukakan pandangan yang beriain-iainan sama selcali arttara orang -yang satu ya-ng lain. J-adi, p e r,onton dapat rnendudttkkan persoalan p,ada proporsi vanes sebenamya bahwa masalah yang dibahas itu masalah yang pelik. Vox-pop dengan tujuan dalam rangka penelitian dapat merupakan umpan bank dalam proses komunikasi mengenai suatu persoalan. Dalam hal ini, "masalah" bukan saja dibahas sendirian oleh produser (broadcaster), melainkan produser juga memperhatikan pula pandangan-pandangan dari berbagai pihak. Dengan demikian, proses komunikasi berjalan secara wajar (darn dua arah). 71
Meskipun vox-pop dapat merupakan program yang berdiri sendiri, tetapi biasanya program ini menjadi bagian dari program lain, yaitu program feature atau majalah udara (magazine). Sebagai bagian dari program lain, tema Mari vox-pop harts menyesuaikan dengan program utama. Apabila dibuat dengan baik, meskipun vox-pop hanya merupakan bagian dari program, tetapi isinya sering sangat menarik dan memberi aksentuasi yang kuat pada tema. Program vox-pop ini merupakan program yang dari tingkat perencanaan sampai peiaksanaannya membutuhkan aktivitaaaktivita a kill kakis sahagai hpriki t. a. Perencanaan 1. Menetapkan tema yang akan dipertanyakan. Untuk itu, bahan-bahan hasil riset penonton dapat digunakan. Lebihlebih kalau kita menginginkan terra yang benar-berkar aktual. 2. Menetapkan pertanyaan dari tema yang akan ditanyakan 'ice-pada masyarakat: pertanyaan jangakai tonal, panj artg, Rpriprhana, mullah ditangicap dan dimengerti. Seyogianya jangan membuat pertanyaan yang hanya menimbulkan tanggapartijawaban "ya" atau "tidak", melainkan bertanya mulai dengan kata-kata mengapa? dan bagaimana? Sebailcnya hanya ada satu pertanyaan untuk program ini. 3. Mencoba pertanyaan itu kepada beberapa teman teriebih dahulu dan tanyakan apakah me reka merasa mengerti dengan jelas maksud pertanyaan itu. Jika ternyata mereka merasa kurang jelas, perlu dibuat rumusan pertanyaan yang lain. 4. Menailih, reporter yang cukup terlatih untuk melaksanakan tugas Mi. Reporter ini akanmembawa kameramen ke lapangan. 5. Check-list "pertanyaan" -untuk -vox -pop. Ap-.kAh. r,umusan pertanyaan eaves c cukup Prhn na dan tidakterlalu paniang? Ya, tidak. 72
b. Apakah susunan kalimat pertanyaan cukup jelas? c. Apakah sudah dibuat pertanyaan yang tidak hanya menimbulkan jawaban "ya" dan "tidak"? d. Apakah pertanyaan itu mengena untuk tema yang dibahas? e Apakah It anya satu .pertanya.an saja untuk tema yang dibahas? 6. Menentukan siapa yang akan diberi pertanyaan. Untuk itu, prod-user dapat rnenetapkan golortgan masyarakat yang mana yang relevan untuk dimintai pendapat sesuai dengan topik yang sudah ditentukan. Ivlisabnya, masyarakat petard/ pegawai,
buruh,
nelay70-9â&#x20AC;&#x17E;
pedagartg,
pejabat,
atau
kombinasi dari semua itu. Sedapat mungkin diperoleh jawaban yang bermacam-macam: laki-laki, perempuan, orang tua, orang muda, anak-anak (kalau diperlukan). Semakin banyak macam jawaban yang diperoleh, semakin program irti kedengarart "hidup" clan "objektifi. 7. Menentukan tempat di 1-Rana pertanyaan itu diajukan. Sebaiknya pertanyaan diaj-ukan di tempat yang memberi suasana kehid_upart dari orang yang dimintai pendapat misalnya di kantor, di pabrik, dan di pinggir laut. Jadi, penonton melihat suasana ini sebagai latar belakang dan memberikan suasana "hidup" serta "sungguh-sungguh". Persiapan 1. Melatih dan menghafal pertanyaan yang ditetapkan. Agar tidak
membuat
suasana
kaku
dan
menimbulkan
kekhawatiran orang yang diberi pertanyaan, reporter hams menghatalican dan sebaiknya menguasai pertanyaan yang diajukan. Sangat perlu rnmAhnyn.
Tariff
bertanya serarnah-
rnPrPka riPngAn QPnAng (inn liPrAni
menjawab pertanyaan tanpa rasa curiga. 73
2. Berlatih teknik menggunakan kamera perekam video (video recorder) dan mikrofon secara betul dan lancar, sangat penting. Jika kamerawan dan reporter belum menguasai penggunaan kamera perekam video dan mikrofon maka ia mengalami kesulitan dalam mengajukan pertanyaan pada seseorang. Selain itu, ia membuang waktu sia-sia bagi dirinya dan bagi orang yang diberi pertanyaan apabila ia masih sibuk mengurus ini dan itu dari peralatan (kamera, perekam video dan mikrofon) yang tak dikuasainya. 3. Mempersiapkan dan meneliti sebaik-baiknya peralatan sebelum berangkat "berburu". Hal ini sangat perlu, jangan sampai ada alai yang kelupaan karena akan mengganggu diri sendiri dan orang yang ditanyai, jika reporter terpaksa menunda pertanyaan hanya karena ada sesuatu yang ketinggalan. Peralatan terdiri atas sebuah kamera, perekam video atau pada kamera digital sudah menjadi sate dengan kamera, mikrofon dan sebuah pita kaset video kosong. Dewasa ini untuk keperluan seperti ini umumnya dipakai comcorder atau perekam video yang di-dock (digabung) pada kamera. c. Teknik Pelaksanaan Menanyakan sesuatu hal kepada seorang yang belum dikenal dan sedang berada dalam tugas, kesibukan atau suatu urusan ternyata tidak mudah. Pertama-tama reporter harus menunjukkan sikap ramah dan sebagai teman. Hal itu dapat dilakukan jika dengan secara sopan dan simpatik ia memperkenalkan identitas dan mengemukakan keperluan secara jelas dan meyakinkan. Kalimat-kalimat seperti berikut ini dapat dipakai sebagai pembuka kata, "Selamat pagi (sore/rnalam) Saudara (Pak, Bu, Mas, dan sebagainya). Kami dari (sebutkan nama stasiun radio atau televisi Anda) dalam rangka program 74
(nama program) ... ingin mengajukan sebuah pertanyaan. Apakah Anda tidak berkeberatan untuk memberi jawaban atau tanggapan atas pertanyaan kami ini?" Apabila pribadi itu menyatakan kesediaarinya, reporter dapat langsung mulai mengajukan pertanyaan sambil memberi tanda kepada kamerawan menyiapkan tombol kamera video. Pertanyaan itu sendiri tidak perlu direkam. Akan tetapi, begitu selesai mengucapkan kata terakhir dan pertanyaan, kamerawan harus segera memijat tombol rekaman dan reporter mengacungkan mikrofon pada jarak sekitar 30 cm di hadapan pribadi itu untuk m.enangkap jawabannya. Sesudah seseorang memberikan jawaban, seyogianya kamerawan dan reporter mengucapkan terima kasih yang sebesarbesamya, kemudian ia boleh berlalu dari situ. Akan tetapi, jika pribadi itu berkeberatan, tetap perlu mengucapkan terima kasih dan permintaan maaf karena mengganggu waktunya, laiu reporter boleh berlalu dari situ untuk mendapatkan pribadi lain. Hal yang perlu diperhatikan jika membuat suatu rekaman di sebuah pabrik, di pasar, atau di jalan raya yang sangat ramai adalah jangan sampai suara pribadi hilang tertelan oleh suarasuara yang seharusnya menjadi latar belakang saja. Untuk itu, sebelum mulai menemui seseorang perlu dicoba terlebih dahulu level suara yang paling cocok. Sebagai percobaan reporter dapat merekam dahulu suara sendirL lalu cek apakah suara itu tertelan oleh suara latar belakang atau tidak. jika suara reporter cukup jelas kedengaran maka ia boleh terus. Namun, jika suara latar belakang temyata sangat mengganggu, lebih baik dicari tempat yang lebih tenang. d. Editing. Setelah diperoleh banyak jawaban dari berbagai lapisan masyarakat sesuai dengan rencana dan hasilnya dirasa cukup memuaskan, program dilanjutkan dengan tahap editing. 75
Editing dalam hal ini berarti mengadakan koreksi, memperbaiki, membuang yang tidak memenuhi syarat dan tidak perlu, kemudian menyusun kembali rangkaian jawabanjawaban itu sesuai dengan rencana program. Boleh jadi jawaban dari seorang pribadi terlalu panjang pause-nya. Pendapat yang lain kedengaran terlalu lemah, yang lain lagi menjawab secara panjang lebar dan bertele-tele. Di sinilah produser boleh mengedit jawaban yang berupa pendapat-pendapat sehingga kedengaran serasi dan jelas. Dalam editing program vox-pop, ada enam hal yang perlu diperhatikan untuk membuat program ini menjadi menarik. 1. Jangan sampai pendapat seseorang terlalu panjang lebar sehingga terasa mendorninasi pendapat-pendapat yang lain. Pendapat yang panjang boleh dipotong asal intinya tidak hilang. 2. Keseimbangan, keserasian dan variasi para penjawab harus diperhatikan. Misalnya dapat ditentukan jumlah penjawab sesuai dengan waktu yang tersedia: 2 orang tua perempuan, 2 orang tua laki-laki 2 perempuan muda, 2 lakilaki muda, masing setengah menit. Identitas pribadi tidak perlu disebut atau ditulis dalam caption. 3. Boleh juga menyusun secara berturut-turut antara pendapat-pendapat yang pro dan pendapat-pendapat yang kontra. 4. Dua buah pendapat yang isinya sama persis boleh dimasukkan dua-duanya justru untuk rnengekspresikan kekuatan dari pendapat itu. 5. Jika terdapat jawaban yang lueu sebaiknya ditempatkan di bagian akhir untuk menetralisasi pendengar dari ketegangan pendapatpendapat yang pro dan kontra. 6. Program ini jangan dibuat terlampau panjang meskipun diperoleh banyak pendapat. Qleh karena itu, sebaiknya
76
sejak semula ditentukan batas waktu. 1Jntuk program duratinn tioa mcpit 3.Program Wawancara (Interview) Macam program ini termasuk The Talk Show Program. Bentuk yang lain adalah diskusi panel. Dalam hal ini terdapat uua maLam
Wc1.11Lcild, yanu vvawaia,ara Mai SLIALLIU UdU
wawancara di studio. Cara rnemprnduksi prngam wawancara luar studio tidak jauh berbeda dengan cara memproduksi program vox-pop. Namun, wawancara studio memiliki beberapa persiapan dan cara memproduksi program yang berbeda. Memproduksi program talkshow wawancara yang baik di televisi irLerupakan. suatu kerja keras, karerLa program itu memerlukan persiapan-persiapan yang cukup banyak. Tanga persiapan yang sungguh-sungguh program ini hanya menjadi program yang membosankan dan ditinggalkan para penonton. Jika program ini disajikan dengan baik, penonton memperoleh sesuatu yang sungguh-sungguh berguna, bermakna dan bukan cAr ar l r rt r ne rr ir r, 3 1 11 f -1 1 1 - r narn1 - 1 1 1 . nno S Ar nle in, 1 1 1 n , cr
a. Perencanaan. Pertama-tama seorang produser atau pewawancara hams menentukan siapa tamu kita. Untuk itu, biasanya dipilih seorang tokoh yang populer di masyarakat dalam bidangnya, atau bisa jacii seorang tokoh kontroversi, di rnarta masyarakat 1oiasanya ingin tahn pandangan-partdangannya mengenai suatu peristiwa aktual. Setelah itu, produser atau pewawancara hams mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai tokoh it-u. Ada banyak kemungkinan untuk mengetahui tokoh yang menjadi tamu dalam program wawancara ini, seperti buku, majalah atau surat 1:-..abai yang pemalt memu.at teraang tokoh itu. Jika tokoh itu kerap kali diundang ceramah atau seminar, sering menulis di majalah atau surat kabar,. tulisan77
tulisannya dapat dipakai sebagai bahan untuk mengetahui pandangan-pandangannya sebagai bahan reverensi. Produser atau pewawancara ada juga yang mengenal tc.man dari Vaketh ibi yang rInpnt MPnjoin4Art hPhPrnpA hal menarik tentang tokoh itu, atau mengatakan tempat sebagai sumber informasi berharga mengenai tokoh itu. Berdasarkan semua catatan yang diperoleh dari surat kabar,buku, majalah, atau dari teman sang tokoh, produser atau pewawancara merencanakan sejuntlah perlarryaan. Pribadi tokoh yang akan diwawancarai sering juga kurang dikenal masyarakat. Jika demikian, produser atau pewawancara hams memiliki alasan yang kuat mengapa tokoh itu diwawancarai. Alasan-alasan itu perlu ditulis untuk menolong pewawancara rnem.buat suatu daftar pertanyaan agar tokoh itu dapat mombPriknn jnwahan gprara tPpAt clan TrWriglin.giC2pkari halhal yang menarik karena menguasai bahan dan bidang yang ditanyakan. Kemungkinan yang lain tokoh- itu dipilih untuk memperoleh informasi, pendapat atau kesaksian mengenai suatu kejadian yang terjadi akhir-akbLir int. F.),alam hal ini, pro-haser atau pewawancara bukan hanya harus mengenal baik hal kecil dari kejadian, melainkan juga mengenal banyak hal tentang pribadi tokoh itu terlebih dalam kaitannya dengan kejadian. Bagi produser dan pewawancara profesional semua hal itu bukan naerupakan kesulitan karena keloiasaan mereka membaca 1ouku, rrinjalah, dan snrat kabar. Produser atau pewawancara seharusnya bertanya kepada audiens atau masyarakat, apa yang ingin mereka ketahui dari tokoh itu. Dengan kata lain, produser atau pewawancara sebaiknya bertanya dengan pertanyaan-pertanyaan yang diinginkan oleh para penontor d; vans mengenai tokoh itu. Pewawancara yang baik akan pergi ke 78
supermarket, ke:luar kota, atau ke kelompok-kelompok mahasiswa dan berbicara kepada beberapa orang tentang tokoh yang akan diwawancarai. Dengan card ini produser atau pewawanuard mencoba mengetahui dan menemukan apa van; dipikirkan dan ingin diketahui oleh masyarakat atau penonton televisi. Untuk mernperoleh informasi semacam ini, sering pewawancara tidak perlu pergijauh. Seorang tamu yang kebetulan bertamu di kantor atau teman sate klub olahraga dapat mengatakan apa yang ingin ia ketahui dari tokoh yang diwawancarai. Sopir taksi yang ditumparkg,i untuk pergi kar ,tor dapat memberikan beberapa rangsangan ide untuk meiTustin rangkaian pertanyaan wawancara. Informasi apa pun dapat sangat memberi bantuan kepada seorang produser atau pewawancara yang sungguh-sungguh ingin melayani penontonnya. la mencoba berpikir dari apa yang menarik bagi penonton televisi dam bukan bagi dirinya a cPnrliri nrugnn kAta lAirlHHk trIlAk hca.pikitnyn pAri pPiniki ran dari penonton prograranya..Hal itu dilakukan ketika ia beketja menyusun pertanyaan. b. Persiapan. Setelah produser memiliki data lengkap tentang tokoh yang diwawancarai dan kurang lebih mengetahui pada apa a reg ingin diketahui oleh pemmton atau rnasyarakat, serta perrnasalahan apa yang ingin dimintakan penjelasan pada sang tokoh, produser siap membuat pertanyaan-pertanyaan untuk Program talk show wawancara. Pertanyaan wawancara seyogianya disusun mulai dari pertanyaan yang tidak terlalu berat. Satu atau dua pertanyaan _31 â&#x20AC;˘ â&#x20AC;&#x201D;1-1â&#x20AC;˘ -1.wsrai_akan uengan narapan WIWII LiCrupa penjcAasan Atn11 ikhticar dari permasalahan yang dibaha. Lewat pertanyaan itu diharapkan penonton kurang lebih memahami permasalahan yang akan dibahas dan posisi tokoh dalam permasalahan itu. 79
Sesudah itu pewawancara hams masuk pada inti permasalahan yang menunjukkan jawaban spesifik atau opini dan pandangan sang tokoh mengenai permasalahan. Per tanyaanpertanyaan perlu disusun dengan sangat kritis, meskipun jangan sampai memojokkan sang tokoh. Pertanyaan kontroversial kadang-kadang sangat disukai penonton, namun pertanyaan demikian sering membuat tamu kita kurang happy. Pewawancara perlu menjaga agar dalam wawancara, tamu tokoh kita tidak menjadi tersinggung atau dipermalukan. Oleh karena itu, beberapa pertanyaan tajam dicobakan terlebih dahulu kepada teman kita atau produser lain untuk melihat reaksinya. Jika dirasa susunan pertanyaan sudah baik maka sampailah kita pada tahapan pelaksanaan produksi. c. Tahapan Pelaksanaan Produksi Dalam memproduksi program wawancara setelah tokoh dipilih dan pertanyaan-pertanyaan tersusun dari hasil riset terhadap tokoh, produser atau pewawancara kemudian mengundang tokoh itu untuk melaksanakan program talk show wawancara di studio televisi. Untuk program talk show interaktif, biasanya sudah hadir penonton yang akan terlibat dalam program tersebut. Atau mungkin program tersebut ditayangkan tanpa penonton di studio televisi, tetapi interaktif dilaksanakan melalui telepon. Dalam dua cara program talk show wawancara, tokoh perlu diundang untuk familiarisasi dengan suasana terlebih dahulu. Caranya dengan mengundang tokoh 30 menit sebelum rekaman. Selama 30 menit pewawancara dapat m.emberi kesempatan kepada tokoh untuk membiasakan diri dengan suasana studio televisi untuk program talk show. Kesempatan ini perlu lebih bagi tokoh yang baru pertama masuk di studio televisi. Suasana, keributan persiapan, lampulampu, dapat membuat sang tokoh menjadi gugup. Jika terjadi demikian, pewawancara harus berusaha membuat santai 80
dengan sedikit humor atau mengajukan beberapa pertanyaan informal yang membangkitkan antusiasmenya. Jika semua sudah siap, program dapat dirnulai. Pertanyaan demi pertanyaan dapat diajukan dengan tenang atau disela sedikit dengan humor tanpa menyelewengkan permasalahan. Dalam hal ini, pewawancara iddak boleh memberi komentar atau arahan pada jawaban atau penjelasan tokoh. Pewawancara yang balk akan disiplin pada pertanyaan-pertanyaan saja. Satu hal lagi yang perlu, pewawancara biasanya menyediakan pertanyaan surprise, balk bagi sang tokoh maupun bagi penonton tanpa mempermalukan tokoh it-u. Dalam program talk show Interaktifâ&#x20AC;&#x17E; pewawancara harus atau kapan memberi kesempatan, bails kepada penonton di studio televisi, maupun penonton di rumah untuk mengajukan pertanyaan. Ia hams cekatan sekali mengambil alih pertanyaan apabila pertanyaan interaktif dari telepon mengalami gangguan atau terputus. Demikian juga is perlu sangat cekatan menanggapi atau menetralisir suasana, apabila terjadi ketegangan antara penonton di studio dengan tamu tokoh yang diundang. Hares diingat, bahwa dalam Program talk show semacam ini kemungkinan terjadi ketegangan sampai saling pelotot, bukan mustahil terjadi. Dalam hal semacam inilah kepiawaian seorang pewawancara sangat menentukan. Sebab apabila sampai terjadi kekacauan atau tindak kekerasan di studio televisi, akan sangat mempermalukan siapa pun yang terlibat dalam program tersebut. Pada akhirnya pewawancara menutup program dengan ucapan terima kasih. 4. Program Panel Diskusi. Program talk show diskusi atau panel diskusi di televisi swasta menjadi program yang cukup sulit. Pertama, sebagai program yang hanya rnenyajikan suatu pembicaraan sudah bertentangan dengan prinsip televisi yang audiovisual. Gambar
81
hams cukup hidup berupa kejadian dan bukan duduk omong melulu. Kedua, tempat pembicaraan dan orang yang berbicara tidak berpindahpindah selama beberapa waktu dan belum tentu wajah tokoh itu menarik, maka sangat mungkin penonton cepat menjadi bosan apabila pemilihan topik diskusi tidak menarik dan cara membawakan program tersebut juga tidak menarik. Program talk show Diskusi atau panel diskusi sebetulnya sebuah program yang dapat memperkaya wawasan penonton akan suatu permasalahan. Namun, tetap saja program tersebut tidak menarik jika tidak dilakukan upaya-upaya untuk membuat program menjadi menarik. Kunci utama dari kesuksesan program ini adalah kemampuan moderator dalam hal ini presenter dalam mengendalikan dan menjaga pembicaraan agar tetap segar, tetapi bisa jadi, juga tegang. Tentu saja topik dan pemilihan tokoh yang saling berhadapan dalam topik tersebut akan menjadikan perdebatan sangat menarik. Oleh karena itu perencanaan juga merupakan bagian yang penting. Program talk show Diskusi adalah program pembicaraan tiga orang atau lebih mengenai suatu permasalahan. Dalam program ini masing tokoh yang diundang dapat saling berbicara mengemukakan pendapat dan presenter berth-ak sebagai moderator --yang kadang-kadang juga melontarkan pendapat atau membagi pembicaraan. Jadi, pembicaraan itu tidak hanya dimonopoli oleh satu orang. Presenter juga hams mengetahui kapan saat yang tepat untuk memberi kesempatan kepada penonton terlibat dalam program ini, apabila program ini interaktif. Sekali lagi dalam hal ini presenter hams cekatan dan taktis menghentikan atau membelokan perdebatan apabila sudah mengarah pada bahaya kemarahan dan tindakan fisik. Dalam program ini suatu permasalahan dilihat dan bidang yang berbeda oleh sejumlah ahli, narasumber, atau tokoh yang menguasai bidang sendiri-sendiri. Kemudian presenter akan 82
mewakili penonton mengajukan pertanyaan kepada narasumber sesuai dengan I.Adang rriasal, rrLerigenai perrnasalahan tersebut. Boleh juga kadang-kadang presenter membandingkan atau mengkonfrontasikan pendapat dari narasumber, apabila program tersebut bukan interaktif. Pada akhir program talk show Diskusi panel, presenter menyampaikan pula resume dan kesimpulan dari apa yang dibicarakan. Program itli dapat menjadi program yang membosankan apabila tidak dilakukan upaya-upaya yang membuat program ini menarik. Daya tank program talk show diskusi atau panel diskusi, terletak pada topik pembicaraan atau permasalahan yang dibicarakan. Dalam hal ini, ada tiga kategori untuk mengetahui sampai seberapajauda permaszdaharlitu rnenarik. Pertama, rnasalah itu merupakan masalah yang Sedans menjadi perg,linjingan di masyarakat atau masalah yang sedang hangat di masyarakat, Kedua, masalah itu mengandung kontroversial dart konflik di antara masyarakat. Ketiga, masalah itu menyangkut atau bersangkut-paut dengan kepentingan masyarakat banyak dan masyarakat membutulikan informasi serta jawaban yang jelas mengenai per-masalahan tersebut. Selain permasalahan menarik, program talk show diskusi panel juga harus menghadirkan tokoh yang menarik. Ada tiga kategori tokoh yang menarik. Pertama, is adalah public figure m asy a rakat. . . 1 1 atau t uunt kpanut an) iwaua, sat an sat u toxon yang nalinrâ&#x20AC;˘ ahli afali (nano-cyan nalincr mpn cri Inca; biriano atall permasalahan. Ketiga, tokoh yang kontroversi, kritis dan vokal. Pembicaraan akan menjadi hangat, menarik dan penuh tantangan lewat tokoh-tokoh semacam itu. Seperti dikemukakan di muka program ini juga akan merrarik apabila presenter, yang membawakan dart memoderatori nrnOTAM ini. rnPna 'A/farm-Nil man crimhan ricrrolvie.a ra an .r,arab.râ&#x20AC;&#x201D;o----- â&#x20AC;˘ tokoh. Hal itu hanya terjadi jika presenter juga menguasai bidangnya dan dapat mengajukan pertanyaan atau menyajikan 83
permas-alahan
secara
thenetrik.
Presenter
yartg
tidak
meng,uasai permasalahan dalam program acara semacam ini hanya akan menurunkan suasarta, membuat acara tidak hidup dan membosankan. Memberi ilustrasi visual dari apa yang sedang dibicarakan menambah daya tank dan menghidupkan program ini. Hustrasi vi-sual dapat dipersiapkan walaupun program ini live. Karena permasalahan atau topiknya sudah ditentukan. Sementara, uupat
-pctLLct W C1.1%.1.U. C41.11_111.6, CIFCLUIla F14..161_0_111 LILT
inc.krr. Farinhih rlahiliii Marna rig pre-warn dapat 1Phit spmpl /ma dan menarik apabila ilustrasi cukup lengkap. Oleh karena dengan cara membuat rekaman dahulu program diskusi atau panel pada hari sebelumnya. Setelah hasil rekaman ditranskrip, A
berdasarkan transkrip itu dapat dicari ilustrasi visual dari footages atau stock shoot yang ada. Apabila stock shoot tidak ada, dapat dibuat liputan khusus untuk ilustrasi visual dari pernbicara_an ILEA. Sesuclah itu, ilustrasi visualisisipkan 1..(e pembicar-an yang sudah direkam. Hanya saja program yang direkam tidak munekin dibuat interaktif langsung. Kernungkinannya hanya dibuat interaktif di studio pada saat rekaman dengan mendatangkan kelompok penonton. B. Tata Laksana Produksi Produser menentukan topik atau permasalahan diskusi dengan riset. Hasil riset yang memenuhi kriteria materi prn..1 yang bail( dipakai sebagai topik. Denzan riset pula produser menentukan tokoh-tokoh yang akan diundang untuk produksi program talk show diskusi. Kemudian dipilih presenter yang mertguasai permasalahan dan dibuat perencanaan produksi. Produksi program talk show diskusi atau panel diskusi ini biasanya juga menggunakan sistem ad-lib.
Ra
Presenter keniudian menvusun permasainhAn pernhicarann berdasarkan bahan yang ia cari lewat buku-buku, surat kabar dan riset masyarakat. Disiapkan pula pertanyaan-pertanyaan apabila program itu berformat diskusi panel. la adalah wakil masyarakat, sebab itu ia hams paham apa yang ingin diketahui ()Leh masyarakat mengertai permasalahan itu. Pertanyaan Seyogianya disusun dengan mempertimbangkan tangga dramatik, vaitu dad yang sederliana ke â&#x20AC;&#x201D;tJ yang semakftt remit dan menegangkan. Pertanyaan-pertanyaan surprise perlu disiapkan agar program menjadi lebih dinarnis dan menarik. Pada hari penayangan atau rekaman produksi itu, seperti dalam program talk show wawancara, tamu-tamu dibiasakan terlebih dahulu dengan suasana studio. Sesudah itu barulah produksi dimulai. Sesudah rekaman, transkripsi langsung dikerjakan oleh asisten pengarah acura dart 1dugsLing dicarikan Kahant ilvictraci â&#x20AC;&#x2DC;Tici al Hari ctnek shnnt .mtal lip, itan pr, gram direkam lebih dahulu. Di dalam editing. ilustrasi visual disisipkan program utama. Kemudian siaplah program itu untuk suatu preview sebelum ditayangkan. C. Pengembangan Gagasan Program the talk show di televisi menjadi sangat popuier lebih ketika Opetuh Winfrey dan Larry King tampil sebagai prege.ntar ynng inPntnicublcari. Semula program wawancara adalah program yang membosankan ketika dibawakan seadanya, dengan tokoh yang tak menarik dan presenter yang tidak mampu menghidupkan. program. Kendatipun permasalahan atau topik menarik, apabila presenter tidak tahu bagairnana menghidupkan suasana, tetap saja program menjadi 4ak menarik. Daya tarik dari program taik show di. samping topik dan tamti toknh yang in enn rilc, adalah p,,,rtnnvnAn-pertanyaan 85
cerdas dan humor dari presenter. Kehebatan Winfrey adalah kemampuanya mengorek sernua permasalahan tamunya, sehingga sang tamu tak bisa berahasia lagi, meskipun tidak tersinggung juga. Inilah seni bertanya yang sangat bagus dan formula pertanyaan akurat, tetapi yang tidak menyinggung perasaan. Tentu saja kemampuan sedemikian ini, bukan hanya bakat, melainkan juga latihan, eksperimen dan pengalaman, sambil tak henti-henti terus belajar memperbaiki kemampuan rnaupun kecerdasan. Membaca buku adalah salah satu kunci penting dari kemampuan menjadi pewawancara di samping latihan dalam tampil. Membaca buku berarti terus menambah wawasan, kecerdasan, dan pengetahuan. Sehingga ketika kita berhadapan dengan suatu bidang pengalaman, kita tidak menjadi gagap, karena kita tahu berkat pengetahuan kita dari hasil membaca. Dalam program talk show banyak hal perlu dipersiapkan. Sense of humor mernang bakat dan pembawaan, namun bukan berarti tak bisa dipelajari. Kita dapat belajar dari para pelawak kenamaan, bagaimana mereka memforrnulasikan kata dengan susunan kalimat yang lucu dan bagaimana kemudian kalimat itu dibawakan atau diucapkan dengan tekanan yang tepat. Seorang atlet tak henti-hentinya berlatih untuk menjaga stamina, kekuatan dan instingnya. Demikian juga seorang presenter talk show yang baik. la takkan pernah berhenti belajar dan berlatih. Program talk show di masa kini tidak lepas dari humor. Sebab kebanyakan talk show adalah hiburan. Namun, kendatipun hiburan, seorang presenter dapat tampil menghibur dengan humor murah dan humor tinggi. Dalam hal ini kualitas dari kecerdasan dan kemampuan ketrampilan presenter yang menentukan. Biasanya penonton cepat bosan pada hiburan86
hiburan yang tidak kreatif. Kreatifitas hanya mungkin pada seseorang yang memiliki kecerdasan dan tents menerus mencari. Program talk show oieh karena banyak melibatkan pelawak sobagai presenter. l`slamun pelawak biasanya lebih menekankan segi humor saja, dibandingkan dengan topik serius yang menarik karena humornya justru muncul dari perrnasalahan itu. Presenter pelawak cenderung melucu, tetapi presenter yang baik kelucuannya justru bukan karena is melucu, melainkan dari pertanyaan atas topik yang serius itu. Bentuk lain program the talk show, adalah hiburan murni. Program kuis sebenarnya juga_menggunakan format talk show. Namu_n,. dalam program ini segi hiburan sangat dorrdnan. Pertanyaan pengetahuan sering hanya sekedar sarana untuk menghibur dan kadangkadang promosi produk yang mensponsori. Meskipun terdapat program kuis yang bermutu juga, narnun kebanyakan program ini adalah hiburan. Kemampuan presenter yang diperlukan dalam program ini, iebih kemampuan dalam menghibur, melucu, membuat gairah dan semangat, meskipun harts diakui, untuk menjadi master kuis yang menarik juga tidak gampang. Diperlukan latihan, kerja keras, dan pergaulan yang luas sambil nonton pengalaman orang lain dalam menyajikan kuis.
87
Bab 4 Ju nalistik Televisi
A. Pengertian Dasar Ketika orang berpikir, suatu peristiwa perlu dimengerti dan diketahui oleh banyak orang, dan bukan hanya satu orang seperti kalau seseorang mengirim berita melalui surat, maka orang mulai menciptakan suatu cara bagaimana berita-berita atau informasi yang sangat penting dapat disampaikan kepada banyak orang. Mula-mula kerja semacam ini dilakukan secara manual. Orang menyampaikan informasi secara tertulis, menggandakan secara manual dan disebarluaskan kepada orang yang dianggap semestinya mengetahui informasi itu. Karena informasi atau pesan itu ditulis dengan tangan (hams diperbanyak dan cepat sampai kepada orang lain), isi pesan hams sederhana (sitnplicihj), singkat (brevity), jelas (clarity), dan tepat (accuracy). Inilah prinsip-prinsip dasar pertama yang menjadi semacam asas penulisan jurnalistik (pers). Penyebaran surat edaran dianggap sebagai embrio kegiatan jurnalistik. Produk jurnalistik pertama dalam wujud surat edaran terbit di Roma Kuno, pada 59 SM, bernama Acta Diurna. Kemudian di Cina terbit Pula selebaran pendek yang disebut Pao pada jaman Dinasti Tang. Surat kabar berkala pertama terbit di Antwerp pada 1609 dan pada 1702 diterbitkan surat kabar harian pertama yang bernama Tice Daily Courant. 88
Di samping itu, akhirnya orang merasa tidak sernua peristiwa perlu disampaikan dan diketahui oleh banyak °rang. Peristiwa-peristiwa tertentu saja yang penting, esensial atau berrnakna yang sepatutnya diinforrnasikan. Cara menginformasikan pun perlu sangat jujur dan tidak bertentangan dengan fakta yang sebenarnya terjadi. Dad jpell.6kildlliall kemudian lahir QA jurnalistik dan pers tentang kejujuran (sincerity) dan kebenaran (the truth). Kebenaran itu meneandung pernahaman akan keseimbangan penyampaian informasi apabila terjadi argumentasi yang saling bertentangan mengenai suatu fakta. Dari pengalaman-pengalaman itu, penyampaian yang berturut-turut dan secara terus-menerus ini, seperti orang rnenuliskan sebuah buku atau catatan harian. Di dalam bahasa Perancis catatan harian clisebut journal. PAL ilrnu me.ngirirn informasi dan berita secara bias digabig jurrotktik_ ini mengandung pemaharnan periunya hubungan di dalam rangka sharing informasi yang merupakan wujud dari kemauan berkomunikasi. Di dalam jurnalistik, penyampaian informasi tidak hanya bersumber dari satu fakta, tetapi juga fakta-fakta lain yang soiling berhubungan harus dikumpulkan, diolah, disaning sehingga kejujuran dan kebenarannya terjamin. Secara tar,retis, informasi berita it- harus objektif. 11 tilUll karya jurnalistik yang baik. Pada kenyataannya hal itu sulit terjadi sebab situasi politik, keamanan, kepentingan, dan kekuasaan selalu saja dapat rnemengaz-uhi. Seleksi fakta untuk dipilih menjadi bahan irdotinasi atau berita akhirnya menggunakan beberapa asas yang menentukan batasan-batasan sarnpai sejauh mana fakta itu penting. inilah yang disebut nilai berita (news-value). Kejadian yang mertganCbmg nilai hprita morlipalcan_
(unu5ual;
kejadian yang luar biasa. Terdapat beberapa alasan meneapa hal itu menjadi luar biasa. Pertama, kedekatan (proximity) 89
dengan lingkungan masyarakatnya. Misalnya, berita huruhara di tanah air lebih bernilai berita tinggi dibandingkan dengan huru-hara di Brasilia. Selain kedekatannya juga kemasyhurannya (prominence). Peristiwa-peristiwa yang bersangkut-paut dengan nama-nama orang masyhur atau pembuat beritanya orang ternama, biasanya bernilai berita tinggi. Relevansi terhadap situasi sekarang (actual) dan makna yang penting (esensial) bagi nilai-nilai yang hidup pada suatu lingkungan, misalnya peristiwa-peristiwa manusiawi (human interest). Secara ringkas nilai berita bersifat esensial (human interest), unusual (kedekatan, kemasyhuran), aktual atau tepat waktu (time liness). Dalam hal ini, yang disebut unusual atau istimewa adalah sesuatu yang secara sederhana dapat dilukiskan lewat suatu anekdot: kalau orang digigit anjing itu bukan berita, tetapi kalau orang menggigit anjing, itu berita. 1. Jumalistik Media Cetak Kegiatan jurnalistik yang terorganisasikan, kemudian melahirkan apa yang dikenal dengan pers, yaitu usaha-usaha penerbitan karya jurnalistik yang berupa informasi dan berita. Usaha-usaha penerbitan atau pers itu memiliki kebijakan dalam hubungan dengan struktur masyarakat dan negara. Kebijakan itu kemudian menjadi orientasi dari karya jurnalistik yang berada dalam lingkupnya. Sebutan pers berasal dari cara kerja mesin cetak menekan huruf-huruf di atas kertas. Selanjutnya semua usaha penerbitan yang berhubungan dengan mesin cetak disebut pers. Ketika Gutenberg membuat terobosan teknologi dengan melahirkan mesin cetak, saat itu jurnalistik dan pers mengalami revolusi yang hebat. Informasi, pemberitaan, dan pers agency berkembang dan menjadi lahan yang mengandung masa depan. Para pencari berita pun kemudian memperoleh suatu fungsi yang sangat penting, dihormati, sekaligus ditakuti. Para 90
pencari berita ini disebut jurnalis atau ora_ng yang mernberikan laporan peristiwa-peristiwa Kemudian mereka disebut reporter atau wartawan. Mesldpun dunia jurnalistik dart pers berkembang dengan pesat, tetapi asas-asas yang dipakai tidak berubah, justru berkembang. Ada tiga prinsip jurnalistik media cetak yang hingga sekarang masih diikuti. 1. Pembaca (man as reader). Dalam hal ini, pembaca betas memilih topik, inforrnasi, atau berita yang &staked. Bertolak dari hal itu makasajian inform asi dan berita yang menyangkut berbagai bidang kehidupart sangat perlu disajikan sebagai _ Pembaca juga aktif memilih berita yang relevan bagi dirinya. 2. Prinsip right like your talk (bukan right as your talk). Yang pertama mengandung pengertian naratif dan tak langsung, sementara yang kedua mengandung pengertian deskriptif yang langsung. Sebagai wartawan, ia seharusnya mencoba untuk objektif, tidak boleh berpihak. Dalam kedudukan ini, ketika rrretrulis ia hart:Ls dalarrt posisi sebagai pit iak ketiga clan rnenuliskan berii-anya deng-n 1-ngs..4-1g (indirect) dan. naratif (menceritakan). Penulisan berita dalarn jurnalistik memerlukan pemaharnan mengenai karakter media itu. Beberapa prinsip penulisan ini dapat pula dipakai untuk bahan ac-uan. penulisan di media elektronik audio visual (televisi). Setelah wartawan memperoleh bahan berita, yang pertarna-tama perlu dilakukan ialah rnernastikan kebenaran berita dengan check and recheck ke beberapa amber yang relevan dart sungguh terpercaya. Sesudah itu, barulah ia menrasun konstruksi berita yang akan disajikart Lead berita perhi menjarli pPrhAfian ntama, cpila1-1 fond sebagai pengarah berita, di sampinz judul akan menjadi pertimbangan yang menentukan dari pembaca untuk mengikuti berita itu atau tidak. Oleh sebab itu, penulisan lead hams cermat, ringkas dan menarik perhatian ke arah pokok utama dari berita 91
yang disajikan. Beberapa keterangan pelengkap dan ungkapanungkapan tambahan perlu dihindari. Tidak bijaksana pula memenuhi lead dengan terlalu banyak fakta. Dalam hal ini, tidak perlu pula kita memasukkan prinsip 5W's H karena kalimat lead justru akan menjadi rumit dan membingungkan. Contoh: "Telah terjadi bentrokan sent slang tadi di depan kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat antara polisi dan pendukung Megawati. Mereka protes karena tidak boleh masuk ke halaman kantor pengadilan. Beberapa orang diamankan dalam bentrokan tersebut." Penulisan lead seperti itu terlalu rumit dan agak berkepanjangan. Dengan konstruksi yang ringkas, lead dapat lebih menarik dan mengena. Contoh: "Beberapa orang diamankan menyusul terjadinya bentrokan seru, karena polisi melarang pendukung Megawati memasuki halaman kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat." Penulisan judul berita biasanya dikerjakan oleh redaksi. Dalam hal ini, ada empat prinsip yang perlu dipahami untuk menyusun judul berita dengan memuat unsur-unsur berikut ini. Pertama, menarik perhatian pembaca. Biasanya pembaca tertarik sesuatu yang menyangkut keamanan diri, lingkungan dan negaranya, mengandung konflik atau kontroversial tentang sesuatu yang dahsyat. Kedua, menyimpulkan isi berita. Ketiga, menggambarkan suasana berita. Keempat, kalimat ringkas, jelas, merangsang. Paling baik apabila judul terdiri tidak lebih dari sepuluh kata. Judul sebetulnya merupakan sumber utama informasi dari peristiwa-peristiwa yang hari itu terjadi. Oleh sebab itu, bagi mereka yang tidak banyak waktu untuk membaca seluruh isi surat kabar, membaca juduljudul beritanya pun --kalau judul ditulis dengan baikâ&#x20AC;&#x201D; sudah 92
dapat memperoleh gambaran kejadian-kejadian yang panting hari itu_ Beberapa orang menyebut judul sebagai etalase, meskipun dalam kenyataan lebih dari itu. Selanjutnya dalam penulisan perlu menggunakan bahasa yang benar dart kata-kata atau istilah yang tepat. Tidak perlu menggunakan kata asing apabila kata itu tidal( menarnbah kejelasan, melainkan justru membingungkan. Dalam hal ini, lebih baik berpedoman sedikit kata banyak makna daripada banyak kata sedikit makna. Demikian juga dalam menyusurt kalimat, konstruksinya harus mudah diikuti dan logis. Ungkapan panjang atau anak kalimat, tidak boieh memisahkan pokok kalimat dan kata ketja (predikat). Katy sifat harus berdekatan dengan kata yang diterangkannya. Alinea-alinea harus disusun dengan sistematika yang benar dan setiap kalimat dalam alinea hams sungguh koheren. 3. Rumus konvensional 5 W's H (What, Why, Who, When, Where, How). Laporan jurnalis menyebutkan kejadian apa, sthab-sebab dari kejadian mengapa itu terjadi, siapa saja yang terlibat dalam kejadian, kapan kejadian itu terjadi, di many kejadian itu berlangsung, dan bagairnana berlangsungnya kejadian itu. Teknik penyajiannya dapat berbentuk piramida tegak atau piramida terbalik dan kronologis. Sistem dengan piramida tegak berarti penulisan naskah berita tidak terikat oieh waktu (timeless). Penulisan dapat dimulai dart yang kurang penting mengarah ke pokok permasalahan yang penting. Teknik penyajian dengan piramida terbalik dibuat khusus untuk berita yang penyajiannya sangat terikat waktu (time concern). Penulisannya mulai dari pokok persoalan yang penting sebagai lead. Kemudian menuju ke aspek-aspek lain yang melengkapi. Untuk berita dengan teknik kronologis, sajiannya berdasarkan pada urutan kejadian. Biasanya dipakai untuk menjelaskan sebab-musabab terjadinya suatu peristiwa. 93
Di dalam jurnalistik kita sering membedakan antara yang disebut .informasi dan berita. Secara umum dapat dikatakan, perbedaan antara berita dan informasi terletak pada fakta dan opini yang berupa pesan. Di dalam berita yang disajikan hanya fakta-fakta. Informasi yang bersifat penerangan, selain fakta juga terkandung opini. Jadi, secara singkat dapat dikatakan berita adalah penyampaian kejadian-kejadian (fakta) yang bernilai berita oleh wartawan melalui media massa. Sementara itu, informasi atau penerangan memberikan refleksi instruktif sedemikian rupa sehingga diharapkan pihak kedua dapat memberikan tanggapan atau terjadi perubahan sikap sebagai akibat adanya instruksi. Pemberitaan tidak perlu demikian. Semua pemberitaan merupakan informasi, tetapi tidak semua informasi atau penerangan disebut berita. Berita hanya mengandung fakta, peristiwa dan bukti, sedangkan penerangan adalah berita yang mengandung sugestivitas. 2. Teori-Teori Pers dan Jurnalistik jurnalistik dan pers tidak dapat terlepas dari hubungannya dengan struktur sosial dan politik lingkungan masyarakat dan negara. Hubungan ini membentuk sistem yang dianut oleh pers dan jurnalistik di lingkungan itu. Di dalam perkembangan pers dan jurnalistik dikenal empat macam teori yang menjadi acuan dari sistem-sistem pers dan jurnalistik negara-negara di dunia. a. Teori Otoritarian Teori ini muncul diawal lahimya mesin cetak dan diakhir masa Renaisans, ketika negara-negara Eropa kebanyakan masih menganut sistem pemerintahan monarki absolut. Berkembang mula-mula di Inggris pada abad ke-16 dan ke-17 tatkala pers dan karya jurnalistik digunakan oleh penguasa untuk membefi informasi kepada rakyat tentang kebijakan-kebijakan yang 94
perlu diketahui dan dilaksanakart. Pars dan jurnalistik wajib mendukung kebijakan. kerajaan. Paharn ini bertolak dari anggapan, kebenaran adalah hasil dan sekelompok cendekiawan dan orang bijak yang memiliki kewajiban membimbing dan menentukan arah kehidupan rakyat kecil. Jadi, kebenaran tak ada di Iingkurtgan rakyat kecil, melainkan dekat dengan pusat kekuasaan. Penguasa langsung berwenang mengawasi dan menentukan kebijakan pers dan jurnalistik. Dalam situasi itu salah satu fungsi pers dan jurnalistik untuk menyampaikan kebenaran objektif kepada masyarakat dan menjadi pengawas pelaksanaan pernerintahan menjadi hilang. Kebebasan pers dan jurnalistik sangat bergantung pada pemerintah yang memiliki kekuasaan mutlak. b. Teori Libertarian Teori lahir ketika perturnbuhan demokrasi politik dan paham kebebasan berkembang pada abad ke-17, sebagai akibat revolusi industri dan digunakannya sistem ekonomi laissez-faire. Kemerdekaan koloni-koloni di Amerika dan Revolusi Perancis (1789) dengan semboyan liberty, egality, fraternity ikut serta rnengembangkan pers libertarian. Di dalam Revolusi Perancis dikeluarkan Declaration des droits de l'homme at citoyen, yaitu pernyataan hak-hak manusia dan warga negara. Pemikiran filsafat pada masa A.ufilarung semakin menurabuhkan iklim kebebasan pers sebagai salah satu aspek dari hak-hak asasi manusia. Kebenaran tidak lagi dianggap milik penguasa, melainkan hak mencari kebenaran merupakan salah satu hak asasi manusia. Manusia dianggap tidak perlu diarahkan sebab memiliki akal yang memberi kesanggupan untuk menentukan mana yang benar (kebenaran) jika dihadapkan pada buktibukti yang sa_li_n_g bertentangan dan piliharapilihan altematif. Kedudukan pers dan jurnalistik dalam hal ini sebagai mitra dalam mencari kebenaran. Dengan demikian, pers hares babas 95
dari pengawasan dan pengaruh pemerintah. Agar kebenaran muncul, semua pendapat hams memperoleh kesempatan yang sama untuk dikernukakan. Hants ada pasar bebas pemikiranpemikiran dan informasi. Bukti dan argumen-argumen yang menjadi landasan bagi masyarakat untuk menentukan kebenaran dan mengontrol kebijakan pemerintah. Inilah sebabnya di Amerika Serikat, pers menjadi semacam lembaga keempat di dalam pemerintahan. c. Teori Totalitarian (Pers Komunis) Pers yang berpegang pada asas-kebenaran berdasarkan teori Marais. Pers bekerja sepenuhnya sebagai alat penguasa, dalam hal ini partai komunis. Partai komunis dalam pengertian Marxis adalah rakyat. Berdasarkan pemahaman itu pers hares mengikuti kebenaran rakyat, yaitu partai yang substansinya adalah pemerintah. Teori pers dan sistem jurnalistik semacam ini mirip teori otoritarian. Perbedaannya teori otoritarian memungkinkan pers dimiliki oleh swasta. Usaha swasta itu hams mendukung kebijakan pemerintah. Sementara itu, pers komunis dikuasai dan dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah, yang dalam teori disebut manifestasi dari kehendak rakyat. Itulah sebabnya, menurut masyarakat komunis, pers Amerika Serikat tidak bebas, karena tunduk pada kepentingan bisnis. jadi, mereka tidak dapat menyatakan kebenaran menurut pandangan Marxis. Fungsi pers komunis adalah memberi bimbingan secara cermat kepada masyarakat agar masyarakat terbebas dari pengaruh-pengaruh luar yang dapat menjauhkan masyarakat dari cita-cita partai. Merturut orang Amerika Serikat, pers semacam itu merupakan alat indoktrinasi pemerintah. Kedua sistem itu sama-sama menggunakan kata kebebasan untuk masyarakat. Hanya bagi Amerika Serikat kebebasan masyarakat berarti kepentingan bisnis, sedangkan bagi masyarakat komunis berarti kepentingan partai. Dalam hal ini, pers komunis 96
harus melakukan apa yang terbaik bagi partai dan mendukung partai sebagai sikap dan perbuatan moral yang berorientasi pada kepentingan rakyat. Menurut anggapannya rakyat adalah partai. d. Teori Social Responsibility (Tanggung jawab Sosial) Berkernbang sebagai akibat kesadaran pada abad ke-20, dengan berbagai macarn perkembangan media massa (khususnya media elektronik), menuntut kepada media massa untuk memiliki suatu tanggung jawab sosial yang bare. Para pemilik danpengelola pers menentukan siapa-siapa, fakta yang bagaimana, versi fakta yang seperti apa, yang dapat disiarkan kepada masyarakat. Teori ini menganggap kebebasan mutlak banyak mendorong terjadinya dekadensi moral. Oleh karena itu, teori ird memandang perlu pers dan sistem jurnalistik menggunakan dasar moral clan etika. Pers perlu melakukan tugas sesuai dengan standar-standar hukum tertentu. Dalam hal ini, kebebasan pers tetap dipertahankan dengan menambahkan kewajiban, kebebasan yang .dimiliki perlu disertai tanggung jawab sosial dan kecenderungan berorientasi pada kepentingan umum, baik secara individual maupun kelompok. Sementara itu, masyarakat perlu merasakan tanggung jawab sosial secara nyata. Perti_mbaxtgan tanggung jawab sosial tidak begitu mudah sebab kriterianya pada acuan kepentingan masyarakat yang sangat plural. Selain itu, tetap banyak kepentingan yang ingin menguasai pers sebagai alat kepentingan tertentu. Standar-standar hukum, kesepakatan sosial dan kepentingan kemanusiaan merupakan acuanacuan yang menjadi ukuran tanggung jawab sosial. Empat teori pers itu menjadi acuan sistem dan orientasi jurnalistik bagi pendukung-pendukungnya. Di Indonesia berlaku sistem pers yang disebut Pers Pancasila. Sistem ini mendasarkan sikap dan perilaku pers di Indonesia pada
nilaiy7
nilai Pancasila dan UUD 1945. Kebebasan pers yang merupakan hak asasi harus pula disertai kewajiban yang asasi, yaitu tanggung jawab. Dengan demikian, konstruksinya adalah kebebasan pers yang bertanggung jawab. Pers berfungsi sebagai penyebar inform.asi yang benar dan objektif, penyalur aspirasi rakyatdan kontrol sosial yang konstruktif. 3. jurnalistik Baru Jurnaliatik baru merupakan gaya penulisan jurnalistik dengan teknik penulisan novel sastra. Fakta dan realitas konkret dikemas sedemikian rupa sehingga enak dibaca dan kaya nuansa meski unsur realitas faktual tetap dijaga keutuhannya. Reporter bukan raja sebagai pengamat, melainkan juga mengadakan pendekatan langsung pada peristiwa tempat is terlibat secara emosional. Dalam konteks ini,.penataan laporan disusun sedemikian rupa sehingga hal yang menyangkut sentuhan rasa terungkapkan. Kekuatan jurnalistik baru terletak pada sentuhan rasa. Dalam laporan biasa fakta didekati secara dingin. Masyarakat diberi tahu agar mengetahui dan membuat seleksi sendiri terhadap semua informasi yang disajikan dalam berita atau karya jurnalistik yang lain. Namun, dalam format jurnalistik baru secara emosional masyarakat dilibatkan pada peristiwa sebagaimana keterlibatan emosional dari reporternya. Bukan untuk memengaruhi masyarakat dalam rangka mendorong suatu tindakan, melainkan mengembangkan interaksi moral dan spiritual. Muatan moral dan spiritual itu mengembangkan kembali penghargaan terhadap nilai-nilai kehidupan dan kemanusiaan. Kalau sekelompok orang membaca berita dalam format jumalistik baru tentang meletusnya gunung Merapi dan korban yang jatuh, berarti bukan hanya agar mereka tahu dan menyatakan 98
"fAh kasihan, tapi untung daerah kits aman"; bukan pula agar mereka tergerak untuk rnemberi bantuan, melainkan agar secara moral terjadi keterlibatan social. jadi, siapa pun tanpa membedakan kedudukan dan kedaerahan merasa menjadi bagiani dari mereka <yang sedans- terkena musibah. sehingga mamiliki kepPriiilinnâ&#x20AC;&#x17E; Sprnra spiritirAl macyArakAt
akan ketidakberdayaan manusia terhadap alam dan Pencipta, yang senantiagn menghargai keberadaannya di tengah lingkungan. Dengan demikian, ketika dorongan nafsu serakah untuk menguasai segala-galanya timbul, sentuhan perasaan dari pengalaman bencana Merapi selalu menjadi pertimbangan. jurnalistik baru mula-mula berkernbang di Amerika Serikat 1.0C1 LALLICIJ. 04:11.1 L-161.1
hart]
Gays
LLILI-PFGL Lla CL L.
LALL I.C111il Llh
CLVI-IL11. F.C.L I. LA 11,7C11
The Nev York Times. Bertolak dari karangan Talese (1962) di majalah Esquire yang berjudul Joe Louis: The King as Middle Aged Man, reportase yang bergaya cerita pendek. Kernudianberkembang gaya-gaya penulisan serupa yang akhimya diminati pula oleh banyak lingkungan pembaca. Pelopor lain ialah Tom Wolfe dan Hunter 5. Thomson yang mengembangkan gay-a penulisan jurnalistik baru. rnnninn wartawan
1....atant juiluau
trIU V271
6ay
7
cl uLL
hnnya lrâ&#x20AC;˘TArat na ra mraTairilcari iga clan Vic,
p Lu. nT ya-rig
L Val
L
nrt
sentuhan perasaan. 4. jurnalistik Televisi Perkembangan media massa elektronik mendorong pemikiran baru di bidang jurnalistik. Media massa elektronik terutama televisi elemen yang berbeda dengan media massa cetak `per').Mediairtassatelevisiadalahmediaaudic.)visual.Terdapatslamnna,l xrn
xy;
NAnTI,1,111-ricrlea7-Narsirkfrvrty,ci
atauberita di dalam media televisi. Meskipm media cetak kadangkadang juga menggunakan elemen visual (foto, grafis, dsb.), 99
namun elemen utama yang menjadi sarana ungkap adalah tulisan: kata-kata atau kalimat. Oleh sebab itu, media cetak berorientasi pada kekuatan pemikiran dan ungkapan verbal, sedangkan media audiovisual berorientasi lebih-lebih pada pemikiran dan ungkapan visual. Elemen audio merupakan pelengkap dari elemen visual. Dalam elemen audio terkandung unsur penulisan (naskah) yang menggunakan prinsip-prinsip pemikiran verbal. Oleh karena itu, meskipun dalam media audiovisual, unsur visual yang dominan, namun unsur verbal diperlukan untuk penyusunan naskah audionya. Naskah itu dapat menambah informasi atau kejelasan dari liputan visual yang muncul. Jadi, di dalam jurnalistik televisi atau sebetulnya pada semua program televisi elemen audio diperlukan sebagai pelengkap informasi dari tayangan visual. Yang lebih penting, bagaimana menyusun dan menyajikan tayangan visual sehingga dengan menyaksikan gambar saja, penonton seolah-olah dibawa untuk menyaksikan peristiwa yang terjadi. jumalistik televisi bertolak dari orientasi audio visual. OIeh sebab itu, apa yang dilaporkan oleh reporter adalah berita atau informasi untuk mata dan telinga. Berbeda sekali dengan jumalistik media cetak. Pembaca dapat mengulang kalimat atau ungkapan tidak jelas yang dibaca dari majalah atau surat kabar. Namun, penonton televisi tidak mungkin meminta penyiar untuk mengulangi ungkapan-ungkapan dari berita yang Baru saja disampaikan. Hal ini berarti sajian tayangan gambar atau yang Iazim disebut image visual hams jelas (sudut pengambilan tepat, fokus gambar tajam, gambar tidak goyang), urutan tayangan gambar runtut (mudah dimengerti dan diikuti perkembangan rangkaian gambar), materi visual cukup (tidak diulang-ulang gambar yang sama untuk memberi ilustrasi pada talking head atau penjelasan seorang otoritas), dan penjelasan 100
narasi atau laporan verbal tidak bertele-tele, sederhana dan tepat. Berlaku rumus ELF: Easy Listening Formula. Penulisan berita di surat kabar dan televisi sangat berbeda. Yang perlu diingat kalau seseorang niembaca surat kabar, meskipun di sekitarnya terjadi berbagai macam aktivitas, tetap saja is dapat konsentrasi pada apa yang dibaca. Karena membaca tidak menggunakan unsur pendengaran, sedangkan menonton berita di televisi, seseorang hams menggunakan mata dan telinga. itu berarti kejadian sekitar dan suara di sekitar akan mengganggu telinga dan mata dalam mengikuti siaran berita. Oleh karma itu, beberapa cara penulisan berita di surat kabar dan televisi tidak sama. Meskipun demikian, prinsip dasar penulisan dengan bahasa yang baik seperti diuraikan dalam jurnalistik media cetak tetap saja dapat digunakan. Hanya bedanya media televisi menggunakan bahasa tuturan yang komurdkatif. Penulisan berita dalam jurnalistik televisi hams menghindari sesuatu yang rumit. Di surat kabar menulis berita bisa seperti berikut ini. "Unjuk rasa mahasiswa di Universitas Anusapati membukbahwa mereka cukup kritis menanggapi permasalahan sosial yang timbul di negeri ini, demikian dikatakan oleh Prof Dr Panyarikan, M.Kom., Rektor Universitas Anusapati, menjawab pertanyaan beberapa wartawan". Penulisan itu dapat dipahami oleh pembaca berita di surat kabar sebab mereka dapat mengulangi membaca lagi kalirnatkalimat itu. Namun, bagi penonton televisi kalimat itu men jadi cukup rumit untuk didengarâ&#x20AC;&#x17E; diingat dan dimengerti. Kalimat dan penulisan berita berikut ini lebih sederhana dan sesuai bagi penulisan di televisi. "Menurut Prof Dr Penyarikan, unjuk rasa mahasiswa Universitas Anusapati membuktikan sikap kritis mereka terhadap permasa.la_han sosial di negeri ire". 101
Di surat kabar sangat biasa disajikan gambar grafik dengan angka-angka yang rumit. Pembaca dapat melihat dan mengerti karena mereka dapat berkonsentrasi cukup lama pada materi itu sampai paham sungguh-sungguh. Sementara itu, gambar grafik di televisi dengan garis-garis yang rumit dan angkaangka yang kecil tidak membantu banyak kepada penonton untuk memahaminya karena waktu yang tersedia untuk melihat sampai jelas sangat terbatas. Angka dan garis yang rumit di pesawat televisi talc mungkin dilihat secara jelas. Menyajikan informasi dan berita di televisi perlu menghindari banyak hal yang rumit. Penonton hanya memiliki kemungkinan dan kesempatan sekilas. Penulis naskah berita perlu menghindari angka-angka pecahan, gelar-gelar yang panjang atau huruf di tengah nama. Ungkapan angka U$ 17.177 kalau tidak begitu penting dapat disebutkan dengan pembulatan 17 ribu dolar. Atau dengan kata lebih kurang 17 ribu dolar. Demikian juga nama atau jabatan, misalnya Rektor Universitas Anusapati Prof.Dr.Penyarikan F Siahaan, M.Kom. dapat dipersingkat dengan Rektor Anusapati Prof. Dr. Penyarikan, dan seterusnya. Kalimat-kalimat panjang perlu pula dihindari. Beberapa ahli berpendapat penulisan berita atau informasi di televisi tidak tepat apabila menggunakan kalimat-kalimat panjang. Idealnya setiap kalimat terdiri dari tidak lebih dari lima belas kata. Masalahnya bukan sekadar jumlah kata, melainkan kalimat yang panjang biasanya kesatuan pikirannya akan menjadi kabur. Oleh karena itu, yang penting menyusun kalimat dengan urutan Iogis, satuan pikiran yang mengalir dengan runtut dari awal sampai akhir. jurnalistik televisi adalah jurnalistik audio visual. Unsur visual dalam sajian berita atau laporan di televisi mengandung peranan penting. Dalam hal ini, hasil liputan audio visual yang dilakukan oleh reporter dan juru kamera televisi menjadi bahan 102
utama dalam penyusunan berita. Oleh karena itu,"\kehadiran reporter UL tempat kejadian clirasa member-k-- -nilai dan dava tarik yang kuat pada hprita yang dicarnpaikart. nAlAm hal ini, dikenal sistem ROSS dengan penyaji berita yang disebut newscaster karena is juga pencari, penyeleksi, pengolah dan penyusun berita. ROSS singkatan dari Report-er on Inc spot and un Lae screen
Reporter berada di lokasi dan miTnrill di televisi rnpiaporkan sendiri kejadian di situ. Reporter on the spot and off the screen. Reporter berada di tempat kejadian, tetapi gambarnya tidak rnuncul di iayar, hanya suaranya atau laporannya dibacakan.
Reporter off the spot and on the screen Reporter tidak berada di tempat kejadian, tetapi sebagai redaksi yang menyusun dan menyampaikan laporan dari sumber. Sumber berita.lewat telepon, teleks, faksimile dart muncul di layar televisi. pu r i-c VD 11i Jpuq.
14M4
Ull LUG butecri
Reportertidakberadaditemnatkeiadian dan tidak mu n cul di Iayar televisi. Namun, is mengumpulkan, rnenyeleksi dan menyusun berita yang diperoleh dari sumber-sumber berita. uaiam jurnalistik televisi, Unsur visual bukan sekadar nsr tambahan atau dukungan pada berita verbal. TLinsur visual merupakan sajiart berita itu sendiri, bukan sekadar ilustrasi dari uraian berita verbal. Unsur visual justru memiliki nilai berita yang iebih tinggi dan Iebih objektif. Betapapun kecilnya, pembuat berita verbal masih mengikutsertakan opini di dalam kalirnat-kalimat yang disusun. Namun, gambar kej—lian
-1-1—n art,' tertentu. clleh karena sudut 103
pengambilan clari kamerawan pada objeknya dan pemikiran gambar untuk ditayangkan atau dibuang oleh editor, tetap saja dapat dikatakan subjektif. Hanya bagaimanapun peristiwa sebagai kejadian yang diliput tetap objektif. Untuk sajian unsur visual dikenal empat materi berupa gambar hasil liputan. 1. Visual Object and Hot News (VOHN). Materi visual basil liputan peristiwa atau wawancara dan isi pernyataart saat itu. Beberapa lingkungan masih menggunakan istilah visual aids (gambar pembantu atau ilustrasi). Namun, istilah itu kini tidak tepat lagi mengingat dalam jurnalistik televisi gambar tidak lagi sekadar sebagai ilustrasi berita. 2. Shooting on the Field Operation Back-up (SFOB). Tambahan liputan untuk melengkapi materi visual yang sudah ada. Sering kali seorang otoritas menguraikan sesuatu yang penting selarna satu atau satu setengah menit. Apabila selama itu hanya wajah otoritas itu yang dimunculkan, sajian akan terasa lamban. Oleh karena itu, diperlukan gambar-gambar tarnbahan dari apa yang diuraikan. 3. Full Library Operation Back-up (FLOB). Seluruh rnateri visual yang diperoleh dari kepustakaan, seperti stock shoots, foot-ages, dan grafik yang lain. 4. Gabungan dari ketiga materi itu. Karena unsur visual merupakan unsur yang cukup penting maka kerja sama antara reporter dan kamerawan hams terjalin dengan baik. Mata dan pikiran mereka seolah satu. Aneh sekali jika kamerawan dalam rneliput suatu kejadian memiliki point of interest sendiri, sedangkan reporternya memiliki perhatian yang berbeda. Suatu tim liputan biasanya terdiri dari dua atau tiga orang: seorang reporter, seorang kamerawan, dan seorang pembantu. Namun, sering terjadi hanya reporter dan kamerawan. 104
Sebetulnya dua-duanya reporter. Hanya yang seorang melaporkan kejadian secara verbal, sedangkan yang lain secara visual atas peristiwa yang sama. Oleh karena itu, untuk menghindari pusat perhatian yang berbeda antara dua orang yang sesungguhnya harus rnemiliki gagasan yang sama, diperlukan saling berembuk secara tents-menents selama liputan beriangsung. jadi, karnerawan menangkap gagasan reporter dan reporter memahami rangkaian gambar yang dibuat oleh kamerawan untuk sajian berita visualnya. Hampir semua produksi program televisi, yang disebut kerja sama atau team work merupakan sesuatu yang sangat panting. Tanpa itu mustahil sebuah program akan berhasil. Berkembangnya aliran jurnalistik baru, merembes pula dalarrt jurnalistik televisi. Jurnalistik barn di televisi rnuncul sebagai suatu laporan audiovisual dengan format film cerita. Materi tetap berupa fakta dan sama sekali tidak dimainkan kembali atau direkayasa seperti dalam dokumenter. Namun, materi visual dari kejadian disusun sedemikian rupa dan diceritakan seperti sebuah film. Sentuhan-sentuhan perasaan terjadi karena gambar peristiwa yang diambil lewat kamera sangat diperhatikan kontinuitas dan sudut pengambilannya. Jadi, urutan peristiwa dan sajian gambar sungguh-sungguh menyentuh perasaan. Sajian jurnalistik barn di televisi memerlukast bahan yang sangat lengkap, seperti rangkaian kejadian, wawancara dengan pelaku peristiwa, bahan-bahan penunjang yang lain, dan gaya narasi yang indah clan menyentuh. Wawancara dengan pelaku peristiwa harus mampu menyajikan sisi-sisi yang berarti dan paling menyentuh- perasaan atau berkesan dari orang itu. Ernosi dari wajah orang itu kebka mengungkapkan perasaarmya merupakan materi visual yang sangat menyentuh. Kelengkapan bahan-bahan yang dapat mengungkapkan peristiwa secara 105
lebih mendalam memberi kekayaan nuansa pada peristiwa. Apalagi kalau narasi disusun dengan pilihan kata -kata dan susunan kalimat yang sungguh-sungguh mengena. Penonton akan menyaksikan suatu laporan kejadian yang sungguh sungguh mengesan. Tentu saja untuk mampu menghasilkan program yang demikian diperlukan seorang jumalis atau reporter yang kritis, kreatif dan memiliki bekal intelektual dan inteligensi yang memadai. Selain itu, dibutuhkan pula kamerawan yang memiliki selera artistik tinggi, menguasai bahasa visual dengan kecerdasan intelektual, berani bekerja keras dan menempuh risiko. Gaya jumalistik semacam ini akan semakin diminati di masa depan. Siaran berita di masa sekarang sudah mengarah pada tuntutan kepuasan sajian yang lebih tinggi. Bukan lagi sekadar kebutuhan akan informasi. Ini diperlukan karena dunia semakin kurang menghargai martabat manusia. Lewat program jumalistik barn dikembangkan lagi sentuhan-sentuhan nilai hidup dan kemanusiaan sehingga manusia tetap berada dalam fitrah sebagai pemelihara dan pengembang kehidupan. B. Pengembangan Gagasan Sejak Electronic News Gathering (ENG) menjadi suatu sistem, terjadi perubahan besar baik dalam teknologi dan manajemen rnaupun filosofi siaran berita. Kaidah-kaidah jumalistik televisi yang mapan mengalami perubahan besar pula. Kemajuan peralatan elektronik untuk pengambilan gambar, kecepatan pengiriman gambar dan kecanggihan peralatan editing melipatgandakan makna dan kekuatan berita dan suatu kejadian. Bahkan dengan satelit tak ada kesulitan lagi suatu kejadian disaksikan dalam waktu yang sancta oleh penonton yang jaraknya beribu-ribu kilometer dan dipisahkan oleh lautan. Penggunaan teknologi satelit dalam pemberitaan atau Satellite 106
News Gathering (SNG) semakin melibatkan penonton pada peristiwa yang terjadi pada saat itu juga. Dahulu berita _mempertunjukka.n suatu kejadian pada penonton. Kini berita seolah-olah membuat penonton mengalami kejadian yang sedang berlangsung. Dahulu penonton hanya melihat suatu kejadian, kini tak dapat dipungkiri penonton "terlibat" pada kejadian yang tengah berlangsung. Jurnalistik televisi sekarang tidak lagi menceritakan suatu kejadian pada penonton, melainkan membawa mereka menjadi bagian dari kejadian itu. Kalau dahulu unsur emosional, karena kemungkinan teknis belum memadai, tidak muncul. Kini, berkat kemungkinan teknis dari peralatan yang luar biasa canggih, faktor emosional ini gampang sekali timbul, bahka.n kemudian sering dieksploitasikan untuk kepentingan tertentu. Misalnya demonstrasi menuntut suatu ketidakadilan, dengan menyajikan adeganadegan represil dari aparat, sering dimanfaatkan untuk menyerang suatu kebijakan tertentu. Mengapa kini faktor emosional dengan mudah tirnbul dalam din penonton siaran berita? Karena dahulu penonton dipisahkan oleh jarak waktu antara kejadian yang berlangsung dan saat mereka menonton, sementara dengan SNG, tidak lagi. Dahulu berita disampaikan oleh perantara yang ada di studio dan disebut announcer atau presenter, kini mereka diajak bicara sendiri oleh jurnalis yang berada di tengah peristiwa dan oleh pelaku peristiwa sendiri. Formula SW's H kini dilengkapi unsur emosional yang memiliki kadar kekuatan pengaruh lebih hebat. Dalam jurnalistik televisi di studio sebelum SNG orang raasih pikir tentang Formula ROSS, dthantu formula-formula lain, seperti VOHN dan FLOB. SFOB yang lebih memberi tekanan, gambar sebagai ilustrasi dari berita. Jurnalistik televisi dewasa ini lebih_ memberi kesempatan kekuatan' visual bicara sendiri. Ternyata ini lebih menyentuh perasaan, apalagi peniadaan jarak waktu kejadian dengan penggunaan satelit sungguh memiliki kemampuan melibatkan penonton. 107
Kemungkinan barn ini melahirkan sistem dan mekanisme kerja jurnalistik televisi menjadi lain. Dahulu reporter, announcer (pembaca berita), editor, produser berita, teknisi (kamerawan, penata suara) terpisah dalam mekanisme dan hubungan kerja sendiri-sendiri. Sekarang reporter sekaligus dapat menjadi produser dan announcer, bahkan kamerawan dan editor. Jumalis televisi masa kini dituntut bukan saja ketangkasan pikir dan inteligensia, melainkan juga kemampuan don keterampilan teknis menangani peralatan. Dalam SNG ia secara langsung melakukan pemilihan gambar dalam suatu peristiwa dan itu artinya editing. Mekanisme kerja menjadi lebih menyatu. Seorang jurnalis televisi kini dituntut bukan saja kemampuan rnenulis secara deskriptif, tetapi lebih menyusun suatu cerita balk dengan kata maupun gambar. Berita televisi masa kini lebih dari sekadar menggali fakta dan memunculkan serta menyusun kata di kertas. Namun, menggabungkan motion picture (film cerita), kata, graphic dan laporan udara. Tentu saja itu membawa konsekuensi manajemen yang berbeda. Siaran berita masa kini menuntut profesionalisme yang tinggi, akurasi, aktualisasi don biaya yang mahal. Konsekuensi dari biaya yang mahal ini harus diinabangi dengan pemasukan yang tinggi untuk dapat meng-cover semua pengeluaran untuk berita. Inilah sebabnya kalau dahulu kepentingan bisnis hanya terlibat dalam siaran hiburan, kini bisnis campur tangan dalam urusan siaran berita. Setiap sistem pernberitaan nasional memiliki karakteristik khusus. Suatu sistem misalnya, memiliki tekanan pada peranan dan kepentingan sosial. Beberapa yang lain didominasi oleh kepentingan politik. Yang lain lagi oleh kepentingan budaya dan lingkungan hidup. Namun, dewasa ini pertimbangan ekononai dan bisnis mulai mengambil 1 peranan penting dalam sistem pemberitaan. 108
Tak dapat disangsikan sukses Cable News Network (CNN) membisniskan perang Timur Tengah lewat siaran beritanya. Formula berita dan jurnalistik CNN kemudian diikuti oleh beberapa news agencies yang lain. Siaran berita menjadi incaran para produsen dan sponsor sebab dengan jurnalistik gaya CNN prang menjadi keranjingan untuk mengikuti siaran berita. Kekuatan pelibatan penonton pada kejadian yang disajikan rnembuat hampir semua orang crazy pada siaran berita. Tentu saja bisnis tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk nebeng bagi kepentingan barang-barang produksinya. News agency tidak pula menyia-nyiakan kesempatan untuk juga mengeruk uang dari pemasang iklan siaran berita. Siaran berita yang dahulu iebih merupakan peiayanan sosial, kini dibahayakan menjadi produk bisnis murrd. Kalau semula bisnis nebeng siaran berita, yang terjadi kemudian siaran berita berorientasi sepenuhnya pada bisnis. Dalam orientasi ini bukan mustahil unsur emosional dikembangkan dengan berbagai sensasi dan sadisme. Perang dan pembunuhan yang mestinya menjijikkan, menjadi sajian yang mengasyikan dan penuh suspens. Formula sensasi ini tidak sulit diciptakan dengan kamera dan peralatan lain yang canggih. Kalau semula siaran berita berusaha menyajikan gambar objektif kini angle-angle tertentu memanipulasi kenyataan secara sensasional. Sayangnya kemudian orang mengharap adanya perang atau kejadian aneh yang lain di dalam siaran berita. Barangkali kita ingat dalam jurnalistik formula berita masa lalu, yaitu kalau orang digigit anjing, itu bukan berita, tetapi kalau ada orang menggigit anjing, itu barn berita, Formula ini kemudian diikuti oleh sederet kriteria batasan, seperti berita harus berupa kejadian yang luar biasa, istimewa, disajikan pada saat yang tepat dan merupakan peristiwa yang panting diketahui
I
109
masyarakat. Deretan kriteria itu demi kepentingan daya tank sensasional masih dilengkapi dengan pengambilan dari sudut pandang yang merangsang emosi dan penggunaan kemungkinankemungkinan lain yang tersedia berkat kecanggihan peralatan. Pertanyaannyaâ&#x20AC;&#x17E; apakah berita itu sekarang? Kenyataan? Atau manipulasi kenyataan? Jurnalistik televisi dewasa ini dihadapkan pada campur tangan kepentingan bisnis. Masih sanggupkah is berada pada konteks kepentingan masyarakat kebanyakan? Seimbangkah kepentingan profit dengan nilai-nilai yang dikorbankan? Masihkah jurnalistik rnemperhatikan keseimbangan kebutuhan masyarakat kebanyakan? Masih sederet pertanyaan lath yang kini perlu dikemukakan sebelum jumalistik televisi menjadi sekadar alat dari suatu kepentingan. Sekarang ini kita berada pada jaman kebudayaan lisan kedua. Televisi memberi kemungkinan tatap muka, meskipun kini lewat layar kaca. Efek yang ditimbulkan tidak kalah dengan seseorang yang bertatap muka dengan orang lain. Wujud visual memberi kekuatan pada pesan yang disampaikan, lebih dibandingkan dengan hanya mendengar dan membaca. Teknologi memberi kekuatan yang lebih besar lagi dengan kemungkinankemungkinannya. Siaran interaktif yang langsung dapat berdialog sebagaimana tatap muka langsung, efeknya tak berbeda dengan sebuah perjumpaan langsung. Chromakey misalnya, mampu memanipulasi seorang jurnalis seolah-olah sungguh berada di tempat kejadian, dengan proporsi yang tepat. Pesannya lebih meyakinkan. Tentu saja tidak ada yang salah menggunakan kemungkinan yang ada pada media. Masalahnya, siapakah yang paling banyak memperoleh kesempatan menggunakan kemungkinan itu? Apakah permasalahan, aspirasi, kegelisahan, keingintahuan, kebutuhan masyarakat kebanyakan secara seimbang juga memperoleh kesempatan tampil? Kuncinya 110
terietak pada orientasi jurnalistik televisi masa kini. Jurnalis sekarang, sekaligus editor dan redaktur. la yang memilih gambar dan kata. la juga yang menentukan siapa yang tampil dan bicara. Adalah benar berita dewasa tat atraktif dan hiburan dengan tampilnya unsur emosi, sensasi dan suspens, dan mudah melibatkan penonton. Akan tetapi, kalau demikian mengapa seorang jumalis tidak memilih suatu kejadian dan situasi yang mampu Inendorong solidaritas sosial? Idealisme semacam ini perlu dikaji untuk meng-counter gays penuturan dan penyajian jurnalistik televisi Barat yang lebih berorientasi bisnis. Formula jurnalistik televisi sekarang bukan tak mungkin digunakan untuk kepentingan masyarakat kebanyakan. Hanya dengan demikian masihkah sponsor dan para produsen tertarik untuk mern-back up siaran berita, sebab itu berarti dalam halhal tertentu akan berlawanan dengan kepentingarmya. Di Indonesia, TVRI jaman dulu(karena lembaga ini merupakan media pemerintah) siaran beritanya lebih banyak bernilai informasi daripada berita. Kepentingan pemerintahjelas mendominasi hampir seluruh siaran berita nasional. Tentu saja sajian yang demikian kurang menarik. Apalagi kemudian berita televisi swasta menggunakan Direct Broadcasting Satellite (DBS) dan menyiarkan sendiri siaran beritanya. Siaran berita TVRI setelah merijadi televisi publik jauh lebih obyektif. Kepentingan dan suara masyarakat mernperoleh tempat yang semestinya, bukan didominasi lagi untuk kepentingan penerangan pemerintah, Juga timbul kemungkinan yang paint diwaspadai, bahwa siaran berita televisi swasta akan melulu berorientasi pada kepentingan bisnis. Beberapa macam siaran berita televisi swasta memang sudah tampak sangat bisnis oriented, lebih yang dinamakan infotainment.
111
Terbukti kehebatan formula jurnalistik televisi CNN dan ini dianut oleh hampir semua news agency. Sementara acara nonberita hampir seluruhnya juga didominasi oleh hiburan demi bisnis. Lalu apa yang tinggal bagi masyarakat kebanyakan? Apakah jumalistik televisi juga ikut menenggelamkan mereka dalam frustrasi atau masih adakah alternatif untuk memberi kesempatan bagi kepentingan masyarakat kebanyakan untuk tampil, waktu akan menentukan.
112
Lab 5 r v a
F
e i l i r t C 1
g a r l
P e n e e r t i a n
r
A .
D a s a r
Ketika seorang anak kepala suku Indian meninggal, dan prajurit-prajurit suku itu berburtt bison, seorang ahli bahasa asap diperintahkan mengirim berita dengan asap kepada para prajurit yang berada di padang perburuan. Dijalankannyalah pengiriman berita itu dengan segera. Para prajurit yang berada di padang perburuan membaca berita lewat kepulan asap di langit, lalu mengertilah mereka bahwa harus segera pulang ke kemahnya untuk berduka cita. Seorang reporter boleh dikatakan sebagaimana pengirim berita dengan asap api itu. Bedanya seorang reporter membuat berita dengan menyusun kata-kata dan kalirnat, sedangkan orang Indian itu menggunakan tanda-tanda dengan asap. Ada dua makna dart pekerjaan it -u. Pertama, pembuat berita merasa berkewajiban rnenyampaikan berita kepada orang lain karena pentingnya pesan itu. Kedua, orang lain merasa memeriukan berita karena menaruh perhatian terhadap kejadian yang penting dan menarik baginya. Berdasarkan makna itu seorang reporter merniliki fungsi yang sangat penting di dalam masyarakat. la sebagaimana rnusafir yang mengembara ke mana-mana, kernudian menyampaikan cerita yang menarik 113
dari hasil pengembaraannya kepada orang lain yang ingin mendengarkan ceritanya. Karena fungsinya itu seorang reporter atau wartawan dituntut untuk memiliki tanggung jawab terhadap apa yang diceritakannya. Tanggung jawab itu meliputi kebenaran, pentingnya (urgensi) dan relevansi terhadap situasi. Namun, tidak begitu mudah untuk dapat memenuhi tangg -ung jawab itu. Selalu ada kaftan dengan pihak-pihak yang bersangkutpaut dan berkepentingan pada kejadian yang diberitakan. Kebenaran misalnya selalu dipertanyakan: kebenaran menurut siapa? Biasanya terdapat friksi antara kebenaran dari penguasa yang menentukan kebijakan dan kebenaran dari pihak yang lemah, biasanya masyarakat yang sama sekali tidak berdaya. Seorang reporter harus mengambil keputusan kebenaran mana yang harus disampaikan. Sering terjadi pilihan-pilihan yang harus dibuat oleh seorang reporter cukup mengandung risiko. Risiko sering datang dari banyak pihak, seperti dari pihak yang tersangkut pada kejadian, pihak penentu kebijakan, dan pihak atasan sendiri yang harus mempertimbangkan secara luas dampak dari berita yang disajikan. Hal ini yang menjadi pergulatan etika jurnalistik secara universal. Sampai sejauh mana seorang reporter boleh mengungkapkan suatu kebenaran. Misalnya, suatu kali seorang pejabat mernberi sambutan tentang emansipasi dan penghargaan terhadap wanita untuk Hari Kartini. Padahal reporter yang hadir dalam pertemuan mengetahui pejabat yang bersangkutan memperlakukan istrinya secara semena-mena di rumah. la tidak pernah memberi kesempatan istrinya untuk dapat tampil sejajar. Mungkinkah kemunafikan semacam itu diungkapkan? Menulis berita di televisi harus sangat efisien. Pendek dan sederhana. Unsur visual yang perlu tampil dan bercerita sendiri. 114
Pertama-tama seorang reporter harus bertimbang pada apakah yang paling penting harus ditulis mengenai suatu peristiwa agar unsur visual yang muncul di layar televisi lebih jelas maknanya? Sampai sejauh mana hal yang penting itu dibutuhkan dan bermanfaat bagi rnasyarakat? Barangkali beberapa reporter beranggapan paanulisan narasi atau 'manglingkapkart sesuatu secara pendek, kurang bermutu, Namun, justru inilah masalahnya. Mengungkapkan sesuatu secara pendek, tetapi bermutu, temyata lebih sulit. Dalam suatu liputan seorang reporter kadang-kadang terlibat wawancara dengan seorang tokoh yang berbicara secara panjang lebar. Sangat mungkin pembicaraan itu oleh reporter dirasa bermanfaat bagi masyarakat. Oleh karena itu, sepanjang satu setengah menit, pembicaraan itu akan ditayangk an. Namun, membiarkan wajah seseorang berbicara terns-rnenerus di layar kaca selama satu setengah mertit akan sangat membosankan, betapa pun menariknya tokoh itu. Oleh karena itu, reporter perlu memperhatikan dengan teliti isi pembicaraan agar is kemudian dapat mencari visualisasi dart apa yang dibicarakan oleh sang tokoh. Dengan dernikian, layar televisi tidak akan dipenuhi oleh wajah sang tokoh selama satu setengah menu, melainkan visualisasi dart apa yang dibicarakan. Untuk melaksanakan program liputan, reporter bersama kamerawan akan berada di tengah suatu peristiwa. Ketika itu, hampir mustahil mengadakan persiapan yang memadai dan usulan-usuial n perencanaan dan persiapan harus sudah dikerjakan sebelum berangkat ke ternpat kejadian. Antara reporter dan kamerawan seharusnya merupakan partner atau jodoh kerja yang saling mernahami, memiliki persepsi yang kurang lebih sama dan tahu selera visual masing-masing. Jadi, di lapangan dapat dihindari kesalahpahaman dan pertikaian yang tidak perlu antara reporter dan kamerawan. Di lapangan kamerawan 115
membuat liputan visual, sedangkan reporter membuat catatancatatan atau wawancara dengan beberapa narasumber untuk memperoleh bahan-bahan yang lengkap. Semakin lengkap bahan yang diperoleh, semakin mudah reporter menyusun suatu laporan atau berita. Kepada kamerawan ia hams selalu mengingatkan bahwa diperlukan visualisasi untuk pemyataanpemyataan dari narasumber yang sudah diambil gambarnya. Sementara itu, kamerawan tidak benar hanya bekerja berdasarkan interesnya. Sangat perlu ia melaksanakan saran dan permintaan dari reporter. Kerja sama yang baik sangat diperlukan dalam liputan di lapangan. Reporter dan kamerawan dalam liputan sebenarnya merupakan dua orang tapi satu (loro-loroning atunggal; bahasa Jawa). Gagasan, pelaksanaan lapangan dan tugas dikerjakan dalam satu kesatuan. Bukan mustahil di masa depan tugas liputan hanya dikerjakan oleh satu orang yang menguasai kemampuan intelektual sebagai konseptor, reporter, investigator (penyelidik) dan editor; serta kemampuan yang menyangkut keterampilan sebagai kamerawan dan teknisi. Teknologi liputan di masa depan bukan mustahil memberi kemungkinan reporter yang dapat bekerja sendiri. Ini mengandaikan reporter yang memiliki kemampuan luar biasa. Pada dasarnya reporter hams memiliki pengetahuan yang sangat luas. Hal itu dapat terjadi apabila ia rajin membaca, mengikuti seminar dan berdiskusi dengan banyak orang. Untuk itu, pertanyaan-pertanyaan berikut ini dapat membantu apakah reporter setiap hari mencoba meningkatkan kemampuannya. Pertanyaan yang dapat ditanyakan kepada diri sendiri sebagai reporter, mengenai apa yang dikerjakan kemarin menyangkut bidang tugasnya: Apakah kemarin saya membaca buku? Buku apa yang saya baca? Berapa bab atau halaman saya membaca buku? Apakah kemarin Anda membaca koran? 116
Berapa koran saya baca kernarin? Apakah saya menulis kemarin? Tulisan tenting apa dan berapa banyak? Apakah saya nonton film, mengikuti seminar atau ceramah kemarin? Tentang apa dan input apa yang saya peroleh? Apabila pertanyaan-pertanyaan itu banyak merriperoleh jawaban ya, niscaya pengetahuan Anda cepat meningkat. Kebanyakan reporter terlalu asyik memburu berita. ini tugas utamanya. Selain itu, hal-hal lain yang dapat meningkatkan pengetahuan hams terus dikaji. Reporter memiliki tanggung jawab yang besar kepada rnasyarakat akan kebenaran yang ia sampaikan. Jika ia memiliki pengetahuan pas-pasan saja, besar kemungiciria:n pesan yang ia sampaikan mutunya juga pas-pasan saja. B. Pengembangan Gagasan
Reporter yang memiliki pengetahuan luas, biasanya memiliki visi, sangat kritis dan kreatif. Banyak reporter yang hanya mengandalkan kemampuan bakat alam. Namur, itu saja tidak cukup. is akan semakin ketinggalan. .Kemajuan teknologi yang rnenyebabkan dunia semakin global menuntut secara terus-menerus peningkatan kemampuan jurnalis dart reporter. Banyak permasalahan dan informasi-informasi baru yang memerlukan pemahaman mendalam. Selain itu, lebih banyak lagi pengetahuan barn. Jaman dahulu senjata reporter hanya kamera dan mesin ketik. Jaman sekarang reporter dapat menggunakan kamera canggih yang mampu pada scat yang sama mengirirn gambar dan berita dan suatu kejadian, langsung ke dalam setiap rumah. Atau berita dapat langsung diakses sekaligus lewat tulisan, suara, dan gambar. Komputer memungkinkan semua itu. Untuk itu, reporter perlu terus-rnenerus bekerja dan belajar. Dalarn hal ini, terdapat lima cara reporter untuk belajar, sekaligus juga rtu begas mencari berita dengan mudah. 117
Pertarna, menjalin persahabatatt Reporter perlu memiliki banyak sahabat. Sahabat merupakart konsuitan, narasumber, sekaligus informan, la perlu memiliki sahabat mulai dari rakyat keel!, pemuka masyarakat, elitis, para pejabat, selebritis, intelektual, orang-orang ternama dan tentu saja wartawanwartawan ternama. Dari sahabat is dapat tents belajar dan bertukar pertgalamart, sekaligus juga rrterniliki narasumber untuk kasus-kasus yang is hadapi. Sebagal sahabat mereka akan menaruh kepereayaan. Jadi, informasi mereka akan sangat akurat dan benar (jujur). Hal ini berbeda apabila seseorang itu bukan sahabat. Mereka hanya akan memberikan informasi sekedarnya dan sangat formal, Kedua, memiliki rasa ingin tahu yang besar. Reporter atau penulis yang tidak memiliki rasa ingin tahu yang besar menjadi reporter yang pasif. Tak ada motivasi yang kuat untuk berkembang. Sebaliknya, rasa ingin tahu mendorong reporter untuk terus bertanya dan rnertcari jawab. la akan menjadi penyelidik, sekaligus malls yang sangat peka terhadap perkernbangan suatu peristiwa. Jadi, is dapat memprediksi perkembangannya secara kritis. Kepekaan intuisi memprediksi suatu peristiwa akan membuat porter selalu berada di ternpat yang tepat dalam memburu berita. Ketiga, memiliki perpustakaan sendiri. Dalam haI ini, tak perlu dibayangkan sebuah perpustakaan besar dengan satu kamar penuh ribuan buku. Bisa jadi buku-buku itu malahan tak pernah dibaca.. Perpustakaan yang clitnaksud di sini beberapa rak buku berisi buku-buku yang mengandung banyak informasi dan kliping-kliping rnengenai bidang pengetahuan atau peristiwa yang penting. Sebuah ensiklopedi iriternasional dan beberapa kamus bahasa asing menjadi sebagian isi yang penting. Buku-buku yang menyangkut tinjauan sosial, politik, ekononii dart kebudayaan merupakan
r F
sebagian lain yang juga diperiukan. Selebihnya, buku-buku pengetahuan popular yang sedang mern -peroleh perhatian masyarakat. 1Perpustakaan mini itu hams dilengkapi d engan berlangeanan beberapa surat kabar nasional dan asing yang dapat diperoleh. Berkat perpustakaan mini itu kesulitankesulitan informasi di ma'am hari dapat diperoleh jawabnya tanpa perlu beranjak dari rumah ketika reporter sedang membuat berita. Keempat, menguasai sedikitnya satu bahasa intemasional. Bahasa adalah jernbatan untuk n temperluas komunikasi. Kalau reporter menguasai beberapa bahasa sekaligus, is sangat beruntung sebab ia dapat berhubungan dan mernperoleh informasi dari narasumber dan buku-buku asing. Lewat kernampuan berbahasa asing, reporter juga dapat meningkatkan karier karena ia dapat dikirim ke negeri yang menggunakan bahasa yang dikuasainya. Dengan demikian, pengalamannya semakin luas. Kelitna, mem liki hubungan internasional melalui internet. Dewasa ini hanyak somber berita rlapat diperoleh melalui internat. Meskipun apa yang masuk di dalam internet belum tentu dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, namun isu, berita babas, berita gelap, kabar angin sering dapat merangsang suatu gagasan untuk masuk dalam suatu kejadian. Dari internet banyak kemungkinan dapat diperoleh, meskipun materi berita itu masih harus dikonfirrnasikan, di-check dan recheck. Kelima hal itu menjadi modal panting bagi reporter. Ralehihnya, rapnrter hap s SoM111-,era a di tempat-tempat yang ia perkirakan dapat diperoleh berita. Untuk itta ia hams tahu sumber-sumber informasi yang dapat selalu ia harapkan memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ha/ panting yang mamgkin terjadi. la hams memiliki hubungan dengan orang penting di bandar udara domestik dan internasional. Dari 119
mereka is dapat memperoleh informasi tentang tamu-tamu penting yang datang untuk suatu keperluan. Ia juga perlu rajin mengikuti seminar, jamuan-jamuan atau jumpa pers yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga resmi atau orang-orang ternama. la hams memiliki sumber di kepolisian untuk mengetahui banyak hal yang menyangkut kejahatan dan kecelakaan-kecelakaan. Reporter ibarat seorang yang bisa tahu apa yang akan terjadi. Hai itu disebabkan oleh insting jurnalisnya, kepekaan intuisinya, tetapi yang lebih penting karena dia memiliki sumber-sumber yang setiap kali dapat_dihubungi. Reporter yang bekerja hanya di belakang meja tulis tidak akan banyak berarti bagi bagian pemberitaan yang memerlukannya. Dewasa ini yang diperlukan hanya reporter yang kritis, kreatif dan penuh yitalitas untuk memperoleh berita yang baru dan bermakna.
120
la
F
Jai .7
Bab 6 trIW"
u ua i
.11
Ilya;
ANNOUNCER menurut arti katanya, seorang yang mengumumkan atau memberitahukan suatu informasi. Boleh juga seorang yang memberikan laporan atau rnemberi kabar tentang suatu kejadian. Dalam bahasa Indonesia announcer disebut penyiar, orang yang menyiarkan sesuatu berita, laporan, informasi atau kejadian: Tidak selalu naateri yang disiarkan merupakan basil tulisannya atau disusun olehnya sendiri. Biasanya orang lain yang menulis atau menyusun apa yang hams disiarkan. Path dasarnya apa yang disiarkan merupakan sesuatu materi yang sudah jadi dan utuh. Oleh karena itu, penyiar tidak boleh menambah kata-kata atau mengubah secara spontan susunan kalimat dan isi dan apa yang hares disiarkan. Jadi, announcer adalah penyiar. Seseorang yang memiliki profesi rnirip penyiar, tetapi tidak terlalu terikat pada materi yang hams disiarkan disebut anchor atau telangkai. Telangkai adalah penghubung dari suatu acara ke acara lain atau dari satu tempat reportase ke tempat reportase yang lain. Misalnya, ia menghubungkan suatu program oiahraga dari satu stadion ke stadion yang lain. Telangkai boleh memberi kornentar pada materi siaran, asalkan ia meng-uasai materi siaran: Jadi, profesinya setengah penyaji. Memiliki materi 121
yang harus disiarkan, tetapi is boleh sedikit berkomentar dengan improylsasi. Telangkai sexing kali dibawakan oleh sate atau dua orang. Presenter menurut arti katanya, seorang yang mengantar suatu sajian. Sajian itu bermacam-macam, seperti musik, aneka program, feature, magazine, dan kuis. Sebagai pengantar sajian is boleh menambah daya tank dart materi yang disajikan lewat katakatanya. Dal am bahasa Indonesia is disebut penyaji. Sebagai penyaji tentu saja ia tidak terlalu terikat oleh materi yang disajikan dalam arti apa adanya seperti announcer. Penyaji boleh memberi pemanis suatu sajian program dengan kata-katanya. la harus mampu menghidupkan suatu sajian program dengan katakatanya. la harus mampu menghidupkan suatu program, lebihlebih program yang dirasa "dingin", Penyaji hams mampu menciptakan suasana tertentu. la harus dapat menciptakan humor, tetapi juga suasana yang melankolis atau romantis. Sebagai seorang yang m.enghidangkan sesuatu, penyaji bertindak sebagaimana seorang teman, bukan seorang asing. Seorang asing akan memberi penjelasan secara resmi. Audiens (penonton atau pendengar) boleh menaruh minat atau tidak. Sebaliknya, seorang teman akan menyajikan sesuatu secara ramah. Oleh karena itu, audiens akan menerima dengan sedang hati. Seorang teman tidak akan congkak, kerns kepala, menunjukkan kuasa, menggurui atau man menang. Namun, ia jujur, terbuka, dan bersikap manis. Audiens akan merasa memperoleh teman yang sangat memperhatikannya, ramah dan menarik. Oleh karena itu, mereka pun akan memperhatikan teman tersebut. Sementara itu, penylar bertindak sebagaimana teman yang sedang menceritakan sesuatu. Bukan seorang asing yang sedang memberi nasihat. Teman itu akan bercerita secara serius ketika ia menceritakan kejadian-kejadian yang berlangsung di dunia (siaran berita). Namun, keseriusan itu bukan seperti 122
menggurui atau seperti orang yang paling tabu. Kegagalan seorang penyiar terjadi apabila audiens merasa ia seperti seorang guru yang sedang menasihati atau menggurui. IVIenceritakan sesuatu pasti tidak sama dengan menggurui atau menasihati. Penyiar sering tampil dengan kesadaran sebagai seorang isfimewa dan terpilih. Sikap ini dengan mudah ditangkap oleh penonton lewat penampilan di televisi atau getar suaranya. Oleh karena itu, penyiar yang baik akan mendudukkan diri sebagai teman yang sangat rnernperhatikan sahabat. la perlu menceritakan atau memberitahukan kejadian yang ia ketahui. Dalam hal ini, ia tidak hams terus tersenyum, tetapi men.ampilkan suara dan sikap sebagai seorang yang merasa perlu menyampaikan sesuatu sebagai tanda perhatian kepada temannya, yaitu penonton. Di daerah Sumatra kita mengenal suatu tradisi yang bagus, yaitu berpantun. Anak-anak muda di sana pada awalnya tidak belajar menulis pantun. Namun, yang pertamatama mereka kerjakan, yaitu cara menguasai bahasa yang baik meskipun hal itu tidak perlu mereka pelajari secara sistematis dan metodik seperti di sekolah. Mereka belajar dari kebiasaan berbahasa sehari-hari dan pergaulan mereka dalam mernbuat pa-ntun, sebagaimana mereka berbicara. Jadi, secara spontan. Hal ini hanya mungkin kalau mereka benar-benar menguasai bahasa dan rnemiliki kekayaan kosakata. Jika kebiasaan ini dimiliki, sebagai penyiar atau penyaji kita akan terbantu banyak. Kemampuan menyusun patun Barra dengan yang diperiukan dalam menyusun kata yang baik, komunikatif, menarik, dan menyentuh Fel cicteu L. itulah semua yang perlu dimiliki oleh penyiar dan penyaji, selain suara dan sikap yang baik juga. Announcer atau presenter adalah seorang yang bekerja dengan mertgandalkan suara dan kemampuan berbahasa diiengkapi dengan keterampilan dalam membawakan suatu 123
acara. Untuk itu, ia perlu selalu menjaga agar suara dan kemampuan berbahasanya tetap terjaga. Seorang atlet harus latihan secara tetap dan teratur supaya kondisinya selalu terjaga. Jadi, dalam setiap pertandingan ia dalam keadaan berenang yang prima. la tidak berlatih pada bidangnya saja, seperti bagaimana berlari, melompat, dan berenang. Namun, ia harus juga membuat ototototnya kuat untuk melakukan sesuatu. Demikian halnya seorang juru bersuara di televisi. Lidah, bibir, tenggorokan, dan napasnya hams terlatih, sebagaimana seorang atlet selalu melatih peralatan tubuhnya: tangan atau kakinya. Setiap orang dapat berlari, tetapi seorang atlet hams tahu bagaimana berlari dengan baik dan cepat. Setiap orang dapat berbicara, tetapi seorang juru bersuara (announcer atau presenter) hams dapat berbicara secara lebih baik, lebih jelas dan lebih indah atau memukau. Jika seseorang berbicara kepada seorang teman, lalu teman itu bertanya, "Apo yang kamu katakan tadi?" Berarti apa yang dikatakan oleh pembicara tadi tidak begitu jelas (kecuali kalau teman itu tidak sehat pendengarannya). Untuk dapat berbicara secara baik, seseorang perlu mengerti bagaimana memfungsikan lidah, bibir, gigi, tenggorokan, napas, dan seluruh mulut. Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan mutu suara agar dapat berbicara dengan baik, jelas dan indah tentu dengan bernyanyi. Banyak announcer atau presenter televisi belajar bernyanyi, meskipun tidak ingin menjadi penyanyi. Ada juga beberapa yang lain bergabung pada salah satu grup paduan suara. Mereka mengakui bernyanyi banyak membantu dalam rneningkatkan mutu suara. Meskipun begitu, seorang yang memutuskan untuk menjadi announcer atau presenter profesional hams berusaha lebih banyak lagi daripada hanya bernyanyi. Melatih alat bersuara (mulut dan sernua organnya) disertai kemampuan berbahasa secara tetap dan teratur mutlak diperlukan. 124
Berikut ini latihan tetap setiap hari bagi seorang profesional. Sediakan waktu sedikitnya 15 menit untuk melatih suara. Latihan-latihan dapat dijalankan sebagai berikut. 1. Duduk dalam posisi bersimpuh, relaks laiu menarik napas an-pnng dan dtampngdalarnprut Kenudianpngja u lepaskan napas pelan-pelan sambil membunyikan suara aaa atau ciao atau uuu. Bunyikan salah satu huruf hidup begitu melepaskan napas pelan-pelan. Ulangi sampai tiga menit 2. Berdiri di muka cermin dan mengucapkan alfabet (a-z) dengan satu kali tarikan napas. Atau membawakan sebuah puisi yang sudah dihafal. Cara mengucapkan harus dilakukan secara lebih ekstrem dari yang biasa dilakukan dalam situasi normal. Latihan ini diperlukan untuk memaksa lidah, bibir, tenggorokan dan seluruh mulut bekerja. Jadi, otot-ototnya menjadi lebih kuat, tetapi elastis. Latihan ini perlu dilakukan selama 15 menit 3. Melatih berbicara atau membaca puisi di muka kaca, tetapi dengan mengatupkan gigi rapat-rapat. Tanpa gigi bergerak hams cliusahakan :supaya kata-kata yang diucapkan tetap jelas, meskipun hanya menggunakan bibir. Cara berlatih ini untuk membuat artikulasi (ucapan) menjadi selalu jelas. Latihan dilakukan selama lima menit 4. Berslui dan bernyanyi merupakan penutup latihan harian. Untuk rnelatih otot bibir, dalam latihan ini perlu disiulkan sebuah lagu yang dikenal dengan. sekeraskerasnya. Otot bibir yang Icuat, tetapi elastis dapat membantu membuat ucapan-ucapan menjadi lebih jelas. Latihan ini dilakukan sekitar dua menit Tentu raja latihan itu bukan dimaksudkan supaya seseorang menjadi berbicara aneh. Justru sebaliknya, latihan secara ekstrem ini akan membuat seseorang kaiau kemudian berbicara biasa, menjadi lebih jelas, meskipun disampaikan secara santai. 125
A. Mengubah Bentuk Suara Mungkinkah mengubah bentuk suara? Kemungkinan selalu ada, meskipun mengubah bentuk suara itu cukup sukar dan memerlukan ketekunan serta kesabaran. Dalang wayang kulit misalnya, ia mampu sekurang-kurangnya mengubah suara sebanyak empat macam, bahkan kadang-kadang ia dituntut untuk dapat bersuara lebih dari empat macam suara. Demikian pula penyiar atau presenter dengan ketekunan berlatih, besar kemungkinan suaranya dapat diubah-ubah menurut kemauannya. Sutradara dan aktor Richard Boleslaysky pemah berkata, "Aktor yang baik dapat menguasai segenap peralatan tubuhnya dengan sempuma. la mampu memerintah urat-uratnya untuk mengikuti kemauannya." Jika penyiar atau presenter mampu melatih dan menguasai alat-alat yang membentuk suara, niscaya ia akan dapat mengubah bentuk suara menurut kemauannya. B. Halangan Suara Setiap penyiar atau presenter sangat mungkin mengalami halangan bersuara, yaitu serak sehingga suaranya menjadi tidak enak. Ada beberapa sebab yang dapat membuat suara menjadi serak, misalnya sakit flu atau batuk, terlalu banyak bersuara keras (memforsir suara) dan ketegangan otot suara. Memulihkan suara untuk halangan suara karena sakit flu atau batuk adalah dengan beristirahat dan mencoba menghangatkan leher, seperti meminum atau memakan jahe. Minurn air jeruk nipis merupakan salah sate cara untuk memulihkan suara. Kalau serak terjadi karena terlalu banyak bersuara keras maka satu-satunya jalan untuk memulihkan suara adalah dengan beristirahat. Akan tetapi, halangan suara yang disebabkan oleh ketegangan otot suara merupakan halangan yang setiap saat dapat menimpa penyiar atau presenter. Suara serak mudah sekali 126
terjadi pada kaum perempuan Namun, pada dasamya setiap orang memiliki sedikit kecenderungan untuk serak. Halangan suara karena tegangnya otot suara ini terjadi apabila sewaktu berbicara penyiar atau presenter iriba-tiba ine.taba 6n6uy. Otot narin Icjarnrioknriaan rnpnine-li taoano elan ciikar clicretarkArt. I-Ta1
ini menyebabkan bentuk suara mengalami perubahan. Mengapa pada seorang perempuan hal ini mudah terjadi? Kebanyakan perempuan mudah tersentuh perasaannya oleh suatu peristiwa_ Oleh karena itu, jarang sekali penyiar atau presenter perempuan ditugasi untuk menyajikan suatu reportase dari peristiwa-peristiw-a yang ineneg-artgkan atau program -nrriaratri vane mlirlah mantranhih Ptnnei-nva 4rlahr ylpri-a-nriincran
olahraga keras yang menegangkan, misalnya tinju, hampir tak pernah reporter perempuan ditugasi untuk menyajikan program semacam Jika halangan suara seperti itu clialami, sebaiknya penyiar atau presenter membuat tenggorokannya relaks, minum sedikit dan rnelernaskan tubuh. auduk menyandarkwiloadan ke kursi n rle rt kep.1a terloiN elenwn miiiii1 serlikit terb-Hk. Demikian juga biarkan tanzan terkulai di samping tubuh. Kepala diputar sebanyak tiga kali atau empat kali secara perlahanlahan. Kemudian mencoba mengucapkan kalimat selembutlembutnya sebagaimana kalau seorang ibu merajuk bayinya. C. TvVarna suara Wama s-ara -1 am berbicara ter-lengar sebagai sent-than .rasa gairah-sedih-tertekan-bebas, dan sebagainya..Penyiar atau presenter hams menunjukkan warna suara yang hidup, bebas dan bergairah sehingga sahabat yang sedang sedih pun menjadi tersentuh olehnya. untuk dapat memperoieh warna suara yang demikian, cobalah rttenemui -orarg atau satabat yang htidupnya bal-tagia, 197
bersemangat dan penuh gairah. Namun, jangan mencoba menirukan suaranya! Cobalah merasakan getaran atau gelora semangat yang membuat ia bergairah dalam hidup. Seseorang yang bahagia dalam hidupnya akan berbicara dengan orang lain secara tak disengaja rnengungkapkan gairah semangatnya, seperti ekspresi wajah, tekanan-tekanan suara, dan keindahan bahasa. Semua itu melukiskan kebahagiaannya. Demikian pula apabila penyiar atau presenter merasa bahagia, hal itu tampak dalam warna suaranya. Warna suara yang penuh getar kebahagiaan dan kegairahan membawa suasana hangat di hadapan penonton televisi. Di samping itu, untuk memperoleh warna suara yang bergairah penyiar atau presenter dapat berlatih dengan mencoba belajar tertawa yang segar dan menyenangkan. Tertawa segar dan renyah menumbuhkan keinginan penonton menyaksikan program yang disajikan. Gunakanlah skala nada (do, re, mi sampai do tinggi). Lalu mencoba tertawa dengan mengikuti skala nada itu. Mula-mula dengan "he", lalu "ha" dan berbagai variasi suara yang diinginkan. Mulanya perlahanlahan, lalu semakin wajar. Dengan latihan setiap hari niscaya dicapai suara tertawa yang renyah menyenangkan. Seorang musikus terus berlatih musik dan instrumermya. la membiasakan diri dengan instrumen itu sehingga menjadi bagian dari dirinya. Seorang atlet bekerja keras untuk berlatih sport. Seorang juru bersuara yang baik hams bekerja dan berlatih sama keras dan serius, apabila ia ingin suaranya menjadi sungguh bagus. Bekerja keras dengan disiplin dan semangat tinggi seagai dasar seorang profesional. Penyiar biasanya tampil dengan naskah yang lengkap, misalnya membacakan berita, pengumuman atau tinjauan acara. Namur terkadang sesekali diperlukan pula membuat improvisasi kata, pada tinjauan acara misalnya, supaya uraian tidak terasa kaku. Untuk itu, ada baiknya penyiar berlatih improvisasi 128
bicara. Sebaliknya, presenter atau penyaji bertugas menyajikan atau mengantarkan program agar program terasa hidup. Untuk itu, ia harus mampu menguasai suasana lewat pembicaraanpernbicaraan yang memukau dan tidak kaku. Oleh karena itu, bagi presenter kemampuan berimprovisasi bicara sangat diperlukan. Presenter dapat mempersiapkan naskah, kemudian naskah dihafal luar kepala sebelum ia tampil menyajikan suatu program. Namun, tak dapat dielakkan, suatu saat penyaji harus berbicara secara spontan dalam mengomentari suatu kejadian yang terjadi secara tiba-tiba. Kalau ia terpancang rnelulu pada apa yang dihafalkan, sangat besar kemungkinan is kehilangan suasana yang sungguh bagus yang dapat menghidupkan acara lewat komentar spontan. Ada ernpat hal panting yang perlu dilakukan untuk belajar seni berbicara atau bercerita secara spontan. 1. Belajar menggunakan bahasa secara baik dan memahami istilah-istilah ba'. 2. Meningkatkan kepekaan untuk melihat dan mendengar sesuatu yang penting (selalu membaca koran). 3. Mencoba mengetahui lingkungan secara sungguh-sungguh, seperti yang menyangkut aspek senibudaya, ekonomi, sosial dan politik. 4. Menjalankan latihan-latihan secara tetap. D. Latihan Uraian mengenai latiha_n-latihan ini akan banyak membantu seorang penyiar atau presenter untuk belajar seni berbicara atau bercerita. Memang diperlukan perekam pita Outset recorder) untuk merekam suara sendiri agar dapat sendiri pula membuat tivaivasi. Sebaiknya latihan dijalankan secara tetap, sampai Lkemarapuan berbicara secara spontan ini sungguh dikuasai. 1.29
Artinya, dalarn latihan, cerita atau uraian, dapat diekspresikan secara wajar, lancar dan terasa hidup tanpa waktu pause yang lama hanya untuk mengingat-ingat apa yang berikutnya mau dikatakan. Caranya: 1. Memilih sebuah gambar, lukisan atau foto yang menunjukkan orang sedang bekerja. Meletakkan gambar atau foto tadi dihadapart kita lalu mencoba menceritakan isi gambar itu secara lengkap. Jangan berhenti bercerita sampai kita sungguh merasa bahwa tak ada lagi sesuatu yang dapat diceritakan mengenai gambar itu. Ceritakan: siapakah orang Au? Apa yang dikerakan sebelum dart sesudah pekerjaan yang tampak dalarn gambar dilakukan? Tidak jadi soal kalau Anda tidak tahu tentang pekerjaan itu. Anda di sini hanya melatih imajinasi dart mengekspresikan secara spontan. 2. Latihan berikutnya, tuliskan nama dari teman atau salah seorang anggota keluarga Anda. Letakkan kertas itu di muka Anda dan cobalah menceritakan sesuatu mengenai orang itu. Ceritakan: Siapa dia? Seperti siapa wajahnya? Bagaimana is bekerja? Bagaimana is bicara? Di mana rumahnya? Apa yang ingin is capai di kernudian hari? Dan segala sesuatu yang penting serta menarik tentang dia. 3. Pergilah keliling kota atau ke suatu tempat. Bawalah sebuah notes. Catat beberapa hal penting dan menarik yang Anda jurnpai. Jangan terlalu banyak, cukup tiga atau empat kata saja. Setiba di rumah, seperti latihan semula, cobalah rnelihat catatan itu dart mencoba menceritakan kembali segala sesuatunya secara mendetail dan lancar. Dalam hal ini, ulangilah setiap latihan dua atau tiga kali sampai Anda merasa cerita itu cukup tinggi mutunya atau cukup berbobot. Di samping itu, cukup lancar pula Anda bercerita.
130
Berl atilt di Setiap Vsraktu dan Tempat Anda dapat berlatih bercerita di setiap waktu dan tempat. Dalam hal ini, tidak memerlukan tape recorder, misalnya ketika naik bus, berjalan jalan, dan menanti seseorang. Ceritakanlah pemandangan yang Anda lihat dalam hati. Di dalam hati berpikirlah mengenai kalimat-kalimat yang Anda pergunakan, sebagairnana kalau Anda akan rnernbuat
yrUgrain yang sungguhs-ungguK
Carilah sesuatu yang menarik untuk diceritakan. Hal
ini
tidak
hanya
berguna
untuk
latihan
Anda,
melainkan Anda juga akan menemukan bahwa di dalam bus, waktu
berjalan-jalan,
atau
menanti,
banyak
hal
yang
menyenangkan dan menarik yang sebelumnya tak pernah menjadi perhatian Anda. Kecuali itu, Anda juga melatih mata dan pikiran untuk melihat sesuatu yang sebelurnnya tak pernah menjadi perhatian Anda.
131
Bab 7 Program Berita
A. Pengertian Dasar Ketika Ted Turner dengan CNN-nya berpendapat bahwa untuk menyajikan suatu berita haruslah digali segala macam kemungkinan yang membuat masyarakat, meskipun pernah melihat berita itu dari stasiun lain, seperti belum pernah mel$hatnya. Ketika itulah berita CNN dibuat sedernikian rupa sehingga yang terpenting bukan saja menyajikan fakta atau kejadian, melainkan jugs sesuatu yang menarik dan menghibur. Dikenal apa yang dikatakan to do news like the world has never seen news before. Bertolak dari gagasan itu, ketika menyaksikan suatu kejadian, reporter tidak cukup hanya meliput kejadian itu. Segala aspek penyebab dan akibat serta aspek-aspek lain yang memengaruhi kejadiankejadian perlu diselidiki dan di ungkapkan. Dalam pengertian sederhanaiprogram news berarti suatu sajian laporan berupa fakta dan kejadian yang memiliki nilai berita (unusual, factual, esensiai) dan disiarkan melalui media
secara periodik, Pengertian penyajian fakta dan kejadian di dalam berita bersifat objektif.,aâ&#x20AC;˘Liputan gambar dari kejadian biasanya diambil dengan memperhatikan hal-hal yang sekiranya tidak terlalu membuat shock Namun, objektivitas semacam 132
irti rnasih tergantung subjektivitas dari peliput. Dari sudut mana kejadian itu diambil, hasilnya sebenarnya telah menunjukkan subjektivitas dari peliput. Belum lagi susunan berita yang berupa kalimat-kalimat verbal, sangat mungkin memperoleh tekanantekanan tertentu berdasarkan pandangan subjektif dart reporter yang melaporkan. Akhirnya tak dapat dihindari, kendatipun program berita itu objektif, namun unsur-unsur subjektif sengaja atau tak sengaja ikut serta mewarnai berita. Hal lain yang membuat program news sebagai program yang tidak murni objektif disebabkan broadcasting station policy atau kebijakan stasiun pemancar yang dilaksanakan oleh bagian siaran pemberitaan dengan editorial policy atau news policy-nya (kebijakan pemberitaan), Ideologi stasiun pemancar sangat memengaruhi seluruh corak program acara, termasuk program berita. °Ida karena itu, kebijakan bagian program siaran pemberitaan (news department) akan sesuai dengan kebijakan stasiun pemancar. Kebijakan stasiun pemancar menunjukkan spiritualitas (ideologi dan orientasi) serta sikap dari stasiun pemancar. Ideologi atau orientasi biasanya dimiliki oleh stasiun pemancar. Inilah yang menyebabkan sebuah stasiun pemancar berbeda dengan stasiun-stasiun yang lain. Di dalam program berita, ideologi, orientasi dan sikap, tampak nyata terekspresi rnelalui tekanan-tekanan susunan materi visual pada setiap kejadian dan te_kanan-tekanan dalam susunan penulisan berita. Dalam lingkup yang lebih besar ideologi dan orientasi ini kentara dalam susunan materi, pengaturan komposisi dari materi berita. Di negara yang menganut sistem demokrasi, kebijakan di dalam pemberitaan cukup menjamin kebebasan jurnalistik. Lebih-lebih di dalam negara yang menganut paham liberal. Namun, di dalam negara yang menganut paham otoriter atau yang kebijakannya lei bersifat otoriter, kebebasan di dalam pemberitaan sartgat dikontrol. Pengontrolan dilakukan lewat 133
sensor dengan sanksi pembredelan atau pelarangan siaran pemberitaan. Dalam kondisi pemberitaan sangat dikontrol, stasiun pemancar hanya dapat menyesuaikan diri dengan kebijakan penguasa atau pemerintah. Penguasa yang sebetulnya menentukan kebijakan semua pernberitaan. (media massa). /Kebijakart keredaksian menentukan acuan komposisi dari setiap rubrik berita (newscast). Rumusan dari karakter rubrik dapat berdasarkan informasi lingkup kawasan (lokal, nasional, internasional), atau aspek bidang kehidupan (ekonomi, sosial, politik dan kebudayaan), atau bidang khusus (olahraga, kewanitaan, dan pariwisata)4 Rumusan karakter rubrik itu disusun menjadi block. Susunan blok-blok ditata dengan mempertimbangkan kemungkinan perhatian dari penonton. Oleh karena itu, urutan blok disusun berdasarkan tangga dramatik. Dalam hal ini, makna, aktualitas dan humanitas dijadikan titik tolak dalam menilai berita. /Susunan materi berita dapat dibuat variasi, misalnya dengan menempatkan berita-berita aktual di bagian awal disusul oleh berita-berita penting (bermakna) dan diakhiri dengan berita-berita hurnanitas. Sangat sering sekali di bagian terakhir dari siaran berita disajikan berita humanitas yang lucu untuk mengendorkan ketegangan setelah menyaksikan peristiwa-peristiwa yang ditayangkant Berita yang humoristis ini juga perlu untuk memberi nuansa yang agak berbeda dengan berita-berita yang lain sehingga program itu terns menarik sampai akhir. Variasi susunan materi berita yang lain berkaitan dengan berita berita aktual diselang-seling dengan berita-berita penting. Demikian pula bidang kehidupan yang disajikan. Bukan hanya berita politik dan pertikaian kekerasan yang diletakkan pada awal program, melainkan juga berita-berita politik dan pertikaian kekerasan dapat diselang-seling dengan berita ekonomi, perdagangan dan bencana alam atau kecelakaan besar, sedang134
Hard news (berita kerns) adalah berita yang mengandung konflik dan memberi sentuhan-sentuhan emosional serta melibatkan tokoh masyarakat atau orang termasybur. Beritaberita semacam ini biasanya termasuk di dalarn kategori berita yang merniliki high political tension, very unusual, dan controversialiKetiga syarat itu raerupakan petunju.k bahwa dengan cara penulisan tertentu berita tersebut dapat memberikan sentuhan emosi kepacla masyarakate Tegangan politik tinggi, sangat istimewa dart rnengandung konflik atau pertentangan, sebagai berita merniliki days tank yang sangat tinggi. Secara komersial berita semacam ini biasanya juga merniliki rating tinggi, seperti: korupsi dari pejabat tinggi negara, Konflik politik antara merited dan orang berpengaruh di masyarakat, Tindak kekerasan dalam m.enangani kasus yang peka sehingga jatuh banyak korban, dll. Spot near s adalah berita singkat dan penting yang memberikan informasi mengenai suatu kejadian atau peristiwa, ketika redaktur atau editor merasa perlu untuk segera menyajikan berita itu dan rnenyiarkan pada kesempatan pertarna sesudah editor menyelesaikan editing: Biasanya disiarkan dalarn waktu tertentu beberapa kali sehari, misalnya "Sekilas Info" dari Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Apabila suatu berita dirasa sangat penting, berita itu dapat disiarkan segera tanpa rnenunggu waktu siaran berita, dan menghen,tikan siaran lain yang sedang berlangsung. Berita semacam ini disebut Breaking News atau semacam stop press di dalam surat kabar atau tabloit. Berita dengan corak soft news biasanya tidak bersangkutpaut dengan peristiwa-peristiwa yang menegangkan atau mencengkam. Sering berupa berita ringan, menyenangkan dan human interest. Sifat lunak dari corak berita ini bukan saja karena fakta, melainkan juga cara penyusunan materi visual dan pilihan gambar serta cara menyusun kalimat-kalimat berita. 136
Peristiwa yang seharasrry-a tenr,asuk di dalam 1â&#x20AC;&#x201D;rd neâ&#x20AC;&#x201D;s --lewat pilihan materi visual dan cara penyusunan gambar yang tidal( menonjolkan segisegi yang menegangkan dengan narasi yang agak umum-- dapat menjadi sajian berita lunak atau soft news_ Bandingkan dua berita dari peristiwa berikut ini. Sembilan betas orang luka parah dan ringan serta ruang sidang menjadi berantakan akibat perkelahian sengit disertai tindak brutal di tengah sidang parlerne.n ibu Imtn Taipei tadi. cidang yang berakhir dengan kekacauan dan tindak kekerasan an tar Para anggota parlemen tersebut telah dua kali terjadi selama enam bulan terakhir ini. Dengan tekanan pada banyaknya korban, tindak kekerasan yang. melibatkan tokoh masyarakat dan berapa kali peristiwa memalukan itu terjadi, berita ini termasuk hard news. Apalagi jika sligunan rnateri visual juga menyajikan kebrutalan nara anggota parlemen dan beberapa orang yang terluka. Sidang perlemen di ibu kota Taiwan, Taipei terhenti sore tali karena konflik antara anggota sidang yang tak terselesaikan. Konflik tersebut berakibat terjadinya bentrokan fisik yang menyebabkan beberapa anggota parlemen teriuka. Jika materi visual yang ditayangkanberapa sidang parlernen dan akhir sidang --ketika sudah tak ada lagi perkelahian, kecuali beberapa anggota keamanan yang tampak di antara kelornpok anggota parlemen-- berita ini bercorak soft news, meskipun peristiwanya termasuk hard news. Kebijakan dalam sajian berita biasanya bersangkut-paut dengan kepentingan penguasa. Peristiwa yang sesungg-ahnya termasuk kAtPgnri bard e-aK, kalail rirternhahayakan posisi penguasa dan membuka mata kritis masyarakat, sering justru diberitakan dengan corak soft news. Dengan cara iht sentuhan emosional yang mestinya terdapat di dalam peristiwa yang berkategori hard news dinetralisasikan. Di dalam situasi ketika 1 27
kontrol terhadap siaran pemberitaan sangat ketat, berita-berita biasanya ditampilkan dalam corak soft news. Pilihan beritanya lebih banyak yang berupa upacara-upacara seremonial atau pidato-pidato penerangan. Berita dengan corak hard news memiliki kategori tertentu, yaitu mengandung tegangan politik yang tinggi, sangat istimewa, menyangkut tokoh termasyhur atau ternama dan kontroversial (mengandung konflik). Jadi, berdasarkan fakta saja sudah jelas peritiwa seperti apa yang termasuk hard news. Sebagai suatu sajian, hard news lebih menarik daripada soft news. Cara menyusun materi visual pun dapat dimulai dengan liputan visual yang memberi sentuhan emosi pada penonton. Demikiart pula penulisan beritanya. Lead berita mulai dengan sesuatu yang merangsang perhatian, kemudian paristiwa dijelaskan dengan rincian-rincian spesifik. Susunan berita yang sangat umum biasanya kurang memberi rangsangan ernosi untuk menarik perhatian penonton. Gagasan tentang hard news (berita keras) sering hanya diartikan sebagai berita-berita perang, pembajakan atau konflik politik dan diplomatik yang cenderung terjadinya perpecahan. Namun, lebih dan itu sebenarnya berita keras dapat diartikan secara lebih mendalam sebagai berita yang bersangkut-paut dengan ancaman terhadap kelestarian hidup manusia dan alam lingkungan. Konflik politik antar-elitis dalam pemerintahan memang berita keras. Selain itu, perusakan hutan, penggusuran semena-mena dan bahaya pemusnahan lingkungan oleh instalasi dan limbah nuklir, mengandung nilai yang lebih esensial dan perlu menempati proporsi yang seimbang di antara berita-berita keras yang disajikan. Berita keras yang hanya menyajikan sadisme dalam peperangan, daripada menyentuh perasaan kemanusiaan, cenderung membiasakan manusia untuk menerima perilaku 138
sadis sebagai tindak kepahlawanan. Dalam hal ini, sudut pandang seorang kamerawan dan laporan reporter tentang kejadian semacam itu sangat menentukan. Apabila tim liputan sekedar menyajikan peristiwa itu bertolak dari sudut pandang sensasional, maka daripada menyentuh emosi kemanusiaan, akibatnya cenderung lebih membuat penonton terbiasa menyaksikan pembunuhan. Oleh karena itu, menyajikan hard news selalu perlu bertolak dari sikap kemanusiaan bukan keinginan membuat sensasi. Sikap ini merupakan bagian dari etika jurnalistik yang perlu dimiliki oleh setiap jurnalis. Hard news dan soft news sering menggunakan formula campuran antara penting atau kurang pentingnya kejadian dengan masyhur dan besar jumlahnya atau kurang masyhur dan kecil jumlahnya orang yang terlibat dalam kejadian. Kejadian penting yang menyangkut orang ternama termasuk hard news. Kejadian penting yang menyangkut kepentingan banyak orang termasuk hard news. Kejadian penting yang menyangkut orang yang kurang masyhur dan jumlah kecil termasuk soft news. Kejadian tidak penting yang menyangkut orang kurang masyhur dan jumlah kecil, boleh diabaikan saja karena tidak memiliki nilai berita. Berita harian yang berbentuk indepth news atau berita mendalam, menyajikan berita secara lebih lengkap (komprehensif) dart bersifat multilinear. Kejadian yang memiliki nilai berita, disajikan dengan mengetengahkan berbagai aspek, latar belakang, hubungan dengan konteks yang lebih luas, dan menempatkan kejadian atau fakta itu dalam kaitan dengan berbagai kemungkinan kejadian-kejadian lain. Corak berita semacam ini disebut berita mendalam yang komprehensif. Kupas Tuntas dari Trans TV adalah salah satu contohnya. Misalnya kasus kematian wartawan Udin dari harian 13ernas Yogyakarta dikaitkan dengan masalah pemilihan bupati, 139
penyelewengan dana Inpres Desa Tertinggal dart beberapa kasus yang lain. Peristiwa kematian Udin sendiri sudah merupakan materi berita yang utuh dan menarik untuk dibuat berita. Apalagi jika segala aspek yang berkaitan juga diungkapkan secara rind dengan kesaksian-kesaksian dan bukti-bukti. Banyak kemungkinan dan aspek lain dikaitkan sehingga modus pembunuhan lama-kelamaan semakin kelihatan hubungan dan latar belakangnya dengan peristiwa-peristiwa yang lebih besar. 'Berita mendalam (indepth news) yang mencoba menyingkap hal-hal yang ditutup-tutupi daiirnenyelidiki faktafakta yang tersembunyi disebut berita investigatifiCorak berita ini bertolak dari suatu fakta yang diduga memiliki latar belakang tidak beres. Untuk mengungkapkan ketidakberesan perlu diturunkan suatu tim wartawan. Tim itu kemudian menyelidiki fakta yang terlihat di permukaan dan fakta tersembunyi. Setiap kali diperoleh temuan bare, temuan itu diperbandingkan, dianalisis dan kemudian ditayangkan dalam siaran berita. Berita investigatif mengandaikan adanya perkembangan laporan mengenai peristiwa itu dalam setiap siaran berita sampai peristiwa itu selesai tuntas. Redaktur berita investigatif harus seorang yang sungguh menguasai permasalahan. Ia harus berani mengambil risiko dari setiap hasil penyelidikan para reporter. la harus peka untuk memutuskan apakah laporan cukup akurat ditayangkan sebagai suatu kebenaran. Redaktur berita investigatif adalah seorang yang sungguh-sungguh mengabdi kepada kebenaran dan kejujuran. Pekerjaannya mengandung risiko yang cukup tinggi, baik karena pemecatan maupun karena tuntutan hukum apabila is salah dalam penyelidikan dan analisis. Berita investigatif yang bersifat hiburan atau ringan dapat dilihat pula dalam program semacam infotainment tentang selebritis. Kisah konflik antara Saiful Jamil dart istrinya Dewi Persik, sampai 140
proses ketika akan bercerai, situasi keluarga mereka, hingga akhimya rukun kembali, dilaporkan hampir setiap hari oleh beberapa stasiun televisi dengan berita perkembangan dan analisis situasinya. Meskipun berbaubau strategi promosi sebagai contoh investigating news yang bersifat entertainment pas juga. . /2. Berita Berkala Berita yang bersifat time less (tidak terikat waktu) memiliki kemungkinan-kemungkinan penyajian yang lebih lengkap dan mendalam. Sajiannya juga dapat diolah secara lebih artistik. Oleh karena itu, model berita berkala biasanya merupakan karya jurnalistik yang artistik. Format dari karya jurnalistik, berupa program dokumenter, feature, dan magazine. Ketiga program itu memiliki kemasan dan tata laksana produksi spesifik. Berita tentang mode dan perkembangannya, termasuk event mode show yang terjadi, berita olahraga lengkap dengan tinjauan pertandingan mingguan. Sering hanya di satu cabang olah raga saja, sering beberapa cabang olahraga sekaligus. B. Pengernbangan Gagasan Straight news yang setiap hari ditayangkan dapat memiliki peristiwa yang sangat bermakna bagi perkembangan masyarakat, bangsa atau negara. Selain itu, bukan mustahil terdapat pula beberapa berita yang sangat mencekam atau berpengaruh pada beberapa bidang tertentu di dalam kehidupan masyarakat. Footages atau potongan berita-berita seperti itu selama satu minggu dapat dikumpulkan dan disusun kembali dengan tambahan narasi untuk menyegarkan, lalu disiarkan dalam bentuk berita berkala, misalnya diberi judul Lintasan Peristiwa Sepekan atau Sepekan Ragam Tayangan. Sering kali tayangan ulang peristiwa sepekan sangat dinantikan oleh audiens yang pada saat peritiwa terjadi dan ditayangkan tidak sempat 141
menonton. Padahal begitu besar dan pentingnya peristiwa itu. Kalau pengumpulan peristiwa penting sepekan dirasa terlalu singkat, dapat juga berita berkala itu berjangka dua pekan atau satu bulan. Kumpulan peristiwa penting selama satu tahun yang disusun lagi dan disiarkan disebut kaleidoskop. Apabila begitu banyak peristiwa penting yang perlu disusun dan ditayangkan, sementara peristiwa itu meliputi peristiwa dunia dari berbagai bidang kehidupan, kaleidoskop dapat dibagi menurut bidangbidang kehidupan khusus, seperti kaleidoskop ekonomi, kaleidoskop olahraga, dan kaleidoskop politik. Program ini selain berguna untuk semacam refleksi peristiwa-peristiwa selama satu tahun, juga biasanya sangat digemari dan diminati karena banyak orang ingin mengenang kembali beberapa peristiwa penting yang terjadi pada tahun itu. Hal lain yang dapat dikembangkan dari siaran berita, news analysis atau analisis berita, komentar atau wawasan. Analisis berita berbeda dengan berita analisis. Berita analisis adalahberita yang mengetengahkan rangkaian fakta-fakta yang memiliki kecenderungan terjadinya akibat tertentu atau serangkaian faktafakta yang memberi indikasi sebagai penyebab dari suatu kejadian tertentu. Sementara itu, analisis berita atau komentar adalah wawasan seorang komentator atau ahli pada bidangnya terhadap suatu kejadian yang disiarkan di dalam berita. Komentar itu merupakan opini yang dikemukakan berdasarkan perbandingan-perbandingan dengan kejadian-kejadian lain. Analisis berita adalah suatu pandangan subjektif, meskipun berdasarkan bukti-bukti argumentatif. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini, analisis berita hams bertolak dari suatu tayangan berita, bukan suatu kejadian yang tidak diberitakan. Banyak kemungkinan dapat dikembangkan dalam pro gram siaran berita. News department sesungguhnya dapat 142
menjadi simian yang dapat berdiri sendiri dalam suatu stasiun televisi. CNN menjadi contoh yang paling nyata. News atau pemberiblieldipat menghidupi did sendiri, bahkanberkeuntungan melimp.h apabila beritanya sangat diminati oleh masyarakat. Jadi, rnampu menarik banyak iklan. Stasiun-stasiun televisi mulai mattibuka channel khusus siaran berita. Bahkan terdapat beberapa stasiun yang khusus menayangkan siaran berita olahragai Tentu saja dengan pengertian reportase suatu pertandirgan dikategorikan sebagai suatu berita. Berita-berita berbagatolahraga, diselingi tayangan reportase berbagai macam pertandIttgan olahraga, dengan komentar dan tayangan latihanlatihan untuk pertandingan besar dan wawancara, menjadi .prograrri menarik. Apalagi bila terdapat beberapa sajian dokumenter, feature, dan magazine olahraga. Ternyata siaran berita yang di masa lalu merupakan siaran formal yang sangat serius, kini dapat menjadi sajian yang kadar hiburannya tinggi. Siaran berita dapat menjadi salah satu siaran unggulan dari suatu stasiun televisi. Oleh sebab itu, sekarang wasp stasiun televisi swasta mencoba mengembangkan news depiiatawai-nya secara maksimal. Macam berita apapun dapat dicIptakan menjadi tayangan menarik yang memiliki bobot kameralal. Berita gosip dapat dijadikan program, meski stasiun tick menyebut sebagai berita tetapi informasi, sebab unsur subyektifitasnya tinggi, sementara kebenaran faktanya tidak dapat MallId konsekuen dipertanggungjawabkan. Program infotainment yang menjamur dan terdapat di semua 'Whin televisi adalah bentuk dari komersialisme informal'. Kalau pada waktu lampau stasiun televisi kita dipadati Ojllh program informasi dari pemerintah yang bernuansa propaganda pemerintah. Sekarang ini program televisi kita dipadati oleh informasi bergaya hiburan dan sarat dengan nuansa promos selebritis dan gaya hidup. Akurasi dan 1 43
kebenaran peristiwanya tak perlu dipikirkan, yang penting dari program semacam itu adalah unsur sensasional dan penampilan gaya hidup. Bahaya dari program semacam ini adalah, karena beritaberita mengenai perceraian para selibriti dan perselingkuharunya menduduki jumlah terbesar, akibatnya perselingkuhan dan perceraian di kalangan masyarakatpun meningkat. Untuk itu memang perlu kajian dan penelitian lebih serius. Dengan sengaja buku ini tidak mau menyebut program infotainment yang ada meskipun barangkali benar program tersebut disenangi lebih-lebih di kalangan ABG atau ibu-ibu rumah tangga. Namun maraknya program semacam ini tidak banyak manfaatnya bagi generasi muda, selain rnengembangkan gaya hidup konsumtif yang makin tinggi yang apabila tidak kesampaian akan menimbulkan hal negatif yang tak terduga. Masih banyak topik program menarik yang bermanfaat.
144
Bab 8 Program Dokumenter
A. Pengertian Dasar Memahami arti dokumenter, kita dihadapkan pada dua hal, yaitu sesuatu yang nyata, faktual (ada atau terjadi) dan esensial, bernilai atau memiliki makna. Suatu dokumen dapat berwujud konkret kertas dengan tulisan atau berkas-berkas tertulis (ijazah, diktat, dan rontal catatan). Dapat pula berupa gambar, foto dari suatu kejadian, mikrofilm, film atau film video. Dalam dokumenter terkandung unsur faktual dan nilai. Jadi, biarpun banyak catatan, foto atau materi lain yang berisi rekaman peristiwa dan kejadian-kejadian nyata tidak semua materi itu memiliki nilai dokumenter. Hanya materi yang sungguh bermakna bagi suatu lingkurtgart yang boleh disebut bernilai dokumenter. Dalam hal ini, penentu kriteria materi itu bermakna atau tidak bertolak dari pandangan lingkungan itu sendiri. Maka memberi nilai apakah suatu materi itu memiliki nilai dokumenter atau tidak, menjadi relatif. Semestinya program dokumenter televisi dengan film atau video mengarah pada suatu daya tarik dan suatu kesetiaan atas aktualitas. Hal ini sangat berkebalikan dengan program hiburan (entertainment) yang lebih menyajikan mirnpi. Sebuah program dokumenter yang benar berarti bukan program yang 145
membanjirkan air mata. Bukan pula program untuk mempromosikan suatu barang produksi atau mendorong aksi sosial; jugs bukan program yang hanya berkepentingan menyajikan objektivitas suatu peristiwa. Misalnya, suatu film atau rekaman video faktual mengenai bagaimana buruh-buruh perusahaan garmen bekerja membuat pakaian jadi disebut peristiwa objektif. Namun, apakah film atau rekaman video itu memiliki nilai dokumenter? Belum tentu. Sementara itu, belum begitu jelas nilai mana yang ingin ditampilkan dalam rekaman video atau film, selain suatu proses produksi yang sangat umum terjadi sebagaimana yang terjadi di perusahaan-perusahaan garmen yang lain. Materi itu baru menjadi bernilai apabila proses itu merupakan sesuatu yang lain daripada yang lain. Sesuatu proses yang spesifik atau istimewa (unusual). Proses itu merupakan sesuatu yang istimewa karena misalnya proses itu sebagai perkembangan awal dari usaha itu ketika masih digunakan peralatan sederhana yang di saat ini ditinggalkan karena penemuan mesin baru. Dengan demikian, proses itu memiliki nilai kesejarahan. Atau nilai itu muncul ketika kondisi para pekerja menjadi pokok permasalahan, ketika terlihat situasi sosial yang spesifik para pekerja sebagai akibat dari proses produksi perusahaan. Hal yang spesifik inilah yang membuat rekaman video atau film itu bermakna. Program dokumenter adalah program yang menyajikan suatu kenyataan berdasarkan pada fakta objektif yang memiliki nilai esensial dan eksistensial, artinya menyangkut kehidupan, lingkungan hidup dan situasi nyata. Program dokumenter berusaha menyajikan sesuatu sebagaimana adanya, meskipun tentu saja menyajikan sesuatu secara objektif itu hampir tidak mungkin. Kamerawan, editor, sutradara, atau produser adalah sebagai penentu dari program yang disajikan. Bagaimana 146
mungkin sesuatu dapat objektif seratus persen, sementara dari angle mana gambar diambil, sepenuhnya ditentukan menurut selera kamerawan. Gambar mana yang dipakai dan mana yang dibuang ditentukan oleh editor dan produser atau sutradara. Oleh karena itu, objektivitas dalam hal ini berarti kejujuran atau ketulusan dari sutradara, produser, kamerawan dan editor. Objektivitas berarti juga serangkaian gambar tentang kebenaran hasil pilihart dengan nilai atau makna yang paling tinggi dan apa yang dishooting dan bagaimana itu di-shooting. Sastrawan dan penulis kenamaan TS Eliot mengatakan, "Fungsi dari semua seni adalah untuk memberi kepada kita pemahaman atas suatu nilai (makna, arti) dalam hidup, dengan memberi tekanan nilai itu dalam seni." Emile Zola mengatakan, "Suatu karya seni adalah suatu sudut dari alam atau realitas dilihat melalui suatu watak tertentu." Jelas dalam kedua sikap itu kesatuan pendapat dan pandangan kxitis mereka menyangkut kebebasan ekspresi individu yang menentukan bentuk hasil sebuah karya seni tidak lepers dari watak dan hail nurani si senima.n. Ketika Joris Ivens dalam bukunya "The Camera and I" mengatakan bahwa sebuah karya film dokumenter adalah bukan cerminan pasif dari kenyataan, melainkan terjadi proses penafsiran atas kenyataan yang dilakukan oleh pembuat film dokumenter, sebenarnya is mau mengatakan juga, bahwa sebuah film dokumenter kendatipun hares suatu fakta obyektif, namun tetap saja unsur subyektivitas tak mungkin dihindari dan sah terlibat dalam realitas yang tersaji pada karya tersebut. Ucapan yang terkenal, "You can show what you are", memberikan penjelasan bahwa obyektivitas tersebut adalah obyektivitas berdasarkan penafsiran pencipta karya film dokumenter. Masalahnya adalah sampai Batas mana subyektivitas tersebut boleh campur tangan terhadap fakta obyektif dalam sebuah karya film dokumenter. 147
Dari lain fihak, pertanyaan apakah semua kejadian, sebagai fakta obyektif, memiliki nilai dokumenter. Biar pun suatu peristiwa atau kejadian tersebut adalah realitas, namun tidak semua memiliki nilai dokumenter. Mated tersebut menjadi bernilai dokumenter ketika terasa betapa bermakna materi atau peristiwa tersebut bagi sebuah lingkungan. Sebuah kejadian sederhana tiba-tiba terasa menjadi bermakna, ketika dalam sajian peristiwa tersebut, penonton merasakan sentuhan nilai kemanusiaan yang luar biasa. Peristiwa sederhana menjadi luar biasa karena sudah terjadi penafsiran oleh pencipta film dokumenter. Sebab itu dikatakan bahwa sebuah karya film dokumenter menyajikan suatu realitas kepada masyarakat yang secara normal atau dalam keadaan biasa tidak menangkap makna dari realitas tersebut. Jadi fungsi atau peranan dari seorang pencipta film dokumenter adalah menyusun fakta atau peristiwa, sehingga khalayak merasakan betapa pristiwa itu menjadi sangat bermakna (essensial) bagi suatu lingkungan kehidupan, dengan memberikan penafsiran lewat penyusunan fakta yang akhirnya memberikan makna bagi fakta-fakta tersebut terhadap lingkungannya. Dengan cara bagaimana seorang pencipta film dokumenter menyajikan suatu peristiwa nyata tersebut sehingga khalayak merasakan makna dari peristiwa atau fakta tersebut, merupakan campur tangan subyektif dari seorang pencipta film dokumenter. Campur tangan subyektif ini teknis sifatnya, bukan merekayasa fakta atau peristiwa. Bukan memainkan kembali fakta atau peristiwa. Melainkan dari sudut mana peristiwa itu diambil, cara membuat seleksi fakta visual mana yang ditampilkan dan mana yang dibuang, semua dilakukan oleh seorang pencipta film dokumenter. Oleh karena itu sebuah fakta atau peristiwa yang nampaknya biasa dan ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, oleh seorang pencipta film dokumenter yang 148
cerdas, akan dapat ditunjukkan makna tersembunyi yang selama ini tidak pernah ditangkap oleh khalayak. Bahwa makna tersebut sudah berada dalam peristiwa, adalah fakta. Sedangkan peranan seorang pencipta film dokumenter adalah memberi aksentuasi atau tekanan sehingga terjadi pemahaman atas nilai tersebut, yang selama ini tak dilihat dan disadari. Akan tetapi, produksi program dokumenter dipercayakan hampir sepenuhnya pada lembaga produksi televisi untuk menyajikan karyanya. Sementara itu, dugaan kebenaran boleh jadi lebih kuat muncul sebagai hasil gambaran dari individu (senimart) daripada hasil konsensus suatu tim, yang merupakan permasalahan rumit bagi para pelaksana produksi di pusat-pusat produksi televisi. Pemikiran ini ingin mengatakan mana lebih objektif dalam produksi dokumenter antara hasil pemikiran individual atau pemikiran tim kerja. Dewasa ini individu-individu bekerja sendiri dalam menggarap program dokumenter, hasilnya sering terasa lebih spesifik jujur dan karakteristik, dibandingkan dengan kerja tim ketika mereka sudah dilandasi oleh kepentingan bersarna dari lembaga atau sponsor. â&#x20AC;&#x2DC;.1Dalam produksi dokumenter terdapat dua unsur pokok yang kernudian dipadukan, yaitu unsur gambar dan unsur suara. Unsur gambar atau visual terdiri dari berbagai materi, antara lain: 1. Rangkaian kejadian : suatu peristiwa, atau kegiatan dari suatu lembaga. 2. Kepustakaan : potongan arsip, majalah atau mikrofilm. 3. Pernyataan : individu yang berbicara secarasadar di muka kamera. 4. Wawancara : pewawancara boleh kelihatan, boleh tidal( kelihatan. 149
5. Foto still 6. TOokumen 7, Pembicaraan 8. Layarkosongisilhauette
foto-foto bersejarah. : gambar, grafik, kartun. : suatu diskusi atau pembicaraan segerombolan orang. untuk memberi perhatian pada sound atau silhouette karena pribadi yang berbicara dibahayalcan keselamatarinya, andaikata wajahnya kelihatan.
Unsur kedua merupakan unsur suara atau sound, antara lain: 1. Narasi/reporter : dengan narator atau suara reporter/suara voice over. 2. Synchronous sound : dengan suara sebagaimana adanyadalana gambar yang di-relay secara tersencliri, kemudian dipersatukan. 3. Sound effect : suara-suara suasana dan latar belakang; 4. Musik-lagu : hams diciptakan musik. 5. Kosong-sepi : untuk memberi kesempatan penonton memperhatikan detail. 1. Persiapan Tata laksana produksi dokumenter biasanya mengikuti prosedur dari suatu pusat produksi. Pertanyaannya, manakah kemungkinan yang lebih bai.k produksi dokumenter individual atau dengan suatu tim? Tata laksana produksi dokumenter secara individual memang jauh lebih mudah dan lebih cepat, tetapi point of interest sepenuhnya tergantung dari individu. Artinya, apabila individu, adalah orang yang menguasai permasalahan dan sungguh cerdas, maka hasilnya sangat bagus: spesifik, karakteristik dan mendalam. Sebaliknya, jika individu bukan seorang yang berpengalaman dan kurang menguasai permasalahan maka hasilnya kurang maksimal. Sementara flu, jika produksi dokumenter dikerjakan oleh tim, sexing lebih 150
banyak diperlukan waktu untuk menyesuaikan ide antara anggota lira yang satu dan yang lain. Tanpa kesamaan pandangan dari tim program dokumenter akart kurang baik hasiinya. Akan tetapi, apabila tim itu berhasil menemukan point of interest yang sama, produksi program dokumenter menjadi sangat menarik karena lebih kaya, mendalam dan lebih dapat dipertanggungjawabkan. Ada tiga istilah teknis yang dalam uraian-uraian lebih lanjut akan sering disebut, yaitu: sinopsis-treatment-skenario. Secara singkat ketiga hal itu dijelaskan sebagai berikut. Sinopsis adalah cerita ringkas. Dalam program dokurnenter orang tidak menggunakan istilah sinopsis, melainkan kerangka gagasan atau pemikiran. Program dokumenter bukanlah suatu cerita, melainkan susunan kejadian-kejadian. Maka kerangka pemikiran bagaimana kejadian-kejadian itu disusun, inilah yang pertama-tama hams dibuat oleh pencipta (producer) program dokumenter. Kerangka penulisan semacam itu dalam produksi film cerita, berupa ringkasan cerita atau disebut sinopsis. Treatment adalah istilah yang sama-sama dipakai, baik dalam program dokumenter maupun dalam program film cerita. Treatment mengandung pengertian impiementasi dari kerangka pemikiran atau sinopsis. Kalau dalam kerangka pemikiran atau sinopsis urutan pengadegan yang disebut sekuen (sequence) belum tersusun rind, di dalam treatment cukup rind, meskipun dialog-dialog atau rincian shoot (gambar) belum tercantum. Indikasi lokasi (tempat pengadegan), tokoh-tokoh yang terlibat, perlengkapan khusus yang diperlukan semua tertulis di dalam treatment. Istilah bahasa Indonesia yang agak mendekati treatment berarti pengelolaan, yaitu uraian bagaimana kerangka pemikiran atau synopsis itu diselenggarakan atau dilakukan. Skenario adalah naskah lengkap dan rinci dari sebuah pruduksi cerita. Program dokumenter tidak selalu perlu skenario 151
untuk rnulai shooting di lapangan. Namun, program cerita mutlak perlu skenario kalau mau baik, sedangkan program dokumenter cukup menggunakan treatment untuk shooting di lapangan. Dalam skenario, selain pengadegan, seluruh dialog lengkap dan petunjuk pengambilan gambar tercantum di dalamnya. 2. Tahapan Pelaksanaan Produksi Keterangan mengenai tata laksana produksi program dokumenter sebagai berikut. Pertama, pencipta dokumenter perlu menentukan tema dari program yang diproduksi. Kedua, melakukan riset, baik riset lapangan maupun riset kepustakaan mengenai tema yang dipilih. Kalau perlu menghubungi pribadi-pribadi penting yang berkaitan erat dengan tema yang mau digarap dan meminta penjelasan secara rind mengenai hal itu. Ketiga, menetapkan tesis. Menyusun bahan dan membuat kerangka. Di dalam sinetron tahap ini berarti tahap penulisan sinopsis. Program dokumenter memerlukan sinopsis juga, tetapi lebih berbentuk kerangka pernikiran. Keempat, dari kerangka pemikiran kemudian dibuat treatment. Di dalam treatment seluruh perencanaan dan rincian setiap sekuen atau skene ditulis dengan jelas. Treatment ini dipakai untuk pegangan pengambilan gambar dan mempersiapkan semua pekerjaan. Kelima, pengambilan gambar (shooting) dengan berpegang pada treatment. Produksi gambar mulai dapat dibuat. Keenam, setelah semua bahan visual diperoleh kemudian dibuat seleksi, mana gambar yang baik dan mana yang tidak baik menurut logging, baru kemudian gambar-gambar itu mulai di edit dalam tahap editing offline. Ketujuh, basil editing offline ditulis dalam naskah. Apabila perlu narasi, uraian narasi itu juga ditulis dalam naskah. Naskah 152
lengkap yang berisi susunan gambar dan narasi disebut editing script. Kedelapan, berdasarkan editing script atau naskah editing kemudian dibuat editing online. Dalam editing ini, semuanya harus sudah pasti. Jadi, editing online merupakan editing final. Kesembilan, setelah editing online proses berikutnya mixing. Di dalam mixing, narasi d an musik ilustrasi dimasukkan dart dicampur di ternpat yang direncanakan dalam editing script. Sesudah mixing ini siaplah sebuah produksi dokumenter. Di dalam produksi film terdapat dua macam editing, yaitu: 1. Editing konthnuiti, dalam editing ini susunan dari adeganadegan menentukan jalannya cerita atau urutan sajian. Editing kontunuiti menghubungkan shoot-shoot yang satu dengan yang lain dalam scene, dan menghubungkan scene dan scene yang lain yang kemudian mernbentuk sequence. Kadangkadang antara satu shoot dengan shoot yang lain dengan sengaja disisipi shoot dari suasana atau obyek tertentu yang tidak secara langsung menghubungkan shoot yang satu dan shoot yang lain meskipun obyek itu berada di sating yang sama. Sisipan ini disebut cut away. Di dalam editing kontunuiti harus diperhatikan apa yang disebut screen direction, yaitu arah dari pandangan atau gerakan obyek dan kiri ke ka.nart atau sebaliknya. Sambungan shoot yang direction gerakan obyeknya dari kiri ke kanan muculnya dalam shoot berikut hams mengikuti arah yang sama. Apabila terjadi perbedaan posisi pada arah obyek dan arah pandangan, maka akan berakibat gambar seperti rnelo-ncat, maka akibat ini disebut jump cut atau jamping. 2. Editing kompilasi. Editing ini tidak terlalu terikat pada kontinuitas gambar. Biasanya editing kompilasi dipakai untuk program dokumenter. Gambar disusun berdasar editing script di dalam program dokumenter dan tidak begitu 153
terikat pada kontinuitas gambar yang didasarkan atas screen direction. Meskipun corak gambar harus diperhitungkan berdasarkan kerangka pemikiran yang ada pada treatment, namun lokasi dan kontinuitas gambar sepenuhnya berdasarkan pada naskah yang telah tersusun sesudah editing offline selesai. Dengan dernikian editing kompilasi lebih mudah dibandingkan dengan editing kontinuiti. Sebab editing kompilasi dalam penyusunan gambarnya sepenuhnya berdasarkan kerangka pemikiran dan naskah yang sudah disusun tanpa hams memperhatikan banyak faktor yang ada hubungannya dengan screen direction. B. Pengembangan Gagasan Proses menemukan gagasan dari _pencipta program bermacam-macam caranya, seperti membaca, menemukan suatu permasalahan yang menarik, menyaksikan suatu kejadian unik atau langka, dan terangsang oleh suatu peninggalan yang akan lenyap (padahal peninggalan itu perlu diketahui generasi mendatang maka sebaiknya dibuat dokumentasinya). Gagasan ini kemudian dikonkretkan menjadi suatu tema. Misalnya, ketika pencipta program menyaksikan bagaimana petani menyemprot sawah mereka dengan racun pembunuh hama (pestisida) tanpa proteksi, tiba-tiba timbul pertanyaan apakah dengan cara penyemprotan seperti itu, tidak terjadi kontaminasi racun dalam tubuh petani? Gagasan berupa pertanyaan itu sangat merangsang sikap kreatifnya, kemudian is berusaha memformulasikan pertanyaannya menjadi satu tema konkret, yaitu Pengaruh Pestisida dalam Tubuh Petani. Membuat tema jangan terlalu panjang. Kalau sebuah tema tidak dapat diformulasikan secara singkat, berarti tema itu kurang jelas atau sukar. Menggarap tema yang kurang jelas, 154
biasanya hasilnya tak jelas pula. Sebaiknya tema ditulis sepanjang tidak lebih dari lima belas kata. Dengan lima belas kata, orang yang membaca hams mengerti arti dan maksudnya. Setelah tema pasti (sreg), kemudian pencipta dokumenter menjalankan riset untuk mencari bahan-bahan yang diperlukan program dokumenternya. Riset meliputi riset kepustakaan, riset lapangan dan konsultasi-konsultasi dengan otoritas yang al-di mengenai tema itu. Penyelidikan terhadap mereka yang terkena akibat penggunaan pestisida dan data klinis sangat diperlukan. Pencipta program dokumenter, selain bertindak sebagai peneliti dan analis, sebenarnya juga penyelidik yang mengkombinasikan kemampuan intelektual, inteligensi, dan keterampilan. Sebuah program dokumenter yang tidak didukung oleh fakta dan data yang lengkap akan kurang mutunya. Kekuatan sebuah program dokumenter terletak pada dukungart fakta dan data yang akurat. Setelah bahan-bahan cukup lengkap, pencipta program kemudian menetapkan tesis. Dari hasil riset dapat ditetapkan tesis: Penggunaan pestisida ternyata meracuni manusia dan lingkungannya. Berdasarkan tesis itu pencipta program menyusun kerangka pemikiran atau gagasan. Berdasarkan kerangka pemikiran ini bahan-bahan itu dikelompokkan dan disusun. Susunan kelompok-kelompok bahan ini disebut sekuen. Susunan sekuen lengkap dengan berbagai penjelasan kebutuhankebutuhan pengambilan gambar di lapangan disebut treatment. Dengan treatment ini sutradara dokumenter biasanya dapat mulai melaksanakan shooting (lihat contoh kerangka pemikiran dan treatment pada halaman ...). )udul program biasanya diciptakan setelah shooting berakhir, ketika sutradara atau produser selesai menyusun editing script. Editing script disusun berdasarkan catatan pelaksanaan shooting yang disebut rundown sheet dan catatan 155
hasil shooting yang disebut logging. Judul biasanya harus merangsang rasa ingin tabu penonton. Misalnya, untuk tema pengaruh pestisida dalam tubuh petard diberi judul "Dalam Bayang-Bayang Racun". Seorang pencipta program dokumenter ternama mengatakan, "Bagaimanapun yang akan muncul dalam produksi Anda adalah pribadi Anda sendiri." Ucapan ini tidak jauh berbeda dengan pendapat Emille Zola bahwa dalam kesenian karakteristik pencipta yang mewarnai ciptaannya merupakan kekhasan dan keunikan dari nilai keseniannya. Hal ini berarti objektivitas sebuah dokumenter tetap merupakan cerminan pandangan subjektif penciptanya. Sebuah film mengenai suku bangsa di Irian yang dibuat oleh orang Jakarta, hasilnya berupa suku bangsa di Irian menurut pandangan orang Jakarta. Hasil itu sering justru cukup berbeda dengan.realitas yang dirasakan sendiri oleh suku bangsa tersebut. Seorang pencipta program dokumenter dapat memberi kesan betapa terbelakangnya kehidupan di tengah hutan dari suku Mentawai. Padahal bagi suku itu sendiri hutan menjadi bagian yang integral dari hidup dan kepercayaan agamanya. Maka membabat hutan di lingkungan suku itu sama dengan "memperkosa" perasaan kepribadian dan budaya masyarakatnya, meskipun dengan dalih meningkatkan kualitas kehidupan suku itu. Maka sebenarnya memberi penenkanan keterbelakangan suku itu tidak tepat. Mereka yang merusak hutan dan lingkungan suku itulah yang sebenarnya tidak beradab. Sebuah karya dokumenter tidak berbeda dengan karya seni yang Ilan. Karya itu merupakan cerminan visi dari penciptanya. Visi ini yang kemudian membuat karya itu bernilai. Karya dari seorang pencipta yang tidak memiliki visi biasanya tidak bermutu juga. Masalahnya adakah pencipta yang tidak memiliki visi? Semua pencipta seni tentu memiliki visi. Namun, suatu 156
I I
I
5
visi yang tidak memiliki landasan yang kuat, dasar pandangan yang jelas atau sekadar mengikuti arus biasanya disebut tidak memiliki visi. Suatu ciptaan sederhana, tetapi memiliki kekhasan dengan dasar pandangan yang kuat akan terasa bobot visinya. Kelemahan suatu karya dokumenter biasanya disebabkan oleh sang pencipta semata-mata rnenyaiikan fakta tanpa menggali banyak aspek yang melatarbelakangi dan kemudian mempertajam aspek yang memiliki kandungan nilai kemanusiaan. Kandungan nilai kemanusiaan ini yang memberi bobot pada karya itu. Inilah point of interest dari seorang pencipta karya dokumenter. Kandungan nilai kemanusiaan ini yang menyentuh hati nurani dan menumbuhkan kesan yang mendalam. Selebihnya, kekentalan dan keutuhan karya sebagai sajian yang enak diikuti, mendesak, penting dan menarik yang rnelengkapi kesempurnaan sebuah program dokumenter. Suatu program dokumenter bukan produksi acara hiburan, fiksi, pendidikan atau penerangan biasa. Karya dokumenter termasuk juga sebagai karya jurnalistik. Itulah sebabnya di dalam persiapan, pengolahan dan sajian, banyak digunakan prinsip-prinsip jurnalistik, misalnya dari segi isi, sebuah dokumenter yang baik menyangkut tuna-tema yang urger, penting dan menarik. Dari segi sajian, karya dokumenter itu hams tepat (akurat), jelas, jujur/benar dan ringkas. Dalam hal tertentu prinsip 5 W's + H (what, why, who, when, where, dan how) biasanya dipakai. Itulah sebabnya, seorang pencipta karya dokumenter selain produser atau sutradara, sebenarnya la juga seorang jurnalis. Akhir-akhir ini muncul suatu trend program yang s.ering disebut sebagai program dokumenter televisi. Program itu bermacarn-macarn isinya. Beberapa program bercerita tentang flora dan fauna, program lain bercerita tentang daerah-daerah dan pedalaman, beberapa bercerita tentang suku, adat-istiada, 157
tradisi, dsb. Dalam sajiannya isi program secara selintas saja dimunculkan karena yang muncul dalam sebagian besar program itu adalah presenter yang sering mengajak beberapa orang dan menceritakan tentang bermacam-macam pengalaman tersebut. Dalam konteks ini patut dipertanyakan sebenamya film dokumenter ini adalah dokumenter tentang pencerita yang sedang melakukan perjalanan atau melakukan suatu penyelidikan atau tentang suatu obyek yang ingin dijelaskan kepada masyarakat. Sebab pencerita yang biasanya selebritis lebih mengambil peranan d.ari pada obyek yang diceritakan. Pencipta program ini tentu saja berorientasi lebih untuk menekankan daya tank dari tokoh selibriti yang bercerita supaya program itu laku dijual untuk iklan. Inilah yang disebut psedou documentary. Seolaholah sebuah sajian dokumenter namun sebetulnya sajian selebritis yang sedang jalan-jalan. Program semacam ini dalam arti tertentu tidak memiliki nilai dokumenter, meskipun barangkali nilai komersialnya tinggi. Naskah dalam program dokumenter ditulis paling akhir sesudah editing selesai. Naskah biasanya merupakan uraian penjelasan, informasi atau komentar terhadap kejadian yang disajikan secara visual. Naskah itu kemudian direkarn dengan pembawa suara seorang penyiar atau presenter dan dipersatukan dengan gambar tanpa pemunculan pembawa suaranya (voice over). Naskah uraian hanya melengkapi tayangan visual yang belum jelas atau perlu spesifikasi karena gambarnya terlalu umum. Untuk tayangan visual yang sudah jelas, uraian tidak diperlukan. Biarkan gambar berbicara sendiri. Apabila tayangan visual itu berupa suatu pemandangan atau rangkaian kejadian yang sudah jelas, sound asli dari kejadian itu merupakan kelengkapan yang sangat menghidupkan gambar. Musik sebaiknya dipakai hanya kalau suasana tayangan gambar terasa kosong dan math Dalam situasi ini musik dapat 158
membantu memberi suasana yang menghidupkan. Dalam hal ini, berlaku prinsip musik tidal( boleh lebih menarik dibandingkan dengan sajiannya. Jangan menggunakan lagu ilustrasi yang sudah dikenal. Sebaiknya diciptakan ilustrasi musik secara khusus. Musik sekadar ilustrasi untuk memberi suasana. :Vika pilihan musik lebih menarik maka isi program itu justru menjadi kurang memperoleh perhatian. Kadangkadang suasana sepi dan kosong diperlukan. Suasana demikian sering memperkuat kesan terhadap unsur visual. Jika demikian, musik kurang diperlukan. Akhirnya, pencipta dokumenter yang menertukan bagaimana program itu dapat sunggul. men gesankan, menarik L
_clan bermanfaat bagi masyarakat. Berikut ini dilampirkan contoh treatment dan editing script dari sebuah program dokumenter berjudul Dalam BayangBayang Racun. Contoh. Treatment Treatment Proyek Video FAO/Bappenas (Panitia Nasional PHT) Terna Pengaruh Penggunaan Pestisida-Insektisida Kesehatan Petani (Health-Impact)
terhadap
Permasalahan Peningkatan hasil pertanian dikaburkan oleh kepentingan bisnis bahan kimia (pupuk, pestisida-insektisida) sehingga kepentingan petard dan lingkungan hidup diabaikan. Akibatnya, ancaman bagi penurunan kesehatan para petani dan pencemaran.
159
Tesis Penggunaan pestisida-insektisida ternyata meracuni manusia dan lingkungan. Bahan Dasar Penelitian FAO/Bappenas di Kabupaten Tegal dan Brebes. Judul "Dalam Bayang-Bayang Racun" (Sementara) Audiens Umum/petani dan pengambil keputusan Jenis Sajian Dokumentasi film video Pelaku Warga desa; responden penelitian dan para ahli serta petugas lapangan di tempat kejadian berlangsung. Lokasi Kabupaten Tegal dan Brebes, desa Larangan, Boyong, Turi, dan sekitarnya. Teknik Wawancara langsung; pengambilan kejadian langsung Peralatan ENG + unit indoors, lighting + VAN Jangka Pengambilan Gambar 1 musim tanam: April-Agustus 1992
160
1. Ringkasan Sajian Maksud baik pemerintah meningkatkan hasil pertanian, khususnya palawija dan keinginan petani memperoleh hasil maksimal dari lahan mereka, rnern. beri peluang agrebisnis bahan kimia (pupuk, pestisida-insektisida) mengarnbil keuntungan dari situasi ini. Lebih-lebih ketakutan petari akan hama tanaman merupakan peluang bagi formulator yang memotivasi petani dengan menggunakan bahan-bahan kimia pertanian untuk membunuh barna. Pada kenyataannya untuk tanarnan palawija terdapat banyak harna. Namur; motivasi mendorong kegiatan penyemprotan yang berlebihan. Lebih parah lagi karena belum semua petani tahu dan dengan sendirinya tahu cara menggunakan bahan kimia tanpa merusak lingkungan dan membahayakan dirinya. Dan hasil penelitian banyak petani yang belum tahu cara menyeraprot, mencampur dan menyimpan bahan-bahan itu secara aman. Selain itu, kecerobohan penggunaan bahan-bahan kimia ini sangat mengancam, baik kesehatan petani maupun kesehatan konsunen palawija. Rangkaian dari kisah berikut ini menunjukkan praktek-praktek kegiatan yang tidak benar dan akibat-akibatnya. 2. Rangkaian Cerita a. Sekuen I Snap-shoot keinginan beberapa petani meningkatkan hasil lahan mereka. Ketakutan terhadap hama. Motivasi dari formulator untlik menggunakan pestisida dan rnaksud baik pemerintah membantu petani. Namun, akibatnya terjadi penurunan kesehatan. Isi Pokok Sekuen 1. Maksud dan keinginan yang balk tanpa sikap kritis dapat menbawa akibat yang tak terduga. 2. Hati-hati terhadap segala macam promosi agrobisnis. 161
Judul "Dalam bayang-bayang racun" b. Sekuen II Lahan subur yang menghasilkan tanaman palawija. Berbagai usaha dijthankan agar hasil dapat berlimpah. Namun, seperti dikatakan beberapa petani, palawija memiliki hama seperti daun menjadi keriting. Itulah sebabnya perlu setiap kali disemprot. Menurut iklan ada banyak bahan-bahan kimia yang dengan efektif dapat membunuh hama. Apalagi ada beberapa demplot dari formulator pestisida yang membuktikan kehebatan jenis pestisida. Petani modern adalah petani yang dapat menggunakan hasil teknologi modern untuk lahan mereka. Hal ini tercermin pada patung petani yang sedang menyemprot. Propaganda itu mendorong frekuensi penyemprotan meningkat. Apalagi menurut beberapa petani mencampur sendiri beberapa macam pestisida, hasilnya sangat memuaskan. Daun tidak menjadi keriting dan kaku. Tarnbahan pula bahaya pestisida sama sekali tidak diketahui maka menyemprot sembarangan tidak menjadi masalah. Isi Pesan 1. Motivasi yang tidak berorientasi pada kepentingan petani secara menyeluruh dan melulu demi kepentingan bisnis sangat berbahaya. 2. Tidak semua petani mengerti dengan sendirinya cara menggunakan bahan kimia supaya agak aman. 3. Sekadar berorientasi pada hasil, menciptakan praktekpraktek pencampuran kimia dan penyemprotan yang membahayakan. Shoot-Shoot Penting untuk Sekuen II 1. Iklan dalam kalender cara penyemprotan yang salah. 2. DempIot formulator. 3. Patting petani menyemprot (Karawang). 162
4. Menyemprot tanpa proteksi. 5. Mengoplos berbagai macam pestisida. 6. Membuang sembarangan bungkusibotol pestisida. 7. Ivienyimpan pestisida sembarangan. c. Sekuen III Belum banyak masyarakat yang sadar akan bahaya pestisida, seperti memakai bekas bungkus pestisida atau pupuk kimia untuk bungkus makanan kecil yang kemudian dibeli oleh anak kecil. Masih menyemprot hasil panen yang akan dijual ke pasar sehingga kaiau kemudian basil panen itu dibeli dan dimasak di rumah tidak sehat lagi, misainya apabila dimakan, mentah sebagai lalapan. Akibatnya, dapat membuat pencemaran di tubuh manusia dan membahayakan keselamatannya. Oleh karena itu, perilaku yang benar dalam menyemprot dan menghindari penyemprotan patut diupayakan. Isi Sekuen I. Kecerobohan dalam menjaga kesehatan dan keamanan lingkungan. 2. Altematif menghindari pencemaran lingkungan. Shoot-Shoot Penting untuk Sekuen III 1. Menyemprot basil panen sebelum dijual. Macamnya, kubis, brambang atau bawang. 2. Thu berbelanja sayur-sayuran. 3. Thu memasak. 4. Sekeluarga makan dengan lalapan. 5. Upaya menghindari pencemaran. Memberi penjelasan bahaya menyemprot. d. Sekuen IV Beberapa ahli berdasarkan basil penelitian membenarkan timbulnya bahaya bagi kesehatan manusia dan hidup manusia akibat keracunan pestisida. Bagaimana racun itu mengkontaminasi palawija dengan prosentase dan penyeraparmya ditunjukkan 163
lewat grafis. Sejauh mana racun itu dapat merusak jaringan tubuh, hasil-hasil penelitian dalam jangka panjang sedang membuktikan hal itu. Namun, dalam kenyataan gejalanya sudah terlihat semakin jelas. Selain itu, dikemukakan oleh para ahli beberapa hal yang perlu untuk menghindari akibat buruk itu. Isi Sekuen 1. Menunjukkan bagaimana pestisida mencemari produksi pangan. 2. Hasi l peneli t i an par a ahl i bahwa pencemar an i ni sungguh ber bahaya ba gi kesehat an manusi a. Shoot - Shoot Penti ng unt uk Se kuen IV 1. Wawancara dengan pakar. 2. Grafik animasi di studio. 3. Ilustrasi dari mereka yang sakit akibat pestisida. e. Sequence V Sebagai akibat cara pemakaian bahanbahan kimia itu, berdasarkan penelitian dan pengalaman para petani terjadi kelainankelainan dalam tubuh mereka. Gejala sakit mulai terasa, seperti sesak napas, puling, dan mual. Secara fisik bahkan ada yang sangat tampak, yaitu bercakbercak pada kulit yang terasa sangat gatal. Bahkan ada petani yang hingga sekarang tidak tahan lagi kalau mencium bau pestisida. Gejala ini dikuatkan oleh isi pernyataan dari beberapa dokter puskesmas. Ada kecenderungan pasien yang keracunan pestisida rneningkat, lebih-lebih pada musim tanam bawang. Pada umumnya gejala yang dirasa sama seperti apa yang dikatakan para petard. Isi Sekuen 1. Penyemprotan yang sembarangan membawa akibat buruk pada kesehatan petani. 2. Gejala gangguan yang muncul jelas karena racun pestisida. 3. Gejala cenderung meningkat kalau tak segera diambil tindakan. 164
Shoot-Shoot Penting untuk Sekuen V 1. Penyemprotan dengan proteksi dan tanpa proteksi serta akibatnya musing (wawancara). 2. Gejala yang tampak pada tubuh (beberapa orang dengan isi pernyataan yang bersangkutan). 3. Isi pernyataan beberapa dokter puskesmas. Musik Digarap dengan musik kreatif Jadug Feriyanto. Suasana Sederhana. D. Contoh Naskah Editing Online Dalam Bayangbayang Racun : PHT Panitia Nasional Produksi (FAO-Bappenas) : Fred Naskah Sutradara Wibowo : Studio Audio Pelaksana Produksi Visual Puskat Duration : 20 menit Sekuen I Skene: 1 1. CU Pemilik Toko Pestisida
1. Penjual Pestisida: SI: Penjual Pestisida 08Seperti Dursban itu memang setiap 1920.00 (nomor time code) bulannya itu cukup lumayan. Kadang-kadang sampai 20 dos, kadang-kadang sampai 30 dos
2. MCU Formulator I Pestisida 2. Formulator I: SI: Formulator Pestisida Untuk Rovral ini diperkirakan 07-14.31.42 kurang lebih 1 bulan dalam wilayah. Larangan dan sekitamya ini, kurang lebih sekitar 1/2 ton. 3. CU Petani Penyemprot 3. Petani Penyemprot: SI: Petani Penyemprot Obatrtya memakai insektisida, 11-04.10.19 mereknya Monitor Begitu saya merasa mual
165
perutnya, langsung kepala saya pusing melihat tanah sampai muter-muter begitu. 4. MCU Bapak Komarudin SI: Komarudin, Kasi PKL Dinkes,Brebes 1320.13.17
4. Komarudin: Dalam hal ini untuk tahun 1990. Jumlah keracunan bertambah banyak, hampir 70% masyarakat, yang diperiksa keracunan atau terpapar oleh pestisida.
Skene: 2
5. Tangan Pegang Botol 5. Musik: Tuang Cairan ke Dalam Smash! Sique: Opening Theme Jeriken Tilt Down Botol Setiap ganti gambar Indod as ada sting) SI: Judul: Dalam Bay angBayang Racun 6. CU Penyernprot Menuangkan Pestisida ke Dalam Tangki SI: Produksi: Program Nasional Pengendalian Hama Terpadu 08-20.17-10 7. TS Para Petani sedang Menyemprot SI: Pelaksana Produksi Studio Audio Visual Puskat 09-3.58 8. CU Penyemprot sedang Mencuci Tangki di Pant 08-10.00-15 SI: Naskah/Sutradara: Fred Wibowo
166
Sekuen II Skene: 3 9. IS Ladang Bawang yang 6. Musik: Leas di Daerah Guci Melankolis-suling 12: 05-11-09 10. LS-Pan Hamparan Ladang 7. Announcer: Bawang Merah Hasil bumi adalah sumber 05: 01-01-02 hidup yang sangat menentukan bagi petani. 11. TS Petani Menyirami Tanpa mengenal lelah Tanaman dan dengan 09:15-38 berbagai cara mereka berusaha memperoleh basil yang sebesar-besarnya. 12. Petani sedang Hanya dengan basil Mengikat Bawang maksimal mereka 08 : 12-44-10 untuk dipasarkan dapat membayar kredit mereka kembali yang untuk tanaman bawang memerlukan modal yang cukup besar. 13. TS Petani Memikul Bawang Merah 04 : 07-19-09 Skene: 4 14. Suasana Desa 03: 02: 59:19
8. Ann: Sementara itu, sejak revolusi hijau para petani telah didorong untuk menggunakan bahan kimia sebagai pembasmi Kama clan penyakit tanaman serta pupuk penyubur tanah.
167
15. MS Penjual Pestisida clan Poster 03: 13: 09 : 01
16. Poster Pestisida Ampuh Pilihan Petani 03: 06-26-22 17. Poster Pestisida pada Kalender di Ruang Tamu 09: 19-38-11
Dengan mudah mereka dapat memperoleh bahan kimia berupa pupuk, pembasmi hama dan penyakit tanaman, hingga di warung-warung pelosok desa. 9. Musik
10. Ann: Begitu hebatnya promosi racun kimia ini sampai ke dalam keluarga, sehingga petani sangat perannya manfaatnya sebagai penyelamat produksi pertanian mereka.
18. CU Kalender Pestisida Bayer 09:17-44-22 19. CU Tulisan Deconil Vondazeb 13G Penyemprot 04: 15-43-02 20. Demonstrasi Pestisida Dursban (Poster) 03:10-28-12 Skene: 5 21. Kelompok Petani Apalagi dengan Formulator 07: hampir setiap hari beberapa 04-53-18 formulator pestisida secara intensif mendorong para petani untuk
168
SE: Sangat Lembut
22. CU Formulator SE: Dikeraskan 07 : 05-3-4-19
11. Ke[ompok Petani dan Formulator 07: 04-M09
12. Formulator Dursban 07 : 09-30-44
SE: Lembut Dahulu Sanwa! Announcer
Selesai Baru Diperkeras
menyemprot. Berbagai demonstrasi di lahan dan bujukan-bujukan, rnemojokkan petani sehingga mereka merasa bersalah kalau tidak menyemprot. 11. Formulator: Nah, sebagaimana kalau tadi saya sebutkan, Pak. Jadi, kalau untuk altematif Bapak menggunakan ini Pak, Rovral! Kok sekarang Bapak kok tidak pakai Rovral alasannya gimana gitu? 12. Petani: Ala sannya mahal. 13. Formulator: Oh, mahal gitu. Nah, sekarang perbandingkan ya, Pak, ya! Daripada Bapak dengan modal seician, umpamanya dua ratus, bawang Bapak rusak, `kan lebih baik kita mengatasinya sedini mungkin. 14. Ann: Setiap formulator seolah mempersalahkan petani kalau tidak menggunakan produknya. Maka selesai barn diperkeras para petani cenderung semakin berani memakai berbagai 169
25. Desa dan Patung Petani Penyemprot 15:04-19-08
170
macam bahan-bahan kimia 15. Formulator: Pak itu juga pakai, Pak? Nggak pakai Dursban, Pak? Nggak kenapa, Pak? Nggak kenapa nggak pakai Dursban, Pak? Belum pernah pakai Dursban, Pak? Sudah? Sekarang nggak pakai, kenapa Pak? 16. Petani: Lalat tidak math 17. Formulator: Oh, untuk lalat? Pakai berapa cc, Pak? Oh, pakai 2 sendok campuran itu sama lalat nggak matt. Lha itu Pak, kalau misalnya pakai Dursban khusus seharusnya memang dua sendok itu kurang dosisnya, iya Paid Kalau untuk pakai Dursban itu per tangkinya Pak, kalau misalnya 17 itu minimal satu ini sama setengahnya, Pak. Jadi, minimal 30 cc per tangki Pak. 18. Ann: Dorongan yang memojokkan ini masih dilengkapi dengan image bahwa petani modern adalah petani yang menggunakan slat modern seperti alat penyemprot. Patung sang pahlawan tarsi Iengkap dengan senjata penyemprot racun
26. Petani Penyemprot A 03: 16-42-23
27. Petani Penyemprot B 04: 03-30-03
28. Petani Penyemprot C 06: 01-16-13
Skene: 6 29. TS Banyak Orang Mencampui Pestisida 09: 00-22-14
kimia ini semakin memantapkan kebanggaan petani untuk menyemprot. Maka bahkan sebelum terjadi suatu gejala serangan hama pun petani sudah menyemprot. 19. Petani B: Saya melakukan penyemprotan ilu dua hard satu kali, tents itu supaya mulus gitu daunnya. Saya takut ada hama gitu! 20. Petard A: Pada waktu musim palawija, saya menggunakan semprotan itu satu minggu tiga kali. Kalau tidak satu minggu tiga kali mungkin daunnya tidak lemas jadi takut seranganserangan hama yang clan palawija. 21. Petani C: Pak, saya menyemprot semingg,u dua kali. Kalau sekali ulatnya banyak. 22. Ann: Oleh karena itu, hampir setiap pagi terjadilah upacara yang sama di kalangan para petani penyemprot. Iviengopios sejumlah racun kimia pembasmi hama dan penyakit tanaman.
30. Melepas Tutup Botol
171
Langsung Menuang Cairan 09: 02-28-07 31. TS Seseorang Mengaduk Semua aturan dan tata cara 09: 06-20-13 meramu racun kimia pembasrni hama dan penyakit tanaman, tidak dipedulikan lagi. Sarung tangan, penutup hidung dan mulut justru dirasa mengganggu 32. MCU Seorang Merokok 09 : 02-58-20 33. CU Jiriken-ZO LS Orang orang Meletakkan Ember 34. Banyak Botol Bekas Kalau dirasa hama Pan ke Banyak cukup mengkhawatirkan Orang Mengoplos maka mereka menambah Racun Kimia menambah sendiri dosis racun kimia 09: 03-58-08 itu menurut perasaan saja. Atau mencampur dengan bahan kimia lain dan masih ditambah perekat supaya racun tahan menempel lama di tumbuh-tumbuhan. 35. C U T u a n g C a i r a n Sering terjadi hasil dalam Jeriken 09: oplosan itu, kekuatan 07-58-12 pembunuhnya dua, tiga kali lebih kuat dari sejumlah pestisida atau insektisida yang sudah dilarang pemerintah. 36. TS Rombongan Kemudian mulailah prosesi pembasmian. Penyemprot Berjalan 09: 09-01-05 37. TS Sawah dan Pemandangan
172
38. TS Semprot Menyemprot 09: 12-57-03
39. LS Banyak Penyemprot 09: 14-58-16
Skate: 7
23. MS Formulator Rovral 07: 14-40.18
SI : Formulator PT Ron Poleng Agro Cup 24. MS Formulator PT Pasific Chemical hid. 07 :18-03-10 SI: Formulator PT Pasific Chemical Ind
Dan di sawah berkilo-kilo racun kimia disebarkan tanpa menyadari bahayanya bagi kehidupan. 23. SE: Spray! Ann: Racun pembunuh serangga banyak yang sudah dilarang di Amerika dan Eropa. Tetapi di Indonesia justru seeing dipromosikan sebagai obat tanaman. Sementara industri kimia nasional dan internasional beranggapan sudah ada kesadaran masyarakat di bidang keselamatan dan lingkungan. Itulah sebabnya mengapa 80% dari pestisida beracun digunakan di negara berkernbang. 24. Formulator Rovral Untuk penggunaan fungisida terutama Rovral inl, diperkirakan kurang lebih satu bulan dalam wilayah larangan dan sekitarnya ini kurang lebih sekitar setengah ton. 25. Formulator Dursban: Dursban itu diperkirakan kalau musirn-rnusim ramai itu kios-kios sekitar wilayah larangan ini, itu mungkin setiap harinya itu, mencapai satu sampai dua boks Pak, jadi sekitar 10 sampai 20 liter habis.
173
42. MS Formulator 07: 15-31-08 SL Formulator PT Ron Poling Agro Cup
43. MS Penjual Pestisida 08:19-15-10 SI: Penjual Pestisida
44. Peta Jawa 45. Peta Brebes
46. CU Dr. Ida Nyoman Oka
26. Formulator Larvin: Untuk wilayah Larangan sendiri, yah terutama untuk skup Brebes Yang kami ketahui, saw bulan kirakira untuk larvin, ya 1 tonan Pak. 27. Penjual Pestisida: seperti Dursban itu memang setiap bulannya kami cukup lumayan. Kadang-kadang sampai 20 dos, kadang-kadang sampai 30! 28. Ann: Dapat dibayangkan setiap satu bulan di kecamatan yang tidak seberapa leas, untuk satu merek pestisida rata-rata laku setengah ton. Sementara itu, terdapat lebih dari 20 merek pestisida yang beredar dengan efektivitas promosi yang tinggi. Tidakkah dengan demikian satu kecamatan akan disiram oleh Iebih dari 10 ton racun kimia setiap bulan? 29. Wawancara Dr. Ida.
Sekuen III Skene : 8 47. MCU Ibulbu Membagi Bibit 30. Ann: Bawang Merah Para petani tak bersalah. Mereka 10: 18-35-01
174
diberi image secara berlebihan
tentang bahaya hama tanaman supaya menggunakan pestisida. 48.TS Petani Tvlempersiapkan Peralatan yang sedikit Sernprotan yang rusak ntsak atau bocor, tidak menjadi seal asal masih 13 (Akhir) dapat dipakai. 13 Petani Mengangkat 49. i'vleskipun punggungnya hams Jeriken Air Tumpah tersiram racun, di Punggungnya sebelum akibatnya terasa mereka tidak 13 (Lanjutan) peduli. 50. TS Menyemprot tanpa Penutup Hidung
13 (Lanjutan) 51. Dua Petani Salina Menyemprot 09: 13-37-18 52. MCU: Orang Merokok Sehabis Mengisap Menyemprot 01 06-45-10 53. Mencuci Tangki di Parit 04:05-22-18
54. Katak Mali di Pant 04: 05-22-18 55. CU Ciba Geigy
56. Memikul dan Menyusun
Menyemprot tanpa penutup hidung adalah pemandangan yang sangat biasa di sawah. Mereka tidak insyaf bahwa menyemprot sating berhadapan berarti sating meracuni. tambahan racun pada waktu istirahat.
Dan semakin memperluas pencemaran dengan membuang sisa racun di pant yang menuju sungai. 31. Musk Smash! 32. Ann: Perlengkapan yang dianggap am an berdasarkan peraturan, 175
Hasil Fallen di Pinggir Jalan 04: 08-33-20
57. Jemuran Bawang Merah Disemprot 04: 14-33-00
Skene : 9 58. Ibu Membeli Brambang di Warung 05:15-56-15 59. Ibu Mengiris Bawang CU: Pestisida di Sudut 05: 10-37-20 60. Keluarga Sedang Makan 05 : 13-47-13 61. Membuang Bungkus Raclin di Sampah dengan Ayam-Ayam di dekatnya 09 : 06-58 62. CU Bungkus Antracol 09: 03-58 63. Bekas Kalengkaleng Pestisida 09: 03-58
tak rnungkin digunakan oleh para petani kecuali untuk dernonstrasi. Selain mahal juga terlau panas untuk udara di Indonesia 33. Ann: Sehabis dipanen dan siap untuk dijual pun masih ada tambahan ekstra racun untuk membunuh telur hama yang masih tinggal. Di rumah tangga, bawang yang sarat racun ini dikonsumsi oleh siapa pun.
Bekas bungkus pestisida dibuang seenaknya di tempat sampah terbuka.
Tidak jarang bekas kaleng pestisida dipakai bermain oleh anak-anak.
64. Anak Germain Petasan dengan 34. SE: Door! Kaleng Pestisida 08: 10-00-15 Skene: 10 65. Toko Penjual Makanan 35. Ann: dan Pestisida Di kampung-kampung penjual bahan pupuk.
176
03:05-59-15 11: 05-55-21
66. Warung Kelontong dan Warung Bahan Kimia 11: 06-05-06 67. G u d a n g M a k a n a n dan Pestisida 09: 16-40-01 68. Dua Orang Bapak Menakar Racun Kimia 11: 06-05-06 11: 07-31-19
69. Coca Cola berdekatan dengan Oplosan Racun 11 : 06-48-23 70. Anak Kedl Membeli Permen di Toko Pestisida
05 : 18-59-19 71. MCU Penjual Wanita SI : Penjual Pestisida 05: 16-50-07
pembasmi dan hama dan dan penyakit tanaman sering tidak peduli pada aturan, seperti menjual bahan kimia bersama bahan makanan.
Bahkan mereka menyimpan bahan makan dan bahan kimia dalam satu gudang. Pemilik toko tidak peduli atau tidak tahu bahwa mengernasi bahan kimia tanpa penutup hidung dan di tempat terbuka, berbahaya bagi yang bersangkutan dan (prang lain serta lingkungan.
Yang penting bagi di Toko Pestisida penjual bahwa menjual bahan kimia untuk agrobisnis in sangat menguntungkan. 36. Penjual Pestisida: Dulu itu juga menjual bahan makanan, juga pestisida. Namun, jual bahan makanan tidak begitu menguntungkan, jadi ya jual pestisida saja.
177
72. MCU Penjual Pria SI: Penjual Pestisida 08: 12-49-12
Sekuen IV Skene: 11 73. Suasana di Puskesmas 02 : 13-36-02
74. MCU Dr. Puskesmas SI: Dr. Puskesmas Larangan Brebes 02 :16-05-10
75. Suasana Puskesmas 02:17-17-02
76. MCU Bapak Komarudin SI: Komarudin Petugas Kesehatan Lapangan Kabupaten Brebes 06: 17-30-07-06 77. Snapshoot Beberapa Pestisida Ripcord-B ay carb Dursban Hostation
178
37. Penjual Pestisida: Kalau memang musimnya itu sedang musim tanam, obat-obat seperti Dursban, perbulannya kami omzetnya cukup lumayan Pak ya. Buat, imbuhannya bisa untuk menyekolahkan anak kami.
38. Ann: Penyebaran racun kimia ke hampir seluruh Iingkungan hidup, bukan tanpa akibat, lebih lagi petani penyemprot. 39. Dr. Puskesmas: Dari beberapa petani yang memeriksakan ke puskesmas dan ke praktek, ya ada beberapa petani yang mengeluh gejala keracunan pestisida. Menurut saya, sejauh ini memang ada kecenderungan untuk keracunan pestisida di daerah ini cenderung agak meningkat karena penggunaan pestisida yang secara berlebihan. 40. Bapak Komarudin: Seperti diketahui, 80% pestisida yang beredar, atau yang dipergunakan oleh petani di Kabupaten Brebes ini terdiri dari tiga macam. Golongan organophospat, organoclorin dan carbonet. Namun yang banyak digunakan di sini,
yaitu golongan organophospat. 16: 02-11-08 78. Menuang Campuran Darah dan Cairan Lalu Memeriksa dengan Alat Kintometerkit (Beberapa Snapshoot) 12: 15-10-19
Skene: 12 79. TS Wawancara Peneliti dengan Penyemprot Bawang 14: 04-25-06
41. CU Sambani SI : Sambani Monitoring Team 14: 05-12: 12
Dan golongan organophospat inilah yang dapat mengganggu kelancaran kerja suatu angium yang berada dalam tubuh kita, yaitu suatu bentuk angium katalis biologic yang di dalam jaringan tubuh berperan untuk menjaga agar oto-totot atau kelenjarkelenjar dan sel-sel saraf bekerja terorganisasi dan harmoni 41. Ann: Sehubungan dengan itu, suatu penelitian untuk rnengetahui sejauh mana pencemaran pestisida itu berpengaruh terhadap kesehatan petani telah dijalankan di dua kabupaten: Brebes dan Tegal. 42. S a m b a n i : K e s a n kesan saya selama penelitian ini adalah banyak hal yang kita tangkap di lapangan, terutama kita tidak menduga sama sekali bahwa ternyata dengan penyemprotan itu sendiri menyebabkan petani betul-betul keracunan.
179
81. CU Oplosan Obat Diaduk 14: 06-33-15 82. CU Petani 14: 05-36 CU Peneliti sedang Mewawancarai 14: 09-07-20 83. 'IS Petani sedang Menyemprot Diarrtati Peneliti 14:12-15-03 84_ TS Petani sedang Menyemprot 14: 12 15.19 51 ;. TS Peneliti Menanyai Petani Sesudah Menyemprot 14 : 15-58-17 dcngan Variasi Shoot CU Petard clan Pei :any
Kita rekam semua peristiwa yang ada dalam penyemprotan itu. Setelah itu, kita tanyakan gejala apa yang dirasakan sebelum menyem prot, saat mcnyemprot. Kemudian kita ada istilah follow up satu. Jadi, satu jam setelah kita amati penyemprotannya kita tanyakan lagi gejala apa yang dirasakan dalam tubuh responden. Setelah itu, selang satu hari, kita kunjungi Iagi responden itu. Kita tanyakan lagi gejala apa yang dirasakan dan tanda apa yang muncul dalam tubuh responden. Kita juga menangkap bahwa di dua desa saja kita sudah menangkap 40 lebih petani yang mengalami ktaracunan. 43. Prof. Dr. Norbert:
86 MCU Prof. Dr. Norbert Si: Prof. Dr_ Norbert Konsultan FAO 16:03-30-15 87. Grafik I Simpton Pernapasan 88. Grafik II Gejala Peniaku
180
Agile: 13 89. Grafik III
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, penggunaan peStisida dalam tingkat paling berbahaya adalah 6,1%; sangat berbahaya ď&#x201A;ˇ a 0 / _ . S 2 0 / _ . ..,c . - m a..ay a
berbahaya 1,2%. Jadi, hanya 48% pestisida digunakan secara wajar darI 'ddak membahayakan, baik lingkungan maupun kehidupan.. 90. Penyelidik Cholinesterase 16: 12-13-09 Di samping itu, di Kabupaten Brebes dan legal telah diadakan hula penelitian oleh Dinas Kesehatan, yaitu pemeriksaan cholinesterase darah, rnh. 91. CU Bapak Komarudin 45. Bapak Komarudin SI: Nama Pemeriksaan cholinesterase darah 16: 02-25-11 bertujuan untuk melihat sarnpai berapa jauh para petani penyemprot bawang dan lombok yang terpapar oleh pestisida. 92. Grafik Persentase Keracunan 46, Ann : SI: Pemeriksaan Sementara itu, tahun Cholinesterase 19-91 turun menjadi 26%. Persentase ini naik turun karena bergantung pada kapan dilakukan pemeriksaan. Dalam musim penyemprotart kecenderungan krâ&#x20AC;˘rn el inan, persentasenya akan naik. 181
44_ Ann:
93. Grafik: Cholinesterase Tegal
Sekuen V Skene: 14 94. Petani Menyemprot Tanpa Tutup Hidung 03: 12-23-02 95. MCU Petani A 03: 18-55-30
96. MCU Petani B 04: 02-46-11
97. Luka-Luka Gatal Beberapa Snapshoot 02 : 02-58-18 Suara di Belakang Dulu Sampai Ann Selesai
Tallun 1992, 88% petani keracunan dalam tingkat sedang dan ringan. Dalam hal ini, keracunan berat tidak pernah dapat terarnati sebab biasanya dalam tingkat keracunan berat petani akan pingsan atau sudah langsung dibawa ke rurnah sakit.
Bagi petaani sendiri keracunan dalam tubuh mereka, baru mereka rasakan setelah gejala sakit muncul. 47. Petani APada waktu saya habis menyemprot Indahnya banyak, tapi kepalanya pusing, perut mual, ototnya itu kencang dan badan saya ada gatalgatalnya. 48. Petani B: Ya, aetelah saya menyemprot i itu ada rasakan saya jadi perutnya mual-mual terus kepaia its pening gitu. 49. Ann: Tumpahan bahan kimia sedikit demi sedikit lama-kelamaan menimbulkan akibat yang cukup parah. 50. Penderita Gatal: lama-kelamaan saya nggak kuat lagi karena gatal sebadan.
182
Nah, di situ saya berobat sampai berulang kali ke mana saja. 98. CU Tangan Menggaruk Nah, sehabis sembuh, Luka saya bekerja 02: 03-21-09 dan lagi, ditimpa sakit lagi. Nah, sampai 01 : 03 -39-16 sekaran g apala gi kita bi sa m en yem pro t, tahu baunya saja bisa pusing. J adi, sam pai sekarang ya bo le h dikatakan tidak bisa bekerja di bagian pen yem pro tan. 99. CU : Tersiram Pestisida 51. Penderita B: 06: 0-29-07 Pak, saya kalau menyemprot pakai campuran DDT super, Hostation, Dustic, Detan. 100. Luka Gatal-Gatal Saya tadinya nyemprot airnya 06: 04-14-42 nyiram ke badan terus gatalgatal terus nggak lama pada intekak. 101. Petani Penyemprot 52. Petani Penyemprot: Tulisan Nama Sudah delapan tahun saya nyemprot dan mulai 1985 16: 07-10-19 saya kena penyakit gatal. Saya pernah juga mengobati Dan Ilustrasi penyakit gatal ini terus saya suntik ke puskesmas dan waktu itu saya obatnya masih. Kalau obatnya masih ada, mulai mendingan begitu. Tetapi setelah habis, kambuh lagi penyakit gatal inf. 102. Penderita Mati Separo 53. Ann: SL Nama Pada tingkat keracunan berat bahan kimia pembasird 183 hama
10: 07-23-21
akibat yang tak terduga
Berjalan clad Dalam ke Luar 103. CU Penderita 10: 05: 19: 00
dapat terjadi pada siapa pun.
54. Penderita Mati Separo: saya merasakan kena obat saat saya menyemprot cabe, saya merasa kena gejala obat. Obatnya memakai insektisida, mereknya Monitor. Begitu saya merasa mual perutnya, langsung kepala posing, melihat tanah muter-muter, begitu saya langsung pulang. 54. Ilustrasi Tangan Diobati di rumah tidak bisa sembuh Kaku 10: 16-51-02 terns saya dibawa ke rumah sakit. dan Setelah dibawa ke rumah diobati di .sana. Saya bisa sadar dan saya bisa pulang 10: 08-04-21 kembali. Begitulah sampai sekarang saya jatuh sakit tidak bisa jalan dan tulang-tulang saya sudah kaku. 55. Wawancara Tini Hadat. 55. CU Tini Hadat 56. Wawancara Mochtar 56. CU Mochtar Lubis Lubis. 57.Arin 57. Snapshoot dari Nomor berikut Kita tak clapat menghitung 09 : 00-22-08 berapa ribu ton setiap hari racun kimia 09 : 12-57-13 dihamparkan ke tanah dihamparkan ke tanah ini. 09: 14-58-11 04: 14-33-00 Peta Tanah, lingkungan, dan hidup Dialiri Racun LukaGatal manusia sangat dibahayakan. Hidup kini dalam bayang-bayang racun bukanlah jeritan dan penderitaan para petani,
184
melainkan keprihatinan kita semua 10: 88-04-21 Hamparan Bawang clan Pemandangan Selesai 29 September 1993
185
Bab 9 Program Feature
A. Pengertian Dasar Feature adalah suatu program yang membahas suatu pokok bahasan, satu tema, diungkapkan lewat berbagai pandangan yang saling melengkapi, rnengurai, menyoroti secara kritis, dan disajikan dengan berbagai format. Dalarn satu feature, satu pokok bahasan boleh disajikan dengan merangkai beberapa format program sekaligus. Misalnya, wawancara (interview), show, vox-pop, puisi, musik, nyanyian, sandiwara pendek, atau fragmen. Hal yang perlu diperhatikan dalam feature adalah setiap format yang disusun harus membicarakan pokok bahasan yang sama, tetapi dari sudut pandang dan tinjauan yang berbeda. Apabila dua format atau lebih ternyata menguraikan aspek tinjauan yang sama, program akan menjemukan, karena over lapping. Oleh karena itu, dalam setiap format harus jelas aspek mana dari pokok bahasan yang akan disoroti. Feature merupakan satu program. Oleh karena itu, diperlukan penghubung atau link untuk menghubungkan format yang satu dengan lainnya. Penghubung atau link harus merupakan benang merah yang mempersatukan format-format program sehingga program sungguh terasa satu. 186
Feature merupakan gabungan antara unsur dokumenter, opini dan ekspresi. Karya puisi, musik dan nyanyian merupakan ungkapan ekspresi dari pokok bahasan yang disajikan, namun kurang bernilai faktual. Unsur ekspresi biasanya lebih dipakai untuk menciptakan suasana. Sementara itu, opini dalam bentuk uraian, vox-pop atau wawancara dapat merupakan sajian yang diharapkan saling memperkaya pandangan dan mempertajam pokok bahasan yang disajikan. Sebaliknya, kejadian-kejadian dan fakta-fakta merupakan unsur dokumenter yang memberikan bukti dan memperkuat argurnentasi mengenai pokok bahasan 1.
Riset
Sebagaimana
program
yang
lain,
feature
yang
baik
seyogianya berdasarkan suatu riset. Suatu riset (baik untuk mengetnhul pokok bahasan maupun tema apa yang ingin dibahas oleh penonton), seperti riset bahan untuk melengkapi data, kejadian, pengalaman, perlu dibuat dengan teliti dan serius berdasarkan kejadian nyata dan kesaksiankesaksian sehingga feature ini sungguh suatu sajian yang lengkap, aktual dan faktual. Semakin aktual pokok bahasan yang disajikan dan semakin faktual bahark-bahan yang menjadi isi sajian, semakin bermanfaat program int. Yang perlu diingat, pro-gram feature bukan hiburan semata. Kalaupun disajikan musik di dalamnya, musik itu berkaitan erat dengan pokok bahasan. 2.
Susunan Feature
Sebuah feature disusun dengan merangkai berbagai format yang berisi tinjauan, uraian, sorotan dan pandangan atas satu pokok bahasan dilertgkapi dengan musik atau lagu mengenai tema itu. Menyusun berbagai format program perlu selalu diperhitungkan jangka waktu (duration) dari setiap format. jadi, program feature enak dilihat dan proporsional. Yang dirnaksud dengan proporsional bukan berarti jangka waktu untuk setiap 187
format sama, tetapi dicoba untuk memberi waktu yang memadai untuk format-format yang penting dan menarik. Program feature, bukan magazine kalaupun ada musik atau lagu dalam program, itu hanya dipakai sebagai ilustrasi atau penguat suasana yang diungkapkan. Unsur ekspresi dan emosional dengan format puisi dan fragmen misalnya, di dalam feature harus berkaitan erat dengan pokok bahasan, jangan sampai unsur permainan ini lebih menarik dari pokok bahasannya. Di samping itu, format feature seyogianya disusun berdasarkan urutan logis: dari yang sederhana berkembang semakin rumit, dari yang ringan ke semakin berat. Meskipun unsur-unsur yang membuat acara itu menjadi terasa segar hams selalu dipikirkan, misalnya dengan menyajikan peristiwaperistiwa yang mengundang humor. 3. Tahapan Pelaksanaan Produksi Pelaksanaan produksi dimulai dengan riset penonton untuk menentukan pokok bahasan atau tema. Setelah itu, sajian disusun dengan mengatur format-format program yang akan dipakai. Riset kedua dijalankan untuk mencari bahan pengisi format-format itu, seperti siapa yang diurtdang untuk mengisi format wawancara? Lagu apa yang sesuai untuk dipakai? Apakah perlu menciptakan lagu khusus? Siapa yang menyampaikan uraian (talk). Kejadian apa yang perlu ditampilkan? Semua hasil riset, kemudian dipilih dan ditentukan untuk mengisi format yang mana, dengan pokok bahasan apa? Shooting studio untuk bahan pernyataan, nyanyian atau shooting bahan di luar dimulai, sesudah masing-masing format jelas pengisinya. Vox-pop dan wawancara lapangan perlu dibuat dengan sangat hati-hati. Latar belakang suasana sangat diperlukan agar masuk dalam rekaman gambar. Namun, jangan sampai latar belakang itu mengganggu bahan pokoknya. Sesudah semua bahan diperoleh, mulailah membuat penilaian atas isi 188
semua bahan dan kemudian mengedit bahan itu. Segala hal yang tidak bereuna atau akan mengaburkan pokok bahasan dibuang. Sementara itu, bahan yang balk mulai disusun. Setiap bahan kemudian perlu dihubungkan dengan uraian penghubung atau link sehingga menjadi satu kesatuan. Uraian untuk penghubung dapat disajikan secara voice over atau penyaji muncul sebagai pembawa program. Dalam menyusun naskah feature uraian penghubung ini, ditulis paling akhir. Sesudah naskah lengkap, mulailah rekaman produksi gambar di studio dengan presenter yang baik. B. Pengembangan Gagasan
Materi pokok bahasan atau tema dalam program feature dapat berupa benda, tumbuh-tumbuhan, binatang, tempat kejadian, hasil karya atau manusia. Misalnya, seorang produser program feature tentang flora dan fauna berkesimpulan bahwa banyak penonton ingin mengetahui tentang harimau Sumatra (Panthera Sumatraensis) maka binatang itu merupakan materi produksinya. Berdasarkan materi produksi, is kemudian berusaha mencari tema atau pokok bahasan yang menarik. Pokok bahasan atau tema yang menarik dapat diperoleh dengan menjawab pertanyaan: Apa yang ingin diketahui oleh penonton tentang harimau Sumatra? Populasinya? Kehidupannya? Habitatnya atau bagaitnana sifat-sifatnya? Di dalam program feature semua akan dijelaskan secara sepintas. Namur, berdasarkan tema atau pokok bahasan tertentu uraian akan mengarah secara rind dan luas mengenai salah satu aspek dari harimau Sumatra. Misainya, dari basil riset disimpulican, penonton ingin mengetahui populasi harimau Sumatra. Produserpun kemudian menentukan tema program feature itu:" Populasi dan Perkembangbiakan Harimau Sumatra" Dengan tema itu, habitat dan kehidupan harimau Sumatra juga disinggung, tetapi 189
tekanan pokoknya pada populasi dan perkembangbiakan harimau Sumatra: Berapa jumlahnya sekarang? Berdasarkan penyelidikan oleh siapa saja? Bagaimana pendapat para ahli? Terjadi penurunan atau kenaikan jumlah harimau? Mengapa? Bagaimana mereka berkembang biak? Apa musuh-musuhnya? Bagaimana menjaga populasi agar tidak terjadi kepunahan? Gagasan berupa pertanyaan-pertanyaan itulah yang kemudian dikembangkan di dalam treatment program feature. Untuk memperoleh tema atau pokok bahasan sudah diperlukan suatu riset. Riset pertama ini belum suatu riset yang sangat ilmiah. Riset penonton dalam hal ini dilaksanakan secara lebih sederhana dengan mengajukan pertanyaan yang sederhana juga. Misalnya, kepada teman atau kelompok orang yang sedang mengagumi harimau Sumatra di kebun binatang atau kelompok pelajar dan mahasiswa yang mempelajari Biologi. Riset kedua, sesudah memperoleh tema, dilaksanakan secara lebih serius. Riset kedua ini bertujuan untuk mengurnpulkan data faktual, hasil penyelidikan para ahli dan pengamat langsung kehabitat harimau Sumatra yang sesungguhnya. Tentu saja mencari bahan penelitian untuk tema yang cukup sulit itu dibutuhkan waktu yang lama. Namun, perolehan data yang akurat dan aktual memudahkan penulis naskah feature menyusun suatu sinopsis dan kemudian treatment yang tepat serta cukup rinci. Seperti pada umumnya naskah program televisi, naskah program feature memerlukan suatu uraian gagasan ringkas atau kerangka pemikiran. Sinopsis ini memudahkan penulis naskah mengontrol tema dan membatasi permasalahan. Kerangka pemikiran merupakan ringkasan gagasan yang disusun berdasarkan perolehan data dari riset pertama. Untuk program feature sepanjang 30 menit, penulisan kerangka pemikiran (sinopsis) seyogianya panjangnya jangan lebih dari 25 kalimat. 190
Sistematika susunan feature harus sudah tampak dalam kerangka (sk-topsis) itu. Berikut ini dipaparkan eontoh dari sebuah si nopsis " Selcelompokpengunjung kebun binatang yang mengagutni harin wu Sumatra sangat ingin tahu berapa jumlah harimau Sumatra saat ini, dan apakah musih berkembang di habitatnya?" Keingintahuan serupa juga sating tercetus di kalangan para pecinta binatang atau mahasiswa dan pelajar yang sedang mempelajari Biologi: Berdasarkan beberapa penyelidilcan yang ada dari para ahli, jumlah harimau Sumatra kini tinggal tidak lebih dari 1000 ekor. ftu pun berdasarkan penyelidikan terakhir jumlahnya semakin menurun. Berdasarkan observasi di beberapa tempat yang diperkirakantnasih rnerupakan habitat binatang itu, diperolehinformasi bahwa sudah jarang °rang dapai trtenemukan .kelompok-kelompok binatang itu sedang minum di sungai atau di telaga, tempat pada jarnan dahulu binatang-binatang minum. Dari keterangan masyarakat di sekitar habitat itu dikatakan masih sering terdengar auman harimau di tengah hutan. Namun, sudah jarang penduduk yang tnenjumpai atau kehilangan ternaknya. Duni beberapa pemburu diperoleh keterangan bahwa masih sering dijumpai beberapa kelompok yang kemudian menghilang, meski dari pengamatan masih sering dijumpai telapak-telapak kakinya. Para ahli berkesimpulan, menurunnya populasi harimau Sumatra disebabkan semakin sempitnya habitat binatang itu karena terdesak perumahan penduduk, semakin tipisnya persediaan makanan binatang bunian karena berebut dengan pemburu, ulah pemburu liar yang hanya menginginkan kulit harimau untuk dilceringkart. Konon sutu harimau utuh dapat laku 25 sampai 40 juta, apalagi lcalau tanpa cacat karena peluru atau jeratan. Para ahli semakin pesimis, populasi harimau ini akin tents menurun. Oleh karena itu, sangat perlu dilakukan upaya-upaya agar harimau yang semakin langka dan sangat rnengagumkan karena kegagahannya tidak menjadi punah karena ulah manusia". Kerangka penairan itu disusun berdasarkan riset pertama dari kepustakaan dan dokumen-dokurnen yang ada. Sementara 191
itu, dapat dilakukan observasi dan riset untuk memperoleh data yang lebih aktual. Berdasarkan kerangka pemikiran itu, penulis sudah dapat menyusun suatu treatment program feature dengan aneka format. Sementara itu, sajian sudah dapat dimasukkan, meskipun isi konkret secara visual dari isi sajian masih hams dicari datanya dan diambil di lapangan dengan shooting. Program feature, bukan dokumenter, melainkan program di mana berbagai macam format, baik yang bersifat opini maupun ekspresi dapat disajikan. Oleh karena itu, format yang disusun dapat beraneka bentuk. Berikut ini dipaparkan suatu treatment dengan susunan sajian berupa format-format yang berbeda mengenai tema itu. Durasi dalam setiap format tidak selalu sama, tetapi berdasarkan proporsi dan kebutuhan yang tepat. Judul :Yang Gagah dan Hampir Punah Duration : 30 menit. Format 1 : Dokumenter tentang daya tarik harimau Sumatra terhadap masyarakat, para pecinta binatang dan para ahli dewasa ini (tiga menit). Format 2 : Vox-pop pendapat masyarakat mengenai harimau Sumatra (satu menit). Format 3 : Wawancara dengan beberapa ahli mengenai populasi dan cara berkembang biak harimau Sumatra (tiga menit) . Format 4 : Dokumenter tentang beberapa habitat binatang dan bukti-bukti visual dari keberadaannya (sepuluh menit) . Format 5 : Pemyataan kesaksian dari penduduk di lingkungan habitatnya mengenai keberadaan binatang itu (dua menit) . Format 6 : Wawancara dengan pemburu mengenai pengalaman perburuannya (tiga menit). Format 7 : Dokumenter pasar penjualan kulit binatang dan binatang yang dikeringkan serta bagaimana binatang-binatang 192
itu dipasang di rumah-rumah orang kaya (tiga menit). Format 8 : Pernyataan para ahli tentang bagaimana upayaupaya yang seharusnya dilakukan untuk menyelamatkan harimau Sumatra (tiga menit). Format 9 : Link dart judul (dua merit). Treatment itu merupakan pedoman untuk riset lebih lanjut, sekaligus pegangan sutradara dan kamerawan untuk shooting di lapangan. Di dalam program feature untuk shooting lapangan tidak diperlukan skenario yang rind. Wawancara-wawancara dan isi pernyataan pasti tidak dapat dituiis terlebih dahulu sebagai naskah. Narnun, wawancara dan isi pemyataan itu akan diambil langsung dalam shooting. Rahasianya terletak pada persiapa_n sutradara dalam menyusun pertanyaan-pertanyaan yang tepat, yang menghasilkan jawaban dari hasil pertanyaan-pertanyaan itu sesuai dengan isi (content) setiap format yang direncanakan. Persiapan Pelaksanaan Lapangan Seorang sutradara atau produser untuk memulai shooting berdasarkan treatment yang dibuat dimulai dengan rnempersiapka_n terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan sistematis yang mengarah pad:a isi setiap format yang sudah direncanakan. Misalnya sebagai berikut. Format 2 Vox-pop Untuk format ini hams dipersiapkan satu pertanyaan yang akan dilontarkan kepada beberapa orang dalam lingkungan yang berbeda-beda. Pertanyaan itu diandaikan jawabnya sesuai dengan isi format vox-pop yang direncanakan. Kemungkinan pertanyaan itu sebagai berikut. Bagaimana kesan Anda kaiau menyalcsilcan harimau Sumatra ini? Kemungkinan jawaban dari anggota masyarakat seperti berikut 1. "Wah, menakutkan tapi kelihatan hebat juga." 2. "Sangat menakutkan 193
3. "Gagah dan garang. Bulunya sangat indah." 4. "Seram. Kalau lepas pasti menakutkan." 5. "Galak, tapi terkesan hebat dan berwibawa, cocok dinamakan Raja Hutan." Jawaban yang beraneka dapat memperkaya persepsi penonton mengenai harimau Sumatra. Kemungkinan pertanyaan lain sebagai berikut. Menurut Anda, di mana letak daya tarik harimau Sumatra? Dalam vox-pop hanya hams dipilih satu pertanyaan saja untuk ditanyakan kepada beberapa orang dari lingkungan yang berbeda-beda. Kemudian jawaban dipilih dengan berbagai variasi sehingga sungguh mewakili opini masyarakat. Format 3 dan 6 Wawancara Wawancara dengan para ahli mengenai populasi dan cara berkembang biak harimau Sumatra dapat dirancang serangkaian pertanyaan sebagai berikut. 1. Menurut penyelidikan terakhir masih berapa banyak jumlah harimau Sumatra itu? 2. Melalui indikasi apa jumlah itu dapat diperkirakan? 3. Dengan cara bagaimana penyelidikan jumlah harimau Sumatra itu dijalankan? 4. Bagaimana harimau itu berkembang biak? 5. Bagaimana mengikuti laju atau kendomya perkembangbiakan harimau Sumatra? 6. Apakah hambatan-hambatan dari penyelidikan untuk mengetahui populasi dan perkembangbiakan harimau Sumatra. Apakah antara penyelidikan yang sate dan yang lain sering berbeda hasilnya? Pertanyaan-pertanyaan pokok itu dengan berbagai variasinya diajukan kepada tiga atau empat ahli harimau. Demikian juga pertanyaan wawancara kepada pemburu harimau disusun secara sistematik sesuai dengan profesinya. Wawancara ini selain
194
untuk memperoleh data sekaligus juga mengambil gambar atau visualisasi dari ahli-ahli itu dalam bentuk (format) wawancara. Format 1, 4, dan 7 Dokurnenter Dokumenter merupakan bagian yang cukup panjang clan diharapkan juga sangat mengesan. Di sini kepada penonton diperlihatkan secara visual fakta-fakta dan habitat dan kehidupan harimau Sumatra. Menyusun treatment dokumenter untuk keperluan shooting lapangan dalam program feature tidak berbeda dengan persiapan untuk program khusus dokumenter. Perbedaannya, program dokumenter dalam program feature hanya merupakan bagian dari menu atau sajian. Namun, shooting lapangan seyogianya tidak terpancang hanya memenuhi treatment untuk bagian format dokumenter. Bukan mustahil stock shoot yang bcrlebih dapat berguna untuk ilustrasi pernyataan dari para ahli dan wawancara-wawancara. Jadi, jangan pernah turun ke lapangan tanpa perencanaan dan persiapan yang ma tang. Improvisasi di lapangan hanya menghasilkan pemborosan dan kesia-siaan.
Shooting adalah sebaRaimana pelaksanaan shooting dokumenter karena program feature sebagian isinya merupakan program dokumenter. Untuk program flora dan fauna memang kurang tepat memasukkan format ekspresi, seperti flagmen; puisi atau nyanyian. Namun, musik tetap diperlukan untuk memberi suasana tertentu pada sajian. Skenario tidak pernah ditulis dalam program feature. Yang kemudian ditulis adalah editing script. Besar kemungkinan apa yang tertulis di daiam treatment berubah ketika sutradara dan penulis naskah melihat hasil shooting, sehingga kemudian akhimya editing script perlu menyesuaikan dengan hasil shooting, meskipun sinopsis dan treatment tetap dijadikan pedoman utama.
195
Bab 10 Program Magazine
A. Pengertian Dasar Program magazine dikenal di Indonesia sebagai program majalah udaraw Contoh bentuk dari program itu, seperti acara Apresiasi Film dan Spektrum di TVRI. Sebagaimana majalah cetak, program magazine memiliki jangka waktu terbit, mingguan, bulanan, dwi bulanan, tergantung dari kemauan produser. Dalam program itu juga terdapat rubrik-rubrik tetap yang berisi bahasan-bahasan.,Program magazine mirip dengan program feature,t Perbedaannya, kalau program feature satu pokok permasalahan disoroti dari berbagai aspek dan disajikan lewat berbagai format. Sementara itu, program magazine bukan hanya menyoroti satu pokok permasalahan, melainkan membahas satu bidang kehidupan, seperti wanita, film, pendidikan, dan musik yang ditampilkan dalam rubrik-rubrik tetap dan disajikan lewat berbagai format/ Dalam program magazine, musik mingguan misalnya, ditampilkan secara tetap melalui rubrik "Gebyar dan Gelar" berisi kegiatan dan tinjauan perkembangan musik di Tanah Air, "Karya dan Pencipta" berisi karya-karya musik baru dengan menampilkan juga penciptanya, dan "Bintang Kita" menampilkan seorang penyanyi atau pemusik yang sedang 196
in, pengalaman kariernya dan salah satu lagu topnya. Tvlasih sederet rubrik lagi yang dapat dipajang dalam program itu tergantung waktu (durasi) yang tersedia. Biasanya program magazine berdurasi antara 30 sampai 50 menit. Setiap rubrik dapat disajikan dengan format yang berbeda-beda, misainya wawancara, uraian, vox-pop, dan pergelaran. Yang perlu diingat program magazine bukan majalah cetak, melainkan majalah udara audi °visual. Kalau dalam majalah cetak dua-tiga foto cukup sebagai ilustrasi, dalam program magazine seluruhnya berupa gambar. Hind.ari talking head (kepala yang berbicara) yang terlalu panjang sebab dapat membuat acara terasa lamban dan menjemulcan. Suatu uraian dari seseorang sedapat-dapatnya 75 persen tersaji dalam wujud gambar-gambar ilustrasi dan uraian. Sebagaimana dalam feature, sajian program magazine diantarkan oieh satu atau dua presenter (penyaji) yang sekaligus menjadi link (penghubung) antara rubrik yang satu ke rubrik yang lain. Penyaji akan lebih bagus kalau dipilih mereka yang cukup mengenal bidang bahasan.?Program magazine bukan siaran berita. Oleh karena itu, gaya sajian, penampilan dan kostum penyaji juga perlu menyesuaikan dengan spesifikasi program itu.
1. Perencanaan Produser program magazine - sebagair' narta produser news (siaran berita) - memiliki redaktur (desk) tertentu, beberapa reporter, dan pembahas. Mereka yang bertugas mencari, mengumpulkan dan menyeleksi materi produksi sebelum direkam-: Produser menyusun rubrik dan materi produksi yang terseleksi sedemikian mpa sehingga antara format yang satu dart format yang lain cukup bervariasi dan semakin meningkat daya tariknyae Karena durasi yang cukup panjang apabila sebuah program kurang bervariasi dan menarik, pasti ditinggaikan penontonnya. 197
- Desk yang bertanggung jawab pada rubrik tertentu dalam pro-gram magazine tidak perlu menunggu tugas dari produser untuk membuat liputan peristiwa yang berhubungan dengan rubriknya; Belum tentu peristiwa atau liputan itu dipakai dalam edisi minggu ini. Namun, minggu berikut mungkin sekali liputan itu dipakai. Tentu saja tidak sembarang peristiwa yang berhubungan dengan rubrik itu harus diliput. Peristiwa menarik dan istimewa saja yang diliput dan kemudian disimpan sampai dibutuhkan untuk mengisi tayangan di suatu edisi. Dengan demikian, lemari dek tidak dipenuhi oleh sesuatu yang tidak berguna. Penanggung jawab dek berarti semacam redaksi yang terusmenerus harus membuat rencana untuk edisi berikutnya. ) Bersama produser sebagai pengarah atau ketua redaksi, para penanggung jawab desk merencanakan format dan susunan sajian setiap edisi. Dalam perencanaan, rubrik-rubrik itu harus tersaji dengan seimbang dan menarik. Rubrik yang kurang memikat perlu dikurangi waktunya. Sementara itu, rubrik yang menarik boleh diperpanjang sedikit. Keseimbangan dalam hal ini bukan didasari oleh waktu yang sama, melainkan daya tarik program. Para reporter bekerja sama dengan kamerawan secara terusmenerus hunting (berburu) peristiwa atau hal-hal yang rnenarike Memperhatikan tokoh-tokoh dan isi pernyataan penting. Liputan tidak hams berupa kejadian, melainkan juga wawancara lapangan dengan tokoh masyarakat dan orang yang terlibat dalam suatu peristiwa. Hasil wawancara apabila itu tidak berhubungan dengan peristiwa aktual (tetapi pandangan tertentu yang sifatnya tidak terikat waktu), basil videonya dapat disimpan untuk digunakan atau dipakai dalam edisi yang tepat. Rubrik News dalam magazine tetap menuntut aktualitas mated berita. Meskipun begitu, jangka waktu aktualitas tidak 198
secepat straight news yang setiap waktu dan jam perlu terus dipantau. Materi berita dalam magazine berjangka waktu tetap aktual sepanjang satu terbitan ke terbitan yang berikutnya. Oleh karena itu, peristiwa-peristiwa rnenarik sepanjang minggu dalam jangka satu edisi dapat menjadi mated berita yang aktual. 'vAgar sajian program magazine tidak terasa berat, program musik atau tarian pendek merupakan selingan yang menyegarkan4 Dalam hal ini, perlu dipilih jenis musik atau tarian yang sesuai, ada kaitan atau tidak terlalu menyimpang isinya dengan jenis bidang kehidupan yang rnenjadi pembahasan program magazine. Selingan yang terlalu berbeda akan terasa mengganggu dalam program yang dikemas sebagai satu kesatuan sebagaimana program magazine ini. Daiam tayangan selama 30 menit, sebuah program magazine biasanya memiliki empat sampai dengan enam rubrik. Seyogianya jangka waktu 30 menit jangan diisi ku rang dari empat rubrik sebab duration setiap rubrik akan terlampau panjang. Apabila setiap rubrik terlalu panjang maka sajian program terasa lamban. Sebaliknya, kalau jangka 30 menit diisi lebih dad enam rubrik maka setiap rubrik terialu pendek sehingga terkesan tergesa-gesa dan berat. Program magazine harus cepat dan bervariasi, tetapi tetap jelas dan mudah ditangkap.
2. Tahapan Pelaksanaan Produksi Di dalam pertemuan perencanaan, produser menentukan terlebih dahulu sajian utama dari program yang diproduksi. Kemudian setiap reporter mulai mencari dan mengumpulkan mated produksi. Apabila program itu mingguan, cukup berat bagi para reporter untuk dapat memenuhi rubrik-rubrik yang ada. Majalah udara, bukan majalah cetak yang berisi karangan atau uraian. Uraian dalam program magazine berarti rekaman gambar ilustrasi yang raenarik, sepanjang uraian atau wawancara yang ada. Kekurangan gambar berarti program dapat 199
menjemukan. Dalam hal ini, berdasarkan bidang kehidupan yang menjadi program magazine tersebut, redaksi dek-dek dapat terus mengumpulkan bahan dari kejadian atau peristiwa setiap hari yang ada hubungannya dengan deknya. Simpanan foot-ages tersebut adalah bahan untuk sajian yang diperlukan terbitan minggu itu. Setelah materi terkumpul, kemudian diseleksi. Materi produksi yang kurang memenuhi syarat, baik dari segi isi maupun teknis harus dibuang. Mentoleransikan materi yang jelek, sama dengan membiarkan kecerobohan yang menyebabkan penurunan kualitas program. Kelemahan produser-produser kita, kebanyakan terlalu mentoleransikan hasil jelek. Setelah materi yang terseleksi cukup, dimulailah menyusun dan memasukkan materi-materi itu ke dalam rubrik yang tersedia. Penulisan naskah untuk presenter dilakukan paling akhir sesudah penyusunan bahan selesai. Naskah sajian disusun untuk mempersatukan, menghidupkan dan memberi makna pada program itu. Setelah semua siap, kemudian program direkam dart diedit. B. Pengembangan Gagasan Produser program magazine perempuan memiliki banyak kemungkinan untuk menyusun rubrikrubriknya secara bervariasi. Sementara itu, gaya sajiannya dapat bermacammacam. Pemilihan rubrik yang tepat dan gaya sajian yang menarik membuat program ini sangat disukai. Dengan bahasan pada bidang kehidupan pererrtpuan, dapat disajikan rubrik-rubrik, seperti mode, tokoh dan karier, kejadian menarik, musik dan berita (news). Sajian pengantar dan penghubung (link) oleh para penyaji dapat dilakukan secara agak formal di dalam studio rekaman video. Jika yang diinginkan oleh produser berupa sajian pro200
gram magazine yang lebih santai maka penyaji dapat membawakan sajian di alam terbuka. Untuk itu, presenter dapat ditampilkan dua orang: pria dan perempuan. Namun, dapat juga sate orang. Dua cara itu dapat sama-sama menarik. Tergantung dari sejauh mana presenter dapat menghidupkan program Biasanya program magazine dimulai dan diakhiri dengan rubrik yang ringan dan menyenangkan. Rubrik musik atau mode menjadi pilihan untuk itu. Di dalam rubrik musik sajian dapat berupa klip atau pertunjukan panggung. Yang panting diperhatikan, isi Iag-u yang disajikan seyogianya sesuai dengan bidang kel-ddupan yang dibahas, sernentara sajian rubrik mode yang paling menarik apabila program yang ditampilkan berupa
mode show. Rubrik "Tokoh dan Karier" merupakan rubrik serius. Rubrik ini dapal disajikan dalam format wawancara dengan ilustrasi kejadian visual, seperti yang diceritakan. Paling menarik apabila tokoh yang ditampilkan merupakan tokoh yang sungguh memiliki keunikan, keistimewaan dan sesuatu yang spesifik. Sukses dalam karier tidak selalu dalam konteks jenjang jabatan, atau tingkatan pendidikan, melainkan dapat juga arti keberadaannya dalam suatu lingkungan masyarakat, pengabdian yang telala dilakukan sehingga suatu lingkungan terbebas dari suatu kesulitan. Misalnya wawancara dengan ibu Eroh, yang memperoleh Penghargaan Kalpataru karena jasanya mengalirkan air dari suatu sumber air, yang berkilokilo jauhnya, sampai ke desanya, sendirian. Ketika sebuah Program magazine Perempuan berhasil menyajikan program yang isinya bukan gaya hidup dugem dan selebriti, melainkan perempuan berprestasi, pekerja dan pejuang di kalangan rakyat kecil, penemu suatu penemuan yang sangat berarti bath masyarakat. Magazine ini sungguh akan menjadi rruzgazine yang 201
bermanfaat sungguh, bukan hanya bagi perempuan melainkan juga bagi generasi muda. Format dokumenter dan narasi voice over akan membuat program magazine menjadi lebih kaya. Dokumenter itu harus merupakan rangkaian kejadian atau peristiwaperistiwa yang menarik. Misalnya, dalam magazine perernpuan, dihadirkan dokumentasi dari peninggalan sejarah R. A. Kartini (tempat mengajar, rumah, surat-surat, kerabat dekat dan makna keberadaannya), yang dirasakan gadis-gadis dan kaum perempuan pada umumnya di Indonesia. Banyak kemungkinan yang dapat dibuat dengan program magazine. Magazine dan feature merupakan dua format program yang sangat kaya dan sungguh bercorak audio visual, yaitu cepat, bervariasi, kaya, mendalam, dan menarik. Oleh karena itu, program tersebut sebenarnya menarik minat banyak penonton sekaligus bermanfaat. Namun, memproduksi program semacam ini dengan hasil maksimal cukup mahal clan tidak gampang.
202
Bab I Program Spot
A. Pengertian Dasar Spot adalah suatu program yang ingirt memengaruhi dan inendorong penonton televisi atau pendengar radio, untuk tujuan-tujuan tertentur Spot merupakan program yang sangat pendeko Duration suatu spot berkisar antara 10 detik sampai paling panjang 1,5 menit.-' (1) Jangka Waktu Perhatian Suatu spot sangat berguna sebab pendengar radio atau penonton televisi memiliki jangka waktu perhatian yang sangat pendek.rJangka waktu perhatian adalah jarak waktu ketika seseorang tetap tertarik dan menonton televisi atau mendengarkan radio/ Seorang pendengar atau penonton memiliki jangka waktu perhatian yang lebih pendek sewaktu ia mendengarkan radio atau menonton televisi daripada kalau ia sedangberbicara dengan teman atau menonton film di gedung bioskop. Seorang produser hams mengerti jangka waktu perhatian pendengar, atau penonton tidak sama antara yang satu dengan yang lain. Mereka hares mempelajari bahwa: * jangka waktu perhatian anak-anak kecil lebih singkat daripada anak remaja. * jangka waktu perhatian seorang terpelajar jauh lebih lama daripada orang yang tak terpclajarâ&#x20AC;&#x17E; 203
Orang yang lebih terpelajar jangka waktu perhatiannya lebih lama lagi untuk mendengarkan atau menonton sesuatu hal yang ia rasa bermanfaat. Jika seseorang tertarik pada apa yang dikatakan, ia akan mendengarkan atau menonton lebih lama daripada jika ia belum tertarik. Seorang politikus akan mendengarkan dan menonton program siaran berita atau tinjauan politik lebih lama daripada seseorang yang tidak bersangkut paut dengan bidang dan permasalahan tersebut. Oleh karena itu, suatu program spot merupakan program yang sangat efektif untuk mencapai pendengar atau penonton yang biasanya tidak tertarik pada subjek; tidak berpendidikan cukup dan belum cukup dewasa, dalam arti dapat mencernakan suatu isi program. Meski dalam hal ini hams diingat bahwa spot juga seperti pisau bermata dua. Efektif dalam menjangkau penonton, tetapi jika isinya menyesatkan, juga efektif dalam mencelakakan penonton. Memang tidak selalu dapat dikatakan demikian. Ada banyak pendengar atau penonton yang tak terpelajar atau masih muda, yang memiliki perhatian dan mendengarkan atau menonton dengan jangka waktu perhatian yang panjang. Apa yang lebih penting mau dikatakan di sini, adalah suatu peringatan yang hams selalu disadari dalam diri seorang produser, ketika ia mempersiapkan sebuah program, akan terbatasnya jangka waktu perhatian pendengar atau penonton. Sebab itu sangat perlu menciptakan program spesifik, yang untuk kepentingan tertentu, dapat secara efektif mencapai penonton dan difahami pesan yang ingin disampaikan. Program spot, antara lain, diciptakan untuk kebutuhan tersebut. Kalau orang berbicara tentang program spot, yang muncul di benaknya tentu sebuah sarana promosi komersial. Untuk sebagian memang benar. Namun program spot belum tentu program komersial. Karena terdapat berbagai macam program 204
spot. Spot komersial, spot sosial, spot propaganda politik, dll. Semuanya didptaka.n dengan pemaharnan bahwa program tersebut sangat efektif mencapai penonton dan memiliki keunggulan keunggulan dibandingkan program yang lain. ď&#x201A;ˇ (2) Keunggulan Program Spot a. Spot dapat mencapai penonton yang banyak sebab spot tidak membutuhkan jangka waktu perhatian yang luas. b. Penonton rnenerima pesan sebelum is berubah menjadi bosan. c. Spot dapat diulang beberapa kali, dan kemungkinan diingat lebih mudah. d. Suatu ide yang singkat dapat memiliki kekuatan yang besar jika dikerjakan dengan baik dan mengemukakan hanya satu subjek. e. Spot mudah diletakkan di antara program atau digunakan sebagai slingan jika tersedia waktu yang singkat. C' Spot biasanya dibuat dengan biaya yang tidak begitu mahal. Namun, suatu spot reklarne dapat menghasilkan pernasukan yang besar. Di negara-negara ketika stasiun televisi .memiliki program komersial, spot digunakan untuk mereklamekan atau menawark an hasil produksi suatu perusahaan pada penonton. Apa yang dikemukakan berikut ini sangat berguna untuk tugas seseorang, baik sebagai broadcaster televisi non-komersial yang khusus melayani masyarakat, maupun sebagai broadcaster televisi komersial. ď&#x201A;ˇ Kenyataannya, apa yang akan dipelajari mengenai bagaimana menggunakan program spotketika di televisi biasanya berasal spot dan pengalaman stasiun televisi mereka menggunakan untuk komersial.
ď&#x201A;ˇ L Perencanaan Berikut ini dikemukakan beberapa ca_ra ketika spot
205
digunakan
oleh stasiun televisi nonkomersial. Program spot digunakan untuk kepentingan sebagai berikut: a. Menceritakan/memberitahukan kejadian atau program penting yang akan disiarkan (program promo). b. Menceritakan/memberitahukan tempat dimana masyarakat dapat memperoleh keterangan-keterangan tentang sesuatu yang diperlukan (informasi). c. Memberikan komentar atau kritik ringan terhadap peristiwa, perbuatan, dan hal-hal lain yang ada di masyarakat agar masyarakat menyadari hal itu (spot pelayanan masyarakat). Meyakinkan masyarakat akan suatu kebenaran (misalnya dalam religious spot) atau pandangan tertentu mengenai persoalan masyarakat atau politik. Kadang-kadang sulit untuk menyatakan perbedaan antara suatu program spot dan suatu uraian pendek. Namun, batasan berikut ini dapat menolong membedakan antara spot dengan uraian atau the talk. a. Program spot sering diulang beberapa kali oleh stasiun televisi, dan kadang-kadang dapat mencapai pendengar secara luas karena ulangan-ulangan itu. b. Sering tak ada hubungan yang langsung dengan program lain ketika spot diputar, bahkan sangat sering ditayangkan di antara dua program. c. Sering tidak disertai pembuka kata dan penutup kata, tetapi dengan cara sederhana langsung menyampaikan pesan. Selain itu, program spot biasanya ditulis dengan gaya penulisan yang cepat. 2. Persiapan Ada kecenderungan dalam penggunaan suatu program spot, produser memberi informasi sembarangan saja, dengan cara yang gampang. Mungkin kita dapat menjual sesuatu seperti halnya kalau kita menjual pasta gigi. Walaupun demikian,
a:
206
ternyata kita tidak dapat sungguh mengubah sesuatu dalam kehidupan masyarakat. Untuk mencapai sesuatu yang rnendalam dalam kehidupan penonton, produser hams dapat menyentuh imajinasi mereka, emosi, dan inteligensi. Hams diakui, hal itu tidak gampang dikerjakan dalam suatu program spot yang singkat. Aria yang ditulis dalam hams sesuatu yang mudah ditangkap dan dicernakan. Pilih kata-kata yang spesifik dengan ungkapan yang menarik, misalnya: ď&#x201A;ˇ Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakitsakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Siapa tertawa paling belakang, is yang menang: ď&#x201A;ˇ Soalnya bukanlah Tuhan selalu bersama kita, tetapi apakah kita selalu bersama Tuhan. Sampaikanlcah hanya satu subjek dalam satu spot. Usahakan informasi yang cukup jelas, sederhana dan menarik. Secara teknis hal berikut ini perlu dipersiapkan. Jingle : Musik yang diciptakan secara khusus untuk spot. Musik ini menjadi ciri khas dari spot tertentu. Umpan : Program spot biasanya dimulai dengan satu kejadian yang membuat penonton tertarik. Mu_ngkin dengan riset penonton atau melihat hal-hal yang sering dibuat atau diciptakan dalam program spot komersial, dapat ditemukan beberapa ide atau cara untuk membuat umpan. Inform asi : Informasi disampaikan dengan ungkapan yang menarik dan menggembirakan dari seorang tokoh. Ungkapan itu kedengaran sangat penting, tetapi jangan rnelebihi kepentingan informasinya. Motivasi : Memberi alasan seseorang dengan jalan menunjukkan/men2emukakan ide yang membuat is ingin mclakukan sesuatu yang kita rnaksudkan. Dalain adegan dan kalimat akhir dari program spot seyogyanya dicoba untuk memberi semangat kepada penonton melakukan sesuatu. Penutup : Program di up dertgan musik pendek dart 207
kejadian menarik. Musik pembuka atau penutup harus menarik untuk merangsang perhatian penonton. 3. Tahapan Pelaksanaan Produksi Menciptakan spot biasanya dimulai dengan membuat outline atau treatment dari program itu setelah bahan peristiwa dan tokohnya dipilih. Adegan-adegan dibuat sangat cepat dan dinamis. Manipulasi visual dengan menggunakan trik-trik efek spesial dipakai untuk menambah (Jaya tarik gambar. Semua itu ditulis dalam treatment. Berdasarkan treatment itu dilaksanakan shooting adeganadegan, rekaman musik jingle dan narasi. Setelah shooting dan rekaman suara, hasil gambar dipilih dalam editing offline. Meskipun duration spot pendek, tetapi bahan hasil shooting biasanya cukup banyak untuk memberi kemungkinan pilihan gambar adegan yang paling sempurna dan meyakinkan. Editing online dibuat berdasarkan hasil editing offline yang direvisi beberapa kali. Dalam editing online, trik-trik dan tulisan mulai dimasukkan dalam gambar. Manipulasi image visual dalam spot merupakan seni tersendiri. Biasanya untuk itu digun- alcan komputer grafts yang sangat canggih dengan berbagai program efek animasi. Narasi dan musik dicampur (mixing) sesudah editing gambar selesai. Sering kali ilustrasi musik dan musik jingle diciptakan setelah editing online. Cara ini juga menguntungkan karena musik sungguh-sungguh dapat disesuaikan dengan gerak gambar. Kalau spot itu berupa sajian kartun dengan animasi, untuk ilustrasinya dapat diciptakan musik yang lucu dan segar. Spot dengan animasi kartun kalau dibuat sangat sempurna tak kalah menarik dibandingkan kejadian dalam kehidupan. Sesudah mixing seluruh proses produksi spot selesai. Yang perlu diperhatikan dalam produksi program semacam ini berupa kecermatan dan kualitas tinggi. Oleh karena itu, pro208
gram semacam ini, meskipun pendek, tetapi memerlukan biaya yang tidak kecil. B. Pengembangan Gagasan Setiap pengusaha dagang ingin agar barang laku sebanyakbanyaknya. Hal itu mengandaikan, barang itu memiliki banyak pembeli. Agar suatu barang (dagangan) memiliki banyak pembeli, barang itu harus cukup dikenal di kalangan luas. Bagaimana membuat barang itu menjadi barang yang dikenal oleh masyarakat luas? Barang itu hams diperkenalkan dengan segala macam cara yang mungkin. Inilah yang disebut reklame, iklan, promosi atau pengenalan. Semula reklame ini dijalankan dengan cara seorang berteriak-teriak menerangkan barang, memuji dan mendorong agar orang- mau membeli barang itu. Namun, semakin maju peralatan teknik, cara pengenalan berubah-ubah Pulaâ&#x20AC;˘ Lebih setelah jaman kita sekarang ini beralih ke jaman audio visual. Segala media audio visual digtmakan untuk kepentingan itu. Dengan demikian, orang pun menjadi mengenal bermacammacam reklame berdasarkan media. Untuk media radio atau televisi, program reklame semacam itu disebut program spot komersial atau iklan televisi. Ada lima macam spot komersial, seperti radio spot komersial, telespot komersial, film spot komersial, slide spot komersial, dan magazine/newspaper advertisment. Tentu saja setiap macam spot komersial hams dibuat sesuai dengan medianya. Spot komersial radio berbeda dengan spot komersial televisi dan lain lagi dengan iklan di majalah. Terdapat dua macam corak spot sebagai berikut: 1. Provocative Comercial Komersial yang paling menghasut. ď&#x201A;ˇ Agak tidak jujur dan kadang-kadang tidak sopan. 2. Institutional Comercial 209
ď&#x201A;ˇ Menyerahkan sesuatu pada penonton/pendengar. Cukup sopan, meski kecenderungan untuk tidak jujur; jenisnya ada: a. Description, dengan cara melukiskan/menceritakan b. Information, menerangkan mengenai barang itu. Seseorang yang akan mempromosikan barang harus mengetahui kebutuhan umum dari manusia (atau kerinduan manusia). Bertolak dari kerinduan tersebut, apa yang akan dipromosikan, secara meyakinkan ditunjukan sebagai solusi. Motif kerinduan manusia antara lain, seperti berikut ini. 1. Motif untuk keselamatan diri, kesehatan jasmani terjamin dan kelanjutan usia. 2. Motif untuk menikmati kemerdekaan dan bebas dari tekanan. 3. Motif membela diri dart kesadaran harga diri (dihormati, punya kedudukan sosial). 4. Motif untuk menikmati hidup yang rnenggembirakan (nikmat/ menyenangkan). Kecuali itu, seorang pencipta iklan harus mengetahui situasi calon konsumen. Sebab situasi konsumen akan menentukan corak dan isi program. Atau dari perspektif lain, is harus menentukan tujuan dari promosi tersebut dan hasil atau target yang ingin dicapai. Biasanya hal itu disebut target audiens. Secara garis besar situasi konsumen dapat dikategorikan sebagai berikut ini. 1. Belum/tidak membutuhkan barang; netral. 2. Membutuhkan barang tetapi tidak tahu/kenal. 3. Sudah tahu dan pemah membeli barang itu. Dengan mempertimbangkan situasi calon konsumen atau masyarakat yang menjadi sasaran promosi, pencipta iklan televisi atau radio kernudian menentukan tujuan dan target audiens. Dalam hal ini terdapat tiga tujuan iklan komersial tersebut. 210
1. Mendorong orang yang beIumitidak m4 (netral) agar merasa menjadi butuh atau 1 mencoba dengan membeli barang tersebut. 1Lan1s kuat, rnaka biasanya dipakai cara pert tive commercial. 2. Mendorong orang yang membutuhkan barang untuk segera membeli dan tidak mernitih yang lain, karena spesifikasi dan kualitas barang tersebut sesuai dengan yang diperlukan. uipaisai
17eitan La pruvut,utiv
4.-- turturcraCii,
3. Mendorong orang yang sildah tahu/pernah membeli untuk tetap menjadi langganan. Ditempuh dengan memberi keyakinan bahwa produk tersebut tetap memenuhi standar kualitas dan tampilan yang dibutuhkan. Biasanya dipakai card kedua (institutional commercial). Mongingat motif nrnum ciari manucia makes aria tiga qifat Bari suatu commercial (komersial) yang harus diperhatikan, yaitu a. interesting (menarik); b. entertaining (menghibur); r amusing (menyenangkan). Seorang pencipta iklart pada saat ini memang Mennliki formula yang berbeda. lkIan_ atau spot commercial di masa lampau lebih menekankan spesifikasi dari barangnya. Jangan sampai _karena bagusn.ya iklan, penonton tidak tabu barang aria y.arg Clipromosikan. Tone sampai progr a MIA y S a at. menarik, justru produknya dilupakan, ď&#x201A;ˇ I love Claudia Cardinalle but I don't know what's tea she drink? ď&#x201A;ˇ Saya suka kamar Christine Hakim, tapi di mana dibeiinya mebel yang dipakai? want to be a modern manI likes. beer ... but what's beer? Untuk menghindarkan kejadian itu, terdapat emp at prinsip yang hams dibuat dalam suatu komersial. 211
1. Informasi, menjelaskan dan memperkenalkan bahan atau produk yang dipromosikan dengan sifat-sifat dan keunggulannya. Misalnya: a. Mascot memberi rasa yang rnenyegarkan.
b. Rinso mencuci lebih bersih. 2. Menunjukkan suatu keinginan atau kerinduan manusia pada umumnya dan ini dihubungkan dengan produk itu. Misalnya: a. Kecantikan Ursulla Andress merupakan kecantikan V.0.5 (motif 3: kesadaran harga diri) b. Ibu-ibu kini tahu bagaimana menghemat uang untuk perlengkapan kamar tamu: is selalu rnembeli mebel dari Toko Mebel Elka. (motif 1: keselamatan diri/tidak man rugi) c. Kenikmatan bercinta merpati di alam bebas menjadi kenikmatan Anda bercinta karena bebas dari bau badan berkat Rexona. (motif 2 dan 4) 3. Menunjukkan prestasi, seperti basil atau penernuan baru. Misalnya: a. Sedikit sabun banyak cucian berkat Rinso. b. Pepsodent, mengandung Irlium dan LI) 3. c. Furnitur dari Elka selalu cetnerlang sebab dilapis dengan
bahan pericampur pelitur baru varoline. d. Prodent mengandung epsilon. 4. Menjual satu ide saja, jangan bermacam-macam ide. Perlu diciptakan ungkapan-ungkapan menarik yang khas dan rnenyepadankan konsumen dengan selebriti yang sedang top. Commercial spot jaman sekarang lebih menekankan gaya hidup sebagai pendorong. Cermati contoh berikut ini.
ď&#x201A;ˇ Pandangan baru bagi keindahan. ď&#x201A;ˇ Prestasi baru dalam pernilaian. ď&#x201A;ˇ A new look in Luxury. ď&#x201A;ˇ A new high in value. 212
- You've never seen Furniture like this at a price like this $100. Now people changin Alto Furniture. This is a new Luxury in your room! Of course it's expensive, but that's the problem! Memang ini mahal, tetapi itulah persoalannya! Anda menghemat 50.000 untuk kamar tarnu Anda! Mengapa tamu-tamu- selalu terpesona? Mengapa tamu Sharon Stone tak pernah bosan, sebab mereka merasakan harmoni harmoni antarakeramtikan SharonStone dan keindahan furnitur Alto di kamar tamunya. - Orang bijaksanu tuhu di mana is harus memilih furniture paratarnu I
j▪ udilah bijaksana seperti Gerd Muller (famous personality). Jadilah bijaksana seperti Frans Beucenbouer. Apa yang dicontohkan di sini lebLl, berbentuk kata atau kalimat. Dalam program commercial spot untuk televisi, tentu saja semua kata tadi harus dibayangkan sebagai gambar atau sajian visual. Tentu saja semuanya dapat didiskripsikan dalam wujud uraian atau grafik. Sebab biasariya sebuah program spot dalam perencanaannya menggunakan planning board atau story board, dengan kartu kartu yang berisi urutan visual213
gambargambar yang akan di shooting. Sementara diskripsi gambar dituliskan juga dalam kartu-kartu itu termasuk narasi. Dikemukakma di muka bahwa terdapat formula commercial spot televisi yang lebih menampilkan gaya hidup. Penampilan yang memesona dari gaya hidup yang serba mewah dan gemerlap dirasa lebih berpengaruh dari pada rnempertunjukkan kualitas produk. Lebih untuk produk yang sosoknya tak boleh tampil, seperti rokok. Gaya hidup juga muncul secara lebih halus ketika yang dipertontonkan bukan kemewahan. Beberapa produk merasa tebih bagus menampilkan gaya hidup yang menunjukkan si kap dart perilaku ideal dari seorang tokoh. Niiai-nilai luhur seperti
persahabatan, pertolongan, simpati, kegembiraan bersama, kasihsayang lebih terasa berpengaruh positif dibandingkan kemewahan. Corak lain dari tampilan yang tak langsung menampilkan sosok produknya adalah dengan menyajikan padanan sifat atau spesifikasi produk dengan sosok manusia, sebagaimana untuk melukiskan kekuatan produk, divisualisasikan dengan tokoh olah raga yang memiliki prestasi dari kekuatannya. Berikut ini adalah contoh naskah spot dalam bentuk diskripsi tulisan Contoh Naskah Video "Spot" TS Penganugerahan Penmas VO Anxxa: Seseorang menerima dan Tangan Penmas semula rnerupakan anugerah tertinggi bagi karya jurnalistik bermutu dalam teknik pengolahan bahan dan cita rasa tinggi. TS Tepuk Tangan CU Tangan Mengangkat Penmas â&#x20AC;&#x201D;Putar-flash-Penmas. CU Lingkaran Penmas VO Anxxa:: Penmas kini. Superimpose: Penmas di Atas Teh Panas Dalam cangkir TS Keluarga Bahagia: Bapak, Putra Putri dan Thu Menghidangkan Teh CU Bapak Meminum Teh dengan Rasa Nikmat 214
VO Anxxa Hadir setiap pagi dan sore di. tengah keluarga
MS Putra Putri Minura dengan Rasa Nikmat CU Ibu Tersenyum Bahagia
lbu: Anugerah tertinggi bagi keluarga memberi kenikmatari dan sekaligus menjaga keseha tan.
Flash Teh Perunas dalam Tiga Macam bungkus
VO Anxxa: Tiga macam teh Penmas: Teh Hijau, Teh Merah, dan Teh Wangi dengan khasiat berbecla. Penmas lambang mutu dalam teknik pengolahan bahan dan bercita rasa tinggi.
TS Keluarga Bahagia: Bapak, Ibu, dan Tatra Putri
Sekeluarga: Penmas hhnurartnurd!
215
Bab 12 Program Doku-Drama
A. Pengertian Dasar Doku-drama kependekan dari dokumenter drama. Maksudnya, dokumenter yang didramakan. Suatu kejadian yang pernah terjadi sungguh-sungguh, terdapat peninggalanpeninggalan dan bekas-bekasnya secara faktual, beberapa tokohnya masih hidup, tetapi kejadiannya sudah lampau. Karena daya tarik atau kejadiannya sangat bernilai maka kisah itu dimainkan kembali di tempat yang sama dengan tokoh yang sama pada saat kurang lebih sama juga dengan waktu kisah itu terjadi. Memainkan kembali dan memproduksi kisah itu sebagai program televisi atau video, nama program itu disebut doku-drama.Tidak sepenuhnya dokumenter; tetapi juga tidak sepenuhnya drama karena memiliki kebenaran faktual. Sementara itu, materinya dinamakan faksi, kependekan clari fakta dan fiksi. Program doku-drama dewasa ini mulai disenangi karena orang jenuh pada cerita-cerita sinetron yang hanya beranjak dari soal cinta cengeng ke kekerasan dan kesedihan yang berlebihlebihan. Kebanyakan permasalahan sangat dangkal danjauh dari realitas kehidupan. Program doku-drama menyajikan kerinduan orang akan realitas yang diungkapkan kembali lewat 216
jalur cerita yang runtut. Sebagai program televisi, dalam tampilannya, doku-drama tak jauh berbeda dengan sinetron. Perbedaan yang mencolok bahwa doku-drarna bertolak su ngguh dari suatu pengalarnan nyata atau kejadiari. Shooting juga mengambil lokasi di ternpat kejadian sungguh-sungguh dan kadang-kadang dimasukkan pula adegan-adegan nyata dari footages dokumenter kalau ada atau dokumen-dokumen yang lain. Iviemprocluksi program doku-drama agak mirip dengan memproduksi program. dokumenter. Namun, dalam program doku-drama adegan yang terjadi di masa Ialu boleh direkayasa. Pada program dokumenter murni hal itu mengurangi nilai faktual dan esensial dari program dokumenter. Anak Serum Pulau sebagai contoh program dc.iku/ draina yang digarap agak romantik. Bertolak dari pengalaman nyata anak-anak clari suatu lingkungan, disusun cerita yang runtut. Kesulitan yang pertama-tama dijumpai, bagaimana ulangan adegan dari kejadian atau pengalaman yang lampau itu dimainkan kembali secara wajar. Kalau kejadian itu menyenangkart barangkali tidak ada kesulitan. Namun, apabila kejadian mengakibatkan scsuatu yang traumatik dan justru dicoba untuk dilupakan, memainkan kembali adegan itu bukan sesuatu yang gampang. Padahal biasanya kejadian-kejadian yang mencekam sernacam itu yang menarik clan mengundang perhatian penonton dalam sebuah program televisi. Dalam program d.oku-drama penulis skeriario tidak perlu rnerekayasa tema atau tesis seperti dalam sinetron. Namun, riset pengalaman yang terjadi di lapangan akan mernunculkan tema dengan sendirinya. Tinggal tema yang muncul dipertajarrilcan sehingga menarik sebagai cerita. Penajaman tema atau konflik cerita dalam program doku-drama inilah salah sate unsur yang membuat doku-drama bukan sebuah karya dokumenter murni. Juga memainkan kembali kejadian membuat program 217
ini disebut doku-drama. Yang merrthuat program ini lebih bernilai dari sinetron disebabkan program ini bertolak dari realitas kehidupan, bukan fiksi dan Lewat program doku-drama sebnarnya penonton bukan hanya diajak menikmati suatu cerita, rnelainkan juga mengenal pengalaman hidup nyata dari suatu situasi. Selain itu, penonton juga belajar latar belakang budaya dan nilai-nilai dari suatu lingkungan. Program doku-drama bukan saja menghibur, melainkan juga memperkaya pandangan hidup dan membuka cakrawala kepedulian sosial. Bagi penonton yang terbiasa menonton opera sabun, sinetron yang penuh glamor dan gaya hidup mimpi, tentu kurang menyukai program yang menyajikan realitas kehidupan. Namun, b agaimanapun program doku-drama penting untuk memberi Teferensi pada dongengdongeng yang penuh dengan manipulasi kehidupan. 1. Perencanaan Sebuah gagasan cerita untuk dotku-drama muncul dari realitas kehidupan. Biasanya produser tertarik pada suatu lingkungan kehidupan. Misalnya, kehidupan dari anak-anak pekerja di bawah urnur. Gagasan itu rnuncul karena perasaan sin-Tali atau karena adanya serangkaian pertanyaan kritis: Mengapa anak-anak yang semestinya masih bersekolah harus melakukan pekerjaan sambilan, bahkan meninggalkan sekolahnya dan bekerja mencari uartg? Anak-anak pekerja semacam itu biasanya berusia sekitar 7 sampai 15 tahun. Mereka biasa berjualan koran di dekat traffic light atau menjadi penyemir sepatu atau pekerjaan-pekerjaan lain. Tidakkah anakanak itu memiliki masa depan? Mengapa orang tua merelakan mereka berjualan? Mereka berjualan karena dorongan keinsyafan sendiri atau karena terpaksa, baik oleh keadaan maupun paksaan dari orang lain? Tidakkah negara hams campur tangan di dalam persoalan ini? Sampai sejauh rnana pelaksanaan UUD 218
yang mengatakan bahwa negara bertanggung jawab atas pendidikan generasi mudanya? Untuk dapat menyajikan suatu kehidupan nyata dalam cerita, sederetan pertanyaan hams dijawab melalui suatu riset lapangan. Riset ini dilakukan dengan membuat wawancarawawancara informal, seperti kepada anak-anak yang bersangkutan, orang-orang tua dare anak-anak, dan instansiinstansi yang bersangkut paut dengan togas-tugas sosial dan pendidikan. Hasil wawancara informal dapat merupakan bahan-bahan yang salah satunya dipilih untuk dibuat cerita drama atau lakon. Lakon dalam doku-drama bukan. fiksi seperti di dalam sinetron. Lakon itu hams merupakan kisah nyata pilihan dari hasil riset pada pengalaman anak-anak pekerja di bawah umur. Pengalaman yang baik dalam hal ini berarti kenyataan kehidupan yang dialami oleh tokoh anak pekerja di bawah umur yang terpilih itu sangat menyentuh perasaan, kaya nuansa kehidupan, penuh konflik yang mencekam sehingga riwayat itu akan mampu membuat penonton doku-drama tertarik untuk mengikuti. Setelah tokoh pekerja anak-anak di bawah usia dengan riwayat kehidupan nyata terpilih, penulis naskah kemudian membuat sinopsis. Yang perlu diingat sinopsis di sini bukan cerita rekayasa, melainkan suatu riwayat hidup nyata yang dialami oleh seorang anak di dalam suatu situasi. Semua kejadian yang dituturkan di dalam sinopsis sesual dengan hash riset terhadap sang tokoh. Setelah sinopsis dirasa memuaskan kemudian mulailah dibuat treatment. Di dalam treatment, cerita dari pengalaman hidup nyata itu dipecah menjadi kumpulan adegan-adegan yang disebut sekuen. Urutan sekuen-sekuen hares menggambarkan peristiwaperistiwa nyata yang dialami oleh tokoh di lingkungannya. 219
Susunan sekuen-sekuen hams sangat runtut sehingga muclath diikuti. Selain itti, perlu menempatkan adegan-adegan nyata yang menegangkan atau mengandung konflik berat pada puncak urutan sekuen. Jadi, lakon dari pengalaman hidup nyata ini tetap mengikuti kaidah sebuah lakon drama yang diselatit iramn .barn the T-1,ak.,-Arama rr-r. Takan drama sehingga penulisan dan penggarapannya tiaras diandaikan akan cukup mampu memberi sentuhan yang mendalam pada para penonton. Dengart nu itu sebuah gagasan sudah siap -antuk di-laksanakan. Sebagaimana halnya proses produksi dokumenter, program doku-drama tidak harus menggunakan skenario secara lengkap. Rangkaian urutan sekuen yang runtut di dalam treatment sudah cukup sebagai pengarah pengambilan gambar. soAapat-rlapntnyn Aimiinriilkan qi.rsra Ciri Cirul 1 dari tokoh anak lewat pertanyaanpertanyaan yang terarah. Oleh sebab itu, sebelum pelaksanaan produksi, pertanyaanpertanyaan yang terarah dipersiapkan terlebih dahulu. Sebaiknya, treatment atau urutan kumpulan adegan-adegan dibicarakati dengan tokoh yang menjadi lakon cerita. Di dalam pernbicaraan itu seyogianya tidak terjadi pemaksaan, tetapi tokoh diingatkan untuk mengulangi kejadian-kejadian yang pernah dialami sebagaimana yang is ceritakan di dalam riset. Sementara itu kerabat kerja yang lain memperalapkan perlengkapan dan kelengkapan lain yang diperlukan di dalam pelaksanaan produksi. Peninjauan lokasi tempat kejadian, pelibatan tokoh-tokoh lain dan kerelaan mereka untuk ikut di Lt UL
I JI
[Wt. II IA,
DV.L La "JCL DAGLIJW L PLAGSCLL r - aLAIUBal L y al Lb arscLL L
persis seperti adegan yang pernah teriadi, dilakukan dengan kecermatan dan ketelitian. Sangat mungkin harus melatih terlebih dahulu mereka yang tampil dalam adegan yang gambarnya akan diambil. Meskipun mereka pernah mengalami 220
peristiwa itu, ketika mereka harus mengulangi lagi peristiwa untuk di-shooting, biasanya mereka menjadi agak kaku dan kurang wajar memainkan kejadian. Produser atau sutradara harus sungguh cermat dan sabar untuk mempersiapkan pelaksanaan produksi. Ketelitiannya membuat produksi ini persis sebuah dokumenter, meskipun sebenarnya adegan merupakan rekayasa dan ulangan. Selain itu, kerja tim sangat diperlukan agar pelaksanaan produksi dapat berjalan dengan lancar. Beberapa program info kriminal di beberapa stasiun televisi, sekarang juga menggunakan prinsip doku-drama. Kisah pcnangkapan atau penggerebegan penjahat, dimainkan kembali seperti saat penangkapan terjadi. juga dalam peristiwa pembunuhan dan latar belakangnya. Cerita tidak hanya diucapkan tetapi juga dimainkan kembali. 2. Tata Laksana Produksi Setelah gagasan menjadi sebuah treatment maka siaplah gagasan untuk mulai diwujudkan menjadi sebuah produksi. Berdasarkan treabnent produser dapat meinperkirakan biaya produksi yang dikeluarkan untuk produksi program dokudrama. Beaya produksi ini meliputi pengeluaran-pengeluaran untuk kerabat kerja atau crew dan juga para tokoh pelaku dari lakon yang diproduksi. Seyogianya diiakukan kontrak dengan para pelaku, meskipun para pelaku sebagai tokoh yang sesungguhnya bukan seorang bintang film. Namun, justru pengalaman mereka yang patut dihargai selayaknya. Selain itu, kontrak yang jelas juga mengamankan produksi dari tuntutan-tuntutan yang tidak selayaknya. Setelah persiapan usai, mulailah dengan pelaksanaan shooting. Ketika shooting berlangsung seharusnya para pelaku tidak terlalu diarahkan oleh sutradara. Sutradara hanya mengingatkan kejadian-kejadian yang akan diambil. Kalaupun ada pengarahan, hal itu bersifat teknis sap., di dalam hubungan 221
dengan posisi kamera, pencahayaan, dart penataan suara. Paling bail( kalau pelaku dapat mengingat kembali kejadian yang pernah berlangsung dan dilakukan lagi, sebagaimana yang dulu dialami. Bukan mustahil karena para pelaku bukan bintang film, meskipun kejadian itu is alami, tetap saja is merasa kaku. Dalam situasi itu, sutradara dapat memberikan pengarahan, meski tidak boleh dikatakan sebagai rekayasa. Dukungan tempat kejadian nyata, suasana dan seluruh potensi pendukung lain akan menghidupkan cerita ini sebagaimana realitas yang pernah terjadi. Kemudian ketika seluruh cerita selesai, jadilah suatu sajian yang menarik. Setelah shooting selesai, proses editing offline dilakukan sebagaimana layaknya tata laksana produksi biasa (standard operasional prosedure). Berdasarkan offline disusunlah editing script dengan memasukkan dialog-dialog spontan yang tedadi di dalam shooting. Juga kutipan wawancara-wawancara dan isi pernyataan yang dimasukkan di dalam cerita, ditulis secara lengkap pada editing script. Berdasarkan editing script, editing online dilaksanakan dan dilanjutkan dengan mixing musik atau narasi yang perlu dimasukkan. Siaplah produksi program doku-drama irii, setelah seluruh proses editing dan mixing usai. Doku-drama yang dibuat secara cermat dan teliti hasilnya tidak kalah dengan sinetron yang dimainkan oleh para aktor dan bintang. Nilai tambahnya pada kisah ini bukan cerita rekaan, melainkan realitas kehid-upan. Setiap kali kita melihat realitas kehidupan di layar televisi, kita memperoleh suatu pengalaman dan bahan refleksi yang lebih masuk akal dan nyata, sehingga memperkaya pengalaman hidup clan batin kita. B. Pengembangan Gagasan Mencari inspirasi untuk menciptakan sebuah karya semacam program doku-drama ini memerlukan kepekaan pada 222
setiap kejadian yang berlangsung di sekeliling kita. Seorang pengarang pernah dengan berang mengatakan, "Maaf, jangan ganggu saya. Saya sedang mencari inspirasi." Ketika itu, dia sedang duduk melamun di kamar, sementara temannya datang untuk mengunjungi. Sikap demikian tidak salah, tetapi terasa berlebih-lebilyan. Seharusnya inspirasi itu justru datang dari temannya yang berkunjung tadi. Senn terjadi ilham atau gagasan muncul berkat adanya dialog. Namun sebaliknya, sering pula terjadi bahwa ilham yang dicari-cari sambil mere. nung hanya menghasilkan kisah rekaan yang tak masuk akal. Cara mencari inspirasi yang lebih realistis, adaiah dengan turun ke jalan. Bergaul dengan masyarakat, mendengarkan keluhan masyarakat, kegelisahan mereka, cita-cita mereka, penderitaan mereka dan segala aspek kehidupan yang lain. Semakin kerap kali kita berternu dengan manusia, semakin kaya kita akan pengalaman dan pandangan banyak orang, yang menghadapi berbagai macam situasi. Semua itu, bisa menjadi ilham yang tidak pernah kering. Mencari inspirasi yang benar berarti riset dan observasi. Seorang produser atau pengarang naskah tidak pernah melepaskan satu kejadian pun di dalam kehidupan, untuk tidak dicatat atau diingat. la yakin bukan mustahil pada suatu kali peristiwa itu menjadi suatu gagasan yang baik bagi ceritanya. Sidney Sheldon, seorang pengarang yang sangat produktif bahkan secara khusus, selama berbulan-bulan, ia menjalani hidup dan bergaul di tengah-tengah masyarakat penggemar musik klasik yang sangat asing bagi dunianya. Semua itu ia lakukan agar tokob di dalam novel yang berprofesi seorang pemain piano klasik menjadi sangat hidup. la merekam seluruh suasana kehidupan di Iingkungan para pencinta musik klasik. Dan benarlah, karangannya itu menjadi sangat hidup dan mertgena. Bagi seorang pengarang pergaulan sosial di dalam kehidupan_nya merupakan salah sata sumber inspirasi. 773
Sumber inspirasi lainnya berkaitan dengan kepustakaan. Buku-buku hash penelitian dari para ahli, penyelidikanpenyelidikan, pendeknya semua kejadian menjadi bahan-bahan yang menunjang seluruh kegiatan kerjanya. Pengalaman nyata yang dijumpai oleh para peneliti, dapat digunakan sebagai bahan referensi dari pengalamannya, yang akan diwujudkan menjadi sebuah naskah untuk program televisi. Pengalaman seorang pengarang ketika ia menyaksikan bagaimana salah satu suku di sebuah pulau dengan hutan tropis, mengadakan upacara yang sangat khusyuk ketika akan menebang pohon, memberi ilham padanya untuk menciptakan karya doku-drama tentang adat istiadat suku itu, sehubungan dengan kecintaan terhadap lingkungan. Kejadian-kejadian di hutan yang penuh dengan kedamaian dan kecintaan terhadap kehidupan dan alam semesta, dapat ia kontraskan dengan nafsu serakah para pengusaha kayu lapis yang menghancurkan hutan demi keuntungannya. Penghancuran hutan bukan hanya pemusnahan tumbuh-tumbuhan, melainkan juga pemusnahan suatu suku yang kehidupannya sangat terlibat dengan alam lingkungan. Gagasan semacam itu dapat menjadi sebuah program doku-drama yang sangat sarat akan nilai kemanusiaan dan lingkungan hidup, serta cukup menarik karena sangat menyentuh perasaan. Banyak inspirasi atau gagasan dapat ditemukan dalam kehidupan ini dan lewat kejadian dalam hidup seharihari, apabila seorang produser atau pengarang cukup peka, untuk melihat peristiwa sehari-hari itu sebagai sesuatu yang inspiratif. Lewat kenyataankenyataan seperti itulah sebuah program yang baik, dalam arti menarik dan berguna, akan dilahirkan. Ini berbeda sekali dengan program-program yang hanya dibuat untuk mengejar kepentingan komersial.
224
nvU
Rah 1 In
C
La^ In
0.51"Cini oirlitu 011
Pen.gertian r -lasar Di masa lalu ketika stasiun televisi hanya satu, yaitu nama program sinetron belum clikenal. Program semacam itu di jaman TVRI disebut drama televisi, teleplay atau sandiwara A
Produksi program drama televisi pada -waktu itu juga sal mat bcrbcda dengan produksi sinetron. Program drama televisi biasanya diproduksi sepenulanya menggunakan setting indoor, di dalam studio televisi. Tiga atau empat set dibangun untak kepentingan produksi ILU. Pelaksariaan produksinya dapat dilakukan untuk siaran langsung ataupun direkam lebih dahulu. Jarang sekali terjadi, produksi drama televisi dibuat dengan menggunakan film atau video dan shooting-nya mengg,unakart setting outdoor, di lua-r studio teievisi. -
Siaran program drama televisi secara langsung membutuhkan keterampilan yang sungguh-sungguh clan_ kerabat kerja yang terlibat dalam produksi itu. Kalau sampai terjadi kesalahan, kecelakaan itu langsung disaksikan oleh semua pen.onton televisi di seluruh Indonesia. Kerabat kerja yang bersangkutan akan menjadi dipermalukan juga karenanya. Oleh sebab itu, sebelum program disiarkan secara langsung, biasanya diadakart latihan bentIang-ulang, baik latLhan kering (taripa kamera 225
dan peralatan lain) maupun latihan basah (dengan kamera lengkap seperti ketika siaran). Latihan-Iatihan itu dilaksanakan untuk menghindari kesalahan yang mungkin terjadi. Keuntungan dari produksi siaran langsung, pada kerabat kerja yang mengalami situasi itu, mereka menjadi terbiasa bekerja secara cermat dan hati-hati, akibat positif sampingannya, keterampilannya menangani peralatan menjadi hebat. Naskah drama televisi atau teleplay dalam studio, sedikit mirip dengan naskah drama panggung. Hal ini bisa dipahami karena keterbatasan setting atau tempat adegan yang biasanya berjumlah maksimal empat set di dalam studio televisi. Hal itu berarti, tempat adegan di dalam naskah drama televisi tidak lebih dari empat macarn. Bagi pengarang naskah drama televisi, penggunaan pemikiran verbal di dalam situasi itu, lebih banyak daripada pemikiran visual. Kebanyakan adegan atau konflik dipenuhi oleh kata-kata. Jarang sekali drama televisi menyajikan suatu kejadian. Kejadian yang mestinya berlangsung dan muncul di layar kaca, di dalam situasi dan kondisi pertelevisian pada waktu itu, biasanya diceritakan secara verbal oleh para tokoh dengan dialog-dialognya. Akan halnya sinetron setelah terjadi perkembangan pertelevisian di Indonesia, di dalam tata laksana produksi dan konsepnya, menjadi sangat berbeda dibandingkan dengan drama televisi. Sinetron, kependekan clan sinema elektronik. Berdasarkan makna dari kata sinema, penggarapannya tidak jauh berbeda dengan penggarapan film layar putih. Demikian juga penulisan naskah. Naskah sinetron disebut juga skenario, seperti skenario dalam film layar lebar. Dernikian juga tahapan penulisan dan format naskah. Yang berbeda hanyalah film layar lebar menggunakan kamera optik, bahan film seluloid dan medium sajiannya memakai proyektor dan layar putih di dalam gedung bioskop. Sementara itu, pembuatan sinetron menggunakan kamera elektronik 226
dengan video rekorder. Bahannya, pita di dalam kaset. Penyajiannya dipancarkan dari stasiun teievisi, dan diterima melalui layar kaca pesawat televisi di rurnah-rurnah. Karena perbedaan karakter dan mediumnya, cara penggarapan film layar putih dengan sinetron agak berbeda pula. Secara ekstrem biasanya dikatakan produksi film layar putih, pengambilan gambarnya, kebanyakan dengan angle lebar, sedangkan sinetron diarnbii dengan angle close shoot. 1. Perencanaan Memproduksi sinetron, tata laksana kerjanya hampir sama dengan memproduksi film layar putih. Diperlukan perencanaan dan persiapan yang matang sebelum produksi berlangsung. Produksi program sinetron biasanya dimulai dari lahirnya sebuah gagasan. Lewat suatu, riset, gagasan diolah hingga menjadi skenario, dengan proses seperti yang terjadi dalam penulisan naskah sinetron. Ketika skenario sudah siap, maka produser --orang yang bertanggung jawab pada produksi program-- kemudian mengumpulkan staf untuk memilih sutradara, menentukan jadwal kerja dan menetapkan estimasi biaya produksi. Setelah terjadi kesepakatan bersama dengan sutradara, lalu diadakan perundingan untuk menentukan kerabat kerja (crew) dan pemain. Dalam hal ini, penentuan pemain selalu berorientasi pada kemungkinan estimasi biaya. Wewenang untuk memilih pemain biasanya dipercayakan penuh kepada sutradara. Namun, tidak jarang produser mengusulkan narna-nama pemain yang diperkirakan secara komersial dapat membuat sinetron menarik minat banyak penonton. Bukan mustahil di dalam pemilihan terjadi pertentangan antara sutradara dan produser. Sutradara biasanya melihat kualitas artistik dari pernain, sedangkan produser lebih melihat nilai komersialnya. Paling tidal< repot apabila produser sekaligus sutradara. 227
Hal lain yang perlu menjadi perhatian dari perencanaan produksi, berkaitan dengan jadwal kerja yang sedapat-dapatnya harus ditaati. Penguluran waktu, berarti pembengkakan biaya produksi. Musim dan cuaca ketika produksi itu dibuat, harus menjadi pertimbartgan di dalam penjadwalan kerja. Produksi yang dibuat pada musim kemarau biasanya lebih lancar dibandingkan dengan produksi yang dikerjakan pada musim penghujan. Banyak faktor alarn yang menyebabkan hambatanhambatan. Demikian juga peralatan yang digunakan, hams peralatan yang memiliki kualitas tinggi. Hasil produksi dengan peralatan yang berkualitas pasti menentukan kualitas gambar, yakni kualitas broadcast (broadcast quality). Merek-merek kamera dan video tertentu menjadi merek standar kualitas broadcast. Akan tetapi, kelayakan tayang bukan hanya ditentukan oleh kualitas standar broadcast dari peralatan, melainkan juga isi cerita, mutu permainan para pemain dan pengolahan sinematografi, sangat menentukan apakah sinetron layak tayang atau tidak. Namun, sexing terjadi kualitas program tidak hanya ditentukan oleh nilai kultural, tetapi juga oleh rating (nilai industrial), artinya, biarpun mutu cerita kurang bagus atau berbobot menurut ukuran kualitas seperti dijelaskan di awal buku ini, tetapi kalau bintang-bintangnya sedang disenangi penonton, maka bobot cerita tidak lagi jadi penentu. 2. Tahapan Pelaksanaan Produksi Setelah perencanaan selesai, dimulailah tahapan persiapan. Dalam tahapan persiapan ini semua kontrak untuk semua pemain dan kerabat kerja sudah diselesaikan. Apabila program sinetron ini dijual ke stasiun televisi untuk ditayangkan, jangan sekali-kali tidak membuat kontrak yang jelas, baik dengan pemain maupun kerabat kerja. Bukan mustahil ketika terjadi perselisihan diakhir produksi, tanpa kontrak yang jelas siapa pun dapat menggunakan kesempatan untuk menuntut bermacam228
macam kemungkinan. Dalarn hal ini, produser bisa sangat dirugikan. Kepengurusan kontrak ini diurus oleh asisten produser bagian hukurrt. Proses selanjutnya, proses yang bersarna-sama dilaksanakan antara para pemain dan kerabat kerja dalam kegiatan yang berbeda. Para penaain menjojankan latihan yang dipimpin olds. sutradara. Beberapa pemain dan sutradara beranggapan, latihan itu tidal( penting. Kadang-kadang latihan dijalankan menjelang pelaksanaan shooting suatu adegan. Namun, banyak pula sutradara dan pemain yang beranggapan latihan dalam tahap persiapan tetap penting. Dalarn latihan, penyesuaian perkembangan karakter yang terjadi pada setiap adegan masih dapat dikontrol. Sementara itu, latihan di lapangan hanya khusus untuk adegan yang di-shooting, sering sulit mertjairtin perkembangan karakteristik lakcm dan tokoh-tokohnya. Apalagi sering terjadi pemain dalam sinetron pada waktu yang sama juga memainkan peran-peran lain dalam sinetron yang berbeda. Kerabat kerja mempersiapkan peralatan dan tugas-tugas yang hams diselesaikan. Art designer atau art director di Indonesia dikenal sebagai penanggung jawab artistik membuat desain artistik dari kostum dan tempat adegan, seperti bentuk rumah dan bentuk properti. Peiaksana untuk menyediakan lokasi shooting, properti dan kebutuilan-kebutultan lain disebut unit manager. is memiliki pembantu untuk mencari semua kebutuhan yang diperlukan di dalam adegan-adegan sinetron. Nilai artistik hams selalu dikonsultasikan kepada art designer. Yang paling penting, di dalarn pelaksanaan produksi program sinetron adalah team work. Kerja sama tim yang baik membuat produksi menjadi lancar. Kerja sama yang baik hanya terjadi apabila di dalam perencanaan dan persiapan berlangsung saling pemahaman antara produser, sutradara, para kerabat kerja dan para pcmain. Di dalam kenyataan sering 229
terjadi di tengah-tengah shooting timbul banyak salah paham dan kortflik. Kejadian semacam ini akan menimbulkan banyak Ann
tp.rhrn1-11-riya
prem.:4.w.
TPhih balk rrwn-
cuba untuk rrierniliki persepsi yang sama sebelum pelaksanaan
produksi, daripada setelah pelaksanaan produksi terjadi halhal yang tidak diinginkan. Tahap pelaksanaan produksi di lapangan dipimpin oleh Palakcartaan 4-inting caftan arlo,gan I-iprjalart laricar apabila masingmasing orang yang terlibat bertanggurtg jawab pada waktu yang ditentukan. Ketika shooting berlangsung, pencatat adegan sangat perlu bekerja dengan teliti. Catatannya seteiah shooting selesai akan sangat bergana untuk menyusur --1 paelcall pAitina. Selain is hams selaln rrierioingatkan sutradara akan hal-hal penting yang dituntut oleh adegan yang sedang diambil. Lebitebih dalarn sinetron lags, peranan pencatat adegan sangat penting. Sebab is hares selalu mengingatkan pula kamerawan dan sutradara, dalana meletaldcan pusisi k.amera yang akan licTsangknt pant dengan grreen dirertiom cobab ana bila terjadi kesalahan screen director, pada saat editing, editor dan sutradara akan mengalami kesulitan. Peranan pencatat adegan tak kalah dengan asisten sutradara dalam hal ink. Kamerawan, adalah mata seorang sutradara. Sebeium pengeunbilan gambar, la tiaras selalu koncriltaci tiabnln riengart sntradara_ 17i dalam procrram sinetron, wide angle hanya dibuat apabila sangat diperlukan. Sementara itu, adegan-adegan banyak diambil dengan angle medium shoot atau dose shoot. Kontinuitas adegan hams selalu diperhatikan dengan selalu menhat arah gerak pernain screen direction, agar tidak terjadi jumping ketika proses editing. Ole_h sebab itu dalam setiap scene, sutradara hams selalu memiliki "shoot keamanan". Biasanya shoot keamanan adalah dos shoot dark bagian atau posisi netral. Setelah sernua adegan selesai diambil, sampailah produksi pada tahapan post production, yaito editing offline, editirig online, dark ruzikin,. 230
Proses post production tidak berbeda dengan program-program yang lain. Mixing biasanya dilakukan untuk memberi suasana dengan ilustrasi musik khusus. Setelah melihat scluruh basil editing, pencipta ilustrasi yang diminta oleh produser untuk memberi ilustrasi musik pada sinetron, -menciptakart musik tema dari sinetron au. Melodi dari, tema diubah-ubah rnenurut suasana adegan yang dikehendaki. Setelah sernua slap musik ilustrasi kernudian di-mix ke dalam adegan-adegan. Sejauh dalam produksi sinetron tersebut sound atau suara para pemain diambil secara langsung(direct sound), ketika shooting berakhir, suara sudah terekam bcrsama gambar dart diproses bersama, dalam proses editing. Tetapi, ketika pengambilan gambar tidak disertai suaranya(indirect sound), biasanya terjadi untuk sinetron laga, maka sesudah editing offline, masih harus dilakukan pengisian suara yang disebut dubbing. Sesudah dubbing selesai, barulah proses editing online dilaksanakan. Sampai di sini selesztilah proses produksi program sinetron_ B. Pengembangan Gagasan Teina-tema program sinetron sebetulnya sangat luas. Namun, sering para calm pengarang dan pengarang muda salah paham mengenai cara bagaimana dapat menemukan gagasan untuk tema dan mengolah gagasan dengan riset. Caton pengarang atau orang awam mengira bahwa memperoleh gagasan itu dapat dilakukan dengan merenung. Padahal tidak selalu dernikiare Merenung memang kadang-kadang memberikan inspirasi. Namun, mencari gagasan yang benar sebetulnya harus menjalankan riset. Riset bagi seorang pengarang dapat dilakukan dengan berbagai cara dan diberbagai lapangan. Riset kepustakaan merupakan salatt sate bentuk riset yang paling sederhana caranya. Riset kepustakaan bersifat pribacli dan tidak berhubungan dengan 231
orang lain. jadi, Se.el.I.Lâ&#x2013; ALL6 dapat melakukan kapan raja perpustakaan itu buka. Scorang pengarang yane series biasanya menjadi anggota lebih clan tiger perpustakaan. Bahkan scring di rumah sandhi rnemiliki perpustakaan pribadi. Bukubuku sangat berguna kalau seorang pengarang ingin basil k..-tayanya, meskipun itu adalah fiksi tetapi masuk akal dan logis. Misalnya, seorang penearang yane tidak pernah mernbaca buku-buku hokum atau mengetahui seluk-beluk perkara di pengadilan, ketika is mengarang suatu adegan yang berkaitan dengan hukurn dan pengadilan, karangannya akan terasa janggal 'Mak logis T arigka aclegan serta dialog-dialogrlya. Riset yang Lain berkaitan dengan riset lapangan. Riset ini dapat dijalankan dengan berbagai cara, seperti bergaul dengan banyak orang di berbagai Iingkungan sosial, berbicara atau membriat interview dengan otontas yang bersangkut-paut, dan bertanya kepada orang-orang yang rraernilild per.galanian. Hasil riset lapangan ini biasanya dapat memberi gagasan tentang tema yang baik. Bukan mustahil alur cerita dart kejadian yang kebetulan dia dengar ketika sedang mengobrol dengan orang lain, menjadi bahan yang baik untuk cerita. Kebanyakan tarifa sinetron di Indonesia berkisar tentang cinta antara laki-laki dan perempuan atau balas dendam yang melahirkan adegan-adegan kekerasan. Padahal banyak tema yang dapat digarap, kalau di dalam riset mata kita jell untuk melihat kejadian-kejadian yang menarik. Semua itu tergantung dari kreativitas pengarang. Para pengarang yang setiap kali mengarang, sungguh-sungguh menjalankan riset, karangan sinetron atau skenario yang diciptakan pasti terasa hidup, logis, tidak terpisah dengan realitas yang ada di masyarakat. Meskipun karangan bersifat fiksi, karena didukung oleh riset yang sungguh-rrenr, iek a..zkah cz; I EA n 1n raa raza ei
maker
ď Ž
n
56 1.41..1.
akan disenangi dan mendapat pujian dari penonton. 232
elan .in
-
- -
Sebenarnya terdapat banyak tat-ma dart kejadian yang dapat diolah menjadi sinetron. Bukan hanya persoalan cinta dan balas dendam, melainkan juga irtasalah penindasan, penggusuran, ketidakadilan, pengkhianatan dan lingkungan hidup. Itulah terra-terra yang tidak pernah habis digarap. Ada beberapa pakem yang dapat dikembangkan untuk khazanah lakon di Indonesia. Pakem legenda, merniliki berbagai cerita yang sangat menarik untuk dibuat sinetron. Pakem sejarah klasik Indonesia mulai dari Tarumanegara hingga Mataram Islam, menjadi bahan yang tak pernah habis dibuat cerita. Pakem penjajahan dan perjuangan, mulai dari jaman VOC, jaman Jepang sampai dengan jarnan. kemerdekaan. Pakem cerita wayang, pakem cerita rakyat dan cerita untuk anak kecil. Cerita-cerita tentang situasi jaman sekarang yang berkaitan dengan situasi sosial-budaya, merupakan terratema yang menarik juga, apalagi jika sentuhan kemanusiaan dan daya tarik kejadian, cukup berbobot. Namun, sampai sekarang pakem-pakem itu belum dikembangkan secara rnaksirnal. Semuanya masih selalu diarahkan ke permasalahan balas dendam dan cinta. Jadi, cerita yang mestinya sangat kaya nuansa menjadi miskin dan dangkal. Film-film Amerika Serikat merniliki lima pakem cerita yang mampu melahirkan beratus-ratus film dengan berbagai aspek dan kekayaann nuansa yang luar biasa. Misalnya, pakem Perang Vietnam. Dari pakem ini muncul ratusan film, baik yang langsung menyangkut Penang Vietnam maupun yang hanya niemakainya sebagai Tatar beiakang. Namun, tema yang disajikan sangat bervariasi dan tidak hanya tema cinta dan balas dendam. Penderitaan para cacat veteran yang menimbulkan problematik sosial di Amerika, menjadi salah satu dari tema berlatar belakang Perang Vietnam yang menarik. Gangguan mental dan kejiwaan akibat Perang Vietnam, merupakan prob233
lem psikologi yang menarik. Dari sejarah perkembangan negara Amerika, lahir berbagai cerita wild-west dengan berbagai macam nuansa. Pakem-pakem lain seperti Perang Dunia II, konflik Timur-Barat, yang melahirkan berbagai macam cerita detektif dan spionase, pakem science fiction, pakem konflik Timur Tengah, dapat melahirkan berbagai macam tema yang sangat kaya nuansa. Apakah tidak munglcin dilcembangkan cara yang sama untuk pakem-pakem yang ada di Indonesia? Kebanyakan pengarang Indonesia kurang begitu suka menjalankan riset yang serius sehingga menemukan aspek yang berbeda dari kejadian yang sama. Riset pun jarang sekali yang sampai tuntas seperti apa yang dilakukan para novelis dari negara Barat: John Grisham, Michael Crichton, dan Sidney Sheldon. Dalam novel Congo, Michael Crichton sungguhsungguh menggunakan hasil riset mengenai bahasa primata dan intan biru sebagai bahan energi laser di masa depart. Dengan latar belakang hasil riset, ceritanya menjadi sungguhsungguh hidup dan menarik. Tidak ada permasalahan cinta dan balas dendam dalam cerita itu. Sementara itu, kebanyakan novel Indonesia bercerita seputar tema-tema cinta dan balas dendam saja. Karena hanya tema-tema itu yang bisa dikerjakan tanpa perlu susah-susah mengadakan penelitian. Program sinetron di dalam televisi memiliki berbagai corak. Sinetron lepas adalah sinetron yang satu kali tayangan selesai. Sementara Itu, terdapat sinetron serial. Sinetron serial memiliki format yang berbedabeda pula. Yang disebut telenovela adalah bentuk sinetron yang corak sajiannya sebagaimana novel. Sinetron bercorak telenovela episode-episodenya bisa berjumlah banyak, tetapi bisa juga berjumlah sedikit atau sering disebut miniseri, biasanya berjumlah tidak lebih dari enam episode. Telenovela sebagaimana sebuah novel adalah sinetron dengan cerita bersambung. Jadi, apabila penonton tidak 234
mengikuti dua atau tiga episode, meskipun tokoh utamanya sama, mereka akan kehilangan alur cerita_ Berbeda dengan sinetron serial, mcskipun tokoh utamanya sama, tetapi setiap episode memiliki terra-tema lepas. Penonton dapat mengikuti episode secara meloncat-loncat tanpa kehilangan alur cerita. Sinetron serial biasanya memiIiki benang merah untuk mencrl-rubunccan episode yang sahi dengan encode ;rang lain. Benang merah ini dapat menggunakan tiga kemungkinan. Pertama, tempat kejadian yang menjadi seluruh latar belakang cerita, misalnya hotel, losmen, pondokan. Kedua, tokoh yang menjadi central figure atau tokoh utama dalam cerita, misainya Me râ&#x20AC;˘in,er, Wong Pei Hung, jonny, Si Kabayan. Ketiga, kejadian Mails-us yang selalu menjadi pokok permasalahan, misalnya The X-file (cerita-cerita tentang UFO). Pengarang naskah sinetron dapat memilih berbagai macam benang merah dan format bare. Di Indonesia rnasih banyak kemungkinan-kemungkinan terra yang sangat relevan untuk. masyarakat Misalnya, tentang lingkungan hidup. Jarang sekali penulis cerita sinetron yang menuliskan kisah dengan latar belakang lingkungan hidup. Dernikian juga terra cerita anak-artak naasih sangat kurang digarap oleh para penulis naskah di televisi. Dengan selalu mencari format barn sinetron, kita menjadi sangat kaya ke-mungicir' tan. Mengembangkan sinetron di Indonesia agar menjadi lebih kaya makna dan tidak dangkal, membutuhkan kerja keras dari para penulis naskah. Namun, tidak cukup itu saja, produser yang rnenyediakan dana untuk produksi sinetron perlu rnernbuat seleksi yang sungguh-sungguh kalau ingin mengembangkan mutu skPnarin sinetron_ Selama sinetron Indonesia hanya bercerita dari itu ke itu bukan mustahil nasib yang menimpa perfilman layar putih di Indonesia, dialami pula oleh sinetron. Gejala kejenuhan mulai tampak kalau tematema sinetron kita tax segera berubah. 235
Bab 14 Penulisan Naskah Sinetron
A. Pengertian Dasar Seseorang yang menjalankan suatu penelitian akan berhadapan dengan fakta-fakta, kesaksian dan data. Sesudah itu, is akan melakukan seleksi atas fakta-fakta, kesaksian dan data menurut apa yang diperlukan untuk mendukung suatu tesis. Kemudian secara deskriptif, is menyusun semua fakta, kesaksian dan data dalam suatu laporan yang memudahkan, baik bagi dirinya maupun pembimbing untuk melihat bahan itu secara menyeluruh dan hubungan serta relevansi dari masing-masing bahan. Membuat deskripsi semacam ini tidak sulit karena bahannya konkret. Hal yang perlu menjadi pertimbangan sebetulnya, dengan cara macam apa bahan-bahan itu hams disusun supaya enak diikuti dan dilihat. Apakah disusun secara kronologis, sebab akibat, mulai dari hal yang sederhana ke hal yang '1E-Lakin rumit atau mulai dari permasalahan yang leas ke permasalahan yang sempit, terbatas. Terdapat banyak cara untuk menyusun deskripsi secara verbal semacam itu. Namun, ketidaktepatan rnemilih cara dan mengategorikan bahan-bahan akan menyebabkan laporan atau deskripsi ini menjadi sulit untuk diikuti. 236
Apabila seluruh bahan sudah disusun secara rinci, perlu dilihat lagi tidak adakah overlapping. Jika ada, bahan yang sama, salah satu harus dibuang. Selain itu, perlu dilihat apakah setiap bahan semakin melengkapi bahan sebelumnya. Jika tidak, tak ada gunanya memasang bahan tersebut karena akan membosankan. Dengan cara penyusunan seperti itu sebuah laporan dapat menarik minat pembaca. Namun, sebuah tulisan deskriptif yang isinya penuh overlapping dan sangat datar tidak menarik minat orang untuk membaca. Menyusun deskripsi verbal tidak ada kesulitan karena bahannya konkret. Sebuah skenario sebetulnya sebuah tulisan deskriptif juga. Bedanya yang disusun bukan bahan yang konkret, melainkan gambaran yang abstrak, yaitu imajinasi. Menyusun imajinasi, inilah yang sulit. Imajinasi adalah bayangan atau gambaran-gambaran yang cukup jelas di pikiran seseorang. Supaya gambaran-gambaran itu dapat menjadi konkret, imajinasi itu hams dituliskan. Sayang tidak begitu mudah menyusun imajinasi dalam pikiran secara rinci dan teratur. Itu sebabnya, untuk membantu supaya imajinasi ini lebih gampang dituliskan dan disusun, pengarang memerlukan suatu susunan ringkas dahulu dan kisah yang dideskripsikan secara lengkap. Susunan ringkas inilah yang disebut sinopsis. Membaca sinopsis orang hams sudah tahu awal kejadian atau cerita, isi cerita dan bagaimana akhirnya. Di dalam sinopsis rincian peristiwa-peristiwa belum perlu diuraikan, demikian juga tokoh-tokohnya. Hanya tokoh yang paling penting yang sudah disebut. Namun, tokoh-tokoh lain secara lengkap akan diuraikan dalam penjabaran sinopsis, yaitu dengan apa yang disebut treatment. Sinopsis merupakan ringkasan seluruh gagasan atau ide setelah pengarang berhadapan dengan materi produksi dan memilih tema.
237
Treatment adalah rineian global dari sinopsis. natant treatment cerita sudah dibagi dalam kumpulan adegan-adegan yang disebut sekuen. Di dalam sekuen diuraikan kejadian-kejadian dan isi yang ingin diungkapkan dibagian sekuen itu. Urutan sekuen yang tersusun akan menjadi cerita dengan adeganad_egannya, tokoh-toknhnva sudah lehih rind dikerniikAkArt. Selain itu, setting dari setiap kejadian atau peristiwa, sudah disebutkan. Bahkan beberapa hal khusus yang menyangkut perlengkapan atau peralatan yang diperlukan dalam setiap sekuen hams jelas. Yang belum ada dalarn treament berupa diaing mail kad-a-katn Ari 1-nk-nh. TiQ pf.Inhirrn nr t"kraltr4Mh, rai dalam treatment masih berupa kalimat tak langsung. Juga format gambar, sudut pengambilan dari kamera belum disebutsebut. Dari kalimat-kalimat verbal dalam sinopsis dan treatment inilah kemudian gagasan visual dirnunculkan. Biasanya 1inbak _+ rigunakan alat yang disebut story fooard, yaitu papan dengan kertas-kertas sebesar kartu pos yang berisi sketsa dari gambar yang dibayangkan nantinya akan merupakan visualisasi gagasan yang ada di dalam treatment. Jadi, story board atau papan cerita adalah proses yang konkret p,eralihan dad gagasan verbal ke gagasan visual. Proses ini disebut proses picturisasi atau penzgambaran. Gagasan verbal yang diwujudkan menjadi gambar-gambar. Kemudian kartu pos bergambar itu disusun pada papan dan dapat dilihat dengan jelas susunannya. Kalau dirasa susunan gambar meloncat, maka dapat disisipkan gambar-gambar yang dapat menjembatani loncatan atau jumping. Sementara itu, jika terjadi overlapping atau pengulangan maka gambar dapat dicabut sehingga cerita bergambar itu terasa lebih lancar. Adapun fungsi story board adalah sebagai berikut. 1. meniutUdliNd I gx1g,c1S4111. VCII/c11 pctUct gagasan VISUAL.
238
2. Memiliki fungsi sebagai pengontrol kontinuitas cerita bergambar. 3_ Pedoman dalam penulisan skenario. Ada pengarang yang malas menggunakan proses story board. Itu memang mungkin juga kalau sudah menjadi kebiasaan. Namun, bagaimanapun story board perlu untuk lebih mengkonkretkan gagasan. 1. Pemikiran tentang lakon Di dalam seni drama konvensional terdapat sekurang-kurangnya empat unsur yang terlibat di dalam suatu pementasan sebagai berikut. a. Lakon atau cerita yang ditampilkan berwujud sebuah naskah. b. Pemain adalah orang yang membawakan lakon itu. c. Panggung tempat para pemain yang membawakan lakon itu melakukan tindakan-tindakan seperti yang tertulis di dalam lakon. d. Penonton adalah sekelompok orang yang menyerahkan sebagian dari kemerdekaannya untuk menjadi bagian dari tokoh yang tampil dalam suatu lakon dart menikmatinya.. Lakon ditulis oleh seorang pengarang berdasarkan apa yang dilihat, apa yang dialami dan apa yang dibaca atau diceritakan kepadanya oleh orang lain. Penulis kemudian mencoba menyusun rangkaian kejadian sehingga semakin lama semakin menarik dart semakin lama semakin rumit sehingga pada puncaknya ia kemudian masuk ke dalam penyelesaian cerita_ Penting sekali dalam susunan ini bahwa seorang penulis lakon hares sabar untuk melangkah, dari satu kejadian ke kejadian lain, dalam suatu perkembangan yang logis, tetapi semakin lama semakin gawat, sehingga akhirnya ia sampai ke puncak yang disebut klimaks. 239
dalam lakon Iota borplrapa ciita hal Plartarna lvja rl ia n yang saling mengait. Kedua, tokoh yang disebut karakter atau protagonis yang terlibat di dalam kejadian-kejadian. Jadi, ada dua hal yang diciptakan oleh penulis lakon, yaitu kejadian dan tokoh yang terlibat dalam kejadian. Menciptakan kejadian bert-olak dari suatu cerita, begitu Fula% arnur mencipta kap senrarkg tokoh yang logis dengan latar belakang masa larripau, hari ini, cita-cita dan pandangannya, bukan suatu hal yang gampang. Seorang tokoh ciptaan yang tidak masuk akal, biasanya tidak akan dimengerti atau dirasakan oleh penonton, karena tokoh itu terialu jauh dari realitas kehidupan. Akan tetapi, 0..apa4-. juga seor.ang tokoh diciptakan sonar, urik, deng,an berpegane pada kaidah Aristoteles, bahwa realitas adalah prinsip kreatif. Maka, menciptakan kernbali prinsip kreatif yang lebih sempurna dark yang ada, atau dengan kata lain menciptakanmanusiasebagaimanaseharusnya,bukansebagaimana---itElyinlit111.SLIdLLI/41ec1LIVyd./LE,11{.1c11.111e1Lynal.pctiLE,ucia 4
renlitn-Q co-nr1
iri Trii lah
yang: Daring kita furnpai ri a 1 a m tnkrthtokoh
yang karikatural sifatnya, atau yang aneh, tetapi masuk akal. Ketika mendptakan lakon kita perlu memperhatikan dua hal, yaitu kejadian dan tokoh. Ualam hal kejadian biasanya penulis lakon bertola.k dari prinsip Atistoteles ya_rs rnembuat susun barkgun sebuah lakon seperti berikut ini. Ml klai darieksposisi -> penggawatan-> klimaks -> penyelesaian. Bangunan segitiga ini dapat dilukis sebagai berikut. Lakon drama biasanya mulai dengan suatu kejadian yang membuka perrnasalahan dan awal terjadirtya konfiik. Di bagian aural
ini, pen"nt^n lica-konalan dPng-an tokfth-toknh ya terlibat dalam lakon, dengan latar belakang masing-masing. Pengenalan tokoh-tokoh dan permasalahannya di bagian awal lakon disebut sebagai tahap eksposisi. 240
Permasalahan dan konflik bersambung dengan permasalahan baru dan konflik yang semakin seru. Ketegangan terasa meningkat sehingga menjadi semakin gawat. Oleh karena itu, bagian ini disebut sebagai tahap penggawatan atau rising action. Puncak dari seiuruh konflik dengan permasalahan yang semakin ruwet melahirkan klimaks. Setelah klimaks biasanya irarria dramatik dari lakon mulai turun menuju penyelesaian. Terdapat banyak kemungkinan sebagai akhir dari sebuah lakon. Akhiran yang sedih untuk lakon-lakon tragedi. Sementara lakon komedi biasanya berakhir dengan happy ending atau akhiran yang menyenangkan, mungkin sekali akhir lakon diserahkan kepada penonton.. Biarlah penonton mengkonstruksi sandhi bagaimana lakon itu berakhir menurut pengamatannya. Di samping itu, banyak juga lakon biasa yang berakhiran menyenangkan. KlimaIcs
Pengga
Eksposisi
Pcnyelesaian
Penulisan Iakon dengan bangunan seperti formula yang dikemukakan Aristoteles ini masih berlaku hingga sekarang dan diikuti oleh banyak pennlis lakon. Lakon drama konvensional biasanya dibangm berdasarkan atas kesatuan tempat dan waktu. Namun, asas ini berubah ketika sistem panggung (stage) memungkinkan untuk perubahan-perubahan tempat kejadian secara cepat. Di dalam film movie atau program video drama yang lazim ebut sinetron, kemungkinan perubahan tempat kejadian ini lebih 241
besar lagi. Untuk itu, adegan-adegan biasanya ditampilkan secara singkat dengan tidak dibatasi lagi oleh faktor waktu dan ternpat. Oleh karena itu, di Laakana sinuon pembagia-n babak atau adegan tidak didasari oleh perubahan waktu dan tempat, melainkan oleh beralihnya pola pikir dari sate adegan ke adegan yang lain. Perubahan ini di dalam sinetron disebut sequence (sekuen) dan scene (skene). Di dalam karangan verbal sekuen ini dapat &salrat:km LICE igan paragraf, skerke u LL dapat disarnakan dengan subparagraf. Atau dalam satuan kecil sekuen dapat diperbandingkan dengan alinea, skene dapat disamakan dengan kalimat, sedangkan shoot dapat disamakan dengan kate. Rangkaian kejadian di dalam sinetron tetap dapat disusun Clel
le:II
l pin ink},
II Lel 1611.I.IL1
1.1.114 .1-1.11
Lu Lele. f I diL Le Lap., ul
dalarn sinetron adegan-adegan dapat dinecah-necah sehingga lebih
bervariasi dan tidak membosankan. Namun, dibutahkan garis merah yang jelas sehingga adegan yang terputus-putus itu tetap dalam kesatuan yang utuh. r eNi:14 atau reIllil newasa ini- datarrk setiap pernilicnn, prngra-m aliclin visual yang berbentuk drama, seorang penulis selalu dihadapkan pada persoalan-persoalan: apakah is akan menyampaikan pesan atau sekadar memaparkan sebuah terra? Masing-masing memiliki konsekuensi send iri-s endi ri. Ppn_garang
knnwriginn_Al biAcanya
qPn.Artg-
ImPrnhprikAn
pesan. Pemikiran ini bertolak dari paradigma komunikasi konvensional ketika ada sumber yang menyampaikan pesan kepada penericna melalui media. Inisiatif ada pada surnber, meskipun boleh jade inisiatif itu berangkat dari kebutuhan pralPrirna. Pnln ini IP1-111-ti-urQifat inQtriikQirmal linaar V°r1-ikq dart top-down. Selalu ada kecenderungan menggurui dalam menyampaikan pesan. Kemudahannya, semua argumentasi den kejadian dikarang dari kamar pengarang sendiri.
Tujuan dari penulisan yang menyampaikan pesan, adalah untuk menanamkan suatu ide pada penonton, memengaruhi opini penonton. Oleh karena itu, penulisan semacam ini hams sedemikian sugestif sehingga dengan cepat dapat mengubah pendapat, bahkan sikap penonton. Dalam hal ini, penonton kurang ditantang untuk mengembangkan pola pikir dan sikapnya sendiri Sebaliknya, pemaparan sebuah tema lebih bertolak pada pemikiran yang dialogis sifatnya. Kejadian nyata atau fakta dipaparkan sebagai tema dengan adegan-adegan yang terbuka untuk ditafsirkan, disoroti dan didiskusikan. Pendekatan yang demikian terasa tidak menggurui dan lebih horizontal sifatnya. Namun, tidak begitu mudah untuk penulisan semacam ini. Karena sajian program semacam ini menuntut pemikiran penonton, biasanya penonton kurang begitu senang. Kekurangsenangan penonton dikarenakan mereka sudah terlalu terbiasa menjadi penikmat dan kurang ditantang oleh program. Masalahnya, kembali kepada penulis sendiri. Apakah is ingin memengaruhi atau apakah is ingin berargumentasi secara Iebih demokratis. Lakon dengan pesan sering kita jumpai dalam sinetronsinetron di televisi. Terkadang muatan pesan itu sedemikian berat sehingga ceritanya hanya menjadi semacam frame (bingkai) atau bungkus yang dipakai sekadar untuk pemanis pesan. Tentu saja lakon semacam ini biasanya kurang bermutu. Lakon semacam ini Iebih bersifat propaganda daripada penyajian sebuah cerita. Arah cerita biasanya sudah jelas dan mudah ditebak. Tak banyak unsur suspens dan surprise sehingga sering membosankan. Sementara itu, lakon yang bertolak dari tema biasanya banyak menyajikan unsur surprise dan suspens (kejadian yang tak disangka-sangka dan penuh tegangan). Sajian biasanya banyak menampilkan kejadian-kejadian daripada hanya 243
omong-omong. Beberapa sinetron TVRI dengan lakon yang bertolak dari tema, misalnya Sayekti dan Hanafi. Akhiran dari kisah itu tetap terbuka bagi penonton untuk menafsirkan sendiri. Lakon ini sungguh menyajikan suatu kejadian, serangkaian fakta dan sungguh menegangkan serta penuh kejutan. 3. Plot dan Esensi Setiap lakon sebagaimana karya penulisan cerita pada umumnya memiliki dua unsur, yaitu plot atau jalannya cerita dan esensi atau isi cerita. Plot adalah rangkaian kejadian yang kait-mengait dalam hubungan kausal (sebab akibat) atau hubungan dengan permasalahan pokok. Plot atau cerita inilah yang melahirkan tokoh-tokoh dengan latar belakang dan perwatakan masing. Tokoh-tokoh itu adalah tokoh-tokoh yang terlibat dalam kejadian-kejadian mengenai suatu permasalahan. Kejadian-kejadian menimbulkan tegangan dan komplikasi yang semakin gawat menuju puncak penggawatan yang disebut klimaks. Tegangan dan komplikasi permasalahan yang semakin gawat inilah yang membuat sebuah lakon menarik. Namun, sering penulis sebegitu asyik bermain dengan cerita sehingga esensi dari cerita dilupakan, lakon yang demikian disebut kedodoran. Kebesaran baju daripada isinya. Lakon-lakon semacam ini biasanya terdapat dalam lakon-lakon anak muda yang lebih menyajikan permasalahan pacar dan seks atau filmfilm kekerasan. Ceritanya ramai, berurai airmata, bentakan, darah, tetapi tak ada isinya. Tak ada yang bisa dipetik. Esensi biasanya diterangkan sebagai isi cerita. Isi cerita inilah yang menjadi muatan dari cerita atau sering disebut bobot cerita. Dalam esensi inilah pesan atau tema disampaikan. Esensi yang sangat mendalam dan mengandung nilai humanisme yang kuat biasanya menjadikan plot atau cerita berbobot. Esensi inilah yang menentukan apakah sebuah lakon atau cerita dikatakan berkualitas. Sementara itu, terdapat beberapa 244
pengarang besar yang sungguh-sungguh hanya mongutarnakan esensi sehingga plotnya kurang begitu menarik. Lakon atau kisah yang demikian dikatakan sesak. Lebih besar isi daripada bajunya. Cerita-cerita yang demikian biasanya terdapat dalam karya-karya yang disebut sebagai karya sastra. Contoh dari saiian kisah yang demikian dapat kita baca dalam karangan Ernest Hamingway, The Old Man and The Sea (Orang Tua dan Laut). Lakon yang ideal, apabila baik jalan ceritanya (plot) maupun isinya (esensi) seimbang. Lakon dernikian, enak untuk dinilcmati, tetapi juga banyak manfaatnya karena mengandung nilai yang berbobot. Hants diakui menulis lakon yang demikian tidak begitu gampang. Diperlukan banyak pengalaman berupa kejadian dart membaca buku-buku, seperti filsafat, sosiologi, kebudayaan, dan buku-buku ilmu pengetahuan yang lain. Bakat alamiah saja tak cukup untuk dapat melahirkan karya cipta yang sungguhsungguh bermutu. 4. Mengembangkan Gagasan. Bagi seorang penulis, tak, ada suatu kejadian yang dilihat dan dialami, dilepas begitu saja. Setiap pengalaman dalam suatu kejadian merupakan ilham naskah baginya. Kejadian seharihari dalam kehidupannya sebagai objek clari observasinya. Suatu kejadian sepele mungkin saja menjadi suatu gagasan yang besar. Tergantung dari bagairnarta ia mengembangkan kejadian itu menjadi gagasan dan mengernbangkan gagasan itu menjadi cerita yang bermutu. Misainya, pada suatu kali seorang penulis se-pintas memperhatikan beberapa anak yang sedang bermain di halaman rumahnya. Sementara itu, ia membaca artikel di koran tentang kebudayaan tradisi dan nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung di dalamnya, terdesak oleh kebudayaan televisi yang sangat kornersial. Kecuali itu, is membaca di kolom lain, kehadiran misi mahasiswa Selandia Baru ke Indonesia untuk pamer 245
kehebatan mereka dengan memainkan musik tradisional daerah gamelan. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh teriakan beberapa anak perempuan yang sedang main rumah-rumahan boneka. Ternyata beberapa anak Iaki-laki telah berbuat nakal dengan mengambil beberapa rumah dan boneka. Tentu saja penulis itu tidak tinggal diam. Ditegurnya anak-anak laki-laki itu supaya mengembalikan boneka dan rumah-rumahan. Akhirnya, semua beres. Salah seorang anak perempuan itu bercerita, tadi mereka sudah dimintai karet gelang untuk bermain gamparan karet dan sudah diberi. Namun, daripada berterima kasih, mereka malah berbuat nakal dengan merebut boneka. Diingat betul oleh si penulis, kata anak perempuan itu, "Says sudah baik hati ia malah membalas nakal!" Tiba-tiba beberapa hal yang ia baca dart alami itu terpadu menjadi sebuah gagasan. Ungkapan kekesalan anak perempuan itu menjadi suatu tesis. "Tidakkah jaman ini kebaikan justru dibalas dengan kejahatan? "Pertanyaan ini kemudian menjadi gagasan yang lebih besar dan universal mengacu pada apa yang is baca dari surat kabar. Kita memberikan resourche (sumber alam dan budaya) yang baik bagi negara industri besar, tetapi yang diberikan kepada kita atau negara-negara dunia ketiga yang lain adalah sampah. Apakah itu sampah plastik dan nuklir atau sampah program televisi seks dan kekerasan. Tidakkah ini kebaikan yang dibalas dengan kejahatan?" Memang itu terjadi karena keteledoran kita juga. Lalu tiba-tiba si penulis ingat dongeng kancil yang pernah ia dengar waktu kecil dahulu. Seekor banteng menolong buaya karena tertimpa pohon. Namun, daripada berterima kasih, buaya malahan mau rnemakan banteng ketika dia digendong ke sungai. Untung kemudian kancil dengan akalnya yang cerdik mampu menolong dan menyelamatkan banteng. Jadi, rupanya dongeng kuno itu memberi solusi terhadap tesis dengar kecerdikan kancil. Artinya, "kalau kita lemah, harus cerdik supaya tidak dikuasai oleh yang kuat." 246
Jadilah semua bahan itu sebuah sinopsis. Beberapa anak di sebuah desa sedang bermain. Anak laki-laki menggoda anak-anak perempuan dengan menyembunyikan boneka, meskipun anak-anak perempuan itu baru saja memberi karet. Anak perempuan menangis dan minta tolong Mas Didik, salah seorang pemuda yang populer di kalangan anak-anak karena pintar main wayang kancil. Akhirnya, persoalan dibereskan Mas Didik Oleh Mas Didikpernyataan salah seorang anak perempuan, "Ia telah berbuat baik, tapi dibalas dengan kejahatan", dijadikan lakon dalant wayang kancilnya "Kisah Banteng dan Buaya". Di desa itu wayang kancil sangat populer. Hampir seluruh anak desa menyenangi. Lebih-lebih Anang, cucu pemilikwayang kancil itu. Namun, malang tak dapat ditolak. Pak Leman pemilik wayang kancil itu hams mengembalikan utang yang cukup besar karena membantu kejatuhan usaha orang tua Anang. Sementara seorang asing dari suatu negeri industri ingin membeli wayang kancil itu untuk yayasan anak-anak yang ia pimpin. Wayang kancil akhirnya dilepas ke negeri asing. Anak-anak seluruh desa sedih terlebih Anang. Desa menjadi terasa sepi bagi anak-anak. Mereka kehilangan kancil idola mereka. Sampai pada suatu kali Anang memiliki ide cemerlang untuk mengirim surat kepada kancil di negeri orang. ide ini disebarluaskan di antara teman-temannya. Seluruh anak desa berkali-kali mengirim surat kepada kancil dan meminta ia pulang. Usaha ini ternyata merigharukan beberapa anggota yayasan di negeri industri itu. Mereka mendesak pimpinan yayasan supaya mengembalikan wayang. Sebab di negeri itu wayang juga kurang populer. Akhirnya, wayang dikembalikan ke desa Anang. Anak-anak sangat gembira. Kemudian Mas Didik memainkan cerita kancil lagi di tengah luapan kegembiraan anakanak desa yang cerdik seperti kancil, lalu sinopsis ini diberi judul Kisah Sang Pelanduk. Kisah ini mengandung dua cerita. Cerita harafiah, yaitu kisah Anang, wayang kancil dan anak-anak desa. Kisah kedua, 247
kisah simbolis yang melukiskan kebudayaan dan nilai yang hilang tergadai, namun akhirnya kernbali lagi kalau kita cerdik. 5. Menyatukan Kejadian dalam Tarrutan Gagasan yang Rurttut Cerita Kisah Sang Pelanduk merupakan sinopsis. Sebelum sinopsis dijadikan naskah yang dapat dimainkan oleh pemain dan dijadikan pedoman oleh sutradara scrta kamerawan, untuk pengambilan gambar, terlebih dahulu perlu dibuat naskah antara yang merupakan rincian teknis dan penguraian cerita, menjadi adegan-adegan. Lewat naskah antara itu penulis dapat lebih mudah dan terkontrol men.uliskan naskah iengkapnya. Naskah antara itu dalam istilah film dan televisi disebut treatment, sedargkan naskah lengkapnya disebut skenario atau teleplay. Yang termuat dalam treatment adalah judul, lama sajian (aura tion), tokoh-tokoh atau karakter cerita, lokasi adegan, ringkasan cerita, beberapa kebutuhan prinsip yang harus tersedia, seperti yang bersangkut paut dengan kostum, property (barang--barang yang dipakai dalam cerita), set dekorasi, dan kebutuhan peralatan teknik (misalnya rel-kamera dan penderek kamera atau crane). Selain itu, yang paling panting di dalam treatment, bah as mita sudah dipecah-peca.h menjadi adeganade ean yang di dalam istilah film atau video disebut sekuen. Sekuen adalah kumpulan adegan-adegan, yang secara menyeluruh mengandung maksud atau isi pokok tertentu, untuk membangun kisah dart isi cerita yang utuh. Di dalam sekuen ada beberapa adean. Adegan-adegan itu di dalam film disebut dengan istilah skene. Sebuah sekuen terdiri dari beberapa skene. Ibarat suatu karangan sekuen adalah alinea, skene adalah kalimat dan shoot adalah kata-kata. jalinan dari sekuen yang saling berhubungan membentuk sebuah cerita utuh. -
248
Berdasarkan sinopsis "Kisah Sang Pelanduk" dapat disusun treatment sebagai berikut. Judul Duration
: "Kisah Sang Pelanduk" : 25 menit
Tokoh-Tokoh Cerita : Pak Leman, Anang, Bu Leman dst. Lokasi : Balai Budaya Minomartani, desa Pondok -Slernan; kios jalan Mataram Yogya; jalanan desa MinornartaniSIernan; perusahaan Peti Kemas Starind.o, Yogyakarta; salah satu kantor perusahaan. Property khusus
: kotak wayang kancil; seperangkat wayang kancil; lambang Yayasan cerita anak-anak Australia; boneka dan rumah-rumahan.
Peralatan Sinopsis
: outdoor dan indoor iengkap. lihat contoh sinopsis penulisan naskah (4). Urutan sekuen sebagai berikut. Sekuen I
Di lingkungan anak-anak desa Pondok, wayang Kancil sangat populer. Mas Didik dan Mbak Nining adalah dalang wayang kancil idola anak-anak. Oleh karena itu, cerita yang dimainkan oleh Mas Didik dan Mbak Nining menjadi panutan perilaku anak-anak. Wayang kancil itu rnilik Pak Leman. Karena kecintaan Pak Leman pada anak-anak dan cucunya Anang, wayang kancil itu boleti oleh tvlas Didik dan Mbak Nining untuk anak-anak. Sekuen II Malang tak dapat ditolak. Pak Leman harus membantu orang tua Anang membayar utang yang cukup besar. Sementara itu, sebuah yayasan cerita anak-anak dari Australia menginginkan 249
wayang itu untuk koleksi mereka. Akhirnya, dengan berat hati wayang kancil terpaksa dijual kepada yayasan asing itu. Sekuen III Anak-anak desa Pondok sangat sedih karena kehilangan cerita panutan mereka. Mas Didik dan Mbak Nining sering mencoba bercerita kancil tanpa wayang. Namun, anak-anak merasa tak puas. Demikian pula Anang, cucu Pak Leman merasa sangat kesepian kehilangan wayang kancilnya. Pak Leman kemudian memperoleh ide supaya Anang berkirim surat kepada kancil di Australia yang alarnatrtya masih disimpan. Sekuen IV Anang lalu mengirim surat ke Australia. Ketika teman-teman Anang mendengar cerita bahwa Anang berkirim surat ke Australia, mereka pun kemudian beramai-ramai berkirim surat ke Australia. Membanjirnya surat anak-anak itu menimbulkan keharuan di antara pengurus Yayasan cerita anakanak di Australia. Karena mereka merasa, manfaat wayang itu di Australia kurang dibanding kebutuhan anak-anak desa Pondok. Akhirnya, mereka mernutuskan mengembalikan wayang kancil itu dan menghadiahkan kepada anak-anak desa Pondok. Sekuen V Anak-anak bersorak riang gembira menyaksikan Mas Didik dan Mbak Nining memainkan wayang kancil yang mereka cintai. Mereka tenggelam dalam nyanyi dan suka cita karena idola dan panutan mereka telah kembali. Kisah Sang Pelanduk di dalam treatment terbagi menjadi lima sekuen. Kelima sekuen itu oleh penulis naskah akan dipakai sebagai pedornan untuk membuat skenario atau teleplay, ketika rincian adegan dan dialog sudah tertulis lengkap. Jadi, urutan sekuen dalam treatment itu merupakan pedoman atau batasan penulis dalam menulis skenario. Format treatment biasanya cukup sederhana. Yang penting, sutradara, produser dan 250
penulis naskah dapat mengembangkan cerita dengan menggunakan treatment itu. Mengembangkan Cerita dalam Adegan Adegan Tujuan sebuah naskah program televisi/video yang dalam hal ini berupa suatu program cerita (teleplay), adalah memudahkan sutradara dan kerabat kerjanya serta para pernain, mewujudkan naskah secara visual, di layar (Iayar kaca). Oleh karena itu, semakin Iengkap naskah itu memuat rincian penjelasan mengenai apa yang seharusnya tampak di layar, semakin baik. Namun, ada juga sutradara yang tidak menyukai sebuah naskah teleplay atau skenario yang memberi perintah secara rind. Naskah itu dianggap mernatikan dan tidak mengembangkan ide sutradara atau perkembangan proses yang texjadi di lapangan. Meskipun dapat juga, kalau mau, sutradara merombak sebuah skenario, tetapi biasanya ada perasaan tidak etis kepada pengarangnya. Lebihlebih jika cerita ditulis oleh orang lain. Ada banyak kejadian penulis cerita atau skenario merasa sangat kecewa karena naskahnya diporak-porandakan sutradara. Ada juga sutradara yang mengeluh karena naskah yang hams disutradarai dirasa kurang dinamis, sementara dia terpaksa hares mengikuti naskah itu. Bagaimanakah seharusnya menulis sebuah skenario atau teleplay? Terdapat kemungkinan jalan tengah untuk menjembatani kepentingan penulis teleplay/skenario dengan sutradara. Penulisan teleplay/skenario tidak perlu mencantumkan instruksi angle kamera. Jadi, teleplay/skenario bersih dad instruksi angle kamera. Konsekuensinya, sutradara perlu membuat satu naskah lagi yang disebut shooting script (naskah shooting). Kalirnatkalimat skenario dipecah-pecah dalam shoot-shoot yang disertai jenis angle kamera yang diinginkan. jadi, shooting script sungguh merupakan persiapan sutradara membuat rangkaian gambargarnbar untuk mewujudkan secara visual apa yang ditulis di teleplay/skenario. Bagi sutradara, ini berarti pekerjaan 251
ekstra. Tetapi ia akan lebih puas karena tidak terlalu dibatasi dan didikte oleh skenario. Sementara itu, penulis skenario juga lebih ringan karena tidak perlu mencantumkan dan memikirkan hal-hal teknis, kecuali ia perlu menulis dengan jelas dalam skenario, suasana seperti apa yang diinginkan untuk mendukung adegan itu. la tidak perlu memikirkan apakah adegan itu memerlukan close-up (CU) atau medium close-up (MCU) dari tokoh utarnanya atau perlu membuat angle tertentu untuk menciptakan kesan yang kuat. Biarlah hal itu diolah dalam shooting script dan menjadi kepedulian sutradara. Berikut ini diketengahkan bagaimana cara memecah sekuen dalam treatment menjadi adegan-adegan di dalam skenario. Misalnya, sekuen 1 dari Kisah Sang Pelanduk dapat dipecah menjadi beberapa scene di dalam skenario. Sekuen Di lingkungan anak-anak desa Pondok, wayang kancil sangat populer. Mas Didik dan Mbak Nining adalah dalang wayang kancil idola anak-anak. Oleh karena itu, cerita yang dimainkan oleh Mas Didik dan Mbak Nining menjadi panutan perilaku anak-anak. Wayang kancil itu milik Pak Leman. Karena kecintaan Pak Leman pada anak-anak dan cucunya, Anang, wayang kancil itu boleh dimainkan oleh Mas Didik dan Mbak Nining untuk anak-anak. Sekuen ird dapat dipecah menjadi empat scene sebagai berikut. Skene 1 Beberapa anak sedang bermain di halaman Balai Budaya, empat anak perempuan bermain rumah dan boneka, lima anak lakilaki bermain gamparan dengan karet. Seorang anak lakilaki kehabisan karet, lalu minta karet yang sedang dipakai sebagai gelang anak-anak perempuan. Oleh salah seorang anak perempuan karet itu diberikan semua. 252
Skene 2 Sementara itu, Mas Didik dan Mbak Nining sedang mempersiapkan dan mengatur wayang kancil bersama Pak Leman dan Anang, cucunya. Pak Leman selalu merelakan wayang itu dipinjam untuk pertunjukan anak-anak dan besok pagi hari Minggu memang akan ada pertunjukan. Skene 3 Anak lakilaki yang meminta karet itu rnembujuk temannya untuk menggoda keasyikan anak-anak perempuan bermain rumah dan boneka. Mereka merebut boneka dan merusak rumah-rumahan yang dibuat oleh anak-anak perempuan itu. Lalu mereka melarikan diri. Anak-anak perempuan itu menangis, dan ini mengejutkan Mas Didik dan Mbak Nining. Anak-anak perempuan itu menceritakan, mereka telah berbuat baik, tetapi dibalas dengan perbuatan rtakal. Skene 4 Mas Didik dan Mbak Nining memainkan wayang kancil Kisah Banteng dan Buaya. Perbuatan baik yang dibalas dengan perbuatan jahat. Der-Tan contoh itu ternyata satu sekuen dapat dipecah menjadi beberapa adegan. Sementara itu, adegan-adegan di dalam shooting script akan dibagi menjadi shoot-shoot. 7. Menciptakan Watak Tokoh Dalam suatu cerita biasanya kita bertemu dengan banyak tokoh. Di antara tokoh-tokoh itu, kita dapat segera mengenali beberapa tokoh utama. Tokoh utama biasanya tokoh yang pertgalamannya diikuti secara terus-menerus di dalam cerita. Atau is menjadi tokoh yang terlibat dalam hampir semua kejadian di dalam cerita. la adalah figur sentral. Biasanya terdapat dua figur sentral yang sating bertentangan di dalam cerita. Cerita akan terasa datar tanpa adanya pertentangan. Di dalam lakon drama pertentangan, yang biasanya disebut 253
konflik, sangat perlu untuk naernbangun klimaks. "No conflic, sin drama" Rata pen,,4is lak,art terkenal .-Earl Inggris George Bel"n.ard Shaw. Tokoh-tokoh yang saling bertentangan ini biasanya disebut protagonis dan antagonis. Pertentangan yang paling fundamental berupa pertentangan pandangan atau gagasan. Pertentangan ini kemudian rneningkat menjadi pertentangan yang lebih fisik sifatnya. Dari uraian itu jelas bahwa clalarri rnerntiliskan naskah cerita untuklakon, baik untuk dimainkan di atas panggung, maupun untuk dimainkan di layar kaca (sinetron), kita perlu tokoh-tokoh yang saling bertentangan. Sernentara itu, tokoh lain rnempaRan tokoh pe-ndukung atau tokoh yang menyebabkan irnronik ihs lrnrnnlelcc Di seaa-iping tokoh, kita juga perlu mencari penyebab konflik atau surnber konflik. Sementara watak clari tokoh yang saling bertentangan itu, untuk mempertajam suasana perlu kita kontraskart. Untuk menghidupkan cerita, setiap watak dari tokoh-tokoh yang terlibat kejadian di U0 (.1 !WI L Lai .t.1/111. 1_16,41111d d, senutgga nenonton rnudah meneenal tokoh-tokoh itn. ""ma""
Kita ambil contoh bagaimana menciptakan watak tokohtokoh dalam sinopsis Kisah Sang Pelanduk. Dalam kisah ini kita dapat menentukan beberapa tokoh utarna, yaitu Mas Didik, Pak Leman, Ivibak iNining dan Anang. Selain itu, terdapat t-akithVak,ala penyebab konflik, yaitu orang tua Anang (anak Pak Leman) dan orang asing yang meminati wayang kancil. Sementara objek dari konflik adalah wayang kancil. Mas Didik adalah pemuda yang suka cerita. Dikatakan dalam sinopsis is adalah dalang wayang kancil yang menjadi llLlJld Fanak-imak. Pvlaka ia harus clihidupkan sebagai tokoh yang sirnpatik, sal-Jar, fetani periang, Hijakqana ri An hlrmnric M,---nn iki rasa cinta yang besar terhadap anak-anak dan pandai. Dengan watak itu maka tokoh Mas Didik adalah tokoh yang terpelajar, 254
memiliki sikap yang kuat, dan pengalarnan yang cukup. Watak itulah yang harus dibangun dan kentara di dalam cerita. Mbak Nining adalah tokoh pernudi yang juga menjadi idola anak-anak di dalarn cerita. la perlu memiliki watak yang serupa dengan Mas Didik. Hanya Mbak Nining mungkin perlu kelihatan Iebih lembut terhadap anak-anak. Perasaan kewanitaannya perlu lebih ditonjolkan. Narnun, sebagairnana Mas Didik, sikap dan kepribadian yang kuat hams tercermin dalam watak tokoh Mbak Nining ini. Kedua orang itu merupakan simbol ideal dari generasi muda yang mencintai martabat bangsanya. Pak Leman adalah tokoh yang merupakan cerminan generasi tua. la adalah tokoh yang rela berkorban dan merasa harus berkorban kepada anak muda, termasuk orang tua Anang. Ia adalah tokoh yang penuh konflik dalarn dirinya untuk menentukan pilihan-pilihan dan keputusan. Sebetulnya, ia adalah tokoh yang sirnpatik, tetapi latar belakang kehidupannya rnenempatkan dirinya pada posisi yang sulit. Matra ia menjadi tokoh yang kurang tegas dan terkesan raguragu, meski ia juga seorang pecinta anak-anak. Anang juga tokoh yang seharusnya menjadi idola anakanak. Seorang anak yang simpatik. Sangat mencintai wayang kancil seperti kakeknya, Pak Leman. Ia korban dari situasi yang tak dimengertinya. Anang anak yang romantik memiliki kesan mendalam karena cintanya pada wayang kancil. Seorang yang cerdas dan berani. Masih sekolah di SD dan akrab dengan teman-temannya. la mengalami akibat dari konflik perebutan kepentingan atas wayang kancil. Demikian setiap watak tokoh harus diciptakan secara khusus supaya dalam penampilan, perbedaan-perbedaan watak itu membuat cerita lebih hidup dan menarik. Cerita yang memiliki tokoh dengan watak yang tidak jelas, sering terasa 255
datar, lamban, dan tidak menarik. Namun, cerita dengan watak-watak yang khas dari tokoh-tokohnya memudahkan penonton untuk mengingat dan mengidentifikasi tokohtokoh itu. Lebih-lebih apabila tokoh-tokoh itu kemudian terlibat dalam konflik yang menarik. Di dalam cerita atau lakon sering terjadi perubahan atau perkembangan watak dari tokoh-tokohnya. Hal ini sering dibuat untuk membuat kesimpulan atau penyelesaian cerita secara positif. Hanya hal itu perlu dilakukan secara hati-hati dan logis. Kalau tidak, cerita justru terasa dangkal, dipaksakan, dan tidak masuk akal. Sayang sekali apabila sejak semula watak sudah diciptakan secara kuat, tetapi akhirnya berkembang menjadi sajian yang dangkal. Watak yang dimiliki oleh seorang tokoh sepanjang hidupnya, tidak mungkin berubah dalam sekejap kalau tidak karena penyebab yang luar biasa. 8. Format Skenario Teleplay atauskenario dibuat dengan format khusus. Format ini dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan, baik pemain maupun sutradara untuk menggarap naskah. Oleh karena itu, terdapat bagian yang khusus, di dalam naskah, petujuk yang merupakan pengarah bagi sutradara atau kamerawan dalam pengambilan gambar. Petunjuk itu disebut direction. Di samping itu, di dalam naskah terdapat bagian dialog yang diucapkan oleh para tokoh. Direction atau pengarah berisi uraian deskriptif tentang suasana, tempat adegan, berlangsungnya kejadian dalam scene atau adegan, dan tokoh yang terlibat dalam adegan. Petunjuk untuk kamera kadang-kadang ditulis juga, tetapi biasanya hanya beberapa shoot yang penting dan spesifik. Berikut ini contoh direction sebuah scene dari Kisah Sang Pelanduk. Sekuen II Skene 3: Out door - Halarnan Balai Budaya - Sore Hari 256
SEKELOMPOK ANAK PEREMPUAN SEDANG BERMAIN RUMAH DAN BONEKA DI HALAMAN BALAI BUDAYA. DI ANTARANYA ADALAH IRA, YANG TAMPAK MENGENAKAN GELANG KARET DI TANGANNYA. SEMENTARA ITU, BEBERAPA ANAK LAKILAKI TAMPAK PULA SEDANG BERMAIN "GAMPAR" DENGAN KARET. YONO DALAM PERMAINAN TERAKHIRNYA KELIHATAN BINGUNG KARENA KEHABISAN KARET. TIBA TIBA TERLIHAT BANYAK KARET DI PERGELAN GAN TANGAN IRA. YONO LALU MENGHAMPIRI IRA. 15. Yono: "Minta karetnya, Ir!" SAMBIL MASIH ASYIK DENGAN BONEKANYA, IRA MENGELUARKAN KARET DARI TANGANNYA., MEMANDANG YONO SEKILAS, LALU MEMBERIKAN KARETNYA. 16. Ira: "Nih!" Bagian yang disebut direction adalah bagian yang ditulis dengan huruf kapital semua. Sementara itu, bagian dialog yang diucapkan tokoh, ditulis di bawah nama tokoh dengan huruf biasa. Meskipun dalam direction tidak secara eksplisit diberikan instruksi untuk sudut pengambilan kamera, tetapi seorang sutradara langsung dapat membuat shooting list sesuai dengan direction. Dalam hal ini, penulis skenario sekaligus memberi kesempatan kepada sutradara untuk berkreasi dan tidak sekadar mengikuti bayangan penulis skenario, seperti di dalam naskah yang sudut pengambilan kameranya sudah ditulis lengkap. Oleh sutradara direction itu kemudian dipecah menjadi shoot. la dapat menambah shoot tidak sekadar mengikuti direction, kalau dirasa tambahan shoot itu bermanfaat. Di dalam skenario hampir separo halaman bagian kiri berupa ruang kosong. 257
Format itu dibual demikian bukan tanpa maksud. Di ruang kosong itulah sutradara rnembuat rencana pengambilan garnhar dengan menuliskan kode-kode sudut pengambilan kamera. Terdapat banyak kode atau istilah dalam produksi film atau televisi dengan video. Berikut ini empat macam kode sudut pengambilan kamera yang langsung dipakai sebagai contoh. 1. T S: long shoot - sudut pengambilan luas. 2. TS: total shoot - sudut pengambilan penuh untuk manusia utuh. 3. M5: medium shoot - shoot sebatas pinggang ke atas. 4. CU: close up - shoot scbatas leper ke atas. f'ontoh bag mern,,-.11 direction secara cPriPrhnrIn kg dalam shoot dengan kode sudut pengambilan kamera dapat dilihat seperti berikut ini. SEKELOMPOK ANAK PEREMPUAN SEDANG 13 ENIV1AIN RUMAH-RUMAHAN DAN 1 - 11: A T p2v1AN 1 I 11 - 14yA/ T)T
Cu: Ira
ANTARANYA IRA/ SEMENTARA ITU, BEBERAPA ANAK LAKI-LAKI TAMPAK PULA SEDANG BERMAIN "GAMPAR" T S DENGAN KAREL/ YONO DALAIVI PERIvIAINAN T E R A re-r_fr i m,r,y . K E T T H A T A N T L I N C I T W C : KARENA KEHABISAN MS: Yono KARET/ 1113A-'11BA TERLIHAT BANYAK MS: Ira dan teman KARET DIPERGELANGAN TANGAN IRA TS YONO / LALU MENGHAMFIRI 1 CU: Yon()
Minta karetnya, Irl"/ SAMBIL MASIH ASYIK DENGAN BONEKANYA, IRA MENGELUARKAN MS: Ira dan temannya KARET DARI TANGANNYA / _NIEMAN-
CU: Ira
T S
DANG YONO SEKILAS,/ LALU MEMBERIKAN KARETNYA 16. Ira "Nihri
Instruksi kamera itu kemudian dituliskan di dalam shooting list sehingga baik sutradara dan kerabat kerja terutama kameramen memperoleh pedoman pengarah shooting. B. Contoh Naskah Sinetron Wa yang Kancil Sinetron Naskah : Fred Wibowo Duration : 25 menit Skuen Skene 1 : Credit Title Balai Budaya Kita. Episode : Wayang Kancil Naskah : Fred Wibowo Para Pemain Kanjeng Sindhu : Fred Wibowo Pak Waji : Wiryadi Pak Leman : Ledjar Sani : Sandr a Bu Sindhu :Martha Anang : Nanang Mas Didik : Bambang S. Mbak Ninin : Retno Dwiastuti Orang asing : Jessica + Rachel Beberapa figurari orang tua dan anak -anak Skene 2: Outdoor - halaman Balai Budaya - sore hari IRA SEDANG BERMAIN BONEKA DAN RUMAH RUMAHAN DENGAN TEMANNYA, SEMENTARA 259
BEBERAPA ANAK LAKI-LAKI BERMAIN ADU KARET . YONO KEHABISAN KARET DAN MELIHAT IRA MEMBAWA KARET BANYAK . IA MENDEKATI IRA DAN MEMINTA. Yono : Ira minta karetnya! Ira (MENYERAHKAN KARETNYA) Nih! YONO MENERIMA KARET SAMBIL KETAWA NAKAL. TIBA-TIBA YONO DAN TEMANNYA LARI SAMBIL MENGGULINGKAN RUMAH-RUMAHAN DAN BONEKA. IRA DAN TEMANNYA BERTERIAK Ira Yono nakal! Jahat! IRA MENANGIS, SEDANGKAN TEMANNYA MENGUMPULKAN KOTAK RUMAH-RUMAHAN ITU. SEMENTARA ITU, MBAK NINING DAN MAS DIDIK DATANG. Mbak Nining : Ira kenapa menangis? Ira : (TERISAK) ...Yono jahat. Mas Didik : Jahat bagaimana? Ira : Tadi sudah saya tolong, saya kasih karet, malah rumah boneka saya dirusak. Mbak Nining : Oh, begitu. Ira : Saya sudah baik, dia malah membalas jahat. Mas Didik Sudah. Sekarang rumah bonekanya dikumpulkan lagi nanti Mas Didik cerita. Skene 3: Indoor/outdoor - tempat penonton - pagi hari PARA PENONTON YANG TERDIRI DARI ORANG TUA, REMAJA DAN ANAK-ANAK TAMPAK SEDANG ASYIK MENIKMATI PERTUNJUKAN WAYANG KANCIL YANG DIMAINKAN OLEH MAS DIDIK DAN MBAK NINING. DI 260
ANTARA PENONTON TAMPAK PAK WAJI DAN SANI, AKTIVIS BALAI BUDAYA, PAK LEMAN DAN ANANG, PEMILIK WAYANG KANCIL, KELIHATAN DI DEKAT DALANG. Skene 4: Indoor - di pendopo BBM-pagi hari MAS DIDIK DAN MBAK NINING SAMPAI PADA ADEGAN TERAKHIR DI MANA KANCIL MENYURUH BANTENG MENYINGKIRKAN POHON DART PUNGGUNG BUAYA. BUAYA BERJANJI TIDAK AKAN SEMENA-MENA TERHADAP YANG LEMAH. ANAK-ANAK BERNYANYI BERSAMA KANCIL DAN HEWANHEWAN MENJELANG PERTUNJUKAN SELESAI. MEREKA BERSORAKSORAI SESUDAH MAS DIDIK MENANCAPKAN KAYON. BEBERAPA DI ANTARA ANAKANAK LALU MENGERUMUNI MAS DIDIK DAN MBAK NINING MAU MEMEGANG KANCIL. MAS DIDIK DAN MBAK NINING MELAYANI DENGAN SABAR. Skene 5: Indoor - Balai Budaya-siang hari MAS DIDIK DAN MBAK NINING BARU SAJA SELESAI MEMBENAHI WAYANG KETIKA PAK WAJI DATANG BERSAMA BU KANGJENG SINDU DAN PAK RUSLAN. Pak Waji : Mas Didik, ini Bu Kanjeng Sindu. Behan dari Sulawesi. Mas Didik : Didik. Mbak Nining : Nining. Bu Sindu : Hebat permainan kalian. Saya senang sekali. Sebetulnya saya pun punya macam-macam cerita kancil dari Sulawesi yang disebut pulandok. :Wah sebetulnya kalau Thu dapat Mbak Nining bercerita kepada kami, kami senang sekali. 261
Bu Sindu
: 0, tentu, saya senang kok. Begird Kilian dating- saja KC nimaEL besok. sore, saya akan meneeritakan banvak dongeng kancil. Skene 6 : Outdoor - jalanan dekat Balai Budaya - sore han SEBUAH COLT ANGKUTAN UMUM BERHENT1 DI 'MX
TAT A 'AT T3 A ir 1 11 1%. A A 111 T1 111) 1 IT, I 1•
I-11N
J/-11.d-11■ 1.
LEAVI_Z-IIN
L.//-5.1X1.
I 1-'1-1 I ' I 9 A 1.) 1
ARAH LAIN KELIHATAN NINING DAN SANI PAKAI SEPEDA DAN BERTERIAK Mbak Nining : Pak Leman, Pak Leman! PAK LEMAN BERHENTT, MENENGOK ARAH SUARA, T A T TT 'T'r99 TN/T Th 4 1....TEXTTN-Tr-• 7-'-% A -NT C A 7,-TT TT T17T 71.0 1-1 A 13-r L.1-11_,LO I ILI\ 0.1....LN 1 l../1 Vi . 1 N 11 NI 'LT L./19,1N J29.1,4 1 L L.111.1-J 1V L4!IAA I
SEPED A DA N JAL AN BERI RI NGAN DE NG AN P AK L EMA N. Mbak Nining : (ANTUSIAS) Wah kami dapat cerita kancil baru. Lucu. e
Jdl ll
:
tvlbak
Pak Leman Mbak Pak Leman
ic AILTc^AT 12VT)CUTor Al■ Tr" AM\ \ • - . 7 . ( 31 L /
La/
Sulawesi. Hebat, Pak. Karrii dari mmah Mas Didik .dan Mas Didik sudah setuju untuk membuat pertunjukan bulan depan. . Lan-}.a ada sat-a binatareg yang harus dibuat baru, Pak. Soalnya binatang itu tidak ada di Jawa. : Oo, kalau hanya menatah satu binatang saja saya masih sanggup. . Nlas Didik yang n-rernbawa gambar foto binatang itu.
: Ya, ya, jadi pertunjukan rnendatang akan disajikan kancil cerita dari Sulawesi. tiagu_s! Mereka b.tiga memasub' Balai Budaya. 262
Sekuen II Skene 7: Indoor - rumah Pak Leman - slang han ANANG, CUCU PAK LEMAN KELIHATAN SEDANG BERMAIN-MAIN DENGAN WAYANG KANCIL. IA SEDANG MENCOBA MENIRUKAN APA YANG DIMAINKAN OLEH MAS DIDIK DAN MBAK NINING. BEBERAPA SAAT KEMUDIAN SEORANG TAMU MENGETUK PINTU. ANANG MEMBUKAKAN PINTU DAN ORANG ITU BERTANYA Orang Asing : Betul ini rumah Pak Leman? Anang : Betul. Orang Asing : Oh, boleh saya ketemu. Anang : Sebentar ya, mari masuk! Mbah! Mbah tamu! ANANG MASUK KE DALAM. SEMENTARA ORANG ASING MELIHAT LIHAT WAYANG YANG BARU SAJA DIMAINKAN OLEH ANANG. PAK LEMAN KE LUAR BERSAMA ANANG DAN BERSALAMAN DENGAN ORANG ASING ITU. Pak Leman : Leman! Mari silahkan duduk. : Orang Asing Barbara, saya dari Lembaga Penelitian Cerita Anak Anak Australia. Saya tertarik Wayang Kancil Pak Leman : Kami barn saja pertunjukan di Balai Budaya. Orang Asing : Ya, saya nonton. Saya pikir wayang ini juga bagus untuk anakanak di Australia. Karena itu, saya tanya alamat Bapak dan cari ke sini. Pak Leman : Maksudnya! Orang Asing : Apa bisa wayang itu dibeli? PAK LEMAN AGAK TERTEGUN. IA MEMANDANG CUCUNYA. ANANG PUN KEBETULAN MEMANDANGNYA 263
Anang : Aja Iho, Mbah! Pak Leman : Oh, oral! PAK LEMAN MEMANDANG ORANG ASING ITU SERAYA BERKATA Pak Leman : Wah, kami tidak menjualnya karena sering dipakai di Balai Budaya dan cucu saya sangat meneintai wayang ini. Orang Asing : Bapak 'kan gampang beli lagi. Pak Leman : Wah, ini peninggalan orang tua. Sekarang sudah sulit untuk mendapatkan lagi yang lengkap seperti ini. Orang Asing : Ya, saya mau yang lengkap. Jumlah berapa? Pak Leman : Ada 130 wayang. Orang Asing Begini, saya beli 7.000 dolar. Bapak `km bisa sunlit buat lagi orang ahli. Pak Leman Oh, maaf, wayang ini tidak akan saya jual. Orang Asing Balk, saya tak paksa. Tapi dua minggu lagi saya datang. Barangkali Bapak mau menjual. Saya masih cari macam-rnacarn permainan untuk anak-anak. Okey. Begitu dulu, saya permisi. Pak Leman : Ya, ya! Selamat jalan. TAMU BERSALAMAN DENGAN PAK LEMAN DAN ANANG LALU PERGI. PAK LEMAN MENGAWASI TAMU ITU LALU MEMANDANG CUCUNYA BEGITU PULA ANANG. ANANG MENGANGKAT SI KANCIL SAMBIL BERGUMAM. Anang : E... banteng, saya itu mau diajak ke 264
Australia! Jangan mau Cil! Nggak, enak aja! Fade Out Skene 8: Outdoor - pinggir jalan sekitar Balai Budaya siang hari WAWAN, SANI DAN NINING BARU SAJA SELESAI MEMASANG POSTER PERTUNJUKAN WAYANG KECIL. BEBERAPAANAK DATANG MENGERUMUNI. Anak 1 : Ada wayang kancil lagi Mbak? Sani : Ya, dan ceritanya dari Sulawesi. Anak 2 : Cihuy, kita nonton ya! Wawan : Jangan lupa ajak teman-teman lain juga. Anak 1 : Ya, aku mau nonton dengan kakakku. Anak 3 : Aku dengan teman-temanku. Mbak Nining : Bagus. Ayo adik-adik. WAWAN, SANI, DAN NINING NAIK SEPEDA MENINGGALKAN ANAK-ANAK YANG MASIH MENGERUMUNI POSTER. Anak 3 : Wah, ini tentu hebat. Anak 2 : Yuk, kita beri tahu teman-teman. Semua : Yuk! ANAK ANAK MENGHAMBUR SAMBIL BERSERU Anak Anak Hidup kancil! Hidup kancil...! Fade Out Skene 9: Indoor - Rumah Pak Leman - malam hari BU ARDI SEDANG MEMINTA SESUATU PADA PAK LEMAN. PAK DAN BU LEMAN MENDENGARKAN. Bu Ardi : Bagaimana lagi, Bapak dan Thu tahu 'kan pikiranku hanya supaya utang kami dapat 265
Pak Leman Bu Ardi Pak Leman
: Lalu butuhmu berapa? : Lima puluh juta, Pak. : Lima puluh juta.... Lima puluh juta ikan sama dengan 7.000dolar. Padahal rumah ini belum selesai kuangsur, jadi nggak bisa kujual.... Wah, susah
Bu Ardi
: Tolonglah, Pak. Ini satu-satunya harapan. PAK LEMAN MEMANDANG JAUH MENERAWANG. Fade Out Skene 11: Indoor Pak Leman Petugas Pak Leman Petugas Pak Leman Petugas Pak Leman
- Starindo - pagi hari : Selamat slang. : Ada yang bisa saya bantu. : Ya, terima kasila. Saya rnau rnengirim barang. : Barangnya apa, Pak? : Kotak wayang. Satu kotak wayang isinya wayang kancil. : Dikirim kepada siapa? : Kepada Miss Barbara Winston, Sidney Australia. Ini alamatnya.
DISSOLVE TO Skene 12: Outdoor - peti kemas - pagi hari PETI KEMAS KELUAR DART GARASI. Fade Out Sekuen IV Skene 13: Indoor - pendopo Balai Budaya - pagi hari ANAK-ANAK KELIHATAN BERKUMPUL DI BALAI BUDAYA MENGERUMUNI MAS DIDIK DAN MBAK NINING. DI ANTARANYA KELIHATAN ERNA, WAWAN, SANI, PAK WAJI DAN PAK RUSLAN. MEREKA KELIHATAN 266
SEDIH, TETAPI MAS DIDIK DAN MBAK NINING MENCOBA RIANG MENYEMANGATI ANAK ANAK. Mas Didik : Nah, jadi hari ini Mas Didik dan Mbak Nining akan cerita saja tentang si kancil. Anak 1 : Tapi kancilnya nggak ada! Mbak Nining : Kancilnya sedang berkunjung ke Australia. Jadi,nggak bisa menemani kalian. Anak 2 : Perginya lama? Mas Didik : Mungkin lama. Semua : Waaaah. Anak 3 : Kancil kok boleh pergi. Anak 4 : Kancil pulangnya kapan? Mas Didik : Mbak Nining sama Mas Didik nggak tahu. TapiMas Didik dapat bercerita yang bagus sekarang. Nah, supaya kalian nggak kecewa Mas Didik bercerita ya! PAK WAY BERGUMAM PADA SANI DAN PAK RUSLAN. Pak Waji : Kasihan anak-anak. Sani : Yah, mereka sangat cinta pada kancil. Pak Ruslan : Sayang kancil sudah pergi dan mungkin selamanya. Fade Out Sekuen V Skene 14: Indoor - kamar Anang-malam hari ANANG KELIHATAN MURUNG MENGGAMBAR KANCIL DI BUKU TULISNYA. PAK LEMAN MASUK KAMARNYA MEMPERHATIKAN. SAMBIL DIAM ANANG MENOLEH MBAHNYA. 267
Pak Leman Anang
: "Kau tidak belajar, Nang!" (MENGGELENG) "Kancilku sekarang sedang apa ya, Mbah?" Pak Leman "Karen malam, ya sedang tidur." Anang : "Kok tidak kembali, Mbah?" Pak Leman : (MENARIK NAPAS PANJANG) "Kamu kirim surat saja. Saya 'kan punya alamatnya di Australia. Anang : Oh, boleh mengirim surat, Mbah? Aku mau! Aku sudah pingin ketemu kancil lagi je, Mbah. ANANG DAN MBAR LEMAN SALING MEMANDANG. PAK LEMAN MEMBELAI RAMBUT ANANG. TIBA-ITBA MEREKA SALING BERANGKULAN. Fade Out Skene 15: Indoor - pendopo Balai Budaya - sore hari ANAKANAK KELIHATAN SEDANG LATH-IAN TARI BERSAMA MBAK ERNA DIBANTU SANI. BEGITU SELESAI MEREKA MASIH BERICUMPUL KUMPUL. Anak 1 Mbak Sani kapan kancil pulang? Anak 2 Katanya sudah nggak pulang lagi ya? Sani Mbak Sani tidak tahu. Tapi mungkin lebih baik kamu kirim surat saja. Erna Ya, nanti saya mintakan alamat Pak Waji. Anak 3 Saya juga minta ya, Mbak. Anak 4 : Saya juga, Mbak. Australia itu `kan jauh ya, Mbak? Sani : Coba kamu kirim surat saja semua. Siapa tahu kancil juga rindu pada kalian. 268
Anak-Anak : Ya, saya mau. Ya, saya mau. Cut to Skene 16 out door - halaman Balai Budaya - sore hari Adi : Nang kapan kancil pulang! Anang : Aku sudah kirim surat ke Australia." Ridwan : Aku juga mau kirim surat, Nang Anang : Kirimlah surat rame-rame! Nand kukasih alamatnya. Semua Baik! Yuk ke rumahku! Fade Out Sekuen IV Skene 16: Indoor - ruang lembaga riset Australia - pagi hari Lambang Kanguru dengan tulisan: "Child Folklore Research Institute" TAMPAK DALAM RUANG, MRS. BARBARA SEDANG MENGAMATI SUATU BONEKA DARI INDIA. MISS ANNA DATANG MEMBAWA SETUMPUK POSTCARD. Anna : Barbara... ini sembilan surat lagi dari anak-anak Indonesia. Barbara Anna
Barbara
: Untuk kancil. : Ya, clan aku catat sudah delapan puluh tiga surat yang tanya tentang kancil. Ada nama-nama sama yang sudah kirim surat post card sampai lima kali. : Rupanya mereka. Mereka sangat mencintai kancil, coba dengar ini suratnya: Kancil apa kabar? Aku sudah rindu kamu, Cil. Kapan kamu pulang! Di sini kamu senang, tapi aku 269
dan teman-teman sedih semua. Aku senang sekali kalau kamu mau pulang lagi, Cil. Lalu kau cerita tentang Australia. Udah ya sampai di size dulu. Salam sayang. Santi. (Surat itu diterjemahkan dalam bahasa hvgris kepada Anna). Anna : Barbara... aku pikir kalau wayang itu di sini hanya sesekali dilihat anakanak... dan tidak ada yang bisa main.... Barbara : Tapi aku dulu membeli wayang itu cukup mahal. Anna : Mungkin di Indonesia jauh lebih bermanfaat daripada di sini. Apalagi anak-anak itu `kan dari keluarga sederhana yang tak punya banyak uang untuk membeli atau membuat wayang yang baru. Barbara : Tapi agak sulit mengembalikan wayang itu karena aku harus mempertangg ungjawabkan keuangan. Anna : Yach, tapi kalau anak-anak Indonesia lebih membutuhkan. Skene 18: Outdoor - halaman. Balai Budaya - sore hari ANAK ANAK MENUNGGU MAS DIDIK BERSAMA MBAK NINING. MEREKA NGOMONG-NGOMONG DI TEMPAT DUDUK PENONTON. SESAAT KEMUDIAN MAS DIDIK DATANG BERSAMA BEBERAPA ANAK. BEBERAPA ANAK YANG DUDUK MELIHAT MAS DIDIK LARI MENGHAMBUR Anak 1 : Mas Didik, mana kancilnya? 270
Mas Didik Anak 2 Mas Didik Sernua Anak 3 Mbak Nining Anak 4
: Sebentar...! Sini, sini duduk manis dulu. : Saya sudah kepingin ketemu kancil. : Begini, Mas Didik akan cerita saja kepada kalian. : Waaaahh... cerita lagi. : Kalau cerita, ibu juga sudah cerita setiap malam. : Habis kancil masih di Australia. : Ehm.... Kalau cuma cerita aku nggak mau.
Anak 2 Anak 1
: Mas Didik, kancil disuruh pulang. : Sudah dikirirni surat juga nggak pulang. KETIKA ITU, KELIHATAN PAK WAJI MENGHAMPIRI MEREKA SAMBIL MEMI3AWA SURAT Pak Waji : Dengar anak-anak, aku membawa sesuatu. ANAK ANAK MELIHAT PAK WAJI. Pak Waji : Dengar, aku membawa surat dari kancil di Australia. Cut Rhime Skene 19: Indoor â&#x20AC;&#x201D; Pertunjukan kancil - pagi hari KELIHATAN ANAK ANAK BERSORAK DAN GEMBIRA BERSAMA. KETIKA MELIHAT KANCIL MENARI, BEBERAPA ORANG TUA JUGA KELIHATAN GEMBIRA. Mbak Nining Anak-Anak Mbak Nining
: Teman-teman kita ketemu kembali, aku rindu pada kamu. : Aku juga, Cil. Terima suratku nggak. Cil, jangan pergi lagi ya! : Aku juga terima surat kalian. Terima 271
kasih bahwa kalian mencintaiku. Aku juga mencintai kalian, dan sejak sekarang aku tidak akan pergi lagi. Anak-Anak : (BERSORAK) Mbak Nining : Senang kalau aku tidak pergi? Anak-Anak : Senang!! Mbak Nining : Bagus! Aku tidak pergi malahan aku membawa kawan dari Australia. Ini kuperkenalkan, namanya Kanguru. Mas Didik : Coba tirukan teman-teman. Namaku, Kanguru! Anak-Anak : Kanguru!! Kanguru!! Kanguru!! Kancil teman Kanguru... Kancil dan Kanguru. SEMUA ANAK TENGGELAM DALAM KEGEMBIRAAN. MEREKA BERNYANYI BERSAMA KANCIL DAN KANGURU. PAKWAJI KELIHATAN BERSAMA KANJENG SINDU DAN ISTRINYA. KANJENG SINDU TAMPAK TERTEGUN MENYAKSIKAN KEBAHAGIAAN ANAK ANAK SEMENTARA ITU, MAS DIDIK DAN MBAK NINING BERDIRI MEMBER' KESEMPATAN ANAK ANAK MEMEGANGI KANCIL DAN KANGURU DENGAN GEMBIRA SEMUA HANYUT DALAM KEGEMBIRAAN. Credit Title: Selesai
272
Bab I S Aktor dan Bintang Televisi
SUTRADARA ternama dari _Laboratorium Teater, Richard Boleslaysky dalam bukunya 6 Pelajaran Pertama bagi Seorang Aktor mengatakan, untuk menjadi bintang seseorang tak perlu bekerja keras. Cukup apabila is berparas cantik atau berwajah tampan, selebihnya faktor keberuntungan. Sebaliknya, seorang aktor, untuk dapat disebut sebagai aktor, seorang harus sungguh bekerja keras agar dirinya. mampu menjadi tokoh apa pun secara meyakinkan. Seorang bintang akan menjadi pudar ketika usianya berangkat menjadi tua. Sebaliknya, seorang aktor, semakin tua usianya akan semakin mengagumkan. Apa yang dikatakan oleh Richard Boleslaysky, seolah-olah aktor dan bintang merupakan dua profesi yang secara ekstrem bertolak belakang dan memiliki karakter yang sangat berbeda. Sayang sekali apa yang dikatakan itu benar. la tidak berlebihan. Namun, dalarn hal ini bukan untuk membedakan antara pemain drama panggung itu aktor, sementara pemain film atau sinetron sebagai bintang. Oleh karena itu, pemain drama panggung lebih bermutu dari pemain film atau sinetron. Aktor dan bintang adalah atribut yang dapat diterapkan baik pada pemain drama maupun pemain film atau sinetron. Akan tetapi, Boleslaysky ingin mengatakan suatu sikap mental dan kualitas profesi. Sikap mental dan kualitas profesi 273
seorang aktor dan seorang bintang. Aktor bukan seorang yang memamerkan ketampanan dan kecantikannya, melainkan kemampuan dalam memerankan tokoh yang ia hidupkan dan hadirkan dalam realitas seni pertunjukan. Sebaliknya, bintang adalah seorang yang dikenal bukan karena kehebatan dalam menghidupkan tokoh yang dimainkan, melainkan karena ketampanan dan kecantikan. Seorang aktor film atau sinetron berbeda dengan seorang bintang dalam film atau sinetron. Mengapa Boleslaysky merasa perlu untuk memberi istilah berbeda untuk pemain seni pertunjukan itu. Kebanyakan orang mengira mudah memerankan suatu tokoh dalam seni pertunjukan di panggung, film atau sinetron. Begitu besar hasrat pemuda-pemudi menjadi pemain sinetron supaya dapat tenar dan dikagumi. Benar akan demikian apabila ia seorang yang tampan dan cantik. Sebab film atau sinetron dapat memublisitaskan dan memopulerkan ketampanan dan kecantikannya dengan cepat. Narnun, kekagurnan ini akan memudar dan bergeser dengan cepat apabila ada wajah barn yang lebih muda dan dengan demikian lebih tampak tampan dan cantik. Ketika selera publik bergeser, tak ada sutradara atau produser yang rnau memakainya pula. Kualitas profesi semacam inilah yang disebut bintang. Oleh sebab itu, seorang yang berkualitas bintang suka berulah aneh-aneh dan macammacam untuk rnenarik perhatian dan mempertahankan popularitas. Dengan demikian, ia masih menarik produser atau sutradara untuk melibatkarmya dalam produksi, karena masih disebut-sebut. Begitu menariknya profesi bintang ini sehingga sangat diingini oleh pemuda-pemudi. Mereka mengira dapat menjadi tenar dan terkenal seperti bintang-bintang yang mereka kenal di masa kini. Mereka tidak tahu, ada ratusan bintang yang gagal dan hidup tak menentu. Kehidupan mimpi dan penuh 274
kepura-puraan ini membius banyak anak muda sehingga kalau perlu mengorbankan segalanya. Berbagai macam cara dilakukan untuk dapat main film atau sinetron. Hanya mereka tak mau bekerja keras untuk itu. Kebanyakan anak muda tak suka berlatih dan bekerja keras untuk membentuk dirinya menjadi berkualitas. Mereka hanya ingin main. Itulah yang menyebabkan akhirnya mereka hanya berkualitas bintang. Sementara itu, seorang aktor tumbuh dari kemampuannya yang meyakinkan berkat suatu kerja keras, pendidikan dan usaha mengembangkan diri secara terus-menerus. Itulah sebabnya, seorang aktor semakin tua semakin terasa berbobot. Marlon Brando, Dustin Hoffman, Richard Burton, dan Alpacino adalah aktor-aktor yang tidak pemah pudar karena usia. Biasanya seseorang lalu bertanya: kerja keras macam apakah supaya seseorang memiliki kualitas seorang aktor? Pertama, seorang aktor sebagaimana namanya harus memiliki kemampuan dengan kualitas ahli dalarn seni berakting. Kemampuan ini tidak cukup dipelajari satu-dua bulan, melainkan bertahun-tahun dan terus-menerus. Untuk itu, seseorang dapat menempuh pendidikan seni pertunjukan/teater dan film secara akademis. Di samping itu, bergabung dengan grup-grup teater yang serius, memberikan pengalaman yang sangat bermanfaat. Selebihnya, berlatih sendiri secara pribadi dan terus-menerus sepanjang hidup. Kedua, menempa diri dalam kemampuan intelektual dan inteligensia. Membaca buku apa raja terlebih buku-buku seni, fiLsafat dan ilmu-ilmu sosial menjadi sangat penting. Kemajuan intelektual akan meningkatkan daya pikir dan kepekaan analisis seorang aktor, ketika is menghadapi peran-peran yang sangat rumit. Seorang aktor yang tidak memiliki intelektualitas dan inteligensia tinggi akan menjadi tanggung dan sulit berkembang. Malas membaca itu kelemahan kebanyakan pemain film atau sinetron. 275
Banyak para remaja, pemuda atau mahasiswa yang pernah menyatakan, mereka ingin ikut main dalam sinetron. Mereka bertanya, apa syaratnya untuk dapat menjadi bintang sinetron. Sama dengan Boleslaysky, jawabarmya seperti berikut ini. "Untuk menjadi bintang Anda hanya perlu wajah cantik atau tampan. Kalau Anda merasa itu Anda miliki, silakan datang ke rumah produksi (production house) atau sutradara yang sedang menggarap serial sinetron dan mengadu keberuntungan Anda! Menjadi bintang hanyalah masalah keberuntungan. Namun, menjadi aktor dituntut banyak syarat." Ternyata di antara para pelamar, ada beberapa yang menyatakan ingin menjadi aktor. Mereka bertanya, syarat apa yang harus dipenuhi dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk belajar? Pertanyaan ini berat dan cukup mendasar. Jawabannya, syarat menjadi aktor adalah mengabdikan diri sepenuhnya dengan seluruh kemauan, ketekunan dan kesetiaan untuk terus belajar dan mencipta. Berapa lama waktu yang diperlukan, adalah sepanjang usia kits! Apakah jawaban itu berlebih-lebihan. Tentu sama sekali tidak. Seorang aktor adalah seorang seniman. Seorang yang terusmenerus mencari. Mencari berarti meneliti, belajar dan mencipta. Proses ini terus berjalan sepanjang hidupnya dan tak pernah berhenti. Ketika seorang seniman berhenti mencari, ia sampai pada stagnasi yang hams ia pertanyakan pada dirinya apakah di sini batas kapasitas proses kreatifnya? Atau ini sekadar perhentian untuk suatu pertcarian yang lebih mendalam lagi dari kesenian yang ditekuninya. Seorang Dustin Hoffman, Alpacino, atau Kevin Costner tidak pernah berhenti mencari. Oleh sebab itu, ia akan tetap menjadi legenda yang tak pernah hilang dari kurun masa dunia kesenian yang ditekuninya. Sementara itu, bintang-bintang lain datang dan beberapa saat kemudian pergi, silih berganti, tanpa meninggalkan bekas. 276
Nama-nama abadi, seperti Marlon Brando, Toshiro Mifune, Franco Nero, John Barrymore merupakan nama-nama para aktor yang tak pernah berhenti mencari. Orang menonton mereka bukan karena ingin menonton wajahnya, melainkan akan menikmati karakter yang dimainkannya. Dustin Hoffman dalam The Graduate tentu bukan Dustin Hoffman dalam The Rainman. Brando dalam The God Father berbeda dengan Brando dalam The Last Tango in Paris. Dalam film Throne of Blood (Kumonosujo) yang kita saksikan adalah tokoh Lord Washizu bukan Toshiro Mifune. Demikian juga dalam film Tsubaki Sanjuro, Mifune tenggelam dalam tokoh Sanjuro yang diperankannya. Seorang aktor dikenal bukan karena dirinya, tetapi karena tokoh atau karakter yang berhasil dihidupkannya. Mendengar isi pernyataan itu sebagian minat calon untuk menjadi aktor biasanya sudah turun dari separo. Namun, ini malahan baik, sehingga mereka yang sungguh -sungguh berminat menjadi aktor adalah mereka yang su ngguh teruji. Sementara yang setengah-setengah Iebih baik tidak, daripada menambah kelompok gagal yang kemudian tak tabu hams ke mana. Sebab nama-nama yang sekarang dikenal, hanyalah segelintir di antara nama-nama yang tak pernah disebut karena gagal sebagai bintang. Bagaimana proses mencari itu dapat dimulai. Paling baik kalau kita ingin menjadi aktor adalah masuk dalam kelompok teater yang konsisten di samping berguru secara pribadi kepada tokoh-tokoh teater atau film yang sungguh berpengalaman, mengikuti program akademis dan terus-menerus membaca buku dan mencari buku yang berhubungan dengan profesi yang ingin digeluti. Terjun dalam pergaulan seniman akan memperluas wawasan dan orientasi. Ini berarti untuk menjadi seorang aktor, seseorang hams bekerja keras, baik secara fisik karena hams menjalani latihan-latihan dengan tetap, maupun 277
secara intelektual karena ia hams belajar berbagai disiplin ilmu, mulai dari sastra, filsafat sampai ke ilmu-ilmu lain yang dapat melengkapi perbendaharaan pengetahuannya dalam rangka analisis dan sintesis, ketika ia sampai pada proses penciptaan. Seorang aktor yang hanya mengandalkan kemampuan keterampilan akting, tanpa dilengkapi oleh kemampuan intelektual akan cepat berhenti. Kesulitan dari para calon aktor di Indonesia, biasanya mereka malas membaca. Padahal semakin banyak seorang aktor memiliki referensi bacaan, semakin lengkaplah bahan olahannya dalam mencipta. Sebab memerankan suatu karakter adalah mencipta. Satu hal lagi yang diperlukan bagi seorang calon aktor, bahwa keberangkatannya sebagai aktor sebaiknya bukan dilandasi oleh hasrat supaya menjadi ternama atau kaya. Kalau demikian, ia mudah patah di jalan. Motivasi semacam itu ada pada seorang bintang. Namun, seorang aktor adalah pejuang yang terus-menerus dalam proses mencipta. Kalau ia ternama bukan karena itu yang ia cari pertama-tama, melainkan hasil karya ciptanya yang sungguh bermakna. Sebagaimana seorang presenter atau announcer, seorang aktor memiliki latihan rutin sendiri di samping latihan di dalam grup teater. Latihan di dalam grup teater biasanya merupakan latihan untuk suatu pementasan atau latihan mengembangkan suatu metode dan langkah peningkatan kualitas keaktoran. Namun, sebagai seorang profesional, aktor seharusnya memiliki latihan rutin di rumah. Latihan rutin ini berguna untuk tetap menjaga kelenturan tubuh, stabilitas suara dan kepekaan perasaan serta peningkatan pengetahuan. Jadi, latihan rutin ini meliputi latihan fisik atau tubuh dan latihan pemikiran. Untuk seorang yang ingin sungguh menjadi profesional, latihan rutin untuk tubuh meliputi latihan senarn, senam irama, gerak indah, sebagai sarana olah tubuh. Kemudian 278
dapat dipilih, sesuai dengan kemungkinan yang paling mudah bagi yang bersangkutan, latihan tan, balet, silat atau anggar. Mengapa? Keempat macam latihan itu, selain melatih tubuh juga kepekaan, kekuatan, kecepatan dan pemikiran. Latihan rutin ini hams secara disiplin dilakukan setiap hari sekurangkurangnya satu jam. Di sela-sela porsi latihan tetap ini, perlu juga diseling beberapa latihan improvisasi gerak dan pantomim. Latihan suara untuk seorang aktor perlu disertai latihan pernapasan. Mempelajari pernapasan dengan metode yoga akan banyak membantu dalam latihan vocal. Kemudian metode latihan vokal seperti untuk presenter dan announcer, dapat pula dipakai sebagai latihan vocal dalam teater. Perbedaannya di dalam teater semuanya perlu dilakukan secara lebih keras dan kuat. Bernyanyi lagu seriosa tetap merupakan metode latihan vokal yang paling baik bagi seorang aktor. Membaca puisi, latihan mengucapkan petikan dialog panjang dari suatu naskah dengan intonasi dan diksi yang benar, harus merupakan kebiasaan seharihari. Gunakanlah waktu paling sedikit 30-45 menit sehari untuk latihan vokal ini. Latihan rutin yang lain berupa latihan ernosi. Mengkombinasikan dua atau tiga emosi secara berturut-turut dan mencoba mengekspresikan sebaik-baiknya dalam improvisasi dengan gerak. Latihan mencipta dengan emosi dart gerak, merupakan latihan rutin yang sangat bagus untuk melatih kepekaan kreatif dan terus-menerus menantang dan menumbuhkan sikap kritis dan kreatif. Latihan ini dapat dijalani 30 menit sampai satu jam setiap hari. Dengan uraian itu, untuk seorang profesional diperlukan sedikitnya dua jam hanya untuk latihan fisik. Untuk mempertajam hal-hal yang sifatnya pemikiran tak ada cara yang lebih bagus, selain membaca. Yang ideal apabila seorang aktor memiliki bibliotik sendiri. Tetapi hams diakui, 279
harga buku mahal, maka apabila membeli buku tak mungkin, menjadi anggota dari semua perpustakaan yang ada merupakan jalan terbaik. Perpustakaan universitas biasanya memiliki buku-buku filsafat dan ilmu sosial yang diperlukan oleh seorang aktor. Sebagai selingan, membaca novel bermutu dari pengarang dalam negeri atau luar negeri, akan sangat berguna. Membiasakan diri membaca buku pada jam tertentu setiap harinya merupakan latihan dan tambahan pengetahuan yang tak pernah ada batasnya. Paling bagus membaca buku antara pukul 22.00-23.30. Bagi seorang aktor, membaca seharusnya merupakan kebutuhan utama. Oleh karena itu, ada baiknya sekurang-kurangnya 1,5 jam setiap hari disediakan untuk membaca buku yang bermanfaat. Membiasakan selalu membawa novel atau buku saku setiap bepergian merupakan kebiasaan yang balk juga. Karma pada saat-saat harus menunggu, waktu dapat digunakan untuk membaca. Membaca selalu ada hubungan dengan menulis. Ketika kita banyak membaca buku, maka sebetulnya kita juga berpeluang untuk menulis. Kita dapat menulis untuk surat kabar atau majalah mengenai bidang pengalaman, dengan referensi buku-buku yang sudah dibaca. Menulis sebenarnya memiliki beberapa kegunaan sekaligus mengasah kemampuan kreatif; mengendapkan dalam pikiran dan memunculkan kembali apa yang sudah dibaca dan dipelajari dari buku; menghasilkan uang dari hash karangan. Seorâ&#x20AC;˘ang aktor yang memiliki juga kemampuan menulis, memiliki keuntungan ganda, kemampuan kreatif dan pemikirannya meningkat, sementara is juga memperoleh penghasilan dari karya tulisnya. Di samping itu, seorang aktor hams rnelengkapi kemampuannya dengan berbagai pengetahuan seni yang lain. Ada baiknya apabila is banyak menyaksikan pameran-pameran seni, seperti pameran lukisan, pameran seni rupa dan juga 280
pergelaran-pergelaran tari dan musik. Selain untuk keperluan peningkatan apresiasi seni yang lain, aktifitas ini juga untuk melatih agar semakin menjadi peka oleh berbagai rangsangan karya cipta yang lain, yang akan melengkapi keseniannya. Semakin banyak ia memiliki pengalaman dalam berinteraksi dengan cabang kesenian lain, semakin utuh ia menjadi seorang aktor, seniman, dan pencipta.
281
Siaran Kata
KETIKA Ted Turner membuktikan, siaran berita memiliki nilai komersial tinggi dan tidak berbeda dengan siaran hiburan, ketika itu hampir semua program televisi dicari konteks hiburannya agar layak jual. Apa yang di masa lalu dikategorikan dengan siaran kata, yang memiliki pengertian pendidikan dan informasi series, kini tidak dikenal lagi. Barangkali hanya pidato menteri atau presiden yang masih murrti sebagai siaran kata. Selebihnya semua menjadi sangat komersial. Program interview dan diskusi bahkan menjadi program the talk show yang sangat komersial. Dunia sudah berubah. Ukuran keberhasilan produksi kini, dinilai dari rating, artinya keuntungan komersial yang dapat diraih. Kendatipun demikian, masih banyak produser yang tetap berpegang pada ukuran kualitas kultural. Mereka insyaf, apabila semua program televisi hanya mendasarkan muatan programnya pada kepentingan komersial, akhirnya televisi akan kehilangan fungsinya sebagai medium yang berguna bagi perkembangan hidup manusia dan pelestarian alam lingkungan. Banyak produser dan masyarakat di dunia sekarang menyadari bahaya televisi, apabila semata-mata berfungsi demi kepentingan bisnis dan komersial. 282
Dari lain pihak, televisi yang lahir dari entitas ekonomi, tak mungkin lepas dari kebutuhan pembeayaan yang tinggi. Masalahnya, bagaimana pembeayaan yang tinggi tersebut, dapat menghasilkan bukan sebuah omong kosong atau gaya hidup konsumtif yang menyesatkan, melainkan suatu sikap moral dan etika yang mengembangkan kecintaan pada seluruh kehidupan dan alam lingkungan di bumi ini. Sehingga siapapun yang menonton televisi, akan selalu berupaya ikut serta melestarikan kelangsungan kehidupan yang berkelanjutan.
283
Daftar Pustaka
Assegaff, H. Dja'far. 1991. Jurnalistik Masa Kini. Cetakan Jakarta: Galia Indonesia. Boleslaysky, Richard. 1949. The First Six Lessons. New York: Theatre Art Book. Brady, Ben & Lance Lee. 1988. The LInderstructure of Writing for Film and Television. Austin: University of Texas Press. Burrows/Wood/Gross. 1989. Television Production-Disciplines and Techniques. Fourt Edition. Wm C Brown Publishers. Caruso, James R.-Mavis E. Arthur. 1990. A Beginner's Guide to Pro-ducing televisi. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall. Hester, Albert L & Wai Lan J. To. 1987. Handbook for Third World Journalists. The Center for International Mass Communication Training and Research. Junaedhie, Kurniawan. 1991. Ensiklopedi Pers. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kennedy, Thomas. 1989. Directing Video. White Plains, New York 10604-11SA: Knowledge Industry Publications, Inc. Postman, Neil. 1985. Amusing Ourselves to Death. Viking Penguin, Inc.
284
Rabiger, Michael. 1987. Directing The Documentary. Boston, Lon-don: Focal Press. Rosental, Alan. 1988. New Challenges for Documentary. California: University of California Press. Siebert. Fred, Theodore Peterson, Wilbur Schramm. 1986. Empat Teori Pers (terjemahan). Jakarta: Intermasa. Wahyudi, JB. 1992. Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1996. Dasar-Dasar Jusnalistik Radio dan Televisi. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Wurtzel, Alan-Stephen R. Acker. 1989. Television Production. Third Edition. McGrawhill, Inc. Yuri, Gabriel. 1973. Thinking about Television. London: Oxford University Press.
285
Biografi Singkat
FRED WIBOWO, dilahirkan di Yogyakarta, 30 November 1948. Pendidikan: Fakultas Hukum UGM. Melanjutkan studi di bidang komunikasi, radio, televisi dan film di Sint Gabriel's College-Hatch End, London, Inggris; Studi Komunikasi dan Audiovisual di Communication Foundation for Asia-Manila, Filipina; Studi Bidang Teater di Philippines Educational Theatre Association-Manila, Filipina; Studi Program Televisi di Kwangchi Program Service-Taipei, Taiwan. Menekuni bidang drama dan drama televisi sejak 1964. Memproduksi serial program televisi dengan film hitam putih berjudul "Sandra", 36 episode di TVRI Yogyakarta (1977). Menjadi Wakil Ketua Dewan Kesenian Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (1979-1997), Ketua Umum Dewan Kesenian Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (1997-2002). Bekerja di Studio Audio Visual Puskat dengan jabatan terakhir Direktur Utama(hingga 2002) dan bertanggung jawab pada training untuk RCTI dan TPI. Selain itu, is juga mengajar di Universitas Atmajaya Jurusan Komunikasi(1996-2001), D3 286
Universitas Gadjah Mada(1997-2001) dan Institut Seni Indonesia Fakultas Media Rekam(1997-2001) Mengajar SII Universitas Sanata Dharma Bidang Studi Religi dan l3udaya(19992001). Menjadi Direktur Radio Sonora Yogyakarta dan Menjadi Direktur Indriya Production Media Center(2002-hingga seka rang). Memproduksi sinetron dan film dokumenter, beberapa di antaranya meraih International Award Film Festival di Berlin untuk jenis documentary. Film Learning from Borobudur memperoleh Special Award dalam Prix Futura International Film Competition di Berlin (1991). Clean Water of The Family, Farm-ers Laboratory, How to Save The Produce and Preserve The Environment, memenangkan dua Golden Award dalam Green Week International Film Competition (1992). Film Farmers Laboratory memperoleh Special Award dari USA. Menggarap film co-production dengan housetop, Inggris. Menulis dan menyutradarai sinetron lepas untuk Indosiar. Menulis dan menyutradarai film serial Sultan Agung. Menulis beberapa buku dan artikel di media massa.
287
indeks
A ABG 64, 144 Adobe Premiere 43 After Effect 43 Anak Seribu Pulau 217 ANTV 135 Aristoteles 50, 240, 241 Audio Visual 10, 286 audio visual 99, 102 Aufklarung 95 B BBC 48 Betacam SP 42 Bi ol og i 1 90 Boleslaysky, Richard 126, 273 Brando, Marlon 275 Br asili a 9 0 broadcaster 9, 46, 205
C camera blocking 55 close-up 28, 252 CNN 109, 132, 143 crew 34, 40 Crichton, Michael 234 288
D DBS 1 11 Dinasti Tang 88 DokuDrama 216 Dokudrama 216, 220, 224 E Editing online 44, 208 E LF 1 01 E NG 1 6 0 equipment list 26 Extravaganza 60 F Feature 57, 67, 122, 189, 192, 196 Financial Oriented 29 fixed cost 30 FLOB 104 Floor Director 38 Floor plan 55 Format Skenario 256
G Grisham, John 234
H
P production budget 26 production manager 35 Program Vox-pop 71 program vox-pop 76, 77 Program Wawancara 45, 77 Program wicara 67
Hamingway, Ernest 245 Hoffman, Dustin 275, 276
I
Inggris 94
J
Jenny 235
Q
quality oriented 29 K Kaset VHS 42 Kethoprak Humor 55, 65, 66 King, Larry 85 Kupas Tuntas 135 L Laboratorium Teater Liputan 6, 135 live show 26, 60 long shoot 258
R RCTI 58, 135, 286 Renungan Bulan Puasa 68 Republik Mimpi 58 Revolusi Perancis 95 Roma Kuno 88 273 ROSS 103, 107 Rumah Kita 56 Rumah Unik 56 S
M Magazine 196 magazine 61, 141, 196, M a r xi s 9 6 Mc Giver 235 Metro TV 58 Mixing 43 N NHK 48 013-van 62 offline 42, 44, 63, 208 online 43, 44
script breakdown 30 Sekilas Info 68 200 Selandia Baru 245 sendratari 55 Seputar Indonesia 135 Serikat, Amerika 96, 233 Sheldon, Sidney 223, 234 Shoot, Total 40 Si Kabayan 235 SNG 107 SO P 2 1 Spektrum 196 Sumatra 123, 189
289
T Talese, Gay 99 Talk Show 67, 77, 81 Timur Tengah 109 The Daily Courant 88 The New York Times 99 The X-file 235 Three D Max 43 Thomson, Hunter S. 99 TOPIK 135 Trans TV 135 Treatment 151, 155, 159 Turner, Ted 132, 282 TVRI 111, 196, 225, 244 U UUD 98, 218 V variable cost 30 video VHS 42 VOHN 104
Wayang Kancil 252, 259 Winfrey, Operah 85 Wolfe, Tom 99 Wong Fei Hung 235 Y Yang Aneh dart Nyata 68
Zola, Emilie 156
290
Daya tank dan pengaruh program televisi sangat besar bagi masyarakat. Namun kebanyakan program lebih menitikberatkan pada segi-segi hiburan. Program semacam itu
sangat kuat
mengembangkan gaya hidup mewah dan pola hidup konsumtif. Tidak banyak program televisi yang sungguh bemilai. Sebab memproduksi program yang sungguh baik, dalam anti menarik, menghibur, tapi juga bertnanfaat bagi kehidupan, tidak sangat mudah. Dibutuhkan kerja keras, ketekunan, dan keluasan padangan atas dasar pengetahuan dan pengalaman untuk menciptakan program yang baik. Oleh karena itu, menciptakan program dengan tanggung jawab yang tinggi pada masa depan generasi muda dan kelangsungan kehidupan manusia hams sangat menjadi perhatian. Buku ini ingin mempersiapkan para produser dan pencipta program yang baik. Sadar terhadap tanggung jawab profesinya, dan memiliki pengetahuan yang luas tentang bagaimana menciptakan program televisi yang baik, dengan seluruh latar belakang persiapannya. Apa yang dipaparkan dalam buku ini, di samping pengetahuan, juga pengalaman dan latihan-latihan yang diperlukan oleh seorang produser, broadcaster, dan pencipta program televisi yang professional. Tentu saja bagi mahasiswa j urusan komunikasi dan broadcasting, buku ini merupakan referensi yang sangat bermanfaat.
01
7-8
.rumahpinus0:yalloo.com
FRED WIBOWO
TEKNIK PRODUKSI PROG