Statistik daerah jawa tengah 2015

Page 1

g. bp

at en

tp :// j

ht

s. g

id

o.


g. bp

at en

tp :// j

ht

s. g

id

o.


STATISTIK DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

ht

tp :// j

at en

g.

bp

s.

go

.id

2015

Candi Gedong 3

Salah satu candi di kawasan Candi Gedong Songo yang terletak di di puncak Gunung Ungaran, tepatnya di Desa Candi, Kecamatan Somawono, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah


: : : : :

Naskah

: Bidang Neraca Wilayah & Analisis Statistik

go

s.

Drs. Ibram Syahboedin, M.A. Syarifuddin Nawie, S.Si., M.E. Dra. Eny Pramudiastuti Rio Basunindya Gunawan, S.S.T. Santi Widyastuti, S.S.T. Joko Mulyono Rio Basunindya Gunawan, S.S.T. Rio Basunindya Gunawan

bp

Pengarah : Penanggung jawab : Editor : Penyusun : Pengumpul data : Desain & layout : Fotografer :

2407-3539 33550.1508 1101002.33 18,2 x 25,7 cm x + 43 halaman

.id

ISSN Nomor publikasi Katalog BPS Ukuran buku Jumlah halaman

at en

g.

Diterbitkan oleh : BPS Provinsi Jawa Tengah

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik

tp :// j

STATISTIK DAERAH JAWA TENGAH 2015

Kawasan Bisnis Solo Baru

ht

STATISTIK DAERAH JAWA TENGAH 2015

STATISTIK DAERAH JAWA TENGAH 2015 STATISTIK DAERAH JAWA TENGAH 2015

Salah satu simpang empat di boulevard yang berada di Jl. Soekarno, Solo Baru, Kabupaten Sukoharjo, dengan ornamen-ornamen yang unik. Selain ornamen yang unik, simpang empat ini juga dibuat traffic calming.


go

.id

KATA PENGANTAR

ht

tp :// j

at en

g.

bp

s.

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah kembali menerbitkan publikasi Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah dengan judul Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015. Publikasi ini menyajikan beberapa data dan informasi terpilih dengan ulasan sederhana untuk membantu pengguna data memahami perkembangan pembangunan serta potensi yang ada di JawaTengah. Penyusunan publikasi ini merupakan kegiatan penyebarluasan informasi sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan visi BPS sebagai Pelopor Data Statistik Terpercaya untuk Semua. Publikasi ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan khususnya di Jawa Tengah. Semoga publikasi ini bermanfaat bagi pengguna data.

Semarang, Oktober 2015 Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah Kepala,

Drs. IBRAM SYAHBOEDIN, M.A.


Patung Laksamana Zheng He (Cheng Ho)

ht

tp :// j

at en

g.

bp

s.

go

.id

Patung ini terletak di Klenteng Sam Poo Kong, Semarang. Klenteng tersebut merupakan tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok beragama islam yang bernama Zheng He / Cheng Ho.


DAFTAR ISI DAFTAR ISI

11. Pertanian 14 12. Pertambangan dan Energi 15 13. Industri Pengolahan 16 14. Hotel dan Pariwisata 17 15. Transportasi dan Komunikasi 18 16. Perbankan 19 17. Harga-Harga 20 18. Perdagangan 22 19. Pendapatan Regional 23 20. Kemiskinan 24 21. Perbandingan Regional 25

ht

tp :// j

go

s. bp

at en

g.

1. Geografi dan Iklim 1 2. Pemerintahan 2 3. Penduduk 4 4. Ketenagakerjaan 5 5. Pendidikan 7 6. Kesehatan 9 7. Keluarga Berencana 10 8. Perumahan dan Lingkungan 11 9. Transmigrasi 12 10. Pembangunan Manusia 13

.id

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR IS

Klenteng Sam Poo kong Salah satu sisi kompleks Klenteng Sam Poo Kong. Destinasi wisata di Kota Semarang yang cukup ramai dikunjungi wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan asing.


DAFTAR SINGKATAN

go

s.

g.

ht Kawasan Goa Kreo Goa Kreo berada di tengah tengah Waduk Jatibarang, yang selain untuk mengatasi masalah banjir juga menjadi destinasi wisata baru di Kota Semarang

Perusahaan Listrik Negara Pegawai Negeri Sipil Potensi Desa Purchasing Power Parity Provinsi Puskesmas Pembantu Rata-rata Lama Menginap Strata 1 Strata 2 Strata 3 Sekolah Dasar Sekolah Menangah Atas Sekolah Menengah Pertama Satuan Kerja Perangkat Daerah Tanaman Bahan Makanan Teknologi Informasi dan Komunikasi Taman Kanak-Kanak Tenaga Kerja Indonesia Tingkat Penghunian Kamar Tingkat Penghunian Tempat Tidur

.id

PLN : PNS : Podes : PPP : Prov. : Pustu : RLM : S1 : S2 : S3 : SD : SMA : SMP : SKPD : Tabama : TIK : TK : TKI : TPK : TPT :

bp

Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Bahan Bakar Minyak Badan Kepegawaian Daerah Badan PusatStatistik Bujur Timur Diploma 1 Diploma 2 Diploma 3 Diploma 4 Dana Alokasi Umum Hektar Industri Besar Sedang Indeks Pembangunan Manusia Kuintal Lintang Selatan Pendapatan Asli Daerah Perusahaan Daerah Air Minum Produk Domestik Regional Bruto

at en

: : : : : : : : : : : : : : : : : : : :

tp :// j

ADHB ADHK APBD BBM BKD BPS BT D1 D2 D3 D4 DAU Ha IBS IPM Ku LS PAD PDAM PDRB


DAFTAR ISTILAH

bp

s.

go

.id

Bukan tenaga kerja adalah penduduk berusia 15 tahun keatas tetapi tidak termasuk dalam tenaga kerja, adalah mereka yang bersekolah, ibu rumah tangga, dan lainnya. Buta huruf adalah tidak dapat membaca dan menulis. Dapat membaca dan menulis adalah dapat membaca dan menulis surat /kalimat sederhana atau dapat membaca dan menulis huruf Braile. Orang cacat yang pernah bias membaca dan menulis digolongkan dapat membaca dan menulis. Ekspor adalah pengiriman barang dan jasa yang dijual oleh penduduk suatu negara kepada penduduk Negara lain untuk mendapatkan mata uang asing dari Negara pembeli. Harga yang dibayar petani adalah ratarata harga eceran barang / jasa yang dikonsumsi atau diberi petani, baik untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya sendiri maupun untuk keperluan biaya produksi pertanian. Data harga barang untuk keperluan produksi pertanian dikumpulkan dari hasil wawancara langsung dengan petani, sedangkan harga barang / jasa untuk keperluan konsumsi rumah tangga dicatat dari hasil wawancara langsung dengan pedagang atau penjual jasa di pasar terpilih. Harga yang diterima petani adalah rata-rata harga produsen dari hasil produksi petani sebelum ditambahkan biaya transportasi / pengangkutan

ht

tp :// j

at en

g.

Angka beban tanggungan adalah angka yang menyatakan perbandingan antara penduduk usia tidak produktif (di bawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas) dengan usia produktif (antara 15 sampai 64 tahun) dikalikan 100. Angka Buta Huruf adalah ukuran persentase penduduk usia lima belas (15) tahun ke atas yang tidak bisa membaca dan menulis. Angka Partisipasi Kasar adalah angka perbandingan antara banyaknya murid dari jenjang pendidikan tertentu dengan banyaknya penduduk usia sekolah pada jenjang yang sama dinyatakan dalam persen. Bekerja adalah melakukan kegiatan / pekerjaan paling sedikit satu jam berturut-turut selama seminggu yang lalu dengan maksud untuk memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan. Pekerja keluarga yang tidak dibayar termasuk kelompok penduduk yang bekerja. Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran. Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas dan selama seminggu yang lalu hanya bersekolah, mengurus rumah tangga atau lainnya, serta tidak melakukan suatu kegiatan yang dapat dimasukkan dalam kategori bekerja, sementara tidak bekerja, atau mencari pekerjaan.


DAFTAR ISTILAH

bp

s.

go

.id

• Rumah Tangga : 1 - 4 pekerja Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang merasa terganggu oleh kondisi kesehatan, kejiwaan, kecelakaan atau hal lain. Seseorang yang menderita penyakit kronis dianggap mempunyai keluhan kesehatan walaupun pada waktu survei (satu bulan terakhir) yang bersangkutan tidak kambuh penyakitnya. Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. Secara konsep NTP menyatakan tingkat kemampuan tukar atas barang-barang (produk) yang dihasilkan petani di pedesaan terhadap barang/ jasa yang dibutuhkan untuk konsumsi rumah tangga dan keperluan dalam proses produksi pertanian. Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang berasal dari sumbersumber pendapatan daerah yang terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba BUMD, penerimaan dari dinas-dinas, dan penerimaan lain-lain. Penduduk usia kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja sendiri terdiri dari mereka yang aktif bekerja dan mereka yang sedang mencari pekerjaan. Mereka yang terakhir itulah yang dinamakan sebagai pengangguran terbuka. Sedangkan yang termasuk dalam kelompok bukan angkatan kerja adalah mereka yang masih bersekolah, ibu rumah tangga, pensiunan dan lain-lain.

ht

tp :// j

at en

g.

dan biaya pengepakan kedalam harga penjualannya atau disebut farm gate (harga di sawah/ladang setelah pemetikan). Pengertian harga ratarata adalah harga yang bila dikalikan dengan volume penjualan petani akan mencerminkan total uang yang diterima petani tersebut. Data harga tersebut dikumpulkan dari hasil wawancara langsung dengan petani produsen. Impor adalah pemasukan barang dan jasa yang dibeli oleh penduduk suatu negara dari penduduk negara lain yang berakibat timbulnya arus keluar mata uang asing dari dalam negeri. Industri besar adalah perusahaan yang mempunyai pekerja 100 orang atau lebih. Industri kecil adalah perusahaan yang mempunyai pekerja 5-19 orang. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah barang dasar (bahan mentah) menjadi barang jadi/ setengah jadi dan atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, baik secara mekanis, kimiawi dengan mesin ataupun dengan tangan. Industri Pengolahan digolongkan menjadi empat kategori berdasarkan jumlah orang yang terlibat tanpa memperhatikan penggunaan tenaga mesin sebagaimana nilai kapital yang dimiliki oleh industri tertentu. Empat kategori tersebut adalah: • Besar : 100 dan lebih pekerja • Sedang : 20 - 99 pekerja • Kecil : 5 - 19 pekerja


.id go s. bp g. at en tp :// j ht Objek wisata Lawang Sewu, Semarang. Sebuah gedung. bekas kantor Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Terletak di pusat kota Semarang, tepatnya di dekat bundaran Tugu Muda yang dahulu disebut Wilhelminaplein. Disebut Lawang Sewu (Seribu Pintu) karena memiliki pintu yang sangat banyak, jendela yang tinggi dan lebar menyerupai pintu.


ht

tp :// j

.id s. bp

at en

g.

Kelurahan Miroto, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang

go

Pengrajin Barongsai


GEOGRAFI DAN IKLIM

Jawa Tengah Memiliki Posisi Strategis & Potensi Alam yang Tinggi Posisi, Alam dan Cuaca Mendukung Kemandirian Ekonomi Jawa Tengah

Jawa Tengah merupakan provinsi yang strategis secara geografi, astronomi maupun geologi. Secara geografi, Jawa Tengah diapit oleh tiga provinsi, laut dan samudra. Batas yang mengapit Jawa Tengah adalah Laut Jawa di sebelah utara, Provinsi Jawa Timur di sebelah timur, Provinsi Jawa Barat di sebelah barat, serta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Samudra Indonesia di sebelah selatan.

Tabel 1.1 Karakteristik Wilayah Jawa Tengah, 2014 Letak astronomis

Prov. Jawa Timur

• Batas barat

Prov. Jawa Barat

• Batas utara

Laut Jawa

• Batas selatan

Prov. DI Yogyakarta Samudera Indonesia

Luas wilayah

32.544,12 km2

.id

• Batas timur

go

Suhu udara

24,40C– 28,00C

• Minimum

200C

• Maksimum

360C

Kelembaban udara

70% - 85%

Banyaknya hari hujan

82 - 223 hari

Banyaknya curah hujan

1.269 - 3.616 mm

bp

s.

• Rata-rata

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah dan Stasiun Klimatologi Semarang

ht

tp :// j

at en

Secara astronomi, Jawa Tengah terletak pada 5040’ – 8030’ LS dan 108030’ – 111030’, yang berdampak pada iklim, suhu udara, kelembapan, dan curah hujan. Suhu minimum mencapai 200C dan suhu maksimum mencapai 360C dengan rata-rata berkisar 24,40C - 28,00C. Kelembaban udara cukup tinggi, mencapai 70-85 %. Begitu juga dengan jumlah hari hujan, mencapai 82-223 hari dengan banyaknya curah hujan 1.269-3.616 mm.

5040’ – 8030’ LS 108030’ – 111030’ BT

Letak geografis

g.

Luas Jawa Tengah lebih dari seperempat luas wilayah Pulau Jawa yaitu 32.544,12 km2. Dari luas tersebut, Kabupaten Cilacap mempunyai wilayah terluas yaitu 2.138,51 km2 dan wilayah terkecil adalah Kota Magelang seluas 18,12 km2.

1

Secara geologi, seperti wilayah Indonesia pada umumnya, Jawa Tengah berada pada jalur pegunungan muda dunia sehingga memiliki banyak gunung berapi aktif. Dari sebelas gunung besar yang ada di Jawa Tengah, enam di antaranya merupakan gunung berapi yang masih aktif, yaitu Gunung Slamet, Sumbing, Sindoro, Merbabu, Merapi, dan Gunung Ungaran.

Pada Tahun 2014, Gunung Slamet yang merupakan gunung tertinggi (3.428 m) di Jawa Tengah meletus tanpa memakan korban jiwa.

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015

1


2

PEMERINTAHAN

Proporsi PNS Perempuan Terhadap Laki-laki Terus Meningkat Rasio Jenis Kelamin PNS Laki-Laki Terhadap Perempuan Turun Menjadi 162

Tabel 2.1 Karakteristik Wilayah Jawa Tengah, 2011-2014 2011

2012

2013

2014

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Kabupaten/Kota

35

35

35

35

• Kabupaten

29

29

29

29

• Kota

6

6

6

6

573

573

573

573

Desa/Kelurahan

8.577

8.578

8.578

8.578

• Desa

7.810

7.809

7.809

7.809

767

769

769

769

Kecamatan

• Kelurahan

.id

Tahun

go

Wilayah Administrasi

Secara administratif, Jawa Tengah terbagi atas 35 kabupaten/kota yang membawahi sebanyak 573 kecamatan dan 8.578 kelurahan/desa. Dari 35 kabupaten/kota yang ada, 29 adalah kabupaten dan sisanya adalah kota. Sedangkan dari 8.578 kelurahan/ desa, 7.809 berstatus sebagai desa dan 769 lainnya adalah kelurahan. Dengan jumlah kelurahan/desa sebanyak 8.578, menjadikan Jawa Tengah sebagai provinsi dengan jumlah kelurahan/desa terbanyak di Indonesia. Dalam rangka pelaksanaan tugasnya, pemerintah Provinsi Jawa Tengah membentuk 49 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan jumlah pegawai yang berstatus PNS sebanyak 15.965 orang pada tahun 2014. Dari jumlah tersebut 61,8 persen merupakan PNS laki-laki sedangkan 38,2 persen lainnya merupakan PNS perempuan. SKPD yang memiliki PNS terbanyak adalah RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan jumlah pegawai 1.167 orang yang terdiri dari 506 PNS laki-laki dan 661 perempuan.

2012

2013

2014

(2)

(3)

(4)

(5)

11.386

10.583

9.922

9.865

Perempuan

6.345

6.215

6.004

6.100

Jumlah

17.731

16.798

15.926

15.965

Rasio

179

tp :// j

2011

(1)

Laki-laki

at en

Tahun

ht

Jenis Kelamin

170

165

162

Sumber : BKD Provinsi Jawa Tengah

Tabel 2.3 Banyaknya PNS di Lingkungan Pemprov. Jateng Menurut Golongan, 2011 - 2014 Golongan (1)

Tahun 2011

2012

2013

2014

(2)

(3)

(4)

(5)

Golongan I

643

582

534

474

Golongan II

5.139

4.720

4.247

4.058

Golongan III

10.546

10.031

9.595

9.646

Golongan IV

1.403

1.465

1.550

1.787

Jumlah

17.731 16.798 15.926 15.965

Sumber : BKD Provinsi Jawa Tengah

2

g.

Tabel 2.2 Banyaknya PNS di Lingkungan Pemprov. Jateng Menurut Jenis Kelamin, 2011 - 2014

bp

s.

Sumber : Biro Pemerintahan Setda Provinsi Jawa Tengah

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015

Struktur golongan PNS di Indonesia membagi PNS ke dalam 4 golongan berdasarkan pendidikan dan masa kerjanya. Dari 4 golongan tersebut, struktur PNS di Provinsi Jawa Tengah terbanyak adalah golongan III yang mecapai 60.42% dari PNS yang ada. Selanjutnya PNS golongan II yang mencapai 25,42% atau 4.058 orang, dan golongan IV dengan jumlah 1.787 orang atau 11,19%. Sedangkan pegawai golongan I jumlahnya paling sedikit dibandingka tiga golongan lainnya, yaitu hanya 474 orang atau 2,97% dari jumlah PNS yang ada pada tahun 2014.


2

PEMERINTAHAN

Belanja Tak Terduga Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada Tahun 2014 Naik 275,27 persen dibanding Tahun 2013

7,04 5,84

11,69 11,45

13,34 12,72

13,34 15,16 12,72 15,09

2010

2011

2012

2013

2014

.id

6,23 4,86

2009

Belanja

go

Pendapatan

s.

Grafik 2.2 Komposisi Pendapatan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, 2014, (dalam triliun rupiah)

bp

at en

tp :// j

ht

5,7 5,2

Grafik 2.1 Perkembangan Realisasi APBD Jawa Tengah, 2009 - 2014, dalam triliun rupiah

g.

Dari sisi pendapatan, tahun 2014 mampu membukukan pendapatan sebesar 15,16 triliun rupiah atau naik 13,64 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan sebesar itu terdiri dari komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang mencapai 65,42 persen, komponen Dana Perimbangan 16,77 persen, dan Komponen Lainnya 17,80 persen. Berdasarkan data realisasi APBD, belanja Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 15,09 triliun rupiah. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, belanja pada tahun 2014 tersebut naik 18,63 persen atau sekitar 2,37 triliun rupiah. Seperti yang terlihat pada lampiran Tabel 1., belanja tak terduga mengalami kenaikan yang luar biasa. Pada tahun 2014 belanja tak terduga sebesar 8,21 milyar rupiah atau naik 275,27 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 2,18 milyar. Sementara itu belanja hibah turun 536 milyar atau 15,32 persen dan belanja pegawai (langsung) turun 63,47 milyar atau 17,01 persen. Berdasarkan jumlah penduduk Jawa Tengah, jumlah anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah periode 2014 – 2019 ditetapkan sebanyak 100 orang, masih sama dengan periode sebelumnya. Jumlah partai politik yang mendapat kursi di legislatif Jawa Tengah hasil Pemilu Legislatif 2014 ada sebanyak 8 partai politik, lebih sedikit dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 10 partai politik. Dua partai politik yang tidak mendapat kursi pada periode 2014 – 2019 adalah Partai Hanura dan PKNU. Sebaliknya, PDI Perjuangan, PKB, Gerindra dan PPP pada periode ini mendapat kursi lebih banyak dari periode sebelumnya.

Dana Lainnya Perimbangan

PAD

61,55 %

19,96 %

18,49 %

Tabel 2.4 Banyaknya Anggota DPRD Jawa Tengah Menurut Partai Politik dan Jenis Kelamin, Periode 2014 - 2019 Partai Politik

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

Jumlah

(1)

(2)

(3)

(4)

1. PDI Perjuangan

21

10

31

2. PKB

10

3

13

3. Gerindra

9

2

11

4. Golkar

6

4

10

5. PKS

10

0

10

6. Demokrat

7

2

9

7. PPP

6

2

8

8. PAN

7

1

8

76

24

100

Jumlah

Sumber : Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Tengah

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015

3


3

PENDUDUK

Jawa Tengah Merupakan Provinsi Dengan Penduduk Terbanyak Ketiga di Indonesia setelah Jawa Barat dan Jawa Timur dengan Jumlah 33,52 Juta Jiwa

Tabel 3.1 Karakteristik Demografi Jawa Tengah, 2012 - 2014 2014

(3)

(4)

Penduduk (jiwa)

33.270.207 33.264.339 33.522.663

• Laki-Laki

16.495.705 16.499.377 16.627.023

• Perempuan

16.774.502 16.764.962 16.895.640 98,34

98,42

98,41

Kepadatan (jiwa/km2)

1.022

1.022

1.030

Rumah tangga

8.823.280

8.823.280

9.009.084

Rata-rata Anggota Rumah Tangga (jiwa)

3,8

3,8

3,7

at en

33.270.207 33.264.339 33.522.663

• 0 - 14 tahun

8.440.155 (25,37%)

8.414.797 (25,30%)

8.371.597 (25,30%)

tp :// j

Pendududuk (jiwa)

Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dinyatakan dalam rasio jenis kelamin yang nilainya 98,41. Artinya, setiap 100 penduduk perempuan berbanding 98 penduduk laki-laki. Nilai rasio jenis kelamin di setiap kabupaten/kota tidak terlalu berbeda, berkisar antara 94-103. Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah lakilaki dan perempuan di setiap wilayah di Jawa Tengah perbedaannya tidak signifikan.

g.

Rasio Jenis Kelamin(%)

go

2013

(2)

s.

2012

bp

(1)

.id

Tahun

Indikator

ht

• 15-64 tahun 22.369.646 22.364.752 22.592.924 (67,24%) (67,23%) (67,23%) • > 65 tahun

2.460.406 (7,39%)

2.484.790 (7,47%)

2.558.142 (7,47%)

Angka Beban Tanggungan

48,73

48,74

48,74

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

Kota Surakarta merupakan kota terpadat di Jawa Tengah dengan kepadatan mencapai 11.573 jiwa/km2

4

Berdasarkan proyeksi Sensus Penduduk 2010 menyatakan bahwa jumlah penduduk Jawa Tengah pada tahun 2014 sebanyak 33.522.663 jiwa. Dengan jumlah sebesar itu menjadikan Jawa Tengah sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar ke tiga di Indonesia setelah Jawa Barat dan Jawa timur. Akan tetapi untuk kepadatan penduduk, Jawa Tengah menempati posisi kelima terpadat di Indonesia.

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015

Jumlah rumah tangga (ruta) pada tahun 2014 meningkat menjadi 9.009.084 ruta. Akan tetapi jumlah rata-rata anggota rumah tangga tetap jika dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena kenaikan jumlah rumah tangga selaras dengan kenaikan jumlah penduduk. Berdasarkan kelompok umur, jumlah penduduk usia produktif (15-64 th) sebanyak 22.592.924 jiwa, sedangkan penduduk usia non produktif sebanyak 10.929.739 jiwa. Sehingga angka ketergantungan 48,74 yang artinya setiap 100 orang produktif menanggung sekitar 49 orang yang tidak produktif.


4

KETENAGAKERJAAN

Tingkat Pengangguran Terbuka mengalami Penurunan pada Tahun 2014, demikian juga dengan Partisipasi Angkatan Kerja

Tabel 4.1 Banyaknya Penduduk Usia Kerja Menurut Karakteristik Ketenagakerjaan, Jawa Tengah, 2012 - 2014 2013

2014

(2)

(3)

(4)

Angkatan Kerja

17.513.488 17.524.022 17.547.026

• Bekerja

16.531.395 16.469.960 16.550.682

• Menganggur

982.093

1.054.062

996.344

Bukan Angkatan Kerja

7.062.143

7.357.786

7.634.941

• Sekolah

1.735.985

1.526.977

1.949.253

• Mengurus Rumah Tangga

4.167.367

4.436.765

4.361.129

• Lainnya

1.158.791

1.394.044

1.324.559

s. bp

Jumlah

24.575.631 24.881.808 25.181.967

at en

g.

Angkatan kerja dikelompokkan menjadi kelompok bekerja dan menganggur. Pada tahun 2014, jumlah angkatan kerja sedikit naik menjadi 17.547.026 orang dibandingkan tahun 2013 sebanyak 17.524.022 orang.

2012

(1)

go

Penduduk Usia Kerja (PUK) atau penduduk yang berusia 15 tahun ke atas di Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 tercatat sekitar 25,18 juta orang. Dari jumlah tersebut 69,68 persen adalah Angkatan Kerja sedangkan sisanya sebesar 30,32 persen Bukan Angkatan Kerja.

ht

tp :// j

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menggambarkan persentase jumlah angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja. Selama tiga tahun terakhir, angka TPAK terus mengalami penurunan, Pada tahun 2014 TPAK Jawa Tengah menunjukkan angka 69,68, artinya dari 100 orang penduduk usia kerja 70 orang aktif secara ekonomi.

Sementara itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada tahun 2014 mengalami penurunan dari 6,01 menjadi 5,68. Hal tersebut menunjukkan bahwa dari 100 oarang penduduk angkatan kerja, terdapat sekitar 6 orang yang menganggur. Semakin kecil TPT menunjukkan indikasi yang semakin baik.

Tahun

Klasifikasi Ketenagakerjaan

.id

Penduduk dipandang dari sisi ketenagakerjaan sebagai suplai bagi pasar tenaga kerja di suatu wilayah. Namun tidak semua penduduk mampu melakukannya karena hanya penduduk yang berusia kerjalah yang bisa menawarkan tenaganya di pasar kerja.

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

Tabel 4.2 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Jawa Tengah, 2007 - 2014 Tahun

TPT

TPAK

(1)

(2)

(3)

2007

7,70

70,16

2008

7,35

68,37

2009

7,33

69,27

2010

6,21

70,60

2011

5,93

70,77

2012

5,61

71,26

2013

6,01

70,43

2014

5,68

69,68

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015

5


4

KETENAGAKERJAAN

Hampir 23% dari Banyaknya TKI yang Berasal dari Provinsi Jawa Tengah Bekerja ke Taiwan

Grafik 4.1 Persentase TKI Asal Jawa Tengah Menurut Jenis Kelamin, 2014

59,25 %

.id

40,75 %

Mobilitas penduduk dalam mencari pekerjaan tidak hanya antar kabupaten/ kota, provinsi atau antar pulau saja, namun lebih luas hingga dimensi antar negara. Peluang pekerjaan yang ada di luar negeri untuk Indonesia sebagian besar adalah untuk pekerjaan rumah tangga. Hal ini ditunjukkan dengan persentase TKI yang berasal dari Jawa Tengah sebagian besar perempuan, sebesar 59,25 persen. Jika ditinjau dari daerah asal, sebagian besar berasal dari Kabupaten Cilacap (17,28%), Kabupaten Kendal (12,11%) dan Kabupaten Brebes (8,88%).

s.

go

Grafik 4.2 Jumlah TKI Asal Jawa Tengah Menurut Asal Kabupaten/Kota, 2014

ht

tp :// j

at en

g.

bp

Secara umum jumlah TKI berangsurangsur mengalami penurunan selama empat tahun terakhir. Pada tahun 2014 jumlah TKI turun dari 106.041 orang menjadi 92.587 orang. Sebaliknya, jumlah tenaga asing yang mendapat ijin bebas usaha di Indonesia mengalami peningkatan yang luar biasa (hampir 5 kali lipat dalam satu tahun terakhir). Tenaga asing yang paling banyak mendapat ijin berasal dari Tionghoa RRC. Jumlahnya naik drastis dari 1.990 orang pada tahun 2013 menjadi 5.506 orang pada tahun 2014.

Grafik 4.3 Persentase TKI Asal Jawa Tengah Menurut Negara Tujuan, 2014

6

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015

Upah minimum kabupaten/kota (UMK) adalah standar nilai minimum pemberian upah bagi pekerja/karyawan yang mempunyai masa kerja belum satu tahun dan masih lajang. UMK ini disusun berdasarkan standar kebutuhan hidup layak (KHL). Di Jawa Tengah, masing –masing kab/kota memiliki nilai UMK antara 910.000 sampai 1.423.500 rupiah. Secara umum nilai UMK sedikit lebih rendah dari nilai KHL kecuali Kabupaten Banjarnegara, Grobogan, Tegal, Brebes, dan Kota Magelang (lampiran).


5

PENDIDIKAN

Indikator Rasio Murid Guru Sudah Menunjukkan Sinyal yang Baik Rata-Rata Satu Orang Guru Melayani 11 Hingga 16 Murid

Pendidikan merupakan hak asasi manusia dan hak setiap warga negara untuk dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran maksimal pada tingkat pendidikan dasar. Hak untuk mendapatkan pendidikan dasar sebagai pemenuhan hak asasi manusia telah menjadi komitmen global melalui Deklarasi Dakar tahun 2000 sebagai landasan penyelenggaraan Pendidikan Untuk Semua (PUS).

Tabel 5.1 Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid Menurut Jenjang Pendidikan, Jawa Tengah, Tahun Ajaran 2014/2015

Ditinjau dari rasio murid terhadap guru, untuk semua jenjang pendidikan keadaannya dapat dikatakan sudah cukup baik. Secara ratarata seorang guru hanya melayani 11-16 siswa saja. Semakin tinggi jenjang pendidikan, rasio murid terhadap guru semakin baik. Artinya jumlah murid yang dilayani oleh seorang guru semakin kecil, sehingga murid semakin mendapat perhatian dari guru semakin besar. Untuk jenjang SD/sederajat dan SMP/ sederajat, rata-rata seorang guru melayani 16 siswa. Sedangkan untuk SMA/sederajat, rata-rata seorang guru melayani 11 siswa saja.

Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

Jenjang Pendidikan (1)

Banyaknya Sekolah

Guru

Murid

(2)

(3)

(4)

14.467

45.323

625.988

SD/ sederajat

19.405

188.222

3.002.961

SMP/ sederajat

3.381

81.583

1.273.962

SMA/ sederajat

2.261

87.354

1.014.073

uGuru r uG taSD/sederajat jaurreudGes/DS

tajaredes/AMS

tajaredes/DS diruM taMurid jaredeSD/sederajat s/AMS diruM

ht

tp :// j

at en

g.

bp

s.

go

.id

TK/ sederajat

Indikator

keberhasilan

urGuru uG taSMP/sederajat jaredes/DS

tajaMurid redesSMP/sederajat /PMSMP/sederajat S diruM

urGuru uG taSMA/sederajat jaredes/AMS

tMurid ajaredSMA/sederajat es/AMS diruM

pendidikan

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015

7


5

PENDIDIKAN

Selama Periode 2012-2014, Indikator APS di Semua Jenjang Pendidikan Menunjukkan Peningkatan

Tabel 5.2 Beberapa Indikator Pendidikan, Jawa Tengah, 2012 - 2014 Indikator Pendidikan

lainnya adalah Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka Partisipasi Kasar (APK), dan Angka Partisipasi Murni (APM). Ketiga indikator di setiap jenjang pendidikan tersebut meningkat dari tahun ke tahun. Secara umum dapat dikatakan bahwa partisipasi sekolah di Jawa Tengah terus mengalami peningkatan di setiap jenjang pendidikan.

Tahun 2012

2013

2014

(2)

(3)

(4)

7 – 12 tahun

98,87

99,28

99,51

13 – 15 tahun

89,59

90,73

94,85

16 – 18 tahun

58,56

59,81

67,54

19 – 24 tahun

11,78

17,43

20,48

SD/ sederajat

92,00

95,65

96,45

SMP/ sederajat

72,51

75,02

78,57

SMA/ sederajat

50,98

51,72

58,11

(1)

Angka Partisipasi Sekolah (APS)

.id

APS mengindikasikan seberapa besar akses dari penduduk usia sekolah dapat menikmati pendidikan formal di sekolah. Gambarannya menunjukkan pada kelompok umur yang lebih tua, APS cenderung semakin menurun.

91,57

87,49

89,40

66,90

63,90

73,55

ht

tp :// j

SMP/ sederajat SMA/ sederajat Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

s.

bp

at en

SD/ sederajat 104,79 108,86 110,18

Sedangkan APM mengindikasikan proporsi anak usia sekolah yang dapat sekolah tepat waktu. Dalam 3 tahun terakhir terjadi peningkatan APM pada setiap jenjang pendidikan.

g.

Angka Partisipasi Kasar (APK)

go

Angka Partisipasi Murni (APM)

APK mengindikasikan partisipasi penduduk yang sedang mengenyam pendidikan sesuai jenjang pendidikannya. Selama tiga tahun terakhir APK di semua jenjang meningkat kecuali APK SMP/sederajat dan SMA/sederajat pada tahun 2013. Selisih antara APK dan APM diatas 13 persen, menunjukkan besarnya persentase pelajar yang menduduki jenjang pendidikan yang tidak sesuai dengan umurnya.

8

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015


6

KESEHATAN

Dalam Dua Tahun Terakhir ada penambahan 21 sarana kesehatan berupa Rumah sakit Umum (RSU) dan Rumah Sakit Khusus (RSK)

Tabel 6.1 Banyaknya Sarana dan Prasarana Kesehatan, Jawa Tengah, 2012-2014

Setiap tahun terdapat penambahan jumlah rumah sakit umum dari tahun 2012 yang hanya 193 rumah sakit menjadi 214 unit pada tahun 2014. Sekitar 70 persen dari rumah sakit umum yang ada dimiliki oleh swasta. Selain rumah sakit, pemerintah juga menyiapkan puskesmas, puskesmas rawat inap, puskesmas pembantu, dan puskesmas keliling yang tersebar di setiap kecamatan. Di setiap puskesmas ditugaskan 1 sampai 2 dokter jaga.

s.

go

.id

RSU Pemerintah • Tempat tidur RSU Swasta • Tempat tidur RSK Pemerintah • Tempat tidur RSK Swasta • Tempat tidur Puskesmas Puskesmas Rawat Inap Puskesmas Pembantu Puskesmas Keliling

bp

at en

tp :// j

ht

Biaya pengobatan semakin terjangkau melalui berbagai program pemerintah salah satunya BPJS. Data terakhir BPJS Kesehatan Divisi Regional VI Jawa Tengah menyebutkan jumlah peserta BPJS di Jawa Tengah adalah 18.292.668 orang. Dari jumlah tersebut, 14.248.182 merupakan penerima bantuan iuran dari APBN maupun APBD, sementara sisanya merupakan pekerja penerima upah, pekerja bukan penerima upah, dan bukan pekerja.

Tahun 2012

2013

2014

(2)

(3)

(4)

(1)

g.

Jumlah penderita penyakit tertentu bergerak naik turun setiap tahunnya kecuali HIV dan AIDS. Bahkan selama dua tahun terakhir jumlah penderita kedua penyakit tersebut meningkat dua kali lipat. Penderita HIV meningkat dari 607 penderita pada tahun 2012 menjadi 1.399 penderita pada tahun 2014. Sedangkan penderita AIDS meningkat dari 797 penderita pada tahun 2012 menjadi 1.081 penderita di tahun 2014. Kabar baiknya, penderita Diare, DBD dan Malaria mengalami penurunan masingmasing sekitar 20 persen pada tahun 2014.

Sarana & Prasarana Kesehatan

62 13.622 131 13.349 8 2.001 62 1.885 873 307

63 13.593 140 13.761 8 2.001 60 1.895 873 311

64 15.886 150 15.085 9 2.209 61 2.159 561 318

1.827

1.827

1.827

948

948

948

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

Tabel 6.2 Banyaknya Penderita Penyakit Tertentu, Jawa Tengah, 2012-2014 Jenis Penyakit (1)

Diare DBD Malaria HIV AIDS

Tahun 2012

2013

2014

(2)

(3)

(4)

600.424 7.088 2.420 607

722.084 15.144 2.176 1.219

572.362 12.149 1.765 1.399

797

1.063

1.081

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015

9


7

KELUARGA BERENCANA

Jumlah Peserta KB Aktif dan Baru Cenderung Menurun Mayoritas Peserta KB Lebih Memilih Metode Suntik

Tabel 7.1 Jumlah Peserta KB Aktif, Peserta KB Baru dan Klinik KB, Jawa Tengah, 2012-2014 Tahun 2013

2014

(2)

(3)

(4)

Peserta KB Aktif

5.403.576

5.388.214

5.307.068

Peserta KB Baru

1.028.976

1.015.043

934.305

Klinik KB :

1.747

1.784

1.848

• Pemerintah

1.233

1.234

1.242

514

550

606

• Swasta

Hingga sekarang, Jawa Tengah sudah memiliki 1.848 klinik KB, dimana 67,21 persen milik pemerintah dan sisanya milik swasta. Selama 2012-2014 jumlah klinik KB terus mengalami peningkatan. Sayangnya, peningkatan jumlah klinik KB tidak diiringi dengan peningkatan jumlah peserta KB.

.id

2012

(1)

go

Indikator

Semakin rendahnya rata-rata pertumbuhan penduduk Jawa Tengah selama dua dekade terakhir tidak terlepas dari program KB yang terus digalakkan oleh pemerintah semenjak tahun 70an. Masyarakat semakin sadar dan mandiri untuk ber-KB dalam rangka meningkatkan kesejahteraan mereka.

bp

s.

Sumber : BKKBN Provinsi Jawa Tengah

at en

g.

Pada tahun 2014, jumlah peserta KB baru menurun dari 1.015.043 menjadi 934.304 orang. Sementara itu, jumlah peserta KB aktif juga menurun dari 5.388.214 menjadi 5.307.068 orang. Persentase terbanyak penggunaan kontrasepsi KB adalah kontrasepsi jangka pendek seperti suntik, pil kemudian susuk. Sebaliknya, kontrasepsi yang paling sedikit digunakan adalah metode medis operasi pria (MOP) dimana yang menggunakan KB jenis ini adalah pihak laki-laki.

ht

tp :// j

Tabel 7.2 Jumlah Peserta KB Aktif Menurut Metode Konstrasepsi yang dipakai, Jawa Tengah, 2014

Diamati menurut kabupaten/kota, jumlah peserta KB baru jenis MOP yang terbanyak di KabupatenWonosobo, sementara peserta KB aktif terbanyak untuk jenis MOP berada di Kabupaten Pemalang. Untuk jenis KB medis operasi wanita (MOW), peserta aktif terbanyak di Kabupaten Pati, sementara peserta KB baru yang menggunakan MOW terbanyak berasal dari Kota Semarang.

10

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015


8

PERUMAHAN & LINGKUNGAN

Hadirnya Air Kemasan & Isi Ulang Menjadi Alternatif Pilihan Konsumsi Air Bersih

Tabel 8.1 Persentase Rumah Tangga Menurut Kondisi dan Fasilitas Bangunan Tempat Tinggal, Jawa Tengah, 2012–2014

Kebutuhan perumahan akan selalu bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk. Bangunan tempat tinggal milik sendiri dengan kualitas yang baik akan memberikan kelebihan rasa nyaman bagi sebagian besar masyarakat Jawa Tengah.

Sarana & Prasarana Kesehatan

2013

2014

(2)

(3)

(4)

79,56

82,05

82,88

Dinding jenis tembok

72,08

73,63

74,65

Atap genteng/beton

90,77

90,61

90,83

Penerangan listrik

99,68

99,75

99,79

Sumber air minum kemasan/ isi ulang/ ledeng

27,56

29,67

31,39

Jarak sumber air ke tempat penampungan akhir > 10

61,25

61,39

62,35

Fasilitas buang air besar sendiri

67,91

70,70

72,49

Jenis kloset leher angsa

71,26

87,23

88,76

Tempat penampungan akhir berupa tangki

65,05

68,11

70,25

at en

g.

bp

s.

go

.id

Lantai bukan tanah

Sumber : BKKBN Provinsi Jawa Tengah

ht

tp :// j

2012

(1)

Hampir semua indikator tempat tinggal menunjukkan kondisi perumahan yang lebih baik. Jumlah lantai bukan tanah, atap genteng/beton, dinding tembok, penerangan listrik, sanitasi yang sehat persentasenya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Untuk mencukupi kebutuhan akan perumahan, Bank Tabungan Negara (BTN), memberikan fasilitas kredit pemilikkan rumah melalui perumnas maupun non perumnas. Jumlah fasilitas kredit melalui perumnas yang diberikan bank BTN turun dari 346 unit tahun 2013 menjadi 59 pada tahun 2014. Penurunan tersebut juga terjadi pada kredit pembelian rumah melalui non perumnas dari 8.751 pada tahun 2013 menjadi 6.322 unit pada tahun 2014. Hal tersebut dimungkinkan karena semakin ketatnya persaiangan antar bank dalam memberikan penawaran kredit kepemilikan rumah.

Tahun

Untuk menjamin ketersediaan air, masing-masing kabupaten/kota sudah memiliki Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Setiap PDAM pada masing-masing daerah memiliki kapasitas produksi maksimum antara 4 sampai 101 juta meter kubik. Dari total jumlah air yang disalurkan oleh PDAM, 64,17 persen dialirkan ke tempat tinggal, sisanya ke sektor sosial, niaga dan instansi pemerintah.

Hampir 100 persen rumah tangga di Jawa Tengah telah menggunakan sumber penerangan listrik

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015

11


9

TRANSMIGRASI

Lebih dari setengah dari jumlah transmigran Jawa Tengah berangkat menuju Provinsi Kalimantan Barat & Sulawesi Selatan

Upaya peningkatan kesejahteraan rakyat antara lain dilakukan dengan perluasan kesempatan kerja yang difasilitasi pemerintah melalui program transmigrasi. Sebagai suatu program dengan multi tujuan yang bersifat lintas sektor tujuan utama transmigrasi adalah untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Jawa Tengah sebagai salah satu wilayah provinsi dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi, secara rutin telah memberangkatkan transmigran. Target pengiriman transmigran diturunkan dari 540 KK pada tahun 2013 menjadi hanya 142 KK pada tahun 2014. Walaupun target sudah diturunkan, akan tetapi realisasi pengiriman transmigran pada tahun 2014 juga menurun dari 87,22 persen pada tahun 2013 menjadi hanya 85,92 persen.

2014

go

2013

s.

122 452

2012

at en

g.

bp

471 1675

2011 Jiwa

700 2466

2009 2010 Keluarga

690 2334

593 2108

903 3209

.id

Grafik 9.1 Perkembangan Jumlah Transmigran, Jawa Tengah, 2009 - 2014

Sulawesi Utara 18.03%

Sumatra Selatan 24.59%

ht

Sulawesi Barat 8.20%

tp :// j

Grafik 9.2 Persentase Transmigran Jawa Tengah Menurut Provinsi Tujuan, 2014

Sulawesi Selatan 16.39%

Gorontalo 8.20%

Kalimantan Barat 24.59%

Dilihat dari trend selama 5 tahun terakhir, tampak pengiriman terbanyak terjadi pada tahun 2012 dengan jumlah transmigran sebanyak 700 keluarga dan jumlah anggota keluarga 2.466 orang. Sedangkan pengiriman transmigran paling sedikit terjadi pada tahun 2014 yaitu sebanyak 122 keluarga yang terdiri dari 452 jiwa anggota keluarga. Pada tahun 2014 terdapat 6 provinsi tujuan transmigran Jawa Tengah. Provinsi Kalimantan Barat dan Sumatera Selatan merupakan provinsi yang paling banyak menerima transmigran asal Jawa Tengah, sebaliknya provinsi yang paling sedikit menerima transmigran asal Jawa Tengah adalah Provinsi Sulawesi Barat dan Gorontalo.

12

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015


10

PEMBANGUNAN MANUSIA

Kualitas Pembangunan Manusia Jawa Tengah Meningkat Indikator IPM Naik dari 68,02 Menjadi 68,78

Tabel 10.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah dan Komponennya, 2012 - 2014

Capaian IPM diklasifikasikan menjadi beberapa kategori. IPM Jawa Tengah pada rentang 60 hingga 70, yang artinya berada pada klasifikasi sedang. Meskipun begitu, dari tahun ke tahun IPM Jawa Tengah selalu mengalami peningkatan. Jika pada tahun 2011 IPM Jawa Tengah sebesar 66,64 berikutnya pada tahun 2012 naik menjadi 67,21 dan pada 2013 naik 68,02 serta menjadi 68,788 pada tahun 2014.

2013

2014 (4)

(2)

(3)

Angka Harapan Hidup (tahun)

73,09

73,28

73,88

Rata-rata lama sekolah (tahun)

6,77

6,80

6,93

Harapan Lama Sekolah (%)

11,39

11,89

12,17

Paritas Daya Beli (ribu rupiah)

9.497

9.618

9.640

IPM

67,21

68,02

68,78

bp

s.

go

.id

(1)

Tahun 2012

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

at en

g.

Kualitas kesehatan masyarakat Jawa Tengah secara umum semakin membaik berdasarkan rata-rata usia harapan hidup yang semakin panjang. Indikator tersebut naik dari 72,91 pada 2011 menjadi 73,88 pada 2014. Artinya, secara rata-rata anak yang dilahirkan dapat bertahan hidup hingga usia 73-74 tahun.

IPM dan Komponennya

ht

tp :// j

Mutu pendidikan penduduk juga mengalami peningkatan berdasarkan meningkatnya RLS dari 6,74 menjadi 6,93. Secara rata-rata penduduk Jawa Tengah telah dapat mengenyam pendidikan sampai kelas 1 SMP/sederajat. Meskipun RLS hanya sampai SLTP namun anak-anak pada awal masa pendidikan yaitu usia 7 tahun memiliki harapan bersekolah lebih lama. Hal ini ditunjukkan dengan angka HLS Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 12,17 tahun.

Indikator Melek Huruf sudah tidak sensitif lagi untuk mengukur kualitas pendidikan. Dalam metode baru diganti dengan Harapan Lama Sekolah

Aspek ekonomi pada IPM didekati dengan menggunakan indikator pengeluaran perkapita penduduk, yang pada tahun 2014 mengalami kenaikan dari semula 9,62 juta menjadi 9,64 juta rupiah per kapita per tahun.

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015

13


11

PERTANIAN

Rata-Rata Produktivitas Pada di Jawa Tengah Tahun 2014 Adalah 53,57 Kuintal per Hektar

Tabel 11.1 Produksi Pertanian Tanaman Pangan, Jawa Tengah, 2012 - 2014

Jawa Tengah memiliki potensi hasil pertanian yang cukup besar karena antara lain ditunjang kondisi alam yang subur. Sebagian besar penduduknya menggantungkan hidupnya dari pertanian. Hampir sepertiga tenaga kerja mempunyai pekerjaan utama di sektor pertanian.

Tahun 2013

2014

(2)

(3)

(4)

Padi

10.233

10.345

9.648

Jagung

3.042

2.931

3.052

Ubi Kayu

3.848

4.090

3.978

Ubi Jalar

167

184

179

Kacang Tanah

144

128

120

Kacang Kedelai

152

99

125

Kacang Hijau

111

64

96

Produksi komoditas tanaman pangan berfluktuasi selama kurun waktu tiga tahun terakhir. Komoditas seperti padi, ubi kayu, kentang, kacang tanah mengalami penurunan. Sementara itu komoditas seperti jagung, kacang kedelai dan kacang hijau cenderung mengalami kenaikan.

.id

2012

(1)

go

Jenis Tanaman Pangan

s.

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Tengah

2013

(2)

(3)

17.763

15.559

2.051.407

Sapi Perah

154.398 79.667

(4)

13.462

1.592.638

103.794

122.566

62.032

66.860

Kambing

3.889.878

3.922.159

3.957.917

Domba

2.429.132

2.458.303

2.395.671

163.377

158.883

136.495

Daging sapi (ton)

60.893

61.141

55.988

Daging kambing (ton)

11.540

10.211

11.174

Daging babi (ton)

1.509

1.675

1.316

Kulit (ribu lembar)

1.524

1.444

1.481

Babi

Program swasembada daging sapi 2014, sepertinya belum menampakkan hasil seperti yang diharapkan. Produksi daging sapi justru menurun dari 61.141 ton pada tahun 2013 menjadi 55.988 ton pada tahun 2014. Uniknya, dalam waktu yang sama populasi sapi potong meningkat dari 1.500.077 menjadi 1.592.638 ekor . Hal tersebut dimungkinkan terjadi karena jumlah sapi potong yang tercatat termasuk sapi yang masih muda dan belum siap potong.

g. 2014

1.500.077

ht

Sapi Potong Kerbau

14

2012

at en

(1)

Kuda

Tahun

tp :// j

Jenis Ternak & Produk Turunan

bp

Tabel 11.2 Populasi Ternak (ekor), Jawa Tengah, 2012 - 2014

Susu (kilo liter)

105.516

97.579

98.494

Telur ayam dan itik (ton)

264.568

277.240

263.271

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015

Untuk ternak kambing, jumlah populasi nya meningkat diiringi peningkatan produksi daging kambing. Begitu pula dengan naiknya produksi susu yang seiring dengan kenaikan populasi sapi perah. Di lain pihak, jumlah produksi daging babi menurun seiring dengan menurunnya populasi babi.


12

PERTAMBANGAN & ENERGI

Penetapan Larangan Penggunaan BBM Bersubsidi Memicu Meningkatnya Konsumsi Pertamax Hingga 56,76 Persen Selama Kurun Waktu 2013-2014

2012

2013

2014

(2)

(3)

(4)

(1)

Banyaknya Penyalur (unit) • Premium

614

624

646

• Pertamax

495

525

579

• Solar

609

616

616

Banyaknya yang disalurkan (kilo liter) 3.017.768 3.169.780 3.221.261

.id

• Premium

• Pertamax

go

• Solar

31.281

46.521

72.921

1.813.439 1.859.009 1.857.332

s.

Sumber : Pertamina Unit Pemasaran IV Semarang

at en

tp :// j

ht

Dari total listrik di Jawa Tengah yang disalurkan, 57 persen dialirkan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga, sisanya digunakan untuk mencukupi kebutuhan industri, usaha, pemerintah dan lain lain. Komposisi pendistribusian aliran listrik dari tahun ke tahun mengalami perubahan. Persentase aliran listrik yang disalurkan ke rumah tangga semakin menurun, sementara persentase aliran ke industri semakin meningkat, sedangkan lainnya relatif stabil.

Tahun

Jenis BBM

Tabel 12.2 Penjualan Tenaga Listrik Menurut Unit PLN,

g.

Ketergantungan manusia akan listrik semakin besar yang berdampak pada bertambahnya jumlah pelanggan PLN. Pada tahun 2014, jumlah pelanggan listrik PLN bertambah sekitar 4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Penyaluran listrik oleh PLN dibagi menjadi 10 unit PLN yaitu cabang Semarang, Surakarta, Purwokerto, Tegal, Magelang, Kudus, Salatiga, Klaten, Pekalongan dan Cilacap.

Tabel 12.1 Bahan Bakar Minyak, 2012 - 2014

bp

Penetapan aturan kendaraan dinas tidak boleh menggunakan premium bersubsidi semakin meningkatkan konsumsi pertamax. Selama tahun 2012-2014 konsumsi pertamax meningkat, dari 31.281 kilo liter pada 2012 menjadi 46.521 kilo liter dan kemudian mecapai 72.921 kilo liter pada tahun 2014. Dengan kata lain, peningkatan konsumsi pertamax meningkat hingga 56,75 persen antara tahun 2013 hingga 2014. Meskipun ada peralihan penggunaan BBM bensin ke pertamax, namun tidak mampu menurunkan kebutuhan BBM bensin. Kebutuhan bensin dari tahun ke tahun tetap meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor.

2012-2014 Uraian (1)

Pelanggan PLN Listrik Terjual (MWH) Daya Tersambung (KVA)

Tahun 2012

2013

2014

(2)

(3)

(4)

7.621.489 16.600.417 8.421.850

8.092.964

8.456.230

18.205.067 19.631.476 9.212.026

9.836.455

Sumber : PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah

Grafik 12.1 Distribusi Listrik PLN Menurut Jenis Pelanggan, 2012-2014

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015

15


13

INDUSTRI PENGOLAHAN

Jumlah Industri Kecil dan Menengah Pada Tahun 2014 Tumbuh 8,04 Persen

Sektor industri merupakan salah satu dari empat sektor utama pendukung perekonomian Jawa Tengah. Namun sejak 2011 jumlah industri khususnya industri besar sedang (IBS) justru menunjukkan penurunan. Pada tahun 2011 jumlah IBS sebanyak 3.850 unit kemudian berkurang menjadi 3.736 unit pada tahun 2012, yang kemudian kembali menurun di 2013 menjadi 3.666 unit.

Tabel 13.1 Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS), Jawa Tengah, 2011 – 2013

(4)

3.850

3.736

3.666

732.031

777.087

838.351

14,00

16,38

17,03

Input (triliunRp)

103,23

121,14

135,12

Output (triliunRp)

165,34

208,85

280,87

Tenaga kerja (orang) Nilai upah gaji (triliunRp)

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

2012 (2)

645.005

Tenaga kerja (ribu orang)

2013

2014

(3)

(4)

645.148

697.018

2.853,22

2.887.510

3.119.666

Output (milyar Rp)

9.298

7.592

8.202

Investasi (milyar Rp)

9.109

7.592

8.202

ht

Jumlah IKM (unit)

tp :// j

(1)

Tahun

at en

Tabel 13.2 Statistik Industri Kecil dan Menengah, Jawa Tengah, 2012-2014 Uraian

Walaupun jumlah IBS terus mengalami penurunan, jumlah tenaga kerja yang terlibat di dalamnya semakin bertambah. Selama tahun 2012-2013 terdapat peningkatan jumlah tenaga kerja 7,88 persen. Selain itu, nilai output juga meningkat. Meningkatnya output yang dihasilkan selain disebabkan penambahan jumlah tenaga kerja juga karena ada peningkatan produktivitas dari 268,76 juta menjadi 335,02 juta per tenaga kerja.

.id

2013

(3)

go

2012

(2)

bp

Jumlah IBS (unit)

2011

s.

(1)

Tahun

g.

Uraian

Keberadaan Industri Kecil Menengah merupakan kekuatan perekonomian Indonesia yang mampu bertahan dari krisis ekonomi Indonesia maupun krisis ekonomi global. Bila jumlah IBS semakin menurun sebaliknya jumlah IMK semakin meningkat. Pada tahun 2014 Industri Kecil dan Menengah (IMK) tumbuh 8,04 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Sumber : Dinas Perindustrian Provinsi Jawa Tengah

Seiring dengan bertambahnya jumlah IKM, bertambah pula jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, dari 2.887.510 pada tahun 2013 menjadi 3.119.666 pekerja pada tahun 2014. Semakin maraknya IKM di Jawa Tengah menghasilkan peningkatan output hingga mencapai 8,03 persen atau hampir sama dengan peningkatan jumlah IKM.

16

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015


14

HOTEL DAN PARIWISATA

Jumlah Hotel Terus Menjamur Diberbagai Wilayah di Jawa Tengah

Seiring dengan kemajuan pembangunan ekonomi daerah, pembangunan sarana pariwisata menjadi kebutuhan sekaligus sarana perluasan kesempatan kerja dan pemerataan pendapatan penduduk. Jumlah obyek wisata di Jawa Tengah dari tahun ke tahun cenderung terus meningkat. Pada tahun 2012 obyek wisata sebanyak 385 obyek, meningkat menjadi 467 pada tahun 2014.

Tahun

Uraian (1)

Obyek Wisata

2012

2013

2014

(2)

(3)

(4)

385

Pengunjung (ribu orang)

363

.id

Wisatawan Mancanegara (ribu orang)

tp :// j

ht

Banyaknya hotel baru yang bermunculan menyebabkan nilai Tingkat Penghunian Kamar (TPK) mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal tersebut dikarenakan banyak hotelhotel yang baru belum banyak memiliki tamu sehingga banyak kamar yang belum ditempati. Nilai ganda kamar sedikit menurun dari 1,94 pada tahun 2013 menjadi 1,88 pada tahun 2014. Hal tersebut mengindikasikan bahwa rata-rata jumlah tamu yang menginap di setiap kamar masih berkisar 2 orang.

467

388

419

25.240 29.430 29.852

go

Wisatawan Nusantara (ribu orang)

bp

s.

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah

at en

Selain itu, jumlah hotel juga bertambah, baik untuk hotel berbintang maupun hotel non bintang. Pada tahun 2014 hotel bintang bertambah dari 166 hotel menjadi 186 hotel. Sementara itu hotel non bintang bertambah dari 1.297 menjadi 1.342 hotel. Penambahan jumlah hotel diiringi dengan bertambahnya jumlah kamar yang tersedia baik untuk hotel bintang maupun hotel non bintang.

417

25.603 29.818 30.272

Tabel 14.2 Statistik Akomodasi, Jawa Tengah, 2012 - 2014

g.

Sejalan peningkatan jumlah obyek wisata, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jawa Tengah juga meningkat dari 29.852 ribu orang pada tahun 2013 menjadi 30.272 ribu orang pada tahun 2014 atau meningkat 1,52 persen.

Tabel 14.1 Banyaknya Obyek Wisata dan Jumlah Kunjungan Wisatawan, Jawa Tengah, 2012 - 2014

Tahun

Uraian

2012

2013

2014

(2)

(3)

(4)

Jumlah hotel

1.441

1.463

1.528

• Bintang

139

166

186

1.302

1.297

1.342

33.134

35.217

38.818

9.756

11.572

13.917

(1)

• Non bintang Jumlah kamar hotel • Bintang

23.378

23.645

24.901

Malam kamar terjual (000)

• Non bintang

4.126

4.478

4.932

TPK (%)

38,50

36,11

35,82

TPT (%)

41,90

39,33

39,87

TPGK

1,91

1,94

1,88

RLM (malam)

1,36

1,29

1,34

Wisman menginap

106.852

109.708

142.543

Wisnus menginap (ribu orang)

6.466

6.624

6.774

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015

17


15

TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Peningkatan Jumlah Kendaraan Tidak Sebanding dengan Peningkatan Panjang Jalan. Pada Tahun 2014 Jumlah Kendaraan Bermotor Meningkat 9 Persen Dari Tahun Sebelumnya

Tabel 15.1 Statistik Transportasi, Jawa Tengah, 2013-2014

27.038,56

47.480,02

• Aspal

23.306,83

43.926,18

• Kerikil

1.443,41

1.238,56

• Tanah

446,93

322,07

1.841,39

1.993,20

Jumlah Kendaraan (000)

12.683,72

13.842,65

• Pribadi

12.421,64

13.569,22

• Umum

126,09

135,10

• Pemerintah

135,47

137,63

0,52

0,71

• Tidak dirinci

• Lainnya Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

Penumpang Datang

ht

tp :// j

Grafik 15.1 Statistik Transportasi, Jawa Tengah, 2014

at en

Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan (km)

Penumpang Berangkat

Grafik 15.2 Lima Kabupaten/Kota yang Memiliki Perusahaan Otobis (PO) Terbanyak, Menurut Jumlahnya, Jawa Tengah, 2014 Kab. Banyumas Kab. Wonosobo Kab. Kebumen Kab. Purbalingga Kab. Purworejo

18

go

(3)

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015

Jawa Tengah memiliki tiga bandara. Selama tahun 2014, Bandara Achmad Yani di Semarang dapat melayani 1.748.648 penumpang datang dan 1.720.707 penumpang berangkat. Sementara itu, Bandara Adi Sumarmo di Boyolali dapat melayani 713.798 penumpang datang dan 707.094 penumpang berangkat. Sedangkan Bandara Tunggul Wulung di Cilacap dapat melayani 8.647 penumpang datang dan 8.711 penumpang berangkat.

s.

2014

(2)

bp

2013

g.

(1)

.id

Tahun

Uraian

Bandara Achmad Yani Bandara Adi Sumarmo Bandara Tunggul Wulung

Perbaikan dan pelebaran jalan terus dilakukan oleh pemerintah. Hal tersebut dapat dilihat dari bertambahnya panjang jalan yang beraspal serta berkurangnya jalan tanah dan kerikil. Pada tahun 2013 terdapat 27.038,56 km jalan beraspal, kemudian di tahun 2014 bertambah menjadi 47.480,02 km. Bertambahnya panjang jalan yang signifikan pada tahun 2014 disebabkan telah dibukanya beberapa ruas tol baru salah satunya tol Ungaran – Bawen.

Sarana transportasi lain yang bisa dinikmati masyarakat adalah kereta api. Pada tahun 2014, PT Kereta Api Daop IV Semarang mencatat memiliki 391 kereta api penumpang yang beroperasi ke segala tujuan. Dari jumlah kereta api yang tersedia, dapat melayani 3.957.243 penumpang dan 1.223,34 ton barang. Untuk mendukung lancarnya transportasi, saat ini terdapat 1.630 perusahaan otobis yang memiliki bis dalam provinsi dan antar provinsi. Secara umum perusahaan otobis menyebar di seluruh kab/kota, akan tetapi perusahaan terbanyak terdapat di Kabupaten Banyumas (205 perusahaan).


16

PERBANKAN

Bentuk Simpanan Jangka Panjang Semakin Diminati Masyarakat. Komposisi Jenis Simpanan Deposito Semakin Meningkat

Tabel 16.1 Jumlah Bank Menurut Jenisnya, di Jawa Tengah, 2012 - 2014

Selama periode 2012-2014 secara umum jumlah bank berfluktuasi. Fluktuasi yang terjadi lebih dipengaruhi oleh fluktuasi bank konvensional terutama Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Sementara itu, bank syariah naik secara bertahap dari tahun ke tahun. Tahun 2012, bank syariah di Jawa Tengah berjumlah 31 bank, naik menjadi 33 bank pada tahun 2013 dan mencapai 35 bank pada tahun 2014.

2012

(1)

2013

2014

(2)

(3)

(4)

Bank Konvensional

311

304

306

Bank Umum

51

53

54

260

251

252

31

33

35

8

9

10

23

24

25

342

337

341

BPR Bank Syariah

go

BPR

.id

Bank Umum Jumlah

bp

s.

Sumber : Bank Indonesia

Grafik 16.1 Perkembangan Simpanan Dana Masyarakat Menurut Jenisnya, Jawa Tengah, 2010 - 2014, (dalam triliun rupiah)

at en

g.

Fluktuasi yang terjadi pada jumlah bank yang ada tidak mempengaruhi posisi kredit pada bank umum dan BPR secara keseluruhan. Bahkan, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, posisi kredit terus merambat naik dari 110,62 trilyun pada tahun 2010 hingga mencapai 245,08 trilyun pada tahun 2014.

Tahun

Uraian

Deposito

Tabungan

2013

12,56

35,55

45,32

95,70

2012

23,05

60,57

20,79

83,95

2011

49,70

68,94

2010

16,51

47,17

13,98

42,10

55,99

ht

tp :// j

Dana yang dihimpun bank terbagi menjadi tiga jenis yaitu deposito, tabungan dan giro. Selama tahun 2014, proporsi tabungan sebesar 51,21 persen, deposito 36,85 persen dan sisanya berupa giro sebesar 11,95 persen. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya proporsi tabungan dan giro semakin menurun, sedangkan proporsi deposito semakin naik.

2014

Giro

Tidak berbeda dengan peningkatan jumlah kredit, posisi penghimpunan dana rupiah dan valuta asing (valas) juga mengalami peningkatan secara bertahap dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2010 posisi penghimpunan dana masih pada posisi 112,07 trilyun, kemudian bergerak naik setiap tahunnya hingga mencapai 199,22 trilyun pada tahun 2014 atau naik 77,75 persen dalam waktu lima tahun.

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015

19


17

HARGA - HARGA

Daerah yang Melaksanakan Survei Biaya Hidup (SBH) Mulai Tahun 2014 Bertambah Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Kudus

Tabel 17.1 Inflasi Jawa Tengah dan Empat Kota di Jawa Tengah, 2012-2014

Inflasi menjadi salah satu indikator makro ekonomi yang sangat mempengaruhi aktivitas ekonomi. Inflasi yang terlalu tinggi akan mengganggu kestabilan perekonomian dan akan menurunkan nilai mata uang yang pada akhirnya menekan daya beli masyarakat. Sebaliknya, inflasi yang terlalu rendah merupakan indikator melemahnya daya beli masyarakat yang akan menekan laju pertumbuhan ekonomi.

2012

2013

(2)

(3)

(4)

Semarang

4,85

8,19

8,53

Surakarta

2,87

8,32

8,01

Purwokerto

4,73

8,50

7,09

Tegal

3,09

5,80

7,40

Cilacap

-

-

8,19

Kudus

-

-

8,59

4,24

7,98

8,23

Jawa Tengah

bp

s.

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

2011

2012

2013

(2)

(3)

(4)

Bahan Makanan

5,60

12,54

11,38

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau

5,85

7,50

5,85

ht

at en

Tahun

3,09

5,20

8,09

Sandang

3,04

-0,01

2,63

Kesehatan

2,11

2,46

4,54

Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga

3,56

2,52

6,63

Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

3,06

13,27

11,46

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

tp :// j

(1)

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

20

g.

Tabel 17.2 Inflasi Jawa Tengah, 2012-2014 Uraian

Inflasi di Jawa Tengah mengalami peningkatan selama tiga tahun terakhir. Bahkan pada 2014, nilai inflasi mencapai angka 8,23 persen. Penyumbang terbesar dari naiknya inflasi Jawa Tengah secara umum ada pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Penyumbang terbesar kedua adalah kelompok bahan makanan disusul kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau.

go

2011

(1)

.id

Tahun

Uraian

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015

Kenaikan inflasi yang cukup tinggi di beberapa kelompok pengeluran disebabkan oleh beberapa hal, antara lain kenaikan harga BBM, kenaikan cukai rokok, serta harga sarana telekomunikasi yang semakin mahal. Selain hal itu juga dipicu oleh kenaikan tarif dasar listrik pada bulan Juli, September dan November 2014. Sementara penurunan harga BBM di penghujung tahun 2014 baru akan berdampak beberapa bulan kemudian. Namun berdasarkan pengalaman, harga kebutuhan pokok yang sudah terlanjur naik akan sulit untuk diturunkan.


17

HARGA - HARGA

Tingkat Kesejahteraan Peternak Paling Tinggi Dibanding Petani Lainnya NTP Peternakan 108,80, Sebaliknya NTP Padi Palawija Dibawah 100

Tabel 17.3 Indeks yang Diterima Petani, Indeks yang Dibayar Petani dan Nilai Tukar Petani (NTP), Jawa Tengah 2012-2014

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator proksi untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani. Nilai indeks dibawah 100 menunjukkan bahwa pengeluaran untuk kebutuhan hidup dan usaha petani lebih besar dibandingkan dengan pendapatan usaha pertanian. Sebaliknya nilai NTP di atas 100 menunjukkan adanya surplus dari pendapatan usaha setelah digunakan untuk menutup belanja usaha dan kebutuhan hidup.

2012

2013

2014

(2)

(3)

(4)

Indeks yang Diterima Petani (%)

144,64

156,06

112,70

Indeks yang Dibayar Petani (%)

137,38

147,27

112,01

Nilai Tukar Petani (%)

105,29

105,95

103,89

go

.id

(1)

s.

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

bp

Tabel 17.4 Rata-Rata Indeks yang Diterima Petani, Indeks yang Dibayar Petani dan Nilai Tukar Petani (NTP) Sub Sektor, Jawa Tengah 2014

tp :// j

at en

g.

Perkembangan NTP selama 20122013 meningkat, namun pada 2014 nilai NTP Jawa Tengah turun dari 105,95 menjadi 103,89. Walaupun mengalami penurunan, tetapi angka tersebut masih mengindikasikan kesejahteraan yang baik pada petani secara umum. Dengan kata lain, hasil pertanian masih lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi rumah tangga dan untuk usaha pertanian.

ht

Faktor yang mempengaruhi NTP selain struktur konsumsi petani juga harga komoditas. Penghitungan NTP di kelompokkan ke dalam lima sub sektor yaitu padi dan palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan dan perikanan.

Tahun

Uraian

Sub Sektor

Indeks yang dibayar

Indeks yang diterima

NTP

(1)

(2)

(3)

(4)

Padi Palawija

108,95

113,54

97,99

Hortikultura

113,14

104,55

104,33

Perkebunan

116,98

112,38

107,76

Peternakan

114,36

108,97

108,80

Perikanan

112,63

111,74

104,55

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

Faktor yang mengakibatkan penurunan NTP Jawa Tengah ada pada subsektor padi palawija dimana nilai NTP nya turun dari 105,46 menjadi 97,99 pada tahun 2014. Angka tersebut menggambarkan bahwa hasil pertanian padi palawija tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup dan biaya usaha tani petani padi palawija. Hal ini disebabkan kenaikan harga kebutuhan hidup dan kebutuhan pertanian jauh lebih tinggi dari pada kenaikan harga gabah. Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015

21


18

PERDAGANGAN

Pertumbuhan Pasar Tradisional Tidak Bisa Mengimbangi Tumbuhnya Pasar Modern

Tabel 18.1 Nilai Ekspor dan Impor, Jawa Tengah, 2012-2014

Pada skala makro, kinerja perdagangan Jawa Tengah dapat dilihat melalui kinerja ekspor impor. Ekspor Jawa Tengah naik secara bertahap antara tahun 2012-2014. Pada tahun 2012 ekspor Jawa Tengah sebesar 4.646 juta US dollar, yang kemudian naik pada tahun 2013 menjadi 5.327 juta US dollar. Puncaknya pada tahun 2014 nilai ekspor mampu mencapai 5.634 juta US dollar.

Tahun

Uraian

2012

2014

(2)

(3)

(4)

Ekspor (juta USD)

4.646

5.327

5.634

Impor (juta USD)

14.031

15.776

15.801

Rasio Ekspor Impor

33,11

33,77

35,66

Selisih Ekspor Impor (juta USD)

-9.385

-10.449

-10.167

go

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

53

63

66

700

980

1.022

26

81

89

1.553

1.559

1.723

928

918

989

121

118

132

13

15

17

• Sepeda

25

26

22

• Ikan

31

31

35

435

451

528

Pasar tradisional • Umum • Hewan • Buah

• Lain-lain

bp

(4)

tp :// j

Pusat perbelanjaan

2014

(3)

ht

Pasar/toko swalayan

2013

(2)

at en

Department Store

2012

g.

Tahun

(1)

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

22

s.

Tabel 18.2 Jumlah Pasar Menurut Jenisnya, Jawa Tengah, 2012-2014 Uraian

Sama halnya dengan ekspor, untuk kegiatan impor dalam kurun waktu 3 tahun ini menunjukkan trend yang meningkat. Tahun 2012 nilai impor sebesar 14.031 juta US dollar, kemudian pada tahun 2012 naik menjadi 15.776 juta US dollar dan terakhir pada tahun 2014 naik lagi menjadi 15.801 juta US dollar. Neraca perdagangan maupun rasio ekspor-impor selama tiga periode terlihat semakin menunjukkan kinerja menurun dimana selisih ekspor dan impor negatif atau rasionya semakin jauh dari 100 persen.

.id

(1)

2013

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015

Di tengah modernisasi di berbagai bidang, jumlah pusat perdagangan semakin banyak di berbagai tempat. Pada tahun 2014 jumlah department store, pasar, toko swalayan dan pusat perbelanjaan meningkat antara 4 hingga 10 persen dari tahun sebelumnya. Perkembangan pasar modern yang cukup tinggi, mendorong pemerintah daerah untuk kembali menggiatkan pasar tradisional. Aksi yang nyata dilakukan dengan membangun pasar-pasar tradisional baru serta dengan renovasi pasar menjadi lebih bersih, dan lebih baik.


19

PENDAPATAN REGIONAL

Industri Pengolahan Merupakan Kategori Utama Pendukung Ekonomi Jawa Tengah

Tabel 19.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Jawa Tengah, 2012-2014 Uraian (1)

Tahun 2012

2013

2014

(2)

(3)

(4)

PDRB ADHB (triliun Rp)

754,53 832,95 925,66

PDRB ADHK (triliun Rp)

691,34 726,90 766,27

.id

PDRB per kapita per tahun (juta Rp)

go

Pertumbuhan ekonomi (%)

22,68

25,04

27,61

5,34

5,14

5,42

bp

s.

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

g.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencerminkan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan suatu wilayah dalam satu tahun. Pada tahun 2014, PDRB ADHB Jawa Tengah sebesar 925,66 triliun rupiah. Tingkat kemakmuran masyarakat Jawa Tengah secara makro terus meningkat, hal ini tercermin dari PDRB per kapita yang meningkat dari dari 25,04 juta per tahun pada tahun 2013 secara bertahap menjadi 27,61 juta per tahun pada tahun 2014. Perekonomian Jawa Tengah terus tumbuh, hal ini ditunjukkan dengan laju pertumbuhan PDRB yang positif. Tahun 2014 pertumbuhan ekonomi sebesar 5,42 persen lebih tinggi dibandingkan tahun 2013 yang hanya 5,14 persen.

Grafik 19.1 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Komponen Penggunaan, Jawa Tengah, 2014

ht

tp :// j

at en

Struktur perekonomian Jawa Tengah didominasi oleh empat sektor besar yaitu industri pengolahan, perdagangan, pertanian, dan konstruksi. Dominasi sektor industri pengolahan mulai menjadi ciri khas perekonomian Jawa Tengah dengan memberikan kontribusi sebesar 36,30 persen pada tahun 2014. Sektor pertanian meskipun penyerap tenaga kerja terbesar namun bukan menjadi sektor yang paling dominan karena hanya berkontribusi sebesar 14,78 persen. Sektor-sektor yang meningkat peranannya terhadap total PDRB adalah sektor tersier dimana sektor ini melibatkan teknologi tinggi yang terus berkembang. Di sisi lain, penggunaan PDRB sebagian besar digunakan untuk konsumsi rumah tangga sebesar 64,03 persen. Penggunaan berikutnya adalah pengeluaran untuk investasi atau pembentukan modal tetap bruto sebesar 29,56 persen.

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015

23


20

KEMISKINAN

Persentase Kemiskinan di Jawa Tengah Terus Menurun. Pada Tahun 2015 Persentase Penduduk Miskin Sebesar 13,58%

Tabel 20.1 Indikator Kemiskinan Jawa Tengah, Tahun 2014 - 2015

Kemiskinan merupakan permasalahan sosial yang sangat kompleks baik faktor penyebabnya maupun dampaknya. Jumlah penduduk miskin Maret 2015 sebesar 4.577,04 ribu menurun 5 persen dari Maret 2014. Sementara persentase penduduk miskin Maret 2014 sebesar 14,46 persen turun menjadi 13,58 persen pada Maret 2015.

Maret

Uraian

2014

2015

(2)

(3)

(1)

4.836,34 4.577,04

% Penduduk Miskin

14,46

13,58

Indeks Kedalaman Kemiskinan P1)

2,374

2,442

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

0,594

0,649

273.056

297.851

Garis Kemiskinan (Rp/Kap/bulan)

%

Komoditi

MAKANAN

%

35.44 Beras

Rokok

11.08 Rokok

8.34

Telur Ayam Ras

4.60 Tempe

4.38

Daging Ayam Ras

4.05 Telur Ayam Ras

4.29

Tempe

3.97 Mie Instan

3.75

Mie Instan

3.74 Tahu

3.65

Gula Pasir

3.50 Gula Pasir

3.60

Tahu

3.32 Daging Ayam Ras

2.56

Roti

2.67 Bawang Merah

2.43

Kue Basah

2.40 Kopi bubuk & instan

2.06

ht

tp :// j

Beras

39.67

BUKAN MAKANAN Perumahan

23.55 Perumahan

21.75

Bensin

11.63 Bensin

11.20

Listrik

10.25 Listrik

8.24

Pendidikan

9.32 Pendidikan

6.58

Perlengkapan Mandi

5.53 Perlengkapan Mandi

6.09

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

24

s.

bp

at en

Komoditi

Perdesaan

g.

Perkotaan

go

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

Tabel 20.2 Daftar Komoditi Dominan dalam Penentuan Garis Kemiskinan Jawa Tengah, Tahun 2014

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015

Nilai kedalaman kemiskinan (P1) yang menggambarkan seberapa jauh pengeluaran orang miskin terhadap garis kemiskinan juga menurun walaupun tidak terlalu banyak. Berbeda dengan nilai P1, nilai P2 atau keparahan kemiskinan yang menggambarkan disparitas antar orang miskin sedikit naik. Hal tersebut menggambarkan bahwa walaupun jumlah penduduk miskin semakin sedikit, akan tetapi ketimpangan pengeluaran antara penduduk miskin sedikit mengalami peningkatan.

.id

Jumlah Penduduk Miskin (000)

Garis Kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas untuk menentukan miskin atau tidaknya seseorang. Garis Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah naik sebesar 9,08 persen, yaitu dari Rp. 273.056,- per kapita per bulan pada Maret 2014 menjadi Rp. 297.851,per kapita per bulan pada Maret 2015 Kebutuhan akan makanan pokok yaitu beras memberikan pengaruh yang paling besar untuk menentukan besarnya garis kemiskinan, disusul kebutuhan sekunder yaitu perumahan. Cukup mengherankan, ternyata rokok kretek/filter memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap naiknya garis kemiskinan, meskipun rokok bukan merupakan kebutuhan pokok/primer.


21

PERBANDINGAN REGIONAL

Produksi Padi Jawa Tengah Tertinggi Ketiga Setelah Jawa Barat dan Jawa Timur Produksi Padi di Jawa Tengah Mampu Menyokong 13,6 % Produksi Padi Nasional

Tabel 21.1 Posisi Indeks Pembangunan Manusia, Jawa Tengah, 2013-2014 Tahun

Uraian

Ket

2013

2014

(2)

(3)

IPM Jawa Tengah

68,02

67,78

IPM Indonesia

68,31

68,90

IPM Tertinggi

78,08

78,39

DKI Jakarta

IPM Terendah

56,25

56,75

Papua

Peringkat IPM Jawa Tengah

13

13

Dari 34 provinsi

go

.id

(1)

(4)

bp

s.

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

ht

tp :// j

at en

g.

Bagaimana kualitas pembangunan manusia Jawa Tengah dibanding provinsi lain? Ternyata berdasarkan angka IPM, Jawa Tengah pada tahun 2014 menempati urutan ke 13 dari 34 provinsi di Indonesia. Selama dua tahun terakhir posisi tersebut tidak berubah. Jika dibandingkan dengan rata-rata angka nasional, IPM Jawa Tengah sedikit dibawah angka IPM Indonesia, meskipun selisihnya tidak terlalu signifikan. Provinsi dengan angka IPM tertinggi adalah DKI Jakarta dengan angka IPM pada tahun 2014 sebesar 78,39 dan yang terendah adalah Papua dengan angka IPM sebesar 56,75. Hal tersebut dimungkinkan karena DKI Jakarta memiliki fasilitas hidup seperti pendidikan, kesehatan, serta lapangan usaha yang lebih memadai sehingga mendukung tingginya angka IPM. Sebagai negara agraris dengan makanan pokok nasi, padi masih merupakan produk pertanian unggulan. Luas panen tanaman padi Jawa Tengah pada tahun 2014 mencapai 1,8 juta hektar dengan total produksi mencapai hampir 10 juta ton. Dengan produksi sebesar itu, Jawa Tengah mampu menyokong 13,6 persen produksi padi nasional. Jika dibandingkan dengan provinsi lain, luas panen dan jumlah produksi padi di Jawa Tengah berada pada peringkat ketiga. Akan tetapi jika dilihat dari produktivitasnya Jawa Tengah menempati posisi keenam setelah Bali, Jawa Timur, Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan DKI Jakarta.

Tabel 21.2 Posisi Luas Panen, Produktifitas dan Produksi Tanaman Padi, Jawa Tengah 2014 Luas Panen (Ha)

Produksi (Ton)

Produkti vitas (kw/ha)

(2)

(3)

(4)

1.800.908

9.648.104

53,57

Indonesia

13.793.640 70.831.753

51,35

Provinsi Tertinggi

2.072.822 12.398.312 (Jatim) (Jatim)

60,12 (Bali)

Uraian (1)

Jawa Tengah

Provinsi Terendah Peringkat Jawa Tengah

385 (Kepri)

1.403 (Kepri)

23,62 (Babel)

3

3

6

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015

25


Candi Prambanan

ht

tp :// j

at en

g.

bp

s.

go

.id

Candi Hindu terbesar di Indonesia, lokasinya terletak di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Sleman, Provinsi DIY dan Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.


.id go

ht

tp :// j

at en

g.

bp

s.

LAMPIRAN

Pagelaran Tari

Salah satu event pagelaran tari yang diadakan di kompleks Candi Prambanan. Di kompleks ini tiap tahunnya diselenggarakan pertunjukan Sendratari Ramayana, yang pesonanya telah mendunia.


ht

tp :// j

at en

g.

bp

s.

go

.id

Pengrajin Barongsai

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015

28


Tabel 1. Ringkasan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pemda Provinsi Jawa Tengah, 2013-2014 (ribu rupiah) Uraian 1. Pendapatan A. Pendapatan Asli Daerah

2014

13.343.358.328

15.157.460.004

8.212.800.641

9.916.358.231

6.716.170.095

8.213.117.978

69.972.596

79.475.023

263.267.978

291.844.276

4. Lain-lain PAD

1.163.389.972

1.331.920.955

B. Dana Perimbangan

2.467.814.629

2.542.626.745

714.432.750

659.530.316

2. Dana Alokasi Umum

1.670.859.369

1.803.931.189

3. Dana Alokasi Khusus

go

1. Pajak Daerah

2013

2. Retribusi Daerah

82.522.510

79.165.240

2.662.743.058

2.698.475.028

12.724.752.090

15.086.065.034

9.213.696.623

10.808.021.354

1.368.517.191

1.887.758.056

3.499.864.177

2.963.856.035

14.362.375

23.281.040

2.503.166.398

3.263.403.899

1.825.598.247

2.456.660.239

2.188.235

8.211.750

3.511.055.467

4.278.043.680

373.148.196

309.678.432

2.143.166.751

2.397.685.838

994.740.520

1.570.679.411

3. Bagian Laba Usaha Daerah

.id

1. Bagi Hasil Pajak & Bukan Pajak

s.

C. Pendapatan lainnya

bp

2. Belanja Daerah

g.

A. Belanja Tidak Langsung 2. Belanja Hibah 3. Belanja Bantuan Sosial

tp :// j

4. Belanja Bagi Hasil Kepada Kab/Kota 5. Belanja Bantuan Keuangan B. Belanja Langsung

ht

6. Belanja Tak Terduga

at en

1. Belanja Pegawai

1. Belanja Pegawai

2. Belanja Barang & Jasa 3. Belanja Modal Sumber : BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015

29


Tabel 2. Luas Wilayah, Jumlah Kecamatan, Jumlah Desa dan Kelurahan, 2014 Luas (km2)

Wilayah

Desa

Kelurahan

Total

2.138,51

24

269

15

284

02. Kab. Banyumas

1.327,59

27

301

30

331

03. Kab. Purbalingga

777,65

18

224

15

239

04. Kab. Banjarnegara

1.069,74

20

266

12

278

05. Kab. Kebumen

1.282,74

26

449

11

460

06. Kab. Purworejo

1.034,82

16

469

25

494

07. Kab. Wonosobo

984,68

15

236

29

265

08. Kab. Magelang

1.085,73

21

367

5

372

09. Kab. Boyolali

1.015,07

19

261

6

267

10. Kab. Klaten

655,56

26

391

10

401

11. Kab. Sukoharjo

466,66

12

150

17

167

12. Kab. Wonogiri

1.822,37

25

251

43

294

13. Kab. Karanganyar

772,20

17

162

15

177

14. Kab. Sragen

946,49

20

12

208

19

273

7

280

24

295

287

7

294

1.491,20

21

401

5

406

at en

1.794,40

22. Kab. Semarang 23. Kab. Temanggung

9

123

9

132

16

184

11

195

897,43

14

243

6

249

946,86

19

208

27

235

tp :// j

21. Kab. Demak

425,17

1.004,16

ht

20. Kab. Jepara

go

271

14

16. Kab. Blora

19. Kab. Kudus

s.

bp 16

1.014,10

1.975,85

g.

196

15. Kab. Grobogan

18. Kab. Pati

.id

01. Kab. Cilacap

17. Kab. Rembang

870,23

20

266

23

289

24. Kab. Kendal

1.002,27

20

266

20

286

25. Kab. Batang

788,95

15

239

9

248

26. Kab. Pekalongan

836,13

19

272

13

285

27. Kab. Pemalang

1.011,90

14

211

11

222

28. Kab. Tegal

879,70

18

281

6

287

29. Kab. Brebes

1.657,73

17

292

5

297

30. Kota Magelang

18,12

3

-

17

17

31. Kota Surakarta

44,03

5

-

51

51

32. Kota Salatiga

52,96

4

-

23

23

33. Kota Semarang

373,67

16

-

177

177

34. Kota Pekalongan

44,96

4

-

27

27

35. Kota Tegal

34,49

4

-

27

27

573

7.809

750

8.559

JUMLAH

30

Jumlah Desa dan Kelurahan

Jumlah Kecamatan

32.544,12

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015


Tabel 3. Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota, 2010–2014 Wilayah

2010

2011

2012

2013*)

2014*)

01. Kab. Cilacap

64,18

64,73

65,72

66,80

67,25

02. Kab. Banyumas

66,87

67,45

68,06

68,55

69,25

03. Kab. Purbalingga

63,61

64,33

64,94

65,53

66,23

04. Kab. Banjarnegara

60,70

61,58

62,29

62,84

63,15

05. Kab. Kebumen

63,08

64,05

64,47

64,86

65,67

68,16

69,11

69,40

69,77

70,12

62,50

63,07

64,18

64,57

65,20

08. Kab. Magelang

63,28

64,16

64,75

65,86

66,35

68,76

69,14

69,51

69,81

70,34

70,76

71,16

71,71

72,42

73,19

11. Kab. Sukoharjo

71,53

72,34

72,81

73,22

73,76

12. Kab. Wonogiri

63,90

64,75

65,75

66,40

66,77

15. Kab. Grobogan

64,56

65,41

63,02 64,53

18. Kab. Pati

65,13

22. Kab. Semarang 23. Kab. Temanggung

63,88

73,89 70,52

66,39

67,43

67,77

64,70

65,37

65,84

66,03

66,84

67,40

65,71

66,13

66,47

66,99

69,89

70,57

71,58

72,00

67,63

68,45

69,11

69,61

66,02

66,84

67,55

68,38

68,95

69,58

70,35

70,88

71,29

71,65

tp :// j

21. Kab. Demak

69,22

73,33 69,95

66,76

ht

19. Kab. Kudus 20. Kab. Jepara

72,26

68,91

65,36

at en

16. Kab. Blora 17. Kab. Rembang

go

71,00 68,12

bp

70,31 67,67

g.

13. Kab. Karanganyar 14. Kab. Sragen

.id

09. Kab. Boyolali 10. Kab. Klaten

s.

06. Kab. Purworejo 07. Kab. Wonosobo

63,08

64,14

64,91

65,52

65,97

24. Kab. Kendal

66,23

66,96

67,55

67,98

68,46

25. Kab. Batang

61,64

62,59

63,09

63,60

64,07

26. Kab. Pekalongan

63,75

64,72

65,33

66,26

66,98

27. Kab. Pemalang

58,64

59,66

60,78

61,81

62,35

28. Kab. Tegal

61,14

61,97

62,67

63,50

64,10

29. Kab. Brebes

59,49

60,51

60,92

61,87

62,55

30. Kota Magelang

73,99

74,47

75,00

75,29

75,79

31. Kota Surakarta

77,45

78,00

78,44

78,89

79,34

32. Kota Salatiga

78,35

78,76

79,10

79,37

79,98

33. Kota Semarang

76,96

77,58

78,04

78,68

79,24

34. Kota Pekalongan

68,95

69,54

69,95

70,82

71,53

35. Kota Tegal

69,33

70,03

70,68

71,44

72,20

JUMLAH

66,08

66,64

67,21

68,02

68,78

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015

31


Tabel 4. Banyaknya Sekolah, Murid dan Guru Menurut Jenjang Pendidikan, Jawa Tengah, 2009/2010–2014/2015 Uraian

2009/2010

2010/2011

2011/2012

2012/2013

2014/2015

37.722

38.128

39.150

39.789

39.514

TK

12.974

13.482

14.377

14.550

14.467

SD

18.795

18.574

18.496

18.619

19.405

SLTP

3.058

3.090

3.187

3.455

3.381

SLTA & SMK

1.982

2.051

2.159

2.193

2.261

5.862.878

5.833.907

5.887.537

6.044.306

5.916.984

Jumlah Sekolah

519.412

525.584

605.493

635.513

625.988

3.044.455

2.916.170

2.916.170

2.917.195

3.002.961

SLTP

1.225.410

1.228.434

1.234.150

1.282.766

1.273.962

SLTA & SMK

896.686

932.874

950.053

996.032

1.014.073

Jumlah Guru

402.345

420.259

416.200

430.746

402.482

TK

43.798

46.168

46.228

48.987

45.323

SD

175.449

189.329

185.285

191.303

188.222

SLTP

81.116

81.259

80.848

83.826

81.583

SLTA & SMK

89.545

90.322

90.785

91.886

87.354

32

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015

go s.

bp

at en

ht

tp :// j

Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

.id

TK SD

g.

Jumlah Murid


Tabel 5. Peserta KB Aktif Menurut Metode Kontrasepsi, (dalam ribu akseptor) Jawa Tengah, 2010–2014 Uraian

2010

2011

2012

2013

2014

427.226

439.687

471.560

474.292

463.371

MOP

60.062

58.316

57.385

54.882

52.296

MOW

287.570

287.911

294.512

291.928

282.427

Susuk

487.002

519.973

563.934

592.714

609.611

Suntik

2.935.640

3.017.353

3.060.828

3.038.341

3.008.402

862.557

843.122

835.365

812.054

767.448

AKDR/IUD

Pil Jumlah

95.704

119.166

119.992

124.003

123.213

5.155.761

5.285.530

5.403.576

5.388.214

5.307.068

.id

Kondom

ht

tp :// j

at en

g.

bp

s.

go

Sumber : BKKBN Provinsi Jawa Tengah

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015

33


Uraian

2012

2013

2014

17.026.107

17.513.488

17.524.022

17.547.026

15.822.765

16.531.395

16.469.960

16.550.682

b. Pengangguran

1.203.342

982.093

1.054.062

996.344

2. Bukan Angkatan Kerja

7.244.607

7.062.143

7.357.786

7.634.941

a. Sekolah

1.697.753

1.735.985

1.526.977

1.949.253

b. Mengurus RT

4.275.920

4.167.367

4.436.765

4.361.129

c. Lainnya

1.270.934

1.158.791

1.394.044

1.324.559

24.270.714

24.575.631

24.881.808

25.181.967

4. TPAK

70,15

71,26

70,43

69,68

5. TPT

7,07

6,01

5,68

1. Angkatan Kerja a. Bekerja

5,61

s.

3. Jumlah Penduduk 15+

.id

2011

go

Tabel 6. Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan Utama, Jawa Tengah, 2011–2014

g.

bp

Sumber : Sakernas, BPS Provinsi Jawa Tengah

at en

Tabel 7. Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, Jawa Tengah, 2011–2014 2011

2012

2013

2014

5.487.500

5.284.151

5.173.387

5.173.986

108.710

119.857

88.895

115.201

3.076.274

3.385.855

3.104.519

3.173.217

4. Bangunan

1.099.303

1.222.297

966.353

1.269.113

5. Perdagangan

3.289.426

3.547.127

3.694.115

3.715.488

6. Transportasi & Komunikasi

557.398

554.832

617.669

587.391

7. Keuangan

260.863

286.934

314.879

322.402

8. Jasa

2.009.229

2.207.524

2.510.143

2.193.884

Jumlah

15.888.703

16.608.577

16.469.960

16.550.682

tp :// j

Sektor 1. Pertanian 3 Industri

ht

2. Pertambangan, Galian, Listrik, Gas dan Air Bersih

Sumber : Sakernas, BPS Provinsi Jawa Tengah

34

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015


Tabel 8. Produksi Tanaman Bahan Makanan, (ribu ton), Jawa Tengah, 2010–2014 Jenis Tanaman

2010

2011

2012

2013

2014

10.111

9.392

10.233

10.345

9.648

2. Jagung

3.059

2.773

3.042

2.931

3.052

3. Kedelai

188

112

152

99

125

4. Kacang Tanah

161

122

144

128

120

1. Padi

5. Kacang Hijau

78

117

111

64

96

6. Ubi Kayu

3.876

3.501

3.848

4.090

3.978

7. Ubi Jalar

138

158

167

184

179

g.

bp

s.

go

.id

Sumber : Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Tengah

2011

2012

2013

2014

15.152

15.872

17.763

15.559

13.462

1.554.458

1.937.551

2.051.407

1.500.077

1.592.638

122.489

149.931

154.398

103.794

122.566

111.097

75.674

79.667

62.032

66.860

05. Kambing

3.691.096

3.724.452

3.889.878

3.922.159

3.957.917

06. Domba

2.146.760

2.226.709

2.429.132

2.458.303

2.395.671

150.821

150.292

163.377

158.883

136.495

01. Kuda 02. Sapi Potong 03. Sapi Perah 04. Kerbau

07. Babi

tp :// j

2010

ht

Sektor

at en

Tabel 9. Populasi Ternak di Jawa Tengah, 2010–2014 (ekor)

Sumber : BPS Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015

35


Tabel 10. Produksi Perikanan Jawa Tengah, 2012-2014 Produksi (ton)

Jenis Ternak Perikanan Laut

Nilai (ribu rupiah)

236.424,4

1.507.514.769,0

Perikanan Darat

268.134,7

1.043.714.418,1

a. Budidaya

249.612,2

812.373.547,6

18.522,4

231.340.870,5

Jumlah 2014

504.559,1

2.551.229.187,1

2013

618.982,3

6.961.327.196,9

2012

532.726,9

4.883.069.948,7

b. Perairan Umum

bp

s.

go

.id

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah

2010

Bank Konvensional BPR

ht

Bank Syariah BPR Total Bank Umum BPR Sumber : Bank Indonesia Semarang

36

2012

2013

2014

313

314

311

304

306

49

51

51

53

54

264

263

260

251

252

25

30

31

33

35

6

7

8

9

10

19

23

23

24

25

338

344

342

337

341

55

58

59

62

64

283

286

283

275

277

tp :// j

Bank Umum

Bank Umum

2011

at en

Jenis Bank

g.

Tabel 11. Jumlah Bank Menurut Jenisnya, Jawa Tengah, 2010–2014

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015


Tabel 12. Posisi Dana Simpanan Masyarakat pada Bank Umum dan BPR, Jawa Tengah, 2010-2014 (milyar rupiah) Uraian

2010

2011

2012

2013

2014

Giro

13.983.747

16.513.012

20.791.556

23.050.431

23.785.838

Tabungan

55.991.746

68.942.373

83.950.899

95.704.718

101.957.564

Deposito

42.098.912

47.171.087

47.703.132

60.565.177

73.474.457

Jumlah

112.074.405

132.626.472

152.445.587

179.320.326

199.217.859

ht

tp :// j

at en

g.

bp

s.

go

.id

Sumber : Bank Indonesia Semarang

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015

37


Tabel 13. Indeks Harga Konsumen 6 Kota dan Jawa Tengah, 2014 Indeks Harga Konsumen (2012=100) Bulan

Cilacap Purwokerto

Kudus

Surakarta

Semarang

Tegal

Jateng

Januari

135,62

126,11

136,25

135,30

0,99

1,33

1,63

Februari

136,84

127,41

136,79

135,61

0,90

1,03

0,40

Maret

138,14

129,23

137,39

135,76

0,95

1,43

0,44

April

137,54

128,89

137,15

135,71

-0,43

-0,26

-0,17

Mei

137,30

128,08

137,23

135,26

-0,17

-0,63

0,06

Juni

138,48

129,56

139,26

136,33

0,86

1,16

1,48

Juli

143,32

134,63

143,21

139,58

3,50

3,91

2,84

135,24

144,75

142,35

133,41

143,72

142,14

Oktober

144,39

133,94

144,98

November

144,99

134,34

145,04

Desember

145,29

134,81

145,46

0,45

1,08

-1,35

-0,71

141,86

0,12

0,40

0,88

141,65

0,42

0,30

0,04

142,05

0,21

0,35

0,29

s.

bp

at en

g.

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

1,25

-0,61

.id

145,11 144,22

go

Agustus September

Januari Februari

Cilacap Purwokerto

ht

Bulan

tp :// j

Tabel 14. Laju Inflasi 6 Kota dan Jawa Tengah, 2014

Kudus

Surakarta

Semarang

Tegal

Jateng

0,79

0,82

1,67

1,22

0,90

0,75

1,00

0,57

0,51

0,11

0,28

0,24

0,79

0,33

Maret

-0,16

0,29

0,42

0,27

0,27

0,20

0,25

April

-0,09

-,0,08

-0,36

-0,15

-0,04

-0,37

-0,12

Mei

0,33

0,08

0,36

0,25

0,25

0,01

0,24

Juni

1,07

0,48

0,52

0,51

0,85

0,60

0,73

Juli

1,33

0,82

0,81

0,59

0,62

0,79

0,72

Agustus

0,52

0,43

0,58

0,46

0,41

0,57

0,45

September

0,07

-0,24

-0,03

0,11

0,41

0,18

0,22

Oktober

0,19

0,41

0,43

0,46

0,55

0,95

0,52

November

1,52

1,38

1,31

1,47

1,35

1,05

1,36

Desember

1,77

2,00

2,47

2,28

2,40

1,66

2,25

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

38

Laju Inflasi (%)

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015


2011

2012

2013

2014

Jumlah Hotel

1.344

1.368

1.441

1.463

1.528

Bintang

119

131

139

166

186

1.225

1.237

1.302

1.297

1.342

33,92

32,75

38,50

36,11

35,82

Bintang

41,23

43,93

47,31

48,12

43,01

Non Bintang

30,39

28,53

30,31

30,86

32,12

1,95

2,03

1,91

1,94

1,88

Bintang

1,86

2,02

1,84

1,83

1,79

Non Bintang

2,00

2,04

2,01

2,02

1,95

Non Bintang Tingkat Penghunian Kamar

s.

Tingkat Penghunian Ganda Kamar

go

2010

.id

Tabel 15. Jumlah Hotel, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) dan Tingkat Penghunian Ganda Kamar (TPGK), Jawa Tengah, 2010–2014

g.

bp

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

2010

2011

2012

2013

2014

5.669,2

5.983,9

6.466,1

6.623,6

6.774,1

1.416,8

1.729,1

1.842,0

2.112,4

2.364,1

4.252,3

4.119,9

4.624,1

4.527,3

4.410,1

84,6

86,2

106,9

109,7

142,5

Bintang

54,1

60,7

61,4

64,9

66,4

Non Bintang

30,4

43,2

45,4

31,3

76,1

1,24

1,30

1,36

1,29

1,34

Bintang

1,47

1,57

1,53

1,52

1,47

Non Bintang

1,16

1,18

1,18

1,18

1,26

1,69

1,61

1,65

1,55

1,63

Bintang

2,01

1,94

1,83

1,88

1,73

Non Bintang

1,00

1,15

1,05

1,07

1,54

1,23

1,30

1,36

1,29

1,34

Bintang

1,49

1,58

1,54

1,53

1,48

Non Bintang

1,15

1,18

1,18

1,18

1,27

Bintang Non Bintang

ht

Wisatawan Nusantara

tp :// j

at en

Tabel 16. Jumlah Wisatawan Domestik dan Mancanegara yang Menginap di Hotel dan Rata-rata Lama Menginap (RLM), Jawa Tengah, 2010–2014 (ribu orang)

Wisatawan Mancanegara

RLM Wisatawan Nusantara

RLM Wisatawan Mancanegara

RLM Wisatawan Total

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015

39


Tabel 17. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku, Jawa Tengah, 2012–2014 (Juta Rupiah) 2012

2013*

2014**

A. Pertanian, Kehutanan & Perikanan

119.706.873,00

131.671.708,10

136.857.715,57

B. Pertambangan & Penggalian

107.478.359,09

118.043.860,99

121.818.274,76

C. Industri Pengolahan

263.739.825,69

294.967.770,03

336.070.886,49

D. Pengadaan Listrik & Gas

744.856,32

769.236,87

793.869,18

E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

551.254,05

567.119,85

601.324,81

76.406.869,31

83.050.225,58

93.449.794,27

107.277.971,96

115.898.590,65

124.378.284,73

G. Perdagangan Besar & Eceran, Reparasi Mobil & Sepeda Motor

21.186.103,88

I. Penyediaan Akomodasi & Makan Minum

22.358.360,11

J. Informasi & Komunikasi

24.438.253,81

K. Jasa Keuangan & Asuransi L. Real Estate

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah *) Angka sementara; **) Angka sangat sementara

40

27.991.031,86

25.807.431,65

28.403.004,43

21.440.930,75

23.426.201,34

25.667.346,67

12.235.486,91

13.319.138,87

15.037.136,02

bp

ht

Q. Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial Jumlah

24.581.306,68

g. tp :// j

O. Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

R, S, T, U. Jasa Lainnya

27.484.359,88

2.297.342,02

2.701.391,30

3.027.946,62

22.918.633,68

24.638.141,86

26.406.083,80

28.271.767,29

33.525.590,18

38.656.225,29

5.759.471,81

6.489.260,41

7.535.882,60

10.460.793,76

11.812.509,48

13.680.625,75

754.529.436,05

832.953.579,11

925.662.692,21

at en

M, N. Jasa Perusahaan

P. Jasa Pendidikan

23.658.240,70

s.

H. Transportasi & Pergudangan

go

F. Konstruksi

.id

Kategori

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015


Tabel 18. PDRB Atas Dasar Harga Konstan, Jawa Tengah, 2012–2014 (Juta Rupiah) Kategori A. Pertanian, Kehutanan & Perikanan B. Pertambangan & Penggalian C. Industri Pengolahan

2012

2013*

2014**

106.536.703,12

109.252,110,52

106.029.380,88

13.745.874,30

14.594.164,04

15.542.648,84

241.528.855,93

254.519.318,92

274.971.473,26

751.160,19

814.722,94

836.739,65

E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

547.794,91

549.040,43

567.980,08

70.034.622,63

73.465.919,37

76.681.876,60

101.058.608,68

105.755.306,31

110.357.193,58

G. Perdagangan Besar & Eceran, Reparasi Mobil & Sepeda Motor

20.818.468,63

I. Penyediaan Akomodasi & Makan Minum

20.871.604,64

J. Informasi & Komunikasi

24.690.219,27

K. Jasa Keuangan & Asuransi L. Real Estate

Q. Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial

ht

Jumlah

21.802.570,03

23.465.641,09

26.663.583,07

30.130.161,63

18.588.738,12

19.389.724,91

20.207.820,52

11.934.423,12

12.853.218,11

13.776.863,55

bp

g. tp :// j

O. Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

R, S, T, U. Jasa Lainnya

24.802,180,75

2.087.130,46

2.340.118,41

2.534.615,61

20.373.579,95

20.912.828,39

21.075.646,55

22.760.883,69

24.930.587,31

27.466.220,07

4.959.375,94

5.312.609,80

5.907.510,61

10.055.072,38

10.983.732,86

11.917.818,01

691.343.115,96

726.899.706,38

766.271.771,27

at en

M, N. Jasa Perusahaan

P. Jasa Pendidikan

22.760.150,96

s.

H. Transportasi & Pergudangan

go

F. Konstruksi

.id

D. Pengadaan Listrik & Gas

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015

41


Tabel 19. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku, Jawa Tengah, 2012–2014 (%) Kategori A. Pertanian, Kehutanan & Perikanan B. Pertambangan & Penggalian C. Industri Pengolahan

2013*

2014**

15,87

15,81

14,78

1,95

1,93

2,12

34,95

35,41

36,31

0,10

0,09

0,09

E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

0,07

0,07

0,06

F. Konstruksi

10,13

9,97

10,10

G. Perdagangan Besar & Eceran, Reparasi Mobil & Sepeda Motor

14,22

13,91

13,44 2,97

I. Penyediaan Akomodasi & Makan Minum

2,96

2,95

3,02

J. Informasi & Komunikasi

3,24

3,10

3,07

K. Jasa Keuangan & Asuransi

2,84

2,81

2,77

1,62

1,60

1,62

0,30

0,32

0,33

3,04

2,96

2,85

3,75

4,02

4,18

Q. Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial

0,76

0,78

0,81

R, S, T, U. Jasa Lainnya

1,39

1,42

1,48

100,00

100,00

100,00

s.

2,81

g. ht

Jumlah

tp :// j

O. Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

at en

M, N. Jasa Perusahaan

P. Jasa Pendidikan

go

2,84

bp

H. Transportasi & Pergudangan

.id

D. Pengadaan Listrik & Gas

L. Real Estate

42

2012

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015


Tabel 20. Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan, Jawa Tengah, 2012–2014 (%) Kategori A. Pertanian, Kehutanan & Perikanan B. Pertambangan & Penggalian C. Industri Pengolahan

2012

2013*

2014**

106.536.703,12

109.252,110,52

106.029.380,88

13.745.874,30

14.594.164,04

15.542.648,84

241.528.855,93

254.519.318,92

274.971.473,26

751.160,19

814.722,94

836.739,65

E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

547.794,91

549.040,43

567.980,08

70.034.622,63

73.465.919,37

76.681.876,60

101.058.608,68

105.755.306,31

110.357.193,58

G. Perdagangan Besar & Eceran, Reparasi Mobil & Sepeda Motor

20.818.468,63

I. Penyediaan Akomodasi & Makan Minum

20.871.604,64

J. Informasi & Komunikasi

24.690.219,27

K. Jasa Keuangan & Asuransi L. Real Estate

ht

Q. Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial Jumlah

21.802.570,03

23.465.641,09

26.663.583,07

30.130.161,63

18.588.738,12

19.389.724,91

20.207.820,52

11.934.423,12

12.853.218,11

13.776.863,55

bp

g. tp :// j

O. Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

R, S, T, U. Jasa Lainnya

24.802,180,75

2.087.130,46

2.340.118,41

2.534.615,61

20.373.579,95

20.912.828,39

21.075.646,55

22.760.883,69

24.930.587,31

27.466.220,07

4.959.375,94

5.312.609,80

5.907.510,61

10.055.072,38

10.983.732,86

11.917.818,01

691.343.115,96

726.899.706,38

766.271.771,27

at en

M, N. Jasa Perusahaan

P. Jasa Pendidikan

22.760.150,96

s.

H. Transportasi & Pergudangan

go

F. Konstruksi

.id

D. Pengadaan Listrik & Gas

Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah 2015

43


.id go s. g.

bp

Taman Sriwedari

ht

tp :// j

at en

Kompleks taman yang terletak di tengah Kota Surakarta (Solo) ini sejak era Pakubuwana X menjadi tempat diselenggarakannya tradisi hiburan malam Selikuran. Di kompleks ini juga terdapat Stadion Sriwedari (sekarang Stadion R. Maladi) yang menjadi lokasi penyelenggaraan PON I pada tahun 1948.

Moda transportasi tradisional yang sampai sekarang masih dilestarikan. Becak mampu menjadi daya tarik wisata tersendiri. Bahkan seringkali dimanfaatkan pada event-event budaya.

Becak


g. bp

at en

tp :// j

ht

s. g

id

o.


g. bp

at en

tp :// j

ht

s. g

id

o.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.