Imagz #9

Page 1

Edisi #9

Wawancara Psikologi Dalam Dunia Kerja Menurut Ahli Kajian Tema

Dua Sejoli: HRD Love PIO Review Buku Kedai 1001 Mimpi Cerpen Menunggumu Puisi Tegarkanku Mencari Rasa Syukur

Tokoh Mario Teguh Artikel Human Resource Development What’s On ILMPI

Program Rumah Anak untuk Desa Binaan Review Film Spare Parts


Salam Redaksi Assalamualaikum wr, wb. Salam, I-reader! Psikologi dapat dikatakan salah satu cabang ilmu yang masih awam di Indonesia dan baru populer beberapa tahun belakangan. Banyak yang masih bingung, apa saja peranan psikologi dan hal-hal yang bisa dilakukan lulusan psikologi nantinya di dunia kerja. Sehubungan dengan akan dimulainya tahun ajaran baru, I-Magz edisi 9 akan mengupas sejauh mana peranan psikologi di dunia kerja, dan apa saja yang dapat dilakukan oleh lulusan psikologi nantinya di dunia kerja. I-Magz 9 juga menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidang psikologi industri. Akhir kata, bertepatan dengan berakhirnya bulan suci Ramadhan, kami segenap tim redaksi ILMPI Magazine mengucapkan “Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1437H� bagi yang merayakan Taqabballahu minna wa minkum, taqabbal yaa kariim. Wassalammu’alaikum wr., wb.

Salam hangat, Alifia S. Oktriwina

Cover Story Ilmu psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Bagi dunia kerja, ilmu psikologi juga mempelajari tingkah laku manusia dalam prosesnya. Adanya peranan psikologi dalam dunia kerja diharapkan mampu membuat individu yang bekerja menjadi lebih baik lagi dan memaksimalkan kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu. Prayudha Aditama

2

Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia Magazine | Edisi #9







Dua Sejoli: HRD Love PIO Ilmu Psikologi adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala tingkah laku manusia. Bagi orang awam, Psikologi dianggap ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari kejiwaan. Pada dasarnya, Psikologi berfokus tingkah laku manusia. Dalam Ilmu Psikologi terdapat berbagai macam cabang keilmuan seperti Psikologi Klinis, Psikologi Sosial, Psikologi Pendidikan, Psikologi Industri dan Organisasi, dan berbagai cabang lainnya. Masing-masing bidang keilmuan memiliki fokus kajian sendiri sesuai dengan nama dan pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari. Era modern seperti sekarang yang rentan akan terjadinya stres, mulai dari masalah keluarga sampai pekerjaan yang berpotensi memberikan tekanan pada manusia. Semakin sering manusia menerima tekanan-tekanan dari luar dirinya, serta konflik dari permasalahannya yang kompleks, maka semakin tinggi pula angka stres yang akan terjadi. Perkembangan zaman berjalan dengan cepat, bahkan lepas kontrol sangat rentan terjadi apabila tidak ada pranata yang mengakomodir kendali lajunya. Berbagai bidang keilmuan mulai mengambil perannya masing-masing, tanpa terkecuali ilmu Psikologi. Kehidupan manusia pada umumnya tidak pernah lepas dari dunia Psikologi, setiap pergerakannya dapat dimaknai secara seksama oleh ilmu Psikologi. Misalnya tingkah laku manusia dengan pekerjaannya, dalam hal ini ilmu Psikologi yang memiliki peran pada bidang pekerjaan adalah Psikologi industri dan organisasi. Dalam bidang ini, Psikologi memunculkan perannya serta berfokus pada penerapan-penerapan ilmu Psikologi dalam perusahaan, seperti sumber daya manusia dan perilaku organisasi. Psikologi industri dan organisasi memberikan pengetahuan terhadap individu dalam menurunkan masalah pekerjaannya. Peran Psikologi dalam dunia kerja lebih berfokus pada Human Resource Development (HRD) dengan psikolog industri-organisasi didalmnya. Sebagian besar perusahaan sudah memiliki HRD, namun ada pula yang tidak memilikinya tetapi menerapkan sistem seperti HRD pada bagiannya. Tugas dasar HRD adalah mengolah sumber daya manusia, sejak open recruitment sampai dengan penempatan dan pendampingan kerja. Para psikolog industri-organisasi berupaya meningkatkan kepentigan individu dalam pekerjaannya dengan cara tertentu. Karena dalam dunia kerja sebagai individu yang khususnya bekerja, sangat memerlukan kondisi dimana sebuah pekerjaan itu sesuai dengan minat dan latar belakangnya. Seorang individu memerlukan cara atau metode yang sesuai dengan skill yang dimilikinya dalam melakukan sebuah pekerjaan. Apabila individu tidak memiliki motede tersebut, bukan tidak mungkin akan menurunkan etos kerjanya.

8

Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia Magazine | Edisi #9


Secara jelasnya peran Psikologi dalam dunia kerja sebagai tolok ukur etos kerja karyawan atau pelaku pekerjaan, sebagai asesmen individu dalam bidang kerjanya, serta sebagai sarana penentuan kenyamanan dalam kerja sesuai dengan keinginan dan kemampuan yang dimiliki. Pada era ini, keberadaan HRD sangat diperlukan oleh perusahaan-perusahaan untuk memberikan peranan bagi pengembanagn manajemen sumber daya manusia. Selain itu juga, kontribusi Psikologi industri-organisasi juga turut berperan dalam memberikan desain pelatihan kerja serta struktur organisasi.

What training do you have

HUMAN RESOURCES DEVELOPMENT

I have a degree, two diplomas ...

Seiring dengan perkemba ngan zaman serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut sumber daya manusia untuk lebih berkualitas agar mampu bersaing dalam kancah manapun, khususnya dalam persaingan dunia kerja. Semua pekerjaan harus berdasarkan ilmunya, serta memiliki ketrampilan sebagai menjadi modalnya. Manusia akan dianggap mampu dalam bekerja apabila memenuhi kriteria yang sesuai dengan posisi kerjanya. Sehingga akan terjadi sinergisitas yang signifikan antar kemampuan yang dimiliki dengan lingkungan tempat ia bekerja. Menjalankan sebuah tugas membutuhkan ketepatan dan juga kecepatan kerja agar mampu produktif. Bagaimana meningkatkan kinerja dan produktfitas kerja? Untuk menjawab pertanyaan ini diperlukan analisa yang matang serta penelitian yang jujur, salah satunya dengan menggunakan Ilmu Psikologi, produktifitas kerja dapat dideteksi. Psikologi Industri dan Organisasi memberikan kontribusi penting dalam penelitian kerja. Mengidentifikasi permasalahan dunia kerja yang mungkin saja diakibatkan oleh faktor psikologis. Tidak dapat dipungkiri bahwa permasalahan fisik atau ketidaktepatan produktifitas kerja juga dipengaruhi oleh kondisi psikologis sumber daya manusianya. Karena ada beberapa faktor penting yang menjadi karakteristik pekerja yang sukses secara psikologis, yaitu selft confidence, originality, task oriented, future oriented, risk tasking, dan people oriented. Pada dasarnya, peran psikologi dalam dunia kerja tidak lepas dari pengelolaan sumber daya manusia. Karena posisi HRD dan PIO yang tidak dapat dipisahkan, keduanya merupakan dua pilar dalam bidang personalia sebuah perusahaan. Tugas pokok HRD bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pengembangan SDM, serta bertanggung jawab atas hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pembinaan government dan industrial. Sementara PIO memberikan perhatian khusus pada permasalahan individu dalam perusahaan yang menyangkut penggunaan sumber daya manusia dan perilaku organisasi. Kontributor Editor Ilustrator Layouter

: Riza Ma’rifatuz Zakiyyah (STAIN Kediri) : Ghazali Fauzia (Universitas Brawijaya, Malang) : Sidik Utomo (Universitas Mercu Buana Jakarta) : Yudha Pratama (Universitas Sriwijaya) Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia Magazine | Edisi #9

9


Human Resource Development Dunia kerja merupakan tempat seseorang untuk mengaktualisasikan keterampilan yang dimiliki, dan juga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bidang-bidang keilmuan sudah banyak memberikan sumbangan terhadap dunia kerja, salah satunya yaitu psikologi. Psikologi telah memberikan kontribusi besar dalam dunia kerja, salah satunya yaitu dengan adanya pekerjaan sebagai Human Resource Development (HRD). Selain HRD, psikologi juga membekali seseorang dalam kesiapan mentalnya saat terjun dalam dunia kerja. Karena, persaingan untuk bekerja di Indonesia sangatlah sulit, disebabkan banyaknya penduduk di Indonesia.

HRD adalah orang yang mengerti, memahami, dan menguasai salah satu cabang dari keilmuan psikologi yaitu Psikologi Industri dan Organisasi yang biasanya disingkat dengan PIO. Karena peran, tugas, fungsi, dan tanggung jawab seorang HRD memang berada dalam kajian keilmuan PIO tersebut. Oleh sebab itu, seorang HRD seharusnya adalah seorang sarjana Psikologi Industri dan Organisasi. Disinilah dapat terlihat bahwa psikologi juga memberikan kontribusi yang besar dalam dunia kerja, yaitu salah satunya dengan adanya profesi HRD. Hampir di setiap perusahaan membutuhkan HRD. Entah itu dari perusahaan kecil sampai perusahaan besar, dari pemerintahan maupun swasta, semua membutuhkan HRD. Oleh karena itu, HRD ini paling banyak menyumbang kemana lulusan psikologi dapat bekerja. HRD dalam beberapa industri ada beberapa penyebutan misalnya Human Resources Management (HRM), Human Capital (HC), dan lain sebagainya. Bidang pekerjaannya adalah meng-handle yang berkaitan dengan sumber daya manusia yang ada di perusahaan.

Peranan HRD dalam suatu perusahaan atau organisasi sangat penting, karena HRD bertugas untuk menyeleksi, meningkatkan, dan memberikan kompensasi terhadap semua pegawai atau karyawan di perkantoran atau di sebuah perusahaan. HRD juga bertanggung jawab dalam mengatasi berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, buruh, pegawai, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Tugas yang dijalankan oleh HRD mulai dari persiapan dan seleksi tenaga kerja (Preparation and Selection), pengembangan dan evaluasi karyawan (Development and Evaluation), dan pemberian kompensasi dan proteksi pada pegawai.

10

Dalam penyeleksian karyawan, ada 2 hal penting yang harus diperhatikan oleh seorang HRD. Pertama, faktor internal, faktor internal dalam persiapan penyeleksian karyawan yaitu meliputi jumlah kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi, departemen terkait, dan lain sebagainya. Kedua, faktor eksternal, meliputi hukum ketenagakerjaan, kondisi tenaga kerja, dan lain sebagainya. Kedua faktor tersebut adalah tahap awal dalam persiapan penyeleksian tenaga kerja.

Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia Magazine | Edisi #9


HRD

Kontributor: Fadhil Anriva Maulana (IAIN Imam Bonjol Padang) Editor: Bonita Sandika Budi (Universitas Muhammadiyah Purwokerto) Ilustrator: Juniarto Eko W (Universitas Muhammadiyah Surakarta) Layouter: Yudha Pratama (Universitas Sriwijaya)

Pengembangan dan Evaluasi karyawan. Agar tenaga kerja atau karyawan dapat berkontribusi secara maksimal terhadap perusahaan atau organisasi, maka ia harus menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Proses pengembangan dan evaluasi karyawan dilakukan sebagai sebuah pembekalan agar tenaga kerja dapat lebih menguasai dan ahli di bidangnya, serta meningkatkan kinerja yang ada. Pengembangan tersebut dapat berupa memberikan pelatihan terhadap karyawan.

Pemberian kompensasi dan proteksi pada karyawan. Kompensasi adalah imbalan atau upah atas kontribusi kerja pegawai secara teratur dari organisasi atau perusahaan. Pemberian kompensasi harus tepat dan sesuai dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada lingkungan eksternal agar tidak menimbulkan masalah ketenagakerjaan atau kerugian pada organisasi atau perusahaan. Terlepas dari tugas-tugas di atas, seorang HRD memiliki tugas terpenting, yaitu pengembangan kemampuan pegawai dalam potensi kerja, dapat menyelesaikan masalah-masalah yang ada, dan meningkatkan kecerdasan.

Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia Magazine | Edisi #9

11


Di samping menjalankan tugas, fungsi, dan tanggung jawab dengan baik, seorang HRD yang dapat dikatakan baik juga harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut; I do what you love, love what you go, maksudnya seorang HRD adalah orang yang melakukan pekerjaan dengan cinta, dan ia mencintai kegiatan atau pekerjaan yang ia lakukan; Gratefull, tidak mudah menyerah, seorang HRD adalah orang yang terus berusaha dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi suatu permasalahan; Integritas, orang yang berhasil dalam HRD adalah orang yang dapat berbicara dan dapat menerpakan perkataannya dengan perbuatan, tidak hanya itu, ia juga dapat mengontrol pribadinya dengan norma-norma lingkungan yang ada; Social Skill, yaitu kemampuan berhubungan dengan orang lain dengan baik dan dapat bergabung dengan berbagai kalangan dan golongan; Dream and Think Big, bermimpi dan berpikir besar, seorang HRD haruslah memiliki pemikiran dan mimpi-mimpi yang besar untuk dapat mengembangkan perusahaan atau organisasi; Confidence, kepercayaan diri, seorang HRD haruslah memiliki kepercayaan diri untuk memulai sesuatu yang baru; On Time, tepat waktu, selalu disiplin; Open Minded, berpikiran terbuka dan selalu mengikuti perubahan positif yang ada; Respect, menghargai, dan menghormati dan peka terhadap perubahan yang ada pada lingkungan sekeliling kita; Just Perform, lakukan semaksimal mungkin dan berikan yang terbaik.

Di Indonesia, saat ini jumlah penduduk terus bertambah dan lapangan pekerjaan semakin sedikit karena kemajuan zaman, dan pengangkatan tenaga kerja asing di perusahaan-perusahaan di Indonesia semakin banyak, ini mengakibatkan angka pengangguran di Indonesia semakin bertambah, sehingga fungsi dan peranan HRD saat ini sangat dibutuhkan. Pengembangan potensi dan kecerdasan penduduk Indonesia seharusnya dapat dilakukan oleh HRD, salah satunya dengan membuka lapangan kerja atau dengan mengangkat tenaga kerja yang memang orang pribumi di Indonesia. Orang-orang tersebut bisa diberi pelatihan terlebih dahulu sebelum ia bekerja, sehingga ketika bekerja dia sudah ada bekal. Maka dari itu, salah satu solusi dalam rangka penurunan tingkat pengangguran di Indonesia saat ini, yaitu dengan melakukan pengembangan potensi dan kecerdasan penduduk Indonesia. Solusi ini dapat dilakukan oleh departemen HRD di perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia. Disinilah salah satu bukti bahwa psikologi memberikan kontribusi yang begitu besar dalam dunia kerja di Indonesia, yaitu dengan adanya profesi sebagai Human Resource Develpment (HRD).

12

Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia Magazine | Edisi #9


PSIKOLOGI DALAM DUNIA KERJA MENURUT AHLI Seperti apa ya peran psikologi dalam dunia kerja menurut ahli? Simak yuk!

Apa yang melatarbelakangi psikologi masuk ke dalam dunia kerja? Ilmu psikologi memiliki cakupan yang sangat luas. Ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam pelbagai situasi, kondisi, serta hubungan antar manusia dipelajari dalam ilmu ini. Keunikan cara berpikir dan berperilaku manusia membuat ilmu psikologi semakin berkembang dari waktu ke waktu, tidak terkecuali dalam bidang pekerjaan. Perkembangan sebuah organisasi menuntut kemampuan sumber daya manusianya untuk terus berkembang dan aktif dalam menjalankan visi dan misi perusahaan. Mengembangkan organisasi yang sehat dan maju diperlukan sumber daya manusia yang tentunya sehat, kreatif, serta memiliki kemampuan yang mumpuni dalam suatu bidang pekerjaan. Ilmu psikologi hadir dalam dunia kerja yaitu dalam bidang industri dan organisasi dengan tujuan memaksimalkan peran manusia dalam memajukan industri dan organisasi.

Bagaimana peran dan fungsi psikologi dalam dunia kerja? Ilmu psikologi memiliki peran yang sangat vital dalam dunia industri dan organisasi. Munculnya kajian ilmu bidang psikologi industri dan organiasi sendiri menjadi bukti bahwa ilmu psikologi memiliki peran yang cukup strategis dalam organisasi. Kajian ilmu psikologi mengenai perilaku manusia dalam konteks lingkungan kerja adalah interaksi antar karyawan, atasan, serta

kepuasan terhadap pekerjaan. Sedangkan kajian ilmu psikologi mengenai organisasi adalah perilaku organisasi, produktifitas, dan manajemen sumber daya manusia. Secara umum psikologi berperan untuk memaksimalkan potensi sumber daya manusia dalam konteks pekerjaan agar menghasilkan organisasi yang produktif.

Narasumber

Erik, S.Psi., M.Si Dosen Psikologi

Universitas Negeri Jakarta

Bagaimana peluang saat ini untuk mahasiswa lulusan psikologi di dunia kerja? Peluang saat ini bagi mahasiswa lulusan psikologi masih sangat terbuka lebar. Sebuah organisasi akan selalu membutuhkan manusia untuk mengelolanya. Hampir setiap perusahaan memiliki sistem tersendiri untuk melakukan proses perekrutan karyawan. Sudah bukan rahasia umum ketika lulusan psikologi masuk dalam bidang HRD (Human ResourHuman ResourDevelopment) atau apapun namanya namun memiliki fungsi yang ce Development hampir sama. Lebih dari itu lulusan psikologi juga mampu untuk merancang sebuah penelitian untuk pengembangan sumber daya manusia yang ada dalam sebuah perusahaan, tentunya disupervisi oleh ahli. Pertimbangan untuk langsung terjun ke dunia kerja bagi lulusan psikologi tidak terlalu buruk, namun baik nya dapat melanjutkan dalam jenjang yang lebih tinggi lagi yaitu S2 terutama bagi yang ingin menjadi psikolog. Setelah lulus S2 pun kesempatan berkarir di dunia kerja masih cukup luas.

Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia Magazine | Edisi #9

13


Masalah-masalah apa saja yang biasanya memerlukan peran psikologi di dunia kerja? Masalah yang biasanya memerlukan peran ilmuan psikologi ataupun profesi psikologi sangat luas, secara umum permasalahan yang krusial yaitu menurunnya produktivitas organisasi. Dalam beberapa kasus, permasalahan ini muncul karena menurunnya kinerja organisasi, yang didalamnya meliputi perilaku karyawan, menurunnya motivasi kerja karyawan, team-work yang kurang baik, lingkungan kerja, struktur organisasi, serta pimpinan. Ilmuan psikologi ataupun profesi psikologi memiliki peran kunci untuk mengembalikan produktivitas organisasi dengan pelatihan dan pengambangan sumber daya manusia.

Seperti apa peran psikologi dalam menghadapi MEA ke depannya? Peran ilmuan psikologi maupun psikolog dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) kedepannya sangat menarik dan menantang. Kemampuan dalam pengembangan ilmu psikologi terutama bidang industri dan organisasi harus ditingkatkan, mengingat kita akan bersaing dengan negara ASEAN dan ilmu psikologi memiliki peran kunci untuk pengembangan sumber daya manusia yang dapat meningkatkan produktivitas organisasi.

“Mahasiswa yang ingin masuk k e dunia k erja, ayo t erus belajar dan belajar untuk mengembangk an diri agar lebih baik . Tant angan dunia k erja hari ini ak an berbeda dengan t ant angan dunia k erja esok at aupun lima t ahun k edepan. Tanpa peningk at an k emampuan dan pengembangan diri, kit a ak an k alah dalam berk ompetisi. Bek erja buk an hanya per soalan mendapat gaji dan jaminan hari tua, namun per soalan k esuk aan dan k ecint aan t erhadap apa yang kit a k erjak an. Bek erjalah sesuai apa yang Anda minati sehingga mampu mengembangk an diri, kreatif, dan produktif.�

14

Kontributor: Qurrota Aini (Universitas Negeri Jakarta) Editor: Tia Isti’anah (UIN Sunan Gunung Djati Bandung) Layouter: Yudha Pratama (Universitas Sriwijaya)

Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia Magazine | Edisi #9


OPINI Psikologi industri dan organisasi berperan di berbagai link dunia kerja. Dengan kemampuan yang di ajarkan oleh cabang ilmu psikologi ini yang berupa bagaimana cara merekrut, melatih dan menganalisis kinerja karyawan. Selain itu, psikologi industri dan organisasi ini juga banyak memberikan kontribusi dalam hal bagaimana seharusnya kita menjadi seorang pekerja, dimanapun posisi yang kita jalani. Dalam hal lain, psikologi sosial juga banyak berperan dalam dunia kerja. Manusia disebut sebagai makhluk sosial tentu saja memerlukan orang lain. Contohnya, bekerja dengan orang lain dalam sebuah tim, bagaimana kita berinteraksi yang nanti akan memunculkan suatu prinsip konformitas sehingga membuat pola bekerja yang lebih baik. Yusuf Kurniawan, Universitas Mercu Buana Yogyakarta

To be practical, ada banyak bidang yang bisa ditekuni oleh teman-teman dengan latar belakang psikologi. Mulai dari hal yang kaprah di telinga masyarakat seperti HRD dan Psikolog Klinis, sampai yang unik seperti Psikolog Penerbangan, atau Psikolog Olahraga. Kuncinya, ketika kita bisa memanfaatkan ketertarikan, kemampuan, dan kesempatan yang kita miliki dengan baik, kita berpeluang untuk lebih sukses dan bahagia menjalani pekerjaan kita. Tapi perlu diingat, kesempatan juga buah dari kreativitas. Jadi, jangan pernah takut untuk bertindak out of the box selama masih berada di jalan yang lurus ya. See you at the top, or over it! Katarina Ranny Hartono, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Psikologi berperan dalam hal penyeleksian dan evaluasi karyawan, contohnya sebagai seorang HRD (Human Resources Development). Tugas pertama seorang HRD dalam penerimaan karyawan adalah dengan melakukan penyeleksian. Selanjutnya yang harus dilakukan oleh HRD yaitu dengan menempatkan karyawan yang diterima sesuai dengan potensi yag dimilikinya. Setelah semua karyawan bekerja, selanjutnya yang harus dilakukan HRD yaitu dengan memantau kinerja karyawan-karyawannya hari demi hari, kemudian melakukan evaluasi kerja karyawan. Setelah evaluasi, HRD bisa membuat suatu pelatihan atau training. Training dilakukan tidak hanya untuk memperbaiki kinerja karyawan, namun juga dalam rangka meningkatkan kecerdasan karyawan. Profesi sebagai HRD merupakan profesi yang dilahirkan oleh psikologi. Nah, disinilah psikologi berperan dalam dunia kerja, yaitu dengan adanya HRD. Dita Kurnia, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia Magazine | Edisi #9

15


Menurutku, peranan psikologi dalam dunia kerja itu banyak dan tentu saja banyak hal positif. Apalagi, dulu sejarahnya PIO itu ada karena para pekerja tidak dimanusiakan. Ilmu Psikologi inti dasarnya menurutku memanusiakan manusia. Jadi dengan adanya psikologi di dunia kerja, akan menguntungkan pihak pekerja dan juga perusahaan maupun organisasi. Peranan psikologi sendiri sangat banyak, diantaranya pelatihan-pelatihan Adversity Quotient pada pekerja, penyelesaian konflik dalam dunia pekerjaan yang berhubungan dengan SDM, menilai keefektifan kinerja tim dan lain-lain sebagainya. Monic Andyani, Universitas Semarang

Jika berbicara mengenai Peranan psikologi dalam dunia kerja, salah satu bidang kajiannya yaitu psikologi forensik. Menurut saya sebagai lulusan dengan gelar S. Psi lalu kemudian masuk SPSS (Sekolah Perwira Sumber Sarjana) jika menjadi sebagai seorang penyidik kemampuannya akan lebih unggul dibandingkan penyidik yang lulusan di luar psikolgi sebab kita mengerti kondisi manusia. Konseling kita juga akan lebih unggul sebab, kita bisa menggunakan alat tes sehingga dapat memvalidasikan data yang kita dapat dari konseling. Selain itu, dalam bidang terapi menurut saya ilmu psikologi dapat mengobati seseorang yang menggalami gangguan psikologis misalnya dengan metode hipnoterapi. Nadia Septiani Putri, Universitas Lambung Mangkurat

Peran psikologi dalam dunia kerja sangat luas, dimulai dari Sumber Daya Manusia dalam proses input yaitu pada proses rekrutmen dan penempatan pada karyawan. Selanjutnya pada proses produktivitas pada karyawan dengan diberikannya pelatihan dan pengembangan pada karyawan serta adanya peningkatan motivasi dan sikap kerja yang baik. Kemudian pada pemeliharaan yang berupa pelayanan bimbingan dan konseling bagi karyawan. Terakhir pada proses output yaitu pada pengukuran produktivitas serta evaluasi kerja pada karyawan. Selain itu peran psikologi lainnya dalam hal desain dan interior ruang kerja, dimana diatur mengenai letak tata ruang kerja, warna ruangan, dan hal-hal lainnya yang dapat menunjang produktivitas kerja pada karyawan. Faika Humaera, Universitas Hasanudin

16 Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia Magazine | Edisi #9


Usaid Al-Banna, Koordinator Badan Pengembangan Organisasi Nasional

Sama seperti ilmu-ilmu yang lain, psikologi memiliki beberapa sub bidang. Dari beberapa sub bidang tersebut Psikologi Industri dan Organisasi (PIO) merupakan bidang khusus yang memfokuskan perhatian pada penerapan-penerapan ilmu psikologi bagi masalah-masalah individu dalam perusahaan yang secara khusus menyangkut penggunaan sumber daya manusia dan perilaku organisasi. Salah satu hasil riset yang dilakukan terhadap para manager HRD menunjukkan bahwa lebih dari 50% responden menyebutkan Psikologi Industri dan Organisasi memberikan peran penting pada area-area seperti pengembangan manajemen SDM (rekrutmen, seleksi dan penempatan, pelatihan, dan pengembangan), motivasi kerja, serta moral dan kepuasan kerja. 30% responden memandang hubungan industrial sebagai area kontribusi dan yang lainnya menyebutkan peran penting PIO pada disain struktur organisasi dan desain pekerjaan. Psikologi Industri dan Organisasi juga mempunyai peranan penting dalam meningkatkan produktivitas kerja dalam kaitannya dengan penerimaan karyawan, seperti kinerja karyawan yang mempunyai prestasi tidak sama, walaupun karyawan-karyawan tersebut bekerja pada mesin yang sama. Para lulusan psikologi yang berkarir dalam dunia bisnis juga telah banyak menunjukkan peranan penting mereka dalam pengembangan sumber daya manusia di perusahaan-perusahaan tempat mereka bekerja. Permasalahannya adalah masih banyak orang yang belum dapat melihat peran tersebut karena memang cenderung "implisit", artinya seringkali tidak langsung dapat dilihat secara finansial. Peran psikologi dalam dunia kerja lebih memusatkan perhatian pada individu terkait dengan pelaksanaan suatu pekerjaannya dengan baik dan minim stresor. Tidak hanya itu saja melainkan ada hal lain yang lebih penting, yaitu bagaimana cara membangun suasana kerja agar tetap nyaman yang sesuai dengan peran psikologi. Sebenarnya yang berperan dalam dunia kerja adalah semua aparatur yang ada di dalam dunia kerja tersebut, karena semua itu saling melengkapi, baik itu pimpinan maupun bawahan harus saling bersinergi supaya memiliki etos kerja yang baik dalam menyelesaikan tugasnya. Setiap individu hendaknya menyadari tanggung jawabnya. Jika semua pihak menyadari peran dan posisi masing-masing, maka akan tercipta suasana bahagia dan pekerjaan akan cepat selesai. Psikologi ketika melakukan perannya lebih fokus pada berbagai macam sudut pandang dan celah dalam menerima karyawan. Selain itu juga senantiasa memberikan dukungan terhadap pengembangan sumber daya manusianya. Psikologi harus mampu menjadi air yang mengisi tiap celah dalam permasalahan. Utamanya dalam masalah rekrutmen dan development. Naufal Nurramadhan, Koordinator Badan Keuangan Nasional

Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia Magazine | Edisi #9

17


Ibrahim Syah Lubis, Sekretaris Jenderal ILMPI

Dalam sebuah perusahaan biasanya menerapkkan sistem seleksi, rekruitmen, dan promosi jabatan. Disini psikologi mulai memasuki tugasnya. Mulai dari proses seleksi hingga penempatan posisi kerja. Kemudian muncul pertanyaaan bagaimana kita mengetahui pekerjaan atau jabatan yang sesuai dengan latar belakang individu? Jawabannya adalah dengan melakukan job analysis. Lalu evaluator kerja, dilihat dari performance appraisal. Hal tersebut juga untuk mengurangi istilah “social animal� yaitu kerja hanya sekedar bekerja saja tanpa memperhatikan esensi pekerjaan. Dilain hal, kondisi pekerjaan memungkinkan untuk membawa pengaruh bagi kondisi individu, baik secara fisik maupun psikis. Psikologi dalam dunia kerja tidak hanya mengurus penempatan kerja saja, melainkan juga memperhatikan aspek pengembangan, mulai dari sistem sampai pada sumber daya manusianya. Oleh karena itu, kondisi perusahaan dan sumber daya manusianya harus selalu diperhatikan. Seringkali dalam perusahaan terjadi masalah pada individunya. Hal ini bisa diakibatkan oleh tester pada saat psikotes, mungkin kurang memahami intruksi, atau dari individu tersebut memanipulasi jawaban pada tes tertentu. Penempatan posisi kerja bisa diistilahkan dengan “the right man on the right place�. Jadi jika terjadi ketidaksesuaian antara minat, kompetensi, dan beban tugas, maka perlu langkah efektif, seperti memindahkan posisi kerja atau memberhentikan. Tergantung peraturan dan kebutuhan setiap perusahaan.

Psikologi dunia kerja merupakan bagian dari psikologi industri organisasi. Pasikologi dunia kerja membantu kita memahami perilaku dalam dunia kerja. Penting bagi kita untuk memperlajari psikologi dunia kerja agar kita dapat memahami segala perilaku yang ada dan yang mungkin timbul dalam dunia kerja. Sama halnya kita belajar psikologi secara umum untuk membantu menyelesaikan masalah psikologis manusia, maka belajar psikologi dunia kerja bisa berguna untuk membantu menyelesaikan masalah psikologis dalam dunia kerja.

Aviola Nathasya B, Koordinator Badan Kesekretariatan Nasional

Kontributor: Fadhil Anriva Maulana (IAIN Imam Bonjol Padang) Editor: Maslahatun Amma Sasqia (Universitas Jambi) Layouter: Yudha Pratama (Universitas Sriwijaya)

18 Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia Magazine | Edisi #9





Review Film

Masih ingat dengan Soul Surfer? Film tahun 2011 yang bercerita tentang kisah nyata Bethany Hamilton, peselancar muda yang kehilangan lengan kirinya pada usia 13 akibat serangan hiu. Di tahun 2015 ini, sang sutradara Sean McNamara kembali mempersembahkan lm yang diadaptasi dari kisah nyata, berjudul Spare Parts. Artikel yang menginspirasinya berjudul La Vida Robot, ditulis oleh Joshua Davis, berkisah tentang sekelompok siswa SMA terpencil di Amerika Serikat yang bersaing dalam kompetisi robotika Judul lm: Spare Parts Tanggal rilis: 16 Januari 2015 bawah air.

Sutradara: Sean McNamara

Film dibuka dengan menampilkan adePemain: George Lopez, Jamie gan-adegan “kerusuhan” khas anak SMA di Lee Curtis, Carlos PenaVega, Carl Hayden Community High School, deMarisa Tomei ngan mayoritas siswa hispanik yang tidak mempunyai data kependudukan. Hanya menunggu ditangkap dinas imigrasi dan dideportasi ke negara asal mereka. Tanpa data diri, mereka tidak bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan bekerja sebagai pegawai pemerintahan di Amerika. Gambaran masa depan bagi mereka sangat terbatas, jika tidak menjadi anggota geng kriminal, menjadi pecandu dan pengedar narkoba, atau sejenisnya. Oscar Vazquez (Carlos PenaVega) muncul sebagai siswa dengan semangat juang tinggi, ingin mengabdi pada negara sebagai tentara. Namun ketidaklengkapan data diri membuatnya harus mengubur mimpi tersebut. Saat yang bersamaan, datang seorang guru magang di sekolahnya, Fredi Cameron (George Lopez). Fredi sendiri adalah seorang insinyur teknik mesin yang memilih menjadi guru ketimbang berkarier sebagai profesional di dunia teknik—yang mungkin ada hubungannya dengan latarbelakang kecelakaan mobil dan kematian putrinya. Oscar kemudian memaksa Fredi untuk membimbingnya mengikuti kompetisi robotika skala nasional yang biasa diikuti sekolah dan kampus besar di Amerika, termasuk Massachusetts Institute of Technology (MIT). Oscar pun memulai perjuangannya demi mencari anggota tim. Dengan rangkaian kejadian penuh kebetulan, yang mungkin juga bagian dari suratan takdir, didapatlah 3 orang anggota. Lorenzo Santillan (José Julián), montir yang suka mengutak-atik mesin, dan Cristian Arcega (David Del Rio), si jenius korban bullying yang jago coding. Tak ketinggalan ada Luis Aranda (Oscar Gutierrez), pemuda tambun yang lugu dan jujur, terlihat seperti slow learner namun sebenarnya mempunyai kemauan belajar yang tinggi. Berbagai rintangan datang. Sejak awal, menyatukan sekelompok orang bermasalah sudah menjadi tantangan. Ditambah kejadian-kejadian kurang menguntungkan yang muncul silih berganti. Dimulai dengan tidak adanya dana untuk membeli bahan robot. Mereka me-

22 Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia Magazine | Edisi #9


nyiasati dengan meminta sumbangan pada warga sekitar. Dengan kecerdikan Oscar sang leader, akhirnya uang pun terkumpul. Beberapa puluh dolar yang kurang ditutupi oleh Fredi. Ketika berbelanja bahan pun mereka mengakali bahan-bahan mahal menjadi seminim mungkin. Segala usaha mereka kerahkan, seperti memakai pipa PVC sampai tampon untuk menutupi kebocoran. Total dana yang dikeluarkan hanya $800, sangat sedikit jika dibandingkan salah satu lawan dari kampus lain yang menghabiskan dana hingga $11,000. Belum lagi adanya pertengkaran dalam tim, alat yang hampir mati saat sedang bertanding, sampai kejar-kejaran dengan petugas imigrasi yang ingin mendeportasi. Tidak sampai situ saja, ď€ lm ini juga mengisahkan konik antara ayah dan anak. Lorenzo dididik secara keras, dengan satu tugas besar dalam hidupnya yaitu menjaga adik laki-lakinya. Ini dikarenakan sang adik memiliki data kependudukan yang sah, alias seseorang dengan kewarganegaraan Amerika. Sang ayah tidak ingin anak lelakinya yang diakui di negara tersebut mempunyai catatan buruk di kepolisian. Sehingga saat adik Lorenzo mengacau (seperti vandalisme dan mencuri di toko), Lorenzo harus selalu menutupi dan menimpakan kesalahan padanya. Kejutan muncul ketika mereka berhasil memenangkan kompetisi, mengalahkan juara bertahan alias MIT. Sungguh tak diduga, karena sejak awal pikiran pesimis pasti menghampiri. Sekolah dan kampus lain datang dengan robot rancangan yang terlihat kokoh dan berkelas, terlihat percaya diri dan terkesan intelek. Sedangkan mereka harus berjuang mati-matian menutup segala kekurangan, juga memutar otak karena minimnya dana. Penonton diajak tertawa dalam kegetiran, menyaksikan sekelompok anak SMA antah berantah yang tiba-tiba mendaftar kompetisi robot bergengsi, tanpa dukungan yang memadai dari sekolah. Mereka imigran asal Meksiko yang dianggap tak punya masa depan, menjadi begitu bersemangat dan berdedikasi, untuk sebuah perjuangan yang bisa dibilang tidak mungkin dimenangkan. Melihat betapa banyak potensi yang sebenarnya dimiliki berbagai macam individu, tetapi mungkin tidak pernah diperhitungkan. Di kisah nyata, keempat anggota tim tadi pun menuai sukses. Oscar dengan bakat kepemimpinannya melanjutkan studi di Arizona State University, dan berhasil lulus dengan gelar sarjana teknik mesin. Ia juga menjadi founder tim robotik di universitasnya tersebut. Lorenzo mengelola cathering, menjadi chef di siang hari dan malamnya menjadi ahli mesin. Luis berkolaborasi dengan Lorenzo membentuk usaha catheringnya, sekaligus menjadi janitor supervisor. Sedangkan Cristian, sang super jenius, menghabiskan sebagian besar waktunya untuk pengembangan produk-produk baru. Akhir kata, Spare Parts merupakan sebuah ď€ lm yang cocok untuk ditonton bersama keluarga. Kisah yang di tampilkan sangat inspiratif dan bisa membuat kita tak sadar meneteskan air mata. Begitu banyak adegan yang menimbulkan keprihatinan, namun tak lupa terselip bumbu humor yang membuat perasaan campur aduk. Selamat menikmati dan merasakan manisnya arti perjuangan!

Kontributor: Qurrota Aini (Universitas Negeri Jakarta) Editor : Bonita Sandika Budi (Universitas Muhammadiyah Purwokerto) Layouter : Chairani Wulandari (Universtias Diponegoro)

Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia Magazine | Edisi #9

23

















Kontributor Editor

: Syafitri Ajeng Kinanti (Universitas Jaya Baya) : Jessica (Universitas Atmajaya Jakarta)

Ilustrator Layouter

: Siti Auliyah Sazqiah (Universitas Hasanudin) : Yudha Pratama (Universitas Sriwijaya)

Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia Magazine | Edisi #9

39





“

Semoga Ramadhan ini membuat kita menjadi pribadi yang baru dan dilimpahi berkah dari Allah SWT.


Edisi #9


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.