EDISI 006 APRIL - MEI 2014 M JUMADIL AKHIR RAJAB 1435 H
Medania
Media Edukasi dan Dakwah Nuansa Islam Al-Azhar
Temukan Kebenaran dalam Cinta
Memimpin? Mulailah dari Keluarga
RUANG KELUARGA
English Camp Pesantren Alam (Salam)
7
INTERNAL NEWS
Tahun Berkiprah MEDANIA EDISI 6 (APRIL-MEI 2014)
1
Spesial Milad
2
MEDANIA EDISI 6 (APRIL-MEI 2014)
WAJAH KAMI 5 SEPUTAR DUNIA
Penambahan Pelajaran Agama di Sekolah negeri Jerman SK YAYASAN INSAN UNGGUL NO. 0276/YIU/MKS/IX/1433.2012
7 PERSPEKTIF QUR’ANI Yang Tidak beruntung 8 INTERNAL NEWS English Camp
Penanggung Jawab: H. Andi Baso Abdullah, SE Pemimpin Umum/ Usaha: Drs. H.A. Kalam Fattah Pemimpin Redaksi: Drs. H. Nur Syamsu Sultan, MAP
10 VARIA EDUKASI Semalam di Pakkatto 12 LIPUTAN KHUSUS Celebration of Al Azhar Makassar Anniversary
14 POJOK MEDIA Tangga Bintang
15 TOUR & DESTINATION Our Trip to Bira Beach 16 LENSA AL AZHAR 18 VISI & TADZKIRAH Is-al (Refleksi Kepemimpinan Persuasif)
20 KISAH SELEKTA Belajar Pada Batu 21 FEATURE & OPINI Wanita Pemimpin 22 RUANG KELUARGA Memimpin? 23 24 25 26 27 28 29 30
Mulailah dari Keluarga PROFIL Jawara “KIR” Al Azhar
KESAN Kehormatan dalam Tugas MY STORY SENI BUDAYA CERPEN HUMOR SUFI SCIENCE FOR KIDS Kucing Piaraan RUANG BAHASA ARAB
Staf Redaksi: Dedi Jufri, S.Pd.I Ramli, S.Pd Surullah, S.Pd Erlina Maulidya, S.IP Susanti, S.Pd Anzar, S.Pd Rukman, S.Pd Albar, S.Pd Arfah Patawari, S.Pd St. Sahrah, S.Pd Rudi T,, S.Pd Manajer Produksi: Zainnuddin Kasim, SE Design/ Layout/ Ilustrator: Muh. Idris, S.Pd.I Rizal Arianto Fotografer: Andi Muhammad Yasir , SE Irham, S.Pd Sirkulasi/ Pemasaran: Umiyati Rahmat Prawira Negara Galy Rezki Putra Asmawaty Redaksi:
Jl. Aroepala/ Hertasning Baru Makassar Telepon : (0411) 869 994 Fax : (0411) 864 388 Email : redaksimedania@yahoo.co.id Website : alazharmks.sch.id Sekretaris Redaksi: 085259104871
MEDANIA EDISI 6 (APRIL-MEI 2014)
3
SALAM REDAKSI
S EDISI 006 APRIL - MEI 2014 M JUMADIL AKHIR RAJAB 1435 H
Medania
Media Edukasi dan Dakwah Nuansa Islam Al-Azhar
Temukan Kebenaran dalam Cinta
Memimpin? Mulailah dari Keluarga
RUANG KELUARGA
English Camp Pesantren Alam (Salam) INTERNAL NEWS
Tahun 7 Berkiprah MEDANIA EDISI 6 (APRIL-MEI 2014)
1
Spesial Milad
DESAIN SAMPUL: IMAM RAHMANTO
alam jumpa dalam suasana pasca pemilihan wakil rakyat dan jelang calon pemilihan pemimpin bangsa. Pada Edisi 6 MEDANIA kami kembali menjumpai anda dengan sajian informasi, edukasi dan dakwah. Rakyat Indonesia saat ini menggunakan haknya untuk menentukan siapa yang paling tepat untuk didudukkan sebagai wakil mulai dari tingkat Kota/ Kabupaten, Provinsi dan Nasional. Saat ini pula jelang pemilihan pimpinan tertinggi negeri kaya raya di lintasan khatul istiwa ini. Semoga rakyat benar-benar dapat menjatuhkan pilihannya pada sosok pemimpin yang akan membawa bangsa pada posisi baldatun tayyibatun warabbun gafur. Negeri aman makmur yang mendapat rahmat dan ampunan dari sisi Allah. MEDANIA memilih tema ‘Kepemimpinan’ yang sejalan dengan misi Sekolah Islam Al Azhar menyiapkan calon pemimpin masa depan, nurturing future leaders. Pemipin yang berkemampuan, professional dan memiliki kematangan spiritual.
Redaksi menyampaikan selamat Hari Kartini 21 April 2014, semoga semangat kepemimpinan dan patriotisme wanita Indonesia ini dapat ditiru dan diimplementasikan oleh generasi pelanjut, tanpa mengabaikan tugasnya sebagai ‘Rabbatul Bait’, Ibu pendidik di rumah tangga, tempat seorang pemimpin dipersiapkan dengan senantiasa mengharpkan keredhaan Allah SWT. Redaksi pun mengucapkan Selamat Hari Pendidiklan Nasional 2 Mei 2014. Semoga kita mampu membina generasi muda yang lebih baik untuk menghadapi tantangan dan kondisi yang akan berbeda dengan masa lalu dan masa kita saat ini. Beberapa siswa Sekolah Islam Al Azhar Makassar telah mengukir prestasi baik di tingkat lokal, regional dan nasional. Mereka turut mengihiasi Edisi 6 majallah MEDANIA. Allah bless you all, wa barakallahu fikum. Makassar, Mei 2014. Wassalam
kontak pembaca Pada tahun ajaran 2014/2015 majalah MEDANIA akan tampil dengan wajah baru dan direncakan terbit empat kali setahun. Insya Majallah MEDANIA akan menjadi wahana praktek menulis dan berekspesi bagi para siswa, guru, karyawan. anggota Jamyiah dan keluarga besar Sekolah Islam Al Azhar Makassar. Majallah ini pun sesuai fungsinya menjadi media informasi, edukasi dan da’wah bagi ummat. Masing –masing unit akan mendapat porsi untuk berpekspresi dan menjalin sinergi dalam menapaki kehidupan sebagai abdi Allah. Majallah MEDIANA pun menawarkan iklan dan sponsorship buat pihak produsen atau pun pengelola usaha di bidang jasa.
4
MEDANIA EDISI 6 (APRIL-MEI 2014)
tarif iklan Sampul belakang utuh satu halaman full colors | Rp. 3.750.000 Satu halaman penuh bagian dalam color | Rp. 3.250.000 Satu halaman penuh bagian dalam BW | Rp. 2.500.000 Setengah halaman bagi an dalam full color | Rp. 1.500.000 Setengah halaman bagian dalam BW | Rp. 1.000.000 Advetorial (Company Profile) | Rp. 1.000.000 Seperempat halaman | Rp. 500.000 Iklan baris minmal | Rp. 100.000
Bagi yang berminat diharapkan menghubungi Bagian Iklan dan Sirkulasi: Umiyati HP. 081 342 592 930 atau Andi M. Yasir HP. 082196803803
SEPUTAR DUNIA
Penambahan Pelajaran Agama Islam di Sekolah Negeri Jerman FRANKFURT — Untuk pertama kalinya, sekolah-sekolah negeri di Jerman menawarkan pelajaran agama Islam bagi siswa sekolah dasar negeri di Jerman memanfaatkan guru-guru yang dilatih oleh negara dengan buku pegangan yang ditulis khusus. Para Pejabat Negara terkait berusaha mengintegrasikan muslim minoritas yang jumlahnya cukup besar untuk melawan pengaruh pemikiran agama radikal.
di Negara Bagian Hesse adalah bagian dari kensus yang berkembang bahwa Jerman, setelah beberapa dekade kurang memperhatikan hal tersebut, kini harus mengakui dan memberikan pelayanan kepada warga Muslim untuk menciptakan hormanisasi sosial, dan berupaya mengatasi ancaman potensil terhadap keamaan domestik. Banyak pihak yang mengatakan bahwa urgensi pendidikan Islam tersebut dipicu oleh menyebarnya berita lewat media bahwa pada semester yang lalu dua pemuda Jerman Hesse terbunuh di Siria
setelah seruan jihad yang nampaknya direkruit dari penceramah garis keras Salafist di Frankfurt. Kasus ini telah menimbulkan tanda bahaya bahwa tidak hanya beberapa pemuda Jerman yang direkruit tetapi bisa berakibat pemuda-pemuda tersebut membawa kemampuan mereka menggunakan senjata dan bom yang akan disalah gunakan. Negara-negara lain di Eropa yang berpenduduk muslim minoritas yang kini mengalami perkembangan seperti Perancis, Britain, Spanyol
Mata peljaran yang ditawarkan MEDANIA EDISI 6 (APRIL-MEI 2014)
5
SEPUTAR DUNIA
“Kita semua terikat bersama walaupun berasal dari Negara berbeda demikian pula orang tua kalian”
dan and Negara-negara Skandinavia menghadapi tantangan yang sama integrasi dan radikalisme. Kurikulum Hesse secara efektif menempatkan pembelajaran Islam pada dasar yang sama seperti halnya pelatihan yang disetujui oleh Negara untuk kepercayaan Protestan dan Katolik. Dengan memberikan pengenalan mendasar pada usia dini, yang menitik beratkan pada toleransi dan penerimaan, pemangku otoritas menanamkan pemahaman pada generasi muda yang menentang pandangan agama ekstrim, sementara menyikapi penerimaan kepercyaan secara damai. Para orang tua memiliki pilihan
6
MEDANIA EDISI 6 (APRIL-MEI 2014)
untuk mendaftarkan anak-anaknya pada kelas pendidikan agama di wilayahnya. Nurguel Altuntas, yang membantu mengembangkan program Hesse pada Kementrian Pendidikan, mengatakan peminat antusias untuk 29 kelas di wilayah yang padat imigran. Perhatian semakin meningkat terhadap pendidikan dan caracara membina warga muslim yang diperkirakan berjumlah sekitar empat juta, jumlah yang semakin meningkat sejak industri Jerman merekrut “pekerja tamu” pada tahun 1960an. Bagaimana mengintegrasikan kaum minoritas telah menjadi sumber ketegangan di Negara yang berpendudukan 80 juta yang juga berjuang mengatasi resistensi terhadap orangorang Kristen Eropa pendatang untuk menyesuaikan diri dengan gaya hidup orang Jerman. Seorang pejabat di Hesse menyatakan harapannya pembelajaran agama Islam ini diefektifkan pada kelas-kelas di mana anak-anak dibina oleh para guru yang dilatih oleh Negara menerapkan kurikulum yang telah disahkan. Di suatu kelas, Timur Kumlu baru-baru ini meminta siswa-siwanya yang berusia 19 tahun masing-masing menguntai benang dari satu bola
wol besar. Kemudian ia menyuruh anak-anak yang orang tuanya Muslim berasal dari berbagai negara: Afghanistan, Albania, Moroko and Turki — untuk mengamati bagaimana halnya benang ditenun menyatu bersama menjadi sebuah bola besar. Itu adalah pelajaran sederhana yang membawa pesan lembut sarat dengan simbolisme – bahwa mereka dieratkan oleh kepercayaan Islam dan pelaksanaan sembahyang. “Kita semua terikat bersama walaupun berasal dari Negara berbeda demikian pula orang tua kalian”, kata Pak Kumlu, yang mengingatkan anakanak bahwa meskipun orang tua mereka berasal dari Afghanistan atau Albania, mereka lahir di Jerman. Menurut Pak Kumlu lebih lanjut “Mereka datang ke sini dengan latar belakang yang demikian berbeda. Kita harus mendidik mereka sehingga mereka mengembangkan kepribadian dengan akar yang sama, di Jerman dan dalam Islam.“ Kutipan sebahagian dari tulisan ALISON SMALE, JAN. 6, 2014, alih bahasa Language House of Al Azhar Makassar. (*) *Sumber: http://www.nytimes.com
PERSPEKTIF QUR’ANI Seri 5
Yang Tidak Beruntung *Oleh: Nur Syamsu Sultan
J
ika ada manusia beruntung sesuai persepketif Quran sebagaimana dikemukakan pada tulisan sebelum edisi ini, maka ada pula yang tidak beruntung alias celaka. Manusia–manusia yang tidak beruntung dalam artian sesungguhnya pada kurun kehidupannya di dunia ini diistilahkan golongan kafir, golongan yang mengingkari pesan-pesan melalui kitab suci yang dibawah oleh Rasul Allah, mengabaikan perintah Allah. Sama saja bagi mereka, kita beri peringatan atau tidak, kesan tidak ada dalam hati mereka. Ada yang mengisitilahkan peringatan itu masuk di telinga kiri dan keluar di telinga kanan, alias tidak tersimpan. It is gone woth the wind, berlalu bersama angin. “Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.” (Al Baqarah: 6)
Kata (kafaruu) berasal dari kata kerja kafara ( )ك ف رbermakna ‘mengingkari’. Ini nampaknya ada kaitan dengan kata ‘cover’ dalam bahasa Inggris yang bermakna ‘menutup’. Menutup diri dari kebenaran. Menjadi kata benda jamak kafaruu berarti orang-orang yang mengingkari atau ‘golongan yang mengingkari’. Perilaku orangorang demikian cenderung asyik dengan dirinya dalam artian menikmati ketertutupannya terhadap kebenaran agama. Senang mengikuti selera nafsunya tanpa adanya pembatasan, berpengang pada pendapatnya sendiri sesuai kepentingannya. Nah, orangorang demikian tidak dapat menyimpan kesan terhadap peringatan-peringatan kebenaran. Respon mereka terhadap stimulan cenderung mengikuti kebutuhan-kebutuhan fisik. Apa lagi bicara akhirat. “Oh, itu masih jauh dan mungkin juga tidak ada”. Demikian kata pikiran dan angan-angannya. Nah dalam perspektif Quran orangorang tersebut di atas inilah termasuk orang-orang yang tidak beruntung dalam arti sesungguhnya. Sia-sialah kehidupan mereka, karena mereka tidak mampu me-
maknai kehidupan. Jika untuk diri saja tidak bisa memberi makna, maka memberi makna kehidupan kepada orang lain pun lebih tidak mampu lagi. Bila sikap dan perbuatan mengikuti selera nafsu dan kebutuhan fisik tanpa kendali maka akan sampai pada fase penutupan. Yang ditutup adalah ‘qalbu’, media yang digunakan oleh mahluk manusia untuk ‘memperhatikan, mengetahui sesuatu’. “Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. (Al Baqarah: 7)
Allah memberi kesempatan kepada setiap insan untuk menggunakan hatinya (qalbunya) untuk memaknai keberadaannya di kulit bumi, dan bila telah sampai pada batasnya, dan tidak juga ada upaya nyata, maka tiba waktunya Allah menutup hatinya. Semoga kita terhindar dari yang demikian (Naudzubillahi min dzalik) Tertutupnya hati bagi beberapa manusia tertentu bukan berarti Allah menzalimi. Melainkan mereka sendiri yang menzalimi dirinya, karena tidak mau belajar un-
tokoh dan cendekiawan dunia masuk Islam setelah mempelajari Al Qur’an, beberapa di antaranya: Yusuf Islam (Cat Stevens), penyanyi terkenal, Abu Ameenah Bilal Philips bernama asli Dennis Bradley Philips, Musisi yang mengislamkan 3000 tentara Amerika Serikat, Anne William Kennedy, cendikiawan Inggris, Prof Jeffrey Lang, Guru Besar Mathematika di University of Kansas, Arnoud van Doorn, anti-Islam yang membantu pembuatan film ‘FITNA’ yang mencela Islam, kini jadi muslim dan naik haji tahun 2013 lalu. Dan banyak lagi cendekiawan kelas dunia lainnya. Kondisi berbeda bagi orang yang sejak awal membenci Islam, dan tidak mau belajar tentang Islam, Kedengkaian dan ketidaksenangan terhadap Islam sebagai akibat informasi salah yang mereka terima sejak kecil atau akibat perilaku penganut Islam sendiri yang menjalani gaya hidupnya berbeda dengan syariah Islam. Dengan titik awal benci pada kebenaran, maka seseorang tidak akan sampai pada kebenaran sejati. Arnoud van Doorn adalah orang yang mulanya benci terhadap Islam karena informasi yang ia terima sejak kecil, namun ia adalah orang kritis yang mencintai ilmu dan kebenaran,
Van Doorn, anti Islam yang kemudian menjadi muallaf.
tuk mencari kebenaran hakiki, kebenaran sesungguhnya. Barang siapa yang berniat dan berusaha mencari kebenaran, maka Allah akan memberi jalan dan mempertemukan mereka dengan kebenaran itu, kebenaran agama, kebenaran dinul Islam. Hal in terbukti dalam pencarian beberapa tokoh dunia dan cendekiawan yang akhirnya bertemu dengan kebenaran. Demkian banyak
akhirnya bertemu dengan kebenaran sejati. Bila pencarian didasari dengan keingintahuan, insya Allah ia akan mendapati kebenaran, dan itulah Islam, agama yang secara utuh (kaffah) berserah diri kepada Allah dan menjalani kehidupan sesuai petunjuknya melalui kitab suci Al Qur’an dan hadits Nabi Muhammad saw. Itulah yang ditemukan oleh para cendekiawan di atas. Temukanlah kebenaran dalam cinta sesuai motto MEDANIA. (*) MEDANIA EDISI 6 (APRIL-MEI 2014)
7
INTERNAL NEWS
English Camp S
ome Elementary Students of Al Azhar Islamic School took part in English Camp program held at Local Edcation Centre Maros from 21st to 23rd of March 2014. This program was carried out cooperated with Liberty English Course. There were 175 students participated in this program accompanied by 15 teachers from Al Azhar Islamic School and 17 trainers from Liberty. It was sponsored by Susu Zee, Garuda Food and Parahiyangan. The English Camp ia an anually program takes place out door aims to build independence attitude among the students. In this program the students are encouraged to practise English and have some fun games. They are expected to practise what they get
8
MEDANIA EDISI 6 (APRIL-MEI 2014)
through this program in their daily activities at school. The teachers monitored and evaluated the activites of the students. There were three of the most prominent students in these activities. Those were Nanda Yunisa and Serina from Al Hafids ( 5th grade) and Salma Pandu Pangdia from the 4th grade. (*)
Pesantren Alam (Salam)
INTERNAL NEWS
S
econdary School of Al Azhar Makassar carried out Pesantren Alam (Study in Nature) or SALAM at tourist town, Malino on March 20th to 22nd. Malino is a small town, located about 70 km from Makassar to east. This small town has a cool weather for its location is in the mountain area. People call this town, Flower City. There are many kinds of flowers and pine trees that grow here. Due to the beautiful view surrounding the town and the fresh air, the students enjoyed this program. The studying in nature has some benefits for the students and teachers. Their relationships are getting closer, they enjoy the nature and beautiful environment, they practice and know more the Islamic character. They study and realize the gifts of Al Mighty God to human beings. The students had some activities in this SALAM Program, among them were: Visionary Games, Art Performance, Out Bounding, Hiking, Lead-
ership Training and Practicing, Self Developing Learning, Observing the Natural Life. (*)
Aksi dalam Pentas Milad
S
ekolah Islam Al Azhar Makassar Yayasan Insan Unggul memperingati Hari Ulang Tahun ke 7 dengan berbagai kegiatan pertandingan dan perlombaan olah raga, mencapai puncaknya pada 16 Februari 2014 yang dimeriahkan dengan gerak jalan santai diikuti keluarga besar Al Azhar Makassar dan para mitra. Hari jadi Sekolah Islam Al
Azhar Makassar tepatnya pada tanggal 7 Februari. Atraksi panggung yang mengambil lokasi di halaman depan Sekolah setelah jalan santai merupakan puncak perayaan Ulang Tahun tersebut di saat mana disediakan berbagai door prize bagi para peserta jalan santai. Atraksi panggung tersebut berupa tarian dan atraksi musik yang dibawakan oleh murid KB/TK, SD dan SMP. Bahkan para guru, karyawan dan orang tua murid pun turut ambil bagian dalam pertunjukan, musik, lagu dan peragaan busana. Salah atraksi yang spesifik adalah ‘angngaru’. Aksi ini merupakan pernyataan ‘sumpah setia’ kepada penguasa
atau raja dalam bahasa sastra Makassar. Sumpah setia ini dahulu diekpresikan di hadapan raja yang mengacungkan keris atau badi’ disertai bahasa tubuh yang meyakinkan. Sumpah setia ini bisa pula dimaknai sebagai loyalitas kepada atasan atau institusi. Tentu saja kesetiaan dipertahankan selama pimpinan menjalankan tugasnys sesuai aturan. Aksi angngaru ini dibawakan oleh Muh. Albar, S.Pd, guru bahasa Indonesia Sekolah Dasar Al Azhar Makassar. Ia mengenakan pakaian tradisional Makassar dengan gaya meyakinkan menyantakan sumpah setia. Semoga Sekolah Al Azhar Makassar semakin jaya di bawah keridhaan Allah. (*) MEDANIA EDISI 6 (APRIL-MEI 2014)
9
VARIA EDUKASI
Semalam di Pakkatto
*Oleh: Nur Syamsu Sultan
D
i pertengahan bulan Juni 2013 saya diajak oleh seorang teman untuk menghadiri pertemuan Jemaah Tabligh se Sulawei Selatan dan Barat. Saya berat menolak karena dia bersama seorang teman, dosen Universitas Hasanuddin, alumni Australia, langsung menjemput saya di rumah untuk mengantar ke Pakkato tempat pertemuan berlangsung. Jemaah Tabligh adalah nama yang diberikan oleh masyarakat karena konsentrasi kegiatan tabligh yang mereka lakukan. Sementara mereka sendiri tidak menyebut diri dengan nama itu melainkan hanya sebagai orang Islam yang berusaha melaksanakan sunnah Rasul secara konsisten, tidak terkait aliran, golongan, politik dan mashab. Mereka pun menghindarkan diri berbicara tentang politik. Jemaah ini melaksanakan pendidikan agama secara non formal dengan mentitikberatkan pada penghayatan pengamalan agama secara langsung. Tidak sedikit kritik dari kalangan Islam sendiri akan gaya dakwah dan pendidikan mereka, namun jemaah ini tetap jalan dengan programnya yang memiliki jaringan global. Sebenarnya saya sudah berapa kali diajak untuk ‘keluar berdakwah’ (huruj) tetapi selalu menolak dengan alasan saya seorang PNS yang memiliki kesibukan, ternyata setelah pensiun saya pun tidak melakukan huruj, namun saya
10
MEDANIA EDISI 6 (APRIL-MEI 2014)
sering bergabung dengan mereka dalam acara-acara pengajian dan diskusi Islam. Saya aktif dalam kegiatan pendidikan formal, dan cara dakwah saya berbeda dengan mereka. Namun, perbedaan itu tidak menjadi halangan bagi kami untuk selalu berhubungan baik, menjalin silaturrahim, menjaga ukhuwah Islamia, wathania dan insania. Teman yang mengajak saya adalah seorang kandidat doktor bidang teknik. Saya sengaja menyembunyikan identi-
Kondisi yang sangat berbeda dengan di Makassar di mana kadang-kadang sudah lampu merah, para pengendara masih tetap meluncur karena menganggap merahnya masih baru.
tasnya, untuk mengindari tudingan kesalahan kepadanya jika tulisan ini dimuat di media. Karena Jemaah Tabligh (bukan penamaan mereka) menghindari publikasi yang bisa mengurangi nilai keikhlasan mereka dalam melaksanakan ibadah, khususnya ibadah dakwah. Saya sampaikan kepada teman tersebut bahwa naluri wartawan saya tidak ingin membiarkan momen tersebut berlalu tanpa tulisan dan pemotretan.Saya pun akan menulis bukan dalam bentuk stright news, tetapi lebih pada kesan pembelajaran.
Di suatu kawasan berbukit di daerah Pakkatto, saya menyaksikan ribuan ummat Muslim yang umumnya berpakaian putih-putih memenuhi tempat tersebut. Kendaraan motor dan mobil di parkir di kanan dan kiri jalan, sementara akses untuk lewat terus terbuka. Saya tidak melihat polisi lalu lintas, bahkan tak satu pun petugas kemanan berpakaian dinas berada di tempat ini, namun anehnya keadaan begitu tertib. Beberapa anak muda dengan pakaian khasnya gamis panjang bertugas untuk mengatur lalu lintas, dan menjaga keamanan. Para pengendara kelihatan sangat patuh mengikuti arahan para petugas amatir tersebut. Kondisi yang sangat berbeda dengan di Makassar di mana kadang-kadang sudah lampu merah, para pengendara masih tetap meluncur karena menganggap merahnya masih baru. Subhanallah! Saya menyaksikan suasana Islami yang tertib karena dilandasi oleh keikhlasan. Para petugas lalu lintas dan keamanan adalah anak-anak muda yang tidak mendapat honor untuk tugas tersebut. Kami terus menaiki bukit dan berhenti di Pos Layanan Kesehatan. Saya dipertemukan dengan sahabat lama saya dr. Kahar yang sudah belasan tahun kami tidak bertemu. Di pos terebut terdapat beberapa dokter, termasuk dokter-dokter spesialis yang sepintas tidak bisa dikenali dengan pakaian mereka yang sederhana, pakaian gamis. Dari pos kesehatan kami pun menuju tempat yang berdekatan posko pusat, di mana saya menemui bebarapa profesor serta dosen dari beberapa perguruan tinggi di Makassar. Mereka tidak tampil dengan identitas institusi dan akademiknya, berpakaian sederhana tidak berbeda dengan jemaah lainnya. Pembicaraan mereka berkisar pada penerapan ajaran Islam, meskipun kadang-kadang diselingi humor-humor intelek yang membuat kami tertawa.
VARIA EDUKASI
Biasanya kebersihan, kerapian dan ketertiban hanya kita jumpai di negara-negara maju, termasuk tetangga kita Singapura dan Malaysia, ternyata kondisi itu bisa diwujudkan di Pakkatto oleh komunitas Islam yang mengklaim diri berusaha melaksanakan sunnah rasul secara kaffah.
Seluruh jemaah berada di bawah tenda-tenda besar. Suasananya persis seperti jemaah haji di Mina, bedanya kalau di Mina tenda-tenda dipadati AC, di Pakatto suasananya lebih alami tanpa AC beralaskan tikar, terpal, kain, dan ada pula dengan kasur tipis. Saat sebahagian jemaah siap-siap mengambil air wudhu, tiba-tiba aliran air berhenti. Bagian informasi segera mengumumkan agar tidak perlu panik, petugas air akan segera melaksanakan tugas menanggulangi masalah. Sambil berdzikir ia tetap meminta agar jemaah bersabar, dan alhamdulillah tidak lama kemudian air kembali berjalan normal. Demikian pula saat tiba-tiba lampu listrik padam, petugas informasi meminta agar seluruh jemaah yang jumlahnya ribuan tetap tenang sambil menyampaikan kalimat-kalimat taiyyiba. Lampu pun segera menyala. Kedua kejadian tersebut, sama sekali tidak menimbulkan kepanikan atau keluhan di kalangan para jemaah.
Seluruh jemaah bermalam di bawah tenda. Di tengah malam, saya menyaksikan banyak jemaah yang melaksanakan shalat tahajjud, seperti yang saya lakukan. Saat adzan Subuh dikumandangkan seluruh jemaah bangun dan melaksanakan shalat subuh berjemaah. Mereka semua menghadap ke tenda paling barat tempat Imam berada. Di tenda yang berfungsi sebagai kantin, seluruh pelayannya laki-laki, mereka ramah dan sangat cekatan melayani kami. Mereka menyajikan roti dan minuman. Setelah itu kami menyempatkan diri mengunjungi mesjid yang lantai atasnys berfungsi sebagai penginapan, dikhususkan untuk tamu VIP, ulama-ulama besar yang kebanykan berasal dari India. Saya masuk di masjid bertemu dengan beberapa orang pimpinan mereka dengan meninggalkan sandal di luar masjid. Setelah berbincang sejenak dan mendapat suguhan minuman dan kue, saya pamit dan melengkah ke luar masjid. Di depan pintu masjid, saya melihat seluruh sepatu dan sandal telah diatur rapi oleh seorang anak muda petugas sandal. Semua sandal menghadap keluar, dan jemaah tidak perlu membalikkan badan atau mengambil waktu di depan pintu masjid. Di siang hari setelah sarapan dan melaksanakan shalat Dhuha, jemaah mengelilingi sebuah panggung di mana beberapa ulama dari India membawakan ceramah agama. Ceramah agamanya sangat panjang, di luar standar penyampaian ceramah yang saya pelajari dalam pelatihan dan pendidikan komunikasi. Dalam pemahaman saya suatu pidato monolog, paling ideal berdurasi 30 menit, bahkan paket video/TV dokumenter maksimum 30 menit. Siaran kata lebih dari durasi tersebut dianggap tidak efektif. Setelah penceramah berbicara lebih 30 menit dalam bahasa Urdhu yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan fasih, saya sudah mulai bosan. Namun jemaah di sekeliling saya masih tetap tekun dan sekali-sekali merekah mengucapkan shalawat dan kalimatut tayyibah. Rasa bosan saya semakin menjadi-jadi setelah penceramah berbicara satu jam lebih, namun orang-orang di sekitar saya tetap tenang dan tekun mendengar ceramah. Saya kemudian menyadari bahwa rasa
bosan saya muncul karena persepsi saya telah terbentuk dengan teori komunikasi monolog batasan 30 menit. Saya pun mulai berjuang melawan diri saya dengan beristigfar dan dzikrullah, dengan dasar ‘ala bidzikrillah tatmainnu qulub (dengan mengingat Allah hati menjadi tenang). Dengan cara ini saya dapat mengimbangi rasa jenuh dan bertahan mendengarkan satu ceramah selama hampir 3 jam tanpa meninggalkan tempat. Inilah bentuk pendidikan dalam terapan nyata. Suatu bentuk pendidikan yang mungkin sebagian orang menggapnya ketinggalan zaman, tidak sesuai teori pendidikan masa kini. Inilah nuansa keikhlasan karena agama. Suatu kerapian, kebersihan dan ketertiban dan keteraturan yang mungkin menjadi dambaan untuk suatu komunitas Islam. Biasanya kebersihan, kerapian dan ketertiban hanya kita jumpai di negara-negara maju, termasuk tetangga kita Singapura dan Malaysia, ternyata kondisi itu bisa diwujudkan di Pakkatto oleh komunitas Islam yang mengklaim diri berusaha melaksanakan sunnah rasul secara kaffah. (*)
MEDANIA EDISI 6 (APRIL-MEI 2014)
11
LIPUTAN KHUSUS
Seven levels of Nasi Tumpeng marks the 7th anniversary
Celebration of Al Azhar Makassar Anniversary
Marching to celebrate the 7th anniversary of Al Azhar Makassar
12
MEDANIA EDISI 6 (APRIL-MEI 2014)
Teachers, parents, and members of Al Azhar group Makassar taking part in Anniverasry celebration
LIPUTAN KHUSUS
Director of SI Al Azhar Makassar (Andi Anhar Anugrah) is delivering his speech.
Welcoming dance by the students of secondary school.
Dian Pelangi Fashion Show by the parents of students.
The spectators are enjoying the performance on the stage.
The organizers feel relieve, mission accomplished.
MEDANIA EDISI 6 (APRIL-MEI 2014)
13
POJOK MEDIA Tangga bintang adalah salah satu acara LPP TVRI Sulsel yang memberi kesempatan kepada anak remaja siswa SMP dan SMA di Sulawesi Selatan untuk menguji bakat dan kemampuannya di bidang seni suara. Acara ini sudah memasuki tahun ketiga. Proses selekesi berlangsung selama setahun yang terdiri atas tujuh episode penyiaran. Persyaratan ikut di Acara Tangga Bintang ini, dialawi pendaftaran dengan mengisi formulir, kemudian melalui audisi atau test. Peserta yang berhasil melalui test audisi akan ikut dalam acara Tangga Bintang yang disiarkan secara lansung (live) dengan peserta sebanyak 6 atau 7 orang, tanpa pemisahan perempuan atau laki-laki. Seleksi menuju puncak Tangga Bintang dilalui dengan seleksi Babak Penyisihan di mana akan terpilih dua atau tiga peserta yang akan mengikuti babak selanjutnya. Bagi peserta yang gagal pada seleksi awal, bisa ikut pada kesempatan kedua. Pada Babak Penyisihan setiap peserta bebas memilih lagu pop pilihan sendiri, dengan ketentuan lagu yang dibawakan tidak boleh sama dengan peserta lain. Kepastian lagu yang akan dibawakan tergantung pada siapa yang memilih dan mendaftar lebih awal. Pada babap penyisihan ini para peserta akan diiringi dengan instrumen musik key board. Pada Bapak Final 6 penyanyi terpilih akan membawakan satu lagu pop dan satu lagu daerah Sulawesi Selatam (Makassar, Bugis, Mandar atau Toraja). Mereka akan diiringi dengan band lengkap. Juri terdiri atas tiuga orang yang akan menilai: penampilan, vokal dan teknik olah vokal. Menurut Ibu Nurdiah, Kepala Bidang Program TVRI Sulawesi Selatan, Peserta Tangga Bintang ini berasal dari berbagai
14
MEDANIA EDISI 6 (APRIL-MEI 2014)
Tangga Bintang
Sumber gambar: google.com & facebook.com
daerah Kabupaten di Sulawesi Selatan, di antaranya dari Kabupaten Bulukmba, Jeneponto dan Bone, terutama siswa yang berasal dari Kota Makassar dan daerahdaeraqh sekitarnya seperti Gowa, Maros, dan Pangkajene Kepuluan. Tangga Bintang sebagai wahana bagi siswa untuk menguji kemampuan sekaligus sebagai jenjang mengembangkan talenta di bidang lagu, bisa pula menjadi jenjang karir bagi yang berminat menjadi penyanyi. TVRI Sulawesi Selatan sebagai TV Publik dan dalam perannya sebagai TV lokal member apresiasi terhadap lagulagu daerah dan berupaya melestarikan seni budaya daerah. Dalam upaya penyaluran bakat dan wahana tangga menuju bintang TVRI Sulawsei Selatan menjalin kemitraan dengan pihak ketiga baik institusi pemerintah maupun swasta dengan prinsip saling menguntungkan
dalam core business masing-masing. Pada tahun 2000 TVRI Sulsel juga menyelenggarakan Tangga Bintang, namun saat itu memakai nama mata acara Tangga Bintang Cilik. Salah seorang penyanyi yang merintis karir dari Tangga Bintang ini adalah artis Karina, putri kelahiran Solo 21 April 1992 sudah banyak mengikuti dan memenangkan kompetisi bernyanyi dan model dari tingkat daerah maupun nasional. Saat menjadi juara pertama pada Tangga Bintang Cilik tahun 2000, Karina masih berusia 6 tahun. Pada tahun yang sama berhasil mendapatkan Juara Umum dan Favorite “ Nyanyi Pop Daerah “ dalam Porseni se Sulawesi Selatan di Makassar. Bahkan pada tahun 2000 itu juga Karina berhasil memenangkan Jura 1 Nyanyi yang diselenggarakan salah satu TV swasta di Jakarta. (*)
TOUR & DESTINATION
Our Trip to Bira Beach
Written by: Mika Ovaskainen (Expatriate teacher of Al Azhar Makassar)
I
n the first week of November Al-Azhar had two holidays because of the Islamic New Year. It was also a good chance for me and Kati to visit Tanjung Bira. We had heard a lot of good things about the place before and we wanted to visit the place before the rainy season really gets started. The Tanjung Bira turned out to be as beautiful and peaceful place as we were promised. The easiest way for us to get to Tanjung Bira was using public transport which is basically a big car filled with so many people as possible. We were pretty tired after the long and not so pleasant car ride so we decided to spend our first day on the beach. I have to say I have never walked on a sand that is so fine! It felt like a wheat flour instead of an actual
sand under my toes. The endless sandy beaches made me think of that this was the perfect place to relax for couple of days. However we know from experience how our pale skin likes the burning sun so we had to be extra careful not spend too much time at the beach. On Sunday we went to see traditional boats that we saw from the car window on our way to Bira. I had to buy new sandals before going there so I settled for the cheapest plastic sandals I could find. I didn't want to rent a motorcycle because to tell you the truth I'm a little afraid of them. That decision left us no choise but to walk to see the boats. That didn't turn out to be the best of our decisions since after half way both my were filled with blisters because of the ilfitted sandals. I couldn't walk with my bare feet because the asphalt road was burning hot. I have come to think that the actual traveling to places isn't my favourite part in Indonesia but the destinations always make up for the inconveniences we meet on the road. The traditional boats turned out to be worth of the trouble. The boats reminded me of the old pirate ships I had seen in TV and they were definately a nice sight to see. The next morning we wore our swim suits and packed our bags with towels, little money and a lot of sun cream since we were going to go snorkling. This was my first time so I was really excited to go there. We rented the gears, rented a boat and headed to the ocean. Our captain was kind to borrow us life jackets so that we don't have to concentrate on swimming and we could just admire the beautiful
views from the bottom of the ocean. The ocean was full of all kinds of life, colourful fishes and coral reefs in all shapes. We could've spend our whole day just observing the life under water but unfortunately we had only about one hour to snorkle before we had to leave. This was an experience I could recomend to everybody and it made me really want to try diving too. One thing that was nice to notice during this trip was that even though I don't think my bahasa Indonesia is very fluent I still know it enough so that I'm able to communicate with Indonesian people. We were able to get to - and from Bira with public transportation, we were able to get something to eat and when we needed we could also ask directions. Basically those are the main skills you need for traveling. Of course to be fair sometimes we could also use English. But there were a lot of times we had to be able to communicate using only bahasa Indonesia. When this kind of situation occured all we could do was to use the vocabularity we had and some hand gestures. We don't speak perfect bahasa Indonesia but the main thing when speaking foreign languages isn't speaking in a grammatically correct way but to be able to deliver a message to another person and to be able to receive one back. (*) MEDANIA EDISI 6 (APRIL-MEI 2014)
15
LENSA AL-AZHAR
Winner of OLKA SD in Jakarta.
The new Vice Head of Elementary School
Winner of OLKA SD in Jakarta, Jihan Putri Alifah.
Achievement Day of SMP.
The first winner of KIR SMP in Jakarta.
the winners of Lomba galaxy Kreatif of FMIPA UNM.
Souvenirs for the volunteer teachers from Finland.
16
MEDANIA EDISI 6 (APRIL-MEI 2014)
LENSA AL_AZHAR
Marching Band of Al-Azhar Makassar Kindergarten.
Dance performance by The elementary School teachers.
Motivation Training Organizers of SMP.
Field trip of secondary school at mangrove conservation area.
The committee and teachers of Pesantren Alam at Malino MEDANIA EDISI 6 (APRIL-MEI 2014)
17
VISI & TADZKIrAH
Is-al (Refleksi Kepemimpinan Persuasif) K
Drs. H. A. Kalam Fattah
Sekretaris Yayasan Insan Unggul Makassar
‘Is-al’ sebagai satu akronim, dapat dipanjangkan menjadi ‘Issengngi Alemu!’ bermakna ‘Tahu diri-lah!’
18
MEDANIA EDISI 6 (APRIL-MEI 2014)
etika aku masih duduk di sekolah dasar dahulu, ada situasi dan pemandangan menarik yang selalu Aku alami setiap memulai tahun pelajaran baru, tetapi tidak lagi kita jumpai saat ini, yaitu situasi ‘sakral’nya prosesi kenaikan kelas. Di depan kelas kita masing-masing berbaris, kemudian disebutlah nama murid/siswa satu persatu tanda naik kelas, yang tidak disebut namanya oleh Kepala Sekolah itu artinya yang bersangkutan tinggal kelas. Yang naik kelas wajahnya berseri-seri, dengan air muka yang jernih ia berjalan berpindah barisan ke kelompok barisan atau kelas barunya, sementara anak yang tinggal kelas dengan muka pucat pasih, menangis dan biasanya ada yang akhirnya mengamuk melempari gedung sekolahnya yang berdinding papan biasa, karena merasa tidak dianggap?, malu atau takut pada orang tua? Entahlah, anak marah dan mengamuk tadi, karena merasa tidak dihargai usaha belajarnya, atau kesal dan malu kepada teman-temannya, ataukah sebab takut pada orang tua dicap anak bodoh lagi pemalas (La Bengngo-Kuttu. Bugis). Terlepas dari itu, ternyata yang namanya harga diri atau penghargaan itu sangat dibutuhkan oleh setiap orang, tidak terkecuali anak-anak barusan, apatah lagi terlebih orang-orang dewasa. Kadang hal-hal seperti ini kurang disadari, padahal tokoh Psikologi Humanistik Maslow mengurut ‘Hirarki Kebutuhan manusia dari kebutuhan jasmaniah sampai kebutuhan estetis (Defesiency need dan Growth need) satu dari tujuh kebutuhan tadi adalah ‘Kebutuhan Harga-Diri’. Hanya saja terkadang kecenderungan seseorang kepingin dihargai lebih dari apa yang bisa dan telah dilakukan, bahkan yang lebih parah lagi ialah bila mengharapkan
suatu penghargaan yang sungguh bertolak belakang dengan apa yang sering dan sedang ia lakonkan, terlebih setelah ia menduduki jabatan baru sebagai pimpinan, ironis memang. Maka di sinilah kata ‘Is-al’ patut dialamatkan kepadanya. Istilah apa pula ‘Is-al’ itu? ‘Is-al’ adalah kata bahasa Arab dalam bentuk fi’il-amer (kata kerja perintah) yang artinya bertanyalah, bisa pula bermakna periksalah dirimu, atau mintalah pendapat. Kalau diplesetkan ke dalam bahasa Bugis, ‘Is-al’ sebagai satu akronim, dapat dipanjangkan menjadi ‘Issengngi Alemu!’ bermakna ‘Tahu diri-lah!’. Kata ‘Is-al’ juga kalau ditelusuri sampai ke perubahan kata sa-a-la menjadi mas-uliyyah, akan berarti pertanggungjawaban, maka lebih jauh akan berindikasi bahwa orang yang banyak ber ‘Is-al’ dipastikan pula akan punya rasa tanggung jawab yang tinggi dan konsisten, menyebabkan yang bersangkutan tahu diri dan tawadhu dalam menjalankan amanah,“. . . alaa fakullukum roo-in, wakullukum mas-uulun ‘an roiyyatih”, setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya” (HR. Bukhari). Dari sinilah sosok-nyata bahwa ‘Is-al’ mempunyai fungsi kendali dan kontrol seseorang dalam hidup bersosialisasi dengan lainnya, terlebih sebagai seorang leader, bukan sekedar pemimpin biasa. Pada episode kefana’an dunia ini, masih sering juga kita jumpai orang yang merasa ‘ge’er’, si-gila rasa, si-gila hormat, dia sajalah yang paling pintar dan benar, hanya ia yang paling berarti dan mengerti, dia sajalah yang paling peduli dan empati, hanya ia yang paling dibutuhkan dan menentukan, dia sajalah yang paling bisa dan berjasa, hanya ia yang paling pantas dan pas untuk semua jabatan teratas, dan dia
VISI & TADZKIrAH Wahai orang-orang beriman, janganlah satu kaum mengolok-ngolokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari yang mengolok-olok, dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri (sesama mu’min), dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk, seburukburuk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman, . . . “(QS. Al-Hujurat: 11) sajalah yang paling bersih bagai kapas putih, sehingga begitu menjadi pemimpin ia meminta dilayani, diladeni dan dihormati lebih seperti raja-raja Persia dahulu. Lupa kalau Pemimpin sekaliber Muhammad Rasulullah SAW saja melayani dirinya sendiri bahkan sampai menjahit bajunya yang robek, dan turut membantu isterinya yang tanpa menunggu ajakan bantuan. Maka wajar kalau Rasulullah SAW pernah bersabda: “Rai-sul Ummati khaadimuhum”, Pemimpin suatu kaum adalah pelayan bagi mereka”. Maka kalau diperhatikan kepemimpinan Rasulullah yang persuasif, yang sifatnya keteladanan, memberi contoh terlebih dahulu, seperti sabdanya: “Ibda’ binafsik”, mulailah pada dirimu terlebih dahulu”. Maka Rasulullah memiliki sifat kepemimpinan, antara lain azizin alaihi ma anittum (berat dirasakan oleh Nabi penderitan orang lain) semacam sense of crisis, yaitu kepekaan terhadap kesulitan rakyat, harishun `alaikum (amat sangat berkeinginan agar orang lain aman dan sentosa) semacam sense of achievement yaitu niat dan semangat yang mengebu-gebu kepingin masyarakatnya memperoleh prestasi dan kemajuan yang lebih cepat, dan raufun rahim (pengasih dan penyayang). Ya, barangkali sifatsifat inilah yang terlihat, terasakan dan teryakini oleh masyarakat Jakarta yang selama ini merindukan kepemimpinan model mirip-mirip Rasulullah SAW, ada pada diri Jokowi (panggilan akrab Gubernur DKI Jakarta) yang turun langsung dan berempati tinggi terhadap masyarakatnya, penderitaan dan harapan rakyatnya direspon bukan dengan retorika tetapi realita, bukan janji tetapi bukti, bukan sekedar pengenak telinga tetapi penyejuk mata, seperti kata Orang Bugis:
seperti kata Orang Bugis: “Sisebbu ada, siddi gau, gau-e mappannesaa”
“Sisebbu ada, siddi gau, gau-E mappannesaa”, seribu kata, dan satu perbuatan, perbuatan yang lebih dapat dipercaya”. Al-hamdulillah saat ini menjelang April 2014, para calon anggota dewan dan calpres-cacapres sibuk mempropagandakan program andalannya. Semoga yang terpilih benar-benar mampu melakukan program yang ditawarkan bukan sekedar janci mutaro-E (janji yang diikrarkan) tanpa berupaya keras merealisasikannya, karena siapapun terpilih harus yang terbaik untuk Sulawesi Selatan dan Indonesia. Maka seorang pemimpin hendaknya menghindari dan menjauhi sifat ‘ananiyah’ (egoistis), yang semuanya wajib bermuara kepada dirinya, yang membuat dirinya lebih banyak curiga daripada percayanya, lebih sering su-uzzhan-nya (buruk sangkanya) daripada husnuzzhan (berbaik-sangkanya) dan tidak sedikit berkomentar jelek dan busuknya kepada orang lain. Maka teringatlah Aku ketika masih di pondok pada akhir tahun 70-an. Seorang kiyai Aku yang juga ia anggota TNI bercerita tentang seorang prajuritnya yang baru saja dilatihnya. Prajurit tadi sehabis latihan bertingkah aneh, setiap orang yang dijumpai ditegurnya, ‘Hei, Kamu bau busuk, ya?!’. Di dalam kamarnya ia
menciumi pakaian dan barang-barang yang ditemuinya, semuanya busuk menurutnya, dan tindakan yang dilakukan kemudian adalah mencuci semua yang dirasa dan dianggap busuk, tetapi ada keanehan baginya karena ternyata bau busuk itu tidak juga hilang-hilang sementara yang dicurigai busuk tadi sudah semua dicuci dan dibersihkannya. Dalam kebingungan dan kecape’annya itu, Bapak Pelatihnya tiba-tiba muncul dan menghampirinya, ‘Prajurit, di hidungmu ada tai !’ jawabnya, ‘Siap, Komandan!!!’. Dalam teori Sosiologi, tidak seorang pun diantara kita dapat hidup tanpa orang lain. Maka mendengarkan masukan-masukan, bahkan mungkin kritikan-kritikan pedas sekalipun, patut kita dengar dan hargai. Sekecil apapun bantuan orang lain, ia pasti punya peran dalam proses perbaikan diri kita secara menyeluruh, sikap-perilaku dan cara pengambilan tindakan dan putusan serta penyelesaian masalah. Dan berbahagialah orang yang senantiasa mau dan rela menerima dan memberi (take and give) dalam hal apa saja yang punya nilai dalam kehidupan kita ini. Mari kita kajiulang firman Allah, “ Mereka punya hati tapi tidak untuk memahami, mereka punya mata tapi tidak untuk melihat, mereka punya telinga tapi tidak untuk mendengar, mereka itulah seperti binatang, bahkan lebih sesat lagi” (QS. Al-A’raaf; 179). Agar kita tidak dicap lebih buruk daripada binatang, atau karena sok harum, . . . sok suci-bersih seperti prajurit tadi, mari kita banyak ber’Is-al’, karena hanya dengan itu kita lebih bisa terkontrol dan selamat dari bahaya kesombongan diri di dunia dan terbebas dari beban berat dan kesulitan dalam mempertanggungjawabkan kepemimpinan kita kelak di akhirat, percayalah !!! (*) MEDANIA EDISI 6 (APRIL-MEI 2014)
19
KISAH SELEKTA
Belajar pada Batu Ibnu Hajar Al-'Asqolani (773 H/ 1372 M - 852H/ 1449 M) seorang ahli hadits yang terkemuka. Nama lengkapnya Syihabuddin Ahmad bin Ali Muhammad bin Hajar al-Syafi' al-Asqolani. Salah satu karyanya yang terkenal adalah kitab Fathul Baari (Kemenangan Sang Pencipta), yang merupakan penjelasan dari kitab shahih milik Imam Bukhori dan disepakati sebagai kitab penjelasan Imam Bukhori yang paling detail yang pernah dibuat. Sumber: http://nulislepas.blogspot.com, dan www.republika.co.id
20
MEDANIA EDISI 6 (APRIL-MEI 2014)
Di balik kesuksesanya sebagai seorang ilmuwan ternyata terselip suatu kisah unik yang patut kita teladani. Diceritakan suatu saat dia berguru pada seorang guru namun sampai bertahun-tahun dia tidak mendapatkan ilmu sang guru sedikitpun, bahkan selalu ketinggalan dari teman-temannya, serta sering lupa dengan pelajaran-pelajaran yang telah diajarkan oleh gurunya. Hal tersebut sempat membuatnya patah semangat dan frustasi. Ia memutuskan untuk pulang kampung meninggalkan gurunya. Di tengah perjalanan pulang, meninggalkan gurunya dengan hati yang gundah gulana, tiba-tiba hujan turun dengan sangat lebatnya seakan-akan menghadangnya pulang. Ia pun kemudian berteduh di dalam sebuah gua yang merupakan satu-satunya tempat berteduh di sekitar itu. Setelah lama berada di dalam gua ia melihat tetesan air yang menetes terusmenerus, sedikit demi sedikit jatuh melubangi sebuah batu yang sangat besar. Batu besar tersebut terlihat dalam keadaan berlubang tepat di bawah tetesan air. Ia pun terkesima melihatnya sambil bergumam dalam hatinya, Subhanallah..... sungguh sebuah keajaiban. Bagaimana mungkin batu itu bisa terlubangi oleh tetesan air. Ia terus mengamati tetesan air itu dan mengambil sebuah kesimpulan bahwa batu itu berlubang karena tetesan
air yang terus menerus bertahun-tahun. Melalui peristiwa tersebut, ia sadar bahwa betapapun kerasnya sesuatu jika ia terus-menerus mendapatkan sentuhan ia pun akan menjadi lunak. Batu yang sangat keras saja bisa terlubangi oleh tetesan air yang terus –menerus menetes, apalagi kepalaku yang tidak sekeras batu. Aku yakin kepalaku bisa menyerap segala pelajaran jika aku tekun dalam belajar, rajin serta sabar pantang menyerah. Ia pun kembali ke gurunya untuk meneruskan belajar dan akhirnya berhasil menghafal ribuan hadist. Kkitab-kitab Ibnu Hajar banyak sekali di antaranya yang sangat terkenal selain Fathul Bari adalah kitab Ad-Durar al-Kaminah (kamus biografi tokoh abad ke-8), Tahdzib al-Tahdzib, Al-Ishabah fi Tamyiz ash-Shahabah (kamus biografi sahabat),Bulughul Maram Fi Adillah Al Ahkam, Al Isti'dad Liyaumil Mii'aad. Ada yang menyebutkan para raja dan Amir biasa saling memberikan hadiah dengan kitab-kitab Ibnu Hajar. Menurut murid utamanya, yaitu Imam As-Sakhawi, karya Ibnu Hajar mencapai lebih dari 270 kitab. Kebanyakan karyanya berkaitan dengan pembahasan hadits, secara riwayat dan dirayat. Sebagian peneliti bahkan menyebutkan hingga 282 kitab. Nama Ibnu Hajar ternyata lebih popular dari nama aslinya. Ibnu Hajar yang bisa berarti putra batu atau orang yang berguru pada batu. (*)
FEATURE & OPINI
Wanita Pemimpin T
ampilnya wanita sebagai pemimpin sudah berawal sejak dahulu kala, seperti halnya Siti Hajar yang pertama memanfaatkan mata air Zam Zam dan selanjutnya sumber mat air ini menjadi tempat peringgahan dan berkembang menjadi perkampungan di mana Siti Hajar menjadi Kepala Kampung. Perkampungan ini berkembang menjadi kota dan kini dikenal sebagai Kota Mekkah. Wanita pemmimpin lainnya, Ratu Balqis sang pemimpin bijak yang berkuasa di negeri makmur Saba dan kemudian berkenalan dengan Nabi Sulaiman. Ada lagi beberapa deretan nama pemimpin yang mengukir sejarah dan paling berpengaeruh antara lain: Indra Gandhi (India), Margaret Tathcher (Inggris), Benazir Bhutto (Pakistan), Corazon Aquino (Filipina) dan Eva Peron (Argentina). Mereka adalah wanita-wanita pemimpin yang bijaksana dan banyak berbuat untuk kepentingan rakyatnya. Namun dalam sejarah pun dikenal wanita-wanita pemimpin negara yang sangat kejam antara lain: Ratu Mary I (Inggris), Wu Zetian (Cina), Elizabeth Bathory (Hungaria), Delphine Lalaurie (New Orleans), Irma Grese (Jerman). Nampaknya kebijakan dan kezaliman tidak bisa ditentukan karena ia wanita atau bukan, melainkan pada karakter manusianya. Dari Indonesia dikenal pula tokoh-tokoh wanita yang sangat berjasa menjunjung martabat bangsa seperti Cut Nyak Dien, Raden Ajeng Kartini, Martha Christina Tiahahu, Fatmawati. Mereka telah mengukir sejarah bangsa dan akan selalu dikenang. Bagaimana dengan tokoh-tokoh wanita masa kini? Ada beberapa figur wanita yang pretasinya membanggakan, namun ada pula yang semula dipuja dan disanjung namun berakhir dengan kesan mengcewakan. Peluang untuk tampil sebagai pemimpin demikian pula sebagai orangorang yang dipercaya mewakili rakyat semakin terbuka lebar, tetapi harus diakui bahwa kesuksesan dalam karir masih didominasi oleh kaum pria. Kenyataan ini tidak perlu disangkal sebab sejarah peradaban manusia sejak dahulu dalam interaksi sosial didominiasi oleh pria. Bahkan Nabi dan Rasul yang kita
kenal semua pria. Hal ini sesuai kodrat kehadiran kita di muka bumi. Ada sisi kehidupan yang didominasi oleh kaum wanita, yaitu peĂąata rumah dan pendidik anak sehingga wanita dijuluki Rabbatul bait (Ibu Pendidik di rumah tangga).
Tampilnya pemimpin yang sukses ditentukan oleh dua faktor utama yang terpadu: pelung dan talenta. Ada yang memiliki peluang namun tidak memiliki talenta menjadi pemimpin yang baik. Begitu pula sebaliknya.
Secara lebih terinci ada beberapa faktor yang menyebabkan keberhasilan seorang pemimpin, tidah hanya bagi pria, tetapi juga bagi kaum wanita:
Memiliki lelebihan yang dapat diandalkan
Lazimnya seorang tampil sebagai pemimpin disebabkan adanya kelebihan atau keunggulan yang ia miliki. Kini peluang mendapatkan ilmu dan keterampilan terbuka lebar, sehingga bukanlah suatu yang luar biasa bila seorang berasal dari rakyat biasa tampil sebagai pemimpin dengan modal kecerdasan, keahlian atau keunggulan di bidang tertentu.
Mampu Berkomunikasi dengan Baik
Pemimpin sukses mungkin bukan pakar komunikasi, tetapi seorang praktisi komunikasi yang baik. Mereka mengingatkan kolega mereka tentang nilai-nilai institusi dan target — memastikan visi mereka benar-benar dapat dipahami dan diterjemahkan dalam langkah nyata. Seorang pemimpin perlu mengomunikasikan harapan dia terhadap bawahannya. Prosedur sederhana ini bisa membangkitkan motivasi untuk meningkatkan kinerja bawahan.
Menjadi Guru
Banyak pegawai mengeluh, pimpinan tidak memberi arahan yang jelas, tidak mengajari mereka. Pemimpin sukses tidak pernah berhenti mengajari bawahannya, ia tidak akan segan meluangkan waktu untuk membimbing kolega mereka serta mendukung pegawai yang memang terbukti mampu untuk maju. Jika bawahan berbuat salah bukan marahnya yang didahulukan, melainkan memberi penjelasan di mana letak kesalahan bawahan sehingga kesalahan yang sama tidak berulang. .
Keberanian Mengambil Keputusan
Pekerjaan utama seorang pemimpin adalah ‘mengambil keputusan’. Pemimpin sukses adalah pengambil keputusan yang ahli. Pengambilan keputusan didasari oleh suatu keberanian, keberanian menghadpi konsekuensi. Proses pengambilan keputusan terkadang didasari oleh pengalaman panjang menghadapi beragam situasi yang berbeda-beda. Selain itu, proses ini juga dipengaruhi tipe kepribadian. Proses pengambilan keputusan adalah kemampuan memahami dan mengenali dampak dan akibat dari sebuah situasi, baik yang terjadi pertama kali maupun berulang. Mereka menjadi kebal terhadap tekanan dan amat intuitif dalam proses pengambilan keputusan yang paling penting dan strategis.
Memberi Contoh
Memberi contoh atau keteladanan adalah sebaik-baik pembelajaran bagi bawahan. Memberi contoh terdengar gampang, tapi kenyataannya banyak pemimpin yang gagal di hal yang satu ini. Pemimpin sukses memberi dan melaksanakan contoh yang mereka berikan. Mereka tahu bahwa mereka diamati oleh bawahan. .
Senantiasa Memberi Motivasi
Pemimpin sukses selalu memberi masukan kepada bawahan dan juga mau menerima masukan. Pemimpin ideal menciptakan suasana kerja yang penuh rasa percaya. Mereka sendiri sudah memahami betapa pentingnya masukan, sejak awal karier mereka.
Memanfaatkan Peluang Kesempatan akan selalu ada di setiap hidup manusia, baik wanita ataupun pria. Begitu juga dalam dunia kerja, kesempatan untuk mendapatkan pencapaian karir terbaik akan selalu ada. Persoalan yang dihadapi oleh beberapa pemimpin, setelah mendapat amanah sebagai pemimpin niatnya berubah. Semula niatnya bagus untuk memperbaiki organisasi, institusi atau perusahaan dan mensejahterakan bawahan, namun setelah jabatan ia pegang komitmen menjadi rapuh, yang menonjol adalah kepentingan diri. Pemimpin yang dibutuhkan untuk mengukir sejarah perbaikan adalah yang memiliki integritas dan selalu menegakkan kebenaran dalam kondisi apa pun. Pemimpin itu mungkin seorang pria atau wanita. Perjalanan waktulah yang akan membuktikan.
MEDANIA EDISI 6 (APRIL-MEI 2014)
21
RUANG KELUARGA
Memimpin? Mulailah dari Keluarga
B
Kepala keluarga harus memikirkan perencanaan ke depan, melihat jauh ke depan, berpikir panjang untuk mempersiapkan diri menghadapi masalah hidup yang menghadang di depan. 22
MEDANIA EDISI 6 (APRIL-MEI 2014)
elajar menjadi seorang pemimpin yang baik? Mulailah dari keluarga. Keluarga bisa dikatakan sebagai suatu bagian masyarakat terkecil dan merupakan dasar dari masyarakat yang lebih besar. Bagaimana memposisikan diri dalam keluarga. Bagaimana bisa membawa keluarga ke arah tertentu. Bagaimana bisa membimbing dan meningkatkan kapasitas dan kualitas keluarga, semua menjadi awal dari bagaimana seorang dapat memimpin masyarakat yang lebih besar. Suatu hari ada seorang umat Muhammad menyeluusuri jalan dengana anaknya, sepanjang jalan tak henti-hentinya sang ayah mengungkapkan kekaguman akan tindakan–tindakan Rasulullah dalam memimpin keluarga, sahabatnya dan umatnya. Sambil mengendarai mobil dia bercerita kepada anaknya tentang kekagumannya kepada Rasulullah, yang dapat menjadi contoh dalam kehidupan ini, karena membina keluarga sakinah sesuai teladan Nabi Muhammad SAW adalah tujuan berkeluarga. Kehidupan sehari-hari di dalam lingkungan tempat tinggal pastilah memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan kepribadian seseorang yaitu lingkuangan keluarga. Keluarga merupakan masyarakat kecil cikal bakal memasuki masyarakat yang lebih besar. Mereka pun larut dalam cerita antara ayah dan anak. Sambil mengemudi ayah tersebut memberikan contoh: “Sebagai kepala keluarga sama dengan kita mengemudikan mobil, harus diingat siapa yang kamu bawa bersamamu, orang tua, orang lanjut usia, teman, anak-anak, bayi, istri, selalu mengingat penumpang, semua bergantung pada kamu sebagai pengemudi . Kalau tidak hati-hati menyetir bisa tertimpa mmusibah dan itu akan menjadi tanggungjawab kamu.” Keluarga tercipta dari kehadiran sepasang suami dan istri. Dalam Islam peran keduanya sangat penting dalam menciptakan rumah tangga yang damai
dan sejuk, seperti sebuah kapal dapat mengarungi samudra dengan ada dua orang yang mengendalikannya Nakhoda dan Navigator. Di antara peran keduanya terdapat ikatan, di mana segala sikap dan tindakan saling bepengaruh pada kinerja masing-masing. Seorang Nakhoda harus memiliki suatu kualifikasi atau kemampuan dengan nilai “baik“ atau “hampir sempurna begitu pun seorang pemimpin keluarga, kriteria baik harus dimiliki agar keluarga yang dipimpinnya sampai pada tujuan, sakinah,mawaddah warahmah dan mendapatkan kebahagian dunia akhirat. Mobil terus melaju menyusuri jalan yang sepi dan dingin. Sang Bapak terus bercerita memberikan pelajaran tentang hidup kepada anaknya: “Menjadi seorang pemimpin harus mampu meng-upgrade kemampuan meningkatkan kualitas diri dan melejitkan potensi diri agar beban dan peranan itu dapat dijalankan dengan baik seperti dalam mengemudikan mobil ini. Sopir harus selalu memperhatikan lihat dua tiga mobil ke depan. Jangan hanya melihat mobil yang ada di depanmu. Kalau kamu melihat jauh ke depan, kamu akan lebih siap jika ada kejutan. Ini merupakan tuntunan sebagai kepala keluarga. Kepala keluarga harus memikirkan perencanaan ke depan, melihat jauh ke depan, berpikir panjang untuk mempersiapkan diri menghadapi masalah hidup yang menghadang di depan.” Sampailah mereka pada tujuan, sang ayah berlalu masuk ke kamar beristirahat, namun di benak sang anak masih terus tergiang akan pembicaraan mereka, terpatri dalam benak anak itu pelajaran yang berharga sepanjang perjalanan bersama ayahnya, bahwa “Manusia akan menjadi apa pun kelak harus memiliki moral dan etika yang baik,apalagi menjadi seorang pemimpin. Setidaknya ada 3 (tiga ) kekuatan yang harus dimilik, yaitu ,kekuatan visi, kekuatan komunikasi dan kekuatan keteladanan. (*)
PROFIL
Jawara “KIR� Al Azhar
i kalangan teman-teman ia biasa dipanggil Nisa, namun nama lengkapnya adalah Nur Nisaa Aiunun Auliah, anak semata wayang pasangan dr. Muhammad Abduh dan dr. Kasmawati Kasim, beralamat Kompleks BTN Agraria Blok K, nomor 11 Makassar. Kegemaran Nisa adalah membaca dan mendengarkan musik. Ia bercita-cita menjadi seorang ilmuan. Pada awal tahun 2014, Nisa bergabung dalam Tim Sekolah Islam Al Azhar Makassar mengikuti lomba Karya Ilmiah Remaja yang disingkat KIR antara Sekolah Islam Al Azhar se Indonesia. Tim Sekolah islam Al Azhar Makassar berhasil meraih Juara Pertama dengan karya tulis yang mengetengahkan kehidupan satu
rumpun keluarga yang unik di Kabupaten Bone yang memiliki hanya tiga jari tangan. Berikut kutipan wawancara MEDANIA dengan Nisa: MEDANIA: Apa makanan favorit Ananda? Nisa : Makanan fovorit saya Pallu Basa (makanan khas Makassar) MEDANIA : Bagaimana Ananda mempersipkan diri untuk lomba tersebut? Nisa : Secara khusus untuk presentasi saya membuat penyajian dalam program power point, kemudian saya melakukan latihan presentasi. Selanjutnya praktek presentasi di hadapan Kepala Sekolah dan Direktur. MEDANIA : Apakah ada rasa gugup jelang presentasi dalam lomba ini dan apa kiat ananda mengatasinya? Nisa : Iya ada rasa gugup memang. Saya berusaha mengatasinya dengan menarif nafas dan membuat banyak gerakan. MEDANIA: Siapa tokoh idola Ananda? Nisa : Rasulullah, Muhammad SAW. MEDANIA : Kemana Ananda lanjut setelah tammat di SMP? Nisa : Saat ini belum terpikirkan, tetapi unbtuk perguruan tinggi sudah je-
Siswa yang bersama dengan Nisa dalam Tim Sekolah Islam Al Azhar Makassar yang berhasil menempati peringkat pertama dalam Lomba KIR ini adalah Feby Febrianti Falarsy, siswa Kelas Sekolah Islam Al Azhar Makassar. Anak pertama dari keempat bersaudara ini adalah puteri pasangan Abdul Afid, dan Eka Rianti. Ia beralamat di Perumahan Gerhana Alauddin, Jalan Sultan Alauddin 3 Blok K 18 Makassar. Berikut hasil wawancara MEDANIA dengan Febrianti Falarsy: MEDANIA : Apa hobi Ananda? Febriyanti : Saya senang nonton dan main game. MEDANIA : Bagaimana Ananda menyiapkan presentasi? Febriyanti : Saya melakukan latihan presentasi pada awalnya di depan Ibu guru, Ibu Dian Anggraini, S. Pd, kemudian di hadapan Kepala Sekolah SMP, dan Direktur Sekolah Islam Al Azhar Makassar. MEDANIA : Apakah Ananda gugup saat
akan melakukan presentas? Febriyanti : Saya juga mengalami kegugupan, tetapi saya berusaha menjalaninya dengan canda dan gurauan, saya berusaha menjalaninya dengan santai, akhirnya rasa gugup itu hilang. MEDANIA : Siapa idola Ananda? Febriyanti : Idola saya adalah kedua orang tua saya. MEDANIA : Kemana Feby melanjutkan pelajaran setelah tammat di SMP? Febriyanti : Setelah tammat di SMP saya ia ingin melanjutkan pendidikan di SMA 3 atau SMA Negeri 1 Makassar. MEDANIA : Kepada siapa Ananda berterima kasih dengan keberhasilan tim Ananda? Febriyanti : Kami berterima kasih kepada guru pendamping yang telah mel- gian dunia dan akhirat. Febriyanti bercitacita menjadi seorang penyiar. Semoga akukan apa yang terbaik untuk kami. Demikian perbincangan singkat cita-cita Febriyanti terkabul dan bisa berdengan Febriyanti yang juga mempunyai bagi kebahagian dengan para pemirsa atau pendengarnya masa datang. Amien! harapan yang sama dengan Nisa, kebaha- MEDANIA EDISI di 6 (APRIL-MEI 2014)
D
las. Saya berniat melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi Universitas Hasanuddin di Makassar atau Universitas Inbdonesia di Jakarta jurusan IPA. MEDANIA : Bagaimana Nisa memanfaatkan hari-hari libur? Nisa : Biasanya kami rekreasi di luar kota atau kumpul dengan terman-teman. Kadang-kadang saya senang menghabiskan waktu di rumah saja. MEDANIA : Prestasi apa yang ananda pernaih raih selain KIR tersebut? Nisa : Saya pernah juara 3 Cerdas Cermat se Sulawesi Selatan dan Barat tahun 2012/ 2013, masuk finalis Olimpiade biologi se Al Azhar Indonesia. Inilah Nur Nisaa Aiunun Auliah yang akrab dipanggil Nisa, siswa SMP Sekolah Islam Al Azhar Makassar. Ia telah membawa nama harum Sekolah Islam Al Azhar Makassar dengan mengalahkan para pesaingnya dari sekolahsekolah Al Azhar dari berbagai penjuru tanah air. Harapan yang ingin ia raih di masa depan adalah kebahagiaan dunia akhirat, demikian pengakuannya. (*)
23
KESAN
Kehormatan dalam Tugas D
i suatu Kamis malam saya menontom film The Last Stand yang disutradarai oleh Sutradara Korea, Kim Ji-woon dan dibintangi oleh aktor laga Arnold Schwarzenegge sebagai Sheriff Ray Owens yang bertugas di Sommerton Junction yang hanya dibatasi oleh sungai dengan Mexico. Yang sangat mengesankan dalam film ini ialah saat jutawan, bandar besar narkoba Gabriel Cortez yang diperankan oleh Eduardo Norieg melarikan diri dari penjara.. Para kaki tangannya telah menyiapkan jembatan darurat khusus bagi Gabriel Cortez untuk menyebrang dari wilayah Amerika Serikat ke Mexico. Setelah berhasil menerobos blockade polisi dan para pembantunya melakukan pertarungan adu tembak dengan anak buah Sherif Ray Owens, Gabriel lolos menginjakkan kaki di ujung jembatan untuk menyeberang ke Mexico. Namun betapa terkejutnya Gabriel karena di tengah jembatan berdiri Sheriff Ray Owens yang siap menghalangimya menyeberang ke Mexico. Gabriel Cortez mencoba bernegosiasi, Sheriff Ray Owens diminta sekedar minggir saja sehingga ia dapat terus ke Mexico dan Sherif mendapatkan transfer 5 juta dollar AS. Transkasi bisa dilakukan saat itu juga karena Gabriel Cortez membawa HP yang memungkinkan transfer dilakukan segera. Karena tawaran pertama ditolak, maka naik ke 10 juta dollar AS, bahkan sampai ke 25 juta AS. Tetapi apa jawaban Sherif Ray? My honor is not for sale, Kehormatanku tidak diperjual belikan. Harga diri seorang Sheriff Ray dalam melaksanakan tugas tidak dapat ditawar. Sebenarnya kalau ia minggir risiko tidak ada, tidak ada seorang yang melihat mereka saat itu.
24
MEDANIA EDISI 6 (APRIL-MEI 2014)
Tetapi ia memilih bertarung menghadapui maut, dan akhirnya ia menang. Seandainya ia kalah, Sheriff Ray tidak akan menyesal karena ia telah berjuang semampunya menegakkan kebenaran. Jumat keesokan harinya bos saya yang juga sahabat saya bersiap memenuhi undangan untuk makan siang di sebuah rumah makan di Jalan Latimojong. Kami berdua sefaham untuk memenuhi undangan tepat waktu, tetapi karena harus melaksanakan shalat Jumat, maka kami merencanakn untuk shalat jumat di masjid terdekat dengan rumah makan tersebut. Kami berhenti dalam perjalanan untuk melaksanakan shalat Jumat di suatu masjid bertingkat dua dengan jemaah yang cukup ramai. Sang Khotib yang fasih dalam melafazkan ayat dan hadits menyorot perilaku korupsi penyelenggara Negara. Ia mengomentari betapa serakahnya seseorang yang mendapatkan gaji Rp. 250.000.000 juta per bulan masih melakukan korupsi.
Ia berkata dalam khotbahnya bahwa seandainya ada seseorang yang menggaji dia Rp. 20.000.000 per bulan maka ia akan berhenti berdakwa, berhenti berkhotbah. Silahkan ia ditangkap kalau tetap melakukan dak’wah. Hati saya terhenyut, mengapa tugas dakwah yang harus jadi contoh. Apakah sang khotib tidak sadar akan ucapannya ini? Ataukuh itu memang kata hati sang Khotib, yang melakukan tugas da’wah dengan selalu mengharpkan imbalan? Bila ada yang memberikan gaji Rp. 20.000.000 per bulan akan berhenti berda’wah. Betapa kontras dengan ucapan dalam film yang saya saksikan semalam sebelumnya. Kata-kata Sheriff Ray yang bukan Islam bahwa melaksanakan tugas adalah kehormatan. Tidakkah ini sejalan dengan ucapan Rasulullah Muhammad SAW yang ditawari harta seberapun yang ia mau dan jawabannya “Meskipun pun matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, akau tidak akan berhenti berda’wah”. Mudah-mudahan yang keliru dalam memberi contoh dalam suatu kotbah yang sakral menyedari kesalahannya. Semoga kita terhindar dari perilaku menjual ayat-ayat Allah dengan harga murah. My honor is not for sale. Harga diriku dalam melaksanakan amanah tidak dapat dibeli.
Nama dan identitas penulis ada di meja Redaksi.
MY STORY
Home Sweet Home
I
have a house that is perfect and stragetic because it is located on the edge of the street or road axis. So that my house is always surrounded by a bustling atmosphere which is caused by passing vehicles. My brother and I were raised by my father and my mother with great affection. My house’s size is 8 x 15 metres. It consists of a porch, a yard, a living room, a family room, three bedrooms, two bathrooms, a dining room and a kitchen. If we go to the front of my house, we will find a living room in which you will find seats, a comfortable couch and a coffee table with tableclothes and a vase filled wih flowers. There are calligraphs which are very interesting to look at as well as family fotographs. The next room is a family room. Here we come together to watch TV or share some jokes. There is also a room for electronic goods such as a computer, a radio and so on. The next room is a dining room. There are also a kitchen and other rooms. In the dining room, there are a dining table and chairs. Tables and chairs are made of wood. Next to the dining room there is a room for cooking. There are kitchen tools which are used by my mother in order to cook dishes for us. The kitchen is also a place to wash dishes, there is a dish rack and a washing machine. The back yard of my house is planted with many fruit trees such as banana trees and a big mango tree. There is a calm and peaceful atmosphere. There are paddy fields
which are very nice. From a distance, you can see rice fields. They belong to farmers. The rice fields are green. It looks very beautiful and peaceful. Further, you can also see a farmer who plows his field that is not planted with rice. There are also farmers who look for grass to feed their goats, cows or buffalos. During harvesting time, the fields are crowded with workers who harvest the rice. I am frequently invited by my grandparents to see the process of harvesting the rice. In addition to the trees and rice fields, in the backyard of my house, there is also a chicken coop and a duck because my father is happy when he keeps animals. My brother and I diligently feed them and take care of them. My father cleans the the cage every week. My father also takes the eggs from the chicken. But the chicken still breed some of their eggs, so the number of chicken will increase. But when we want to eat chicken, my father catches them and my mother will cook them for us. My house is my palace, therefore I have to help my father and my mother to keep the house clean. So my house is always well maintained and clean. (*)
SD Islam Al Azhar
T
he elementary school Islam Al-Azhar is located at the Hertasning Baru street. It has five floors and many windows. The colour of the building is green. At the SD Islam Al-Azhar, there are a musholla, a fooball field, classrooms, a science laboratory, a library, teacher rooms, a canteen and a school garden. The
Anggya Nurayuni
Nailah Zhafira
name of my class is Ar Rozaq. My class is on the third floor. Every morning, the street in front of the school is very crowded because of all the passing vehicles which bring the children to school. In front of my school, there are many food vendors. There are many parking cars in front of my school. (*)
My Beautiful House
Sandi
H
ello friends, I want to tell you some things about my house which is very beautiful. I am very happy to stay there. My house has four bedrooms. One of them is mine. In my room, there are a lot of books and a collection of toys which belong to my brother, my sister and me. In my house, there is also a room which is used as a warehouse to store items, that are not in use any longer. In my house, there is also a very comfortable bathroom which is used for bathing. It feels very fresh if I get out of the water. My house also has a garden. The park is located in front of my house,there are a lot of very beautiful flowers and palm trees. In addition to the parking lot, there is a garage, which is big enough to put TERIOS and my dad’s car. When you enter my house, you fill find the living room. In my living room, there are many beautiful decorations like for example flowers, statues , calligraphes and the al Quran. Then, if you continue to go further you will enter the living room or family room which is a place for gathering because there are a television and a radio. There are some decorations. I am joking there with my father, my mother, my sister and my brother. In the living room, there are also a lot of doors which lead you to the next rooms. Then, you will enter the kitchen. That is where my family eats dinner, lunch and breakfast. My mother is the person who is most frequently in the kitchen. My mother can prepare very tasy dishes. In the back of my house, you can go to the backyard. There are fishes which my father grills. I often hang around there. I do that with my sister together. I am delighted to see my father when he grills fishes because it is very enjoyable. That is the story of my simple and very convenient house in which I live with my family. (*)
MEDANIA EDISI 6 (APRIL-MEI 2014)
25
SENI BUDAYA
Jendela Waktu Tanpa Dinding Karya : Udo Yamin Majdi
dari jendela waktu tanpa dinding kulihat kau duduk di singgasana bersama permaisuri jelita di tengah rakyat jelata lalu berkata: “akulah raja faruq, akan mengubah delta menjadi permadani palawija akan menyulap sahara menjadi istana!” dari jendela waktu tanpa dinding kudengar kau berkata di depan murid-muridmu: “akulah sultan hasan di sini kita akhir pertikaian silahkan semua pelajari ajaran maliki, syafi’i, hambali, atau hanafi!” dari jendela waktu tanpa dinding aku datang berbaris bersama engkau dan dengan gagah kau berteriak: “Shalahudin Al-Ayyubi tidak gentar, justru akan kukejar mereka sampai ke puncak langit atau ke dasar lautan” ketika jendela waktu itu tertutup semuanya sirna tak ada lagi penguasa tak ada lagi ulama tak ada lagi tentara yang ada hanyalah pusara bisu seribu bahasa dunia memang fana Cairo, 9 Desember 2008 Puisi ini oleh-oleh setelah berkunjung ke Makam Raja Faruq, Masjid dan Madrasah Sultan Hasan, dan Benteng Sholahudin Al-Ayyubi
26
Indonesia Karya : Akbar yudha Rahmandani
Indonesia adalah negara yang makmur Negara yang luas dengan budaya Indonesia adalah negara yang kaya Pulau terbentang dari Sabang sampai Merauke Negara Indonesia mempunyai semboyan Bhinneka Tunggal Ika Berbeda-beda tetapi tetap satu jua Indonesia mempunyai rakyat berjuta-juta Itulah negaraku Indonesia
Guruku Karya : Rizal Mustofa
Engkaulah penasehatku Engkau sangat indah di tatapan mataku Engkau sangat sabar dalam mengajariku Engkau mengajariku tiada henti Kamu adalah yang kusayangi Jasamu akan kusimpan di dalam hatiku Namamu akan kuukir di dalam anganku Engkaulah penyejukku di kala matahari menyengat Jasa-jsamu itu sebagai leluhur Engkau tidak dapat kulupakan Engkau akan kuingat sepanjang hidupku
Puisi disadur dari: http://www.problogger.web.id dan http://kammibanten.wordpress.com
MEDANIA EDISI 6 (APRIL-MEI 2014)
C E R P E N
The Two Goats Kisah Dua Kambing
OVER a river there was a very narrow bridge. One day a goat was crossing this bridge. Just at the middle of the bridge he met another goat. There was no room for them to pass. "Go back," said one goat to the other, "there is no room for both of us". "Why should I go back?", said the other goat. "Why should not you go back?" " You must go back", said the first goat, "because I am stronger than you." "You are not stronger than I", said the second goat. "We will see about that", said the first goat, and he put down his horns to fight. "Stop!", said the second goat. " If we fight, we shall both fall into the river and be drowned. Instead I have a plan- I shall lie down, and you may walk over me." Then the wise goat lay down on the bridge, and the other goat walked lightly over him. So they passed each other, and went on their ways. (*)
DI atas sebuah sungai terdapat sebuah titian yang sangat sempit. Suatu hari seekor kambing menyeberangi titian tersebut. Di tengah titian ia bertemu dengan kambing lain. Tidak ada ruang bagi kedua kambing tersebut untuk lewat. “Kembali” kata kambing yang satu kepada yang lainnya, “tidak ada ruang bagi kita berdua untuk lewat”. "Mengapa saya harus balik?”, kata kambing yang lain.”Mengapa bukan kau yang kembali?”. " Kau harus kembali”, kata kambing pertama, “karena saya lebih kuat dari kau.” "Kau tidak lebih kuat dari saya”, sahut kambing kedua. "Kita akan lihat tentang itu”, kata kambing pertama, dan ia menunduk menyiapkan tanduknya untuk bertarung. "Tahan!", kata kambing kedua. " Jika kita bertarung, kita berdua akan jatuh ke sungai dan akan tenggelam. Dari pada berkelahi, saya punya rencana. Saya akan berbaring, dan kau boleh melangkah di atasku." Kemudian kambing bijak itu berbaring di atas titian, dan kambing satunya melangkah dengan enteng di atasnya. Alhasil mereka saling melampui, dan melanjutkan perjalanan mereka masing-masing. (*)
*Sumber: http://www.kidsgen.com, diterjemahkan oleh Rumah Bahasa Al Azhar Makassar.
KLIK
alazharmks.sch.id MEDANIA EDISI 6 (APRIL-MEI 2014)
27
HUMOR SUFI
Karung Sayur
N
asrudin menyelinap masuk ke kebun seseorang dan mulai memasukkan sayur-sayuran ke dalam karungnya. Pemilik kebun melihatnya dan berteriak, “Apa yang kau lakukan di kebunku?” “Angin membawaku ke sini,” Nasrudin menjawab penuh percaya diri. “Kedengarannya seperti tidak masuk akal bagiku,” jawabnya, “tetapi anggaplah angin membawamu ke sini. Sekarang, bagaimana kau menjelaskan sayur mayur tercabut dari kebun saya?”. “Oh, itu sederhana,” Nasrudin menjelaskan. “Saya harus berpegang pada tanaman sayur ini agar tidak terbawa angin lebih jauh.” “Nahl,” orang tersebut melanjutkan, “beritahu saya, bagaimana tanaman sayur itu masuk ke dalam karungmu?” “Kau tahu,” kata Nasrudin, “Saya hanya berdiri di sini dan saya juga terheran-heran bagaimana bisa terjadi seperti yang kau pikirkan itu!“(*)
Teman Pindah
N
asrudin,” seorang temannya bekata kepadanya suatu hari, “Saya akan pindah ke desa lain. Bisakah kau memberi saya cincin? Dengan cara itu, saya akan ingat kau setiap kali saya melihat cincin itu?” “Nah,” jawab Nasrudin, “boleh jadi kau kehilangan cincin itu maka lalu kau akan melupakan saya. Bagaimana kalau saya tidak memberimu cincin sejak awal— dengan cara itu, setiap kali kau melihat jarimu dan kau tidak melihat cincin, kau tentu saja akan mengingat saya.” (*)
28
MEDANIA EDISI 6 (APRIL-MEI 2014)
Seseorang Menuntut Keadlian
S
uatu hari, seorang pria berlari ke kamar Hakim Nasrudin dan berkata, “Saya baru saja dirampok di perbatasan desa! Pasti pelakunya dari sini, dan saya menuntut keadilan! Perampok mengambil semua dari saya—sepatuku, celana panjangku, kemejaku, jasku, kalung, dan kaos kakiku...ia ambil semua, saya katakan kepadamu saya menuntut keadilan.” “Nah sekarang,” Nasrudin menjawab, “Saya lihat anda masih memakai pakaian dalam, jadi peram-
pok tidak mengambil itu, bukan?” “Tidak.” Jawab orang tersebut. Nasrudin menjawab, “Itu berarti perampoknya tidak berasal dari sini, sehingga saya tidak dapat menginvestigasi kasus tersebut. “Bagaimana anda bisa begitu yakin?” tanya orang itu. “Karena kalau dia dari sini, dia akan mengambil baju dalammu juga. Kebiasaan orang di sini, selalu melakukan secara tuntas, tidak setengahsetengah.” (*)
Pusing dengan Fakir
S
eorang Fakir mengaku bahwa ia dapat mengajar orang buta huruf dengan ‘teknik instant’. “OK,” jawab Nasrudin.“Ajar saya!” Fakir tersebut kemudian menyentuh dahi Nasrudin dan berkata, “Sekarang pergi dan baca sesuatu!” Nasrudin pergi, dan kembali ke lapangan desa dengan ekspresi marah nampak di wajahnya. “Apa yang terjadi?” tanya orang desa. “Bisa membaca sekarang?”
“Tentu saja saya bisa,” jawab Nasrudin, “tetapi bukan itu persoalannya. Sekarang di mana Fakir penipu itu?” “Mulla,” kata orang-orang itu, “ia mengajarimu tidak lebih dari satu menit. Jadi apa yang membuatmu berpikir kalau dia itu seorang penipul?” “Nah,” Nasrudin menjelaskan, “Saya baru saja membaca sebuah buku yang menyatakan bahwa “Semua Fakir itu pembohong.” (*)
Permintaan Pinjaman
N
asrudin terlibat percakapan dengan seorang asing. Dalam satu hal ia bertanya,, “Jadi bagaimana dengan bisnis anda?” “Hebat,” yang satu menjawab. “Nah, bisa saya pinjam 10 dollar?” “Tidak. Saya tidak begitu mengenal anda untuk meminjamkan uang.” “Itu aneh”, jawab Nasrudin. “Di tempat tinggal saya sebelumnya,
orang-orang tidak meminjamkan saya uang karena mereka mengenal saya, dan sekarang setelah saya pindah ke sini, orang-orang tidak mau meminjamkan uang karena mereka tidak mengenal saya“ (*) *Sumber: http://www.rodneyohebsion.com. Alih bahsa: Rumah Bahasa Al Azhar Makassar.
SCIENCE FOR KIDS
Kucing Piaraan K
ucing adalah salah satu binatang piaraan paling populer dan ada di hampir setiap bangsa. Saat ini tercatat lebih dari 500 juta kucing piaraan di seluruh dunia. Tahukankah ananda bahwa manusia dan kucing telah berhubungan sejak 10.000 tahun lalu. Kucing termasuk binatang yang banyak tidur, rata-rata membutuhkan masa tidur 13 sampai 14 jam sehari. Kucing piaraan biasanya beratnya berkisar 4 sampai 5 kilogram. Kelenturan badan adalah salah satu keistimewaan yang dimiliki oleh kucing, sehingga bila terjatuh dalam ketinggian tertentu tidak berakibat fatal. Saat kucing berjalan, nampak indah dan gemulai..Bahkan jalan peragawti saat memamerkan busana disebut dengan ‘cat walk’ (jalan kucing). Kelenturan badan ini pula yang menjadikan kucing mahir bermain-main dan juga berburu binatang kecil, misalnya tikus. Tahukan Ananda bahwa kucing memiliki kemampuan melihat yang luar biasa dalam keadaan gelap. Kucing mampu melihat dengan cahaya yang enam kali lebih
Ekor kucing dipergunakan untuk menjaga keseimbangaan, terutama ketika sedang melompat atau berlari.
rendah dari cahaya minimal yang dibutuhkan oleh manusia untuk melihat. Di samping itu kucing pun memiliki kemampuan mendengar dan mencium yang sangat tajam. Kucing mampu menyelusuri jejak kembali ke rumah atau kandangnya dengan mengandalkan jejak bau tuannya atau yang mengantarnya meskipun jaraknya jauh. Kucing peliharaan sangat senang bermain dan juga latihan berkelahi. Kucing senang bermain dengan boneka terutama boneka yang bergerak atau digerakkan. Latihan inilah yang menjadi modal untuk berburu dan bertarung. Kucing juga sangat mahir memanjat dengan mengandalkan kuku dan kelenturan badannya. Rata-rata usia kucing sekitar 12 sampai 15 tahun. Semasa hidupnya ini kucing banyak menggunakan waktu menjilat bulunya untuk menjaga agar tetap bersih. Kucing memang binatang yang bersih, jika ia membuang kotoran, terutama di pasir ia akan berusaha
menimbunnya sendiri. Nah demikian perkenalan kita dengan sifat dan kemampuan kucing. Berilah kasih sayang kepada kucingkucing peliharaan ananda, kasih sayang ananda akan mereka hargai dengan caranya sendiri. Kucing sangat pandai menggunakan bahasa tubuh meskipun tidak mengeong. Ia menampakkan bahasa tubuh bila kesal, senang, berterima kasih atau just to say hallo to you. Nah selamat mengamati body language of your cat. (*)
Di Indonesia, suara kucing sering ditulis dengan kata “Meong”. Dalam bahasa Inggris yang digunakan di Amerika, suara kucing sering ditulis dengan “Meow”. Di negara Inggris sendiri, suara kucing ditulis “Miaow”. Kalau bahasa Jepang sering ditulis dengan kata “Nya”
Rata-rata umur kucing yang hidup di luar rumah sekitar 3-5 tahun, sementara yang hidup didalam rumah dapat mencapai umur 16 tahun atau lebih lama.
Lidah kucing tidak dapat merasa karena kurangnya sensor syaraf perasa di lidah.
Ketika seekor kucing menggosokkan badannya ke kaki atau badan anda, ia sedang menandai anda dengan baunya dan menyatakan anda sebagai pemiliknya.
MEDANIA EDISI 6 (APRIL-MEI 2014)
29
Bagian 3
RUANG BAHASA ARAB
BAHASA ARAB ITU MUDAH Oleh: Fauzi Rahman
Belajar Mengenal Jenis Kalimat (K Ata)
Kalimat adalah suatu lafad yang memiliki arti. Dalam bahasa Arab terbagi kepada tiga bagian, yaitu: Isim (kata benda), Fiil (kata kerja) dan Huruj (kata sambung).
2. Fiil
Fiil adalah suatu lafad yang menunjukkan arti kata kerja. Ciri umum fiil ada 4 yaitu: a. Qod ( )ْدَق
1. Isim
Isim adalah suatu lafad yang menunjukkan arti benda, tempat, orang, hewan, tumbuhan dll yang bukan kata kerja dan kata sambung. Ciri umum isim ada 3 yaitu: a. Ada alif lam
b. Sin ()َس
c. Saufa ()َفْوَس Maha Pengasih
Langit
Masjid
Orang Mukmin
Sekolah
Masjid
Orang Mukmin
b. Tanwin Buku
d. Ta Tanis () ْت
c. Khafad (jar)
3. Huruf Di atas pohon
Di Dalam Qur’an
Huruf adalah lafad yang tidak mempunyai arti kecuali bila digabungkan satu sama lain. atas =
ke =
dari =
dengan =
Dalam bab tersendiri nanti akan dijelaskan tentang macam-macam huruf yang dirangkaikan dengan isim. Huruf yang biasa dirangkaikan dengan fiil dan ada juga huruf yang dapat dirangkaikan dengan isim dan fiil.
30
MEDANIA EDISI 6 (APRIL-MEI 2014)
MEDANIA EDISI 6 (APRIL-MEI 2014)
31
MEMBUKA PENDAFTARAN
Tahun Ajaran 2014/ 2015
Info Pendaftaran, hubungi: (0411) 210 3884 (0411) 882 693 (0411) 882 679 (0411) 869 994
| KB-TK | SD | SMP | SMA
Kampus Al Azhar Makassar:
Jl. Aroepala, Hertasning baru Telepon: (0411) 869 994 Fax: (0411) 869 388 email: pendaftaran@alazharmks.sch.id Website: alazharmks.sch.id
32
MEDANIA EDISI 6 (APRIL-MEI 2014)